TURBIN UAP
PERANCANGAN TURBIN UAP UNTUK PLTGU
DENGAN DAYA GENERATOR LISTRIK 80 MW
DAN PUTARAN TURBIN 3000 RPM
OLEH :
ROY FRANC J. S.
NIM : 050 421 031
TURBIN UAP
OLEH :
ROY FRANC J. S.
NIM. : 050 421 031
Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing,
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
SKRIPSI
TURBIN UAP
OLEH :
ROY FRANC J. S.
NIM. : 050 421 031
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
ini yang merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan program pendidikan sarjana
Utara. Adapun yang menjadi judul dari Skripsi ini yaitu Perancangan Turbin
Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM . Dalam menyelesaikan Skripsi ini, penulis banyak sekali mendapat
dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan
1. Bapak Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri sebagai ketua Departemen Teknik
Mesin Fakultas Teknik USU dan Bapak Tulus Burhanuddin Sitorus, ST,
2. Seluruh dosen staf pengajar dan pegawai Departemen Teknik Mesin USU
3. Bapak Ir. Isril Amir sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
5. Kedua orang tua penulis, Drs. A. H. Simanjuntak dan R. br. Naiborhu,
memperbaiki dan melengkapi tulisan ini ke depan. Akhir kata, penulis berharap
semoga tulisan ini dapat berguna dan memperkaya pengetahuan dari para
Penulis,
ROY FRANC J. S.
NIM. : 050 421 031
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perancangan ........................................................ 1
1.2 Tujuan Perancangan..................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah .......................................................................... 2
1.4 Metodologi Penulisan .................................................................. 3
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
2.8 Perhitungan Jumlah Uap yang Mengalir Melalui Turbin dan Ekstraksi . 27
DAFTAR PUSTAKA
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR SIMBOL
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
hi tk Nilai penurunan kalor pada tiap tingkat turbin kJ/kg
hkebasahan Kerugian energi karena kelembaban uap keluar kJ/kg
hn Kerugian energi pada nosel kJ/kg
Ho Nilai penurunan kalor dengan kJ/kg
memperhitungkan kerugian tekanan
Ho Nilai penurunan kalor dengan memperhitungkan kJ/kg
kerugian tekanan dan pemipaan buang
Ho,th Nilai penurunan kalor teoritis kJ/kg
I Momen inersia cm4
i0 Kandungan kalor uap saat masuk turbin kJ/kg
i1t Kandungan kalor uap saat keluar turbin kJ/kg
i1t Kandungan kalor uap setelah katup pengatur kJ/kg
l Tinggi nosel mm
l1 Tinggi sisi masuk sudu gerak mm
l1 Tinggi sisi keluar sudu gerak mm
Mt Momen puntir kg.mm
n Putaran turbin rpm
nkr Putaran kritis poros rpm
P Daya nominal generator listrik MW
Pa Gaya yang terjadi akibat perbedaan tekanan uap kg
masuk
Pa Gaya yang bekerja akibat perbedaan momentum kg
uap
PG Daya yang dibutuhkan generator listrik MVA
PN Daya netto turbin MW
po Tekanan awal uap masuk turbin kg/cm2
po Tekanan uap sebelum nosel kg/cm2
pkr Tekanan kritis kg/cm2
Pu Gaya akibat rotasi pada sudu gerak kg
R Jari-jari konis sempurna mm
r1 Jari-jari hub mm
rs Jari-jari rata-rata plat penguat sudu mm
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
0
t0 Temperatur uap awal C
u Kecepatan keliling sudu turbin m/s
Volume spesifik uap m3/kg
W Momen perlawanan poros cm3
Wcr,tot Berat total cakram kg
Wp Berat total poros kg
Wy Momen perlawanan terkecil sudu cm3
z Jumlah sekat labirin Buah
zs,1 Jumlah sudu gerak baris pertama Buah
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR GAMBAR
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
3.3 Jumlah uap yang mengalir antara berbagai titik ekstraksi ............ 41
3.4 Kondisi uap pada setiap bagian tingkat turbin uap PLTGU ......... 56
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
BAB 1
PENDAHULUAN
Kehidupan manusia dari dahulu sampai sekarang yang terus berkembang dan
meningkat, terutama kebutuhan akan energi. Salah satu bentuk energi yang
Energi listrik yang besar dan terus menerus tidak tersedia secara alami di alam
ini, oleh sebab itu dibutuhkan suatu alat yang dapat mengubah energi dari bentuk
lain menjadi energi listrik. Turbin uap merupakan salah satu mesin konversi
energi yang sesuai sebagai salah satu alternatif karena dapat menghasilkan energi
listrik dengan daya yang cukup besar, dan efisiensi yang tinggi.
Ide tentang turbin uap sudah ada sejak turbin Hero kira-kira tahun 120 S.M,
tetapi pada waktu itu masih berbentuk mainan atau tidak menghasilkan daya poros
efektif. Giovani Branca juga mengusulkan turbin impuls pada tahun 1629, tetapi
tidak pernah dibuat. Turbin yang pertama rupanya dibuat pada tahun 1831 oleh
Sistem tenaga turbin uap terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu : ketel,
turbin yang menggerakkan beban, kondensor, pemanas air pengisi ketel dan
sistem pembangkit tenaga. Kemajuan sistem pembangkit tenaga saat ini semakin
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
berkembang, dimana uap yang berfungsi sebagai fluida kerja, telah dapat
dihasilkan melalui sistem siklus uap untuk meningkatkan temperatur dan energi
kalor uap masuk ke turbin dengan ekstraksi uap untuk memanaskan air pengisian
bangku kuliah terutama mata kuliah Turbin Uap dan Sistem Pembangkit
Tenaga.
terjadi pada turbin uap, perhitungan laju aliran massa, perancangan turbin
ekstraksi I.
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Yang meliputi perhitungan ukuran nosel, sudu gerak, perhitungan ukuran
b. Studi literatur, yakni berupa studi kepustakaan, kajian dari buku-buku, dan
skripsi ini.
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pembangkit daya siklus gabungan pada dasarnya terdiri dari dua siklus utama,
yakni siklus Brayton (siklus gas) dan siklus Rankine (siklus uap) dengan turbin
gas dan turbin uap yang menyediakan daya ke jaringan. Dalam pengoperasian
turbin gas, gas buang sisa pembakaran yang keluar mempunyai suhu yang relatif
merupakan kerugian energi. Oleh karena itu, panas hasil buangan turbin gas
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber panas ketel uap yang dalam hal ini
Keterangan :
P = Pompa
TU = Turbin Uap
C = Condensor
K = Kompresor
RB = Ruang Bakar
TG = Turbin Gas
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Pembangkit daya seperti gambar di atas, disamping menghasilkan efisiensi
yang tinggi dan keluaran daya yang lebih besar, siklus gabungan ini bersifat
luwes, mudah dinyalakan dengan beban tak penuh, cocok untuk operasi beban
dasar dan turbin bersiklus yang mempunyai efisiensi yang tinggi dalam daerah
pembangkit daya.
karena siklus ini lebih efisiensi digunakan dibandingkan dengan siklus gabungan
satu turbin gas dan turbin uap. Disamping itu juga, adanya pemanasan air umpan
Siklus ini terdiri dari siklus gas sederhana dan siklus uap dengan regenerasi,
dimana siklus gas sederhana terdiri kompresor, ruang bakar, dan turbin gas
dimana gas buang dari turbin gas itu dimanfaatkan oleh HRSG untuk
membangkitkan uap pada siklus uap. Siklus uap ini terdiri dari turbin uap dengan
empat buah ekstraksi, kondensor, pompa kondensat, pemanas air umpan tertutup,
dan pemanas deaerasi. Sisa gas buang dari HRSG keluar menuju cerobong asap.
Turbin gas dan turbin uap itu keduanya berfungsi untuk memutar generator listrik
secara terpisah.
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
2.3 Tinjauan Thermodinamika Siklus Rankine pada PLTGU
efisiensi siklus, dalam hal ini dibuat ekstraksi uap untuk memanaskan air
pengisian HRSG, sehingga kerja HRSG akan berkurang dan kebutuhan bahan
Uap kering dari HRSG memasuki turbin, setelah melalui beberapa tingkatan
sudu turbin sebagian uap tersebut diekstraksikan ke pemanas awal tekanan tinggi
(FWT) setelah melalui dua pemanas air tekanan rendah, kemudian dari feed water
tank (FWT) air dipompakan kembali ke HRSG melalui dua pemanas air tekanan
tinggi, dari HRSG ini air umpan yang sudah menjadi uap kering dialirkan ke
turbin. Deaerator yang terdapat pada feed water tank (FWT) bertujuan untuk
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran
Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
8
TURBINE
GENERATOR
9
10 13
HRSG 11
12
DEAERATOR
11'
15' FWT
4 CONDENSOR
7
4'
15
1
6 3 2
5 POMPA
HPH2 HPH1 LPH2 LPH1 CP
16 17
14 17'
14' 16'
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Gambar 2.2 Diagram Alir PLTGU
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Dari diagram alir di atas, dapat digambarkan T-S diagram.
T
8
14
7 10
14'
6 10'
15
5
15'
4'
11
4 16
3 16'
12
17
2
17'
13
1
Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap
menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanis
dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin, langsung atau dengan bantuan roda
gigi reduksi, dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan. Turbin uap dapat
digunakan pada berbagai bidang industri, untuk pembangkit tenaga listrik, dan untuk
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
transportasi. Dalam perancangan ini, turbin uap digunakan untuk menggerakkan
Untuk mengubah energi potensial uap menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran
poros dilakukan dengan berbagai cara, sehingga turbin uap secara umum terdiri dari tiga
jenis utama, yaitu : turbin uap impuls, reaksi, dan gabungan (impuls-reaksi). Selama
proses ekspansi uap di dalam turbin juga terjadi beberapa kerugian utama yang
dikelompokkan menjadi dua jenis kerugian utama, yaitu kerugian dalam dan kerugian
luar. Hal ini akan menyebabkan terjadinya kehilangan energi, penurunan kecepatan dan
penurunan tekanan dari uap tersebut yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi
siklus dan penurunan daya generator yang akan dihasilkan oleh generator listrik.
Turbin uap [Menurut lit.1, hal. 10-12] dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang
berbeda yang tergantung pada jumlah tingkat tekanan, arah aliran uap, proses penurunan
kalor, kondisi-kondisi uap pada sisi masuk turbin dan pemakaiannya di bidang industri,
sebagai berikut :
a. Turbin satu tingkat dengan satu atau lebih tingkat kecepatan, yaitu turbin
yang biasanya berkapasitas kecil dan turbin ini kebanyakan dipakai untuk
b. Turbin impuls dan reaksi nekatingkat, yaitu turbin yang dibuat dalam jangka
kapasitas yang luas mulai dari yang kecil sampai yang besar.
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
2. Menurut arah aliran uap, terdiri dari :
a. Turbin aksial, yaitu turbin yang uapnya mengalir dalam arah yang sejajar
b. Turbin radial, yaitu turbin yang uapnya mengalir dalam arah yang tegak
dimana uap pada tekanan yang lebih rendah dari tekanan atmosfer dialirkan
penceratan itu biasanya dari 2-3 hingga sebanyak 8-9. Kalor laten uap buang
pemanasan.
c. Turbin tekanan lawan (back pressure turbine), yaitu turbin yang uap buang
d. Turbin tumpang, yaitu suatu jenis turbin tekanan lawan dengan perbedaan
bahwa uap buang dari turbin jenis ini lebih lanjut masih dipakai untuk
umum beroperasi pada kondisi tekanan dan temperatur uap awal yang tinggi,
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
e. Turbin tekanan lawan dengan penceratan uap dari tingkat-tingkat
untuk mensuplai uap kepada konsumen pada berbagai kondisi tekanan dan
temperatur.
f. Turbin tekanan rendah (tekanan buang), yaitu turbin yang uap buang dari
mesin-mesin uap, palu uap, mesin tekan, dan lain-lain, dipakai untuk
g. Turbin tekanan campur dengan dua atau tiga tingkat-tekanan, dengan suplai
a. Turbin tekanan rendah, yaitu turbin yang memakai uap pada tekanan 1,2
sampai 2 ata.
sampai 40 ata.
c. Turbin tekanan tinggi, yaitu turbin yang memakai uap pada tekanan diatas 40
ata.
d. Turbin tekanan yang sangat tinggi, yaitu turbin yang memakai uap pada
tekanan 170 ata atau lebih dan temperatur diatas 550o C atau lebih.
e. Turbin tekanan superkritis, yaitu tubin yang memakai uap pada tekanan 225
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
b. Turbin uap stasioner dengan kepesatan yang bervariasi dipakai untuk
lain-lain.
c. Turbin yang tidak stasioner dengan kepesatan yang bervariasi, yaitu turbin
yang biasanya dipakai pada kapal-kapal uap, kapal, dan lokomotif kerata api
(lokomotif-turbo).
Semua jenis turbin diatas tergantung kepada kepesatan putar dapat dihubungkan
langsung atau melalui roda gigi reduksi dengan mesin-mesin yang digerakkan.
Pada saat pengoperasiannya turbin uap mengalami kehilangan atau kerugian energi
yang dapat dikategorikan atas 2 jenis, [Menurut lit 1, hal. 59-71] yaitu :
sewaktu uap tersebut mengalir melalui turbin. Misalnya : kerugian pada katup-
antara rotor dan cakram-cakram sudu pengarah, kerugian akibat kebasahan uap,
Misalnya : kerugian mekanis dan kerugian akibat kebocoran uap dari perapat-
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
2.6.1 Kerugian pada Katup Pengatur
Uap sebelum masuk ke turbin haruslah melalui katup penutup (stop valve) dan katup
pengatur yang mana ini merupakan bagian terpadu dari turbin tersebut. Aliran uap
melalui katup penutup dan katup pengatur disertai oleh kerugian energi akibat proses
H = H o H o' ...(2-1)
Dimana :
Besarnya kerugian tekanan akibat proses pencekikan untuk katup pengatur terbuka
lebar dapat ditentukan sebesar 5% dari tekanan uap panas lanjut. Namun pada
prakteknya, turbin uap sekarang ini telah memungkinkan untuk memperkecil kerugian
tekanan ini sampai serendah 3% dan lebih di bawahnya lagi dengan pemakaian bentuk-
bentuk katup pengatur yang baik (streamlined) pada tempat-tempat yang dialiri oleh
uap. Untuk tujuan perancangan, kerugian tekanan [Lit 1, hal 60] adalah :
Dimana :
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
2.6.2 Kerugian pada Nosel
Kerugian energi pada nosel disebabkan oleh adanya gesekan uap pada dinding
nosel, turbulensi, dan lain-lain. Kerugian energi pada nosel ini dicakup oleh koefisien
Kerugian energi kalor pada nosel dalam bentuk kalor adalah [Lit 1, hal 25] :
2 2
c - c1
hn = 1t atau :
8378
2
1 c
hn = ( 2 1) 1 ...(2-3)
8378
Dimana :
Untuk tujuan perancangan, nilai-nilai koefisien kecepatan nosel dapat diambil dari
grafik yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini [Lit 1, hal 60].
Gambar 2.4 Grafik untuk Menentukan Koefisien sebagai Fungsi Tinggi Nosel (l1)
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
2.6.3 Kerugian pada Sudu Gerak
Kerugian energi pada sudu-sudu gerak disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
kerugian akibat olakan pada ujung belakang sudu, kerugian akibat tubrukan, kerugian
akibat kebocoran uap melalui ruang melingkar antara stator dan selubung, kerugian
akibat gesekan, kerugian akibat pembelokan semburan pada sudu, dan kerugian akibat
kualitas) sudu-sudu () , dimana koefisien kecepatan ini mempunyai nilai lebih kecil
dari satu.
2 lebih kecil dari kecepatan masuk relatif 1 (2 = . 1). Sebagai akibatnya akan
terjadi kehilangan energi dalam sudu-sudu gerak sebesar [Menurut Lit 1, hal 34] :
1 2 - 2 2
hb= atau :
8378
1 2
hb = 2 1 2 ...(2-4)
8378
Dimana :
Untuk pemakaian praktis, harga dapat ditentukan dengan tinggi sudu-sudu gerak
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Gambar 2.5 Untuk menentukan koefisien berdasarkan tinggi sudu gerak
Uap meninggalkan sisi keluar sudu gerak dengan kecepatan mutlak c 2 . Pada turbin
nekatingkat (multistage), energi kecepatan uap yang keluar dapat dipakai sebagian atau
yang ekivalen dengan energi kecepatan uap yang keluar dari sudu perlu diperhatikan
mungkin.
Besarnya kerugian energi yang diakibatkan oleh kecepatan-keluar itu dalam satuan
c 22
he = ...(2-5)
8378
Dimana :
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
2.6.5 Kerugian Akibat Gesekan Cakram dan Pengadukan
Kerugian ini terjadi karena adanya gesekan antara rotor dengan uap dan kerugian
pengadukan dalam hal pemasukan parsial. Sebagai akibatnya kerja digunakan untuk
melawan gesekan, dan kecepatan partikel uap akan dikonversi menjadi kalor, sehingga
memperbesar kandungan kalor uap. Kerugian ventilasi sulit dihitung secara teoritis dan
umumnya dihitung secara empiris. Salah satu rumus empiris yang dipakai adalah rumus
Stodola, yaitu :
[ ]
N ge ,a = 1,07 d 2 + 0,61 z (1 )d l110,5
u3
10 6
u ...(2-6)
Dimana :
= koefisien yang biasanya diambil sama dengan satu untuk udara dan uap
Penentuan daya yang hilang dalam mengatasi gesekan dan ventilasi juga dapat
N ge,a = 10 10 d 4 n 3 l1 u ...(2-7)
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Dimana :
= koefisien gesekan yang sama dengan 1,76 untuk cakram baris tunggal
dan 2,06 untuk cakram baris ganda, serta 2,8 untuk cakram tiga baris.
Kerugian akibat gesekan cakram dan ventilasi dalam satuan kalor dapat ditentukan
102 N ge,a
hge,a = ...(2-8)
427 G
Dimana :
Ada perbedaan tekanan di antara kedua sisi cakram nosel yang dipasang pada stator
turbin, sebagai akibat ekspansi uap di dalam nosel. Diafragma yang mempunyai sudu
sudu gerak adalah dalam keadaan berputar, sementara cakram-cakram adalah dalam
keadaan diam sehingga selalu ada ruang bebas yang sempit antara cakram-cakram putar
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Gambar 2.6 Tingkat tekanan pada turbin impuls
Tekanan sebelum melewati diafragma adalah p1 dan tekanan sesudah cakram yang
mempunyai sudu-sudu gerak adalah p2. Oleh sebab itu, seluruh penurunan tekanan
yang terjadi pada perapat labirin dari p1 hingga ke p2 didistribusikan diantara ruang-
G kebocoran
h kebocoran = ( i0 - i2 ) ...(2-9)
G
Dimana G kebocoran ditentukan berdasarkan tekanan kritis, yaitu [Lit 1, hal 67] :
0,85 p1
pkr = ...(2-10)
z + 1,5
Bila tekanan kritis lebih rendah dari p2, maka kecepatan uap di dalam labirin adalah
lebih rendah daripada kecepatan kritis dan massa alir kebocoran ditentukan dengan
g ( p1 p 2 )
2 2
Gkebocoran = 100 fs ...(2-11)
zp1 1
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
sebaliknya, bila tekanan kritis lebih tinggi dari p2 , maka kecepatan uap adalah lebih
tinggi dari kecepatan kritisnya dan massa alir kebocoran dihitung [Lit 1, hal 67] :
g p
Gkebocoran = 100 fs 1 ...(2-12)
z + 1,5 v1
Pada tingkat yang terakhir biasanya beroperasi pada kondisi uap basah yang
menyebabkan terbentuknya tetesan air yaitu dalam hal ini turbin kondensasi dengan
regenerator. Tetesan air ini oleh pengaruh gaya sentrifugal akan terlempar ke arah
keliling. Pada saat bersamaan tetesan air ini menerima gaya percepatan dari partikel-
partikel uap searah dengan aliran, jadi sebagian energi kinetik uap hilang dalam
mempercepat tetesan air ini. Kerugian akibat kebasahan uap dapat ditentukan dengan
Dimana :
Kerugian pemipaan buang terjadi karena kecepatan aliran pada pipa buang besar
(100-120) m/s yang biasanya terjadi pada turbin kondensasi. Besarnya kerugian tekanan
dalam pemipaan buang turbin-turbin kondensasi [Menurut Lit. 1, hal. 70] dapat
ditentukan, yaitu :
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
2
P2 C
1= s ...(2-14)
P2 k 100
Dimana :
1. Kerugian Mekanis
Kerugian mekanis disebabkan oleh energi yang digunakan untuk mengatasi tahanan
yang diberikan oleh bantalan luncur dan dorong termasuk bantalan luncur generator
atau mesin yang dihubungkan dengan poros turbin seperti pompa minyak utama,
[Menurut lit. 2, hal. 88] dapat ditentukan dengan mempergunakan grafik efisiensi
99,
97516 kW
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Sedangkan efisiensi generator [Menurut lit. 2, hal. 88] dapat ditentukan dengan
mempergunakan grafik.
97
97516 kW
Kerugian ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara bagian dalam stator
dan udara luar, sehingga terjadi kebocoran uap melalui perapat labirin bagian ujung
turbin. Kebocoran uap melalui perapat ujung tidak akan mempengaruhi variasi kondisi-
kondisi uap di dalam turbin, sehingga kebocoran ini diklasifikasikan sebagai kebocoran
luar. Kebocoran uap ini dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2-11) dan (2-
Hubungan antara kerja yang bermanfaat yang dilakukan oleh 1 kilogram uap pada
tingkat atau di dalam turbin terhadap kerja teoritis yang tersedia disebut sebagai
efisiensi dalam (internal) turbin tersebut. Besarnya efisiensi dalam turbin uap ini
re
oi = ...(2-15)
m
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Dimana :
Besarnya efisiensi mekanis ditentukan dari gambar 2.7 di atas sedangkan efisiensi
efektif relatif [Menurut lit. 2, hal. 88] dapat ditentukan dengan mempergunakan grafik.
86
97516 kW
Besarnya harga efisiensi turbin uap juga tergantung kepada sistem sudu-sudu turbin
dimana sudu-sudu yang pendek akan menghasilkan daya yang kecil, meskipun kondisi
uapnya tinggi (temperatur dan tekanan uap tinggi). Ukuran-ukuran utama turbin
pendahuluan besarnya kapasitas uap dengan seteliti mungkin bisa menggunakan gambar
jalannya efisiensi yang akan timbul seperti ditunjukkan pada gambar 2.7, 2.8, dan 2.9
diatas.
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
2.8 Perhitungan Fraksi Massa pada Tiap Ekstraksi
Dari gambar 2.2 sebelumnya telah diketahui, bahwa untuk siklus rankine PLTGU
ini dirancang empat buah tingkatan ekstraksi dari turbin uap, sehingga fraksi massa
deaerator
t II fw
pompa
eks I eks II eks III eks IV
ts II
t IVfw t III fw t I fw t kond.
ke HRSG dari kondensor
ts I ts III ts IV
ke kondensor
Sehingga dari gambar diatas dapat ditentukan fraksi massa dari ekstraksi pertama
iV fw i IV
1 =
fw
...(2-16)
I
(ieks is1 ) s
1
fw i fw ) 1 (is i fw ))
(i IV III I III
(
s
2 = ...(2-17)
II
ieks i III
fw
(1 1 2 ) (i III
fw i fw )
II
3 = ...(2-18)
III
(ieks isIII ) s
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
4. Fraksi massa pada ekstraksi IV ( 4 )
rendah dan tekanan tinggi yang diakibatkan oleh kehilangan kalor ke medium di
sekitarnya.
2.9 Perhitungan Jumlah Uap yang Mengalir Melalui Turbin dan Ekstraksi
Jumlah uap yang mengalir melalui turbin uap [Menurut lit. 1, hal. 139] dapat
860 PN ...(2-21)
Do =
[h + (1 1 )h + (1 1 2 )h + (1 1 2 3 )hiIV + (1 1 2 3 4 )hiV ]
i
I
i
II
i
III
Dimana :
PN = daya netto yang harus disuplai turbin uap ke generator listrik (kW)
hiI , hiII , hiIII , hiIV , hiV = penurunan kalor yang dimanfaatkan pada turbin antara
Kemudian jumlah uap yang dicerat dari setiap titik ekstraksi dapat ditentukan
sebagai berikut :
I
1. Deks = 1 D0 = jumlah uap yang dicerat dari titik ekstraksi yang pertama
II
2. Deks = 2 D0 = jumlah uap yang dicerat dari titik ekstraksi yang kedua
III
3. Deks = 3 D0 = jumlah uap yang dicerat dari titik ekstraksi yang ketiga
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
IV
4. Deks = 4 D0 = jumlah uap yang dicerat dari titik ekstraksi yang keempat.
Sehingga jumlah uap yang mengalir melalui turbin antara berbagai titik ekstraksi,
menjadi :
1. D0 = jumlah uap yang mengalir melalui ruang pertama sampai ke titik ekstraksi
yang pertama
2. D1 = D0 Deks
I
= jumlah uap yang mengalir antara titik ekstraksi yang pertama
dan kedua
3. D2 = D0 Deks
I
Deks
II
= jumlah uap yang mengalir antara titik ekstraksi yang
4. D3 = D0 Deks
I
Deks
II
Deks
III
= jumlah uap yang mengalir antara titik ekstraksi
5. D4 = D0 Deks
I
Deks
II
Deks
III
Deks
IV
= jumlah uap yang mengalir sesudah titik
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
BAB 3
Dalam Bab 2 sebelumnya telah dijelaskan tinjauan termodinamika turbin uap dalam
instalasi PLTGU, jenis-jenis turbin uap dan pertimbangan kerugian-kerugian yang akan
terjadi dalam siklus yang akan mempengaruhi efisiensi dalam turbin uap tersebut.
Turbin uap yang akan dirancang akan mempunyai daya generator listrik 80 MW pada
putaran turbin 3000 rpm. Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan setiap
jenis turbin serta pertimbangan pada daya dan putaran yang akan dihasilkan, maka
dalam perancangan ini dipilih jenis turbin impuls nekatingkat dengan derajat reaksi.
Turbin impuls nekatingkat dengan derajat reaksi banyak dipakai di bidang industri
sebagai penggerak mula untuk generator listrik kapasitas besar. Hal ini disebabkan
tingkat tunggal, sesuai untuk kondisi tekanan uap yang tinggi, dorongan aksial serta
diameter tingkat akhir yang besar dan yang biasanya terjadi pada turbin impuls murni
dapat diatasi dengan derajat reaksi. Distribusi penurunan kalor pada sejumlah tingkat
tekanan akan memungkinkan mendapatkan kecepatan uap yang lebih rendah yang
Dalam perancangan ini, turbin impuls nekatingkat dengan derajat reaksi mempunyai
empat tingkatan ekstraksi uap yang akan diumpankan pada air umpan pengisian HRSG.
Dengan membuat analisa perhitungan penurunan kalor dan fraksi massa serta laju aliran
massa untuk tiap ekstraksi, akan dapat ditentukan daya akhir yang akan dihasilkan jenis
turbin impuls nekatingkat yang sesuai untuk dipakai untuk instalasi PLTGU.
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
3.2 Perhitungan Daya Turbin Uap
Dalam suatu proses pembebanan listrik bolak-balik ada 2 unsur yang terpakai dalam
1. Daya keluaran atau daya nyata (V.I cos ) yang diukur dengan MW. Dikatakan
daya nyata, karena besaran inilah yang dipakai dalam proses konversi daya.
2. Daya reaktif (V.I sin ) yang diukur dengan MVAR. Besaran ini adalah suatu
daya yang sebenarnya tidak mempengaruhi suatu proses konversi daya, tetapi
Dari penjelasan diatas, maka daya yang harus disuplai oleh turbin uap ke generator
harus dapat memenuhi kebutuhan daya nyata dan daya reaktif. Diagram pada gambar di
Gambar 3.1 Diagram daya yang harus disuplai turbin uap ke generator
Dari gambar 3.1 diatas, dapat disimpulkan bahwa daya yang dibutuhkan oleh
generator adalah daya semu (MVA) dan daya generator listrik adalah daya nyata (MW),
maka :
P = PG . cos ...(3-1)
Dimana :
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
P = daya generator listrik = 80 MW (output generator)
cos = faktor daya yang besarnya 0,6 0,9. Namun berdasarkan harga yang umum
dipakai di lapangan [Menurut lit. 3], maka diambil cos = 0,8. Dengan demikian dari
P 80
PG = =
cos 0,8
PG = 94,118 MVA
Sehingga daya netto/nyata yang harus disuplai turbin uap ke generator listrik (PN)
adalah :
PG
PN = ...(3-2)
m G
Dimana :
maka :
94,118
PN =
0,995 0,98
PN = 97,516 MW
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
3.3 Perhitungan Penurunan Kalor untuk Jenis Turbin Nekatingkat
pada kondisi tertentu untuk memutar turbin, kemudian turbin akan memutar poros
berikut :
Pada bagian 2.6.1 sebelumnya telah dibahas beberapa kerugian yang terjadi pada
turbin uap, sehingga pada bagian ini akan dapat ditentukan besarnya penurunan
kalor yang terjadi pada tiap ekstraksi. Kerugian pada katup pengatur [Menurut Lit.
1, hal. 60] diambil sebesar 5% dari tekanan uap panas lanjut, sehingga tekanan di
Kerugian pada pemipaan buang yang dapat ditentukan dari persamaan 2-14,
dimana sesuai dengan kondisi lapangan maka diambil nilai koefisien sebesar
2
110
p 2 0,1 = 0,092 0,1
100
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
p 2 = 0,1 + 0,01113 = 0,11113 bar
Penurunan kalor teoritis yang terjadi pada turbin dengan mengabaikan kerugian
Dari gambar 2.6 dan 2.8 nilai efisiensi re , dan m diperoleh masing-masing
sebesar 0,86 dan 0,995 sehingga nilai efisiensi dalam turbin, yaitu :
0,86
oi = = 0,8643
0,995
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Proses penurunan kalor ini dapat digambarkan dalam diagram Mollier :
Untuk tekanan 0,1 bar didapat temperatur air jenuh ts = 45,84 oC. Dalam hal ini
o
diambil temperatur air jenuh keluaran kondensor tkond = 45 C. Guna
derajat yang sama pada semua pemanas air pengisian HRSG, sehingga pada masing-
hal. 136] :
t HPH 2 t kond
t = ...(3-3)
z
Dimana :
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
t kond = temperatur air jenuh keluaran kondensor = 45 oC
Maka :
185 0 C 45 0 C
t = = 35 oC
4
Sehingga dapat ditentukan temperatur air pengisian HRSG setelah keluar dari
1. t LPH 1 = 45 + 35 = 80 oC
2. t LPH 2 = 80 + 35 = 115 oC
Kemudian temperatur jenuh uap pemanas pada pemanas air pengisian HRSG
Dimana :
ketel dan temperatur air pengisian ketel pada sisi keluar dari pemanas
air HRSG, yang biasanya diambil 5-7 oC. Dalam hal ini, perbedaan
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
temperatur diambil 5 0C
Maka :
1 = 80 + 5 = 85 C
' o
1. t LPH
2 = 115 + 5 = 120 C
' o
2. t LPH
1 = 150 + 5 = 155 C
' o
3. t HPH
2 = 185 + 5 = 190 C.
' o
4. t HPH
Dari interpolasi pada tabel saturated water diperoleh tekanan uap jenuh untuk
1. IV
peks = 0,5783 bar
2. III
peks = 1,9853 bar
3. II
peks = 5,431 bar.
4. I
peks = 12,544 bar.
Dengan interpolasi pada tabel saturated water juga dapat diperoleh kandungan
f = 354,239 kJ/kg
1. h IV
f = 503,659 kJ/kg
2. h III
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Dari diagram Mollier (i-s) diperoleh temperature keluar ekstraksi turbin atau
IV
1. teks = x IV = 0,96 atau kebasahan 4 %
III
2. teks =129,167 0C
II
3. teks = 231,818 0C
I
4. teks = 308,333 0C
Dengan menggunakan diagram Mollier (i-s) juga dapat diperoleh kalor total uap
IV
1. ieks = 2560 kJ/kg
III
2. ieks = 2730,769 kJ/kg
II
3. ieks = 2912 kJ/kg.
I
4. ieks = 3060 kJ/kg.
Dari interpolasi pada tabel compressed liquid water diperoleh kalor sensibel air
fw = 788,992 kJ/kg
1. i IV
fw = 637,129 kJ/kg
2. i III
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Seluruh data hasil perhitungan diatas yang dibutuhkan untuk perancangan awal
pada turbin dengan empat tingkatan ekstraksi dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini
Sebelum
No. Parameter Eks. I Eks. II Eks. III Eks. IV Kondensor
turbin
Temperatur atau
2 o
550 oC 308,33 oC 231,818 oC 129,167 oC 4,0% 10,2 %
kebasahan uap ( C atau %)
3.4 Perhitungan Fraksi Massa dan Laju Aliran Massa pada Tiap Ekstraksi
Dari bagian 2.7 dan 2.8 sebelumnya dengan mengambil nilai 1 , 2 , 3 , dan 4 ,
sama dengan 0,98 akan dapat ditentukan fraksi massa dari ekstraksi yang pertama
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
1. Fraksi massa pada ekstraksi I ( 1 )
788,992 637,129
1 = = 0,068796
(3060 807,506) 0,98
1
( (637,129 481,994) 0,068796(807,506 481,994))
0,98
2 =
2912 481,994
= 0,059977
= 0,0555119
Sehingga jumlah fraksi massa uap tiap ekstraksi dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut
ini :
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 3.2 Fraksi massa tiap ekstraksi
Sedangkan jumlah uap yang mengalir melalui turbin antara berbagai titik ekstraksi
Tabel 3.3 Jumlah uap yang mengalir antara berbagai titik ekstraksi
Jumlah uap mengalir Sampai ke Dari eks. Dari eks. Dari eks. Sampai ke
melalui tingkat turbin titik eks. I I II II - III III - IV Kondensor
Deks. (ton/jam) 332,8399 309,9419 289,9792 270,5102 252,1644
Geks (kg/s). 92,456 86,095 80,5498 75,1417 70,046
Dalam perancangan ini, akan dibuat tingkat pengaturan (impuls) terdiri dari dua
baris sudu (dua tingkat kecepatan) dimana pemakaian tingkat pengaturan ini akan
memungkinkan untuk memanfaatkan penurunan kalor yang besar pada nosel dan oleh
sebab itu membantu dalam mendapatkan temperatur dan tekanan yang lebih rendah
penurunan kalor sebesar 40 60 kkal/kg [Menurut lit. 1, hal. 118]. Untuk ini diambil
penurunan kalor sebesar 55 kkal/kg atau 230,274 kJ/kg, maka tekanan uap pada tingkat
pengaturan ruang sorong uap menjadi sebesar 40 bar dan dengan mengambil nilai
(u/c1)opt sebesar 0,236 [Menurut Lit. 1 hal 81], sehingga kecepatan mutlak uap keluar
nosel :
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
dan kecepatan keliling sudu :
u = (u/c1)opt x c1
= 160,145 m/s,
60 u
d1 =
n
60 160,145
d1 =
3000
= 1,01911 m = 1019,11 mm
Tingkat tekanan ini dibuat dengan derajat reaksi, dimana derajat reaksi () yang
dimanfaatkan pada sudu-sudu gerak dan sudu pengarah [Menurut lit. 1, hal. 141] adalah
c1 = 91,5 (1 1 ) h0
= 631,628 m/s
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
c1 631,628
c1t = =
0,95
= 664,872 m/s
Dengan mengambil sudut masuk uap 1 sebesar 170 [Menurut lit. 1, hal. 81]
= 604,007 m/s
1 = c12 + u 2 2 c1 u cos 1
c1 631,628
sin 1 = sin 1 = sin 17 o ; 1 = 22,5890
1 480,773
Gambar 3.3 Variasi kecepatan uap pada tingkat pengaturan sudu gerak baris I
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Dengan menetapkan sudut relatif uap keluar (2) lebih kecil 30 [Menurut Lit. 1 hal.
2 = 22,5890 - 30 = 19,5890,
12 480,773 2
2t = 91,5 + 1 h0 = 91,5 + 0,04 55
8378 8378
= 499,403 m/s
Kecepatan relatif uap pada sisi keluar sudu gerak I dengan memperhitungkan
kerugian :
dari gambar 3.3 diperoleh kecepatan mutlak uap keluar sudu gerak I :
c2 = 2 + u 2 2 2 u cos 2
2
2 429,487
sin 2 = sin 2 = sin 19,589 o ; 2 = 30,4960
c2 283,747
2 t 2 22 499,403 2 429,487 2
hb' = = = 32,4553 kJ/kg
2001 2001
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Kecepatan mutlak uap masuk sudu gerak II :
c22
c1' = 91,5 gb + gb h0
8378
283,747 2
c1' = 91,5 0,95 + 0,05 55 = 305,6 m/s
8378
Kecepatan teoritis uap pada sisi keluar dari sudu pengarah menjadi :
'
c1 305,6
c1t ' = =
gb 0,95
= 321,685 m/s
Dengan mengambil sudut mutlak uap masuk sudu gerak II ( 1' ) sebesar 30o
= 264,626 m/s
c1' 305,6
sin 1 ' = sin 1' = sin 30 o ; 1' = 55,6240
'
1 185,151
Dengan mengambil sudut mutlak uap keluar sudu gerak II ( 2' ) sebesar 35o, maka
Kecepatan relatif uap pada sisi keluar sudu gerak II dengan memperhitungkan
kerugian :
Dengan nilai-nilai kecepatan dan besar sudut yang sudah diketahui, maka dapat
( )
Dari gambar 3.4 diatas didapat sudut keluar uap sudu gerak II 2' sebesar 104o dan
serta kerugian akibat kecepatan keluar uap dari sudu gerak baris II :
c 2'2 98,478 2
he = = = 4,8464 kJ/kg
2001 2001
2 u (c1u + c2u )
u = 2
c1
=
[( ) (
2.u c1u + c1' u + c2u + c2' u )]
2
c1
diatas hasilnya dibandingkan dengan hasil hasil yang diperoleh untuk nilai u/c1 yang
optimum :
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Gambar 3.5 Diagram i-s untuk tingkat pengaturan
Dari perhitungan sebelumnya untuk tinggi nosel 15 mm, akan dapat ditentukan
Sehingga dari persamaan 2-6 dapat ditentukan kerugian daya akibat gesekan cakram
u3
N ge ,a = 1,07 d 6 u
2
10
160,145 3 1
= 1 1,07 1,019112
10 6 0,0747
= 61,1277 kW
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Uap dari perapat labirin ujung depan dibuang ke ruang sorong uap ekstraksi yang
II
kedua dengan tekanan p eks = 5,431 bar, sedangkan tekanan sesudah nosel tingkat
pengaturan sebesar p1' = 40,667 bar. Tekanan kritis pada perapat-perapat labirin persis
Dimana z adalah jumlah ruang perapat labirin yang diambil sebanyak 84 buah.
g ( p1'2 p eks
II 2
)
Gkebocoran = 100 f s
z p1' v1
Dimana dalam hal ini diambil diameter poros (d) sebesar 500 mm, lebar celah antara
poros dengan paking labirin (s ) sebesar 0,6 mm, sehingga luas melingkar untuk aliran
= 3358,1225 kJ/kg
Dimana :
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
= 21,5389 + 32,4553 + 5,0421 + 3,2528 + 4,8464 + 0,6612
= 67,7965 kJ/kg
Sehingga kondisi uap sebelum nosel tingkat kedua ditentukan oleh tekanan 40 bar
Penurunan kalor teoritis dari tekanan 40 bar dan temperatur 458,333 0C ke tekanan
selang hingga ke titik ekstraksi pertama. Dengan membuat penurunan kalor yang sama
359,7895
h0 rata -rata = = 89,947 kJ/kg
4
Penurunan kalor untuk ketiga tingkat yang berurutan didistribusikan sebagai berikut
Tekanan uap sesudah tiap-tiap tingkat, dari diagram Mollier (i-s) adalah
p 2II = 31,0769 bar setelah tingkat yang kedua, p 2II = 23,8889 bar setelah tingkat yang
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
yang keempat. Pada tingkat kedua turbin untuk memperkecil kerugian pemasukan, akan
u = (u/c1)opt x c1
= 0,41 x 423,687
= 173,712 m/s
60 u 60 173,712
d= =
n 3000
= 1,10544 m = 1105,44 mm
396,440
c1t = = 412,959 m/s
0,96
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Sudut masuk uap (1) diambil sebesar 14,9o sehingga bila = 1 tinggi nosel yang
akan diperoleh berada dalam jangka yang diizinkan, sehingga kecepatan pada pelek
(rim) adalah :
1 = c12 + u 2 2 c1 u cos 1
c1 396,440
sin 1 = sin 1 = sin 14,9 o
1 232,8924
1 = 25,9570
2 = 1 - 30 = 25,9570 - 30 = 22,9570
Kecepatan relatif uap meninggalkan sudu gerak ingkat kedua diperoleh melalui
12 232,8924 2
2 = 91,5 + h01 = 91,5 0,86 + 0,05 20,3691
8378 8378
= 215,3924 m/s
2 215,3924
2t = = = 250,4563 m/s
0,86
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Selanjutnya kecepatan uap meninggalkan sudu gerak tingkat yang kedua adalah :
c2 = 22 + u 2 2 2 u cos 2
Dengan nilai-nilai kecepatan dan besar sudut yang sudah diketahui, maka dapat
Dari gambar 3.6 diatas didapat sudut keluar uap sudu gerak tingkat kedua 2 ( )
sebesar 730 dan kecepatan pada pelek (rim) menjadi:
2 t 2 22 250,4563 2 215,3924 2
hb = = = 8,1631 kJ/kg
2001 2001
serta kerugian akibat kecepatan keluar uap dari sudu gerak tingkat kedua adalah :
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
c 22 87,54512
he = = = 3,8301 kJ/kg
2001 2001
2 u (c1u c 2 u )
u = 2
c1
diatas hasilnya dibandingkan dengan hasil hasil yang diperoleh untuk nilai u/cad yang
optimum :
h0 (hn + hb + he )
u =
h0
Untuk tingkat kedua ini = 1 , maka dari persamaan 2-6 dapat ditentukan daya yang
u3 173,712 3 1
N ge ,a = 1,07 d 2 u = 1 1,07 1,10544 2
10 6 10 6 0,098
= 69,8219 kW
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
102 N gea 102 69,8219 4,1868
hge,a = = = 0,7553 kJ/kg
427 G 427 92,456
= 3287,48712 kJ/kg
g ( p12 p I 2 )
Gkebocoran = 100 f s
z p1 v1
Gkebocoran
hkebocoran = (i0 i2 ) =
1,3269
(70,316) = 1,0092 kJ/kg
G 92,456
= 19,7491 kJ/kg
maka penurunan kalor yang bermanfaat pada tingkat kedua ini adalah :
hi 70,0208
oi tk = = 100% = 78%
h0 89,77
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
70,0208
427 92,456
427 G0 hi 4,1868
Ni = = = 6407,0221 kW
102 102
Untuk tingkat ketiga, diperoleh tekanan uap sebelum nosel sebesar 31,0769 bar dan
temperatur uap adalah 424,167 0C, sehingga kalor total uap sebelum nosel adalah :
Pada tingkat ketiga turbin ini juga, untuk memperkecil kerugian pemasukan akan
dibuat terjadi 5% reaksi pada sudu pengarah, untuk tingkat ketiga dipilih perbandingan
kecepatan (u/c1)opt = 0,42, sehingga kecepatan mutlak uap keluar nosel tingkat ketiga :
= 178,028 m/s
60 x u 60 x 178,028
d= =
.n x 3000
= 1,13291 m = 1132,91 mm
Tingkat yang berikutnya sampai tingkat ke-8 didesain sama dengan cara yang
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 3.4 Kondisi Uap pada tiap tingkat Turbin Uap PLTGU
Bagian
Tingkat
Parameter Tingkat Tekanan Tinggi Tingkat Tekanan Menengah Tingkat Tekanan Rendah
Ukuran Pengaturan
I II 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Laju alir uap, Go kg/det 92,456 92,456 92,456 92,456 92,456 86,095 86,095 86,095 81,153 81,153 81,153 75,745 75,745 70,649 70,649
Tekanan uap masuk, Po bar 77,9 40 31,076 23,888 17,5 12,9 9,0 7,0 5,666 3,965 2,75 1,833 1,083 0,625 0,28
0
Temperatur uap, to C 547,826 458,333 424,167 391,666 350 312,5 287,5 258,333 234,783 195,455 165,91 132,5 93,182 96,15 93
Entalpi uap masuk , io kJ/kg 3520,6 3358,122 3284,911 3211,727 3138,064 3063,086 3008,250 2952,946 2897,170 2832,373 2766,934 2701,06 2638,53 2575,88 2469,90
io+ hepr kJ/kg 3520,6 3358,122 3288,815 3215,947 3142,346 3067,486 3012,472 2957,297 2901,687 2834,819 2769,515 2703,46 2642,22 2579,74 2479,72
P fiktif bar 77,9 40 31,157 23,969 17,581 12,981 9,081 7,081 5,732 4,0109 2,781 1,85 1,095 0,632 0,283
Tekanan uap keluar 43 / 40,667 32,713 / 25,146 / 18,421 / 13,579 / 9,474 / 7,368 / 5,965 / 4,243 / 2,943/ 1,961 / 1,191 / 0,753 / 0,35 / 0,144 /
bar
nosel/sudu, p1'/p2 41,333 / 40 31,076 23,888 17,5 12,9 9,0 7,0 5,66 3,965 2,75 1,833 1,083 0,625 0,28 0,111
Tekanan kritis, pkr bar - - - - - - - - - - - - 0,361 0,161
Entalpi tekanan kritis, ikr kJ/kg - - - - - - - - - - - - - 2516,66 2375
Entalpi uap keluar , i1t kJ/kg 3290,326 3268,352 3198,965 3125,977 3052,146 3004,506 2949,473 2894,11 2828,367 2761,379 2695,9427 2633,91 2572,27 2455,49 2353,14
Penurunan kalor ke
kJ/kg - - - - - - - - - - - - - 59,219 94,905
tekanan Kritis, ho,kr
Penurunan kalor, ho kJ/kg 230,274 89,77 89,85 89,970 90,199 62,98 63,0 63,186 73,32 73,44 73,573 69,55 69,95 124,25 126,58
Derajat reaksi, % 4 4 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 7 9 15 25
Penurunan kalor pada
kJ/kg 221,063 85,281 85,357 85,471 85,689 59,201 59,22 59,395 68,920 69,033 69,158 64,68 63,654 105,61 94,93
nosel, ho1
Penurunan kalor sudu
kJ/kg 9,211 9,211 4,488 4,492 4,498 4,510 3,778 3,78 3,791 4,399 4,406 4,414 4,868 6,29 18,637 31,64
gerak, ho2
Kecepatan keluar pada
tekanan Kritis, hepr kJ/kg 0 0 3,904 4,219 4,281 4,400 4,222 4,351 4,516 2,44 2,581 2,393 3,684 3,855 9,820
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Cad m/det 678,582 423,68 432,98 433,99 434,66 367,068 366,63 367,49 394,52 389,54 390,23 379,29 383,72 506,13 522,26
u/Cad 0,236 0,41 0,41 0,41 0,41 0,5 0,505 0,51 0,49 0,5 0,51 0,53 0,53 0,42 0,42
u/C1 0.254 0,438 0,438 0,438 0,436 0,532 0,536 0,541 0,520 0,530 0,541 0,564 0,570 0,467 0,497
Kecepatan keliling, u m/det 160,14 173,71 177,52 177,93 178,21 183,53 185,15 187,42 193,31 194,77 199,02 201,02 203,37 212,57 219,35
Diameter rata-rata, d mm 1019,11 1105,44 1129,70 1132,32 1134,07 1167,95 1178,23 1192,69 1230,19 1239,46 1266,49 1279,25 1294,20 1352,75 1395,87
1 derajat 17 30 14,9 14,9 14,9 14,9 16 16 16 13,4 13,4 12,4 14,2 14,2 13,7 16,5
Kecepatan relatif uap
m/det 480,73 185,15 232,90 238,01 238,56 241,01 176,21 174,80 174,01 189,20 183,50 178,94 169,11 167,35 253,49 238,94
masuk, 1
Sudut masuk uap
derajat 22,58 55,62 25,95 25,95 25,95 25,86 32,68 32,97 33,27 27,09 27,64 26,21 31,54 31,54 25,15 31,61
relatif, 1
Sudut keluar relatif
derajat 19,58 35 22,95 23,45 23,45 23,36 29,68 29,97 30,27 21,09 21,64 20,21 25,15 25,54 19,15 25,61
relatif , 2
2t m/det 499,40 185,08 251,35 256,11 256,65 258,97 193,20 191,92 191,25 207,61 202,47 198,37 192,15 197,93 355,43 381,64
Koefisien sudu, 0,86 0,9 0,.862 0,865 0,868 0,87 0,895 0,898 0,9 0,902 0,903 0,904 0,904 0,905 0,907 0,915
2 m/det 429,487 166,57 216,67 221,54 222,773 225,305 172,91 172,35 172,13 187,27 182,83 179,33 173,80 179,13 322,37 349,2
C2 m/det 283,74 98,47 88,38 91,88 92,55 93,83 91,91 93,31 95,06 69,95 71,87 69,20 85,86 87,83 140,18 178,68
2 derajat 30,49 104 73,0 73,7 73,4 72,2 111,3 112,6 114,1 105,5 110,2 116,4 120,6 118,4 49,0 57,7
C1u m/det 604,007 264,62 383,1 391,5 392,41 395,07 331,82 331,77 332,89 361,73 357,32 359,53 345,72 345,98 442,010 422,81
C2u m/det 244,46 -23,69 25,78 25,69 26,41 28,61 -33,43 -35,981 -38,88 -18,69 -24,92 -30,82 -43,81 -41,86 91,93 95,509
u 0,70886 0,791 0.790 0.791 0.799 0.812 0.814 0.816 0.852 0.853 0.859 0.843 0.840 0.886 0.833
Kerugian pada nosel, hn kJ/kg 21,53 5,04 6,68 6,97 7,01 6,16 3,74 3,609 3,503 4,008 3,85 3.81 3,301 3,306 5,372 5,04
Kerugian pada sudu
kJ/kg 32,45 3,25 8,11 8,25 8,11 8,14 3,711 3,563 3,473 4,01 3,78 3,59 3,356 3,543 11,19 11,84
gerak hb
Kerugian akibat
kJ/kg 4,846 3,904 4,21 4,28 4,4 4,22 4,351 4,51 2,44 2,58 2.39 3,68 3,85 9,82 15,955
kecepatan keluar, he
u 0,7085 0,791 0.783 0.784 0.792 0.814 0.817 0,818 0.857 0.860 0.866 0.851 0.846 0.787 0,740
error, 0,7778 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
Vkr m3/kg - - - - - - - - - - - - - - 3,7 9,5
Volume spesifik uap
m3/kg 0.0747 0.0831 0.0982 0.133 0.167 0.217 0.284 0.353 0.425 0.496 0.682 0,881 1,476 2,53 4,463 9,562
sesudah nosel, v1
Volume spesifik uap
m3/kg 0.0750 0.0835 0.1033 0.14 0.176 0.228 0.302 0.376 0.452 0,533 0.733 0,948 1,64 2,98 5,952 13,66
sesudah sudu, v2
Berat jenis uap, u, 1
3
kg/m 13,392 10,187 7,518 5,960 4,606 3,515 2,828 2,350 2,016 1.466 1.133 0.677 0.394 0,224 0.104
Nge.a kW 61,12 69,82 57,44 46,06 35,88 31,72 26,66 23,55 23,58 17,81 15,34 9,63 5,951 4,213 2,301
Kerugian kalor akibat
kJ/kg 0,661 0,755 0.62 0,49 0.388 0,36 0.309 0.27 0.29 0.21 0.189 0,12 0.078 0.059 0.032
gesekan, hge.a
hi" kJ/kg 162,47 70,31 73,68 74,28 75,37 55,33 55,38 55,77 67,07 65,44 66,16 61,47 62,85 101,65 103,52
Penampang kebocoran,
m2 - - 9,42 9,42 9,42 9,42 9,42 9,42 9,42 9,42 9,42 9,42 9,42 9,42 9,42 9,42
fs
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Gkebocoran kg/det 0 0 1,32 1,02 0.84 0.633 0.503 0.331 0.248 0.252 0.181 0.13 0,09 0.055 0.034 0.017
hkebocoran kJ/kg 0 0 1,009 0.81 0.68 0.51 0.32 0.213 0.16 0.208 0.146 0.112 0.076 0.046 0.05 0.026
hi' kJ/kg 162,47 69,306 72,86 73,60 74,85 55,01 55,17 55,61 66,86 65,303 66,05 61,39 62,804 101,605 103,49
hkebasahan kJ/kg 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,158 0,32 1,58 2,96
hi kJ/kg 162,47 69,306 72,86 73,60 74,85 55,01 55,17 55,61 66,86 65,303 66,05 61,23 62,47 100,01 100,53
hkerugian kJ/kg 67,79 20,46 20,885 20,58 19,62 12,36 12,04 11,92 10,96 10,581 10,1 10,703 11,154 28,08 35,87
oitk % 70,55 77,20 81,1 81,80 82,99 87,35 87,57 88,009 91,2 88,92 89,78 88,05 89,32 80,49 79,41
tk
Daya tingkat, N i kW 15020,13 6407,02 6736,30 6804,001 6920,32 4735,82 4749,69 4787,18 5425,89 5298,95 5359,903 4638,06 4731,95 7065,22 7101,68
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Perhitungan Kalor dari Ekstraksi II sampai Kondensor
Untuk tingkat ke-9 sampai tingkat ke-15 akan ditentukan jumlah tepat uap yang
mengalir, dari perapat gland tekanan tinggi (ujung depan) sebagian kebocoran uap
Gkebocoran merupakan massa alir uap dari titik penceratan pertama ke penceratan
kedua dari perapat labirin tekanan tinggi. Titik kedua penceratan mengalirkan ke dalam
ruang uap ekstraksi IV dari turbin, dengan mengambil untuk bagian labirin antara titik
penceratan pertama dan kedua terdapat delapan puluh lembar sekat (z = 80), tekanan
II
0,85 x p eks 0,85 x 5,431
p kr = = = 0,5114 bar
z + 1,5 80 + 1,5
Tekanan uap di dalam ruang dari mana uap dicerat ke ruang sorong uap ekstraksi IV
IV
adalah p eks = 0,5783 bar, dimana pkr < p eks
IV
Jumlah uap yang mengalir di antara titik penceratan pertama dan kedua :
2 2
II
g .( p eks p eks
IV
)
Gkebocoran = 100 xf s x II '
z. p eks .v1
9,81.(5,4312 0,5783 2 )
= 100 x0,94286.10 3 x = 0,1093 kg/s
80.5,431.0,49
Gperapat = Gkebocoran
I
Gkebocoran
II
= 0,7131 0,1093
= 0,6038 kg/s
II
G9 = G8 - Geks + G perapat
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
= 86,095 5,545 +0,6038
= 81,1538 kg/s
Dari diagram i-s diperoleh bahwa uap sewaktu mengembang dari tingkat ke-12
sampai tingkat ke-15 akan menjadi basah, jadi kerugian akibat kebasahan harus
x1 + x 2
hkebasahan = (1 ).h1
2
= (1 0,985).10,54527
= 0,15818 kJ/kg
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
BAB 4
potensial uap dikonversikan menjadi energi kinetik berupa pancaran uap ke sudu gerak
uap yang mengalir melalui bagian nosel dengan penampang konvergen sewaktu
berekspansi didalamnya hanya mencapai nilai minimum tertentu [Menurut Lit. 1, hal.
