Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Pendidikan Anak dengan Kecerdasan dan Keberbakatan Istimewa


Kecerdasan Visual Spasial Pada Anak

Disusun oleh:
Feby Suryana Putri (1300104)
Lia Siska Wardani (1300102)
Riski Alfitri (1300088)
Wiwit Dwiyuliana (1300099)

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGRI PADANG
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul kecerdasan visual dan spasial.

Makalah ini berisikan tentang informasi anak dengan kecerdasan istimewa dan
keberbakatan istimewa atau yang lebih khususnya kecedasan spasial.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Padang, September 2014

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah hak seluruh warga negara tanpa membedakan asal-usul, status
sosial ekonomi, maupun keadaan fisik seseorang, termasuk anak-anak yang mempunyai
kelainan sebagaimana di amanatkan dalam UUD 1945 pasal 31. . Dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hak anak untuk memperoleh
pendidikan dijamin penuh tanpa adanya diskriminasi termasuk anak-anak yang mempunyai
kelainan atau anak yang berkebutuhan khusus.

Pengertian Anak Gifted (CIBI Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa)


Anak gifted adalah anak yang memiliki kemampuan intelektual tinggi (gifted) serta
menunjukan penonjolan kecakapan khusus yang bidangnya berbeda-beda antara anak satu
dengan anak yang lain (talented).

Kecerdasan Visual Spasial adalah kecerdasan gambar dan visualisasi, Kecerdasan ini
melibatkan kemampuan untuk memvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang atau
mencitrakannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak berkebutuhan khusus

Pendidikan adalah hak seluruh warga negara tanpa membedakan asal-usul, status
sosial ekonomi, maupun keadaan fisik seseorang, termasuk anak-anak yang mempunyai
kelainan sebagaimana di amanatkan dalam UUD 1945 pasal 31. . Dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hak anak untuk memperoleh
pendidikan dijamin penuh tanpa adanya diskriminasi termasuk anak-anak yang mempunyai
kelainan atau anak yang berkebutuhan khusus. Anak dengan kebutuhan khusus (special needs
children) dapat diartikan secara simpel sebagai anak yang lambat (slow) atau mangalami
gangguan (retarded) yang tidak akan pernah berhasil di sekolah sebagaimana anak-anak pada
umumnya. Banyak istilah yang dipergunakan sebagai variasi dari kebutuhan khusus,
seperti disability, impairment, danHandicap. Menurut World Health Organization (WHO),
definisi masing-masing istilah adalah sebagai berikut:
1. Disability : keterbatasan atau kurangnya kemampuan (yang dihasilkan
dari impairment) untuk menampilkan aktivitas sesuai dengan aturannya atau masih
dalam batas normal, biasanya digunakan dalam level individu.
2. Impairment: kehilangan atau ketidaknormalan dalam hal psikologis, atau struktur
anatomi atau fungsinya, biasanya digunakan pada level organ.
3. Handicap : Ketidak beruntungan individu yang dihasilkan
dariimpairment atau disability yang membatasi atau menghambat pemenuhan peran
yang normal pada individu.
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang
berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental,
emosi atau fisik.

B. Jenis-jenis Anak Berkebutuhan Khusus

Konsep anak berkebutuhan khusus (children with special needs) memiliki makna dan
spektrum yang lebih luas dibandingkan dengan konsep anak luar biasa (exceptional children). Anak
berkebutuhan khusus adalah anak yang secara pendidikan memerlukan layanan yang spesifik yang
berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus ini memiliki apa yang disebut
dengan hambatan belajar dan hambatan perkembangan (barier to learning and development). Oleh
sebab itu mereka memerlukan layanan pendidikan yang sesuai dengan hambatan belajar dan
hambatan perkembang yang dialami oleh masing-masing anak.

Yang termasuk kedalam anak berkebutuhan khusus antara


lain: tunanetra,tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak
berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak
luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, anak berkebutuhan khusus
memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi
mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan
menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.

