Anda di halaman 1dari 5

Pangeran Diponegoro

Nama Asli : B.R.M Antawirya


Tanggal Lahir : 11 November 1785
Tempat Lahir : Ngayogyakarta Hadiningrat
Wafat : 8 Januari 1855 ( umur 69 tahun ) di Makassar, Sulawesi Selatan

Biografi Singkat Pangeran Diponegoro

Perang Diponegoro itu berawal dari pihak Belanda yang mematok tanah milik Diponegoro yang
terletak di desa Tegalrejo. Ketika itu Pangeran Diponegoro sudah merasa muak atas kelakuan
belanda yang tidak menghargai adat istiadat dan juga mengeksploitasi rakyat dengan beban
pajak.

Akhirnya Pangeran Diponegoro menentukan sikap untuk menentang Belanda secara terbuka.
Dan banyak dukungan yang dari rakyat terhadap beliau. Perang yang dibawanya ketika itu
adalah perang sabil, perlawanan menghadapi kaum kafir.

Selama perang sabil Belanda mengalami kerugian yang sangat besar. Berbagai cara Belanda
upayakan untuk menangkap menangkap Pangeran Diponegoro. Bahkan sampai melakukan
sayembara untuk mendapatkan Pangeran Diponegoro.
Dewi Sartika

Tanggal Lahir : 4 Desemeber 1884


Tempat Lahir : Cicalengka, Bandung, Jawa Barat
Wafat : 11 Septembet 1947 ( umur 62 ) di Tasikmalaya, Jawa Barat

Biografi Singkat Dewi Sartika

Ketika anak-anak beliau selalu memainkan peran sebagai seorang guru dengan teman-temannya
setelah sekolah. Sepeninggalan ayahnya yang sudah meninggal. Beliau tinggal bersama
pamannya. Saat itu beliau mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan budaya sunda.

Sekitar tahun 1899, Dewi Sartika pindah ke kota Bandung. Dan pada tanggal 16 Januari 1904,
beliau mendirikan sekolah yang diberi nama Sekolah Isteri di darah Pendopo Kabupaten
Bandung.

Setelah itu sekolah yang didirikannya itu berkembang menjadi 9 sekolah yang tersebar di seluruh
Jawa Barat. Dan kemudian semakin berkembang menjadi satu sekolah di setiap kota maupun
kabupaten pada tahun 1920. Kemudian pada bulan September 1929 berubah nama menjadi
Sekolah Raden Dewi.
Tuanku Imam Bonjol

Nama Asli : Muhammad Shahab


Tahun Lahir : 1772, Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat
Wafat : 6 November 1864 di Minahasa
Agama : Islam

Biografi Singkat Tuanku Imam Bonjol

Tuanku Imam Bonjol terkenal dalam perang Padri ketika melawan penjajah Belanda. Perang
Padri merupakan salah satu perang terlama karena berlangsung dari tahun 1803 sampai 1838.
Perang tersebut melibatkan sesama orang Batak atau Mandailing dan orang Minang.

Perang ini penyebabnya yaitu kaum Padri yang didominasi kaum ulama ingin menerapkan
syariat islam. Namun kaum yang memegang adat istiadat masih berpegang teguh dengan
pendiriannya. Sehingga terjadinya perpecahan antar saudara.

Kaum adat yang sudah terdesak meminta bantuan Belanda. Ikut campurnya Belanda dalam
perang saudara ini membuat situasi semakin kacau. Walaupun Belanda ikut campur dalam
perang Padri, tetapi pihak Belanda cukup kesulitan melawan Kaum Padri yang dipimpin Tuanku
Imam Bonjol.

Dan pada akhirnya Kaum Adat dan Kaum Padri bersatu melawan Belanda. Karena campur
tangannya Belanda dalam perang ini malah menambah kesengsaran masyarakat Minangkabau.

Belanda yang tidak menyerah dalam perang ini melakukan pengepungan dan penyerangan ke
Benteng Kaum Padri. Penyerangan dan pengepungan itu dilakukan selama 6 bulan.

Akhirnya pada tanggal 16 Agustus 1837, Benteng Kaum Padri dapat ditembus setelah sekian
lamanya. Tuan Imam Bonjol yang ditangkap oleh Belanda dan kemudian diasingkan ke Cianjur.
Selanjutnya dibawa ke Ambon, dipindahkan kembali di Lotak, Minahasa, dekat Manado.
Cut Nyak Dhien

Tahun Lahir : 1848


Tempat Lahir : Lampadang, Aceh
Wafat : 6 November 1908 di Sumedang, Jawa Barat
Agama : Islam

Biografi Singkat Cut Nyak Dhien

Cut Nyak Dhien merupakan seorang pahlawan wanita yang berasa dari Aceh yang melawan
penjajah Belanda ketika masa Perang Aceh. Pada saati itu suaminya Ibrahim Lamnga meninggal
di medang perang sekitar tanggal 29 Juni 1878. Sehingga Cut Nyak Dhien bersumpah untuk
menghancurkan Belanda.

Teukur Umar yang merupakah salah satu tokoh dari Aceh yang melawan Belanda itu melamar
Cut Nyak Dhien. Awalnya Cut Nyak Dhien menolak, akan tetapi Teuku Umar tidak melarang ia
untuk pergi perang. Sehingga lamarannya diterima oleh Cut Nyak Dhien.

Setelah pernikahannya dan dikarunai anak yang diberi nama Cut Gambang. Mereka bertempur
bersama melawan penjajah Belanda. Tetapi, Teuku Umar gugur di medan perang saat
menyerang Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899.

Sehingga Cut Nyak Dhien harus berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh dengan pasukan
yang terbilang cukup kecil. Saat itu ia sudah tua dan mempunyai berbagai penyakit seperti rabun
dan encok.

Salah satu dari pasukannya melaporkan keberadaannya karena merasa iba dengan keadaannya.
Dan akhirnya ia ditangkap dan dirawat sampai membaik. Karena ia masih berkomunikasi dengan
par pejuang Aceh. Berakibat diasingkannya beliau ke Sumedang.
Pangeran Antasari

Tahun Lahir : 1797


Tempat Lahir : Kesultanan Banjar
Wafat : 11 Oktober 1862 di Bayan Begok ( Umur 53 tahun )

Biografi Singkat Pangeran Antasari

Pangeran Antasari merupakan seorang Sultan Banjar. Beliau dinobatkan sebagai pemimpin
tertinggi di Kesultanan Banjar. Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin adalah gelar yang
diberikan kepada Pangeran Antasari.

Pangeran Antasari terkenal dalam Perang Banjar. Perang ini terjadi saat Pangeran Antasari
bersama 300 prajuritnya menyerang tambang batu bara yang dimiliki oleh Belanda di daerah
Pengaron pada tanggal 25 April 1859.

Kemudian peperangan demi peperangan dipimpin oleh Pangeran Antasari di seluruh Wilayah
Kerajaan Banjar. Pasukan Belanda yang dibantu Batavia dan persenjataan Modern berhasil
mendesak pasukan Pangeran Antasari.

Pangeran Antasari pun memindahkan benteng pertahanannya. Banyak cara yang dilakukan oleh
pihak Belanda untuk merayu Pangeran Antasari agar menyerah. Namun Pangeran Antasari
masih tetap kepada pendiriannya.

Menjelang wafatnya, beliau terkena penyakit cacar dan paru-paru akibat peperangan di bawah
kaki Bukit Bagantung. Akhirnya perjuangannya diteruskan oleh anaknya yaitu Muhammad
Seman.

Anda mungkin juga menyukai