445/SPO.273/IBS 01 1/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari
Operasional
2016
H. Komar Hanifi, dr., MKM
Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Suatu proses pemilihan dan perencanaan tatalaksana sedasi
Pengertian yang akan diberikan kepada pasien sesuai dengan indikasi
atau kebutuhan pasien
Untuk terselenggaranya prosedur sedasi yang
Tujuan mengutamakan keselamatan (patients safety) dan
kenyamanan pasien.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
445/SPO,273/IBS 01 2/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
perawat anestesi dan asisten operator melakukan
pemantauan yang berkesinambungan selama proses
sedasi berlangsung.
c. Selama sedasi, Spesialis anestesi perawat anestesi
serta asisten operator bereaksi cepat terhadap segala
kondisi pasien akibat tindakan sedasi.
d. Semua kondisi pasien selama sedasi dicatat dalam
catatan rekam medis.
3. Tahap Pasca sedasi
a. Dokter Spesialis anestesi harus mengidentifikasi
keadaan pasien bila terjadi keadaan sedasi yang
berkepanjangan akibat komplikasi atau pemulihan
sedasi yang lambat.
b. Bila terjadi keadaan sedasi yang berkepanjangan,
dokter Spesialis Anestesi membuat rencana
Prosedur pengelolaan keperawatan pasien selanjutnya
c. Setiap pasien pasca sedasi diobservasi dengan
penilaian secara periodik menggunakan kriteria
pemulangan atau pengeluaran pasien dari ruang
tindakan atas pengaruh sedasi.
d. Pasien pasca sedasi diberikan instruksi tertulis atau
verbal kepada keluarga atau orang tua pasien
berupa anjuran diet, nutrisi, aktivitas, komplikasi yang
mungkin terjadi serta tindakan yang harus dilakukan
bila terjadi komplikasi.
e. Dokter Spesialis Anestesi menginformasikan kepada
perawat bila pasien sudah pulih
f. Dokter Spesialis Anestesi menginformasikan
mengenai rencana perawatan pasien pasca sedasi
kepada pasien dan keluarga pasien.
g. Semua proses pasca sedasi terdokumentasi dan
dimasukkan dalam rekam medis pasien
Unit Terkait 1. Ruang Perawatan
445/SPO.274/IBS 01 1/3
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari
Operasional
2016
H. Komar Hanifi, dr., MKM
Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Suatu proses pemilihan dan perencanaan tatalaksana sedasi
PENGERTIAN yang akan diberikan kepada pasien sesuai dengan indikasi
atau kebutuhan pasien.
Untuk terselenggaranya prosedur sedasi yang
TUJUAN mengutamakan keselamatan (patients safety) dan
kenyamanan pasien.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
445/SPO.274/IBS 01 2/3
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Semua proses sedasi didokumentasikan dalam Kartu Anestesi
dan dimasukan dalam rekam medis pasien
2. Tahap Selama sedasi
a. Setiap tindakan sedasi dievaluasi kembali obat-
obatan, peralatan anestesi dan monitoring pasien
serta kelengkapan status pasien.
b. Saat pasien diberikan sedasi Spesialis Anestesiologi
melakukan pemantauan yang berkesinambungan
selama proses sedasi berlangsung. Selama sedasi,
spesialis anestesi bereaksi cepat terhadap segala
kondisi pasien akibat tindakan sedasi.
c. Ada monitor EKG, oksimetri, tabung Oksigen dan
perlengkapannya ,suction dan perlengkapannya ,ada
troli emergensi, obat-obatan antidotum, tersedia di
dalam kamar tindakan selama proses sedasi.
d. Semua kondisi pasien selama sedasi dicatat dalam
catatan sedasi dan dimasukkan di dalam rekam
medis.
3. Tahap Pasca Sedasi
a. Setelah pembedahan selesai, kedalaman sedasi
pasien dipantau dan dicatat
b. Pasien pasca sedasi dipulihkan di ruang pemulihan
dan tidak boleh ditinggal oleh pengawas medis
sampai pulih sepenuhnya dari sedasi.
c. Ada monitor EKG, oksimetri, tabung Oksigen dan
perlengkapannya ,suction dan perlengkapannya
,ada troli emergensi, obat-obatan antidotum,
tersedia di dalam kamar tindakan selama proses
sedasi.
Spesialis Anestesiologi harus mengidentifikasi
keadaan pasien bila terjadi keadaan sedasi yang
berkepanjangan akibat komplikasi atau pemulihan
sedasi yang lambat.
