Anda di halaman 1dari 266

ITERI

esehatan Departemen Kesehatan R.I


Tahun 2006
-....
MODUL DAN MATERI

PROMOSI KESEHATAN ,UNTU

POLITEKNIKjD3 KESEHATAN

,I

KATAPENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan kemudahan kepada kita sehingga modu'! dan materi Promosi
Kesehatan untuk Politeknik / D3-Kesehatan ini dapat sefesai disusun.

Institusi Politeknik Kesehatan (Polteknis)1D3-Kesehatan merupakan salah satu


institusi pendidikan yang mengelola proses pendidikan serta memproduksi tenaga
kesehatan yang berkualitas.

Modul dan materi Promosi Kesehatan ini merupakan altematifbahan pengajaran


atau rujukan bagi para dosen dalam upaya pembekalan kepada mahasiswa
PoltekesID3-Kesehatan yang merupakan aset untuk memberdayakan masyarakat
menuju Indonesia Sehat 2010.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini
disampaikan penghargaan dan terima kasih.

Kritik dan saran untuk perbaikan buku ini sangat diharapkan dari segenap
pembaca. Semoga bermanfaat.

Jakal1a, 19 Dcsember 2006

Kepa)a Pusat Promosi Kesehatan

DR. Bambang Hartono. SKM. M .Sc, MM


DAFTARISI

Kata Pengantar

Daftar lsi

Struktur Program Pembelajaran

Garis Besar Pokok Bahasan

Modul & Materi I Pengantar Promosi Kesehatan

Modul & Materi II Konsep Perilaku Kesehatan

Modul & Materi III Dasar-Dasar Komunikasi

Modul & Materi IV Manajemen Pembinaan Peran serta Masyarakat


""ARRIF'"

Modul & Materi V Media promosi Kesehatan

Modul & Materi VI Konsep Dasar Pemasaran Sosial

Modul & Materi VII Strategi Promosi Kesehatan

Modul & Materi VIII Pengelolaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)

Modul & Materi IX Kemitraan dalam Promosi Kesehatan

Modul & Materi X Pemberdayaan Masyarakat

ii
STRUKTUR PROGRAM PEMBELAJARAN

PROMOSJ KESEHATAN DJ POLTEKKES/

D3- KESEHATAN

NO MATERI JumlahJPL(@
45 Menit)

1 Pengantar Promosi Kcsehatan 2

2 Konsep Perilaku Kesehatan 2

3 Dasar-Dasar Komunikasi 8

4 Manajemen Pembinaan Peran Serta 2


Masyarakat "ARRIF"

5 Media Promosi Kesehatan 2

6 Konsep Dasar Pemasaran Sosial 3

7 Strategi Promosi Kesehatan 4

8 Pengelolaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2


(PHBS)

9 Kemitraan Menuju Indonesia Sehat 2010 2

10 Pemberdayaan Masyarakat di Bidang 2


Kesehatan

Jumlah 29

III
GARIS BESAR POKOK PROGRAM

PROMOSI KESEHATAN DI POLTEKNIK!D3-KESEHATAN

No POKOK TIU TIK SUBPOKOK METODA MEDIA WAKTU


BAHASAN BAHASAN JPL

1. Pengantar Peserta Peserta mampu 5.1. Beberapa CTJ OHPILCD 2


Promosi memahami makna menjelaskan pengertian dan Curah Flipchart I
Kesehatan Promosi 1. Pengertian sehat definisi sehat pendapat whiteboard
Kesehatan 2. Determinasi 5.2. Determinan Spidol
beserta determinasi determinan
perkembangannya kesehatan kesehatan
3. Pengertian 5.3. Perkembangan
pendidikan dan keterkaitan
kesehatan dan kesehatan
promosi kesehatan masyarakat ,
......
4. Hubungan pelayan
kesehatan kesehatan dasar, I
masyarakat, pendidikan
pelayanan kesehatan dan
kesehatan dasar, promosi
pendidikan dan kesehatan .
promosi kesehatan 5.4 . Lima ruang
5. Pengertian dan lingkup promosi
ruang lingkup kesehatan
promosi (Ottawa Charter)
kesehatan .

2. Konsep Perilaku Peserta Peserta mampu 5.1. Batasan , bentuk, CTJ a-P 6
Kesehatan memahami konsep menjelaskan jenis, domain, Curah Flipchartl
perilaku a. Batasan, bentuk , determinan pendapat Wh iteboard
kesehatan jenis, domain , perilaku
Spedol
5.2. Penyebab
determinan
perubahan
perilaku
perilaku
-

GARIS IESAR POKOK PROGRAM

PROMOSI KESEHATAN DI POLTEKNIKjD3-KESEHATAN

NV1VHJ5J)I-G/)lINIIJ110d IG NV1VHJSJ)lISOWOHd

WVH90Hd )lO)lOd 1I'SJ8 5111'9

b. Penyebab 5.3 . Proses perubahan


perubahan perilaku perilaku
c . Proses perubahan 5.4. Teori perubahan
perilaku perilaku
d. Teori perubahan 5.5. Pengertian
perilaku perilaku
e. Pengertian perilaku kesehatan
kesehatan

3. Dasar-Dasar Peserta mengetahui Setelah proses belajar 5.1. Pengertian CTJ a;p 6
Komunikasi dasar-dasar tentang dasar-dasar komunikasi tujuan Curah o FlipchartJ

komunikasi komunikasi, dan manfaat pendapat hiteboard


mahasiswa mampu komunikasi Bermain Spidol

menjelaskan : 5.2. Komponenl peran

a. pengertian, tujuan unsure Simulasi


dan manfaat komunikasi
komunikasi I
5.3. Proses
b. komponen komunikasi
N komunikasi 5.4. Bentuk-bentuk
c . proses komunikasi komunikasi
d. bentuk-bentuk 5.5. Komunikasi
I
komunikasi massa
I
e. komunikasi massa 5.6. Model-model
f. Model komunikasi komunikasi massa
massa 5.7. Komunikasi
g. Komunikasi massa massa yang
yang efektif efektif
h. Komunikasi 5.8. Komunikasi
interpersonal interpersonal
i. Konseling 5.9. Konseling
j. Hambatan 5.10. Hambatan
komunikasi komunikasi
k. Prinsip komunikasi 5.11 .Prinsip komunikasl

-
4. Manajemen Peserta mampu Peserta mampu a. Analisis situasi, CTJ Ot-P 2
ARRIF menerapkan melakukan/membuat : Tingkat Diskusi Flipchart /
manajemen PSM a. Analisis situasi, perkembangan, 011 whiteboard
ARRIF untuk analisis tingkat analisis kasus dan Spidol
pembinaan perkemba ngan, analisis
peranserta analisis kasus dan sumberdaya
masyarakat di analisis peranserta
wilayahnya sumberdaya peran masyarakat
serta masyarakat di b. Rumusan masalah,
bidang kesehatan tujuan dan
b. Rumusan masalah intervensi terpilih
kete~angkauan dan c. Rencana Usulan
masalah Kegiatan (RUK) dar
perkembangan Rencana
c. Rumusan tujuan Pelaksanaan
kete~angkauan dan Kegiatan (RPK)
tujuan d. Intervensi dan
perkembangan Forum Komunikasi
VJ
d. Rumusan intervensi
terpilih untuk
mencapai tujuan
e. Rencana usulan
kegiatan (RUK)
yang diteruskan
menjadiDUP
peranserta
masyarakat tahun
depan
f. Rencana
pelaksanaan
kegiatan (RPK)
tahun yang
g. bersangkutan

GARIS BESAR POKOK PROGRAM

PROMOSI KESEHATAN DI POlTEKNIKjD3-KESEHATAN

NV1VHJ5J)I-G/)lIN)lJl10d IG NV1VHJ5J)lISOWOHd
WVH90Hd )lO)lOd HVSJ8 51HI9
5. Media Promosl Peserta tahu dan Peserta tahu, 5.1 Pengertian media CTJ a-iP 4
Kesehatan mampu memahami memahami dan dan tujuan/alasan Oiskusi Slide
media di dalam mampu menjelaskan: diperlukan media 011 Spidol
melaksanakan a. Pengertian media promosi Plastlk
promosi dan tujuan/alasan kesehatan transparan
kesehatan diperlukan media 5.2. Penggolongan 011
promosi kesehatan media promosi
b. Penggolongan kesehatan dilihat
media promosi dari aspek
kesehatan dilihat peninjauannya
dari aspek 5.3. Pembagian media
peninjauannya secara garis
c. Pembagian media besar, definisi,
secara garis besar, kelebihan dan
definisi, kelebihan kelemahannya
dan kelemahannya 5.4. Merancang
d. Merancang pengembangan
pengembangan media promosi
+:0.
media promosi kesehatan
kesehatan. dengan proses P
I

6. Pemasaran Mahasiswa Mahasiswa mampu 5.1. Pengertian CTJ a-iP 3


Sosial memahami konsep menjelaskan . pemasaran dan Oiskusi Slide
dasar pemasaran 4.1 Pengertian pemasaran sosial OIl. Spidol
soslal pemasaran dan 5.2. Bauran Plastik
pemasaran sosial Pemasaran Sosial transparan
4.2.Bauran 5.3. Langkah-Iangkah OIl.
pemasaran sosial dalam
4.3. Langkah-Iangkah pengembangan
dalam kegiatan
mengembangkan Pemasaran Sosial
kegiatan 5.4. Faktor penentu
pemasaran sosial dalam Pemasaran
4.4. Faktor penentu Sosiai.
dalam pemasaran
sosial.
7. Strategi Meningkatnya Mahasiswa mampu 5.1. Latar belakang CTJ 4
OHP
Promosi pemahaman menjelaskan tentang : Promosi Oiskusi Slide
Kesehatan mahas iswa a. Latar belakang Kesehatan Simulasi Spidol
ten tang strategi Promosi Kesehatan 5.2. Strategi Oasar Oil.
Promosi b. Strategi Oasar Promosi
Kesehatan Promosi Kesehatan Kesehatan
c. Strateg i Advokas i 5.3. Strategi Advokasi
Promosi Kesehatan Promosi
d. Strategi Bina Kesehatan
Suasana 5.4. Strategi Bina
e. Strategi Gerakan Suasana
Masyarakat dalam 5.5. Strategi Gerakan
Promosi Kesehatan Masyarakat
f . Pemantauan dan 5.6. Pemantauan dan
Evaluasi Evaluasi.

(Jl 8. Pengelolaan Peserta Peserta mampu 2


PHBS

9. Kemitraan Peserta memahami Mahasiswa 5.1. Latar belakang , CTJ OHP 2


MenujulS 2010 dan menyadari memahami : pengertian dan Slide
pentingnya a. Latar belakang tujuan kemitraan Spidol
kemitraan dalam perlunya kemitraan 5.2. P",laku dan peran 011
promosi ke sehatan dalam promosi mitra
kesehatan 5.3. Bentuk dan
b. Pelaku dan peran mekanisme kerja
mitra 5.4. Langkah-Iangkah
c. Bentuk dan dan kiat bermitra
mekanisme kerja 5.5. lndikator
d. Langkah-Iangkah keberhasilan
kemitraan kemitraan
e. Kiat-kiat kemitraan
dan indikator
keberhasilan .

GARIS BESAR POKOK PROGRAM

PROMOSI KESEHATAN DI POlTEKNIK/D3-KESEHATAN

10. Pemberdayaan Peserta memahami a. Batasan 5.1 Prinsip-prinsip CTJ OHP 2


Masyarakat pemberdayaan pemberdayaa;; pemberdayaan Oiskusi Slide
masyarakat di masyarakat dl masyarakat di 011 Fhpchart
I
bidang kesehatan bidang kp~ehatan bidang kesehatan Spidol
b. Konsep dasar 5 .2. Ciri-ciri 011.
pemberdayaan ; llherdayaan
masyarakat mas). Jkat di
c. Prmsip-pfinsip I bldang kesehatan
pemberdayaan 5.3. Tujuan , strategi
masyarakat di dan pokok-pokok
bidang kesehatan kegiatan
d. Ciri-ciri pemberdayaan
pemberdayaan masyarakat di
masyarakat di bidang kesehatan
bidang kesehatan 5.4. Indikator
e . Tujuan, strategi keberhasilan
dan pokok-pokok pemberdayaan I
(. ~ ~ ai Jn masyarakat di I
O'J pe m berdayaan bidang kesehatan
masyarakat di 5.5. Pembinaan dan
bidang kesehatan pengembangan
f Indikator pemberdayaan
keberhasilan masyarakat di I
I
pemberdayaan bidang kesehatan
masyarakat di 5.5. Pembinaan dan
bidang kesehatan pengembangan
g. Pembinaan dan pemberdayaan
pengembangan masyarakat di
pemberdayaan bidang kesehatan
m asyarakat di 5.7. Contoh-contoh
bidang kesehatan kegiatan
h. Contoh-contoh pemberdayaan
keglatan m asyarakal.
pemberdayaan
m asyarakat di
hldang kesehatan . I
I
PENGANTARPROMOSlKESEHATAN
MATAAJARAN

PENGANTAR PROMOSI KESEHATAN

1. Mata ajaran Pengantar Promosi Kesehatan


2. Waktu 2 jam @ 45 menit
3. TIU Peserta memahami makna promosi kesehatan beserta
perkembangannya.
4. TIK Pesertamampumenjelaskan:
I. Pengertian sehat
2. Determinan-determinan kesehatan
3. Pengertian pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan
4. Hubungan kesehatan masyarakat,pelayanan kesehatan dasar, pendidikan
dan promosi kesehatan
5. Pengertian dan ruang lingkup promosi kesehatan

5. Pokok bahasan dan subpokok bahasan :


1. Beberapa pengertian dan definisi sehat
2 . Determinan-determinan kesehatan
3. Perkembangan dan keterkaitan kesehatan masyarakat, pelayanan
kesehatan dasar, pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan
4. Lima ruang lingkup promosi kesehatan (Ottawa Charter)

6. Proses pembelajaran :
1. Metode cn
: dan curah pendapat
2. Alat bantu : OHPfLCD, Flipchart, whiteboard, spidol
3. Langkah kegiatan :

Kegiatan 1 : Perkenalan (10 menit)


Fasilitator melakukan perkenalan dan menjelaskan pokok
bahasan.

1
Kegiatan 2 OlrahPendapat(IOmenit)

Fasilitator mengajukan pertanyaan tentang pengertian

promosi kesehatan dan peserta memberikan tanggapannya.

Fasilitator mencatat seluruhjawaban peserta di flipchart

atau white board.

Kegiatan 3 Ceramah dan tanyajawab (60 menit)

Fasilitator memberikan ceramah dan dipersilahkan kepada

peserta untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan atau

klarifikasi tentang materi yang diberikan oleh fasilitator.

Fasilitator memberikan j awaban seperlunya.

Kegiatan 4 Rangkuman dan penutupan (10 menit)


Fasilitator merangkum dan menutup sesi.

2
PENGANTAR PROMOSI KESEHATAN

Pendahuluan

Sehat dan kesehatan bukanlah keadaan yang berdiri sendiri, tapi dipengaruhi
dan saling berkaitan dengan faktor-faktor lain. Blum (1974) mengatakan bahwa
derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu : lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan dan keturunan. Dari keempat faktor ini , faktor lingkungan
dan taktor perilaku merupakan faktor yang terbesar pengaruhnya. Agar individu,
kelompok maupun masyarakat dapat mengenali dan menanggulangi masalah
kesehatan dan penyakit yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan perilaku
maka diperlukan pendidikan atau penyuluhan kesehatan masyarakat. Dalam
perkembangan selanjutnya disadari bahwa derajat kesehatan bukan hanya
dipengaruhi oleh keempat faktor itu, tapi dipengaruhi oleh berbagai kondisi atau
prasyarat atau determinan seperti perdamaian, perumahan, pendidikan,
perlindllilgan sosial, pangan, pendapatan dan lain-lain. Hal ini berada diluar sektor
kesehatan, dan agar masyarakat mampu menanggulangi determinan-detenninan,
diperlukan upaya khusus selain pendidikan kesehatan. Upaya khusus ini ialah
promosi kesehatan. Uraian selanjutnya akan menjelaskan tentang definisi sehat,
perkembangan ilmu kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan dasar,
pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan, serta saling keterkaitan diantaranya.

Pcngertian Sehat

Istilah sehat mengandung banyak muatan kultural, sosial dan pengertian


profesional yang bermacam-macam. Sering. dalam pandangan kedokteran. sehat
sangat erat dengan kesakitan dan penyakit. Seseorang disebut tidak sehatjika
sedang menderita kesakitan atau penyakit. Padahal, sehat harus dilihat dari
berbagai aspek. Organisasi Kesehatan Sedunia (World Health Organization)
melihat sehat dari berbagai aspek dan merumuskan definisi sehat sebagai berikut:

3
"A state ofcomplete physical, mental and social wellbeing, and not merely
tlte absence ofdisease or injirmi(v"( WHO, 1981)

Pengertian yang dirumuskan oJeh WHO ini sangatlah luas. Tidak sakit dan tidak
cacat merupakan pengertian yang sudah lama diterima, tetapi keadaan sosial
yang sejahtera, merupakan hal baru dan sangat luas cakupannya.Karena sehat
juga adalah sehat sosial, maka faktor-faktor sosial sangat mempengaruhi derajat
kesehatan individu dan masyarakat. Faktor-faktor sosial disebut juga
determinan-determinan sosial dan sering disebut dengan detenninan kesehatan
saja, secara singkat akan dibicarakan apa yang dimaksud dengan detenninan
detenninan kesehatan.

Determinan Kesehatan

Kini semakin dipahami dan diterima bahwa kesehatan sangat dipengaruhi oleh
detenninan-determinan so sial dan lingkungan, disamping detenninan fisik dan
biologi. Detenninan fisik seperti kebersihan lingkungan, cuaca, iklim, dan lain
lain, sementara detenninan biologi seperti mikroorganisme (virus, bakteri) , parasit
dan lain lain . Sementara itu , detenninan-detenninan sosial yang sangat
mempengaruhi kesehatan antara lain: kemiskinan, pengangguran, kelestarian
lingkungan, diskriminasi dan ketidakberdayaan (La Bonte and Feather, 1996).
Sarjana Marmot (1999) menyebutkan ada sepuluh detenninan sosial yang
mempengaruhi kesehatan yaitu :
l. Kesenjangan sosial
Pada masyarakat kelas sosial ekonomi rendah, biasanya lebih beresiko atau
rentan terhadap penyakit dan umur harapan hidup juga lebih rendah.
2. Stres
Kegagalan dalam menanggulangi stres baik dalam pekerjaan maupun dalam
kchidupan sehari-hari sangat mempengaruhi kesehatan seseorang
3. Kehidupandini
Kesehatan di masa dewasa sangat ditentukan oleh kondisi kesehatan di usia
dini atau awal-awal kehidupan. Pertumbuhan fisik yang lambat dan dukungan
emosional yang kurang baik di awal kehidupan, akan memberikan dampak
pada kesehatan fisik, emosi dan kemampuan intelektual di masa dewasa.

4
4 Pcngucilan sosial
PengLlcilan menghasilkan pcrac:;aan kehilallgan dan tak berharga. MengLmgsi
ketempat lain yang asing, merasa terkucilkan, kehilangan harga diri, sangat
mempengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang.
S. Pckeljaan
Strcs ditempat kerja mcningkatkan resiko terhadap penyakit dan kematian.
Memperhatikan syarat-syarat kesehatan dan keselamatan kerja sangat
membantu dalarn meningkatkan derajat kesehatan pekerja.
6. Pengangguran
Jaminan adanya pekcrjaan meningkatkan derajat kesehatan dan rasa
sejahtera, bukan hanya untuk pekerja tapi juga seluruh keluarganya.
Kcadaan yang sebaliknya terjadi para penganggur.
7. DukLmgan sosial
Persahabatan, hubungan sosial dan kekerabatan yang baik memberikan
dampak kesehatan yang baik dalam keluarga, ditempat kerja dan di
masyarakat.
8. Ketergantungan pada narkoba
Pemakaian narkoba merupakan faktor yang sangat memperburuk kondisi
kesehatan dan kesejahteraan. Alkohol, narkoba dan merokok sangat erat
hubLmgannya dalarn memberikan dampak buruk pada kehidupan sosial dan
ekonomi.
9. Pangan
Cara makan yang sehat dan ketersediaan pangan merupakan hal utama dalarn
kcsehatan dan kesejahteraan seseorang dan masyarakat. Baik kekurangan
gizi mauplm kelebihan gizi sarna-sarna menimbulkan masalah kesehatan dan
penyakit.
10. Transportasi
Transportasi yang sehat berarti mengurangi waktu mengendarai dan
meningkatkan gerak fisik yang sangat baik bagi kebugaran dan kesehatan .
Disarnping itu, mengurangi kendaraan berarti membantu mengurangi polusi.

Demikianlah beberapa determinan kesehatan dan dengan meningkatnya


perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, berkembangnya peradaban,
dampak globalisasi, determinan-determinan kesehatan selalu berubah dan akan
ada selalu yang baru. Misalnya perdagangan senjata, seks bebas, eksploitasi
seks remaja dan lain-lain.

5
Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Keschatan Dasar

lImu kesehatan masyarakat ( IKM) telah mengalami perkembangan yang pesat


sejak mulai dikenal di paruh kedua abad 19. Perkembangan IKM mengikuti
perkembangan pola penyaki t di masyarakat. Bersama dengan berkembangnya
IKM, berkembang pula konsep pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan.
Untuk memahami hal ini ada baiknya secara ringkas akan dimaikan perkembangan
IKM itu sendiri .

IKM pada abad 19 difokuskan pad a resiko-resiko kesehatan yang ditimbulkan


oleh udara, air dan makanan serta penyakit-penyakit yang disebabkan oleh
keadaan lingkungan yang buruk. Pada masa ini ,pengetahuan tentang sebab
timbulnya penyakit masih sangat terbatas. Penyakit masih dihubungkan dengan
lingkungan yang buruk dan hal-hal bersifat mistik. Pada akhir abad 19 dan
permulaan abad 20, mulailah ditemukan bakteri, virus dan mikroorganisme sebaga.i
penyakit, sehingga keluarlah teori germ (germ theory) sebagai penyebab penyakit
Juga mulai ditemukan dasar-dasar dan prinsip imunologi, selanjutnya mulai
ditemukan vaksin dan obat antibiotika.

Pada tahun 1920, Winslow mendefinisikan ilmu kesehatan masyarakat


sebagai:
" I1mu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang usia hidup dan
meningkatkan kesehatan fisik melalui upaya-upaya masyarakat yang meliputi upaya
kesehatan lingkungan, penanggulangan penyakit menular, pendidikan kesehatan
pada individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan
kedokteran dan keperawatan untuk diagnosis dan pengobatan dini , sc rta
menggerakkan masyarakat agar setiap individu terjamin standar kesehatan yang
layak dalam memelihara kesehatannya ".

Definisi Winslow ini menekankan pada kesehatan lingkungan , pclayanan


kedokteran pencegahan dan penyadaran masyarakat Pendidikan kc schatan
diara.hkan agar individu dan kelompok mampu menjaga kebersihan pribadi dan
lingklmgan, mau mengikuti imlmisasi, mau mengobati penyakitnya secara dini.

Mel~elang paruh kedua abad 20, mulai te~adi perubahan pola penyakit, terutama
didunia barat. Mulai tCl:jadi pergcsemn dati pcnyakit yang disebabkan o1ch infcksi

6
ke penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup dan penyakit karena lingkungan
yang buruk. Sehubungan dengan itu terjadi pula pergeseran pada IKM, yang
lebih memfokuskan pada pendidikan kesehatan untuk menghindari
perilaku-perilaku beresiko sepe11i merokok, diit rendah serat , serta kedokteran
pencegahan seperti skrining dan deteksi dini penyakit. Pendidikan kesehatan
mendapat perhatian penting tellltama karena semakin disadari akan faktor-faktor
resiko terjadinya sebuah penyakit serta konsekuensi sosial dan ekonomi yang
ditimbulkan, termasuk meningkatnya anggaran untuk pengobatan.

Pada tahun 1980 - 1990, kemudian tampak bahwa pendidikan kesehatan saja
tidak mampu menjawab pelllbahan perilaku. OiperJukan pendckatan-pendekatan
baru untuk melllbah perilaku dan pemanfaatan sumbcrdaya untuk keschatan. IKM
belllbah paradigmanya dan " model IKM baru" mulai dik cmbangkan, yang akan
diuraikan kemudian.

Pelayanan Kesehatan Dasar ( Primary Health Care)

Oi tahun 1978 dilangsungkan konferensi kesehatan internasional di Alma Ata


(bekas negara bagian Uni Sovyet). Konferensi ini menghasilkan OekJarasi Alma
Ata yang terkenal dengan visi " sehat untuk semua pada tahun 2000" yangjuga
menghasilkan konsep Pelayanan Kesehatan Oasar (Primary Health Care).
Oeklarasi Alma A ta merumuskan pengertian pelayanan kesehatan dasar sbb :

Primary Healtlt Care is essential health care based 011 practical,


sciemtijically so lind and social acceptable metllOds and tecltnology made
IIniversally accessible to individuals and families in the commllllity
tltrollglt tlteir filII participation and at cost that tlte commllnity and
cOllntry can afford to maintain at every stage oftheir development in tile
true spirit of self reliance and self determillatioll (Alma Ata, 1978).

Ocngan demikian ruang lingkup pe\ayanan kcsehatan dasar mcliputi :


AClfte primory core
Heolt h edllc({t ion
Health promotion
Diseases surveillance ({nd monitoring
Commllnity development

7
Jadi. pclayanan kcschatan dasar I11cmhcrikan pclayanan pr()/i/{}fij.
jlre1'l!l7fif,kl//"(/fi/ ciall reh(/hili{o{i j WIIO Il1cnggaris hav,a hi scrcran g k ~lt
Kcgiatan minimal yan6 harus dilaks~lI1akan dalam pclayanan kcscl1Clt<ln das<lr.
dan hcherapa diantaranya sa ngat hcrkaitan dcngan dctcrminan-dctcrminan
kcschatan yang telah diuraikan didcpan. Kcgiatun-kcgiatan itu ialah :
Pcndidikan kesehatan masya rakat lIntuk mengcna l masalah-masalah
keschatan serta cara-cara untllk menccgah dan menangglliangi
Pcningkatan keterscdiaan pangan dan nutrisi
Pcnycdiaan air hcrsih dan kchutllhan sanitasi dasar
Pclayanan kcschatan ihu dan anak termasllk keillarba bcrcncana
lmlmisasi
Pcnccgahan dan pcnanggulangan pcnyakit cndemik lokal
Pcngohatan yang mcmadai llntllk penyakit-penyakit llmllm dan kecelakaan
Pcnycdiaan obat csensial

Prornosi Kcschatan

Ura ian ten tang sejarah perkembangan kesehatan masyarakat dan pelayanan
kcsehatan dasar, telah mengantarkan kita kepada pemahaman mengapa ada
promosi keschatan dan mengapa perlu promosi kesehatan. Jadi, apa perbedaan
antara pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan ?
!llona Kickbush menguraikan sebagai berikut :
"Prornosi kcschatan lahir (emerged out) dari pcndidikan keschatan.
Banyal( alasan untuk itu dan dua diantaranya ialah : Pcrtarna, para
pcnyuluh/pcndidik kcschatan rnasyarakat rncnjadi lcbih sadar tcntang
pcrlunya scbuah pcndckatan positif dalarn pcndidikan kcschatan - ..... .
Icbih dari sc\(cdar pcncegahan penyakit. Kcdua, rncnjadi serna kin nyata
bahwa pendidikan kcschatan akan lebih bcrdaya jika didukung dcngan
scpcrangkat upaya sepcrti (legal, ellviromelltal dan regulatory)."

Mcngapa upaya pendidikan kesehatan saja tidak cukup? Pendidikan kesehatan


yang hcrtujllan mcrllbah pcrilakll individu. kelompok dan masyarakat, tcrnyata
tidal<cukup untuk meningkatkan derajat kesehatan, karena diluar itu masih hanyak
lilktor atau dctcrminan yang mempengaruhi kesehatan dan berada diluar wilayah
keschatan. Dcterminan kesehatan tidak bisa diintervensi dengan pcndidikan

8
kesehatan tapi lewat regulasi dan legislasi, melalui upaya mediasi dan advokasi.

Upaya advokasi, mediasi dan pemberdayaan inilah yang merupakan fimgsi utama

promosi kesehatan.

Advokasi untuk membuat kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya,

lingkllngan, perilaku menjadi menguntungkan kesehatan.

Mediasi dengan pemerintah dan lembaga non pemerintah, dunia industri dan

media, sehingga terjadi aksi terkoordinasi untuk kesehatan.

Pemberdayaan masyarakat sehingga dapat menggali seillruh potensi yang ada

untuk perbaikan kesehatan, dengan memberikan pelatihan, pemberian infonnasi

dan lingkungan yang mendukung.

Terdapat berbagai definisi promosi kesehatan . Green and Kauter (1991)

memberikan definisi sebagai berikut :

Any planned combination ofeducation and enviromental supports for action


and conditions 01 living conducive to the health ofindividuals. groups and
communities.

Sementara itu, WHO mendefinisikan promosi kesehatan adalah :


Proses pemberdayaan individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemarnpuan
mereka mengendalikan determinan-determinan kesehatan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan mereka.

Departemen Kesehatan merumuskan definisi promosi kesehatan sebagai berikut :


Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan
faktor-faktor kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Definisi yang dirumuskan oleh Departemen Kesehatan lebih menggarnbarkan


bahwa promosi kesehatan adalah gabungan antara pendidikan kesehatan yang
didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Karena disadari
bahwa gabungan kedua upaya ini akan memberdayakan masyarakat sehingga
mampu mengontrol determinan-detenninan kesehatan.

9
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan telah merubah dan menjadi bagian dari apa yang disebut
sebagai "era baru kesehatan masyarakat". Era ini dipuncaki pada penyelenggaraan
konferensi kesehatan sedunia di Alma Ata, dimana istilah promosi kesehatan
dikukuhkan dan juga untuk pertama kali secara gamblang dinyatakan bahwa
kondisi fundamental dan sumberdaya untuk sehat adaIah: perdamaian, perumahan,
pangan, pendapatan, ekosistem yang stabil , kelestarian sumberdaya, keadilan
sosial, dan kesetaraan. Hal ini disebut juga sebagai prasyarat dasar (basic
prerequisites) untuk kesehatan.

Pada era ini, model kesehatan yang baru yaitu social model a/health, mulai
diterima, meninggalkan medical model. Pada model sosiaL masalah kesehatan
dilihat lebih pada penyebabnya, bukan semata-mata dengan mengobati penyakit
yang merupakan akibat dari masalah kesehatan.
Dengan diterimanya promosi kesehatan sebagai upaya utama kesehatan, pada
tahun 1986 di Ottawa, Canada, dilangsungkan Konferensi Internasional I
Promosi Kesehatan . Konferensi ini menghasilkan Deklarasi Ottawa (Ollawa
Chaeter) yang merumuskan lima pilar utama at au lima strategi utama dan ruang
lingkup promosi kesehatan yaitu :

1. Build Healthy Public Policy (membangun kebijakan publik yang


berwawasan kesehatan)
Setiap pembuat kebijakan publik harus memperhatikan dampak kesehatan
dari setiap keputusan yang dibuatnya. Demikian juga harus dibangun
kebijakan publik yang menguntungkan kesehatan. Kebijakan publik antara
lain berbentuk peraturan perundang-undangan, kebijakan fiska!, kebijakan
pajak,dan pengembangan organisasi dan kelembagaan.
Contoh kebijakan publik antara lain: kebijakan kawasan tanpa rokok dan
pembatasan merokok serta pengaturan iklan rokok, pemakaian helm dan
sabuk pengaman, adanya dinas kesehatan disetiap provinsi, kabupaten /
kota.

JI. ('reate Supportil'e Em-ironment (menciptakan Iingkungan yang mcndukung)


Lingkungan sosial yang mendukung sangat besar peranannya dalam
mempcngaruhi kesehatan dan perilaku seseorang.

10
Contoh lingkW1gan yang mendukW1g misalnya : penyediaan daerah khusus
untuk meneteki bayi di tcmpat-tempat umum, penyediaan tempat-tempat
sampah, pengembangan tempat konseling remaja,dan lain-lain.

Ill. Strengthen Community Action (memperkuat gerakan masyarakat)


Promosi kesehatan mendorong dan memfasilitasi upaya-upaya masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatarmya. Misalnya : mendorong
terbentuknya yayasan / lembaga konsumen kesehatan, rriendorong
pembentukan posyandu, pembiayaan kesehatan bersumberdaya masyarakat
dan lain-lain.

IV. Develop Personal Skills (mengembangkan keterampilan individu)


Agar masyarakat mampu membuat keputusan yang efektif mengenai
kesehatannya, masyarakat perlu informasi, pendidikanlpelatihan dan berbagai
keterampilan. Ini adalah tugas promosi kesehatan, memberdayakan
masyarakat agar dapat mengambil alih tanggung jawab kesehatan
berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Mengembangkan
keterampilan individu akan lebih efektifbiladilakukan melalui tatanan-tatanan
yaitu : sekolah, tempat kerja, rumah tangga, serta tatanan-tatanan lain yang
ada di masyarakat.

V. Reorient Health Services (menata kembali arah pelayanan kesehatan)


Upaya-upaya prevent~r dan promot~r lebih diutamakan tanpa
mengesampingkan upaya terapi dan rehabilitasi.

Deklarasi Ottawa telah menjadi rujukan dan panduan baik dalam pengembangan
kesehatan masyarakat maupun dalam kegiatan promosi kesehatan di berbagai
negara. Salah satu tonggak promosi kesehatan ialah Deklarasi Jakarta, yang
lahir dari Konferensi Intemasional Promosi Kesehatan ke IV

Deklarasi Jakarta merumuskan bahwa:


Promosi kesehatan adalah investasi utama yang memberikan dampak pada
detenninan kesehatan, danjuga memberikan manfaat kesehatan terbesar
pada masyarakat.

11
Promosi kesehatan memberikan hasil positifyang berbeda dibandingkan
upaya lain dalam meningkatkan kesetaraan bagi masyarakat dalam kesehatan.
Lima prinsi p Deklarasi Ottawa merupakan kunci strategi untuk sukses.
Promosi kesehatan perlu disosialisasikan dan harus menjadi tanggungjawab
lintas sektor.

Deklarasi Jakarta juga merumuskan prioritas-prioritas promosi kesehatan di abad 21


yaitu : Meningkatkan tanggungjawab sosial dalam kesehatan, meningkatkan
investasi untuk pembangunan kesehatan, konsolidasi dan perluasan kemitraan
untuk kesehatan, meningkatkan kemampuan masyarakat dan pemberdayaan
individu serta menjamin tersedianya infrastrukturpromosi kesehatan.

Pendekatan Promosi Kesehatan


Pendekatan promosi kesehatan dapat berupa pendekatan individual, kelompok
maupun masyarakat.

Pendekatan individu bisa berupa pemberian informasi dan edukasi, konseling,


mencari faktor resiko (risk assessment) terutama untuk pencegahan penyakit.
Pendekatan individu lebih cocok dilaksanakan di rumah sakit, praktik dokter
dan bidan serta posyandu dan puskesmas.

Pendekatan kelompok, biasanya lebih efisien dan efektif serta lebih luas
jangkauannya. Metodenya bennacam-macam seperti ceramah, seminar, lokakarya
dan konferensi.

Pendekatan masa at au populasi. Pendekatan ini untuk menjangkau masyarakat


luas. Metodenya bermacam-macam seperti : pemakaian media massa,
pengembangan masyarakat, kebijakan publik dan legislasi, pengembangan
organisasi masyarakat, dan lain-lain. Pendekatan promosi kesehatan tidak akan
ditrraikan secara detil dalam tu] isan ini.
Resume
Promosi kesehatan merupakan pengembangan dan perluasan dari pendidikan
kesehatan. Pendidikan kesehatan berfokus pada faktor rcsiko terjadinya
penyakit (host, agent, environment) sementara promosi kesehatan berfokus
pada kondisi-kondisi resiko atall determinan (sosial, po]itik, ekonomi).
Pendidikan kesehatan merupakan salah satll elemen dari promosi kesehatan.

12
Promosi kesehatan adalah bagian dari era baru ilmu kesehatan masyarakat
(public health).
Fungsi utama promosi kesehatan adalah advokasi, mediasi dan
pemberdayaan.
Lima pilar Deklarasi Ottawa merupakan inti dari promosi kesehatan.
Promosi kesehatan memerlukan lintas disiplin ilmu dan bekerja lintas sektor.

Referensi:
1. School ofPublic Health and Tropical Medicine James Cook University 2002:
Introduction to Health Education and Health Promotion.

2. World Health Organization, 1986:


The Ottawa Charter for Health Promotion

3. Pusat Promosi Kesehatan Dep Kesehatan RI 1998


Dari Alma Ata ke Deklarasi Jakarta

4. Green and Kreuter, 1991

13

II
KONSEP PERILAKU KESEHATAN
KONSEP PERILAKU KESEHATAN

J. Mataajaran Konsep Perilaku Kesehatan


2. Waktu 6 jam (@45 menit)
3. Till Peserta memahami konsep perilaku kesehatan

4. TIK Peserta mampu menjelaskan :


a. Batasan, bentuk,jenis, domain, determinan perilaku
b. Penyebab perubahan peri laku
c. Proses perubahan perilaku
d. Teori perubahan perilaku
e. Pengertian perilaku kesehatan

5. Sub Pokok Bahasan:


5.1. Batasan, bentuk,jenis, domain, detenninan perilaku
5.2. Penyebab perubahan perilaku
5.3. Proses perubahan perilaku
5.4 . Teori perubahan perilaku
5.5. Pengertian perilakukesehatan

6. Proses pembelajaran :
6.1. Metode : eTJ, dan curah pendapat
6 .2. Alat Bantu : OHP, FlipchartiWhiteboard, spidol
6.3 . Langkahkegiatan:
6.3.1: Perkenalan (1 0 menit)
Fasilitator melakukan perkenalan dan menjelaskan pokok
bahasan.

6.32: Curah pendapat (10 mcnit)


Fasilitator mengajukan pertanyaan tentang pokok bahasan dan
peserta memberikan tanggapannya. Fasilitator mencatat seluruh
jawaban pesel1a pada flipchart atau whiteboard.

1
6.3.3 : Ceramah dan Tanya Jawab (60 menit)
Fasilitator bersama-sama dcngan pcserta mcmbahas tentang
jawaban pcserta yang telah dicatat pada Oipchart dan sctiap
pcserta dapat mcngajukan pertanyaan atau tanggapanlklari likasi
tcntang matcri yang dibcrikan oleh fasilitator. Fasilitator
mcmbcrikan jawaban.

6.3.4 : Rangkuman dan pcnlltupan (10 menit)


Fasilitator mcrangkum dan mcnutllp scsi.

II

:,;:Z
men
en m
m"
Z"
m
!t
,.2!

Z~
:,;:
C

2
KONSEP PERILAKU KESEHATAN

A. BATASAN PERILAKU

Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan aktivitas organisme


(makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang
biologis semua makhluk hidup mulai dari twnbuh-tumbuhan, binatang sampai
dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing
masing. Yang dimaksud dengan perilaku manusia adalah tindakan atau
aktivitas dari manusia yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara
lain: bcrjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, mcnuiis, membaca, dan
sebagainya. Bahkan kadang-kadang kegiatan manusia itu sering tidak teramati
oleh manusia itu sendiri, misalnya : berpikir, persepsi. emosi, atensi, dan
sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud peri laku
(manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oJeh pihak luar.
Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan
respons atau reaksi seorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

B. BENTUK PERILAKU

Secara lebih operasional periJaku dapat diartikan sehagai suatll rcspoll

organismc atau seseorang tcrhadap rangsangan atau stimulus dari Illar subick

tcrsebllt.

Rcspon organisme tcrbagi dalam 2 macam alau bcntllk yaitu:

a. Perilaku terseillbung atau Covert Behaviour


Perilakulcrselllbung merupakan rcspon internal yang terjadi daJam diri
manusia dan tidak secara langsllng dapat dilihat olch orang lain. Respon
inlernal dapat berupa kegiatan berpikir. berniat, menanggapi, sikap hatin.
pcngetahuan. Sebagai contoh: seorang ihu tahu balma selama hamil paling

3
tidak harus memeriksakan diri ke petllgas kesehatan selama 4 kali meskipun
kcnyataannya ibu tersebut tidak melakllkan pcmeriksaan kehan1ilan.
Dari contoh diatas ternyata bahwa ibu tersebut mempunyai sikap yang positif
tcrhadap pemeriksaan kchamilan walallpw1 belLUTI melakllkan pemcriksaan
tcrsehllt.

h. Peri lakll nyata atall Overt Behaviour


Perilaku yang telah diwujudkan dalam tindakan nyata. Sebagai contoh
scorang pasien tahu bahwa minum obat secara teratur selama 6 bulan dapat
mcnyembuhkan penyakit TBC dan dengan penuh kesadaran ia selalu patuh
llntuk minum obat secara teratur.

C. JENIS PERILAKU

Kita mengenal 3 jenis perilaku yaitu :

a. Perilaku Ideal (Ideal Behavior)


Perilaku ideal merupakan perilaku atau tindakan yang bisa diamati dan
perlu dilakukan oleh individu atau masyarakat untuk membantu memecahkan
masalah. Perilaku ideal ini dapat diidentifikasi dari epidemio.\ogi masalah dan
kebijaksanaan yang sedang dianalisis. Sebaiknya identifikasi dilakukan
bersama-sama dengan program terkait.
Contoh perilal<u ideal berkaitan dengan pencegahan penyakit TBC seperti :
Minum obat TBC secara teratur selama paling sedikit 6 bulan
Makan makanan yang mengandW1g gizi
Mcmbuang ludah tidak di sembarangan tempat

b. Perilaku sekarang (Current Behaviour)


Perilaku sekarang adalah perilaku yang dilaksanakan saat ini. Perilaku ini
dapat diidentifikasikan dengan observasi atau pcngamatan di lapangan.
dikaitkan dengan cpidemiologi rnasa!ah yang scdang dianalisa (sam3 atau
hcrtentangcm). Pcrilaku yang sarna maupun bertentangan perlu dianalisa llntuk
rnengctahui mengapa individu atau masyarakat berperilaku seperti itu.

4
c. Perilaku yang diharapkan (Exp ecled / Feasihle Behaviour)
Perilakll ini merupakan target dari program promosi kesehatan dan
diharapkan dapat dilaksanakan oleh sasaran.

D. DOMAIN PERILAKU

Benyamin Bloom (1908) adalah seorang psikologi pendidikan membagi perilakll


dalam 3 domain atau ranah yang terdiri dari ranah kognitif (cognilive domain) ,
ranah afektif (afeclive domain) dan ranah psikomotor (psychomolor
domain).Untuk mengukur hasil dari pengukuran pendidikan maka ketiga ranah
itu diukur dari pengetahuan (Knowledge) , sikap (Allilude) dan praktik atall
tindakan (Praclice)

Menurut para ahli bahwa seseorang terutama yang berusia dewasa yang akan
mengadopsi perilaku bam dimulai pada domain kognitif. Subjek tersebut tahll
terlebih dahulu terhadap stimulus berupa materi atau objek sehingga
menimbulkan pengetahuan baru pada individu tersebut. Pengetahuan baru
ini menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subjek terhadap
pengetahuan baru tersebut. Pengetahuan atau objek baru tersebut disadari
sepenuhnya oleh subjek dan menimbulkan respon dalam bentuk tindakan atau
aksi. Tetapi adajuga respon dari stimulus berupa pengetahuan yang dapat langsung
menimbulkan tindakan tanpa terlebih dahulu mengenai makna dati stimulus yang
diterimanya.
Pengetahuan at au Knowledge
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu seseorang setelah orang tcrs cbut
mclakukan penginderaan terhadap suatu objek tertcntu.
Pengetahuan atau kognitifmerupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Overl behaviour) .
Dari penelitian yang dilakllkan ternyata bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih lestari dibandingkan dengan perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahllan.

Sikap atau A II ilude


Sikap merupakan respon yang bersifat tcrtutup dati seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Menurut Nel1'Comb yang merllpakan salah satu ahli

5
psikologi sosiaL bahwa sikap itu adalah kesiapan atau kesediaan unluk
bcrlindak dari sescorang. Sikap bukan mcrupakan suatu tindakan alau
aktifitas tetapi merupakan predisposisi suatu tindakan atau aktifitas.

Praktek atau tindakan (Pmc/ice)


Seseorang yangakan mengambilkan suatu tindakan tcrtentu akan dipengaruni
oleh pengetahuan dan sikap terhadap suatu objck tersebut. Sikap belum
lenlll dapat diWluudkan dalam suatu tindakan karena tergantung dari beberapa
takor pendukLUlg anlma lain tasilitas yang tersedia, dorongan dan lingkLUlgan
sepcrti kcluarga, dll.
Sebagai contoh : scorang ibu yang mel11punyai pengelahuan yang baik dan
bersikap positif terhadap pentingnya memeriksakan kehamilan lctapijika
lidal, dilunjang dcngan tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan scrta tidak
adanya persetujllan suami maka praktek untuk memeriksakan keham ilan
akan sulit dilakukan.

E. DETERMINAN PERILAKU

Perilaku manusia dipengaruhi oleh rcsultansi dan berbagai fakor baik itu internal
mauplUl eksternal (lingkungan). Perilaku rnanusia sebenamya mcmpakan refleksi
dari berbagai gejala kej iwaan seperti pengetabuan, persepsi, sikap, keyakinan,
dll. Tetapi pada kenyataannya sulit diketahui gejala kejiwaan yang mcnenlukan
pcrilaku scseorang. Jika dikaji !cbih dalam maka faktor kcjiwaan dipengarubi
olen bcrbagai faktor sepcrti pengalaman, keyakinan, sarana fisik, sosial budaya
masyarakat dsbnya.

Proses tcrhcntuknya pcrilakull1anllsia dapat digambarkan scbagai beriklll :

Pcngalaman Pengalaman
Persepsi

Kcyaki nan Sikap PERILJ\KU


Fasilitas Keinginan

Kehendak

Sosial budaya
Motivasi
Niat

F. PERU BAHAN PERILAKU

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan orang mengubah perilaku mereka
sepel1i:
1. Rangsangan fisik
Rangsangan yang bersumber dari pengetahuan dan alasan - alasan yang
dimiliki oleh individu setelah melihat bukti-bukti nyata.
2. Rangsangan emosional
Rangsangan ini berasal dari rasa takut, cinta atau harapan-harapan yang
dimiliki oleh individu tersebut.
3. Pengaruh kelompoklkeluarga
Rangsangan perorangan dan keluarga yang bersumber dari pengaruh keluarga
atau dari kelompok sebaya (peer group).
4. Stuktur sosial (,'>ocial structure)
Rangsangan ini bersumber dari darnpak faktor-faktor sosial, ckonomi, hukum
dan teknologi terhadap kehidupan sehari -- hari.
s. Cost atau biaya
Cost ekonomi sepel1i biaya. waktu, tenaga dll.
Cost sosial seperti malu. bingung dll.
6. Perilaku yang bersaing
Adalah perilaku yang harus dilaksanakan oleh seseorang pada waktu
bersamaan.

7
G PROSESPERUBAHANPEruLAKU

Untuk merubah perilaku seseorang biasanya memerlukan waktu yang lama dan
melalui kegiatan promosi yang berkali-kali . Hanya sedikit sekali orang bcrubah
perilakunya dengan hanya mendengar satu kali penyuluhan.
Para ahli mengemukakan 5 karakteristik dalam proses perubahan perilaku
individu yaitu :
Pengetahuan
Disetujui
Niat
Praktek
Adopsi

Lima karakteristik diatas bukanlah tahapan yang dilalui seseorang dalam merubah
perilakunya. Beberapa orang mungkin tidak mengalami kelima aspek diatas,
sebal iknya mungkln ada orang yang mengalami kel ima aspck tersebut tetapi tidak
selalu harus berurutan.
Contoh:
Perilaku mengikuti KB dilaksanakan oleh seseorang karena tekanan dari lurah
atau kepala desa atau masyarakat disekelilingnya dan orang tersebut ingin
menyesuaikan diri dengan norma yang ada di sekelilingnya . Setelah
melaksanakan praktek KB untuk beberapa lama maka individu tcrsebut
merasakan manfaatnya sehingga mendorongnya untuk menerima perilaku
tersebut dan artinya memutuskan untuk terus mempraktekkannya.

H. TEOIU PERUBAHAN PEIULAKU

1. Teori Stimulus- Organisme- Rcaksi


Tcori didasarkan pada asumsi bahwa penyebab tcrjadinya pcrubahan pcrilaku
tergantung pada kualitas rangsangan (stimulus) yang bcrkoll1unikasi dcn gan
organisme/mahluk hidup artinya kualitas sllmber komllnikasi (wlIrces) sepcrli
kredibilitas, kcpemimpinan , gaya bicara sangat menentukan kcbcrhasilan
perllbahan perilaku sese-orang. kclol11pok atau masyarakat.

8
I-Iosland. et al ( 1953) mengatakan bahwa perubahan perilaku pad a hakckatnya
sarna dengan proses belajar. Proses perubahan terse but menggambarkan proses
belajar pad a individu yang terdiri dari :
., Stimulus atau rangsangan yang diberikan kepada organisme dapat diterima
atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti
stimulus itu tidak efektifmempengaruhi perilaku individu yang berarti tidak
dapat dilanjutkan lagi.Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti
ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.
,. Apabila stimulus tclah mendapatkan perhatian dari organisme (diterima) maka
ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan pada proses berikutnya .
., Setelah organisme mengolah stimulus tersebut sehingga tcrjadi kesediaan
untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).
r Akhimya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka
stimulus terse but berubah (perubahan pcrilaku).

Se1anjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila
stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula.
Stimulus yang dapat me1ebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan
harus dapat meyakinkan organisme . Dalam meyakinkan organisme ini faktor
reinforcement memegang peranan penting.
Proses perubahan perilaku berdasarkan teori S-O-R ini dapat digambarkan
sebagai berikut :

TEORJ S-O-R

STIMULUS ~ Organisme
I
Perhatian
Pengertian
Penerimaan

Reaksi
(Pcrllbahan sikap)

Reaksi
(Perllbahan praktck)

! Teori Fest inger (Dissonance Th eory)


Teori dissonance (cog nitive dissonance theol ) ) diajuk an olch Festillger
(/ 95 7) ini telah banyak pengaruhnya dalam bidang psikologi sosi al. ["con ini
scbenamya sama dengan konscp inbalance (tidak seimbang). I Iat ini bcrarti
bahwa keadaan cognitive dissonance adalah merupakan kcadaan kctidak
seimbangan psikologis yangdiliputi oleh ketegangan diri yang berusaha llntuk
mencapai keseimbangan kembali. Apabila terjadi keseimbangan dalam diri
individu , maka berarti sudah terj adi ketegangan diri lagi. dan kcadaan ini
disebut consonance (keseimbangan).

Dissonance (ketidak seimbangan) teljadi karen a dalam diri individu terdapat


dua elemen kognisi adalah pengetahuan, pendapat atau keyakinan . !\pabila
individu menghadapi suatu stimulus atau obyek, dan stimulus terscbut
menimbulkan pendapat atau keyakinan yang berbedalbertentangan didalam
diri individu itu sendiri maka terjadilah dissonance. Sherwood dan Borrou
II
merumuskan dissonance itu sebagai berikut :

~
Dissonance
Pentingnya stimulus xjumlah cognitive dissonance
~z
men m Pentingnya stimulus x jumlah cognitive consonance
en
m-G
%"V Rumus ini menjelaskan bahwa ketidak seimbangan dalam diri seseorang

!:im

1>
yang akan menyebabkan perubahan perilaku disebabkan karena adanya

perbedaanjumlah elemen cognitive yang seimbang denganjumlah elemen

zr"'
I> kOgrlltifyang tidak seimbang dan sama-sama pentingnya. Hal ini menimbulkan

~
C konflik pada diri individu tersebut.

Contohnya, seorang ibu rumah tangga yang bekerja di kantor. Disuatu pihak

dengan bekerja dia dapat tambahan pendapatan bagi kcluarganya, yang

akbirnya dapat memenuhi kebutllhan bagi keluarga dan anak-anakny a .

Termasuk kebutuhan makanan yang bcrgizi.

Apabila ia tidak bekerja, jelas ia tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok

keluarga, dipihak yang lain, apabila ia bekerja, ia khawatir perawatan anak

anaknya akan menimbulkan masalah. Kedua elemen (argumentasi) ini sama

sarna pentingnya, yakni rasa tanggungjawabnya sebagai ibll rumah tangga

yang baik.

10
Titik berat dari penyelesaian konflik ini adalah penyesuaian diri secara kognj ti f.
Dengan penyesuaian diri ini maka akan terjadi keseimbangan kembali.
Keberhasilan yang ditujukan dengan tercapainya keseimbangan kembali ini
memmjukkan adanya perubahan sikap, dan akhirnya akan teIjadi perubahan
perilaku.

J. Teori FlUlgsi
Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu
tergantung kepada kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat
mengakibatkan perubahan perilaku seseorang adalah apabila stimulus tersebut
dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut. Menurut Kazt
(1960) perilaku dilatar belakangi oleh kebutuhan individu yang bersangkutan.
Kazl berasumsi bahwa :
Perilaku memiliki fungsi instrumental, artinya dapat berfungsi dan
memberikan pelayanan terhadap kebutuhan. Seseorang dapat bertindak
(berperilaku) positifterhadap objek demi pemenuhan kebutuhannya.
Sebaliknya bila obyek tidak dapat memenuhi kebutuhannya maka ia
akan berperilaku negatif Misalnya, orang mau membuatjamban apabila
jamban terse but benar-henar sudah menjadi kebutuhannya.
Perilaku berfungsi sebagai defonce menchanism atau sebagai pertahanan
diri dalam menghadapi lingkungannya. Artinya, dengan perilakunya,
dengan tindakan-tindakannya, manusia dapat melindungi ancaman
ancaman yang datang dari luar. Misalnya, orang dapat menghindari
penyakit demam berdarah, karena penyakit tersebut merupakan
ancaman bagi dirinya.
Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan pemberi arti.
Dalam perannya dengan tindakan itu seseorang senantiasa menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Dengan tindakan sehari-hari terse but
seseorang telah melakukan keputusan-keputusan sehublUlgan dengan
objek atau stimulus yang dihadapi. Pengambilan keputusan yang
mengakibatkan tindakan-tindakan tersebut dilakukan secara spontan
dan dalam waktu yang cepat, tanpa berfikir lama, ia akan bertindak
mengatasi rasa sakit tersebut dengan membeli obat di warung dan
kemudian meminumnya atau tindakan-tindakan lain.

11
Perilaku bcrfungsi sebagai niJai ekspresifdari diri sescorang dalam
l11enjawab suatu situasi. Nilai ekspresifini berasal dari konsep diri
scseorang dan merupakan pencerminan dari hati sanuhari. Oleh scbab
itu, pcrilaku itu dapat mcrupakan layar dimana segala ungkapan diri
seseorang dapat dilihat. Misalnya orang yang sedang marah, senang,
gusar, dan sebagainya dapat dilihat dari perilaku atau tindakannya .

Teori fungsi ini berkeyakinan bahwa perilaku mempunyai fungsi untuk


l11enghadapi dunia luar individll , dan senantiasa menyesuaikan diri dcngan
lingkungan nya menurut kebllluhannya. Oleh sebab itu dalam kehidllpan
manusia pcrilaku itu lampak tcrus mencrus dan berubah secara relatif.

4. Teori Klirt Lewin

Kurt Lewin (19 70) berpendapal bahwa perilaku adalah sllatu kcadaan yang
seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving force .~) dan
kekuatan-kekuatan penahan (restrainingjorcev PeriJaku itu dapat berubah
apabiJa terjadi ketidak seimbangan antara kedua kekuatan terscbut di dalam
diri seseorang sehingga ada tiga kemungkinan teljadi perubahan perilaku
pada diri sese orang, yakni :

Kekuatan-kekuatan pcndorong meningkat. Hal ini teljadi karcna adanya


stimulus-stimulus yang mendorong untuk terjadinya perubahan-pcrllbahan
yang mendorong untllk terjadinya perubahan-perllbahan atau informasi
informasi sehllbllngan dengan periJaku yang bersangklltan. Misalnya
sescorang yang belul11 ikut 1<B (ada keseimbangan antma pcnlingnya
mCl11punyai anak scdikit dcngan kepercayaan banyak anak banyak rc/,cki)
dapat berubah pcrilakunya dengan mengikuti K8 kalau kckuatan pcndorong
yakni pentingnya bcr-KB dinaikkan dcngan pcnyuluhan-penYlIllihan aWu
usaha-llsaha lain.
Kckualan pcndorong , , .. ..... mcningkat
Pcrilaku scmula

Kckllatan pcnahan
""'~------.
Pcrilakll baru

12
Kekuatan-kekuatan penahan penunUl . Hal ini teIjadi adanya stimulus-stimulus
yang memperlemah kekuatan penahan tersebut.
Misalnya pad a contoh tersebut di atas. Dengan pemberian pengertian kepada
orang tersebut bahwa anak banyak rezeki ban yak adalah kepereayaan yang
salall, maka kekuatan penahan tersebut melemah dan akan teIjadi pembahan
perilaku pada orang tersebut.

Pendorong
Perilaku semula
Penahan . . ..... menumn
'" ~
' - - - - - - -..
Perilaku baru

Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun. Dengan


keadaan semacam inijelasjuga akan terjadi pembahan perilaku. Seperti
pada eontoh diatas juga, perubahan KB yang memberikan pengertian
terhadap orang tersebut tentang pentingnya ber-KB dan tidak benarnya
kepercayaan banyak anak banyak rezeki akan meningkatkan kekuatan
pendorong dan sekaligus menumnkan kekuatan penahan.

Pendorong .. ... ........ meningkat


Perilaku semula
Pena han . . ..... menurun ~~----------..~
Perilaku baru

Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses: adanya stimulus terhadap
organisme, kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skiner ini disebut
teori "S-O-R" atau Stimulus~Organisme~Respons. Skiner membedakan
adanya dua respons, yakni :

a. Re.spondent Respons atau Reflexive, yakni respon yang ditimbulkan oleh


rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu . Stimulus semacam ini disebut
elieting stimuli karena menimbulkan respons-respons yang rclatiftetap.
Misalnya : makanan yang lezat menimbulkan kei nginan untuk makan, cahaya
terang menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Respondent re.spons
ini juga meneakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita musibah

13
menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannyadengan
mengadakan pesta, dan sebagainya.

b. Operant Respons atau Instrumental Respons, yakni respons yang timbul


dan berkembang, kemudian diikuti oleh stimuli atau perangsang tertentu.
Perangsang ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena
memperkuat respons. Misalnya : Apabila seorang petugas kesehatan
melaksanakan tugasnya dengan baik (respons terhadap uraian tugasnya atau
job diskripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus
baru), maka petugas kcsehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam
melaksanakan tugasnya.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimuli ini, maka perilaku dapat dibcdakan
menjadi dua, yakni :

a. Perilaku tertutup (Covert Behaviour) :


Adalah respons seseorang terhadap stimuli dalam bentuk terselubung atau
tertutup (coverL). Respons at all reaksi terhadap stimuli ini masih terbatas
pada perhatian , persepsi, pengetahuanlkesadaran, dan sikap yang terjadi
pada orang yang menerima stimuli tcrsebut, dan belum dapat diarnati secara
jelas oleh orang lain . Oleh sebab itu , disebut "coverl behaviour" at au
"unobservable behaviour ", misalnya : seorang ibu hamil tabu pentingnya
perilaku keharnilan, seorang pemuda tabu HIV IAIDS . Dapat menular mdalui
hubungan seks, dan sebagainya.

b. Perilaku terbuka (Overt BehCll'iollr) :


Adalah respons seseorang terhadap stimuli dalam bentllk tindakan nyata
atau terbuka. Rcspons terhadap stimul i terscbut slldah jclas dalam bcntuk
tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati at au
dilihat oleh orang lain . Oleh scbab itu, disebut "overl behaviour ", tindakan
nyata atau praktik (practice), rnisal: seorang ibu memeriksakan kehamilannya
at au membawa analillya ke Puskesmas untuk diimw1isasi, penderita TB Paru
minum obat sccara teratuL dan sebagainya.

14
PERILAKU KESEHATAN

Perilaku kesehatan pada dasamya adalah respon sese orang (organisme) terhadap

stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

makanan, serta lingkungan.

Batasan ini mempunyai dua unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau

perangsangan.

Respon atau reaksi manusia., baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap),

maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus

atau rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni sakit dan penyakit, sistem

pelayanan kesehatan, dan lingkungan. Dengan demikian secara lebih terinci

perilaku kesehatan itu mencakup :

I. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia


berespon, baik secara pasif (pengetahuan, bersikap, dan mempersepsi
tentang penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan luar dirinya,
maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit
dan sakit tersebut. Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan
sendirinya sesuai dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit, yakni :
a. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan
(Health Promotion Behavior), misalnya makan makanan yang bergizi,
olah raga, dan sebagainya.
b. Perilaku pencegahan penyakit (Health Prevention Behavior), adalah
respon untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya tidur
memakai kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria,
imunisasi, dan sebagainya. Termasuk juga perilaku untuk tidak
menularkan penyakit kepada orang lain.
c. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (Care Seeking
Behavior), yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan,
misalnya usaha-usaha mengobati sendiri penyakitnya, atau mencari
pengobatan ke fasilitas-fasilitas pelayanan modem (puskesmas, mantri,
dokter praktik dan sebagainya), maupun ke fasilitas kesehatan
tradisional (dukun, sinshe, dan sebagainya).
d. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (Health
Rehabilitation Behavior), yaitu perilaku yang berhubungan dengan

15
usaha-usaha pemulihan kesehatan setclah sembuh dari suatu penyakit.
Misalnya, melakukan diet, mematuhi anjuran-anjuran doktcr dalam
rangka pemulihan kesehatannya.

2. Perilaku terhadap sistem peJayanan kesehatan adalah respon sescorang


terhadap sistem peJayanan kesehatan modem maupun tradisional. Perilaku
ini menyangkut respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan,
petugas kesehatan, dan obat-obatannya yang terwuj ud dalam
pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas, dan obat
obatan.

3. Perilaku terhadap makanan (Nutrition Behavior), yakni respon seseorang


terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. PcriJaku ini
meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek terhadap makanan
serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya (zat gizi), pengolahan
makanan, dan sebagainya sehubungan kebutuhan tubuh kita.

4. PeriJaku terhadap lingkungan kesehatan (Enviromental Health Behavior) ,


adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan
kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seJuas lingkup kesehatan Jingkungan
itu sendiri. Perilaku ini antara lain mencakup:
a. Perilaku sehubungan dengan air bersih, termasuk didalamnya komponen
manfaat, dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.
b. Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor, yang menyangkut
segi-segi hygiene, pemeJiharaan, teknik, dan penggunaannya.
c. Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun limbah
cair, termasuk didaJamnya sistem pembuangan sampah dan air limbah
yang schat. serta dampak pembuangan limbah yang tidak baik.
d. Perilakll sehllbungan dengan rumah yang sehat. yang meliputi vcntiJasi
pencahayaan, lantai dan sebagainya.
e. Perilaku sehubungan dcngan pembersihan sarang-sarang nyamuk
(vector), dan sebagainya.

Mengaplikasikan batasan perilaku dari Skiner terse but diatas. maka perilaku
kesehatan adalah : Suatu respon scseorang (orgullisme) terhadap stimull/s atau

16
obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan .
makanan dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, periJaku kesehatan
dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yakni :

I. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan.


atnu sering disebut perilaku pencarian pengobatan (Health Seeking Behavior).
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau ti ndakan seseorang pada saat
menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini mulai
dari mengobati sendiri (selftreatment, sampai dengan mencari pengobatan
keluar negeri).

2. Perilaku kesehatan lingkungan :


Adalah bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik Iingkungan fisik
maupun sosiaJ budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak
mempengaruhi kesehatannya. Dengan perkataan lain , bagai mana
seseorang mengelola lingkW1gannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya
sendiri, keluarga, atau masyarakatnya. Misalnya bagaimana mengelola
pembuangan tinja, air minum, tempat pembuangan sampah, pembuangan
Iimbah dan sebagainya.

Seorang ahli lain (Becker, J979) membuat klasi fi kasi lain tentang perilaku
kesehatan ini, yakni :

I. Perilaku hidup sehat :


Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.
Perilaku ini mencakup an tara lain tindakan untuk mencegah pcnyakit,
kebersihan perorangan, memilih makanan yang bergizi, dll.

2. Perilaku sakit (Ilness Behaviollr)


Merllpakan semua tindakan atau kegiatan yang dilakukan individll yang
merasa sakit agar mengenal keadaan kesehatannya atau pengctahuan
individu untuk mengidentifikasi penyakitnya, penyebabnya, penccgahannya
dll.

17
3. [)cri["ku perZln sakit (the Sick Role Behul'ior)
Adalah tindakan atau aktilitas yang dilakukan okh individu yang sedan!:',
sakit untuk mempcroleh kescmbuhan .

TEORI VANG MEMPENGARUHI PERILAKU KESEHATAN

lkberapa Zlhli mencoba untuk menganal isa faktor-faktor yang mempcngaruhi


pcrilaku khususnya yang berhubungan dengan pcrilaku kesehatan seperti teori
rm,rence Green (} 9(0). Snehandu Kur ( 1983) dan WHO (1984)

. I. Teori Luwrence Green (1<)80)


Mcnurut Green, bahwa kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi
oleh 2 faktor yaitu faktor perilaku dan faktor diluar perilaku. Perilaku
kcsehatan ditentukan oleh 3 faktor yaitu:
a . faktor predisposisi (Predisposing Factors) yang terdiri dari
pengetahuan,sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai yang dianut dan
sebagainya.
b . Faktor pendukung (Enabling Factors) seperti lingkungan fisik ,
ketersediaan fasilitas atau sarana kesehatan dsbnya.
c. Faktor pendorong (Reinforcing Factors) seperti sikap dan perilaku
petugas kesehatan dll.

Sebagai contoh : seorang ibu yang mempunyai bayi berumur 9 bulan


belum melaksanakan imunisasi bagi bayinya karena ibu tersebut tidak
tahu tcntang manfaat imunisasi (faktor predisposisi), atau ibu terscbut
tahu manfaat imunisasi bagi bayi tetapi karena rumahnyajauh dari
posyandu atau puskesmas (faktor pendukung) atau ibu tcrscbut tahu
manfaat imunisasi danjarak antara rumahnya dengan posyandu dekat
tetapi ia tidak mengimunisasikan anaknya karena sikap petugas yang
tidak ramah (faktor pendorong).

18

2. Teori Snehandu B. Kar


MenurutSnehandu, perilaku kesehatan itu merupakan fungsi dari :
a. Niat seseorang untuk mengambil tindakan sehubungan dengan
kesehatarmya (Behavior Intention)
b. Dukungan sosial masyarakat disekitamya (Social Support)
c. Informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (Accessihility 0/
Inj(mnation)
d. Otonomi pribadi individu yang bersangkutan dalam hal mengambil
tindakan atau keputusan (Personal Otonomy)
e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak
(Action Situation).

Sebagai contoh : seorang ibu tidak ikut ber K13 karena tidak punya niat
terhadap KB tersebut (Behavior Intention) . Atau walaupun berniat
tetapi karena tidak adanya dukungan dari lingkungan sekitarnya baik
masyarakat maupun keluarga (Social Support). Atau bisa juga ibu
tersebut belum mendapat informasi yang benar tentang KB sehingga ia
tidak ikut ber KB (Accessebility of Information) atau walaupun ia
tahu tentang manfaat KB tetapi ia tidak mempunyai kebebasan untuk
menentukan karena harus mengikuti nasi hat suami, orang atau mertua
atau orang yang disegani (Personal Autonomy). Karena kondisi atau
keadaan yang tidak memungkinkan dapat juga menyebabkan ihu
tersebut tidak diperbolehkan mengikuti KB misalnya karena kondisi
kesebatan (Action Situation) .

3. Teori WHO (J98.f)


Mcnurut WHO sescorang yang bcrperilaku tcrtcntu disehabkan karena 4
alasan scperti:
u. Pikiran dan perasaan (Thoughts and FeeliI1K) sepcrti pcngctahuan.
persepsi. sikap. kepercuyaan, nilai terhadap kesehalan itl! sendiri .
b. Orang penting sebagai panutan seperti ulama. guru. kepala suku. kepaJa
dcsa dll.
c. Sumher daya ( R('sourc('s) sepelti fasi I itas, uang. waklu. tcnaga d II.
d . Perilaku normal. kcbiasaan nilai-nilai dan pcnggunaan sumbcr-sumber
didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (U'CIY
o/Life) yang disebul kebudayaan.

19
III
DASAR-DASAR KOMUNIKASI
Pokok Bahasan

Dasar-Dasar Komunikasi

I. Mata ajaran Dasar-Dasar Komunikasi


2. Waktu 6 jam pelajaran (@ 45 menit)
3. TIU Peserta mengetahui Dasar-Dasar Komunikasi

4. TIK Setelah proses belajar tentang dasar- dasar


komunikasi, mahasiswa mampu menjelaskan:
a. Pengertian, tujuan, dan manfaat komtmikasi
h. Komponen komtmikasi
c. Proses komuni kasi
d. Bentuk - bentuk komunikasi
e. Komunikasi massa
f Model komLUukasi massa
g. Komunikasi massa yang efektif
h. Komunikasi interpersonal
I. Konseling
J. Hambatan komunikasi
k. Prinsip komtuUkasi

5. Sub pokok bahasan :


5.1. Pengertian komLU1ikasi tujuan dan manfaat komunikasi
5.2. KomponenJunsur komunikasi
5.3. Proses komunikasi
5.4. Bentuk-bentuk komunikasi
5.5. Komtmikasi massa
5.6. Model-model komtmikasi massa
5.7. Komunikasi massa yang efektif
5.8. Komunikasi interpersonal
5.9. Konseling
6.0. Hambatan komunikasi
6.1. Prinsip komunikasi

1
6. Proses pembelaj aran
a. Metode : cn, C urah pendapat, bcrmain peran, simulasi
b. Alat Bantu : OHP, flipchart/whiteboard, spidol
c. Langkah Kegiatan :

Kegiatan 1 Perkenalan (15 menit)

Pengajar memperkenalkan diri , bina suasana, menjelaskan

pokok bahasan, tujuan pembelajaran umum dan khusus.

Pengajar menguraikan subpokok bahasan yang akan dibahas

dan dikaitkan dengan peran siswa.

Kegiatan 2 Curah pendapat (25 menit)

Pengajar mengajak siswa untuk melakukan curah pendapat

tentang pengertian dan manfaat komunikasi, pengajar

mencatat semua pendapat peserta, dianalisa dan

disimpulkan. Pengajar menyajikan beberapa pengertian

komunikasi yang dikemukakan oleh beberapa pakar.

Selanjutnya pengajar menjelaskan tujuan dan manfaat

komunikasi.

Kegiatan 3 Ceramah, Tanyajawab (30 menit)

Pengajar menjelaskan tentang komponen komunikasi dan

proses komunikasi dengan menggunakan skemalbagan,

siswa diminta untuk aktifterlibat dalam proses ini.

Kegiatan4 Curah pendapat (25 menit)

Pengajar mengajak siswa untuk melakukan curah pendapat

tentang bentuk-bentuk komunikasi. Semua pendapat siswa

dianalisa dan disimpulkan. Pengajar menjelaskan bentuk

bentuk komunikasi beserta kebaikan dan kekurangannya.

Kegiatan 5 Ceramah dan Tanyajawab (20 menit)

Pengajar menjelaskan tentang model-model komunikasi massa

dan melibatkan siswa agar aktifuntuk bertanya.

2
Kcgiatan 6 Curah pcndapat (20 menit)
Pengajar mengajak siswa untuk melakukan curah pendapat
tentang komunikasi massa yang efektif. Semua pendapat
siswa dicatat, dianalisa, dan disimpulkan. Pengajar
menjelaskan tentang komunikas i massa yang cfektif.

Kegiatan 7 Simulasi (40 menit)


Pengajar meminta dua orang siswa untuk kedepan kelas
dan melakukan percakapan/komunikasi antar dua individu
mengenai sesuatu topikfmasalah. Siswa yang lain diminta
untuk memperhatikan proses yang terjadi termasuk bahasa
tubuh yang digunakan oleh kedua siswa tersebut, juga
kalimat atau kata-kata yang dipakai . Pengajar meminta
siswa yang lain untuk menceritakan kejadian yang
dilihatnya. Selanjutnya pengajar membahas dan
menjelaskan tentang komunikasi interpersonal.

Kegiatan 8 Curah pendapat dan simulasi( 45 menit)


Konseling merupakan salah satu bentuk dari komunikasi
interpersonal. Pengajar mengajak siswa untuk melakukan
curah pendapat ten tang pengertian konseiing, yang
dimaksud dengan konselor dan klien serta tahapan
konseling . Selanjutnya pengajar membahas dan
menjelaskan tentang hal-hal tersebut diatas. Jika waktu
memungkinkan siswa diminta untuk mempraktekan
konseling, siswa yang Jain mengamati dan memberikan
tanggapannya. Se\anjutnya pengajar membahas.

Kegiatan 9 Ceramah dan Tanyajawab (20 menit)


Mintalah beberapa siswa untuk memberikan pendapatnya
tentang hambatan yang mungkin terjadi pada proses
komunikasi. Pengajar mencatat apa yang disampaikan
siswa, selanjutnya memberikan rangkuman.

3
Kegiatan 10 Ceramah Tanyajawab (20)
Pengajar menjeJaskan tentang prinsip dan dasar komunikasi
dengan contoh-contoh, libatkan siswa agar lebih mudah
memahaminya. Selanjutnya tanyakan kepada beberapa
siswa untuk mengetahui apakah yang sudah disampaikan
dapat dimengerti .

DASAR-DASAR KOMUNIKASI

Latar Bclakang

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Oalam hidupnya ia selalu


memerlukan orang lain. Karena itu, komunikasi merupakan kebutuhan bagi
kehidupannya. Oi manapun manusia berada, betapapun sederhananya tata
kehidupan suatu masyarakat komunikasi tetap diperlukan. Karena begitu lekatnya
komunikasi dengan kehidupan manusia, maka komLmikasi telah dianggap sebagai
kegiatan manusia yang sedemikian "otomatis" hingga tcrlupakan bahwa
ketcrampilan Lmtuk berkomW1ikasi juga merupakan hasil "belajar" manusia yang
menurut dugaan "diketemukan" 500.000 tahW1 yang lalu.

Oengan berkomunikasi orang bisa menyampaikan ide atau pengalamarmya kepada


orang lain, hingga ide dan pengalaman ini "menjadi milik" orang lain pula, dengan
tidak perlu mengalaminya sendiri.

Oi zaman dahulu, komunikasi kebanyakan dilakukan secara langsW1g, yaitu dengan


berhadap-hadapan secara lisan. Oengan ditemukarmya tulisan dan simbollainnya.
Ini dilakukan melalui berbagai media, misalnya daW1lontar, dinding candi, tanah
liatlbatu yang dipahat, dan sebagainya. Sesudah diketemukarmya kertas dan teknik
mencetak, maka terbukalah kesempatan yang baru bagi manusia untuk
berkomunikasi dengan jumlah sasaran yang lebih banyak . Bahkan dengan
penggLmaan teknologi modem di bidang komunikasi, yaitu telekomunikasi, secara
teoritis komunikasi dapat mencapai penerima pesan dalamjumlah yang tidak
terbatas. Selain itu, masalahjarak dan waktu dapat d iatasi pula.

Dari apa yang dikemukakan diatas, terbukti bahwa kegiatan komW1ikasi yang
dilakukan manusia, seringkali dengan tanpa berpikir, sebenamya merupakan
kegiatan pokok dalam kehidupan bermasyarakat.

5
1. Pengertian komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin "Communicare" atau "Communis"
yang berarti menjadi milik bersama, membicarakan sesuatu dengan
seseorang. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha
agar apa yang kita sarnpaikan kepada orang lain tersebutjuga menjadi miliknya.
Artinya, agar menjadi ide, informasi atau pengalaman orang lain terse but (Menurut
Wilbur Schramm).

Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung artilmakna


yang perlu dipaharni bersarna oleh pihak-pihak yang terlibat dalarn suatu kegiatan
komunikasi (Menurut William Albig).

Komunikasi merupakan suatu proses dimana yang terlibat, menciptakan dan


berbagi informasi satu sarna lain untuk mencapai saling pengertian (Everett M
Rogers).

Keith Davis merumuskan komunikasi sebagai .. the process of passing


information and understanding from one person to another (proses
penyarnpaian informasi dan pengertian dari seorang kepada orang lainnya).

Yang dimaksud dengan lambang dalam pengertian komunikasi diatas adalah :

Bahasa
Bahasa baik yang bersifat lisan maupun tulisan, dan yang dipaharni oleh pihak
pihak yang berkomunikasi.

Isyarat
Misalnya dengan menggerakkan suatu bagian badan seperti kerlingan mata,
menganggukkan kepala, tersenyum, dan sebagainya.

Tanda
Misalnya dalam peraturan lalu lintas: merah berarti berhenti, hijau berarti boleh
jalan, kuning berarti hati-hati, dan sebagainya.

Gambar
Misalnya peta, grafik, garnbar-garnbar lain.

6
2. Tujuan komunikasi
Dipahaminya penyampaian pikiran dan atau permaan dalam bentuk pendapat
atau infonnasi melalui kata-kata, gerak atau isyarat atau simbol, dari pemberi
pesan kepada penerima pesan.

3. Manfaat/fungsi komunikasi
Manfaat komunikasi dapat dilihat dalam hidup pribadi, hubungan dengan
orang lain, di tempat kerja dan dalam masyarakat.

Hidup Pribadi
Melalui komunikasi kita dapat:
Mengungkapkan perasaan dan gagasan kita - komunikasi dapat menjadi
alat kataris untuk melepaskan beban mental dan psikologis sehingga kita
mendapatkan keseimbangan hid up kembali.
Menjelaskan pikiran, isi pikiran dan perilaku kita sendiri.
Semakin mengenal diri - dengan komunikasi kita mengenal isi hati, pikiran
dan perilaku kita dan mendapat umpan balik dari rekan komunikasi kita
tentang emosi, pikiran, kehendak, cita-cita, dan perilaku kita.

Hubungan dengan orang lain


Melalui komunikasi kita dapat:
Mengenal orang lain karena melalui komunikasi orang lain mengungkapkan
diri kepada kita.
Menjalin perkenalan, pertemanan dan persahabatan dengan orang lain.
Membahas masalah, bertukar pikiran, dan membuat rencana kegiatan
bersama orang lain.
Meminta bantuan dan pertolongan kepada orang lain.
Saling membantu mengubah sikap dan perilaku hidup bersarna orang lain.

Ditempat kerja
Melalui komunikasi kita dapat:
Menjalin hubungan baik dengan rekan kerja di tempat kerja.
Membangun kerja sarna dan sinergi dengan rekan kerja.

7
Memberitahu tentang kerja dan mengarahkan kerja itu sesuai dengan lujuan.
Mengatasi perbedaan pendapat, ketegangan dan konflik.

Dalam masyarakat

Melalui komunikasi kita dapat :

Mempersatukan masyarakat.
Mengatasi masalah bersama dalam masyarakat.
Membuat usaha W1tuk kemajuan masyarakat.
Mengusahakan kesejahteraan masyarakat.

Komponen Komunikasi

Komponen pokok komunikasi terdiri dari:

a. Komunikatorlsumberlsender. Pihak yang mengawali komunikasi mengirim


pesan, karena itu disebut sumber (pengirim). Pengirim ini menjadi asal atau
sumber pesan, maka disebut source (sumber). Pengirim bisa dalam bentuk
individu, kelompok atau dalam bentuk kelembagaan.

b. Komunikan/penerima, orang atau kelompok atau kelembagaan yang


menerima pesan atau infonnasi .

c. Pesan, adalah gagasan, pendapat, fakta, dan sebagainya yang sudah


dirumuskan dalarn suatu bentuk, dan disampaikan kepada komW1ikasi melalui
lambang.

d. Media/saluran Komunikasi
latah saluran yang dipergunakan W1tuk menyampaikan pesan.

1. Proses komunikasi
Proses komW1ikasi mempakan suatu siklus
Komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan, selanjutnya
komunikan menjadi komunikator, menyampaikan umpan balik kcpada
komunikator yang sekarang menjadi komunikan. Dengan demikian
setemsnya, hingga terjadi kegiatan komunikasi dapat berlangsung.

8
Yang dim aksud dcngan umpan balik ((eedhack) dalam proses komunikasi
ialah apa yangdisampaikan kembali ke kOlmmikatoroleh komunikan. Umpan
balik ini sangat penting dalam proses komunikasi, karena dengan adanya
umpan balik maka komunikator bisa mengetal1ui apakah komunikasi berjalan
seperti diharapkan atau tidak.

Selain dari pada itu komunikasijuga merupakan proses yang meliputi:

a. Kegiatan encoding
lalah kegiatan merumuskan pesan oJeh komunikator sebelum
disampaikan kepada komunikan.

b. Kegiatan decoding
lalah kegiatan menafsirkan pesan oleh komunikan waktu pes an tersebut
diterima.

ENCODING
DECODING

SUMBER ----+
PESAN --.
SALURAN f-----+ PENERIMA

rI Umpanbalik

Agar komunikasi berhasil mencapai tujuan, pesan yang dikirim oleh sumber
haruslah dirumuskan sesuai kemampuan sasaranJpenerima menafsirkannya.
Artinya, agar sasaran bisa menafsirkan pesan terse but seperti yang
dimaksudkan oleh pengirirn pesan, sehingga pesan tidak berubah maknanya.
Misalnya, pesan yang ditujukan untuk kelompok petani yang buta huruf,
haruslah, dirumuskan sedemikian rupa hingga para petani tersebut mampu
menafsirkannya, seperti yang diharapkan oleh pengirim pesan. Untuk ini,
maka pengirim pesan harus mengenal situasi dan kondisi sasaran. Jadi didalam
komunikasi dikatakan bahwa komunikasi akan berhasil, yaitu pesan yang

9
dikirim oleh sumber pesan akan dimengerti oleh sasaran, kalau ada kesamaan
an tara sumber pesan dan sasaran. Kesamaan ini bisa dalam arti kesamaan
pengalarnan, kesamaan pengertian, dan sebagainya.

Makin banyak pengalaman sumber pesan berhimpit dengan pengalaman


sasaran, makin besarlah adanya persarnaan antara sumber pesan dan sasaran.
lni berarti bahwa kemungkinan komunikasi akan berhasil, adalah makin besar.

Selain dari pada itu komunikasi akan lebih berhasil kalau dilaksanakan antara
orang-orang sejenis, rnisalnya di lingkungan para dokter kalau menyangkut
soal kesehatan, di lingkungan para petani kalau menyangkut soal pertanian,
dan lain-lain. Bertolak dari pemikiran inilah, maka di pergunakan kader desa
sebagai perantara atau sebagai jembatan untuk berkomunikasi antara petugas
kesehatan dengan masyarakat desa.

Bentuk Komunikasi

A. Berdasar pada proses komunikasi, ada dua bentuk komunikasi


yaitu:

~ Komunikasi langsung
lalah komunikasi tanpa menggunakan suatu media/alat perantara tcknik
yang berupa barang cetak maupun berbentuk alat elektronik . Dalam
kegiatan komunikasi primer, komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan
gerakan yang berarti khusus, dan penggunaan isyarat-isyarat. Misalnya,
kita berbicara langsung kepada seseorang di hadapan kita.

~ Komunikasi tidak langsung


Dalam komunikasi sekunderte~adi komunika<;i tidak langsung, dimana
orang menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jun11ah
penerima pesan sasaran ataupun untuk menghadapi harnbatan-hambatan
seperti harnbatan geografis yang dapatdiatasi dengan radio dan televisi,
bahkan penggunaan satelit dan stasi un bumi. Hambatan waktujuga
teratasi dengan penggunaan media seperti telepon, radio (bTfam), bahkan

10
tape, piringan hitam dan bllkll mcmungkinkan orang bcrkomllnikasi
dcngan gcncrasi-generasi beri kutnya. (Edl1'(tr(j Sapir).

n. Bcrdasar pada arah pcnyampaian pcsan


1. KOI11Lmikasi Satu Arah .
2. Komllnikasi Timbal Balik (sering discbllt komllnikasi dua arah).

Ad.1 Komunikasi Satu Arah

a . Pengertian
Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran . Oi sini sasaran tidak
bisa atau tidak ada kesempatan untuk memberi umpan balik atau
bertanya. Misalnya :

Komunikasi lewat media massa yang tidak bersifat interaktif seperti

radio, TV, surat kabar, dan sebagainya.

Pada suatu ceramah, penceramah tidak memberi kesempatan

kepada hadirin untuk bertanya atau memberi komentar.

Pada komunikasi langsung, an tara A dan B, di mana A berbicara

terus, dan B hanya mendengarkan saja, tidak bisa berkata apa

apa .

A B

Jadi, baik komunikasi massa, kelompok, ma~pun perorangan, bisa saja


merupakan komunikasi satu arah.

Kebaikannya
Komunikasi bisa berlangsung cepat, karena tidak terganggu oleh tanya
jawab yang sering kali berkelanjutan secara bertele-tele, kalau tidak
bijaksana menanganinya.

11
Kejelekannya
Kemungkinan sasaran salah mentafsirkan pesan yang diterima cukup
besar, karena sasaran tidak bisa minta penjelasan.

Ad.2 Komunikasi Timbal Balik

a. Pengertian

Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran, kemudian sasaran


setelah menerima pesan tadi, memberikan umpan baJik kepada sumber.
Biasanya, komW1ikasi kelompok dan komW1ikasi perorangan merupakan
komW1ikasi timbal balik.

B
A ...- - - - - - B

A~
/
c

Kebaikannya
Mengurangi salah tafsir dan hisa membina keakraban, karena adanya
dialog.

Keje\ekannya
Kalau tidak dikendalikan secara haik, bisa berlarut-larut, hingga makan
waktu banyak.

12
C. Berdasar pada jumlah sasaran, ada empat bentuk komunikasi
yaitu :

'y Komunikasi intrapersonal


Adalah dialog atau percakapan dengan dirinya sendiri , beriangsung
didalam hati . Biasanya digunakan untuk keperiuan mawas diri
(introspeksi). Misalnya: hari ini saya akan menolak ajakan Ani pergi ke
Bandung.

"r Komunikasi interpersonal


Adalah percakapan atau dialog antara dua pihak, merupakan interaksi
orang ke orang, terjadi dalam dua arah, bisa verbal dan non verbal atau
perpaduan keduanya.

~ Komunikasi kelompok
Adalah penyampaian pesan I informasi melalui kelompok, baik yang
sengaja diselenggarakan maupun yang tidak sengaja. Misalnya:
pertemuan tom a, ngobrol di warung.

-" Komunikasi massa


Adalah penyampaian pesan I informasi kepada sejwnlah sasaran yang
tidak saling mengenal, biasanya dalam jwnlah banyak.

Komunikasi Massa

Dari segi proses komunikasi, tidak berbeda dengan proses-proses komunikasi


yang lain. Wilbur Schramm menyatakan bahwa perbedaan antara proses
komunikasi massa dengan yang lain adalah sifat-sifat yang terkandung dalam
proses komunikasi massa, yaitu bahwa swnbemya atau komunikatomya lebih
banyak bersifat terorganisasikan atau terlembagakan, kemudian disalurkan
melalui media massa secara massal dan ditujukan kepada Orang banyak yang
bersifat anonim dan heterogen (1965).

13
Charles Wright (J 959) mengidentifikasikan beberapa karakteristik komunikasi
massa sebagai berikut :
,. Komunikasi massa ditujukan kepada sasaran yangjumlahnya bt:sar atau
luas, umumnya terdiri dari berbagai lapisan masyarakat(heterogen) dan tidak
dikenal (anonim).
,. Kegiatannya dilakukan secara cepat dan waktu-waktu tertcntu.
,. Komunikator dilakukan oleh suatu bentuk organisasi.
);> Pesan-pesan disiarkan secara umum (publicy), sering tertentukan waktunya
untuk mencapai sebagian besar sasaran secara serempak (stimulan).

Melakukan kegiatan komunikasi massajauh lebih sukar daripada komunikasi


interpersonal. Sebab, komunikator harus menyan1paikan pesan kepada banyak
komunikan yang berbeda karakteristiknya, pada saat yang sarna. Pcsan dalam
komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan melalui media massa, bersifat
massal dan ditujukan kepada sasaran yang luas.

Media massa terdiri dari :

1. Media tercetak atau cetakan, yaitu surat kabar, majalah, buku pamflet,
billboard, dan lain-Iainnya.
2. Media elcktronika, yaitu radio, TV, film, dan sebagainya.

Secara umum, yang dikenal media massa adalah pers, radio, TV, dan film. Syarat
untuk dapat berfungsi sebagai media massa adalah : sifat massal dalam produksinya
sehingga produknya itu mudah didapat oleh banyak orang, dan dengan demikian
harganya relatif begitu murah sehingga diharapkan setiap orang dapat
menikmatinya.

Model-model Komunikasi Massa

Ada 4 model komunikasi massa, yaitu :


a. Model Jarum Hipodcrmis (Hypodermic Needle Model).
Pada hakekatnya adalah model komunikasi scarah. Model ini bcranggapan
bahwa media massa mempunyai pengaruh langsung, sangat kuat. st:gera
atau cepat, sangat menentukan terhadap sasaran dan hampir tak ada kekuatan

14
apapun yang dapat menghambatnya. Oi sini media massa digambarkan
sebagaijarum raksasa yang menyuntik sa saran yang pasif. Menurut Elihu
Katz : "model ini menurut para peneliti dahulu didasarkan pada anggapan
bahwa :

Media yang sangat berpengaruh mampu memaksakan kehendaknya


pada sasaran yang sarna sekali tidak berusaha mencoba berpikir lain .

Sasaran dianggap tidak mempunyai hubungan satu sarna lain, terikat


pad a media massa tetap tidak terikat pad a kelompoknya.

b. Model Komunikasi Dua Tahap

Setelah berbagai penelitian LazarsJeld, Berelson, dan Gaudet (J 948)


mereka memperkenaikan konsep atau "model komunikasi dua tahap." Tahap
pertarna adalah pengalihan infonnasi dari media massa kepada para pemuka
pendapat, dan ini merupakan bentuk komunikasi massa. Tetapi tahap kedua,
dari pemuka pendapat kepada para pengikutnya atau anggota masyarakat
lainnya selain merupakan pengalihan informasi, yang lebih penting ialah
merupakan penyebarluasan pengaruh, ini bukan lagi berbentuk komunikasi
massa, tetapi komunikasi antar personal. Jadi , dalam model komunikasi di
tahap ini selain diperkenalkannya orang-orang yang dapat dianggap "kaya
infonnasi" yang disebut pemuka pendapat, diperkenalkannya juga hubungan
atau peranan yang sangat erat antara komunikasi antar personal dan
komunikasi mass a Berbeda dengan model jarum hipodermis yang senantiasa
memandang massa sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari individu-individu
yang terikat pada media, tetapi terpisah hubungan sosialnya, maka model
komunikasi dua tahap memandang massa sebagai individu-individu yang
berinteraksi.
Sesudah model ini dipergunakan selama 25 tahun, ditemukan beberapa
kelemahan, hingga muncul dua model berikutnya.

c. Model Komunikasi Satu Tahap


Model ini mungkin merupakan penyempurnaan dari pada model jarum
hipodennis. Model satu tahap ini beranggapan bahwa media massa langsung

15
berpengaruh pada sasaran tanpa melalui pemuka pendapat. Bedanya dengan
modeljarum hipodermis adalah:

Model komunikasi satu tahap mengakui bahwa semua media memiliki


kekuatan pengaruh yang sarna.
Model ini memperhitungkan peranan selektivitas sebagai faktor yang
menentukan penerima sasaran. Artinya, sasaran memilih media massa
atau isinya, sasaran berbeda-beda persepsi dan kemampuannya
mengingat pesan.
Model ini mengakui pula kemungkinan timbulnya darnpak yang berbeda
pada sasarannya dari pesan yang sarna.

d. Model Komunikasi Banyak Tahap

Model ini mencakup semua model yang dibicarakan terdahulu. Model ini
dikembangkan berdasarkan pengertian bahwa pada kebanyakan komunikasi
terjadi suatu fungsi penyebaran informasi secara estafet kepada sasaran yang
jwnlahnya besar. Artinya, beberapa sasaran mungkin menerima informasi
langsung dari media massa, tetapi beberapa lainnya menerima informasi setelah
informasi terse but melalui beberapa sasaran lainnya.

Komunikasi Massa Yang Efektif

Seperti diketahui, komunikasi massa merupakan komunikasi searah, dan


pesannya ditujukan kepada sasaran yang banyak, baik jumlah maupun
latar belakang sosial budayanya. Jelaslah, bahwa komunikasi massa bisa
tidak efektif ataupun malah bisa gagal total kalau dilaksanakan tanpa mengenal
dengan baik keadaan sosial budaya dan ekonomi daripada sasaran. Walaupun
hal ini sebenarnya berlaku untuk semuajenis komunikasi, baik komunikasi
massa maupun komunikasi antar personal, namun dalam komunikasi massa
hal ini lebih penting untuk diperhatikan. Hal ini mengingat akan hal-hal berikut:
Ia mencakup sasaran yang luas.
Latar belakang sasaran lebih banyak variasinya.

16
Komunikasi biasanya dilaksanakan dari jarak jauh, tidak berhadap

hadapan.

Tidak ada umpan balik (feedback) langsung.

Selain pesan dalam komunikasi massa harus bertolak dari situasi so sial budaya
dan ekonomi sasaran, pesan juga dikembangkan dengan mempergunakan
bahasa yang mudah dipahami oleh sasaran dan sifatnya umum .

Apa Yang Bisa Disumbangkan Melalui Komunikasi Massa

1. Menyebarluaskan informasi
Hal ini sering tidak dirasakan oleh masyarakat. Oi masyarakat di mana orang
sudah terbiasa membaca surat kabar, atau mendengar radio atau melihat
TV, sering tidak menyadari betapa banyaknya mereka telah belajar oleh
media massa tersebut.

2. Memperluas Wawasan
Dengan memperoleh informasi dari media massa maka orang lalu mengetahui
apa yang sedang terjadi di bagian lain daripada dunia ini walaupun orang
tersebut tidak berkunjung ke tempat tersebut. Begitujuga melalui media
massa orang bisa tahu kehidupan masyarakat di tempat lain. Demikianlah
media massa telah memperluas wawasan mereka.

3. Oapat memusatkan atau mengalihkan perhatian masyarakat


Biasanya apa yang sedang hangat-hangatnya muncul di media massa
seperti surat kabar misalnya, itulah yang menjadi perhatian masyarakat.

4. Dapat menggali aspirasi masyarakat


Misalnya, media massa dapat merangsang masyarakat untuk mempunyai
keinginan hidup yang lebih baik, memiliki rasa harga diri, dan sebagainya.
Dengan perkataan lain , media massa dapat menciptakan suasana positif
untuk terjadinya perubahan.

17
5. Dapat mcrubah sikap masyarakal yang tidak bcgitll kual
Kalau sikap yang dimiliki ilu kual dalam dirinya, maka unluk mcrubahnya.
lidak bisa hanya melalui media massa, tetapi harus didukung dengan
komW1ikasi antarpersonal.

G. Dapat mensuplai informasi kepada komunikasi antar personal


Seperli diketahui , dalam komunikasi antar personal , peranan pemuka
masyarakat sangat berpengaruh, dan mereka ini lah biasanya bertindak
sebagai komunikator. Sebagai pemuka masyarakat, biasanya mereka lebih
banyak kontak dengan media massa. Sinilah massa bisa berperan mensuplai
informasi kepada pemuka masyarakat tersebut.

7. Dapat memberikan atau meningkatkan status seseorang


Seseorang yang sering dimuat dalam media massa biasanya statusnya
akan naik.

8. Dapat mendukW1g berlakW1ya suatu norma


Kalau suatu norma sudah didukung dan sering dimuat dalam media massa,
maka biasanya masyarakat menerima norma tersebut.

9. Dapat menciptakan selera


Misalnya kalau media massa berulang kali memuat lagu-Iagu tertentu ,
biasanya masyarakat ikut-ikutan.

10. Dalam pendidikan, media massa tidak dapat berperan sendiri


1a harus ditunjang dengan komunikasi antarpersonal, lebih-Iebih untuk
mengembangkan sikap dan keterampilan.

D. Berdasar pada penyampaian pesan, ada dua bentuk komunikasi


yaitu:
'ji> Komunikasi verbal
Adalah penyampaian informasi yang diberikan dengan menggunakan
kata-kata dalam tuturan bahasa dengan bersuara sebagai saluran untuk
menampilkannya.

18
y Komunikasi nonverbal
Adalah penyampaian informasi tanpa kata, diberikan dengan
menggunakan bahasa isarat atau bahasa tubuh seperti mimik muka ,
gerakan tangan, kontak mata dll.

E. Berdasar pad a tujuan komunikasi, ada tiga bentuk komunikasi


yaitu:
.,. Promosi
Adalah upaya membujuk seseorang atau sekelompok orang agar
menerima suatu sikap/perilaku tertentu.

>- Bimbingan
Adalah menyampaikan informasi yang benar dan menjelaskannya supaya
dipahami, diterima dan diikuti oleh penerima pesan.

>- Edukasi
Adalah menyampaikan informasi yang benar dan menjelaskannya supaya
dipahami, diterima dan diikuti oleh penerima pesan.

Komunikasi Interpersonal

Komunikasi dengan kenalan, teman. sahabat, atau pacar, satu lawan satu disebut
komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah "interaksi" tatap mllka
antar dua atau beberapa orang. dimana pengirim dapat menyampaikan pesan
.secara langsung. dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara
langsllng pula. Kebanyakan komunikasi interpersonal berbentuk verbal serta
disertai ungkapan-ungkapan non verbal dan dilakukan secara lisan. Cara tertlllis
dilakukan sejauh diperlllkan. misalnya dalam bentuk memo, surat atall catatan.

Manfaat Komllnikasi Interpersonal


Mengenal diri sendiri dan orang lain
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan bagi kita llntllk arahan
diri kita sendiri pada orang lain, sehingga kita dapat membllat slldut
pandang baru dari yang kita pelajari tentang diri kita scndiri dari orang lain.
Mcnciptakan dan memcl ihara hllbungan menjadi bermakna.

19
Mampu mcngu bah sikap. kcrercayaan. nilai-nilai. dan pcrilaku orang lain .
Dapat membantu orang lain Lmluk mcngenali dan mel11ecahkan masalah yang
dipahami.

Kcefektifan KOl11unikasi Interpersonal

Kelerbukaan
Dalam arti kila harus lcrbuka pada orang-orang yang berinteraksi dengan
kila agar orang lain mcngctahui pendapal. pikiran. dan gagasan kita. Sclain
itujuga ada kcmauan untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain
denganjujurdan tents terang.

Empati
Kecakapan untuk memahami pengertian dan perasaan orang lain tanpa
meninggalkan sudut pandang sendiri ten tang hal yang menjadi bahan
komunikasi.

Tanggap
Dengan sikap tanggap dengan cepat kita akan membaca situasi sosial dimana
kita berada dan tahu apa yang harus dikatakan dan dilakukan, kapan
dikatakan dan dilakukan, serta bagaimana dikatakan dan dilakukan.

Perilaku suportif
Memiliki sifat berfikir terbuka, yaitu ada kemampuan mendengar pendapat
orang yang berbeda dan bersedia menerima pendapat orang lain.

Bersikap yakin
Mempunyai keyakinan diri, dalam arti tidak merasa malu, gugup, atau gelisah
dalam menghadapi orang lain.

Menjaga interal<.si
Mengontrol dan menjaga interaksi agar dapat memuaskan kedua belah pihak,
sehingga tidak seorangpun merasa diabaikan. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara mengatur isi, kelancaran dan arah pembicaraan secara konsisten.

20

Konseling

Merupakan bentuk komunikasi interpersonal lain yang banyak digunakan di dunia


pendidikan, perusahaan atau masyarakat, misalnya konseling perkawinan.

Pada intinya konseling merupakan usaha dari pihak konselor, yaitu orang
yang membantu untuk menjernihkan masalah orang yang minta bantuan
dengan mendampinginya dalam melihat masalah, memutuskan masalah,
menemukan cara-cara pemecahan yang tepat, dan dalam menemukan cara
yang paling tepat untuk pelaksanaan keputusan itu. Sedangkan orang yang
minta bantuan disebut klien .

Peran konselor adalah mendampingi orang yang minta konsel ing. Dia tidak
mengambil alih atau menggantikan peran orang itu. Maka dia tidak boleh
memerintah atau menyuruh orang untuk berbuat sesuatu betatapun baiknya
menurut penilaiannya. Diajuga tidak boleh mendorong, membujuk mengarahkan
kesuatu cara pemecahan masalah yang menjadi favoritnya . Yang dilaksanakan
adalah agar orang yang minta konseling dapat melihat masalahnya dengan benar,
mernmuskan dengan baik, mencari pemecahan yang mungkin, membantu menilai
cara-cara itu secara obyektif, dan sejauh mana dapat memecahkan masalah.

Langkah Melaksanakan Konsel ing


a. Persiapan
Menyiapkan tempat yang arnan, nyarnan, dan tenang
Menyiapkan informasi yang dibutuhkan
Menyiapkan media bila diperlukan seperti poster, lembar balik atau
leaflet
Mengatur waktu konseling yang tepat bagi klien

b. Pclaksanaan
Ada enam langkah dalarn melaksanakan konseling yang biasa disingkat dengan
.. SATUTUJU" yaitu:

SA Salam : Beri salarn, sarnbut klien dengan hangat.

21
Tunjukan bah\Ya Anda mcmpcrhatikann ya , bcr scdia
mcnolongnya, dem mau meluangkan \\aktu untuknya.
Tunjukan sikap ramah
Perkenalkan diri dan tugas Anda
Yakinka n dia, bahwa Anda bisa dipercaya, dan menjaga
kerahasiaan
T Tanyakan : Tanyakan, bagaimana keadaannya atau minta klien untuk
mcnyampaikan masalahnya. Dengarkan dcngan pCl1uh
perhatian dan rasa empati .
Tanyakan peluang yang dimilikinya dan hambatan yang
dihadapi.
U Uraikan : Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya atau anda
menganggap perlu diketahuinya agar [cbih memahami
dirinya, keadaan dan dibutuhkannya untuk mcmccahkan
masalah. Dalam menguraikan bisa menggunakan media KIF.
TU Bantu : Bantu klien untuk mencocokan keadaannya dcngan bcrbagai
kemungkinan yang bisa dipilihnya untuk memperbaiki
keadaannya atau mengatasi masalahnya.
J JeJaskan : Beri penjelasan yang lebih lengkap mengenai cara mengatasi
permasalahan yang dihadapi klien dari segi positif dan negatif
serta diskusikan upaya untuk mengatasi hambatan yang
mungkin terjadi. lelaskan berbagai pelayanan yang dapat
dimanfaatkan untuk memecahkan masalah tersebut.
U Ulangi : Ulangi pokok-pokok yang perlu diketahui dan diingatnya.
Yakinkan bahwa anda selalu bersedia mcmbantunya.

c. Berhasil atau tidaknya konseling dapat dinilai dari keberanian klien


mengambil keputusan (Iangsung) dan adanya perubahan pcrilaku (tidak
langsung).

Konseling tidak semata-mata suatu dialog, melainkan juga suatu proses


memberdayakan orang agar mampu mengendalikan hidupn ya dan
hcrtanggungjawab atas tindakannya .

22

Komunikasi Efektif
Pesan yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan sasaran atau dirasakan
bermanfaat.
Pesan yang disampaikan dapat dipahami oJeh sasaran.
Waktunya sesuai.
Menggunakan media komunikasi.
Menggunakan metode dan teknik komunikasi yang sesuai .
Mengarah kepada tercapainya tujuan komunikasi.
Terjadi proses timbal balik atau ada umpan balik
Tidak membosankan.
Dilakukan oleh tenaga yang mampu berkomlmikasi dengan baik.
Berdampak kepada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat

Hambatan Komunikasi

1. Keterbatasan Waktu
Sering karena keterbatasan waktu orang tidak berkomunikasi , atau
berkomunikasi secara tergesa-gesa, yang tentunya tidak akan bisa
memenuhi persyaratan-persyaratan komunikasi.

2. Jarak Psikologis
Jarak psikologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status, yaitu status
sosial maupun status dalam pekerjaan. Misalnya, seorang pesuruh akan sui it
berkomunikasi dengan seorang menteri, karena adajarak psikologis, yaitu
pesuruh merasa statusnya terlalu jauh terhadap menteri. Selanj utnya, ada
seorang yang hanya ingin mendengar informasi yang ia senangi saja,
sedangkan informasi lainnya tidak.

3. Adanya Evaluasi Terlalu Dini


Seringkali orang sudah mempunyai prasangka, atau sudah menarik suatll
kesimpllJan sebelum menerima keseluruhan informasi atau pesan . Hal
ini jelas akan menghambat komunikasi yang baik.

23
4. Lingkungan YangTidak Mcndukung
a.Keadaan suhu.
Panas atau dingin akan mengganggu komunikasi .

b.Keadaan ribut.

c.Lingkungan fisik yang tidak mendukung.

5. Keadaan Si Komunikator
Keadaan fisik dan perasaan komunikator sangat berpengaruh terhadap
gagalnya komunikasi, misalnya :
Komunikator sedang mempunyai masalah pribadi hingga pikirannya
kacau. Hal ini akan mengakibatkan pesan yang disampaikan Juga
kacau, tidak sistematis hingga membingungkan pendengar/sasaran.
Komunikator sedang sakit,juga mempengaruhi komunikasi. Atau kalau
komunikator mempunyai cacat seperti suara sengau, gagap, dan
sebagainya, akan mengakibatkan pesan yang di sampaikan tidakjelas
tertangkap oleh sasaran.

6. Keadaan Si Penerima
Sarna dengan komunikator, maka keadaan komunikan sangat mempengaruhi
pula komunikasi.
Misal : - Keadaan perasaannya.
- Keadaan fisiknya.
- dan lain-lain.

Prinsip Komunikasi
Prinsip komunikasi secara umum :
I. Tentukan tujuan komunikasi.
2. Pahami isi pesan yang akan disampaikan dalam komunikasi.
3. Samakan persepsi dulu supaya bisa berbicara dalam pengertian yang sarna
mengenai pokok bahasannya.
4. Gunakan aspek komunikasi (verbal, non-vebal, emosional) yang sesuai
dengan tujuan komunikasi dan keadaan atau situasi pemberi dan penerima
pes an. Jangan lupa memperhatikan isi pesannya dan saluran atau media
yang dimanfaatkan.

24
5. Gunakan alat bantu (Iembar lipat, lembar balik , poster, peraga, contoh) bila
diperlukan.
6. Berikan informasi secukupnya, sesuai keadaan dan situasi pemberi dan
penerima pesan. Jangan terlalu singkat atau terlalu banyak sehingga
penerima pesan sukar memahaminya.

Agar proses komunikasi dapat berlangsung dengan baik, ada beberapa dasar
atau prinsip komunikasi :
a. Intention (niat)
b. Attention (minat)
c. Perception (pandangan)
d. Retention (Ie kat)
e. Participation (libat)

a. NIAT (INTENTION)
Prinsip yang pertama ini menyangkut soal :
~ Apa yang disarnpaikan ?
~ Siapa sasarannya ?
~ Apa yang akan dicapainya ?
~ Kapan akan disarnpaikannya ?

~ Apa yang disampaikan

Ini merupakan hal dasar, dan penting. Kita harus tahu betul dan menguasai
apa yang akan kita sampaikan kepada orang lain. Hal ini akan menarnbah
kepercayaan diri pada yang menyampaikan pesan alias komunikator.

~ Siapa sasarannya

Siapa yang kita niatkan untuk diajak komunikasi. Mengetahui latar


belakang orang yang diajak komunikasi, alias sasaran, sangat berguna
untuk tercapainya komunikasi yang efektif.

25
'r Apa yang harus dicapai

Harus dijabarkan secarajelas apa yang ingin dicapai sebagai hasil dari
komunikasi yang akan diadakan, agar nantinya kita bisa menilai apakah
komunikasi yang akan dilaksanakan itu mencapai tujuan atau tidak.

Misalnya: Kita berkomunikasi kepada rakyat dengan harapan agar mereka


nantinya (misalnya dalam waktu 6 bulan sesudah komunikasi) mau
meni m bangkan anaknya.

~ Kapan akan disampaikan

Kapankah waktu yang paling tepat untuk menyampaikan pesan tersebut.


Contoh : kalau misalnya masyarakat sedang dilanda bencana alam dan
kelaparan, tentu tidak tepat waktunya untuk berbicara ten tang
g1ZI.

Kalau yang in gin kita dapat dari hasil komunikasi ini adalah sesuatu tindakan
tertentu, maka pertanyaan kita ialah, berapa lama sebelumnya sebaiknya
komunikasi ini dilaksanakan .
a). Kalaujauh-jauh sebelumnya, apakah mereka tidak lupa nantinya hingga
tindakan yang diharapkan tidak terlaksana.
b). Sebaliknya, kalau terlalu dekat, apakah tidak terlalu cepat, hingga mereka
tidak mempunyai cukup waktu atau kesempatan untuk memikirkan dan
melaksanakan kegiatan yang kita harapkan.
Jadi, kapan sebaiknya ?

Pemecahan dalam hal ini tentunya, bahwa komunikasi bisa dilaksanakan lama
sebelumnya, asal diulang-ulang agar tidak lupa.

Jadi jelas, prinsip pertama ini adalah sederhana, namun penting. Bagaimana kita
bisa berkomunikasi dengan baik, kalau niat kita tidak jelas?

26
b. MINAT (ATTENTION)

Apa yang kita komunikasikan haruslah menarik minat atau perhatian orang
yang diajak berkomunikasi, alias sasaran. Kalau tidak, maka apa yang kita
komunikasikan itu tidak akan diperhatikan, hingga jelas tidak akan
berpengaruh apa-apa. Lalu bagaimana caranya menarik minat atau perhatian
seseorang? Untuk ini marilah kita tinjau dan pahami proses bagaimana
seseorang menjadi dasar dan tertarik akan sesuatu di lingkungannya? Kita
memplUlyai pancaindera yang berfimgsi lUltuk melihat, mendengar, mengecap,
merasakan, dan mencium berbagai bau, dengan adanya rangsangan dari
luar. Pancaindera inilah merupakan saluran untuk mengadakan kontak ,
mengenal, dan menyesuaikan diri dengan lingklUlgan kita.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita terusmenerus dihujani dengan


informasi-informasi. Tentu saja kita tidak dapat mengingat seluruhnya,
melainkan kita hams memilih. lallI, informasi yang bagaimana yang kita pilih?
Dalam pemilihan ini ada dua faktor yang berpengaruh, yaitu :
o Faktor objektif
o Faktor sUbjektif

Faktor objektif adalah faktor-faktor yang menyangkut rangsangan yang kita terirna,
yaitu menyangkut :

a). Besarnya rangsangan


Jadi segala sesuatu yang besar akan lebih cepat menarik perhatian kita dari
pada yang kecil.

b). Intensitas rangsangan


Kalau dalam bentuk suara, maka suara yang keras akan lebih menarik
perhatian daripada yang lembut. Kalau dalam bentuk cahaya atau benda,
maka yang terang atau berwama terang atau cemeriang, akan lebih cepat
menarik perhatian daripada yang redup atau berwarna kabur.

27
c). Gerakan daripada rangsangan
Sesuatu yang bergerak akan lebih cepat menarik perhatian dari pada yang
dianl .

d). Baru atan lama


Sesuatu yang baru akan lebih menarik perhatian daripada yang sudah
lama.

e). Aneh atan tidak biasa


Sesuatu yang aneh atau lain daripada, akan lebih cepat m enarik perhatian
daripada yang biasa atau yang sarna dengan yang lainnya. Misalnya :
Sesuatu yang kecil di antara yang besar-besar akan lebih men arik
daripada semuanya besar-besar. Sebaliknya juga demikian , yaitu
sesuatu yang besar di antara yang kecil.
Sesuatu yang redup di antara yang terang, atau sesuatu yang terang di
antara yang redup, dan sebagainya.

t). Bernlang kali atan sekali saja


Sesuatu yang berulang-ulang akan lebih menarik perhatian daripada yang
sekali saja.

g). Bervariasi atan monoton


Yang bervariasi lebih menarik perhatian daripada yang begitu saja. Misalnya,
lanlpu yang hidup-mati, hidup-mati, secara berkala, lebih menarik dari pada
yang menyala terus-menerus.

h). Faktor Snbjektif


Faktor subjektifadalah faktor yang menyangkut diri si penerima stimulus,
bukan menyangkut stimulus itu sendiri.

Pad a dasamya, kita tertarik akan hal-hal yang:


Bisa memenuhi kebutuhan kita.
Bisa membahayakan kebutuhan kita.
Ganlpang kita pahami.

28
I). Memenuhi kebutuhan kita :
Kebutuhan dalam hal ini bisa :
a). fisiologis
b). psikologis

a) . Kebutuhan fisiologis, meliputi :


Kebutuhan pokok seperti makan, perumahan, pakaian dan sex.
Jadi, kalau ada sesuatu yang bisa memenuhi kebutuhan fisiologis
ini, maka kita akan tertarik.

b) . Kebutuhan psikologis, meliputi :


- kebutuhan akan kasih sayang,
- kebutuhan bermasyarakat,
- kebutuhan untuk dihargai,
- kebutuhan akan pendidikan, agama, dan lain-lain semacam itu.

2). Membahayakan kebutuhan kita;


Seperti halnya diatas, maka hal-hal yang membahayakan kebutuhanpun
akan menarik perhatian kita. Jadi di dalam komunikasi, baik informasi
tentang sesuatu yang bisa memenuhi kebutuhan kita, maupun informasi
ten tang sesuatu yang membahayakan kebutuhan, kedua-duanya akan
menarik perhatian kita.

3). Gampang dipahami :


Kalau si penerima pesan merasa bahwa informasi yang diterima adalah
sulit, maka ia akan enggan atau tidak berminat untuk
memperhatikannya. Sebaliknya kalau dirasakan gampang, ia akan tertarik
untuk membaca atau melihatnya.

Prinsip minat ini penting diperhatikan pada waktu mendisain komunikasi


(merencanakan komunikasi).

Komunikasi harus didisain sedemikian rupa hingga merangsang sebanyak


banyaknya alat indera si penerima pesan. Beberapa orang sudah bisa
mengerti hanya dengan mendengar saja. Namun, ada orang yang hanya
bisa mengerti kalau melihat, di samping mendengar.

29
Yang lainnya lagi, hanya bisa mengerti scslIdah yang bcrsangkutan dibcri
kesempatan mencoba . Tetap dapat dikatakan, bahwa sebagian o ran g
a kan mengerti seslldah mencoba mengerjakan sendiri at au sesudah
mengalarni sendiri .

lngatlah ungkapan :
* Jika saya mendengar, saya lupa,
* Jika saya melihat, saya ingat ,
* Jika saya mencoba, saya paham.

Oalam komunikasi, kita hams bemsaha menarik perhatian penerima pesan


scjak dari permulaan komunikasi. Ini dapat dilakukan dengan cara
memberikan harapan kepada penerima pesan akan terpenuhinya satu atau
beberapa kebutuhan si penerima pesan.
Contoh Anda ingin menyarankan agar ibu-ibu makan sayur-sayuran
hijau untuk mencegah kurang darah yang ban yak terdapat
di kalangan ibu-ibu. Untuk ini Anda dapat misalnya memulai
komunikasi anda dengan suatujudul "Setiap ibu bisa menjadi
ibu yang cantik ." Kemudian baru andajelaskan bahwa ibu
yang kurang darah itu tandanya: pucat, muka tidak bercahaya,
lesu, pusing-pusing, dan sebagainya.

Ini dapat dihilangkan dengan makan sayuran daun hijau , yaitu bahan
yang berg izi namun murah, karena bisa ditanam sendiri di pekarangan.
Melihat judulnya, ibu-ibu akan tertarik , dan pasti akan mendengarkan
ceramah ten tang itu , atau pasti akan membaca uraian tersebut, karena
un1umnya semua wanita ingin cantik. Jadi, cantik adalah kebutuhan wanita.

c. PANDANGAN (PERCEPTION)

Makna daripada informasi yang disampaikan kepada sasaran, tergantung


pada sasaran. Bagaimana, sasaran menafsirkan informasi yang diterima
tergantung pada pendidikan, pekerjaan, pengalaman, dan kerangka pikir
daripada sasaran. Ki ta hams membantu sasaran agar menafsirkan informasi

30
yang kita sampaikan, seperti tafsiran kita. Tetap, sasaran bagaimana pun
juga, akan senantiasa mencoba menafsirkan infOImasi yang diterima memuut
pandangan atau persepsinya sendiri. Jadi, dalam hal ini si komunikator harus
berusaha menyamakan pandangan atau persepsinya sendiri dengan persepsi
sasaran. 1ni dapat dilakukan dengan mempelajari sebaik-baiknya apa latar
belakang sasaran terse but. Misalnya, kalau latar belakang sasaran adalah
petani, maka informasi kesehatan yang akan Anda sampaikan hendaknya
dikaitkan dengan soal-soal pertanian, agar mereka gampang memahaminya,
tidak salah mentafsirkannya.

Dalam komunikasi, kalau gagal,jangan terus langsung menyalahkan sasaran,


namun bertanyalah kepada diri sendiri, apakah anda sudah berkomunikasi
dengan baik?

d LEKAT (RETENTION)

Sebagai komunikator, kita sangat mengharapkan agar sasaran dapat


menyimpan informasi yang diterima, mengingat, dan menggunakannya bila
diperlukan. Supaya ingat, pesan harus menarik. Adapun bagaimana supaya
pesan menarik, sudah dibicarakan diatas.
Sekarang mari kita tinjau sebentar mengapa orang sampai bisa tidak ingat
atau lupa tentang pesan yang diterima?

Ada tiga alasan pokok mengapa orang lupa :


a. Alasan Psikologis : yaitu karena tidak suka akan pesan terse but. Bahkan
sering karena tidak suka kepada orang yang menyampaikan pesan itu
bisa menyebabkan orang lupa akan pesan tersebut.
b. Karena informasi tidak digunakan dalam waktu lama hingga ada
kecenderungan menghilang, alias lupa. Ini disebut ingatan mengabur.
c. 1nformasi baru, mempunyai kecenderungan mengaburkan atau
menghilangkan informasi yang lama yang belum mantap melekat di
dalam ingatan seseorang. Ini disebut blocking.

Bagaimana mencegah ini semua?


Binalah hubungan baik dengan sasaran. Tentu sulit membina hubungan baik
dengan sasaran satu persatu, apalagi dalam komunikasi massa. Maka dalam

31
hal ini. sckurang-kurangnyajanganlah anda sudah mempunyai nama yang
kurang baik di kalangan sasaran. Ingat, kalau orang sudah scnang pada
Anda, apapun yang Anda katakan tentu diperhatikan.

Menccgahjclding :
Untuk mcnccgah fading ini, maka infonnasi yang disampaikan haruslah
segera dipraktekkan . Ini misalnya bisa dilakukan secara berturut-turut
sebagai berikut :
a). Sampaikan informasi kepada sasaran.
b). Adakan penjajakan (evaluasi) apakah sasaran betul-betul mengerti apa
yang diterimanya. misalnya dengan mengadakan tanya jawab.
c) . Mintalah sa saran mempraktikkannya.
d). Review tentang pelaksanaannya, apakah sudah betu!.
e). Jangan berikan infonnasi baru sebelwn infonnasi yang lama diterapkan
dengan benar.

f). Ulangi infonnasi yang lama bila perlu.

Jadi dalam hal ini pergtmakanlah prinsip :

pengulangan (repetition), dan

keterlibatan secara aktif daripada sasaran (partisipasi)

Mencegah Blocking:
Jika blocking disebabkan karena terlalu padatnya informasi, maka caranya
mencegah, ada beberapa cara :
a). jangan sampaikan terlalu banyak infonnasi dalam suatu waktu
b). beri kesempatan kepada penerima pesan untuk mengendapkan pesan
pesan tadi sebelum pesan-pesan berikutnya disampaikan
c). jangan terlalu ban yak memberi infonnasi yang kurang ada kaitannya

Disamping hal-hal yang dikemukakan di atas, sehubungan dengan


retention (lekat) ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu bahwa
orang lebih gam pang memahami dan mengingat hal-hal yang:
gam pang dan sederhana (tidak ruwet),

urut-urutannya logis,

singkat

32
Ada pendapat yang mengatakan bahwa informasi yang diberikan pada bagian
permulaan dan bagian akhir dari suatu pesan lebih gampang diingat daripada
yang tersembunyi di tengah-tengah pesan yang disampaikan.

e. LIBAT (PARTICIPATION)

Libat atau partisipasi ini harus selalu diusahakan pada setiap tahap dari proses
komunikasi. Artinya minat bisa dibangkitkan dengan baik dengan melibatkan
sebanyak-banyaknya pancaindera sasaran. Bahkan, kalau bisa, libatkan
sasaran itu sendiri W1tuk berpartisipasi.
Persepsi atau pandangan antara komunikator dan sasaran, diusahakan
agar sama, misalnya dengan cara mengadakan tanya jawab dengan
sasaran. Jadi dengan partisipasi sasaran, lekat alias retensi dicapai dengan
melibatkan sasaran.

33

IV

MANAJEMEN PEMBINAAN PERAN

SERTAMASYARAKAT."ARRIF"

MANAJEMEN PEMBINAAN

PERANSERTAMASYARAKATARRlF

l. Nomor 04
2. Mata Ajaran Manajemen Peranserta "ARRlF"
3. Waktu 2 jam (@ 45 menit)

4. TIU Peserta mampu menerapkan Manajemen PSM


ARRIF untuk pembinaan peranserta masyarakat
di wilayahnya

5. TIK Peserta mampu melakukanlmembuat :


a. Analisis situasi, analis is tingkat perkembangan,
anal isis kasus dan analisis sumberdaya peranserta
masyarakat di bidang kesehatan
b. Rumusan masalah keterjangkauan dan masalah
perkembangan
c. Rumusan tujuan keterjangkauan dan tujuan
perkembangan
d. Rumusan intervensi terpilih untuk mencapai
tujuan
e. Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang diteruskan
menjadi OUP peranserta masyarakat tahun depan
f Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) tahun yang
bersangkutan

6. Pokok Bahasan dan Subpokok Bahasan :


a . Analisis Situasi, Tingkat Perkembangan, Analisis
Kasus dan Analisis Sumberdaya Peranserta
Masyarakat
b. Rumusan Masalah, tlljuan dan intervensi terpilih
c. Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
d. Intervensi dan Forum Komunikasi

1
7. Proses Pembelajaran :
a. Metode : Ceramah, Tanyajawab, diskusi, dB
b. Alat Bantu : OHP, slide, flipcart, spidol , dll
c. Langkah-langkah kegiatan

Kegiatan 1 Perkenalan (5 men it)

Uraian Fasilitator Fasilitator melakukan perkenalan.

Kegiatan 2 Menjelaskan tujuan pemberian materi pelajaran (5

menit).

Uraian Fasilitator Fasilitator menjelaskan hal-hal yang ingin dicapai

dalam proses pembelajaran.

Kegiatan 3 Ceramah dan Tanyajawab (60 menit).

Uraian Fasilitator Fasilitator menjelaskan tentang materi yang

disampaikan, memberikan kesempatan kepada

mahasiswa untuk mengaj ukan beberapa

pertanyaan, kemudian fasilitator memberikan

jawabanltanggapan.

Kegiatan4 Rangkuman materi (10 menit).

Uraian Fasilitator Fasilitator merangkum dan menyimpulkan materi

yang disampaikan.

Kegiatan 5 Evaluasi (10 menit).

Uraian Fasilitator Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci

untuk dijawab mahasi s wa. Bila be be rap a

pertanyaan kunci tersebut dapat dijawab dengan

benar, berarti proses pembelajaran berjalan dengan

baik.

8. Bahan Rujukan 1. Manajemen ARRIF. Tahun 200 I.

2
MANA.JEMEN PEMBINAAN PERANSERTA "ARRIF"

Manajemen AlOOF merupakan model pendekatan peran serta masyarakat, yang


dapat digunakan sebagai tool dalam menumbuh kembangkan upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat (UKBM). seperti : Posyandu (Pos Pelayanan
Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin Desa), POD (Pos Obat Desa), Dana
Sehat. Poskestren (Pos Kesehatan Pondok Pesantren), dJ I.

Model ini tidak sepenuhnya mengacu pada berbagai teori manajemen pada
umumnya, tetapi lebih menitikberatkan pada apa yang selama ini teIjadi sesuai
dengan siklus manajemen sektoraJ, serta berkaitan dengan fungsi para pembina
peran serta masyarakat di lapangan .

Untuk memudahkan ingatan kita, model manajemen yang ditawarkan ini


disingkat menjadi ARRIF yaitu ;

A Analisa
R Rumusan
R Rencana
lntervensi
F Fonun komwUkasi

Rincian lebih lanjut dari ARRIF ini adalah sebagai berikut :

A Analisis
Dalam tahap ini ada 4 macam analisis, yaitu :
a. Analisis situasi
b. Analisis tingkat pertimbangan
c. Analisis kasus
d. Analisis sumberdaya

3
B. Rlll11usan
Dalam tahap ini ada tiga rwnusan yaitu :
a. Rumusan masalah
b. Rumusan tujuan
c. Rumusan intervensi

R Rencana
Dalam tahap ini ada 2 macam rencana yang dibuat yaitu :
a. Rencana usulan kegiatan
b. Rencana pelaksanaan kegiatan

lntervensi
Pada tahap ini, intervensi kegiatan yang dilakukan amat beragam, sebab
tergantung pada masalah, tujuan yang akan dicapai danjuga kemampuan
para pembina peranserta masyarakat dalam melihat celah, mencari kiat, dan
memilih waktu yang tepat untuk melakukan intervensi . Pada tahap ini
kemampuan dan keuletan para pembina peranserta masyarakat diuj i, apakah
tetap bergairah melanjutkan kiprahnya untuk mengembangkan potensi
masyarakat, atau patah semangat dan mundur secara teratur.

F Forum Komunikasi
Dalam tahap ini ada 2 kegiatan utama, yaitu :
a. Forum untuk melakukan pemantauan
b. Forum untuk melakukan evaluasi

Implementasi tiap tahapan manajemen model ARRIF ini dapat dilihat pada
uraian selanjutnya.

IMPLEMENTASI MANAJEMEN ARRIF

Analisis

a. Analisis Situasi

Analisis situasi pada dasarnya rnenganalisis keadaan yang dicapai saat itu
secara kasar, untuk melihat wilayah/kelompok mana yang sudah memiliki
dan kelompoklwilayah mana yang belum memiliki upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (KBM) . Hasil pengumpulan data di tingkat
Puskesmas, kemudian dilakukan rekapitulasi di tingkat kabupaten, untuk
seterusnya direkapitulasi ditingkat provinsi. Hasil dari analisis situasi ini adalah
2 (dua) kategori unit sasaran, yaitu :

Kategori 1: Unit sasaran berupa wilayah/desalkelompok yang belum


mempunyai kegiatan UKBM (misalnya: Posyandu, POD,
Polindes, Poskestren, Dana Sehat).

Kategori 2: Unit sasaran berupa wilayah/desa/kelompok yang sudah


mempunyai kegiatan UKBM (misalnya : Posyandu,
POD, Polindes, Poskestren, Dana Sehat).

Selanjutnya, sebagai contoh akan diketahui dusunldesa yang sudah ada


Posyandu dan dusunldesa yang belum punya Posyandu .

b. Analisis Tingkat Perkembangan

Setelah diketal1ui wilayah/desa yang telah memiliki Posyandu, langkah


selanjutnya adalah melakukan analisis tingkat perkembangan Posyandu.
Tingkat perkembangan Posyandu yang meliputi strata: pratama, madya,
purnama, dan mandiri, dapat dilihat pada lampiran 1.

5
Hasil anal isis tingkat perkembangan ini adalah diketahuinya tingkat
perkembangan Posyandu yang bersangkutan. Misalnya : Di Desa
Sukamaju terdapat 100 Posyandu , dengan tingkat perkembangan :
Posyandu pratama 60%, Posyandu madya 20%, Posyandu pumama 15%,
dan Posyandu mandiri 5%.

Rekapitulasi hasil tingkat perkembangan UKBM tingkat puskesmas ini, dapat


dikumpulkan di tingkat kabupatenlkota menjadi hasil rekapitulasi tingkat
perkembangan UKBM tingkat kabupatenlkota.

c. Analisis Kasus

Setelah gambaran umum tingkat perkembangan Posyandu diketahui,


langkah berikutnya adalah analisis kasus, yaitu analisis mendalam
terhadap Posyandu yang ada. Bila hal ini dapat dilakukan, maka akan
dapat dirumuskanjenis intervensi yang seharusnya dilakukan.

Sebagai contoh anal isis kasus Posyandu. Ada 8 indikator yang digunakan
untuk menentukan tingkat kemandirian Posyandu. Kajian mendalam
terhadap sistem pencatatan dan pelaporan Posyandu yang bersangkutan,
akan dapat diketahui indikator mana yang masih lemah dan mana yang sudah
bagus. Intervensi dilakukan sesuai dengan indikator yang lemah. Misal :
Posyandu tergolong pratama, maka intervensi terbaik adalah latihanlonentasi
kader.

d. Analisis Sumbcrdaya

Analisis sumberdaya dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan daya bina


kita terhadap peranserta masyarakat di masa mendatang. Analisis
sumberdaya ini meiiputi :

Analisis swnberdaya manusia,

Anal isis swnber dana.

Analisis peraiatan. dU .

6
Rumusan

a. Rumusan Masalah
Masalah adalah keadaan kesenjangan antara yang diharapkan dengan
kenyataan. Rumusan masalah diperlukan agar dapat ditentukan tujuan yang
akan dicapai. Untuk kegiatan peranserta masyarakat ditetapkan rumusan
masalah mencakup 2 hal, yaitu :

1) Masalah Keterjangkauan
Masalah keterjangkauan adalah kesenjangan antara unit wilayahldesa!
kelompok yang seharusnya dijangkau Posyandu dengan kenyataan yang
ada. Sebagai contoh, bila dalam wilayah puskesmas terdapat sejumlah X
desa yang seharusnya mengembangkan Posyandu, tetapi kenyataannya
baru sejumlah Y desa yang mempunyai Posyandu, maka masalah
keterjangkauannya adalah:

SejumJah (X - Y) desa belum mengembangkan Posyandu

2) Masalah Tingkat Perkembangan


Masalah tingkat perkembangan menunjukkan kesenjangan antara tingkat
perkembangan yang diharapkan (mandiri) dengan tingkat perkembangan
saat ini. Sebagai gambaran, bila di satu wilayah ada 10% Posyandu
Mandiri, maka masalahnya adalah :

Sejumlah 90% Posyandu belum sampai ke tingkat

Posyandu Mandiri

b. Rumusan Tujuan

Rumusan tujuan merupakan upaya untuk meJakukan solusi dari pennasalahan


yang ada, sehingga secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam 2 hal,
yaitu :

7
1) Rwnusan tujuan untuk meningkatkan keterjangkauan UKBM
Rumusan tujuan merupakan upaya menutup kesenjangan yang
dinyatakan oleh rumusan masalah keterjangkauan, yang disesuaikan
dengan swnberdaya yang dimiliki. Bila swnberdaya terbatas, rumusan
tujuan keteIjangkauan hanya dapat memecahkan sebagian dari masalah
yang ada, namun bila swnberdaya memungkinkan dapat juga dilakukan
upaya pemecahan secara keseluruhan.

Contoh , bila dana mencukupi, maka rumusan tujuannya adalah :

Mengembangkan Posyandu pada sejurnlah (X-Y) desa


belum rnengembangkan Posyandu, sehingga pada akhir
periode sernua desa telah rnengembangkan Posyandu.

Contoh , bila sumberdaya terbatas (50%), maka rumusan tujuannya


adalah:

Mengernbangkan Posyandu pada sejurnlah 50% (X-Y) desa


belurn rnengernbangkan Posyandu.

2) Rumusan untuk meningkatkan tingkat perkembangan UKBM


Rumusan tujuan untuk tingkat perkembangan berfungsi untuk
menutup kesenjangan dalam hal kualitas dari UKBM yang ada .

Contoh, bila di satu wilayah baru ada 10% Posyandu Mandiri, maka
rumusan tujuannya adalah :

Meningkatkan sejurnlah 90% Posyandu yang belurn mandiri


rnenjadi Posyandu rnandiri.

Bila sumberdaya tidak mencukupi :

Meningkatkan sejumlah 50% dari Posyandu yang belum


mandiri menjadi Posyandu mandiri.

Oengan demikian, rumusan tujuan menjadi konkrit dan bisa diukur sehingga
akan memudahkan sewaktu evaluasi.

c. Rumusan Intervensi

Setelah tujuan dirumuskan, dapat disusun serangkaian alternatif upaya


untuk mencapai tujuan tersebut. Berbagai bentuk intervensi tentunya arnat
beragam, sesuai dengan masalah yang ada, sesuai dengan potensi yang
dimiliki, dan sesuai dengan kesepakatan bersama pada suatu wilayah
tertentu. Oi sinilah seni manajemen, yang menjadi tantangan bagi para
pembina peranserta masyarakat untuk membuat terobosan yangjitu dan
memilah kiat yang tepat, guna mencapai tujuan yang telah dirumuskan
bersama.

Untuk merumuskan intervensi, sebaiknya ditempuh langkah sebagai


berikut:
1) Kembangkan berbagai alternatif yang mungkin dilakukan untuk
mencapai tujuan.

2) Bandingkan baik-buruknya dari tiap alternatif.

3) Tentukan yang mudah dilaksanakan, efektif, dan efisien.

Rencana

a. Rencana Usulan Kegiatan


Rencana usulan kegiatan dibuat untuk kemudian diteruskan ke tingkat
administrasi di atasnya atau ke pelbagai sektor yang memungkinkan dapat
membantu untuk menumbuhkembangkan UKBM. Rencana usulan
terse but, selanjutnya diolah menjadi daftar usulan kegiatan yang dapat
disarnpaikan kepada:

9
Pamong desa setempat : RT, RW, kepala desa/lurah.
LSMIOrganisasi kemasyarakatan .
Penyandang dana : dalam negeri dan intemasional.
APBO I,APBO II,APBN.
Oil.

b. Rencana Pelaksanaan Kegiatan


Reneana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) atau lebih dikenal dengan Plan Of
Action (POA), biasanya dilakukan setelah paket biaya yang diusulkan
diperoleh. Sumber dana bisa berasal dari : swadaya masyarakat, LSMI
Organisasi kemasyarakatan, penyandang dana/donor, pemerintah atau
sumber dana lainnya. Setelah sumber dana diketahui denganjelas, para
pembina peran serta masyarakat di tingkat operasional dapat membuat
reneana pelaksanaan kegiatan bagi wilayah kerjanya masing-masing.

Intervensi

lntervensi kegiatan merupakan implementasi dari rangkaian proses yang panjang


dari saat analisis, clicairkan dana sampai pembuatan reneana pelaksanaan kegjatan.
Bila saat perumusan intervensi diperlukan kejelian untuk membuat terobosan
dan ketetapan menentukan kiat, maka pad a pelaksanaan intervensi, kemampuan
itu masih hams ditambah dengan menerapkan pendekatan kemasyarakatan dan
hubungan antarmanusia yang baik, agar dapat ditumbuhkan rasa memiliki
masyarakat sehingga program lebih teIjamin.

Forum Komunikasi

Selama intervensi kegiatan dilaksanakan, dikembangkan forum komunikasi


sebagai wahana pemantauan dan evaluasi. Seeara berkala intervensi kegiatan
dipantau dan pada akhir tahun dilakukan evaluasi.

10
a. Pemantauan
Pemantauan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara antara
lain :
Analisis dari pelaporan yang masuk
Supervisi dan bimbingan teknis
Kajian dari hasil supervisi dan anal isis dari pelaporan tersebut dibahas
dalam forum komunikasi.

b. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pad a awal tahun kalender tingkat desa, kemudian bulan
berikutnya di tingkat puskesmas/kecamatan dan sekitar bulan Mei - April
sampai tingkat kabupaten. Pada saat itu merupakan waktu yang tepat untuk
2 tujuan yaitu :
I. Menyusun rencana usulan kegiatan yang diteruskan kepada pelbagai
sektor yang memungkinkan dapat membantu untuk
menumbuhkembangkan UKBM.
2. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan, yang dilakukan setelah
paket biaya yang diusulkan diperoleh .

Siklus ini berlangsung setiap tahun, sehingga secara teratur kita sebagai
pembina peranserta masyarakat mendapatkan informasi tentangjumlah dan
tingkat perkembangan Posyandu yang dikembangkan.

11

Lampiran: 1

UKBM dan Tingkat Perkembangan

Salah satu ciri dari manajemen model "ARRlF" ini adalah adanya tingkat
perkembangan dari tiap jenis UKBM, yang secara tidak langsung
menunjukkan kualitas dari UKBM yang bersangkutan. BeJum semua UKBM
telah seJesai dirumuskan tingkat perkembangannya. Berikut ini disajikan
uraian tentang tingkat perkembangan masing-masing UKBM dan jenis
intervensinya bagi setiap strata UKBM, misalnya: Posyandu, POD, Polindes,
Poskestren, Dana Sehat.

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, telah dikembangkan alat pembinaan yang


dikenal dengan telaah Kemandirian UKBM, di mana semua UKBM diclata tingkat
pencapaiannya, baik dari segi keorganisasiannya maupun pencapaian kegiatannya.
Tujuannya adaJah melakukan kategorisasi atau stratifikasi , yang bisa
dikelompokkan menjadi 4 tingkat, yaitu dari yang rendah sampai tertinggi sebagai
berikut :

I. Pratama, dengan warna merah


2. Madya, dengan warna kuning
3. Purnama, dengan warna hijau
4. Mandiri, dengan warna biru

12
POSYANDU

Indikator, Kategorisasi dan Intervensinya

Untuk melakukan telaah kemandirian iill, dikembangkan seperangkat indikator


yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat kemandirian posyandu.
Secara ringkas kriteria kategorisasi posyandu adalah sebagai berikut :

Tabell. Tingkat Kemandirian Posyandu

Indikator Tingkat Perkcmbangan

Pratama Madya Pumama Mandiri

Frekuensi Penimbangan <8 >8 >8 >8


Rerata kader <5 ::::5 ::::5 ::::5
Rerata cakupan DIS <50% <50% ::::50 >50
Cakupan kum KB <50% <50% >50 ::::50
Cakupan kum KIA <50% <50% ::::50 >50
Cakupan kum Imunisasi <50% <50% ::::50 >50
Program tambahan - -+ -+
-
Cakupan dana sehat <50% >50 ::::50 ::::50

Adapun intcrvensi adalah sebagai berikut :

1. Posyandu Pratama (Warna Merah)


Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang bellun mantap, kcgiatannya
belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktivitasnya terbatas.
Keadaan ini dinilai gawat. sehingga intervensinya adalah penelitian kader
ulang . Artinya, kader yang ada perlu ditambah dan perlu pelatihan dasar
lagi .

13
2. Posyandu Madya (Warna Kuning)
Pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali
per-tahun, dengan rata-rata kader tugas lima orang atalllebih. Akan tetapi
clIkuplah program utamanya (KA, KIA, GIZI dan IMUNISASI) masih
rendah, yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian kegiatan posyandu
sudah baik tetapi masih rendah kecukupannya. Untuk ini perlu dilakukan
penggerakan masyarakat secara intensif, serta penambahan program yang
sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.

Intervensi untuk posyandll madya ada dua, yaitu :


a . Pelatihan tokoh masyarakat dengan modul eskalasi Posyandu yang
sekarang sudah dilengkapi dengan metode simulasi.
b. Pengarahan dengan pendekatan PKMD (SMD dan MMD) untuk
menentukan masalah dan mencari penyelesaiannya, termasuk
menentukan program tambahan yang sesuai dengan situasi dan
kondisi setempat.

3. Posyandu Purnarna (Warna Hijau)


Posyandu pada tingkat purnarna adalah posyandu yang frekuensinya lebih
dari 8 kali pertahun, rata-rata jumlah kader 5 orang atau lebih, dan
cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, GIZI dan IMUNISASI) lebih
dari 50% sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada dana
sehat yang masih ada.

Intervensi pada posyandu ditingkat ini adalah :


a. Penggarapan dengan pendekatan PKMD, untuk mengarahkan
masyarakat menentukan sendiri pengembangan program di posyandu.
b. Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat
yang kuat, dengan cakupan anggota minimal 59% KK atau lebih.
Untuk kegiatan ini dapat mengacu pada buku "Pedoman
Penyelenggaraan Dana Sehat" dan "Pedoman Pembinaan Dana
Sehat" yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat
Departemen Kesehatan .

14
4. Posyandu Mandiri (Wama Biru)
Posyandu yang sudah sampai pada tingkat mandiri ini berarti sudah dapat
melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah
bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih
dari 50% KK.
Untuk posyandu tingkat ini, intervensinya adalah pembinaan dana sehat,
yaitu diarahkan agar dana sehat tersebut menggunakan prinsip lKPM.

Catalan:
lumlah indikator utama tersebut di atas tidaklah mutlak. Bagi daerah
yang relatif tertinggal, jumlah indikator utama dapat dikurangi.
Sebaiknya bagi daerah yang maju dan menginginkan indikator yang
lebih banyak, dapat menambah indikator utama sesuai dengan kondisi
daerah.
lenis indikator tiap indikator utama merupakan indikator program terpilih.
Sebagai contoh bila indikator imurusasi lengkap adalah campak, maka
untuk cukupan imunisasi yang digunakan adalah campak. Namun
demikian., tetap diberi keleluasaan lU1tuk memilih atau menambah. Sebagai
contoh, dapat menggunakan KIA bila satu daerah menganggap indikator
Kl belum cukup dapat menggunakan K4 sebagai tambahan indikator.
Nilai batas dari indikator terpilihjuga tid ak kaku. Bagi daerah yang
maju cakupan imunisasinya, nilai batas 50% mungkin terlalu rendah,
sehingga dapat dinaikkan menjadi 70% misalnya.
Batasan yang tidak bisa ditawar adalah posyandu tingkat mandiri, yang
harus ditandai lebih dari 50% KK di wilayah tersebut telah menjadi
anggota Dana Sehat.

15

Pondok Bersalin Desa (Polindes)

Polindes atall Pondok Bersalin Desa merupakan salah satu bentuk peranscrta
masyarakat dalarn menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk KB di desa. Polindes hanya dapat
dirintis di desa yang te1ah mempunyai bidan yang tinggal di desa yang
bersangkutan. Scbagai bent uk peranserta masyarakat, Polindes dikelola oleh
pamong setempat, dan dimotori oleh bidan, karena Polindes merupakan
pelayanan profesi kebidanan.

Kader masyarakat yang terkait dengan Polindes adalah dukun bayi. Karena itu
Polindes dimanfaatkan pula sebagai sarana W1tllk meningkatkan kemitraan dengan
dukun bayi dalarn pertolongan persalinan. Kader posyandu dapat pula berperan
dalam Polindes, misalnya dalam melaksanakan penggerakan sasaran dan
penyuluhan. Selain itu, dapatjuga kegiatan posyandu dilaksanakan pada tempat
yang sarna dengan Polindes.

Indikator, Kategorisasi, dan Intervensinya

16
Tabel2. Tingkat Perkembangan Polindes

Indikator Tingkat Perkembangan

Pratama Madya Purnama Mandiri

fisik Belum ada Belum ada Ada bangunan Ada bangunan


bangunan bangun an lelap, lelap, belum lelap,
Ie lap, belum memenuhi memenuhi memenuhi
memenuhi syaral syaral syaral
syaral
Tempallinggal Tidak linggal > 3 Km 1-3 KM < 1 Km
Bidan di desa yang
bersangk ulan
Pengelolaan Tidak ada Ada Ada Ada
Polindes kesepakalan kesepa kalan , kesepakalan kesepakalan
lapi lidak dan Icrlulis dan lertulis
lerlu Iis
Cakupan < 10% 10-19% 20-30% > 30%
persal inan oleh
Nakes
Sarana air Tersedia air Tersedia air Tersedia air Tersedia air
bersih bersih, belum bersih, belum bersih, bersih,
dilengkapi dilengkapi dilengka pi dilengkapi
sumber air sumber air sumber air sumber air
bersih dan bersih dan ada bersih dan ada bersih dan ada
belum ada MCK MCK MCK dan
MCK SPAL
Cakupan < 25% 25 - 49% 50-74 % > 75 %
kemilraan
dengan dukun
bayi
Kegialan KIE < 6 kali 6-8 kali 9-12 kali > 12 kali
unluk
kelompok
sasaran
Dana Sehal < 50% < 50% < 50% ~50%

17

Catatan:

Jwnlah indikator utama tersebut di atas tidaklah mutlak. Bagi daerah yang
relatiftcrtinggal,jwnlah indikator utama dapat dikurangi . Sebaiknya bagi
daerah yang maju dan menginginkan indikator yang lcbih banyak. dapat
menambah indikator utama sesuai dengan kondisi daerah.

Demikian pula dengan cuI or(point-nya, bagi daerah yang maju dapat
meningkatkan cakupan, misalnya : cakupan persalinan di Polindes
masuk strata mandiri bila angkanya > 50%.

18
Pos Obat Desa (POD)

Pos obat desa adalah salah satu bentuk peranserta masyarakat berupa upaya
pengobatan sederhana bersumber daya masyarakat. POD merupakan bentuk
operasional pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKM) khususnya
dalam melaksanakan unsur :
Penyediaan obat sederhana
Penanggulangan penyakit ringan setempat

Sebagaimana upaya kesehatan bersumber masyarakat lainnya, PO 0 merupakan


kegiatan dari, oleh, dan untuk masyarakat dengan bantuan teknis petugas. POD
adalah kegiatan masyarakat yang mendapat bimbingan teknis dari puskesmas.

POD merupakan wahana edukasi yaitu alih pengetahuan dan olah


keterampilan tentang obat dan pengobatan sederhana, dari petugas kepada
kader dan dari kader kepada masyarakat. Kegiatan POD secara organisatoris
tetap berada di tingkat masyarakat, tetapi secara teknis medis harus dibina
oleh puskesmas.

POD bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong


dirinya sendiri di bidang kesehatan, melalui penyediaan obat dan pengobatan
sendiri, sebagai pertolongan pertama secara aman dan tepat. BiJa dirinci lebih
lanjut, tujuan khususnya adalah :
Meningkatkan pengetahuan masyarakat ten tang obat dan upaya
pengobatan sederhana terhadap penyakit ringan setempat.
Meningkatkan keterampiJan masyarakat dalam mengcnaJ keluhan dan
mengobati penyakit ringan secara sederhana.
Tersedianya obat yang bermutu, dengan harga terjangkau bagi
masyarakat.
Sasaran POD adalah keJompok masyarakat yang masih rendah
keterjangkauanya dalam hal obat pengobatan.

19
Obat-ohatan yang digunakan pada POD adalah obat generik golongan obat
bebas dan hebas terbatas. serta obat khllsus yang disusun oleh pemerintah.
Untuk nama obat, disesllaikan dengan nama yang sesuai dengan peruntukan.
Sebagai contoh adalah : obat panas, obat sakit kepala. obat cacing.

Indikator, Kategorisasi, dan Intervensinya

Tabel3. Tingkat Perkembangan POD

Indikator Tingkat Perkembangan


Pratama Madya Purnama Ma nd iri

.Jenis obat <5 5 - 10 > 10 > 10

Cakupan <30% 30-60% > 60% > 60%

Dana Sehat <50% >50% >50 I >50


-

Adapunjenis intervensi untuk tiap tingkat perkembangan POD adalah sebagai


berikut:

a. POD pratama,jenis intervensinya adalah pelatihanjenis penyakit setempat


yang perlu ditangguiangi, sehinggajenis obatpun bertambahjumlahnya.

b. POD madya, jenis intervensinya adalah pelatihan tokoh masyarakat dan


pelatihan tambahan penyakit dan obat yang digunakan untuk
mengatasinya.

c. POD purnama,jenis pelatihannya adalah dana sehat, agar POD tersebut


muJai meniti kearah kemandirian, sehingga kelestarian program dapat
lebih terjamin.

d. POD mandiri, jenis pelatihannya adalah dana sehat berprinsip JKPM,


agar dana sehat setempat ditingkatkan stratanya mengarah JK PM.

20

Dana Sehat

Dana sehat sudah lama dikembangkan di Indonesia jauh sebelum program JKPM
dicanangkan. Sejak pendekatan PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa) digunakan pada tahun 1974, dana sehat telahmulai marak meski masih
dalam bentuk yang seder han a, misalnya : jimpitan beras, sumbangan keluarga
untuk PMT (pemberian makanan tambahan) balita, arisan jamban keluarga., arisan
rumah sehat, dll.

Bersamaan keberhasilan pembangunan ekonomi Indonesia "demand"


masyarakat terhadap kesehatan makin meningkat. Sejalan dengan itu terjadi
perkembangan yang menarik yaitu, meluasnya keinginan untuk membentuk
dana sehat dan meluasnya liputan wilayah dana sehat. Bila dulu dana sehat
hanya sebatas pada desa, kini sudah mulai merambah ke tingkat kecamatan
bahkan kabupaten. Institusi penyelenggaraan dana sehatjuga mulai beragam,
ada pola PKMD, poJa UKS, poJa koperasi, pola pondok pesantren, poJa
kelompok agama, pola LSM, pola perusahaan swasta, dll.

Indikator, Kategorisasi, dan Intervensinya

21

Tabcl4. Tingkat Perkembangan Dana Sehat

Indikator Tingkat Pcrkembangan

Pratama I Pratama II Pratama III Madya Pu rn a rn a

Kepcsertaan < 50 KK 150-3000 300-500 500-1000 > 1000 KK


KK KK

Pendanaanl <Rp 150 Rp 150 Rp 300-Rp Rp 500 > Rp 800


iuran/premi RP300 500 Rp 800

Pcmeliharaan Rawatjalan Rawat jalan Rawat jalan Rawat Rawat jalan dan
kesehatan Puskesmas Puskesmas Puskesmas ja lan dan rawat inap Jan
rawat inap persallnan
dan
persal inan

Organisasi Institusi I nstitu si In stitusi Organisasi Organisasi


lokal, tenaga lokal, tenaga lokal, 1-2 ada, 3-7 berbadan
sukarelawan sukarelawan tenaga tenaga hukum , >8
purna purna orang tenaga
waktu waktu purna waktu

Perkiraan Tingkat desa Tingkat desa Tingkat Tingkat Lintas


tingkat desa kecamatan kecamatan
wilayah
I
...

Jenis intervensi pada tiap kategori, sebagai berikut :


a. Dana sehat pratama (1, II dan III), jenis intervensi yang biasa dilakukan
adalah meningkatkan frekuensi dan intensitas KIE dari petugas pembina
kepada para pengurus dana sehat.
b. Dana sehat madya, jenis intervensinya adalah pelatihan manajcmen
operasional dana sehat.Pelatihan ini berkaitan dengan pengelolaan dana
sehat secara keseluruhan, termasuk manajemen keuangan.
c. Dana sehat purnama, jenis intervensinya adalah pelatihan JPKM sebagai
persiapan dana sehat tersebut untuk bergabung atau meningkatkan
statusnya menjadi lPKM.

22

Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang memiliki warga belajar
yang disebut santri. Para santri inijumlahnya banyak, sehingga diharapkan para
alumnus pondok pesantren (para santri) terse but tidak saj a mahir di bidang agama,
tetapi merekajuga mahir menjadi inovator di dalam pembangunan kesehatan.

Peran pondok pesantren dalam pembangunan kesehatan diwujudkan dengan


munculnya UKBM di lingkungan pondok pesantren, antara lain: Posyandu
Asuhan TokohAgama (PosyanduAsta), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren),
Dana Sehat Pondok Pesantren, Santri Husada, dll.

Indikator, Kategorisasi, dan Intervensinya

Tabel5. Tingkat Perkembangan Poskestren

Tingkat Perkembangan
Indikator
Pratama Madya Pumama Mandiri
Jumlah anggota <5 6-10 11-1 5 > IS kah
Pelaksanaan krida 1 kali 2 kali 3 kaJi > 3 kali
Jangkauan kegiatan Inlern pesanlren Antar organisasi Masyarakal
Jangkauan pelayanan promosi 1 2 >2 >2
sid rehabilitatif
Penggalian sumber dana - + + +
Cakupan dana sehat <50% <50% <50% >50%

Jenis intervensi untuk tiap tingkatan perkembangan Poskestren sebagai berikut :


a. Poskestren Pratama, intervensinya adalah pelatihan anggota santri husada.
b. Poskestren Madya, intervensinya adalah pelatihan pimpinan santri husada
dan pelatihan penambahan program kegiatan.
c. Poskestren Purnama, intervensinya pelatihan program kegiatan dan
pelatihan penggaJian dana masyarakat.
d. Poskestren Mandiri, intervensinya adalah pelatihan dana sehat berprinsip
JPKM.

23

MEDIA PROMOSI KESEHATAN

MEDIA PROMOSI KESEHATAN

1. Pendahuluan

Media Promosi Kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk


menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik (TV, Radio,
komputer,dll.) media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya
ke arah positifterhadap kesehatan .

Mengapa diperlukan Media?


Promosi Kesehatan tidak dapat lepas dari media karena melalui media
pesan-pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami sehingga
sasaran dapat mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan
untuk mengadopsinya perilaku yang positif.

2. Tujuan/alasan diperlukan media


Adapun beberapa alasan kenapa media sangat diperlukan di dalam
pelaksanaan Promosi Kesehatan adalah:
a. Media dapat memperrnudah penyampaian informasi.
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.

c. Dapat memperjelas informasi .

d. Media dapat mempermudah pengertian .

c. Mengurangi komunikasi yang verbalistik.

f Dapat menampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap dengan mata .

g. Memperlancar komunikasi,dll.

3. Penggolongan Media Promosi Kesehatan

a. Dilihat dari aspek peninjauannya dapat dikelompokkan dalam


berbagai jenis :

1
1) Dari aspek bentuk umum pcnggunaannya:
Bahan baeaan: Modul, buku rujukanlbaeaan, folder, leaflet,
majalah, bulletin,dll.
Alat peraga; Poster tunggal, poster seri, flipehart, tranparan ,
slide. Fiim,dll.

2) Aspek cara produksi:


Media eetak: Buku pedoman, modul, booklet, foider,leaflet,
poster, selebaran,dll
Elektronik : Audio,video, CD, YCD,slide, fiim,dll.

3) Aspek sifat perangkat:


Perangkat keras(hardware) : Projector (Slide. Film. Over
Head). Video player, tape recorder.
Perangkat lunak (software) : SlidefUm. Audio Cassete. Video
film. film. tramparan.dff.

b. Pembagian secara garis besar, definisi, kelebihan, dan


kelemahannya :

1). Media cetak, yai tu suatu media statis dan mengutamakan pesan
pesan visual. Media eetak pada umumnya terdiri dari gambaran
sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna .
Adapun maeam-macamnya adalah : Poster, L:;(lfk '. Brosur,
Majalah, Surat Kabar, Lembar Balik, Sticker,Parnf1et, d!!

Kelebihan dan kclemahan Media cetak


a. Kelebihannya: tahan lama, dapat menjangkau banyak C .lnr.,
biaya produksi tidak tinggi, tidak perlu listrik, dapat dibawa
kemana-mana, dapat mengungkit rasa keindahan,
mempermudah pemahaman, serta meningkatkan gairah
belajar.

b. Kelemahan: Media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan


efek gerak, serta mudah terlipat.

2
2). Media elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis dapat
dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat
bantu elektronik.
Adapun macam-macam media tersebut adalah: Televisi, radio, film,
video film, kaset, CO, YCO, dll.

Kelebihan dan kelemahan Media Elektronik


a. Kelebihannya: Sudah dikenal masyarakat, mengikut sertakan
semua pancaindera, lebih mudah dipahami, lebih menarik karena
ada suara dan gambar bergerak, bertatap muka. penyaj ian
dapat dikendalikan,jangkauan relatiflebih besar, sebagai alat
diskusi, dan dapat diuJang-ulang, dll.

b. Kelemahannya: Biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik,


perlu alat canggih untuk produksinya, perlu persiapan matang,
peralatan selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan
penyimpanan, perlu trampil dalam pengoperasian, dll.

3) Media luar ruang, yaitu media yang menyampaikan pesannya


diluar ruang secara umum melalui media cetak dan elektronik secara
statis.
Contoh media luar ruang: Papan reklame, yaitu poster dalam ukuran
besar yang dapat dilihat secara umum di perjalanan, spanduk, yaitu
suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat
diatas secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan
dipasang disuatu tempat strategi agar dapat dilihat oleh semua orang,
pameran, banner, TY layar lebar, dll.

Kelebihan dan kelemahan Media luar ruang


a. Kelebihannya: sebagai informasi umum dan hi buran, mengikut
sertakan semua pancaindera, lebih mudah dipahami, lebih
memuik karena ada suara dan gambar bergerak, bertatap muka,
penyajian dapat dikendalikan,jangkauan relatiflebih besar,
dapat menjadi tempat bertanya lebih detail, dapat menggunakan
semua pancaindera secara langsung, dB .

3
b. Kelem J hannya: Biaya lcbih tinggi, sedikit rumit, ada yang
memerlukan listrik, ada yang memcrlukan alat canggih untuk
produksinya, perlu persiapan matang, pcralatan sclalu
berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan,
perlu terampil dalam pengoperasian, dll.

4. Bagaimana merancang pengembangan Media Promosi


Kesehatan?

Media promosi kesehatan yang baik adalah media yang mampu


memberikan informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai
dengan tingkat penerimaan sasaran sehingga sasaran tau, mau, dan
mampu untuk berubah perilaku sesuai dengan pesan yang
disampaikan. Untuk hal itu diperlukan langkah-Iangkah
pengembangan rancangan media promosi kesehatan dengan
menggunakan proses P, sebagai berikut:

a. Tahapan Analisis Masalah dan Sasaran


Tahap pertama dari kegiatan proses P adalah analisis . Pada
tahap ini kita melakukan penelaahan analisis:
Masalah kesehatan, tennasuk penyebab masalahnya, sifat
masalah, epidemiologi masalah tennasuk masalah perilaku
yang ada di masyarakat sehubungan dengan masalah
kesehatan yang ditimbulkan.
Kelompok sasaran, dalarn hal demografi, sosial- ekonomi,
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat
seperti umur, pendidikanlbuta aksara, budaya dan ad at
istiadat, pendapatan, serta pengembangan sikap dan
perilaku yang berhubungandengan masalah kesehatan.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan, peraturan dan program
penanggulangan yang telah ada dan berbagai instansi sektoral
untuk mengetahui pengalaman yang lalu harapandi masa
yang akan datang. Disini dapat dipelajari arahan-arahan
dalam membuat suatu program atau kegiatan KIE ma,>ing
masing sektor. Apakah masalah kesehatan yang ada lebih
dilihat sebagai masalah sosial , kesehatan, ekonomi,

4
demografi atau bahkan politik. Dan melihal program serta
pendukung-pendukung apa saja yang telah tersedia.
Memilih institusi, organisasi atau LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat) yang mampu mendukung program dengan
melihat kemampuan internal dan eksternal dari organisasi
tersebut.
Sasaran komunikasi yang tersedia, untuk menetapkan
media dan sarana yang telah tersedia dan yang telah di
laksanakan.

b. Tahap Rancangan Pengembangan Media


Pada tahap ini dirancang atau direncanakan berbagai strategi
dan model intervensi yang menjelaskan 8 komponen utama,
yaitu:
1) Menentukan tujuan: perlu diingat tujuan harus spesifik,
realistik, prioritas dap~t di ukur, dan di batasi waktu.
2) Identifikasi kelompok sasaran : dilakukan segmentasi
berdasarkan demografi, geografi, budaya, psikologis, atau
karakteristik- karakteristik lainnya yang spesifik.
3) Mengembangkan pesan-pesan, ditujukan sesuai dengan
kebutuhan, kepedulian, tingkat pengetahuan serta tingkat
kewaspadaan dari sasaran yang dituju. Harus mengandung
informasi yang akurat dan terfokus pada pesan kunci. Jangan
terlalu banyak pesan.
4) Menetapkan media yang akan digunakan: apakah
interpersonal atau media massa. Penggunaan media
sebaiknya bermacam-macam namun terkoordinasi
dengan baik. Juga harus diperhatikanjangka waktu dan
dampak dari penggunaan media terse but.
5) Penguatan interpersonal: mencari orang-orang atau
kelompok yang secara langsung atau tidak langsung dapat
mempengaruhi orang terse but pemimpin masyarakat, para
ahli, tokoh agama dan lain-lain dalam mengambil keputusan
atau perubahan perilaku yang positif.

5
6) Menulis rencana kegiatan: baik bulanan, triwulanan atau
tahunan. Juga tulis indikator-indikator untuk memonitor
keluaranlout put.
7) Perencanaan anggaran: termasuk anggaran personalia,
pencetakan media, pretest, revisi, pelatihan tugas lapangan,
logistik, biaya perjalanan, evaluasi, dan lain-lain.
8) Bagan organisasi atau perencanaan manajemen dengan
pembagian tugas dan tanggungjawab yang terisi .

c. Tahap Pengembangan Pesan, Uji Coba, dan Produksi Media


Dalam pada tahap I dan 2 diatas. Pesan harus disederhanakan,jelas,
spesifik, konsisten, positif, menarik perhatian, berorientasi pada tindakan.
dan cocok dengan budaya dan kebijakan Nasional peranan pihak lain
:;cp~:"!! ~rt!5 ; rJlii desilV1 diperlukan untuk mendapatkan kreatifitas pesan
pesan . Perlu di lakukan p~~gujian dari setiap pesan kepada sasaran
sebelurn bahan KlE itu di produksi. PandarigafJ dari ahli asing, pejabat
pejabat tinggi pemerintah atau ternan-ternan tidaklah cukup sebagai
pegangan, Iebih penting adalah melakukan protes pada sasaran potensial,
dan bila perlu melakukan revisi material.

Langkah-Iangkah yang harus dilakukan adalah:


Membuat konsep pesan-pesan yang berisikan ilustrasi-ilustrasi
pendahuluan, kata-kata ungkapan, tema atau slogan yang
mereleksikan strategi secara kesel uruhan.
Pretest konsep pesan pada sekelornpok sasaran atau wakil-wakil
perorangan yang diharapkan akan menghasilkan pesan yang
bermutu. Memberikan perhatian khusus untuk gam bar atau
ilustrasi (bentuk yang tidak tertulis)untuk menghindari salah paharn.
Ciptakan dan kembangkan pesan-pesan yang lengkap beserta
saran a pendukungnya (contohnya pengumuman melalui radio.
booklet, poster).
Pretest pesan yang lengkap dan bahan-bahan untuk pemahamall
keseluruhan, kernarnpuan mengingat, titik yang kuat dan yang Icmah.
relevansi yang pribadi, dan hal-hal peka atau masih di perdebatkan.
sebelum diproduksi .

6
Adanya tes ulang bahan-bah an sebelum diproduksi ulang untuk
meyakinkan daya muat adalah masih efisien dan efektif. Semua
pelaksana pengembangan media di semua tingkatan harus siap
mengikuti keadaan dan memuat perubahan-perubahan sebagai hasil
dari testing

d. Tahap Pelaksanaan dan Pcmantauan


Pelaksanaan adalah tahap di mana perencanaan mulai di laksanakan.
Pelaksanaan .biasanya merupakan bagian yang paling membutuhkan
biaya di mulai sampai tahapan pretest dan revisi selesai dilakukan.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut


Menghasilkan pesan dan bahan berdasarkan hasil pretest.
Penyebaran pesan-pesan dan bahan-bahan secara terintegrasi dan
sesuai jadwal melaJui saluran media yang tepat sehingga mendapat
pengaruh yang nyata. Latih mereka yang akan menggunakan bahan
bahan tersebut. Sebarkan secara luas jadwal pelaksanaan dan
laporan sehingga tidak ada seorangpun "keyperson" atau kelompok
yang tidak mengetahuinya.
Monitoring atau pemantauan melihat keluaran dari program
dibandingkan dengan rencana kerja dan rencana anggaran. Hal
ini membantu manajer mengindentifikasi dan memperbaiki
masalah-masalah sebelum menjadi hambatan. Adapun hal-hal
yang perlu dimonitor adalah: jumlah/volurne bahanlmateri yang
diproduksi, proses distribusi melalui media massa atau melalui
interpersonal, struktur internal, kekuatan hubungan kerja sama
dengan organisasi lain termasuk juga dengan organisasi yang
tidak bersahabat dengan kita, perubahan yang dibuat dari
rancangan proyek bila diperlukan .

e. Tahapan Evaluasi dan Rancang Ulang


Evaluasi menyediakan infonnasi bagi manajer program terhadap hasil/
out pilI dan dampak dari kegiatan untuk membuat perubahan-perubahan
yang diperlukan. Belajar dari pengaJaman yang kita perlukan bukan kritik
tapi harus caralpendekatannya.

7
l::valuasi mengukur dampak kegialan dari segi sasaran dan lujuan yang
hendak dicapai. Dapat dilihat dari perubahan pengetahuan, sikap, dan
perilaku yang menetap dari sasaran potensial, provide, staf KIE dan
kelompok-kelompok berpengaruh lainnya.

Langkah-Iangkah yang dilakukan:


Ukur dan teluswi kepedulian umum, daya ingat atau praktik perilaku
dari khalayak sasaran dengan menggunakan teknik penclitian yang
dapat diterima, untuk menghasilkan umpan baik yang tepat.
Analisis hasil sesuai dcngan tujuan spesifik .
Buat perubahan pada rancangan proyek, bila diperlukan.

Evaluasi dapat dilihat sebagai tolak ukur keberhasilan bukan menguji


penampilan pekerja. Organisasi pelaksana harus diberi penghargaan
karena telah mengidentifikasi masalah - masalah dan membuat
koreksi yang diperlukan. Perhatian seharusnya tertuju pada pen.ingkatan
hasil yang lebih spesifik misalnya, penempatan poster di berbagai
kelompok penting atau menyerahkan sebagian tugas dan tanggungjawab
kepada organisasi lain. Pejabat pemerintah yang menaruh minat harus
diberi tahu setiap perubahan perbaikan sebagai hasil evaluasi .

Review dan perancangan ulang ditujukan pada kesinambungan


kebutuhan KIE dan pada kemampuan serta sumber daya yang telah
tersedia atau didapat dari proyek agar menjadi suatu kegiatan KlE yang
efektifdan terus menerus.

Langkah -Iangkah review dan perencanaan ulang adalah :


Telaah ulang dan analisis inforrnasi yang didapat dari setiap tahap
proses P.
Analisis dampak dan proyek atas nama sasaran, organisasi pemberi
dana, dan lain-lain yang berkepentingan.
Identifikasi perubahan yang berarti secara nasional.
Identifikasi kekuatan dan kelemahan.
Evaluasi keahlian yang dihasilkan oleh orang - orang setempat.

8
Perkiraan sumber yang dapat mendukung di masa yang akan
datang.
Rancangan ulang kegiatan komunikasi secara kontinu.
Daur ulang data hasil penilaian ke dalam yang baru.

Proses KlE haruslah merupakan proses yang kontinu. Perubahan sikap


dan perilaku yang bermakna dari seseorang membutuhkan waktu
dan usaha yang berulang - ulang. Proses ini seperti siklus, menyesuaikan
dengan perubahan kebutuhan dari masyarakat sasaran potensial dan
berdasarkan pengalaman yang baru.

VI
KONSEP DASAR PEMASA.RAN SOSIAL
PEMASARAN SOSIALOALAM BIOANG KESEHATAN

I. PEMASARAN SOSIAL

Pemasaran Sosial dapat diartikan sebagai perancangan, penerapan dan


pengendalian program yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan
suatu gagasan atau praktik tertentu pada suatu kelompok sasaran.

Pad a dasamya pemasaran sosial tidak berbeda dengan pemasaran komersial:


pemasaran sosial menggunakan teknis anal isis yang sarna: riset pasar,
pengembangan produk, penentuan harga, keteIjangkauan, promosi. Oapat
disimpulkan bahwa pemasaran sosial adalah penerapan konsep dan teknis
pemasaran untuk mendapatkan manfaat sosial. Tentu saja ada sedikit
perbedaan antara pemasaran di bidang usaha dengan pemasaran sosial.
Perbedaan terse but antara lain adalah :
Penggunaan produk sosial biasanya lebih rumit daripada produk
komersial, misalnya menggunakan oralit tidak semudah minum
Coca-cola.
Produk sosial hasilnya sering tidak cepat dirasakan.
Saluran distribusi lll1tuk produk-produk sosiallebih sulit dikontrol karena
biasanya menyangkut banyak pihak.
Konsumen pada umwnnya tidak mampu, rawan terhadap penyakit dan
berpendidikan rendah.

Hal-hal tersebut menyebabkan pemasaran sosial jauh lebih rumit dan


sulit, sehingga tahap perencanaan perlu dilakukan secara mantap.

II. BAURAN PEMASARAN

Orientasi dari pemasaran adalah konsumen. Oi sini konsumen menjadi titik


tolak suatu proses yang mempunyai empat unsur: prod uk, harga, tempat,
promosi. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, keempat
llnsur tersebllt harus dikembangkan dan dikelola secara terpadu sebagai
sllatll kesatllan, yang disebllt bauran pemasaran atau "marketing mix".

1
Bagan Bauran Pemasaran Sosial

Produk J
1
Harga
H Konswnen ~

~
Tempat

Promosi

A. Konsumen

Konsumen atau pengguna bukan hanya merupakan sasaran pokok, tetapi

juga sebagai pengukur apakah kegiatan yang dilaksanakan cocok,

diminati dan berhasil. Konswnen secara sistematis dimintai saran sepanjang

proses pemasaran sosial, memberikan data untuk menentukan strategi

pemasaran. Sebelum produk baru diperkenalkan langkah pertama adalah

penelitian yang cermat tentang faktor lingkungan dan psikologi yang

mempengaruhi sikap sasaran terhadap prod uk. Sasaran pemasaran sosial

terdiri dari berbagai subkelompok dan tiap subkelompok mempunyai

pandangan, nilai, dan kebutuhan sendiri. Oleh karena itu, penelitian dimulai

dengan sekmentasi sasaran.

Sekmentasi sasaran adalah suatu proses pengelompokkan sasaran ke sub

sub kelompok yang lebih homogen yang memiliki kesamaan kebutuhan dan

atau kesamaan karakter.

Pembagian subkelompok ini dapat dilakukan sebagai berikut :

Khalayak sasaran primer : Sasaran pokok yang diharapkan dapat


berubah perilakunya ke perilaku yang diharapkan.
Khalayak sasaran sekunder : Sasaran antara yang mempunyai pengaruh
terhadap khalayak sasaran primer misalnya petugas kesehatan, tokoh
masyarakat, anggota keluarga, dan lainnya.

2
Khalayak sasaran tersier : Sasaran penunjang yang turut menentukan
keberhasilan program, seperti para pengambil keputusan, penyandang
dana dan orang-orang yang berpengaruh untuk itu.

Subkelompok tersebut masih dapat dipilah-pilah lagi berdasarkan berbagai


faktor seperti : status sosial ekonomi budaya, tempat tinggal,jenis kelamin,
dan lainnya.

B. Produk

Produk tidak selalu berbentuk benda nyata yang dapat dilihat dan diraba
seperti kapsul vitamin A, tablet besi, bahan makanan surnber vitamin A, dan
lainnya. Produk dapat pula berupa pelayanan kesehatan seperti penimbangan
balita, pemeriksaan kehamilan, imunisasi, atau juga dalarn bentuk ide/gagasan
seperti berhenti merokok, kesegaranjasmanijantung sehat, dan lainnya.
Produk inilah yang kemudian dipasarkan, sehingga berlangsung proses
pertukaran dengan kelompok sasaran.

Produk sosial dapat dijabarkan sebagai berikut :

Ide
Sikap

Nilai

Tindakan
Produk sosial Praktik

Perilaku

Produk nyata

Produk harus dibuat atau dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan


keinginan konsumen. Untuk itu diperlukan risct pasar. Dalam hal ini yang
dimaksud dengan pasar adalah khalayak konsumen . Pasar dalam
pengertian ini dapat dibcdakan berdasarkan atas beberapa faktor, seperti
status so sial atau ekonomi, tempat tinggal,jenis kelamin, dan lainnya. Jadi ,
konsumen dapat dibagi dalarn beberapa segmen yang masing-masing memiliki
sifat tersendiri. Perlu diketahui, bahwa kebutuhan dan keinginan konsumen
selalu berkembang sesuai dengan keadaan serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Perkembangan ini harns selaJu dipantau, selUngga produk
dapat selalu didominasi sesuai dengan tuntutan keadaan. Untuk itu riset pasar
perlu dilaksanakan secara berkelanjutan , sejak dari tahap perencanaan ,
pengembangan produk, penerapan sampai dengan evaluasi .

C. Harga

Dasar pemasaran adalah tukar menukar, dalam arti konsumen perlu


mengeluarkan biaya untuk memperoleh produk yang diinginkan . Tentu
saja harga yang dibayarkan harns dirasakan seimbang dengan manfaat
yang diperoleh dari produk tersebut. Yang dimaksud dengan harga bukan
hanya yang meliputi uang yang harns dibayarkan, tetapi juga hal-hal lain
seperti waktu yang dikorbankan, gerakan fisik yang diperlukan, gaya
hidup yang barangkali harus berubah, dan batin atau ketenteraman .
Meskipun besarnya rupiah keci I, tetapi mungkin aspek lainnya dirasakan
berat bagi konsumen. Misalnya untuk memperoleh kapsul vitamin A
yang gratis, ibu harus meluangkan waktu dan berjalan ke Posyandu.
Mungkin hari itu dia tidak mendapatkan uang karena tidak dapat berjualan
di pasar, atau harns meninggalkan pekerjaan atau anggota keluarga lainnya
di rnmah karena pergi ke posyandu.

Hambatan dan rasa keberatan perlu diketahui dan dicari cara mengatasinya,
sehingga terjadi kemudahan. Penetapan harga tentu tidak dapat terlepas
dari ketiga unsur pemasaran lainnya, karena sebagai suatu kesatuan tiap
unsur saling mempengaruhi, dan turnt menentukan besarnya harga yang harus
dibayar oleh konsumen.

4
D. Tempat

Yang dimaksud dengan tempat ialah lokasi di mana produk dapat


diperoleh. Tempat atau jalur distribusi perlu diperhitungkan dengan baik.
Semakin luas jaringan distribusinya, semakin mudah konsumen untuk
memperoleh prod uk tersebut.

Dalam pemasaran sosial, jalur distribusi ini biasanya menyangkut


bermacam-macam institusi yang terlibat dalam kegiatan diseminasi
gaga san yang dipasarkan, yaitu dari perumus gagasan sampai pada
penerima yang dituju. Misalnya, siapa saja yang terlibat di tiap tingkat
administrasi agar distribusi kapsul vitamin A dapat berjalan dengan baik.
Dalam hal ini faktor efektivitas dan efisiensi harus dipertimbangkan.
Dengan demikian produk sebaiknya ditempatkan dimana terjadi kontak
maksimal dengan konsumen.
Arus penyaluran prod uk juga harus lancar dan persediaan harus selalu
cukup. Agar supaya pelaksanaan distribusi berjalan dengan lancar,
dilapangan dapat digunakan tenaga perantara yang sifatnya sukarela yang
kita kenai dengan kader. Untuk tenaga seperti ini, maka kualitas pelatihan
perlu mendapat perhatian, disamping daya tarik prod uk serta kreativitas
yang diperlukan untuk menggugah semangat kader.

Model saluran distribusi untuk produk sosial yang nyata secara fisik dan
tidak nyata (tangible dan Intangible) dapat dilihat pada bagan berikut :

1. Saluran distribusi produk sosial nyata.

Tanpa
Saluran
Change I .1
Agent r.- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - . Adop'" 1

I
~EJ
Satu
Change
Sa luran
I
. Agent .r-----------------------~
Pengecer
1
Dua
Saluran
~~
l Distrihutor t-I-------------.j1 Pengecer H Adopter I
Tiga Change
Pengecer Adopter
Saluran Agent

2. Saluran distribusi produk sosial tidak nyata.


a. Model saluran distribusi satu tahap.

Social - - - -__ Media ----------... Adopter


Marketer

b. Model saluran distribusi dUii tahap

Social _ _ _ __ Media _ _ _ _Ll.ater


Marketer Adopters

c. Model multi saluran distribusi.

~
Social

Marketer

Inovator Later

Other
Social +
L..._ _ _ _ _ _ _ _
L./
__A_d_o_p_,e_r_~lP'"
Mar~k_e_te_r___________L_a_in_n_Y_a______L_a_"Jnya

6
E. Promosi

Promosi berarti : mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk


konsumen atau kelompok sasaran untuk menggunakan produk yang
ditawarkan. Produk yang menarik belumlah cukup. Ini harus disertai
dengan komunikasi yang berkesinambungan dan terarah untuk memberi
informasi, inovasi, dan edukasi kepada konsumen. Efektivitas pemasaran
sangat tcrgantung pad a efektivitas komunikasi, karena pada dasarnya
promosi adalah komunikasi. Dalam hal ini pesan yang dikomunikasikan
harus sesuai dengan segmen pasar yang dituj u, demikianjuga panduan
media yang digunakan. Promosi dapat dilakukan melalui komunikasi
massa (TV, radio, koran, dan media cetak) serta komunikasi interpersonal.

Promosi dilakukan dengan tema pokok yang mengikat semua unsur


pemasaran. Jadi, unsur promosi ini tidak lepas dari unsur produk, harga
maupun tempat, karena ketiga unsur ini juga merupakan alat promosi.
Paduan semua unsur tersebut harus dapat membangun citra produk yang
tentu saja harus sejalan dengan citra diri konsumen.

Pesan-pesan harus dapat merangsang telinga dan mata, dapat dipercaya


dan dapat diterima dengan rasa dan aka!. Oleh sebab itu, harus jelas perilaku
apa yang diharapkan akan dilaksanakan, apa keuntungan yang diperoleh
jika dilaksanakan.

Selain itu pesan-pesan tidak dapat disampaikan secara serentak, harus


ada urutan prioritas, misalnya tahap pertama bersifat memberi informasi,
tahap kedua bersifat motivasi, dan tahap ketiga memperkuat atau
kemungkinan lain .

Panduan media yang akan digunakan ditentukan atas hasil riset pasar, media
mana yang pal ing disukai dan sering digunakan khalayak sasaran. Paduan
media ditentukan berdasarkan dayajangkau dan frekuensi media tersebut,
manfaat tiap media yang dipilih serta biaya tiap media, sehingga diperoleh
paduan media yang efektif dan efisien.

7
III. LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGEMBANGKAN
KEGIATAN PEMASARAN SOSIAL

Pemasaran sosial adalah sllatll bentllk disiplin lIntllk mengembangkan


kegiatan komunikasi kesehatan. TlIjuannya adalah mendapat kata yang tepat
untuk dipakai meyakinkan para ibll agar berbllat seperti apa yang dianjurkan,
tokoh yang akan dipakai lIntllk menyampaikan pesan, salman komllnikasi
(langsllng dan tidak langsllng), dan bagaimana memanfaatkan salman
komllnikasi tersebllt sebaik-baiknya.

Ada 14 langkah dalam mengembangkan kegiatan pemasaran sosial itll,


yaitll :

1. Riset Formatif

Sebe\lIm kita menganjmkan orang lIntllk merubah perilakllnya, kita


harus tahll dllill bagaimana sekarang dan bagaimana sikapnya
terhadap perilakll yang kita anjurkan. Kita tidak dapat hanya
mendllga-mendllga atall memperkirakan kedlla hal tersebllt. Kita
harus menggalinya dari mereka sendiri. Kita namakan penggalian
demikian riset formatif, karena dilakllkan lIntllk menentllkan format
strategi kegiatan. Kita akan memilih sempel secara acak dalamjumlah
yang memadai serta melakllkan wawancara dengan mereka, secara
kelompok atall perorangan, dan biasanya kedlla cara ini dipakai. Kita
j lIga ingin menemukan tokoh yang paling dihormati kelompok sasaran
sehingga kita dapat memanfaatkan tokoh tersebllt lIntllk
menyampaikan pesan-pesan kita. Kita akan menggali sikap mereka
terhadap pelayanan yang ada di pllskesmas, posyandll, kader, dan
terhadap organisasi kemasyarakatan, seperti PKK, dan lain
sebagainya.

Kitajllgaakan mewawancarai petugas dan berbagai instansi. Kita akan


bertanya kepada ibll tentang kehidllpan sehari-hari, bagaimana interaksi
mereka dalam masyarakat dan kelompok kemasyarakatan, kemana
mereka pergi, kalall keluar rumah. Radio dan media massa yang mereka

8
manfaatkan, berapa kaJi, kapan, dan hi buran apa serta peristiwa
keagamaan atau budaya apa yang mereka hadiri. Berdasarkan ke semua
itu kita kembangkan strategi kegiatan kita.

2. Penyusunan Strategi

Strategi akan meneakup :


Berbagai keJompok sasaran yang diperoleh dari penelitian
formatif dapat dibagi dalam 3 kelompok besar:
Sasaran primer, yaitu sasaran pokok yang benar-benar kita
harapkan berubah kebiasaannya.
Sasaran sekunder, yaitu sasaran antara yang akan terlibat
dalam penyampaian produk atau pelayanan atau yang terlibat
dalam penyampaian pesan-pesan seeara langsung.
Sasaran tersier, yaitu sasaran penunjang yang terlibat seeara
tidak langsung, namun dukungannya sangat diperlukan .

Berbagai perilaku yang diharapkan dari tiap kelompok sasaran.


Sikap negatifterhadap perilaku yang diharapkan seeara rinei.
Pemeeahan yang disarankan untuk mengatasi hambatan terse but.
Kata-kata yang disarankan untuk dipakai guna meyakinkan
kelompok sasaran untuk melakukan apa yang diharapkan.
Berbagai saluran komunikasi yang ada untuk anal isis
selanjutnya.

3. Menguji Coba Strategi

Setelah strategi disusun kita kembali mengunjungi kelompok sasaran


primer untuk menguji eoba strategi tersebut pada mereka.
Bila perilaku yang disarankan perlu dilaksanakan tiap hari , seperti
pemberian makan anak, kita minta para ibu melaksanakan dalam
satu minggu. Bila periJaku yang dianj urkan hanya dil aksanakan
sekali, seperti imunisasi atau menimbangkan anak di posyandu, kita
akan minta para ibu itu melaksanakan sekali ata u dua kali .

9
Kita akan menggunakan kata-kata dan tokoh yang tertuang dalam
strategi untuk meyakinkan ibu-ibu agar mau melaksanakannya.
Semua pertanyaan yang dipunyai ibu-ibu, seperti yang tergambar
pad a hasil riset formatif berupa sikap negatif dan hambatan yang
mungkin menghalanginya untuk berbuat, hendaknya bisa terjawab .

Kendati demikian, pelaksana penelitian mungkin masih menjumpai


bahwa kata-kata tersebut belum cukup meyakinkan ibu-ibu untuk
berbuat. Dalam hal ini petugas lapangan akan bekerja sarna dengan
para ibu untuk menemukan cara melakukannya sampai ibu-ibu
tersebut sepenuhnya puas dan setuju untuk melaksanakannya. Petugas
lapangan secara cennat menulis cara-cara yang ditemukan untuk
meyakinkan ibu-ibu itu . Biasanya setelah satu minggu petugas
lapangan akan kembali mengunjungi ibu-ibu yang sarna dan
membicarakan hasilnya dengan mereka. Apakah mereka
melaksanakannya ? Apakah mereka akan terus melaksanakannya ?
Pembicaraan akan dilakukan hati-hati dengan para ibu yang gagal,
atau hanya setengah berhasil, untuk menemukan apa masalahnya,
rasa keberatan apa yang masih ada dan bagaimana masalah dan rasa
keberatan itu dapat diatasi. Percakapan ini akan dicatat dengan
cennat.

Berdasarkan masukan itu, strategi yang kita buat serta


menggambarkan apa yang kita harapkan dilakukan ibu-ibu itu dan
bagaimana melaksanakannya sekarang sudah dapat disempumakan.

4. Menulis Arahan Kreatif dan Media

Kini kita menulis strategi kreatif dan media. Kita menuliskan ini
walaupun kita akan melaksanakan kegiatan kreati f at au
melaksanakan kegiatan media kita sendiri. Arahan tertulis ini penting
walaupun pelaksanaannya dilakukan instansi lain atau biro iklan.
Arahan ini menyimpulkan tujuan dan maksud kegiatan, gambaran
rinci data ekonomi, sosial, dan geografis daerah kegiatan serta daftar

10
kelompok sasaran primer, sekunder, dan tersier dan gan1baran keadaan
mereka.

Kecuali itujuga berisikan analisis semua saluran komunikasi yang


mungkin dipakai untuk mencapai sasaran primer sehingga diteliti
lebih lanjut serta frekuensi dan biayanya. Mungkin akan mencakup
media massa, kader, kelompok masyarakat atau saluran lain seperti
promosi di pasar lokal atau peristiwa budaya dan saluran lain yang
muncul dalam penelitian pad a ibu-ibu serta mungkin dapat dipakai.
Juga catatan bagaimana komunikasi dan motivasi sasaran sekunder
dan tersier akan dilaksanakan.

Bahan komunikasi yang perlu dikembangkan mungkin meliputi spot


radio, film TV atau slide, bahan-bahan penyuluhan bagi kader dalam
bentuk kartu konsultasi, lembar balik atau poster dan pita kaset,
spanduk (yang berguna untuk upaya promosi jangka pendek) atau
poster-poster (sebagai pengingat pesan-pesan yang disampaikan media
massa atau kader), dan lain sebagainya. Sebagai tam bahan, booklet
barangkali cocok dipakai untuk mendapatkan dukungan yang
diharapkan dari kelompok sasaran sekunder dan tersier. Pedoman
pelatihan dan modul juga diperlukan untuk melatih kader. Pada
arahan dijelaskan pula anggaran yang mungkin didapat.

Bagian kedua dari arahan itu berupa uraian ten tang kelompok sasaran,
dan kegiatan yang ditujukan pada tiap kelompok sasaran, pesan-pesan
yang harus diterima tiap kelompok sasaran, semua keengganan yang
diketahui dan menghambat penerimaan dan bagaimana rasa keberatan
itu diatasi dan tokoh yang dapat diterima kelompok sasaran.

5. Menentukan Konsultan Kreatif dan Konsultan Media

Sangat dirasakan lU1tuk menggW1akan ahli kreatif dan ahli media, apakah
itu orang yang berpengalaman di bidangnya, lembaga konsultan atau
biro iklan untuk membuat bahan-bahan media . Bila media massa

11
digunakan, perencanaan media yang matang disertai pcngalokasian aklu
d an pemanrauan sangat diperlukan. Biasanya m ere ka di bayar
berdasarkan tarif komersial untuk produksi dan penyiarannya .
Kelompok kreatif dan media hams benar-benar mendapat arahan, baik
itu ahli dari luar atau tenaga yang ada di dalarn sendiri .

6. Menyusun Peran dan Bahan serta Rencana Media

Para perencana kreatif dan perencana media kini dapat menyajikan


rancangan lengkap termasuk tatap muka dan bentuk semua bahan
cetak, naskah untuk spot radio dan bagaimana cerita untuk TV atau
film . Alasan tertulis untuk semua pesan dan ilustrasi juga
dikemukakan untuk membuktikan dan memastikan bahwa strategi
telah dimanfaatkan sepenuhnya sebagai dasar penyusunan bahan
bahan tersebut.

