PEDOMAN
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI
MENGENAI
PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA
1
KESEHATAN DAERAH MILITER IV/DIPONEGORO
RUMKIT TK IV 04.07.03 DR.ASMIR
TENTANG
KEPALA RS DR.ASMIR
2
Memperhatikan : 1. Surat perintah Kepala Rumah Sakit Nomor Sprin 458 / XI / 2016
tentang Kelompok Kerja Pendidikan Pasien dan Keluarga di
Rumah Sakit Tk.IV.04.07.03 DR.ASMIR
2. Hasil perumusan kelompok kerja penyusunan Buku Pedoman
tentang Pendidikan Pasien dan Keluarga Pasien di Rumah Sakit
Tk.IV 04.07.03 DR.ASMIR
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Salatiga
Pada tanggal 19 Desember 2016
Kepala RS Dr.Asmir
Distribusi :
1. Ketua Komite Medik Rumah Sakit Tk.IV.04.07.03 Dr.Asmir
2. Ketua Komite Keperawatan Rumah Sakit Tk.IV 04.07.03 Dr.Asmir
3. Para Kadep, Ka Instal Rumah Sakit Tk.IV 04.07.03 Dr.Asmir
4. Kabina Yankesmasum Rumah Sakit Tk.IV 04.07.03 Dr.Asmir
3
BUKU PEDOMAN
PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA
DI RUMAH SAKIT TK.IV 04.07.03 DR.ASMIR
BAB I
PENDAHULUAN
A. UMUM
1. Rumah Sakit Tk.IV 04.07.03 Dr.Asmir sebagai salah satu rumah sakit rujukan bagi
TNI, PNS TNI dan keluarganya di jajaran Korem 073 Makutarama, senantiasa
berupaya untuk meningkatkan mutu dalam memberikan pelayanan dan dukungan
kesehatan bagi TNI dan keluarganya serta masyarakat umum. Demikian juga
dalam memberikan pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarga di Rumah
Sakit.
2. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
3. Pelayanan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
semua individu pengguna jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan kode etik dan
standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
4. Rumah Sakit Tk.IV 04.07.03 Dr.Asmir sebagai salah satu badan pelaksana
Kesehatan Angkatan Darat merupakan rumah sakit kebanggaan prajurit dan
warga TNI. Tugas pokok Rumah Sakit Tk.IV 04.07.03 Dr.Asmir menyelenggaraan
dan melaksanakan fungsi perumah sakitan di tingkat Korem 073 Makutarama
dan sebagai rujukan dijajaran Kodim 0714 Salatiga, dituntut untuk selalu
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, dengan meningkatkan
kemampuan sesuai dengan dinamika perkembangan yang ada, baik dari aspek
spektrum penyakit maupun kemajuan teknologi.
5. Untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu perlu dilakukan komunikasi
efektif antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya dan di rumah
sakit. Dalam komunikasi tersebut, disampaikan edukasi pasien dan keluarganya
mengenai penyakit yang dideritanya, tatalaksana, setiap pelayanan / tindakan
yang akan diberikan dan kondisi umum pasien.
6. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlu dibuat pedoman edukasi pasien dan
keluarga dalam menunjang terlaksananya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
Tk.IV 04.07.03 Dr.Asmir
4
7. Guna mengomptimalkan upaya peningkatan kesehatan bagi pasien dan keluarga,
maka perlu dibuat buku pedoman pelaksanaan pendidikan kesehatan bagi pasien
dan keluarga.
D. LANDASAN
1. Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. KMK 1426/Menkes/SK/XII/2006 tantang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan
Rumah sakit ( PKRS ).
3. Undang-Undang No.29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
4. Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Undang-Undang Nomor 44/2009 tentang Rumah Sakit
6. PMK 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medik
7. PMK 290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
8. Undang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
9. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / MENKES / SK / VI / 1993 tentang
berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit
E. PENGERTIAN
5
1. Pendidikan kesehatan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk membantu
individu, keluarga dan masyarakat untuk meningkatakan kemampuannya untuk
mencapai kesehatan secara optimal ( Notoatmodjo, 1993 ).
2. Stuart (1968), dikutip oleh Suhila(2002) mengatakan bahwa pendidikan kesehatan
adalah komponen program kesehatan dan kedokteran yang terdiri atas upaya
terencana untuk mengubah perilaku individu, keluarga, dan masyarakat yang
merupakan cara perubahan berfikir, bersikap, dan berbuat dengantujuan
membantu pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan promosi hidup
sehat.
6
BAB II
PEDOMAN PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA
A. UMUM
Pendidikan pasien dan keluarga pasien diperlukan agar pemberian pelayanan
kesehatan pasien di Rumah Sakit dapat berjalan lancar sesuai rencana tatalaksana
penyakitnya.
