Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Rumah sakit
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah semua sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, tindakan medik yang dilaksanakan selama 24 jam
melalui upaya kesehatan perorangan. Dalam penyelenggaraan pelayanan rumah sakit,
maka rumah sakit harus melakukan upaya peningkatan mutu pelayanan umum dan
pelayanan medik baik melalui akreditasi, sertifikasi, ataupun proses peningkatan mutu
lainnya.
Dalam perkembangannya rumah sakit telah berubah menjadi suatu institusi yang
sangat kompleks sehingga memerlukan suatu manajemen yang baik. Dengan mengikuti
standar akreditasi rumah sakit di Indonesia maka diharapkan rumah sakit akan dapat
memberikan sebuah pelayanan yang baik, pelayanan yang baik ini tidak akan terwujud
apabila rumah sakit tidak memperhatikan fasilitas keamanan untuk pasien (patient
safety), pengunjung, dan petugas (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan keseluruhan upaya
dan kegiatan secara komprehensif dan integrative yang menyangkut struktur, proses,
outcome secara objektif, sistematik dan berlanjut memantau dan menilai mutu dan
kewajaran pelayanan terhadap pasien, menggunakan peluang untuk meningkatkan
pelayanan pasien, dan memecahkan masalah-masalah yang terungkapkan sehingga
pelayanan yang diberikan di rumah sakit berdaya guna dan berhasil guna.
Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit perlu didukung oleh sumber daya yang
dimiliki meliputi sumber daya manusia, sarana, prasarana, peralatan medis, dan
anggaran rumah sakit yang memadai. Berdasarkan Visi Rumah Sakit yaitu Rumah
Sakit Swasta yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terbaik bagi
seluruh lapisan masyarakat Jakarta dan sekitarnya, oleh karena itu diperlukan suatu
program kerja tahunan guna peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit pada tahun
2009.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan rumah sakit secara optimal sesuai visi dan misi
Rumah Sakit .
2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya pelayanan rumah sakit yang bermutu.
b. Tersedianya SDM yang profesional dan berkualitas.
c. Tersedianya sarana, prasarana, dan peralatan medis yang
memadai.
d. Terciptanya lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk pegawai,
pasien, dan pengunjung rumah sakit.
e. Terciptanya budaya keselamatan pasien rumah sakit.
III. SASARAN
1. Terlaksananya program kerja tahun 2009 sebesar 80 %.
2. Tercapainya kepuasan pasien atas pelayanan rumah sakit sebesar 80 %.
IV. PROGRAM
1. Program optimalisasi pelayanan rumah sakit.
a. Pelayanan rutin rawat jalan.
b. Pelayanan rutin rawat inap.
c. Pelayanan rutin Radiologi.
d. Pelayanan rutin Laboratorium.
e. Pelayanan rutin Farmasi.
f. Pelayanan OK.
g. Pelayanan UGD.
h. Pelayanan Fisioterapi.
V. SUMBER DANA
Sumber dana penyelenggaraan program kerja tahun 2009 adalah anggaran Rumah
Sakit tahun 2009
I. Latar Belakang
Di masa yang lampau sistem kesehatan lebih banyak berorientasi pada
penyakit, yaitu hanya menunggu sampai ada yang sakit, barulah kemudian yang
bersangkutan diberi pengobatan. Dalam keadaan yang memerlukan, si sakit dirawat
di rumah sakit. Sesudah sembuh dipulangkan, ditimpa oleh penyakit yang sama
sehingga yang bersangkutan dirawat kembali di rumah sakit. Demikianlah siklus ini
berlangsung terus hingga disadari bahwa sebenarnya untuk memelihara kesehatan
masyarakat diperlukan suatu rangkaian usaha yang lebih luas, di mana perawatan
dan pengobatan di rumah sakit hanyalah salah satu bagian kecil dari rangkaian
usaha tersebut.
Efektivitas suatu pengobatan, selain dipengaruhi oleh pelayanan kesehatan
yang ada serta sikap dan ketrampilan para pelaksananya, juga sangat dipengaruhi
oleh lingkungan, sikap, pola hidup pasien dan keluarganya. Selain itu, tergantung
juga pada kerja sama yang positif antara petugas kesehatan dengan pasien dan
keluarganya. Jika pasien dan keluarganya memiliki pengetahuan tentang cara-cara
penyembuhan dan pencegahan penyakit, serta keluarga pasien mampu dan mau
berpartisipasi secara positif, maka hal ini akan membantu peningkatan kualitas
kesehatan masyarakat pada umumnya.
Promosi Kesehatan di Rumah Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan
pengertian pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan
pencegahannya. Selain itu, Promosi Kesehatan di Rumah Sakit juga berusaha
mengunggah kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit
untuk berperan secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit.
Oleh karena itu, Promosi Kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak
terpisah dari program pelayanan kesehatan di rumah sakit.
b. Misi
1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang di bidang promosi kesehatan
2. Memberdayakan masyarakat Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Haryoto Kabupaten
Lumajang untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Mewujudkan SDM PKRS yang memiliki kompetensi unggul
c. Motto
Motto dari Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Haryoto Kabupaten Lumajang adalah :
Sehat dan Bahagia Bersama PKRS
IV. Tujuan
Tujuan dari Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Haryoto Kabupaten Lumajang adalah :
1. Untuk Pasien
a. Meningkatkan pengertian dan sikap pasien tentang penyakitnya sehingga
berkeinginan untuk mempercepat pemulihan serta berupaya agar penyakitnya tidak
kambuh lagi dengan cara konseling kepada pasien.
b. Mengembangkan pengertian dan sikap pasien tentang pemanfaatan fasilitas
kesehatan
V. Rencana Kegiatan
Untuk mengembangkan Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang, telah disusun beberapa rencana
kegiatan yang dilakukan dengan strategi promosi kesehatan berupa pemberdayaan,
bina suasana, advokasi, dan kemitraan dengan pihak-pihak terkait. Adapun rencana
kegiatan Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Rumah Sakit Umum Dearah
Dr. Haryoto Kabupaten Lumajang diantaranya adalah :
Bulan
No Uraian
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ket
1. Membuat Rencana Kegiatan
Bulan
No Uraian
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ket
Tahunan Unit PKRS
2. Melaksanakan advokasi /
koordinasi kepada petugas
3. Mengidentifikasi kebutuhan
PKRS di instalasi sasaran
kegiatan dengan cara
observasi lingkungan dan
koordinasi dengan Kepala
Ruang / Poli / Instalasi
4. Analisa data
5. Mengembangkan strategi
PKRS
6. Mengembangkan media PKRS
- Website PKRS
- Leaflet
- Radio Medis
- Poster / Banner
7. Melaksanakan uji coba media
PKRS
8. Melaksanakan upaya
perubahan perilaku
masyarakat RS melalui :
- Pemberdayaan
- Bina Suasana
- Advokasi
- Kemitraan
9. Mengevaluasi proses dan hasil
media PKRS
10. Melaksanakan kampanye
PHBS terkait dengan :
- Hari TBC
- Hari Diabetes Mellitus
- Hari Demam Berdarah
- Hari Imunisasi
- Hari Lansia
- Hari Tanpa Tembakau
- Hari Anti Narkoba
- Hari Anak
- Hari ASI
- Hari Cuci Tangan Pakai Sabun
Bulan
No Uraian
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ket
- Hari Kesehatan Nasioanal
- Hari Paru
- Hari AIDS/HIV
- Hari Kusta
11. Mengembangkan pedoman
PKRS
12. Membuat makalah kesehatan
13. Mengikuti seminar / lokakarya
PKRS
14. Evaluasi Kegiatan
15. Membuat laporan PKRS
Mengetahui
Kasubag Tata Usaha Koordinator Unit PKRS
RSUD Dr. Haryoto Lumajang RSUD Dr. Haryoto
Lumajang
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
MONITORING DAN PELAPORAN KEGIATAN EVALUASI
BAB III
MONITORING DAN EVALUASI
PELAKSANAAN PROGRAM
Pencapaian :
1. Secara umum pengelolaan mutu pelayanan keperawatan telah dilaksanakan secara berkala
setiap tahun sampai dengan tahun 2011 dibawah koordinasi kabag keperawatan dan panitia
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
2. Program keselamatan pasien telah disosialisasikan dengan bekerjasama melalui bagian
diklat dan Panitia keselamatan pasien selama tahun 2011.
3. Program diklat keperawatan dan kebidanan juga telah dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan pelayanan keperawatan pada saat itu.
4. Evaluasi pola ketenagaan dibidang keperawatan tahun 2011 telah dilakukan dengan baik
dengan hasil bahwa untuk kebutuhan tenaga, baik keperawatan dan kebidanan ditahun 2011
telah sesuai.
5. Program magang kerja atas permintaan dinas telah dilaksanakan di tahun 2011 sebagai
solusi antisipasi peningkatan beban kerja dengan minimalisir resiko cost biaya rekrutmen
dalam periode tertentu.
Ketidaktercapaian :
1. Infrastruktur bangsal keperawatan lainnya adalah pemisahan ruang bangsal anak/pediatric
dan dewasa serta ruang isolasi secara terpisah satu dengan yang lain untuk minimalisir angka
INOS di rumah sakit.
2. Pelatihan manajemen bangsal bagi kepala ruangan di tahun 2011 belum dapat dilaksanakan
karena tidak tersedianya penawaran tersedianya dana diklat pada saat itu.
4. Pengelolaan unit neonatus perlu untuk diintensifkan karena merupakan pelayanan yang
berpotensi menghasilkan pendapatan rumah sakit sehingga pengadaan ruang dan instrumen
sarana-prasarana pelayanan perlu segera dilengkapi.
5. Angka kepuasan pasien ditahun 2011 terhadap pelayanan perawat juga masih rendah
dalam kisaran 68% sekalipun meningkat 5% dari tahun 2010 sehingga perlu digalakkan
upaya peningkatan komunikasi efektif dan pelatihan lainnya untuk meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan itu sendiri dimasa yang akan datang.
6. Program kerja keperawatan yang berkaitan langsung dengan aspek pengelolaan
keselamatan pasien dalam bentuk edukasi kesehatan belum terlaksana dengan baik sehingga
diharapkan adanya program CSR dapat diikuti dengan kegiatan edukasi kesehatan kepapa
pasien atau masyarakat sekitar secara berkala.
Evaluasi dan Kesimpulan :
Dari Bab 2 dalam Tabel 01 tersebut diatas maka secara garis besar pelaksanaan pencapaian
visi dan misi dibidang pelayanan keperawatan dan kebidanan ditahun 2010 telah terlaksana
dengan baik 80 % dari daftar pencapaian elemen penilaian yang ada dalam program kerja
tahunan dan renstra RSU Sigap Sentosa Jakarta 2007-2012 dengan permasalahan mendasar
adalah :
1. Survey kepuasan konsumen tentang pelayanan keperawatan dan kebidanan di tahun 2010
yang masih sangat rendah, yaitu : 52% s/d 60%, dan hal ini menunjukkan rendahnya
komitmen perawat untuk lebih intens dalam berkomunikasi dan melakukan perawatan secara
personal dengan memperhatikan aspek etika profesi dan etika rumah sakit.
2. Perlunya revitalisasi pengorganisasi ruang pelayanan dan instrumen sarana-prasarana
pelayanan keperawatan dan kebidanan melalui penyusunan masterplan dan RAPB rumah
sakit secara komprehensif sebagai dasar pijakan pembangunan dan pengembangan sarana-
prasarana pelayanan keperawatan dan kebidanan rumah sakit dimasa yang akan datang,
terutama terkait dengan pengelolaan mutu INOS, pelayanan keselamatan pasien dan mutu
pelayanan rumah sakit secara terintegrasi.
3. Perawatan dan kebidanan memegang hampir 80% pengelolaan tenaga kesehatan dirumah
sakit sehingga mutu dan kualitas kompetensi pendidikan dan profesi harus sangat
diperhatikan melalui pengembangan SDM keperawatan dan kebidanan melalui program
pendidikan dan pelatihan keperawatan dan kebidanan secara berkelanjutan.
f. Monitoring Bagian Keuangan .
Target :
1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang berkualitas
2. Mewujudkan Sistem Pengelolaan Yang Efektif dan Efisien
3. Mewujudkan RSU Sigap Sentosa Yang Islami
Pencapaian :
1. Penyusunan pedoman sistem informasi akuntansi rumah sakit, pedoman anggaran dan tarif
pelayanan telah disusun di tahun 2010 sebagai dasar kebijakan pengelolaan tarif dan
pelayanan keuangan di RSU Sigap Sentosa Jakarta telah diterapkan dalam pengelolaan
manajemen keuangan di RSU Sigap Sentosa Jakarta tahun 2011.
2. Pelaksanaan audit mutu dan pelaporan keuangan juga telah dilakukan di tahun 2011.
Ketidaktercapaian :
1. Standardisasi kompetensi pendidikan dan profesi dibagian keuangan yang perlu
mendapatkan perhatian dan tidak lanjut karena tidak sesuai dengan urgas dan bidang kerja di
struktur organisasi bagian keuangan.
2. Sistem pengamanan keuangan dalam bentuk pengelolaan fasilitator media perbankan
belum berjalan sehingga efisiensi alur pelayanan belum tercapai dengan baik.
3. Pengelolaan pendapatan rumah sakit masih bersifat spasialistik dengan terkonsentrasi
kepada pendapatan atas pasien dan belum mendapatkan sumber penambahan asset dan modal
rumah sakit lainnya melalui produk perbankan atau pengelolaan kerjasama dalam bidang
pelayanan rumah sakit.
Evaluasi dan Kesimpulan :
Dari Bab 2 dalam Tabel 01 tersebut diatas maka secara garis besar pelaksanaan pencapaian
visi dan misi dibidang pelayanan bagian keuangan ditahun 2011 telah terlaksana dengan baik
40 % dari daftar pencapaian elemen penilaian yang ada dalam program kerja tahunan dan
renstra RSU Sigap Sentosa Jakarta 2007-2012 dengan permasalahan mendasar adalah :
1. Belum terorganisirnya pengelolaan akuntansi rumah sakit sehingga rumah sakit mengalami
kesulitan dalam membangun transparansi pengelolaan keuangan dalam mewujudkan visi dan
misi rumah sakit yang islami.
2. Perlunya diversifikasi dalam pengelolaan dan pengembangan sumber pendapatan rumah
sakit untuk peningkatan asset dan permodalan (treasurry).
3. Diperlukan alokasi penempatan SDM Keuangan yang benar-benar handal dibidangnya
sehingga mampu mengelola kebijakan dan manajemen keuangan rumah sakit dengan baik.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Langkah awal dalam pengelolaan standar pelayanan kesehatan didalam rumah sakit
adalah pengelolaan struktur organisasi didalam pelayanan kesehatan itu sendiri dan
hal ini menuntut kita untuk patuh terhadap standar pelayanan minimal sesuai dengan
klasifikasi rumah sakit yang telah ditetapkan melalui permenkes. Dalam pengelolaan
struktur organisasi ini juga perlu dilakukan evaluasi uraian tugas dan pekerjaan serta
pola ketenagaan yang terstruktur dan terencana untuk efektiftas dan efisiensi
pengelolaan pelayanan.
2. Pengembangan pelayanan masing-masing unit kerja, seperti halnya dalam
penyusunan struktur organisasi rumah sakit, harus menyesuaikan dengan kemampuan
rumah sakit dalam penyediaan infrastruktur sarana dan prasarana rumah sakit,
sehingga diperlukan sebuah perencanaan arsitektur rumah sakit yang baik dan benar
dalam optimalisasi fungsi dan kebutuhan ruang pelayanan secara efektif dan layak
untuk bekerja.
3. Pengembangan kinerja pelayanan diharapkan berjalan seiring dengan permintaan dan
trend pasar, termasuk didalamnya perkembangan kesejamanan ilmu dan teknologi
kedokteran, untuk menghasilkan nilai jual pasar yang kompetitif dan menguntungkan
dalam pengembangan business core pelayanan dimasa yang akan datang.
4. Pengembangan kinerja pelayanan tidak hanya berorientasi kepada kesejamanan
perkembangan ilmu dan pengetahuan teknologi kedokteran, namun juga konsistensi
pengembangan SDM tenaga kesehatan yang kompeten dan profesional dibidangnya
sehingga kegiatan diklat rumah sakit wajib diselenggarakan secara optimal, terstruktur
dan berkala sesuai kebutuhan pelayanan dan kondisi keuangan rumah sakit.
5. Perlunya diversifikasi dalam pengelolaan dan pengembangan sumber pendapatan
rumah sakit untuk peningkatan asset dan permodalan (treasurry), termasuk
didalamnya peningkatan fungsi pemasaran dan humas rumah sakit secara optimal
untuk kesinambungan kinerja keuangan rumah sakit dimasa yang akan datang.
6. Pengelolaan keselamatan pasien dan evaluasi mutu pelayanan dan kinerja rumah sakit
menjadi key factor dalam memberikan pelayanan terpercaya bagi masyarakat
sehingga pengelolaan keduanya membutuhkan peningkatan dan kesinambungan
secara berkala untuk peningkatan angka kepuasan pasien di periode pelayanan rumah
sakit berikutnya.
7. Segera dilakukan pemanfaatan gedung baru dengan pelayanan yang telah ditetapkan
dalam program kerja rumah sakit sehingga segera mendapatkan nilai tambah bagi
pelayanan rumah sakit.
BAB V
PENUTUP
Laporan evaluasi rencana kerja tahunan tahun 2011 merupakan lembar pertanggungjawaban
pengelola rumah sakit (dalam hal ini adalah Direktur Rumah sakit) kepada pemilik rumah
sakit dan para stake holder lainnya yang berperan dalam tumbuh kembang pelayanan RSU
Sigap Sentosa Jakarta dari tahun ke tahun.
Laporan evaluasi rencana kerja tahunan tahun 2011 adalah upaya perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan kesehatan di RSU Sigap Sentosa Jakarta
terhadap pencapaian visi, misi serta renstra rumah sakit yang telah ditetapkan sebelumnya
sehingga dengan evaluasi ini diharapkan mampu memberikan gambaran tindak lanjut
terhadap arah kebijakan perencanaan dan pelaksanaan program di RSU Sigap Sentosa Jakarta
untuk periode tahun berikutnya, serta mengupayakan peningkatan pencitraan pelayanan RSU
Sigap Sentosa Jakarta melalui pelayanan yang islami dan bermutu dengan tetap
mengutamakan keselamatan pasien sebagai dasar pelaksanaan pelayanan.
Atas perhatian dan kerjasama semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
evaluasi rencana kerja tahun tahun 2011 ini diucapkan banyak terimakasih.
Jakarta, Januari 2012
Hormat Kami,
Panitia Pengembangan
RSU Sigap Sentosa Jakarta
Pedoman pelayanan farmasi rumah sakit muhammadiyah yogyakarta tahun 2010
Konsideran:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun2009 tentang Rumah Sakit
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1197/ Menkes / SK /X/2004 tentang Standar Pelayanan
Farmasi Rumah Sakit
7. Surat Keputusan tentang Standar Pelayanan Minimal
8. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
9. Pedoman Akreditasi Rumah Sakit 16 bidang pelayanan
10. Standar Kompetensi Farmasis Indonesia 2003
11. Kebijakan Mutu RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
12. Rencana Strategis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta th 2009-2014
13. Struktur organisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
14. Penunjukan tim-tim dan uraian tugas Komite Medik RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
A. RENCANA STRATEGIS
FILOSOFI
Pelayanan farmasi adalah wujud amal shalih yang dilandasi iman dan taqwa kepada Allah SWT,
melalui penyediaan obat bermutu dan pelayanan asuhan kefarmasian yang tidak terpisahkan dari
sistem kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi pada peningkatan kualitas hidup pasien.
VISI
Terwujudnya pelayanan farmasi yang terpecaya dengan kualitas pelayanan dan pendidikan
kefarmasian yang Islami, aman, profesional, cepat, nyaman dan bermutu.
MISI
1. Mewujudkan pelayanan farmasi yang berkualitas melalui penerapan asuhan kefarmasian dan
dengan dukungan manajemen yang efektif dan efisien
2. Meningkatkan mutu tenaga kefarmasian melalui penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan
keprofesian yang didasari nilai-nilai ajaran agama Islam
3. Mewujudkan dakwah amar makruf nahi mungkar di bidang farmasi.
TUJUAN
1. Melangsungkan dan mengembangkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa
maupun keadaan gawat darurat sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang ada.
2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian, sumpah,
peraturan perundang-undangan dan etika profesi.
3. Melaksanakan KIE mengenai obat dan penggunaannya serta ajaran-ajaran Islam yang
berhubungan dengan pelayanan kefarmasian.
4. Menyediakan perbekalan farmasi yang bermutu untuk kepentingan pelayanan kesehatan di
rumah sakit, mengelola dan mengawasi penggunaannya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
5. Melakukan dan memberikan pelayanan bermutu melalui analisa, telaah, dan evaluasi pelayanan.
6. Mendorong karyawan dan lingkungan untuk belajar seumur hidup (life-long learner).
7. Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metoda.
8. Memberikan konsultasi dan sebagai rujukan tentang pelayanan farmasi di lingkup amal usaha
Muhammadiyah
STRATEGI
1. Menginternalisasi budaya Islami dalam organisasi dan mengimplementasikan ajaran agama Islam
dalam memberikan pelayanan kefarmasian
2. Pemenuhan terhadap standar input berbasis standar MUTU, baik kualitas maupun kuantitas
sesuai pelayanan kesehatan yang dilakukan.
3. Melakukan pelayanan yang memenuhi standar MUTU.
4. Melaksanakan kegiatan berbasis Balance Score Card: .
Perspektif keuangan:
a. meningkatkan produktivitas melalui perbaikan struktur biaya (efisiensi belanja dan meminimalisasi
kerugian karena perbekalan farmasi rusak dan kadaluarsa) dan pemaksimalan utilisasi aset
(mengelola aset dengan efisien dan melakukan investasi utk memperlancar proses produksi)
b. pertumbuhan melalui peningkatan pendapatan dan peningkatan nilai bagi pelanggan.
Perspektif pelanggan:
c. Memberikan perbekalan farmasi yang berkualitas dengan harga yang seekonomis mungkin
d. memberikan pelayanan dengan salam, sapa, senyum, sopan, santun (5S) dalam rangka dakwah
Islam
Perspektif proses bisnis internal:
e. mengupayakan pengelolaan perbekalan farmasi mulai dari proses seleksi, perencanaan,
pengadaan, penyimpanan, distribusi sampai dengan penggunaan berjalan efisien, efektif dan
optimal
f. menciptakan nilai tambah bagi pelanggan melalui kecepatan pelayanan, kenyamanan dan
penerapan asuhan kefarmasian yang berorientasi pada keselamatan pasien
g. Memberikan layanan purna jual berupa kemudahan retur dan layanan konsultasi dalam
penggunaan obat.
h. Melakukan proses kerja yang Rapi, Resik, Rawat, Rajin dan Ringkes (5R), aman dan ramah
lingkungan.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan:
i. meningkatkan kompetensi Sumber Daya Insani melalui pendidikan dan pelatihan yang
berkesinambungan
j. menciptakan budaya Islami organisasi
k. menciptakan sistem reward dan disreward yang membangun motivasi
l. pemanfaatan teknologi untuk mendukung proses pelayanan
5. Memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan berdasar pada ketentuan yang sudah ditetapkan
6. Mengukur kinerja baik individual maupun organisasi instalasi FRS, baik dengan menggunakan
Balance Score Card maupun dengan indikator mutu yang berlaku di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta
B. KEBIJAKAN UMUM
PELAYANAN FARMASI
Pelayanan farmasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan di rumah
sakit dan diberikan dalam 24 jam setiap hari, kepada pasien rawat jalan, pasien rawat inap dan unit-
unit lain di lingkungan rumah sakit.
Instalasi farmasi juga mendistribusikan obat kepada institusi lain di luar rumah sakit melalui unit
Dana Sehat Muhammadiyah, serta ikut serta dalam pelayanan sosial rumah sakit (CSR).
Pelayanan farmasi meliputi penyediaan, pengadaan dan pendistribusian seluruh perbekalan farmasi
yang digunakan di rumah sakit, serta bertanggung jawab menyajikan informasi semua kegiatan
pelayanan dan pekerjaan kefarmasian yang dilakukan di rumah sakit (sistem farmasi satu pintu).
Pelayanan farmasi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta diselenggarakan oleh bagian
setingkat Instalasi yang dikepalai oleh Apoteker yang sudah memiliki Surat Izin Kerja atau VISUM
yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kepala Instalasi bertanggung
jawab terhadap terselenggaranya pelayanan farmasi yang sesuai dengan Undang-Undang, peraturan
dan pedoman yang berlaku.
ORGANISASI
1. Bagan Organisasi
Bagan organisasi menggambarkan pembagian tugas, koordinasi dan kewenangan serta fungsi. Bagan
Organisasi Instalasi Farmasi ditetapkan oleh Badan Pengurus Harian RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta melalui proses evaluasi, analisa dan telaah dengan mempertimbangkan peningkatan
mutu pelayanan dan mengantisipasi perubahan standar pelayanan kefarmasian baik nasional
maupun internasional.
Instalasi Farmasi dipimpin oleh seorang Apoteker dan dibantu oleh beberapa Kepala Urusan dengan
kualifikasi pendidikan dan kompetensi yang ditetapkan oleh Rumah Sakit.
2. Administrasi dan Pelaporan
Administrasi dilakukan oleh tenaga administrasi, meliputi administrasi kegiatan pelayanan,
administrasi perbekalan farmasi, administrasi keuangan dan administrasi penghapusan.
Pelaporan adalah pendataan kegiatan dan evaluasi mutu yang dilakukan setiap bulan oleh kepala
urusan dan dilaporkan kepada Kepala Instalasi untuk diadministrasi, diolah dan dianalisa. Hasil
analisa berupa informasi manajemen yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan dan sebagai
umpan balik untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Laporan rutin yang harus dibuat setiap bulannya meliputi:
a. Laporan penggunaan obat narkotika dan psikotropika
b. Laporan jumlah lembar resep, dan lembar resep generik
c. Kejadian tidak dikehendaki (KTD) dan kejadian nyaris cidera (KNC)
d. Mutu pelayanan sesuai dengan sasaran mutu yang ditetapkan.
KEUANGAN
1. Penyusunan Anggaran
Anggaran disusun oleh Kepala Instalasi berdasarkan masukan dari kepala urusan dan diajukan
kepada team anggaran sesuai dengan kebijakan Rumah Sakit. Anggaran disusun dengan
memperhatikan anggaran tahun sebelumnya, strategi organisasi, aktivitas yang dilakukan serta
asumsi-asumsi yang rasional. Anggaran yang diajukan meliputi rencana anggaran belanja perbekalan
farmasi, anggaran pendapatan, dan anggaran lain yang dibutuhkan untuk operasional kegiatan dan
pengembangan mutu pelayanan.
2. Pemanfaatan dan Pengendalian Anggaran
Pemanfaatan anggaran diupayakan seoptimal mungkin. Evaluasi anggaran dilakukan setiap 3 bulan
untuk melihat tingkat realisasi pencapaian.
3. Semua penerimaan dan pengeluaran dana sepenuhnya dikelola oleh rumah sakit melalui unit
keuangan dan pelaporannya dilaksanakan oleh unit akutansi.
4. Pembelian seluruh perbekalan farmasi yang diperlukan oleh rumah sakit harus melalui Instalasi
Farmasi, dilaporkan kepada bagian keuangan dan pembayarannya dilakukan oleh bagian keuangan
tiga kali dalam sebulan, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pembelian tanggal 1 s/d 10, dibayar pada tanggal 5 bulan berikutnya.
b. Pembelian tanggal 11 s/d 20, dibayar pada tanggal 15 bulan berikutnya.
c. Pembelian tanggal 21 s/d 31, dibayar pada tanggal 25 bulan berikutnya.
d. Pembayaran dilakukan atas faktur penjualan yang resmi dikeluarkan oleh pemasok, dilengkapi
dengan Surat Pesanan dan kuitansi pembayaran.
e. Faktur penjualan yang dibayar adalah faktur yang sudah melalui proses penitipan faktur di
Instalasi Farmasi.
5. Tarif pelayanan ditentukan berdasarkan kebijakan Direksi atas usulan dan pertimbangan dari
Instalasi Farmasi dan Tim Tarif.
6. Nilai uang perbekalan farmasi yang rusak atau kadaluarsa dilaporkan ke bagian akuntasi untuk
dilakukan proses penghapusan kekayaan.
7. Laporan Keuangan.
Laporan keuangan dibuat oleh Kepala Instalasi setiap bulannya, meliputi:
a. Laporan pembelian perbekalan farmasi
b. Laporan pendapatan dan biaya
c. Laporan stock opname tiap tiga bulan
d. Laporan nilai obat kadaluarsa dan rusak setiap tiga bulan
e. Laporan nilai obat death stock setiap tiga bulan
3. Distribusi (penerimaan, penyimpanan, sistem delivery ke unit, dan dispensing kepada pasien)
a. Perbekalan farmasi yang didistribusikan oleh Instalasi Farmasi adalah obat sesuai dengan
formularium dan suplemen formularium, alat kesehatan habis pakai serta perbekalan farmasi lain
yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan rumah sakit.
b. Penerimaan perbekalan farmasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dilakukan oleh bagian logistik
farmasi setiap hari kerja dengan berpedoman:
1) Spesifikasi barang harus sesuai dengan Surat Pesanan
2) Harus mempunyai Material Safety Data Sheet (MSDS)
3) Expire date minimal 2 tahun kecuali dengan kesepakatan khusus
4) Disertai dengan faktur/invoice atau tanda terima atau surat jalan yang dikeluarkan oleh pemasok.
c. Distribusi/delivery perbekalan farmasi dari gudang farmasi dilakukan ke:
1) Depo farmasi rawat inap
2) Depo farmasi rawat jalan
3) Depo distribusi khusus dan produksi
d. Penyimpanan perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi dibedakan menurut bentuk sediaan dan
suhu yang menjamin mutu obat/alkes, dikelompokkan berdasarkan kelas terapi, disertai dengan
sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan. Obat-
obat narkotika dan psikotropika harus disimpan dalam lemari tersendiri dan selalu terkunci. Hanya
Apoteker atau Asisten Apoteker yang sudah memiliki Surat Izin Kerja yang berhak untuk mengambil
obat-obat narkotika dan psikotropika. Bahan yang mudah terbakar, korosif, eksplosif dan iritatif
disimpan di tempat tersendiri terpisah dari obat lain.
e. Perbekalan farmasi disimpan dengan prinsip FIFO (First In First Out), dimana barang yang datang
lebih dahulu harus dikeluarkan lebih dahulu, dan FEFO First Expired First Out), dimana barang yang
memiliki waktu kadaluarsa lebih dekat harus dikeluarkan lebih dahulu.
f. Monitoring penyimpanan dilakukan setiap hari meliputi monitoring suhu dan kelembaban.
g. Sistem distribusi/dispensing kepada pasien rawat inap (In-patient) adalah sistem kombinasi antara
ward floor stock (persediaan obat di ruangan) dengan Individual Prescription (peresepan individu).
Resep dikaji dan divalidasi terlebih dahulu sebelum disiapkan dan diserahkan kepada perawat.
Sistem Unit Dose Dispensing merupakan sistem distribusi/dispensing obat yang dipertimbangkan
untuk dilaksanakan.
h. Distribusi/dispensing obat kepada pasien rawat jalan (Out-patient) menggunakan sistem
Individual Prescription (peresepan individu). Resep dikaji dan divalidasi terlebih dahulu sebelum
disiapkan dan diserahkan kepada pasien disertai informasi mengenai aturan pakai, cara
penyimpanan, dan informasi lain mengenai penggunaan obat. Apabila diperlukan dapat dilakukan
proses konseling oleh Apoteker kepada pasien/keluarga pasien.
i. Apabila terjadi kesalahan dalam proses dispensing (dispensing error), harus segera dilaporkan
kepada komite keselamatan pasien, untuk kemudian dilakukan tindak lanjut.
j. Evaluasi proses penyimpanan dilakukan setiap 3 bulan meliputi:
1) Persentase kesusaian kartu stok dengan computer dan barang (sample/cyclic counting)
2) Persentase keseauaian penyimpanan barang dengan metode yang ditetapkan (FIFO/FEFO/suhu
dan kelembaban)
3) TOR = Turn Over Ratio
4) Persentase obat yang rusak dan kadaluwarsa
5) Persentase obat mati (death stock: obat yang tidak digunakan dalam waktu 3 bulan)
6) Tingkat ketersediaan obat (obat tidak terlayani karena stock out)
k. Monitoring dan evaluasi proses dispensing dilakukan setiap bulan meliputi:
1) Average consultation time: rata-rata waktu yang digunakan dalam konsultasi/pemberian
informasi obat
2) Average dispensing time: rata-rata waktu yang digunakan untuk memberikan pelayanan sejak
resep diterima sampai obat diberikan kepada pasien disertai informasi
3) Persentase jumlah resep/obat yang dilayani bandingkan dengan keseluruhan resep/obat yang
seharusnya dilayani
4) Kepuasan pelanggan (internal: tenaga kesehatn lain, eksternal: pasien)
5) Tingkat kevalidan resep yang dilayani
6) Kejadian salah menyerahkan obat
7) Kejadian near miss pelayanan resep
8) Laporan penggunaan obat narkotika dan psikotropika
4. Asuhan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan adalah pendekatan professional
yang bertanggung jawab dalam menjamin penggunaan obat dan alat kesehatan sesuai indikasi,
efektif, aman dan terjangkau oleh pasien melalui penerapan pengetahuan, keahlian, ketrampilan
dan perilaku apoteker serta bekerjasama dengan pasien dan profesi kesehatan lain.
Meliputi:
a. Pengkajian resep
b. Pemantauan dan pelaporan efek samping obat
c. Pelayanan informasi obat
d. Konseling
e. Pengkajian penggunaan obat
f. Pengkajian penggunaan alat kesehatan
Pelaksana pelayanan asuhan kefarmasian adalah seluruh apoteker yang sudah memiliki VISUM dan
atau SURAT IZIN KERJA, dan tergabung dalam Satuan Apoteker Fungsional RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta. Apoteker yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan asuhan kefarmasian disebut
sebagai Apoteker Jaga, dibagi dalam 3 shift selama 24 jam, dan kepadanya diberikan Jasa Profesi
Apoteker. Apabila diperlukan, Apoteker diperkenankan melakukan dispensing obat-obat bebas, obat
bebas terbatas dan Obat Wajib Apotek (OWA) untuk kepentingan karyawan rumah sakit dan
keluarganya, serta pasien rumah sakit lainnya.
5. Keselamatan pasien dalam proses penyerahan dan penggunaan obat harus diperhatikan dan
upaya-upaya pencegahan kejadian nyaris cedera (KNC) dan kejadian tidak dikehendaki (KTD) harus
terus dilakukan dan dikembangkan. Apabila terjadi kesalahan dalam proses penyerahan obat
(dispensing error) atau penggunaan obat (medication error), Instalasi Farmasi harus mengambil
langkah-langkah guna meminimalisir cedera dan melaporkan kejadian tersebut kepada Komite
Keselamatan Pasien RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Pendidikan dan pelatihan merupakan kegiatan pengembangan sumber daya manusia Instalasi
Farmasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta untuk meningkatkan potensi dan produktifitasnya
secara optimal.
Pendidikan dan pelatihan yang wajib diikuti oleh seluruh SDI yang ada di Instalasi Farmasi meliputi
aspek manajemen praktis kefarmasian, farmasi klinik, informasi obat, serta pelayanan farmasi
paripurna. Seluruh staf Instalasi Farmasi juga diharuskan mengikuti kegiatan pembinaan karyawan
yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit.
Instalasi Farmasi RS PKU Muhammadiyah juga menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan
bagi calon tenaga farmasi yang berasal dari Universitas/Akademi yang diikat dalam Memorandum of
Understanding, untuk mendapatkan wawasan, pengetahuan dan ketrampilan di bidang Farmasi
Rumah Sakit yang sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Program penelitian yang menunjang mutu
pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di Rumah Sakit terus dilakukan bekerjasama dengan
Lembaga Penelitian atau Lembaga Pendidikan.