21] yang disebut tekanan kritis (pkr) yang sama dengan 0,577.po untuk uap jenuh dan
0,546.po untuk uap panas lanjut. Kecepatan uap pada tekanan ini disebut kecepatan
kritis.
Bila tekanan sesudah nosel lebih besar dari tekanan kritis p1 > pkr, maka ekspansi
uap yang terjadi hanya sampai tekanan p1, dalam hal ini digunakan nosel konvergen,
sedangkan untuk mendapatkan tekanan sisi keluar p1 < pkr dan kecepatan superkritis c1
> ckr digunakan nosel konvergen divergen [Menurut Lit. 1, hal. 21]. Untuk menentukan
jenis nosel yang digunakan dalam perencanan ini, terlebih dahulu ditentukan harga-
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
4.1.1 Tinggi Nosel dan Sudu Gerak
Kondisi uap pada tingkat pertama adalah uap panas lanjut, maka tekanan kritisnya :
pkr = 0,546 x p0
= 42,5334 bar
dimana tekanan sesudah nosel p1 = 43bar, karena p1 lebih besar dari pkr, maka
Go
f1 = 1 (m2) ...(4-1)
c1
Dimana :
Maka :
92,456
f1 = 0,0747 = 0,010934 m2 = 109,34 cm 2
631,628
tidak kurang dari 0,2 [lit, hal 56]. Untuk turbin-turbin dengan kapasitas besar dan
menengah dengan sudu-sudu yang relatif besar, nilai derajat pemasukan parsial dapat
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
diperoleh nilai derajat pemasukan parsial 0,7778. Jumlah nosel yang dipakai,
f1 109,34 cm 2
f1 = = = 2,1868 cm2
zn 50
f1' 2,1868
a= = = 1,458 cm
l 1,5
Tinggi sisi masuk sudu gerak baris yang pertama dibuat sebesar :
l1 ' = ln + 2 = 15 + 2 = 17 mm
Tinggi sudu gerak baris yang pertama pada sisi keluarnya, dari [Menurut lit. 1, hal.
58] adalah :
'
G o .v1
l1 '' = ...(4-2)
.d.. 2 sin 2
Dimana :
1' : volume spesifik uap keluar sudu gerak baris pertama = 0,075 m3/kg
f1
=
.d .l.sin 1
0,010934
=
.1,01911.15.10 3. sin 17 o
= 0,7778
Maka :
92,456 x0,075
l1 '' = = 0,01933 m = 19,33 mm
1,01911 0,7778 429,487 sin 19,589 o
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Tinggi masuk sudu pengarah :
= 19,33 + 0,5
= 19,83 mm
Tinggi sisi keluar sudu ini akan sebesar [Menurut lit. 1, hal. 56] adalah :
G o .v gb
lgb'' = ...(4-3)
.d..c1 sin 1
' '
92,456.0,0831
= = 0,02018 m
1,01911 0,7778 305,6 sin 30 o
= 20,18 mm
l2 ' = 20,18 + 2
= 22,18 mm
Tinggi sudu gerak sisi keluar baris kedua, dari [Menurut lit. 1, hal. 58] adalah :
Go .v2
l2 '' = ...(4-4)
.d . .2 ' sin 2 '
92,456.0,0835
= = 0,02521 m
1,01911 0,7778 166,579 sin 35 o
= 25,21 mm
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Berikut ini merupakan gambar penampang nosel, sudu gerak, dan sudu pengarah
Dari pengalaman bahwa untuk hasil-hasil yang baik diperoleh bila lebar sudu gerak
40 mm dan lebar sudu pengarah 30 mm. Besarnya jari-jari busur dari profil sudu baris
b 40
R1 = = = 21,443 mm
cos 1 + cos 2 cos 22,589 + cos19,589 o
o
b 30
Rgb = = = 17,364 mm
cos 2 + cos 1
'
cos 30,496 o + cos 30 o
b 40
R2 = = = 28,906 mm
cos 1 + cos 2
' '
cos 55,624 o + cos 35 o
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
4.1.3 Jarak bagi antara Sudu
Jarak antara masing-masing sudu pada sudu gerak turbin dapat dihitung dengan
persamaan :
R1 21,443
t1 = = = 29,807 mm
sin 1 + sin 2 sin 22,589 o + sin 19,589 o
R gb 17,364
tgb = = = 17,235 mm
sin 2 + sin 1
'
sin 30,496 o + sin 30 o
R2 28,906
t2 = = = 20,663 mm
sin 1 + sin 2
' '
sin 55,624 O + sin 35 O
Berikut ini merupakan gambar penampang profil sudu gerak dengan jarak bagi
antara sudu :
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
4.1.4 Jumlah Sudu
.d 1019,11
zs,1 = = = 107 sudu
t1 29,807
Dimana :
.d 1019,11
zgb = = = 186 sudu
t gb 17,235
.d 1019,11
zs,2 = = = 155 sudu
t2 20,663
Tinggi sisi keluar nosel tingkat kedua, disebabkan adanya kebocoran melalui
(G Gkebocoran ) 1
ln =
dc1 sin 1
(92,456 1,3269).0,0982
=
.1,10544.396,440. sin 14,9 o
= 0,02525 m = 25,25 mm
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Dan tinggi sisi keluar sudu :
G 2
l2 " =
d 2 sin 2
92,456 x0,1033
=
.1,10544.215.3924. sin 22,957 o
= 0,03253 m = 32,53 mm
Untuk tingkat ke-3 sampai tingkat ke-15 dengan cara yang sama seperti diatas
diperoleh ukuran utama nosel dan sudu gerak dan hasilnya ditabelkan pada tabel 4.1
berikut ini :
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 4.1 Ukuran Nozel dan Sudu Gerak
Bagian
Parameter Tingkat Pengaturan Tingkat Tekanan Tinggi Tingkat Tekanan Menengah Tingkat Tekanan Rendah
I II 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Laju aliran uap, Go (kg/s) 92,45 92,45 92,45 92,45 92,45 86,09 86,09 86,09 81,15 81,15 81,15 75,74 75,74 70,64 70,64
Gkebocoran (kg/s) 0 1,326 1,020 0,848 0,633 0,503 0,331 0,248 0,252 0,181 0,137 0,093 0,055 0,034 0,017
Tekanan masuk, P0 (bar) 77,9 40 31,07 23,88 17,5 12,9 9,0 7,0 5,67 3,96 2,75 1,83 1,08 0,62 0,28
Tekanan kritis , Pkr (bar) 42,53 21,84 16,96 13,04 9,55 7,04 4,91 3,82 3,09 2,16 1,50 1,05 0,62 0,36 0,16 42,53
Tekanan keluar, P1 (bar) 43 40,66 32,71 25,14 18,42 13,57 9,47 7,36 5,96 4,24 2,94 1,96 1,19 0,75 0,35 0,14
Diameter rata-rata, d (mm) 1019,1 1105,4 1129,7 1132,3 1134,07 1167,9 1178,2 1192,6 1230,1 1230,4 1266,4 1279,2 1294,2 1352,7 1395,8
Volume spesifik keluar nozel, v1
0.074 0.083 0.098 0.133 0.167 0.217 0.284 0.353 0.425 0.496 0.682 0,881 1.476 2,533 4,464 9,562
(m3/kg)
Kecepatan uap keluar nozel, C1
631,6 305,6 396,4 405,14 406,08 408,82 345,21 345,15 346,32 371,86 367,33 368,13 356,63 356,89 454,96 440,98
(m/s)
2
Penampang nozel, f1 (cm ) 109,3 251,4 228,9 303,5 381,9 490,9 709,4 881,8 1057,7 1082,3 1506,6 1944,1 3134,8 5375,8 6932,4 15319,0
Tinggi nosel, ln (mm) 15 20,18 23.29 25.34 34.97 40.04 46.89 47.39 53.19 73.71 106.54 144.51 200.76 280.11 438.85 605.12
Jumlah nozel, zn (buah) 50 65 50 50 50 50 55 55 55 50 50 50 50 50 50 65
Lebar nozel, a (mm) 14,58 19,17 18,13 18,47 18,48 18,46 18,51 1864 18,85 17,98 18,10 17,13 19,76 19,98 18,97 20,03
Tinggi sudu gerak masuk, l' (mm) 17 22,18 27,25 34,87 43,34 55,18 71,68 88,03 104,03 122,37 168,46 228,98 319,34 540,17 732,70 1176,64
Volume spesifik keluar sudu gerak,
0.075 0.083 0.103 0.14 0.176 0.228 0.302 0.376 0.452 0.533 0.733 0,948 1.64 2,98 5,95 13,66
v2 (m3/kg)
1 (derajat) 17 30 14,9 14,9 14,9 14,9 16 16 16 13,4 13,4 12,4 14,2 14,2 13,7 16,5
1 (derajat) 22,58 55,62 25,95 25,95 25,95 25,86 32,68 32,97 33,27 27,09 27,64 26,21 31,15 31,54 25,15 31,61
2 (derajat) 19,58 35 22,95 23,45 23,45 23,36 29,68 29,97 30,27 21,09 21,64 2021 25,15 25,54 19,15 25,61
2 (m/s) 429,48 166,57 216,67 221,54 222,77 225,30 172,91 172,35 172,13 187,27 182,83 179,33 173,80 179,13 322,37 349,20
Tinggi sudu gerak keluar, l'' (mm) 19,33 25,21 32,53 41,32 51,72 66,32 82,86 101,51 119,77 166,00 226,5 311,84 418,08 718,17 934,72 1456,71
Lebar sudu gerak, b (mm) 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 45 50 50
Jari-jari busur, R (mm) 21,44 25,14 21,98 22,02 22,02 22,005 23,38 23,46 23,53 21,94 22,03 21,79 22,71 25,65 27,03 28,52
Jarak bagi sudu, t (mm) 29,80 20,66 26,54 26,34 26,34 26,41 22,58 22,46 22,35 26,89 26,45 27,66 24,09 26,86 35,87 29,80
Jumlah sudu gerak Zs (buah) 107 155 131 135 135 135 163 165 168 144 147 144 167 151 119 147
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
4.2 Kekuatan Sudu
Kekuatan sudu turbin cukup dihitung pada bagian-bagian yang terlemah, dan bila
pada bagian ini ternyata sudah aman, maka bagian yang lain akan lebih aman.Besarnya
tegangan tarik akibat gaya sentrifugal dengan nilai terbesar yaitu pada sudu gerak
tingkat akhir (tingkat ke-15), yang dapat dihitung dengan persamaan dari lit. 1 hal. 288
2 n 2 as As
= l15 xr + xt s xrs (kg/cm2) ....(4-5)
900 xg Ao
Dimana :
rs 135,828
= 2 . = 2 x x = 5,808 cm
z15 147
= 15,4 cm2
maka :
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
2 x3000 2 x0,00785 1,1
= x 131,7675 x69,794 + x5,808 x135,828 kg / cm 2
900 x981 15,4
Tegangan tarik akibat gaya sentrifugal yang diizinkan untuk bahan Alloy Steel AISI
1050 As-rolled (Lampiran IV) adalah sebesar 105,0 kpsi, jadi pemilihan bahan di atas
sudah aman.
Tegangan lentur akibat tekanan uap [Menurut lit. 1, hal. 291-292] dapat ditentukan
427.Go hi
Pu,15 = (kg) ...(4-6)
.u.z s ,15
Dimana :
Maka :
= 22,465 kg
2. Gaya yang terjadi akibat perbedaan tekanan uap masuk dan keluar sudu adalah :
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
"
Pa,15 = l 15 . t15 (p1 p2) (kg) ...(4-7)
Dimana :
"
l 15 = tinggi sudu gerak keluar tingkat ke-15 = 145,671 cm
Maka :
= 14,93045 kg
Go (c1 u - c 2 u )
Pa,15 = (kg) ...(4-8)
g . .z s ,15
70,6498(422,815 95,509)
Pa,15 = = 16,0354 kg
9,81.1,0.147
Gambar berikut ini menunjukkan arah resultan gaya yang dikerjakan oleh uap pada
sudu gerak :
persamaan :
= 38,257 kg
Dengan menganggap Po,15 konstan sepanjang sudu gerak ke-15 maka momen
P15 .l15
Mx,15 = (kg.cm) ...(4-10)
2
l15 = 131,7675 cm
Sehingga :
18,257 131,7675
Mx,15 = = 2520,515 kg.cm
2
Tegangan lentur akibat tekanan uap dengan nilai terbesar yang terjadi di sepanjang
Dimana :
maka :
2520,515
b = = 352,027 kg/cm2
7,16
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
untuk turbin pemasukan penuh : b 380 kg / cm 2 , dengan demikian konstruksi sudu
Getaran yang terjadi pada turbin adalah karena ketidakteraturan aliran uap yang
keluar nosel dan sudu pengarah. Frekuensi dinamis (fd) dari getaran yang terjadi
Dimana :
dihitung dengan :
Drata rata
B = 0,8 x 0,85
l 2"
1395,878
B = 0,8 x 0,85
1456,71
= 0,1082
Maka :
fd = (160) 2 + 0,1082(50) 2
= 160,843 rps
fd 7 x 50
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
160,843 rps 350 rps,
Jenis cakram yang dipilih adalah jenis cakram konis karena sesuai untuk tingkat
dengan diameter besar dalam hal distribusi tegangan yang lebih merata pada kelepak.
Tegangan radial akibat sesuaian paksa pada poros, r0 = -100 kg/cm2 [Menurut lit. 1,
hal. 307]. Tegangan radial pada jari-jari r2 akibat gaya sentrifugal sudu-sudu dan pelek
Gambar berikut ini akan menunjukkan parameter-parameter yang ada pada cakram
konis.
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
R
r2 y1 - r1 y
R= ...(4-13)
y1 - y
= 837,526 mm = 83,7526 cm
Tegangan lentur pada bagian cakram yang tipis pada jari-jari R = 83,75268 cm
as
u = U2 (kg/cm2) ...(4-14)
g
Dimana :
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
.R.n .83,7526.3000
U = =
30 30
= 26298,34152 cm/s
Maka :
0,00785.(26298,34152) 2
u =
981
u = 5534,2321 kg/cm2
as
u = U12 (kg/cm2) ...(4-15)
g
Dimana :
Maka :
0,00785.(10957,6423) 2
u =
981
u = 960,8042 kg/cm2
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
r1 = u . p0 + A.p1 + B.p2 (kg/cm2) ...(4-17)
Dimana : A dan B adalah konstanta integrasi yang diperoleh dari kondisi batas,
Tegangan-tegangan pada bagian utama hub [Menurut lit. 1, hal. 312-313] adalah :
y1
r0 = lo. u + l1o . r1 + l2o thub (kg/cm2) ...(4-20)
y0
Dimana : koefisien p0, p1, p2, q0, q1 dan q2 diperoleh dari kurvakurva yang diberikan
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Koefisien-koefisien untuk persamaan (4-16) diperoleh dari :
r2 69,7939
x= = = 0,8333
R 83,7526
r1 34,89695
x= = = 0,4167
R 83,7526
Koefisien - koefisien 1o, 11o, l2o dihitung dari ro/r hub = 250/348,9695 = 0,7164 dan
persamaan (4-16), (4-17), (4-18), (4-19) dan (4-20) dengan bilangan yang belum
Diperoleh :
A = 288,793 kg/cm2
B = 174,874 kg/cm2
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
= 1078,981 kg/cm2
= 2625,243 kg/cm2
= 2463,395 kg/cm2
y1
rhub = . [lit 1, hal308] ...(4-21)
y 0 r1
70
= 1078,981
140
= 539,491 kg/cm2.
Hasil-hasil semua perhitungan tegangan radial dan tangensial pada cakram konis
B = 174,874 kg/cm2
u = 5534,2321 kg/cm2
1. Tegangan-tegangan radial
Jari-jari, r, cm
Koefisien
34,89695 52,3454 69,7939
x = r/R 0,4167 0,625 0,8333
p0 0,165 0,13 0,07
p1 2,3 3,25 6,5
p2 -2,85 -0,87 -0,25
u p0 913,1483 719,4502 387,3962
A p1 664,2239 938,5773 1877,1545
B p2 -498,3909 -152,1404 -43,7185
r, kg/cm2 1078,981 1150,8870 2220,8322
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
2. Tegangan-tegangan tangensial
Jari-jari, r, cm
Koefisien
34,89695 52,3454 69,7939
x = r/R 0,4167 0,625 0,8333
q0 0,173 0,155 0,122
q1 1,93 2,5 4
q2 6,35 3,5 2,5
u q0 957,4222 857,8060 675,1763
A q1 557,3705 721,9825 1155,1720
B q2 1110,4499 612,0590 437,1850
t, kg/cm2 2625,243 2191,8475 2267,5333
Tegangan-tegangan pada hub [Menurut lit. 1, hal. 306-307] dapat diperoleh dengan
persamaan :
Dimana koefisien - koefisien k, k1, dan k2 dihitung dari persamaan berikut ini :
tangensial dan radial pada titik tersebut, dan hasilnya dapat ditabelkan berikut ini :
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
t ,hub = 2463,395 kg/cm2
1. Tegangan-tegangan radial
Jari-jari, r, cm
Koefisien
25,0 29,948 34,89695
r/rhub 0,7164 0,8582 1
lo 0,2839 0,14 0
l1o 1,4742 1,1789 1
l2o -0,4742 -0,1789 0
lou 277,961 134,561 0
l1orhub 795,3176 635,995 539,491
l2o thub -1168,142 -440,652 0
r, kg/cm2 -94,864 329,904 539,491
2. Tegangan-tegangan tangensial
Jari-jari, r, cm
Koefisien
25,0 29,948 34,89695
r/rhub 0,7164 0,8582 1
k 0,0323 0,03113 0
k1 -0,4742 -0,2567 0
k2 1,4742 1,1789 1
ku 31,034 29,91 0
k1rhub -255,827 -138,487 0
k2 thub 3631,537 2904,096 2463,395
t, kg/cm2 3406,744 2795,519 2463,395
Jenis baja yang digunakan untuk konstruksi cakram turbin tergantung pada
besarnya tegangan yang dialami dan kondisi operasi dimana tegangantegangan yang
tegangan yang diizinkan tidak pernah lebih dari 0,4 kali tegangan titik searah bahan
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Dari hasil perhitungan tegangan-tegangan pada bagian-bagian yang penting untuk
cakram yang direncanakan, jenis bahan yang dipakai adalah dipilih bahan Alloy Steel
AISI 1050 As-Rolled (Lampiran IV) dengan tegangan tarik = 105 kpsi = 7383,966
memindahkan daya dan putaran turbin serta tempat pemasangan cakram dan sudu,
Untuk poros putaran sedang dan beban berat, maka pada perancangan ini digunakan
bahan Alloy steels AISI 1095 As-rolled (Lampiran IV) dengan tegangan tarik 140 kpsi =
98,46 kg/mm2. Sehingga tegangan geser yang diizinkan untuk bahan poros ini [Menurut
b
a = ...(4-24)
Sf1.Sf 2
Dimana :
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Maka :
98,46
a =
6 2,2
= 7,459 kg/mm2
Daya nominal (N) yang ditransmisikan pada perancangan ini = 97516 kW pada
putaran (n) = 3000 rpm. Maka besarnya momen torsi poros (Mt) [Menurut lit. 4, hal. 7]
N
Mt = 9,74 . 105 ...(4-25)
n
97516
Mt = 9,74 . 105
3000
Diameter poros (dp) [Menurut lit. 3, hal. 8] dapat dihitung dengan persamaan :
Dimana :
Maka :
1/ 3
316,602 10 5
dp = 5,1 2,5 2,2
7,459
dp = 491,951 mm
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Dari standarisasi poros, maka dipilih diameter poros yang dipakai pada perancangan
Putaran kritis adalah putaran permenit yang secara numerik berimpit dengan
lendutan poros cenderung untuk memperbesar sampai ke tak hingga. Jadi pengoperasian
pada putaran kritis haruslah dihindari, untuk menghitung putaran kritis harus
menghitung terlebih dahulu pembebanan yang terjadi pada poros. Pembebanan yang
dimaksud adalah pembebanan statis yang disebabkan berat cakram dan berat poros itu
sendiri.
Berat cakram pada tingkat terakhir (ke-15) dapat dihitung melalui persamaan berikut
ini :
y + y1
Wcr = as . .[(r1 r0 ). yo + (r2 r1 )(
2 2 2 2
)] ...(4-27)
2
2+7
Wcr = 0,00785. .[(34,89695 2 25 2 ).14 + (69,7939 2 34,89695 2 )( )]
2
Wcr = 610,357 kg
Untuk massa cakram dari tingkat pengaturan sampai tingkat ke-15 dihitung dengan
cara yang sama dan hasilnya ditabelkan pada tabel 4.4 berikut ini.
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 4.4 Ukuran dan Berat Cakram
Bagian
Tingkat
No Parameter Tingkat Tekanan Tinggi Tingkat Tekanan Menengah Tingkat Tekanan Rendah
Pengaturan
I II 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 d (cm) 101,911 110,543 112,970 113,232 113,407 116,794 117,823 119,269 123,019 123,946 126,649 127,925 129,420 135,275 139,587
2 l" (cm) 1,933 2,52 3,25 4,13 5,17 6,63 8,28 10,15 11,97 16,60 22,65 31,18 41,80 71,81 93,47 145,67
3 r2 (cm) 50,955 50,955 55,272 56,485 56,616 56,703 58,397 58,911 59,634 61,509 61,973 63,324 63,962 64,710 67,637 69,793
4 r1 (cm) 25,477 25,477 27,635 28,242 28,308 28,351 29,198 29,455 29,817 30,754 30,986 31,662 31,981 32,355 33,818 34,896
5 ro (cm) 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
6 y1 (cm) 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 5 6 7 7
7 yo (cm) 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 10 12 14 14
8 y (cm) 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 2 2 2 2 2 2 2
9 Wcr (kg) 149,48 149,48 200,39 215,44 217,08 218,19 239,83 246,53 256,04 298,76 305,38 324,97 363,10 434,81 560,09 610,35
Wcr,tot = ( 149,486 + 149,486 + 200,392 + 215,445 + 217,089 + 218,191 + 239,833 + 246,535 + 256,049 + 298,767 + 305,388 + 324,973 +
Wcr,tot = 4790,005 kg
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Pengaruh ujung poros berjuntai (overhang) [Menurut lit. 1, hal. 323] harus
diabaikan untuk idealisasi, karena hal seperti ini hanya sedikit akan menurunkan putaran
kritis, sehingga berat total poros (Wp) dapat dihitung dengan persamaan :
d p2 as
Wp = lp ...(4-28)
4
Dimana :
Maka :
Wp = 50 0,00785 368,82
2
= 5687,073 kg
a. Modulus elastisitas poros untuk bahan Alloy steel, E = 2,1 x 106 kg/cm2
d p4
I=
64
=
50 4
64
= 306919,643 cm4
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
c. Mencari reaksi pada bantalan
A B
19
144
Gambar 4.6 Diagram reaksi bantalan dan beban pada poros turbin
MA = 0
WcrI,1(118,63)+WcrI,2(133,75)+Wcr,2(144,35)+Wcr,3(152,3)+Wcr,4(163,87)+Wcr,5
(171,82)+Wcr,6(185,34)+Wcr,7(194,57)+Wcr,8(203,8)+Wcr,9(215,64)+Wcr,10(224,
76)+Wcr,11(233,83)+Wcr,12(250,85)+Wcr,13(264,85)+Wcr,14(283,85)+Wcr,15(306,
35)+WP(184,41) RB(368,82) = 0
149,486(118,63)+149,486(133,75)+200,392(144,35)+215,445(152,3)
+217,089(163,87)+218,191(171,82)+239,833(185,34)+246,535(194,57)+256,
049(203,8)+298,767(215,64)+305,388(224,76)+324,973(233,83)
+363,102(250,85)+434,818(264,85)+560,093(283,85)+610,357(306,3)+5687,
073(184,41) RB(368,82) = 0
RB = 5501,4425 kg
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Kemudian :
Fy = 0
RA + RB (Wcr,tot+Wp) = 0
RA = 4975,6355 kg
sehingga akan didapat defleksi pada poros seperti gambar berikut ini :
368,
Putaran kritis poros [Menurut lit. 1, hal. 322] dapat ditentukan dengan
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
M Fi y i
n kr = 300 ...(4-29)
Fi y i2
Dimana :
F y i i = Wcr ,i y cr ,i
F y i i = Wcr ,i y cr2 ,i
Selanjutnya dengan menggunakan persamaan (4-27) dan tabel 4.5 diatas akan dapat
10000 316020,785
nkr = 300
21634096,294
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
= 3625,849 rpm
diperoleh :
nkr - nt
n = x 100%
nkr
3625,849 - 3000
= x 100%
3625,849
= 17,261%.
Dari praktek [Menurut lit. 1, hal. 318] ternyata, bila putaran kritis berbeda dengan
putaran normal sebesar 15 sampai 20%, dapat dipastikan bahwa turbin sudah berada
Bantalan merupakan bagian utama dari elemen mesin sehingga dalam pemilihannya
harus dipertimbangkan peranannya. Bantalan yang dipakai pada rancangan ini adalah
bantalan luncur, karena beban yang dialami cukup besar dan putaran yang tinggi.
Gambar 4.8 berikut ini menunjukkan gambar bantalan luncur yang didesain.
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Pendesainan bantalan ini dilaksanakan menurut metode yang disarankan oleh M.I.
Yanovsky untuk bantalan luncur 1800. Jenis bantalan yang digunakan adalah bantalan
radial (journal bearing). Untuk bantalan radial, dalam hal ini menerima beban dalam
arah tegak lurus dengan poros dan gaya radial dari poros ditentukan dengan persamaan :
Fr = RA + Fs ...(4-30)
Dimana :
RA = 4975,6355 kg
Fs = m (y + e) 2/g
Dengan :
y = lendutan
= 314,286 rpm
Maka :
Fs = 52703,588 kg
Fr = 4975,6355 + 52703,588
Fr = 57679,224 kg
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 4.6 Ruang bebas yang diperbolehkan untuk Bantalan Luncur [lit 1, hal 277]
Bantalan tanpa lapisan logam putih Bantalan dengan lapisan logam putih
Diameter
Ruang bebas Ruang bebas Ruang bebas Ruang bebas
No. poros,
atas, mm bawah, mm atas, mm bawah, mm
Mm
Minimal Maksimal Minimal Maksimal Minimal Maksimal Minimal Maksimal
1 50 0,15 0,25 0,10 0,15 0,10 0,12 0,15 0,20
2 100 0,20 0,30 0,10 0,20 0,10 0,15 0,20 0,25
3 150 0,30 0,40 0,15 0,25 0,20 0,25 0,30 0,40
4 200 0,40 0,55 0,20 0,30 0,20 0,30 0,35 0,45
5 250 0,50 0,65 0,25 0,35 0,25 0,35 0,45 0,55
6 300 0,60 0,75 0,30 0,40 0,30 0,45 0,55 0,62
7 350 0,70 0,85 0,35 0,45 0,35 0,50 0,62 0,70
Ruang bebas a dipilih sesuai dengan diameter poros 450 mm dari Tabel 4.6 diatas. a
= 0,85 mm dan nilai d/l [Menurut lit. 1, hal. 278-279] diambil = 1,5
Maka :
l = (1/d) x d
Koefisien (kriteria beban) bantalan [Menurut lit. 1, hal. 278] diperoleh dengan
persamaan :
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
v =
( d)
Fr a
2
...(4-31)
l.u.
Dimana :
.d .n
u = kecepatan keliling permukaan poros = = 7071,43 cm/s
60
Maka :
= 32,3357
Besar harga koefisien x diperoleh dari gambar 4.10 berikut ini. Dan untuk bantalan
32,
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Sedangkan koefisien gesek (f) untuk bantalan dapat dihitung dengan menggunakan
data-data pada gambar 4.11 berikut ini. Dan untuk bantalan luncur = 1800 dan harga
17,
Maka, dari lit. 1, hal. 279, didapat nilai koefisien gesek (f) :
a. s
f = ...(4-32)
d v
0,85 17,16
f =
450 32,3357
= 0,0010024
f .Fr u
A = ...(4-33)
100
= 4088,535 kgm/s
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Sehingga ekivalensi kalor kerja ini adalah :
1
Qx = (kkal/kg.m) x Ay
427
4088,535 kg.m / s
Qx =
427 kkal / kg.m
= 9,575 kkal/s
Dengan mengabaikan kerugian akibat radiasi, maka jumlah minyak yang dibutuhkan
untuk menyerap kalor yang timbul akibat gesekan pada bantalan akan sebesar adalah :
Qx
q = ...(4-34)
pl .C.(t 2 t1 )
Dimana :
Maka :
9,575
q =
0,92 0,45 (52 40)
= 1,929 ltr/s
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
BAB 5
KESIMPULAN
kesimpulan dalam perancangan turbin uap penggerak generator pada instalasi PLTGU,
antara lain :
1. Poros
a. Diameter = 500 mm
b. Panjang = 368,82 cm
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
f. Momen torsi poros = 520,2134 x 105 kg.mm
2. Nosel
3. Sudu gerak
Tinggi Tinggi
Jumlah Lebar
No. Tingkat sisi masuk sisi keluar Bahan
(buah) (mm)
(mm) (mm)
1 I 107 17,00 19,33 40 AISI 1050 As-rolled
2 II 155 22,18 25,21 40 AISI 1050 As-rolled
3 2 131 27,25 32,53 40 AISI 1050 As-rolled
4 3 135 34,87 41,32 40 AISI 1050 As-rolled
5 4 135 43,34 51,72 40 AISI 1050 As-rolled
6 5 135 55,18 66,32 40 AISI 1050 As-rolled
7 6 163 71,68 82,86 40 AISI 1050 As-rolled
8 7 165 49,393 54,99 20 AISI 1050 As-rolled
9 8 168 55,190 59,09 20 AISI 1050 As-rolled
10 9 144 75,719 75,29 20 AISI 1050 As-rolled
11 10 147 168,46 226,50 40 AISI 1050 As-rolled
12 11 144 228,98 311,84 40 AISI 1050 As-rolled
13 12 167 319,34 418,08 40 AISI 1050 As-rolled
14 13 151 540,17 718,17 45 AISI 1050 As-rolled
15 14 119 732,70 934,72 50 AISI 1050 As-rolled
16 15 147 1178,64 1456,71 50 AISI 1050 As-rolled
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
4. Cakram
5. Bantalan
b. Panjang = 300 mm
6. Pelumasan
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
Medan,1994.
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
B
A
B
13 A
16 15 14 12 11
POTONGAN A - A
POTONGAN B - B
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009. 1
NO.
1
JLH
BANTALAN LUNCUR DEPAN
NAMA BAGIAN
BESI COR
BAHAN NORMALISASI KETERANGAN
SATUAN PANJANG
: 1,609 km : 0,454 kg
: 907 kg
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
SATUAN BERAT
: 1016 kg
SATUAN LUAS
: 10,76 sq feet
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
1 cu inches : 16,39 mm3 : 0,0584 grain/US
: 4,55 liter
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
: 0,0703 kg/cm2 1 kW : 738 ft.lbs/det
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
1 N.m : 1 Joule : 2650000 N.m
: 0,10194 Kg.m
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009
Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin
3000 RPM, 2009.
USU Repository 2009