Anda di halaman 1dari 17

Chapter 2

KONSTRUKSI TEORI AKUNTANSI

Suatu disiplin ilmu dapat dipandang sebagai pengetahuan ilmiah apabila disiplin
tersebut memiliki status keilmuan yang jelas. Hal ini dikarenakan status keilmuan yang jelas
akan memperkokoh keberadaaan atau eksistensi ilmu itu sendiri, manakala disiplin tersebut
mendapat pengujian secara ilmiah. Status keilmuan suatu disiplin, menunjukkan kesiapan
disiplin ilmu tersebut untuk diuji secara empiris. Teori akuntansi berisi keseluruhan analisis
dan komponennya yang menjadi sumber acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala
atau peristiwa dalam akuntansi. Seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang saling
berkaitan secara sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau
fakta. Seperangkat hipotesis tersebut merupakan hasil penelitian dengan menggunakan metode
ilmiah tertentu. Dengan demikian, status teori akuntansi akan menjadi ilmiah setara dengan
pengertian teori dalam astronomi, ekonomika, fisika , biologi dan sebagainya.
Akuntansi dapat dipandang sebagai praktek dan teori, hal ini pada akhirnya dapat
bermanfaat pada berbagai bidang karena laporan keuangan digunakan sebagai dasar dalm
pengambil keputusan. Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu wilayah negara merupakan
suatu hasil rancangan dan pengembangan untuk mencapai suatu tujuan sosial tertentu. Praktik
akuntansi tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti faktor social,
ekonomi, politis, dsb. dan hal itu menyebabkan praktik akuntansi dalam suatu wilayah negara
tertentu bisa tidak sama dengan praktik akuntansi di negara lainnya.Untuk melaksanakan suatu
praktek yang baik, tidak cukup hanya mempelajari akuntansi secara praktik. Karena dibalik
praktik akuntansi terdapat berbagai gagasan, asumsi dasar, konsep, penjelasan, dsb, yang
semuanya terangkum dalam teori akuntansi.
Teori akuntansi sendiri merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan mengapa
praktik akuntansi berjalan seperti yang ada sekarang, dalam artian perbedaan praktek akuntansi
antar Negara (keanekaragaman akuntansi). Pada awal prakteknya bahkan sampai beberapa
tahun kemudian tidak ada teori akuntansi. Oleh karena itu, selama tidak adanya struktur teori
akuntansi formal maka yang terjadi adalah banyaknya alternatif metode pencatatan yang
berlaku dalam praktiknya, semua diizinkan sehingga menimbulkan kebingungan masyarakat.
Teori merupakan kristalisasi dari fenomena empiris yang terjadi yang digambarkan
dalam bentuk dalil dalil dan disajikan dalam bentuk kalimat kalimat pendek yang berlaku
secara umum. Teori akuntansi dapat bermanfaat apabila rumusan teori itu dapat dijadikan
sebagai alat untuk meramalkan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Teori
Akuntansi dapat memberikan penjelasan mengenai praktik akuntansi, menjawab dan
menjelaskan semua fenomena yang melatarbelakangi penerapan suatu metode dalam praktik
akuntansi.
Teori dapat didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang didasarkan atas metode ilmiah
atau logika. Teori terdiri dari dua bagian. Pertama, Asumsi asumsi klasik termasuk definisi
variabel variabelnya dan logika yang menghubungkan antara variabel tersebut. Kedua,
himpunan hipotesis hipotesis yang penting. Sedangkan hipotesis merupakan anggapan awal
dari fenomena atau masalah yang akan di analisis. Tujuan dari Teori Akuntansi adalah
menjelaskan dan meramalkan praktik akuntansi.
Teori Akuntansi adalah konsep, definisi, serta dalil yang menyajikan secara sistematis
gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antarvariabel dengan variabel
lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan
fenomena yang akan muncul. Hendriksen menilai teori akuntansi sebagai satu susunan prinsip
umum yang memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktik akuntansi dinilai. Teori
akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti perkembangan ekonomi, sosial
teknologi dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat. Chamberr (1994) dan Golberg (1984)
berpendapat bahwa akuntansi dikembangkan dari model spesifik bukannya dikembangkan
secara sitematik dari teori yang terstruktur. Oleh karena itu preskripsi akuntansi dikembangkan
untuk memecahkan masalah masalah khusus. Secara umum, fungsi utama dari Teori
Akuntansi adalah untuk memberikan kerangka pengembangan ide ide baru dan membantu
proses pemilihan akuntansi.
Menurut belkoi, tidak ada teori akuntansi yang lengkap pada setiap kurun waktu. Oleh
karena itu teori akuntansi harus juga mencakup semua literatur akuntansi yang memberikan
pendekatan yang berbeda-beda satu sama lain. Teori akuntansi merupakan instrument yang
sangat penting dalam menyusun dan memverifikasi prinsip akuntansi yang digunakan dalam
menyusun laporan keuangan untuk disajikan kepada para pemakainya.
Godfrey dkk (1992) membuat periodisasi akuntansi sebagai berikut :
Pre-teory (1942-1800)
General scientific period (1800-1955)
Normatife period (1956-1970)
Specific scientific period ( 1970- sekarang)
Dalam literatur dikenal beberapa pendekatan dalam merumuskan teori akuntansi, pendekatan
dalam peranan teori akuntansi menurut belkoui sebagai berikut :
1. Pendekatan informal
Pendekatan informal di bagi dalam pendekatan non teoritis. Pendekatan non teoritis berupa
pendekatan pragmatis dan pendekatan otoriter, pendekatan pragmatis terdiri dari penyusunan
teori yang ditandai dengan penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya yang bermanfaat untuk
memberi saran solusi praktis, sedangkan pendekatan otoriter dalam penyusunan teori akuntansi
yang umumnya digunakan oleh organisasi profesi terdiri dari penyajian sejumlah praktik-
praktik akuntansi
Pendekatan otoriter. Dalam metode ini yang dirumuskan teori akuntansi adalah organisasi
profesi yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengatur praktek akuntansi.
Pendekatan teoritis. Pendekatan teoritis meliputi deduktif, induktif, etis, sosiologis,
ekonomis dan elektik.

