Pemburuhan Dan Ketenaga Kerjaan
Pemburuhan Dan Ketenaga Kerjaan
Disusun Oleh :
HARDYANTI ZAHARA
NIM 15150040
Dosen pembimbing :
Fakultas Hukum
Universitas Abulytama
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Penulis
Hardyanti Zahara
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Permasalah .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................. 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak asasi manusia pada prinsipnya adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
Salah satu hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia adalah hak
atas jaminan sosial. Dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Perserikatan
Bangsa-Bangsa Tahun 1948 pasal 22 dan pasal 25 dinyatakan bahwa: Setiap orang,
sebagai anggota masyarakat, mempunyai hak atas jaminan setiap orang, sebagai
anggota masyarakat, mempunyai hak atas jaminan sosial: dalam hal menganggur,
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 41 ayat (1) Setiap warga Negara
berhak atas jamnina sosial yang dibutuhkan untuk hidup layak serta untuk
1
B. Permasalahan
lingkungan dimana negara itu berada yang didasarkan pada hubungan timbal balik
Nasional suatu bangsa, sehingga tujuan nasional dapat terealisir. Dalam Wawasan
Berkenaan dengan itu, untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang ideal
kesejahteraan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata wawasan berasal dari kata wawas ( bahasa Jawa ) yang berarti melihat atau
memandang. Jika ditambah dengan akhiran an maka secara harfiah berarti cara penglihatan,
Nusantara adalah sebuah kata majemuk yang diambil dari bahasa Jawa Kuno yakni
nusa yang berarti pulau, dan antara artinya lain.Wawasan nasional suatu bangsa dibentuk dan
dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang dianutnya. Beberapa teori paham
kekuasaan dan teori geopolitik. Perumusan wawasan nasional lahir berdasarkan pertimbangan
dan pemikiran mengenai sejauh mana konsep operasionalnya dapat diwujudkan dan
dipertanggungjawabkan.
Dalam hal ini bangsa Indonesia memerlukan prinsip prinsip dasar sebagai
pedoman agar tidak terombang ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk
mencapai cita cita serta tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa Indonesia wawasan
nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara sehingga disebut WAWASAN
NUSANTARA. Karena hanya dengan upanya inilah bangsa dan negara Indonesia tetap eksis
dan dapat melanjutkan perjuangan menuju mayarakat yang adil, makmur dan sentosa.
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah air nya
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya yang beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
3
kesatuan bangsa dan kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermsyarakat,
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah
1) Wadah ( contour)
Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk
2) Isi ( content)
Merupakan aspirasi bagsa yag berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan
Hasil interasi antara wadah dan isi wawasan nusantara yang terdiri dari:
a. Tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang
b. Tata laku lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan perbuatan dan perilaku dari
bangsa Indonesia.
Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran yang di
yakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan
4
2. Fungsi Wawasan Nusantara
penyelenggara Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia
kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasioanal dari pada
kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah (kepentingan individu,
kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah tetap dihargai selama tidak bertentangan
universal sehingga dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan, geopolitik dan Dasar
pemikiran wawasan nasional yang dipakai Negara Indonesia.Untuk penjelasan latar belakang
filosofi sebagai dasar pemikiran dan pembinaan nasional Indonesia ditinjau dari:
Wawasan nasional merupakan pancaran dari pancasila oleh kerena itu menghendaki
terciptanya kesatuan dan persatuan dengan tidak menghiangkan ciri,sifat dan karakter dari
Wilayah Indonesia pada saat merdeka masih berdasarkan peraturan tentang wilayah
territorial yang dibuat oleh belanda yaitu territorial Zee en Maritime Kringen Ordonantie
1939 (TZMKO 1939), dimana lebar laut wilayah/territorial Indonesia adalah 3 mill diukur
5
dari garis air rendah masing-masing pulau Indonesia.
Sebagai bangsa yang telah menegara, bangsa Indonesia dalam membina dan membangun
atau menyelenggarakan kehidupan nasionalnya, baik pada aspek politik, ekonomi, sosisl
budaya, selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah.
Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional indonesia merupakan cara pandang dan
sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta
menghormati kebinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasinal untuk mencapai tujuan
nasional.
Penerapan Wawasan Nusantara harus tercemin pada pola piker, pola sikap dan pola
dipercaya.
c. Implementasi dalam kehidupan sosial budaya adalah menciptakan sikap batiniah dan
lahirniah yang mengakuai, menerima dan menghormati segala bentuk perbedaan sebagai
kesadaran cinta tanah air dan membentuk sikap bela Negara pada setiap WNI.
6
G. Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara
1) Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dalam arti memberikan peranan dalam bentuk aktivitas dan
partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya dapat dilaksanakan oleh
Top Down Planning karena adanya keterbatasan kualitas sumber daya manusia, sehingga
diperlukan landasan operasinal berupa GBHN. Kondisi Nasional (Pembangunan) yang tidak
a) Perkembangan IPTEK
Mempengaruhi pola , pola sikap dan pola tindak masyarakat dalam aspek kehidupan.
b) Kenichi Omahe dalam buku Borderless Word dan The End of Nation State
geografi dan politik relatif masih tetap. Perkembangan Iptek dan perkembangan
masyarakat global dikaitkan dengan dunia tanpa batas dapat merupakan tantangan
masyarakat Indonesia dalam pola pikir , pola sikap dan pola tindak didalam
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pandang yang secara utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi
kepentingan nasional.
bangsa atau daerah (kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau
daerah tetap dihargai selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau
B. Saran
1. Dengan adanya wawasan nusantara, kita harus dapat memiliki sikap dan perilaku yang
sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa. Dalam
nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap bangsa dan negara lebih meyakini
dan lebih dalam. Sila- sila yang terkandung di dalam Pancasila hendaknya tidak
2. Untuk masyarakat Indonsia (baik bagi si pembuat makalah, pembaca makalah serta yang
lain) agar dapat menjaga makna dan hakikat dari wawasan nusantara yang tercermin dari
perilaku perilaku sehari hari misalnya ikut menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.
8
Daftar Pustaka
Yogyakarta
Paramita, Jakarta
Paradigma, Jokjakarta