1. Pendidikan pasien dan keluarga pasien yang berhubungan dengan pelayanan
pasien yaitu pendidikan yang diberikan tentang penggunaan obat dan peralatan
medis yang aman, potensi interaksi antara obat dan dengan makanan, pedoman
nurtrisi, manajemen nyeri dan teknik rehabilitasi.
2. Pendidikan dan pelatihan pasien dan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan
kesehatan berkelanjutan, yaitu pendidikan dan pelatihan bagi pasien dan
keluarga, agar mereka dapat memenuhi kebutuhan kesehatan selanjutnya setelah
pulang perawatan, seperti mereka harus kontrol kemana, bagaimana merawat
luka sendiri atau keluarga, ataupun informasi dimana komunitasnya untuk bisa
saling bertukar informasi dan lain-lain.
3. Verifikasi hasil edukasi yaitu edukasi yang sudah diberikan, diverifikasi apakah
pasien dan keluarga mengerti dan memahami pendidikan yang diberikan.
4. Pemberian pendidikan secara kolaboratif, yaitu bila ada indikasi pemberian
pendidikan oleh beberapa disiplin ilmu atau bagian terhadap pasien yang sama,
maka pendidikan diberikan secara kolaboratif agar pengetahuan yang didapat
pasien dan keluarga lebih komprerhensif, konsisten dan efektif.
Sebelum pendidikan pasien dan keluarga pasien dilaksanakan, pasien dan
keluarga dieassesmen mengenai kebutuhan, materi pendidikan dan tingkat
kemampuan serta kemauan belajar mereka, agar tujuan pendidikan tersebut tercapai.
Untuk melaksanakan pendidikan pasien dan keluarga pasien diperlukan
mekanismenya dan sistem pencantatan di setiap Departemen / Instalansi Rumah
Sakit.
7
pasien untuk menerima informasi. Data ini digunakan dalam merencanakan teknik
apa yang digunakan dalam pendidikan pasien dan keluarga, agar tujuan pedidikan
dapat dicapai.
C. LANGKAH-LANGKAH
1. Melaksanakan pendidikan pasien dan keluarga sesuai standar akreditasi Rumah
Sakit.
a. Rumah sakit memberikan penyuluhan yang mendukung partisipasi pasien dan
keluarganya dalam keputusan perawatan dan proses perawatan.
b. Kebutuhan penyuluhan setiap pasien diassemen dan dimasukkan ke dalam
Rekam Medik ( Formulir pengkajian pasien )
c. Penyuluhan dan pelatihan membantu memenuhi kebutuhan kesehatan pasien
yang berkesinambungan.
d. Penyuluhan pasien dan keluarga mencakup topik-topik berikut yang berkaitan
dengan penyakit pasien, penggunaan obat-obat yang aman, penggunaan
peralatan medis yang aman, potensi interaksi antara obat-obatan dan
makanan, panduan gizi, manajemen nyeri serta teknik-teknik rehabilitasi.
e. Metode penyuluhan dipilih dengan memepertimbangkan nilai yang dianut dan
prefensi pasien dan keluarganya, serta memungkinkan terjadinya interaksi
yang memadai antara pasien, keluarga pasien dan staf sehingga terjadi proses
pembelajaran.
f. Profesional kesehatan yang merawat pasien bekerjasama untuk menyediakan
penyuluhan.
2. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pendidikan pasien dan keluarga
bekerjasama dengan PKRS setiap bulan.
3. Membuat laporan hasil pelaksanaan pendidikan pasien dan keluarga kepada Ka
Rumah Sakit TK IV 04.07.03 Dr.Asmir
8
BAB III
PENGORGANISASIAN
A. UMUM
Organisasi Panitian Pelaksanaan Pendidikan Pasien dan Keluarga Pasien
( PPK ) / Patient and Family Education (PFE), dibentuk untuk menjawab kebutuhan
rumah sakit dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang
dibutuhkan pasien dan keluarganya untuk membuat keputusan perawatan,
berpartisipasi dalam perawatan, dan melanjutkan perawatan di rumah. Organisasi
PPK disyahkan oleh kepala rumah sakit, yang keanggotaannya meliputi perwakilan
dari berbagai profesi terkait dari instalansi dan unit yangmemberiakn pelayanan
kepada pasien secara langsung. Adapun petugas yang dimaksudkan adalah dokter
DPJP, dokter spesialis, farmasi, perawat, ahli gizi, fisioterapis, psikiater, dan
rohaniawan.
Kepala Rumah Sakit TK IV.04.07.03 Dr.Asmir menunjuk ketua tim PPK dan
memeberi kewenangan dalam menjalankan program dan menentukan sikap dan
dalam memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarganya. Tim PPK terdiri dari
ketua tim, sekretaris, dan keanggotaan yang meliputi penanggung jawab di masing-
masing ruangan baik instalansi rawat jalan dan instalansi rawat inap.
B. STRUKTUR ORGANISASI
9
STRUKTUR ORGANISASI PKRS
RUMKIT TK.III.04.06.02 BHAKTI WIRA TAMTAMA
iya
KETUA PKRS
drg. Nirmalinda Sp KGA 10
BENDAHARA
Fitriyah Binti
UNIT PPK
1. dr. Bayu
2. Siyam
3. Farid Ners
4. Anindtya
5. Widia Ani
KORBID KEMITRAAN
KORBID PEMBERDAYAAN
MEDIA 1. Kapten CKM Punjul
1. Kapten Aris Y 2. Sertu Sugeng Prayitno
2. Dahlan Rohmad 3. Dwi Sri Gunanti
C. TUGAS DAN 3. Yudha TANGGUNG JAWAB
2. SEKRETARIS PKRS
a. Membantu Ketua Tim PKRS dalam kegiatan administrasi PKRS.
b. Mengkoordinasikan dengan Ketua Unit PKRS dalam mengagendakan
pertemuan internal.
c. Membuat notulensi pertemuan internal dan pertemuan lain yang dihadiri oleh
Ketua Unit dan atau memintakan notulen hasil pertemuan yang didelegasikan
ke Ketua Sub Unit PKRS.
d. Mengajukan kebutuhan ATK dan sarana prasarana lainnya.
e. Membantu Sub-sub Unit PKRS dalam teknis pembuatan sarana dan prasarana
PKRS.
11
f. Membantu Sub-sub Unit PKRS dalam pemasangan/ setting sarana dan
prasarana PKRS.
12
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. UMUM
Rumah Sakit mempunyai kewajiban untuk memberikan edukasi kepada
pasien dan keluarga agar mereka mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk
berpartisipasi dalam proses perawatan kesehatan dan keputusan perawatan.
Edukasi direncanakan untuk memastikan bahwa setiap pasien mendapatkan
penyuluhan yang dibutuhkannya. Rumah sakit memilih cara untuk mengelola
semberdaya pendidikannya dengan efektif dan efisien, menunjukan koordinator,
menyelenggarakan, bekerjasama dengan semua staf untuk memberikan edukasi
secara terkoordinir.
B. METODE PELAKSANAAN
Sebelum memberikan edukasi terlebih dahulu dilakukan assesmen terhadap
kebutuhan edukasi pasien dan keluarga.
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Persiapan Tempat
Persiapan tempat yangdimaksud sangat penting dalam pemberian
edukasi karena tempat atau ruangan yang kondusif dapat membantu pasien atau
keluarga untuk menerima edukasi yang jelas dan paham apa yang telah
diedukasikan oleh pasien dan keluarga.
2. Metoda
Dalam memberikan pendidikan kesehatan keadaan pasien dan keluarga
dapat menggunakan beberapa metoda sesuai dengan tujuan pendidikan
kesehatan. Metoda pelaksanaan pendidikan kesehatan dapat berupa perorangan
dan kelompok.
a. Metode perorangan diberikan apabila pasien dan keluarga menginginkan
informasi yang jelas tentang penyakitnya, atau pasien dan keluarga yang
membutuhkan privasi, pasien dan keluarga yang membutuhkan informasi
untuk pengambilan keputusan.
b. Metoda kelompok dilakukan untuk memberikan edukasi dalam rangka upaya
pencegahan kekambuhan dan komplikasi.
Selain metode pelaksanaan juga diperlukan metode edukasi dalam
pemberian pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga, metode tersebut
meliputi :
a. Ceramah
b. Diskusi tanya jawab
c. Demonstrasi
13
d. Simulasi
e. Latihan dan Praktik
3. Media
Dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga,
media yang digunakan sesuai tujuan pembelajaran. Media yang dimaksud
meliputi :
a. Leaflet atau brosur
b. Booklet
c. Lembar balik
d. Poster
e. LCD, video, TV kabel
f. Boneka/panthom
g. Alat-alat lain sesuai kebutuhan.
4. Persiapan pasien dan keluarga
Untuk melaksanakan edukasi kepada pasien dan keluarga, sebelumnya
dikaji kesediaannya untuk menerima edukasi yang diberikan, agar edukasi dapat
diterima dengan baik dan jelas.
5. Persiapan petugas edukator
Petugas edukator adalah petugas kesehatan yang telah dilatih dalam
pemberian edukasi dan harus mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan
baik.
6. Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan sesuai kondisi dan kebutuhan pasien dan keluarga
dan koordinasi dengan perawat penanggung jawab pasien.
BAB V
PENUTUP
A. EVALUASI
Program PPK dapat dilaksanakan secara optimal bila didukung kepedulian
oleh semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan PPK, sarana yang menunjang,
dan kebijakan dari pimpinan. Pelaksanaan PPK dievaluasi secara berkala secara 3
bulan, dan hasilnya dapat ditindak Salatiga, 19 Desember 2016
lanjuti untuk perbaikan. Kepala RS Dr.Asmir
14
15