Anda di halaman 1dari 24

Administrasi Bisnis Polsri menerbitkan sebuah catatan.

MENGENAL BENCANA DAN CARA MENGHADAPINYA

DEFINISI BENCANA

Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (Definisi bencana menurut UU No. 24
tahun 2007). Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan,
dan kemampuan yang di picu oleh suatu kejadian.

Posisi Geografis Indonesia

Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, memiliki lebih dari 128 gunung
berapi aktif, dan sekitar 150 sungai, baik besar maupun kecil, yang melintasui wilayah padat
penduduk. Danau toba yang terkenal itupun sebetulnya sebuah Caldera atau lubang dipermukaan
bumi yang diakibatkan oleh gempa vulkanik. Bila luas danau toba mencapai 100 kilometer
persegi, bisa dibayangkan betapa besar gempa tersebut, yang konon terjadi sekitar 74000 tahun
lalu.

Mari kita ingat beberapa catatan bencana alam besar yang pernah di alami negeri tercinta ini,
sbb:

1815, Gunung tambora meletus. Jumlah korban saat itu tidak tercatat dengan baik, namun
dapat dipastikan melebihi jumlah korban letusan gunung krakatau.
1883, Gunung krakatau meletus, mengakibatkan tsunami dan menghilangkan lebih dari
36000 jiwa. Letusan ini menjadi catatan sejarah dunia tersendiri karena tsunami yang
diakibatkan mencapai hingga Hawaii dan Amerika Selatan.
1930, Gunung merapi meletus. Mengakibatkan 1300 orang harus kehilangan nyawa
1963, Gunung Agung Meletus. Menewaskan sekitar 1000 jiwa.
2004, Gempa dan Tsunami melumatkan aceh dan kawasan sekitarnya serta menewaskan
sekitar 170 ribu jiwa, jumlah terbesar yang tercatat dalam sejarah modern bencana alam
indonesia.
2005, Gempa di Nias Sumatera tanggal 28 Maret 2005 mengakibatkan sekitar 1000 orang
meninggal
2006, Gempa di Yogyakarta, menewaskan sekitar 5.782 jiwa
2007, Gempa di Bengkulu - Sumatera tanggal 12 september 2007 yang mengakibatkan
sekitar 70 penduduk tewas.
Itu semua belum termasuk bencana banjir, tanah longsor, angin topan dan sebagainya. Dan
yang penting harus tertanam dibenak kita, bencana bukan hanya bencana alam, bencana dapat
terjadi karena faktor alam maupun non alam seperti budaya, agama, dan tentu saja manusia. Di
indonesia, risiko bencana dapat disebabkan oleh faktor seperti:

Geologis, (gempa, tsunami, letusan gunung berapi),


Hydrometeorologis (banjir, tanah longsor, kekeringan, angin topan),
Biologis (wabah penyakit, penyakit tanaman, penyakit ternak, hama tanaman),
Kegagalan teknologi (kecelakaan industri dan transportasi, radiasi nuklir, pencemaran
bahan kimia), dan
Faktor sosial politik (konflik horisontal, terorisme, ideologi, religi).

POTENSI ANCAMAN BENCANA

Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun oleh ulah
manusia (man-made disaster). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bencana antara lain:

Bahaya alam (natural hazards) dan bahaya karena ulah manusia (man-made
hazards)yang menurut United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-
ISDR) dapat dikelompokkan menjadi bahaya geologi (geological hazards), bahaya
hidrometeorologi (hydrometeorological hazards), bahaya biologi (biological hazards),
bahaya teknologi (technological hazards) dan penurunan kualitas lingkungan
(environmental degradation)
Kerentanan (vulnerability) yang tinggi dari masyarakat, infrastruktur serta elemen-
elemen di dalam kota/ kawasan yang berisiko bencana
Kapasitas yang rendah dari berbagai komponen di dalam masyarakat

Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan
empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia
dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik
(volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera Jawa - Nusa Tenggara Sulawesi, yang
sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh
rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung
berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari
10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat (Arnold, 1986).
Gempa bumi yang disebabkan karena interaksi lempeng tektonik dapat menimbulkan
gelombang pasang apabila terjadi di samudera. Dengan wilayah yang sangat dipengaruhi oleh
pergerakan lempeng tektonik ini, Indonesia sering mengalami tsunami. Tsunami yang terjadi di
Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi
dan daerah seismik aktif lainnya (Puspito, 1994). Selama kurun waktu 16002000 terdapat 105
kejadian tsunami yang 90 persen di antaranya disebabkan oleh gempa tektonik, 9 persen oleh
letusan gunung berapi dan 1 persen oleh tanah longsor (Latief dkk., 2000). Wilayah pantai di
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana tsunami terutama pantai barat
Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, pantai utara dan selatan pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau-
pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh pantai di Sulawesi. Laut Maluku
adalah daerah yang paling rawan tsunami. Dalam kurun waktu tahun 16002000, di daerah ini
telah terjadi 32 tsunami yang 28 di antaranya diakibatkan oleh gempa bumi dan 4 oleh
meletusnya gunung berapi di bawah laut.

Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan
hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrim. Kondisi
iklim seperti ini digabungkan dengan kondisi topografi permukaan dan batuan yang relatif
beragam, baik secara fisik maupun kimiawi, menghasilkan kondisi tanah yang subur. Sebaliknya,
kondisi itu dapat menimbulkan beberapa akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya bencana
hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan. Seiring dengan
berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan hidup
cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana
hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan kekeringan) yang terjadi secara silih berganti di
banyak daerah di Indonesia. Pada tahun 2006 saja terjadi bencana tanah longsor dan banjir
bandang di Jember, Banjarnegara, Manado, Trenggalek dan beberapa daerah lainnya. Meskipun
pembangunan di Indonesia telah dirancang dan didesain sedemikian rupa dengan dampak
lingkungan yang minimal, proses pembangunan tetap menimbulkan dampak kerusakan
lingkungan dan ekosistem. Pembangunan yang selama ini bertumpu pada eksploitasi sumber
daya alam (terutama dalam skala besar) menyebabkan hilangnya daya dukung sumber daya ini
terhadap kehidupan mayarakat. Dari tahun ke tahun sumber daya hutan di Indonesia semakin
berkurang, sementara itu pengusahaan sumber daya mineral juga mengakibatkan kerusakan
ekosistem yang secara fisik sering menyebabkan peningkatan risiko bencana.

Pada sisi lain laju pembangunan mengakibatkan peningkatan akses masyarakat


terhadap ilmu dan teknologi. Namun, karena kurang tepatnya kebijakan penerapan teknologi,
sering terjadi kegagalan teknologi yang berakibat fatal seperti kecelakaan transportasi, industri
dan terjadinya wabah penyakit akibat mobilisasi manusia yang semakin tinggi. Potensi bencana
lain yang tidak kalah seriusnya adalah faktor keragaman demografi di Indonesia. Jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2004 mencapai 220 juta jiwa yang terdiri dari beragam etnis,
kelompok, agama dan adat-istiadat. Keragaman tersebut merupakan kekayaan bangsa Indonesia
yang tidak dimiliki bangsa lain. Namun karena pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak
diimbangi dengan kebijakan dan pembangunan ekonomi, sosial dan infrastruktur yang merata
dan memadai, terjadi kesenjangan pada beberapa aspek dan terkadang muncul kecemburuan
sosial. Kondisi ini potensial menyebabkan terjadinya konfl ik dalam masyarakat yang dapat
berkembang menjadi bencana nasional.

JENIS-JENIS BENCANA :

BENCANA GEMPA BUMI (Earth Quake)

Gempa bumi merupakan peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi


(pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi:

1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi


2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4. Aktivitas gunung api
5. Ledakan Nuklir.

Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan ke seluruh bagian bumi.
Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan
sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya tanah
longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk.
Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan industri dan
transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan lainnya.

Gejala dan Peringatan Dini,

Kejadian mendadak/secara tiba-tiba


Belum ada metode pendugaan secara akurat

Tips Penanganan Jika Terjadi Gempa Bumi,

Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan
pegangan di manapun anda berada.

Di dalam rumah, Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda
harus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah meja
untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja,
lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan kompor, maka
matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Di sekolah, Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku,
jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke
pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.
Di luar rumah, Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah
perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan
papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau
apapun yang anda bawa.
Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall, Jangan menyebabkan kepanikan atau
korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.
Di dalam Lift, Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika
anda merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua
tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda
terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika
tersedia.
Di kereta Api, Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh
seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan
dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan
mengakibatkan kepanikan.
Di dalam Mobil, Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda
mobil anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah
mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan
berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari
mobil, biarkan mobil tak terkunci.
Di gunung/pantai, Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah
langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda
merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang
tinggi.
Beri pertolongan, Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi
gempa bumi besar. Karena jarak dan waktu tempuh petugas kesehatan dari rumah-rumah
sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan
pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada di sekitar anda.
Dengarkan informasi, Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya.
Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah
sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yag benar dari
pihak yang berwenang atau polisi. Sebaiknya tidak bertindak karena informasi orang atau
sumber yang tidak jelas.

Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi:

1. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan


gempa.
2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
4. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di
daerah rawan gempa bumi.
6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara-
cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat
terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi
gempa bumi.
11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman
kebakaran dan pertolongan pertama.
12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
13. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi
gempa bumi.

BENCANA TSUNAMI

Tsunami berasal dari bahasa Jepang. "tsu" berarti pelabuhan, "nami" berarti
gelombang sehingga secara umum diartikan sebagai pasang laut yang besar di pelabuhan.

Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh
gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan impulsif tersebut bisa berupa gempa bumi tektonik,
erupsi vulkanik atau longsoran.?Kecepatan tsunami yang naik ke daratan (run-up) berkurang
menjadi sekitar 25-100 Km/jam dan ketinggian air?tsunami yang pernah tercatat terjadi di
Indonesia adalah 36 meter yang terjadi pada saat letusan gunung api Krakatau tahun 1883.

Penyebab terjadinya Tsunami:

Gempa bumi yang diikuti dengan dislokasi/perpindahan masa tanah/batuan yang sangat
besar dibawah air (laut/danau)
Tanah longsor didalam laut
Letusan gunung api dibawah laut atau gunung api pulau.
Gejala dan peringatan dini tsunami:

Gelombang air laut datang secara mendadak dan berulang dengan energi yang sangat
kuat.
Kejadian mendadak dan pada umumnya di Indonesia didahului dengan gempa bumi besar
dan susut laut.
Terdapat selang waktu antara waktu terjadinya? gempa bumi sebagai sumber tsunami dan
waktu tiba tsunami di pantai mengingat kecepatan gelombang gempa jauh lebih besar
dibandingkan kecepatan tsunami.
Metode pendugaan secara cepat dan akurat memerlukan teknologi tinggi.
Di Indonesia pada umumnya tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit setelah
terjadinya gempa bumi besar di bawah laut.?

Adanya tsunami tidak bisa diramalkan dengan tepat kapan terjadinya, akan tetapi kita bisa
menerima peringatan akan terjadinya tsunami sehingga kita masih ada waktu untuk
menyelamatkan diri sebelumnya.

Penyelamatan Diri Saat Terjadi Tsunami

Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat. Janganlah
ancaman bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmati pantai dan lautan. Namun jika
berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempa bumi, air laut dekat pantai surut secara
tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi (perbukitan
atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain. Jika sedang berada di
dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita dari pantai telah terjadi tsunami,
jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut. Jika gelombang pertama telah datang dan
surut kembali, jangan segera turun ke daerah yang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan
menerjang. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada
korban.

Strategi Mitigasi Dan Upaya Pengurangan Bencana:

1. Peningkatan kewaspadaaan dan kesiapsiagaan terhadap bahaya tsunami.


2. Pendidikan kepada masyarakat terutama yang tinggal di daerah pantai tentang bahaya
tsunami.
3. Pembangunan Tsunami Early Warning System (Sistem Peringatan Dini Tsunami).
4. Pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai yang beresiko.
5. Penanaman mangrove serta tanaman lainnya sepanjang garis pantai untuk meredam gaya
air tsunami.
6. Pembangunan tempat-tempat evakuasi yang aman disekitar daerah pemukiman yang
cukup tinggi dan mudah dilalui untuk menghindari ketinggian tsunami.
7. Peningkatan pengetahuan masyarakat lokal khususnya yang tinggal di pinggir pantai
tentang pengenalan tanda-tanda tsunami cara-cara penyelamatan diri terhadap bahaya
tsunami.
8. Pembangunan rumah yang tahan terhadap bahaya tsunami.
9. Mengenali karakteristik dan tanda-tanda bahaya tsunami.
10. Memahami cara penyelamatan jika terlihat tanda-tanda akan terjadi tsunami.
11. Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi tsunami.
12. Melaporkan secepatnya jika mengetahui tanda-tanda akan terjadinyan tsunami kepada
petugas yang berwenang : Kepala Desa, Polisi, Stasiun Radio, SATLAK PB maupun
institusi terkait
13. Melengkapi diri dengan alat komunikasi.

BENCANA LETUSAN GUNUNG API

Adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah "erupsi".
Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan
dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang
sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar
(magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan
mendekati permukaan bumi. Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jika ditinjau dari
jenis muntahan atau produk yang dihasilkannya. Akan tetapi apapun jenis produk tersebut
kegiatan letusan gunung api tetap membawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api
memiliki resiko merusak dan mematikan.

Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu :

Bahaya Utama (Primer)

1. Awan Panas, merupakan campuran material letusan antara gas dan bebatuan (segala
ukuran) terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggi dan merupakan adonan yang
jenuh menggulung secara turbulensi bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng.
Selain suhunya sangat tinggi, antara 300 - 700? Celcius, kecepatan lumpurnyapun sangat
tinggi, > 70 km/jam (tergantung kemiringan lereng).
2. Lontaran Material (pijar),terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung. Jauh lontarannya
sangat tergantung dari besarnya energi letusan, bisa mencapai ratusan meter jauhnya.
Selain suhunya tinggi (>200?C), ukuran materialnya pun besar dengan diameter > 10 cm
sehingga mampu membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan mahluk hidup. Lazim
juga disebut sebagai "bom vulkanik".
3. Hujan Abu lebat, terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung. Material yang
berukuran halus (abu dan pasir halus) yang diterbangkan angin dan jatuh sebagai hujan
abu dan arahnya tergantung dari arah angin. Karena ukurannya yang halus, material ini
akan sangat berbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakan
tumbuh-tumbuhan dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asam sehingga
mampu mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.
4. Lava, merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan kental dan
bersuhu tinggi, antara 700 - 1200?C. Karena cair, maka lava umumnya mengalir
mengikuti lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka
wujudnya menjadi batu (batuan beku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang
batu.
5. Gas Racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab gas ini dapat
keluar melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunung
api. Gas utama yang biasanya muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerap
menyebabkan kematian adalah gas CO2. Beberapa gunung yang memiliki karakteristik
letusan gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu, Gunung Api Dieng, Gunung
Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.
6. Tsunami, umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat letusan terjadi
material-material akan memberikan energi yang besar untuk mendorong air laut ke arah
pantai sehingga terjadi gelombang tsunami. Makin besar volume material letusan makin
besar gelombang yang terangkat ke darat. Sebagai contoh kasus adalah letusan Gunung
Krakatau tahun 1883.

Bahaya Ikutan (Sekunder) Gunung Api

Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses peletusan
berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan material dalam berbagai
ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut
akan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan,
banjir tersebut disebut lahar.

Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi

Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
Membuat perencanaan penanganan bencana.
Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
Mempersiapkan kebutuhan dasar
Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi

Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk
kemungkinan bencana susulan.
Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana
panjang, topi dan lainnya.
Jangan memakai lensa kontak.
Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.

Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi

Jauhi wilayah yang terkena hujan abu


Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap
bangunan.
Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin

Mitigasi Bencana Gunung Api

Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi,
tindakan yang perlu dilakukan :

1. Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat
gempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan menggunakan
radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung berapi menyampaikan laporan
bulanan ke pemda setempat.
2. Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadi peningkatan
aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim
Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu.
3. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan
sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi
pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.
4. Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia.
Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainya.
5. Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat
terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa
pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.
BENCANA TANAH LONGSOR

Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun
percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah
atau batuan penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi karena ada gangguan kestabilan
pada tanah/batuan penyusun lereng. Penyebab longsoran dapat dibedakan menjadi penyebab
yang berupa :

Faktor pengontrol gangguan kestabilan lereng.


Proses pemicu longsoran.

Gangguan kestabilan lereng ini dikontrol oleh kondisi morfologi (terutama kemiringan lereng),
kondisi batuan ataupun tanah penyusun lereng dan kondisi hidrologi atau tata air pada lereng.
Meskipun suatu lereng rentan atau berpotensi untuk longsor, karena kondisi kemiringan lereng,
batuan/tanah dan tata airnya, namun lereng tersebut belum akan longsor atau terganggu
kestabilannya tanpa dipicu oleh proses pemicu. Proses pemicu longsoran dapat berupa :

Peningkatan kandungan air dalam lereng, sehingga terjadi akumulasi air yang
merenggangkan ikatan antar butir tanah dan akhirnya mendorong butir-butir tanah untuk
longsor. Peningkatan kandungan air ini sering disebabkan oleh meresapnya air hujan, air
kolam/selokan yang bocor atau air sawah kedalam lereng.
Getaran pada lereng akibat gempa bumi ataupun ledakan, penggalian, getaran
alat/kendaraan. Gempa bumi pada tanah pasir dengan kandungan air sering
mengakibatkan liquefaction (tanah kehilangan kekuatan geser dan daya dukung, yang
diiringi dengan penggenangan tanah oleh air dari bawah tanah).
Peningkatan beban yang melampaui daya dukung tanah atau kuat geser tanah. Beban
yang berlebihan ini dapat berupa beban bangunan ataupun pohon-pohon yang terlalu
rimbun dan rapat yang ditanam pada lereng lebih curam dari 40 derajat.
Pemotongan kaki lereng secara sembarangan yang mengakibatkan lereng kehilangan
gaya penyangga.

Strategi dan upaya penanggulangan bencana tanah longsor :

1. Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan pemukiman dan fasilitas utama
lainnya
2. Mengurangi tingkat keterjalan lereng
3. permukaan maupun air tanah. (Fungsi drainase adalah untuk menjauhkan airn dari lereng,
menghidari air meresap ke dalam lereng atau menguras air ke dalam lereng ke luar
lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai tersumbat atau meresapkan air ke
dalam tanah).
4. Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling
5. Terasering dengan sistem drainase yang tepat.(drainase pada teras - teras dijaga jangan
sampai menjadi jalan meresapkan air ke dalam tanah)
6. Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam yang
tepat (khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dari 40 derajat atau sekitar
80% sebaiknya tanaman tidak terlalu rapat serta diseling-selingi dengan tanaman yang
lebih pendek dan ringan, di bagian dasar ditanam rumput).
7. Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat
8. Melakukan pemadatan tanah disekitar perumahan
9. Pengenalan daerah rawan longsor
10. Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall)
11. Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat kedalam tanah.
12. Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghindari bahaya liquefaction(infeksi
cairan).
13. Utilitas yang ada didalam tanah harus bersifat fleksibel
14. Dalam beberapa kasus relokasi sangat disarankan.

BENCANA BANJIR

Banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah
yang begitu besar. Sedangkan banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba yang
disebabkan oleh karena tersumbatnya sungai maupun karena pengundulan hutan disepanjang
sungai sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa.

Bencana banjir hampir setiap musim penghujan melanda Indonesia. Berdasarkan nilai kerugian
dan frekuensi kejadian bencana banjir terlihat adanya peningkatan yang cukup berarti. Kejadian
bencana banjir tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor alam berupa curah hujan yang diatas
normal dan adanya pasang naik air laut. Disamping itu faktor ulah manusia juga berperan
penting seperti penggunaan lahan yang tidak tepat (pemukiman di daerah bantaran sungai, di
daerah resapan, penggundulan hutan, dan sebagainya), pembuangan sampah ke dalam sungai,
pembangunan pemukiman di daerah dataran banjir dan sebagainya.

Kenali Penyebab Banjir sebagai berikut:

Curah hujan tinggi


Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut.
Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keiuar
sempit.
Banyak pemukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai.
Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di pinggir sungai.
Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai.

Tindakan Untuk Mengurangi Dampak Banjir:

Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai yang sering
menimbulkan banjir.
Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah banjir.
Tidak membuang sampah ke dalam sungai. Mengadakan Program Pengerukan sungai.
Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.
Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta mengurangi
aktifitas di bagian sungai rawan banjir.

Yang Harus Dilakukan Sebelum Banjir,

Di Tingkat Warga:

Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat bersihkan lingkungan sekitar Anda,
terutama pada saluran air atau selokan dari timbunan sampah.
Tentukan lokasi Posko Banjir yang tepat untuk mengungsi lengkap dengan fasilitas dapur
umum dan MCK, berikut pasokan air bersih melalui koordinasi dengan aparat terkait,
bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda.
Bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda, segera bentuk tim penanggulangan
banjir di tingkat warga, seperti pengangkatan Penanggung Jawab Posko Banjir.
Koordinasikan melalui RT/RW, Dewan Kelurahan setempat, dan LSM untuk pengadaan
tali, tambang, perahu karet dan pelampung guna evakuasi.
Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkan mencari
informasi, meminta bantuan atau melakukan konfirmasi.

Di Tingkat Keluarga:

Simak informasi terkini melalui TV, radio atau peringatan Tim Warga tentang curah
hujan dan posisi air pada pintu air.
Lengkapi dengan peralatan keselamatan seperti: radio baterai, senter, korek gas dan lilin,
selimut, tikar, jas hujan, ban karet bila ada.
Siapkan bahan makanan mudah saji seperti mi instan, ikan asin, beras, makanan bayi,
gula, kopi, teh dan persediaan air bersih.
Siapkan obat-obatan darurat seperti: oralit, anti diare, anti influenza.
Amankan dokumen penting seperti: akte kelahiran, kartu keluarga, buku tabungan,
sertifikat dan benda-benda berharga dari jangkauan air dan tangan jahil.

Yang Harus Dilakukan Saat Banjir:

Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di
wilayah yang terkena bencana,
Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan
untuk diseberangi.
Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir. Segera
mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi.
Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana
seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat.

Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir:

Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup lumpur dan
gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit.
Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering
berjangkit setelah kejadian banjir.
Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular dan lipan, atau binatang
penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk.
Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.

BENCANA ANGIN TOPAN

Angin Topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau
lebih yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan selatan, kecuali di
daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa. Angin topan disebabkan oleh
perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca. Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis
ini umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah sistem tekanan rendah
yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20 Km/jam. Di Indonesia dikenal dengan sebutan angin
badai.
Gejala dan Peringatan Dini

Angin topan tropis dapat terjadi secara mendadak, tetapi sebagian besar badai tersebut terbentuk
melalui suatu proses selama beberapa jam atau hari yang dapat dipantau melalui satelit cuaca.
Monitoring dengan satelit dapat untuk mengetahui arah angin topan sehingga cukup waktu untuk
memberikan peringatan dini. Meskipun demikian perubahan sistem cuaca sangat kompleks
sehingga sulit dibuat prediksi secara cepat dan akurat.

Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana:

1. Membuat struktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu bertahan
terhadap gaya angin.
2. Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin
khususnya di daerah yang rawan angin topan
3. Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang terlindung dari
serangan angin topan.
4. Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angin.
5. Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai tempat
penampungan sementara bagi orang maupun barang saat terjadi serangan angin topan.
6. Pengamanan/perkuatan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang dapat
membahayakan diri atau orang lain disekitarnya.
7. Kesiapsiagaan dalam menghadapi angin topan, mengetahui bagaimana cara
penyelamatan diri
8. Pengamanan barang-barang disekitar rumah agar terikat/dibangun secara kuat sehingga
tidak diterbangkan angin
9. Untuk para nelayan, supaya menambatkan atau mengikat kuat kapal-kapalnya.

KEGAGALAN TEKNOLOGI

Adalah semua kejadian bencana yang diakibatkan oleh kesalahan desain,


pengoperasian, kelalaian dan kesengajaan manusia dalam penggunaan teknologi dan/atau
industri.
Penyebab terjadinya kegagalan teknologi:

1. Kebakaran
2. Kegagalan/kesalahan desain keselamatan pabrik/teknologi
3. Kesalahan prosedur pengoperasian pabrik/teknologi
4. Kerusakan komponen
5. Kebocoran reaktor nuklir
6. Kecelakaan transportasi (darat, laut, udara)
7. Sabotase atau pembakaran akibat kerusuhan
8. Dampak ikutan dari bencana alam (gempa bumi, banjir, dan sebagainya)

Kegagalan teknologi dapat menyebabkan pencemaran (udara, air dan tanah), korban jiwa,
kerusakan bangunan, dan kerusakan lainnya. Bencana Kegagalan teknologi pada skala yang
besar akan dapat mengancam kestabilan ekologi secara global.

Gejala dan Peringatan Dini Kegagalan Teknologi:

Kejadian sangat cepat (dalam hitungan detik atau jam) dan secara tiba-tiba
Desain pabrik/industri harus dilengkapi dengan sistem monitoring dan sistem peringatan
akan bahaya kebakaran, kerusakan komponen/peralatan, error aplikasi komputerisasi, dan
terjadinya kondisi bahaya lainnya.
Pelepasan bahan-bahan pencemar yang berbahaya pada umumnya tidak terlalu cepat
sehingga memungkinkan untuk memberikan peringatan dan evakuasi pekerja dan
masyarakat sekitarnya.
Ledakan pabrik dalam beberapa kasus dapat diantipasi.

Tips Penanganan dan Upaya Pengurangan Bencana:

1. Kurangi atau hilangkan bahaya yang telah diidentifikasikan


2. Tingkatkan ketahanan terhadap kebakaran dengan menggunakan material bangunan
ataupun peralatan yang tahan api.
3. Bangun daerah penyangga atau penghalang api serta penyebaran asap/pengurai asap.
4. Tingkatkan fungsi sistem deteksi dan peringatan dini.
5. Perencanaan kesiapsiagaan dalam peningkatan kemampuan pemadaman kebakaran dan
penanggulangan asap, tanggap darurat dan evakuasi bagi pegawai serta penduduk
disekitar.
6. Sosialisasikan rencana penyelamatan kepada pegawai dan masyarakat sekitarnya bekerja
sama dengan instansi terkait.
7. Tingkatkan Kemampuan pertahanan sipil dan otoritas kedaruratan.
8. Batasi dan kurangi kapasitas penampungan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan
mudah terbakar.
9. Tingkatkan standar keselamatan di pabrik dan desain peralatan
10. Antisipasi kemungkinan bahaya dalam desain pabrik
11. Buat prosedur operasi penyelamatan jika terjadi kecelakaan teknologi.
12. Pindahkan bahan/material yang berbahaya dan beracun
13. Secara proaktif melakukan monitoring tingkat pencemaran sehingga standar keselamatan
tidak terlampaui.
14. Persiapkan rencana evakuasi penduduk ke tempat aman

AKSI TEROR DAN SABOTASE

Adalah semua tindakan yang menyebabkan keresahan masyarakat, kerusakan


bangunan, dan mengancam atau membahayakan jiwa seseorang/banyak orang oleh
seseorang/golongan tertentu yang tidak bertanggung jawab. Aksi teror/sabotase biasanya
dilakukan dengan berbagai alasan dan berbagai jenis tindakan seperti pemboman suatu
bangunan/tempat tertentu, penyerbuan tiba-tiba suatu wilayah, tempat, dan sebagainya. Aksi
teror/sabotase sangat sulit dideteksi atau diselidiki oleh pihak berwenang karena direncanakan
seseorang/golongan secara diam-diam/rahasia.

Bencana aksi teror/sabotase pada suatu tempat, wilayah, maupun daerah tidak dapat diperkirakan
karena hal itu terjadi secara mendadak dan dalam waktu yang singkat.

Tips Penanganan Bencana Aksi teror/sabotase:

1. Jika mendengar seseorang merencanakan suatu rencana yang membahayakan jiwa


seseorang/orang banyak, segera laporkan kepada pihak berwenang.
2. Tidak ada salahnya selalu waspada dimana pun anda berada.
3. Bila melihat seseorang/banyak orang dengan perilaku sangat mencurigakan tidak seperti
biasanya, segera laporkan pada pihak berwenang.
KERUSUHAN ATAU KONFLIK SOSIAL

Adalah suatu kondisi dimana terjadi huru-hara/kerusuhan atau perang atau keadaan
yang tidak aman di suatu daerah tertentu yang melibatkan lapisan masyarakat, golongan, suku,
ataupun organisasi tertentu. Indonesia sebagai negara kesatuan pada dasarnya dapat mengandung
potensi kerawanan akibat keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama, ras dan etnis golongan,
hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi timbulnya konflik. Dengan
semakin marak dan meluasnya konflik akhir-akhir ini, merupakan suatu pertanda menurunnya
rasa nasionalisme di dalam masyarakat. Kondisi seperti ini dapat terlihat dengan meningkatnya
konflik yang bernuansa SARA, serta munculya gerakan-gerakan yang ingin memisahkan diri
dari NKRI akibat dari ketidakpuasan dan perbedaan kepentingan. Apabila kondisi ini tidak
dikelola dengan baik akhirnya akan berdampak pada disintegrasi bangsa. Permasalahan ini
sangat kompleks sebagai akibat akumulasi permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya dan keamanan yang saling tumpang tindih, apabila tidak cepat dilakukan tindakan-
tindakan bijaksana untuk menanggulangi sampai pada akar permasalahannya maka akan menjadi
problem yang berkepanjangan.

Kekhawatiran tentang perpecahan (disintegrasi) bangsa di tanah air dewasa ini yang
dapat digambarkan sebagai penuh konflik dan pertikaian, gelombang reformasi yang tengah
berjalan menimbulkan berbagai kecenderungan dan realitas baru. Segala hal yang terkait dengan
Orde Baru termasuk format politik dan paradigmanya dihujat dan dibongkar. Bermunculan pula
aliansi ideologi dan politik yang ditandai dengan menjamurnya partai-partai politik baru. Seiring
dengan itu lahir sejumlah tuntutan daerah-daerah diluar Jawa agar mendapatkan otonomi yang
lebih luas atau merdeka yang dengan sendirinya makin menambah problem, manakala diwarnai
terjadinya konflik dan benturan antar etnik dengan segala permasalahannya.

Penyebab timbulnya disintegrasi bangsa juga dapat terjadi karena perlakuan yang tidak adil dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah khususnya pada daerah-daerah yang memiliki
potensi sumber daya/kekayaan alamnya berlimpah/ berlebih, sehingga daerah tersebut mampu
menyelenggarakan pemerintahan sendiri dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
tinggi.Sebelumnya

Selain itu disintegrasi bangsa juga dipengaruhi oleh perkembangan politik dewasa ini.
Dalam kehidupan politik sangat terasa adanya pengaruh dari statemen politik para elit maupun
pimpinan nasional, yang sering mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bangsa, sebagai akibat
masih kentalnya bentuk-bentuk primodialisme sempit dari kelompok, golongan, kedaerahan
bahkan agama. Hal ini menunjukkan bahwa para elit politik secara sadar maupun tidak sadar
telah memprovokasi masyarakat. Keterbatasan tingkat intelektual sebagian besar masyarakat
Indonesia sangat mudah terpengaruh oleh ucapan-ucapan para elitnya sehingga dengan mudah
terpicu untuk bertindak yang menjurus ke arah terjadinya kerusuhan maupun konflik antar
kelompok atau golongan.
KEBAKARAN

Adalah situasi dimana suatu tempat/lahan/bangunan dilanda api serta hasilnya menimbulkan
kerugian. Sedangkan Kebakaran lahan dan hutan adalah keadaan dimana lahan dan hutan dilanda
api sehingga mengakibatkan kerusakan lahan dan hutan serta hasil-hasilnya dan menimbulkan
kerugian. Petunjuk Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan,

Bagi Warga:

1. Bila Melihat Kebakaran Hutan Dan Lahan, Segera Laporkan Kepada Ketua Rt dan/atau
Pemuka Masyarakat Supaya Mengusahakan Pemadaman Api.
2. Bila Api Terus Menjalar, Segera Laporkan Kepada Posko Kebakaran Terdekat
3. Bila Terjadi Kebakaran Gunakan Peralatan Yang Dapat mematikan api secara cepat dan
tepat
4. Tidak Membuang Puntung Rokok Sembarangan
5. Matikan Api Setelah Kegiatan Berkemah Selesai
6. Gunakan Masker Bila Udara Telah Berasap, Berikan Bantuan Kepada Saudara-Saudara
Kita Yang Menderita

Bagi Peladang:

1. Hindari Sejauh Mungkin Praktek Penyiapan Lahan Pertanian Dengan Pembakaran,


Apabila Pembakaran Terpaksa Harus Dilakukan, Usahakan Bergiliran (Bukan Pada
Waktu Yang Sama), Dan Harus Terus Dipantau.
2. Bahan Yang Dibakar Harus Sekering Mungkin Dan Minta Pimpinan Masyarakat Untuk
Mengatur Giliran Pembakaran Tersebut.

GELOMBANG PASANG
Adalah gelombang air laut yang melebihi batas normal dan dapat menimbulkan bahaya
baik di lautan, maupun di darat terutama daerah pinggir pantai. Umumnya gelombang pasang
terjadi karena adanya angin kencang/topan, perubahan cuaca yang sangat cepat, dan karena ada
pengaruh dari gravitasi bulan maupun matahari. Kecepatan gelombang pasang sekitar 10-100
Km/jam. Gelombang pasang sangat berbahaya bagi kapal-kapal yang sedang berlayar pada suatu
wilayah yang dapat menenggelamkan kapal-kapal tersebut. Jika terjadi gelombang pasang di laut
akan menyebabkan tersapunya daerah pinggir pantai atau disebut dengan abrasi.

Karakteristik Terjadinya Gelombang Pasang:

1. Angin kencang .
2. Terjadinya badai di tengah laut dan menyebabkan terjadinya gelombang pasang di
pinggir pantai.
3. Perubahan cuaca yang tiba-tiba menjadi gelap

Tips Penanganan Bencana gelombang pasang

1. Pemberitahuan dini kepada masyarakat dari hasil prakiraan cuaca melalui radio maupun
alat komunikasi.
2. Bila sedang berlayar di tengah laut, usahakan menghindari daerah laut yang sedang
dilanda cuaca buruk.
3. Membuat/merencanakan pengungsian apabila terjadi gelombang pasang di pinggir pantai
4. Membuat infrastruktur pemecah ombak untuk mengurangi energi gelombang yang datang
terutama di daerah pantai yang bergelombang besar.
5. Tetap tenang jika terjadi gelombang pasang di tengah laut maupun di pinggir pantai

BENCANA KEKERINGAN

Kekeringan adalah hubungan antara ketersediaan air yang jauh dibawah kebutuhan air
baik untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Kekeringan
diklasifikasikan sebagai berikut:

Kekeringan Alamiah,
1. Kekeringan Meteorologis berkaitan dengan tingkat curah hujan di bawah normal dalam
satu musim.
2. Kekeringan Hidrologis berkaitan dengan kekurangan pasokan air permukaan dan air
tanah.
3. Kekeringan Pertanian berhubungan dengan kekurangan kandungan air di dalam tanah
sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu
tertentu pada wilayah yang luas.
4. Kekeringan Sosial Ekonomi berkaitan dengan kondisi dimana pasokan komoditi ekonomi
kurang dari kebutuhan normal akibat kekeringan meteorologi, hidrologi, dan pertanian

Kekeringan Antropogenik, adalah Kekeringan yang disebabkan karena ketidak-patuhan pada


aturan, ini terjadi karena :

1. Kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akibat ketidak-patuhan
pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air.
2. Kerusakan kawasan tangkapan air, sumber-sumber air akibat perbuatan manusia.

Dari data historis, kekeringan di Indonesia sangat berkaitan dengan fenomena ENSO (El-Nino
Southern Oscilation). Pengaruh El-Nino lebih kuat pada musim kemarau dari pada musim hujan.
Pengaruh El-Nino pada keragaman hujan memiliki beberapa pola :

akhir musim kemarau mundur dari normal


awal masuk musim hujan mundur dari normal
curah hujan musim kemarau turun tajam dibanding normal
deret hari kering semakin panjang, khususnya di daerah Indonesia bagian Timur

Kekeringan akan berdampak pada kesehatan manusia, tanaman serta hewan. Kekeringan
menyebabkan pepohonan akan mati dan tanah menjadi gundul yang pada musim hujan menjadi
mudah tererosi dan banjir. Dampak dari bahaya kekeringan mengakibatkan bencana berupa
hilangnya bahan pangan akibat tanaman pangan dan ternak mati, petani kehilangan mata
pencaharian, banyak orang kelaparan dan mati, sehingga berdampak terjadinya urbanisasi.

Gejala Terjadinya Kekeringan:

1. Kekeringan berkaitan dengan menurunnya tingkat curah hujan dibawah normal dalam
satu musim. Pengukuran kekeringan Meteorologis merupakan indikasi pertama adanya
bencana kekeringan.
2. Tahap kekeringan selanjutnya adalah terjadinya kekurangan pasokan air permukaan dan
air tanah. Kekeringan ini diukur berdasarkan elevasi muka air sungai, waduk, danau dan
air tanah. Kekeringan Hidrologis bukan merupakan indikasi awal adanya kekeringan.
3. Kekeringan pada lahan pertanian ditandai dengan kekurangan lengas tanah (kandungan
air di dalam tanah) sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada
periode waktu tertentu pada wilayah yang luas yang menyebabkan tanaman menjadi
kering dan mengering.

Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana kekeringan:

1. Penyusunan peraturan pemerintah tentang pengaturan sistem pengiriman data iklim dari
daerah ke pusat pengolahan data.
2. Penyusunan PERDA untuk menetapkan skala prioritas penggunaan air dengan
memperhatikan historical right dan azas keadilan.
3. Pembentukan pokja dan posko kekeringan pada tingkat pusat dan daerah.
4. Penyediaan anggaran khusus untuk pengembangan/perbaikan jaringan pengamatan iklim
pada daerah-daerah rawan kekeringan.
5. Pengembangan/perbaikan jaringan pengamatan iklim pada daerah-daerah rawan
kekeringan
6. Memberikan sistem reward dan punishment bagi masyarakat yang melakukan upaya
konservasi dan rehabilitasi sumber daya air dan hutan/lahan.

Sumber:

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA


22 November 2012 pukul 15:16 Publik
Bagikan
Lihat komentar sebelumnya

Yohanes Sayogo

bermanfaat sekali informasinya karena untuk OSN IPS KABUPATEN/ KOTA


1 Maret 2015

Mufahhom Zarkazi

Terima kasih, sangat bermanfaat bagi saya....


12 Maret 2015

Melissa Tanifan de Fretes

thx. brmanfaat bwt tgs sekolah adik sayz


1 25 Maret 2015

Ellche Shiga

bolehkh sy nbrtanya? 3 faktr berisiko gempa tlong jellaskn,


18 April 2015

Ahmad Adrhian Jushan

makasih penjelasannya
5 Juni 2015

Lili Judiarti

Ijin share. Thx


28 Juli 2015

Edi Dharmawan Lumban Gaol

info yang sangat bermanfaat . terima kasih.


27 Agustus 2015

Slamet Satrio

ijin share
11 Desember 2015

Daniel Christopher
Terima kasih semoga bermanfaat
15 Januari

Ilham Ramdan

tidak ada jawabannya


19 Januari

Anda mungkin juga menyukai