Anda di halaman 1dari 18

I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan adalah suatu tempat dimana terdapat mahluk hidup beserta
ekosistem di dalamnya yang saling berhubungan satu sama lainnya. Di dalam
lingkungan itu sendiri terdapat berbagai macam mahluk hidup, diantaranya
mahluk herbivora, omnivora, karnivora, dan insektivora. Tidak hanya itu di
dalam suatu lingkungan juga terdapat biota-biota didalamnya seperti batu,
tanah, air dll.
Tetapi di balik mahluk dan benda yang ada didalamnya selalu ada
campur tangan manusia yang berdampak pada lingkungan tersebut.
Terkadang campur tangan manusia itu ada yang berdampak positif dan ada juga
yang berdampak negatif pada lingkungan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah:

1. Apakah pengertian dari lingkungan itu?


2. Apa pengertian dari interaksi itu?
3. Apa pengertian dari suksesi?
4. Bagaimana interaksi yang ada di lingkungan Arboretum Unpad?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian lingkungan.
2. Untuk mengetahui pengertian dari interaksi berikut pembagiannya.
3. Untuk mengetahui pengertian dari suksesi berikut contoh-contohnya.
4. Untuk mengetahui interaksi makhluk hidup di lingkungan Arboretum
Universitas Padjadjaran.
II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lingkungan

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup


keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora
dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut.

Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen


abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim,
kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu
yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus
dan bakteri).

Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau


ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.

Konsep lingkungan di Indonesia

Lingkungan, di Indonesia sering juga disebut "lingkungan hidup".


Misalnya dalam Undang-Undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan
perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.A.F.A Pengertian lingkungan
hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar manusia atau
makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling
mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya.
Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen penting
pembentukannya sehingga menciptakan suatu ekosistem yakni komponen
biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup
mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia,
tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya. sedangkan komponen abiotik adalah
benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di
sebuah lingkungan yakni mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain
sebagainya.

Pengertian lingkungan hidup yang lebih mendalam menurut No 23


tahun 2007 adalah kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan makhluk
hidup termasuk di dalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi
melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia maupun mahkluk
hidup lainnya yang ada di sekitarnya.

2.2 Pengertian Interaksi


Interaksi dalam ekosistem merupakan hubungan antara komponen-
komponen biotik dalam ekosistem, baik yang sejenis ataupun yang berlainan jenis.
Interaksi dalam ekosistem dibedakan menjadi : interaksi antar individu, antar
populasi dan antar komunitas.

2.3.1 Pengertian Suksesi

Istilah suksesi pertama kali digunakan oleh Hult pada tahun 1885 dalam
studi tentang perubahan pada komunitas. Mengenai dasar studi sukses itu sendiri
dicetuskan oleh Cowles pada tahun 1899, sedangkan prinsip-prinsip dan teori
suksesi dikemukakan secara mendalam dan seksama oleh Clements pada masa
setelah Cowles, yaitu tahun 1907.
Beberapa pengertian tentang istilah suksesi dikemukan sebagai berikut:

Suksesi, yaitu perubahan langsung secara keseluruhan pada selang waktu


waktulama, bersifat kumulatif, di dalam komunitas tertentu dan terjadi pada tempat
yang sama.

Suksesi, yaitu proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju


ke satu arah, berlangusng lambat, secara teratur, pasti, dan dapat diramalkan.

Suksesi, yaitu proses perubahan yang terjadi dalam komunitas atau


ekosistem yang menyebabkan timbulnya penggantian dari satu komunitas atau
ekosistem oleh komunitas atau ekosistem yang lain.

2.3.2 SUKSESI VEGETASI

Dinamika di alam adalah suatu kenyataan yang tidak dapat diingkari. Segala
sesuatu yang sekarang ada sebenarnya hanyalah merupakan suatu stadium dari
deretan proses perubahan yang tidak pernah ada akhirnya.

Keadaan keseimbangan yang tampaknya begitu mantap, hanyalah bersifat


relatif karena keadaan itu segera akan berubah jika salah satu dari komponennya
mengalami perubahan.

Lucy E. Braun (1956) mengatakan bahwa vegetasi merupakan sistem yang


dinamik, sebentar menunjukkan pergantian yang kompleks kemudian nampak
tenang, dan bila dilihat hubungan dengan habitatnya, akan nampak jelas
pergantiannya setelah mencapai keseimbangan. Pengamatan yang lama pada
pergantian vegetasi di alam menghasilkan konsep suksesi.

Suksesi vegetasi menurut Odum adalah: urutan proses pergantian komunitas


tanaman di dalam satu kesatuan habitat, sedangkan menurut Salisbury adalah
kecenderungan kompetitif setiap individu dalam setiap fase perkembangan sampai
mencapai klimaks, dan menurut Clements adalah proses alami dengan terjadinya
koloni yang bergantian, biasanya dari koloni sederhana ke yang lebih kompleks.

Odum (1971) mengatakan bahwa adanya pergantian komunitas cenderung


mengubah lingkungan fisik sehingga habitat cocok untuk komunitas lain sampai
keseimbangan biotik dan abiotik tercapai.

Clements (1974) membedakan 6 sub komponen dalam proses suksesi yaitu:

1. Nudasi : terbukanya lahan, bersih dari vegetasi

2. Migrasi : tersebarnya biji

3. Eksesis : proses perkecambahan, pertumbuhan dan reproduksi

4. Kompetisi : adanya pergantian spesies

5. Reaksi : perubahan habitat karena aktivitas spesies

6. Klimaks : komunitas stabil

Suksesi merupakan proses yang menyeluruh dan kompleks dengan adanya


permulaan, perkembangan dan akhirnya mencapai kestabilan pada fase klimaks.
Klimaks merupakan fase kematangan yang final, stabil memelihara diri dan
berproduksi sendiri dari suatu perkembangan vegetasi dalam suatu iklim.

Beberapa ahli mengatakan bahwa proses suksesi selalu progresif artinya


selalu mengalami kemajuan, sehingga membawa pengertian ke dua hal:

1. Pergantian progresif pada kondisi tanah (habitat) yang biasanya pergantian itu
dari habitat yang ekstrim ke optimum untuk pertumbuhan vegetasi.

2. Pergantian progresif dalam bentuk pertumbuhan (life form).

Namun demikian perubahan-perubahan vegetasi tersebut bisa mencakup


hilangnya jenis-jenis tertentu dan dapat pula suatu penurunan kompleksitas
struktural sebagai akibat dari degradasi setempat. Keadaan seperti itu mungkin saja
terjadi misalnya hilangnya mineral dalam tanah. Perubahan vegetasi seperti itu
dapat dikatakan sebagai suksesi retrogresif atau regresi (suksesi yang mengalami
kemunduran).

Penyebab Suksesi

1. Iklim

Tumbuhan tidak akan dapat teratur dengan adanya variasi yang lebar dalam
waktu yang lama. Fluktuasi keadaan iklim kadang-kadang membawa akibat
rusaknya vegetasi baik sebagian maupun seluruhnya. Dan akhirnya suatu tempat
yang baru (kosong) berkembang menjadi lebih baik (daya adaptasinya besar) dan
mengubah kondisi iklim. Kekeringan, hujan salju/air dan kilat seringkali membawa
keadaan yang tidak menguntungkan pada vegetasi.

2. Topografi

Suksesi terjadi karena adanya perubahan kondisi tanah, antara lain:

Erosi:

Erosi dapat terjadi karena angin, air dan hujan. Dalam proses erosi tanah
menjadi kosong kemudian terjadi penyebaran biji oleh angin (migrasi) dan akhirnya
proses suksesi dimulai.

Pengendapan (denudasi):

Erosi yang melarutkan lapisan tanah, di suatu tempat tanah diendapkan


sehingga menutupi vegetasi yang ada dan merusakkannya. Kerusakan vegetasi
menyebabkan suksesi berulang kembali di tempat tersebut.

3. Biotik
Pemakan tumbuhan seperti serangga yang merupakan pengganggu di lahan
pertanian demikian pula penyakit mengakibatkan kerusakan vegetasi. Di padang
penggembalaan, hutan yang ditebang, panen menyebabkan tumbuhan tumbuh
kembali dari awal atau bila rusak berat berganti vegetasi.

Konsep Klimaks

Suksesi tanaman merupakan perubahan keadaan tanaman. Suksesi yang


menempati habitat utama disebut Sere. Sedangkan variasi yang terjadi diantaranya
disebut Seral. Komunitas yang timbul pada susunan itu disebut Komunitas Seral.
Biasanya komunitas seral itu tidak tampak dengan jelas, mereka kenal hanya karena
beberapa spesies tanaman dominan tumbuh diantaranya. Tumbuhan pertama yang
tumbuh di habitat yang kosong disebut tanaman Pioner. Lazimnya suksesi tanaman
tidak menunjukkan suatu seri tingkat-tingkat atau tahap-tahap tetapi terus menerus
dan merupakan pergantian yang lambat dan kompleks. Penempatan individu
vegetasi ini individu per individu, dan tidak merupakan loncatan-loncatan dari
suatu komunitas dominan ke komunitas dominan yang lain. Spesies dominan dari
suatu komunitas akan tetap stabil dalam jangka waktu yang lama. Kemudian akan
bercampur dengan vegetasi baru. Vegetasi baru ini mungkin menggantikan vegetasi
yang telah ada tetapi mungkin juga tidak (bila komunitas yang baru itu tidak
menghendaki kondisi yang diciptakan menjadi dominan terutama dari segi kondisi
pencahayaan).

Jika habitat menjadi ekstrem tidak memenuhi syarat untuk tumbuhnya


tanaman-tanaman maka timbul tanaman dari komunitas berikutnya yang sesuai
dengan lingkungan yang baru, kemudian tanaman ini menjadi dominan. Setelah
beberapa kali mengalami pergantian semacam itu, suatu saat habitat akan terisi oleh
spesies-spesies yang sesuai dan mampu bereproduksi dengan baik. Sehingga proses
ini mencapai Komunitas Klimaks yang matang, dominan, dapat memelihara dirinya
sendiri dan selanjutnya bila ada pergantian, maka pergantian itu relatif sangat
lambat.

Di dalam kondisi klimaks ini spesies-spesies itu dapat mengatur dirinya


sendiri dan dapat mengolah habitat sedemikian rupa sehingga cenderung untuk
melawan inovasi baru. Di dalam konsep klimaks ini Clements berpendapat:

1. Suksesi dimulai dari kondisi lingkungan yang berbeda, tetapi akhirnya punya
klimaks yang sama.

2. Klimaks hanya dapat dicapai dengan kondisi iklim tertentu, sehingga klimaks
dengan iklim itu saling berhubungan. Dan kemudian klimaks ini disebut klimaks
klimatik.

3. Setiap kelompok vegetasi masing-masing mempunyai klimaks.

Karena iklim sendiri menentukan pembentukan klimaks maka dapat


dikatakan bahwa klimaks klimatik dicapai pada saat kondisi fisik di sub stratum
tidak begitu ekstrem untuk mengadakan perubahan terhadap kebiasaan iklim di
suatu wilayah. Kadang-kadang klimaks dimodifikasi begitu besar oleh kondisi fisik
tanah seperti topografi dan kandungan air. Klimaks seperti ini disebut klimaks
edafik. Secara relatif vegetasi dapat mencapai kestabilan lain dari klimatik atau
klimaks yang sebenarnya di suatu wilayah. Hal ini disebabkan adanya tanah habitat
yang mempunyai karakteristik yang tersendiri.

Adakalanya vegetasi terhalang untuk mencapai klimaks, oleh karena


beberapa faktor selain iklim. Misalnya adanya penebangan, dipakai untuk
penggembalaan hewan, tergenang dan lain-lain. Dengan demikian vegetasi dalam
tahap perkembangan yang tidak sempurna (tahap sebelum klimaks yang
sebenarnya) baik oleh faktor alam atau buatan. Keadaan ini disebut sub klimaks.
Komunitas tanaman sub klimaks akan cenderung untuk mencapai klimaks
sebenarnya jika faktor-faktor penghalang/penghambat dihilangkan.
Gangguan dapat menyebabkan modifikasi klimaks yang sebenarnya dan ini
menyebabkan terbentuknya sub klimaks yang berubah (termodifikasi). Keadaan
seperti ini disebut disklimaks (Ashby, 1971). Sebagai contoh vegetasi terbakar
menyebabkan tumbuh dan berkembangnya vegetasi yang sesuai dengan tanah
bekas terbakar tersebut. Odum (1961) mengistilahkan klimaks tersebut dengan
pyrix klimaks. Tumbuh-tumbuhan yang dominan pada pyrix klimaks antara lain:
Melastoma polyanthum, Melaleuca leucadendron dan Macaranga sp.

Jika pergantian iklim secara temporer menghentikan perkembangan


vegetasi sebelum mencapai klimaks yang diharapkan disebut pra klimaks (pre
klimaks).

