Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

Disusun Oleh :

HARDYANTI ZAHARA

NIM 15150040

HUKUM PEMBURUHAN DAN KETENAGAKERJAAN

Dosen pembimbing :

Afrilian Perdana, S.H., M.H.

Fakultas Hukum

Universitas Abulytama

Tahun Ajaran 2017 / 2018


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah

ini tepat pada waktunya.Makalah ini membahas Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan

hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.

Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya

mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari

bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis

harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita

sekalian.

Penulis

Hardyanti Zahara

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Permasalah .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 8

B. Saran ................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hak asasi manusia pada prinsipnya adalah seperangkat hak yang melekat pada

hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan

merupakan anugerah-Nya yang wajib di hormati, dijunjung tinggi dan dilindungi

oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta

perlindungan harkat dan martabat manusia

Salah satu hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia adalah hak

atas jaminan sosial. Dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Perserikatan

Bangsa-Bangsa Tahun 1948 pasal 22 dan pasal 25 dinyatakan bahwa: Setiap orang,

sebagai anggota masyarakat, mempunyai hak atas jaminan setiap orang, sebagai

anggota masyarakat, mempunyai hak atas jaminan sosial: dalam hal menganggur,

sakit, cacat tidak mampu bekerja, menjanda, hari tua.

Pengakuan jaminan sosial juga tertuang dalam Undang-Undang Nomor 39

tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 41 ayat (1) Setiap warga Negara

berhak atas jamnina sosial yang dibutuhkan untuk hidup layak serta untuk

perkembangan pribadinya secara utuh.

1
B. Permasalahan

Setiap bangsa memiliki wawasan tersendiri, begitu pun bagi masing-masing

negara. Dalam penyelenggaraan kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh

lingkungan dimana negara itu berada yang didasarkan pada hubungan timbal balik

dalam semua aspek didalam suatu negara.

Wawasan nusantara diharapkan mampu menyatukan pandangan yang berbeda-

beda dalam masyarakat dan memberikan solusi untuk mendasari Ketahanan

Nasional suatu bangsa, sehingga tujuan nasional dapat terealisir. Dalam Wawasan

Nusantara dan Ketahanan nasional sebagai konsep pemikiran bersifat inklusif

menerima pembaharuan masukan untuk kepentingan kemajuan bangsa.

Berkenaan dengan itu, untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang ideal

perlu kesamaan persepsi, kesamaan pandangan, dan kesamaan dalam

implementasinya. Konsep Wawasan Nusantara memberikan solusi untuk

menyamakan pandangan sehingga dapat mewujudkan Integrasi nasional seperti yang

diharapkan bangsa Indosnesia dan integrasi nasional dapat mewujudkan

kesejahteraan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Wawasan Nusantara

Kata wawasan berasal dari kata wawas ( bahasa Jawa ) yang berarti melihat atau

memandang. Jika ditambah dengan akhiran an maka secara harfiah berarti cara penglihatan,

cara tinjau, cara pandang.

Nusantara adalah sebuah kata majemuk yang diambil dari bahasa Jawa Kuno yakni

nusa yang berarti pulau, dan antara artinya lain.Wawasan nasional suatu bangsa dibentuk dan

dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang dianutnya. Beberapa teori paham

kekuasaan dan teori geopolitik. Perumusan wawasan nasional lahir berdasarkan pertimbangan

dan pemikiran mengenai sejauh mana konsep operasionalnya dapat diwujudkan dan

dipertanggungjawabkan.

Dalam hal ini bangsa Indonesia memerlukan prinsip prinsip dasar sebagai

pedoman agar tidak terombang ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk

mencapai cita cita serta tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa Indonesia wawasan

nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara sehingga disebut WAWASAN

NUSANTARA. Karena hanya dengan upanya inilah bangsa dan negara Indonesia tetap eksis

dan dapat melanjutkan perjuangan menuju mayarakat yang adil, makmur dan sentosa.

a. Menurut Prof. Dr. Wan Usman

Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah air nya

sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.

b. Menurut Kel. Kerja LEMHANAS 1999

Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan

lingkungannya yang beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan

3
kesatuan bangsa dan kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermsyarakat,

berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

c. Menurut Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN

Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan

lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah

dalam menyelenggarakan kehidupan bermsyarakat, berbangsa, dan bernegara.

B. Unsur Dasar Wawasan Nusantara

1) Wadah ( contour)

Wadah kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah

Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk

serta aneka ragam budaya.

2) Isi ( content)

Merupakan aspirasi bagsa yag berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan

nasional yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945.

3) Tata laku ( Conduct)

Hasil interasi antara wadah dan isi wawasan nusantara yang terdiri dari:

a. Tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang

baik dari bangsa Indonesia .

b. Tata laku lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan perbuatan dan perilaku dari

bangsa Indonesia.

C. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara

1. Kedudukan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran yang di

yakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan

dalam upaya mencapai dan mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.

4
2. Fungsi Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu

dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi

penyelenggara Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia

dalam kehidupan bernsyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3. Tujuan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasioanalisme yang tinggi disegala aspek

kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasioanal dari pada

kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah (kepentingan individu,

kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah tetap dihargai selama tidak bertentangan

dengan kepentingan nasional atau kepentingan masyarakat banyak.

D. Wawasan Nasional Indonesia

Wawasan nasional Indonesia dikembangkan berdasarkan wawasan nasional secara

universal sehingga dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan, geopolitik dan Dasar

pemikiran wawasan nasional yang dipakai Negara Indonesia.Untuk penjelasan latar belakang

filosofi sebagai dasar pemikiran dan pembinaan nasional Indonesia ditinjau dari:

1) Pemikiran berdasarkan falsafah pancasila

Wawasan nasional merupakan pancaran dari pancasila oleh kerena itu menghendaki

terciptanya kesatuan dan persatuan dengan tidak menghiangkan ciri,sifat dan karakter dari

kebhinekaan unsur-unsur pembentuk bangsa (suku bangsa,etnis dan golongan).

2) Pemikiran berdasarkan aspek kewilayahan

Wilayah Indonesia pada saat merdeka masih berdasarkan peraturan tentang wilayah

territorial yang dibuat oleh belanda yaitu territorial Zee en Maritime Kringen Ordonantie

1939 (TZMKO 1939), dimana lebar laut wilayah/territorial Indonesia adalah 3 mill diukur

5
dari garis air rendah masing-masing pulau Indonesia.

E. Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Indonesia

Sebagai bangsa yang telah menegara, bangsa Indonesia dalam membina dan membangun

atau menyelenggarakan kehidupan nasionalnya, baik pada aspek politik, ekonomi, sosisl

budaya, selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah.

Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional indonesia merupakan cara pandang dan

sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai

strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta

menghormati kebinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasinal untuk mencapai tujuan

nasional.

F. Implementasi Wawasan Nusantara

Penerapan Wawasan Nusantara harus tercemin pada pola piker, pola sikap dan pola

tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan Negara.

a. Implementasi dalam kehidupan politik, adalah menciptakan iklim menyelenggaraan

Negara yang sehat dan dinamis,mewujudkan pemerintahan yang kuat ,aspiratif ,

dipercaya.

b. Implementasi dalam kehidupan Ekonomi , adalah menciptakan tatanan ekonomi yang

benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran

rakyat secara merata dan adil.

c. Implementasi dalam kehidupan sosial budaya adalah menciptakan sikap batiniah dan

lahirniah yang mengakuai, menerima dan menghormati segala bentuk perbedaan sebagai

kenyataan yang hidup disekitarnya dan merupakan karunia sang pencipta.

d. Implementasi dalam kehidupan pertahanan keamanan,adalah menumpuhkan

kesadaran cinta tanah air dan membentuk sikap bela Negara pada setiap WNI.

6
G. Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara

1) Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dalam arti memberikan peranan dalam bentuk aktivitas dan

partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya dapat dilaksanakan oleh

Negara-negara maju dengan Buttom Up Planning,sedang untuk Negara berkembang dengan

Top Down Planning karena adanya keterbatasan kualitas sumber daya manusia, sehingga

diperlukan landasan operasinal berupa GBHN. Kondisi Nasional (Pembangunan) yang tidak

merata mengakibatkan keterbelakangan dan ini merupakan ancaman bagi integritas.

2) Dunia Tanpa Batas

a) Perkembangan IPTEK

Mempengaruhi pola , pola sikap dan pola tindak masyarakat dalam aspek kehidupan.

b) Kenichi Omahe dalam buku Borderless Word dan The End of Nation State

Dalam perkembangan masyarakat global,batas-batas wilayah Negara dalam arti

geografi dan politik relatif masih tetap. Perkembangan Iptek dan perkembangan

masyarakat global dikaitkan dengan dunia tanpa batas dapat merupakan tantangan

Wawasan Nusantara , mengingat perkembangan tersebut akan dapat mempengaruhi

masyarakat Indonesia dalam pola pikir , pola sikap dan pola tindak didalam

bermsyarakat , berbangasa dan bernegara.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan Secara umum Wawasan

Nusantara adalah keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertiannya yaitu cara

pandang yang secara utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi

kepentingan nasional.

2. Tujuan dari wawasan nusantara tersebut yaitu mewujudkan nasioanalisme yang

tinggi disegala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan

kepentingan nasioanal dari pada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku

bangsa atau daerah (kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau

daerah tetap dihargai selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau

kepentingan masyarakat banyak.

B. Saran

1. Dengan adanya wawasan nusantara, kita harus dapat memiliki sikap dan perilaku yang

sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa. Dalam

kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya ditanamkan sikap wawasan

nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap bangsa dan negara lebih meyakini

dan lebih dalam. Sila- sila yang terkandung di dalam Pancasila hendaknya tidak

dirubah, baik itu secara isi,kedudukan maupunfungsinya.

2. Untuk masyarakat Indonsia (baik bagi si pembuat makalah, pembaca makalah serta yang

lain) agar dapat menjaga makna dan hakikat dari wawasan nusantara yang tercermin dari

perilaku perilaku sehari hari misalnya ikut menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.

8
Daftar Pustaka

Sartini,dkk, 2002, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi,Paradigma,

Yogyakarta

Santoso Budi, dkk,2005, Pendidikan Kewarganegaraan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Cristine, dkk, 2002, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, PT Prandnya

Paramita, Jakarta

Subadi Tjipto, 2010, Pendidikan Kewarganegaraan, BP-FKIP UMS,Surakarta

Zubaidi Achmad, dkk, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi,

Paradigma, Jokjakarta

Anda mungkin juga menyukai