1.A Teori Pragmatis


Teori pragmatis menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap
perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori akuntansi adalah penerimaan
orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan. Sasarannya pada relevansi informasi yang
dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dan perilaku berbagai individu atau
kelompok sebagai akibat penyajian informasi akuntansi serta pengaruh laporan dari pihak
eksternal terhadap manajemen dan pengaruh umpan balik terhadap tindakan para akuntan dan
auditor. Jadi, teori perilaku mengukur dan menilai pengaruh-pengaruh ekonomik, psikologis,
dan sosiologis dari prosedur akuntansi alternatif dan media pelaporannyaHal ini sekarang
sesuai untuk mempertimbangkan beberapa teori akuntansi dan mengklasifikasikannya sesuai
dengan diskusi umum kami dari formulasi teori pada bab 2. Tinjauan ini jauh dari lengkap dan,
dengan kebutuhan singkat.Banyak diskusi yang dikembangkan dan dibahas secara lebih rinci
pada bab-bab berikut. Tujuan utama dari bab ini adalah untuk memberikan beberapa wawasan:
bagaimana teori akuntansi secara historis telah dirumuskan.
1.A.1 Pendekatan Pragamatis Deskriptif
Pendekatan pragmatis deskriptif untuk konstruksi teori akuntansi merupakan sebuah
pendekatan induktif dimana terori tersebut didasarkan pada pengamatan terus-menerus
terhadap perilaku akuntan untuk menyalin prosedur dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
Pendekatan deskriptif mungkin adalah metode tertua dan paling universal digunakan
dalam konstruksi teori akuntansi. Sampai saat ini, pendekatan ini adalah cara yang populer
untuk mempelajari akuntansi keterampilan akuntansidimana akuntan dilatih dengan cara
magang atau diberi artikel untuk berlatih akuntan.
Namun, ada beberapa kritik dari pendekatan ini untuk konstruksi teori akuntansi:
pendekatan pragmatis deskriptif tidak mencakup penilaian analisis dari kualitas tindakan
akuntan, tidak ada penilaian apakah akuntan melaporkan dengan cara mereka seharusnya.
Pendekatan ini tidak menyediakan teknik akuntansi yang ditantang. Misalnya, metode dan
teknik akuntan dan mengajarkan mereka metode dan teknik tersebut kepada para siswa.
Pendekatan pragmatis deskriptif memfokuskan perhatian pada perilaku akuntan, bukan pada
pengukuran atribut perusahaan, seperti aset, kewajiban dan keuntungan.

1.A.2 Pendekatan Pragmatis Psikologis


Berbeda dengan pendekatan pragmatis deskriptif, di mana teori tersebut mengamati
perilaku akuntan, pendekatan pragmatis psikologis mengamati tanggapan pengguna output
keuangan. Akuntan akan menghitung transaksi keuangan untuk menunjukkan perbedaan
sintaksis yang berguna untuk membuat laporan keuangan yang kemudian akan dipakai oleh
penggunanya. Reaksi oleh pengguna digunakan sebagai bukti bahwa laporan keuangan
bermanfaat dan berisi informasi yang relevan.

1.B Teori Sintaksis dan semantik


Salah satu interpretasi teoritis akuntansi biaya tradisional historis adalah bahwa
sebagianbesar merupakan teori sintaksis. Penafsiran ini dapat digambarkan sebagai berikut:
system semantik adalah transaksi dan pertukaran tercatat dalam voucher, jurnal dan buku besar
bisnis.Hasil ini kemudian disimpulkan berdasarkan lokasi dan asumsi akuntansi biaya historis.
Sebagai contoh, kami mengasumsikan bahwa inflasi tidak akan dicatat dan nilai pasar nilai
aktiva dan kewajiban diabaikan. Kami lalu menggunakan akuntansi double-entry dan prinsip-
prinsip akuntansi biaya historis untuk menghitung laba rugi dan posisi keuangan. Proposisi
individu diverifikasi setiap kali laporan diaudit dengan memeriksa perhitungan dan manipulasi.
Dengan cara ini teori biaya historis telah dikonfirmasi berkali-kali.
Beberapa teori akuntansi mengkritik dari pendekatan ini. Mereka berpendapat bahwa
teori tersebut memiliki konten semantik hanya atas dasar input. Tidak ada operasi empiris
independen untuk memverifikasi output yang dihitung, misalnya, keuntungan atau aset total.
Angka-angka ini tidak diamati, mereka hanya sekedar penjumlahan sederhana saldo rekening,
dan proses audit ini, pada dasarnya, hanya sebuah perhitungan kembali. Proses audit
memverifikasi masukan dengan memeriksa dokumen yang digaris bawahi dan memeriksa
perhitungan matematis tapi tidak memverifikasi output akhir. Hal ini berarti bahwa bahkan jika
laporan akuntansi disusun dengan menggunakan sintaks yang sempurna, mereka mungkin
memiliki sedikit, jika ada, nilai dalam pelaksanaan.
1.C Teori Normative
Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli
apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak. Teori normative berusaha untuk
membenarkan tentang apa yang seharusnya dipraktekkan, misalnya pernyataan yang
menyebutkan bahwa laporan keuangan seharusnya didasarkan pada metode pengukuran aktiva
tertentu. Menurut Nelson (1973) dalam literature akuntansi teori normative sering dinamakan
teori apriori (artinya dari sebab ke akibat atau bersifat deduktif). Alasannya teori normative
bukan dihasilkandari penelitian empiris, tetapi dihasilkan dari kegiatan semi-research.
Teori normative hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi seharusnya
dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut. Pada awal perkembangannya, teori akuntansi
normative belum menggunakan pendekatan investigasi, dan cenderung disusun untuk
menghasilkan postulat akuntansi.
Perumusan akuntansi normative mencapai masa keemasan pada tahun 1950 dan1960an.
Selama periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada rekomendasi kebijakan danapa yang
seharusnya dilakukan, bukan apa yang sekarang dipraktekkan. Pada periode tersebut, teori
normative lebih berkonsentrasi pada:
1. Penciptaan laba sesungguhnya (true income)
Teori ini berkonsentrasi pada penciptaan pengukur tunggal yang unik dan benar untuk
aktiva dan laba. Meskipun demikian, tidak ada kesepakatan terhadap apa yang dimaksud
denganpengukur nilai dan laba yang benar.
2. Pengambilan keputusan (decision usefulness)
Pendekatan ini menganggap bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah untuk membantu
proses pengambilan keputusan dengan cara menyediakan data akuntansi yang relevan atau
bermanfaat.
Pada kebanyakan kasus, teori ini didasarkan pada konsep ekonomi klasik tentang laba
dan kemakmuran (wealth) atau konsep ekonomi pengambilan keputusan rasional. Biasanya
konsep tersebut didasarkan juga pada penyesuaian rekening karena pengaruh inflasi atau nilai
pasar dari aktiva. Teori ini pada dasarnya merupakan teori pengukuran akuntansi. Teori
tersebut bersifat normative karena didasarkan pada anggapan:
Akuntansi seharusnya merupakan system pengukuran
Laba dan nilai dapat diukur secara tepat
Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi
Pasar tidak efisien (dalam pengertian ekonomi)
Ada beberapa pengukur laba yang unik.
Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subyrktif maka tidak
bisa diterima begitu saja, harus dapat diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang kuat.
Pendukung teori ini biasanya menggambarkan system akuntansi yang dihasilkan sebagai
sesuatu yang ideal, merekomendasikan penggantian system akuntansi cost histories dan
pemakaian teori normatif oleh semua pihak.

1.D Teori Positif


Metode yang diawali dari suatu teori atau model ilmiah yang sedang berlaku atau
diterima umum. Berdasarkan teori ini, dirumuskan problem penelitian untuk mengamati
perilakuatau fenomena nyata yang tidak ada dalam teori. Kemudian dikembangkan teori
untukmenjelaskan fenomena tadi dan dilakukan penelitian secara terstruktur dan peraturan
yangstandar dengan melakukan perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengumpulan
datadan pengujian statistik ilmiah. Sehingga diketahui apakah hipotesis yang dirumuskan
diterima atau tidak.

1.E Perspective Lainnya


Pada poin ini, penulis berfokus pada apa yang dapat dilihat sebagai pendekatan yang
sangat terstruktur untuk formulasi teoripendekatan ilmiah. Penulis mulai dengan teori yang
didasarkan pengetahuan sebelumnya atau diterima secara ilmiah konstruksi teorinya.
Langkah selanjutnya adalah dengan menggunakan teori untuk membangun masalah penelitian
ketika kita mengamati dunia nyata perilaku yang tidak setuju dengan teori, kita memperlakukan
anomali itu sebagai masalah penelitian dan mengungkapkannya sebagai masalah penelitian
yang akan dijelaskan. Pada tahap ini, kami mengembangkan teori untuk menjelaskan perilaku
yang diamati dan menggunakan teori untuk menghasilkan hipotesis diuji yang akan dikuatkan
hanya jika teori berlaku. Kami kemudian mengikuti prosedur yang tepat dan sangat terstruktur
atau ditentukan untuk pengumpulan data dan setelah menundukkan data (biasanya) dengan
teknik matematika atau statistik, kita memvalidasi atau menolak hipotesis diuji.Pendekatan ini
memiliki asumsi yang melekat lebih lanjut bahwa melihat dunia untuk diteliti sebagai realitas
obyektif yang mampu memeriksa dalam hal skala besar atau statistik rata-rata. Jenis penelitian
ini dilakukan oleh hipotesis tambahan yang kemudian dikumpulkan .Asumsi tersirat adalah
bahwa variabel diteliti memiliki beberapa stabilitas di perusahaan, industri dan waktu.
Pendekatan ini untuk penelitian umumnya digambarkan sebagai pendekatan ilmiah
dan merupakan pendekatan yang dominan saat ini digunakan oleh para peneliti di bidang
akuntansi, khususnya di Amerika Serikat. Penting untuk dicatat bahwa itu didasarkan pada
asumsi ontologis tertentu (cara kita memandang dunia), yang menyiratkan epistemologi yang
berbeda (cara kita mengumpulkan pengetahuan) dan metodologi penelitian dan metode yang
berbeda. Hal ini, pada gilirannya, mempengaruhi jenis masalah penelitian yang diajukan dan
hipotesis yang diuji. Hal ini penting bagi para peneliti akuntansi dengan jelas mengenai asumsi
yang mendasari penelitian mereka dan untuk mempertimbangkan apakah pendekatan
penelitian alternatif yang lebih tepat. Ada sebuah tubuh literatur, yang secara bebas dicap
sebagai penelitian naturalistik, yang sangat penting dari pendekatan yang sangat terstruktur
yang diadopsi oleh peneliti ilmiah. Penulis meninjau secara singkat beberapa kritik mereka
di bagian ini.
Kritik pertama adalah bahwa penelitian skala besar statistik cenderung menyatukan
segala hal bersama-sama. Hipotesis yang didasarkan pada penggunaan harga pasar saham atau
survei membuat banyak penelitian akuntansi jauh dari dunia praktisi dan sepadan dengan
keprihatinan mereka. Fokus penelitian naturalis dikemukakan sebagai lebih tepat untuk
memperoleh pengetahuan tentang perilaku akuntansi dalam pengaturan dasarnya. Idenya
adalah bahwa kita melakukan penelitian secara sealamiah mungkin. Pendekatan ini memiliki
dua implikasi. Pertama, kita tidak memiliki asumsi atau teori yang terbentuk sebelumnya.
Kedua, kita berfokus pada masalah perusahaan tertentu. Hal ini dilakukan dengan mengambil
pendekatan penelitian fleksibel menggunakan pengamatan dekat dan menempatkan kurang
penekanan pada analisis matematika, pemodelan, uji statistik, survei dan tes laboratorium. Cara
biasa untuk melakukan penelitian naturalistic adalah dengan menggunakan studi kasus individu
dan kerja lapangan lebih rinci. Jenis penelitian ini jauh lebih kecil/mikro dalam perspektif
karena itu bertujuan untuk memecahkan masalah individu yang mungkin perusahaan
tertentu.Oleh karena itu, hasilnya mungkin lebih sulit untuk menggeneralisasi.
Pendekatan naturalistik dapat dibandingkan dengan penelitian ilmiah akuntansi, yang
lebih rentan terhadap menggabungkan hasil dari pengujian sejumlah hipotesis dalam rangka
membentuk teori umum akuntansi. Penelitian naturalistik dimulai dari situasi spesifik dunia
nyata, tujuan utama adalah untuk menjawab pertanyaan: Apa yang terjadi di sini?, Bukan
untuk memberikan kondisi yang dapat digeneralisasikan untuk segmen masyarakat luas.
Pendekatan studi kasus dipandang oleh beberapa peneliti sebagai pemenuhan terbaik
peran menjelajahi masalah penelitian untuk penelitian naturalistik. Sebagai contoh:
Situasi di mana tidak layak untuk mengembangkan model teoritis sebelum pengamatan
empiris, alternatif terbaik berikutnya (pendekatan eksplorasi) dapat diikuti.
Tomkins dan Groves tidak setuju dengan pandangan ini. Mereka melihat pendekatan
penelitian naturalistik sebagai lebih tepat untuk asumsi ontologis yang berbeda. Perbedaan
asumsi ontologis menyiratkan gaya penelitian yang berbeda dan mempengaruhi pertanyaan
penelitian diajukan dan diselidiki. Sebagai contoh, kita dapat melihat akuntansi sebagai
konstruksi sosial. Kita mungkin ingin memahami apa citra diri yang orang pegang, atau apa
yang mendasari asumsi yang mempertahankan pandangan bahwa, atau bagian apa peran
persepsi ini dalam mengendalikan cara mereka melakukan peran mereka sehari-hari. Ini adalah
jenis pertanyaan yang mungkin akan diteliti menggunakan ontologi subjektif.
Untuk lebih menjelaskan ontologi dan gaya penelitian yang berbeda yang dapat
digunakan, penulis mempertimbangkan artikel Tomkins dan Groves dan klasifikasi Morgan
dan Smircich yang mereka gunakan. Pertama, mereka mendaftarkan 6 klasifikasi sifat dunia
sosial (lihat tabel 2.1).

Tabel 2.1. Enam dasar asumsi ontologism


Kategori Asumsi
1. Realitas sebagai struktur kongkrit
2. Realitas sebagai proses konkrit
3. Realitas sebagai bidang informasi kontekstual
4. Realitas sebagai wacana simbolik
5. Realitas sebagai konstruksi social
6. Realitas sebagai imajinasi manusia
Source: G. Morgan, Accounting As Reality Construction: Towards a New Epistemolosy for
Accounting Practice, Accounting Organizations and Society, Vol. 13, No. 5 (1988), pp. 477-
85.
Kategori 1-6 adalah cara alternatif untuk melihat dunia. Kategori 1 adalah pandangan
objektivis yang ketat dari dunia. Kategori 1 mengasumsikan bahwa dunia nyata dan stabil,
kategori 6 memandang dunia sebagai tidak stabil dan manusia-spesifik. Untuk kategori 1-3,
lebih tepat untuk menggunakan pendekatan ilmiah. Dengan pengamatan dan pengukuran yang
tepat, diasumsikan bahwa seseorang sudah tersedia, stabil dan biasanya sangat sederhana yang
berkaitan dengan subset terisolasi dan kecil dari dunia sosial yang dapat digunakan untuk
prediksi yang akurat.
Untuk kategori 4-6, Tomkins dan Gruves menunjukkan bahwa penelitian naturalistik
atau eksplorasi lebih tepat.3 Ini kategori umumnya diberi label sebagai interaksionis simbolis.
Interactionists simbolis melihat dunia mereka sebagai salah satu di mana orang membentuk
kesan mereka sendiri yang terpisah melalui proses interaksi manusia dan negosiasi. Mereka
percaya bahwa aksi sosial dan interaksi hanya mungkin melalui pertukaran interpretasi berbagi
'label' yang melekat pada orang-orang, hal-hal dan situasi. Realitas tidak diwujudkan dalam
aturan penafsiran sendiri, tetapi hanya dalam arti bahwa hasil dari interpretasi masyarakat
terhadap situasi dan peristiwa yang mereka alami.

Seperti yang telah penulis catat sebelumnya, asumsi ontologis yang penulis buat
menyiratkan pendekatan epistemologis yang berbeda dan metode penelitian tertentu. ini pada
gilirannya mempengaruhi jenis masalah penelitian yang diminta dan hipotesis yang diuji.
Untuk membantu memahami hal ini, penulis menyajikan perbandingan pendekatan ilmiah dan
alamiah dalam tabel 2.2.
Scientific research Naturalistic research
Asumsi Ontologis Realitas objektif dan
Realitas dikonstruksi
konkret. secara sosial dan diproduksi
Akuntansi adalah realitas dari imajinasi manusia.
objektif yang terpisah dari
Akuntansi dibangun dari
peneliti. realitas.
Pendekatan Epistimologis Satu demi kemajuan
Holistik
pengetahuan Kompleksitas dunia tidak
reduksionisme dapat diselesaikan dengan
Pengujian hipotesis reduksionisme
individual Hukum Kerumitan yang
Mampu generalisasi tak Teruraikan
Hukum
Metodologi Tersusun Tidak terstruktur
Sebelum teoritis dasar Tidak ada teori
Empiris validasi atau sebelumnya
ekstensi
Metode Sintaksis model formulasi Studi kasus
Empiris induksi untuk
Eksplorasi oleh
membentuk hipotesis fleksibilitas
Sesuai metode statistic Pengalaman peristiwa
individu

1.F. Pendekatan ilmiah diterapkan untuk akuntansi


Kesalahpahaman tujuan
Banyak kesalahpahaman tentang upaya untuk menerapkan pendekatan ilmiah untuk
akuntansi. Beberapa percaya bahwa upaya ini adalah untuk membuat para ilmuwan keluar dari
praktisi akuntansi. Pandangan ini bukanlah tujuan dari pendekatan. Seorang ilmuwan adalah
salah satu yang menggunakan metode ilmiah dan, oleh karena itu, terutama peneliti. Profesi
medis memberikan analogi yang baik dari perbedaan antara peneliti dan praktisi dan
penggunaan dan efek dari metode ilmiah.
Para peneliti medis adalah seorang ilmuwan, tetapi praktisi medis (dokter) adalah
tbukan. Yang terakhir adalah seorang teknisi, orang yang menerapkan alat-alat kedokteran. Dia
adalah orang yang profesional yang diharapkan untuk menggunakan penilaian untuk
mendiagnosis penyakit dan merekomendasikan pengobatan.Alat kedokteran yang berlaku
terutama terdiri, dari pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian ilmiah oleh peneliti medis.
Namun, seperti di beberapa bidang lain, penelitianilmiah tidak menemukan semua jawaban
atas pertanyaan medis dan beberapa kesimpulan yang lain tidak persuasif. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah generalisasi, tapi praktisi dihadapkan dengan kasus-kasus tertentu yang
mungkin tidak sesuai persis dengan kesimpulan umum.
Untuk alasan ini, pertimbangan praktisi selalu diperlukan dalam menerapkan `alat nya
atau perdagangannya. Yang penting adalah bahwa dokter mengambil sikap ilmiah dalam
praktek itu adalah, dia mengambil secara serius pandangan bahwa bukti untuk mendukung
diagnosis atau pengobatan adalah penting. Misalkan Anda mengalami sakit punggung dan
pergi ke dokter yang mengatakan kepada Anda bahwa Anda akan sembuh dengan meminum
satu liter air sehari. Bukankah Anda ingin tahu apakah dasar ilmiah untuk pengobatan ini ada?
Seorang akuntan yang percaya pada pendekatan ilmiah ingin bukti empiris dan
penjelasan logis untuk mendukung praktik akuntansi sehingga praktisi dapat
merekomendasikan metode yang paling sesuai untuk situasi yang diberikan berdasarkan bukti
ini.Orang menemukan pernyataan yang lebih meyakinkan ketika didukung secara obyektif,
bukti empiris dari pernyataan berdasarkan rasionalisasi hanya bisa diperdebatkan. Bahkan,
akuntan sering tidak yakin tentang keabsahan apa yang mereka diarahkan untuk meresepkan.
Kesalahpahaman umum lain tentang penerapan pandangan ilmiah dalam akuntansi
adalah bahwa kebenaran mutlak yang diinginkan, yang tentu saja tidak mungkin. Oleh karena
itu berpendapat bahwa itu adalah sia-sia untuk mencari apa yang tidak mungkin. Argumen
seperti itu didasarkan pada kesalahpahaman bahwa ilmu pengetahuan mengetahui kebenaran
mutlak.Metode ilmiah yang tidak sempurna.Ini adalah penemuan manusia untuk membantu
kami memastikan apakah pernyataan harus dianggap benar atau tidak. Struktur dari proses di
mana penentuan ini dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada yang dapat mengklaim
kebenaran mutlak dalam ilmu pengetahuan. Dengan demikian, kebenaran ilmiah bersifat
sementara.Sebuah pernyataan atau teori keuntungan status `kebenaran hanya setelah para
ilmuwan di daerah dari mana teori berkembang memutuskan bahwa bukti cukup
persuasif.Sejarah ilmu pengetahuan mengungkapkan bahwa substitusi, penyesuaian dan
modifikasi dari teori yang dibuat terang dalam bukti baru.Misalnya, teori Newton memberi
jalan untuk teori relativitas Einstein. Dalam pandangan dari apa yang kita katakan, kita harus
memiliki konsepsi yang kurang idealis dari syarat kebenaran dan fakta, dalam ilmu
pengetahuan.

Salah satu cara untuk mempelajari dan menilai teori akuntansi adalah menggolongkan
mereka berdasarkan asumsi, bagaimana mereka dirumuskan, dan pendekatan untuk
menjelaskan dan meramalkan peristiwa yang sebenarnya. Beberapa klasifikasi yang telah
terbukti sangat berguna adalah pragmatic, syntactic, semantic, normative,
positive, dan naturalistic.
LO1 Pragmatic Theories
Descriptive Pragmatic Approach
Mungkin metode tertua dan paling universal pengembangan teori akuntansi adalah
dengan menggunakan deskriptif pragmatik. Dengan metode ini, kami terus mengamati perilaku
akuntan untuk menyalin prosedur akuntansi dan prinsip-prinsip. Dengan demikian, itu adalah
pendekatan induktif untuk pengembangan teori akuntansi adalah cara yang populer untuk
belajar keterampilan akuntansi sampai cukup akhir-akhir ini, seorang akuntan yang telah dilatih
dengan magang atau diberi artikel untuk berlatih akuntan selama beberapa tahun. Sterling
mengacu pada hal ini sebagai metode antropologi dan komentar seperti berikut:
Misalnya, jika seorang antropolog akuntansi telah mengamati bahwa akuntansi manusia
biasanya mencatattokoh konservatif dan secara umum hal ini sebagai prinsip `konservatisme
, maka kita dapat menguji prinsip ini dengan mengamati apakah atau tidak seorang akuntansi
dalam catatan fakta tokoh konservatif jika seorang antropolog akuntansi menetapkan prinsip
keragaman , maka kita dapat menguji prinsip ini dengan mengamati apakah ada atau tidak
seorang akuntansi dalam kejadian catatan sebenarnya yang serupa dalam cara yang berbeda.
Dan sebagainya
Pendekatan pragmatic ini mungkin adalah pendekatan yang paling tua dan paling
universal digunakan dalam teori akuntansi. Bagaimanapun, ada beberapa kritikan dari
pendekatan ini untuk teori akuntansi, yaitu:
a. Pendekatan pragmatic tidak termasuk analisis penilaian kualitas tindakan seorang akuntan.
b. Pendekatan pragmatic ini tidak menyediakan teknik akuntansi yang menantang, karena itu
tidak memungkinkan untuk berubah.
c. Pendekatan pragmatic memfokuskan perhatian pada perilaku akuntan, bukan dalam
mengukur atribut perusahaan, seperti aset, kewajiban dan keuntungan.
itu adalah pertimbangan nilai saya bahwa teori akuntansi seharusnya berkaitan dengan
fenomena akuntansi, tidak berlatih akuntan, dengan cara yang sama bahwa teori-teori fisika
yang berkaitan dengan fenomena fisik, tidak berlatih seorang fisikawan.
Sterling menyimpulkan bahwa pendekatan pragmatis yang pantas untuk teori konstruksi
akuntansi. Kesimpulannya adalah, tentu saja dalam kaitannya dengan teori normatif tentang
bagaimana. Akuntansi harus menjadidilakukan daripada teori pragmatis yang menggambarkan
praktek dunia nyata.
Psychological Pragmatic Approach
Berbeda dengan Descriptive Pragmatic Approach di mana ahli teori mengamati perilaku
akuntan, Psychological Pragmatic Approach memerlukan ahli teori untuk mengamati
pengguna dari hasil pekerjaan akuntan seperti laporan keuangan. Reaksi pengguna diambil
sebagai bukti bahwa laporan keuangan berguna dan berisi informasi yang relevan. Masalah
dari Psychological Pragmatic Approach adalah bahwa beberapa orang mungkin bereaksi
secara logis, namun beberapa mungkin memiliki sebuah respon yang sudah dipersiapkan, dan
yang lain mungkin tidak bereaksi ketika mereka harus bereaksi. Sebuah perbaikan dari
pendekatan ini menyesuaikan untuk alasan ini dengan berkonsentrasi pada teori keputusan dan
bukan tanggapan dari pengambil keputusan individu.
LO2 Syntatic And Semantic Theories
Salah satu interpretasi teoritis dari sejarah Akuntansi biaya tradisional adalah bahwa hal
itu hampir sepenuhnya merupakan sintaksis. Interpretasi teori akuntansi dapat digambarkan
sebagai berikut masukan semantik untuk sistem ini adalah transaksi dan pertukaran yang
dicatat dalam voucher, jurnal dan buku besar dari bisnis. Hal ini kemudian dimanipulasi
(dipartisi dan dijumlahkan) atas dasar tempat dan asumsi dari akuntansi biaya historis. Sebagai
contoh, kita mengasumsikan bahwa inflasi tidak akan dicatat dan nilai pasar dari aset dan
liabilitas diabaikan. Kami kemudian menggunakan akuntansi double entry dan prinsip-prinsip
akuntansi biaya historis untuk menghitung laba rugi dan neraca sisa. Proposisi individu
diverifikasi setiap kali laporan yang diaudit dengan memeriksa perhitungan dan manipulasi.
Dengan cara ini teori biaya historis telah dikonfirmasi berkali-kali. Jika kita asumsikan
program penelitian prinsip akuntansi Biaya Historis Lakatosian membentuk heuristik negatif
dan, dalam sudut pandang paradigma Khunian yang dominan.
Beberapa teori akuntansi sangat penting dari pendekatan ini. Mereka
berpendapat bahwa teori tersebut memiliki konten semantik hanya atas dasar
inputnya. Tidak ada operasi empiris bebas untuk memverifikasi perhitungan keluaran,
sebagaicontoh penghasilan atau total aset. Angka-angka ini tidak diamati, mereka
adalah penjumlahan sederhana saldo rekening dan proses audit ini, yang pada
dasarnya, hanya sebuah kalkukasi kembali. Proses audit memverifikasi masukan
dengan memeriksa dokumen yang digaris bawahi dan mengecek perhitungan
matematika tetapi tidak memverifikasi output akhir. Ini berarti bahwa akan ada
sejumlah besar teknik akuntansi yang berbeda namun masih dapat diterima,
berdasarkan prinsip akuntansiumum dari praktek. Sterling berkomentar:
Ketidakcukupan prosedur ini untuk mengkonfirmasi teori ini segera secara jelas.
Seorang mencoba untuk mengkonfirmasi teori astronomi, yang sebagaimana
dicontohkan oleh planetarium tertentu, maka kita bisa mulai dengan memeriksa pada
keakuratan input observasional dan seseorang mungkin juga memeriksa kesalahan
dalam perhitungan. Namun, di beberapa titik output dari sistem akan diverifikasi.
Seseorang akan melihat langit untuk melihat apakah bintang-bintang yang
sebenarnya dalam posisiyang ditunjukkan oleh planetarium. Dengan tidak adanya
langkah terakhir ini, beberapa kemustahilan dapat terjadi. Pertama, himpunan
persamaan dapat menggambarkan situasi apapun, misalnya orbit segi empat, orbit
persegi panjang. Jika salah satu dibatasi prosedur klarifikasi untuk memeriksa
keakuratan input dan perhitungan kembali, maka orang akan menyatakan bahwa
planetarium ini menyajikan secara wajar posisi bintang-bintang. Satu-satunya cara
untuk menemukan bahwa orbit harus atau seharusnya tidak menjadi persegi panjang
adalah dengan melakukan operasi terpisah dan membandingkan hasil operasi itu
dengan output dari sistem.Jika cukup banyak output menjadisasaran verifikasi yang
bebas, teori orbit persegi panjang akan baik dikonfirmasi atau tidak. Kedua, jika ada
dua planetarium yang diperhatikan dengan fenomena yang sama tetapi dengan set
yang berbeda persamaan menghasilkan output yang bertentangan, maka prosedur
audit akan mengharuskan mereka berdua akan disertifikasi sebagai benar ketika
setidaknya satu dari, semua selalu salah. Akhirnya, jumlah set yang berbeda dari
persamaan dengan Keluaran yang berbeda tak terbatas.
LO3 Normative Theories
Perumusan teori normative ini mencapai masa keemasan pada tahun 1950 dan 1960.
Selama periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada rekomendasi kebijakan dan apa yang
seharusnya dilakukan. Dalam pendekatan ini, akuntansi dianggap sebagai norma peraturan
yang harus diikuti, tidak peduli apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak. Teori
ini berusaha untuk membenarkan tentang apa yang seharusnya dipraktekkan. Teori normative
hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa
menguji hipotesis tersebut. Teori normatif ini berfokus pada dua hal, yaitu true
income dan decision usefulness.
1. True Income
True income berfokus pada suatu pengukuran tunggal untuk aset dan suatu bentuk sifat laba
yang unik. Namun, tidak ada kesepakatan tentang apa yang benar atau pengukuran yang benar
dari nilai dan keuntungan. Banyak literatur selama periode ini diisi oleh perdebatan mengenai
manfaat dari sistem pengukuran alternatif.
2. Decision Usefulness
Pendekatan ini berasumsi bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah membantu dalam proses
pembuatan keputusan terhadap pengguna laporan keuangan tertentu dengan menyediakan data
akuntansi yang relevan dan bermanfaat. Teori decision-usefulnessbersifat normatif karena
didasarkan pada beberapa asumsi berikut:
a. Akuntansi merupakan suatu sistem pengukuran
b. Laba dan rantai nilai dapat terukur dengan tepat
c. Akuntansi keuangan bermanfaat dalam membuat keputusan ekonomi
d. Pasar yang tidak efisien
e. Akuntansi konvensional adalah tidak efisien
f. Terdapat satu pengukuran laba yang unik
Karena teori normative dianggap merupakan pendapat pribadi yang subjektif, maka tidak
bisa diterima begitu saja, akan tetapi harus diuji secara empiris agar memiliki dasar teori yang
kuat. Pendukung teori ini biasanya menggambarkan system akuntansi yang dihasilkan sebagai
sesuatu yang ideal, dan merekomendasikan penggantian system historis cost dan peamakaian
teori normative oleh semua pihak.
LO4 Positive Theories
Selama tahun 1970-an, teori akuntansi melihat langkah kembali ke metodologi empiris
atau positif. Positivisme atau empirisme berarti menguji hipotesis yang berkaitan atau
akuntansi atau teori kembali ke pengalaman atau fakta dari dunia nyata. Penelitian akuntansi
positif pertama difokuskan pada pengujian empiris dari beberapa asumsi yang dibuat oleh teori
akuntansi normatif. Misalnya, dengan menggunakan kuesioner dan teknik survey lainnya,
sikap untuk kegunaan teknik akuntansi yang berbeda ditentukan. Pendekatan yang khas adalah
untuk surveipendapat darimenganalisis keuangan, petugas bank atau akuntan pada kegunaan
metode akuntansi inflasi yang berbeda dalam pengambilan keputusan mereka tugas (seperti
memprediksikebangkrutan atau memutuskan apakah akan membeli atau menjual saham).
Pendekatan lain adalah untuk menguji pentingnya diasumsikan dari output akuntansi di pasar.
Pengujian dilakukan untuk mencoba menentukan apakah akuntansi inflasi meningkatkan
efisiensi informasi pasar saham, apakah pendapatan merupakan faktor penentu penting dalam
penilaian saham, apakah biaya data akuntansi halus pertemuan keluar menimbang manfaat,
atau apakah penggunaan yang berbeda teknik akuntansi mempengaruhi nilai (hipotesis
mekanistik).
Sekarang ini yang lebih penting dari teori akuntansi adalah berfokus pada menjelaskan
alasan dari praktek yang sekarang terjadi dan memprediksikan peran akuntansi serta
informasi terkaitkeputusan ekonomi dari perusahaan perseorangan, firma, dan pihak lain yang
berkontribusi pada operasi pasar dan ekonomi. Penelitian ini menguji teori-teori yang
menganggap bahwa informasi akuntansi merupakan komoditas ekonomi dan komoditas
politik dan orang-orang akan bertindak untuk kepentingan diri sendiri.
Perbedaan antara Teori Normative dan Positive adalah pada: Normative ; teori yang
berdasarkan perspektif, dan teori positive adalah deskriptif, atau prediksi. Faktanya, teori
normative dan teori positif dapat saling berdampingan dan saling melengkapi. Teori positif
dapat membantu memberikan pemahaman tentang peran akuntansi yang pada gilirannya dapat
membentuk dasar untuk mengembangkan teori normatif untuk meningkatkan praktek
akuntansi.
LO5 Different Perspectives
Dalam pandangan ini kita lebih berfokus pada pendekatan yang sangat terstruktur dengan
perumusan teori- pendekatan ilmiah. Kita mulai dengan teori yang didasarkan pengetahuan
sebelumnya atau diterima secara ilmiah konstruksi teorinya.Langkahselanjutnya adalah
dengan menggunakan teori untuk membangun masalah penelitian ketika kita mengamati dunia
nyata perilaku yang tidak setuju dengan teori. Pada tahap ini, kami mengembangkan teori untuk
menjelaskan perilaku yang diamati dan menggunakan teori untuk menghasilkan hipotesis diuji
yang akan dikuatkan hanya jika teori memegang. Kami kemudian mengikuti prosedur yang
tepat dan sangat terstruktur atau ditentukan untuk pengumpulan data dan setelah menundukkan
data (biasanya) dengan teknik matematika atau statistik, kita memvalidasi atau menolak
hipotesis diuji. Pendekatan ini memiliki asumsi yang melekat lebih lanjut bahwa melihat dunia
untuk diteliti sebagai realitas obyektif yang mampu memeriksa dalam hal skala besar atau
statistik rata-rata. Jenis penelitian ini dilakukan oleh hipotesis tambahan yang kemudian
dikumpulkan. Asumsi tersirat adalah bahwa variabel diteliti memiliki beberapa stabilitas di
perusahaan, industri dan waktu.
Pendekatan penelitian umumnya digambarkan sebagai pendekatan ilmiah dan
merupakan pendekatan yang dominan saat ini digunakan oleh para peneliti di bidang akuntansi,
khususnya diAmerika Serikat. Penting untuk dicatat bahwa itu didasarkan pada asumsi
ontologis tertentu (cara kita memandang dunia), yang menyiratkan epistemologi yang berbeda
(cara kita mengumpulkan pengetahuan) dan metodologi penelitian dan metode yang berbeda.
Hal ini, pada gilirannya, mempengaruhi jenis masalah penelitian yang diajukan dan hipotesis
yang diuji. Hal ini penting bagi para peneliti akuntansi dengan jelas mengenai asumsi yang
mendasari penelitian mereka dan untuk mempertimbangkan apakah pendekatan penelitian
alternatif yang lebih tepat. Ada tubuh tumbuh sastra, longgar dicap sebagai penelitian
naturalistik, yang sangat penting dari pendekatan yang sangat terstruktur diadopsi oleh ilmiah
peneliti. Kami meninjau secara singkat beberapa kritik mereka dibagian ini.
Pendekatan naturalistik menganggap akuntansi dibangun sebagai realitas daripada realita
objektif dan penelitian naturalistik memungkinkan untuk menggunakan study kasus dan
pengalaman individu dibandingkan dengan pendekatan ilmiah dari formulasi model sintaktis.
Tomkins dan Groves tidak setuju dengan pandangan ini. Mereka melihat pendekatan
penelitian naturalistik sebagai lebih tepat untuk asumsi ontologis yang berbeda. Perbedaan
asumsi ontologis menyiratkan gaya penelitian yang berbeda dan mempengaruhi pertanyaan
penelitian diajukan dan diselidiki. Sebagai contoh, kita dapat melihat akuntansi sebagai
konstruksi sosial. Kita mungkin ingin memahami apa diri gambar orang memegang, atau apa
yang mendasari asumsi mempertahankan pandangan bahwa, atau apa bagian persepsi ini
bermain dalam mengendalikan cara mereka melakukan peran mereka sehari-hari. Ini adalah
jenis pertanyaan yang mungkin akan diteliti menggunakan ontology subjektif.
LO6 Scientific Approach Applied To Accounting
Misconceptions of purpose
Banyak kesalahpahaman tentang ada upaya untuk menerapkan pendekatan
ilmiah untuk akuntansi. Beberapa percaya bahwa upaya ini adalah untuk membuat
para ilmuwan dari praktisi akuntansi. Pandangan ini, tentu saja, adalah konyol.
Seorang ilmuwan adalah salah satu yang menggunakan metode ilmiah dan, oleh
karena itu, terutama peneliti. Profesi medis memberikan analogi yang baik dari
perbedaan antara peneliti dan praktisi dan penggunaan dan efek dari metode ilmiah.
Para peneliti medis adalah seorang ilmuwan, tetapi praktisi medis (dokter) adalah
tidak. Yang terakhir adalah seorang teknisi, orang yang menerapkan alat-alat
kedokteran. Dia adalah orang yang professional yang diharapkan untuk
menggunakan penilaian untuk mendiagnosis penyakit dan merekomendasikan
pengobatan. Alat kedokteran yang berlaku terutama terdiri, dari pengetahuan yang
diperoleh melalui penelitian ilmiah oleh peneliti medis. Namun, seperti di beberapa
bidang lain, penelitian ilmiah tidak menemukan semua jawaban atas pertanyaan
medis dan beberapa kesimpulan yang lain tidak persuasif. Kesimpulan dari penelitian
ini adalah generalisasi, tapi praktisi dihadapkan dengan kasus-kasus tertentu yang
mungkin tidak sesuai persis dengan kesimpulan umum.
Kesalahpahaman umum lain tentang penerapan pandangan ilmiah dalam
akuntansi adalah bahwa kebenaran mutlak yang diinginkan, yang tentu saja tidak
mungkin. Oleh karena itu berpendapat bahwa itu adalah sia-sia untuk mencari apa
yang tidak mungkin. Argumen seperti itu didasarkan pada kesalahpahaman bahwa
ilmu pengetahuan mengetahui kebenaran mutlak. Metode ilmiah yang tidak
sempurna.Ini adalah penemuan manusia untuk membantu kami memastikan apakah
pernyataan harus dianggap benar atau tidak. Struktur dari proses di mana penentuan
ini dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada yang dapat mengklaim kebenaran
mutlak dalam ilmu pengetahuan. Dengan demikian, kebenaran ilmiah bersifat
sementara. Sebuah pernyataan atau teori keuntungan status `kebenaran hanya
setelah para ilmuwan di daerah dari mana teori berkembang memutuskan bahwa bukti
cukup persuasif. Sejarah ilmu pengetahuan mengungkapkan bahwa substitusi,
penyesuaian dan modifikasi dari teori yang dibuat terang dalam bukti baru. Misalnya,
teori Newton memberi jalan untuk teori relativitas Einstein. Dalam pandangan dari apa
yang kita katakan, kita harus memiliki konsepsi yang kurang idealis dari syarat
kebenaran dan fakta, dalam ilmu pengetahuan.
LO7 Issues For Auditing Theory Construction
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, audit adalah sebuah proses verifikasi yang
digunakan dalam input dan proses akuntansi. Auditor bukanlah memverifikasi output yang
sesuai dengan keuntungan pengukuran ekonomi, tapi memberikan pendapat apakah laporan
keunagan sesuai dengan kerangka kerja pelaporan yang berlaku.
Perkembangan teori auditing diikuti secara perlahan oleh pendekatan teori akuntansi.
Penulis awal berusaha untuk mendokumentasikan proses audit dan tugas yang diharapkan dari
auditor. Upaya untuk pengembangan teori audit secara umum sudah mulai dari tahun 1960 dan
dijelaskan serta dipakai pada praktik audit terbaik. Baru baru ini, penelitian telah mempelajari
bagaimana seorang auditor membuat keputusan dalam upaya untuk memprediksi perilaku
auditor, dan positive teori menjelaskan permintaan atas audit dan biaya audit menggunakan
model ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai