Penyusun
PENDAHULUAN
Dari seluruh tumor tulang primer, 65,8 % bersifat jinak dan 34,2 % bersifat ganas.
Ini berarti dari setiap tiga tumor tulang terdapat satu yang bersifat ganas.
Perbandingan insidens tumor tulang pada pria dan wanita adalah sama. Tumor
jinak primer tulang yang paling sering ditemukan adalah osteoma (39,3%),
osteokondroma (32,5%), kondroma (9,8%) dan sisanya oleh tumor tulang jinak
yang lain.
1. TULANG
Tulang adalah organ vital yang berfungsi utnuk gerak pasif, proteksi
alat-alat di dalam tubuh, pembentuk tubuh, metabolisme kalsium dan mineral,
dan organ hemopoetik. Sebagaimana jaringan pengikat lainnya, tulang terdiri
dari komponen matriks dan sel. Matriks tulang terdiri dari serat-serat kolagen
dan protein non-kolagen. Sedangkan sel tulang terdiri dari osteoblas, oisteosit,
dan osteoklas.
Tumor dapat bersifat jinak atau ganas. Tumor ganas tulang dapat bersifat
primer yang berasal dari unsur-unsur tulang sendiri atau sekunder dari
metastasis (infiltrasi) tumor-tumor ganas organ lain ke dalam tulang.
1. Tumor Jinak (Benign)
Tumor jinak (benign) tidak menyerang dan menghancurkan tissue
(sekumpulan sel terinterkoneksi yang membentuk fungsi serupa dalam
suatu organisme) yang berdekatan, tetapi mampu tumbuh membesar secara
lokal. Biasanya setelah dilakukan operasi pengangkatan (tumor jinak),
tumor jenis ini tidak akan muncul lagi.
2. Tumor Ganas (Malignant)
Tumor jenis ini lebih dikenal dengan istilah Kanker, yang memiliki
potensi untuk menyerang dan merusak tissue yang berdekatan, baik
dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau
menyebabkan terjadinya metastasis (migrasi sel ke tempat yang jauh).
Tabel insidens tumor jinak dan tumor ganas primer pada tulang
Tumor Jinak Tumor Ganas
Jenis Insidens Jenis Insidens
Osteoma 39,3% Osteogenik sarkoma 48,8%
Osteokondroma 32,5% Giant cell tumor 17,5%
Kondroma 9,8% Kondrosarkoma 10%
Tumor jinak 18,4% Tumor ganas lainnya 23,7%
lainnya
1.2 KLASIFIKASI
Klasifikasi neoplasma tulang berdasarkan asal sel, antara lain:
A. Primer
1. Tumor asal jaringan tulang (Osteogenik)
Jinak: *Osteoma. Ganas: *Osteosarkoma.
Osteoid osteoma. Parosteal osteosarkoma.
Osteoblastoma jinak.
2. Tumor asal jaringan tulang rawan (Kondrogenik)
Jinak: *Kondroma. Ganas: *Kondrosarkoma.
*Osteokondroma. Kondrosarkoma juksta
Kondroblastoma jinak. kortikal.
Fibroma kondromiksoid.
3. Tumor asal jaringan ikat (Fibrogenik)
Jinak: Non Ossifying Fibroma. Ganas: Fibrosarkoma.
Lipoma. Liposarkoma.
Mesenkimoma ganas.
Sarkoma tak
berdiferensiasi.
4.Tumor asal sumsum tulang (mielogenik)
Ganas: Sarkoma Ewing.
Limfosarkoma tulang.
Retikulo sarkoma tulang.
Mieloma Multipel.
5. Tumor asal vaskuler
Jinak: Hemangioma. Ganas: Angiosarkoma.
Limfangioma.
Tumor glomus.
Intermediate: Hemangio-endotelioma.
Hemangio-perisitoma.
6. Tumor tulang lainnya
Jinak: *Giant cell tumor. Ganas: Kordoma.
Neurilemoma. Adamantinoma.
Neurofibroma.
B. Sekunder/Metastatik
Tumor yang berasal dari organ lain yang menyebar ke tulang.
Contoh: tumor/kanker paru yang menyebar ke tulang, dimana sel-sel
tumornya menyerupai sel paru dan bukan merupakan sel tulang.
Yang termasuk dalam kategori tumor tulang sekunder adalah:
Tumor Metastatik.
Tumor yang berasal dari hasil penyebaran issue neoplasma yang
berdekatan.
Tumor yang merupakan hasil transformasi membahayakan dari luka
2. Tumor jinak pada tulang
2.1 Osteoma
Osteoma merupakan tumor jinak mesenkim osteoblas yang terdiri dari
diferensiasi jaringan tulang matur. Osteoma pada bagian kepala dan leher
sering ditemukan pada daerah frontal-etmoid. Pada tulang temporal, liang
telinga merupakan lokasi yang tersering, dan jarang pada daerah mastoid,
skuamous tulang temporal, telinga tengah.
Klinis:
Insiden osteoma 0,1-1 % dari seluruh tumor jinak tulang tengkorak.
Osteoma lebih sering terjadi pada wanita dengan insiden terbanyak pada
dekade kedua dan ketiga serta jarang sebelum usia pubertas
Osteoma sering tanpa gejala, tumbuh lambat dan dapat stabil dalam
beberapa tahun dan secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan
radiologi.
Etiologi:
Penyebab pasti osteoma belum diketahui, tetapi ada beberapa teori :
1. Teori perkembangan:
Conheim, seperti yang dilaporkan Akamatsu mengatakan bahwa tumor
biasanya terbentuk di antara dua jaringan tulang yang berdekatan
dengan asal embrionik yang berbeda. Di antara dua tulang yang berbeda
ini terdapat sel embrionik yang terperangkap yang memicu proliferasi
tulang yang berlebihan.
2. Teori kongenital:
manifestasi klinis terjadi ketika pertumbuhan tulang meningkat dengan
adanya tulang embrionik misalnya pada saat pubertas.
3. Teori trauma:
Komplikasi dari trauma pada tulang temporal dapat menimbulkan
proses inflamasi pada tulang seperti periostitis, yang merangsang
pembentukan osteoma.
4. Teori infeksi:
Infeksi dapat memicu pertumbuhan osteoma dengan merangsang
proliferasi osteoblas pada garis mukoperiostium.
5. Teori hormonal:
Peningkatan aktifitas osteoblas periostium, dirangsang oleh mekanisme
endokrin
6. Faktor herediter
KLINIS
Keluhan utama nyeri pada tulang yang bersangkutan. Nyeri bersifat
menetap yang tidak hilang oleh istirahat dan makin terasa pada malam
hari.
Nyeri bersifat ringan sampai hebat, ciri khasnya adalah nyeri dapat
hilang dengan pengobatan aspirin.
LOKASI
Dapat mengenai semua tulang, tetapi biasanya pada tulang panjang
seperti femur dan tibia.
Gambar 3. Osteoid Osteoma pada xray
Tampak lesi lusen sirkuler kecil (nidus) di bawah kortek desertai lesi
sklerotik tebal disekelilingnya (reaksi peritoneal)
PATOFISIOLOGI:
Tumor terjadi karena pertumbuhan abnormal dari sel-sel tulang (osteosit)
dan sel-sel tulang rawan (kondrosit) di metafisis. Pertumbuhan abnormal ini
awalnya hanya akan menimbulkan gambaran pembesaran tulang dengan korteks
dan spongiosa yang masih utuh. Jika tumor semakin membesar makan akan
tampak sebagai benjolan menyerupai bunga kol dengan komponen osteosit
sebagai batangnya dan komponen kondrosit sebagai bunganya. Tumor akan
tumbuh dari metafisis, tetapi adanya pertumbuhan tulang yang semakin
memanjang maka makin lama tumor akan mengarah ke diafisis tulang.
Pertumbuhan ini membawa ke bentuk klasik coat hanger variasi dari
osteokondroma yang mengarah menjauhi sendi terdekat.
KLINIS:
Terdapat pada usia dewasa muda dengan keluhan adanya benjolan yang
tidak terasa sakit.
Tumor ini tidak memberikan gejala sehingga sering ditemukan secara
kebetulan, namun terabanya benjolan yang tumbuh dengan sangat lama
dan membesar. Bila tumor ini menekan jaringan saraf atau pembuluh
darah akan menimbulkan rasa sakit.
Dapat juga rasa sakit ditimbulkan oleh fraktur patologis pada tangkai
tumor, terutama pada bagian tangkai tipis. bila mengalami inflamasi pasien
dapat mengeluh bengkak dan sakit. Apabila timbul rasa sakit tanpa adanya
fraktur, bursitis, atau penekanan pada saraf dan tumor terus tumbuh setelah
lempeng epifisis menutup maka harus dicurigai adanya keganasan.
Osteokondroma dapat menyebabkan timbulnya pseudoaneurisma terutama
pada a.poplitea dan a.femoralis disebabkan karena fraktur pada tangkai
tumor di daerah distal femur atau proximal tibia.
Osteokondroma yang besar pada kolumna vertebralis dapat menyebabkan
angulasi kyfosis dan menimbulkan gejala spondylolitesis. Pada herediter
multipel exositosis keluhan dapat berupa massa yang multipel dan tidak
nyeri dekat persendian. Umumnya bilateral dan simetris.
LOKASI
Ditemukan pada bagian metafisis tulang panjang terutama pada bagian distal
femur, proksimal tibia dan proksimal humerus.
LOKASI
Didapat pada epifisis tulang panjang yang dapat meluas ke arah metafisis.
Tempat yang paling sering terjadi adalah proksimal tibia, distal femur dan
distal radius. Juga dapat ditemukan di pelvis dan sacrum.
KLINIS
Keluhan rasa nyeri yang terus bertambah serta pembengkakan pada bagian
tulang yang mengalami lesi, terutama pada lutut dan mungkin ditemukan
efusi sendi serta gangguan gerakan pada sendi.
CT-Scan dari ABC pre surgery. Tampak lesi hipodens pada Os Talus
Kanan.
KESIMPULAN
Tumor tulang merupakan kelainan pada tulang yang bersifat
neoplastik. Dengan istilah lain Tumor Tulang adalah pertumbuhan
abnormal pada tulang yang bisa jinak atau ganas.
Dari seluruh tumor tulang primer; 65,8% bersifat jinak dan 34,2%
bersifat ganas. Ini berarti dari setiap tiga tumor tulang terdapat satu yang
bersifat ganas. Perbandingan insidens tumor tulang pada pria dan wanita
adalah sama.
Klasifikasi neoplasma tulang berdasarkan asal sel, yaitu: primer
(osteogenik, kondrogenik, fibrogenik, mielogenik, tumor asal vaskuler,
tumor tulang lainnya) dan sekunder/metastatik (tumor yang berasal dari
organ lain yang menyebar ke tulang).
Untuk menetapkan diagnosis tumor tulang diperlukan beberapa hal,
yaitu: anamnesis, pemeriksaan klinik, pemeriksaan neurologis,
pemeriksaan radiologis, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan
biopsi.
DAFTAR PUSTAKA
Behal SV. Evolution of An Aneurysmal Bone Cyst. Journal of Oral
Science, Panchkula, India 2011:529-532 accessed 9 sept 2017
http://www.radiologyassistant.nl/en/p4bc9b622f0885/bone-tumor-h-0.html
accessed 9 sept 2017
https://radiopaedia.org/articles/chondroblastoma
https://radiopaedia.org/articles/giant-cell-tumour-of-bone accessed 9 sept
2017
https://radiopaedia.org/articles/unicameral-bone-cyst-1 accessed 9 sept
2017
https://radiopaedia.org/cases/non-ossifying-fibroma-distal-femur-1 accesse
d 9 sept 2017
http://www.scribd.com/doc/31348774/Tumor-Tulang accessed 9 sept
2017
http://www.scribd.com/doc/54186345/Neoplasma-Tulang accessed 9 sept
2017
http://www.tumorsurgery.org/tumor-education/bone-tumors/types-of-bone-
tumors/enchondroma.aspx accessed 9 sept 2017
Reproduced from Biermann S (ed): Orthopaedic Knowledge Update 3,
Musculoskeletal Tumors. Rosemont IL. American Academy of Orthopaedic
Surgeons, 2013, pp. 133-146.
Reproduced from Lewis VO, Aboulafia AJ: Giant cell tumor of bone.
Orthopaedic Knowledge Online Journal 2011; 5(5). Accessed September
2017.