PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Kanker paru merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia. Lebih dari 1,3
juta kasus baru kanker paru dan bronkus di seluruh dunia, menyebabkan 1,1 juta kematian tiap
tahunnya. Dari jumlah insiden dan prevalensi di dunia, kawasan Asia, Australia, dan Timur Jauh
berada pada tingkat pertama dengan estimasi kasus lebih dari 670 ribu dengan angka kematian
mencapai lebih dari 580 ribu orang. Sampai saat ini kanker paru masih menjadi masalah besar di
dunia kedokteran.
Di Amerika Serikat kejadian kasus baru kanker paru pada tahun 2005 mencapai 172.570 (laki-
laki 93.010 dan perempuan 79.560). Dari kasus tersebut jumlah yang meninggal mencapai
163.510 (laki-laki 90.490 dan perempuan 73.020) dan yang bisa bertahan hidup sampai 5 tahun
hanya 15 %. Di Indonesia, kanker paru menjadi penyebab kematian utama kaum pria dan lebih
dari 70 % kasus kanker itu baru terdiagnosis pada stadium lanjut (stadium IIIb atau IV) sehingga
hanya 5 % penderita yang bisa bertahan hidup hingga 5 tahun setelah dinyatakan positif.
Ct scan adalah salah satu modalitas utama dalam mendiagnosa kanker paru. Pemeriksaan Ct
Scan sangat berarti dalam menilai nodul soliter parenkim paru serta keadaan mediastinum. Ct
Scan juga dapat memperlihatkan hubungan kanker paru dengan dinding thorax, bronkus dan
pembuluh darah besar dengan jelas. Karena berbagai keunggulannya pemeriksaan CT Scan
penting sebagai alat diagnosa untuk penderajatan (staging) kanker paru berdasarkan sistem TNM
(Tumor, Nodul, Metastasis). Akurasi CT Scan dalam mendiagnosa kanker paru cukup tinggi.
Namun hal tersebut tergantung kepada jenis dan kualitas alat serta teknik pemeriksaan yang
tepat.
KANKER PARU
Kanker paru adalah tumor berbahaya (tumor ganas) yang tumbuh di paru-paru. Sebagian besar
kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru, tetapi kanker paru bisa juga berasal dari
kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru.
Secara garis besar kanker paru dibagi menjadi 2 bagian yaitu Small Cel Lung Cancer (SCLC)
dan Non Small Cel Lung Cancer (NCLC).
2. Staging
Pada kanker paru jenis SCLC ada 2 stages yaitu Limited Stage dan Extensive Stage. Sedangkan
pada NSCLC staging dilakukan dengan sistem TNM (T=Tumor, N=Kelenjar Getah Bening dan
M=Metastase). Kalsifikasi stadium berdasarkan TNM dapat dilihat pada tabel berikut :
Perokok, risiko terkena penyakit makin besar seiring dengan banyaknya jumlah rokok
yang diisap dan semakin mudanya usia awal merokok.
Perokok Pasif, Mengisap asap rokok, perokok pasif juga rentan terkena kanker paru-paru
meski kemungkinannya tidak sebesar perokok aktif. Di beberapa keluarga para perokok
aktif dapat menjadi 'penyebar' kanker paru karena hubungan genetika.
Masuknya zat-zat kimia seperti asbestos, uranium, chromium, dan nikel ke dalam tubuh.
namun kasus ini jarang terjadi. Polusi udara juga dicurigai sebagai penyebab kanker paru
namun masih sulit dibuktikan.
4. Prosedur Diagnosa
Penegakkan diagnosa kanker paru meliputi pemeriksaan klinis, laboratoium (sputum sitologi dan
tumor marker) dan pemeriksaan penunjang yang meliputi : foto thorax, CT Scan, USG, Bone
Scaning, PET, MRI dan bronchoscopi. Ketika kanker paru-paru mulai menunjukkan gejala,
biasanya terlihat pada pemeriksaan X-ray. Terkadang, secara tidak sengaja, kanker paru-paru
yang belum menunjukkan gejala tampak sebagai bintik-bintik pada thorax X-ray yang dilakukan
untuk tujuan lainnya. CT scan pada dada perlu dilakukan untuk pemeriksaan yang lebih detil.
Meskipun pemeriksaan dahak atau cairan paru-paru mungkin menunjukkan sel-sel kanker yang
telah berkembang, diagnosis kanker paru-paru biasanya dipastikan melalui bronkoskopi. Dengan
anestesi lokal, dokter mengarahkan tabung berkamera (bronkoskop) menuju daerah tumor,
dimana sampel jaringan yang sangat kecil dapat diambil (biopsi).
Jika hasil biopsi telah memastikan kanker paru-paru, pemeriksaan lain akan dilakukan untuk
menentukan tipe kanker dan seberapa jauh penyebarannya. Penyebarannya sel-sel kanker pada
limfe (kelenjar getah bening) terdekat dapat dideteksi melalui mediastinoskopi. Sementara teknik
pencitraan seperti MRI, CT scan, PET scan, atau bone scan dapat mendeteksi penyebaran kanker
di bagian tubuh lainnya.
Seseorang yang termasuk golongan risiko tinggi (GRT) jika mempunyai keluhan napas seperti
batuk, sesak napas, nyeri dada, sebaiknya segera meneriksakan diri ke dokter spesialis paru.
Tanda dan gejala kanker paru membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat diketahui dan
seringkali dikacaukan dengan gejala sakit pada umumnya.
Sesak nafas
Batuk yang tidak kunjung sembuh (lebih dari 2 minggu)
Bunyi menciut-ciut saat bernafas pada bukan penderita asma
Batuk berdarah
Perubahan warna pada dahak dan meningkatnya jumlah dahak
Perubahan suara (menjadi serak) atau suara kasar saat bernafas
Kelelahan kronis dan penurunan berat badan secara drastic
Bengkak pada leher dan wajah
Nyeri saat menarik nafas dalam-dalam
Computer Tomography atau Ct Scan merupakan suatu teknik pemeriksaan secara radiografi
dengan system pengambilan gambar dari suatu obyek yang diperiksa secara sectional axial,
dimana berkas sinar X mengitari obyek. Sinar X yang teratenuasi setelah menembus obyek di
teruskan ke detector. Oleh Photo Multiplier Tube ( PMT ) sinar X di ubah menjadi signal
signal electron ( listrik ) yang kemudian di perkuat yang kemudian oleh DAS ( data Aquesition
System ) signal signal listrik tersebut diubah menjadi data digital. Data inilah yang kemudian
menjadi informasi di komputer dan secara matemetika direkonstruksikan, hasil reconstruksi
tersebut akan ditampilkan dalam layar monitor berupa irisan irisan dari obyek yang
dikehendaki dalam bentuk Gray Scale Image yaitu skala dari hitam ke putih.
Dengan teknik CT scan inilah akan didapat gambaran axial dari penampang tubuh yang
diperiksa, dan juga memperlihatkan organ organ yang pada pemeriksaan radiografi
konvensional tidak tampak karena mengalami overlapping dengan organ organ lain.
CT scan pada pemeriksaan thorax bertujuan untuk melihat letak serta luas massa mediastinum
dan kelainan yang terjadi pada mediastinum lainnya, dan digunakan pula untuk menunjukkan
nodus limfatikus yang membesar sewaktu menentukan stadium pasien dengan penyakit
neoplastik, terutama kasus tomor dan limfoma paru, serta menetukan luas dari carsinoma
ataupun tumor yang terdapat pada paru paru maupun pada mediastinum.
Pada kasus kanker paru Ct Scan bermanfaat untuk mendeteksi adanya tumor paru juga sekaligus
digunakan dalam penentuan staging klinik yang meliputi :
Disamping diagnosa kanker paru CT Scan juga dapat digunakan untuk menuntun tindakan trans
thoracal needle aspiration (TTNA), evaluasi pengobatan, mendeteksi kekambuhan dan CT
planing radiasi.
2. Teknik Pemeriksaan
Pemeriksaan CT Scan thorax pada kasus kanker paru biasanya dilakukan dengan media kontras
melaui intra vena. Scaning dilakukan pre kontras dan post kontras. Teknik pemeriksaan sangat
bervariasi tergantung pada jenis CT Scan yang digunakan (CT Generasi III, CT Spiral
Single/Dual atau MDCT).
Persiapan Pasien
o Puasa 4-6 jam sebelum pemeriksaan.
o Periksa laboratorium kadar ureum (BUN) dan creatinin.
o Pasien diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan breathold
technique yang digunakan.
o Cek riwayat asma, alergi dan penyakit lain.
o Cek vital sign
Persiapan Alat
o Peralatan CT Scan dalam keadaan Stanby
o Obat kontras non ionik 100-150 cc
o Peralatan injeksi
o Obat-obatan emergency
o Oksigen
o Suction
Teknik Pemasukkan Media Kontras
o Single Bolus Injection
Teknik ini digunakan pada CT Scan tipe spiral. Media kontras dimasukkan
secara injeksi melalui vena cubiti dengan power injektor atau manual
(hand). Jumlah media kontras sekitar 60 150 cc dengan kecepatan 2-4
cc/detik. Scaning dilakukan antara 30-60 detik sejak pemasukkan kontras.
Banyaknya media kontras dan kecepatan injeksi serta delay time
tergantung dari berat badan dan organ yang ingin dinilai.
Tabel 2 adalah contoh yang menunjukkan besarnya dosis, kecepatan
injeksi dan scan delay berdasarkan berat badan.
o Drip Infusion
Biasanya dipakai pada CT Scan generasi III atau teknik slice by slice,
teknik ini tidak dapat memberikan hasil yang baik karena konsentrasi
media kontras sangat rendah.
o Drip Infusion Dilanjutkan Dengan Bolus Injection Yaitu pemasukkan media
kontras dengan drip infus yang dilanjutkan dengan injeksi 40-50 cc ketika scaning
mencapai daerah yang yang dicuigai kelainan. Teknik ini biasanya digunakan
pada pemeriksaan CT Scan thorax dengan menggunakan pesawat CT generasi III
atau teknik slice by slice. Konsentrasi media kontras cukup baik dan waktunya
cukup lama namun dibutuhkan media kontras dalam jumlah banyak.
Add caption
E. KESIMPULAN
KEPUSTAKAAN
Posted by servasius epi at 12:51 AM
Labels: kesehatan, radiologi
Create a Link
Popular Posts
MAKALAH LENGKAP PENDARAHAN POST PARTUM DAN PENANGANNYA
TRANSFUSI TUKAR dan TERAPI SINAR Definisi Transfusi tukar adalah suatu
rangkaian tindakan mengeluarkan darah pasien dan memasukkan dar...
OTOT DAN MEKANISMENYA Dalam system tubuh kita tulang berperan sebagai alat
gerak pasif sehingga untuk dapat menggerakkan tulang agar kita...
Blog Archive
2015 (5)
2014 (3)
2013 (95)
o October (2)
o September (4)
o August (18)
o May (7)
Infeksi Jamur pada Kornea mata (Keratomikosis) : p...
Pemeriksaan Ct Scan thorax Pada Kanker Paru sebaga...
Penyakit Kolera : Penyebab, gejala, patogenesis da...
Beberapa Penyakit yang menyebabkan seseorang serin...
Nasib obat (Farmakokinetik) atau proses kerja obat...
Status Epileptikus Non Konvulsi (NCSE) : Patofisi...
Neurobiologi dengan penekanan pada patofisiologi ...
o April (36)
o March (7)
o February (12)
o January (9)
2012 (637)
Labels
ANAK
anasthesi
BEDAH
CARDIOLOGI
FLORES
FORENSIK
Gangguan jiwa
GILUT
GIZI
HEMATOLOGI
hepatobiliar
INFEKSI TROPIK
kesehatan
KESEHATAN MASYARAKAT
komputer
KULIT KELAMIN
METABOLIK ENDOKRIN
MUSIC
MUSKULOSKELETAL
NEUROLOGI
OBAT
OBGIN
Parasit
PEMERIKSAAN FISIK
PENCERNAAN
ppt
radiologi
respirasi
SISTIM INDRA
tht
TUTORIAL BLOG
UMUM
urogenital
VIDEO medis
fb
chat
[tutup]
Awesome Inc. theme. Powered by Blogger.