KASUS /2017
PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
II. ANAMNESIS
Pada hari Minggu, tanggal 1 Oktober 2017, sekitar pukul 13.00 WIB
korban datang ke Unit Gawat Darurat (UGD) RSUP dr. Sardjito dengan
rujukan dari RS Medika Mulya Wonogiri, Jawa Tengah, dengan cedera
kepala lima jam sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnyakorban
ditemukan dalam keadaan terluka di pinggir jalan dengan kondisi tidak
sadarkan diri setelah mengalami kecelakaan sepeda motor tunggal di
daerah Gedung Dadap Desa Eromoko.
Berdasarkan keterangan dari Ibu korban, korban dibonceng oleh
Ayahnya saat peristiwa itu dan hendak pulang dari Yogyakarta menuju
Wonogiri. Korban tidak mengenakan helm saat kejadian. Baik korban
maupun keluarga tidak mengetahui secara detail kronologi dan mekanisme
terjadinya kecelakaan. Korban hanya ingat saat kejadian Ayahnya berusaha
menghindari seekor kucing yang melintas tiba-tiba sehingga motor yang
ditumpangi korban tergelincir di tengah jalan. Stelahnya korban tidak
sadarkan diri. Korban mengalami penurunan kesadaran, tidak terdapat
muntah maupun kejang.
VII. PEMBAHASAN
1. Identifikasi forensik
Identifikasi adalah penentuan atau pemastian identitas hidup maupun
mati berdasarka ciri khas yang terdapat pada orang tersebut.
Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan
membantu penyidik menentukan identitas seseorang. Penentuan
identitas korban seperti hal nya dengan penentuan identitas tersangka
pelaku kejahatan merupakan bagian terpenting dari penyidikan.
Identifikasi tersebut penting sekali dilakukan sebagai perwujudan
HAM.
2. Pada kasus ini tidak perlu dilakukan identifikasi. Karena pada kasus
orang hidup identifikasi forensik dilakukan pada kasus medikolegal,
orang yang didakwa pelaku pembunuhan, orang yang didakwa
pelaku pemerkosaan, identitas bayi baru lahir yang tertukar untuk
menemukan siapa orang tuanya, dan anak hilang. Pada kasus ini
dibenarkan oleh Ibu korban bahwa yang membonceng korban
merupakan Ayah kandung korban.