Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Brog and Gall (1989)

dalam Sugiyono (2011) penelitian kualitatif adalah metode yang sering kali disebut

dengan metode penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi

yang alamiah (natural setting). Pada penelitian ini dengan pendekatan fenomenologi,

fenomenologi adalah strategi penelitian yang di dalamnya peneliti mengidentifikasi

hakikat pengalaman manusia tentang suatu fenomena tertentu (Creswell, 2007) untuk

menggali pengalaman pasien Ca mammae yang sudah pernah mendapat perawatan

paliatif secara mendalam. Penelitian ini memakai pendekatan fenomenologi deskriptif.

Ada tiga langkah proses fenomenologi deskriptif menurut Spiegelberg dalam Ningsih

(2011) yaitu:

a. Melaksanakan intuisi merupakan langkah awal dimana peneliti secara total

menjadi terlibat dalam fenomenologi dibawah investigasi dan peneliti mulai

mengenal tentang gambaran fenomena yang diberikan partisipan. Dalam

penelitian ini melibatkan peneliti sebagai instrument penelitian dalam proses

wawancara. Peneliti menjadi alat pengumpulan data dan mendengarkan

gambaran seseorang tentang kualitas hidup melalui proses wawancara

(interview).

b. Melakukan analisa yaitu dengan mengidentifikasi essensi fenomena dibawah

investigasi yang didasari dari data dan bagaimana data ditampilkan,

29
30

c. Menggambarkan, setelah melakukan analisa selanjutnya upaya

mengkonsumsikan dan membawanya dalam bentuk tulisan dan gambaran

verbal. Gambaran didasarkan oleh satu klasifikasi atau pengelompokan

fenomena (Ningsih, 2011).

4.2 Subjek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif subjek penelitian disebut sebagai informan utama.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang hanya bersifat

sementara sebelum meneliti dan akan berkembang pada saat sementara meneliti.

Purposive sampling yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Hasil

penelitian tidak akan digeneralisasikan ke populasi karena, pengambilan sampel tidak

diambil secara random (Sugiyono, 2011).

Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah pasien Ca mammae

berdasarkan saturasi data dalam menerima paliatif bebas nyeri oleh Tim Paliatif Rumah

Sakit Baptis Kota Batu sejumlah 5 orang. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Februari

sampai dengan April 2016.

Dengan kriteria pasien adalah:

a. Pasien Ca mammae stadium II-IV

b. Pasien pernah dilakukan intervensi perawatan paliatif

c. Yang masih mampu berkomunikasi dengan lancar

d. Yang lama terkena penyakit kanker 1-3 tahun


31

4.3 Instrumen Penelitian

Dalam metode penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti.

Peneliti melakukan wawancara mendalam. Dalam penelitian kualitatif peneliti

bertindak sebagai instrument (Sugiyono, 2011). Jadi, Instrumen penelitian ini adalah

peneliti, karena penelitian ini memakai metode kualitatif dengan pendekatan studi

fenomenologi untuk menggali pengalaman pasien secara mendalam. Indikator yang

dilihat paliatif bebas nyeri yaitu :

4.3.1 Pain Management (Nyeri Akut)

1) Pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan factor presipitasi.

2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

3) Teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

4) Kultur yang mempengaruhi respon nyeri, evaluasi pengalaman nyeri masa

lampau bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang tidak efektifnya control

nyeri masa lampau.

5) Dukungan dari keluarga dalam control lingkungan yang mempengaruhi nyeri

(suhu, pencahayaan dan kebisingan), kurangi faktor prepitasi nyeri, pilih

penanganan nyeri farmakologi dan non farmakologi, ajarkan teknik relaksasi,

berikan analgesic, monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri,

kolaborasi dengan dokter jika tidak berhasil, kaji tipe dan sumber nyeri (NIC-

NOC, 2015)
32

4.3.1 Analgesic Administrasi

1) Lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat, cek

instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi, riwayat alergi.

2) Penggunaan analgesic saat nyeri, tentukan analgesic pilihan, rute pemberian

dan dosis optimal serta pemberian rute secara IV, IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

3) Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic pertama kali

dan berikanlah analgesic secara tepat waktu terutama saat nyeri hebat, dan

evaluasi efektifitas analgesic, tanda dan gejala (NIC-NOC, 2015)

4.3.2 Pain management (Nyeri Kronik)

1) Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri.

2) Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat.

3) Kelola anti analgesik.

4) Jelaskan pada pasien penyebab nyeri.

5) Lakukan teknik non farmakologi (relaksasi, masase punggung).

4.4 Definisi Operasional

Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan pada pasien yang terminal

untuk mengatasi masalah biopsikososialnya dan dapat menerima penyakit yang

dialaminya sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan penelitian

ini, peneliti melihat dan mengekpolarisasikan bagaimana pengalaman pasien tentang

intervensi paliatif bebas nyeri baptis. Paliatif bebas nyeri dapat dilihat dengan home

care dengan penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi menurut NIC 2015.
33

4.5 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh tim paliatif Rumah Sakit Baptis Kota Batu pada

saat Home Care untuk melakukan wawancara mendalam dengan menggali

pengalaman pasien Ca mammae dalam menerima intervensi paliatif nyeri dilakukan.

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas dan reliabilitas data. Dengan paradigma yang berbeda dengan

penelitian kualitatif, cara menetapkan validitas dan reliabilitas penelitian kualitatif pun

berbeda, meskipun berbasis pada kriteria yang sama (yaitu truth value, aplikabilitas,

konsistensi dan netralitas).

Uji Validitas yang pertama dilakukan yaitu

a. Menguji panduan wawancara dengan pewawancara adalah peneliti dan

pasiennya adalah teman atau siapa saja yang bisa menjadi pasien untuk

menguji peneliti yang sebagai instrumen serta pertanyaan yang menjadi

pedoman wawancara.

b. Pada saat menguji panduan wawancara dengan teman atau siapa saja yang rela

menjadi pasien kita, alatnya dilihat jarak, waktu, suara dan cara peneliti

melakukan wawancara.

c. Pembimbing 1 sebagai penilai dan mengevaluasi peneliti pada saat uji

wawancara waktu di Rumah Sakit Baptis Batu dengan tujuan untuk melihat

dan memberikan solusi pada peneliti agar pada saat melakukan wawancara

mendalam dengan pasien dapat menggali data dengan baik dan benar.
34

Untuk menguji Validitas dan Reliabilitasnya peneliti melihat dari beberapa

wawancara dengan pasien dan triangulasi, setelah itu menilai dan mencocokkan

jawaban yang diberikan oleh pasien dan triangulasi benar atau menyimpang.

Disamping itu juga, peneliti membuat lembar observasi dan menulis catatan lapangan

untuk menambah informasi tambahan agar data yang didapatkan lengkap.

4.7 Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif ini, yang menjadi teknik pengumpulan data

yaitu:

d. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam (In-depth Interview) dilakukan secara langsung

terhadap seorang responden dengan menggunakan model probing (pembuktian)

oleh seorang pewawancara. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mengetahui

berbagai hal yang belum terungkapkan oleh responden seperti, motivasi, kepercayaan,

perilaku, perasaan mengenai suatu topik tertentu sehingga diperoleh suatu data untuk

analisis. Beberapa teknik In-depth Interview ini diantaranya adalah

1) Laddering yaitu memberikan pertanyaan dari product characterstics

berubah ke user characteristics atau menurut keinginan dan pendapat

konsumen.

2) Pertanyaan mengenai isu tersembunyi yaitu teknik memberikan pertanyaan

yang lebih banyak melibatkan pendapat-pendapat pribadi.

3) Analisis simbolik yaitu teknik memancing emosional melalui penyampaian

hal-hal yang bertentangan dengan realitas, dapat dilakukan ketika yang


35

diwawancarai agak kurang mau berpartisipasi dalam wawancara/interview

(Firdaus, 2012)

e. Observasi

Pendekatan secara tidak langsung: observasi (pengamatan) adalah teknik dalam

memperoleh data melalui pengamatan terhadap suatu objek atau orang pada periode

(Firdaus, 2012). Yang di observasi adalah Nyeri, perawatan luka, posisi nyaman jika

nyeri muncul, obat yang didapatkan, dan cara mengatasi nyeri baik dari keluarga

maupun secara mandiri.

f. Alat bantu wawancara

Alat-alat wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti

telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan

bantuan alat-alat sebagai berikut:

1) Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber

data. Sekarang sudah banyak komputer yang kecil, notebook yang dapat

digunakan untuk membantu mencatat data hasil wawancara.

2) Tape Recorder (Sony) : berfungsi untuk merekam semua percakapan atau

pembicaraan. Penggunaan voice recorder dalam wawancara perlu memberi

tahu kepada informan dibolehkan untuk digunakan atau tidak.

3) Camera: untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan

dengan informan/sumber data. Dengan adanya foto ini, maka dapat

meningkatkan keabsahan penelitian akan lebih terjamin karena peneliti

betul-betul melakukan pengumpulan data (Sugiyono, 2011).


36

g. Hasil Uji Wawancara

Alat yang digunakan yaitu :

1. Catatan Lapangan yaitu yang diisi adalah nama, kode, tanggal, waktu,

tempat, lama, posisi dan situasi wawancara. Respon nonverbal dan

verbal dari pasien juga dicatat serta arti respon tersebut.

2. Alat Perekam (Tap recorder sony) Untuk merekam dan diputar ulang

untuk kegiatan. Total Memory: 4Gb, memory terpakai system : 0,4 GB,

sisa memory yang dapat digunakan: 3,6 GB, Slot extra Micro SD:

Tersedia. Sistem perekam suara : MP-3 - Mono, dapat disimpan di

komputer dengan kabel penghubung USB. (Bit Rate: 8 Kb/s-192Kb/s),

Dengan 4 Mode Kualitas rekaman suara.

Masing-masing kualitas akan mengokupasi ruangan penyimpan/memory

yaitu dapat dibagi sebagai berikut :

1. - SHQ (Kualitas Super/tajam - 44,2Khz -192Kb/s) 44 Jam

40Menit

2. HQ (Kualitas Bagus - 44,1Khz/ 128Kb/s) - 67 Jam 5 Menit

3. SP (Kualitas Standar - 44,1Khs - 48Kb/s)- 178 Jam

4. LP (Kualitas Sedang - 11,025Khz-8Kb/s)-1073 Jam

Baterai nya : 2 Butir type AAA, dapat dipakai 96 jam

Power output: 300mW, 1 Alat Perekam Suara Digital SONY type ICD-

PX333.
37

3. Pewawancara

Untuk melakukan Validitas Pewawancara yaitu melakukan uji

panduan wawancara yang dilakukan di Rumah Sakit Baptis Batu pada

tanggal 6 februari dengan Pembimbing 1 Ibu Feriana Ira Handian, S.

Kep, Ns. , M. Kep untuk melihat dan menilai peneliti sebagai instrumen,

setelah itu di evaluasi dan diberikan saran untuk menjadi instrumen

yang benar saat penelitian ke pasien.

a. Evaluasi

1) Suaranya kurang keras waktu wawancara

2) Pertanyaannya lebih banyak pertanyaan tertutup.

3) Lamanya melakukan wawancara hanya 17 menit sudah

selesai dan sangat kurang karena dalam melakukan

wawancara mendalam seharusnya 45-60 menit.

4) Masih ragu dalam melakukan wawancara .

b. Rekomendasi

1) Lebih sering latihan wawancara lagi dengan teman

dengan usaha suaranya dikeraskan lagi.

2) Lebih berani menanyakan pertanyaan yang terbuka

dengan cara mempersiapkan pertanyaan yang terbuka

sebelum melakukan wawancara.

3) Usahakan rekamannya berada di tengah antara pasien dan

peneliti.
38

4) Lebih focus lagi ke dalam masalah yang akan diteliti,

terutamanya dalam alurnya dan lamanya wawancara

sehingga lebih sistematis.

4.8 Analisis Data

Content Analysis, dalam analisis konten, peneliti secara sistematis membahas

catatan-catatan ke dalam suatu kode tertentu atau kata tertentu untuk menjelaskan

karakteristik dari tanggapan responden. Kode atau kategori tersebut dapat disiapkan

terlebih dahulu oleh peneliti, sehingga pada tahap analisis kode atau kategori tersebut

telah siap. Analisis konten dapat digunakan terhadap open ended question dengan

jumlah kuesioner yang besar, dan peneliti dapat melakukan kuantifikasi data kualitatif

tersebut (Firdaus, 2012).

a. Reduksi data

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, mengabstrakkan, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data ini

berlangsung secara terus-menerus selama proyek yang berorientasi

kualitatif berlangsung. Selama pengumpulan data berjalan, terjadilah

tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, memberi kode,

menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, dan menulis

memo) (Andi, 2012).

Data yang diperoleh dari lapagan jumlahnya cukup banyak. Untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, makin
39

lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks

dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi

data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti computer

mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek (Sugiyono, 2015).

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitive yang memerlukan

kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti

yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada

teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka

wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data

yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori signifikan (Sugiyono,

2015).

b. Penyajian data

Penyajian data di sini merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Beberapa bentuk penyajian data adalah matriks, grafik, jaringan,

bagan, dan lain-lain sebagainya (Andi, 2012).

Berdasarkan data yang terkumpul dan setelah dianalisis, selanjutnya

dapat dikategorikan bahwa, penyebab utama yang mempengaruhi benda


40

kerja yang dihasilkan oleh pekerja menjadi rusak (reject) sehingga tidak

diterima, dapat di kelompok menjadi adanya empat kesalahan dan dapat di

lihat dari yang sudah dikelompokkan (Sugiyono, 2015).

c. Penarikan kesimpulan

Proses analisis dimulai segera setelah pengumpulan data dimulai.

Peneliti harus mendeskripsikan perekam data, persiapan analisis (penyusunan

transkrip), proses analisis dan cara analisisnya.

Untuk melakukan coding, perlu disiapkan kelengkapan transkrip (yaitu

catatan lengkap mengenai seluruh data yang diperoleh dari responden, dalam

bentuk aslinya) (Notoatmodjo, 2010).

Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau vertifikasi

sebagai sesuatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah

pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan

umum yang disebut analisis (Andi, 2012).


41

Analisis data setelah melakukan penelitian dapat disimpulkan dengan 7 tema

dilengkapi dengan beberapa kategori dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.8 Hasil Analisis Data Dengan 7 (tujuh) Tema.

Analisa Data

No Tema Kategori
1. Kurang memahami tentang Kurangnya pengetahuan tentang tanda dan gejala penyakit
penyakit saat awal terdiagnosis Kaget (Terkejut)

2. Melakukan pengobatan Alternatif


alternative sampai menerima Nama Obat Alternatif
pengobatan medis secara Biaya Alternatif dan rumah sakit
bertahap karena tidak ada Takut untuk dioperasi karena tidak mau payudaranya diangkat
pilihan lain Pemberian obat dari paliatif sesuai keluhan
Lebih memilih medis daripada herbal
3. Bersyukur dan bahagia karena Bertemu Paliatif
ada paliatif yang merawat Mampu menerima penyakit
Tetap berharap pada Allah
Siap untuk operasi
Antara senang saat ada perawat dan merasa kesepian saat sendiri
Menangis karena tidak ada keluarga yang merawat
4. Tindakan intervensi nyeri Frekuensi nyeri
perawat kurang komprehensif Nyeri yang dirasakan pasien
Cara pasien mengatasi nyeri
Tindakan perawat saat homecare
5. Sikap dan perhatian perawat saat Cara merawat luka di rumah sakit
rawat luka lebih besar saat di Tidak suka dengan perawat kasar saat di rumah sakit
rumah saat di rumah sakit.
Cara merawat luka paliatif
Kecemasan waktu dirawat di rumah sakit
Respon dari perawatan paliatif pada pasien
6. Kurangnya perhatian dari Keluarga merawat pasien jika ada kesempatan atau waktu luang
keluarga
Sedih
Pasrah dengan keadaan pasien
7. Berusaha merawat diri sendiri Perawatan mandiri
tanpa menunggu bantuan Peran keluarga
keluarga
42

4.9 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini, diharapkan agar dapat menghargai martabat pasien

dengan memberikan kesempatan pada pasien untuk menentukan waktu dan tempat

wawancara. Apabila pasien sudah tidak ingin wawancara lagi silakan memberi waktu

kepada pasien untuk memutuskan akan mengakhiri wawancara. Penelitian ini

dilakukan dengan penuh rasa empati dan bertanggungjawab apa yang terjadi saat

wawancara pasien dan tetap memperhatikan kondisi pasien dalam wawancara sehingga

penelitian dapat lancar dan berguna serta tidak merugikan pasien (Sugiyono, 2011).

Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap

kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek

penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut.

Etika penelitian ini mencakup juga perilaku peneliti atau perlakuan peneliti terhadap

subjek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat

(Notoatmodjo, 2010). Sebagai acuan perilaku atau bertindak bagi peneliti, yakni:

1. Memahami kode etik penelitian dan menaati semua ketentuannya.

2. Menunjukkan integritas dan profesionalisme, taat kaidah keilmuan, serta

menjunjung tinggi nama baik universitas atau institusi.

3. Mengutamakan kejujuran dan keadilan, tidak diskriminatif, serta bersikap

profesional sebagai peneliti dalam memberikan bantuan bila diperlukan.

4. Menghargai martabat manusia sebagai subjek penelitian untuk mendapatkan hak

privasi dan kerahasiaan, hak otonomi, hak memperoleh penjelasan dan hak

bertanya sebelum memberikan persetujuan (inform consent) dalam pelaksanaan

riset
43

5. Menjamin keselamatan semua pihak yang terlibat dalam riset (Notoatmodjo,

2010)

Pengajuan etik penelitian ini akan diajukan ke poltekes malang untuk mendapat

sertifikat etika penelitian. Setelah persyaratan etik diajukan tanggal 3 februari 2016,

peneliti dibolehkan melakukan penelitian dan dikatakan lolos pada tanggal 29 April

2016 dengan No. Reg: 035 / KEPK-POLKESMA/2016.


44

4.10 Kerangka Operasional

Kerangka Operasional

Pemilihan Subjek Penelitian pasien Ca. mammae stadium akhir di RS Baptis


Kota Batu

Informan utama pasien Informan Triangulasi


Ca mammae stadium
a. Keluarga
akhir sejumlah 5 orang
b. Perawat/dokter

Pengumpulan data
a. Wawancara
b. Observasi

Analisa Data
Conten analysis

Gambar 4.1 Kerangka Operasional

Anda mungkin juga menyukai