Anda di halaman 1dari 32

PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk multidimensional. Oleh karena itu, banyak julukan yang
diberikan kepadanya, misalnya sebagai makhluk ekonomi (homo economicus), makhluk
social (homo social), makhluk berfikir (homo safien), makhluk bekerja atau bermain (homo
luden), makhluk yang suka bersenang-senang (homo hedonism), makhluk yang suka
menggunakan lambing-lambang (homo simbolicum), makhluk yang suka menindas makhluk
lainnya ( homo hominilupus), makhluk iptek, makhluk imtaq dan makhluk organisasional. [1]
Manusia adalah makhluk organisasi. Oleh karena itu, begitu ia dilahirkan ke dunia, ia
menjadi anggota organisasi genitis yang disebut anggota organisasi keluarga. Bahkan,
organisasi itu sudah ada sebelum kita dilahirkan karena kelahiran kita juga akibat hasil dari
organisasi perkawinan. Di samping itu, begitu manusia lahir ia juga langsung menjadi
anggota rukun tetangga, rukun warga, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan warga
Negara Indonesia, bahkan menjadi warga dunia. [2]
Ketika usia sekolah, manusia memasuki sekolah dan ia menjadi anggota organisasi
sekolah, anggota struktural kelas, pramuka, organisasi sekolah intra sekolah. Setelah lulus ia
kuliah dan menjadi anggota organisasi di kampusnya. Mungkin pula ia merangkap organisasi
keagamaan, militer, politik, ekonomi, atau bisnis, sosial atau masyarakat, budaya, keamanan,
militer, olahraga, hobi, profesi, dan sebagainya. Akhirnya, setelah manusia meninggal ia
dicatat sebagai anggota organisasi kematian oleh panitia rukun kematian di tingkat RT.
Jadi, manusia sejak dilahirkan sampai kematiannya tidak dapat dipisahkan dari
organisasi. Manusia adalah makhluk organisasionalkarena sejak lahir manusia tidak dapat
hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. [3] Manusia juga makhluk yang memiliki akal dan
budi. Dua unsur ini yang membedakan manusia dengan hewan, tumbuhan dan makhluk
Tuhan lainnya. Akal adalah kemampuan (potensi) yang dimiliki manusia untuk mengetahui,
memahami, dan menjelaskan tentang sesuatu yang ada (on being), termasuk dirinya
sendiri. [4] Hal itulah yang membuat manusia selalu ingin mengetahui, memahami dan
selalu mencari tahu untuk belajar. Manusia belajar untuk diri sendiri dan untuk diajarkan ke
manusia yang lainnya dengan berbagai macam cara mencari pendidikan sampai cara
menyampaikannya yang diatur dalam organizing yang baik.
Dalam mengorganisasikan pendidikan ada banyak hal yang perlu di perhatikan oleh
tenaga pendidik dan administratur (penata usaha, Kamus Umum Bahasa Indonesia) salah
satunya adalah struktural organisasi dalam pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Definisi Struktur Organisasi Pendidikan ?
2. Bagaimana Konsep Organisasi Sekolah dan Pengajaran ?
3. Bagaimana Struktur Organisasi dalam Pendidikan dan Pengajaran ?
4. Kinerja Organisasi Pendidikan ?
5. Apakah yang dimaksud dengan Iklim dalam organisasi Pendidikan?
6. Apa saja macam macam dari Iklim Organisasi Pendidikan

C. METODE PENULISAN MAKALAH


Penulisan dalam makalah ini adalah penulisan yang bersifat studi perpustakaan yang
bercorak deskriptif, dimana penulis berusaha memahami dan menafsirkan dengan data-data
yang ada di beberapa refrensi buku-buku maupun sumber media ,baik cetak maupun
elektronik untuk mendapatkan data yang relevan agar didalam penulisan makalah ini tidak
hanya dengan studi pustaka saja tapi penulis berusaha mencari studi kasus di lapangan.
Sebagai sumber data adalah pihak-pihak yang terkait dengan lembaga pendidikan
maupun sosial , organisasi mahasiswa maupun organisasi pemerintah, organisasi atau
lembaga yang memiliki bagan struktural .
Sumber data merupakan sesuatu yang penting dalam suatu penelitian karena ketepatan
dalam memilih dan menentukan sumber data akan menentukan akurat tidaknya data yang di
peroleh. [5] Sedang teknik pengumpulan data, penulis melakukan observasi, wawancara
mendalam (indept interview) ,studi pustaka dan dokumentasi

D. PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN STRUKTUR, ORGANISASI, DAN PENDIDIKAN


Struktur itu berbeda dengan struktural, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi
ke tiga , makna dari struktur adalah cara bagaimana sesuatu disusun, susunan, atau bangunan.
Sedangkan struktural adalah yang mengenai susunan bangunan atau organisasi. Jadi struktur
adalah cara suatu itu disusun atau dibangun.
Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian orang (orang dsb)
sehingga merupakan kesatuan yang teratur.[6]

Pendidikan didalam Kamus Umum Bahasa yang diolah oleh Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional bermakna perbuatan (hal atau cara) mendidik. Sedangkan
ditinjau dari segi hukum , definisi pendidikan berdasarkan Undang-undang dasar RI Nomor
20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, Pasal 1 ayat (1), yaitu Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, nusa dan bangsa.[7]

Menurut G.R. Terry (1978) pengorganisasian atau penggerakan adalah tindakan


mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga
mereka dapat bekerja sama secara efisien. Dengan demikian mereka dapat memperoleh
kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan
tertentu guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. [8]

Manullang (1976) memahami makna pengorganisasian dalam arti yang dinamis.


Pengorganisasian adalah suatu proses pembagian , pembatasan tugas-tugas dan tanggung
jawab serta dan penetapan hubungan antar unsur organisasi, sehingga memugkinkan orang
dapat bekerja bersama-sama se-efektif mungkin untuk pencapaian tujuan
2. KONSEP ORGANISASI SEKOLAH DAN PENGAJARAN

Organisasi lembaga pendidikan adalah suatu organisasi yang unik dan komplek
karena lembaga pendidikan tersebut merupakan suatu lembaga penyelenggara pendidikan.
Tujuannya adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan , mengembangkan ,
memperkaya khazanah ilmu pengetahuan , teknologi, kesenian, serta mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kehidupan
nasional.[9]

Organisasi sekolah yang efektif adalah kelompok-kelompok yang informal,


kebutuhan-kebutuhan individu, dan tujuan birokrasi di pemerintahan dan personel pendidikan
di sekolah berperan secara bersama atau saling berfungsi satu sama lainnya. Sekolah yang
efektif adalah spesifikasi prodesur pengembangan organisasi yang konsisiten secara aktual
terhadap kebutuhan sekolah.

Pengajaran merupakan aktifitas yang berkaitan dengan penyebaran ilmu pengetahuan


yang meliputi aktivitas perancangan, pengelolaan, penyampaian bimbingan dan penilaian.
Secara ringkas pengajaran merupakan proses untuk menyampai dan menyumbang ide-ide .
pengajaran dapat diuraikan sebagai satu cara menyediakan pelajar dan pengetahuan dan
kemahiran yang di perlukan untuk berfungsi dengan baik. Faktor terpenting dalam pengajaran
ialah guru perlu menilai keperluan-keperluan pembelajaran yang spesifik dan mengaplikasi
strategi-strategi serta aktivitas yang sesuai untuk pelajar.[10]

- Di bawah ini adalah beberapa pendapat tentang konsep pengajaran :


Menurut Arbak 1985, pengajaran sebagai organisasi yang di rancang oleh guru dan
menyampaikan pemahaman tentang maklumat atau pengetahuan tertentu kepada pelajarnya.
Menurut Ehah 1989, menyatakan bahwa pengajaran sebagai satu sains yaitu sistem aktivi-
aktivi yang di tujukankepada murid-murid yang bertujuan membawa perubahan tingkah laku
di kalangan mereka.
Menurut Yaxley 1991, berpendapat bahwa pengajaran merupakan satu tindakan yang
bertujuan untuk membawa perubahan dari segi kepercayaan , nilai dan makna. Ia juga
melihatpengajaran sebagai aktivi intelek yang melibatkan , perasaan dan penilaian.

3. STRUKTUR ORGANISASI DALAM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

Dalam definisi perencanaan di katakan bahwa organisasi pendidikan ada di antara


lingkungannya dan tertanam di dalamnya. Ini berarti organisasi atau lembaga pendidikan
tidak dapat dan tidak di benarkan berdiri sendiri terlepas dari masyarakat lingkungannya.[11]

Struktur Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaituSentralisasi dan
beberapa bagian masih diselenggarakan secara Desentraisasi.Pada umumnya, struktur
campuran inilah yang berlaku dikebanyakan negara dalam menyelenggarakan pendidikan dan
pengajaran bagi bangsanya.[12]

a. Struktur Sentralisasi

Di negara-negara yang organisasi pendidikannya di jalankan secara sentral, yakni yang


kekuasaan dan tanggung jawabnya dipusatkan pada suatu badan di pusat pemerintahan maka
pemerintah daerah kurang sekali atau sama sekali tidak mengambil bagian dalam administrasi
apapun. Segala sesuatu yang mengenai urusan-urusan pendidikan, dari menentukan kebijakan
(poliey) dan perencanaan, penentuan struktur dan syarat-syarat personel, urusan
kepegawaian, sampai kepada penyelenggaraan bangunan-bangunan sekolah, penentuan
kurikulum, alat-alat pelajaran, soal-soal dan penyelenggaraan ujian-ujian, dan sebagainya.
Semuanya ditentukan dan ditetapkan oleh dan dari pusat. Sedangkan bawahan dan sekolah-
sekolah hanya merupakan pelaksana-pelaksana pasif dan tradisional semata-mata. Sesuai
dengan sistem sentralisasi dalam organisasi pendidikan ini, kepala sekolah dan guru-guru
dalam kekuasaan dan tanggung jawabnya, serta dalam prosedur-prosedur pelaksanaan
tugasnya sangat dibatasi oleh peraturan-peraturan dan instruksi-instruksi dari pusat yang
diterimanya melalui hierarchi atasannya. Dalam sistem sentralisasi semacam ini, ciri-ciri
pokok yang sangat menonjol adalah keharusan adanya uniformitas (keseragaman) yang
sempurna bagi seluruh daerah di lingkungan negara itu. Keseragaman itu meliputi hampir
semua kegiatan pendidikan, teutama di sekolah-sekolah yang setingkat dan sejenis.

- Adapun keburukan/keberatan yang prinsipal ialah :

a.1. Bahwa administrasi yang demikian cenderung kepada sifat-sifat otoriter dan birokratis.
Menyebabkab para pelaksana pendidikan, baik para pengawas maupun kepala sekolah serta
guru-guru menjadi orang-orang yang pasif dan bekerja secara rutin dan tradisional belaka.

a.2. Organisasi dan administrasi berjalan sangat kaku dan seret, disebabkan oleh garis-garis
komunikasi antara sekolah dan pusat sangat panjang dan berbelit-belit, sehingga kelancaran
penyelesaian persoalan-persoalan kurang dapat terjamin.

a.3. Karena terlalu banyak kekuasaan dan pengawasan sentral, timbul penghalang penghalang
bagi inisiatif setempat, dan mengakibatkan uniformalitas yang mekanis dalam administrasi
pendidikan, yang biasanya hanya mampu untuk sekedar hanya membawa hasil-hasil
pendidikan yang sedang atau sedikit saja.

b. Struktur Desentralisasi

Di negara-negara yang organisasi pendidikannya di-desentralisasi, pendidikan bukan


urusan pemerintah pusat, melainkan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dan rakyat
setempat. Penyelenggaraan dan pengawasan sekolah-sekolah pun berada sepenuhnya dalam
tangan penguasa daerah. Kemudian pemerintah daerah membagi-bagikan lagi kekuasaannya
kepada daerah yang lebih kecil lagi, seperti kabupaten/kotapraja, distrik, kecamatan dan
seterusnya dalam penyelengaraan dan pembangunan sekolah, sesuai dengan kemampuan,
kondisi-kondisi, dan kebutuhan masing-msing. Tiap daerah atau wilayah diberi otonomi yang
sangat luas yang meliputi penentuan anggaran biaya, rencana-rencana pendidikan, penentuan
personel/guru, gaji guru-guru pegawai sekolah, buku-buku pelajaran, juga tentang
pembangunan, pemakaian serta pemeliharaan gedung sekolah. Dengan struktur organisasi
pendidikan yang dijalankan secara desentralisasi seperti ini, kepala sekolah tidak semata-
mata merupakan seorang guru kepala, tetapi seorang pemimpin, profesional dengan
tanggung jawab yang luas dan langsung terhadap hasil-hasil yang dicapai oleh sekolahnya. Ia
bertanggung jawab langsung terhadap pemerintahan dan masyarakat awasan dan social-
control yang langsung dari pemerintahan dan masyarakat setempat. Hal ini disebabkab karena
kepala sekolah dan guru-guru adalah petugas-petugas atau karyawan-karyawan pendidik
yang dipilih, diangkat, dan diberhentikan oleh pemerintah daerah setempat. Tentu saja,
sistem desentralisasi yang ekstrim seperti ini ada kebaikan dan keburukannya.

- Beberapa kebaikan yang mungkin terjadi ialah :

a. Pendidikan dan pengajaran dapat disesuaikan dengan memenuhi kebutuhan masyarakat


setempat.
b. Kemungkinan adanya persaingan yang sehat diantara daerah atau wilayah sehingga masing-
masing berlomba-lomba untuk menyelenggarakan sekolah dan pendidikan yang baik.
c. Kepala sekolah, guru-guru, dan petugas-petugas pendidikan yang lain akan bekerja dengan
baik dan bersungguh-sungguh karena dibiayai dan dijamin hidupnya oleh pemerintah dan
masyarakat setempat. [13]

- Adapun keburukannya adalah sebagai berikut :

a. Karena otonomi yang sangat luas, kemungkinan program


pendidikanakan . berbeda-beda. Hal ini akan
menimbulkan perpecahan bangsa.
b. Hasil pendidikan dan pengajaran tiap-tiap daerah atau wilayah sangat berbeda-beda, baik
mutu, sifat maupun jenisnya, sehingga menyulitkan bagi pribadi murid dalam
mempraktekkan pengetahuan atau kecakapannya dikemudian hari di dalam masyarakat yang
lebih luas.
c. Kepala sekolah, guru-guru, dan petugas pendidikan lainnya cenderung untuk menjadi
karyawan-karyawan yang materialistis, sedangkan tugas dan kewajiban guru pada umumnya
lain dari pada karyawan-karyawan yang bukan guru.
d. Penyelenggaraan dan pembiayaan pendidikan yang diserahkan kepada daerah atau wilayah itu
mungkin akan sangat memberatkan beban mayarakat setempat.[14]

4. KINERJA ORGANISASI PENDIDIKAN

Dapat didefinisikan sebagai sebuah pencapaian hasil atau degree of


accomplishtment, hal ini berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari
tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang di dasarkan pada tujuan yang
sudah di tetapkan sebelumnya.[15]
Kinerja pendidikan pada hakikatnya merupakan perwujudan dari cara kerja yang baik
yang menyangkut kemampuan pendidik di dalam melaksanakan tugas, baik dalam
melaksanakan pengendalian mutu maupun pelaksanaan evaluasi dalam program. Kinerja
yang baik di pengaruhi oleh beberapa faktor utama adalah iklim organisasi yang selanjutnya
mempengaruhi kinerja oraganisasi pendidikan.[16]

Menurut Notomirjo 1992, menyatakan bahwa kinerja (performance) atau prestasi kerja atas
pencapaian kerja adalah suatu kemampuan yang di ukur berdasarkan pelaksanaan tugas
sesuai dengan uraian tugasnya.
Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya membangun.
Salah satu sektor penting dalam pembangunan adalah sektor pendidikan. Undang-undang Dasar
tahun 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan.
Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional telah melakukan usaha-usaha
perbaikan dalam pencapaian pendidikan yang ada dan untuk mempersiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas.

- Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar ;

Pertama, Sebagai akibat dari krisis ekonomi dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan
hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai.

Kedua, Untuk mengantisipasi era global dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber
daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing di pasar kerja global.
Ketiga, Sejalan dengan berlakunya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian
sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih
demokratis (www.depdiknas.go.id).

Dari ketiga tantangan tersebut di atas, maka kinerja guru sangatlah diperlukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kinerja guru merupakan faktor penting
dalam menentukan prestasi belajar siswa. Keberhasilan pendidikan terutama ditentukan oleh
mutu gurunya. Pada umumnya pekerjaan guru dibagi dua yaitu : pekerjaan yang berhubungan
dengan tugas-tugas mengajar dan mendidik, serta tugas-tugas kemasyarakatan (sosial).

Faktor yang juga mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja guru menurut Herlina
(2005) adalah motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi merupakan suatu karakteristik kepribadian
yang penting dalam lingkungan organisasi, yang ditandai dengan adanya dorongan pada individu
untuk mengungguli orang lain, berprestasi sesuai dengan seperangkat standar yang berlaku dan
berjuang untuk sukses. Motivasi merupakan komoditi yang sangat diperlukan oleh semua orang
termasuk guru. Motivasi berprestasi bisa terjadi jika guru mempunyai kebanggaan akan keberhasilan.

Motivasi berprestasi dalam dunia pendidikan merupakan kombinasi dari tiga faktor yaitu:

(a) faktor keberhasilan pendidikan;


(b) keberhasilan dalam melaksanakan tugas; dan
(c) pengalaman sukses/gagal dalam pelaksanaan tugas (Falahy, 2005).
Berdasarkan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah
dorongan yang berasal dari dalam diri orang-orang untuk berprestasi dan
berusaha berprestasi dalam upaya untuk mencapai tujuan. Guru-guru akan bekerja lebih baik
jika mereka sungguh-sungguh diberi motivasi.
Guru-guru yang berhasil karena adanya motivasi berprestasi akan memberikan sumbangan
yang berharga kepada pendidikan.
Prestasi dari sebuah kinerja akan di tentukan oleh kemampuan seorang pemimpin
dalam memimpin sebuah organisasi, peranan pengawasan dalam peningkatan kinerja sangat
penting. Seorang pemimpin harus mampu menguasai personal untuk memberikan pelayanan
pembinaan. bentuk pembinaan yang efektif hendaknya di lakukan kegiatan pengawasan
secara kontinuitas.[17]

5. IKLIM DAN BUDAYA ORGANISASI PENDIDIKAN

Iklim organisasi menurut Robbins (1994) mengemukakan bahwa suatu organisasi


merupakan kesatuan sosial yang di koordinasikan secara sadar dengan suatu batasan yang
relative dapat di identifikasi, relatif bekerja terus menerus untukmencapai suatu tujuan atau
sekelompok tujuan. Iklilm organisasi merupakan sekumpulan total tingkatan dan kualitas
faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi anggota organisasi yang di ukur melalui
persepsi.
Iklim organisasi menurut Falahy (2005) merupakan sarana bagi guru untuk melakukan
pendekatan dengan lingkungan kerjanya dengan pandangan yang positif. Iklim organisasi
mempunyai kaitan dengan prestasi, motivasi, kepuasan dan kinerja guru. Jika iklim organisasi
kondusif, suasana lingkungan manusia yang familiar maka akan membuat guru menjadi termotivasi
karena puasnya guru terhadap organisasi. Dan sebaliknya jika iklim tidak kondusif maka
mengakibatkan guru kurang bergairah dalam bekerja.

Iklim dapat mempengaruhi motivasi, prestasi dan kepuasan kerja. Para pegawai
mengharapkan imbalan, kepuasan, prestasi atas dasar persepsi mereka terhadap iklim organisasi.
Iklim organisasi di sekolah bisa bergerak dari yang menyenangkan ke netral, sampai dengan tidak
menyenangkan.
Tetapi pada umumnya kepala sekolah, guru dan pegawai menginginkan iklim yang menyenangkan
karena menyangkut keuntungan seperti prestasi yang lebih baik, kepuasan kerja dan dapat
menimbulkan kinerja yang lebih baik lagi.

Menurut Steers (1980),(Iklim adalah Kepribadian organisasi yang dicerminkan oleh anggota-
anggotanya )[18] terdapat sepuluh dimensi iklim pada tingkat organisasi secara keseluruhan, yaitu:

(1) Struktur tugas,


(2) Hubungan imbalan-hukum,
(3) Sentralisasi keputusan,
(4) Tekanan pada prestasi,
(5) Tekanan pada latihan dan pengembangan,
(6) Keamanan vs risiko,
(7) Keterbukaan vs ketertutupan,
(8) Status dan semangat,
(9) Pengakuan dan umpan balik,
(10) Kompetensi dan keluwesan organisasi secara umum.

Iklim yang timbul merupakan arena penetapan keputusan mengenai prestasi. Jika
iklim bermanfaat bagi kebutuhan individu (misalnya: memperhatikan kepentingan pekerja
dan berorientasi pada prestasi), maka kita dapat mengharapkan tingkah laku ke arah tujuan
yang tinggi (Falahy, 2005).Sebaliknya jika iklim yang timbul bertentangan dengan tujuan,
kebutuhan dan motivasi pribadi, dapat diharapkan bahwa prestasi maupun kepuasan kerja
akan berkurang.
Iklim organisasi mempengaruhi perilaku pendidik yang kemudian mempengaruhi
kinerja organisasi pendidikan, maka ada kontribusi yang positif atau baik maka menghasilkan
perilaku dan kinerja organisasi yang positif dan baik.
Dapat dikatakan pula iklim organisasi merupakan gambaran kolektif yang bersifat
umum terhadap suasana kerja organisasi yang membentuk harapan dan perasaan seluruh
pelajar sehingga organisasi meningkat.
Iklilm organisasi dapat dilihat dari budaya organisasi karena di dalam budaya organisasi di
bicarakan hal-hal yang mencakup :[19]
a. Perubahan organisasi
b. Karakteristik organisasi
c. Kreasi
d. Contoh-contoh budaya organisasi dan memelihara atau menjaga organisasi
e. Prinsip-prinsip organiasasi dan tipe-tipe organisasi.

Salah satu definisi iklim organisasi adalah persepsi dari sekumpulan orang terhadap
lingkungan organisasinya. Untuk menjaga iklim organisasi yang kondusif, maka dalam
melakukan eksplorasi menjelajahi ide baru maupun cara baru perlu di sesuaikan dengan
kreatifitas. Dan dapat di simpulkan bahwa iklim organisasi pendidikan merupakan keadaan di
tempat kerja baik fisik maupun non fisik yang mendukung pelaksanaan tugas dalam
organisasi.
Budaya organisasi adalah budaya organisasi yang mengacu pada suatu sistem
pemaknaan bersama yang di anut oleh anggota organisasi dalam bentuk nilai, tradisi,
keyakinan, norma dan cara berpikir unik yang membedakan organisasi itu dengan organisasi
lainnya.

Lampiran :
Contoh Struktur Organisasi di salah satu organisasi luar kampus pada hal ini Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia ( PMII )

SUSUNAN PENGURUS BESAR


PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
MASA KHIDMAT 2011-2013
MAJELIS PEMBINA NASIONAL ( MABINAS )
Ketua :
Wakil Ketua :
Wakil ketua :
Sekretaris :
Anggota :

BADAN PENGURUS HARIAN ( BPH )


Ketua Umum :
Sekretaris Jenderal :
Bendahara Umum :
Biro-Biro :
- Biro Pengembangan dan Kurikulum
- Biro Training dan Pelatihan
- Biro Penembangan Organisasi
- Biro Penataan Arsip dan Data Base Anggota
- Biro Jaringan OKP
- Biro Kewirausahaan dan Pengembangan Ekonomi
- Biro Pengembangan Profesi Akademik
- Biro Perundang-Undangan dan Tata Negara

E. ANALISA

Analisa Abdul Khohar M.T. ( Penulis A )

Didalam analisa saya selaku salah satu penulis makalah ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah Administrasi dan supervisi Pendidikan yang berjudul Struktur
Organisasi Pendidikan sangatlah luas. Ditinjau dari definisi masing-masing arti
Struktur, Organisasi, dan Pendidikan saya selaku penulis menganalisa makna dari arti
struktur adalah cara bagaimana sesuatu disusun, susunan, atau bangunan. Sedangkan
struktural adalah yang mengenai susunan bangunan atau organisasi. Jadi struktur
adalah cara suatu itu disusun atau dibangun, hal itu saya tilik dari kamus umum
bahasa indonesia . Hal ini bila dijabarkan dengan arti yang mudah dipahami adalah
struktur itu merupakan susunan atau rangkaian , dalam hal ini berbicara tentang
organisasi pendidikan jadi struktur organisasi pendidikan adalah susunan atau
rangkaian pembagian tugas dan wewenang dalam organisasi pendidikan, misalnya
dalam suatu lembaga pendidikan (sekolah) itu harus ada Kepala sekolah yang
berwenang mengatur jalannya dan majunya sistem pendidikan di lembaga atau
sekolah tersebut , kemudian ada waka kesiswaan,waka kurikulum, waka sarana
prasarana, waka waka tersebut merupakan wakil wakil dari kepala sekolah untuk
mengatur, menunjang jalannya pendidikan dilembaga itu dan masing-masing waka
itu diberikan kewenangan dan tanggung jawab sendiri-sendiri dan tidaak boleh
dicampuri tangan oleh pihak lain karena masing-masing sudah memiliki tugas dan
kewenangan sendiri. Hal itu diatur didalam struktur Organisasi Pendidikan dengan
tujuan tercapainya sistem yang sehat tanpa tumpang tindis antara sub-sub bagian
didalam struktur pengelolaan didalam organisasi pendidikan tersebut.
Sedangkan berbicara mengenai Konsep dari struktur organisasi pendidikan itu sangat
komplek sekali Organisasi pendidikandi sekolah yang efektif adalah kelompok-
kelompok yang informal, kebutuhan-kebutuhan individu, dan tujuan birokrasi di
pemerintahan dan personel pendidikan di sekolah berperan secara bersama atau
saling berfungsi satu sama lainnya.
Sekolah yang efektif adalah spesifikasi prodesur pengembangan organisasi yang
konsisiten secara aktual terhadap kebutuhan sekolah.
Selanjutnya adalah tetang Iklim dan budaya dalam organisasi
pendidikan Iklilm organisasi merupakan sekumpulan total tingkatan dan kualitas
faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi anggota organisasi yang di ukur
melalui persepsi. Iklim ini menurut analisa saya ada berbagai macam kriteria , kriteria
tentang iklim yang memengaruhi dari struktur itu sendiri dalam pembelajaran bahasa
arab dikenal sebagai maful dan fail . Maksudnya iklim ini ada yang memengaruhi
objeknya yaitu siswa distruktural maupun subjeknya yang dalam hal ini adalah
struktur kelembagaan
Iklim organisasi menurut Falahy merupakan sarana bagi guru untuk melakukan
pendekatan dengan lingkungan kerjanya dengan pandangan yang positif. Salah satu
definisi iklim organisasi adalah persepsi dari sekumpulan orang terhadap lingkungan
organisasinya. Untuk menjaga iklim organisasi yang kondusif, maka dalam melakukan
eksplorasi menjelajahi ide baru maupun cara baru perlu di sesuaikan dengan
kreatifitas. Dan dapat di simpulkan bahwa iklim organisasi pendidikan merupakan
keadaan di tempat kerja baik fisik maupun non fisik yang mendukung
pelaksanaantugas dalam organisasi. Mungkin ini sebagian kecil dari analisa saya, saya
sebagai penulis mohon saran dan kritik untuk pembenahan makalah ini.

Analisa Husnul Khotimah ( Penulis B)


F. PENUTUPAN

Organisasi lembaga pendidikan adalah suatu organisasi yang unik dan komplek karena
lembaga pendidikan tersebut merupakan suatu lembaga penyelenggara pendidikan.
Tujuannya adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan , mengembangkan ,
memperkaya khazanah ilmu pengetahuan , teknologi, kesenian, serta mengupayakan
penggunaannyauntuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kehidupan
nasional.
Struktur Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu Sentralisasidan
beberapa bagian masih diselenggarakan secara Desentraisasi. Struktur Organisasi yang
digunakan dalam pendidikan atau pengajaran di negara Indonesia adalahsistem
Desentralisasi , yang mana semua perarturan struktural maupun hal lain dalam dunia
pendidikan diatur oleh daerah masing-masing yang banyak pengaruh positifnya bila
dibandingkan dengan sistem sentralisasi yang berpusat disuatu wilayah.
Iklilm organisasi merupakan sekumpulan total tingkatan dan kualitas faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi anggota organisasi yang di ukur melalui persepsi.
Iklim organisasi mempengaruhi perilaku pendidik yang kemudian mempengaruhi kinerja
organisasi pendidikan, maka ada kontribusi yang positif atau baik maka menghasilkan prilaku
dan kinerja organisasi yang positif dan baik.
Dapat dikatakan pula iklim organisasi merupakan gambaran kolektif yang bersifat umum
terhadap suasana kerja oeganisasi yang membentuk harapan dan perasaan seluruh pelajar
sehingga organisasi meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Afandi, Nur Khalik. Fenomena Jurnal Penelitian P3M STAIN Samarinda,
(Samarinda : P3M Stain Samarinda, 2009)
2. Usman, Husaini. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta :
Bumi Aksara, 2006)

3. Abbas, Syahrizal. Manajemen perguruan tinggi, (Jakarta : Prenada Media Grup,


2008)
4. http://reconia4training.wordpress.com/di akses2013/03/23/kinerja-organisasi/

5. Wirawan, Budaya Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan


Penelitian, (Jakarta:Salemba Empat, 2008)
6. Pidarta,Made. Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan
Sistem, (Jakarta : Rineka Cipta, 1990)

7. I Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : PT


Remaja Rosdakarya , 2012)
8. Wanto, manajemen dan pendidikan , (Surabaya : Tabloid Nyata IV, 2005)
9. http://artikelrande.blogspot.com/di akses 2013/03/22/manajemen-
pendidikan.html
10. Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 2007)

[1] Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006),
cet.1, Halaman 126
[2] Ibid . Halaman 126
[3] Ibid . Halaman 126
[4] Prof. Dr. Syahrizal Abbas .Manajemen perguruan tinggi, (Jakarta : Prenada Media Grup, 2008 ), cet.1, Halaman 5
[5] Nur Khalik Afandi, Fenomena Jurnal Penelitian P3M STAIN Samarinda, (Samarinda : P3M Stain Samarinda, 2009) vol, 1. Halaman 39
[6] W.J.S. Poerwadarminta . Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2007), edisi ke tiga cet.4, Halaman 814
[7] Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006),
cet.1, Halaman 7
[8] Prof. Dr. Syahrizal Abbas .Manajemen perguruan tinggi, (Jakarta : Prenada Media Grup, 2008 ), cet.1, Halaman101
[9] Wanto, manajemen dan pendidikan, 2005, Surabaya ; Tabloid Nyata IV
[10] http://artikelrande.blogspot.com/di akses 2013/03/22/manajemen-pendidikan.html

[11] Made pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan Sistem, 1990, Jakarta ; Rineka Cipta
[12] Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, 2012, Bandung; PT Remaja Rosdakarya
[13] Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, 2012, Bandung; PT Remaja Rosdakarya
[14] .Ibid
[15] http://reconia4training.wordpress.com/di akses2013/03/23/kinerja-organisasi/

[16] Wirawan, Budaya dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian, 2008, Jakarta ; Salemba Empat
[17] Tabloid-mh/2011/10/01/peningkatan kinerja organisasi

[18] Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006),
cet.1, Halaman 182
[19] Wirawan, Budaya dan Iklim organisasi, 2007, Jakarta ; Salemba Empat
Diposkan oleh Abdul Khohar M.T. di 00.56
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

1 komentar:
1.

Sell Tiket13 Oktober 2016 23.51

Tiket Pesawat Murah Online, dapatkan segera di SELL TIKET Klik disini:
selltiket.com
Booking di SELLTIKET.COM aja!!!
CEPAT,.TEPAT,.DAN HARGA TERJANGKAU!!!

Ingin usaha menjadi agen tiket pesawat??


Yang memiliki potensi penghasilan tanpa batas.
Bergabung segera di agen.selltiket.com

INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI :


No handphone : 085365566333
PIN : d2e26405

Segera Mendaftar Sebelum Terlambat. !!!


Balas
PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIAH)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUNNAJAH
JAKARTA
1434 H/2013 M

BAB 1
PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul
dengan sesame manusia lainnya atau sebagai mahluk yang suka bermasyarakat. Karena
sifatnya yang suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut sebagai mahluk sosial.
Individu-individu tersebut bersatu menjadi sebuah perkumpulan, Perkumpulan tersebut
terbentuk dari satuan terkecil kelompok masyarakat yang lama kelamaan tumbuh dan
berkembang menjadi satuan terbesar dalam masyarakat.Salah satu contoh dari perkumpulan
tersebut adalah organisasi.
Manusia adalah makhluk organisasional, karena sejak lahir manusia tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Organisasi dibentuk untuk kepentingan manusia bukan
manusia diciptakan untuk kepentingan organisasi, jadi manusia jangan sampai diperbudak
oleh organisasi, tetapi manusialah yang harus memperbudak organisasi.
Organisasi bukan merupakan tujuan, tetapi organisasi adalah alat untuk mencapai
tujuan. Maka dari itu manusia tidak dapat terpisahkan dengan organisasi dalam
kehidupannya, walaupun pengalaman berorganisasi itu ada yang menyenangkan dan
menjengkelkan, ada yang positif dan ada pula yang negative tetapi manusia tetap
memerlukan organisasi. Adanya pertentangan ini sebagai konsekuensi bahwa manusia pada
hakikatnya tidak sama atau penuh dengan perbedaan.

Perbedaan ini tidak terjadi karena latar belakang pendidikan, pengalaman, status
sosial ekonomi, budaya, usia dan sebagainya yang berbeda.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang organisasi
menajemen lembaga pendidikan islam.

BAB II
PEMBAHASAN

1.PENGERTIAN ORGANISASI
Organisasi didefinisikan secara bervariasi oleh para ahli yang dilihat dari berbagai
sudut pandang,diantaranya:
1. Menurut Mondy dan Premeaux (1995) menjelaskan:
Organisasi adalah kerjasama dua orang atau lebih dalam satu keadaan yang terkoordinir
untuk mencapai hasil yang diinginkan.[1]
2. Menurut Oteng Sutisna
Organisasi merupakan mekanisme yang mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk
menyelesaikan pekerjaan.Definisi ini menekankan pada mekanisme kerja dalam organisasi
untuk mencapai tujuan.
3. Menurut Stepen P.Robbins
Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,dengan sebuah
batasan yang relative dapat diidentifikasi untuk mencapai suatu tujuan bersama.Definisi ini
menekankan bahwa organisasi adalah suatu system sosial yang perlu dikoordinasikan
,Batasan organisasi akan berubah sebagaimana tuntutan lingkungannya sehingga dikatakan
relative.

Didalam organisasi ada sejumlah orang baik sebagai manajer maupun sebagai
anggota, ada struktur, tujuan-tujuan, aturan dan prosedur, dan yang melaksanakan pekerjaan
praktis adalah anggota.

Maka dengan demikian sebuah organisasi terdiri dari beberapa unsur yaitu:
1. Ada kumpulan orang-orang
2. Ada pembagian kerja atau spesialisasi dalam organisasi
3. Bekerjasama dimana aktivitas-aktivitas yang terpisah dikoordinir
4. Ada tujuan bersama yang akan dicapai melalui kerjasama yang terkoordinir.

Untuk kelangsungan fungsi organisasi ada beberapa prinsip dalam rancangan


manajemennya,yaitu
1 Kesatuan perintah
2 Rentang pengawasan
3 Pembagian kerja
4 Departementalisasi

2.STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi adalah berisikan kerangka kerja organisasi.Adapun kerangka kerja
organisasi adalah kompleks, sedang dan sederhana.[2]
Menurut E.Kast dan James E.Rosenzweig (1974),struktur diartikan sebagai pola
hubungan komponen atau bagian suatu organisasi.Struktur merupakan system formal
hubungan kerja yang membagi dan mengkoordinasi tugas orang dan kelompok agar tercapai
tujuan.
Struktur organisasi merupakan bentuk dari organisasi secara keseluruhan yang
menggambarkan kesatuan dari berbagai segmen dan fungsi organisasi yang dipengaruhi oelh
kondisi lingkungan, ukuran, jenis teknologi yang digunakan, dan sasaran yang hendak
dicapai. Struktur bersifat relative stabil (tidak berubah) statis dan berubah lambat atau
memerlukan waktu untuk penyesuaian-penyesuaian.
Menurut Stoner (1986),struktur organisasi dibangun oleh lima unsur,yaitu:
Spesialisasi aktivitas
Standarisasi aktivitas
Koordinasi aktivitas
Sentralisasi dan disentralisasi keputusan
Ukuran unit kerja

3. BUDAYA ORGANISASI,BIROKRASI,SISTEM ADMINITRASI

I. Budaya Organisasi

Adapun pengertian budaya organisasi yaitu sebagai berikut:


Menurut Peter F.Drucker bahwa budaya organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-
masalah eksternal dan internal yang pelaksanaanya dilakukan secara konsisten oleh suatu
kelompok,kemudian mewariskannya kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat
untuk memahami dan merasakan terhadap masalah-masalh yang terkait.

Menurut Robbins bahwa budaya organisasi adalah filosofi dasar yang memberikan arahan
bagi kebijakan organisasi dalam pengelolaan karyawan dan nasabah.Ada tujuh cirri budaya
organisasi,yaitu sebagai berikut:

1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko


1 Perhatian terhadap detail
2 Berorientasi kepada manusia
3 Berorientasi pada hasil
4 Berorientasi pada Tim
5 Agresivitas
6 Stabilitas

Didalam lembaga pendidikan islam system budaya sangat berpengaruh, karena adanya
interaksi sosial antara individu dengan individu, individu antara kelompok, Pendidikan adalah
budaya suatu proses membuat orang kemasukan budaya, membuat orang berprilaku
mengikuti budaya yang memasuki dirinya. Dengan adanya kebudayaan dilembaga
pendidikan islam, banyak sekali system organisasi yang beraneka ragam, karena adanya
kebudayaan yang timbul dari dasar keunikan pemikiran manusia itu sendiri.

II. Birokrasi

Birokrasi berasal dari kata bureaucracy (bahasa inggris bureau + cracy) diartikan sebagai
suatu organisasi yang memiliki rantai komando dengan bentuk piramida, dimana lebih
banyak orang berada ditingkat bawah dari pada tingkat atas, biasanya ditemui pada instansi
yang sifatnya administrative maupun militer.
Birokrasi adalah alat kekuasaan bagi yang menguasainya, dimana para pejabatnya secara
bersama-sama berkepentingan dalam kontinuitasnya. Ditinjau dari sudut etimologi, maka
perkataan birokrasi berasal dari kata bureau dan kratia (Yunani), bureau artinya meja atau
kantor dan kratia artinya pemerintahan. Jadi birokrasi berarti pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah dari meja ke meja.

Teori Organisasi Birokrasi


Pada dasarnya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan,
organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:
a. Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus
b. Prinsip hirarki atau bawahan hanya bertanggung jawab kepada atasannya langsung
c. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja
d. Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakan status
sosial, tidak pilih kasih.
e. Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu system tertentu
berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak

III. Sistem
Sistem berasal dari bahasa latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu
kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk
menggambarkan suatu setintitas yang berinteraksi, dimana suatu model matematika
seringkali bisa dibuat.
Sistem organisasi baik formal maupun informal, akan menganut suatu system yang
mengatur bagaimana cara organisasi mencapai tujuannya. Untuk itulah setiap organisasi
memiliki peraturan peraturan yang mereflesikan kepentingan-kepentingan organisasi.
System pada organisasi itu dapat berupa anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan
khusus, prosedur dan peraturan lainnya.
Sistem yang dianut oleh organisasi inilah yang mengatur setiap gerak dan tindak tanduk
organisasi.Apabila system tersebut dipandang perlu untuk diperbaiki,maka system tersebut
bisa diperbaiki agar kembali sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan organisasi.Organisasi
yang diatur oleh system (Ruled by system),memiliki system yang berkesinambungan
sekalipun ada orang yang keluar atau masuk ke dalam organisasi.
Sistem organisasi terbagi dalam komponen penyusun yang saling berkaitan yaitu:
Input
Proses
Output
Feedback
IV. Administrasi

Pengertian Administrasi sehari-hari sering disamakan dengan tata usaha,yaitu berupa


kegiatan mencatat, mengumpulkan dan menyimpan suatu kegiatan atau hasil kegiatan untuk
membantu pimpinan dalam mengambil keputusan.

Defenisi administrasi secara luas adalah:


Suatu proses yang pada umumnya terdapat pada semua usaha kelompok.Negara atau
swasta.militer atau sipil,besar atau kecil dan sebagainya
Perencanaan, pengorganisasian, memberikan komando, koordinasi dan mengadakan
pengawasan
Kegiatan suatu kelompok yang mengadakan kerjasama untuk menyesuaikan tujuan bersama

4.SENTRALISASI DAN DISENTRALISASI

1. Sentralisasi
Dalam manajemen pendidikan dikenal dua mekanisme pengaturan, yaitu system
sentralisasi dan desentralisasi. Dalam system sentralisasi segala sesuatu yang berkenaan
dengan penyelenggaraan pendidikan diatur secara ketat oleh pemerintah pusat.
Sentralisasi adalah seluruh wewenang terpusat pada pemerintah pusat. Daerah tinggal
menunggu instruksi dari pusat untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah
digariskan menurut undang-undang.

2. Desentralisasi
Desentralisasi di Indonesia sudah ada cukup lama, dimulai sejak tahun 1973, yaitu
sejak diterbitkannya UU no 5 tahun 1973 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah otonomi
dan pokok-pokok penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi tugas pusat dan daerah.
Beberapa alasan mendasari perlunya desentralisasi:
a) Mendorong terjadinya partisipasi dari bawah secara lebih luas
b) Mengakomodasi terwujudnya prinsip demokrasi
c) Mengurangi biaya akibat alur birokrasi yang panjang sehingga dapat meningkatkan efisiensi.
d) Memberi peluang untuk memanfaatkan potensi daerah secara optimal
e) Mengakomodasi kepentingan politik
f) Mendorong peningkatkan kualitas produk yang lebih kompetitif.

5. MACAM MACAM ORGANISASI

Organisasi terbagi menjadi tiga yaitu,Organisasi Niaga,Organisasi Sosial,Organisasi Regional


dan Internasional.
1. Organisasi Niaga
Organisasi niaga adalah organisasi yang tujuan utamanya mencari keuntungan.
Macam-macam organisasi niaga
a. Perseroan terbatas(PT)
b. Perseroan komanditer(CV)
c. Firma(FA)
d. Koperasi
e. Join ventura

2. Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat jalur
pembentukan organisasi kemasyarakatan
Contoh:
a. Jalur keagamaan
b. Jalur profesi
c. Jalur kepemudaan
d. Jalur kemahasiswaan
e. Jalur kepartaian dan kekaryaan

3. Organisasi Regional
Organisasi regional adalah organisasi yang luas wilayahnya meliputi beberapa Negara atau
organisasi internasional.
Macam-macam organisasi internasional.
a. United Nation (UN)
b. The United Nations Educational,Scientific and Cultural Organization (UNESCO)
c. Internasional Committee of the Red Cross (ICRC)
d. Association of Southeast Asian Nation (ASEAN)

6. LEARNING ORGANIZATION

Organisasi pembelajan adalah suatu konsep dimana organisasi dianggap mampu untuk
terus menerus melakukan proses pembelajaran mandiri (Self Leraning) sehingga organisasi
tersebut memiliki kecepatan berpikir dan bertindak dalam merespon beragam perubahan yang
muncul.

7.VISI DAN MISI


a. Pengertian Visi
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan,tujuan-tujuan perusahaan dan
apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang.Visi
itu tidak dapat ditulis secara lebih jelas menerangkan detail gambaran system yang
ditujunya,dikarenakan perubahan ilmu serta situasi diprediksi selama masa yang panjang
tersebut.Beberapa persyaratan yanghendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi:
a. Berorientasi ke depan
b. Tidak dibuat berdasarkan kondisi saat ini
c. Mengekspresikan kreatifitas
d. Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat.

b.Pengertian Misi

Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam
usahanya mewujudkan visi.
Contoh visi dan misi dalam organisasi

Visi :
Visi pondok pesantren darunnajah:[3]
Mencetak manusia yang ber-tafaqquh fiddin untuk menjadi kader pemimpin umat

Misi :
Mencetak manusia yang
a. Beriman dan bertaqwa
b. Berakhlaq mulia
c. Berpengetahuan luas, Mampu bersaing
d. Sehat dan kuat, Komunikatif
e. Terampil dan ulet Mandiri
f. Berjiwa juang.jujur,kritis,problem solver

BAB III
KESIMPULAN

Organisasi adalah kerjasama dua orang atau lebih dalam satu keadaan yang
terkoordinir untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Sebuah organisasi terdiri dari beberapa unsur yaitu:
1.Ada kumpulan orang-orang
2.Ada pembagian kerja atau spesialisasi dalam organisasi
3.Bekerjasama dimana aktivitas-aktivitas yang terpisah dikoordinir
4. Ada tujuan bersama yang akan dicapai melalui kerjasama yang terkoordinir
Struktur organisasi adalah berisikan kerangka kerja organisasi.Adapun kerangka kerja
organisasi adalah kompleks, sedang dan sederhana.
Macam-macam organisasi
a. Organisasi Niaga
b. Organisasi Sosial
c. Organisasi Regional

Organisasi pembelajan adalah suatu konsep dimana organisasi dianggap mampu untuk
terus menerus melakukan proses pembelajaran mandiri

DAFTAR PUSTAKA
1.Syafaruddin,.Manajemen Lembaga Pendidikan Islam.Jakarta.Ciputat Press.2005
2.Sekretaris pp Darunnajah.Panduan Santri Pondok Pesantren Darunnajah.Jakarta.PP
Darunnajah.2012

[1]Drs.Syafaruddin,M.Pd.Manajemen Lembaga Pendidikan Islam.Jakarta.Ciputat Press.2005


[2]Op.Cit.hlm73
[3] Sekretaris pp Darunnajah.Panduan Santri Pondok Pesantren Darunnajah.Jakarta.PP
Darunnajah.2012

Makalah Organisasi Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN
Keberadaan manusia tidak luput dari keanggotaan suatu organisasi. Organisasi merupakan sebuah wadah
dimana orang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan bersama. Pemahaman organisasi ini menunjukan bahwa
dimana pun dan kapanpun manusia berada, muncul organisasi.

Konsep Dasar : Organisasi merupakan bagian yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia.
Setiap manusia hidup dalam sebuah organisasi.

Organisasi pada dasarnya adalah sekumpulan manusia yang mempunyai minat dan
kepentingan yang sama. Karena mempunyai minat dan kepentingan yang sama, akhirnya manusia
membentuk sebuah kelompok.

Kerja sama didalam kelompok yang terikat secara formal disebut organisasi sedangkan
seluruh proses kerja sama disebut administrasi. Lebih jelas lagi Administrasi adalah keseluruhan
proses kerja sama antar manusia dengan didasari pertimbangan rasional dan moral, untuk mencapai
tuijuan bersama.Karena itu kegiatan administrasi terjadi didalam organisasi.

Didalam Organisasi Pendidikan, komponen sekolah bekerja sama untuk mewujudkan


kepentingan pendidikan . Kepentingan pendidikan yang ada merupakan sesuatu yang ingin di
wujudkan. Karena itu kepentingan pendidikan yang ada kemudian melahirkan tujuan yang akan di
capai yaitu keberhasilan melahirkan anak didik yang berprestasi.

I.1. Latar Belakang Makalah Organisasi Dalam Pendidikan

Penyelenggaraan pendidikan di sekolah dipandang sebagai suatu sistem dimana


komponen-komponen system itu saling ketergantungan sehingga berhubungan dan saling
menentukan keberhasilan suatu sistem, kegagalan suatu sekolah diakibatkan oleh gangguan sub
sistem itu. Kepala sekolah yang menjalankankepemimpinannya harus mampu mengatasi
kegagalan/hambatan sub sistem agar tercapai kesempurnaan sistem itu.

Hal ini didukung oleh pakar pendidikan Prof. Dr. Oteng Sutisna, M,Sc. Guru besar FKIP
dalam bukunya Berpikir System terbitan 1984, hal. 76. Perkembangan Ilmu pengetahuan dan
teknologi dari negara-negara maju sangat cepat, sangat cepat pula merubah pola pikir masyarakat,
hal ini mengakibatkan program pendidikan dan pengajaran lebih ketinggalan bila dibandingkan
dengan kebutuhan masyarakat, hal ini merupakan tantangan bagi penyelenggaraan pendidikan agar
tidak statis dalam menambah wawasan dari berpikir dinamis untuk menghasilkan tamatan yang
berkualitas.

Pengaruh kepemimpinan bisa diartikan, dampak akibat kebijakan dan keputusan yang
dilakukan oleh seorang pimpinan dalam hal ini Kepala sekolah. Bila dalam menentukan keputusan
dan kebijaksanaan salah maka akan terjadi dampak-dampak negatif yang berakibat kegagalan dalam
mencapai tujuan. Bisanya muncul:

Konflik antar personil

Semangat kerja menurun


Disiplin kerja rendah

Tidak merasa memiliki dan merasa tanggung jawab bersama

Tidak muncul keteladanan

Fungsi-fungsi manajemen tidak diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari.

Iklim kerja tidak menyenangkan

Persoalan dan permasalahan tertutup

I.2. Rumusan Masalah

1. Sejauh mana pentingnya organisasi dalam pendidikan/?

2. Apa Fungsi organisai dalam pendidikan?

3. Sepenting apakan budaya organisasi dalam pendidikan?

4. Tujuan organisasi dalam pendidikan?

I.3. Tujuan Organisasi Pendidikan

a. Kemampuan berpikir sistem artinya memahami bahwa suatu kesatuan yang utuh didukung oleh
komponen-komponen (bagian-bagian) yang satu sama lain saling ketergantungan apabila
komponen-komponen itu tidak berjalan maka tidak akan terbentuk suatu kesatuan yang utuh dalam
hal ini bisa diterapkan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Agar proses penyelenggaraan
pendidikan di sekolah merupakan suatu kesatuan yang utuh maka program akan berjalan dengan
lancar dan tujuan akan tercapai.

b. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan tantangan. Kepemimpinan suatu
lembaga pendidikan merupakan wawasan yang perlu dipahami agar pengaruh pimpinan sekolah
diarahkan kepada peningkatan semua tenaga kependidikan (guru tata usaha) berpikir
dinamismenuju pencapaian/prestasi siswa sebagai objek pendidikan.

c. Pengaruh pimpinan dalam melaksanakan tugasnya harus berorientasi kepada terciptanya:

Keterbukaan

Iklim kerja yang menyenangkan

Perasaan personil diakui dan dihargai atas prestasi kerjanya

Saling menunjukan keteladanan

Disiplin kerja yang optimal

Penerapan manajemen sekolah yang sempurna


d. Adanya saling keterkaitan antara Kepala Sekolah dan komponen lainnya sehingga dapat memikul
tanggungjawab secara bersama-sama.

BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

II.1. Pengertian Organisasi Pendidikan

Organisasin Pendidikan adalah suatu wadah yang memungkinkan komponen Pendidik untuk
meraih hasil yang maksimal dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat menghasilkan pesrta didik yang punya
prestasi, dan pengelolaan Sekolah yang tertib administrasi dengan managemen yang terarah yang sebelumnya tidak
dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri.

Organisasi didefinisikan secara beragam oleh beberapa ahli.variasi definisi didasarkan atas sudut pandang
dan waktu ahli ketika mendefinisikan. Perkembangan organisasi dari organisasi sederhana mengarah pada pola
organisasi yang komplek yang dicirikan oleh koneksitas organisasi yang tidak terbatas antara unit-unit
organisasi dengan lingkungannya.Gibsonivancevic, donelly (1996) mendefinisikan organisasi sebagai wadah
yang memungkinkan masyarakat untuk meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-
sendiri. Definisi ini lebih menekankan pada upaya peningkatan pencapaian tujuan bersama secara efektif dan efisien
melalui kordinasi antar unitorganisasi. Definisi lain mengenai organisasi dikemukakan oleh Oteng
Sutisna(1993:205) organisasi yakni mekanisme yang mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan. Definisi ini menekankan mekanisme kerja dalamorganisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

1. Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan organisasi ialah setiap bentuk


persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat
dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana
terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang
yang disebut dengan bawahan.
2. Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan organisasi ialah suatu sistem perserikatan
formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai
tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.
3. Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan organisasi adalah struktur
pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang
posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
II.2. Organisasi dalam pendidikan
Organisasi Dalam Pendidikan merupakan faktor yang terpenting dalam menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out put),
oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus berpikir sistem artinya dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti: guru-guru, staff
TU, Orang tuasiswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang
dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan

Tantangan lembaga pendidikan (sekolah) adalah mengejar ketinggalan


artinyakompetisi dalam meraih prestasi terlebih dalam menghadapi persaingan global, terutama dari
Sekolah Menengah Kejuruan dimana tamatan telah memperoleh bekal pengetahuan, sikap dan
keterampilan sebagai tenaga professional tingkat menengah hal ini sesuai dengan tuntunan
Kurikulum SMK 2004.

Tantangan ini akan dapat teratasi bila pengaruh kepemimpinan sekolah terkonsentrasi
pada pencapaian sasaran dimaksud. Pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah disamping mengejar
ketinggalan untuk mengatasi tantangan tersebut di atas, hal-hal lain perlu diperhatikan: Ciptakan
keterbukaan dalam proses penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Ciptakan iklim kerja yang
menyenangkan Berikan pengakuan dan penghargaan bagi personil yang berprestasi Tunjukan
keteladanan Terapkan fungsi-fungsi manajemen dalam proses penyelenggaraan pendidikan sesuai
dengan organisasi dalam Pendidikan, seperti: Perencanaan Pengorganisasian,Penentuan staff atas
dasar kemampuan, kesanggupan dan kemauan Berikan bimbingan dan pembinaan kearah yang
menuju kepada pencapaian tujuan. Adalah kontrol terhadap semua kegiatan penyimpangan sekecil
apapun dapat ditemukan sehingga cepat teratasi Adakan penilaian terhadap semua program untuk
mengukurkeberhasilan serta menemukan cara untuk mengatasi kegagalan.

Pada dasarnya, fungsi pengorganisasi berkenaan dengan upaya mengembangkan mata


rantai hubungan-hubungan kerja (formal) dan pembagian di dalam organisasi atau lembaga. Untuk
mencapai maksud ini pengorganisasian melibatkan usaha identifikasi tugas-tugas tersebut yang akan
dilaksanakan, mengelompokkan tugas-tugas sehingga merupakan satuan-satuan, dan menetapkan
wewenang yang diperlukan. Secara umum dapat dikatakan, melalui pengorganisasian dicoba
mempertemukan pekerja tertentu dengan pekerjaan dan fasilitas kerja yang spesifik. Di lingkungan
sekolah, umpamanya, setiap guru mendapat tugas yang jelas serta wewenang yang sepadan. Dia
harus mengetahui fasilitas belajar-mengajar yang perlu dan dapat digunakannya.

Menurut Blau, setiap organisasi formal mengandung ciri-ciri pembagian kerja yang jelas,
hierarki wewnang dan tanggung jawab, sistem aturan dan kebijakan, interaksi yang bersifat
nonpribadi, penugasan yang didasarkan pada kualifikasi teknis, dan efisiensi secara teknis. Namun
demikian di lingkungan lembaga pendidikan pengembangan hubungan-hubungan antar pribadi
khususnya dengan siswa mutlak perlu. Kita ketahui bahwa dengan hubungan antar pribadi
khususnya dengan siswa mutlak perlu. Kita ketahui bahwa dengan hubungan formal saja interaksi
akan sangat terbatas dan berlangsung kaku, dan jarak sosial terlalu besar.

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu
sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau
wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya
(uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.

Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.

James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama.

Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja
atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan.

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti
penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang
tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui
keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan
sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka
pengangguran

Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan


yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan
tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan
mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi
berpartisipasi secara relatif teratur.

Organisasi garis, staff dan fungsional dilakukan dengan cara menggabungkan


kebaikan dan menghilangkan keburukan dari ketiga tipe organisasi tersebut. Dengan
demikian cocok untuk dipakai pada suatu organisasi yang besar dan kompleks. Pada bentuk
organisasi ini dalam pembagian kerjannya mendapat perhatian yang sangat khusus.
Pembagian ini didasarkan pada spesialisasi bidang yang dimilkinya masing-masing pada
setiap tenaga pengajar atau karyawan. Institusi pendidikan berarti sebuah lembaga atau
organisasi yang berfokus pada pengembangan pendidikan.

Kelompok yang berperan diantaranya adalah tenaga pengajar (guru, dosen),


tenaga pendukung (pegawai administrasi, petugas kebersihan, dan lainnya), dan anak didik
(siswa, mahasiswa). Lembaga/institusi pendidikan biasanya menggunakan struktur
organisasi garis dan fungsional. Organisasi fungsional dan garis adalah bentuk organisasi
dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian di bawahnya
yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada pejabat fungsional
yang koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian, sehingga setiap kepala bagian
memiliki spesialisasi kerja dan memiliki wewenang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
bidangnya namun wewenang tertinggi tetap dipengang oleh pucuk pimpinan.

Tetapi bentuk organisasi fungsional dan garis mempunyai kelemahan, yaitu adanya
spesialisasi/pembagian kerja dapat membuat para pengajar/karyawan bosan. Contohnya, seorang
guru yang telah mengajar pelajaran yang sama selama bertahun-tahun, akan membuat guru
tersebut merasa bosan dengan pekerjaannya.

II.3. Aspek-Aspek Organisasi Pendidikan

Aspek- aspek organisasi pendidikan adalah komponen-komponen yang harus ada


dalamorganisasi pendidikan. Keberadaan komponen ini menjadi pilar dari suatu organisasi penidikan. Artinya jika salah
satu komponen tidak berfungsi, maka organisasi pendidikan tidak akan berjalan sama sekali. Dalam pandangan system
organisasi Pendidikan mengalami :

Entrophy yaitu : dimana kondisi organisasi pendidikan dalam keadaan hancur. Dalam organisasipendidikan setidaknya
memiliki 4 komponen utama yaitu :

Misi adalah alasan utama keberadaan organisasi pendidikan .

Visi adalah sesuatu yang ingin di capai dari penyelenggaraan Pendidikan

Tujuan adalah divisi divisi fungsional organisasi pendidikan yang menghubungkan dengan stakeholder organisasi .

Objektif adalah hasil sasaran yang spesifik, terukur dan terkait dengan tujuan. Keberadaan organisasi tidak terlepas dari 4
komponen tersebut. Jika organisasi tidak memiliki sasaran yang harus dicapai oleh setiap orang dalam organisasi.

Gambar : Hubungan antara organisasi, administrasi, dan manajemen (Pidarta, 2004)


Organisasi

Administrasi

Kepala Sekolah

Wakil Kepala Sekolah

Guru

Orang Tua Siswa

Gambar diatas menunjukkan bagaimana hubungan antara organisasi, administrasi, dan


manajemen. Organisasi sebagai kelompok orang yang mengikatkan diri secara formal adalah wadah
yang menampung kelompok manusia. Didalam kelompok, manusia melakukan administrasi dalam
bentuk kerja sama. Dan di dalam administrasi terjadi proses pengaturan. Proses pengaturan inilah
disebut dengan manajemen. Manajemen yang ada didalam organisasi biasanya bertingkat dari yang
terdepan sampai yanag tertinggi.

Jika disekolah adalah sebuah organisasi, maka didalam sekolah terjadi kegiatan kerja sama
administrasi untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan, kerja sama
yang ada harus diatur sehingga semua sumber daya pendidikan bersifat harmonis, dan sinergis.
Untuk itu dilakukan kegiatan pengaturan manajemen. Kepala sekolah sebagai manajer tertinggi
bertugas menentukan strategi dalam mencapai tujuan pendidikan. Strategi yang ada diterjemahkan
menjadi program kerja oleh semua wakil kepala sekolah sebagai manajer madya. Pelaksanaan
program kerja dilakukan oleh guru dan segenap pegawai tata usaha dengan pengawasan guru senior
yang ditunjuk sebagai pengawas pelaksanaan. Dengan demikian tercipta sebuah sistem organisasi
yang terus bergerak mencapai tujuan. Demikianlah hubungan antara organisasi, administrasi, dan
manajemen.

II.4. Membina karakter, budaya dan iklim Organisasi Dalam Pendidikan


Karakter suatu organisasi tercermin dari pola sikap dan perilaku orang-orangnya. Sikap dan
perilaku organsasi yang cenderung menim-bulkan rasa senang dan puas pada fihak pelanggan-
pelanggannya perlu dibina oleh pimpinan. Demikian pula budaya organisasi yang menjunjung tinggi
nilai-nilai tertentu yang relevan dengan mutu yang diinginkan oleh organisasi itu juga perlu dibina.
Misalnya dalam lembaga pendidikan perlu dikembangkan budaya yang menjunjung tinggi nilai-
nilaibelajar, kejujuran, kepelayanan, dan sebagainya. Nilai-nilai yang merupakan bagian dari budaya
organisasi itu harus menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam organisasi. Namun
demikian ka-rakter dan budaya organisasi itu hanya akan tumbuh dan berkembang bila iklim
organisasi itu menunjang. Olah karena itu pimpinan juga harus selalu membina iklim organisasinya
agar kon-dusif bagi tumbuh dan berkembangnya karakter dan budaya organisasi tadi. Misalnya
dengan menciptakan dan melaksanakan sistem penghargaan yang mendorong orang untuk bekerja
dan berprestasi lebih baik. Atau pimpinan yang selalu berusaha berperilaku sedemikian rupa hingga
dapat menjadi model yang selalu dicontoh oleh orang-orang lain.

II.5. Membangun Budaya Organisasi di Sekolah

Pentingnya membangun budaya organisasi di sekolah terutama berkenaan dengan


upaya pencapaian tujuan pendidikan sekolah dan peningkatan kinerja sekolah.
Sebagaimana disampaikan oleh Stephen Stolp (1994) tentang School Culture yang
dipublikasikan dalam ERIC Digest, dari beberapa hasil studi menunjukkan bahwa budaya
organisasi di sekolah berkorelasi dengan peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa
serta kepuasan kerja dan produktivitas guru. Begitu juga, studi yang dilakukan Leslie J.
Fyans, Jr. dan Martin L. Maehr tentang pengaruh dari lima dimensi budaya organisasi di
sekolah yaitu : tantangan akademik, prestasi komparatif, penghargaan terhadap prestasi,
komunitas sekolah, dan persepsi tentang tujuan sekolah menunjukkan survey terhadap
16310 siswa tingkat empat, enam, delapan dan sepuluh dari 820 sekolah umum di Illinois,
mereka lebih termotivasi dalam belajarnya dengan melalui budaya organisasi di sekolah
yang kuat. Sementara itu, studi yang dilakukan, Jerry L. Thacker and William D. McInerney
terhadap skor tes siswa sekolah dasar menunjukkan adanya pengaruh budaya organisasi di
sekolah terhadap prestasi siswa. Studi yang dilakukannya memfokuskan tentang new
mission statement, goals based on outcomes for students, curriculum alignment
corresponding with those goals, staff development, and building level decision-making.
Budaya organisasi di sekolah juga memiliki korelasi dengan sikap guru dalam bekerja. Studi
yang dilakukan Yin Cheong Cheng membuktikan bahwa stronger school cultures had
better motivated teachers. In an environment with strong organizational ideology, shared
participation, charismatic leadership, and intimacy, teachers experienced higher job
satisfaction and increased productivity.

Upaya untuk mengembangkan budaya organisasi di sekolah terutama berkenaan tugas


kepala sekolah selaku leader dan manajer di sekolah. Dalam hal ini, kepala sekolah
hendaknya mampu melihat lingkungan sekolahnya secara holistik, sehingga diperoleh
kerangka kerja yang lebih luas guna memahami masalah-masalah yang sulit dan hubungan-
hubungan yang kompleks di sekolahnya. Melalui pendalaman pemahamannya tentang
budaya organisasi di sekolah, maka ia akan lebih baik lagi dalam memberikan penajaman
tentang nilai, keyakinan dan sikap yang penting guna meningkatkan stabilitas dan
pemeliharaan lingkungan belajarnya.

II.6. Jenis- Jenis Organisasi

Perkembangan kajian organisasi diawali dari kajian organisasi sebagai organisasi formal,yaitu organisasi
yang didesain untuk mencapai tujuan bersama. Perkembangan ini terus berlangsung dan berbagai studi
keorganisasian terus dilakukan.

a. Organisasi Formal

Organisasi formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur organisasi. Keadaan struktur organisasi adalah yang
membedakan organisasi formal dan informal.

b. Organisasi Informal interaksi antara organisasi formal pasti akan menghasilkan sebuah hubungan yang tidak saja
hubungan structural, terlebih pada organisasi persekolahan, dimana kekeluargaan menjadi salah satu landasan
prilakunya.keberadaan organisasi informal dapat dilihat dari 3 karakteristik, yaitu norma prilaku, tekanan untuk
menyesuiakan diri, hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai olehindividu secara sendiri-sendiri.dan kepemimpinan
informal. Norma prilaku adalah standar prilaku yang diharapkan menjadi prilaku bersama yangditetapkan oleh
kelompokdalam kesepakatan social , sehingga sangsinya pun sangsisocial. Tekanan untuk menyesuaikan diri akan
muncul apabila seseorang akan bergabungdengan suatu kelompok informal. Menggabungkan diri dengan suatu
kelompok tidak sekedar menggabungkan diri secara fisik dalam kumpulan, tetapi melibatkan sosio-emosional individu-
individu dalam organisasi informal tersebut. Kepemimpinan infogrmal merupakan salah satu komponen yang kuat
dalam mempersatukan orang-orang didalam organisasi, bahkan memungkinkan melebihi pengaruh pemimpin
organisasi formal.

II.7. Dimensi Struktur Organisasi

Dalam kacamata para ahli organisasi, dimensi struktur organisasi memiliki keragaman pandangan, bahkan
dikatakan tidak ada kesepakatan umum diantar para teoritikus mengenai apa yang diartikan sebagai struktur
organisasi. Dalam konteks itu robin mengemukakan tiga komponen yang menjadi dimensi struktur organisasi,
yaitu kompleksifitas, formalisasi , dan sentralisasi

a. Kompleksitas

Kompleksitas adalah tingkatan diferenesasi(perbedaan) yang ada didalam sebuahorganisasi. Diferensasi


dapat dilihat secara horizontal, vertical dan spasial.
Diferensiasi horizontal adalah perbedaan antara unit-unit berrdasarkan orientasipara anggotanya, sifat dari tugas
yang mereka laksanakan, tingkatan pendidikan, danpelatihan Pegawai.

Diferensiasi vertical adalah pembedaan yang didasarkan pada kedalamanstruktur. Makin banyak tingkatan yang ada
diantara top manageman dan tingkatan hirarkiyang paling rendah, makin besar pula potensi terjaduinya gangguan
dalam komunikasidan semakin sulit melakukan komunikasi dan semakin sulit mengkordinasi pengambilan keputusan
dari pegaeai manajerial.

Diferensiasi spasial adalah pembeda yang didasarkan pada kondisi geografis,yakni sejauh mana lokasi tempat
produksi,personalia dan kantor pusat tersebar secarageografis.

b. Formalisasi

Formalisasi adalah tingkat sejauh mana pekerjaan didalam organisasidistandarkan. Konsekuensinya adalah
pemegang pekerjaan hanya mempunyai sedikitkebebasan mengenai apa yang harus dikerjakan,bilamana
mengerjakanya, dan bagaimanaharus mengerjakannya. Formalisasi sebaiknya tertulis agar dapat memberikan
kekutanpada pengarahan prilaku pegawai

Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan dikonsentrasikan padasuatu titik tunggal dalam organisasi.
Konsenterasi keputusan tertinggi adalah sentralisasiyang tinggi, sedangkan konsentrasi keputusan yang rendah
adalahdesentralisasi.Desentralisasi mengurangi kemungkinan terjadinya beban informasi ysng berlebihan,memberi
tanggapan yang cepat terhadap informasi yang baru, memberi masukan yanglebih banyak bagi sebuah keputusan,
mendorong terjadinya motivasi, dan merupakansebuah alat potensial untuk melatih para manajer dalam
mengembangkan pertimbanganyang baik

Desain Organisasi didasarkan apada elemen-elemen umum dalam organisasi. Adalima elemen umum dalam sebuah
organisasi menurut mintzeberg , yaitu:

i. The operating core : Para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar yangberhubungan dengan produksi dari
produk dan jasa. Dalam organisasi sekolahpegawai ini adalah guru.

ii. The strategic apex : Manajer tingkat puncak yang diberi tanggung jawabkeseluruhan untuk setiap organisasi. Pada
organisasi sekolah orang ini adalahkepala sekolah.

iii. The middle line : Para manajer yang menjadi penghubung operating core dalamstrategic apex. Dalam konteks
perguruantinggi orang orang ini adalh para dekan yang bertugas memfaselitasi strategic apex untuk
mengimplementasi pada level jurusan.

iv. The tecno structur : Para analis yang bertanggunmg jawab untuk melaksanakanbentuk standariaasi tertentu dalam
organisasi. Dalam konteks organisasipendidikan di Indonesia , masih jarang sekolah yang memiliki tenaga ini.

v. The suupot staf : Orang orang yang mengisi unit staf, yang memberi jasa tidak langsung kepada organisasi.
Disekolahan staf dikenal sebagai tenagaadministrativ sekolah
II.8. Tujuan Organisasi Pendidikan

Ialah hal-hal yang perlu dicapai oleh organisasi pendidikan dalam jangka panjang dan
jangka pendek agar memungkinkan orang-orang dalam organisasipendidikan tersebut memenuhi
misinya dan mewujudkan visi pendidikan. Tujuan-tujuan organisasi pendidikan itu perlu dirumuskan
secara kongkrit dan jelas. Sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan penuh dedikasi dan
dapat dipertanggung jawabkan.

BAB III

KESIMPULAN

Dari penulisan ringkas di atas dengan melihat latar belakang dan pembahasan masalah,
maka dapat diambil kesipulan sebagai berikut:

Organisasi dalam Pendidikan sangat dibutuhkan sekali untuk membangun dunia pendidikan yang lebih
maju dan berkualitas. Selain itu juga untuk meningkatkan kinerja dan propesionalisme dikalangan
pendidik untuk meningkatkan kualitas peserta didik.

Organisasi dalam Pendidikan sangat mutlak sekali diperlukan untuk meningkatkan system
managemen pendidikan yang lebih maju sesuai dengan perkembangan IPTEK.

Bahwa tujuannya antara lain adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyaraat yang
memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan,
memperkya khanazah ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya
untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Budaya organisasi di lembaga pendidikan adalah pemaknaan bersama seluruh anggota organisasi di
suatu lembaga pendidikan yang berkaitan dengan nilai, keyakinan, tradisi dan cara berpikir unik yang
dianutnya dan tampak dalam perilaku mereka, sehingga membedakan antara lembaga pendidikan
dengan lembaga pendidikan lainnya.

Perekat organisasi pendidikan adalah kepercayaan pimpinan kepada bawahan,


keakraban/kebersamaan, dan kejujuran dan tanggung jawab.

PENUTUP
Sebagai kegiatan yang sistematis, setiap elemen yang membentuk organisasi diatas harus
berinteraksi dan membentuk satu kesatuan yang integral. Sebuah sistem tidak bisa berfungsi dengan
baik jika elemen-elemen yang ada tidak terintegrasi melalui interaksi yang baik. Misalnya, manusia
yang ada tidak memiliki kejelasan tentang tujuan yang akan dicapainaya. Tentu hal ini akan
menyebabkan kerancuan kegiatan sehingga alih-alih terjadi efektifitas dan efisiensi pencapaian
tujuan, malah akan menyebabkan pemborosan dan rintangan dalam pencapaian tujuan. Jika
manusia yang ada dalam kegiatan kerja sama tidak menjalankan peran dengan baik, maka hal ini
akan menghambat pekerjaan pihak lain yang ada didalam organisasi. Inilah ciri sistemik dalam
kegiatan kerja sama yang kita sebut administrasi. Sederhananya administrasi adalah upaya
membentuk kerja sama yang sistematis dalam upaya pencapaian tujuan.

Dan untuk mencapai kerja sama yang harmoni dan sinergis, dibutuhkan sistem pengatur
yang pada intinya terdiri dari aturan-aturan dan pengatur pihak yang menjalankan dan menegakkan
aturan. Aturan berisi sejumlah keharusan dan larangan yang harus di taati dalam hubungan kerja
sama. Aturan dalam konteks organisasi, berbentuk kebijakan-kebijakan, penentuan tata kerja, dan
tata tertib yang harus dipatuhi oleh anggota organisasi. Sedangkan pengatur merupakan pihak yang
bertanggung jawab terhadap tegaknya peraturan

Anda mungkin juga menyukai