Anda di halaman 1dari 7

Masalah :

Mengulas kebingungan masyarakat terkait bidan yang ada di Indonesia, perlu


dicermati dengan baik bahwa masyarakat pengguna institusi pendidikan
sebagai tempat mencari ilmu harus cepat, tepat, dan pintar dalam memilih
khususnya pendidikan kebidanan.

Solusi :

Terlebih dahulu kita harus bedakan pendidikan vokasi, akademik, dan profesi
:

1. Pendidikan vokasi adalah sistem pendidikan tinggi yang diarahkan pada


penguasan keahlian terapan tertentu, yang mencakup program pendidikan
diploma I, diploma II, diploma III, dan diploma IV.
2. Pendidikan akademik adalah system pendidikan tinggi yang diarahkan
pada penguasan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni tertentu, yang mencakup program pendidikan sarjana, magister,
dan dokter.
3. Pendidikan profesi adalah system pendidikan tinggi setelah program
pendidikan sarjan yang menyiapkan peserta didik untuk menguasai
keahlian khusus.

Jenjang pendidikan diploma III kebidanan masuk dalam pendidikan vokasi


yang ditempuh dalam 6-8 semester pendidikan dengan gelar Amd.Keb.
sudah memiliki standar kompetensi yang ditetapkan oleh organisasi profesi
dan lebih mengusulkan STR ( Surat Tanda Register ) sesuai dengan KKNI
level 5, dan pendidikan diploma III masih menjadi favorit yang terbesar di
banyak PTS (Perguruan Tinggi Negeri) maupun PTS (Perguruan Tinggi
Swasta), namun perlu diperhatikan legalitas dari institusinya menghindari
masalah dikemudian hari terkait pengakuan ijazah oleh Kemenristik Dikti,
karena banyak institusi kebidanan yang ditutup oleh Dikti dengan alasan
legalitas yang tidak diakui.
Jenjang pendidikan diploma IV kebidanan masuk dalam pendidikan vokasi
dengan gelar S.ST. D4 kebidanan bias ditempuh untuk percepatan ke jenjang
magister S2 Kebidanan. D4 kebidanan juga terselenggara dibanyak
pendidikan tinggi di Indonesia, dimana pendidikan di tempuh selama satu
tahun setelah DIII Kebidanan. Organisasi profesi belum mengeluarkan
standar kompetensi untuk lulusan D4 kebidanan sehingga dalam
pelaksanaan Uji kompetensi belum terakomodasi yang akan berdampak
terhadap terbitnya STR. Lulusan D4 kebidanan yang sebelumnya telah
menyelesaikan studi DIII kebidanan bias mengikuti Uji Kompetensi dengan
basic DIII nya dan diakuidalam level 5 sesuai level KKNI dan bias
mengusulkan STR.

Kemudian Profesi Bidan untuk S1 kebidanan profesi mungkin belum terlalu


familiar ditelinga masyarakat Indonesia, namun pendidikan akademik ini telah
dibuka sejak tahun 2008. Profesi bidan sama dengan profesi lainnya (dkter,
apoteker, ners) yang menempuh pendidikan akademik selama 8-10 semester
dan melanjutkan program profesi untuk keahliannya selama 102 tahun. Gelar
akademik untuk S1 kebidanan adalah S.Keb ( Sarjana Kebidanan) dan Gelar
Profesi adalah Bd. (Bidan). Sudah memiliki standar kompetensi yang
ditetapkan oleh organisasi profesi dan bias mengusulkan STR (Surat Tanda
Refistrasi) sesuai KKNI Level 7. Dan untuk D IV kebidanan profesi masih
menjadi bahan kajian untuk mengakomodir DIV kebidanan yang sedang
berjalan sekarang ini yang belum mendapat persetujuan dan rekomendasi
dari organisasi profesi. Jenjang vokasi yang di integrasikan ke profesi harus
melalui tahapan matrikulasi untuk melaraskan bidang ilmu yang masih
kurang. Jenjang vokasi DII kebidanan juga akan di akomodir untuk sampai ke
pendidikan profesi. Adapun ilustrasi lama pendidikan Profesi Bidan :

1. Profesi Bidan (SI Kebidanan+Profesi) : dari SMA 4-5 Tahun akademik + 1-


2 Tahun Profesi
2. Profesi Bidan (DIV Kebidanan+Profesi) : DIV Kebidanan ( nol tahun) 4-5
Tahun + Matrikulasi 1 Tahun + 1-2 Tahunn Profesi
3. Profesi Bidan (DIII+SI Kebidanan+Profesi) : DIII Kebidanan 3-6 Tahun +
Matrikulasi 1 semester + Akademik 3 Semester + 1-2 tahun profesi
4. Profesi Bidan (D3+D4+Profesi) : D3 Kebidanan 3-6 Tahun + DIV 1 Tahun
+ Matrikulasi 1 tahun + 1-2 tahun profesi
Apa Bedanya Pendidikan Akademik, Profesi dan Vokasi?

Berbicara mengenai pendidikan, ternyata banyak orang tidak tahu kalau di


Indonesia ada tiga jenis pendidikan tingggi. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, program
pendidikan di pendidikan tinggi mencakup pendidikan akademik (sarjana,
magister, dan doktor), pendidikan profesi/spesialis dan pendidikan vokasi
(diploma).

Apa perbedaan ketiganya?

1. Pendidikan Akademik

Definisi pendidikan akademik adalah sistem pendidikan tinggi yang diarahkan


pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni tertentu. Pendidikan Akademik mencakup program pendidikan
sarjana (S1), magister atau master (S2) dan doktor (S3).
Contoh: lulusan sarjana ekonomi bergelar S.E., sarjana kedokteran
mendapat gelar S.Med., sarjana teknik mendapat gelar S.T., dan sarjana
hukum S.H dan sebagainya. Sama juga dengan Magister dan Doktor (DR.)

2. Pendidikan Profesi

Coba sebutkan profesi yang Anda kenali: pengacara, dokter gigi, dokter,
akuntan, notaris dan lain sebagainya.
Pendidikan profesi adalah sistem pendidikan tinggi setelah program
pendidikan sarjana yang menyiapkan peserta didik untuk menguasai keahlian
khusus. Lulusan pendidikan profesi mendapatkan gelar profesi.

Sebagai contoh

setelah bergelar S.E, seseorang menempuh pendidikan profesi


Akuntan, maka dia bergelar S.E. Ak.
setelah bergelar S.Med., seseorang menempuh pendidikan profesi
dokter, maka dia mendapat gelar dr. (dokter) dan lainnya.

3. Pendidikan Vokasi

Pendidikan vokasi adalah sistem pendidikan tinggi yang diarahkan pada


penguasaan keahlian terapan tertentu. Pendidikan vokasi mencakup program
pendidikan diploma I (D1), diploma II (D2), diploma III (D3) dan diploma IV
(D4). Lulusan pendidikan vokasi mendapatkan gelar vokasi, misalnya A.Ma
(Ahli Madya), A.Md (Ahli Madya).

Apa beda Gelar Akademik dan Profesi?

Gelar akademik biasanya melekat setelah seseorang lulus dari pendidikan


tinggi. Misal Anda lulus dari sarjana ekonomi dan mendapat gelar S.E, maka
gelar tersebut akan terus melekat pada Anda. Kecuali ada kasus yang
menyebabkan perguruan tinggi mencabut gelar Anda.

Gelar profesi harus diperpanjang secara periodik. Semua profesi memiliki


sistem pendidikan berkelanjutan (continuing learning). Tujuannya agar profesi
tetap update dengan informasi, ilmu dan teknologi terbaru.

Perencana Keuangan: Akademik atau Profesi?

Bagaimana dengan perencana keuangan (financial planner)? Perencana


keuangan adalah gelar profesi. Artinya setelah Anda lulus kuliah (minimum
S1), Anda baru dapat melanjutkan pendidikan profesi perencana keuangan.
Idealnya lulusan S1 lebih ke arah ekonomi, karena dalam pendidikan profesi
perencana keuangan, materi yang dibahas banyak menggunakan istilah dan
perhitungan ekonomi. Untuk gelar CFP (Certified Financial Planner), Anda
sendiri harus memiliki pengalaman kerja 2 tahun. Lebih baik lagi jika Anda
memiliki pengalaman bekerja di sektor keuangan, misal bank, asuransi,
manajer investasi dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai