PRAKTIKUM SISTEM AC
Dosen :
Afri Yudantoko M.Pd.
Disusun oleh :
M Gigih Sri H 15504241016
Oni Kurniawan 15504241017
Bangun Tri Atmaja 15504241018
Indra Susila 15504241019
d. Termostat
Gambar 5. Thermostat
1. Terminal
2. Pipa kontrol temperature
3. Selektor temperature
c. Pengontrol temperature
Tekanan dan temperatur akan selalu berkaitan, tekanan
yang tinggi pada zat pendingin akan mengakibatkan temperaturnya
akan tinggi pula, biasanya sebagai ganti pengontrol tekanan tinggi
digunakan pengontrol temperatur, yang bekerja berdasarkan
temperatur, kontak akan memutuskan listrik ke kopling magnet
bila sudah mencapai temperatur tertentu pada zat pendingin.
Rangkaian sistem kontrol
f. Rangkaian lengkap
Ke kopling magnit
Sekrup penyetel :
Berfungsi untuk mengatur cepat atau lambatnya kopling magnet
menghbung sesuai dengan putaran motor
2. Sumber :
Berikut adalah rangkaian dasar dari sistem kelistrikan AC yang
digunakan pada mobil :
B. Fungsi
1. Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik yang digunakan
dalam semua sistem kelistrikan dalam kendaraan termasuk
kelistrikan dalam sistem AC.
2. Fuse (Sekering)
Fuse (Sekering) berfungsi sebagai komponen pengaman dalam
kelistrikan AC, terutama terhadap terjadinya arus listrik yang besar
akibat adanya hubungan singkat sehingga tidak merusak komponen-
komponen didalamnya.
C. Cara Kerja
Cara kerja pada kelistrikan utama AC dibawah ini adalah sebagai
berikut :
Pada saat switch AC di-ON-kan, maka arus listrik dari (+) baterai
mengalir melalui fuse menuju ke blower. Pada blower ini arus listrik
masuk melalui terminal B. Output kecepatan dari blower diatur melalui
selektor yang akan menghubungkan dan memutuskan terminal B ke
terminal L, M, dan H (L berarti low, M berarti medium, dan H berarti
high). Konsep dari adanya pengaturan kecepatan blower ini berdasarkan
adanya nilai tahanan yang berbeda diantara tingkat kecepatan. Tahanan
paling rendah berada pada kecepatan paling tinggi yaitu pada H.
Pengontrolan kecepatan ini dilakukan oleh saklar selektor.
Kemudian output dari blower yaitu terminal C (dimana output ini
akan ON ketika blower juga ON) akan ON dan kemudian mengalir ke
thermostat. Pada thermostat, arus listrik akan diteruskan menuju ke
relay ketika suhu pada evaporator tinggi dan pada saat itu thermostat
ON sedangkan thermostat akan OFF apabila suhu dalam evaporator
rendah. Kedua hal tersebut memberikan gambaran bahwa thermostat
berfungsi sebagai sensor dalam kinerjanya untuk menghidupkan
magnetic clutch pada kompresor dan extra fan pada kondensor. Dari
diagram kelistrikan yang ada dapat diambil kesimpulan bahwa syarat
ON dari magnetic clutch dan extra fan yang pertama adalah blower
pada sistem AC tersebut ON, dan syarat kedua ialah thermostat dalam
sistem tersebut ON. Arus listrik yang akan mengalir pada magnetic
clutch dan extra fan akan langsung mengalir dari baterai. Hal ini
menjadi fungsi dari adanya relay pada sistem tersebut.
V. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Sistem kelistrikan AC dapat bekerja ditandai dengan berputarnya blower
dengan rangkaian yang benar. Seharusnya magnetic clutch akan
menimbulkan magnet dan extra fan akan berputar pula. Tetapi karena
terminal 86 rusak maka hanya blower yanng bekerja.
2. Berputarnya extra fan pada kondensor dan bergeraknya magnetic clutch
pada kompresor sangat dipengaruhi oleh ON/OFF blower evaporator
dan suhu output pada evaporator.