Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGOLAHAN TEKNOLOGI MINERAL


BESI DAN BAJA

Disusun Oleh :
Aldi Dian P H (121130161)
Nanda Dicky W (121140058)
Shelly Puspita Dewi (121140082)
Anida Sarastika (121140112)
Tantriyani (121140170)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

YOGYAKARTA

2017
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Besi (Fe) merupakan salah satu logam yang mempunyai peranan yang
sangat besar dalam kehidupan manusia, besi banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari dan industri konstruksi. Besi berada dalam bentuk senyawanya,
terutama sebagai bijih besi, yang mengandung Fe2O3 (hematite), Fe2O3.H2O
(limonit), Fe3O4 (magnetic), FeCO3 (siderite), dan FeS2 (pirit).
Di udara besi mudah mengalami korosi, yaitu proses perusakan (keropos)
pada permukaan besi yang disebkan reaksi dengan oksigen membentuk oksida
besi, yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai karat besi. Korosi besi
berlangsung sangat cepat pada kondisi lembab dan adanya garam.
Dalam industri, besi diisolasi melalui proses reduksi dari oksidanya,
Fe2O3, atau oksida-oksida besi lainnya yang terkandung dalam bijih besi. Zat
pereduksi yang digunakan adalah gas karbon monoksida (CO) pada suhu tinggi.
Agar besi tahan karat maka besi dicampurkan logam-logam lain yang memenuhi
syarat, yaitu sifat fisika dan sifat kimianya yang mirip besi.
Baja merupakan produk utama industri besi-baja. Baja adalah logam paduan,
logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa elemen lainnya ( O, N, Si, P, Ni,
Cr) dan termasuk karbon sebagai paduan utama. Baja tahan terhadap pengaruh
lingkungan mudah dibentuk dan ditempa, memiliki kekerasan yang baik,
mengandung 0.02%-1.5% karbon.

I.2 Macam-Macam Besi dan Baja


I.2.1. Macam Besi
Berdasarkan kadar karbon dan unsur-unsur lain yang terdapat didalamnya,
besi dapat dibedakan menjadi:
1. Besi Tuang, yaitu besi yang dihasilkan dari tanur tinggi. Sifat besi tuang antara
lain:
a. Mengandung 3%-6% karbon serta sejumlah kecil silicon, mangan, fosfor,
dan belerang.
b. Sangat keras tetapi rapuh.
c. Tidak dapat ditempa
d. Titik leleh rendah.
Berdasarkan sifat tersebut, besi tuang mudah digunakan pada alat-alat
yang dibuat dengan cetakan, seperti kaki mesin jahit, setrika, lumpang besi ,
dan sebagainya. Karena titik lelehnya rendah maka mudah dicairkan dan
dituangkan ke dalam cetakan.
2. Besi Baja
Sifat besi baja antara lain:
a. mengandung 0.02%-1.5% karbon.
b. keras tetapi dapat ditempa
c. tahan korosi
3. Besi tempa
Sifat besi tempa, antara lain:
a. mengandung kurang dari 0.5% karbon.
b. kurang keras dan mudah ditempa.
Jenis besi ini banyak digunakan sebagai bahan baku untuk produk paku, kawat,
besi beton, dan sebagainya.

I.2,2 Macam-macam Baja


Baja adalah besi yang mengandunbg 0.02%-1.5% karbon. Sifat baja tergantung
pada jumlah karbon yang dikandungya. Berdasarkan kandungan karbon, jenis baja dibagi
menjadi :
1. Baja lunak, yaitu baja yang mengandung kurang dari 0.2 % karbon. Disebut baja lunak
karena mudah dibentuk dan diregangkan. Baja ini bisa digunakan untuk membuat
kabel dan rantai. Baja ini tidak dapat dikeraskan karena kandungan karbonnyatidak
cukup untuk membentuk struktur martensit.
2. Baja medium, yaitu baja yang mengandung 0.2%-0.6% karbon. Baja ini digunakan
untuk membuat rel, balok dan rangka. Dengan kandungan karbonnya
memungkinkan baja untuk dikeraskan melalui proses perlakuan panas yang sesuai.
Baja ini lebih keras serta lebih kuat dibandingkan dengan baja karbon rendah.
3. Baja karbon tinggi, yaitu baja yang mengandung 0.6%-1.5% karbon. Sifatnya keras,
kaku, biasa digunakan untuk alat-alat logam, per, alat pemotong dan alat rumah
tangga. memiliki kekerasan yang lebih tinggi, namun keuletannya lebih rendah.
Berkebalikan dengan baja karbon rendah, pengerasan dengan perlakuan panas
pada baja karbon tinggi tidak memberikan hasil yang optimal karena terlalu
banyaknya martensit, sehingga membuat baja menjadi getas
Sedangkan untuk baja paduan terdiri dari:
1. Baja Paduan Rendah (Low Alloy Steel)
Baja paduan rendah merupakan baja paduan yang elemen paduannya kurang
dari 2,5% wt, misalnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P dan lain-lain.
2. Baja Paduan Menengah (Medium Alloy Steel)
Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen paduannya 2,5%
- 10% wt, misalnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P dan lain-lain.
3. Baja Paduan Tinggi (High Alloy Steel)
Baja paduan tinggi merupakan baja paduan yang elemen paduannya lebih dari
10% wt, misalnnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P dan lain-lain

I.3 Sifat Fisika dan Kimia Besi dan Baja


I.3.1 Sifat Fisika dan Kimia Besi
Lambang : Fe
No. Atom : 26
Golongan, periode : 8,4
Penampilan : Metalik Mengkilap keabu-abuan
Massa Atom : 55,854 (2) g/mol
Konfigurasi Elektron : [ Ar ] 3d64s2
Fase : Padat
Massa Jenis (Suhu Kamar) : 7,86 g/cm3
Titik Lebur : 1811 K (1538 C, 2800 F)
Titik Didih : 3134 K (2861 C, 5182 F)
Kapasitas Kalor : (25 C) 25,10 J/ (mol.K)

I.3.2 Sifat Fisika dan Kimia Baja


Titik didih : 1550 OC
Titik lebur : 2900 OC
Konduktivitas listrik,
Menghantarkan panas,
Reaktif
Jumlah elektron bebas yang tinggi di segala bentuk logam padat
menyebabkan logam tidak pernah terlihat transparan.
Logam biasanya cenderung untuk membentuk kation dengan
menghilangkan elektronnya, kemudian bereaksi dengan oksigen di
udara untuk membentuk oksida basa.

I.4. Kegunaan Besi dan Baja


I.4.1 Kegunaan Besi
Bahan baku pembuatan besi baja dan kabel / kawat baja
Bijih besi murni yang dileburkan dan langsung dicetak tanpa
campuran berbagai macam unsur lainnya akan membentuk besi baja. Besi
baja dinilai memiliki kekuatan yang dangat baik dan sering digunakan
sebagai penopang konstruksi konstruksi dari proyek proyek bangunan.
Berikut ini adalah beberapa manfaat dari besi baja :
1. Sebagai penopang konstruksi bawah tanah
2. Sebagai rangka dari pembuatan gedung bertingkat
3. Sebagai struktur konstruksi jembatan
4. Kawat dan tali baja dapat digunakan sebagai alat pengangkut pada
crane, dan alat Derek
Bahan dasar pembuatan tiang tiang rambu lalu lintas dan lampu
penerangan jalan
Bjih besi yang dilebur dapat dicampur dengan unsur lain, seperti jenis
alumunium untuk membuat tiang tiang lampu jalanan dan rambu lalu
yang kuat, namun ringan. Selain itu campuran ini juga dinilai ekonomis
dan mudah dalam perawatan, serta memiliki ketahan terhadap korosi atau
karat yang cukup bagus.
Bahan pembuatan besi tuang
Biasanya jenis besi tuang ini diaplikaskan dan dimanfaatkan untuk :
1. Alas mesin
2. Meja perata
3. Blok silinder pada mesin kendaraan dan mesin konstruksi
4. Cincin torak
Besi tempa
Beberapa bijih besi akan dicetak dengan ukuran ukran tertentu dan
dibuat menjadi lembaran lembaran. Besi tempa merupakan jenis besi yang
mengandung 99% bijih besi, yang akan dibuat menjadi suatu barang.
Berikut ini adalah beberapa aplikasi dari besi tempa :
1. Sebagai bahan senjata, seperti keris dan pedang
2. Sebagai plat penambal lubang atau kebocoran pada konstruksi besi
3. Sebagai peyambung konstruksi besi (dengan cara di las)
4. Untuk pembuatan bracket bracket atau dudukan
Pembuatan baja lunak
Berbeda dengan besi baja murni yang sangat kuat, terutama untuk
pembuatan proyek konstruksi, baja lunak merupakan campuran antara
bijih besi dengan karbon, dengan kandungan campuran karbon sebanyak
0.1 0.3%. Berikut ini beberapa pemanfaatan dari baja lunak :
1. Pembuatan mur, sekrup, dan baut
2. Pembuatan perkakas, seperti obeng dan semacamnya
3. Pembuatan pipa pia non pralon
Baja sedang
Merupakan jenis baja yang lebih keras dan kuat dibandingkan baja
lunak. Baja sedang memiliki kandungan campuran besi dan karbon,
dengan kadar karbon sebanyak 0.4 0.6%. Baja sedang ini sering
dimanfaatkan sebagai alas dan poros dari peralatn berat.

I.4.2 Kegunaan Baja


1. Pembangunan gedung
Salah satu kegunaan yang dimiliki oleh besi baja merupakan
pembangunan gedung. Banyak dimanfaatkan untuk pembangunan atap
dari sebuah bangunan.
2. Pembangunan sarana transportasi
Salah satu kegunaan besi baja yang bisa ditemukan di rel kereta api.
Seperti yang kita tahu rel kereta api adalah rel yang akan terpapar panas
dan juga hujan. Oleh karena itu pembangunannya membutuhkan bahan-
bahan yang anti panas dan juga anti karat seperti besi baja.
3. Besi Baja untuk Konstruksi
Prima Besi menyediakan macam-macam profil baja untuk konstruksi,
contohnya besi WF, H-Beam, UNP, dll. Hubungi kami untuk penawaran
harga dan kualitas terbaik.
BAB II
PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BESI DAN BAJA

II.1. Prinsip pengolahan Besi


Besi dihasilkan dari oksida besi (Fe2O3), melalui reaksi reduksi dengan
karbon monoksida pada suhu relatif tinggi (>15000C). Reduksi berlangsung
beberapa tahap, dan reaksi yang terlibat bersifat reversible, di mana
kesetimbangan bergantung pada tekanan relatif dari CO dan CO2 dalam tanur
tinggi.
Bahan baku yang digunakan dalam proses pengolahan besi pada tanur tinggi
adalah:
a. Biji besi
1. Biji besi yang digunakan terutama dalam bentuk hematite, geotit, dan
magnetic.
2. Kokas sebagai zat pereduksi.
Kokas sebagai sumber karbon berkadar tinggi, dibuat dari pemanasan batu
bara didalam oven kedap udara. Hasil sampingan pembuatan kokas ini adalah
gas bakar yang dapat digunakan kembali sebagai bahan bakar untuk
pemanasan oven dan pemanasan awal tanur tinggi. Hasil samping lainnya
adalah benzen, tar, toluen, naftalen, dan ammonium sulfat.
3. Batu kapur.
Batu kapur (CaCO3 ), digunakan sebagai bahan untuk mengikat silika pada
reaksi dalam tanur tinggi. Hasilnya adalah kalsium silikat (CaSiO3 ), yang
menjadi ampas buangan kerak tanur tinggi.
4. Udara
Udara dipanaskan, ditiupkan dari bagian bawah tanur tinggi untuk
membakar karbon menjadi gas CO2 yang selanjutnya bereaksi lagi dengan
karbon membentuk gas CO, yang nantinya akan mereduksi oksida besi.
Rata-rata untuk menghasilkan 1 ton besi, diperlukan bahan baku 2 ton biji
besi, 1 ton kokas, 0.3 ton kapur, dan 4 ton udara.
II.2. Pengolahan besi dari bijih
1. Pemanggangan
Biji hematite (Fe2O3), mula-mula dicuci dengan air sampai bersih
dari tanah yang melekat. Setelah kering hematite tersebut lalu dipanggang.
Sejumlah karbonat atau sulfida ditambahkan yang hasil penguraiannya
dapat bersenyawa dengan silika sebagai pengotor membentuk kerak.
2. Pencairan
Biji besi hasil pemanggangan dicampurkan dengan batu kapur dan
kokas dengan perbandingan 5:2:1, dan dimasukan ke dalam tanur tinggi.
Tanur tinggi adalah menara berbentuk selinder yang pada bagian
menaranya dilengkapi dengan reaktor untuk menghasilkan temperatur
tinggi dalam tanur. Tanur tinggi juga dilengkapi dengan cup and cone
untuk memasukan bahan baku melalui bagian atas tanur tinggi. cup
merupakan wadah berbentuk piala , dihubungkan dengan cone yang
berbentuk kerucut. Berfungsi sebagai katup yang dapat terbuka dan
tertutup. Selain itu, terdapat saluran untuk melepaskan gas-gas buangan.
Ketika mendekati dasar terdapat dua saluran untuk memisahkan kerak dan
cairan besi. Bagian lain tanur, yaitu bagian tuyer, yang merupakan saluran
kecil di mana suhu udaranya berkisar 5000-7000C, tekanan udaranya
dibuat rendah.
Reaksi-reaksi yang terjadi
a. Reaksi dengan gas pada suhu tinggi
Ketika udara panas yang telah bebas dari uap air dan sebelumnya
dipanaskan pada suhu 5000-7000 C, ditiupkan kedalam layer, gas
tersebut akan bereaksi dengan karbon membentuk gas karbondioksida.
C + O2 CO2 H = -96.96 kkal
Reaksi berlangsung eksoterm, panas yang dibebaskan
menyebabkan temperatur yang sangat tinggi (>15000C), dibagian
bawah tanur. Gas ini terdiri dari gas CO2 yang akan bereaksi dengan
karbon dan direduksi menjadi gas karbon monoksida (CO).
CO2 + C 2CO H = -38.96 kkal
Ketika reaksi berlangsung endoterm atau menyerap panas,
temperature gas menurun sehingga pada bagian ini temperatur
mencapai 12000-13000C. Bagian tanur ini disebut penyerap panas
karena pada saat gas naik, reaksi gas CO2 dengan karbon pada setiap
tahap selalu menyerap panas, maka temperatur bagian dalam tanur
makin ke atas makin berkurang, sehingga saat mendekati saluran
pembuangan temperature mencapai 3000C. Jika ada uap air dalam
udara yang ditiupkan, temperatur menjadi sangat rendah. Dengan
persamaan reaksi :
H2O + C CO + H2 H = + x kkal
Reaksi ini berlangsung endoterm sehingga menyebabkan pemborosan
bahan bakar. Untuk menghindari hal ini udara yang dipanaskan
dilewatkan pada silika gel.

b. Reaksi dengan gas pada suhu rendah


Ketika campuran yang terdiri dari hematite, batu kapur, dan karbon
dijatuhkan ke dalam tanur tinggi, reaksi pertama yang terjadi adalah
ferro oksida direduksi menjadi oksida magnetic (feroso feri oksida) oleh
karbon monoksida pada temperatur 3000-5000 C.
3Fe2O3 + CO 2Fe3O4 + CO2 (300-5000C) ; H = 8.80 kkal
Pada daerah feroso ferioksida direduksi menjadi ferioksida dan
kemudian menjadi besi.
Fe3O4 + CO 3FeO + CO2 (5000-7000C) ; H = 8.80 kkal
FeO + CO Fe + CO2 (7000-9000C) ; H = -3.84 kkal
Sehingga reaksi ferioksida menjadi besi oleh karbon monoksida
berlangsung sempurna sebelum pada daerah penyerapan panas. Jika
titik leleh besi lebih besar dari 10000C reaksi besi diperoleh dibagian
spon. Hanya pada bagian atas penyerapan panas, pada temperature
10000-12000C batu kapur terurai menjadi kapur (CaO) dan CO2.
CaCO3 CaO + CO2
Kapur CaO bereaksi dengan silika membentuk cairan kalsium silikat
yang disebut kerak.
CaO + SiO2 CaSiO3
Pada saat CaSiO3 memasuki dasar tanur, cairan tersebut menutupi
cairan besi dan senyawa silika menjadi kerak.
Cairan logam berkumpul di bagian atas tanur dengan kerak di
bagian atasnya.
Ketika cairan terdapat di dalam tanur pada temperatur 1300-15000
C, bijih besi yang kotor (mengandung pengotor seperti fosfat, silikat,
sulfid dan sebaginya), juga direduksi menjadi cairan besi yang biasanya
mengandung sedikit sulfur, silikcon, fosfor, mangan dan 3-4% karbon
dalam bentuk karbida seperti simentatit (Fe3C), sehingga besi yang
diperoleh dapat mencapai tingkat kemurnian 92-94 % , dan biasanya
disebut cas iron atau besi tuang atau kadang-kadang juga disebut pig
iron. Besi cair yang dihasilkan tersebut dikeluarkan melalui bagin
bawah tanur tinggi. Kerak yang kemudian dapat dipergunakan sebagai
bahan campuran seman, pembuatan batu bata, dan sebagai bahan
kontruksi jalan.
Reduksi didalam tanur tinggi bersifat reversible gas yang terdapat
dalam tanur terdiri dari sejumlah besar karbon monoksida yang tidak
terbakar dan sejumlah kecil hydrogen, metana dan sebagainya. Dengan
komposisi rata-rata 60% N2, 24% CO, 12% CO2 . Gas panas keluar
melalui bagian atas tanur . gas buangan ini bersama debu dialirkan ke
penangkap debu, sehingga debu akan mengendap sedangkan gas
buangan yang panas akan mengalir ke pendingin yang berfungsi
menurunkan suhu sehingga gas dapat dilepaskan ke udara melalui
cerobong asap.

II.3 Pengolahan Baja


Untuk membuat baja , maka pig iron atau besi tuang yang dihasilkan
dari tanur tinggi, harus dimurnikan terlebih dahulu untuk menurunkan kadar
karbonnya (dari 5% diturunkan sampai di bawah 1.5 %), dan untuk
menghilangkan bahan/unsur lain yang mengotori besi (belerang, fosfor, silikon
dan sebagainya) dilakukan pemurnian melalui berbagai metode, yaitu
1. Proses Bassemer
Proses Bassemer dikembangkan di Inggris tahun 1856. Sejumlah leburan
besi tuang dari tanur tinggi dimasukan ke dalam Converter Bassemer (yaitu tanur
untuk Proses Bassemer).
Dalam metode ini, ke dalam Conventer Bassemer ditambahkan senyawa
lain seperti dolomite ( MgCO3 dan CaCO3), untuk mengikat zat pengotor di
dalam besi. Sambil diputar terus dibawah tanur, melalui lubang-lubang dibawah
tanur dimasukan gas oksigen agar bereaksi dengan karbon, silikon, fosfor dan
belerang menjadi oksida-oksidanya. Oksida-oksida ini akan diikat oleh oksida-
oksida magnesium dan kalsium (MgO dan CaO) sebagai hasil penguraian MgCO3
dan CaCO3 yang sebelumnya dimasukan, menjadi kerak yang mengapung diatas
cairan besi. Selanjutnya besi cair yang sudah mendekati murni dikeluarkan
melalui lubang pada converter. Dan kerak yang tertinggal dalam converter dapat
dibuang. Jenis baja yang dihasilkan Converter Bassemer ditentukan dengan
mengontrol karbon yang dikandungnya, serta jenis logam lain yang dicampurkan
untuk membuat logam aliasi.
2. Proses Open Hearth Furnace ( Proses terbuka)
Tanur berupa piringan datar yang besar. Pada dasar kolom telah
ditempatkan oksida basa seperti CaO atau MgO yang nantinya akan berguna
sebagai zat pengikat. Ke dalam tanur tinggi dimasukan besi tuang, besi bekas dan
batu kapur. Campuran gas pembakar dan udara panas dilewatkan di atas piringan
yang berisi besi cair ini. Sementara diaduk maka akan berlangsung reaksi antara
oksida-oksida pengotor dengan CaO dan MgO menjadi kerak. Kelebihan proses
ini adalah kualitas baja yang dihasilkan mudah dikontrol kualitasnya secara terus
menerus selama proses ini berlangsung lama (8-10 jam ) sedangkan Proses
Bassemer berlangsung cepat (15 menit).

3. Proses BOP (Basic Oxigen process)


Pada proses ini, besi tuang dicampur dengan besi rongsokan. Besi tuang
meleleh di dalam besi tuang. Kedalam tanur dimasukan oksigen murni melalui
pipa. Oksigen murni ini akan membakar zat pengotor didalam cairan besi tuang.
Batu kapur yang sebelumnya dimasukan kedalam tanur akan mengikat zat
pengotor ini menjadi kerak.
Hingga saat ini metode BOP banyak digunakan karena baja yang dihasilkan
mutunya tinggi, prosesnya cepat (20-30 menit), pengontrolan kualitas mudah
dilakukan, serta mudah mencampurkan logam-logam lain untuk membuat baja
aliasi. Terakhir ini dikembangkan proses busur listrik untuk menghasilkan kualitas
baja yang lebih baik lagi.
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
1. Besi berada dalam bentuk senyawanya, terutama sebagai bijih besi,
yang mengandung Fe2O3 (hematite), Fe2O3.H2O (limonit), Fe3O4
(magnetic), FeCO3 (siderite), dan FeS2 (pirit).
2. Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan
beberapa elemen lainnya ( O, N, Si, P, Ni, Cr) dan termasuk karbon
sebagai paduan utama.
3. Proses pengolahan besi terdiri atas pemanggangan dan pencairan
4. Proses pengolahan baja terdiri atas proses Bessemer, Open Hearth
Furnace ( Proses terbuka), dan Proses BOP (Basic Oxigen process)
DAFTAR PUSTAKA

Aqli, Kharinatul. 2015. Logam Baja serta Sifat Fisika dan Kimia.
http://www.academia.edu/9170319/Logam_baja_serta_sifat_fisika_dan_kimia_ba
ja. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2017.

Primabesi. 2017. Kegunaan Besi Baja dalam Dunia Konstruksi.


https://www.primabesi.com/kegunaan-besi-baja/. Diakses pada tanggal 25
Oktober 2017.

Yana, Yuli. 2015. 9 Manfaat Bijih Besi Dalam Kehidupan Sehari Hari-Hari
Manusia. https://manfaat.co.id/manfaat-bijih-besi. Diakses pada tanggal 25
Oktober 2017.

Anda mungkin juga menyukai

  • Vitamin B 12
    Vitamin B 12
    Dokumen7 halaman
    Vitamin B 12
    Tantriyani
    Belum ada peringkat
  • PDTK
    PDTK
    Dokumen11 halaman
    PDTK
    Tantriyani
    Belum ada peringkat
  • Dinpro
    Dinpro
    Dokumen9 halaman
    Dinpro
    Tantriyani
    Belum ada peringkat
  • DPT Dinamika Proses Tangki
    DPT Dinamika Proses Tangki
    Dokumen39 halaman
    DPT Dinamika Proses Tangki
    Ilna Suparta
    50% (2)
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen6 halaman
    Bab Ii
    Tantriyani
    Belum ada peringkat
  • Konduktometri
    Konduktometri
    Dokumen7 halaman
    Konduktometri
    Tantriyani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Tantriyani
    Belum ada peringkat
  • Konduktometri
    Konduktometri
    Dokumen7 halaman
    Konduktometri
    Tantriyani
    Belum ada peringkat