445/SPO.274/IBS 01 3/3
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
d. Bila terjadi keadaan sedasi yang berkepanjangan,
Spesialis Anestesiologi membuat rencana
pengelolaan keperawatan pasien selanjutnya dan
bila diperlukan SpesialisAnestesiologi dapat
langsung memindahkan pasien ke ruang rawat
intensif sampai pulih sepenuhnya.
e. Setiap pasien pasca sedasi diobservasi di ruang
pemulihan dengan penilaian secara periodik
menggunakan kriteria pemulangan atau
pengeluaran pasien pediatrik dari ruang pulih dari
pengaruh sedasi.
f. Bila terjadi keadaan sedasi yang berkepanjangan,
Spesialis membuat rencana pengelolaan
keperawatan pasien selanjutnya
g. Pasien pasca sedasi diberikan instruksi tertulis atau
verbal kepada keluarga atau orang tua pasien
berupa anjuran diet, nutrisi, aktivitas, komplikasi
yang mungkin terjadi serta tindakan yang harus
dilakukan bila terjadi komplikasi.
h. Spesialis Anestesiologi menginformasikan kepada
perawat bila pasien sudah pulih dan siap
dipindahkan ke ruang rawat inap atau dapat
dipulangkan.
i. Spesialis Anestesiologi menginformasikan mengenai
rencana perawatan pasien pasca sedasi kepada
pasien dan keluarga pasien.
j. Semua proses pasca sedasi terdokumentasi dan
dimasukkan dalam rekam medis pasien
Unit Terkait 1. Ruang perawatan
2. HCU
445/SPO.275/IBS 01 1/3
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Operasional
445/SPO.275/IBS 01 2/3
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
a. Pasien dipuasakan minimal 6 jam pra anestesi
b. Menanggalkan semua perhiasan, protese yang ada
pada pasien.
c. Mengosongkan saluran cerna.
d. Mencukur daerah yang akan dioperasi.
e. Pemasangan infus pemeliharaan.
f. Pemberian pre medikasi sesuai kebutuhan
3. Persiapan di kamar operasi
a. Dilakukan pemeriksaan fisik ulang.
b. Cek alat - alat anestesi, monitor, suction unit, sentral
oksigen dan obat - obat yang akan digunakan yaitu
obat induksi dan emergency.
c. Pemeriksaan tanda tanda vital dan catat sebagai
data awal sebelum operasi.
Periode Anestesi
1. Pemberian pre oksigenasi dengan oksigen 100% (minimal
6-8 l/mnt) dengan sungkup muka selama 3-4 menit.
2. Induksi anestesi dilakukan dengan pemberitaan sedatif,
relaksan, analgesik sesuai dengan keadaan fisik pasien.
3. Untuk pasien balita induksi dengan anestesi inhalasi
selanjutnya diberikan relaksan dan analgetik.
4. Pemberian pelumpuh otot untuk pasien dengan gangguan
fungsi hati dan ginjal sebaiknya digunakan Atrakurium 0,5
mg/kg bb, I V pelan
5. Untuk pasien dengan status hemodinamik tidak stabil,
pasien dengan strumektomi, operasi vaskuler sebaiknya
menggunakan Vecuronium bromide (Norcuron) 0,1 mg/kg
bb.
6. Intubasi dengan pipa endotrakeal, sesuai dengan ukuran
dan kebutuhan, sebaiknya didahului dengan pemberian
lidokain 1mg/kg bb atau spray 1 menit sebelum intubasi.
7. Pemeliharaan anestesi dan monitoring:
a. Dilakukan dengan N2O dalam oksigen ditambah gas
445/SPO.275/IBS 01 3/3
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
b. inhalasi sesuai kebutuhan ditambah pelumpuh otot
golongan non depolarisasi setengah dosis awal.
c. Untuk pasien yang mendapatkan induksi dengan
ketamin sebaiknya mendapatkan pemeliharaan
anestesi dengan ketamin drip ditambah pelumpuh
otot sesuai jenis operasi
d. Selama anestesi monitoring tekanan darah non
invasif, laju jantung, saturasi oksigen, produksi urine
dan EKG dilakukan secara periodik tiap 3-5 menit
Unit Terkait
Instalasi Kamar Bedah
445/SPO.276/IBS 01 1/1
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Operasional
445/SPO.277/IBS 01 1/1
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Operasional
445/SPO.278/IBS 01 2/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Operasional
1. Persiapan pasien
a. Informed consent.
b. Puasa
c. Ukur tanda - tanda vital.
d. Pasang infus.
e. Loading dengan cairan kristaloid sebanyak 500 cc
2. Persiapan dokter Spesialis Anestesi
PROSEDUR
a. Cuci tangan secara aseptik.
b. Pakai jas steril.
c. Pakai sarung tangan steril.
3. Persiapan alat dan obat
a. Persiapan alat untuk regional anestesi.
b. Persiapan alat-alat monitoring, alat bantu oksigen.
c. Persiapan obat anestesi regional, obat untuk mengatasi
komplikasi regional anestesi, persiapan alat dan obat
anestesi umum.
445/SPO.278/IBS 01 2/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
4. Pelaksana
a. Pasang monitor standar berupa, tekanan darah, EKG,
Saturasi Oksigen.
b. Posisikan pasien duduk atau tidur miring
c. Identifikasi tempat insersi jarum spinal dan berikan
penanda.
d. Desinfeksi daerah insersi jarum spinal, injeksi
anestesi lokal lidokain 2% 40 mg.
e. Insersi jarum spinal ditempat yang telah di tandai.
f. Pastikan LCS keluar.
g. Barbotage cairan LCS yang keluar.
h. Injeksikan Bupivacain 0,5% 5 20 mg
dikombinasikan dengan fentanil 25 mcg intratecal.
i. Cek level ketinggian blok.
j. Maintenance dengan O2 2 liter per menit, sedasi
dengan midazolam 2 mg. Jika terjadi hipotensi,
lakukan prosedur terapi hipotensi.
445/SPO.279/IBS 01 2/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Operasional
1. Tujuan umum
Sebagai pedoman dalam mempersiapkan pasien di
ruangan dan ruang persiapan kamar tindakan/ operasi,
penatalaksanaan dan monitoring selama sedasi serta
perawatan pasien sedasi.
TUJUAN
2. Tujuan khusus
a. Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien
b. Optimalisasi status fisiologis dan mental pasien
c. Mencegah terjadinya komplikasi baik selama sedasi
maupunsetelah sedasi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
445/SPO.279/IBS 01 2/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
2. Persiapan di ruangan, dokter spesialis Anestesi
memberikan intruksi
a. Pasien dipuasakan minimal 6 jam pra sedasi
b. Menanggalkan semua perhiasan, protese yang ada
pada pasien
c. Mengosongkan saluran cerna
d. Pemasangan infus pemeliharaan
Periode Sedasi
1. Pemasangan alat monitor
2. Pengukuran tanda-tanda fisiologis/ vital awal.
3. Pemasangan infus
4. Pemberian obat obat sedasi secara
intramuskuler/intravena
5. Monitor tanda-tanda fisiologis selama periode sedasi
445/SPO.280/IBS 01 1/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Operasional
445/SPO.280/IBS 01 2/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
2. Dalam proses perencanaan dan pemilihan sedasi,
Spesialis Anestesiologi harus mempertimbangkan:
a. Indikasi
b. Kontra indikasi
c. Risiko dan manfaat
d. Skill dan pengalaman Spesialis
e. Clinical Privilege yang dimiliki Spesialis
3. Setiap perencanaan tindakan sedasi harus merujuk pada
Pedoman Pelayanan Medik
4. Spesialis Anestesiologi merencanakan tindakan sedasi
beserta alternatifnya yang akan dilakukan
5. Spesialis menjelaskan mengenai rencana tindakan
sedasi beserta alternatifnya kepada pasien dan keluarga.
6. Dalam melakukan perencanaan, Spesialis Anestesiologi
mempertimbangkan:
a. Proses persiapan sedasi
b. Tindakan sedasi dan manajemen intraoperatif
c. Kebutuhan alat khusus
d. Pengelolaan pasca sedasi
e. Tata kelola nyeri
f. Kebutuhan ruang rawat khusus
g. Hal lainnya yang dibutuhkan
7. Seluruh aktivitas perencanaan harus dicatat dalam rekam
medis pasien dan catatan sedasi
Unit Terkait 1. Kamar Bedah
2. HCU
3. IGD
445/SPO.281/IBS 01 1/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
11 Januari 2016 Barat
Operasional
445/SPO.281/IBS 01 2/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
445/SPO.282/IBS 01 1/1
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Operasional
445/SPO.283/IBS 01 1/1
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Operasional
H. Komar Hanifi, dr., MKM
Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Mengadakan pemeriksaan pasien guna mengevaluasi kondisi
PENGERTIAN pasien dan kesiapan tindakan yang akan dilakukan pada
pasien tersebut.
Mengadakan evaluasi dan penilaian tindakan , sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan baik atau tidaknya tindakan
TUJUAN
tersebut dilakukan, atau untuk menentukan langkah dalam
upaya memberikan pelayanan tindakan optimal.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang kebijakan dan prosedur
pelayanan anestesi dan bedah
1. Dokter Anastesi melakukan kunjungan sebelum
pelaksanaan operasi
2. Dokter mengunjungi pasien ditempat tidur dan
memperkenalkan diri
3. Memberikan penjelasan tentang tindakan anestesi
sehubungan dengan tindakan/operasi yang akan
dilakukan dan memberikan dorongan mental untuk
mengurangi kecemasan
PROSEDUR
4. Melakukan pemeriksaan minimal meliputi :
a. Melakukan anamnese
b. Sistim saraf pusat ( kesadaran, kecerdasan dll)
c. Sistim pernapasan (jalan napas dan fungsi
Pernapasan )
d. Sistim Sirkulasi ( tekanan darah,nadi dan perfusi)
e. Mengecek hasil pemeriksaan penunjang
445/SPO.284/IBS 01 1/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Operasional
445/SPO.284/IBS 01 2/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
terjadinya muntah.
10. Memanggil pasien dari ruang Gawat Darurat / Ruang
Perawatan
11. Menerima pasien di kamar persiapan sesuai prosedur.
12. Memberitahukan pasien dan keluarganya, pasien akan
dibawa ke kamar operasi.
13. Memberitahukan keluarga, untuk menunggu di tempat
yang telah ditentukan dan tetap berada di sekitar lokasi
unit kamar operasi untuk sewaktu-waktu diperlukan.
14. Pasien segera dilakukan anestesi / tindakan operasi
.Memantau tanda-tanda vital pasien secara seksama
selama tindakan operasi / anestesi dilaksanakan.
15. Memantau keluar masuk cairan secara cermat
terutama pada operasi dengan kasus pendarahan
16. Menjaga jalan napas pasien tetap bebas.
17. Koordinasikan dengan petugas HCU, Ruang
Perawatan tentang keputusan Dokter Bedah / Anestesi
dimana pasien tersebut akan dirawat setelah anestesi /
operasi selesai.
18. Mengirim pasien pasca anestesi / operasi keruang
HCU dengan pengawasan penuh (bilamana diperlukan
perawat HCU)
19. Mencatat di buku register Ruang Pulih Sadar semua
data-data pasien dengan lengkap
Unit Terkait 1. IGD
2. HCU
3. Ruang Rawat Inap
4. Instalasi Kamar Bedah
445/SPO.285/IBS 01 1/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Operasional
445/SPO.285/IBS 01 1/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
B. Keseragaman Sikap
1. Petugas memperkenalkan diri dengan sopan dan
ramah saat pertama kali bertemu pasien (
menyebut nama, jabatan, kewenangan dan
tanggung jawab
2. Petugas melayani pasien dengan disiplin,
konsisten waktu sesuai ketentuan yang berlaku
dan tidak tergantung hari-hari tertentu
3. Petugas memberikan pelayanan sesuai tingkat
keahlian ( kompetensi )
4. Petugas melayani pasien tanpa membedakan
ras, suku bangsa, agama dan ekonomi pasien
UNIT TERKAIT Seluruh petugas rawat inap dan rawat jalan RSUD Al-Ihsan
445/SPO.286/IBS 01 1/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Operasional
445/SPO.286/IBS 01 2/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
445/SPO.286/IBS 01 1/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Operasional
2.Pelaksanaan.
PROSEDUR a. Tulis identitas pasien : nama pasien, tgl lahir / umur,
Jenis Tindakan / operasi, Jam mulai, jam selesai, Jenis
obat bius, pada format observasi pasien pembedahan
dengan anastesi lokal.
b. Tulis dengan jelas format observasi pasien pembedahan
dengan anastesi lokal, yaitu meliputi :
1) Tanda Vital (Tekanan Darah, Nadi, RR, Suhu)
2) Kesadaran
445/SPO.286/IBS 01 2/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
3) Pernafasan
4) SpO2
5) Infus
6) Transfusi
7) Perdarahan
8) Skala Nyeri
9) Komplikasi
10) Tindak Lanjut
c. Observasi dilakukan pada saat awal sebelum
tindakan, pada saat tindakan berlangsung dan
pada saat selesai tindakan.
d. Tanggal waktu pelaksanaan tindakan
pembedahan, tanda tangan perawat dan DPJP
serta mencantumkan nama jelas perawat dan
DPJP.
e. Format observasi pasien pembedahan dengan
anastesi lokal harus sudah diisi dan ditanda
tangani oleh perawat dan dokter operator setelah
dilakukan tindakan medis / pembedahan
sebelum pasien pulang
f. Tindakan yang menggunakan Form Obervasi
Anestesi Local :
1) Operasi Mata
2) Operasi Gigi
3) Operasi minor
4) Circumsisi
UNIT TERKAIT
Seluruh bagian yang memberikan pelayanan kesehatan.