Anda di halaman 1dari 6

Natural history

The formation of natural diamond requires very specific conditionsexposure of carbon-bearing


materials to high pressure, ranging approximately between 45 and 60 kilobars (4.5 and 6 GPa),
but at a comparatively low temperature range between approximately 900 and 1,300 C (1,650
and 2,370 F). These conditions are met in two places on Earth; in the lithospheric mantle below
relatively stable continental plates, and at the site of a meteorite strike.[12]
Pembentukan berlian alami membutuhkan kondisi yang sangat spesifik- membutuhkan
paparan material-material karbon pada tekanan tinggi, berkisar antara 45 dan 60 kilobars
(4.5 dan 6 GPA), tetapi pada suhu yang relatif rendah yaitu kira-kira antara 900 dan 1300oC
(1650 dan 2370 F). Kondisi ini dapat terjadi di 2 tempat di bumi, pada mantel litosfer
dibawah lempeng benua yang relatif stabil dan pada lokasi adanya hantaman meteorit.

Formation in cratons
The conditions for diamond formation to happen in the lithospheric mantle occur at considerable
depth corresponding to the requirements of temperature and pressure. These depths are
estimated between 140 and 190 kilometers (87 and 118 mi) though occasionally diamonds have
crystallized at depths about 300 km (190 mi).[13] The rate at which temperature changes with
increasing depth into the Earth varies greatly in different parts of the Earth. In particular, under
oceanic plates the temperature rises more quickly with depth, beyond the range required for
diamond formation at the depth required. The correct combination of temperature and pressure is
only found in the thick, ancient, and stable parts of continental plates where regions of
lithosphere known as cratons exist. Long residence in the cratonic lithosphere allows diamond
crystals to grow larger.[13]
Kondisi-kondisi untuk terjadinyan pembentukan berlian di mantel litosfer terjadi pada
kedalaman yang cukup sesuai dengan suhu dan tekanan yang dibuthkan. Kedalaman ini
diperhkirakan antara 140 dan 190 km (87 dan 118 mi). Meskipun kadang berlian telah
mengkristal pada kedalaman 300 km (190mi). Tingkat perubahan temperatur dengan
bertambahnya kedalaman sangat berfariasi diberbagai belahan bumi. Secara khusus
dibawah lempeng samudera, temperature meningkat lebih cepat dengan bertambahnya
kedalaman, selain tingakt yang sibutuhkan untuk pembentukan berlian pada kedlaman
yang sibuthkan. Kombinasi tepat antara temperatur dan tekanan hasa ditemukan dibagian
tebal, tua, dan bagian-bagian stabil lempeng benua dimna daerah litosfer dikenal
sebagain ctarons ada. Jika tinggal lama pada daerah litosfer cratonic memungkinkan
kristal2 berlian tumbuh lebih besar lagi.
Through studies of carbon isotope ratios (similar to the methodology used in carbon dating,
except with the stable isotopes C-12 and C-13), it has been shown that the carbon found in
diamonds comes from both inorganic and organic sources. Some diamonds, known
as harzburgitic, are formed from inorganic carbon originally found deep in the Earth's mantle. In
contrast, eclogitic diamonds contain organic carbon from organic detritus that has been pushed
down from the surface of the Earth's crust through subduction (see plate tectonics) before
transforming into diamond. These two different source of carbon have measurably
different 13C:12C ratios. Diamonds that have come to the Earth's surface are generally quite old,
ranging from under 1 billion to 3.3 billion years old. This is 22% to 73% of the age of the Earth.[13]
Melalui studi rasio isotop carbon (mirip dengan metodologi yang digunakan pada
penanggalan carbon kecuali dengan isotop stabil C12 dan C13), hal itu telah menunjukkan
bahwa karbon yang sitemukan pada berlian berasal dari sumber anorganik dan organik.
Beberapa berlian, dikenal dengan harzburgitic, dibentuk dari karbon anorganik awalnya
ditemukan di dalam mantel bumi. Sebaliknya, berlian eclogitic mengandung carbon dari
detritus organik yang telah terdorong kebawah dari permukaan bumi melalui subduksi
(lihat bagian lempeng tektonik) sebelum berubah menjadi berlian. Kedua sumber karbon
yang berbeda mempunyai secara terukur perbedaan rasiio 13C:12C. Intan yang telah
berasal dari permukaan bumi umumnya telah cukup tua, umurnya mulai dari bawah 1
milyar sampai 3.3 miyar tahun. Ini 22% sampai 73% umur bumi.
Diamonds occur most often as euhedral or rounded octahedra and twinned octahedra known
as macles. As diamond's crystal structure has a cubic arrangement of the atoms, they have
many facets that belong to a cube, octahedron, rhombicosidodecahedron, tetrakis
hexahedron or disdyakis dodecahedron. The crystals can have rounded off and unexpressive
edges and can be elongated. Sometimes they are found grown together or form double "twinned"
crystals at the surfaces of the octahedron. These different shapes and habits of some diamonds
result from differing external circumstances. Diamonds (especially those with rounded crystal
faces) are commonly found coated in nyf, an opaque gum-like skin.[14]
Intan paling sering terjadi sebagai euhedral atau ortahedral bulat dan oktahedral kembar
yang dikenal sebagai macles. Sebagau strukture intan kristal mempunyai susunan kubik
atom. Mereka mempunyai banyek sisi milik sebuah kubus, oktahedron,
rhombicosidodecahedron, hexahedron atau dodecahedron disdyakis. Kristal-kristal dapat
mempunyai sudut bulat maupun tak beraturan pada permukaan oktahedron. Perbedaan bentuk
dan kebiasaan dari beberapa intan merupakan hasil dari perbedaan keadaan eksternal. Intan
(terutama yang memiliki bentuk kristal bulat) biasanya ditemukan dilapisi nyf, sebuah karet
buram yang mirip dengan kulit.

