Anda di halaman 1dari 9

METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI

Research Design: An Overview


SAP KE 4

Oleh:
Kelompok 1

1. Ida Ayu Trisna Yudi Asri


(1681611001)
2. Luh Gede Bevi Libraeni
(1681611002)
3. Ni Made Sintya Surya Dewi
(1681611003)
4. Ni Made Priska Paramita Pratiwi
(1681611004)

Program Pascasarjana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2016

STATEMENT OF AUTHORSHIP

Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata kuliah lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan bahwa kami
menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarism.

1. Kami yang bertanda tangan


No Nama NIM Tanda Tangan
1 Ida Ayu Trisna Yudi Asri 1681611001
2 Luh Gede Bevi Libraeni 1681611002
3 Ni Made Sintya Surya Dewi 1681611003
4 Ni Made Priska Paramita Pratiwi 1681611004

2. Mata Kuliah : Metode Penelitian Akuntansi


3. Judul Makalah/Tugas : Research Design
4. Tanggal : 10 Oktober 2016
1. APAKAH DESAIN RISET ITU?
Ada beberapa definisi desain riset, tetapi tidak satu pun yang mencakup keseluruhan aspek
penting dari desain riset
a. Desain riset merupakan cetak biru pengumpulan, pengukuran dan analisis data.
b. Desain riset membantu periset dalam pengalokasian sumberdaya yang terbatas dengan
menempatkan pilihan-pilihan penting dalam metodelogi.
c. Desain riset merupakan rencana dan struktur investigasi yang dibuat sedemikian rupa
sehingga diperoleh jawaban atas pertanyaan riset.
d. Desain riset mengungkapkan struktur masalah riset-kerangka kerja, organisasi, atau
konfigurasi hubungan antara variabel suatu studi- dan rencana investigasi yang digunakan
untuk mendapatkan bukti-bukti empiris dari hubungan tersebut.

Beberapa definisi berikut ini memiliki rincian yang beragam, tetapi secara bersama-sama
mereka memberikan inti dari desain riset yaitu:
a. Suatu rencana berbasis aktivitas dan waktu
b. Suatu rencana yang selalu didasarkan pada pernyataan riset
c. Suatu petunjuk untuk memilih sumber dan jenis informasi
d. Suatu kerangka kerja untuk merinci hubungan antara variabel-variabel dalam studi
e. Suatu garis besar procedural untuk setiap kegiatan riset
Desain dalam proses riset terdiri dari beberapa tahapan yaitu persetujuan proposal,
strategi desain riset yang terdiri dari jenis, tujuan, kerangka waktu, cakupan dan lingkungan.
Kemudian mendesain pengumpulan data dan desain pengambilan sampel, setelah itu
mengembangkan kerangka instrument sehingga tercapai pengumpulan dan persiapan data.
1.1 Klasifikasi Desain
Pengklasifikasian desain riset dibagi menjadi delapan kategori yang berbeda yaitu:

Kategori Pilihan
Sejauh mana pertanyaan riset telah dikristalisasi Studi eksplorasi
Studi formal
Metode pengumpulan data Pemantauan
Studi komunikasi
Kemampuan periset untuk memberikan efek pada variabel Eksperimental
Sesudah fakta
yang sedang dalam studi
Tujuan dari studi Deskriptif
Sebab akibat
Dimensi waktu Lintas bagian
Longitudinal
Cakupan topik-lebar dan dalamnya- studi Kasus
Studi statistik
Lingkungan riset Situasi lapangan
Riset laboratorium
Simulasi
Persepsi mereka yang terlibat terhadap kegiatan riset Rutinitas sehari-hari
Rutinitas yang
dimodifikasi

2. STUDI EKSPLORASI
Eksplorasi berguna pada saat periset mengalami keterbatasan pemahaman tentang
permasalahan yang akan dijumpai pada saat studi. Melalui studi eksplorasi periset dapat
mengembangkan konsep dengan lebih jelas, menetapkan prioritas, mengembangkan definisi
operasional dan memperbaiki desain riset melalui eksplorasi. Eksplorasi juga dapat menghemat
waktu dan uang secara realistis dan tidak seharusnya diabaikan.

