Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2014) 1-6 1

Analisis Penggunaan Sistem Pendingin


ONAN/ONAF untuk Meningkatkan Efisiensi Trafo
Pada Beban Lebih di PLTA Sutami-Malang
Aditya Nurhidayat,I Gusti Ngurah Satriyadi, Sjamsjul Anam
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: adit.dayat@gmail.com, didit@ee.its.ac.id, anam@ee.its.ac.id

Abstrak - Suatu transformator ketika terjadi pembebanan transformator.Suatu trafo pada saat beroperasi, dapat
maka akan timbul rugi-rugi daya yang diubah menjadi mengalami rugi-rugi daya.Rugi-rugi daya terdiri dari rugi
panas. Panas yang terjadi akan menaikkan temperature tembaga yang besarnya berubah-ubah saat terjadi perubahan
transformator. Semakin besar beban yang diterima, beban, dan rugi inti yang besarnya tetap walaupun beban
maka rugi-rugi akan menjadi semakin besar dan berubah-ubah.Rugi-rugi daya tersebut diubah dalam bentuk
menyebabkan kenaikan temperatur yang semakin tinggi panas, sehingga dapat menyebabkan peningkatan temperatur
dan dapat melampaui batas yang diijinkan. Hal ini dapat dari trafo.Semakin besar beban yang diterima oleh trafo,
menyebabkan kerusakan pada transformator. Oleh maka rugi-rugi daya menjadi semakin besar.Hal ini
karena itu, digunakanlah media pendinginan berupa menyebabkan kenaikan temperatur yang tinggi dan dapat
kipas pada transformator. Dengan bertujuan untuk melampaui batas kenaikan temperatur yang diijinkan,
dapat menurunkan temperatur. Dengan turunnya sehingga dapat mengakibatkan kerusakan serta umur dari
temperatur, maka dapat menurunkan rugi-rugi daya trafo menjadi pendek.
sehingga dapat menaikkan efisiensi pada transformator.
Pada tugas akhir ini dianalisis pengaruh II. TRANSFORMATOR
pendinginan ONAN/ONAF pada transformator. Analisis 2.1 Trafo tidak Ideal
dilakukan dengan menggunakan data-data test dan rugi- Trafo tidak ideal adalah trafo yang mempunyai
rugi yang terjadi pada temperatur tanpa beban dan keterbatasan-keterbatasan, yaitu sebagai berikut.
beban penuh pada transformator di GI Sutami Malang.
Hasil yang dicapai berupa perubahan resistansi, arus
dan rugi-rugi daya terhadap beban variabel dan im S

temperatur. Untuk mendapatkan tingkat efisiensi yang + ie


+ + +
im
ic
lebih baik, dapat dilakukan dengan menurunkan Vp Rc ep Np Ns es Vs ZL
Xm
temperatur transformator sehingga rugi-ruginya akan
- - - -
turun dan umur transformator menjadi lebih panjang.

Kata kunci :transfomator tenaga, rugi-rugi daya,


temperatur, beban variabel, pendinginan ONAN/ONAF, Gambar 2.1.Rangkaian trafo dengan memperhatikan arus eksitasi
peningkatan efisiensi

I. PENDAHULUAN Rugi Inti


Rugi inti disebabkan pada kumparan magnet

T ransformator
elektromagnetik
adalah
statis
suatu
yang
peralatan
berfungsi
listrik
untuk
memindahkan dan mengubah daya listrik dari satu rangkaian
mengalami loop hysteresis yang menimbulkan kerugian
hysteresis dan fluksi yang menimbulkan kerugian arus
eddy, ini dapat dituliskan sebagai berikut:
listrik ke rangkaian listrik lainnya. Transformator merupakan Pc = Ph + Pe
suatu komponen yang sangat penting peranannya dalam Rugi Arus Besi
sistem ketenagaan listrik khususnya pada suatu pembangkit Rugi besi dapat dinyatakan sebagai rugi pada tahanan
di PLTA Sutami. Dengan menggunakan transformator, fiktif Rc, dengan Ic yang melewati tahanan tersebut.
dimana tegangan pembangkitan dinaikkan semaksimal Karena itu arus tersebut dapat dinyatakan oleh:
mungkin, maka arus yang mengalir sangat kecil, yang Pc
Ic= E1 =Ic2 Rc
menyebabkan rugi-rugi daya yang kecil dan penampang
kawat yang digunakan hanya kecil saja, sehingga biaya yang Arus Eksitasi
dikeluarkan jauh lebih ekonomis, demikian juga dengan Arus eksitasi adalah arus yang mengalir dalam
pusat pembangkitan yang tidak perlu ditempatkan di kumparan primer dari trafo dalam keadaan tidak
beberapa tempat didekat kota. Dalam hal ini di PLTA berbeban.Arus ini terdiri dari dua komponen, yakni arus
Sutami, tegangan yang berasal dari output generator sebesar magnetisasi dan arus rugi inti. Arus eksitasi dinyatakan:
11 KV dinaikkan menjadi 154 KV oleh suatu ie = ic + im
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 2

terjadi pada radiator disebabkan oleh perbedaan berat jenis


antara minyak yang dingin dengan minyak yang panas.
Arus Magnetisasi
Arus magnetisasi adalah arus eksitasi yang mengalir
menuju tahanan magnetisasi m = e.0
Arus Inti
Arus inti adalah arus eksitasi yang mengalir menuju
tahanan inti. c = e.0

2.2. Rangkaian Ekivalen Trafo


Merupakan rangkaian pengganti, yang biasa digunakan Gambar 3.1.Sirkulasi minyak dan udara natural dan diagram
untuk melakukan analisis terhadap kinerja trafo. Rangkaian temperature
ini dibentuk dengan menghilangkan rangkaian magnetic dari 3.2.2. Sirkulasi Minyak Natural, Ventilasi Udara
trafo, sehingga terjadilah rangkaian ekivalen dari trafo yang dengan Paksaan
lebih sederhana, yang hanya terdiri dari rangkaian elektrik Sistem pendingin ini menggunakan sirkulasi minyak
saja. secara alami sedangkan sirkulasi udaranya secara buatan
2.2.1 Testing Trafo yaitu menggunakan hembusan kipas angin yang digerakkan
Pada pengujian trafo ini dilakukan pada sisi high-voltage oleh motor listrik.pada umumnya operasi trafo dimulai
(HV), dimana instrument ukur diletakkan di sisi dengan ONAN atau dengan ONAF tetapi hanya sebagian
HV.Sehingga, saat tes hubung terbuka dan tes hubungan kipas angin yang berputar. apabila suhu trafo meningkat,
singkat dihubung pada sisi low-voltage (LV). maka kipas angin lainnya akan berputar secara bertahap.
Tes Hubung Terbuka
Dari pengujian ini, kita mendapatkan nilai Rc dan Xm.
Nilai Rc dan Xm jauh lebih besar dibandingkan Req dan
Xeq. Karena drop tegangan lebih signifikan terjadi di Rc
dan Xm.
Tes Hubungan Singkat (Short Circuit Test)
Tegangan di sisi sekunder pada hubung singkat relatif
kecil. Sehingga drop tegangan di Rc dan atau Xm
sangatlah kecil, dapat diabaikan. Oleh karenanya,
tegangan yang didapat merupakan tegangan di Zeq. Gambar 3.2. Sirkulasi minyak natural, sirkulasi udara secara
paksaan, dan Diagram temperature
Dari persamaan diatas maka didapat rangkaian ekivalen
trafo sebagai berikut
3.3 Kontrol Pendinginan
I1
jX1
I2 jX2 Trafo dengan ventilasi secara paksaan beroperasi secara
R1
Ic
Ie
Im
R2
umum dengan satu, dua atau bahkan tiga tahap pendinginan,
V1 V2 berdasarkan temperature yang terjadi.Pendinginan secara
Rc jXm natural terjadi pada saat temperature dari minyak tidak
melebihi 75C. Di atas temperature tersebut, maka thermostat
akan menyalakan kipas, kemungkinan pula dalam beberapa
Gambar 2.2. Diagram rangkaian ekivalen trafo
tahap, berdasarkan daya yang tercapai pada saat trafo
beroperasi.
III. SISTEM PENDINGIN TRANSFORMATOR
3.1 Metode Pendinginan dan Klasifikasi dari Peralatan 3.4 Kipas Pendingin
Sistem pendinginan pada transformator merupakan Kipas pendingin terdiri dari sirip-sirip yang secara
sesuatu yang sangat penting, yang berfungsi untuk menjaga langsung saling berhubungan yang ujung-ujungnya
agar kondisi trafo tidak terlalu panas ketika memikul beban. terhubung ke besi baja.
Jika sistem pendinginannya cukup baik maka usia (life time) Suatu transformator dengan besar rugi-rugi tertentu,
trafo dapat diusahakan semaksimal mungkin. Namun jika membutuhkan debit udara sesuai dengan yang diinginkan,
sistem pendinginan mengalami gangguan, maka sebagai akibat dari adanya kenaikan temperatur.Dengan
belitan/kumparan trafo menjadi panas, selanjutnya isolasi diberikan tekanan berupa aliran udara pada transformator,
trafo dapat rusak dan menyebabkan trafo terbakar (short maka diharapkan dapat menurunkan temperatur dari
circuit). transformator tersebut.
Besar debit udara yang dibutuhkan adalah
3.2 Sistem Pendingin Pada Trafo PT PT
3.2.1. Sirkulasi Natural dari Minyak dan Udara Q = xCpxT = K0 T
Sistem pendingin ini menggunakan sirkulasi minyak Dengan
dan sirkulasi udara secara alamiah.sirkulasi minyak yang K0 =
1
xCp
Dimana:
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 3