Transport from mantle


Transportasi dari mantel

Diamond-bearing rock is carried from the mantle to the Earth's surface by deep-origin volcanic
eruptions. The magma for such a volcano must originate at a depth where diamonds can be
formed[13]150 km (93 mi) or more (three times or more the depth of source magma for most
volcanoes). This is a relatively rare occurrence. These typically small surface volcanic craters
extend downward in formations known as volcanic pipes.[13] The pipes contain material that was
transported toward the surface by volcanic action, but was not ejected before the volcanic activity
ceased. During eruption these pipes are open to the surface, resulting in open circulation;
many xenoliths of surface rock and even wood and fossils are found in volcanic pipes. Diamond-
bearing volcanic pipes are closely related to the oldest, coolest regions of continental
crust (cratons). This is because cratons are very thick, and their lithospheric mantle extends to
great enough depth that diamonds are stable. Not all pipes contain diamonds, and even fewer
contain enough diamonds to make mining economically viable.[13]
Intan berhubungan batu dibawa dari mantel ke permukaan bumi dengan erupsi vulkanik
awal yang dalam. Magma gunung gunungberapi tersubut harus berasal pada kedalamn
dimana intan dapat terbentuk. 150 km (93mi) atau lebih (tiga kali atau lebih dari kedalaman
sumber magma untuk sebagian besar gunung berai) ini adalah kejadian yang relatif
langka. Permukaan kawah vulkanik yang secara tipikal kecil memanjang kebawah
kedalam formasi yang diketahuipipa-pipa vulkanik. Pipa-pipa tersebut mengandung
material yang diangkut menuju permukaan melalui aktivitas vulkanik. Tetapi tidak
dikeluarkan sebelum aktivitas vulkanik tersbut berhenti. Selama erupsi pipa ini keluar
menuju permuaan, sehingga sirkulasi terbuka, banyak xenolith dari permukaan batuan
dan bahkan kayu dan fosil ditemukan di pipa vulkanik. Intan dari pipa vulkanik
berhubungan erat dengan daerah yang tertua dan terdingin dari kerak benua (cratons).
Hal ini karena craton sangat tebal mantel litosfer meluas pada kedalam yang cukup dalam
dimana intan itu stabik. Tidak semua pipa mengandung intan, dan bahkan mengandung
cukup lebih sedikit berlian untuk membuat pertambangan yang ekonomis.
The magma in volcanic pipes is usually one of two characteristic types, which cool into igneous
rock known as either kimberlite or lamproite.[13] The magma itself does not contain diamond;
instead, it acts as an elevator that carries deep-formed rocks (xenoliths), minerals (xenocrysts),
and fluids upward. These rocks are characteristically rich in magnesium-
bearing olivine, pyroxene, and amphibole minerals[13] which are often altered to serpentine by
heat and fluids during and after eruption. Certain indicator minerals typically occur within
diamantiferous kimberlites and are used as mineralogical tracers by prospectors, who follow the
indicator trail back to the volcanic pipe which may contain diamonds. These minerals are rich
in chromium (Cr) or titanium (Ti), elements which impart bright colors to the minerals. The most
common indicator minerals are chromium garnets (usually bright red chromium-pyrope, and
occasionally green ugrandite-series garnets), eclogitic garnets, orange titanium-pyrope, red high-
chromium spinels, dark chromite, bright green chromium-diopside, glassy green olivine,
black picroilmenite, and magnetite. Kimberlite deposits are known as blue ground for the deeper
serpentinized part of the deposits, or as yellow ground for the near surface smectite clay and
carbonate weathered and oxidized portion.[13]
Magma dalam pipa vulkanik biasanya salah satu dari dua karakteristik, yang mendingin di
batuan beku yang diketahui sebagai kimberlite ataupun lamproite, Magma sendiri tidak
mengandung intan, malah sebaliknya magma bertindak sebagai elevator yang membawa
batuan yang terbentuk di kedalamn (xenoliths) minerals (xenocrysts) dan cairan menuju
ketasa. Batuan ini memiliki karaktersitik kaya akan magnesium bearing olivin, piroksen,
dan mineral amphibole yang sering diubah menjadi serpentine oleh panas dan cairan
selama ataupun setelah erupsi. Indikator mineral tertentu secara tipical terjadi dalam
kimberlities diamentiferous dan digunakan sebagai pelacak mineralogi oleh prospektu
yang mengikuti kembali jejak indikator pipa vulkanik yang mungkin mengandung intan.
Mineral ini kaya akan cronium, atau titanium, unsur-unsur yang memberikan warna cerah
pada mineral. Indikator mineral yang paling umum adalah garnet kromium , .....deposit
kimberlite dikenal sebagai dasar biru untuk bgian serpentinized yang lebih dalam dari
deposit, atau dasar kuning untuk lempung smectite yang dekat dengan ermukaan dan
pelapukan karbonat dan porsi oksidari
Once diamonds have been transported to the surface by magma in a volcanic pipe, they may
erode out and be distributed over a large area. A volcanic pipe containing diamonds is known as
a primary source of diamonds. Secondary sources of diamonds include all areas where a
significant number of diamonds have been eroded out of their kimberlite or lamproite matrix, and
accumulated because of water or wind action. These include alluvial deposits and deposits along
existing and ancient shorelines, where loose diamonds tend to accumulate because of their size
and density. Diamonds have also rarely been found in deposits left behind by glaciers (notably
in Wisconsin and Indiana); in contrast to alluvial deposits, glacial deposits are minor and are
therefore not viable commercial sources of diamond.[13]
Setelah berlian diangkut ke permukaan oleh magma melalui pipa vulkanik, intan mungkin
akan tererosi dan tersebar di area yang lebih luas. Sebuah pipa vulkanik yang
mengandung intan disebut sumber primer intan. Sumber sekunder intan mencakup
semua area dimana jumlah signifikan intan telah tererosi dari matriks kimberlite atau
lamproirite intan tersebut dan terakumulasi karena aktifitas air dan angin. Hal ini termasuk
deposit aluvial dan semua deposit sepanjang garis pantai yang pernha ada dan garis
panti yang sudah tua, dimana intan yang terlepas cenderung terakumulasi karena ukuran
dan densitas intna tersebut. Intam juga jarang ditemukan dalam bentuk deposit yang
terendapkan oleh glasier (terutama di wisconsi dan indiana). Berbeda dengan deposit
lauvial, deposit glasial itu kecil dan karena itu deposit ini bukan sumber intan yang yang
layak dikomersialkan.
Space diamonds
Intan yang berasal dari Ruang angkasa

See also: Aggregated diamond nanorod


Not all diamonds found on Earth originated on Earth. Primitive interstellar meteorites were found
to contain carbon possibly in the form of diamond.[15] A type of diamond called carbonado that is
found in South America and Africa may have been deposited there via an asteroid impact (not
formed from the impact) about 3 billion years ago. These diamonds may have formed in the
intrastellar environment, but as of 2008, there was no scientific consensus on how carbonado
diamonds originated.[16][17]
Tidak semua intan yang ditemukan dibumi berasal dari Bumi. Meteorit antarbintang
primitif ditemukan mengandung karbon yang bisa saja dalam bentuk intan. Satu jenis
intan disebut carbonado yang ditemukan di Amerika Selatan dan Afrika mungkin telah
terendapkan akibat tubrukan asteroid ( tidak terbentuk dari tubrukan itu) mungkin sekitar
tiga milyar tahun yang lalu. Intan ini mungkin telah terbentuk pada lingkungan intrasellar,
tetapi pada 2008, tidak ada konsensus ilmiah tentang berlian carbonado berasal.
Diamonds can also form under other naturally occurring high-pressure conditions. Very small
diamonds of micrometer and nanometer sizes, known
as microdiamonds or nanodiamonds respectively, have been found in meteorite impact craters.
Such impact events create shock zones of high pressure and temperature suitable for diamond
formation. Impact-type microdiamonds can be used as an indicator of ancient impact
craters.[12] Popigai crater in Russia may have the world's largest diamond deposit, estimated at
trillions of carats, and formed by an asteroid impact.[18]
Intan juga dapat terbentuk dibawah kondisi tekanan yang tinggi secara alami. Intan yang
sangat kecil dalam ukuran mikrometer dan nano meter masing-masing dikenal sebagai
mikrodiamond (intan mikro) dan nanodiaomond (intan nano) telah ditemukan dalam
kawah meteorit. Kejadian tubrukan ini membentuk zona shock dengan tekanan dan
temperatur tinggi yang cocok untuk pembentukan intan. Tipe mickrodiamond akibat
tubrukan ini dapat digunakan sebagai indikator dari kawah tubrukan tua (kuno)/ kawah
popigai di rusia mungkan mempunyai deposit intan terbesar di dunia, diperkirakan
jumlahnya trilyunan karat dan terbentuk karena tubrukan asteroid.

Scientific evidence indicates that white dwarf stars have a core of crystallized carbon and oxygen
nuclei. The largest of these found in the universe so far, BPM 37093, is located 50 light-years
(4.71014 km) away in the constellation Centaurus. A news release from the Harvard-
Smithsonian Center for Astrophysics described the 2,500-mile (4,000 km)-wide stellar core as
a diamond.[19]

Bukti ilmiah menunjukkan nahwa bintang kersdil putih mempunyai inti kristal carbon dan inti
oksigen. Yang terbesar ditemukan di alam semesta sejauh ini BPM 37093 berada di jarak 50 tahun
cahaya (4.7 x 1014 km)dari rasi bintang centaurus. Sebuah berita terilis dari Harvard-Smithsonian
Center for Astrophysics menggambarkan inti bintang yang lebarnya 2500 mile (4000km) itu
sebagai sebuah berlian
ilmu pengetahuan alam

Pembentukan berlian alami memerlukan sangat spesifik kondisi-paparan bahan karbon-bantalan


tekanan tinggi, berkisar sekitar antara 45 dan 60 kilobars (4,5 dan 6 GPa), tetapi pada suhu relatif
rendah antara sekitar 900 dan 1.300 C (1.650 dan 2370 F). Kondisi ini bertemu di dua tempat di
bumi; di dalam mantel litosfer di bawah lempeng benua yang relatif stabil, dan di lokasi serangan
meteorit. [12]

Formasi di cratons

Kondisi untuk pembentukan berlian terjadi di dalam mantel litosfer terjadi pada kedalaman yang
cukup sesuai dengan persyaratan suhu dan tekanan. kedalaman ini diperkirakan antara 140 dan 190
kilometer (87 dan 118 mil) meskipun kadang-kadang berlian telah mengkristal pada kedalaman
sekitar 300 km (190 mil). [13] Tingkat di mana perubahan suhu dengan meningkatnya kedalaman ke
Bumi sangat bervariasi di berbagai belahan bumi. Secara khusus, di bawah lempeng samudera suhu
naik lebih cepat dengan kedalaman, di luar jangkauan diperlukan untuk pembentukan berlian di
kedalaman yang dibutuhkan. Kombinasi yang benar dari suhu dan tekanan hanya ditemukan di
bagian tebal, kuno, dan stabil lempeng benua di mana wilayah litosfer dikenal sebagai cratons ada.
tinggal lama di litosfer cratonic memungkinkan kristal berlian untuk tumbuh lebih besar. [13]

Melalui studi rasio isotop karbon (mirip dengan metodologi yang digunakan dalam penanggalan
karbon, kecuali dengan isotop stabil C-12 dan C-13), telah menunjukkan bahwa karbon yang
ditemukan di berlian berasal dari kedua sumber anorganik dan organik. Beberapa berlian, yang
dikenal sebagai harzburgitic, terbentuk dari karbon anorganik awalnya ditemukan di dalam mantel
bumi. Sebaliknya, berlian eclogitic mengandung karbon organik dari detritus organik yang telah
didorong ke bawah dari permukaan kerak bumi melalui subduksi (lihat lempeng tektonik) sebelum
berubah menjadi berlian. Kedua sumber yang berbeda dari karbon memiliki 13C terukur yang
berbeda: rasio 12C. Berlian yang telah datang ke permukaan bumi umumnya cukup lama, mulai dari
bawah 1 milyar untuk berusia 3,3 miliar tahun. Ini adalah 22% sampai 73% dari usia bumi. [13]

Diamonds paling sering terjadi sebagai oktahedra euhedral atau bulat dan oktahedra kembar dikenal
sebagai macles. Sebagai struktur kristal berlian memiliki susunan kubik atom, mereka memiliki
banyak sisi yang milik sebuah kubus, segi delapan, rhombicosidodecahedron, hexahedron tetrakis
atau dodecahedron disdyakis. Kristal dapat memiliki dibulatkan dan tepi unexpressive dan dapat
memanjang. Kadang-kadang mereka ditemukan tumbuh bersama-sama atau membentuk ganda
"kembar" kristal pada permukaan segi delapan itu. Bentuk-bentuk dan kebiasaan beberapa berlian
yang berbeda hasil dari perbedaan keadaan eksternal. Diamonds (terutama yang dengan wajah
kristal bulat) biasanya ditemukan dilapisi nyf, kulit karet-seperti buram. [14]

Transportasi dari mantel

Berlian-bantalan batu dilakukan dari mantel ke permukaan bumi dengan mendalam asal letusan
gunung berapi. Magma gunung berapi tersebut harus berasal pada kedalaman di mana berlian dapat
dibentuk [13] -150 km (93 mil) atau lebih (tiga kali atau lebih kedalaman sumber magma untuk
sebagian besar gunung berapi). Ini adalah kejadian yang relatif langka. Ini kawah vulkanik permukaan
biasanya kecil memanjang menurun dalam formasi dikenal sebagai pipa vulkanik. [13] Pipa-pipa
berisi materi yang diangkut ke permukaan dengan tindakan vulkanik, tetapi tidak dikeluarkan
sebelum aktivitas vulkanik berhenti. Selama letusan pipa ini terbuka ke permukaan, sehingga
sirkulasi terbuka; banyak xenoliths batuan permukaan dan bahkan kayu dan fosil ditemukan dalam
pipa vulkanik. Berlian-bantalan pipa vulkanik berhubungan erat dengan yang tertua, daerah paling
keren dari kerak benua (cratons). Hal ini karena cratons sangat tebal, dan mantel litosfer mereka
meluas ke kedalaman yang cukup besar bahwa berlian stabil. Tidak semua pipa mengandung berlian,
dan bahkan lebih sedikit mengandung cukup berlian untuk membuat pertambangan ekonomis. [13]

Magma dalam pipa vulkanik biasanya salah satu dari dua jenis karakteristik, yang dingin ke dalam
batuan beku yang dikenal sebagai salah kimberlite atau lamproite. [13] Magma itu sendiri tidak
mengandung berlian; sebaliknya, ia bertindak sebagai lift yang membawa batu-batu deep-dibentuk
(xenoliths), mineral (xenocrysts), dan cairan ke atas. batuan ini memiliki karakteristik kaya
magnesium-bantalan olivin, piroksen, dan mineral amphibole [13] yang sering diubah untuk
serpentin oleh panas dan cairan selama dan setelah letusan. indikator mineral tertentu biasanya
terjadi dalam kimberlites diamantiferous dan digunakan sebagai pelacak mineralogi oleh
prospectors, yang mengikuti jejak indikator kembali ke pipa vulkanik yang mungkin mengandung
berlian. Mineral ini kaya kromium (Cr) atau titanium (Ti), unsur-unsur yang menyampaikan warna-
warna cerah untuk mineral. Mineral indikator yang paling umum adalah garnet kromium (biasanya
berwarna merah terang kromium-pyrope, dan garnet ugrandite-series kadang-kadang hijau), garnet
eclogitic, tit orange

Anda mungkin juga menyukai