Anda di halaman 1dari 7

eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEMAMPUAN


MOBILISASI PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA
DI RUANGAN MELATI RS. Tk. III R.W. MONGISIDI
MANADO

Marisca Chlarin Horhoruw


Sefti Rompas
Hendro Joli Bidjuni

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: arinluve03@gmail.com

Abstrak :Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara
bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya. Mobilisasi dini adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
kesembuhan.perawat sebagai penolong membantu klien sebagai orang yang membutuhkan
pertolongan, untuk mencapai tujuan yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar manusia. Peran
perawat sebagai pendidik dalam keperawatan, perawat mampu berperan dalam mendidik
individu, keluarga dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang berada dibawah tanggung
jawabnya. Peran ini berupa penyuluhan kepada klien, maupun bentuk desiminasi ilmu pada
peserta didik keperawatan. Untuk berperilaku sehat diperlukan pengetahuan, motivasi dan
ketrampilan.Tujuan untuk Menganalisis Hubungan motivasi perawat dengan kemampuan
mobilisasi pasien post operasi di ruangan Melati RS. Tk. III R.W Mongisidi Manado.
Desain Penelitian: dekriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dan teknik
pengambilan sampel dengan cara total sampling berjumlah 30 sampel. Hasil penelitian:
Menggunakan uji Chi-Square pada Fisher exact dengan tingkat kemaknaan = 0,05 atau
95% didapatkan nilai P= 0,003. Kesimpulan yaitu ada hubungan motivasi perawat dengan
kemampuan mobilisasi pasien post operasi sectio caesarea di ruangan Melati RS. TK. III.
R.W Mongisidi Manado. Saran : Lebih ditingkatkan lagi motivasi yang dilakukan oleh
perawat sehingga mobilisasi post operasi sectio caesarea dapat dilakukan dengan baik.
Kata kunci : Motivasi perawat, mobilisasi, sectio caesarea

1
eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

PENDAHULUAN tenaga kesehatan yang berada dibawah


Persalinan dengan operasi sectio tanggung jawabnya. Peran ini berupa
caesarea ditujukan untuk indikasi medis penyuluhan kepada klien, maupun bentuk
tertentu, yang terbagi atas indikasi untuk desiminasi ilmu pada peserta didik
ibu dan indikasi untuk bayi. Persalinan keperawatan (Ode, 2012). Seorang
sectio caesarea atau bedah Caesar harus perawat profesional harus mampu
dapat dipahami sebagai alternatif menjalankan peran dan fungsinya dengan
persalinan ketika dilakukan persalinan baik. Adapun peran perawat diantaranya
secara normal tidak bisa lagi (Patricia, ialah pemberi perawatan, pemberi
2005dalam Mulyawatidkk, 2011). Operasi keputusan klinis, pelindung advokat klien,
sectio caesarea ini merupakan pilihan manajer kasus, rehabilitator, pemberi
persalinan yang terakhir setelah kenyamanan, dan peran sebagai
dipertimbangkan cara-cara persalinan komunikator. Semakin baik komunikasi
pervagina tidak layak untuk dikerjakan interpersonal bagi perawat dalam
(Akhmad, 2008). Bagi wanita hamil yang berhubungan dengan pasien diharapkan
melahirkan dengan operasi caesarea, dapat memberikan manfaat bagi motivasi
dianjurkan berjalan- jalan berkeliling. kesembuhan pasien (Prasetyo, 2002 dalam
Sebab mengurangi resiko dibandingkan Koampa, 2010).Penelitian yang dilakukan
melahirkan secara normal. Pada wanita oleh Epiana, 2014 yang dilakukan pada 15
dengan operasi caesarea proses pemulihan pasien post operasi appendiscitis di RSUD
berlangsung lama (Triyana, 2013). dr. Moewardi diperoleh hasil ada
Mobilisasi dini adalah salah satu faktor hubungan motivasi dengan latihan
yang mempengaruhi kesembuhan luka mobilisasi pasien post operasi
serta mengurangi resiko komplikasi. appendiscititis.
Dengan melakukan mobilisasi dini post Survey yang dilakukan di ruang
sectio caesarea akan semakin cepat melati RS. Tk. III R.W. Mongisidi
memulihkan sirkulasi darah sehingga Manado diperoleh 59 pasien post operasi
kebutuhan nutrisi serta oksigen yang sectio caesarea yang dirawat pada bulan
dibutuhkan oleh luka dapat segera Juli sampai November 2014 Dengan Lama
terpenuhi. Menurut hasil penelitian yang perawatan 4hari. Perawat menganjurkan
dilakukan oleh Christina dan Kristanti, pasien post operasi sectio caesarea untuk
2012. Ada hubungan pada kedua variabel melakukan mobilisasi. Dari hasil
karena dari 30 responden, sebagian besar wawancara dengan pasien diperoleh,
pasien memiliki tingkat kesembuhan luka pasien yang dirawat di ruang melati
yang cepat yaitu 25 responden (83,3l%). melakukan mobilisasi post operasi sectio
Dengan demikian dapat disimpulkan caesareadan sebagian pasien kurang
mobilisasi secara dini berhubungan melakukan mobilisasi karena berbagai
dengan peningkatan kesembuhan luka alasan diantaranya adalah nyeri luka
pada pasca operasi sectio caesarea. operasi post operasi sectio caesarea.
Hubungan perawat dangan klien terjadi,
perawat sebagai penolong membantu klien METODOLOGI
sebagai orang yang membutuhkan Desain penelitian yang digunakan
pertolongan, untuk mencapai tujuan yaitu adalah dekriptif analitik dengan pendekatan
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia cross sectional, yaitu pengumpulan data
(Ode, 2012). Peran perawat sebagai variabel independen dan dependen dalam
pendidik dalam keperawatan, perawat waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).
mampu berperan dalam mendidik Populasi yang akan diteliti dalam
individu, keluarga dan masyarakat serta penelitian ini adalah keseluruhan ibu post

2
eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

operasi sectio caesarea yang dirawat di dini.Penyulit penyulit tersebut sangat


ruangan Melati RS.Tk.III R.W. Mongisidi menentukan proses kelahirannya (Marmi,
Manado. Data yang sejak bulan juli sampai 2011).
dengan tanggal 5 November 2014 jumlah
pasien post operasi sectio caesarea adalah Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
59 pasien.Dalam penelitian ini sampel yang Pendidikan Responden Di Ruangan Melati
digunakan adalah pasien post operasi sectio Rs Tk. III R.W Mongisidi Manado.
caesarea yang dirawat diruangan Pendidikan n %
melati.Teknik sampling yang digunakan SMP 2 6,6
peneliti adalah total sampling yaitu SMU 11 36,7
menjadikan semua pasien post operasi S1 16 53,3
sectio caesarea sebagai sampel sesuai S2 1 3,3
Total 30 100
dengan kriteria inklusi (Notoadmojo,
Sumber: Data Primer 2015
2010). Kriteria inklusi: Pasien post operasi
sectio caesarea hari 1 sampai hari ke 3, Dari hasil penelitian yang dilakukan di
Pasien post operasi sectiocaesarea dengan ruangan Melati RS. Tk.III R.W Mongisidi
kesadaran penuh tidak dibawa pengaruh Manado, menunjukan sebagian besar
anestesi. Kriteria ekslusi: Pasien yang responden berpendidikan S1 berjumlah 16
menolak berpartisipasi dalam penelitian. responden (53,3%). Pendidikan juga
mempengaruhi proses persalinan. Semakin
tinggi pendidikan seseorang maka akan
HASIL DAN PEMBAHASAN semakin cepat memahami resiko persalinan
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan yang akan dihadapi.
Umur Responden Di Ruangan Melati Rs Orang yang memiliki pendidikan yang
Tk. III R.W Mongisidi Manado. lebih tinggi akan memiliki wawasan dan
Umur n %
20-25 Tahun 5 16,7 pengetahuan yang lebih luas dibandingkan
26-30 Tahun 8 26,7 dengan orang yang memiliki pendidikan
31-35 Tahun 11 36,6 yang lebih rendah (Notoatmojo, 2003).
36-40 Tahun 5 16,7
.> 40 Tahun 1 3,3 Tabel 3 Distribusi Berdasarkan Motivasi
Total 30 100 Pendidikan Responden Di Ruangan Melati
Sumber: Data Primer 2015 Rs Tk. III R.W Mongisidi Manado.
Hasil penelitian menunjukan sebagian Motivasi n %
besar responden berumur 31-35 tahun Termotivasi 21 70
berjumlah 11 responden (36,6%) yang Tidak Termotivasi 9 30
melakukan operasi sectio caesarea di RS. Total 30 100
Tk.III R.W Mongisidi Manado. Sumber: Data Primer 2015

Usia seseorang dapat mempengaruhi Hasil penelitian di ruangan Melati RS.


keadaan kehamilan. Bila wanita tersebut Tk.III R.W Mongisidi Manado menunjukan
hamil pada masa reproduksi, kecil pasien Responden yang termotivasi
kemungkinan untuk mengalami komplikasi berjumlah 21 Responden (70,0%). Motivasi
dibanding wanita di atas usia reproduksi. adalah karakeristik psikologis manusiayang
Ibu yang berumur <20 tahun rahim dan memberi kontribusi pada tingkat komitmen
panggul belum berkembang dengan baik, seseorang. Motivasi merupakan
begitu sebaliknya yang berumur lebih 35 tindakan yang dilakukan orang untuk
tahun kesehatan dan raimnya tidak sebaik memenuhi kebutuhan yang belum
saat ibu berusia 20-35 tahun. Ibu hamil terpenuhi. Hal ini adalah keinginan untuk
rentan dengan berbagai indikasi penyakit melakukan upaya mencapai tujuan atau
kehamilan jika tidak dideteksi secara penghargaan untuk mengurangi ketegangan

3
eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

yang disebabkan oleh kebutuhan tersebut. Sumber: Data Primer 2015


Motivasi yang berasal dari dalam diri dan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
dari luar orang tersebut, yang
hubungan motivasi perawat dengan
mendorongnnya produktif (Huston, 2010).
kemampuan mobilisasi pasien post operasi
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan sectio caeasarea menunjukan bahwa dari
Mobilisasi Responden Di Ruangan Melati 30 Responden yang termotivasi dan
Rs Tk. III R.W Mongisidi Manado. melakukan mobilisasi yaitu 19 Responden
(90,5%).
Mobilisasi n % Dari hasil uji chi-square dengan
Mampu 22 73,3 menggunakan Fisher Extact Test maka
Tidak Mampu 8 26,7
Total 30 100
diperoleh p= 0,003 artinya nilai p< 0,05
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Hasil penelitian yang dilakukan di ada hubungan antara motivasi perawat
ruangan Melati RS. Tk.III R.W Mongisidi dengan kemampuan mobilisasi pasien post
Manado menunjukan responden yang operasi sectio caesareadi ruangan Melati
mampu melakukan mobilisasi adalah 22 RS. Tk.III R.W Mongisidi Manado.
responden (73,3%). Mobilisasi merupakan Sejalan dengan penelitian yang
kemampuan individu untuk bergerak secara dilakukan oleh Novitasari 2011 Hubungan
bebas, mudah dan teratur dengan tujuan motivasi dengan pelaksanaan mobilisasi
untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya dini pasca operasisectiocaesarea.
guna mempertahankan kesehatannya Dikatakan bahwa adanya hubungan yang
(Hidayat, 2006). Bagi wanita yang sangat bermakna antara motivasi dengan
melahirkan dengan operasi sectio caesarea pelaksanaan mobilisasi pasca operasi sectio
dianjurkan melakukan mobilisasi. caesarea dan penilitian lain yang dilakukan
Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta oleh Epiana, 2014 yaitu ada hubungan
diikuti dengan istirahat dapat membantu motivasi dengan latihan mobilisasi pada
penyembuhan.Nurjanah 2013 mengatakan pasien post operasi appendicitis di RSUD
bahwa dengan bergerak, otot- otot perut DR. Moewardi. Banyak usaha yang
dan panggul akan kembali normal sehingga diperlukan untuk memotivasi ibu
otot perutnya menjadi kuat kembali dan melakukan mobilisasi dini, bimbingan dan
dapat mengurangi rasa sakit. Dengan dukungan secara langsung sangat
demikian ibu merasa sehat dan membantu dibutuhkan untuk pelaksanaan mobilisasi
memperoleh kekuatan dan mempercepat dini. Perawat sebagai pendidik dan
kesembuhan. penolong mengintervensikan kehidupan
klien dan membantu meningkatkan kualitas
hidupnya (Ode, 2012).
Tabel 5 Analisis Huungan Motivasi Hal ini sejalan dengan Bastable 2002
Perawat Dengan Kemampuan Mobilisasi yang mengatakan ada hubungan antara
Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Di motivasi, pembelajaran dan perilaku yaitu
Ruangan Melati Rs Tk. III R.W Mongisidi motivasi yang mengarahkan pada
Manado. pembelajaran sebagai penguat perilaku,
pemuas kebutuhan. Menurut Stanford
Mobilisasi dalam Kuntoro, 2010 ada 3 hal yang
Total P membuat orang termotivasi yaitu hubungan
Motivasi Mampu Tidak
mampu
antara kebutuhan, dorongan dengan tujuan.
Kebutuhan akan muncul karena adanya
n % n % n % sesuatu yang kurang dirasakan oleh
Termotivasi 19 90,5 2 9,5 21 100
Tidak 3 33,3 6 66,7 9 100 0,003 seseorang baik fisiologis maupun
termotivasi . pskikologis. Sedangkan dorongan
merupakan arahan untuk memenuhi
4
eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

kebutuhan dan tujuan akhir dari siklus khusus penurunan fundus uteri dan
motivasi. penyembuhan luka operasi. Penelitian
Motivasi yang diberikan merupakan Sumartinah dkk tahun 2014 tentang
rangsangan, dorongan atau penggerak hubungan mobilisasi dini dan kadar
terjadinya suatu tingkah laku dalam hemoglobin terhadap penyembuhan luka
mencapai suatu tujuan. Untuk berperilaku operasi sectio caesarea di Semarang hasil
sehat, diperlukan pengetahuan yang tepat, penelitian ini menunjukan ada hubungan
motivasi dan ketrampilan untuk mobilisasi dan kadar Hemoglobin ibu post
berperilaku. Karena pada dasarnya manusia operasi terhadap penyembuhan luka post
tidak menyukai keadaan yang tidak operasi sectio caesarea di RS. Panti Wilasa
seimbang, maka ia berusaha membuat Semarang dengan p= 0,004.
seimbang dengan mencari pengetahuan Penelitian Prastya 2013 tentang
baru yang sejalan dengan perilakunya atau pengaruh mobilisasi miring kanan miring
mengubah perilakunya agar sejalan dengan kiri terhadap pencegahan konstipasi pada
pengetahuan (Notoatmojo, 2010). pasien stroke infark dengan tirah baring
Mobilisasi merupakan aktivitas yang lama memperoleh tidak terjadi peningkatan
dilakukan oleh pasien mulai dari gerakan peristaltik usus dan rectal toucher sebelum
sederhana sampai gerakan yang kompleks. mobilisasi miring kanan dan miring kiri
Mobilisasi sangat bermanfaat bagi pasien, tetapi setelah mobilisasi diketahui adanya
dengan melakukan mobilisasi sedini peningkatan.
mungkin dapat mempercepat penyembuhan Penelitian yang dilakukan oleh
bagi pasien. Hal ini dibuktikan oleh Rustianawati dkk 2013 tentang efektifitas
penelitian yang dilakukan oleh Christina ambulasi dini terhadap penurunan intensitas
dan Kristanti 2012 yaitu Mobilisasi dini nyeri pada pasien post operasi laparatomi di
berhubungan dengan peningkatan RSUD Kudus menunjukan terdapat
kesembuhan luka pada pasien post operasi perbedaan intensitas nyeri rata-rata pada
sectio caesarea yang diperoleh hubungan pada hari ke I, II dan III antara kelompok
yang bermakna antara mobilisasi dengan eksperimen yang melakukan ambulasi dini
peningkatan kesembuhan luka. dan kelompok kontrol yang tidak
Dalam buku yang ditulis oleh melakukan ambulasi dini.
Nurjanah, 2013 mengatakan bahwa dengan Pada penelitian yang dilakukan oleh
bergerak, otot- otot perut dan panggul akan peneliti di ruangan Melati RS. Tk.III R.W
kembali normal sehingga otot perutnya Mongisidi Manado, diperoleh kesenjangan
menjadi kuat kembali dan dapat antara motivasi dengan mobilisasi yaitu 2
mengurangi rasa sakit. Dengan demikian responden (9,5%) termotivasi tapi tidak
ibu merasa sehat dan membantu mampu melakukan mobilisasi dan masih
memperoleh kekuatan dan mempercepat ada responden yang tidak termotivasi tetapi
kesembuhan. mampu melakukan mobilisasi yaitu 3
Menurut Manuaba 2009, manfaat responden (33,3%) serta tidak termotivasi
mobilisasi dini antara lain: memperlancar dan tidak mampu melakukan mobilisasi 6
pengeluaran lokia, mengurangi infeksi responden (66,7%). Kemampuan mobilisasi
perineum, memperlancar fungsi alat berbeda disetiap individu.
gastrointestinal dan alat perkemihan serta Menurut peneliti, setiap perubahan
meningkatkan kelancaran peredaran darah, perilaku seseorang dipengaruhi oleh
sehingga menpercepat fungsi asi dan berbagai faktor yang dapat merubah
pengeluaran metabolisme. Penelitian lain perilaku individu itu baik perubahan yang
yang dilakukan oleh Bariah 2010, bermanfaat bagi dirinya maupun tidak.
mengatakan dari hasil penelitan diketahui Pada pasien post operasi biasa takut untuk
mobilisasi dini efektif terhadap melakukan mobilisasi karena cemas dengan
penyembuhan pasien pasca seksio secara bekas sayatan akan terlepas dan nyeri bekas

5
eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

operasi sehingga kekawatiran tersebut Bastable, S. B. (2002). Perawat Sebagai


menghalangi motivasi yang berasal dari Pendidik. Jakarta. EGC
dalam diri maupun dari luar individu.
Pendapat ini sesui dengan teori dalam buku Christina, S., Kristanti, E.E. (2012).
Hidayat 2002 yang mengatakan status fisik Mobilisasi Dini Berhubungan
dan kecemasan dapat mempengaruhi Dengan Peningkatan Kesembuhan
individu berfikir kritis karena status fisik Luka Pada Pasien Post Operasi
mempengaruhi proses berfikir. Sectio Caesarea.
Responden yang tidak termotivasi http://stikesbaptis.ac.id/utama/index
tetapi dapat melakukan mobilisasi dapat .php?option=com_docman Tanggal
juga dipengaruhi oleh pengalaman dan 05 Oktober 2014 Jam 22.00 WITA.
kebiasaan. Individu yang sudah pernah
mengalami proses operasi sebelumnya Epiana, R. (2014). Hubungan Motivasi
lebih tahu menentukan mana yang baik Dengan Latihan Mobilisasi Pada
untuk dirinya tanpa memerlukan stimulus Pasien Post Operasi Appendicitis
atau motivasi dari luar atau eksternal. Di RSUD DR Moewardi.
Pendapat diatas sesuai dengan Saputra, http://stikespku.com/digilib/downlo
2013 yang mengatakan ada individu yang ad.php?id=81 Diakses Tanggal 19
termotivasi, sedangkan lainnya memiliki Oktober 2014 Jam 21.30 WITA
motivasi yang lemah tetapi pengalaman
hidup atau kebiasaan seseorang dapat Huston, C. J. (2010). Kepemimpinan Dan
mempengaruhi mobilitasnya. Manajemen Keperawatan: Teori
dan plikatif. Jakarta : EGC
SIMPULAN
Dari hasil penelitian diperoleh yang paling Hidayat, A.A. (2006). Pengantar
banyak responden yang termotivasi.Dari Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
hasil penelitian di ruangan Melati RS.Tk. Konsep Dan Proses Keperawatan.
III R.W Mongisidi Manado diperoleh Jakarta Selatan: Salemba Medika
paling banyak responden yang melakukan
mobilisasi.Dari hasil penelitian ini Koampa, F. (2010).Pengaruh Motivasi
diperoleh adanya Hubungan motivasi Perawat Terhadap Kemajuan
perawat dengan kemampuan mobilisasi Kekuatan Otot Ekstremitas Pasien
pasien post operasi sectio caesarea di Stroke Iskemik Di Irina F Neuro
ruangan Melati RS. Tk. III R.W Mongisidi BLU RSUP PROF. Dr. R. D.
Manado. Kandou Manado. Manado:
Universitas Sam Ratulangi
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, S.A. (2008). Panduan Lengkap Kuntoro, A. (2010). Buku Ajar Manajemen
Kehamilan, Persalinan Dan Keperawatan.Yogyakarta.
Perawatan Bayi. Jogjakarta: Nuhamedika
Diglossia Media
Marmi.(2011). Asuhan Kebidanan Pada
Bariah, K. (2010). Efektifitas Mobilisasi Masa Antenatal.Yogyakarta :
Dini Terhadap Penyembuhan Pustaka Pelajar
Pasien Pasca Sectio Caesarea Di
RSUD Dr. Pirngadi Medan. Mulyawati, I., Azam, M., Ningrum, D.
http://repository.usu.ac.id/handle/1 (2011),Faktor Ttindakan Persalinan
23456789/19218 Tanggal 10 Operasi Sectio Caesarea di RS
Desember 2014 Jam 21.00 WITA. YAKKSI Gemolong Kab.
Sragen.http://journalunnes.ac.id/ind

6
eJournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

ex.php/kesmas Diakses Tanggal 05


Oktober 2014 Jam 20.00 WITA

Novitasari, A. (2011).Hubungan Motivasi


Dengan Pelaksanaan Mobilisasi
Dini Pasca Seksio Di RSU Sejati
Medan.repository.usu.ac.id/
bitstream/123446789/27186/1/Appe
ndix.pdf. Diakses tanggal 19
Oktober 2015 Jam 23.00 WITA

Nurjanah, S.N., Maemunah, A.S,. &


Badriah, L. D. (2013). Asuhan
Kebidanan Post Partum. Kuningan:
Refika Aditama.

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi


Kesehatan Teori Dan
Aplikasi.Jakarta: Rineka Cipta.

Ode, S.L. (2012). Konsep Dasar


Keperawatan. Yogjakarta: Nuha
Medika
Prastya, A. (2013). Pengaruh Mobilisasi
Miring Kanan Miring Kiri
Terhadap Pencegahan Konstipasi
Pada Pasien Stroke Infark Dengan
Tirah Baring Lama Di Ruang ICU
RSUD Prof. DR. Soekandar
Mojokerto.
http://ws.ub.ac.id/selma2010/publi
c/images/20140508211023_784.p
df Diakses tanggal 28 Maret 2015
Jam 20.40 WITA

Rustiniawati, Y., Karyati, S., Himawan, R.


(2013), Efektivitas Ambulasi Dini
Terhadap Penurunan Intensitas
Nyeri Pada Pasien Post Operasi
Laparatomi Di RSUD Kudus.
http://ejurnal.stikesmuhkudus.ac.id
Diakses Tanggal 26 Maret 2015
Jam 22.30 WITA

Saputra, L. (2013). Pengantar Kebutuhan


Dasar Manusia. Tanggerang
selatan: Binarupa Aksar

Anda mungkin juga menyukai