Sistem Pemerintahan Republik Indonesia Masa Orde Baru2222
Sistem Pemerintahan Republik Indonesia Masa Orde Baru2222
Oleh:
SUHARSIH (A 410080056)
A. Latar belakang
1. Sejarah
2. Ideologi
3. Politik
Pada saat orde lama UUD yang digunakan adalah UUD 1945 dengan sistem
demokrasi terpimpin. Menurut UUD 1945 Presiden tidak bertanggung jawab
kepada DPR,Presiden dan DPR berada di bawah MPR. Pengertian demokrasi
terpimpin pada sila ke-empat Pancasila adalah dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan akan tetapi Presiden
menafsirkan terpimpin, yaitu pimpinan terletak di tangan Pemimpin Besar
Revolusi. Dengan demikian pemusatan kekuasaan di tangan Presiden
menimbulkan penyimpangan dan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD
1945 yang puncaknya terjadi perebutan kekuasaan oleh PKI pada tanggal 30
September 1965 yang merupakan bencana nasional bagi bangsa Indonesia. Dari
indikasi tersebut sistem pemerintahan orde lama atau masa pemerintahan
Soekarno memiliki beberapa kekurangan dan penyelewengan dari bidang politik
yang memungkinkan lahirnya orde baru,
Hal-hal kesalahan masa orde lama dalam konfigurasinya
a. Kesalahan presiden memberlakukan UUD 1945 tidak secara yuridis
b. Sistem dan mekanisme politik berdasarkan system trial error
c. Demokrasi pancasila dalam pelaksanaanya berlebihan karena
kediktatorannya.
d. Pemusatan pemerintahan di tangan presiden tidak lembaga tertinggi
negara yaitu MPR.(http://wikipedia.com)
Kesalahan-kesalahan tersebut menjadikan politik masa itu mengalami berbagai
ketidakaturan dalam pelaksanaanya, maka lahirlah orde
baru(http://wikipedia.com).
4. Hukum
Sebagaimana yang tercantum dalam blog.catalog.com menyatakan
pada masa era tahun 1970, telah dilakukan konsolidasi dengan dukungan
politik militer dan bertopang pada struktur secara monolistik serta mudah
dikontrol secara sentral, mengingat peran hukum adat dalam pembangunan
hukum nasional sangat mendesak yang secara riil tidak tercatat terlalu besar,
terkecuali klaim akan kebenaran moral, pada saat masalah operasionalisasi
dan pengefektifan terhadap faham hukum perekayasa ditangan pemkerintah
yang lebih efektif, timbul permasalahan pokok yaitu 1. Mengapa didalam
Sejarah Hukum harus kembali kepada Ketetapan MPRS Tahun 1966 yang
dilakukan oleh Pemerintahan Orde Baru 2. Bagaimanakah realisasi dari
pemerintahan orde baru dengan prodak hukum super semar, serta bagaimana
perubahan sejarah hukum dipandang baik dari kebijakan dasar maupun
kebijakan pemberlakuan terhadap roda pemerintahan dimasa orde baru. Dasar
permasalahan tersebut, maka harus mempunyai tujuan serta maksudnya yaitu
memperdalam pengetahuan sejarah hukum, agar dapat terlihat secara jelas dan
sistematis perkembangan dari masa-masa pemerintah orde lama kepada masa
orde baru.Tidak terlepas dari kerangka teori dan konsep yang berlandaskan
kepada Undang Undang Dasar 1945 dan Pancasila yang merupakan sebagai
Landasan Idiil, yang dijelaskan dalam paragraf Pendahuluan Bab XIII UUD
1945 bahwa Indonesia adalah negara yang berazas atas hukum dan bukan
negara yang berdasarkan atas kekuasaan belaka dan Konstitusional serta
dikuatkan dengan Ketetapan MPRS Tahun 1966 tanggal 5 Juli dengan
Ketetapan MPRS No. XX menetapkan : sumber teretib Hukum Republik
Indonesia dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangn Republik Indonesia,
harus melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuensi dan yang
maksud ketetapan MPRS tersebut adalah Pancasila, Proklamasi Kemerdekaan.
Sangat jelas terlihat bahwa pada tahun 1966 telah terjadi perubahan besar-
besaran dibidang hukum dan politik, yang meyakinakan bahwa revolusi
belum selesai, dimana UUD 1945 dijadikan landasan idiil/Konstitusional
terhadap segala kegiatan ekonomi, politik, social dan budaya, dan anti
kolonialisme dan anti imperialisme tidak lagi dikumandangkan telah berganti
strategi nasional yaitu kepada masalah soal kemiskinan dan kesulitan hidup
ekonomi untuk dipecahkan.yang berkaitan dengan pendapatan rakyat, buta
aksara/huruf, kesehatan dan pertambahan penduduk. Sikap Low Profile
dalam politik internasional, dengan dibawah kontrol pemerintah orde baru
terdapat suatu indikator keberhasilan perjuangan bangsayangkemudian.
Hal tersebut berkaitan dengan dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas
Maret pada Tahun 1967 dan pada Tahun 1968, dibentuknya kabinet baru
dengan sebutan Kabinet Pembangunan yang merupakan sebagai titik awal
perubahan kebijakan pemerintah secara menyeluruh (dari kebijakan politik
revolusioner sebagai panglima menjadi kebijakan pembangunan ekonomi
sebagai perjuangan Orde Baru). Sedangkan pada berikutnya adalah sebagai
tahap mengembalikan citra Indonesia sebagai negara Hukum, dimana
perkembangan hukum nasional pada era orde baru adalah upaya memulihkan
kewibawaan hukum dan tata hirarki perundang-undangan.Kemudian pada
Tahun 1966 tanggal 5 Juli dengan Ketetapan MPRS No. XX : telah
menetapkan sumber tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan
Peraturan Perundang-undangn Republik Indonesia, harus melaksanakan UUD
1945 secara murni dan konsekuen dan maksud ketetapan MPRS tersebut
adalah Pancasila, Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Dekrit 5 Juli
1959, UUD Proklamasi dan Super Semar 1966.
