Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan

bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi

dan akal manusia. Secara istilah, budaya adalah hasil cipta karsa manusia yang dihasilkan melalui

proses belajar dan dijadikan milik bersama.

Wujud dari kebudayaan ini adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia

sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya

pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain.

Kebudayaan ini sendiri berfungsi untuk membantu manusia dalam melangsungkan

kehidupan bermasyarakat.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang tersebut di atas, maka setidaknya ada beberapa masalah yang

akan di bahas dalam makalah ini, yaitu :

1. Apakah pengertian dari kebudayaan?

2. Dalam problematika kebudayaan apa saja hambatan-hambatan kebudayaan yang terjadi?

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian

Pengertian ISBD

ISBD merupakan sebagai program umum yang bersifat mengantar mahasiswa yamg

memiliki kemampuan personal.Kemampuan personal merupakan kaitan dengan kemampuan

individu untuk menempatkan diri sebagai anggota masuyarakat yang tidak terpisahkan dari

masyarakat itu sendiri

ISBD juga merupakan sebagai integrasi dari ISD dan IBD yang memberikan dasar-dasar

pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehingga mampu mengkaji

masalah sosial, kemanusian, dan budaya. Pendekatan ISBD juga merupakan akan memperluas

pandangan bahwa masalah sosial, kemanusian, dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut

pandang. Dengan wawasan sehingga mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakatan yang

lebih kompleks, demikian pula dengan solusi pemecahannya

Problematika kebudayaan adalah sesuatu yang indah jika kebudayaan yang merupakan harta

yang turun temurun dari nenek moyang kita, dapat kita pertahankan kelestariannya. Tapi

perkembangan jaman tidak dapat dibendung, seiring dengan berjalanya waktu, maka kelestarian

kebudayaan tersebut harus dijaga karena kebudayaan hanyalah identitas diri dan merupakan

identitas bangsa. Bangsa yang memiliki identitas akan menjadi bangsa yang kuat dan menjadi

bangsa yang tidak mudah untuk dijajah oleh bangsa lain. Problematika kebudayaan sangat

berbahaya jika dibiarkan, karena kebudayaan merupkan jati diri bangsa, bila itu hilang maka

dengan sangat mudah bangsa itu akan hancur dan dijajah oleh bangsa lain. Oleh sebab itu

bagaimanapun juga caranya kita harus mempertahankan identitas bangsa kita yaitu kebudayaan.
Mulailah dengan mencintai kebudayaan daerah, dan serukan dalam hati yaitu: Aku Cinta

Indonesia.

Pengertian Kebudayaan

Budaya adalah bentuk jama dari Budi dan Daya yang berarti Cinta, kasra, dan rasa. Kata

budaya sebenarnya berasal dari bahasa sansekerta Budaya yaitu bentuk jama dari kata Budhi yang

berarti budi atau akal. Dalam bahasa inggris, kata budaya berasal dari kata Culture, dalam bahasa

Latin berasal dari kata Colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan,

mengembangkan tanah (bertani)

Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti Culture, yaitu sebagai segala daya dan

aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Dengan demikian dapat di simpulkan

bahwa kebudayaaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material

maupun non-material. Sebagian besar ahli yang mengartikan kebudayaan seperti ini kemungkinan

besar sangat di pengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang menyatakan

bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih

konpleks.

2.2. Problematika Kebudayaan

Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda-beda

menghasilkan keragaman kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusian (masyarakat, suku, atau

bangsa) memiliki kebudayaan sendiri yang berbeda dengan kebudayaan kelompok lain.

Kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia membentuk ciri dan menjadi pembeda dengan
kelompok lain. Dengan demikian, kebudayaan merupakan identitas dari persekutuan hidup

manusia.

Dalam rangka memenuhi hidupnya manusia akan berinteraksi dengan manusia lain,

masyarakat berhubungan dengan masyarakat lain, demikian pula terjadi hubungan antar

persekutuan hidup manusiadari waktu ke waktu dan terus berlangsung sepanjang kehidupan

manusia. Kebudayaan yang ada ikut pula mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan

hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan. Berkaitan dengan hal tersebut kita mengenal adanya

pewarisan kebudayaan, perubahan kebudayaan, dan penyebaran kebudayaan.

Bahwa dalam rangka pemenuhan hidupnya manusia akan berinteraksi dengan

sesama,masyarakat dengan masyarakat lain yang terjadi antar persekutuan hidup manusia

sepanjang hidup manusia. Berkaitan dengan hal tersebut kita mengenal adanya tentang

kebudayaan yaitu :

1. Pewaris kebudayaan yaitu proses pemindahan,penerusan,pemilikan dan pemakaian dari generasi ke

generasi

2. Perubahan kebudayaan yaitu perubahan yang terjadi karena ketidaksesuaian diantara unsur-unsur

budaya

3. Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaa dari suatu

kelompok ke kelompok yang lain atau dari masyarakat ke masyarakat yang lain.