Q = debit aliran udara (m/s) dan


K = konstanta, berubah-ubah sesuai dengan kenaikan Tn = TF + Ta
temperatur Dimana:
PT = total losses (kW) TF(fl) = kenaikan temperature minyak saat beban penuh
p =massa jenis udara (saat T=0C, =1,293 kg/m) Tfl = temperature minyak saat beban penuh
Cp=koefisien pemanasan udara (saat T= 0C, Cp=1,004 Tn = temperature minyak akhir
kWs / (kg.K)) Ta = temperature lingkungan
T = selisih antara temperatur minyak saat kondisi TF =kenaikan temperature minyak transformator saat
normal (Tn1) dan temperatur minyak yang terjadi pembebanan yang berubah-ubah
diinginkan (Tn2) m = 0,8 untuk transformator tipe ON
K menunjukkan besarnya temperatur.K0 berarti konstanta = 0,9 untuk transformator tipe ONAF
untuk temperatur sebesar 0C.Ketika dikondisikan dalam = 1 untuk transformator tipe OFAF
berbagai variabel beban, dimana memberikan nilai kenaikan PT = total rugi-rugi (dalam kW) pada beban S
temperature yang berbeda-beda pula, maka besarnya K sudah Nilai TF berubah-ubah dengan beban S yang bervariasi.Dan
tidak spesifik lagi, dan harus dihitung dengan persamaan: dengan mengetahui besar rugi tembaga saat beban penuh dan
KT =
T+273
(3.3) rugi inti, maka dapat ditentukan rugi-rugi daya saat
273
transformator menerima beban, dengan subtitusi dari data tes
Besar daya motor dari kipas yang digunakan untuk
yang telah ada. Besarnya PT untuk beban S dapat diketahui
mendinginkan transformator, yaitu:
x dengan persamaan:
Pm = m
PT = [ (cu) + (fe)]

Dengan:
Q = debit aliran udara (m/menit) Dimana:
Pm = daya motor kipas (Watt) S = beban transformator, dalam kVA
kVA(fl) = beban penuh, dalam kVA
p = tekanan nominal (mbar)
Pcu = rugi tembaga saat beban penuh, dalam kW
= 0,2-0,4 bar (mbar) => standard untuk trafo
Pfe = rugi inti (rugi tanpa beban), dalam kW
m = efisiensi motor kipas (dipakai m = 0,2)

