KIMIA DASAR
Disusun Oleh:
2 Standarisasi larutan
NaOH merubah warna
asam cuka encer yang
di beri 2 tetes indikator
PP dari warna awal
bening menjadi warna
merah jambu/pink.
2.Tabel Pengamatan
a.Standarisasi Larutan NaOH
No Va Vt Vt-Va Warna Warna
Awal Akhir
1 0 18,5 18,5 Bening Pink
2 18,5 38 19,5 Bening Pink
3 0 13,3 13,3 Bening Pink
b.Penentuan Kadar Asam Cuka
No Va Vt Vt-Va Warna Warna
Awal Akhir
1 0 24,8 24,8 Bening Pink
2 24,8 48 23,2 Bening Pink
3 0 25 25 Bening Pink
2.Perhitungan
a.Standarisasi larutan NaOH
= 17,1
N NaOH I =
15 0,1
=
18,5
= 0,08108
N NaOH II =
15 0,1
=
19,5
= 0,07692
N NaOH III =
15 0,1
=
13,3
= 0,11278
1+2+3
Normalitas NaOH =
3
0,08108+0,07692+0,11278
=
3
= 0,09026
b.Penentuan kadar asam cuka
1+2+3
Volume rata-rata =
3
24,8+23,2+25
=
3
= 24,33
Normalitas asam cuka = Va x Na = Vb x Nb
= 10 ml x Na = 17,1 x 0,09026
= Na= 0,15435 (untuk 1 ml)
= untuk 10 ml
= 10 x 0,15435
= 1,5435
c.Kadar asam cuka dalam garam
1000
( ) .
10
= 100 %
50 1000
1000
( ) 1,5435 60
10
= x 100 %
50000
=18,522%
3.Perhitungan ralat
a.Perhitungan ralat standarisasi NaOH
No Xn Xn - X | | | | 2
Rata-rata =
51,3
=
3
= 17,1
||
Devisiasi rata-rata relative (a) =
7,6
=
3
= 2,53
|| 2
Devisiasi standard(s) =
1
22,16
=
2
= 11,08
= 3,32
Devisiasi standard rata-rata(A) = 100%
2,53
= 100%
17,1
= 14,795%
Devisiasi standard relative(S) = 100%
3,32
= 100%
17,1
= 19,415%
Hasil pengukuran =X+a = 17,1 + 2,53 = 19,63
=Xa = 17,1 2,53 = 14,57
Tingkat ketelitian = 100%-A = 100%-14,795%
= 85,205%
b.Perhitungan ralat kadar asam cuka
No Xn Xn X | | | 2
|
1 24,8 24,8-24,33=0,47 0,47 0,2209
2 23,2 23,2-24,33=-1,13 1,13 1,2769
3 25 25-24,33 =0,67 0,67 0,4489
73 0,01 72,27 1,9467
Rata-rata =
73
=
3
= 24,33
||
Devisiasi rata-rata relative (a) =
2,27
=
3
= 0,75667
|| 2
Devisiasi standard(s) =
1
1,9467
=
2
= 0,97335
= 0,986585019
Devisiasi standard rata-rata(A) = 100%
0,75677
= 100%
24,33
= 3,11%
Devisiasi standard relative(S) = 100%
0,986585019
= 100%
24,33
= 4,055%
Hasil pengukuran = X + a = 24,33 + 0,75667 = 25,08
= X a = 24,33 0,75667 = 23,57
Tingkat ketelitian = 100%-A = 100%-3,11%
= 96,89%
VIII. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini kita melakukan analisis kuantitatif untuk
menentukan kadar asam asetat dalam asam cuka komersial, yang
beredar di pasaran. Di mana pada percobaan ini digunakan asam cuka.
Analisis yang dilakukan adalah analisis tirimetri karena kadar komposisi
ditetapkan berdasarkan volum pereaksi (konsentrasi diketahui).
Penggunaan analisi tirimetri ini menggunakan larutan NaOH 0,1 N
sebagai larutan standarnya. Karena NaOH merupakan larutan standar
sekunder, maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat yang merupakan
suatu standar primer.
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dan larutan standar NaOH 0,1 N
dan asam asetat dengan larutan standar NaOH. Pada pembuatan larutan
standar asam oksalat indikator yang digunakan yaitu fenophtalein.
Perubahan warna yang terjadi pada proses penitrasian ini adalah berubah
menjadi bening dengan warna asal mula adalah jingga.Perubahan warna
ini terjadi karena telah tercapainya titik ekuivalen, yaitu titik di mana
jumlah larutan standar NaOH dengan larutan asam oksalat.Pada
penentuan konsentrasi asam asetat terjadi reaksi antara asam lemah
(CH3COOH) dengan basa kuat (NaOH). Sebelum dititrasi, asam asetat
telah diencerkan terlebih dahulu. Karena asam asetat adalah asam
monoproptik, maka n asam asetat sebesar 1 ek/mol.
Pada proses penitrasian antara asam asetat dengan larutan
standar NaOH 0,1 M terjadi perubahan warna dimana setelah ditetesi
indikator fenophtalein sebanyak 2 tetes warna yang terjadi yaitu bening
menjadi berwarnamerah jambu. Penyebab perubahan warna ini karena
telah terjadi pencapaian titik ekuivalen.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan hasil normalitas
NaOH yaitu 0,09026N dan kadar asam cuka setelah diuji yaitu18,522%.
Kadar asam cuka antara kelompok yang satu dengan kelompok yang
lain berbeda karena perbedaan banyaknya jumlah titran yang diteteskan
ke dalam zat yang dititrasi.
Setelah pengamatan selesai dilakukan, praktikan melakukan
perhitungan ralat. Dari perhitungan ralat standarisasi NaOH, diperoleh
deviasi rata-rata relative (a) 2,53, deviasi standard (s) 3,32, deviasi
standard rata-rata (A) 14,795%, deviasi standard relative (S)
19,415%dan tingkat ketelitian 85,205%.
Sedangkan dari perhitungan ralat kadar asam cuka, diperoleh
deviasi rata-rata relative (a) 0,75667, deviasi standard (s) 0,986585019,
deviasi standard rata-rata (A) 3,11%, deviasi standard relative (S)
4,055%dan tingkat ketelitian96,89%. Tingkat ketelitian berbeda
dikarenakan seberapa banyak pemberian tetesan indikator fenolftalen
dan banyaknya titran yang diteteskan.
Elektron valensi adalah elektron yang berperan dalam
pembentukan ikatan kimia antar atom. Elektron valensi sering dijumpai
(terutama pada unsur kelompok utama) sebagai elektron yang
mempunyai kedudukan di orbital paling luardalam sebuah atom. Pada
logam transisi ,elektron valensi berada pada orbital dalam. Adanya
elektron valensi menentukan sifat kimia dari unsur dan menentukan
apakah atom unsur tersebut mampu berikatan dengan unsur lain atau
tidak. Contoh nya golongan logam alkali yang mempunyai elektron
terluar 1 sehingga menempati golongan IA dalam table periodik,
elektron valensi dapat di gunakan sebagai acuan untuk menentukan
golongan suatu unsur.
IX. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil praktikan setelah
melakukan kegiatan praktikum standardisasi larutan 0,1 NaOH dan
penggunaannya dalam penentuan kadar asam cuka antara lain :
1. Standarisasi larutan bertujuan untuk menetukan konsentrasi dari
larutan standard
2. Pada titrasi larutan asam cuka dengan larutan NaOH akan
menghasilkan
garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat.
3. Untuk menenetukan titik akhir titrasi dapat dilakukan atau dilihat
ketika
perubahan warna permanen pada indikator yang menunjukkan titik
ekuivalen reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar.
4. Pada proses standardisasi NaOH terbentuk perubahan warna dari
bening menjadi merah jambu dengan normalitas NaOH sebesar
0,09026N.
5. Pada proses kadar asam cuka terbentuk perubahan warna dari
bening menjadi warna merah jambu dengan kadar asam cuka
sebesar 18,522%
6. Dari perhitungan ralat standardisasi NaOH, diperoleh deviasi rata-
rata relative (a) 2,53, deviasi standard (s) 3,32, deviasi standard
rata-rata (A) 14,795%deviasi standard relative (S) 19,415%dan
tingkat ketelitian 85,205%. Dari perhitungan ralat kadar asam
cuka, diperoleh deviasi rata-rata relative (a) 0,75667, deviasi
standard (s) 0,986585019, deviasi standard rata-rata (A) 3,11%,
deviasi standard relative (S) 4,055%dan tingkat ketelitian 96,89%.
7. Elektron valensi adalah elektron yang berperan dalam
pembentukam ikatan kimia antar atom. Pada logam transisi
,elektron valensi berada pada orbital dalam. Adanya elektron
valensi menentukan sifat kimia dari unsur tersebut.
DAFTAR PUSTAKA