Disusun Oleh:
Kelompok 10/THP B
Helmy Mufidah 151710101035
Dewi Astuti Purnama Sari 151710101071
Wilda Mukhollida 151710101101
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tahapan proses pembuatan biodiesel dari minyak kelapa.
2. Mengetahui karakteristik mutu yang penting dalam pembuatan biodiesel.
3. Mengetahui aplikasi biodiesel dalam kehidupan sehari-hari.
BAB 2. ISI
2.1 Biodiesel
Biodiesel berasal dari dua kata yaitu bio dan diesel.Bio berarti bahan
alami yang berasal dari mahluk hidup yang mudah diperbaharui serta mudah
kembali untuk terurai di alam. Sedangkan diesel berasal dari nama suatu mesin
injeksi yang diciptakan oleh Rudolph Diesel. Jadi, biodiesel merupakan bahan
bakar mesin diesel yang berasal dari minyak nabati atau hewani yang dapat
bekerja pada mesin diesel konvensional, sekalipun tanpa perlu ada modifikasi
ataupun dengan penambahan bahan pelindung (PL. Puppung, 1985 dalam
Sidabutar dan Faniudin, 2013).
Biodesel secara kimia didefinisikan sebagai metil ester atau monoalkil
ester yang diturunkan dari minyak atau lemak alami, seperti minyak nabati, lemak
hewan atau minyak goreng bekas yang dapat digunakan langsung atau dicampur
dengan minyak diesel (Peeples, 1988 ; Darnoko dkk, 2001 dalam Sidabutar dan
Faniudin, 2013).Minyak tumbuhan yang sering digunakan antara lainminyak
sawit (palm oil), minyak kelapa, minyak jarak pagar dan minyak bijikapok randu,
sedangkan lemak hewani seperti lemak babi, lemak ayam, lemaksapi, dan juga
lemak yang berasal dari ikan (Wibisono, 2007).
Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar mesin diesel yang
ramahLingkungan dan dapat diperbarui (renewable).Biodiesel bersifat
biodegradable, dan hampir tidak mengandung sulfur.Dibandingkan dengan bahan
bakar fosil, bahan bakar biodiesel mempunyai kelebihan diantaranya bersifat
biodegradable, non-toxic, mempunyai angka emisi CO2 dan gas sulfur yang
rendah dan sangat ramah terhadap lingkungan (Marchetti dan Errazu, 2008).
Minyak nabati dan biodiesel tergolong ke dalam kelas besarsenyawa-
senyawa organik yang sama, yaitu kelas ester asam-asam lemak.Akan tetapi,
minyak nabati adalah triester asam-asam lemak dengan gliserol,atau trigliserida,
sedangkan biodiesel adalah monoester asam-asam lemakdengan metanol.
Perbedaan wujud molekuler ini memiliki beberapakonsekuensi penting dalam
penilaian keduanya sebagai kandidat bahan bakarmesin diesel :
1. Minyak nabati (yaitu trigliserida) berberat molekul besar, jauh lebih
besardari biodiesel (yaitu ester metil). Akibatnya, trigliserida relatif
mudahmengalami perengkahan (cracking) menjadi aneka molekul
kecil, jikaterpanaskan tanpa kontak dengan udara (oksigen).
2. Minyak nabati memiliki kekentalan (viskositas) yang jauh lebih besar
dariminyak diesel/solar maupun biodiesel, sehingga pompa
penginjeksi bahanbakar di dalam mesin diesel tak mampu
menghasilkan pengkabutan(atomization) yang baik ketika minyak
nabati disemprotkan ke dalamkamar pembakaran.
3. Molekul minyak nabati relatif lebih bercabang dibanding ester metil
asam-asamlemak. Akibatnya, cetane number minyak nabati lebih
rendahdaripada cetane number ester metil.Cetane number adalah
tolok ukurkemudahan menyala/terbakar dari suatu bahan bakar di
dalam mesindiesel.
Di luar perbedaan yang memiliki tiga konsekuensi penting di atas,
minyaknabati dan biodiesel sama-sama berkomponen penyusun utama ( 90
%-berat)asam-asam lemak.Pada kenyataannya, proses transesterifikasi
minyak nabatimenjadi ester metil asam-asam lemak, memang bertujuan
memodifikasiminyak nabati menjadi produk (yaitu biodiesel) yang
berkekentalan miripsolar, cetane number lebih tinggi, dan relatif lebih stabil
terhadapperengkahan.