3.5 Perubahan Resistansi terhadap Temperatur Variabel IV. HASIL DAN ANALISIS
Trafo juga mempengaruhi seberapa baik kualitas daya Sebelum dilakukan analisis perhitungannya, perlu
yang dapat dikirimkan ke konsumen.Semakin kecil rugi-rugi diketahui jenis dan data-data trafo yang digunakan di PLTA
pada trafo, maka tingkat keandalan peralatan ini juga Sutami untuk memudahkan dalam perhitungannya.Berikut
semakin baik.Akan tetapi, pada kenyataannya tidaklah adalah data dan jenis trafo yang digunakan.
demikian.Semakin besar tingkat pembebanan yang dialami
oleh trafo tersebut, maka efisiensinya juga menurun.Hal ini 4.1 Data Transformator PT.PLTA Sutami
disebabkan karena pada saat pembebanan, selain semakin Tabel 4.1.Nameplate trafo unit 2 di PLTA Sutami
besarnya arus beban, juga terjadi peningkatan temperature Trafo GI Sutami Malang
didalam trafo.Semakin tingginya temperature, maka
Standard JEC-168 (1988)
menyebabkan semakin tinggi pula resistansi dari trafo.
MVA Rating 39 MVA
Hal ini sesuai dengan persamaan berikut ini:
Tegangan Primer 11 kV
R = R0x [1 + T - T0] Tegangan Sekunder 154 kV
Dimana : Frekuensi 50 Hz
R = Resistansi pada temperature akhir () Tipe Trafo 3x1 fasa, hubungan Y/
R0 = Resistansi pada temperature awal () Impedansi 5%
T = Temperatur akhir (C) Pendinginan ONAN/ONAF
T0 = Temperatur awal (C) 4.2 Data Pengujian Trafo
= Koefisien temperature dari resistansi Data pengujian trafo didapat dari manual book GI Sutami
berupa Data rasio transformasi tegangan, Data tes tanpa
3.6. Kenaikan Temperatur terhadap Perubahan Beban beban dan tes hubung singkat trafo dan Data Rugi-Rugi
dalam Sistem Trafo.
Rugi-rugi daya pada transformator yang diubah dalam
bentuk panas berpengaruh terhadap kenaikan temperature 4.3. Analisis Rangkaian ekivalen Trafo
dari transformator tersebut.Semakin besar beban yang Dengan menggunakan rumus pada sub bab 2.2, maka
diterima, maka temperature juga akan semakin tinggi. didapat rangkaian ekivalen sebagai berikut:
3.6.1 Kenaikan temperatur minyak HV 154000 /3
a= = = 8,08
Kenaikan temperature minyak transformator pada berbagai LV 11000
kondisi pembebanan dapat ditentukan dengan mengguanakan Cos(0) = Pc/V1*Ie = 12020/11000*6.47 = 0,168891387
persamaan berikut
0 = 80.27
TF(fl) = Tfl - Ta
T Im = Ie*cos 0 = 6,47*cos 80.27=1,0927Ampere
TF = TF(fl)( total loss saat beban penuh) Ic=Ie*sin 0 = 6,47*sin 80.27=6,3768Ampere
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 4

1
Rc = =
11000
= 1,725 = 796631,97W= 796,63kW
6,377
1 11000 39106 0,85
Xm = = = 10064.1 = 10,0641 = x 100%
1,093 (39106 0,85) + 796,6310 + 9290
sc 73750
Rek = (sc) = = 3,4445 = 97,63%
(146.33)
sc 8740 4.5.2 Perubahan Temperatur, Rugi-rugi dan Efisiensi
Zek = sc = = 59,7280 terhadap Beban Variabel
146.33
Zek = Rek + jXek Dimisalkan, untuk pembebanan = 0,1 x beban penuh.
Xek = ek ek = 59,7280 3,4445 = 59,6287 Maka besarnya rugi tembaga saat beban penuh adalah
R2 = x R1 =
Rek PT = [(0.1) x 73820 + 11400]
3,444
2 = 12138,2 W
R2 = = 1,7221 Untuk mendapat perubahan temperatur terhadap beban
2
2
R1 = =
1,7221
= 0,0264 variabel, didapat analisis:
(8,08) TF(fl) = Tfl - Ta
Xek
X2 = x X1 = = 75C 22,5C = 52,5C
2
59,6287 Sehingga,
X2 = = 29,8144 0,9
2 12138
2
X1 = =
29,8144
= 0,456 F(0,1fl) = 52,5C x
73820 +11400
(8,08)
= 52,5C x (0,1424)0,9 = 9,08C
0,456 29,8144 Maka untuk beban berikutnya dapat dicari dengan
I1
0,0264
jX1 I2
1,7221 jX2 persamaan diatas, didapat:
Ie R2 Tabel 4.2. Kenaikan temperatur trafo terhadap beban
R1
6,377 A Ic Im 1,093 A variabel
V1 V2
Beban Rugi-Rugi Trafo/fasa TF Ta Tn
1,725 k Rc jXm 10,0641 k
(%) (Watt) (C) (C) (C)

10 12138.2 9.09 32 41.09


Gambar 4.1.Rangkaian ekivalen trafo dengan parameter- 20 14352.8 10.57 32 42.57
parameter yang telah didapatkan sebelumnya.
30 18043.8 12.98 32 44.98
4.4. Nilai Resistansi Trafo saat Beban Penuh (full load) 40 23211.2 16.29 32 48.29
Pengujian trafo (tes tanpa beban dan tes hubung 32
50 29855 20.43 52.43
singkat) diatas dilakukan dalam keadaan temperature yang
mengacu terhadap temperature saat pengujian, yaitu Ta = T0 60 37975.2 25.36 32 57.36
= 22,5C. Dari analisis resistansi pada sub bab di atas, 70 47571.8 31.07 32 63.07
didapatkan nilai resistansi, yaitu : 32
80 58644.8 37.50 69.50
Resistansi kumparan primer: R1 (22.5C) = 0,0264 32
90 71194.2 44.66 76.66
Resistansi kumparan primer: R2 (22.5C) = 1,7221 32
100 85220 52.50 84.50
Resistansi besi: Rc (22.5C) = 1,725 k 32
110 100722.2 61.02 93.02
Resistansi berubah sesuai dengan perubahan
temperature yang terjadi. Maka, perubahan resistansi ini 120 117700.8 70.21 32 102.21
dapat dihitung dengan menggunakan pers. Pada bab III, maka 130 136155.8 80.04 32 112.04
resistansi untuk beban penuh, didapat:
140 156087.2 90.51 32 122.51
Dimana untuk tembaga = 0.00382 , dan besi = 0,005
150 177495 101.61 32 133.61
R1 (75C) = 0.0264* [1+ 0.00382 * (75 - 22.5)] = 0,03169
R2 (75C) = 1.7221* [1+ 0.00382 * (75 - 22.5)] = 2,06474
Rc (75C) = 1725* [1+ 0.005 * (75 - 22.5)] = 2177,81 Rugi-Rugi Trafo/fasa
180000
4.5. Pengoperasian Sebelum diberikan Media 160000
Rugi-rugi (W)

140000
Pendinginan 120000
100000
4.5.1 Rugi-Rugi dan efisiensi Trafo Saat beban penuh 80000
60000
39M 40000
I1 = = 2046,97 20000
3x 150 0
Ic = 6,377A (dari tes tanpa beban)
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150

39M
I2 = = 2046,97
3x 150
Pload loss(full load)= 3 x (I1 x R1 + Ic x Rc + I2 x R2) Beban (%)
= 3 x ((2046,97) x 0,03169 + (6,377)
x 2177,81 + (146,21) x 2,06747)
Gambar 4.2.Grafik rugi-rugi satu fasa dari trafo terhadap
beban variabel
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 5

130 1307728.87 9290 97.03


Kenaikan Temperatur minyak (C)
140 1513675.37 9290 96.82
110,00
100,00 150 1744800.11 9290 96.59
Kenaikan temperatur

90,00
80,00
70,00
60,00
minyak (C)

50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
Rugi total (Watt)
0,00
2000000,00
10 30 50 70 90 110 130 150

Rugi total (Watt)


1500000,00
Beban (%) 1000000,00
500000,00
Gambar 4.3. Grafik kenaikan temperature trafo terhadap 0,00
beban variabel
Tabel 4.3. Perubahan resistansi saat beban berubah-ubah 10 30 50 70 90 110 130 150
Beban Tn R1 R2 Rc Beban (%)
(%) (C) () () ()
Gambar 4.4. Pengaruh pembebanan terhadap rugi daya trafo
10 41.09 0.0283 1.8444 1885.31
20 42.57 0.0284 1.8541 1898.07 Efisiensi
30 44.98 0.0287 1.8700 1918.91
100,00
40 48.29 0.0290 1.8917 1947.40
Efisiensi (%)
98,00
50 52.43 0.0294 1.9190 1983.11 96,00
60 57.36 0.0299 1.9515 2025.70 94,00
92,00
70 63.07 0.0305 1.9890 2074.88 90,00
80 69.50 0.0311 2.0313 2130.41 10 30 50 70 90 110 130 150
90 76.66 0.0319 2.0784 2192.09
Beban (%)
100 84.50 0.0327 2.1300 2259.75
110 93.02 0.0335 2.1860 2333.25 Gambar 4.5. Pengaruh pembebanan terhadap efisiensi trafo
120 102.21 0.0344 2.2464 2412.46
4.6. Pengoperasian dengan Diberikan Media
130 112.04 0.0354 2.3111 2497.28 Pendinginan
140 122.51 0.0365 2.3800 2587.60 4.6.1Penyalaan Media Kipas
150 133.61 0.0376 2.4530 2683.33 T = TON - TOFF
Tabel 4.5. Rugi daya total dan efisiensi trafo = 75C - 60C = 15C
+273 15+273
Beban Ploss total Stray losses Efisiensi K T = = = 1,0549
273 273
T x PT 1,0549 x699,769
(%) (Watt) (Watt) (%) Q= = = 37,91 m/s
xx 1,293x1,004x15
10 234741.51 9290 93.14 Q = 37,91 m/s = 2274,54 m/menit
20 250607.86 9290 96.23 x
Pm = m =
2274 ,54 x 0,35
= 3980,45 Watt
0,2
30 277326.17 9290 97.20
R1 (60C) = 0.03169* [1+ 0.00382 * (60 - 75)] = 0,02987
40 315311.05 9290 97.61
R2 (60C) = 2.06747* [1+ 0.00382 * (60 - 75)] = 1,94900
50 365140.90 9290 97.79
Rc (60C) = 2177,81* [1+ 0.005 * (60 - 75)] = 2014,47
60 427550.08 9290 97.85 Ploss = 3 x (I1 x R1 + Ic x Rc + I2 x R2)
70 503420.60 9290 97.84 =3x((1842,21)x0,01125+(6,377)x1996,41+(131,58)x
1,94613 )
80 593774.73 9290 97.78 = 459179,22 Watt
90 699769.00 9290 97.68 35x10 6 x0,85
= x 100% = 98,45%
(35x10 6 x0,85)+459179 ,22+9290+3980 ,45
100 822689.35 9290 97.55
110 963947.20 9290 97.40
120 1125076.08 9290 97.23
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 6

Tabel 4.6. Resistansi pada beban bervariasi dengan diberikan


pendinginan media kipas
Beban T Tn R1 R2 Rc
(%) (C) (C) () () ()
90 15.00 60.00 0.01125 1.94613 1996.41
100 17.55 62.55 0.01136 1.96640 2024.20
110 20.49 65.49 0.01150 1.98969 2056.14
120 23.83 68.83 0.01165 2.01624 2092.55
130 27.62 72.62 0.01182 2.04632 2133.82
Gambar 4.8. Perbandingan temperatur minyak trafo sebelum dan
140 31.89 76.89 0.01202 2.08024 2180.33
sesudah diberikan pendinginan
150 36.68 81.68 0.01224 2.11828 2232.51
Tabel 4.7. Rugi daya total dan efisiensi trafo saat diberikan V. KESIMPULAN
pendinginan oleh media kipas 1. Resistansi suatu rangkaian ekivalen transformator dapat
Stray Daya berubah-ubah dengan nilai yang berbanding lurus
Beban Ploss Total Losses Kipas Effisiensi dengan perubahan temperatur. Semakin tinggi
(%) (Watt) (Watt) (Watt) (%) temperatur, maka resistansi juga akan semakin besar.
90 459135.04 9290 3980.45 98.45 Dibandingkan resistansi antara tanpa beban dan saat
100 515865.82 9290 3980.45 98.43 beban penuh, didapat nilai kenaikan resistansi sekitar
1,2x-nya saat resistansi beban penuh (temperatur
110 580087.09 9290 3980.45 98.40
75C)terhadap resistansi tanpa beban (temperatur
120 652341.05 9290 3980.45 98.36 22.5C).
130 733261.50 9290 3980.45 98.30 2. Rugi-rugi daya transformator menjadi lebih kecil saat
140 823584.12 9290 3980.45 98.23 penyalaan kipas dibanding pada pendingin udara natural
ketika beban mencapai 90% atau ketika temperatur
150 924157.50 9290 3980.45 98.15
mencapai sekitar 75C. Sehingga mengakibatkan nilai
efisiensi mengalami kenaikan sekitar 1% antara beban
2000000
menggunakan udara natural dengan udara paksa
Rugi-rugi (Watt)

1500000 (penyalaan kipas).


1000000
500000 VI. DAFTAR PUSTAKA
0 [1]. Bharat Heavy Electrical, Transformer, New Delhi : Tata
McGraw-Hill Publishing Company Ltd.,2003.
10 30 50 70 90 110 130 150 [2]. Charles I. Hubert, Preventive Maintenance of Electrical
Beban (%) Equipment, USA :McGraw Hill Book Company, 1969.
[3].GerdBalzer, Bernhard Boehle, Kurt Haneke, Hans
GeorgeKaiser, Rolf Pohlmann, Wolfgang Tettenborn,
Ploss Total (Watt) PlossTotal kipas (Watt) Switchgear Manual-ninth edition, Mannheim : ABB
SchaltanlagenGmbh, 1987.
Gambar 4.6. Perbedaan rugi-rugi saat sebelum dan sesudah
[4].WijayaMochtar, Dasar-dasarMesinListrik, Jakarta :
diberikan pendinginan oleh media kipas
Djambatan, 2001.
99
98
efisiensi (%)

97 VII. BIOGRAFI PENULIS


96 Aditya Nurhidayat. Lahir di Majalengka pada
95
94 tanggal 02 M ei 1990. Mengawali pendidikannya
93 di SDN Prapatan 1 Majalengka, SMPN 1 Cirebon,
92
91 SMAN 1 Ci rebon, pada tahun 2008 pe nulis
90 melanjutkan pendidikan dibangku kuliahdi
10 30 50 70 90 110 130 150 Politeknik Negeri Bandung,Program Studi
Diploma 3 T eknik Elektronika. Pada tahun 2012 pe nulis
Beban (%) melanjutkan studi sarjana melalui program Lintas Jalur di
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jurusan Teknik Elektro
(FTI-ITS) dan mengambil bidang studi Teknik Sistem Tenaga.
Effisiensi (%) ONAN Effisiensi (%) kipas
Email penulis adit.dayat@gmail.com
Gambar 4.7. Perbedaan efisiensi sebelum dan sesudah diberikan
pendinginan oleh media kipas

Anda mungkin juga menyukai