Tata urutan serta tingkatan-tingkatan tersebut yaitu : Undang-Undang Dasar,
Ketetapam MPR, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden dan Peraturan Pelaksanaan lainnya (Peraturan Menteri dan Instruksi
Menteri). Pembangunan lima tahun merupakan (Rule of Law) pada tahun
1969 merujuk kepada paragraf Pendahuluan Bab XIII UUD 1945 yang
menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara yang berazas atas hukum dan
bukan negara yang berdasarkan atas kekuasaan belaka. Dengan melihat
kepada Rule of Law, terdapat tiga kebijakan yaitu Hak Azasi manusia,
peradilan harus bebas dan tidak memihak (UU Pokok Kekuasaan Kehakiman
No. 14 Tahun 1970 tentang kekuasaan kehakiman) dan azas legalitas terhadap
hukum formil maupun hukum materiil.(blog.catalog.com)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah system kelembagaan Negara masa orde baru?
2. Bagaimanakah hubungan antar lembaga Negara masa orde baru?
3. Bagaimanakah efektifitas orde baru?
C. Tujuan
Memaparkan sistem pemerintahan orde baru.
BAB II
Sistem Kelembagaan Negara
2. Sistem Konstitusional
Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi atau hukum dasar. Sistem ini
memberi ketegasan akan pengendalian pemerintahan negara yang dibatasi
oleh ketentuan-ketentuan.
6. Menteri Negara
Presiden memilih, mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri Negara.
Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR dan kedudukannya tidak
tergantung dari dewan, tapi tanggung jawab kepada presiden.
9
BAB IV
Efektifitas Pelaksanaan Pemerintahan
10
d. Pemilihan umum
Selama masa orde baru melaksanakan pemilihan umum sebanyak
enam kali yang di selenggarakan lima tahun sekali.yaitu tahun 1971,
1977, 1982, 1987, 1992, 1997.
f. Pemasyarakatan P4
Pada tanggal 12 april 1976, presiden soeharto mngemukakan
gagasantentang pedoman pancasila.pelaksanan P4 menunjukkan
bahwa pancasila dimanfaatkan orde baru. Himbauan tahun 1985
kepada semua organisasi agar mengamalkan pancasila sebagai fungsi
tunggal.
Pada masa Orde Baru, politik luar negeri Indonesia diupayakan kembali
kepada jalurnya yaitu politik luar negeri yang bebas aktif. Untuk itu maka
MPR mengeluarkan sejumlah ketetapan yang menjadi landasan politik luar
negeri Indonesia. Dimana politik luar negeri Indonesia harus berdasarkan
kepentingan nasional, seperti permbangunan nasional, kemakmuran rakyat,
kebenaran, serta keadilan.
a. Kembali menjadi anggota PBB
Indonesia kembali menjadi anggota PBB dikarenakan adanya
desakan dari komisi bidang pertahanan keamanan dan luar negeri
DPR GR terhadap pemerintah Indonesia. Pada tanggal 3 Juni 1966
akhirnya disepakati bahwa Indonesia harus kembali menjadi anggota
PBB dan badan-badan internasional lainnya dalam rangka menjawab
kepentingan nasional yang semakin mendesak. Keputusan untuk
kembali ini dikarenakan Indonesia sadar bahwa ada banyak manfaat
yang diperoleh Indonesia selama menjadi anggota PBB pada tahun
1950-1964. Indonesia secara resmi akhirnya kembali menjadi
anggota PBB sejak tanggal 28 Desember 1966.
Kembalinya Indonesia mendapat sambutan baik dari sejumlah
negara Asia bahkan dari pihak PBB sendiri hal ini ditunjukkan
dengan ditunjuknya Adam Malik sebagai Ketua Majelis Umum PBB
untuk masa sidang tahun 1974. Kembalinya Indonesia menjadi
anggota PBB dilanjutkan dengan tindakan pemulihan hubungan
dengan sejumlah negara seperti India, Filipina, Thailand, Australia,
dan sejumlah negara lainnya yang sempat remggang akibat politik
konfrontasi Orde Lama.
Kesimpulan
Basri.2009(http://bs-ba.facebook.com/diakses16februari2009)
Tsaqofah.2000(http://syabab2000.multiply.com)
Soecipto.2008(http://www.blogcatalog.com)
Rina.2009(http://rinahistory.blog.friendster.com)
Boediman.2010(http://wikipedia.com)
15
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.i
DAFTAR ISI. ii
BAB I Pendahuluan..
1
A. Latar Belakang.
1
1. Sejarah1
2. Ideologi..
2
3. Politik. 2
4. Hukum.
3
B. Perumusan Masalah5
C. Tujuan5
BAB II Sistem Kelembagaan Negara 6
BAB III Hubungan Antar Lembaga Negara
8
BAB IV Efektifitas Pelaksanaan Pemerintahan..
9
1. Penataan Politik Dalam Negeri.
9
2. Penataan Politik Luar Negeri..
10
BAB V Penutup
14
Kesimpulan.
14
DAFTAR PUSTAKA.
15
ii