Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Macam-macam pemeriksaan :
3. Nervus Oculomotorius, Troklearis & Abducens a. Pemeriksaan kedudukan bola mata saat diam
(III, IV & VI) DiHhat apakah bola mata terletak di tengah, bergeser ke
N. Oculomotorius : nucleus oculomotorius - soma ic motor lateral dsb.
(GSE)) & nucleus Edinger Westphal--parasimpathetic (GVE). Asal b. Pemeriksaan gerakan bola mata
: mesencephalon, sejajar colliculus superior Diperiksa masing2 mata scr bergantian. Gerakan ke lateral
Jaras GSE: nucleus oculomotorius ~ fossa interpeduncularis ~ untuk m.rectus lateralis (n.VI), gerakan ke nasal inferior untuk
berjalan antara arteri cerebri posterior & arteri cerebellaris m.obligus superior (n.lV), gerakan ke medial untul m.rectus
superior ~sinus cavemosus ~ fissure orbitalis superior~ divisi medialis (n.III), gerakan ke nasal superior untuk m.obligus
superior n.lll (m.levator palpebra sup., m.rectus sup.) & divisi inferior (n.III), gerakan ke lateral atas untuk m. rectus superior
inferior (m. rectus medial,m.rectus inf., m.oblique inf., pupH) (n.III) serta gerakan ke lateral bawah untuk m. rectus inferior
Jaras GVE :nucleus Edinger Westphal ~preganglion ~ jalur idem (n.III).
atas ~fissure orbitalis superior, sinaps di ganglion ciliaris c. Pemeriksaan celah mata (lid margin)
~postganglion ~m.sphincter pupil & m. ciliaris. 1. Reflex cahaya komea (Komea light reflex) ~Klo kita
arahkan sinar ke retina, ada bayangan putih2, di tengah,
N. Troclear ; nucleus trodearis -somatic motor (GSE). Asal tdk akan tertutup lid margin. Klo tertutup : ptosis
:mesencephalon, sejajar colliculus inferior 2. Ud margin scr N (2-3 mm) menutupi limbus komea. Kita
Jaras GSE : nucleus troclearis ~menuju velum medulllary ant. cek langsung dgn membuka lid margin & Iihat jaraknya.
~tectum ~keluar di dorsal mesencephalon ~ memutar ke Klo limbus terlihat : ptosis.
depan ~sinus cavemosus ~fissura orbitalis superior ~m.oblique d. Pemeriksaan pupil
superior. i. Bentuk, lebar & perbedaan lebar
Bilamana ada pupil anisokor, kita bisa membedakan
N.Abducens nudeus abducens - somatic motor (GSE). Asal anisokornya karena Homer's atau kelainan n III
:pons (parasimpatis). Bila dikenai cahaya pada pupil tsb, pada
Jaras GSE : nucleus abducens ~pontomedullary junction Homer's miosisnya bertambah, sedangkan bila kondisi
~cicterna prepontine ~sinus cavernosus ~fissure orbitalis dibuat gelap pada kx n. III maka pupil yg berdilatasi makin
superior ~m.rectus lateralis. lebar.
ii. Reflex cahaya langsung & konsensuil
Diagnosis Fisik Neurologi halaman 8
Jaras : afferent n.ll & efferent n III ~ sinar masuk, jaras
ikut nervus opticus ~tapi sebelum sinaps di corpus
I alaman 9
Uldl')IIU:>Il> I 1:>11" 1 t:UI UIU51
Fx : discriminative touch
iii. Nucleus mesencephalic n. V -somatic afferent (GSA) Asal
:mesencep aJon
Fx : proprioceptive impuJs
iv. Nucleus descenden tractus spinaflS
Fx : nyeri & suhu. Jaras dari nucleus inilah yg memberi
distribusi segmental pada wajah.
urologi halaman 11
PPDS Ilmu Penyakit Saraf FK Unair-RSU dr.Soetomo-2010 PPDS Ilmu PenyakitSarafFK Unair-RSU dr.Soetomo-2010
Respon : hidung berkerut, mata menutup, kadang bersin Ii. M. corrugators supersili : gerakan mengerutkan dahi
Aferent: n.nasociliaris - efferent: n.V,n.VII,n.lX,n.X- iii. M. nasalis : gerakan melebarkan cuping hidung diikuti
reflex center :brainstem gerakan kompresi transversal hidung
Iv. M. orbicularis oculi : gerakan menutup mata
5. Nervus Fascialis (VII) v. M. orbicularis oris : gerakan mendekatkan &
Nucleus nervus fascialis meliputi: menekankan kedua bibir
i. Nucleus fascialis - Brachiomotor (SVE). Asal : pons vi. M.zygomaticus: gerakan tersenyum
ii. Nucleus tractus solitarius bagian rostral (nucleus gustatory) - vii. M. Risorius : gerakan meringis
taste (SVA). Asal :pons viii. M.Buccinator : gerakan meniup
iii. Nucleus saJivatory superior - parasimphatic (GVE). Asal : pons ix. M.mentalis : gerakan menarik ujung dagu ke atas
Jaras dari solitaries & salivatory ini bergabung ~nervus x. M.Platysma: menarik bibir bawah & sudut mulut ke
intermedius bawah, atau dgn menurunkan/menaikkan rahang bawah
Jaras : nucleus facialis motorik ~ melingkari nucleus abducens disertai mengkerutkan kulit leher~mengejan
~keluar lateral via ponto medullary junction ~bersama n.VIII & lesi ac ails central ~paresis otot hanya di lowedace, km
n.intermedius (sensorik &autonomic) akan lewat cerebella upper face (bilateral inervasi ~ ipsilateral & kontralateral)
pontine angle ~masuk meatus auditory internal -7 memisah dgn lest Facialis e i r -7 paresis otot wajah baik upper atau
n.VIII ~ganglion geniculatum ~cabang n.petrosus superficialis lower (Iesi ipsilateral) pd sisi yg lumpuh
mayor (GVE u/ lacrimalis ikut cabang ini) ~ canalis
focialis/fallopian aqueduct -7cabang n.stapedius -7cabang n. b. Sensorik daerah telinga luar
chorda tymphani (GVE u/saliva & SVA : rasa ikut cabang ini ~ Bercampur dgn inervasi n.lXIX & auricularis magnus
foramen stylomastoid (bawah kelenjar parotis) ~cabang untuk
otot ekspresi wajah, otot platysma. c. Sensorik khusus
i. Lakrimasi (Tear) ~ Schirmer's test
Pemeriksaan meliputi : Tujuan : fx n. petrosus superfidalis mayor (parasimpatis -
a. Motorik (Face) nudeus salivatory sup). .
Diam : Bandingkan apa ada asimetri pd Iipatan dahi, sudut Cara : Menggunakan lakmus warna merah ukuran 5 x 50
mata, nasolabial & sudut mulut mm. Salah satu ujung kertas dilipat & diselipkan pd
Bergerak: conjunctival sac di cantus medial kiri & kanan, kmd dibiarkan
i. M.Frontalis : gerakan mengangkat alis selama 5 menit dgn mata terpejam. Pd kondisi N : lakmus
berubah menjadi biru, sepanjang 20-30 mm. Jika perembesan PPDS I1mu Penyakit Saraf FK Unair-RSU dr.Soetomo-2010
< 20 mm atau tidak ada sarna sekali -7produksi air mata .
Jaras perifer : nuclei -7pontomedullary junction
ii. Reflex stapedius (Hear) -7Stetoscope loundness balance -7cerebellopontine angle -7meatus auditory Internal -7
test ganglion spiralis (Corti).
Tujuan : fx n. stapedius Jaras central:
Cara : Memasangkan stetoskop pada telinga px, kmd (a) nudeus cochlear dorsal (High trek) -7striae acoustic do~1
dilakukan pengetukan lembut diafragma stetoskop atau dgn -7peduncle cerebellar inferior -7 menyebrang ventral dekat
menggetarkan garpu tala 256 Hz di dekat stetoskop. nucleus olivary sup -7lemniscus lateral kontrafateral.
AbN : hiperakusis (suara lebih keras/nyeri) (b) nucleus cochlear ventral (low trek) -7striae acoustic ventra'
& intermediate. Striae acoustic intermediate -7peduncle-
iii. Pengecapan 2/3 anterior lidah (Taste) cerebellar inferior -7menyebrang ventral -7lemniscus lateral
Tujuan : fx n.chorda tymphani kontralateraL Jaras intermediate & dorsal ini -7nucleus
Cara : Menggunakan cairan Bomstein -+4 % glukosa (manis), Colliculus inferior -7corpus geniculatum medial-7tractus
1 % asam sitrat (asam), 2,5 % sodium klorida (asin), 0,075 % geniculotemporal (auditory radiation) -7 gyrus transverse
quini HO (pahit). Px diminta menjulurkan Iidah, land Iidah anterior lobus temporalis/gyrus Heschl (Broadman's 41 & 42)
dikeringkan dulu. Dgn menggunakan lidi kapas/cotton (c) Striae acoustic ventral -7sebagian menyebrang & sinaps "e
applicator, bahan tsb disentuhkan pada 2/3 depan Iidah. Rasa trapezoid body kontralateral -7 lemniscus lateral kontralateral,
manis pd ujung Iidah, asin & asam pd pinggir Iidah, rasa pahit sebagian sinaps di trapezoid body ipsilateral -7lemniscus
di belakang lidah. Px menunjukkan kertas yg bertuliskan lateral ipsilateral -7 nucleus Colliculus inferior -7Medial .
manis, asam, asin, pahit tentang apa yg dirasakan. nap kali geniculate body -7tractus geniculotemporal (auditory
selesai pemeriksaan, px berkumur dulu dgn air hangat kuku, radiation) -7 gyrus transverse anterior lobus temporalis/gyruS
Iidah dikeringkan lagi, baru dilanjutkan pemeriksaan dgn Heschl (Broadman's 41 & 42)
bahan lain.
