Anda di halaman 1dari 4

REFLEKSI KASUS MATI

KASUS /2017

PEMBIMBING

dr. I.B Gede Surya Putra P, Sp.F

DISUSUN OLEH

Adam Bachtiar 03009001


Ayang Rashelda 03012079
Didza Saraswati 03012079
King Panji 030120143

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK


UNIVERSITAS GAJAHMADA YOGYAKARTA
PERIODE 24 JULI 2017 18 AGUSTUS 2017
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
YOGYAKARTA 2017
I. IDENTITAS JENAZAH
NAMA : An. S
USIA : 14 tahun
JENIS KELAMIN : Perempuan
AGAMA : Islam
ALAMAT : Dusun Geritan, Desa Eromoko,
Kec.Eromoko, Wonogiri, Jateng

II. ANAMNESIS
Pada hari Minggu, tanggal 1 Oktober 2017, sekitar pukul 13.00 WIB
korban datang ke Unit Gawat Darurat (UGD) RSUP dr. Sardjito dengan
rujukan dari RS Medika Mulya Wonogiri, Jawa Tengah, dengan cedera
kepala lima jam sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnyakorban
ditemukan dalam keadaan terluka di pinggir jalan dengan kondisi tidak
sadarkan diri setelah mengalami kecelakaan sepeda motor tunggal di
daerah Gedung Dadap Desa Eromoko.
Berdasarkan keterangan dari Ibu korban, korban dibonceng oleh
Ayahnya saat peristiwa itu dan hendak pulang dari Yogyakarta menuju
Wonogiri. Korban tidak mengenakan helm saat kejadian. Baik korban
maupun keluarga tidak mengetahui secara detail kronologi dan mekanisme
terjadinya kecelakaan. Korban hanya ingat saat kejadian Ayahnya berusaha
menghindari seekor kucing yang melintas tiba-tiba sehingga motor yang
ditumpangi korban tergelincir di tengah jalan. Stelahnya korban tidak
sadarkan diri. Korban mengalami penurunan kesadaran, tidak terdapat
muntah maupun kejang.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan umum tampak sakit berat, kesadaran compos mentis
dengan GCS E4V5M6
Tanda vital :
- TD 105/69 mmHg
- N: 65 x/menit
- RR: 20x/menit
- Suhu: 36,4C
Data antropometri:
- BB: 52kg
- TB: 150cm
Pada pemeriksaan didapatkan hematom di kelopak mata kanan dan
sekitarnya, vulnus ekskoriasi di kelopak mata kiri, dahi kiri, pipi
kiri atas, pipi kanan, dagu, punggung tangan kanan, jari ke dua dan
ke empat tangan kanan, jari ke dua, ke tiga, dan ke empat tangan
kiri, dan tumit kaki kanan.
Status neurologis:
- GCS: E4V5M6
- Refleks cahaya langsung(+/+) refleks cahaya tidak langsung
(+/+)
- Refleks fisiologis
- Refleks patologis
- Tanda rangsang meningeal (-)
- Nervus cranial: lateralisasi (-)
- Motorik
- Sensorik (N)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen thorax dan servikal dalam batas normal
Rontgen kepala 3 posisi: fraktur depresi os frontoparietal
dextra, margo lateralis rimaorbita dextra, os zygomaticum
hingga maxillaris dextra.
V. DIAGNOSIS KERJA
Cedera kepala berat: SAH, open fracture depressed temporal
dextra post craniotomi dekompresi H+2, basal skull fracture,
traumatik cerebral edema, fraktur maxilla dextra, post orif
H+2.

VI. MASALAH YANG DIKAJI


1. Apakah yang disebut dengan identifikasi ?
2. Perlukah dilakukan identifikasi ?

VII. PEMBAHASAN
1. Identifikasi forensik
Identifikasi adalah penentuan atau pemastian identitas hidup maupun
mati berdasarka ciri khas yang terdapat pada orang tersebut.
Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan
membantu penyidik menentukan identitas seseorang. Penentuan
identitas korban seperti hal nya dengan penentuan identitas tersangka
pelaku kejahatan merupakan bagian terpenting dari penyidikan.
Identifikasi tersebut penting sekali dilakukan sebagai perwujudan
HAM.
2. Pada kasus ini tidak perlu dilakukan identifikasi. Karena pada kasus
orang hidup identifikasi forensik dilakukan pada kasus medikolegal,
orang yang didakwa pelaku pembunuhan, orang yang didakwa
pelaku pemerkosaan, identitas bayi baru lahir yang tertukar untuk
menemukan siapa orang tuanya, dan anak hilang. Pada kasus ini
dibenarkan oleh Ibu korban bahwa yang membonceng korban
merupakan Ayah kandung korban.

Anda mungkin juga menyukai