Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika (JEPIN) Vol. 1, No.

1, (Juni 2015) ISSN 2460-7041

Sistem Informasi untuk Monitoring


Distribusi Obat di Indonesia
Yulisnaini Amelia1, Albarda2, Elvi Trinovani3
1,2,3
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung
e-mail: yulisnaini_amelia@yahoo.com, albar@stei.itb.ac.id, elvi_nova@yahoo.co.id

Abstrak Indonesia memiliki potensi penyakit yang beragam. kefarmasian [9]. Hal ini akan sangat berbahaya jika obat yang
Ketersediaan obat pada setiap tempat pendistribusian dan dibeli tidak sesuai dengan penyakit yang diderita oleh
penjualan obat belum memadai. Pemerintah belum bisa masyarakat tersebut.
menangani tidak meratanya penyebaran obat pada distributor Terdapat ribuan titik distribusi obat di Indonesia, mulai dari
obat. Saat ini, belum ada sebuah sistem informasi untuk
pabrik obat, sarana distribusi (Pedagang Besar Farmasi), dan
memantau penyebaran dan pendistribusian obat secara nasional
di indonesia. Sistem informasi tersebut dapat dibangun dengan juga sarana pelayanan (rumah sakit,puskesmas, dan apotek)
menggunakan teknologi internet ataupun SMS gateway. [6]. Hal ini tentu menyebabkan pemerintah sulit mengontrol
Identifikasi dan analisis masalah yang dilakukan dengan dan memantau bagaimana keberjalanan proses distribusi obat
menggunakan metode wawancara, observasi lapangan, dan studi di seluruh Indonesia.
literatur. Dari hasil identifikasi dan analisis masalah, diperoleh Penelitian ini merancang sebuah kebutuhan sistem
bagaimana keadaan penyebaran dan distribusi obat di Indonesia informasi untuk monitoring data terkait distribusi obat di
dan requirement apa saja yang dibutuhkan dalam merancang Indonesia. Sistem informasi yang dirancang dapat memberikan
sistem informasi berskala nasional untuk memantau penyebaran
warning kepada Dinas Kesehatan pada aplikasi desktop
dan pendistribusian obat di Indonesia. Hasil yang diperoleh
berupa sistem interaksi mengenai data distribusi obat di
terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi pada setiap
Indonesia antara sarana pelayanan kesehatan dan sarana proses bisnis yang dirancang.
distribusi obat dengan Kementrian Kesehatan dan Dinas
Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten, serta
masyarakat. Hasil yang diharapkan adalah agar rancangan ini II. INISIASI SISTEM
dapat berguna dalam membangun sistem informasi yang Tahap pertama dalam mendefinisikan solusi sistem
sebenarnya dan berskala nasional untuk mengontrol dan
informasi untuk monitoring distribusi obat adalah menentukan
mengatur penyebaran obat di Indonesia.
kebutuhan sistem dengan mencari permasalahan yang ada
Keywords pendistribusian, obat, SMS Gateway, monitoring. pada saat ini. Dalam mencari solusi sistem informasi,
dilakukan dengan tahapan umum seperti inisiasi sistem,
I. PENDAHULUAN analisis sistem, dan desain sistem[1]. Pada tahap pertama ini,
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas terdapat identifikasi masalah dan pemetaan masalah yang
dan berpenduduk sangat padat. Selain jumlah penduduk yang berhubungan dengan proses distribusi obat di Indonesia.
banyak dan wilayah yang luas, Indonesia pun termasuk negara Pemetaan masalah dilakukan pada empat stakeholder, yaitu
yang memiliki potensi penyakit yang beragam [4][5][7]. Pemerintah, sarana distribusi (PBF), sarana pelayanan, dan
Penyakit merupakan kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu masyarakat.
organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap A. Obat-Obatan yang Didistribusikan
rangsangan/tekanan sehingga timbul gangguan pada sistem
Obat-obatan yang didistribusikan di Indonesia, terdiri dari
atau fungsi dari tubuh [3]. Hal yang paling dibutuhkan untuk
berbagai macam jenis, kategori, dan fungsi. Tabel 1 berikut
memberi pertolongan kepada penderita penyakit adalah
menunjukkan kategori obat berdasarkan tingkat kebebasan
ketersediaan obat yang memadai pada setiap tempat
dalam memperolehnya.
pendistribusian dan penjualan obat.
Seperti yang telah diamanatkan dalam UUD 1945 hasil TABEL1
amandemen, dalam Pasal 28 H ayat (1) dikatakan bahwa KATEGORI OBAT BERDASARKAN TINGKAT KEBEBASANNYA
setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat No. Kategori Penjelasan
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan 1. Obat Bebas (terdapat Obat yang dijual secara bebas di
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Di sini lingkaran hijau dengan pasaran dan dapat dibeli tanpa
secara jelas diatur bahwa hidup secara sehat dan memperoleh garis tepi berwarna hitam resep dokter.
pelayanan kesehatan merupakan hak setiap warga negara dan pada kemasan obat)
hal ini menjadi kewajiban bagi negara untuk 2. Obat Bebas Terbatas Obat yang masih termasuk obat
(terdapat lingkaran biru keras, tetapi masih dapat dijual
merealisasikannya.
dengan garis tepi atau dibeli bebas tanpa resep
Masalah lain yang ada pada kondisi distribusi obat di berwarna hitam pada dokter dan disertai dengan tanda
Indonesia saat ini yaitu masih bebasnya peredaran obat-obatan kemasan obat) peringatan.
di Indonesia [8]. Masih ada saja masyarakat yang berani
membeli obat-obatan jenis keras tanpa saran dari tenaga

45
Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika (JEPIN) Vol. 1, No. 1, (Juni 2015) ISSN 2460-7041

3. Obat Keras dan Obat yang hanya dapat dibeli di Masih ada PBF yang tidak memiliki apoteker.
Psikotropika (terdapat apotek dengan resep dokter. Beberapa PBF tidak melaksanakan pengadaan,
huruf K dalam penyimpanan, dan penyaluran obat sesuai dengan
lingkaran merah dengan
CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik) yang
garis tepi berwarna
hitam pada kemasan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
obat) Masih ada PBF yang tidak melaporkan kegiatannya
4. Obat Narkotika Obat yang dapat menyebabkan kepada Kementrian Kesehatan dan Dinas Kesehatan
penurunan atau perubahan Provinsi selama 3 bulan sekali.
kesadaran, serta mengurangi Tidak ada batasan jumlah order yang dapat dilakukan
sampai menghilangkan rasa oleh sebuah PBF kepada pabrik obat ataupun PBF
nyeri dan menimbulkan lainnya.
ketergantungan.
D. Masalah pada Sarana Pelayanan (Rumah Sakit,
Selain berdasarkan tingkat kebebasan, juga terdapat Puskesmas, dan Apotek)
pembagian obat ke dalam kategori obat generik dan obat Masalah yang ditemukan pada sarana pelayanan dalam
paten. Obat generik lebih murah dari obat paten karena biaya mendistribusikan obat adalah:
pembuatannya disubsidi oleh pemerintah. Dalam perancangan Masih banyak sarana pelayanan kesehatan pemerintah
sistem informasi monitoring distribusi obat ini, diambil sampel yang tidak menyediakan obat generik untuk pasiennya.
dalam jenis obat generik karena dalam praktik sehari-hari, Hal ini bertentangan dengan Peraturan Menteri
banyak ditemukan pelanggaran dalam pendistribusian dan Kesehatan RI No. 068 tahun 2010 pasal 2.
penggunaan obat generik. Masih banyak sarana pelayanan yang tidak
melaksanakan semua kegiatan tersebut sesuai dengan
B. Masalah pada Pemerintah (Kementrian Kesehatan, Dinas
rencana, dilihat dari tidak meratanya persebaran obat
Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/
pada sarana pelayanan.
Kota)
Masih ada pihak yang menjual obat generik jenis keras
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tanpa menggunakan resep dari dokter.
pada Kementrian Kesehatan merupakan bagian yang mengurus Masih ditemukannya pihak nakal yang menjual obat
distribusi obat. Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas generik melebihi harga jual tertinggi yang telah
Kesehatan Kabupaten/Kota memiliki peran yang berbeda ditentukan.
dalam proses distribusi obat. Dinas Kesehatan Provinsi
Banyaknya dokter yang masih memberikan resep obat
menerima pelaporan distribusi dan ketersediaan obat yang
paten, disaat terdapat obat generiknya.
berasal dari sarana distribusi, yaitu Pedagang Besar Farmasi.
Sedangkan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, menerima
pelaporan distribusi dan ketersediaan obat yang berasal dari E. Masalah pada Masyarakat
sarana pelayanan, seperti Apotek, Puskesmas dan Rumah Beberapa masalah yang terjadi pada masyarakat sebagai
Sakit.Beberapa masalah yang terjadi pada pemerintah terkait konsumen terkait penyebaran obat generik adalah sebagai
dengan proses distribusi obat di Indonesiaadalah sebagai berikut:
berikut: Sosialisasi mengenai obat generik yang masih kurang,
Kementrian Kesehatan belum memiliki sebuah sistem sehingga belum semua masyarakat mengetahui
informasi yang berisi database mengenai bagaimana kualitas obat generik yang sebenarnya sama
pendistribusian obat berskala nasional. saja dengan obat paten.
Belum ada sistem informasi yang dapat Masih banyak masyarakat yang berani membeli obat
memperlihatkan data pendistribusian obat secara real generik dengan jenis keras tanpa menggunakan resep.
time.
Data yang diterima dan ditampilkan pada sistem saat
Masyarakat yang tidak mengetahui berapa harga eceran
obat generik yang seharusnya, sehingga mudah
ini tidak detail.
dikelabui oleh sarana pelayanan kesehatan yang nakal
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat menerima
laporan mengenai pendistribusian obat dalam bentuk dengan menjual obat generik melebihi harga
tertulis (hardcopy) dari Dinas Kesehatan yang sudah ditetapkan.
Kabupaten/Kota.
C. Masalah pada Sarana Distribusi (PBF) III. ANALISIS SISTEM
Beberapa permasalahan yang ada pada sarana distribusi Pada tahap analisis sistem ini, dilakukan
atau PBF pada proses distribusi obat adalah sebagai berikut:
Masih ada PBF yang tidak memenuhi persyaratan mutu
pemahaman lebih lanjut terhadap masalah yang ada
dalam melakukan pengadaan, penyimpanan, dan serta menghasilkan requirement dari solusi yang
menyalurkan obat seperti yang sudah ditetapkan pada dirancang.
Peraturan Kementrian Kesehatan No.1148 Tahun 2011
pasal 13.

46
Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika (JEPIN) Vol. 1, No. 1, (Juni 2015) ISSN 2460-7041

A. Analisis Masalah distribusi obat yang ada saat ini. Domain-domain tersebut
Dari masalah yang telah ditemukan pada tahap sebelumnya, adalah perencanaan, pengawasan, sosialisasi, dan pelaporan.
dilakukan analisis untuk menemukan domain-domain masalah Domain permasalahan serta akar dari masalah ditunjukkan
apa saja yang berkaitan dengan masalah pada monitoring pada Gambar 1.

Sosialisasi Pelaporan

Belum ada sistem informasi yang berisi


database pendistribusian obat berskala nasional
Masih kurangnya pengetahuan
masyarakat terhadap obat generik Belum ada sistem informasi distribusi obat
secara real time dan detail

Masih adanya PBF yang tidak melaporkan


update stok selama 3 bulan sekali Belum adanya sistem informasi
untuk memonitoring antara perencanaan
Masih ada sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan pelaksanaan proses distribusi
yang tidak menyediakan obat generik obat di Indonesia
Ketidaksesuaian pelaksanaan kegiatan sarana
Masih adanya sarana pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan dengan rencana
yang menjual harga obat generik melebihi HET

Kurangnya pengawasan pemerintah Tidak adanya peraturan mengenai perencanaan


yang mengakibatkan masih adanya PBF yang tidak order persediaan obat yang dilakukan oleh PBF
memenuhi persyaratan mutu

Masih ada pihak yang menjual obat generik


jenis keras tanpa menggunakan resep dari dokter

Pengawasan Perencanaan

Gambar 9: Diagram Ishikawa Masalah Pendistribusian Obat di Indonesia


Analisis permasalahan dari gambar tersebut menunjukkan Sistem dapat menampilkan informasi kegiatan
bahwa dibutuhkan sistem informasi untuk memonitoring distribusi obat se-real time mungkin.
antara perencanaan dan pelaksanaan proses distribusi obat di Sistem dapat menampilkan notifikasi apabila terdapat
Indonesia yang belum ada saat ini. sarana pelayanan kesehatan yang menjual obat generik
melebihi HET yang telah ditentukan.
B. Identifikasi Requirement Sistem
Masyarakat dapat mengakses data HET dan harga
Sistem informasi untuk monitoring distribusi obat berskala eceran obat generik pada setiap sarana pelayanan.
nasional ini, dapat dilakukan dengan merancang sebuah sistem Sistem dapat menampilkan notifikasi jika terdapat
pelaporan data dengan menggunakan SMS dan dipantau oleh ketidaksesuaian antara jumlah resep obat generik yang
pemerintah melalui aplikasi desktop. Kebutuhan sistem seharusnya dengan jumlah resep yang dikeluarkan oleh
informasi monitoring distribusi obat berskala nasional ini dokter pada sarana pelayanan.
adalah sebagai berikut: Server pusat sistem berada pada pemerintah pusat,
Sistem berisi database nomor telepon pemangku yaitu Kementrian Kesehatan.
kepentingan dari sarana distribusi, sarana pelayanan
kesehatan, serta pemerintah yang bersangkutan.
Sistem memiliki database nama PBF di masing-masing IV. DESAIN SISTEM
provinsi di Indonesia, nama sarana pelayanan
kesehatan di masing-masing kabupaten/kota di Pada tahap desain sistem ini, terdapat dua bagian utama
Indonesia, stok obat pada masing-masing sarana yaitu mengidentifikasi alternatif solusi dan menentukan pilihan
distribusi dan pelayanan kesehatan, HET dari obat terbaik serta mendesain solusi yang dipilih.
generik, obat generik jenis keras yang memerlukan
A. Identifikasi Alternatif Solusi dan Alternatif Teknologi
resep, serta informasi lainnya yang dibutuhkan pada
sistem. Terdapat dua buah alternatif solusi untuk merancang sistem
Sistem dapat menerima informasi dari pengguna informasi monitoring distribusi obat, yaitu:
dengan menggunakan SMS dengan format yang telah
ditentukan. Pembuatan sistem informasi monitoring distribusi obat.
Sistem dapat memberikan balasan mengenai format Maksud dari monitoring disini adalah memantau dan
SMS yang benar kepada pengirim SMS apabila SMS mengawasi apakah pelaksanaan kegiatan distribusi obat
yang dikirimkan formatnya tidak benar. sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat atau tidak.
Sistem dapat menampilkan notifikasi apabila terdapat Pembuatan sistem informasi pendataan stok obat
ketidaksesuaian rencana dengan pelaksanaan kegiatan dengan memperlihatkan stok awal obat, jumlah obat
distribusi obat di sarana pelayanan. yang didistribusikan, serta stok akhir obat pada masing-
Sistem dapat memperlihatkan jumlah obat yang dipesan masing pemangku kepentingan yang berperan pada
oleh masing-masing PBF dan menampilkan notifikasi proses distribusi obat, yaitu pemerintah, sarana
apabila jumlah tersebut melebihi batas yang ditentukan. distribusi, serta sarana pelayanan.

47
Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika (JEPIN) Vol. 1, No. 1, (Juni 2015) ISSN 2460-7041
Dari kedua alternatif solusi tersebut, dilakukan Dari tabel tersebut, dapat terlihat bahwa sistem informasi
perbandingan menggunakan balance scorecard yang monitoring lebih banyak kelebihannya dibandingkan dengan
ditunjukkan pada Tabel 2. sistem pendataan stok obat. Maka, dipilihlah sistem informasi
TABEL2
monitoring distribusi obat untuk mengatasi permasalahan
BALANCE SCORECARD ALTERNATIF SOLUSI dalam kegiatan distribusi obat di Indonesia.
Selanjutnya, juga diperlukan alternatif teknologi yang
Kategori Sistem Monitoring Sistem Pendataan Stok sesuai dengan kondisi calon pengguna sistem ini. Teknologi
yang dapat digunakan adalah SMS Gateway [2][10] dan juga
Membutuhkan dana Sistem ini membutuhkan
Web-based . Perbandingan kedua teknologi tersebut dapat
yang tidak terlalu besar dana yang cukup besar
karena server berada jika sistem yang berada dilihat pada Tabel 3 berikut.
pada pemerintah pusat, pada setiap pemangku
Financial

yaitu Kementrian kepentingan berupa TABEL 3


Kesehatan sedangkan teknologi yang PERBANDINGAN TEKNOLOGI
pemangku kepentingan konvensional. Perbandingan SMS Gateway Web-based
lainnya dapat
Lebih mudah untuk Proses update
menggunakan teknologi
diaplikasikan pada informasi dan
yang murah.
setiap pemangku pengiriman informasi
kepentingan karena dapat dilakukan

Kelebihan
Sarana distribusi dan Sarana distribusi dan saat ini jarang sekali dengan cepat,
sarana pelayanan sarana pelayanan orang yang tidak serta lebih mudah dan
kesehatan sebagai dilibatkan langsung dalam
Customer

memiliki handphone efisien dalam


pengguna dari sistem ini memasukkan data stok dan dapat dijangkau di memasukkan data.
dilibatkan secara obat pada masing-masing seluruh daerah
langsung dalam sistem yang dimiliki. Indonesia.
memasukkan data yang
dimonitor oleh pusat. Proses pengiriman Tidak semua daerah di
informasi dan update Indonesia memiliki
Sistem terpusat pada Sistem tersebar dan informasi koneksi internet,
Kekurangan

pemerintah pusat yaitu terdapat pada masing- membutuhkan waktu sehingga tidak dapat
Kementrian Kesehatan masing pemangku yang lebih lama, tidak dijangkau oleh seluruh
dan dibantu dengan kepentingan, namun tetap efisien dalam daerah di Indonesia,
kerja sama Dinas berpusat pada pemerintah memasukkan data selain itu masih ada
Internal Process

Kesehatan pusat. Pada sistem ini dalam jumlah yang pemangku kepentingan
Provinsi/Kabupaten/Kot pemerintah pusat dapat banyak. yang tidak mengerti
a melalui sebuah melihat stok obat pada cara menggunakan
aplikasi. Melalui sistem masing-masing pemangku internet.
ini, pemerintah dapat kepentingan.
memonitor antara
Sistem informasi monitoring distribusi obat ini harus dapat
perencanaan dengan
pelaksanaan distribusi menjangkau seluruh wilayah di Indonesia. Walaupun
obat pada setiap teknologi Web-based lebih banyak memiliki kelebihan
pemangku kepentingan. dibandingkan dengan teknologi SMS Gateway, untuk
pengiriman data, teknologi SMS Gateway lah yang paling
Sistem ini memberikan Sistem ini menampilkan tepat dan sesuai untuk dipilih dalam pembuatan solusi sistem
tampilan mengenai data stok obat pada setiap informasi monitoring ini.
perencanaan dan pemangku kepentingan.
pelaksanaan distribusi Stok yang ditampilkan B. Desain Solusi
obat (dalam bentuk berupa stok awal obat, Pada solusi yang dirancang, yaitu sistem informasi
Learning and People

jumlah obat yang jumlah obat yang monitoring distribusi obat, terdapat empat buah proses bisnis
Organizational

didistribusikan). Jika didistribusikan, serta stok


sesuai dengan tujuan dan fungsinya masing-masing. Masing-
ada ketidaksesuaian akhir obat. Pemerintah
antara rencana dengan pusat hanya dapat melihat
masing proses bisnis tersebut adalah pelaporan data stok obat
pelaksanaan, dapat data stok tersebut dan dari PBF, pelaporan data stok obat dari sarana pelayanan,
terlihat oleh pemerintah menganalisis lebih lanjut pelaporan harga obat generik pada sarana pelayanan, dan
sehingga dapat data tersebut secara pelaporan jumlah resep pada sarana pelayanan. Gambar 2
ditindaklanjuti.Terdapat manual tanpa ditampilkan berikut merupakan diagram hubungan antara keenam
notifikasi apabila terjadi pada sistem.Tidak stakeholder dalam sistem informasi monitoring distribusi obat
ketidaksesuaian antara terdapat notifikasi apapun dengan menggunakan SMS Gateway.
perencanaan dengan karena sistem hanya
pelaksanaan distribusi menampilkan data stok
obat. obat.

48
Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika (JEPIN) Vol. 1, No. 1, (Juni 2015) ISSN 2460-7041

Melaporkan sarana pelayanan


yang bermasalah

Melaporkan PBF yang bermasalah

Menerima notifikasi mengenai


sarana pelayanan yang menjual
Dinas Kesehatan Provinsi obat generik melebihi HET
Kementrian Kesehatan Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten

Memasukkan daftar
HET obat generik Menerima notifikasi
mengenai sarana pelayanan Menerima notifikasi
Memasukkan jumlah Memasukkan jenis mengenai sarana pelayanan
obat generik keras yang menjual
maksimal suatu jenis obat generik keras tanpa resep yang memesan dan
obat yang boleh menjual obat melebihi
batas perencanaan
di order oleh PBF
Menindaklanjuti PBF yang Menerima notifikasi mengenai
melakukan order melebihi PBF yang memesan obat
batas yang ditentukan melebihi batas maksimal

Memasukkan perencanaan jumlah maksimal


suatu jenis obat yang dapat dipesan dan dijual Menindaklanjuti sarana
Memasukkan data jumlah oleh sarana pelayanan pada suatu waktu tertentu pelayanan yang menjual
obat generik melebihi HET
stok obat yang dipesan dan didistribusikan Memberikan harga dan atau
eceran melebihi batas perencanaan
Sistem SMS Gateway obat generik

Memasukkan jumlah resep


obat generik jenis
Mengirimkan pesan keras yang keluar
kesalahan format
Memberikan data stok obat

Sarana Distribusi (PBF)


Mengirimkan pesan kesalahan format
Mengakses data HET dan
harga eceran obat generik pada
setiap sarana pelayanan
Sarana
Masyarakat Pelayanan

Gambar 10: Diagram Hubungan Sistem dengan Keenam Stakeholder

Proses Bisnis Baru Pelaporan Stok Obat dari Sarana Distribusi (PBF)
Sarana Distribusi

Melaporkan rincian jumlah


obat yang dipesan dan
Menerima teguran
Start didistribusikan dari setiap End
dari DKP
jenis obat secara real time
dengan mengirimkan SMS

End
Provinsi (aplikasi)
Dinas Kesehatan

Update display Muncul notifikasi


Menindaklanjuti
data jumlah obat berupa perbedaan Melaporkan PBF
PBF yang
pada PBF yang warna tampilan yang bermasalah
bermasalah
melapor jumlah obat

Mengirim SMS
Pemberitahuan
hak pelapor Pengirim Mengirim SMS
Tidak Data jumlah obat
adalah pegawai terdaftar? dengan format
SMS Gateway

yang dipesan dan


PBF yang sudah yang benar
didistribusikan
terdaftar
Ya
Tidak Ya

Format Pemrosesan
Menerima SMS Ya
Benar? konten SMS
Database

Database jumlah
maksimal obat yang Melebihi
Tidak End
dapat dipesan dari setiap batas?
jenis obat
Kementrian
Kesehatan

Mengeluarkan
Menerima laporan
perintah teguran
mengenai PBF
kepada PBF yang
yang bermasalah
bermasalah

Gambar 11: Proses Bisnis Pelaporan Stok Obat PBF

49
Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika (JEPIN) Vol. 1, No. 1, (Juni 2015) ISSN 2460-7041
Gambar 3 di atas menunjukkan rancangan proses bisnis dalam Gambar 4 berikut menunjukkan perancangan proses
pelaporan stok obat dari PBF kepada Dinas Kesehatan bisnis pelaporan stok obat dari sarana pelayanan.
Provinsi. Dalam proses bisnis pelaporan harga obat generik,
Pelaporan stok obat dari PBF dan sarana pelayanan masyarakat juga dapat turut serta dalam melihat data yang
memiliki tahapan yang sama, hanya berbeda database yang dikirimkan oleh sarana pelayanan karena sebagai konsumen,
dituju serta penanggung jawab dari pelaporan tersebut. Dinas masyarakat dapat menjadi pengawas memastikan kebenaran
Kesehatan Provinsi bertanggung jawab untuk pelaporan dari data yang dikirimkan oleh sarana pelayanan. Perancangan
PBF, sedangkan Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten proses bisnis pelaporan harga obat generik yang dijual pada
bertanggung jawab untuk pelaporan dari sarana pelayanan. sarana pelayanan ditunjukkan pada Gambar 5 berikut.

Proses Bisnis Baru Pelaporan Stok Obat pada Sarana Pelayanan


Sarana Pelayanan

Melaporkan rincian jumlah


obat yang dipesan dan dijual
Menerima teguran
Start dari setiap jenis obat secara End
dari DKK
real time dengan
mengirimkan SMS

End
Dinas Kesehatan
Kota/Kab.
(aplikasi)

Update display Muncul notifikasi


Menindaklanjuti
data jumlah obat berupa perbedaan Melaporkan sarpel
sarpel yang
pada sarpel yang warna tampilan yang bermasalah
bermasalah
melapor jumlah obat

Mengirim SMS
Pemberitahuan
hak pelapor Pengirim Mengirim SMS
Tidak Data jumlah obat
adalah pegawai terdaftar? dengan format
SMS Gateway

yang dipesan dan


sarpel yang sudah yang benar
dijual
terdaftar
Ya
Tidak Ya

Format Pemrosesan
Menerima SMS Ya
Benar? konten SMS

Database perencanaan
Database

jumlah maksimal obat


Melebihi
yang dapat dipesan dan Tidak End
batas?
dijual dari setiap jenis
obat
Kesehatan
Provinsi
Dinas

Mengeluarkan
Menerima laporan
perintah teguran
mengenai sarpel
kepada sarpel
yang bermasalah
yang bermasalah

Gambar 12: Proses Bisnis Pelaporan Stok Obat Sarana Pelayanan

Proses Bisnis Pelaporan Harga Eceran Obat Generik pada Sarana Pelayanan
Sarana Pelayanan

Melaporkan harga masing-


masing jenis obat generik Menerima teguran
Start End
yang dijual dengan dari DKK
mengirimkan SMS

End
Dinkes Kota/Kab.
dan Masyarakat
(aplikasi)

Update display Muncul notifikasi


Menindaklanjuti
harga obat generik berupa perbedaan Melaporkan sarpel
sarpel yang
pada sarpel yang warna tampilan yang bermasalah
bermasalah
melapor harga obat generik

Mengirim SMS
Pemberitahuan
hak pelapor Pengirim Mengirim SMS
Tidak Harga masing-
adalah pegawai terdaftar? dengan format
SMS Gateway

masing jenis obat


sarpel yang sudah yang benar
generik
terdaftar
Ya Tidak Ya

Format Pemrosesan
Menerima SMS Ya
Benar? konten SMS
Database

Database Harga Eceran


Tertinggi (HET) obat Melebihi HET? Tidak End
generik
Kesehatan
Provinsi
Dinas

Mengeluarkan
Menerima laporan
perintah teguran
mengenai sarpel
kepada sarpel
yang bermasalah
yang bermasalah

Gambar 13: Proses Bisnis Pelaporan Harga Obat Generik Sarana Pelayanan

Proses bisnis terakhir yang dirancang adalah dalam bisnis pelaporan jumlah resep yang keluar untuk obat generik
pelaporan jumlah resep yang keluar untuk obat generik keras keras dari sarana pelayanan.
pada sarana pelayanan. Gambar 6 berikut menunjukkan proses

50
Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika (JEPIN) Vol. 1, No. 1, (Juni 2015) ISSN 2460-7041
Pelaporan data dari sarana distribusi dan sarana pelayanan ditentukan. Database server terdapat pada Kementrian
pada setiap proses bisnis dilakukan menggunakan SMS. SMS Kesehatan sebagai penanggung jawab atas proses distribusi
yang dikirimkan akan masuk ke dalam SMS Gateway dan obat di seluruh Indonesia. Notifikasi pada setiap pelanggaran,
diproses untuk mengakses perintah yang diinginkan pada ditandai dengan munculnya warning dalam bentuk perubahan
database yang dituju sesuai dengan format SMS yang warna tampilan pada layar aplikasi desktop.

Proses Bisnis Pelaporan Jumlah Resep untuk Obat Generik Keras pada Sarana Pelayanan
Sarana Pelayanan

Melaporkan jumlah resep


untuk obat generik jenis Menerima teguran
Start End
keras yang keluar dengan dari DKK
mengirimkan SMS

End
Dinas Kesehatan
Kota/Kab.
(aplikasi)

Muncul notifikasi
Update display Menindaklanjuti
berupa perbedaan Melaporkan sarpel
jumlah resep yang sarpel yang
warna tampilan yang bermasalah
keluar bermasalah
jumlah resep

Mengirim SMS
Pemberitahuan
hak pelapor Pengirim Mengirim SMS
Tidak Jumlah resep
adalah pegawai terdaftar? dengan format
SMS Gateway

obat generik jenis


sarpel yang sudah yang benar
keras yang keluar
terdaftar
Ya
Tidak Tidak

Format Pemrosesan
Menerima SMS Ya
Benar? konten SMS
Database

Sesuai dengan
Jenis obat generik Ya End
jumlah resep
keras
seharusnya?
Kesehatan
Provinsi
Dinas

Mengeluarkan
Menerima laporan
perintah teguran
mengenai sarpel
kepada sarpel
yang bermasalah
yang bermasalah

Gambar 14: Proses Bisnis Pelaporan Jumlah Resep Sarana Pelayanan


Kementrian
Kesehatan

HET obat generik


ID PBF Laporan PBF bermasalah Perintah teguran PBF
ID Pegawai PBF Jenis obat generik keras ID Sarpel
ID Obat ID Pegawai Sarpel
Jumlah obat masuk ID Obat
Jumlah obat keluar Jumlah obat masuk
Jumlah obat keluar
PBF Harga obat generik
Jumlah resep obat generik keras yang keluar

SMS pemberitahuan hak pelapor


SMS format yang benar
Teguran / peringatan
Sistem SMS
ID Pegawai DKP
Password Gateway Sarana Pelayanan
Jumlah maksimal order obat PBF
Laporan PBF bermasalah
Distribusi Obat
SMS pemberitahuan hak pelapor
Teguran / peringatan SMS format yang benar
Perintah teguran sarpel bermasalah Teguran / peringatan
List Sarpel
Dinas Kesehatan List Obat
Tampilan data obat masuk Sarpel
Provinsi Tampilan data obat keluar Sarpel
List PBF Tampilan HET
List Obat Tampilan harga obat generik
Tampilan data obat masuk PBF Tampilan jumlah resep
Tampilan data obat keluar PBF Tampilan jumlah resep yang seharusnya
Notifikasi PBF bermasalah Notifikasi Sarpel bermasalah
Perintah teguran PBF ID Pegawai DKK Perintah teguran Sarpel
Laporan sarpel bermasalah Password
Jumlah maksimal order obat Sarpel
List Sarpel Jumlah maksimal distribusi obat Sarpel
List Obat Laporan Sarpel bermasalah
Tampilan HET Teguran/peringatan
Tampilan harga obat generik
Dinas Kesehatan
Masyarakat Notifikasi Sarpel bermasalah
Kota/Kabupaten

Gambar 15: DFD level 0 (diagram konteks)

51
Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika (JEPIN) Vol. 1, No. 1, (Juni 2015), ISSN 2460-7041

C. DFD (Data Flow Diagram)


DFD menggambarkan aliran data yang masuk dan keluar
pada setiap stakeholder. Gambar 6 berikut menunjukkan
DFD level 0 (diagram konteks) yang dirancang untuk sistem
informasi monitoring distribusi obat.
DFD level 0 ini menunjukkan data apa saja yang keluar
dan masuk pada setiap stakeholder. Data ini belum
sempurna dan hanya menampilkan data yang secara umum
harus ada serta sangat mungkin untuk ditambahkan saat
pembangunan sistem yang sebenarnya.

V. KESIMPULAN
Sistem informasi yang akan dirancang sudah
mengakomodasi berbagai kebutuhan stakeholder dalam
pelaporan dan pemantauan data distribusi obat sehingga
dapat dilanjutkan ke tahap perancangan sistem yang
lebihrinci.
Sistem ini memliki kemampuan memberi warning atau
notifikasi sehingga dapat mengurangi terjadinya kesalahan
dan kecurangan yang terjadi dalam proses distribusi obat.
Pengelolaan data distribusi obat ini dapat
menjadidatabase berskala nasional. Untuk keperluan lebih
lanjut, databaseini dapat digunakan oleh lembaga lain yang
mengurus segala hal mengenai obat seperti BPOM.

REFERENSI
[1] Whitten, J.L., & Bentley, L. D. (2005). Systems Analysis and Design
Methods 7th Ed. New York:. McGraw Hill.
[2] Saleem, M., & Doh, K.-G. (2009). Generic Information System Using
SMS Gateway. Fourth International Conference on Computer Science
and Convergence Information Technology (pp.861 -866). Ansan,
South Korea: Department of Computer Science and Engineering,
Hanyang University.
[3] FKMUA.(2011, Oktober). Konsep Penyebab Penyakit. Retrieved Juni
9, 2013, from ikma10fkmua.wordpress.com:
http://ikma10fkmua.wordpress.com/ 2011/10/25/epid-pencegahan-
penyakit/
[4] (2011, Juni). Indonesia. Retrieved Juni 1, 2013, from indonesia.bg:
http://www.indonesia.bg/indonesian/indonesia/index.htm
[5] (2012, Maret). Jumlah Penduduk Indonesia 2012. Retrieved Juni 1,
2013, from tutorialto.com: http://www.tutorialto.com/pendidikan/864-
jumlah-penduduk-indonesia-2012.html
[6] Maximillian.(2008, Maret). Strategi Marketing dan Distribusi Obat.
Retrieved Juni 2, 2013, from bisnisfarmasi.wordpress.com:
http://bisnisfarmasi.wordpress.com/2008/03/16/strategi-marketing-
obat-a-little-bit-of-writer%E2%80%99s-stupid-talk
[7] Natalia, Lamtiur Kristin.(2012, Juni). Jumlah Penduduk Indonesia
Bisa Tembus 330 Juta Jiwa. Retrieved Juni 1, 2013, from
news.okezone.com:
http://news.okezone.com/read/2012/06/29/337/655692/jumlah-
penduduk-indonesia-bisa-tembus-330-juta-jiwa
[8] R.H, Priyambodo.(2012, Mei). IAI: Distribusi Obat Terlalu Bebas.
Retrieved Juli 7, 2013, from antaranews.com:
http://www.antaranews.com/berita/1274177602/iai-distribusi-obat-
terlalu-bebas
[9] Rahman, Fathur.(2012, November). Perlunya Perbaikan Sistem
Pelayanan Kesehatan di Indonesia untuk Mengurangi Terjadinya
Kasus Malpraktek..Retrieved Juni 12, 2013, from
kesehatan.kompasiana.com:
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2010/11/19/perlunya-
perbaikan-sistem-pelayanan-kesehatan-di-indonesia-untuk-
mengurangi-terjadinya-kasus-malpraktek
[10]Ramadhika.(2012).SMS Gateway Menggunakan Gammudan MySQL.
Retrieved Agustus 15, 2013, from ubaya.ac.id:
http://www.ubaya.ac.id/2013/content/articles_detail/33/SMS-Gateway-
menggunakan-Gammu-dan-MySQL.html

52

Anda mungkin juga menyukai