Tunanetra
Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. tunanetra
dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (Blind) dan low vision. Definisi
Tunanetra menurut Kaufman & Hallahan adalah individu yang memiliki lemah penglihatan
atau akurasi penglihatan kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki
penglihatan. Karena tunanetra memiliki keterbataan dalam indra penglihatan maka proses
pembelajaran menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra
pendengaran. Oleh karena itu prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran
kepada individu tunanetra adalah media yang digunakan harus bersifat taktual dan bersuara,
contohnya adalah penggunaan tulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata.
sedangkan media yang bersuara adalah tape recorder dan peranti lunak JAWS. Untuk
membantu tunanetra beraktifitas di sekolah luar biasa mereka belajar mengenai Orientasi dan
Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui
tempat dan arah serta bagaimana menggunakan tongkat putih (tongkat khusus tunanetra yang
terbuat dari alumunium)
Tunarungu
Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik
permanen maupun tidak permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan
pendengaran adalah: Gangguan pendengaran sangat ringan(27-40dB), Gangguan
pendengaran ringan(41-55dB), Gangguan pendengaran sedang(56-70dB), Gangguan
pendengaran berat(71-90dB), Gangguan pendengaran ekstrim/tuli(di atas 91dB). Karena
memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam
berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu
menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional
sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah
sedang dikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa
verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam
memahami konsep dari sesuatu yang abstrak.
Tunagrahita
Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada
dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul
dalam masa perkembangan. klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatanIQ.
Tunagrahita ringan (IQ : 51-70), Tunagrahita sedang (IQ : 36-51), Tunagrahita berat (IQ : 20-
35), Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20). Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih
dititik beratkan pada kemampuan bina diri dan sosialisasi.

Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh
kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat
kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada
tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktifitas fisik tetap
masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan
mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam
gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
Tunalaras
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi
dan kontrol sosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak
sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan
karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.
Kesulitan belajar
Adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar
psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara dan menulis yang
dapat mempengaruhi kemampuan berfikir, membaca, berhitung, berbicara yang disebabkan
karena gangguan persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak, dislexia,
dan afasia perkembangan. individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas rata-
rata, mengalami gangguan motorik persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak, gangguan
orientasi arah dan ruang dan keterlambatan perkembangan konsep.
C. Pengertian Anak CIBI

Pengertian Anak Gifted (CIBI Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa)


Anak gifted adalah anak yang memiliki kemampuan intelektual tinggi (gifted) serta
menunjukan penonjolan kecakapan khusus yang bidangnya berbeda-beda antara anak satu
dengan anak yang lain (talented)

Perbedaan anak gifted dan talented:


Gifted
anak gifted menunjukan kemampuan berfikir denagn ditandai IQ tinggi (>= 140)
disamping cenderung menunjukan kecakapan khusus yang menonjol pada suatu bidang
ilmu pendidikan tertentu dimana antara gifted satu sama dengan yang lain bidangnya
tidak sama.

Talented
Anak talented hanya menunjuukan satu bidang kemahiran khusus saja. Misalnya seni
music, drama, mengarang, melukis dan sebagainya. Namun kemahiran ini berarti luar
biasa dalam mengetahui. Misalnya dalam musik, anak talented berarti mengetahui irama,
nada, keselarasan, interpretasi, keterampilan dalam memainkan alat music dan lain-lain.
Kemahiran tersebut berasal dari bakat bawaan anak,. Jadi, talent = penonjolan pada suatu
bidang tetentu saja dari suatu individu yang dibawa sejak lahir atau secara umum disebut
bakat berarti kecakapan khusus yang sifatnya non intelektif.

Gifted lebih berhubungan dengan bidang akademik atau intelektual, sedangkan talented
lebih berhubungan dengan bidang non akademik, seperti bidang seni, kepemimpinan
social dan lain-lain.
Gifted berarti sudah mencakup talented, sacara implisit, tetapi talented menunjukan
gambaran penonjolan kecakapan khusus pada bidang tertentu.

Ciri-ciri Anak Gifted


Pada umumnya, terdapat tiga ciri pokok anak gifted:
- Memiliki kemampuan diatas rata-rata
- Kreatifitas diatas rata-rata
- Komitmen terhadap tugas yang cukup tinggi
Anak-anak ini memiliki komitmen terhadap tugas yang sangat tinggi, mereka memiliki
orientasi dan tanggung jawab yang jelas terhadap tugas yang diberikan. Cara lain yang
dapat digunakan orang tua dalam mengidentifikasi anak gifted, yakni saat berusia antara 4
sampai 8 tahun. Selain itu juga terdapat beberapa karakteristik tertentu yang dapat diamati
saat anak berada di rumah (Smutny, 1999):

1. Menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap banyak hal.


2. Memiliki perbendaharaan kata yang banyak dan menggunakan kalimat lengkap saat
berkomunikasi.
3. Memiliki sense of humor dan berpikir dengan cerdas.
4. Menyelesaikan masalah dengan cara yang unik atau tidak biasa.
5. Memiliki ingatan yang bagus.
6. Menunjukkan bakat yang menonjol dalam seni, musik atau drama.
7. Menunjukkan imajinasi yang orisinil.
8. Bekerja secara mandiri dan berinisiatif.
9. Memiliki minat dalam membaca
10. Memiliki perhatian yang menetap atau keinginan yang menetap dalamtugas yang
dikerjakan
11. Merupakan anak yang dapat belajar dengan cepat.

Sementara itu, Slverman mendeskripsikan kararteristik anak gifted sebagai berikut:

1. Lancar menggunakan computer


2. Memiliki penjelasan yang bagus
3. Memiliki pendangaran yang ajam
4. Memiliki banyak ide menarik
5. Rasa ingin tahu yang tinggi
6. Preseptip dan insightfull
7. Rasa humor yang tinggi
8. Memiliki ingatan jangka panjang yang sangat baik
9. Sangat kreatf dan imajinatif
10. Memahami konsep-konsep abstrak
11. Dapat melakukan pekerjaan yang menantang dengan baik
12. Penguasaan kosakata yang luas
13. Pengamat yang hebat
14. Pemahaman yang baik
15. Mungkin memiliki kemampuan yang baik dalam dunia seni sains, geometri, musik,
mekanik, dan teknologi.
16. Memilki kemampuan verbal tingkat tinggi dalam diskusi.

Klasifikasi Anak Gifted


Keberbakatan itu sendiri sangatlah kompleks, bukan hanya ditentukan oleh Nilai IQ-
nya saja, akan tetapi merupakan faktor multidimensi dan dinamis (van Tiel).
Carpenter (2001) & Lyth (2003), Membagi anak berbakat atas:
a. Ringan (mild) IQ = 115-129;
b. Sedang (moderate) IQ = 130-144;
c. Tinggi (high) IQ = 145-159;
d. Kekecualian (exceptional ) IQ = 160-179;
e. Amat sangat (Profound) IQ = 180 +.

Sedangkan IQ normal berkisar antara 85-115, dengan normal absolute 100. Makin
besar jaraknya dari nilai normal, makin membutuhkan modifikasi sarana pendidikan.
Terdapat 3 kelompok anak berbakat:

1. Berbakat global: yaitu anak berbakat pada semua atau hampir semua area; biasanya
matematika dan verbal;
2. Berbakat matematika: anak dengan kemampuan matematika yang tinggi. Anak ini
akan baik dibidang spasial, sebab-sebab nonverbal, daya ingat;
3. Berbakat verbal: anak dengan kemampuan bahasa yang kuat. Anak ini mampu
berbahasa yang lebih bila dibandingkan dengan anak seusianya. Penampilan
verbalnya lebih baik.
Masalah pada Anak Gifted
Dalam banyak kasus justru muncul kendala yang dihadapi oleh anak gifted, yakni
berupa permasalahan:
1. Anak gifted biasanya memiliki problem dalam membina hubungan dengan teman.
Karena kecerdasannya yang tinggi dan kemampuan berpikir yang bagus, sehingga
tidak jarang teman sebayanya mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan
mengimbangi pembicaraan dengan anak ini.
2. Kurang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan di sekitarnya, karena mereka
cenderung mandiri dan sulit untuk merasa nyaman dengan keadaan yang ada.
3. Mereka memiliki standart yang tinggi terhadap suatu pekerjaan, sehingga terkadang
tidak disukai teman-temannya.

Anak berbakat dapat pula mengalami gangguan belajar. Kelompok ini dibagi atas 3
subgroups yaitu:

1. Anak telah teridentifikasi sebagai berbakat tapi kesulitan disekolah. Anak ini
pencapaiannya dibawah kemampuannya, kadang adanya kesulitan belajar tidak
terdiagnosa, sampai sekolah memberikan tambahan stimulus, sehingga kesulitan
dibidang akademik terlihat dia berada dibawah kemampuan seusianya;
2. Anak dengan kesulitan belajar yang berat, sehingga adanya kemampuan bakat tidak
pernah dikenali. Baum 1985 menemukan 33% anak dengan kesulitan belajar
mempunyai kemampuan intelektual yang superior. Anak2 ini tidak pernah
mendapatkan program untuk anak berbakat;
3. Anak dengan kemampuan dan kesulitan belajar yang saling menutupi secara tumpang
tindih. Anak ini berada dikelas regular, dan kemampuannya pada tingkat rata-rata
(Brody 1997).

Dari permasalahan sosial yang telah dijelaskan, secara tidak langsung pasti akan
berpengaruh terhadap perkembangan emosinya. Anak akan merasa ditolak oleh
lingkungannya, sulit bergaul dan kemudian menarik diri, bahkan frustasi dengan
keadaan yang mereka alami. Karena ada perbedaan yang cukup jauh antara keadaan
di sekeliling dengan kemampuannya yang jauh lebih tinggi dibanding anak lain
seusianya.Sementara itu memperjuangkan pendidikan anak-anak dengan kecerdasan
istimewa (gifted children) bukanlah hal mudah. Hal ini karena:
1. Berbagai komponen baik masyarakat, orang tua, dan pihak sekolah masih tidak
memahami apa yang disebut anak cerdas istimewa (gifted children).
2. Pendidikan anak cerdas istimewa (gifted children) saat ini yang dikenal di Indonesia
hanyalah kelas akselerasi, padahal sementara itu pendidikan model ini secara ilmiah
sudah tidak disarankan lagi, karena terbukti justru tidak memperhatikan faktor
kreativitas berpikir serta perkembangan sosial emosional seorang anak cerdas
istimewa.
3. Karakteristik personalitas dan pola tumbuh kembang alamiah seorang anak cerdas
istimewa masih tidak dipahami secara luas, sehingga berbagai kesulitan
perkembangan seorang anak gifted tidak pernah dikenal oleh pihak-pihak yang
seharusnya menyantuninya, terutama pihak sekolah. Sehingga anak-anak cerdas
istimewa justru tidak diterima oleh institusi pendidikan karena dianggap sebagai anak
bermasalah. Sekalipun itu adalah kelas akselerasi.
4. Dengan begitu kelas akselerasi pada akhirnya sebagai kelas anak cerdas istimewa
tanpa murid cerdas istimewa, umumnya berisi anak cerdas normal yang mempunyai
gaya belajar yang cocok dengan program yang ditekankan, yaitu pemampatan materi.
Sementara itu anak-anak cerdas istimewa adalah seorang anak yang sangat mandiri,
didaktif, kreatif berpikir analisis, tidak dapat ditekan apalagi dilakukan drilling harus
cepat-cepet selesai.
5. Tidak pernah disadari bahwa semakin tinggi kecerdasan seorang anak ia akan
mempunyai cara berpikir (cognitive style) yang berbeda dengan anak-anak normal
sehingga ia membutuhkan ruang gerak leluasa untuk mengembangkan apa yang
menjadi minatnya. Ia membutuhkan pendidikan bersama teman-teman sebayanya
dalam kelas-kelas sekolah normal, dengan perhatian ektra ke dua arah yaitu
kecerdasannya yang istimewa dan juga berbagai kesulitan tumbuh kembangnya.
Bentuk kelas seperti ini yang kemudian disebut sebagai kelas-kelas inklusi.
6. Semakin tinggi inteligensia seorang anak, minatnya menjadi semakin sempit pada
bidang-bidang khusus.
D. Anak dengan Kecerdasan Spasial

Kecerdasan Spasial/Visual
Bentuk kecerdasan ini umumnya terampil menghasilkan imaji mental dan
menciptakan representasi grafis, mereka sanggup berpikir tiga dimensi, mampu
mencipta ulang dunia visual.
Kecerdasan ini dapat ditemukan pada pelukis, pematung, programmer komputer,
desainer, arsitek.
Berhubungan dengan pelajaran menggambar. Tokoh yang dapat diceritakan berkaitan
dengan kecerdasan ini, misalnya Picasso, Walt Disney, Garin Nugroho.

Kecerdasan Visual Spasial adalah kecerdasan gambar dan visualisasi, Kecerdasan ini
melibatkan kemampuan untuk memvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang atau
mencitrakannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi.

Ciri-ciri anak dengan potensi kecerdasan ini:

1. Mampu/mudah tertarik dengan melihat gambar, bentuk, warna, ruang, benda


dengan mudah

2. Mudah mengingt letak benda dan lokasi (objek dengan ruang)

3. Memiliki daya imajinasi yang tinggi, mampu membayangkan sesuatu yang


tidak dilihat

4. Memiliki kelebihan dalam menyesuaikan sesuatu menjadi serasi

5. Senang mendesain sesuatu/menggambar dan melakukan permainan dengan


komputer

6. Hasil gambarnya biasanya cukup bagus dan senang membaca peta

Stimulasi untuk melejitkan potensi anak dalam kecerdasan visual-spasial


1. Sering diajak bepergian dan minta mereka untuk memperhatikan lokasi
sebuah temapat, letak toko, dll

2. Minta mereka menceritakan bagaimana cara mencapai sebuah tempat (misalnya


ke rumah nenek)

3. Perbanyak kegiatan menggambar, mulai dari gambar dua dimensi lalu


tingkakatkan ke tiga dimensi

4. Perkenalkan dengan alat-alat bantu belajar berupa tiga dimensi, misalnya


anatomi tubuh atau kerangka binatang

5. Permainan semacam rubik juga dapat membantu meningkatkan kecerdasa


visual visual spasial juga kecerdasan logika matematika

6. Kegiatan mencari jejak kelompok selain meningkatkan visual spasial, juga bisa
meningkatkan beberapa kecerdasan lain seperti kecerdasan naturalis,
kecerdasan logika matematika dan interpersonal

7. Buku-buku yang cocok untuknya adalah jenis buku bergambar menarik apa saja
berkaikan dnegan ilmu pengetahuan, daerah wisata, bangunan-bangunan
bersejarah, tempat-tempat terkenal, tofografi, tubuh, peta dunia, dll

Contoh karier dengan kecerdasan visual spasial antara lain: seniman, pemahat, pamatung,
penemu, desainer grafis/interior/eksterior, animator, arsitek, guru, seni, ilustrator, insinyur
sipil, fotografer, wartawan foto, perencana tata kota, penata toko, dll.

Kelebihan para pemilik picture smart, selain terletak pada imajinasinya juga pada
matanya. Mata mereka biasanya peka atau jeli menangkap hal-hal yang tidak dilihat oleh
orang lain. .

Ciri-ciri:
Tidak mengalami kesulitan dalam membaca peta, lebih tertarik pada gambar daripada tulisan,
peka terhadap warna, suka fotografi atau videografi, mampu membayangkan sebuah benda
dilihat dari berbagai sudut, suka mencoret-coret bila sedang bertelepon atau berbicara dengan
orang, suka bermainpuzzle, suka menyederhanakan sesuatu menjadi gambar, gemar membaca
komik, imajinatif (mudah membayangkan), peka terhadap tata letak (interior, majalah, dsb),
suka menggambar.

Pengembangan:
Lebih banyak menggambar. Jika anda sedang belajar, cobalah untuk menggambar poin-poin
penting yang anda dapatkan, karena anda akan lebih mudah mengingatnya. Jika anda sedang
menulis catatan apa saja, cobalah untuk menambahkan gambar-gambar yang berhubungan
dengan catatan anda. Lebih baik lagi jika anda membuat catatan harian (diary) berupa sketsa.
Banyaklah membaca buku-buku yang memuat berbagai visualisasi menarik (buku-buku
desain, fotografi, dsb).

Kecerdasan lain yang mendukung:


Kecerdasan lain yang paling mendukung adalah nature smart. Biasanya alam adalah sumber
inspirasi yang tak terbatas bagi para seniman. Dalam dunia kerja, dibutuhkan juga berbagai
kecerdasan lain untuk menunjang picture smart anda. Biasanya logic smart juga dibutuhkan
untuk menunjang picture smart anda. Bahkan seorang desainer grafis juga membutuhkan
word smart dalam pekerjaannya.

Pekerjaan yang sesuai:


Desainer grafis, arsitek, desainer interior, pemahat/pematung, fotografer, kamerawan,
ilustrator, komikus, pelukis, desainer produk, animator, dan sebagainya.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kecerdasan Spasial/Visual

Bentuk kecerdasan ini umumnya terampil menghasilkan imaji mental dan menciptakan
representasi grafis, mereka sanggup berpikir tiga dimensi, mampu mencipta ulang dunia
visual.Kecerdasan ini dapat ditemukan pada pelukis, pematung, programmer komputer,
desainer, arsitek.Berhubungan dengan pelajaran menggambar. Tokoh yang dapat diceritakan
berkaitan dengan kecerdasan ini, misalnya Picasso, Walt Disney, Garin Nugroho.

Ciri-ciri anak dengan potensi kecerdasan ini:

1. Mampu/mudah tertarik dengan melihat gambar, bentuk, warna, ruang, benda


dengan mudah

2. Mudah mengingt letak benda dan lokasi (objek dengan ruang)

3. Memiliki daya imajinasi yang tinggi, mampu membayangkan sesuatu yang


tidak dilihat

4. Memiliki kelebihan dalam menyesuaikan sesuatu menjadi serasi

5. Senang mendesain sesuatu/menggambar dan melakukan permainan dengan


komputer

6. Hasil gambarnya biasanya cukup bagus dan senang membaca peta


DAFTAR PUSTAKA

1. Sumekar, ganda.2009. Anak Berkebutuhan Khusus. Padang: UNP PRESS.


2. Wardani,IG.A.K, dkk.2008. Pengantar Pendidikan Luar Biasa.Jakarta:Universitas
Terbuka.
3. http://kecerdasanmajemuk.blogspot.com/2007/04/picture-smart.html (diakses tanggal
9 september 2014)
4. http://www.duniaanakcerdas.com/kecerdasan-visual-spasial.html (diakses tanggal 9
september 2014)

Anda mungkin juga menyukai