Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRATIKUM ELEKTRONIKA DASAR

pembangkit Pulsa dengan Timer IC 555

Oleh:

Fajrinadifah ( K2315027 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti cara kerja IC timer 555
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan IC 555 sebagai astable multivibrator
3. Mahasiswa dapat menghitung frekuensi output 555
4. Mahasiswa dapat menghitung lebar pulsa dan siklus kerja sinyal output astable
multivibrator
B. DASAR TEORI

IC 555 merupakan IC yang sering digunakan untuk berbagai rangkaian pewaktu dan
multivibrator. IC ini didesain dan diciptakan oleh Hans R. Camenzind pada tahun 1970 dan
diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Signetics. Nama aslinya adalah SE555/NE555 dan
dijuluki sebagai "The IC Time Machine".

IC timer NE 555 adalah sirkuit terpadu (chip) yang digunakan dalam berbagai pembangkit
timer, pulsa dan aplikasi osilator. Rangkaian paling umum dari IC NE 555 adalah sebagai
pembangkit clock/frekuensi atau jika outputnya dihubungkan ke LED akan menghasilkan
LED yg berkedip.

Berikut ini fungsi dari pin atau kaki IC NE555:


1. Ground, adalah pin input dari sumber tegangan DC paling negatf. Trigger, input
negatif dari lower komparator (komparator B) yang menjaga osilasi tegangan
terendah kapasitor di 1/3 Vcc dan mengatur RS flip-flop.
2. Output, pin ini disambungkan ke beban yang akan diberi pulsa dari keluaran IC ini. IC
555 bisa mengeluarkan arus 100mA pada outputnya bahkan 200mA pada LM555.
3. Reset, adalah pin yang berfungsi untuk me-reset latch di dalam IC yang akan
berpengaruh untuk me-reset kerja IC. Pin ini tersambung ke suatu gate transistor
bertipe PNP, jadi transistor akan aktif jika diberi logika low. Biasanya pin ini langsung
dihubungkan ke VCC agar tidak terjadi reset latch, yang akan langsung berpengaruh
mengulang kerja IC 555 dari keadaan low state.
4. Control voltage, pin ini berfungsi untuk mengatur kestabilan tegangan referensi input
negative upper comparator (komparator A). Pin ini bisa dibiarkan digantung, tetapi
untuk menjamin kestabilan referensi komparator A, biasanya dihubungkan dengan
kapasitor berorde sekitar 10nF ke pin ground.
5. Threshold, pin ini terhubung ke input positif upper comparator (komparator A)yang
akan me-reset RS flip-flop ketika tegangan pada kapasitor mulai melebihi 2/3VCC.
Discharge, pin ini terhubung ke open collector transistor Q1 yang emitternya
terhubung ke ground. Switching transistor ini berfungsi untuk meng-clamp node yang
sesuai ke ground pada timing tertentu.
6. VCC, pin ini untuk menerima supply DC voltage (most positive) yang diberikan.
Biasanya akan bekerja optimal jika diberi 515V(maksimum). Supply arusnya dapat
dilihat di datasheet, yaitu sekitar 10-5mA.
Keunggulan IC 555 antara lain adalah:
a. Tegangan catu daya dapat bervariasi dari 5 V hingga 12 V.
b. Arus output bisa mencapai 100 mA.
c. Frekuensi kerja hingga 1 MHz.
d. Duty cycles dapat dibuat bervariasi.

Astable multivibrator yang dibangun menggunakan IC pembangkit gelombang 555 cukup


sederhana, karena hanya menambahkan fungsi rangkaian tangki selain IC 555 itu sendiri
IC.Rangkaian dasar multivibrator astabil yang dibangun menggunakan IC 555 dapat dilihat
pada gambar rangkaian berikut.

Rangkaian Astable Multivibrator IC 555

Pada rangkaian tank cirucit multivibrator astabil dengan IC 555 diperlukan dua resistor,
sebuah kapasitor. Kemudian untuk merangkai tank circuit tersebut resistor RA
dihubungkan antara +VCC dan terminal discharger (pin 7). Resistor RB dihubungkan antara
pin 7 dengan terminal treshod (pin 6). Kapasitor dihubungkan antara pin treshold dan
ground. Triger (pin 2) dan input treshold (pin 6) dihubungkan menjadi satu.

Pada saat sumber tegangan pertama kali diberikan, kapasitor akan terisi melalui RA dan
RB. Ketika tegangan pada pin 6 ada naik di atas dua pertigaVCC, maka terjadi perubahan
kondisi pada komparator 1. Ini akan me-reset flip-flop dan outputnya akan berubah ke
positif. Keluaran (pin 3) berubah low dan basis Q1 mendapat bias maju. Q1 mengosongkan
muatan C lewat RB ke ground.
Frekuensi output astable multivibrator dinyatakan sebagai f = 1/T . Ini menunjukkan
sebagai total waktu yang diperlukan untuk pengisian dan pengosongan kapasitor C. Waktu
pengisian ditunjukkan oleh jarak t1 dan t3. Waktu pengosongan diberikan oleh t2 dan t4.
Data kerja astabil multivibrator dengan IC 555 diatas dapat dirumuskan secara matematis
sebagai berikut :

= 0.693( + )
= 0.693

= +
1
=


=
+

Nilai resistansi RA dan RB sangat penting untuk pengoperasian astable multivibrator. Jika
RB lebih dari setengah harga RA, rangkaian tidak akan berosilasi. Harga ini menghalangi
sinyal triger turun dari harga dua pertiga VCC ke sepertigaVCC. Ini berarti IC tidak mampu
untuk memicu kembali secara mandiri atau tidak siap untuk operasi berikutnya.

C. Metodologi Pratikum
1. Alat dan bahan
a. IC timer 555 1buah
b. Resistor 6.8 K 2buah
c. Resistor 100 K 1 buah
d. Resistor 180 K 1 buah
e. Resistor 470 K 2 buah
f. Kapasitor 100 nF 1 buah
g. Kapasitor 10 nF 1 buah
h. Led 1 buah
i. Protoboard 1buah
j. Baterai 1buah
k. Kabel jumper secukupnya
l. Kabel buaya 2 buah
2. Skema alat

BAT1

9V

U1
8

4 3 R1
VCC

R Q
470k
7
DC
5
CV
GND

2
TR TH
6 R2
470k
1

555
D1
LED-BLUE

C1 C2

1nF 1nF

3. Langkah kerja
a. Alat dan bahan disiapkan
b. IC 555 pasang pada protoboard.
c. Input dihubungkan dengan kaki 4 dan 8 IC 555
d. Resistor A (470 K) dihubungkan dengan kaki 8 dan 7 IC 555
e. Resistor B ( 470 K) dihubungkan dengan kaki 7 dan 6 IC 555
f. Kapasitor 100 nF dihubungkan dengan kaki 6 dan 1 IC 555
g. Kaki ke 2 IC 555 dihubungkan dengan kaki ke 6
h. Kapasitor 10nF dihubungkan dengan kaki 5 dan 1 IC 555
i. Ground dihubungkan dengan kabel antara kaki ke 1 dan kaki ke 5
j. Kondisi LED diamati (nyala/padam)
k. Besar nilai Ton (selang waktu pengisian kapasitor), Toff (selang waktu
pengosongan kapasitor), T (selang waktu total selama satu periode), dan
frekuensi output-nya dihitung dengan persamaan pada dasar teori
setelah rangkaian selesai dibuat.
l. Langkah 10 dan 11 diulangi dengan variasi nilai resistansi RA dan RB
sebagai berikut
1) RA = 470 K dan RB = 100 K
2) RA = 180 K dan RB =100 K
3) RA = 6.8 K dan RB = 6.8 K
m. Hasil percobaan ditulispada tabel percobaan

D. Data pengamatan

No RA RB Kondisi LED
1 470 K 470 K Lampu berkedip pelan
2 470 K 100 K Lampu berkedip sedikit cekap
3 180 K 100K Lampu menyala
4 6.8 K 6.8 K Lampu menyala

E. Pembahasan
1. Kualitatif
a. RA = 470 K dan RB = 470 K

= 0.693( + )
= 0.693 (470 + 470) 103 (110 109 )

= 0.693(940)110 106
=0.07165

= 0.693

= 0.693(470 103 )110 109


= 0.00032571
= +

= 0.071656 + 0.00032571
=0.071982
1
=

1
= 0.071982

=13.8923793

= =
+
0.071656
=
0.071982
= 0.995475

b. RA = 470 K dan RB = 100 K

= 0.693( + )
= 0.693 (470 + 100) 103 (110 109 )

= 0.693(570)110 106
=0.043451

= 0.693

= 0.693(100 103 )110 109


= 0.0000693
= +

= 0.043451 + 0.0000693
= 0.04352
1
=

1
=
0.04352

= =
+
0.043451
=
0.04352
= 0.998408
c. RA = 180 K dan RB = 100 K
= 0.693( + )
= 0.693 (180 + 100) 103 (110 109 )

= 0.693(280)110 106
=0.021344

= 0.693

= 0.693(100 103 )110 109


= 0.0000693
= +

= 0.043451 + 0.0000693
= 0.996764
1
=

1
=
0.996764
= 0.021414

= =
+
0.021344
=
0.021414
= 0.996764

d. RA = 6.8K dan RB = 6.8 K

= 0.693( + )
= 0.693 (12.8 + 100) 103 (110 109 )

= 0.693(12.8)110 106
=0.000976

= 0.693

= 0.693(6.8)110 109
= 0.000007124
= +
= 0.000976 + 0.000007124
=0.00098
1
=

1
=
0.00098
= 1019.933166

= =
+
0.000976
=
0.00098
= 0.995194

2. Analisis kualitatif

Pada pratikum pembnagkit pulsa dengan IC timer 555 bertujuan agar mahasiswa
mampu memahami dan mengerti cara kerja IC timer 555, mahasiswa dapat
mengaplikasikan IC 555 sebagai astable multivibrator, mahasiswa dapat
menghitung frekuensi output 555, mahasiswa dapat menghitung lebar pulsa dan
siklus kerja sinyal output astable multivibrator.

Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum yaitu IC timer 555 1buah, resistor
6.8 k 2buah, resistor 100 k 1 buah, resistor 180 k 1 buah, resistor 470 k 2
buah, kapasitor 100 nF 1 buah, kapasitor 10 nF 1 buah led 1 buah, protoboard
1buah, baterai 1buah, kabel jumper secukupnya, kabel buaya 2 buah.

Pratikum ini melakukan 4 kali pengamatan, dengan variael bebas yaitu hambatan,
(RA dan RB) untuk mengetahui pengaruhnya pada kedip LED ( , ).

Berdasarkan dari data hasil percobaan menunjukkan bahwa besarnya dan


dari masing-masing rangkaian berbeda-beda. Semakin besar Ra dan Rb maka
semakin besar, hal ini sesuai dengan persamaan:

= 0.693( + )
Selain itu , besarnya bergantung pada Rb, semakin besar Rb maka semakin
besar , dimana
= 0.693

Sehingga besar resistor yang digunakan pada rangkaian , akan mempengaruhi


besar periodenya. Semakin besar nilai resistor maka semakin besar pula
periodenya, karena

= +

Sedangkan periode berbading terbalik dengan frekuensi, jika periodenya semakin


besar, maka frekuensinya semakin kecil, hal ini sesuai dengan persamaan
1
=

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa besar Nilai resistor berbanding lurus
dengan besar Ton, Toff dan T.

Nilai Duty Cycle dapat dibuat bervariasi dengan cara menggunakan resistor yang
memiliki nilai resistensi bervariasi pula.

F. Kesimpulan
1. Besar nilai resistensi berbanding lurus dengan besar Ton, Toff, T dan DC.
2. Besar nilai resistensi berbanding terbalik dengan nilai frekuensi output.
3. Nilai Duty Cycle dapat dibuat bervariasi dengan cara menggunakan resistor yang
memiliki nilai resistensi bervariasi pula.

Anda mungkin juga menyukai