2.1 Teknik Kualitatif


Teknik kualitatif merupakan teknik yang sangat penting dalam eksplorasi. Jika kita
memahami cakupan riset kualiatif, kita dapat mengadaptasi beberapa pendekatan untuk
melakukan investigasi eksplorasi terhadap pertanyaan manajemen seperti;
1) Wawancara mendalam atas individu (biasanya berupa tanya jawab ketimbang
terstruktur)
2) Observasi peserta (untuk merasakan secara langsung apa yang dialami peserta dalam
situasu sebenarnya)
3) Film, foto, dan video tape (untuk mengetahui kehidupan grup yang sedang distudi)
4) Teknik proyeksi dan uji psikologis
5) Studi kasus (untuk analisa kontekstual yang mendalam dari suatu kegiatan atau kondisi)
6) Etnografi jalanan (untuk menemukan bagaimana subkelompok budaya menjelaskan dan
membentuk dunianya di tingkat jalanan
7) Wawancara para elit atau pakar (untuk informasi dari mereka yang berpengaruh atau
berpandangan luas di dalam suatu organisasi atau komunitas
8) Analisis dokumen (untuk mengevaluasi catatan, laporan, dokumen negara serta opini
baik yang bernilai historis atau kontemporer dan rahasia atau umum)
9) Proksemis dan kinesis (untuk mempelajari penggunaan komunikasi ruang dan gerakan
tubuh manusia, secara berurutan)
Pada saat pendekatan ini dikombinasikan, muncul empat teknik eksplorasi dengan tingkat
penerapan yang luas bagi para periset menajemen, yaitu:
1) Analisis data sekunder. Suatu studi yang dibuat oleh orang lain untuk keperluan
mereka sendiri dapat menjadi suatu data sekunder
2) Survei pengalaman adalah melakukan wawancara dengan tujuan untuk mencari
informasi dari mereka yang berpengalaman dan mendapatkan informasi dari ingatan
dan pengalaman kolektif mereka.
3) Kelompok fokus adalah suatu kelompok orang (biasanya 6 hingga 10 peserta),
dipimpin oleh moderator yang terlatih, yang bertemu selama 90 menit hingga 2 jam.
4) Desain dua tahap. Pada pendekatan ini, eksplorasi dibagi menjadi tahapan pertama
yang terpisah dan dengan tujuan yang terbatas yaitu mendefinisikan pertanyaan riset
dengan jelas dan mengembangkan desain riset.
3. STUDI DESKRIPTIF
Studi deskriptif biasanya disusun dengan hipotesis atau pertanyaan investigatif yang
dinyatakan secara jelas. Studi formal digunakan untuk berbagai macam tujuan riset seperti:
1) Penjabaran suatu fenomena atau karakteristik berkaitan dengan suatu populasi subjek
(siapa, kapan, dimana serta bagaimana suatu topik).
2) Memperkirakan proporsi dari populasi yang memiliki karakteristik tersebut.
3) Menemukan hubungan antara variabel yang berbeda.
Studi deskriptif bisa sederhana atau rumit dan dapat dilakukan dalam berbagai situasi. Studi
deskriptif yang paling sederhana berhubungan dengan pertanyaan atau hipotesis yang bervariasi
tunggal, dimana kita mempertanyakan tentang atau menyatakan sesuatu tentang, ukuran, bentuk,
distribusi atau eksistensi suatu variabel.

4. STUDI SEBAB AKIBAT


4.1 Konsep dari Sebab
Elemen penting dalam penyebab adalah bahwa A menghasilkan B atau A mendorong B
untuk terjadi. Penyebab adalah pernyataan kemungkinan yang didasarkan pada apa yang kita
amati dan yang kita ukur. Model sebab-akibat yang telah diperbaiki menyatakan bahwa variabel
individu bukanlah penyebab efek tertentu tetapi bahwa proses adalah penyebab dari proses.

4.2 Hubungan Sebab Akibat


Dalam analisis sebab akibat, hal yang menjadi fokus kita adalah bagaimana satu variabel
mempengaruhi atau betanggung jawab atas perubahan yang terjadi pada variabel lain Jika kita
mempertimbangkan alternatif hubungan yang mungkin terjadi antara dua variabel, kita dapat
memberikan tiga kemungkinan yaitu:
1) Hubungan simetris adalah dimana dua variabel berfluktuasi secara bersamaan tetapi kita
berasumsi bahwa tidak ada perubahan pada masing-masing variabel yang disebabkan
oleh perubahan pada yang lain. Kondisi simetris sering dijumpai pada saat dua variabel
adalah indikator dari adanya penyebab lain atau variabel bebas.
2) Hubungan timbal balik ada pada saat dua variabel saling mempengaruhi atau
memperkuat satu sama lain.
3) Hubungan asimetris adalah hubungan dimana kita membuat dalil bahwa perubahan satu
variabel (variabel bebas) bertanggung jawab atas perubahan pada variabel yang lain
(variabel terikat).
Empat jenis hubungan sebab akibat asimetris adalah sebagai berikut.

Jenis Sifat Hubungan Contoh


Hubungan
Rangsangan- Suatu kejadian atau perubahan Perubahan kebijakan
respons memunculkan tanggapan dari beberapa ekonomi negara membatasi
objek. keputusan keuangan
perusahaan

Kepemilikan- Kepemilikan yang ada saat ini Jenis kelamin dan sikap
disposisi menyebabkan disposisi. terhadap isu isu social
Disposisi- Disposisi menyebabkan suatu perilaku Kepuasaan kerja dan
perilaku tertentu. kinerja
Kepemilikan- Kepemilikan yang ada saat ini Kelas sosial dan pola
perilaku menyebabkan perilaku tertentu. menabung keluarha

4.3 Menguji Hipotesis Sebab Akibat


Dalam hipotesis sebab akibat kita mencari tiga jenis bukti yaitu:
1) Konvariasi antara A dan B.
a. Apakah kita menemukan bahwa A dan B muncul bersama seperti pada hipotesis?
b. Ketika A tidak muncul, apakah B juga ditemukan kurang atau lebih?
c. Jika jumlah A kurang atau lebih, apakah B juga ditemukan kurang atau lebih?
2) Urutan waktu kejadian bergerak dalam arah yang menjadi hipotesis.
a. Apakah A muncul sebelum B?
3) Tidak ada penyebab B yang lain.
a. Apakah yang dapat menyatakan bahwa C, D dan E tidak berkovariasi dengan B yang
tidak menyiratkan adanya kemungkinan hubungan sebab akibat?

Penyebab desain eksperimen


Pembuatan kesimpulan dari desain eksperimen harus memenuhi dua persyaratan yaitu:
1) Yang pertama adalah kontrol. Semua faktor, terkecuali variabel bebas, harus dibuat
konstan dan tidak dicampur dengan variabel lain yang tidak merupakan bagian dari studi.
2) Yang kedua. Setiap orang yang terlibat dalam studi harus memiliki kesempatan yang
sama pada setiap tingkatan variabel bebas.

Penyebab dan desain laporan sesudah fakta


Permasalahan dalam mencapai tujuan berbeda antara studi eksperimen dan sesudah fakta.
Jika memungkinkan, kita mencoba mencapai sasaran desain eksperimental dengan penempatan
acak terhadap subjek, mencocokkan karakteristik subjek dan memanipulasi serta mengontrol
variabel. Dengan menggunakan metode dan teknik ini, kita mengukur hubungan keakurat dan
seobjektif mungkin.
Kekeliruan akibat urutan waktu (post hoc fallacy)
Istilah kekeliruan akibat urutan waktu selama ini digunakan untuk menjelaskan
kesimpulan yang sering terjadi namun tidak dapat dijamin. Desain sesudah fakta banyak
digunakan dalam riset bisnis dan sering sekali menjadi perdebatan yang paling memungkinkan
untuk dipakai. Khususnya, seseorang mencari penjelasan sebab akibat antara variabel yang tidak
mungkin dimanifulasi.
REFERENSI
Cooper, Donald R. dan Pamela S. Schindler. 2006. Metode Riset Bisnis Volume 1 Edisi
9. Jakarta: Grafindo.

Anda mungkin juga menyukai