Anda di halaman 1dari 2

Sistem ekstrapiramidal merupakan jaringan saraf yang terdapat pada otak bagian sistemmotorik yang

mempengaruhi koordinasi dari gerakan. Letak dari sistem ekstrapiramidal adalah terutama di formatio
reticularis dari pons dan medulla dan di target saraf di medula spinalis yang mengatur refleks, gerakan-
gerakan yang kompleks, dan kontrol postur tubuh.

Sindroma ekstrapiramidal terjadi akibat penggunaan obat antipsikotikdalam yang menyebabkan


adanya gangguan keseimbangan antara transmisi asetilkolin dan dopamine pusat,

gejala ekstrapiramidal (EPS) mengacu pada suatu kelompok atau reaksi yang ditimbulkan oleh
penggunaan jangka pendek atau panjang dari medikasi antipsikotik. Antipsikotik adalah obat yang
digunakan untuk mengobati kelainan psikotik seperti skizofrenia dan gangguan skizoafektif.

Gejala ekstrapiramidal sering di bagi dalam beberapa kategori yaitu reaksi distonia akut, tardiv diskinesia,
akatisia, dan parkinsonism (Sindrom Parkinson).

a. Reaksi Distonia Akut (ADR)

Keadaan ini merupakan spasme atau kontraksi involunter, akut dari satu atau lebih kelompok otot
skelet yang lazimnya timbul dalam beberapa menit. Kelompok otot yang paling sering terlibat adalah
otot wajah, leher, lidah atau otot ekstraokuler, bermanifestasi sebagai tortikolis, disastria bicara, krisis
okulogirik dan sikap badan yang tidak biasa.

b. Akatisia

Terdiri dari perasaan dalam yang gelisah, gugup atau suatu keinginan untuk tetap bergerak. Juga telah
dilaporkan sebagai rasa gatal pada otot. Pasien dapat mengeluh karena anxietas atau kesukaran tidur
yang dapat disalah tafsirkan sebagai gejala psikotik yang memburuk. Sebaliknya, akatisia dapat
menyebabkan eksaserbasi gejala psikotik akibat perasaan tidak nyaman yang ekstrim.

c. Sindrom Parkinson
Manifestasinya meliputi Akinesia (wajah topeng, kejedaan dari gerakan spontan, penurunan
ayunan lengan pada saat berjalan, penurunan kedipan, dan penurunan mengunyah yang dapat
menimbulkan pengeluaran air liur. Pada bentuk yang yang lebih ringan, akinesia hanya terbukti
sebagai suatu status perilaku dengan jeda bicara, penurunan spontanitas, apati dan kesukaran
untuk memulai aktifitas normal, kesemuanya dapat dikelirukan dengan gejala negative
skizofrenia.), Tremor (khususnya saat istirahat, secara klasik dari tipe penggulung pil. Tremor
dapat mengenai rahang yang kadang-kadang disebut sebagai sindrom kelinci), Gaya berjalan
membungkuk ( menyeret kaki dan hilangnya ayunan lengan) dan Kekakuan otot : terutama dari
tipe cogwheeling.

d. Tardive Diskinesia

Merupakan sindrom yang terjadi lambat dalam bentuk gerakan koreoatetoid abnormal (dapat
ditemukan pada kepala, leher dan panggul), gerakan otot abnormal, involunter, menghentak, balistik,
atau seperti tik. kasus-kasus berat sangat melemahkan sekali, yaitu mempengaruhi berjalan,
berbicara, bernapas, dan makan. Umumnya berupa gerakan involunter dari mulut, lidah, batang
tubuh, dan ekstremitas yang abnormal dan konsisten. Gerakan oral-facial meliputi mengecap-ngecap
bibir (lip smacking), menghisap (sucking), dan mengerutkan bibir (puckering) atau seperti facial
grimacing. Gerakan lain meliputi gerakan irregular dari limbs, terutama gerakan lambat seperti
koreoatetoid dari jari tangan dan kaki, gerakan menggeliat dari batang tubuh.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa reaksi dystonia akut dan tardive dyskinesia dapat
menyebabkan adanya gerakan koreoatetoid pada leher yang dapat menyebabkan tortikolis spastik.

Anda mungkin juga menyukai