Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Kanker paru merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia. Lebih dari 1,3
juta kasus baru kanker paru dan bronkus di seluruh dunia, menyebabkan 1,1 juta kematian tiap
tahunnya. Dari jumlah insiden dan prevalensi di dunia, kawasan Asia, Australia, dan Timur Jauh
berada pada tingkat pertama dengan estimasi kasus lebih dari 670 ribu dengan angka kematian
mencapai lebih dari 580 ribu orang. Sampai saat ini kanker paru masih menjadi masalah besar di
dunia kedokteran.

Di Amerika Serikat kejadian kasus baru kanker paru pada tahun 2005 mencapai 172.570 (laki-
laki 93.010 dan perempuan 79.560). Dari kasus tersebut jumlah yang meninggal mencapai
163.510 (laki-laki 90.490 dan perempuan 73.020) dan yang bisa bertahan hidup sampai 5 tahun
hanya 15 %. Di Indonesia, kanker paru menjadi penyebab kematian utama kaum pria dan lebih
dari 70 % kasus kanker itu baru terdiagnosis pada stadium lanjut (stadium IIIb atau IV) sehingga
hanya 5 % penderita yang bisa bertahan hidup hingga 5 tahun setelah dinyatakan positif.

Ct scan adalah salah satu modalitas utama dalam mendiagnosa kanker paru. Pemeriksaan Ct
Scan sangat berarti dalam menilai nodul soliter parenkim paru serta keadaan mediastinum. Ct
Scan juga dapat memperlihatkan hubungan kanker paru dengan dinding thorax, bronkus dan
pembuluh darah besar dengan jelas. Karena berbagai keunggulannya pemeriksaan CT Scan
penting sebagai alat diagnosa untuk penderajatan (staging) kanker paru berdasarkan sistem TNM
(Tumor, Nodul, Metastasis). Akurasi CT Scan dalam mendiagnosa kanker paru cukup tinggi.
Namun hal tersebut tergantung kepada jenis dan kualitas alat serta teknik pemeriksaan yang
tepat.

KANKER PARU

Kanker paru adalah tumor berbahaya (tumor ganas) yang tumbuh di paru-paru. Sebagian besar
kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru, tetapi kanker paru bisa juga berasal dari
kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru.

1. Jenis-jenis Kanker Paru (lung cancer)

Secara garis besar kanker paru dibagi menjadi 2 bagian yaitu Small Cel Lung Cancer (SCLC)
dan Non Small Cel Lung Cancer (NCLC).

Small Cell Lung Cancer (SCLC)


o Kejadian kanker paru jenis SCLC ini hanya sekitar 20 % dari total kejadian
kanker paru. Namun jenis ini berkembang sangat cepat dan agresif. Apabila tidak
segera mendapat perlakuan maka hanya dapat bertahan 2 sampai 4 bulan.
Non Small Cell Lung Cancer
o 80 % dari total kejadian kanker paru adalah jenis NSCLC. Secara garis besar
dibagi menjadi 3 yaitu:
Adenocarsinoma, jenis ini adalah yang paling banyak ditemukan (40%).
Karsinoma Sel Sekuamosa, banyaknya kasus sekitar 20 30 %.
Karsinoma Sel Besar, banyaknya kasus sekitar 10 15 %.
o Sebagian besar pasien yang didiagnosa dengan NSCLC (70 80 %) sudah dalam
stadium lanjut III IV.

2. Staging

Pada kanker paru jenis SCLC ada 2 stages yaitu Limited Stage dan Extensive Stage. Sedangkan
pada NSCLC staging dilakukan dengan sistem TNM (T=Tumor, N=Kelenjar Getah Bening dan
M=Metastase). Kalsifikasi stadium berdasarkan TNM dapat dilihat pada tabel berikut :

Stage NSC Lung Criterion for staging


cancer
Stage I a T1 N0 M0
Stage I b T2 N0 M0
Stage II a T1 N1 M0
Stage II b T 2 (T 3) N 1 (N 0) M0
Stage III a T 3 (any T) N 1 (N 2) M0
Stage III b T 4 (any T) Any N (N 3) M0
Stage IV Any T Any N M1
KETERANGAN
T = Tumor
T1 : Tumor dengan ukuran kurang dari 3 cm
T2 : Tumor dengan ukuran dan perluasan sbb :
Ukuran lebih dari 3 cm
Melibatkan bronkus utama yang letaknya sampai ' 2 cm dari distal karina.
Perluasan ke pleura viseral.
Perluasan ke hilus
T3 : Tumor dengan segala ukuran, meliputi :
Tumor menginvasi dinding thorax, diafragma, pleura mediastinalis
Tumor di dalam bronchus primarius, max 2 cm distal dari carina (tetapi tanpa melibatkan carina).
Tumor disertai dg atelektasis atau obstruktive pneumonitis pada seluruh paru.
T 4 : Tumor dengan segala ukuran, meliputi :
Tumor menginvasi mediastinum, cor, pembuluh darah besar, trachea, esophagus, corpus vertebra,
atau carina.
Tumor dengan efusi pleura dan efusi pericard maligna.
Tumor dengan nodul satelit tumor yang masih dalam satu lobus pulmo ipsilateral

N = Status limfonodi regional :


N0 : Tidak ada metastasis limfonodi regional.
N1 : Metastasis di limfonodi regional atau hilar atau limfonodi intrapulmonar sebagai akibat perluasan
langsung dari tumor primer.
N2 : Metastasis di limfonodi retrotracheal, midline prevascular, subcarinal dan mediastinal ipsilateral.
N3 : Metastasis nodal hilar contralateral atau mediastinal contralateral, serta nodus supraclavicular dan
scalenus contralateral atau ipsilateral.N x : Diskripsi N tambahan (tetapi jarang dipakai) metastasis di
limfonodi regional
sulit diperkirakan.

M = Metastasis Jauh, meliputi :


M0 : Tidak ada metastasis jauh.
M1 : Ada metastasis jauh atau nodul tumor terpisah pada lobus lain dalam pulmo yang sama atau Nodul
tumor pada pulmo kontralateral (dinyatakan sebagai M1 jika jenis histloginya sama dengan sel tumo primer.

3. Faktor Penyebab Terjadinya Kanker Paru

Perokok, risiko terkena penyakit makin besar seiring dengan banyaknya jumlah rokok
yang diisap dan semakin mudanya usia awal merokok.
Perokok Pasif, Mengisap asap rokok, perokok pasif juga rentan terkena kanker paru-paru
meski kemungkinannya tidak sebesar perokok aktif. Di beberapa keluarga para perokok
aktif dapat menjadi 'penyebar' kanker paru karena hubungan genetika.
Masuknya zat-zat kimia seperti asbestos, uranium, chromium, dan nikel ke dalam tubuh.
namun kasus ini jarang terjadi. Polusi udara juga dicurigai sebagai penyebab kanker paru
namun masih sulit dibuktikan.

4. Prosedur Diagnosa

Penegakkan diagnosa kanker paru meliputi pemeriksaan klinis, laboratoium (sputum sitologi dan
tumor marker) dan pemeriksaan penunjang yang meliputi : foto thorax, CT Scan, USG, Bone
Scaning, PET, MRI dan bronchoscopi. Ketika kanker paru-paru mulai menunjukkan gejala,
biasanya terlihat pada pemeriksaan X-ray. Terkadang, secara tidak sengaja, kanker paru-paru
yang belum menunjukkan gejala tampak sebagai bintik-bintik pada thorax X-ray yang dilakukan
untuk tujuan lainnya. CT scan pada dada perlu dilakukan untuk pemeriksaan yang lebih detil.

Meskipun pemeriksaan dahak atau cairan paru-paru mungkin menunjukkan sel-sel kanker yang
telah berkembang, diagnosis kanker paru-paru biasanya dipastikan melalui bronkoskopi. Dengan
anestesi lokal, dokter mengarahkan tabung berkamera (bronkoskop) menuju daerah tumor,
dimana sampel jaringan yang sangat kecil dapat diambil (biopsi).

Jika hasil biopsi telah memastikan kanker paru-paru, pemeriksaan lain akan dilakukan untuk
menentukan tipe kanker dan seberapa jauh penyebarannya. Penyebarannya sel-sel kanker pada
limfe (kelenjar getah bening) terdekat dapat dideteksi melalui mediastinoskopi. Sementara teknik
pencitraan seperti MRI, CT scan, PET scan, atau bone scan dapat mendeteksi penyebaran kanker
di bagian tubuh lainnya.

5. Gejala Kanker Paru

Seseorang yang termasuk golongan risiko tinggi (GRT) jika mempunyai keluhan napas seperti
batuk, sesak napas, nyeri dada, sebaiknya segera meneriksakan diri ke dokter spesialis paru.
Tanda dan gejala kanker paru membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat diketahui dan
seringkali dikacaukan dengan gejala sakit pada umumnya.

Sesak nafas
Batuk yang tidak kunjung sembuh (lebih dari 2 minggu)
Bunyi menciut-ciut saat bernafas pada bukan penderita asma
Batuk berdarah
Perubahan warna pada dahak dan meningkatnya jumlah dahak
Perubahan suara (menjadi serak) atau suara kasar saat bernafas
Kelelahan kronis dan penurunan berat badan secara drastic
Bengkak pada leher dan wajah
Nyeri saat menarik nafas dalam-dalam

D. PEMERIKSAAN CT SCAN THORAX PADA KANKER PARU

Computer Tomography atau Ct Scan merupakan suatu teknik pemeriksaan secara radiografi
dengan system pengambilan gambar dari suatu obyek yang diperiksa secara sectional axial,
dimana berkas sinar X mengitari obyek. Sinar X yang teratenuasi setelah menembus obyek di
teruskan ke detector. Oleh Photo Multiplier Tube ( PMT ) sinar X di ubah menjadi signal
signal electron ( listrik ) yang kemudian di perkuat yang kemudian oleh DAS ( data Aquesition
System ) signal signal listrik tersebut diubah menjadi data digital. Data inilah yang kemudian
menjadi informasi di komputer dan secara matemetika direkonstruksikan, hasil reconstruksi
tersebut akan ditampilkan dalam layar monitor berupa irisan irisan dari obyek yang
dikehendaki dalam bentuk Gray Scale Image yaitu skala dari hitam ke putih.

Dengan teknik CT scan inilah akan didapat gambaran axial dari penampang tubuh yang
diperiksa, dan juga memperlihatkan organ organ yang pada pemeriksaan radiografi
konvensional tidak tampak karena mengalami overlapping dengan organ organ lain.

CT scan pada pemeriksaan thorax bertujuan untuk melihat letak serta luas massa mediastinum
dan kelainan yang terjadi pada mediastinum lainnya, dan digunakan pula untuk menunjukkan
nodus limfatikus yang membesar sewaktu menentukan stadium pasien dengan penyakit
neoplastik, terutama kasus tomor dan limfoma paru, serta menetukan luas dari carsinoma
ataupun tumor yang terdapat pada paru paru maupun pada mediastinum.

1. Manfaat CT Scan Thorax Pada Kanker Paru

Pada kasus kanker paru Ct Scan bermanfaat untuk mendeteksi adanya tumor paru juga sekaligus
digunakan dalam penentuan staging klinik yang meliputi :

Menentukan adanya tumor dan ukurannya


Mendeteksi adanya invasi tumor ke dinding thorax, bronkus, mediatinum dan pembuluh
darah besar.
Mendeteksi adanya efusi.
Mendeteksi adanya penyebaran ke limfonodi dan hepar.

Disamping diagnosa kanker paru CT Scan juga dapat digunakan untuk menuntun tindakan trans
thoracal needle aspiration (TTNA), evaluasi pengobatan, mendeteksi kekambuhan dan CT
planing radiasi.

2. Teknik Pemeriksaan

Pemeriksaan CT Scan thorax pada kasus kanker paru biasanya dilakukan dengan media kontras
melaui intra vena. Scaning dilakukan pre kontras dan post kontras. Teknik pemeriksaan sangat
bervariasi tergantung pada jenis CT Scan yang digunakan (CT Generasi III, CT Spiral
Single/Dual atau MDCT).

Persiapan Pasien
o Puasa 4-6 jam sebelum pemeriksaan.
o Periksa laboratorium kadar ureum (BUN) dan creatinin.
o Pasien diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan breathold
technique yang digunakan.
o Cek riwayat asma, alergi dan penyakit lain.
o Cek vital sign
Persiapan Alat
o Peralatan CT Scan dalam keadaan Stanby
o Obat kontras non ionik 100-150 cc
o Peralatan injeksi
o Obat-obatan emergency
o Oksigen
o Suction
Teknik Pemasukkan Media Kontras
o Single Bolus Injection
Teknik ini digunakan pada CT Scan tipe spiral. Media kontras dimasukkan
secara injeksi melalui vena cubiti dengan power injektor atau manual
(hand). Jumlah media kontras sekitar 60 150 cc dengan kecepatan 2-4
cc/detik. Scaning dilakukan antara 30-60 detik sejak pemasukkan kontras.
Banyaknya media kontras dan kecepatan injeksi serta delay time
tergantung dari berat badan dan organ yang ingin dinilai.
Tabel 2 adalah contoh yang menunjukkan besarnya dosis, kecepatan
injeksi dan scan delay berdasarkan berat badan.

Berat badan Dosis Flow Scan delay


(kg) (cc) rate thorax Thorax +
(Cc/s) Abdomen
Lebih dari 118 160 3,3 55 42
98-117 140 3,1 53 40
78-97 120 2,8 51 38
64-77 100 2,6 49 36
48-63 80 2,4 46 34
38-47 70 2,2 46 34
*31-37 60 2 46 34
* for pediatrics : dose= kg 2,0, rate = 0,04 + 0,4

o Drip Infusion
Biasanya dipakai pada CT Scan generasi III atau teknik slice by slice,
teknik ini tidak dapat memberikan hasil yang baik karena konsentrasi
media kontras sangat rendah.
o Drip Infusion Dilanjutkan Dengan Bolus Injection Yaitu pemasukkan media
kontras dengan drip infus yang dilanjutkan dengan injeksi 40-50 cc ketika scaning
mencapai daerah yang yang dicuigai kelainan. Teknik ini biasanya digunakan
pada pemeriksaan CT Scan thorax dengan menggunakan pesawat CT generasi III
atau teknik slice by slice. Konsentrasi media kontras cukup baik dan waktunya
cukup lama namun dibutuhkan media kontras dalam jumlah banyak.

Add caption

o Multiple Bolus Injection


Teknik ini cocok digunakan pada CT Scan generasi III atau teknik slice by
slice. Pemasukan media kontras dengan cara bolus injeksi yang dilakukan
berulang-ulang. Injeksi yang pertama sebanyak 30-50 cc dengan flow rate
3-5 cc/detik, scaning dilakukan segera kemudian diikuti dengan injeksi
berikutnya sebanyak 10-15 cc setiap ekspose sampai kurang lebih 150 cc.
Posisi Pasien
o Pasien supine dengan posisi kaki dekat gantry (feet first) kedua tangan ke arah
kepala. Atur MSP tepat pada longitudinal positioning light. Kemudian pasien
dilatih tarik napas dan tahan napas serta diukur lamanya pasien bisa tahan napas.
Scanogram
o Scanogram dibuat AP dari apex sampai upper abdomen
Scan Parameter
o Mode Scan : Slice By Slice atau Spiral (sebaiknya spiral)
o Area Scaning : Dari apex sampai sampai kelenjar supra renal (Th.XII) atau
sampai krista iliaka
o Slice Thickness
Untuk slice by slice : 10 mm dan 5 mm daerah hilus atau daerah kelainan.
Untuk spiral : 5 mm atau lebih kecil
o Pitch dan Interval
Slice By Slice : Interval/indeks = slice thicknes
Spiral : Pitch = 1 1,5, interval = slice thickness / lebih kecil
o FOV : Diatur sesuai dengan ukuran tubuh (280 350 mm)
o Scan Time Rotation
Pilih scan time rotation yang kecil sesuai dengan alat yang tersedia.
o Breathhold Technique
Pada scaning teknik spiral, apabila pasien dapat menahan napas dalam
jangka waktu yang lama dapat digunakan Single Breathhold (scaning
dilakukan dalam sekali tahan napas) sedangkan bila tidak dapat menahan
napas dalam jangka waktu lama dapat dilakukan 2 atau 3 kali scaning.
Scaning dilakukan pada saat inspirasi penuh.
Pada scaning dengan teknik slice by slice setiap slice harus dilakukan pada
fase napas yang sama (inspirasi penuh dan tahan napas). Hal ini untuk
mengurangi artefak dan anatomical misregistration.
o Gantry Tilting : None
o Recon Algoritma : soft tisue/standar dan Lung/HR
Post Prosesing
o Recont Slice Interval. Apabila akan dibuat MPR/3D perlu dilakukan recont slice
interval lebih rapat lagi sehingga hasil MPR/3D menjadi lebih halus. Slice interval
dibuat lebih rapat menjadi setengah atau sepertiga dari slice thicknes. Recont ini
hanya bisa dilakukan pada scan spiral.
o MPR Dan 3D. MPR dan 3D perlu ditambahkan untuk menambah informasi
mengenai letak lesi secara lebih jelas. MPR yang biasa dilakukan adalah sagital
dan coronal dan 3D dengan SSD maupun Volume rendering.
o ROI
Pengukuran nilai HU pada lesi dan pada efusi (bila ada). Pengukuran juga
dibandingkan antara pre dan post kontras
Pengukuran besarnya (diameter) lesi.
o Window dan Image Enhancement :
Window Mediatinum/Soft tisue, untuk memperlihatkan mediastinum, cor,
pembuluh darah, dinding thorax, hepar dan soft tissue lainnya.
Window lung, untuk menampilkan parenkim paru, fisura pulmonary, air
bronkogram.
Window Tulang, bila diperlukan untuk menampilkan tulang (vertebra dan
costa) apabila ada metastase ke tulang.

3. Keterbatasan CT Slice By Slice dan Keunggulan CT Spiral

Keterbatasan CT Generasi III / Teknik Slice by Slice Pada Pemeriksaan Thorax


o Kemungkinan terjadinya anatomy misregistration lebih besar karena adanya
variasi fase napas yang berbeda pada setiap slice.
o Terjadinya motion artefact dikarenakan scan time rotasion yang cukup lama pada
CT Generasi III (2-4 detik).
oContras Enhance (konsentrasi media kontras) pada pembuluh darah rendah.
oHasil MPR maupun 3D kurang baik karena motion artefact dan misregistration.
Keunggulan CT Spiral
o Scaning lebih cepat dan dapat dilakukan dalam single breathold (1 x tahan napas)
sehingga dapat terhindar terjadinya motion artefact dan misregistration.
o Dapat dilakukan retro recont slice interval terhadap raw data.
o Contras Enhance (konsentrasi media kontras) pada pembuluh darah jauh lebih
baik dengan scan delay dan flow rate yang tepat.
o Hasil MPR/3D jauh lebih baik.

E. KESIMPULAN

1. Kanker paru merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi termasuk di Indonesia


yang biasanya baru diketahui setelah stadium lanjut.
2. Ct Scan merupakan salah satu modalitas utama dalam diagnosa kanker paru.
3. Ct Scan dapat mendeteksi kanker paru yang kecil dan mendeteksi penyebarannya
sehingga dapat digunakan dalam penentuan staging/stadium kanker paru
4. Pemeriksaan CT scan pada kasus kanker paru biasanya dilakukan dengan media kontras
secara intra vena. Teknik pemasukkan media kontras disesuaikan dengan tipe CT scan
yang digunakan.
5. Scaning dilakukan mulai dari apex sampai kelenjar supra renal atau upper abdomen
dengan slice thickness yang tipis dan dengan teknik breathhold yang tepat.
6. Penggunaan teknik spiral lebih banyak keunggulannya dibanding teknik slice by slice.

KEPUSTAKAAN
Posted by servasius epi at 12:51 AM
Labels: kesehatan, radiologi

Links to this post

Create a Link

Newer Post Older Post Home


ADHA EKONOMIS
SLIMING CAPSUL ABE CELL BIO GLOKUL
MASKER JERAWAT Melindungi kulit
Suplement (Jamu Khusus dari
Theraskin Acne terhadap efek
pelangsing Tetes)Mengatasi tanaman obat
Mask (Masker buruk sinar
terbaik. Lulus diabetes, pilihan untuk
bentuk pasta matahari,
Standard GMP hypertensi, kanker penderita kencing
untuk kulit menjadikan kulit
(Good payudara, manis (Diabetes)
berjerawat). tampak lenih
Manufacturing mengurangi resiko sehingga dapat
Untuk membantu cerah dan
Practice) dan uji stroke, membantu
mengeringkan menyamarkan
tes SGS. Pesan meningkatkan menstabilkan gula
jerawat. noda hitam di
sekarang Juga!!! fungsi otak, dll. sikkahoder.blogspot wajah.
darah
sikkahoder.blogspot sikkahoder.blogspot sikkahoder.blogspot
sikkahoder.blogspot

ADVERTISE HERE Ads by Sikkahoder


Body Whitening PENYEDOT Obat Keputihan DAWASIR TERMOMETER
Mengandung vit KOMEDO Crystal-X adalah Obat herbal yang DIGITAL
C+E, AHA, Dengan alat ini, produk dari diramu khusus Termometer
Pelembab, SPF tidak perlu lg bahan-bahan alami bagi penderita digital dengan
30, Fragrance, n memencet yang mengandung Wasir (Ambeien), suara Beep.
Solk Protein yang hidung, atau Sulfur, Antiseptik, juga bermanfaat Mudah digunakan,
memutihkan kulit bagian wajah Minyak Vinieill. untuk melancarkan gampang dibaca
secara bertahap lainnya untuk Membersihkan buang air besar dengan display
dan mengeluarkan alat reproduksi dan mengurangi LCD dan suara
PERMANEN!! komedo. wanita hingga peradangan pada beep ketika selesai
Sikkahoder.blogspot Sikkahoder.blogspot kedalam. pembuluh darah mendeteksi suhu.
Sikkahoder.blogspot anus Sikkahoder.blogspot
Sikkahoder.blogspot

ADVERTISE HERE Ads by Sikkahoder

Popular Posts

PEMERIKSAAN LENGKAP UNTUK DIAGNOSA TBC

PEMERIKSAAN UNTUK MENDIANOSA TBC Untuk mediagnosa penyakit


tuberkulosis dapat di lakukan berbagai pemeriksaan yang akan di paparkan...

Kortikosteroid : mekanisme kerja,efek samping dan pencegahan

KORTIKOSTEROID SISTEMIK Pendahuluan Glukokortikoid merupakan terapi utama


di dalam bidang dermatologi karena sifatnya sebagai imunosup...

Nyeri ulu hati : macam penyakit penyebab nyeri Epigastrik

PENYEBAB NYERI EPIGASTIK PENDAHULUAN Nyeri merupakan pengalaman


sensorik multidimensi yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan...

penyebab dan pengobatan gatal pada lipatan paha

PENYAKIT JAMUR PADA DAERAH SEKITAR GENITAL DAN


SELANGKANGAN PENDAHULUAN Penyakit infeksi jamur, masih memiliki
prevalensi ya...


MAKALAH LENGKAP PENDARAHAN POST PARTUM DAN PENANGANNYA

PENDARAHAN PASCA PERSALINAN BAB 1 Pendahuluan Latar Belakang


Perdarahan postpartum atau perdarahan pasca persalinan adalah perda...

Laringomalasi : Gejala dan pengobatan stridor kronik anak

LARINGOMALASIA KELAINAN KONGENITAL LARING Apa itu Laringomalasi


atau Laryngomalacia?? Laringomalasia merupakan suatu kelainan dimana te...

TRANSFUSI TUKAR dan TERAPI SINAR pada ikhterus

TRANSFUSI TUKAR dan TERAPI SINAR Definisi Transfusi tukar adalah suatu
rangkaian tindakan mengeluarkan darah pasien dan memasukkan dar...

Mengenal jenis dan klasifikasi Hormon dalam tubuh manusia

MACAM HORMON YANG DIHASILKAN SISTEM ENDOKRIN


PENDAHULUAN Sistem endokrin terdiri dari kelenj...

Mekanisme pengaturan suhu tubuh manusia

Mekanisme Pengaturan suhu tubuh PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk


homeotermik, makhluk berdarah panas dimana suhu tubuhnya relatif ko...

Mengenal otot dan mekanisme kontraksi relaksasi otot

OTOT DAN MEKANISMENYA Dalam system tubuh kita tulang berperan sebagai alat
gerak pasif sehingga untuk dapat menggerakkan tulang agar kita...

Blog Archive
2015 (5)

2014 (3)

2013 (95)
o October (2)
o September (4)
o August (18)
o May (7)
Infeksi Jamur pada Kornea mata (Keratomikosis) : p...
Pemeriksaan Ct Scan thorax Pada Kanker Paru sebaga...
Penyakit Kolera : Penyebab, gejala, patogenesis da...
Beberapa Penyakit yang menyebabkan seseorang serin...
Nasib obat (Farmakokinetik) atau proses kerja obat...
Status Epileptikus Non Konvulsi (NCSE) : Patofisi...
Neurobiologi dengan penekanan pada patofisiologi ...
o April (36)
o March (7)
o February (12)
o January (9)

2012 (637)

Labels
ANAK
anasthesi
BEDAH
CARDIOLOGI
FLORES
FORENSIK
Gangguan jiwa
GILUT
GIZI
HEMATOLOGI
hepatobiliar
INFEKSI TROPIK
kesehatan
KESEHATAN MASYARAKAT
komputer
KULIT KELAMIN
METABOLIK ENDOKRIN
MUSIC
MUSKULOSKELETAL
NEUROLOGI
OBAT
OBGIN
Parasit
PEMERIKSAAN FISIK
PENCERNAAN
ppt
radiologi
respirasi
SISTIM INDRA
tht
TUTORIAL BLOG
UMUM
urogenital
VIDEO medis

fb

chat
[tutup]
Awesome Inc. theme. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai