Anda di halaman 1dari 11

Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pecahan atau hasil abrasi
dari sedimen, batuan beku, metamorf yang tertrasport dan terandapkan kemudian
terlithifikasi. Lithifikasi adalah prosesoerubahan material sedimen manjadi batuan
sedimen yang kompak. Batuan sedimen (batuan endapan) dapat terbenuk melalui
tiga cara utama, yakni: pelapukan batuan lain(clastic); pengendapan (deposition)
karena aktivitas biogenic dan pengendapan (presipitation) dari larutan.
Ada dua tipe sedimen yaitu: detritus dan kimiawi. Detritus terdiri dari
prtikel-partikel padat hasil dari pelpukan mekanis. Sedimen kimiawi terdiri dari
material sebagai hasil kristalisasi larutan dengan proses inorganik atau aktifitas
organisme. Partikel sedimen diklasifikasikan menurut ukuran butir, graval
(termasuk holder, cobble, pebble), pasir, lanau, dan lempung. Cara pengangkutan
materi bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara melompat-
lompat (saltion), terbawa dalam suspensi, dan ada pula yang larut (salution).
Transportasi dari sedimen menyebabkan pembudaran dengan cara abrasi dan
pemilahan (sorting). Nilai kebundaran dan sorting sangat tergantung pada ukuran
butir, jarak transportasi, dan proses pengendapan. Proses litifikasi dari sedimen
menjadi batuan sedimen terjadi melalui kompaksi dan sementasi. Jenis batuan
umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan.
Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
1. Klasifikasi Batuan Sedimen
Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuan
sedimen dapat digolongkan atas 3 bagian :
a. Sedimen aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.
Contohnya : gosong pasir, floodplain, delta, dan lain-lain
b. Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga
angina. Contohnya tanah loss, gumuk pasir, atau sand dunes.
c. Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh gletser. Contohnya
morena, drimli.
Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan), batuan sedimen
dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping,
domolit, napal, dan sebagainya.
b. Sedimen darat (teriris/kontingen), prosesnya terjadi di darat, misalnya
endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, kaluvium, endapan gurun
(aeolis), dan sebagainya.
c. Sedimen transit, lokasi pembentukannya terletak antara darat dan laut,
misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).
Pengendapan batuan sedimen yang berdasarkan pada cara
pengendapannya, dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Sedimen Klastis
Kata clastik berasal dari bahasa Yunani yaitu klatos yang artinya pecahan.
Jadi sedimen klastik adalah akumulasi partikel-partikel yang berasal dari
pecahan batuan dan sisa-sisa kerangka organisme yang telah mati.
Penamaan batuan ini umumnya berdasarkan pada besar butirnya, yaitu
sebagai berikut :
1) Ukuran butir >256 mm disebut boulder atau bongkah (bongkah
konglomerat)
2) Ukuran butir 64-256 mm disebut cobble atau kerakal (kerakal
konglomerat)
3) Ukuran butir 4-64 mm disebut pebble atau kerikil (kerikil konglomerat)
4) Ukuran butir 2-4 mm disebut granule (batu pasir kasar)
5) Ukuran butir 1/16-2 mm disebut batu pasir
6) Ukuran butir 1/256-1/16 mm disebut batu lanau
7) Ukuran butir <1/256 disebut batu lempung
Beberapa batuan endapan kadang-kadang terbentuk dari bahan-
bahan fosil. Dengan demikian, suatu batuan yang ada fosil binatang jelas
bukan merupakan batuan beku, melainkan batuan endapan.
b. Sedimen Kimia
Batuan sedimen kimiawi yaitu yang terangkut dalam bentuk larutan
kemudian diendapkan secara kimia di tempat lain. Endapan kimia juga
berasal dari sumber air panas dan secara tiba-tiba mengalami pendingina
akan menghasilkan endapan oval (kalsit). Contoh : Evaporasi dari air laut
dan danau, batuan sedimen kimiawi.
Baru tetes (stalaktit & stalakmit), yang banyak dijumpai dari gua bawah
tanah tanah di daerah kapur. Berikut proses pembentukannya :
CO2 + H2O -> H2CO3
H2CO3 + CaCo3 -> Ca (HCO3)2
Ca (HCO3)2 -> CaCO3 + H2O + CO2
Lapisan garam, suatu lapisan yang terbentuk dari mineral-mineral
halit/NaCl yang diendapkan di dasar laut atau dasar danau-danau garam
karena penguapan.
HCl + NaOH -> NaCl + H2O
c. Sedimen Organik
Batuan sedimen organic/orgasen, yaitu batuan sedimen yang dibentuk atau
diendapkan oleh organisme. Ciri-ciri batuan sedimen orgasen :
1) Pada umumnya berlapis-lapis
2) Lebih lunak, ringan dan berwarna terang
3) Tempat utama fosil
Contohnya yakni batu-bara terbentuk dari timbunan sisa-sisa tumbuhan di
dasar danau (rawa-rawa, berubah menjadi gambut, selanjutnya menjadi batu
bara)
2. Sifat Batuan Sedimen
a. Warna Batuan Sedimen
Pada umumnya, batuan sedimen berwarna terang atau carah, putih, kuning
atau abu-abu terang. Dengan demikian, warna batuan sedimen sangat
bervarasi, terutama sangat tergantung pada komposisi bahan penyusunnya.
b. Kekompakan
Proses pemadatan atau pengompakan dari batuan sedimen disebut
diagenesa. Proses ini dapat terjadi pada suhu dan tekanan normal hingga
suhu 300 derajat celcius dan tekanan 2 kilobar. Proses tersebut berlangsung
mulai sedimen mengalami penguburan hingga terangkat kembali ke
permukaan. Berdasarkan prosesnya terdapat 3 jenis diagenesa, yaitu :
1) Diagenesa Eogenik, diagenesa awal pada sedimen di bawah permukaan
air.
2) Diagenesa Mesogenik, diagenesi pada waktu sedimen mengalami
penguburan yang lebih dalam.
3) Diagenesa Teogenik, yaitu diagenesa yang terjadi ketika batuan sedimen
tersingkap kembali ke permukaan.
Dengan adanya berbagai macam diagenesa maka derajat
kekompakan batuan sedimen juga sangat bervariasi, yakni :
1) Bahan lepas (loose material, masih berupa endapan atau sedimen)
2) Padu (indurated), pada tingat ini konsolidasi material terjadi pada
kondisi kering, tetapi akan terurai bila dimasukkan kedalam air.
3) Agak kompak (padat), pada tingkat ini masih ada butiran/fragmen yang
dapat dilepas dengan tangan/kuku.
4) Kompak (keras), butiran tidak dapat dilepas dengan tangan/kuku.
5) Sangat kompak (sangat keras, biasanya sudah mengalami rekristalisasi).
c. Tekstur
Batuan sedimen dapat bertekstur klastika atau non klastika. Namun
demikian apabila batuannya sudah sangat kompak dan telah terjadi
rekristalisasi, maka batuan sedimen itu bertekstur kristalin. Batuan sedimen
kristalin umum terjadi pada batu gamping dan batuan sedimen kaya silica
yang sangat kompak dan keras.
d. Stratifikasi
Stratifikasi sedimen adalah hasil dari sebuah penyusunan lapisan partikel
yang berupa endapan atau batuan endapan. Pelapisan merupakan suatu hal
yang sangat penting pada batuan sedimen, batuan vulkanik dan metamorf.
e. Sortasi
Akibat yang menyolok dari pengangkutan partikel partikel oleh aliran air
atau aliran angin adalah penyortiran terjadi akibat spesivic gravity
(perbandingan antara berat dari sebuah volume material terhadap berat dari
volume satu kubik air).
f. Lapisan Sejajar (Parallel Strata)
Lapisansejajar dari endapan dibagi dalam 2 kelas didasarkan atas sifat sifat
geometrik, yaitu: (1) Lapisan sejajar dan (2) lapisan yang tidak sejajar/cross
strata. Lapisan sejajar adalah lapisan yang sejajar antara satu dengan
lainnya. Lapisan ini disebabkan oleh deposit air. Perubahan deposisi
tersebut disebabkan adanya pasang surutnya air yang mengalir.
g. Bentuk Silang (Cross Strata)
Bentuk silang adalah bentuk yang membelok (cenderung miring) dengan
kecenderungan menuju lapisan yang lebih tebal. Bentuk silang pada
umumnya terlihat pada delta delta sungai, bukit bukit pasir, pantai pantai
dan endapan sungai. Bentukan tersebut dapat terjadi jika terdapat lubang
lubang pada lapisannya, shingga akan diisi oleh deposit baru yang akan
membentuk lapisan silang.
3. Struktur Sedimen
Struktur sedimen sebetulnya adalah kelainan dari bidang pelapisan yang
normal, baik paralel ataupun horizontal. Kelainan disebabkan karena proses
sedimentasi, ataupun sesudah sedimentasi (diagenesa), Adapun macam-macam
struktur batuan sedimen yaitu:
a. Massif adalah struktur yang tidak menunjukan adanya fragmen batuan lain
yang tertanam dalam atau ketbalan lebih dari 120 cm.
b. Graded bedding adalah lapisan yang dicirikan oleh perubahan yang granual
dari ukuran butir penyusunnya, bila bagian bawah kasar dan ke atas semakin
halus disebut normal gradding, sebaliknya apabila dari halus ke atas
semakin kasar disebut inverse gradding.
c. Lapisan adalah lapisan yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm,
terbentuk dari pola pengendapan dengan energy yang konstan, biasaya
terbentuk dari suspense tanpa energy mekanis.
d. Cross bedding, dihasilkan oleh migrasi riple yang cukup besar, atau oleh
gelombang-gelombang yang membawa masing-masing lapisan berukuran
lebih dari 5 cm, perlapisan ini membentuk sudut terhadap bidang lapisan di
atas atau di bawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi, terbentuk akibat
intesitas arus yang berubah-ubah.
e. Clastic imbrication adalah struktur sedimentasi yang dicirikan oleh
fragmen-fragmen tabular yang overlaping dan menunjukan arus ke atas
pada daerah yang miring kenampakan penjajaran material seperti susunan
genting, disebabkan penggulungan energy transportasi.
Pada batuan sedimen juga terbagi atas tiga struktur yakni:
a. Struktur di dalam batuan (features within strata) :
1) Struktur perlapisan (planar dan stratifikasi)
Jika tebal perlapisan < 1 cm disebut struktur laminasi.
2) Struktur pelapisan silang-siur (cross bedding/cross lamination).
3) Struktur perlapisan pilihan (graded bedding)
a) Normal, jika butiran besar di bawah dan ke atas semakin halus.
b) Terbalik (inverse), jika butiran halus di bawah dan ke atas semakin
kasar.
b. Struktur permukaan (surface features)
1) Ripples (gelembur gelombang atau current ripple marks)
2) Cetakan kaki binatang (footprints of various walking animals)
3) Cetakan jejak binatang melata (tracks and trails of crowling animals)
4) Gumuk pasir (dunes, antidunes)
c. Struktur erosi (erosional sedimentary structures)
1) Alur/galur (flute marks,groove marks, linear ridges)
2) Impact marks (bekas tertimpa butiran fragmen batuan atau fosil)
3) Saluran dan cekungan gerusan (channels and scours)
4) Cekungan gerusan dan pengisian (scours&fills)
4. Penamaan Batuan
Penamaan batuan sedimen secara deskriptif, tergantung data pemerian (data
deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian
batuan sedimen siliklastika umumnya berdasar ukuran butir, ditambah dengan
bentuk butir, struktur dan komposisi, yaitu:
a. Rudit (f > 2 mm), termasuk breksi (fragmen meruncing), konglomerat
(fragmen membulat). Apabila komposisi fragmen batuan secara
megaskopik dapat diamati, maka penamaaan tambahan dapat diberikan
berdasarkan komposisi utama fragmen batuan tersebut. Misalnya breksi
andesit, breksi batuapung, konglomerat kuarsa.
b. Arenit, adalah batuan sedimen berbutir pasir (batupasir). Penamaan
batupasir ini dapat ditambahkan berdasar kenampakan struktur sedimen
(contoh batupasir berlapis, batupasir silangsiur), atau komposisi penyusun
utamanya, misal batupasir kuarsa.
c. Lutit, terdiri dari batulempung, batulanau, dan serpih. Batulempung berbutir
lempung, batulanau tersusun oleh mineral/fragmen batuan berbutir lanau.
Serpih adalah batulempung atau batulanau berstruktur laminasi.
Untuk batuan karbonat bertekstur klastika :
a. Kalsirudit, adalah breksi atau konglomerat dengan fragmen batugamping.
b. Kalkarenit, adalah batu pasir yang tersusun oleh mineral karbonat..
c. Kalsilutit, adalah batu gamping klastis berbutir halus (lanau lempung).
Untuk batu gamping bertekstur non klastika, cukup diberi nama batu
gamping non klastika. Apabila di dalam batugamping banyak mengandung fosil
maka dapat disebut batu gamping berfosil. Sedangkan batuan karbonat yang
sudah tersusun oleh kristal kalsit atau dolomit disebut batu gamping kristalin.
Napal adalah terminologi untuk batuan sedimen berbutir lanau dan lempung,
tersusun oleh bahan silisiklastika dan karbonat.
Untuk batuan klastika gunung api, tata namanya mengikuti batuan
piroklastika yang telah dijelaskan pada acara analisis batuan beku, yaitu terdiri
dari tuf (halus dan kasar), batulapili, breksi gunun gapi dan aglomerat. Dalam
beberapa hal, secara megaskopik, warna yang sangat khas dapat ditambahkan
untuk penamaan batuan, contoh tuf hijau, batupasir merah, batulempung hitam
dsb.
Berdasar data pemerian batuan sedimen tersebut di atas, maka secara
genesa dapat diinterpretasikan mengenai :
a. Asal-usul atau sumber batuan sedimen (provenance)
b. Energi pengangkut (angin, air, es, longsoran, letusan gunungapi atau
kombinasi di antaranya), jaraknya dengan sumber dan proses
transportasinya.
c. Lingkungan pengendapan, di darat kering, darat berair tawar (danau,
sungai), di pantai atau di laut (dangkal atau dalam).
d. Diagenesa dan lain-lain.
5. Jenis Batuan Sedimen
a. Breksi
Breksi memiliki butiran-butiran yang bersifat coarse yang terbentuk dari
sementasi fragmen-fragmen yang bersifat kasar dengan ukuran 2 hingga 256
milimeter. Fragmen-fragmen ini bersifat runcing dan menyudut. Fragmen-
fragmen dari Breksi biasanya merupakan fragmen yang terkumpul pada
bagian dasar lereng yang mengalami sedimentasi, selain itu fragmen juga
dapat berasal dari hasil longsoran yang mengalami litifikasi. Komposisi dari
breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit, kuarsit,
batu gamping, dan lain-lain.
b. Konglomerat
Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki ukuran butir 2-
256 milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit,
dan lain-lain, hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat
atau agak membulat. Konglomerat merupakan batuan sedimen bertekstur
klastik karena memiliki fragmen dan matrix, sedankan strukturnya yaitu non
stratified yaitu tidak berlapis, sesuai dengan gambar di atas, struktur
khususnya yaitu greeded bedding. Pada konglomerat, terjadi proses
transport pada material-material penyusunnya yang mengakibatkan
fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat.
c. Sandstone
Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir
yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya
terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16
hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama dari
kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak,
serta sedikit klorit dan bijih besi Batu pasir mempunyai banyak kegunaan
didalam industri konstruksi sebagai suatu kumpulan dan batu-tembok.
batupasir hasil galian dapat digunakan sebagai material di dalam pembuatan
gelas/kaca. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu
Quartz Sandstone, Arkose, dan Graywacke.
d. Quartz sandstone
Batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari kuarsa. Butiran kuarsa dalam
batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik dan ukuran butiran yang bulat
karena terangkat hingga jarak yang jauh. Sebagian besar jenis batu pasir ini
ditemukan pada pantai dan gumuk pasir.
e. Arkose
Batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan feldspar. Sedimen yang
menjadi asal mula dari arkose ini biasanya hanya mengalami sedikit
perubahan secara kimia. Sebagian arkose juga memiliki sedikit butiran-
butiran yang bersifat coarse karena jarak pengangkutan yang relative
pendek.
f. Graywacke
Greywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih
komposisinya adalah matrix yang terbuat dari lempung, sehingga
menghasilkan sortasi yang jelek dan batuan menjadi berwarna abu-abu
gelap atau kehijauan.
g. Shale
Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan
ukuran butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya
tersusun dari mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan
bijih besi. Shale dibedakan menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan
batu lempung atau serpih. Batu lanau memiliki butiran yang berukuran
anara batu pasir dan batu serpih, sedangkan batu lempung memiliki chiri
khas mudah membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.
h. Limestone
Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki
komposisi mineral utama dari kalsit (CaCO3). Teksturnya bervariasi antara
rapat, afanitis, berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat
terbentuk baik karena hasil dari proses organisme atau karena proses
anorganik. Batu gamping dapat dibedakan menjadi batu gamping terumbu,
calcilutite, dan calcarenite.
i. Calcarenite
Calcaranite memiliki ukuran butir 1/16 hingga 2 milimeter, batuan ini terdiri
dari 50% atau lebih material carbonate detritus, yaitu material yang tersusun
terutama atas fosil dan oolit.
j. Calcilutit1e
Calcilutite terbentuk jika ukuran butiran dari calcaranite berubah menjadi
lebih keccil hingga kurang dari 1/16 milimeter yang kemudian mengalami
litifikasi.
k. Gamping Terumbu
Terbentuk karena aktivitas dari coral atau terumbu pada perairan yang
hangat dan dangkal.
l. Saltstone
Saltstone terdiri dari mineral halite (NaCl) yang terbentuk karena adanya
penguapan yang biasanya terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini
berbentuk kristalin.
m. Gipsum
Gipsum tersusun atas mineral gipsum (CaSO4.H2O). Sama seperti dengan
saltstone, batuan ini terbentuk karena kandungan uap air yang ada menguap.
Tekstur dari batuan ini juga berupa kristalin.
n. Coal
Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi
material yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun
daun. Teksturnya amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus
dan karbon. Warna biasanya coklat kehitaman dan pecahannya bersifat
prismatik.

Anda mungkin juga menyukai