Ii. Nuclei vestibular ada 4, yaitu: inferior (Roller's), lateral
(Deiters), medial (Sch afbe's) & superior (Bechterew) _
6. Nervus Stato-Acusticus/Vestibulocochlearis (VIII)
lance & eqwlibrium (SSA). Asal : pontomeduUary junctiot1
Mpy 2 nucleus
Jaras perifer : hair cell (ampula, utricle, sacula) -7 ganglion
i. Nucleus cochlear ventral & dorsal- hearing (SSA). Asal
carpa's -7n.vestibular -7bergabung dgn n.cochlearis -7meattJs
pontomedullary junction
duditory internal -7cerebellopontine angle -7pontomedullary
function -7 nuclei vestibularis.
Diagnosis Fisik Neurologi halaman 16
urologi halaman 17
PPDS Ilmu Penyakit Saraf FK Unair-RSU dr.Soetomo-2010 PPDS llmu PenyakitSarafFK Unair-RSU dr.Soetomo-2010
Jaras central: Koneksi dari nucleus ke 4 area primer,yaitu: a. Tes Batas atas - bawah garpu tala
a. cerebellum b. Tes suara bisik
i. Direct (primary) vestibulocerebellar tractus -7langsung, Co Tes Rinne
tanpa sinaps di nucleus -7nodulus ipsilateral, uvula & Garpu tala (f=512 Hz) dibunyikan, lalu ditempelkan pada
nucleus fastigial. processus mastoid. Setelah px memberi tanda bahwa bunyi
ii. Indirect (secondary) vestibulocerebellar tractus -7dr hilang, lalu secepatnya dipindah ke depan Meatus Acusticus
nucleus sup,inf,medial -7 flocculus bilateral serta area yg Externa.
sama dgn direct. Rinne positif : AC > BC (ox N, tuli sensorineural)
nucl i vestibul ris: f sciculus uncinate ( Rinne negatif : BC > AC (tuli konduksi)
hook bundl of Rus el) d. TesWeber
b. Spinal Cord Garpu tala dibunyikan, lalu diletakkan di midline kepala (dahi,
Nuclei lateral & medial -7turun ke bawah-7 ipsilateral vertex), dibandingkan antara BC pada kedua telinga.
spinal cord -7tractus vestibulospinal lateral & medial -7 Normal: Suara sama di kedua telinga, Iateralisasi -
regulasi tonus otot & postur dgn meningkatkan tonus otot Konduksi : lateralisasi ke telinga sakit
extensor. Sensorineural: lateralisasi ke telinga sehat
Nuclei vestibular -7formatio reticufaris -7bertemu dorsal e. Tes SChwabach
eferen n.vagus Membandingkan AC px dgn AC pemeriksa (asumsi telinga
c. Oculomotor system pemeriksa sehat) pd satu telinga. Garpu tala dibunyikari,
Nuclei superior & medial -7FlM -7koneksi dgn nucleus III, letakkan depan MAE px, lalu setelah tdk terdengar pindahkan
IV, VI, XI & upper cervical nerve -7 mengatur pergerakan ke depan MAE pemeriksa. Bila pemeriksa masih mendengar
mata, kepala & leher sbg respon stimulasi canalis (tuli konduksi), bila tidak mendengar (N atau tuli
semisirkularis sensorineural). lakukan sebaliknya
d. Cortex f. Audiometri
Nuclei vestibular -7ascending -7 nuclei ventrolateral &
ventral posterior thalamus -7 cortex somatosensory Pemeriksaan untuk fungsi n.vestibularis:
-7persepsi posisi kepala & pergerakan. fI vestibulospinal
Thalamus -7bagian posterior gyrus temporalis superior -7fx Past pointing: deviasi ekstremitas baik krn ggx cerebellum atau
vestibule-ocular Vl''itibular.
Finger to nose test, with close eye
Pemeriksaan untuk fungsi n.cochlearisfacus.ticus:
I alaman 18 halaman 19
PPOS IImu Penyakit Saraf FK Unair-RSU dr.Soetomo-2010 PPDS IImu PenyakitSarafFK Unair-RSU dr.Soetomo-2010
Past pointing + (aqa gangguan vestibular), deviasi ke arah Warm same side). Bila secara bersamaan kedua telinga
lesi, krn tiadanya koreksi visual diberi rangsangan dingin, akan timbul nistagmus kearah
ii.Romberg's test bawah, sedang bila diberi air hangat secara bersamaan
Membandingkan keseimbangan saat px berdiri dgn mata timbuJ nistagmus ke atas.
terbuka & tertutup.Vestibulopaty (ggx proprioseptik), dgn NOTE: Rangsangan suhu dingin dgn air es hanya digunakan
mata tertutuup px akan jatuh ke sisi lesi. u/ px koma. Bila (+), akan timbul gerakan mata ke sisi
iii. Fukuda stepping test rangsangan karena kornea tidak ada nistagmus, sedangkan
Px dgn mata ditutup, ditempatkan diam di satu pasisi selama bila diberi air hangat, akan timbul gerakan mata ke sisi
1 menit. Pd ox normal, akan terus melangkah pd arah yg sama. kontralateral rangsangan.
