Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN

RESISTIVITAS LOGAM

Disusun oleh :
Muhammad Isa Al-Rasyid NRP. 02311540000087

Asisten :
NRP.

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2017
i

HALAMAN JUDUL
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNIK P2

RESISTIVITAS LOGAM

Disusun Oleh :
Muhammad Isa Al-Rasyid NRP.02311540000087

Asisten :
NRP.

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
ii

HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL LAPORAN : RESISTIVITAS LOGAM

IDENTITAS PENYUSUN LAPORAN


NAMA : MUHAMMAD ISA AL-RASYID
NRP : 02311540000087

IDENTITAS ASISTEN PRAKTIKUM


NAMA :
NRP :

Asisten Praktikum,
Penulis,

Muhammad Isa AL-Rasyid


NRP 02311540000087
NRP

Mengetahui,
Koordinator Praktikum
iii

ABSTRAK
iv

ABSTRACT

KATA PENGANTAR
v

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat


dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Praktikum Rekayasa
Bahan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Asisten yang telah membimbing dalam pelaksanaan
praktikum Rekayasa Bahan.
2. Rekan-rekan yang telah membantu terlaksananya kegiatan
praktikum Rekayasa Bahan. Dan,
3. Dosen-dosen pengajar mata kuliah Rekayasa Bahan.
Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam
pembuatan laporan ini baik dari segi materi maupun penyajian.
Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Surabaya, 12 November 2017

Penulis

DAFTAR ISI
vi

HALAMAN JUDUL...............................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................ii
ABSTRAK............................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................vi
DAFTAR TABEL...............................................................viii
DAFTAR GAMBAR..ix
BAB 1......................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................1
1.2 Masalah1
1.3 Tujuan.....................................................................2
1.4 Batasan Masalah....................................................2
BAB II....................................................................................3
DASAR TEORI.....................................................................3
2.1 Spektrum gelombang elektromagnetik................3
2.2 Sumber Cahaya......................................................4
2.2.1 Laser.5
2.2.2 Lampu Pijar.6
2.2.3 LED...7
2.3 Lebar spektral..8
BAB III10
METODOLOGI.10
3.1 Peralatan...10
3.2 Prosedur Percobaan.10
BAB IV12
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN12
4.1 Analisis data112
4.2 Pembahasan .23
BAB V .25
KESIMPULAN DAN SARAN ..25
5.1 Kesimpulan ...25
5.2 Saran .25
DAFTAR PUSTAKA26
Lampiran .x
vii

DAFTAR TABEL
viii
ix

DAFTAR GAMBAR
10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun
beberapa bahan seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal
umumnya memiliki resistansi yang sangat kecil. Bahan-bahan
tersebut menghantar arus listrik dengan baik, sehingga dinamakan
konduktor. Kebalikan dari bahan yang konduktif, yaitu bahan
material seperti karet, gelas, karbon memiliki resistansi yang lebih
besar menahan aliran elektron sehingga disebut sebagai isolator.
Pada tahun 1827 seorang ahli fisika jerman. George Simon Ohm
menemukan hubungan antara arus listrik (I) yang mengalir melalui
suatu rangkain dengan tegangan yang dipasang dalam rangkaian
(V). Hubungan V dan I tersebut diperoleh ohm melalui sebuah
percobaan dan secara empiris ohm menyatakan hubungan antara V
dan I .Hukum ohm menyatakan bahwa besar arus yang mengalir
pada suatu konduktor, pada suhu tetap sebanding dengan badan
potensial antara kedua ujung-ujung konduktor.
Resistivitas adalah kemampuan suatu bahan untuk
mengantarkan arus listrik yang bergantung terhadap besarnya
medan istrik dan kerapatan arus. Pada kondisi tertentu dibutuhkan
suatu bahan dengan kemampuan resistifitas tinggi. Bahan
resistivitas tinggi yang digunakan untuk peralatan yang
memerlukan resistansi yang besar agar bila dialiri arus listrik akan
terjadi penurunan tegangan yang besar. Bahan -bahan ini harus
mempunyai koefisien suhu yang rendah. Untuk elemen pemanas,
pada suhu tinggi untuk waktu yang lama tidak boleh terjadi
oksidasi dan meleleh. Oleh karena itu dilakukan sebuah praktikum
mengenai perilaku resistivitas bahan apabila dikenai suhu.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah
1. Bagaimana mengetahui resistivitas pada suatu logam.?
11

2. Bagaimana mengetahui dan menjelaskan pengaruh suhu


pada resistivitas logam?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
1. Mahasiswa mampu mengetahui resistivitas pada suatu
logam.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan pengaruh
suhu pada resistivitas logam

1.4 Batasan Masalah


Dalam praktikum ini hanya dipelajari resistivitas logam
dan pengaruh suhu pada resistivitas logam.
12

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Arus Listrik


Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang
disebabkan dari pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui
suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik
dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere.[1] Dalam
kebanyakan sirkuit arus searah dapat
diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan
sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung
pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm. Arus listrik
merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan
internasional. Satuan internasional untuk arus listrik
adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere didefinisikan
sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan
menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7 Newton/meter di antara dua
penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat
diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa
udara.[2]

2.2 Resistivitas Bahan Logam


Resistivitas listrik adalah salah satu metode geofisika yang
menyelidiki struktur bawah permukaan dengan menggunakan sifat
- sifat kelistrikan batuan. Resistivitas juga berfungsi untuk
mengukur sifat batuan dan fluida pori (baca: minyak, gas dan air)
disepanjang lubang bor dengan mengukur sifat tahanan
kelistrikannya.Besaran resistivitas batuan dideskripsikan dengan
Ohm Meter, dan biasanya dibuat dalam skala logarithmic dengan
nilai antara 0.2 sampai dengan 2000 Ohm Meter.
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu
mengalami hambatan dari penghantar itu sendiri. Besar hambatan
tersebut tergantung dari jenis bahan penghantar yang digunakan.
Besar hambatan tiap meternya dengan luas penampang 1mm2
pada temperature 200 oC dinamakan hambatan jenis atau
13

resistivitas. Ketika pergerakan elektron-elektron bebas dalam suatu


bahan, tanpa arah atau kecepatan tertentu, dan terpengaruh oleh
gaya sehingga bergerak secara terkoordinasi melalui suatu bahan
konduktif, maka pergerakan elektron yang merata ini
disebutdengan listrik atau arus listrik. Elektron dapat bergerak
melalui ruang kosong diantara atom-atom dari konduktor.
Konduktor mungkin terlihat sebagai suatu benda padat, tetapi
bahan yang tersusun dari atom-atom sebagian besar merupakan
ruang kosong. Untuk keperluan penyaluran arus listrik secara
efektif dan efisien, maka diperlukan bahan konduktor yang
memiliki konduktivitas tinggi atau memiliki nilai resistansi rendah.
Berikut ini contoh jenis resistivitas dari suatu bahan
Table 2.1 Jenis resistivitas suatu bahan

2.3 Hukum Ohm


Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus
listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding
lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya.[3] Sebuah
benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila
nilai resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas
beda potensial yang dikenakan kepadanya. Walaupun pernyataan
ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar, namun
istilah "hukum" tetap digunakan dengan alasan sejarah.
14

Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan


persamaan:
V = I.R
Di mana :
I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar
dalam satuan Ampere.
V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung
penghantar dalam satuan volt.
R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat
pada suatu penghantar dalam satuan ohm.
Hukum ini dicetuskan oleh George Simon Ohm,
seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan
pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit
Investigated Mathematically pada tahun 1827. [4] Atau,
=
Dimana:
J = rapat arus ( A/m2)
= konduktivitas bahan ( )
E = kuat medan listrik

Gambar 2.1 Logam dengan luas penampang sama


Misal beda potensial al antara P dan Q
() () =
Maka kuat medan listrik antara P dan Q
=
Menurut Hukum Ohm:
=
Dengan mengganti nilai E maka akan didapatkan persamaan:
15

=
Dimana J adalah rapat arus yakni:
= 1 1 =
Sehingga
= =

Besaran 1/ x / adalah konstanta dan harganya


ditentukan oleh sifat konduktivitas bahan , panjang penghantar
dan arus penampang penghantar A. 1/ sering dinamakan
resistivitas atau = 1/. Konstanta penghantar tersebut sering
diberi nama Resistansi penghantar ( R ) sehingga:
= 1/ x /
Atau
=

BAB III
16

METODOLOGI

3.1 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam eksperimen ini
adalah sebagai berikut:
a. Kaleng cola dan kaleng sarden
b. Ampelas
c. Ohmeter
d. Oven

3.2 Langkah Percobaan


Adapun langkah-langkah dalam melakukan eksperimen
adalah sebagai berikut:
1. Kaleng cola dan kaleng sarden diampelas. Kaleng yang
sudah diampelas dipotong dan dibagi menjadi 4 bagian.
2. Di pasang sampel yang telah diampelas pada alat ukur
resistivitas.
3. Di ukur arus pada tiap perubahan voltase dan hambatan.
Voltase yang digunakan adalah 3, 6, 9, 12 Volt. Hambatan
yang digunakan adalah 560 Ohm, dan 1k Ohm.
4. Di plot nilai arus yang didapat (sumbu X) dan voltase
yang digunakan (sumbu Y) pada masing masing hambatan
(560 Ohm dan 1k Ohm).
5. Diberi perlakuan panas pada 4 sampel logam selama 60
menit. Sampel 1 dipanaskan 100 0C, sampel 2 dipanaskan
200 0C, sampel 3 dipanaskan 300 0C, dan sampel 4
dipanaskan 400 0C.
6. Di ulangi langkah 2 hingga 4.
7. Di hitung resistansi.dan resistivitas logam dengan
menggunakan grafik yang telah diplot.
17

BAB IV
ANALSIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Data


Adapun dari praktikum, didapatkan hasil sebagai berikut
18

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran
19

Daftar Pustaka

1. Anonim (2017). Spektrum. Diambil dari:


https://id.wikipedia.org/wiki/Spektrum
2. Lna, Pierre; Franois Lebrun, Franois Mignard
(1998). Observational Astrophysics. Springer-
Verlag. ISBN 3-540-63482-7.
3. Karen E. Kalumuck (2000). Human body explorations:
hands-on investigates of what makes us tick. Kendall
Hunt. p. 74. ISBN 9780787261535.
4. Gregory Hallock Smith (2006). Camera lenses: from box
camera to digital. SPIE Press. p. 4. ISBN 9780819460936.
5. Conceptual physics, Paul Hewitt, 2002
6. Mulyadi Kusumowidagdo, dkk. 2007. Penginderaan Jauh
dan Interpretasi Citra. Universitas Negeri Semarang.
Semarang.
20

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai