Ptek96 26 PDF
Ptek96 26 PDF
PENDAHULUAN
156
Lokakarya Fungsional Non Penelib'
PENYIAPAN ANTIGEN MG
BAHAN PEMERIKSAAN
Serum darah ayam yang diuji aglutinasi diperoleh dari 75 ekor ayam
yang diinfeksi dengan kuman Mg dan 80 ekor ayam normal yang tidak
diinfeksi dengan kuman Mg . Serum kontrol positif Mg yang digunakan adalah
serum ayam yang secara serologis diketahui positif Mg, balk dengan uji AC
maupun dengan uji ELISA antibodi Mg . Untuk serum kontrol negatif digunakan
serum normal dari ayam bebas mycoplasma spesific pathogen free (SPF) .
1 57
Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Engval
dan Perlman . Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi zat antibodi atau
antigen . Prinsip dari uji ELISA adalah reaksi kompleks antigen-antibodi
dengan melibatkan peran enzim kojugasi anti spesien imunoglobulin dan
substrat sebagai indikator dalam reaksi .
Teknik ini merupakan uji serologik kwantitatif dan dilakukan dengan
menggunakan pelat mikrotiter . Untuk mendeteksi kadar antibodi terhadap Mg
pada serum darah ayam, pengerjaan uji Elisa dilakukan sebagai berikut :
Melapisi (coating) sumuran pelat mikrotiter dasar U (Titirtex, 96
sumuran) dengan antigen membran protein Mg galur S6 yang telah
diencerkan 1 :400 dalam larutan penyangga karbonat/bikarbonat 0 .1 M .
Antigen tersebut ditambahkan pada tiap sumuran dari pelat mikrotiter
sebanyak 100 uI dan di simpan pada temperatur 4 C selama satu malam .
Pada kondisi seperti itu, antigen akan melekat secara pasif pada pelat ELISA .
Selanjutnya, pelat yang dilapisi antigen tersebut dicuci dengan larutan
pencuci, yang terbuat dari larutan penyangga phosphat (PBS) yang
mengandung 0 .5% Tween-20 . Pada pencucian tersebut antigen yang tidak
melekat akan terbuang . Kemudian sebanyak 100 l serum ayam yang
diperiksa, dengan enceran 1 :200 dalam larutan PBS yang mengandung 0 .5%
Tween-20, ditambahkan kedalam sumuran pelat tersebut secara ganda
(duplikat) dan diinkubasikan pada temperatur kamar selama 1 jam . Setelah
itu, dengan larutan pencuci pelat yang berisi serum tersebut dicuci dan pada
158
Lokakarya Fungsional Non Penelifi
setiap sumuran pelat ditambahkan 100 ul larutan konjugat rabbit anti chicken
IgG-HRPx, yang diencerkan 1 :2500 dalam PBS-Tween 0 .5% dengan
penambahan kasein 0 .2% . Pelat yang diisi konjugat tersebut diinkubasikan
lagi pada temperatur kamar selama 1 jam . Kemudian pada setiap sumuran
ditambahkan 100 ul larutan substrat yang terbuat dari ABTS dan H202 dalam
0 .1 M larutan penyangga sitrat (pH 4,2) . Pembacaan reaksi Elisa dilakukan
setelah pelat diinkubasikan pada temperatur kamar selama 1 jam dengan
menggunakan alat Titertek Multiscan MCC (Flow Lab Australia) pada panjang
gelombang 414 nm . Perlu ditambahkan, bahwa setiap pencucian pelat
mikrotiter dilakukan 3 kali dan pada setiap pengujian serum selalu disertakan
serum kontrol positif dan negatif .
Untuk mementukan spesifisitas dan sensitifitas dari kedua reaksi
serologi tersebut, maka dilakukan pengujian dengan membandingkan hasil uji
negatif dan positif berdasarkan metode Bladock (1995) . Pengujian tersebut
dapat dilihat pada tabel 1 . dibawah ini .
AC Negatif a b (a+b)
Positif d (c+d)
159
AC ELISA
Status Serum Jumlah
+ _ +
Negatif 80 0 80 4 76
Positif 75 41 34 46 29
KESIMPULAN
160
Lokakarya Fungsional Non Penem
DAFTAR BACAAN
161