Anda di halaman 1dari 10

Volume 7 / No.

2 / Desember 2015
BAB II
TIJAUAN TEORI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG MANFAAT


KOLOSTRUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU
LAHIR DI BPS. AIDA HARTATIK Amd, Keb DS.DLANGGU Kec. DEKET
LAMONGAN 2015

Mimatun Nasihah* Lilis


Dwi Nurindah Sari**

*Dosen Program Studi D III Kebidanan Universitas Islam Lamongan


**Mahasiswa Program Studi D III Kebidanan Universitas Islam Lamongan

ABSTRAK
Pengetahuan ibu post partum tentang manfaat kolostrum sangatlah
penting. Kolostrum sebagai gizi terbaik bagi bayi karena komposisi zat- zat gizi di
dalamnya secara optimal mampu menjamin pertumbuhan tubuh bayi. Kualitas zat
gizinya juga terbaik karena mudah diserap dan dicerna oleh usus bayi. Hasil
survei awal ditemukan sebagaian besar Ibu post partum tidak memberikan
kolostrumnya Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
pengetahuan ibu post partum tentang manfaat kolostrum dengan pemberian
kolostrum pada Bayi Baru Lahir Di BPS. Aida Hartatik Amd.Keb Ds.Dlanggu,
Kec.Deket Kab.Lamongan pada bulan Mei -juni 2015
Jenis penelitian adalah analitik dengan pendekatan cross sectional Jumlah
Populasi pada penelitian ini populasinya adalah ibu post partum sebanyak 30 ibu
post partum. sampel 28 ibu post partum, diambil dengan cara simple random
sampling.Variabel bebasnya adalah pengetahuan ibu post partum tentang manfaat
kolostrum, sedangkan variabel tergantungnya adalah pemberian kolostrum pada
bayi baru lahir. Pengambilan data dengan data primer dan diolah dengan tabulasi
silang.
Dari hasil penelitian didapatkan data 21 responden (75,0%) responden
yang memberikan kolostrum pada bayinya dan ibu rata-rata yang berpengetahuan
baik 20 responden (71,4%) kemudian dilakukan penghitungan nilai statistik
koefsien kontingensi didapatkan C = 0,609 C = 0.000 nilai C tabel lalu
dibandingkan dengan nilai p < 0,05 hasilnya Ho ditolak
Kesimpulan dari pembahasan yakni ada hubungan pengetahuan pada ibu
post partum tentang manfaat kolostrum dengan pemberian kolostrum pada bayi
baru lahir. Oleh karena itu ibu post partum sebaiknya memberikan ASI pertama
atau kolostrum sedini mungkin pada bayinya. dan diharapkan bidan sebagai
tenaga kesehatan melakukan penyuluhan secara kontinue tentang manfaat
kolostrum kepada ibu post partum.

Kata Kunci : Pengetahuan, Manfaat kolostrum, Pemberian kolostrum


PENDAHULUAN pertumbuhan tubuh bayi. Kualitas zat
ASI (Air Susu Ibu) sebagai gizinya juga terbaik karena mudah
gizi terbaik bagi bayi karena diserap dan dicerna oleh usus bayi.
komposisi zat- zat gizi di dalamnya (Widjaja,2004). Sehingga
secara optimal mampu menjamin penggunaan Air Susu Ibu (ASI) di
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015

Indonesia perlu ditingkatkan dan yang pertama kali keluar). (Utami


dilestarikan. Dalam Pelestarian Roesli,2000)
Penggunaan ASI, yang perlu Saat ini praktik menyusui
ditingkatkan adalah pemberian asi masih sangat memperihatinkan di
eksklusif, yaitu pemberian ASI ( Indonesia. Menurut Survey
Kolostrum) segera setelah bayi lahir Demografi Keluarga Indonesia
sampai umur 6 bulan. Berdasarkan (SDKI), lebih dari 95% ibu pernah
pengamatan peneliti bahwa semakin menyusui bayinya, namun yang
banyak ibu di zaman sekarang ini menyusui dalam satu jam pertama
tidak memberikan ASI eksklusif / cenderung menurun dari 9% pada
kolostrum kepada bayinya. Dan yang tahun 1997 menjadi 3,7% pada tahun
mempengaruhi pola menyusui pada 2002. (Depkes RI, 2006)
masyarakat salah satu diantaranya Menurut Survey Kesehatan
adalah aspek sosial budaya Daerah (2003), Angka kematian Bayi
Pendidikan, Pengetahuan. (AKB) sebesar 116 per 100.000
Sebagaimana yang dikemukakan kelahiran hidup. Sedangkan menurut
bahwa salah satu faktor yang Survey Kesehatan Daerah AKB
mempengaruhi kesehatan masyarakat Provinsi Jawa Timur tahun 2005
sangat tergantung pada Pengetahuan, sebesar 23,71 per 1.000 kelahiran
termasuk Pengetahuan Ibu. hidup, terjadi kenaikan bila
(Rahayu,2001) dibanding AKB tahun 2004 sebesar
Penelitian disuatu negara 14,23 per 1.000 kelahiran hidup.
berkembang yang dipublikasikan di Untuk menurunkan AKB salah
Pediatrics 30 Maret 2006, satunya dengan memberikan
menunjukkan bahwa bila bayi kolostrum. Kolostrum mempunyai
dibiarkan menyusu sendiri saat usia khasiat untuk membersihkan
30-60 menit, tidak saja akan mekonium sehingga mukosa usus
mempermudah keberhasilan bayi yang baru lahir segera bersih
menyusui tetapi juga akan dapat dan siap menerima ASI. Kolostrum
menurunkan 22% angka kematian mengandung protein, zat penangkal
bayi dibawah 28 hari. (Suecox, infeksi, mineral (terutama K, Na dan
2006). Cl) dan vitamin yang larut dalam
Dari penelitian terhadap 900 lemak (A,D,E dan K). Dengan
ibu disekitar JABOTABEK keunggulan yang dimiliki kolostrum,
diperoleh fakta bahwa yang dapat cukup jelas bahwa bayi yang
memberikan kolostrumnya hanya memperoleh ASI sedini mungkin (30
5%, padahal 98% ibu-ibu tersebut menit sesudah lahir) akan terhindar
menyusui. Dari penelitian tersebut dari kemungkinan terjadinya
juga didapatkan bahwa 37,9% dari gangguan pencernaan, infeksi usus
ibu-ibu tersebut tidak pernah dan penyakit lainnya (Rosita, 2008).
mendapatkan informasi khusus Beberapa penelitian
tentang ASI, sedangkan kurangnya melaporkan faktor-faktor yang
informasi tentang ASI menyebabkan mempengaruhi awal pemberian
ibu-ibu percaya kepada mitos-mitos Kolostrum yaitu petugas kesehatan,
bahwa ASI yang keluar pertama kali psikologi ibu yaitu kepribadian dan
itu kotor, hal ini menyebabkan pengalaman ibu, sosio-budaya, tata
adanya kebiasaan dikalangan ibu laksana rumah sakit, kesehatan ibu
untuk membuang kolostrum (ASI dan anak, pengetahuan ibu mengenai
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015

manfaat kolostrum, lingkungan 2015 Di BPS. Aida Hartatik


keluarga, peraturan pemasaran Amd.Keb Dlanggu, Deket-
pengganti ASI dan jumlah anak. Lamongan terdapat 12 ibu post
(Dwi Hapsari, 2000) Faktor-faktor partum pada semua jenis persalinan
tersebut diteliti dalam data SDKI dengan bayi lahir hidup. 4 orang post
1997 yang melaporkan bahwa hanya partum memberikan kolostrumnya
8,3% yang disusui dalam satu jam pada hari pertama setelah
pertama setelah lahir dari 52,7% melahirkan, dan 8 orang (66,67%)
yang disusui dalam 24 jam pertama. post partum membuang
(Dwi Hapsari, 2000) kolostrumnya setelah melahirkan,
Pada ilmu pengetahuan kemudian memberikan ASi pada
terkini mengenai menyusui bayinya setelah hari ke tiga
menunjukkan bahwa sangatlah melahirkan.
penting bagi semua bayi manusia Melihat kasus diatas maka
untuk mendapatkan kolostrum dari seorang bidan harus meningkatkan
ibunya. Dalam 48 jam pertama pengetahuan ibu post partum dengan
kehidupan bayi-bayi manusia tidak cara memberikan konseling pada ibu
membutuhkan air susu terlalu tentang bagaimana pentingnya ASI
banyak, hanya setengah sendok teh bagi bayi ( anaknya) sejak ibu hamil.
kolostrum saat pertama menyusui Dan mengajarkan ibu untuk
dan 1-2 sendok teh di hari kedua. melakukan perawatan payudara agar
Kolostrum melapisi saluran ASI bisa keluar lancar dan bayinya
pencernaan bayi dan menghentikan juga bisa menerima ASI dengan baik.
masuknya bakteri kedalam darah Dan dilakukan IMD ( Inisiasi
yang menimbulkan infeksi pada bayi. Menyusu Dini) segera setelah lahir
(Suecox, 2006) agar kolostrum tidak terbuang.
Menurunnya angka (Kartika,2008).
pemberian ASI dan meningkatnya Berdasarkan data diatas,
pemakaian susu formula disebabkan maka diadakan penelitian mengenai
antara lain rendahnya pengetahuan adanya hubungan pengetahuan ibu
para ibu mengenai manfaat ASI dan post partum tentang manfaat
cara menyusui yang benar, kolostrum dengan pemberian
kurangnya pelayanan konseling kolostrum pada Bayi Baru Lahir Di
laktasi dan dukungan dari petugas BPS. Aida Hartatik Amd.Keb
kesehatan, persepsi-persepsi sosial- Ds.Dlanggu, Kec.Deket
budaya yang menentang pemberian Kab.Lamongan
ASI, kondisi yang kurang memadai
bagi para ibu yang bekerja (cuti TUJUAN
melahirkan yang terlalu singkat, Tujuan Umum
tidak adanya ruang di tempat kerja Untuk mengetahui hubungan
untuk menyusui atau memompa pengetahuan ibu post partum
ASI), dan pemasaran agresif oleh tentang manfaat kolostrum dengan
perusahaan-perusahaan formula yang pemberian kolostrum pada Bayi Baru
tidak saja mempengaruhi para ibu, Lahir Di BPS. Aida Hartatik
namun juga para petugas kesehatan. Amd.Keb Dlanggu, Kec. Deket-
(Suwiyoga 2004) Lamongan
Setelah di lakukan survey
awal pada bulan Januari- Februari
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015

Tujuan Khusus Keb Desa Dlanggu


a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu Kecamatan Deket
post partum tentang manfaat Kabupaten Lamongan pada
kolostrum Di BPS. Aida Hartatik, bulan Mei-Juni 2015
Amd.Keb Dlanggu Deket No. Pendidikan Frekuensi %
Lamongan 1. SD 2 7,1
b. Mengidentifikasi tentang 2. SMP 8 28,6
pemberian kolostrum pada Bayi 3. SMU 16 57,1
Baru Lahir Di BPS. Aida Hartatik, 4. D III 2 7,1
Amd.Keb Dlanggu Deket Total 28 100
Lamongan. Dari table 2 di atas diketahui
c. Menganalisis hubungan sebagian besar ibu post partum
pengetahuan ibu post partum berpendidikan SMU yaitu 16 orang
tentang manfaat kolostrum dengan (57,1%) ibu post partum dan
pemberian kolostrum pada Bayi sebagian kecil DIII dan SD yaitu 2
Baru Lahir Di BPS. Aida Hartatik, orang (7,1%) ibu post partum.
Amd.Keb Ds. Dlanggu, Kec.
Deket Kab. Lamongan Karakteristik Ibu Post Partum
Berdasarkan Pekerjaan
PEMBAHASAN Tabel 3 Distribusi Ibu Post Partum
Hasil Penelitian berdasarkan pekerjaan di
Data Umum BPS Aida Hartatik, Amd.
Karakteristik Ibu Post Partum Keb Desa Dlanggu
Berdasarkan Umur Kecamatan Deket
Tabel 1 Distribusi Ibu Post Partum Kabupaten Lamongan pada
berdasarkan umur di BPS bulan Mei-Juni 2015
Aida Hartatik, Amd. Keb No. Pekerjaan Frekuensi %
Desa Dlanggu Kecamatan 1. Tidak bekerja/ IRT 14 50,0
Deket Kabupaten Lamongan 2. Tani/ buruh tani 4 14,3
pada bulanFrekuensi
Umur Mei-Juni 2015
% 3. Swasta 10 35,7
1. 20 3 10,7 Total 28 100
2. 20-30 18 64,3 Dari tabel 3 di atas diketahui
3. 30-40 7 25,0 sebagian ibu post partum sebagai
Total 28 100 Ibu Rumah Tangga ( IRT ) yaitu 14
Dari tabel 1 di atas diketahui orang (50,0%) ibu post partum dan
sebagian besar ibu post partum sebagian kecil bekerja sebagai petani
berumur 20-30 tahun yaitu 18 orang yaitu 4 orang (14,3%) ibu post
(64,3 %) ibu post partum dan partum.
sebagian kecil berumur 20 tahun
yaitu 3 orang (10,7 %) ibu post Data Khusus
partum. Karakteristik Ibu Post Partum
Berdasarkan pengetahuan ibu post
Karakteristik Ibu Post Partum partum tentang manfaat kolostrum
Berdasarkan Pendidikan Tabel 4 Distribusi Ibu Post Partum
Tabel 2 Distribusi Ibu Post Partum berdasarkan pengetahuan
berdasarkan pendidikan di ibu post partum tentang
BPS Aida Hartatik, Amd. manfaat kolostrum di BPS
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015

Aida Hartatik, Amd. Keb Dari tabel 5 di atas diketahui


Desa Dlanggu Kecamatan sebagian besar ibu post partum
Deket Kabupaten Lamongan memberikan kolostrumnya yaitu 21
pada bulan Mei-Juni 2015 orang (75 %) ibu post partum dan
sebagian kecil tidak memberikan
N Pengetahuan ibu Frek % kolostrumnya yaitu 7 orang (25 %)
o. ttg Manfaat uensi
ibu post partum.
kolostrum
1. Kurang 3 10,7 Hubungan pengetahuan ibu post
2. Cukup 5 17,9 partum tentang manfaat kolostrum
3. Baik 20 71,4 dengan pemberian kolostrum pada
Total 28 100 Bayi Baru Lahir Di BPS. Aida
Dari tabel 4 di atas diketahui Hartatik Amd.Keb Ds.Dlanggu,
sebagian besar ibu post partum Kec.Deket Kab.Lamongan
mempunyai pengetahuan ibu post Tabel 6 Hubungan pengetahuan ibu
partum tentang manfaat kolostrum post partum tentang manfaat
yang baik yaitu 20 orang (71,4 %) kolostrum dengan
ibu post partum dan sebagian pemberian kolostrum pada
mempunyai pengetahuan ibu post Bayi Baru Lahir Di BPS.
partum tentang manfaat kolostrum Aida Hartatik Amd.Keb
yang cukup yaitu 5 orang (17,9%) Ds.Dlanggu, Kec.Deket
ibu post partum serta sebagian Kab.Lamongan pada bulan
mempunyai pengetahuan ibu post Mei -juni 2015
partum tentang manfaat kolostrum
yang kurang yaitu 3 orang (10,7%) Pengeta- Pemberian kolostrum
ibu post partum. huan ibu pada bayi baru lahir
N tentang Memb Tidak Jumlah
o manfaat erikan memberikan
Karakteristik Ibu Post Partum kolostrum
Berdasarkan pemberian kolostrum
1. Baik 19 1 (5 %) 20
pada bayi baru lahir 2. cukup (95%) 3 (60 %) (100%)
Tabel 5 Distribusi Ibu Post Partum 3. Kurang 2 3 (100 %) 5
berdasarkan pemberian (40%) (100%)
kolostrum pada bayi baru 0 (0%) 3
lahir di BPS Aida Hartatik, (100%)
Amd.Keb Desa Dlanggu Jumlah 7 21(75%) 28
Kecamatan Deket (25%) (100%)
Kabupaten Lamongan pada Dari tabel 6 di atas diketahui bahwa
bulan Mei -Juni 2015 dari 28 ibu post partum yang
N Pemberian Freku % berpengetahuan kurang 0 orang (0%)
o. kolostrum pd ensi ibu post partum seluruhnya tidak
BBL memberikan kolostrumnya.
1. Memberikan 21 75 Dari hasil statistik koefsien
2. Tidak 7 25 kontingensi (c) dengan uji SPSS
memberikan versi 16.0 dengan hasil nilai C =
Total 28 10 0,609 C = 0.000 dimana p < 0,05
0 maka Ho ditolak yang berarti
terdapat hubungan pengetahuan ibu
post partum tentang manfaat
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015

kolostrum dengan pemberian keterampilan dan sikap positif. Pada


kolostrum pada bayi baru lahir. ilmu pengetahuan terkini mengenai
menyusui menunjukkan bahwa
Pembahasan sangatlah penting bagi semua bayi
Pengetahuan Ibu Post Partum manusia untuk mendapatkan
Tentang Manfaat Kolostrum Kolostrum dari ibunya.
Dari Tabel 4 menunjukkan Pendidikan merupakan upaya
bahwa dari 28 ibu post partum yang yang memberikan pengetahuan
mempunyai pengetahuan ibu post sehingga terjadi perilaku positif yang
partum tentang manfaat kolostrum meningkat. Namun demikian ada
yang baik terdapat 20 orang (71,4%) pendapat yang menyatakan bahwa
ibu post partum dan pengetahuan ibu tingkat pendidikan belum tentu
post partum tentang manfaat mempengaruhi tingkat pengetahuan
kolostrum yang cukup yaitu 5 orang seseorang.
(17,9%) ibu post partum dan ibu
Bila ditinjau dari pekerjaan
yang mempunyai pengetahuan ibu
post partum tentang manfaat sesuai dengan tabel 5.3 sebagian dari
kolostrum yang kurang yaitu 3 orang ibu post partum tidak bekerja (IRT)
( 10.7%) ibu post partum. yaitu 14 orang ( 50,0%) ibu post
Hal tersebut juga disebabkan partum . Sebagai ibu rumah tangga
oleh beberapa faktor antara lain yang sebagian besar waktunya
umur. Dari tabel 1 hampir sebagian dirumah dapat memperoleh
ibu post partum berumur 20-30 informasi mengenai kolostrum dari
tahun yaitu 18 orang (64,3 %) ibu media massa, televisi, dan lain-lain.
post partum, Pada rentang usia ini Hal ini di dukung dengan teori
kemungkinan pengetauan dan menurut Mubarok (2007): Pekerjaan
pengalaman terhadap aplikasi sehari- berhubungan dengan sosial ekonomi
hari terlampaui karena semakin seseorang Semakin tinggi tingkat
cukup usia, tingkat kematangan akan social ekonomi seseorang akan
berkembang secara optimal termasuk menambah tingkat pengetahuan.
didalamnya. Pengetahuan serta Hasil penelitian menunjukkan
pengalaman seseorang dalam tingkat pengetahuan responden
berfikir. (Nursalam dan Siti Pariani, tentang kolostrum adalah tinggi. Hal
2001:134). ini dipengaruhi oleh beberapa
Bila ditinjau dari pendidikan Faktor-faktor yang mempengaruhi
sesuai dengan tabel 2 sebagian besar awal pemberian Kolostrum yaitu
dari ibu post partum berpendidikan petugas kesehatan, psikologi ibu
SMA yaitu 16 orang (57,1 %) ibu yaitu kepribadian dan pengalaman
post partum. Sesuai dengan pendapat ibu, sosio-budaya, tata laksana rumah
Kuncoro Ningrat (1997 : 67) sakit, pendidikan, umur,pekerjaan,
semakin tinggi pendidikan seseorang, kesehatan ibu dan anak, pengetahuan
semakin mudah menerima informasi ibu mengenai Manfaat Kolostrum,
sehingga semakin banyak pula lingkungan keluarga, peraturan
pengetahuan yang dimilikinya atau pemasaran pengganti ASI dan jumlah
sebaliknya. Hal ini juga didukung anak (Dwi Hapsari, 2000).
dengan teori Soekidjo Notoatmodjo Pendidikan seseorang
(2003) bahwasannya semakin tinggi berpengaruh pada pengetahuannya,
pendidikan maka pengetahuan, di mana semakin tinggi pendidikan
seseorang, makin banyak pula
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015

pengetahuan yang dimiliki. faktor sosial budaya, faktor petugas


Sebaliknya, pendidikan yang rendah kesehatan, psikologi ibu yaitu
/ kurang akan menghambat kepribadian dan pengalaman ibu,
perkembangan sikap seseorang sosio-budaya, tata laksana rumah
terhadap nilai baru yang di sakit, pendidikan, umur, pekerjaan,
perkenalkan sehingga pengetahuan kesehatan ibu dan anak, pengetahuan
juga kurang. Hal ini terbukti dari ibu mengenai Manfaat Kolostrum,
hasil penelitian yaitu bahwa tingkat lingkungan keluarga, peraturan
pengetahuan ibu post partum tentang pemasaran pengganti ASI dan jumlah
manfaat kolostrum berpengaruh pada anak.
pemberian kolostrum pada bayi baru
Petugas kesehatan
lahir. Dengan tingkat pengetahuan
yang rendah lebih berpotensi tidak mempunyai peranan dalam
memberikan kolostrum di memberikan informasi tentang
bandingkan dengan tingkat manfaat kolostrum, Paritas, Seorang
pengetahuan yang lebih tinggi. ibu dengan bayi pertama mungkin
Pengetahuan atau kognitif akan mengalami masalah ketika
merupakan domain yang sangat menyusui yang sebetulnya hanya
penting untuk terbentuknya tindakan karena tidak tahu cara menyusui
seseorang (overt behavior). Sebelum yang sebenarnya, serta faktor
orang mengadopsi perilaku baru, di ekonomis: dengan memberikan
dalam diri seseorang tersebut. kolostrum yang langsung kepada
(Rogers,1974 dalam Notoatmodjo, bayi setelah lahir, ibu tidak perlu
2003), mengeluarkan biaya sehingga akan
menghemat pengeluaran.
Pemberian Kolostrum Pada Bayi
Baru Lahir Hubungan Pengetahuan Ibu Post
Tabel 5 menunjukkan bahwa Partum Tentang Manfaat
pemberian kolostrum pada bayi baru Kolostrum Dengan Pemberian
lahir dari 28 ibu post partum terdapat Kolosrtum Pada Bayi Baru Lahir
21 orang (75.0 %) ibu post partum Dari tabel 6 hasil uji statistik
yang memberikan kolostrum pada koefisiensi kontingensi pada tabulasi
bayinya. Sedangkan 7 orang (25.0%) silang menunjukkan bahwa Ho
ibu post partum yang tidak ditolak yang artinya terdapat
memberikan kolostrum pada hubungan pengetahuan ibu post
bayinya. Ditinjau dari pendidikan partum tentang manfaat kolostrum
ibu nifas sebagian besar dengan pemberian kolostrum pada
berpendidikan SMA sebanyak 16 bayi baru lahir.
orang (57,1 %) ibu post partum. Dari Pengetahuan yang dicakup
hasil tersebut menunjukkan secara dalam domain kognitif mencakup 6
umum responden telah memberikan tingkatan Tahu (know) Diartikan
kolostrum pada bayinya. Hal ini mengingat suatu materi yang
didukung dengan pengetahuan ibu dipelajari termasuk mengingat
post partum yang baik tentang kembali terhadap suatu yang spesifik
manfaat kolostrum. dari suatu bahan yang dipelajari atau
(Dwi Hapsari, 2000) ada rangsang yan diterima, Memahami
beberapa faktor yang mempengaruhi (Comprehension) Diartikan sebagai
pemberian kolostrum, antara lain: suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang objek yang
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015

diketahui dan dapat Pemberian kolostrum


menginterpretasikan secara benar, merupakan perilaku atau tindakan
Aplikasi (application) Diartikan ibu. Dimana tindakan ibu tersebut
sebagai suatu kemampuan untuk dipengaruhi oleh pengetahuan
menggunakan materi yang dipelajari tentang manfaat kolostrum.
pada situasi yang nyata, Analisis bahwasanya pengetahuan adalah
(analysis) Adalah suatu kemampuan faktor yang sangat penting untuk
untuk menjabarkan materi atau suatu terbentuknya perilaku atau tindakan
objek ke dalam komponen untuk merubah perilaku seseorang
komponen tapi masih dalam satu yang disengaja. Kemudian muncul
organisasi tersebut dan masih respons dalam bentuk sikap terhadap
berkaitan, Sintesis (Synthesis) obyek yang telah diketahui dan
Menunjukkan pada satu kemampuan disadari sepenuhnya, selanjutnya dari
untuk meletakkan atau respon sikap dibentuk perilaku.
menghubungkan bagian bagian Berdasarkan pengalaman dan
dalam satu bentuk keseluruhan yang penelitian ternyata perilaku yang
baru, Evaluasi (Evaluation) didasari oleh pengetahuan akan lebih
Berkaitan dengan kemampuan untuk bertahan lama dari pada perilaku
melakukan penilaian terhadap suatu yang tidak didasari oleh
objek. Penilaian ini berdasarkan pengetahuan.
suatu kriteria sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang Keterbatasan
ada. Keterbatasan adalah
Menurut Jainah (2009) ibu kelemahan atau hambatan dalam
dengan pengetahuan tinggi penelitian. Dalam hal ini peneliti
mempunyai kecenderungan untuk akan melakukan seminimal mungkin
memberikan kolostrum. Hal ini disebabkan karena hal sebagai
menunjukkan keterkaitan antara berikut:
pengetahuan tentang kolostrum Instrumen Pengumpulan Data
dengan pemberiannya. Dari tabel Instrumen yang digunakan
terlihat ibu dengan pengetahuan yaitu kuesioner tertutup
kolostrum yang tinggi mempunyai kelemahannya bersifat subjektif atau
kecenderungan yang tinggi untuk responden
memberikan kolostrum dibandingkan Metode Penelitian
dengan ibu dengan tingkat Penelitian ini menggunakan
pengetahuan yang rendah. penelitian analitik korelasional
Pengetahuan merupakan dengan pendekatan Cross Sectional
domain yang sangat penting untuk sehingga dimungkinkan hasilnya
terbentuknya tindakan seseorang. kurang maksimal karena hanya
Dan tindakan maka akan timbul diobservasi sekali saja.
suatu kesadaran (Awareness), Waktu penelitian
tertarik ( interest), penilaian Waktu penelitian sangat singkat
(evaluation), mencoba (trial), dan sehingga sample yang didapatkan
adaptasi (Adaption) sehingga terbatas jumlahnya sehingga hasilnya
akhirnya orang itu mampu kurang sempurna dan kurang
mengaplikasikan pengetahuan yang memuaskan.
didapat dalam kehidupan yang nyata
(Notoatmodjo,2005 : 95).
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015

KESIMPULAN banyak sehingga hasilnya lebih


representatif.
1. Sebagian besar ibu Post partum Di
Bps, Aida Hartatik, Amd.Keb Ds. DAFTAR PUSTAKA
Dlanggu Kec. Deket Kabupaten A Aziz Alimul Hidayat. (2003).
Lamongan mempunyai Pengantar Kebutuhan Dasar
pengetahuaan baik tentang Manusia, Aplikasi dan Proses
manfaat kolostrum. Keperawatan. Jakarta: Salemba
2. Sebagian besar ibu Post Partum Medika.
Di Bps, Aida Hartatik, Amd. Keb
Ds. Dlanggu Kec. Deket Azrul Azwar. (2005). Metodologi
Kabupaten Lamongan Penelitian Kedokteran dan
memberikan kolostrumnya pada Kesehatan Masyarakat.
bayi baru lahir. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
3. Ada hubungan pengetahuan ibu Christine, Henderson dan Jones,
post partum tentang manfaat Kethlen. (2005). Buku Ajar
kolostrum dengan pemberian Konsep Kebidanan.. Jakarta:
kolostrum pada bayi baru lahir Di EGC.
Bps, Aida Hartatik, Amd. Keb Ds.
Deddy Muchtadi, (1996). Gizi Untuk
Dlanggu Kec. Deket Kabupaten
Bayi, ASI, Susu Formula dan
Lamongan
Makanan Tambahan. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Saran
Dari kesimpulan diatas, peneliti Friedman, Marilyn M. (1998).
dapat memberikan saran sebagai Perawatan Keluarga Edisi 3.
berikut : Jakarta: EGC.
1. Bagi ibu post partum. Untuk ibu Handrawan Nadesul, (2005).
post partum khususnya agar mau Makanan Sehat Untuk Bayi..
memberikan kolostrumnya pada Jakarta: Puspa Swara.
hari pertama setelah melahirkan
kepada bayinya sampai usia bayi Krisnatuti. (2000), Dasar-dasar Ilmu
6 bualan tanpa makanan Gizi, Jakarta:YBP-SP.
pendamping ASI ( PASI ).
2. Bagi Tenaga Kesehatan. Bagi
tenaga kesehatan terutama bidan Michael J. Gibney, etal. (2008). Gizi
diharapkan mampu melakukan Kesehatan Masyarakat.
KIE tentang pentingnya kolostrum Jakarta: EGC.
pada bayi baru lahir . sehingga Nasrul, Effendy. (1998). Dasar-
dapat meningkatkan pengetahuan dasar Keperawatan
ibu sebagai orang tua untuk Mayarakat. Jakarta: EGC.
memberikan kolostrumnya pada
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003), Ilmu
bayinya sendiri.
Kesehatan Masyarakat.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Cetakan pertama. Jakarta:
Hendaknya penelitian ini dapat
Rineka Cipta.
dijadikan data awal penelitian,
untuk dapat dikembangkan lebih Notoatmodjo, Soekidjo. (2007),
luas dan mengambil sampel lebih Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Rineka Cipta.
Volume 7 / No. 2 / Desember 2015

Nursalam dan Siti Pariani (2001). Supartini, Yupi. (2004). Buku Ajar
Pendekatan Praktis dan Konsep Dasar Keperawatan
Metodologi Riset Anak. Jakarta: EGC.
Keperawatan. Jakarta: Sagung Suprajitno. (2004). Asuhan
Seto. Keperawatan Keluarga.
Nursalam. (2003). Konsep dan Jakarta: EGC.
Penerapan Metodologi Tri Rusmi Widayatun. (1999). Ilmu
Penelitian Ilmu Keperawatan. Perilaku. Jakarta: EGC.
Jakarta: Salemba Medika.
Utami Roesli. (2001). Mengenal ASI
Nursalam, (2008). Konsep dan Eksklusif. Jakarta: EGC
Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Wahit Iqbal Mubarak. 2005.
Jakarta: Salemba Medika. Pengantar Keperawatan
Komunitas. Jakarta: Sagung
Pudjiadi. (2000). Ilmu Gizi dan Seto.
Aplikasinya. Jakarta: DPN.
RI., Depkes. (2003). Memilih
makanan Seimbang. Jakarta:
Depkes RI.
Saifuddin, AB, dkk. (2006). Buku
Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: YBP-SP.
Soekidjo, Notoatmodjo. (2005),
Metodologi Penelitian
Kesehatan. Cetakan ketiga
Jakarta: Rineka Cipta.
Soetjiningsih, (1997). ASI : Petunjuk
Untuk Tenaga Kesehatan.
Jakarta: EGC.
Sudarwan, Danim. (2003). Metode
Penelitian Kebidanan.. Jakarta:
EGC.
Sudiharto. (2007). Asuhan
Keperawatan Keluarga.
Jakarta: EGC.
Suhardjo, W, (1999). Pangan Gizi
dan Pertanian. Jakarta: UI
Press
Suharsimi Arikunto. (2006).
Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai