INFORMASI
LATAR BELAKANG
Dewasa ini masalah sampah merupakan salah satu masalah serius dalam
lingkungan hidup diseluruh dunia dan kaitannya sangat erat dengan kehidupan manusia
sehari-hari. Semua orang tidak bisa terlepas dengan masalah sampah, sebagai pihak
yang menghasilkan sampah. Maka boleh dikatakan masalah sampah adalah masalah
persepsi masyarakat mengenai sampah.
Oleh karena itu negara secara serius telah memberikan perhatian terhadap
permasalahan lingkungan dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; Pasal 12 ayat 1. Untuk mewujudkan
keterpaduan dan keserasian pelaksanaan serta nasional tentang pengelolaan
lingkungan hidup. Selanjutnya pemerintah berdasarkan peraturan dan perundang-
undangan dapat: butir (a) Melimpahkan wewenang tertentu pengelolaan
lingkungan hidup kepada perangkat wilayah; dan butir (b) Mengikut sertakan
peran Pemerintah Daerah untuk membantu Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan
pengelolaan lingkungan hidup di daerah.
PEMBAHASAN
Kondisi TPA yang masih open dumping yang akan berubah menuju
sanitary landfill akan menimbulkan dampak bagi masyarakat tempatan jika
tidak dikelola dengan lebih baik. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk
akan terjadi produksi sampah yang menimbulkan timbunan sampah di TPA semakin
tinggi, pertambahan penduduk yang bermukim di lokasi TPA, hal ini akan
berdampak bagi kesehatan masyarakat tempatan jika tidak dikelola dengan baik.
Selanjutnya bisa menimbulkan masalah sosial seperti demo, bentrokan kebijakan.
Menurut Gempur Deputi II MENLH bidang pengendalian pencemaran bahwa untuk
jangka panjang, perubahan pengelolaan sampah dari sistem open dumping ke sistem
lebih bermanfaat akan berdampak positif bagi kesehatan masyarakat. TPA bukan
tempat pembuangan akhir tetapi menjadi tempat pengolahan terakhir.
Sistem Informasi Geografis (SIG) dijadikan sebagai alat bantu yang digunakan
untuk pemetaan dan analisa terhadap banyak aktivitas diatas permukaan bumi.
Penggunaan SIG pada saat ini bukan hal yang baru lagi tetapi sudah banyak
digunakan dalam berbagai bidang. Container dan Dump Truck merupakan salah satu
alat transportasi pengangkut sampah yang sebagian besar digunakan untuk melayani
TPS. Salah satu bidang yang dapat menyelesaikan masalah tersebut adalah
membuat rute pengangkutan sampah dari TPS Pasar Kemuning menuju TPA Batu
Layang dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Sistem tersebut
dapat menyajikan data secara akurat, cepat, murah dan dapat melakukan analisis dari
data spasial maupun data atributnya.
(1). Mereka merasa bahwa isu atau kegiatan itu penting untuk mereka. Dalam
hal ini masyarakat Tembilahan masih banyak belum menyadari atau mengerti
sehingga masih banyak yang membuang sampah di parit/sungai belum
memanfaatkan TPS yang ada. Parit/sungai yang ada penting bagi mereka sebagai
saluran drainase terhadap pasang surut air laut ketika tertutup sampah akan
membahayakan bagi mereka.
(2). Kegiatan yang mereka ikuti akan membuat perubahan berarti pada mereka.
(3). Perubahan dalam bentuk partisipasi itu harus dimengerti oleh mereka dan tidak
ternilai adanya.
(4). Masyarakat harus diperbolehkan untuk terlibat dalam setiap tahap dan
didukung dengan fasilitas yang memadai seperti transfortasi, keamanan,
perbekalan dan sebagainya. Di Kota Tembilahan di tatanan masyarakat inilah yang
belum dilibatkan dalam perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan pengelolaan
sampah, masyarakat hanya sebagai penerima kegiatan yang telah
diprogramkan oleh pemerintah.
(5) Struktur dan prosesnya bukan suatu yang asing. Artinya setiap orang harus
mengetahui bagaimana cara melakukan sesuatu. Untuk itu diperlukan
penyuluhan, pelatihan, pembinaan dan pemahaman terhadap masyarakat dalam
upaya pengelolaan sampah dengan baik dan benar.
Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera di masa
yang akan datang, akan sangat diperlukan adanya ling- kungan permukiman yang sehat.
Dari aspek persampahan, maka kata sehat akan berarti sebagai kondisi yang akan
dapat dicapai bila sampah dapat dikelola secara baik sehingga bersih dari lingkungan
permukiman dimana manusia beraktifitas di dalamnya (Permen PU nomor:
21/PRT/M/2006).
Disamping itu sosialisasi pihak pemerintah dalam pengelolaan sampah serta
dampak yang dimungkin akibat pengelolaan sampah yang kurang baik belum
maksimal dimana menurut wawancara atau pengumpulan data sekunder pada bidang
terkait dengan kebersihan kota bahwa kegiatan sosialisasi baik lewat media
eletronik maupun cetak masih jarang sekali dilakukan. Selanjutnya selama ini
belum pernah dilakukan kegiatan yang mengikutkan keterlibatan masyarakat
baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.
c. Langkah 3 Recycle (daur-ulang): residu atau limbah yang tersisa atau tidak
dapat dimanfaatkan secara langsung, kemudian diproses atau diolah untuk dapat
dimanfaatkan
d. Langkah 4 Treatment (olah): residu yang dihasilkan atau yang tidak dapat
dimanfaatkan kemudian diolah, agar memudahkan penanganan berikutnya, atau
agar dapat secara aman dilepas ke lingkungan
2. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi adalah ikut menanggung bersama orang lain. Jika partisipasi
dihubungkan dengan masalah sosial, maka partisipasi adalah suatu keadaan di mana
seseorang ikut merasakan secara bersama-sama dengan orang lain sebagai akibat
adanya interaksi sosial dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungannya guna
mencapai tujuan kebersihan. Tingkat partisipasi yang dilakukan analisis adalah;
karakteristik responden meliputi: umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan,
pendapatan dan jumlah anggota dalam rumahtangga.
Jadi, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara pendapatan rumahtangga
terhadap partisipasi dalam pengelolaan sampah. Hal ini lebih disebabkan oleh
kecenderungan semakin tinggi tingkat pendapatan responden lebih mengarah pada
kecenderungan secara aktif untuk turut berpartisipasi dalam pengelolaan lingkungan.
- Pewadahan sampah
- Pengumpulan sampah
- Pemindahan sampah
- Pengangkutan sampah
- Pengolahan sampah
5. Pembiayaan / retribusi:
Sebagaimana kegiatan yang lain, maka komponen pembiayaan sistem
pengelolaan sampah kota secara ideal dihitung berdasarkan:
- Biaya investasi
- Biaya manajemen