Pewarisan kebudayaan

Pewarisan kebudayaan adalah proses pemindahan, penerusan, pemilikan, dan pemakaian

kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan. Pewarisan budaya bersifat

vertical artinya budaya diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi berikutnya untuk

digunakan, dan selanjutnya diteruskan kepada generasi yang akan datang.


Pewarisan kebudayaan dapat dilakukan mmelalui ekulturasi dan sosialisasi, enkulturasi, atau

pembudayaan adalah proses mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap individu dengan

sistem norma, adat, dan peraturan hidup dalam kebudayaan. Proses enkulturasi di mulai sejak dini,

yaitu masa kanak-kanak, bermulai dari lingkungan keluarga, teman-teman sepermainan, dan

masyarakat luas. Sosialisasi atau proses pemasyarakatan adalah individu menyesuaikan diri

dengan individu lain dalam masyarakatnya.

Dalam hal pewarisan budaya bisa muncul masalah antara lain: sesuai atau tidaknya budaya

barisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi penerima

terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan

budaya warisan.

Dalam suatu khusus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak diwariskan

oleh generasi pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup

generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya baru yang diterima

sekarang ini.

Perubahan kebudayaan

Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya katidaksesuaian

di antara unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang fungsinya tidak

serasi bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan mencakup banyak aspek, baik bentuk, sifat

perubahan, dampak perubahan, dan mekanisme yang dilaluinya. Perubahan kebudayaan di

dalamnya mencakup perkembangan kebudayaan. Pembangunan dan modernisasi termasuk pula

perubahan kebudayaan.

Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah, antara lain perubahan akan

merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regres (kemunduran) bukan progres (kemajuan);
perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui revolusi,

berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.

Penyebaran kebudayaan

Penyebaran kebudayaan atau difuusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari

suatu kelompok ke kelompok lain atau suatu masyarakat ke masyarakat lain. Kebudayaan

kelompok masyarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke masyarakat wilayah lain. Misalnya,

kebudayaan dari masyarakat barat (Negara-Negara Eropa) masuk dan mempengaruhi kebudayaan

timur (bangsa Asia dsan Afrika). Globalisasi budaya bisa dikatakan pula sebagai penyebaran suatu

kebudayaan secara meluas.

Dalam hal penyebaran kebudayaan, seorang sejarawan Arnold J. Toynbee merumuskan

beberapa dalil tentang radiasi budaya sebagai berikut.

Pertama, aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan, melainkan

individual. Kebudayaan barat yang masuk ke dunia timur pada abad ke-19 tidak masuk secara

keseluruhan. Dunia timur tidak mengambil budaya barat secara keseluruhan, tetapi unsur tertentu,

yaitu teknologi. Teknologi merupakan unsur yang paling mudah di serap. Industrialisasi di Negara-

negar timur merupakan pengaruh dari kebudayaan barat.

Kedua, kekuatan menermbus suatu buda bebanding terbalik dengan nilainya. Makin tinggi

dan dalam aspek budayanya, makin sulit untuk diterima. Contoh religi adalah lapis dalam dari

budaya. Religi orang barat (Kristen) sulit di terima oleh orang timur dibanding teknologinya.

Alasannya, religi merupakan lapisan budaya yang paling dalam dan tinggi, sedangkan teknologi

merupakan lapis luar dari budaya.


Ketiga, jika satu unsure budaya masuk maka akan menarik unsure budaya lain. Unsure

teknologi asing yang diadopsi akan membawa masuk pula nilai budaya asing melalui orang-orang

asing yang bekerja di industri teknologi tersebut.

Keempat, aspek atau unsur budaya yang ditanah asalnya tidak berbahaya, bisa menjadi

berbahaya bagi masyarakat yang di datangi. Dalam hal ini, Toynbee memberikan contoh

nasionalisme. Nasionalisme sebagai hasil evolusi sosial budaya yang menjadi sebab tumbuhnya

Negara-negara nasional di Eropa abad ke-19 justru memecah belah system kenegaraan di dunia

Timur, seperti kesultanan dan kekhalifahan di Timur tengah.

Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah. Masyarakat penerima akan

kehilangan nilai-nilai budaya local sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh

globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah masuknya

nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dapat negatif bagi perilaku sebagian masyarakat

Indonesia. Misalnya, pola hidup konsumtif, hedonism, pragmatis, dan individualistic. Akibatnya,

nilai budaya bangsa seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari

masyarakat Indonesia.

Pada dasarnya, divusi merupakan bentuk kontak antar kebudayaan. Selain difusi, kontak

kebudayaan dapat pula berupa akulturasi dan asimilasi. Akulturasi berarti pertemuan antara dua

kebudayaan atau lebih yang berbeda. Akulturasi merupakan kontak antar kebudayaan, namun

masing-masing memperlihatkan unsure-unsur budayanya. Asimilasi berarti peleburan antar

kebudayaan yang bertemu. Asimilasi terjadi karna proses yang berlangsung lama dan intensiif

antara mereka yang berlainan latar belakang ras, suku, bangsa, dan kebudayaan. Pada umumnya,

asimilasi menghasilkan kebudayaan baru.


Beberapa Problematika Antaralain :

1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sitem kepercayaan. Keterkaitan

orang jawa terhadap tanah yang mereka tempati secara turun-temurun di yakini sebagai peberi

berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalakan kampong halamannya atau beralih pola hidup

hidup sebagai petani , padahal hidup mereka umumnya miskin.

2. Hambatan budaya berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang. Hambatan budaya

yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang ini dapat terjadi antara masyarakat

dan pelaksanaan pembangunan. Contonhnya: Program keluarga KB semula di tolak masyarakat,

mereka beranggapan banyak anak banyak rezeki.

3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologo atau kejiwaan. Upaya untuk

mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam banyak mengalami

kesulitan. Hal ini di sebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa di tempat yamg baru

hidup mereka lebih sengsara di bandingkan dengan hidup mereka di tempat yang lama.

4. Masyrakat yang tersaing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luas. Masyarakat daerah-

daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luas, karena pengetahuan serba

terbatas, seolah-olah tertutup untuk menerima program pembangunan.


2.3. Sikap Etnosantrisme.

Sikap Etnosantrisme yang mengagung-agungkan budaya, suku bangsa sendiri dan

menganggap rendah suku budaya lain. Sikap ini akan mudah memicu timbulnya kasus-kasus sara.

Yakni pertentangan suku, agama, ras dan antar golongan.

Sikap tradisionalisme

Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa, yang

menganggap hal-hal baru itu merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara

turun-temurun.

Perkembangan IPTEK sebagai hasil kebudayaan, sering kali disalah gunakan oleh

manusia, sebagai contoh: Nuklir dan Bom di buat justru untuk saling menyakiti bahkan saling

membunuh bukan untuk melestarikan generasi. Dan obat-obatan diciptakan dalam salah gunakan

yang justru mengganggu kesehatan manusia.

2.4. Unsur-Unsur Kebudayaan

Kebudayaan mengandung unsur antara lain; Kenyakinan, Mata pencarian, Bahasa,

pengetahuan, Teknologi, Sistem sosial,Kekerabatan,penanggalan,Tata pemukiman.

Berkembangnya kebudanyaan dikarenakan adanya kesadarn manusia, kondisi masyarakat

dan hubungan dan kebudaan lain.

2.5. Aktivitas Kebudayaan


Terminologi yang menunjukan aktifitas kebudayaan antara akulturasi, asimilasi, difusi, dan

lain-lain. Kebudayaan itu memiliki jiwa, ibarat manusia hidup yang dinamis dan tidak statis. Selain

kebudaaan itu hidup, kebudayaan pun dapat terkena kematian. Kematian kebudayaan terjadi

karena manusia yang dulu hidup di dalam sebuah kebudayaan, meninggalkan baik secara sadar

atau tidak kebudayaan itu, biasanya, karena ketertarikan kepada kebudayaan lain.Manusia adalah

jiwa kebudayaan.Ketika manusia meninggalkan kebudayaan yang telah melembaga tersebut

kematian bagi sebuah kebudayaan.

Keunggulan kebudayaan Indonesia;

- Kekayaan akan keragaman kebudayaan daerah Indonesia

- Sumber daya alam yang melimpah dan berkualitas

- Wilayah yang strategis

Problematika;

Adanya pandangan bahwa kebudayaan itu statis

Rendahnya minat sebagian masyarakat dalam menghayati kebudayaan daerah

Rendahnya apresiasimasyarakat dalam menghayati kebudayaan daerah

Rendahnya apresiasi masyarakat terhadap nilai-nilai budaya daerah

Ketertarikan sebagian masyarakat terhadap pengaruh kebudayaan barat/asing

2.6. Problematika Kebudayaan Indonesia

Menelusuri pergulatan kebudayaan di Indonesia, akan ditemukan sebuah fenomena yang

lazim dihidupi yaitu, ke-rendah-diri-an masyarakat Indonesia terhadap kebudayaannya sendiri.


Ke-rendah-diri-an ini muncul dari hubungan antara kebudayaan Barat dengan kebudayaan daerah

di Indonesia, Barat yang sering diposisikan sebagai pihak superior dan kebudayaan daerah di

Indonesia sebagai pihak inferior.Rendah diri ini disebabkan oleh penjajahan, kerusakan perilaku

masyarakat Indonesia, dan pencitraan yang kuat dari media tentang keunggulan kebudayaan Barat.

Namun, dari beberapa sebab tersebut, yang terus terjadi hingga saat ini dan yang paling mendasar

adalah pencitraan. Dikatakan mendasar karena pada saat penjajahan pun sudah terjadi pencitraan

tersebut.

Ungkapan khusus seperti, ilmiah, keren, funky, dan gaul adalah ungkapan yang menujukkan

kondisi rendah diri. Ungkapan-ungkapan tersebut seringkali dilekatkan kepada kebudayaan Barat,

sedangkan kebudayaan daerah di Indonesia, sepertinya jauh dari ungkapanungkapan tersebut. Hal

ini memang tidak sepenuhnya bermasalah, karena Barat memang memiliki keunggulan dalam

bidang-bidang tertentu, seperti sains. Namun, penilaian kebudayaan Barat lebih superior dan

kemudian fenomena masyarakat Indonesia meninggalkan kebudayaan yang sudah lama dihidupi,

tentu menjadi suatu masalah. Kebudayaan daerah di Indonesia ditingglakan hanya karena

dicitrakan tidak ilmiah, keren dan sebagainya. Padahal, mulai disadari bahwa kebudayaan daerah

di Indonesia memiliki keunggulanmulai dari pandangan tentang alam hingga pranata sosial. Dan

juga masyarakat Barat mulai menyadari kekurangan kebudayaan mereka sendiri-yang terlihat

lewat gairah dan ketertarikan kebudayaan Timur sebagai penawar kegelisahan mereka.

Secara singkat, dapat dikatakan permasalahan ini muncul karena pencitraan dan harus juga

diselesaikan dengan pencitraan. Sudah saatnya kita melihat bahwa kebudayaan Indonesia memiliki

kesejajaran dengan kebudayaan Barat, hanya saja kebudayaan Indonesia kurang dicitrakan dan

kurang dikenali oleh sebagian masyarakat Indonesia yang hidup mulai masa 70-an. Tentu, usaha

untuk mengenali kebudayaan Indonesia adalah tugas yang diemban oleh setiap warga negara
Indonesia.Pengenalan ini merupakan salah satu modal untuk memiliki dan mengembangkan

kebudayaan Indonesia. Minimnya pengenalan ini, merupakan salah satu faktor yang membuat

rendahnya rasa kepemilikan dan keinginan untuk mengembangkan kebudayaan. Mengembangkan

kebudayaan, adalah hal yang harus dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Jangan tinggalkan

kebudayaan Indonesia karena kekayaannya menunggu untuk dikenali, dikembangkan, hingga

akhirnya dapat hidup mencapai kebesarannya, yang dulu pernah dimiliki.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah penulis menyelesaikan pembahasan tentang Problematika Kebudayaan maka

penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :

Problematika itu adalah hambatan-hambatan atau kesulitan-kesulitan dalam

mengebangkan pola pikir dan pola hidup dalam masyarakat. Di Negara kita, Indonesia juga sering
di jumpai hal-hal yang menghambat atau hal-ahal yang berkaitan dengan problematika

kebudayaan.

3.2. Saran

Marilah kita menjaga dan melestarikan kebudayaan kita sehingga apa yang menjadi milik

kita tidak di a mbil alih oleh Negara lain, karna apa yang menjadi milik kita harus kita jaga dengan

sepenuhnya, jangan setelah di ambil alih oleh Negara lain kita baru bertindak.

DAFTAR PUSTAKA

Hermanto.,Winarno.(2011).Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, jakarta:Penerbit Bumi Aksara.

Puturistik (2010).problematika
kebudayaan.from http://puturistik.blogspot.com/2 010/06/problematika kebudayaan.html?m=1
15 oktober 2012

Yahwa ki (2011).problematika kebudayaan.from http://yahwa-


ki.blogspot.com/2011/07/problematika kebudayaan.html?m=1 15 oktober 2012

Anda mungkin juga menyukai