Pd vestibulopaty, slowly pivot ke arah lest c. Nystagmus
Ada nystagmus spantan & nystagmus positionaJ (Hallpike
b. Reflex vestibulo-ocular maneuver)
Secara normal, arah gerakan mata akan beriawanan dgn arah
gerakan kepala,namun mata tetap mpy visual fiksasi -7koneksi 7. Nervus Glosopharingeus - Vagus (IX & X)
nuclei vestibular & oculoomotor N. Nucleus n.glosopharingeus meliputi :
i. Oculocephalic reflex (Doll's eye test) ~pd px koma a. Nucleus Ambiguus - Brachiomotor (SVE). Asal : medulla
ii. Head thrust ~px sadar b. Nucleus salivatory inferior - parasympathetic (GVE). Asal :
Dgn cepat kepala digerakkan, sementara mata px diminta pons
menatap hidung pemeriksa. Scr N, mata tetap bisa melihat c. Nucleus tractus solitaries, caudal portio - Visceral afferent
target,bila abN, gerak mata tertinggal dr kepala -7saccadic (GVA). Asal : medulla
iii. Dynamic Visual Acuity Nucleus n.vagus meliputi:
Membandingkan visus sebelum & sesudah head Dorsal motor nucleus of vagus - parasympathetic {GVE}. Asal :
movement. Perbedaan lebih dari 3 baris Snellen' chart meduUa
-7ggx vestibular. b. Nucleus tractus solitaries, caudal portio - GVA. Asal : medulla
iv. caloric test ~pd px koma (Pd ox normal ~Iihat
nystagmus) Pemeriksaan kedua nervus tsb meliputi :
Rangsangan dingin dgn suhu 30 C, sedang hangat suhu 42 I. Inspeksi orofaring dim keadaan istirahat
C. Respan thd suhu dingin timbul nistagmus (fase cepatnya) Dilihat keadaan uvula & arkus faring simetris atau tidak
ke sisi kontralateral rangsangan, hila dgn air hangat maka
nistagmus searah dgn rangsangan (COWS =Cold Opposite
Diagnosis Fislk NeurologI halaman 20 urologi halaman 21
PPDS llmu Penyakit Saraf FK Unair-RSU dr.Soetomo-2010
PPDS I1mu PenyakitSarafFK Unair-RSU dr.Soetomo-2010 a. Ramus internus (cranial portion) - SVE - caudal nucleus
ambiguous & dorsal motor nucleus vagus "-7foramen jugular
ii. Inspeksl orofaring saat berfonasi "-7bersatu dgn spinal portion
Dilihat kedudukan uvula & arkus faring simetrisftidak, saat px b. Ramus ekstemus (spinal portion) - SVE - SA nuclei di cornu
diminta mengucapkan 'aaa'. anterior C2. sId C5/C6 -7keluar lateral-7naik keatas
Parese n.lX 7Vernet Rideau Phenomenon (gerakan seperti tira; -7foramen magnum "-7bersatu dg ramus internus -?foramen
krn pd saat mengucapkan 'aaa', dinding faring yg sehat terangkat jugular
sedang yg lumpuh tertinggal. Pemeriksaan :
Kekuatan m.trapezius (px diminta mengangkat bahu & tangan
iii. Reflex pemeriksa menahannya) & m. sternocleidomastoideus (px diminta
i. Reflex muntah/batuk memalingkan kepala kearah kanan u/ memeriksa m.SCM kiri dgn
Menekan dinding belakang faring (aferen ~n.1X - eferen tangan pemeriksa menahannya, demikian sebaliknya)
:n.x)
ii. Reflex aculo cardiac ( Aschner's ocular phenomenon) 9. Nervus Hipoglossus (XII)
Menekan bola mata, responnya bradicardia, tapi Nucleus: hipogfossus - somatic eferen (GSE). Asal : medulla
pelambatan tdk lebih 5-8fmenit.Respon inconstant, Jaras : nucleus hipoglossus -> exit anterior antara pyramid & olive
unstandar, dipengaruhi emosi. '- .X -7foramen hipoglossus -7 turun lewat leher -7angulus mandibula
iii. Reflex carotico-cardlac -7hdah (otot intrinsic &ekstrinsik)
Penekanan pd sinus caroticusfbifurkasi carotis. Pd ox P c bangan: .
normal, tdk ada perubahan otonom.Pd px rentan (HT), I. Meningeal -7ftlamen from communicating branches with C1 &
bisa memperlambat heart rate, turunnya tekanan darah, C2
penurunan CO, vasodilatasi perifer. Bisa sampai sinkop. II. Descending -7m.omohyoid, join descending communication
A eren n.lX - e e en:n. C2 & C3 -7ansa hypoglossi
III. Thyrohyoid "-7m.thyrohioid
iVa Sensorik khusus : pengecapan 1/3 belakang lidah v. Muscular/lingual -7m.intrinsik & m.ekstrinsik lidah
v. Suara serak/parau 7mumi n.X r'cn"Criik~alaln :
vi. Menelan OIot IIdah diam
vii. Detik jantung & bising usus nil. da parese kiri, Iidah deviasi ke kanan (sisi sehat) -7pd
Ihl.." YK pare e, tonus menurun
8. Nervus Acesorius (XI)
halaman 23
Nervus Ini mengandung 2 bagian :
Contra Patrick's sign : Flexi pd sendi lutut, kmd kerjakan endorotasi Px posisi telungkup (pronasi), kmd f1exikan lutut maksimal,
serta adduksi, lalu tekan tungkai tsb sejenak pada lutut. Positif positif bila terasa nyeri pd punggung menjalar ke sisi yg sakit.
7nyeri di sendi sakroiliaka.
Hasil tes yg positif pd penyakit sendi 7provokasi pd n.ischiadicus
tidak valid penilaiannya.
14. Spurling's sign Kita lakukan observasi penderita adalah kelemahan pada saat
Modifikasi Laseq, dgn f1exi paha sampai pd sudut mendekati berjalan (misal droop foot yakni gaya berjalannya steppage, gait
nyeri, kmd dilanjutkan f1exi pd leher, akan timbul nyeri dll), membuka kandng baju, menaild tempat tidur dsb, atau
sepanjang n.ischiadicus. asimetri pada wajah, tubuh dan ekstremitas.
Ipasi otot (atropi otot/hipertropi, nyeri,kontraktur dan
Istensi)
Konsistensi otot normal adalah kenya!. Pada kelumpuhan tipe
lMN konsistensinya lembek dan kendor sedangkan tipe UMN
konsistensinya kenyal dan lebih tegang. Pada distropi tampak
hipertrofi, relief owt menghilang dan konsistensinya empuk.
usi(normal,miotonik,mioeclema)
Normal tampak cekung 1-2 detik. Pada miotonik tampak cekung
untuk beberapa detik (biasanya pada tenar dan Iidah) karena
kontraksi berlangsung lama. Sedangkan pada mioedem terjadi
II nimbunan sejenak ini (dapat dijumpai pada orang sehat,
mix deme atau gizi buruk)
15. O'Connel's test (hipotonia,hipertoni)
Kedua paha diflexikan scr bersama-sama seperti Laseq sampai I' mpriksaan tonus otot dapat dilakukan pada otot manapun juga
pd sudut timbul nyeri. Kmd tungkai yg normal diturunkan ke p rti reher, tangan , dsb, yang sering dilakukan pemeriksaan
tempat tidur, terjadi eksaserbasi nyeri yg kadang disertai biceps/triceps untuk ekstremitas atas, dan tonus kuaqriceps
IOflll ..
c. Refleks tendon menurun atau absen m.flexor karpi radialis (C6,C7) inervasi oleh n.medianus
Dapat dijumpai pada : m.flexor carpi ulnaris (C7,CB,Th 1) inervasi oleh n.ulnaris
a. Penyakit lMN : poliomyelitis anterior akuta, syringomieli,
polyneuritis, lesi saraf perifer, DMP 5 m s
b. Kelainan serebellum m. iliopsoas L1,U,l3 inervasi oteh n.femoralis
c. Chorea minor m.kuadriceps femoris terdiri dari m.rectus femoris, m.vastus
d. Spinal shock dapat terjadi beberapa hari sid 3 minggu, hal m dialis dan m.vastus lateralis (Ul3L4) inervasi oleh n. femoralis
ini karena neuron medulla spinalis terlepas dari pengaruh rn.hamstring terdiri dari m.semimembraneus, m.semitendineus,
neuron supraspinal, sehingga tidak berdaya dalam d.m m.beseps femoris kaput brevis dan kaput longus l4, LS, S1, S2)
melakukan fungsinya, seolah-olah kacau dan tidak dapat In rvasi oleh n.iskiadikus
berbuat apa-apa karena belum terbiasa berdiri sendiri. m.gluteus medius (LSS1) inervasi oleh n.gluteus inferior
m. gluteus maksimus (LSS1), inervasi oleh n.g1uteus superior
Pada hipertoni dibedakan menjadi 2 : m. tibialis anterior (l4SS) inervasi oleh n.peroneus profundus)
Spastic phenomena pisau Iipat/clask knife dan lead pipe) m. stronecmius (LSS1) inervasi oleh n. tibialis posterior
Rigid (cogwell phenomen). Pada phenomena pisau Iipat
tahanan dirasakan pada saat awal gerakan, sedangkan pada I' rho tikan untuk pemeriksaan m.gastronecmius posisi penderita
lead pipe terdapat tahanan yang terus menerus sepanjang Imue, dengan tungkai bawah posisi lurus, penderita diminta
gerakan. Pada rigiditas terdapat tahanan yang dapat dirasakan 1111 I.lkukan gerakan plantar flexi seperti menginjak pegas dengan
seperti roda gigi. I III m pemeriksa menahan pada bagian plantar kaki penderita.
Spastik : manifestasi hilangnya pengaruh inhibisi terhadap " I 11.\Hldna pada posisi tersebut tungkai bawah diflexikan pada
motorneuron, lebih sering terjadi pada otot ekstensor daripada mil lutut maka yang akan diperiksa bukan m.gastronecmius akan
flexor. I I pi m .soleus (LSS1), inervasinya oleh n.tibialis posterior juga.
Tonus otot dapat meningkat fisiologis karena : ketegangan mental III .. IIYlpmg otot ekstremitas bawah dan atas juga dapat diperiksa
dan s.uhu dingin. Otot badan mendapatkan inervasi kortikal secara 111.10 otot tubuh, yang sering diperiksa adalah otot perut
bilateral, sehingga peningkatan tonus tidak jelas. -7kelemahan pada otot rectus abdominalis
IIIIf. I. men thoracallX)
5. Kekuatan otot 1111111 II nilalan kekuatan otot, sbb :
Periksa masing-masing otot, yang sering dikerjakan untuk i 'p. t m I wan tahanan kita
ekstremitas atas, antara lain: t 'I' ,I rn lawan tahanan ringan
m. deltoid (e5, C6) inervasi oleh n.axillaris II "1,'1 rn I. kukan gerakan melawan gaya gravitasi, tapi tidak
m. biceps braldi (CS, e6) inervasi oleh n.muskulokutaneus "' I. w. n tahanan ringan
m.triseps (C6,C7,CS) inervasi oleh n.radialis f p ,I nil 1.lkukan gerakan ke samping, tdk dapat melakukan
m.brachioradialis (CS,e6) inervasi oleh n.radialis ....... L''''l 111 I. w. n gaya gravitasi
m.pronator teres (e6,C7) inervasi oleh n.medianus
lengan yang paretic atau memfleksikan tungkai yang paretic atau Nyeri dan Suhu
memfleksikan tungkai yang paretic di sendi siku Reseptor -7nervus perifer -7sinaps di ganglion spinale akar dorsal
i. Dad posisi tidur suruh bangun(tanda field paha-badan babinski) ( Dorsal Root Ganglia) -7 traktus dorsolateralis Ussauer -7 naik 1-3
Orang sehat yang berbaring tenentang dengan kedua tangannya segmen MS -7 cornu posterior subtansia grisea MS -7sinaps di
yang ditempatkan di atas perutnya dapat mengangkat badannya substansia gelatinosa -7 menyilang linea mediana ke columna
untuk duduk tanpa mengangkat tungkainya. Tetapi orang lateralis subt. alba MS -7 traktus spinothalamicus lateralis -7
hemiparetik ringan melakukan gerakan tersebut selalu dengan traktus thalamocorticalis -7VPl thalamus -7cortex 3,2,1
mengangkat tungkai yang paretic juga
j. Dan posisi tidur kaki menggantung disuruh bangun (tanda 2 op e
ekstensipaha-badan) Untuk gerak dan posisi dapat dilakukan pemeriksaan pada jari-jari
Orang sehat yang duduk di tepi tempat tidur dengan kedua tangan maupun kaki, dengan memegang sisi lateral jari pasien
tungkainya digantung, dapat merebahkan badannya di atas tempat yang diperiksa, kemudian digerakkan ke atas atau ke bawah. Yang
tidur dengan ke dua tungkainya tetap digantung. Tetapi orang penting adalah tangan kita tidak menyentuh jari-jari pasien lainnya
hemiparetik UMN ringan dapat melaksanakan gerakan tersebut saat kita memegang jari pasien pada sisi lateralnya. Sebelumnya
pasien diberikan contoh dan saat diperiksa mata pasien ditutup
hanya dengan mengangkat tungkai yang paretiknya, sehingga
atau diberi penghalang untuk meyakinkan bahwa penderita tidak
tungkai yang paretic dan badan menjadi kurus.
melihat jari-jari yang diperiksa.
Untuk getar menggunakan garpu tala dengan frekuensi 128Hz,
VI. PEMERIKSAAN SENSORIK dengan meletakkan garputala yang telah digetarkan pada anggota
gerak penderita (biasanaya pada maleolus medialis, bisa ju~ pada
Pemeriksaan ini sangat subyektif dan memerlukan kerjasama yang tempat-tempat lain).
baik dengan pasien, meliputi : Untuk pemeriksaan tekan, dilakukan dengan melakukan
1. E ro p Ipro op i !o hu, r ba halusl a a penekanan pada betis, sternum dll. Reseptor untuk propioseptik
Untuk nyeri :jarum bundel, cara memegangnya seperti adalah pacini.
memegang pensi!. Jaras :Badan sel pd ganglion spinale akar dorsal -7 naik ipsilateral
Untuk panas digunakan dengan air dengan suhu 40-45 C, fasc. Gracillis {ekstremitas inferior} & fasc. Cuneatus (ekstremitas
sedangkan dingin dengan air dingin bersuhu 10-15C. Untuk raba superior) -7 sinaps di nucleus gracilis & nucleus cuneatus (med-obl
halus dengan ujung-ujung bebas kapas. Reseptor untuk panas posterior) -7menyilang fasciculus arcuatus ke med-obl ventral-7
adalah Ruffini (berbentuk sisir), dingin adalah krause (berbentuk lemnicus medialis -7 trac thalamocorticalis -7VPl thalamus
bunga mawar yang kuncup), raba halus adalah Merkel, raba kasar -7cortex 3,2,1
adalah Meisner. eara memeriksa mulai dari daerah yang
mengalami gangguan sensibilitas ke daerah normal, dan 3. Ent ro!> ptik (n i r jukan/ref rrLd pain)
sebaliknya, titik temu keduanya merupakan batas kelainannya. eara memeriksanya : pada daerah yang terasa nyeri, dilakukan
penekanan, gerakan aktif, pasif dan gerakan isometrik. Bilamana
Pada tangan penderita diminta untuk membandingkan berat, VII. PEMERIKSAAN REFLEX FISIOLOGIS
misalnya karet dengan besi berat yang mana.
Reflex Monosinaps : (patella, biceps, Achilles) ~2 neuron, 1 sinaps
Reseptor anulospiral 'muscle spindel' ~ serabut saraf sensorik ~
Dilakukan goresan pada tangan penderita, penderita diminta
untuk menyebutkan apa yang digoreskan misalnya angka 3,7 badan sel ganglion spinale ~ neuron motorik alfa ~ motor end
dsb. Apabila pasien tidak dapat mengenaJ angka tersebut bias plate pd otot rangka
jadi mungkin angka tersebut terfalu keeil atau g<>resan terfalu
cepat, maka ulangilah tes tersebut dengan menulis angka yang Meliputi:
lebih besar atau dengan goresan yang tepat. 1. Refleks superficial (cutaneus)
Sifat : polisinaptik, respon lebih lama drpd reflex tendon. True
Dilakukan penusukan pada 2 tempat pada saat yang sama negatif ~Iesi UMN, False negative : multipara, obesitas, post
dengan menggunakan alat Gordon Holmes atau dengan laparatomi '.
menggunakan 2 jarum bundle. Norrnalnya untuk stimulasi di Refleks dinding perut : goresan dinding perut dengan Jar~m
Iidah Imm, ujung jari tangan 2-7 mm, dorsum manus 20-30 bundle dari lateral ke medial (ke arah umbilicus). Respon yang klta
mm, telapak tangan 8-12 mm, dada, lengan bawah, dan lihat yakni kontraksi rectus abd<>minis 7gerak umbilicus ke arah
tungkai 40 mm, punggung, lengan atas dan paha 70-75 mm rangsang . .
dan jari kaki 3-8 mm. Afferen dan eferen sama : n. intercostalis T 5-7 (eplgastnk)
n. intercostalis T 7-9 (supraumbilical)
Pada saat yang bersamaan, pada sisi tubuh yang sepadan, n. intercostalis T 9-11 (umbilical)
misalnya betis kiri dan Kanan kita berikan rangsangan dengan n. intercostalis T 11- I I (infraumbilical)
jarum bundle, kemudian kita tanyakan pada pasien bagian Refleks cremaster: goresan dengan jarum pada sisi medial paha
mana yang dia rasakan. Kalau pasien hanya merasakan satu dari atas ke bawah atau dapat dilakukan pemijatan dengan tangan
sisi tubuh saja maka pada pasien tersebut sensory extinction pada daerah tersebut. Responnya posiUf bila terdapat kontra.ksi
positif. testis (elevasi/terangkatnya testis) sisi ipsilateral. NegatIve
~hidrocel, orchitis
Aferen : n.ilioinguinalis
Diagnosis Fisik Neurologi halaman 38
Diagnosis Fisik Neurologi halaman 39
PPDS llmu PenyakitSarafFK Unair-RSU dr.Soetomo-2010 PPDS llmu PenyakitSarafFK Unair-RSU dr.Soetomo-2010
Heren : n. genitofemoralis
Refleks gluteal: goresan jarum daerah gluteus, respon: gerakan
reflektorik /kontraksi m.gluteus.
Aferen n. lumbalis posterior (L4-51)
Heren n. gluteus inferior.
Reflex plantar : Menggores pd plantar kaki, respon : plantarflexi
jempol & jari kaki. Inervasi : n tibialis (L4-52)
Reflex Anal 5uperficial /Anal Wink : menggores kulit atau
membrane mukosa perianal, respon : kontraksi sphincter externa.
Inervasi : n hemorrhoidal inferior (52-55). Negatif~cauda equine
& conus medullaris syndrome
Reflex Bulbocavernosus (BCR) : goresan pada glans penis/clitoris,
respon : kontraksi sphincter externa.Negatif ~ cauda equine,
lower sacral roots & conus medullaris
e. Refleks patella
\ \ Dilakukan pemeriksaan kedua patella secara bersamaan,
dengan memposisikan kedua lutut dengan tangan kiri
pemeriksa atau dengan rnengganjal menggunakan bantal.
sedangkan tangan kanan pemeriksa rnelakukan pengetukan
dengan hammer reflex. Responnya : ekstensi tungkai bawah
karena kontraksi m.quadriceps femoris.
Aferen/eferens : n femoralis (12-3-4)
c. Refleks periostoradialis
Posisiskan lengan setengah f1eksi dan sedikit pronasi,
kemudian dilakukan ketokan pada procesus styloideus radii.
Responnya : f1exi lengan bawah di sendi siku dan supinasi
karena kontraksi m. brachioradialis.
Afferent/efferent: n radialis (C5-6)
g. KJonus lutut
Pegang os patella dan kita gerakkan kearah proksimal,
kemudian dilakukan secara cepat, responsnya berupa
S I
kontraksi reflektoris m.quadriceps femoris selama stimulus
$2
berlangsung.
h. Klonus kaki
Posisikan tungkai bawah f1exi dan datam kondisi relax tangan
kiri pemeriksa memegang pada fosa poplitea, kemudian kita
lakukan gerakan dorsofleksi secara mendadak dengan tangan
kanan pemeriksa. Responsnya : kontraksi reflektoris ot6t betis
selama stimulus berlangsung.
f. Refleks Achilles
Bagaimana cara membedakan true clonus dengan
Posisikan kaki penderita yang akan diperiksa di atas tulang
pseudoclonus?
kering kontralateral, sambi! melakukan dorsofleksi ringan
Pada true klonus dapat dihentikan dengan f1eksi plantar kaki
pada jari-jari kaki penderita yang ditahan dengan tangan kiri
atau ibu jari sedangkan pada pseudoldonus tidak dapat.
pemeriksa. Dilakukan ketukan pada tendon Achilles.
Disamping itu, pada pseudoklonus, klonus yang muncul sulit
Responnya plantarflexi kaki karena kontraksi
dipertahankan dan irregular.
m.gastrocnemius.
Aferen/eferen . n.tibialis {LS-Sl}
VIII. PEMERIKSAAN REFLEX PATOLOGIS
Pemeriksaan reflex patologis
1. Babinski
4. Gordon
Penekanan pada betis secara keras, dengan posisi tungkai bawah
difleksikan pada sendi lutut. Responnya seperti babinski.
2. Chaddock
Penggoresan kulit dorsum pedis bagian lateral, sekitar malleolus
lateral dari posterior ke anterior. Responnya seperti babinski.
5. Scaeffer
Melakukan pernencetan pada tendon Achilles secara keras.
Responnya seperti babinski.
3. Oppenheim
Pengurutan crista anterior tibiae dari proksimal ke distal.
Responnya :seperti babinski. 6. Gonda
Penekanan f1antarfleksi maksimal jari kaki ke empat. Responnya
seperti babinski.
7. Stransky
Penekukan ke lateral secara maksimal jari kaki ke 5. Responnya
seperti babinski.
8. Rossolimo
Pengerutan pada telapak kaki bagian atas. Responnya : fleksi jari-
jan kaki pada sendi interphalangealnya.
9. Mendel-Bechterew
Pengetukan dorsum pedis pada daerah os cuboideum (Iurus 12. leri
dengan jari kaki ke empat kearah proksimal di depan talus). Posisikan tangan pasien dengan dengan sjkap lengan dill/lll.k II
Colekan pada kuku jari tengah Oari III) pasien. Responnya f1eksi ibu Responnya : normal kalau terjadi oposis
jari tangan diikuti jari-jari lainnya
Juga terdapat beberapa reflex primitive/regresi antara I, III :
Sucking reflex
Sentuhan pada bibir, responnya : gerakan bibir, llei.lll,
seolah-olah menyusu.
Snout reflex
Ketukan pada bibir atas, responnya : kontraksi otot 0101 ell II "
bibir di bawah hidung (menyungur)
P:~eriksaan untuk mengetahui adanya parese ringan sbb : (gambar dapat I f lliv kinesia: gerakan involunter akibat pengaruh obat mayor
dlhhat pada buku priguna) '1/1,.C'fUIlizer atau antihipertensi golongan alkaloid seperti reserpin,
1. Tanda pronasi strumpell: II Ipl' , serpasil, juga pada orang tua lanjut tanpa obat. Gerakannya
2. Tes sikap tangan sembahyang I flip gerakan mulut komat-kamit, mengunyah-ngunyah, rahang bawah
3. Tes lengan jatuh I , oyang bolak-balik ke samping secara halus,bibir mengecap-kecap,
4. Menggoyang-goyangkan lengan 11I1.lng ulang, kepala bergoyang-goyang halus kian kemari dan terus-
5. Tes deviasi lengan f' flllrun (....)
2. Tes Swabach memendek Memendek Pemeriksaan tulang belakang dilakukan pada penderita dalam posisi
berdiri normalnya gerakan f1exi ke depan adalah sekitar 40-60, ekstensi
J
3. Tes Rinne negative Positif 20-s(fJ f1exi ke samping 15-200 dan rotasi 3-18. Untuk gerakan rotasi
lebih baik diperiksa dalam posisi duduk karena pinggul dan pelvis lebih
4. Tes Weber, lateralisasi ke Ke telinga yang baik stabil pada posisi duduk.
telinga yang tuli
5. Tinitus bemada rendah Bemada tinggi
Bila ada mata menutup satu, maka kelopak mata kita buka pada bagian
mata yang menutup :
Bila mata tenggelam : terdapat kelainan n III
Bila mata tenggelam dan pupil miosis: horner syndrome
Bila mata tidak tenggelam : miastenia gravi (karena kelainannya
pada ototnya saja yaitu [pada mioneural junction)
Periode laten + -
Vertigo + -
Lelah + -
Habituasi + -