Garis GC dan bidang BDG bertemu di titik G. Dari titik G kita tarik garis melalui
pertengahan bidang BDG sampai bidang alas hingga terbentuk segitiga PCG.
Sudut yang dibentuk oleh garis PG dan CG inilah sudut yang ditanyakan.
Segitiga PCG adalah segitiga siku-siku di C. Panjang sisinya adalah sebagai berikut:
CG merupakan rusuk kubus.
CG = a = 10 cm
PC adalah setengah diagonal bidang.
PC = a2
= 102
= 52
Sedangkan PG adalah sisi miring segitiga PCG sehingga dapat ditentukan dengan teorema
Pythagoras.
PG = (PC2 + CG2)
= [(52)2 + 102]
= 5[(2)2 + 22]
= 5(2 + 4)
= 56
Dengan demikian, kosinus pada segitiga PCG adalah:
Jadi, kosinus sudut antara garis GC dan bidang BDG adalah 6 (A).
1
2.
Garis AE dan bidang AFH bertemu di titik A. Dari titik A di buat segitiga AEP melalui
pertengahan bidang AFH.
Segitiga AEP adalah segitiga siku-siku di E. Panjang sisi-sisinya adalah sebagai berikut:
Jadi, nilai sin yang dibentuk oleh garis AE dan bidang AFH adalah 3 (C).
2
3. Perhatikan sudut antara bidang AFH dan bidang CFH dalam kubus ABCD.EFGH
berikut!
Bidang AFH dan bidang CFH bertemu pada garis FH. Dari pertengahan garis FH (titik P),
kita buat segitiga PAC melalui pertengahan bidang AFH dan CFH.
Sudut yang dibentuk oleh garis AP dan CP adalah sudut antara bidang AFH dan CFH.
Sekarang perhatikan segitiga PAC. Segitiga PAC adalah segitiga sama kaki. Panjang sisi-
sisinya adalah sebagai berikut:
AC adalah diagonal bidang.
AC = a2
= 42 cm
AP = PC. Garis AP merupakan sisi miring segitiga siku-siku AEP.
AP = (AE2 + EP2)
= [42 + (22)2]
= 2[22 + (2)2]
= 2(4 + 2)
= 26
Sudut dapat ditentukan dengan aturan kosinus segitiga.
Sekarang kita gunakan trigonometri segitiga untuk mendapatkan nilai dari tangen .
3
Jadi, tangen sudut antara bidang AFH dengan bidang CFH adalah 22 (E).
4. Gambar pada soal di atas adalah bidang empat beraturan yang tersusun dari empat
segitiga sama sisi.
Perhatikan sudut yang bentuk oleh bidang ABC dan ABD di bawah ini.
Bidang ABC dan ABD bertemu di titik AB. Dari titik tengah AB (titik P) kita buat segitiga
PCD yang melalui pertengahan bidang ABC dan ABD.
Panjang PD = PC. Garis PD merupakan garis tinggi segitiga sama sisi yang dirumuskan:
t = s3
PD = 63
= 33
Jadi, nilai kosinus sudut antara bidang ABC dan ABD pada bidang empat tersebut adalah 1/3
(C).
4
5. Perhatikan sudut antara TP dan bidang alas pada limas T.ABCD berikut ini!
Jadi, nilai kosinus sudut antara TP dan bidang alas adalah 2 (D).
5
Sekarang, pandanglah diagonal bidang ACGE!
Garis CT dan garis ET' adalah dua garis yang sejajar dan sama-sama menghubungkan titik
tengah dan titik sudut ACGE. Dua garis ini ternyata membagi garis AG menjadi tiga bagian
yang sama panjang sehingga AA' = 2/3 AG. Sedangkan AG merupakan diagonal ruang kubus
ABCD.EFGH yang terkenal dengan rumus a3 dengan a adalah sisi kubus.
AG = a3
= 93
AA' = 2/3 AG
= 2/3 93
= 63
Jadi, jarak titik A ke garis CT adalah 63cm (C).
Untuk menentukan sudut yang dibentuk oleh garis AE dan bidang AFH, kita tentukan dulu
titik pertemuan antara garis dan bidang tersebut, yaitu titik A.
Dari titik A, kita tarik garis tengah bidang AFH, yaitu garis AT. Sudut yang dibentuk oleh
garis AE dan garis AT inilah yang disebut sudut .
ET adalah setengah diagonal EG. Sedangkan EG adalah diagonal bidang kubus yang dikenal
dengan rumus a2.
EG = a2
= 42
ET = EG
= 42 cm
= 22 cm
Sekarang, pandanglah segitiga AET!
6
Segitiga AET adalah segitiga siku-siku sehingga berlaku teorema Pythagoras dan
trigonometri.
Panjang EM = MC.
= 25
Panjang EC merupakan diagonal ruang.
EC = a3
= 43
QM adalah tinggi segitiga EMC dengan alas EC.
= 22
Nah, mari kita perhatikan segitiga EMC dengan tinggi QM dan alas EC. Luas segitiga
tersebut adalah
L = . EC . QM
= . 43 . 22 = 46
7
Sekarang mari kita perhatikan lagi segitiga EMC. Kali ini dengan alas MC dan tinggi EP
(yang ditanyakan).
L = . MC . EP
46 = . 25 . EP
EP = 4(6/5)
= 30
Jadi, Jarak titik E ke garis CM adalah 30 cm (A).
9. Pembahasan
Perhatikan gambar kubus yang dimaksud berikut ini!
Bidang DEG dan BEG bertemu pada garis EG. Dari pertengahan garis EG ditarik garis ke B
dan G sehingga terbentuk segitiga BDP. Sudut P pada segitiga BDP merupakan sudut yang
dibentuk oleh bidang DEG dan BEG.
Panjang BP = DP.
= 46
Panjang BD merupakan diagonal bidang.
BD = a2
= 82
Untuk menentukan sudut , kita gunakan aturan kosinus segitiga. Perhatikan segitiga BDP.
Untuk mendapatkan nilai tan dari cos , kita gunakan perbandingan segitiga berikut ini.
Jadi, nilai tangen sudut antara bidang DEG dan BEG adalah 22 (E).
8
10. Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH berikut ini!
9
11. Perhatikan terbentuknya sudut antara garis AH dan bidang BDHF berikut ini!
Garis AH dan bidang BDHF bertemu di titik H. Dari titik H ini ditarik garis pertolongan
hingga terbentuk sudut .
Garis AH adalah diagonal bidang.
AH = a2
= 162
Sedangkan garis HB adalah diagonal ruang.
HB = a3
= 163
Jika masing-masing suku ruas kanan dibagi dengan 162 maka diperoleh:
Sayang sekali pertanyaannya sin . Sabar sedikit, ya. Tinggal satu langkah lagi. Kita buat
perbandingan trigonometri dengan memanfaatkan sifat segitiga siku-siku.
10
Nilai y pada segitiga siku-siku di atas adalah:
11
Jadi, nilai sinus sudut antara garis AH dengan bidang BDHF adalah 3 (B).
12
PELUANG
= 22/36
= 11/18
Jadi, peluang muncul jumlah mata dadu genap atau jumlah mata dadu lima adalah 11/18 (E).
2. Mula-mula jumlah kelereng masih utuh.
5 kelereng merah
4 kelereng hijau
+
9 kelereng
Jika A adalah kejadian anak pertama mengambil 1 kelereng merah maka:
n(S) = 9
n(A) = 5
Peluang anak pertama mengambil 1 kelereng merah adalah:
= 5/9
Ketika anak kedua akan mengambil, jumlah kelereng merah sudah berkurang 1.
4 kelereng merah
4 kelereng hijau
+
8 kelereng
Jika B adalah kejadian anak kedua mengambil 1 kelereng merah maka
n(S) = 8
n(B) = 4
Peluang anak kedua mengambil 1 kelereng merah adalah:
= 4/8 = 1/2
13
Dengan demikian, peluang kejadian A dan B adalah:
P(A dan B) = P(A) P(B)
= 5/18
Jadi, peluang kejadian anak pertama mengambil 1 kelereng merah dan anak kedua mengambil 1
kelereng merah adalah 5/18 (A).
3. Dalam kantong tersebut terdapat 18 kelereng ( 8 kelereng merah dan 10 kelereng putih). Dari
18 kelereng tersebut akan diambil 2 kelereng secara acak. Ruang sampelnya adalah
n(S) = 18C2
= 9 17
= 153
Jika A adalah kejadian terambilnya 2 kelereng putih maka
n(A) = 10C2
=59
= 45
Peluang kejadian A adalah
= 45/153
Jadi, peluang terambilnya dua kelereng putih adalah 45/153 (C).
4. Jumlah seluruh kelereng ada 7 (3 kelereng merah dan 4 kelereng putih). Dari 7 kelereng
tersebut diambil 3 kelereng secara acak. Ruang sampelnya adalah
n(S) = 7C3
= 35
Jika A adalah kejadian terambilnya 3 kelereng dengan ketentuan paling sedikit 2 kelereng putih
maka:
2 putih dan 1 merah : 4C2 3C1
6 3 = 18
3 putih : 4C3 =4
+
n(A) = 22
Peluang terambilnya 3 kelereng dengan ketentuan paling sedikit 2 kelereng putih adalah:
P(A) = n(A) / n(S)
= 22/35
Jadi, peluang terambilnya paling sedikit 2 kelereng putih adalah 22/35 (E).
14
5. Jika A adalah terjadi gempa dalam 20 tahun ke depan maka Ac adalah tidak terjadi gempa dalam
20 tahun ke depan.
P(A) = 2/3
P(Ac) = 1 2/3
= 1/3
Sehingga
P(A) > P(Ac)
Jadi, peluang terjadinya sebuah gempa bumi di kota Zadia pada suatu saat dalam 20 tahun ke
depan lebih tinggi daripada peluang tidak terjadinya gempa bumi (C)..
6. Jumlah seluruh bola ada 10 diambil 3 bola sekaligus.
Jadi, peluang terambilnya 2 bola merah dan 1 bola kuning dalam 3 pengambilan sekaligus
adalah 1/2 (B).
7. Dalam 5 kali tendangan, penjaga gawang tersebut mampu menahan tendangan sebanyak 3 kali,
dapat dinotasikan dengan kombinasi
= 10 . 27/125 . 4/25
= 216/625
Jadi, peluang penjaga gawang tersebut mampu menahan 3 kali tendangan penalti adalah
216/625 (C).
PERSAMAAN TRIGONOMETRI
15
cos(2x 60) = cos 30
2x 60 = 30
2x = 90
x = 45
Jadi, nilai x dari persamaan trigonometri tersebut adalah 45 (C).
2. Untuk menyelesaikan soal di atas kita harus mengingat kembali rumus cos 2x.
I. cos 2x = 2 cos2x 1
II. cos 2x = 1 2 sin2x
Karena suku kedua pada soal di atas berbentuk kosinus maka cos 2x harus diubah seperti
rumus I.
cos 2x + cos x = 0
2 cos2x 1 + cos x = 0
2 cos2x + cos x 1 = 0
(2 cos x 1)(cos x + 1) = 0
cos x = atau cos x = 1
x = 60 x = 180
Jadi, himpunan penyelesaian persamaan trigonometri tersebut adalah {60, 180} (E).
3. Yang perlu diperhatikan adalah interval 0 x 360. Interval ini meliputi semua kuadran.
cos 2x 3 cos x + 2 = 0
2 cos2x 1 3 cos x + 2 = 0
2 cos2x 3 cos x + 1 = 0
(2 cos x 1)(cos x 1) = 0
cos x = atau cos x = 1
Pada interval 0 x 360, kosinus bernilai positif terjadi pada kuadran I dan IV.
cos x =
cos x = cos 60
K. I : x = 60
K. IV : x = 360 60
= 300
cos x = 1
cos x = cos 0
K.I : x = 0
K.IV : x = 360 0
= 360
Jadi, himpunan penyelesaian persamaan trigonometri di atas adalah {0, 60, 300, 360} (E).
16
INTEGRAL TRIGONOMETRI
2. Untuk menyelesaikan integral di atas, kita wajib mengingat kembali rumus jumlah dan selisih
sinus dan kosinus berikut ini.
2 cos A sin B = sin (A + B) sin (A B)
Berdasarkan rumus di atas, diperoleh:
2 cos 3x sin x dx
= [sin (3x + x) sin (3x x)] dx
= (sin 4x sin 2x) dx
Selanjutnya kita gunakan rumus pada pembahasan sebelumnya untuk menyelesaikan integral
tersebut.
= 1/4 cos 4x + 1/2 cos 2x + C
Jadi, hasil dari integral di atas adalah opsi (C).
3. Integral di atas adalah integral substitusi. Cirinya, terdiri dari dua fungsi yang bila salah
satu fungsi diturunkan akan membagi habis fungsi yang lain.
Langkah pertama, mengganti dx dengan d(cos 2x), kemudian dibagi dengan turunan
cos 2x. Dipilih d(cos 2x) karena cos 2x berpangkat lebih tinggi.
17
Jadi, hasil dari integral substitusi fungsi trigonometri tersebut adalah opsi (B).
5. Rumus integral sin3 x memang ada. Tetapi, hanya menambah beban memori jika semua
rumus integral kita hafalkan. Sekadar tahu saja, ada lebih dari 400 rumus integral.
18
Coba perhatikan, integral di atas terdiri dari dua suku. Suku pertama langsung bisa kita
integralkan sedangkan suku yang kedua harus diintegralkan dengan substitusi.
sin x = tan x = x
sin2 x + cos2 x = 1
cos2 x 1 = sin2 x
19
Nah, sekarang tinggal mengganti tan x = x dan sin x = x sehingga diperoleh:
= 1/2
Jadi, nilai dari limit fungsi trigonometri tersebut adalah 1/2 (A).
8. Yang harus diubah terlebih dahulu adalah bentuk (1 cos 2x) dengan menggunakan rumus:
cos 2x = 1 2 sin2 x
2 sin2 x = 1 cos 2x
Sehingga diperoleh:
= 5/2
Jadi, nilai dari limit fungsi trigonometri di atas adalah 5/2 (E).
9. Kita ubah dulu bentuk (x2 4) menjadi (x 2)(x + 2) sehingga diperoleh:
= limx2 (x 2)
= 2 2
= 4
Jadi, nilai dari limit fungsi trigonometri tersebut adalah 4 (A).
10. Prinsip limit trigonometri dengan x 0 adalah
x = sin x = tan x
Berpegangan pada prinsip tersebut, bentuk kosinus harus diubah ke dalam bentuk sinus
atau tangen.
cos2 x + sin2 x = 1
cos2 x 1 = sin2 x
20
21