Anda di halaman 1dari 7

REVIEW STATISTIK DASAR

Matkul Rancangan Percobaan

Fajar Rochman.

Data adalah bahan mentah yang perlu diolah untuk menghasilkan informasi baik kualitatif
maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta atau fenomena. Sebelum data diolah, perlu diuji terlebih
dulu validitas dan reliabilitasnya, baik dari segi konstrak teori, isi, maupun empiriknya.

1. FUNGSI DATA
Untuk memberikan informasi tentang karakteristik atau perilaku suatu fenomena(populasi)
yang kita kaji, baik diskrit maupun kontinyu, sehingga kita bisa mendapatkan gambaran ataupun bisa
menarik kesimpulan dan membuat keputusan berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan diolah.
Jenis Data:
1.1 Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi:
Data Primer: Data yang diusahakan/didapat oleh peneliti
Data Sekunder: Data yang didapat dari orang/instansi lain
1.2 Berdasarkan Jenisnya:
Data Numerik (kuantitatif) dinyatakan dalam besaran numeric (angka).
Misalnya : Data pendapatan per kapita, pengeluaran, harga, jarak, dll.
Data Kategorik (Kualitatif) diklasifikasikan berdasarkan kategori/kelas tertentu
Misalnya : Kategori Mahasiswa Berprestasi dan Tidak Berprestasi,
Kategori kota kecil, sedang dan besar.
1.3 Berdasarkan tingkat Skala/Pengukuran berikut karakteristiknya:
Nominal : Tidak ada urutan, urutan tidak menunjukkan tingkatan (rangking). Tidak ada titik
awal Tidak ada perbedaan
Misalnya : Apa warna favorit anda : 1. Ungu 2. Abu-abu 3. Coklat 4. Putih
Ordinal : Ada urutan. urutan menunjukkan tingkatan (rangking). Tidak ada titik awal Tidak
ada perbedaan
Misalnya : Bagaimana prestasi belajar anda semester lalu? 1. Sangat Baik 2. Baik 3. Sedang-
sedang saja 4. Buruk 5. Sangat Buruk Skala Nominal dan Ordinal digunakan berkaitan
dengan data kategorik/kualitatif.
Interval: Ada Urutan Ada Perbedaan Tidak ada titik awal
Misalnya: Temperatur atau suhu : 0C bukan berarti tidak mempunyai suhu; Tangga Nada;
IQ
Rasio : Ada Urutan Ada Perbedaan Ada titik awal
Misalnya: Pendapatan (Rp. 135 245,23 per bulan): Pendapatan Rp. 0 berarti tidak ada
(bandingkan dengan 0C pada suhu)

1
2. METODE PENGUMPULAN DATA PENELITIAN
2.1 Observasi (pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman,
pembau, perasa))
2.2 Wawancara
Wawancara terbagi menjadi:
Wawancara tidak terstruktur.
Merupakan langkah persiapan wawancara terstruktur.
Pertanyaan yang diajukan merupakan upaya menggali isu awal.
Sifat pertanyaan spontan
Wawancara terstruktur.
Pertanyaan sudah disiapkan, karena sudah dirancang data/informasi apa yang dibutuhkan.
Jenis Wawancara
Wawancara langsung (face to face).
Wawancara tidak langsung: misalnya dengan telepon atau internet (online).
2.3 Kuesioner (Daftar Pertanyaan)
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden. Jawaban
responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat/direkam.
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui
secara pasti data/informasi apa yang dibutuhkan dan bagaimana variabel yang menyatakan
informasi yang dibutuhkan tersebut diukur
2.4 Pengukuran Fisik
2.5 Pustaka

3. PENCATATAN DATA
Untuk mencapai kelengkapan, ketelitian dan kejelasan data, pencatatan data harus dilengkapi
dengan:
Nama pengumpul data
Tanggal dan waktu pengumpulan data
Lokasi pengumpulan data
Keterangan-keterangan tambahan data/istilah/responden/contoh
Catatan dibedakan menjadi dua, yaitu yang deskriptif dan yang reflektif (Noeng Muhadjir, 2000:
139).
Catatan deskriptif lebih menyajikan kejadian daripada ringkasan.
Catatan reflektif lebih mengetengahkan kerangka pikiran, ide dan perhatian dari peneliti. Lebih
menampilkan komentar peneliti terhadap fenomena yang dihadapi.

