Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN CHF

Dosen: Ns. Elisabeth Wahyu Savitri M. Kep

Diajukan untuk memenuhi tugas individu terstruktur

Mata Ajar Medikal Bedah II

Disusun oleh:

Agnes Erna Thalia (20151748)

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA INSAN PONTIANAK

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

1
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN CHF

A. Konsep dasar medik

1. Definisi

Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung


mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel
tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan
peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk
dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal.
Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding
otot jantung yang melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai
akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan
mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan,
kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi bengkak
(congestive) (Udjianti, 2010).
Gagal jantung sering disebut gagal jantung kongestif adalah
ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah ang adekuat untuk
memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. Istilah gagal jantung
kongestif sering digunakan kalau teradi gagal jantung sisi kiri dan kanan.
(Muttaqin 2012).
Gagal jantung adalah sindrom klinik dengan abnormalitas dari struktur atau fungsi
jantung sehingga mengakibatkan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
ke jaringan dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh ( Ardini 2007).

2. Klasifikasi.

Grade gagal jantung menurut New York Heart Association, terbagi dalam 4
kelainan fungsional :

2
I. Timbul sesak pada aktifitas fisik berat

II. Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang

III. Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan

IV. Timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan / istirahat

3. Anatomi dan fisiologi

Peredaran darah jantung terbagi menjadi dua yaitu, peredaran darah


sistematik dan peredaran darah pulmonal. Peredaran darah sistematik merupakan
peredaran darah dari jantung kiri masuk melalui aorta dan melalui valvula semi
lunaris aorta beredar keseluruh tubuh dan kembali ke jantung kanan melalui vena
kava superior dan inferior. Aorta bercabang menjadi arteri-arteriola-kapiler arteri-
kapiler veno-venolus-vena kava.
Peredaran darah pulmonal adalah peredaran darah dari ventrikel dekstra ke
arteri pulmonalis melalui vulva semi lunaris masuk paru kiri dan kanan dan
kembali ke atrium kiri melalui vena pulmonalis.
Jantung merupakan organ yang terdiri dari otot, dimana kerjanya seperti
otot polos dan bentuknya seperti otot serat lintang. Letaknya didalam rongga dada
sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan
rongga dada di atas diagfragma dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara
kosta V dan V1 dua jari bawah papila mamae. Ukuran jantung kurang lebih
sebesar gengaman tangan. Jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu:

3
1. Endocardium:

Merupakan jaringan yang paling dalam, terdiri dari jaringan endotel. Miocardium
Merupakan lapisan inti / otot

2. Perikardium:

Merupakan bagian terluar, terdiri dari dua lapisan yaitu viseral dan parietal yang
bertemu dipangkal jantung membentuk kantung jantung, diantara keduanya
terdapat lendir sebagai pelicin. Jantung dapat bergerak mengembang dan
menguncup disebabkan oleh karena adanya rangsangan yang berasal dari susunan
syaraf otonom.

4. Etiologi
Yang menyebabkan gagal jantung kongestif adalah antara lain:

Kelainan otot jantung

Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan
menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi
otot jantung mencakup ateroslerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit degeneratif
atau inflamasi

Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena


terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis
(akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel
jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan dan
penyakit miokardium degeneratif berhubungan dengan gagal jantung
karena kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung
menyebabkan kontraktilitas menurun.

Hipertensi Sistemik atau pulmunal (peningkatan after load) meningkatkan


beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut
otot jantung.

Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif, berhubungan dengan


gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkan kontraktilitas menurun.

4
Penyakit jantung lain, terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang
sebenarnya, yang secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme
biasanya terlibat mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung
(stenosis katub semiluner), ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah
(tamponade, pericardium, perikarditif konstriktif atau stenosis AV),
peningkatan mendadak after load

Faktor sistemik

Terdapat sejumlah besar factor yang berperan dalam perkembangan dan


beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (missal : demam,
tirotoksikosis). Hipoksia dan anemi juga dapat menurunkan suplai oksigen
ke jantung. Asidosis respiratorik atau metabolic dan abnormalita
elektronik dapat menurunkan kontraktilitas jantung.

5. Patofisiologi

Jantung yang normal dapat berespon terhadap peningkatan kebutuhan

metabolisme dengan menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi

untuk mempertahankan kardiak output, yaitu meliputi :

a. Respon system saraf simpatis terhadap barroreseptor atau kemoreseptor

b. Pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk menyesuaikan terhadap


peningkatan volume

c. Vaskontriksi arterirenal dan aktivasi system rennin angiotensin

d. Respon terhadap serum sodium dan regulasi ADH dan reabsorbsi terhadap
cairan

Kegagalan mekanisme kompensasi dapat dipercepat oleh adanya volume


darah sirkulasi yang dipompakan untuk melawan peningkatan resistensi
vaskuler oleh pengencangan jantung. Kecepatan jantung memperpendek
waktu pengisian ventrikel dari arteri coronaria. Menurunnya COP dan

5
menyebabkan oksigenasi yang tidak adekuat ke miokardium. Peningkatan
dinding akibat dilatasi menyebabkan peningkatan tuntutan oksigen dan
pembesaran jantung (hipertrophi) terutama pada jantung iskemik atau
kerusakan yang menyebabkan kegagalan mekanisme pemompaan.

6. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejalanya meliputi:

Tanda dominan :

Meningkatnya volume intravaskuler

Kongestif jaringan akibat tekanan arteri dan vena meningkat akibat penurunan

curah jantung. Manifestasi kongesti berbeda tergantung pada kegagalan

ventrikel mana yang terjadi.

Gagal Jantung Kiri :

Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak
mampu memompa darah yang dating dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi
yaitu :

o Dispnea, Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu


pertukaran gas. Dapat terjadi ortopnoe. Beberapa pasien dapat mengalami
ortopnoe pada malam hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea
(PND)

o Batuk

o Mudah lelah, Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat
jaringan dan sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan
sisa hasil katabolisme. Juga terjadi

6
o karena meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia
yang terjadi karena distress pernafasan dan batuk

o Kegelisahan atau kecemasan, Terjadi karena akibat gangguan oksigenasi


jaringan, stress akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung
tidak berfungsi dengan baik

Gagal jantung Kanan :

o Kongestif jaringan perifer dan visceral

o Oedema ekstremitas bawah (oedema dependen), biasanya oedema pitting,


penambahan BB.

o Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi
akibat pembesaran vena hepar

o Anoreksia dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam
rongga abdomen

o Nokturia

o Kelemahan

7. Pemeriksaan penunjang

o Foto torax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, oedema


atau efusi pleura yang menegaskan diagnosa CHF

o EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung dan


iskemi (jika disebabkan AMI), Ekokardiogram

o Pemeriksaan Lab meliputi : Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar


natrium yang rendah sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya
kelebihan retensi air, K, Na, Cl, Ureum, gula darah

7
8. Penatalaksanaan

1. Meningkatkan oksigen dan menurunkan konsumsi O2 melalui istirahat /


pembatasan aktifitas.

2. Memperbaiki kontraktilisasi otot jantung, memperbaiki keadaan yang


reversible, termasuk tirotoksikosis, miksedema dan aritmia.

3. Digitalisasi

a) Dosis digitalisasi

Digoksin oral untuk digitalisasi cepat 0,5 mg dalam 4-6 dosis


selama 24 jam dan di lanjutkan 2x0,5mg selama2-4 hari. Digoksin
IV 0,75-1 mg dalam 4 dosis selama 24 jam. Dan cedilanid IV 1,2
-1,6 mg dalam 24 jam.

b) Dosis penunjang untuk gagal jantung: digoksin 0,25 mg sehari.


Untuk pasien usia lanjut dan gagal ginjal dosis disesuaikan.

c) Dosis penunjang digoksin untuk fibrilasi atrium 0,25 mg.

d) Digitalisasi cepat diberikan untuk mengatasi edema pulmonal akut


yang berat: - digitoksin: 1-1,5 mg IV perlahan-lahan. cedilamid 0,4-0,8
IV perlahan-lahan.

9. Komplikasi

a) Syok kardiogenik

Syok yang di tandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri yang


mengakibatkan gangguan fungsi ventrikel kiri yaitu mengakibatkan
gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantar oksigen ke

8
jaringan yang khas pada syok kardiogenik yang disebabkan oleh
infark miokardium akut hilangnya 40% atau lebih jaringan otot pada
ventrikel kiri dan nekrosis vocal di seluruh ventrikel karena
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan supply miokardium.

b) Edema paru

Edema terjadi dimana sama dengan edema dimana saja dalam tubuh.

10. Pathway

Disfungsi miocard beban sistol kebutuhan metabolisme

Kontraktilitas preload beban kerja jantung

Hambatan pengosongan ventrikel

9
Beban jantung

Gagal jantung kongestif

Gagal pompa ventrikel

Forward failuer back ward failure

Curah jantung ( COP) Tekanan vena pulmo

Suplai drh kejaringan renal flow tekanan kapiler paru

Nutrisi & O2 sel pelepasan RAA edema paru

Metabolisme sel retensi Na & air Gg. Pertukaran gas

Lemah & letih edema

Intoleransi aktifitas kelebihan volume cairan

B. Konsep dasar keperawatan

1 Pengkajian.

a. Pengkajian Primer

a. Airway :

batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot pernafasan,


oksigen, dll

10
b. Breathing :

Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal

c. Circulation :

Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia,


syok dll. Tekanan darah, nadi, frekuensi jantung, irama jantung, nadi apical,
bunyi jantung S3, gallop, nadi perifer berkurang, perubahan dalam denyutan
nadi juguralis, warna kulit, kebiruan punggung, kuku pucat atau sianosis,
hepar ada pembesaran, bunyi nafas krakles atau ronchi, oedema

b. Pengkajian Sekunder

a. Aktifitas/istirahat

Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispnea saat


istirahat atau aktifitas, perubahan status mental, tanda vital berubah saat
beraktifitas.

b. Integritas ego : Ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung

c. Eliminasi

Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada malam


hari, diare / konstipasi

d. Makanan/cairan

Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penambahan BB signifikan.


Pembengkakan ekstremitas bawah, diit tinggi garam penggunaan diuretic
distensi abdomen, oedema umum, dll

e. Hygiene : Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang.

f. Neurosensori

Kelemahan, pusing, lethargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung.

11
g. Nyeri/kenyamanan

Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah

h. Interaksi social : penurunan aktifitas yang biasa dilakukan

2 Diagnosa keperawatan

a) Penurunan curah jantung berhubungan dengan Respon fisiologis otot


jantung, pemingkatan frekuensi, dilatasi, hipertrofi atau peningktan isi
sekuncup.

b) Intoleran aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai


oksigen / kebutuhan,Kelebihan Kelemahan umum,Tirah baring lama /
imobilisasi

c) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Menurunnya laju filtrasi


glomerulus ( menurunnya curah jantung),meningkatnya produksi ADH
dan retensi natrium / air

d) Resiko tinggi kerusaakan pertukaran gas berhubungan dengan


Perubahan membran kapiler alveolus

e) resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Tirah


baring lama,Edema, penurunan perfusi jaringan

3 Rencana Asuhan Keperawatan

1. Penurunan curah jantung berhungan dengan Respon fisiologis otot


jantung, pemingkatan frekuensi, dilatasi, hipertrofi atau peningktan isi
sekuncup :

Perubahan Kontraktilitas miokardial/perubahan inotropik

Perbahan frekuaensi, irama, konduksi listrik

12
Perubahan struktural (mis, kelainan katup, aneurisme ventrikular)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ....X 24 jam masalah


gangguan curah jantung dapat teratasi

Kriteria :

Menunjukan tanda vital dalam batas yang dapat diterima

Ikut serta dalamaktivitas yang mengurangi beban kerja jantung

TINDAKAN / INTERVENSI RASIONAL


Mandiri
Auskultasi nadi apikal : kaji Biasanya terjadi takikardi
frekuensi, irama jantun (meskipun pada saat
istirahat) untuk
mengkonpensasi penurunan
Catat bunyi jantung kontraktilitas ventrikuler
S1 dan S2 mungkin lemah
karena menurunnya kerja
pompa. Irama galop umum
(S3 dan S4) dihasilkan
Palpasi Nadi perifer sebagai aliran darah ke
dalam serambi yang distensi.
Penurunan curah jantung
dapat menunjukan
Pantau TD menurunnya nadi radial,
popliteal, dorsalis pedis dan
postibial.
Kaji kulit terhadap pucat dan Pada GJK dini, sedang atau
sianosis kronis TD dapat meningkat
sehubungan dengan SVR.
Pucat menunjukan
Tinggikan kaki, hindari tekanan menurunnya perfusi perifer
pada bawah lutut. Dorong sekunder terhadap tidak
olahraga aktif/pasif. adekuatnya curah jantung
Menurunkan statis vena dan

13
Kolaborasi dapat menurunkan insiden
Berikan oksigen tambahan trombus / pembentukan
dengan kanula nasal / masker embolus.
sesuai indikasi
Meningkatkan sediaan
Berikan obat sesuai indikasi oksigen untuk kebutuhan
miokard untuk melawan efek
hipoksia / iskemia.
Banyaknya obat dapat
digunakan untuk
meningkatkan volume
sekuncup, memperbaiki
kontraktilitas, dan
menurunkan kongesti.

2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai oksigen/


kebutuhan,Kelebihan Kelemahan umum,Tirah baring lama / imobilisasi

Tujuan :

Terjadi peningkatan toleransi pada klien setelah dilaksanakan tindakan


keperawatan.

Kriteria :

Frekuensi jantung 60-100 X/mnt, TD 120/80 mmHg

TINDAKAN / INTERVENSI RASIONAL


Mandiri
Periksa tanda vital sebelum dan Hipotensi ortostatik dapat
sesudah aktivitas terjadi dengan aktivitas
karena efek obat
( vasodilasi), perpindahan
cairan ( diuretik ) atau

14
Catat respon kardiopulmonal pengaruh fungsi jantung.
terhadap aktivitas, catata Penurunan / ketidakmampuan
takikardi, disritmik, dispnea, miokardium untuk
berkeringat, pucat meningkatkan volume
sekuncup selama
aktivitas, dapat
Kaji penyebab kelemahan contoh menyebabkan
pengobatan, nyeri, obat peningkatan segera pada
frekuensi jantung.
Kelemahan adalah efek
samping beberapa obat.
Evaluasi peningkatan intoleransi Nyeri dan program penuh
aktivitas stress juga memerlukan
energi dan menyebabkan
kelemahan.
Berikan bantuan dalam aktivitas Dapat menunjukan
perawatan dirisesuai indikasi peningkatan dekompensasi
jantung daripada kelebihan
aktivitas..
Pemenuhan kebutuhan
perawatan diri pasien tanpa
mempengaruhi stress
miokard/kebutuhan oksigen
berlebihan.

3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Menurunnya laju filtrasi


glomerulus ( menurunnya curah jantung)/ meningkatnya produksi ADH dan
retensi natrium / air

Tujuan :

15
Keseimbangan volume cairan dapat dipertahankan selama dilakukan tindakan
keperawatan selama di rawat di RS

Kriteria :

Mempertahankan keseimbangan cairan seperti dibuktikan oleh tekanan darah


dalam batas normal, tidak ada distensi vena perifer/vena dan oedema dependen.

TINDAKAN / INTERVENSI RASIONAL


Mandiri
Pantau haluaran urine, catat Haluaran urine mungkin
jumlah dan warna sedikit dan pekat karena
penurunan perfusi ginjal.
Pantau / hitung keseimbangan Terapi diuretik dapat
pemasukan dan pengeluaran dapat disebabkan oleh
selama 24 jam kehilangan cairan tiba-
tiba/kelebihan meskipun
edema / asites masih ada.
Pertahankan duduk atau tirah Posisi terlentang
baring dengan posisi semifowler meningkatkan filtrasi
selama fase akut. ginjal dan menurunkan
produksi ADH sehingga
Auskultasi bunyi nafas meningkatkan diuresis.
Kelebihan volume cairan
sering menimbulkan
Berikan makanan yang mudah kongesti paru.
dicerna, porsi kecil tapi sering.
Penurunan motilitas
gaster dapat berefek
merugikan pada digestif
Kolaborasi dan absorpsi. Makan
Pemberian obat sesuai indikasi : sedikit dan sering
diuretik meningkatkan digesti /
mencegah
ketidaknyamanan
abdomen.

16
Meningkatkan laju aliran
urine dan dapat
menghambat reabsorpsi
natrium/klorrida pada
tubulus ginjal.

4. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan Perubahan


membran kapiler alveolus

TINDAKAN / INTERVENSI RASIONAL


Mandiri
Auskultasi bunyi nafas Menyatakan adanya kongesti
paru / pengumpulan sekret
menunjukan kebutuhan
Anjurkan pasien batuk efektif, napas untuk intervensi lanjut..
dalam Membersihkan jalan nafas
Dorong perubahan posisi sering dan memudahkan aliran
oksigen
Pertahankan duduk di kursi / tirah Membantu mencegah
baring dengan kepala tempat tidur atelektasis dan pneumonia.
tinggi 20-30 derajat, posisi semi Menueunkan konsumsi
fowler. Sokong bantal dengan bantal. oksigen / kebutuhan dan
meningkatkan inflamasi paru
maksimal.
Kolaborasi

Berikan oksigen tambahan sesuai


indikasi

Meningkatkan konsentrasi
oksigen alveolar, yang dapat
memperbaiki / menurunkan
hipoksemia jaringan.

17
5. resiko tinggi terhadap kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan
Tirah baring lama,Edema, penurunan perfusi jaringan

TINDAKAN / INTERVENSI RASIONAL


Mandiri
Lihat kulit, catat penonjolan Kulit beresiko karena
tulang, adanya edema, area gangguan sirkulasi
sirkulasinya perifer, imobilisasi fisik,
terganggu/pigmentasi, atau dan gangguan status
kegemukan/kururs nutrisi.
Ubah posisi sering di tempat tidur
/ kursi Memperbaiki sirkulasi
Berikan perawatan kulit Terlalu kering atau
lembab merusak kulit dan
mempercepat kerusakan.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilyn C, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan


pendokumentasian perawatan pasien, Edisi 3 Jakarta: EGC, 2010
Mansjoer, A. Kapita Selekta kedokteran. Edisi Ketiga Jilid 1, Media, 2007

18

Anda mungkin juga menyukai