Berhubungan dengan berbagai klimaks maka terdapat kekaburan arti


klimaks. Oleh karena terjadi ketidak sepakatan kemudian berkembang tiga teori
klimaks dengan argumentasi masing-masing.

1. Teori monoklimaks:

Teori ini dipelopori oleh Clements yang menyatakan bahwa teori klimaks
berkembang dan terjadi hanya satu kali. Hal ini merupakan klimaks klimatik di
suatu wilayah iklim utama.

2. Teori poliklimaks:

Klimaks merupakan keadaan komunitas yang stabil dan mandiri sehingga


pada suatu habitat dapat terjadi sejumlah klimaks karena kondisi selain iklim
yang berbeda.

3. Teori informasi:

Teori ini dikemukakan oleh Odum dan merupakan teori sebagai jalan tengah
antara teori mooklimaks dan teori poliklimaks.
Odum berpendangan bahwa suatu komunitas baik hewan maupun vegetasi
selalu memerlukan enersi dan informasi dan pada saatnya akan menghasilkan enersi
dan informasi. Suatu sistem berkembang, pada permulaannya memerlukan enersi
dan informasi sehingga disebut sistem tersubsidi. Pada suatu saat setelah dewasa
akan menghasilkan enersi dan informasi. Sistem ini dikatakan mencapai klimaks
bila perbandingan masukan dan keluaran enersi dan informasi sama dengan satu.
Artinya hasil enersi dan informasi sama besar dengan masukan enersi dan
informasi. Sistem yang demikian ini oleh Odum disebut Klimaks. Pengertian ini
berlaku sampai sekarang.

Odum (1971) mengatakan bahwa komunitas untuk mencapai klimaks akan


bervariasi tidak hanya disebabkan oleh adanya perbedaan iklim dan situasi
fisiografis, tetapi ditentukan juga oleh sifat-sifat ekosistem yang berbeda.

Whittaker (1953) merupakan penyokong monoklimaks, mengatakan bahwa


teori monoklimaks menekankan esensialitas (pentingnya) kesatuan vegetasi yang
mencapai klimaks di suatu habitat.

Ahli-ahli lain seperti Oosting, Henry, mengatakan bahwa teori poliklimaks


lebih praktis. Hal ini disokong oleh Michols, Tansley dan ahli-ahli Rusia.

Smitthusen (1950), Whittaker (1951 - 1953) dan ahli ekologi Amerika yang
lain menyokong konsep poliklimaks dan semuanya percaya karena ada fakta bahwa
tingkatan klimaks dinyatakan oleh lingkungan individu serta komunitas tanaman
dan bukannya oleh iklim setempat.

Macam Suksesi

Berdasarkan kondisi habitat pada awal proses suksesi, suksesi dibedakan


menjadi dua macam yaitu:

1. Suksesi primer:
Suksesi yang terjadi belum ada vegetasinya atau di daerah yang tadinya
sudah ada vegetasi, kemudian terganggu (misalnya terbakar), sehingga daerah
tersebut menjadi kosong sama sekali. Pada habitat tersebut tidak ada lagi
organisme dan komunitas asal yang tertinggal sehingga pada substrat yang baru
ini akan berkembang suatu komunitas yang baru pula.

2. Suksesi sekunder:

Suksesi yang terjadi pada habitat yang pernah ditumbuhi vegetasi kemudian
mengalami gangguan, tetapi gangguan tersebut tidak merusak total organisme
sehingga dalam komunitas tersebut, substrat lama dan kehidupan masih ada.
Perbedaan suksesi sekunder dan primer terletak pada kondisi habitat awal.
Proses kerusakan komunitas disebut denudasi. Denudasi dapat disebabkan oleh
api, pengolahan, angin kencang, hujan, gelombang laut dan penebangan hutan.

3. Suksesi autogenik

Suksesi yang terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak
bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat
kehidupan / substrat seperti sebelumnya.

4. Suksesi allogenik

Suksesi yang lebih banyak dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam


variabel-variabel lingkungan ekstrinsik dari pada keberadaan organisme-
organisme.

5. Suksesi autotropik

Suksesi yang disebut autotrofik, bila jaring-jaring makanan bergantung


pada organisme fotosintetik.

6. Suksesi heterotropik
Pada suksesi ini, jaring-jaring makanan bergantung pada pembentukan
bahan-bahan organik. Hal ini ditandai oleh dominasi awal organisme seperti
bakteri, jamur, actinomycetes dan hewan.

Jika vegetasi yang ada kemudian musnah dan timbul lahan kosong disebut
lahan sekunder atau lahan terdenudasi. Suksesi sekunder mempunyai tahap yang
lebih sedikit daripada suksesi primer, dan biasanya klimaks pada suksesi sekunder
lebih cepat dicapai.

Ada beberapa macam tipe suksesi yaitu:

* Hidrosere:

Tipe suksesi yang berkembang di daerah (habitat) perairan yang biasanya disebut
Hidrarch. Vegetasi yang sering berganti dalam hidrarch disebut hidrosere.

* Halosere:

Suksesi yang dimulai pada tanah bergaram atau air asin.

* Xerosere:

Suksesi vegetasi yang berkembang dalam daerah xerik atau kering, biasanya
disebut xerarch.

Ada tiga macam yaitu:

* Psammosere : Suksesi vegetasi yang dimulai pada daerah berpasir.

* Lithosere : Suksesi vegetasi yang dimulai pada batuan.

* Serule : Suksesi untuk mikroorganisme (bakteri, fungsi) dalam sisa-sisa


produsen/konsumen.

Berikut ini merupakan beberapa terminologi yang berkaitan dengan suksesi, yaitu:
1. Sere adalah serangkaian perubahan dalam komunitas atau ekosistem yang
dapat diidentifikasi selama suksesi.
2. Seral adalah masing-masing tingkat perubahan komunitas atau ekosistem
dalam suksesi.
3. Suksesi primer adalah suksesi yang terjadi di atas lahan atau wilayah ang
mula-mula gundul atau terbuka.
4. Prisere adalah serangkaian perubahan dalam komunitas atau ekosistem
yang dapat diidentifikasi selama terjadi suksesi primer. Prisere sering
dipakai untuk menyebut suksesi primer.
5. Suksesi sekunder adalah suksesi yang terjadi pada lahan atau wilayah yang
pada awalnya bervegetasi lengkap sempurna, kemudian mengalami
kerusakan oleh bencana seperti peletusan vulkanik, banjir, tanah longsor,
gempa bumi, atau kebakaran, tetapi bencana itu tidak sampai merusak
tempat tumbuh secara keseluruhan sehingga tempat tersebut masih ada
substrat lama dan organisme hidup.
6. Subsere adalah serangkaian perubahan dalam komunitas atau ekosistem
yang dapat diidentifikasi selama terjadi suksesi sekunder. Subsere itu
sendiri sering dipakai untuk menyebut suksesi sekunder.
7. Hydrach adalah suksesi yang terjadi dalam wilayah perairan.
8. Hydrosere adalah serangkaian perubahan dalam komunitas atau ekosistem
yang dapat diidentifikasi di wilayah perairan
9. Xerarch adalah suksesi yang terjadi pada wilayah yang bersubstrat kering.
10. Xerosere adalah serangkaian perubahan dalam komunitas atau ekosistem
yang dapat diidentifikasi di wilayah yang bersubstrat kering.
11. Lithosere adalah serangkaian perubahan dalam komunitas yang dapat
diidentifikasikan selama suksesi di lahan berbatu.
12. Psamosere adalah serangkaian perubahan dalam komunitas yang dapat
diidentifikasi selama suksesi di lahan berpasir.
13. Halosere adalah serangkaian perubahan dalm komunitas yang dapat
diidentifikasi selama suksesi pada substrat yang mengandung garam.
14. Klimaks adalah kondisi komunitas atau ekosistem akhir pada proses suksesi
yang telah mencapai homeostatis.

2.4 Interaksi Makhluk Hidup di Lingkungan Arboretum Universitas


Padjadjaran

Arboretum adalah semacam kebun botani yang mengkoleksi pepohonan.


Kebun botani (atau taman botani) adalah suatu lahan yang ditanami berbagai jenis
tumbuhan yang ditujukan untuk keperluan koleksi, penelitian, dan konservasi ex-
situ (di luar habitat). Selain untuk penelitian, kebun botani dapat berfungsi sebagai
sarana wisata dan pendidikan bagi pengunjung. Dalam kebun botani, tumbuhan
koleksi dipelihara dan diberi keterangan nama dan beberapa informasi lainnya yang
berguna bagi pengunjung. Dua tambahan penting bagi suatu kebun botani adalah
perpustakaan dan herbarium. Keduanya diperlukan untuk kegiatan penelitian dan
dokumentasi. Identifikasi/klasifikasi adalah hal yang umum dilakukan di kebun
botani. Kebun botani dapat pula memiliki bangunan khusus untuk menumbuhkan
koleksi yang tidak dapat hidup pada iklim alami tempat itu atau memerlukan
perawatan khusus. Bangunan khusus ini dapat berupa rumah kaca atau klimatron
dan iklim buatan dapat dibuat di dalamnya.

Arboretum di kawasan kampus Universitas Padjadjaran merupakan


kawasan buatan yang diciptakan selain untuk kegunaan penelitian juga untuk
kepentingan penghijauan lingkungan kampus sehingga kampus tetap kelihatan asri,
sejuk dan enak dipandang.

Arboretum di wilayah kampus Universitas Padjadjaran merupakan bagian


dari suksesi primer karena merupakan lahan/tempat buatan yang sengaja dibuat
untuk kepentingan manusia, sehingga menjadi tempat hidup untuk binatang dan
makhluk hidup lainnya.
Makhluk hidup di arboretum kampus Universitas Padjadjaran tentu saja
saling berinteraksi satu sama lain. Lingkungan hidup yang hampir menyerupai
hutan membuat binatang seperti burung banyak dijumpai disana. Hadirnya
persawahan dan danau buatan membuat lingkungan menjadi seperti aslinya. Namun
pada musim kering dijumpai bahwa sawah dan danau mulai kekurangan air dan jika
hal tersebut terjadi dalam waktu lama bukan tidak mungkin akan timbul xerarch
yang kemudian menjadi xerosere atau bukan tidak mungkin terjadinya suksesi
sekunder dari yang awalnya terjadi suksesi hydrarch yang kemudian
mengakibatkan terjadinya hidrosere. Namun secara umum, suksesi yang terjadi di
arboretum Universitas Padjadjaran adalah suksesi Hydrarch mengingat besarnya
intensitas hujan dan juga terus mengalirnya air ke danau buatan dengan menerapkan
teknologi yang ada.

Berikut ini adalah beberapa foto yang diambil di wilayah Arboretum


Universitas Padjadjaran tempat terjadinya hidrosere dari suksesi Hydrarch yang ada
disana.

(a) (b)
(c) (d)

(e) (f)

Gambar:

( a ) sawah yang mulai kekeringan air

( b ) sawah yang masih mempunyai air di permukaan tanahnya

( c ) ulat yang hidup di pepohonan arboretum Universitas Padjadjaran

( d ), ( e ), dan ( f ) merupakan salah satu contoh hydrosere yang terjadi di arboretum


Universitas Padjadjaran

III
KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan:

1. Lingkungan adalah suatu tempat dimana terdapat mahluk hidup beserta


ekosistem di dalamnya yang saling berhubungan satu sama lainnya.
2. Suksesi, yaitu perubahan langsung secara keseluruhan pada selang waktu
waktulama, bersifat kumulatif, di dalam komunitas tertentu dan terjadi pada
tempat yang sama.
3. Suksesi vegetasi adalah urutan proses pergantian komunitas tanaman di dalam
satu kesatuan habitat.
4. Suksesi terbagi menjadi 4 macam yaitu suksesi primer, suksesi sekunder,
suksesi autogenik, suksesi allogenik, suksesi autotropik, dan suksesi
heterotropik.
5. Secara umum ada dua jenis tipe suksesi yaitu Hydrarch yang kemudian
berkembang menjadi hidrosere dan Xerarch yang kemudian berkembang
menjadi xerosere.
6. Arboretum di wilayah kampus Universitas Padjadjaran merupakan hutan atau
wilayah buatan yang sengaja dibuat untuk kepentingan manusia. Disana
terdapat hidrosere yang mana dapat terlihat dari suksesi Hydrarch yang mudah
ditemukan disana.

DAFTAR PUSTAKA
http://boyvirgojogja.blogspot.com/2012/10/makalah-lingkungan-hidup.html
(diakses pada Rabu, 09 Oktober 2013)
http://fp.uns.ac.id/~hamasains/ekotan%202.htm (diakses pada 25 September 2013)

http://id.wikipedia.org/wiki/Kebun_botani (diakses pada Rabu, 09 Oktober 2013)


http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan (diakses pada Rabu, 09 Oktober 2013)

Anda mungkin juga menyukai