4. ANALISIS DATA
Analisis Data: merupakan upaya mencari dan menata data secara sistematis untuk
meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan
bagi orang lain.
Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang
terkumpul dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam
catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya.

2
Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi
data dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti,
proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah
selanjutnya adalah menyusun dalam satuan-satuan dan kategorisasi dan langkah terakhir adalah
menafsirkan dan atau memberikan makna terhadap data.

5. PENYAJIAN DATA
Penyajian data meliputi pengumpulan, pengorganisasian, peringkasan dan penyajian data (data
collection, organization, summarization, presentation). Penyajian Data deskriptif (deskriptif = memberi
gambaran) dalam bentuk:
Tabel
Diagram Pie
Diagram Balok
Diagram Garis
Gambar-gambar lain

6. PEUBAH ATAU VARIABEL (VARIABLE)


6.1 Jenis-jenis Peubah.
Peubah Bebas atau Peubah Tetap adalah : sejumlah gejala atau faktor atau unsure yang
menentukan atau mempemgaruhi ada atau munculnya gejala tau respons penelitian.
Peubah ini pada pelaksanaan percobaan atau penelitian disebut perlakuan atau faktor.
Peubah Tak-bebas atau Peubah Terikat adalah : respons suatu penelitian atau percobaan
yaitu sejumlah gejala atau respons yang muncul karena adanya peubah bebas. Misalnya
perbedaan berat badan ayam Broliler akibat diberikan jenis pakan yang berbeda. Jadi :
Peubah bebasnya Jenis Pakan dan Peuban terikatnya adalah berat badan.
Peubah Kontrol (Controle Variable) adalah : sejumlah gejala atau faktor atau unsure yang
dengan sengaja dikendalikan, atau disamakan agar tidak mengganggu atau mempengaruhi
peubah bebas atau pebah terikat. Dengan dikendalikan pengaruhnya berarti peubah ini tidak
ikut menentukan ada tidaknya atau muncul tidaknya respon hasil penelitian. Jadi dapat
diharapkan peubah terikat yang muncul adalah murni akibat dari peubah bebas atau
perlakuan. Misalnya pada percobaan ayam Broiler dengan jenis pakan yang berbeda, maka
strain ayam, jenis kelaminnya dan kandangnya harus sama, jadi strain, jenis kelamin dan
kandang ayam disebut peubah Kontrol.
Peubah Sampingan atau Peubah Antara (Intervining Variable) adalah : sejumlah gejala yang
didak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap terhadap
peubah terikat atau respons hasil penelitian. Oleh karena peubah ini berpengaruh terhadap
peubah bebas, maka akan menyebabkan peubah terikat yang muncul tidak murni akibat
peubah bebas, sehingga perlu diketahui seberapa besar pengaruh peubah ini. Salah satu cara
untuk memperhitungkan pengaruhnya adalah dengan melakukan pembelokan atau
pengelompokan. Misalnya : bila kita ingan meneliti semua jenis kelamin ayam broiler kita
harus mengelompokkan jantan dan betina, jadi Jenis kelamin bukan lagi merukan peubah
Kontrol melainkan sudah dijadikan peubah Antara.
Peubah Galat atau Peubah Ektrane (Extranius Variable) adalah : sejumlah gejala yang didak
dapat dikontrol dan tidak dapat pula diperhitungkan pengaruhnya ataupun dieleminir

3
pengaruhnya terhadap peubah bebas dan atau peubah terikat, peubah ini mungkin
bersumer dari kondisi sample dan mungkin pula berada diluar sample. Peubah ini akan
muncul pada saat penelitian berlangsung, peubah ini akan mempengaruhi ketelitian
penelitian. Adanya peubah ini dapat dilihat pada besarnya kuadarat tengan galat, makin
besar kuadrat tengan galat berarti peubah ini makin besar pengaruhnya.
6.2 Peubah Kualitatif dan Kuantitatif
Rancangan Percobaan dibuat berkenaan dengan teknik-teknik dalam mengatasi dan
mengendalikan keragaman/peubah-peubah yang mengganggu pengaruh sebenarnya dari
perlakuan atau faktor yang kita teliti atau tetapkan disebut Rancangan Lingkungan (Enviromental
Design).
Agar pengaruh perlakuan itu terlihat dengan jelas maka keragaman respons yang
ditimbulkan oleh keadaan bahan percobaan hendaknya jangan sampai mengaburkan atau
mengacaukan penampilan pengaruh perlakuan tadi. Oleh karena itu, keragaman respons yang
ditimbulkan oleh keadaan lingkungan dan keadaan bahan percobaan yang digunakan perlu
diperhitungkan atau disingkirkan atau diawasi, sehingga hingarnya terhadap pengaruh perlakuan
dapat ditekan sampai sekecil kecilnya.
Sebagai suatu peubah bebas atau peubah terikat atau suatu faktor, dapat digolongkan
sebagai faktor kualitatif dan faktor kuantitatif. Faktor kualitatif terdiri atas taraf-taraf berskala
penilaian nominal atau taraf-traf yang sebenarnya dapat dipandang sebagai nilai-nilai tertentu
peubah khusus yang berkepekatan kontinu, tetapi tidak memberikan suatu tataan bermakna.
Sedangkan faktor kuantitatif berskala ukuran ordinal, interval atau rasional.
Faktor kuantitatif dengan taraf-taraf tertentu dapat dipandang sebagai nilai-nilai peubah
berkepekatan kontinu, dinamakan sebagai faktor regresi, tidak setiap faktor berskala ordinal
dimasukkan kedalam faktor kuantitatif, ada kalanya diperlakukan sebagai faktor kualitatif. Faktor
jenis kelamin ternak yang terdiri dari jantan, betina dan kebirian adalah suatu faktor kualitatif,
sedangkan dosis pemberian obat dengan taraf-taraf 0, 5, 10 dan 15 ml merupakan faktor
kuanditatif.
Jarak antara taraf terendah dengan taraf tertinggi suatu faktor bergradien dari peubah
bebas dinamakan rentang perhatian (range of interest). Meskipun dalam rentang tersebut hanya
ditentukan t taraf efektif saja, peneliti berminat untuk mengkaji pengaruh faktor tersebut dalam
kotinum sebatas rentang perhatian yang telah ditentukan, dengan perkataan lain inferensi
dimaksudkan untuk memungkinkan dipergunakan suatu intra polasi. Tetapi tidak untuk
melakukan ekstra polasi. Karena ini sudah diluar rentang perhatian yang telah ditentukan dan
sudah tidak menjamin keterandalan data hasil percobaan.
Jarak antara dua taraf beururutan dalam suatu tataan bermakna faktor bergradien
dinamakan jarak antar taraf. Dalam suatu rancangan perlakuan, jarak-jarak antar taraf ini
mungkin seragam atau mungkin tak seragam. Faktor dengan jarak-jarak antar taraf seragam
dinamakan juga sebagai faktor dengan taraf -taraf berjarak sama, sedangkan yang tak seragam
disebut berjarak tak sama.
Dosis pemberian obat mempunyai taraf berjarak sama, misalnya 0, 5, 10 dan 15 ml,
sedangkan yang berjarak tak sama misalnya 0, 6, 8, 9 dan 10 ml.
Faktor kualitatif tidak mengenal konsep jarak antar taraf, sedangkan jarak antar taraf
berurutan faktor yang berskala penilaian ordinal yang tak terukur tetap.
6.3 Skala Pengukuran Peubah Respons

4
Kita mengenal 4 skala yang dapat digunakan untuk mengukur fakta sebagai sebagai sumber data
adalah sebagai berikut :
1. Skala Nominal.
Skala nominal adalah pengukuran yang paling rendah tingkatannya, ini terjadi apabila
bilangan atau lambang-lambang lain digunakan untuk mengklasifikasikan obyek, orang, hewan
atau benda-benda lain. Apabila bilangan atau lambing-lambang yang lain digunakan untuk
mengidentifikasikan kelompok dimana beberapa obyek dapat dimasukkan kedalamnya, maka
bilangan atau lambing-lambang itu membentuk suatu skala nominal (klasifikasi).

Sebagai contoh, misalnya kita mengolongkan ternak dalam hgimpunan ternak besar, ternak
kecil, ternak unggas dan aneka ternak. Demikian pula penggolongan ternak setelah diobati
menjadi mati dan sembuh.
Dalam hal ini skala untuk pengukuran peubah jenis ternak terdiri dari 4 titik, sedangkan
kesembuhan terdiri dari 2 titik. Titik skala dinamakan kelas atau katagori.
2. Skala Ordinal (Ranking).
Skala ordinal terjadi bila obyek yang ada dalam suatu katagori suatu skala tidak hanya
berbeda dengan obyek-obyek itu, tetapi juga mempunyai hubungan satu dengan yang lain,
Hubungan yang biasa kita jumpai diantaranya kelas-kelas adalah : lebih tinggi, lebih disenangi,
lebih sering, lebih sulit, lebih dewasa dan sebagainya.
Pengukuran yang dilakukan dalam skala ordinal adalah obyek dibedakan menurut
persamaannya dan menurut urutannya. Jadi dapat dibuat urutan atau ranking yang lengkap dan
teratur diantara kelas-kelas. Sebagai contoh kejadian suatu penyakit pada ternak babi yaitu
sering sekali, sering, kadang-kadang dan tidak pernah.
3. Skala Interval.
Pengukuran dalam skala interval lebih kuat daripada skala ordinal, sebab pengukuran
dicapai disamping berdasarkan persamaan dan urutannya, juga diperhitungkan jarak (interval(
antara dua kelas yang berbeda.
Skala interval mempunyai ciri dengan unit pengukuran yang sama dan kostan yang
memberi suatu bilangan nyata untuk setiap pasangan obyek-obyek dalam himpunan berurutan.
Dalam pengukuran semacam ini perbandingan antara interval sembarang adalah independent
dengan unit pengukuran, dan skala interval mempunyai titik nol.
Sebagai contoh skala interval adalah suhu, misalnya pengukuran suhu dengan skala Celcius
dan Fahrenheit, kedua pengukuran suhu ini mempunyai titik nol dan unit pengukuran yang
berbeda, namun keduanya memberikan informasi yang sama. demikian juga persentase (0
100%). Semua skala ordinal yang mempunyai titik nol dan unit pengukuran sembarang, denga
range lebih besar atau sama dengan 5 bisa dimasukkan kedalam skala interval.
4. Skala Rasional
Skala rasional suatu skala disampimg mempunyai sifat seperti skala interval, ditambah lagi
sifat lain yaitu titik nolnya tertentu. Dalam skala rasional, perbandingan dua titik skala sembarang
adalah independent dengan unut pengukuran. Contoh skala rasional adalah skala untuk
pengukuran berat, panjang, isi (volume), termasuk juga banyaknya orang atau banyaknya ternak
da sebagainya.

7. HIPOTESIS

5
Dari arti katanya, hipotesis memang dari dua penggalan. Kata HYPO yang artinya SEMENTARA
ATAU LEMAH KEBERADAANNYA dan THESIS yang artinya PERNYATAAN ATAU TEORI. Hipotesis
pada dasarnya merupakan proposisi atau anggapan yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai
dasar pembuatan suatu keputusan/ pemecahan persoalan ataupun dasar penelitian lebih lanjut.
Anggapan suatu hipotesis juga merupakan sebagai data. Akan tetapi kemungkinan bisa salah, apabila
digunakan sebagi dasar pembuatan keputusan harus terlebih dahulu diuji dengan menggunakan data
hasil observasi.
Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisa data, baik dari
percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam statistik sebuah hasil bisa
dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh
faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.
Uji hipotesis kadang disebut juga konfirmasi analisa data. Keputusan dari uji hipotesis hampir
selalu dibuat berdasarkan pengujian hipotesis nol. Ini adalah pengujian untuk menjawab pertanyaan
yang mengasumsikan hipotesis nol adalah benar.
Daerah kritis (en= Critical Region) dari uji hipotesis adalah serangkaian hasil yang bisa menolak
hipotesis nol, untuk menerima hipotesis alternatif. Daerah kritis ini biasanya di simbolkan dengan
huruf C. Dalam pengujian hipotesis kita harus mementukan tolak ukur penerimaan dan penolakan yang
didasarkan pada peluang penerimaan dan penolakan H0 itu sendiri.

Interpretasi
Jika nilai p lebih kecil dari tingkat signifikan test yang diharapkan, maka hipotesis nol bisa di tolak.
Jika nilai p tidak lebih kecil dari tingkat signifikan test yang diharapkan bisa disimpulkan bahwa tidak
cukup bukti untuk menolak hipotesa nol, dan bisa disimpulkan bahwa hipotesa alternatiflah yang
benar.
Karena ketidaktahuan apakah H0 atau H1 yang benar maka kita harus mencoba untuk mebuat
keseimbangan dari keduanya. Umumnya kita mengandalkan bahwa H0 benar sehingga kita diharapkan
pada kesalahan I saja () karena kesalahan II digunakan untuk menentukan kekuatan uji yang
ditentukan.
Selang kepercayaan (1-) sebuah parameter dalam praduga selang berkaitan erat dengan
pengujian hipotesis jika H1 ditolak dengan taraf yang nyata maka selang kepercayaan (1-) tidak
mengandung parameter spesifik yang ditetapkan dalam H0.
Definisi berikut diambil dari buku karangan Lehmann dan Romano:
Hipotesis statistik adalah Sebuah pernyataan tentang parameter yang menjelaskan sebuah
populasi (bukan sampel).
Statistik adalah Angka yang dihitung dari sekumpulan sampel.
Hipotesis nol (H0) adalah Sebuah hipotesis yang berlawanan dengan teori yang akan dibuktikan.
Hipotesis alternatif (H1) adalah Sebuah hipotesis (kadang gabungan) yang berhubungan dengan
teori yang akan dibuktikan.
Tes Statistik adalah Sebuah prosedur dimana masukannya adalah sampel dan hasilnya adalah
hipotesis.
Daerah penerimaan adalah Nilai dari tes statistik yang menggagalkan untuk penolakan hipotesis
nol.
Daerah penolakan adalah Nilai dari tes statistik untuk penolakan hipotesis nol.
Kekuatan Statistik (1 ) adalah Probabilitas kebenaran pada saat menolak hipotesis nol.

6
Tingkat signifikan test () adalah Probabilitas kesalahan pada saat menolak hipotesis nol.
Nilai P (P-value) adalah Probabilitas, mengasumsikan hipotesis nol benar.

Berikut adalah definisi hipotesis menurut para ahli:


Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan semnatara dari suatu
fakta yang dapat diamati.
Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang
dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati
ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah
selanjutnya.
Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan
antara dua atau lebih variabel .
Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta
menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara , yang kebenarannya masih
perlu di uji (di bawah kebenaran). Inilah hipotesis peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Peneliti
mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang
terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi teas,
atau sebaliknya tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti.
Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat bersikap dua hal yakni :
1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir
penelitian).
2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tandatanda bahwa data yang terkumpul tidak
mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).
Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain :
1. Perlu di uji apakah ada data yang menunjuk hubungan variabel penyebab dan variabel akibat.
2. Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang ditimbulkan oleh penyebab itu.
3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat
tersebut
4. Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan mempunyai
kedudukan yang kuat dalam penelitian.
G.E.R brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi :
Penelitian menghitung banyaknya sesuatu
Penelitian tentang perbedaan
Penelitian hubungan.

Kegunaan hipotesis
Ada beberapa Kegunaan yang terdapat dari hipotesis antara lain:
Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala.
Hipotesis sebagai pengetahuan dalam suatu bidang.
Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.
Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.

Anda mungkin juga menyukai