Perencanaan media yang rinci dan biaya yang diperlukan juga terrnasuk.
Rencana tersebut harus menunjukkan jangkauan yang memadai
terhadap semua kelompok sasaran dengan frekuensi yang memadai dan
biaya yang paling sesuai. Beberapa kemungkinan paduan media bisa
diajukan dalarn pemhicaraan. Biro iklan khususnya merupakan sumber
informasi yang baik untuk perencanaan media. Berdasarkan hasil
penelitian, misalnya, mereka tahu semua stasiun radio dan program yang
ada dan pada waktu ibu-ibu desa paling banyak mendengarkan dan
berapa banyak.

Ke semua itu merupakan informasi yang berharga untuk memanfaatkan


radio secara efektif. Merekajuga akan menganalisis efektivitas kader
sebagai komunikator berdasarkan data yang diberik,m pad a \"aktu ri set
formatif, sehingga memberi gambaran bcrapa banyak ibu yang dapat
berhubungan (kontak) dengan kader. Arahan itu akan mcnjadi dasar
untuk menyusun rencana pclatihan bagi kader dan menentukan bah an
penyuluhan apa yang cocok digunakan kader (rancangannya dihuat
kelompok kreatif) . Biaya yang diperlukan untukjangkauan, frekuensi,

12
juga biaya kegiatan komponen komunikasi yang dilakukan kader dibuat
perkiraannya. Perkiraan yang samajuga dibllat lmtukjalur komunikasi
formal dan informal lain, sehingga bi aya yang diperlukan bisa
dibandingkan, dan bisa diketahui paduan media mana yang efektif dan
eflsien.

Biro iklan juga menyarankan lIntllk memperkuat peran serta


masyarakat dengan menggunakan bah an cetak yang menarik dan
kegiatan hubungan masyarakat.

Pengelola kegiatan dapat mempelajari penyajian tersebut,


memperbaikinya bila diperlukan, dan akhirnya minta kelompok
kreatifmembllat bahan untuk dilljicoba.

7. Menguji Coba Bahan dan Pesan

Semua bahan dipersiapkan untuk diujicoba. Spot radio sudah dibuat,


bahan cetak sudah berwarna, atau berupa rancangan jadi, kadang
kadang sudah tercetak bila biaya memungkinkan, bahan film
diperlihatkan dalam bentuk "story board", benda besar seperti papan
iklan atau spanduk dibuat dalam bent uk kecil. Semua bahan sekarang
diujicoba untuk memastikan bahwa pesannya jelas, tidak
membingungkan, bisa dimengerti, dipercaya, sejalan dengan budaya,
secara emosional merangsang, dan bebas dari hal-hal yang negatif. Tiap
bahan media diujicoba pada wakil kelompok sasaran yang dituju, bahan
untuk memotivasi petugas dan kelompok masyarakat diujicoba pada
kelompok yang mewakili, bahan-bahan penyuluhan yang digunakan
sebagai alat bantu kader diujicoba pada kader. Hasil ujicoba dipakai
untuk menyempurnakan semua bahan.

8. Memperbaiki Bahan

Kelompok kreatifsekarang diberi penjelasan tentang hasil ujicoba.


Semua bahan bisa diperbanyak. Betapapun, bila diperlukan
perubahan besar, ujicoba ulang secara informal dibutuhkan untuk

13
memastikan bahan perbaikan yang telah dibuat dapat diterima kelompok
sasaran.

Kegiatan ujicoba bahan juga merupakan kesempatan yang sangat


berguna untuk memantapkan koordinasi. Proses ujicoba termasuk
ujicoba kegiatan dan bahan pada sektor-sektor terkait, unit-unit
program di tingkat nasional dan provinsi dan semua lembaga donor.
Hal ini untuk memastikan bahwa kegiatan di daerah panduan tidak
bertentangan dengan kebijakan program.

9. Penyempumaan Program

Program pad a akhimya bisa disempumakan. Bila mungkin kesimpulan


akhir perlu dibuat secara tertuli s dan bisa dilengkapi dengan "slides"
untuk penyajian dan koordinasi .

10. Memproduksi Bahan

Semua bahan-bahan sudah diperbanyak dalam bentuk akhir.

11. Pengumpulan Data Dasardan Evaluasi

Pengumpulan data dasar dilaksanakan di daerah uj icoba dan daerah

kontrol.

Masa proyek sudah ditentukan dan kegiatan evaluasi dijadwalkan.

VI
12. Orientasi dan Pelatihan
~
m Sebelum kegiatan dilaksanakan. kader dilatih, dan semua sektor scrta
i:~
0 kelompok masyarakat yang terlibatjuga dilatih atau diberi orientasi
enZ tentang peran mereka.
!>en
~!;
zo
en!>
oen 14
en!>
-:::a
!>
r
13. Melaksanakan Kegiatan

Kini tiba saatnya untuk melaksanakan kegiatan. Sebaiknya kegiatan


promosi dan hubungan masyarakat langsung dilaksanakan pada saat
pencanangan.
Misalnya dalam bentuk penyuluhan atau pencanangan oleh Kepala
Daerah yang dihadiri para pelaksana dan instansi serta media yang
terlibat.
Bahan-bahan luar ruang seperti spanduk, poster atau papan iklan
dipasang; kelompok masyarakat dan kader memulai kegiatan
komunikasi mereka dan media massa mulai penyiaran (sebaiknya
paling tidak 10- 20 spot per hari di setiap stasiun radio pada bulan
pertama).

14. Memantau dan Memperbaiki

Setelah dicanangkan, semua kegiatan komunikasi harus dipantau untuk


memastikan bahwa pelaksanaannya seperti yang diharapkan. Apakah
spanduk dan poster dipasang di tempat yang tepat ? Apakah kader
sudah dilatih ? Apakah mereka sudah punya peraga yang harus dipakai?
Apakah kelompok masyarakat tahu peran mereka ? Apakah mereka
aktif / Apakah bahan disiarkan ? Untuk itu semua dapat dilakukan
peninjauan lapangan. Kelemahan dalam pelaksanaan dapat segera
diperbaiki . Pemantauan harus dilakukan setiap 6 bulan. Kegiatan
pemantauan seharusnya lebih dalarn bentuk menjajaki efektivitas pesan
yang disarnpaikan. Apakah kelompok sasaran menerirna pesan ? Apakah
pesannya benar dan dimengerti ? Apakah ada masalah atau kesulitan,
atau hambatannya yang dialami dalam menerapkan isi pesan ?

Titik utama ujicoba pemasaran adalah memantau dan memperbaiki


kegiatan komunikasi yang diperlukan dan ditemukan dalam proses
pengalaman, apa saluran komunikasi dan pesan yang paling efektif
untuk mencapai tujuan program.

15
IV. FAKTOR PENENTU DALAM PEMASARAN SOSIAL

Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan pemasaran sosial


yaitu:

1. Manajemen

Manajemen yang baik sangat diperlukan dalam pemasaran sosial.


Kalaupun ada kelompok kerja yang dibentuk, manajer yang
bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan kegiatan secara
keseluruhan sangat dibutuhkan. Manajer demikian perlu memiliki
beberapa keterampilan khusus.

Manajer tersebut harus memahami betul pola kegiatan yang akan


dilaksanakan, kendati secara teknis dia tidak harus ahli ten tang produk
atau pelayanan yang dipromosikan . Dia harus benar-benar mengerti
sikap kelompok sasaran terhadap program yang akan dilaksanakan.
Dia harus memiliki kemampuan dan keterampilan
mengkoordinasikan. Dia harus bisa menulis arahan yang jelas dan
mendalam untuk riset, perencanaan media, dan untuk menganalisis
dan menafsirkan laporan penelitian. Dia juga akan mengawasi penggunaan
biaya dan pelaksanaan kegiatan. Aneka keterampilan terse but perlu
dikembangkan agar dapat melaksanakan pemasaran sosial di tingkat
nasionaL provinsi, dan kabupaten untuk berbagai program kesehatan.

2. Konsumen

Orientasi harus sepenuhnya pada konsumen. Penyusunan pesan untuk


kelompok sasaran, bagaimana pesan itu disampaikan, saluran komlmikasi
mana yang dipergunakan harus berdasarkan hasil penelitian terhadap
konsumen. Konsumen merupakan titik tolak semua lInsur kegiatan
pemasaran.

16
3. Kelompok Sasaran

Semua program komunikasi yang berhasil menunjukkan bahwa pesan


pesan ditujukan langsung pada kelompok sasaran tertentu . Misalnya
saja, pada usia tertentu anak-anak perlu memperoleh imunisasi. Pesan
pesan tentang imunisasi harus khusus ditujukan pada para ibu anak
anak diusia tersebut. Pesan demikian akan menarik lebih banyak ibu
untuk berperanserta dibandingkan dengan pesan imunisasi . Pesan-pesan
tentang imunisasi harus khusus ditujukan pada ibu anak-anak diusia
tersebut. Pesan demikian akan menarik ibu untuk berperan serta
dibandingkan dengan pesan imllnisasi yang pesannya umum. Hasil
penelitian juga membuktikan bahwa pesan yang berbeda diperlllkan
bagi para ibu yang mempunyai anak dengan usia berbeda. Pesan-pesan
gizi bagi para ibu anak balim, urnwnnya. Kelompok sasaran bisa berbeda
berdasarkan pola makan anak pad a umur yang berbeda . Pesan dapat
ditujukan pada ibu dari tiap tingkat usia balita itu.

4. Identitas

Produk atau pelayanan yang dipromosikan harus memilih identitas yang


jelas dan tegas . "Sayuran Baik Untuk Anak-anak" adalah suatu
pemyataan yang tidak memberikan identitas yangjelas pad a sayuran
tersebut. "Sayuran mengandung vitamin yang menyehatk an"
memberikan identitas yang lebihjelas pada sayuran terse but.

5. Manfaat

Produk atau pelayanan perlu dipromosikan sebagai suatu yang

memberikan manfaat atau keuntungan yangjelas dan nyata.

Poster yang berbunyi "Datanglah ke Posyandu dan Timbangkan Anak

Anda" tidak akan memberi pengaruh yang diharapkan.

Penelitian yang cermat akan dapat membantu menunjukkan keuntungan

atau manfaat yang nyata dan dapat dipercaya.

17
6. Biaya

Pemasaran yang baik harus mempertimbangkan agar produk pelayanan


yang dipasarkan bisa dijangkau konsumen . KB, misalnya tidak akan
berhasil bila konsumen tidak mampu memperoleh alat kontrasepsi. Atau
promosi penggunaan Oralit hanya akan bisa berhasil bila oralitnya ada
dan bisa teIjangkau. Terjangkau dalam arti ibu merasa beruntung atas
pengeluarannya untuk memperoleh Oral it dibandingkan dengan manfaat
yang diperoleh anaknya dari minum Oralit tersebut. Walaupun pelayanan
bisa diperoleh tanpa bayar di Posyandu, namun ada biaya tersembunyi
yang harus dikeluarkannya. Apakah ibu punya waktu untuk datang ke
Posyandu ? Inilah "biaya" dalam bentuk waktu yang harus ada pada
ibu-ibu . Biaya yang nyata maupun tersembunyi harus dijangkau agar
promosi berhasil.

7. Ketersediaan

Sudah tentu tidak satu promosi pun akan berhasil bila produk atau
pelayanan yang dipromosikan tidak bisa diperoleh . Promosi Oral it.
bila Oralitnya tidak mudah diperoleh, sudah tentu merupakan
pemborosan biaya saja . Manajer pemasaran sosial karena itu harus
memastikan bahwa produknya memang bisa diperoleh sebelum
promosi dilancarkan.Karena hal itu merupakan bagian yang
menentukan keberhasilan bagian pemasaran.

8. Saluran Komunikasi

Manajer pemasaran harus berusaha agar pesan disampaikan kcpada


kelompok sasaran melalui komunikasi yang dapat dipercaya.
Penclitian dibutuhkan untuk bisa menentukan saluran kOmtU1ikasi yang
bisa dipakai, seperli media massa, kader, kelompok masyarakat dan
lain-lain. Beberapa persen kelompok sasaran yang dapat dicapai tiap
saluran komtmikasi, dan beberapa frekuensinya . Berda<;arkan itu rencana

18
pemanfaatan media disusun untuk mencapai kelompok sasaran sebanyak
mungkin dan sesering mungkin dengan biaya yang tersedia Paduan media
yang dipergunakan tergantung pada saluran komunikasi baik secara tidak
langsung melalui media, maupun secara langsung melalui pelaksana di
jajaran kesehatan dan di masyarakat yang bisa diperoleh serta ekonomis
danmantap.

9. Pemantauan dan Perbaikan

Sistem pemantauan merupakan bagian dari pendekatan pemasaran


sosial. Biasanya pemantauan dilaksanakan setelah program
dilaksanakan. Pemantauan ini dilakukan untuk mengetahui apakah
semua unsur komunikasi sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana
dan perbaikan yang kiranya diperlukan . Pemantauan selanjutnya
dilaksanakan setiap 3, 6 atau 12 bulan, tergantung pada besar dan
luasnya program untuk mengetahui kegiatan di lapangan dan
mengukur hasil yang sudah dicapai . Apakah pesan sampai pada
kelompok sasaran ? Apakah mereka mengerti apa yang dianjurkan
dalam pesan ? Kegiatan disempurnakan pelaksanaannya berdasarkan
masukan dari hasil pemantauan terse but. Perencana harus
menyediakan anggaran supaya penyempurnaan bisa dilakukan.
Kegiatan komunikasi mungkin perlu diperluas atau medianya perlu
diperbaiki, atau pesannya perlu disusun kembali spot radio perlu
direkam ulang, misalnya . Dalam program berjangka panjang,
pengembangan pesan lebih lanjut bisa dipastikan amat diperlukan
berdasarkan perubahan sikap dan perilaku yang terjadi sebagai hasil
dari kegiatan yang telah dilaksanakan.

10. Evaluasi

Komponen evaluasi diperlukan bagi semua kegiatan agar dampak dan


hasil yang dicapai bisa diketahui. Bila programnya belum diterapkan
secara nasional, evaluasi bisa dilaksanakan di daerah panduan dan di
daerah lain sebagai pembanding pada sebelum dan sesudah

19
dilaksanakan. Pengwnpulan data dilaksanakan di kedua tempat tersebut,

Ialu hasilnya dibandingkan. Evaluasi dilakukan pada akhir program, bila

jangka waktu program sudah ditentukan, atau dilakukan setiap tahun,

bila programnya beIjangka panjang. Penelitian untuk evaluasi hendaknya

tidak dikacaukan dengan penelitian untuk pemantauan.

Penelitian evaluasi dilaksanakan, beberapa orang yang mengerti tentang

apa yang dianjurkan dan melaksanakan secara benar, misalnya membeli

produk, memanfaatkan pelayanan, atau melakukan sesuatu secara benar,

dan berapa pula setelah kegiatan dilaksanakan. Hasil penelitian diolah

secara kuantitatif.

Penelitian pemantauan lebih mengutamakan hasil kualitatif.

lumlah responden yang diwawancarai untuk mengetahui pendapat,

perilaku, dan pemahamannya lebih sedikit. lumlah respondennya

terJalu kecil untuk dapat gambaran nyata berapa banyak ibu yang

mempercayai sesuatu atau lainnya. Kendati begitu, bila responden

dipilih secara acak dalamjwnlah yang memadai, penelitian kualitatif

demikian akan memberikan gambaran wnum yang mendalam tentang

bagaimana pendapat responden, apa yang mereka rasakan, dan apa

yang mereka lakukan mengenai suatu hal. Analisis penelitian kualitatif

meliputi uraian tentang persepsi responden. Sedangkan analisis kuantitatif

meliputi jumlah persentase dan menyangkut sejwnlah besar responden.

Perhatikanlah sepuluh ciri program pemasaran yang baik seperti terurai

di atas. Berapa banyak program yang memenuhi kesepuluh syarat itu ?

Bagaimana kita bisa meningkatkannya supaya dapat memenuhi

kesepuluh syarat itu ?

20

VII

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

KEMITRAAN DAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN

Kalau kita berbicara tentang Promosi Kesehatan tentunya tidak lepas juga
terhadap Strategi dan metode yang akan digunakan di dalarn melakukan Promosi
Kesehatan. Untuk itu kita perlu mengetahui denganjelas strategi dan metode
apa yang dikenal di dalam promosi kesehatan, untuk jelasnya kita akan
menguraikan secara jelas strategi dan metode yang sering menjadi isu menarik
bagi pelaksana promosi kesehatan di lapangan.

lsu dirasakan oleh para pelaku promosi kesehatan antara lain adalall bagaimana
para pelaku promosi kesehatan dapat bekerja dengan masyarakat, dan apa
kekuatan dan kelemahannya dalarn melakukan pendekatan dan pengembangan
kepada masyarakat ? Perilaku apa yang mempengaruhj kesehatan dan bagaimana
kita dapat membantu masyarakat untuk berubah perilakunya ? apakah efektif
dalam menggunakan media massa ? bagaimana perspektif masyarakat dapat
menerima kegiatan promosi kesehatan ?
Untuk itulah dari gambaran terse but diatas strategi dan metode promosi
Kesehatan terdiri dari:
a. Kemitraan- bekerja sarna.
b. Bekerja untuk Kesehatan masyarakat.
c. Bekerja dengan masyarakat dan pengembangan masyarakat.
d. Membantu masyarakat untuk mengubah peri Jaku.
e. Menggunakan media massa.

KEMITRAAN - BEKERJA SAM A

Ada tigajalan untuk mencapai kesehatan lebih baik melalui Kemitraan, yaitu :

melalui Pemerintah, Masyarakat dan Individu, yang akan bergabung dalam

kemitraan terse but guna meningkatkan kesehatan bagi masyarakat.

Para mitra (slake holder) terdiri dari :

I . Pemerintah pusat.
2. Pemerintah daerah.

1
3. Para pengelola kesehatan.
4. Swasta yang terkait kesehatan.
5. Para profesional pemerhati kesehatan.
6. Kelompok Organisasi Masyarakat (NGO,dll).
7. Mass Media.
8. Pendidikan.

Proses ini semua dikenal dengan proses kerja sarna (col/aboration) intersektoral.

Definisi:
Ada banyak macam bentuk yang dikenal atau yang digunakan untuk bekerja
sarna untuk meningkatkan kesehatan masyarakat walaupun sering digunakan
tapi hal tersebut dapat kita bedakan satu sarna lainnya:
Kernitraan adalah kerja sama antara para mitra (pemerintah pusat,
pemerintah daerah dan swasta lokal serta masyarakat umum lainnya). Hal
itu untuk menyarnakan kekuatan yang dipunyai bersarna, saling transparansi
dan saling menguntungkan.
Kesepakatan dan kontrak pelayanan antara para mitra yang membuat
saling bertanggungjawab untuk peningkatan kesehatan.
Multiagency adalah organisasi secara wnwn sarna seperti sektor kesehatan.
sosial dan pendidikan yang mana semuanya memberikan pelayanan kepada
masyarakat luas.
Intersektor rnencakup semua sektor termasuk sektor wnwn, swasta (bisnis
dan komersial) dan kelompok sosial.
Kerja sarna Multidisiplin hal ini berlaku digunakan untuk melakukan kerja
sama dengan perbedaan peraturan at au fungsinya didalam organisasi yang
sarna atau sektor lain.
Perencanaan bersama didalam organisasi atau dengan sektor lain setuju
dengan tujuan yang sarna dan bertemu secara berkala untuk mengembangkan
dan melaksanakan perencanaan bersarna.

KEUNTUNGAN BEKERJA SAMA

Kerjasama (collaboration) adalah tantangan yang sangat sulit. tapi scderhana.


Hal itu dapat dikembangkan. sehingga dapat saling menanggung bersan1a kckuatan
dan kelemahan yang ada.

2
Kellilumgannya adalah :
a. Hal ini akan membawa organisasi dan kelompok secara bersama yang
secara normal tidak mempunyai aturan atau arah ke promosi kesehatan
akan memfokuskan pada kesehatan secara holistik dan tidak selalu
berorientasi pelayanan pengobatan saja.
b. Dapat mengembangkan pengetahuan organisasi dan dapat mengerti satu
sarna lain, membantu kejelasan peraturan dan mencegah persaingan.
c. Kerjasarna perencanaan dalam pelayanan merupakan dasar gambaran
kebutuhan lokal secara komprehensif. Ini akan membantu menghilangkan
hambatan yang ada.
d. Meyakinkan ketepatan pelayanan pada sasaran berdasarkan kebutuhan
masyarakat.
e. Bekerja dalam kemitraan dapat menggunakan sumber daya yang efektif.
f Dapat meyakinkan bahwa pesan yang diberikan pad a masyarakat sarna,
tidak menimbulkan konflik.
g. Penyebab masalah dapat ditanggulangi secara mendasar, bukan sekedar
gejala saja, dan kesadaran akan penyebab-penyebab yang dapat
menyebabkan penyakit dapat meningkat.

Hambatan-hambatan :
a. Harnbatan dalarn komitmen pada tingkat pengambil keputusan.
b. Perbedaan dalam pandangan atau harapan.
c. Tantangan profesional khususnya apabila ada perbedaan dalam status.
d. Ketidak seimbangan dalam memberikan kontribusi untuk sumberdaya,
dll.
e. Pengeluaran dari mitra yang bam.

f Hambatan dari kemampuan yang cocok atau pantas.

g. Hambatan dalam andil atau bagian, dalam mencapai tujuan.

h. Hambatan dalam pengertian perbedaan budaya organisasi.

I. Harnbatan dalarn realitas pencapaian.

Bagaimana Melakukannya:

Hams ada kemampuan secara umum dalam bekerja sarna untuk. memberikan
keberhasilan kemitraan, yaitu : Komunikasi, partisipasi dalam pcrtemuan,

3
mengembangkan konscp kcrja dan waktu serta kerjasama dalam
kelompok kerja.

Yang perlu diperhatikan disini adalah :


a. Anggota harus mempunyai waktu luang untuk melakukan integrasikan
kegiatan.
b. Koordinator membantu untuk memelihara komitmen dan untuk
mengidentifikas ikan sumber-sumber yang potensi.
c. Anggota hams mempunyai status yangjelas dan mempunyai tanggungjawab
untuk organisas inya sendiri dalam mempengaruhi pengamhil keputusan ,
walaupun kerjasama hanya menjadi proses networking
d . Hendaknya ambil bagian dalam visi dan konsep dari kesehatan.
e. Hendaknya ambil bagian dalam menentukan goal dan sasman untuk
promosi kesehatan. Kadang beberapa mitra tidak jelas akan potensi yang
dimiliki atau tujuan yang dimiliki, keinginan dan kemampuannya dalam
memberikan kontribus i.
( Mereka harus mendukung kerja sama tersebut serta mekanismenya untuk
menyelesaikan yang di ingini bersan1a.Periu juga menunj ukkan kemaj uan
yang dicapai . Disini termasuk proses monitoring, komitmen dan partisipasi
dan aktifitasnya. Termasllkjllga mengukur pencapaian dan kemajllan yang
diingini dalan1 tuj llan.

1. Bckcrja untuk Kcschatan Masyarakat


Bekerja llntuk kesehatan Masyarakat artinya adalah kontribusi pada semlla

tingkatan untuk tujuan membuat masyarakat dan lingkungannya lebih schal.

Kegiatan yang d ilakukan pemerintah membutuhkan perhatian yang cukup

terhadap faktor lingkungan. scpcrti polusi air, kegiatan -kcgiatan masyarakat

sctcmpat yang dapat mempengaruhi lingkllngan .Kegiatan ini tentlmyajllga

I11cncakllp penelitian. kcmitraan dan kcdasama intcrscktoral se11a advokas i.

seperti lobi dengan para pengambil kepl!tusan.

Kcsehatan masyarakat adalah ilml! dan seni dalam penccgahan pcnyakit.

meningkatkan harapan hidup dan pcningkatan kcschatan scrta

menghimplll1 kemampllan masyarakat.

Prinsip Kesehatan masyarakat:


Tiga prinsip yang menjadi dasar kesehatan masyarakat adalah Partisipasi ,
kesetaraan dan kerja sarna (Collaboration).

2. Kerja dengan masyarakat dan pengembangan masyarakat


Pengembangan masyarakat tujuannya adalah untuk mempower masyarakat

untuk dapat mengontrol faktor -faktor yang mempengaruhi kesehatan mereka.

Bekerja dengan masyarakat adalah untuk meningkatkan partisipasi mereka

dalam keputusan terhadap kesehatan yang merupakan aspek utama dari

promosi kesehatan.

Definisi:

Pengembangan masyarakat adalah suatu proses.

MEDIA PROMOSI KESEHATAN

Media Promosi Kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan atau infonnasi yang ingin disampaikan o1eh komunikator, baik itu melalui
media cetak, elektronika (TV, Radio, komputer.dll.) dan media luar ruang,
sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan
dapat berubah perilakunya ke arah positifterhadap kesehatan.

Mengapa diperlukan Media?


Promosi Kesehatan tidak dapat lepas dari media karena melalui media pesan
pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami sehingga sasaran
dapat mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan untuk
mengadopsinya perilaku yang positif.

Adapun beberapa alasan kenapa media sangat diperlukan didalam pelaksanaan


Promosi Kesehatan adalah :
a. Media dapat mempennudah penyampaian infonnasi .
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c. Dapat memperjelas informasi.
d. Media dapat mempermudah pengertian.
e. Mengurangi komunikasi yang verbalistik.
f Dapat menampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap dengan mata.
g. Memperlancar komunikasi,dll.

Penggolongan Media Promosi Kesehatan


Dilihat dari aspek peninjauannya dapat dikelompokkan dalam berbagai
Jems :
a. Dari aspek bentuk umum pcnggunaannya:
Bahan bacaan: ModuL buku rujukanlbacaan, folder, leaflet, majalah,

bulletin,dll.

Alat peraga: Poster tunggal, poster seri, flipchart, transparan, slide,

film,dll.

b. Aspek cara produksi:


Media cetak: Buku pedoman, modul, booklet foldedeaflet, poster.

sclebaran,dll .

Elektronika : Audio,video, CD, YCD,slide, film,dll.

6
c. Aspek sifat perangkat:
Perangkat keras (hardware) : Projector (Slide. Film. Over H('([d).
Video playet:tape recorder
Perangkat lunak (s oftware) : Slide li/m. Audio Cassete. Video jilm.
./ilm. tramparan,dll.
d. Pembagian secara garis besar, definisi, kelebihan dan kelemahannya :
1. Media cetak, yaitu suatu media statis dan mcngutamakan pesan-pesan
visual. Media eetak pada ummnnya terdiri dari gcffilbaran sejumlah kata.
gam bar atau foto dalam tata warna.
Adapun maeam-maeamnya adalah :
a. Poster.
b. Leaflet.
e. Brosur.
d. Majalah .
e. Surat kabar.
f. Lembar balik.
g. Stiker, pamflet, dll.

Fungsi utama media eetak ini adalah memberi informasi dan


menghibur.

Kelebihan dan Kelemahan Media Cetak


a. Kelebihannya:

Tahanlama.

Meneakup banyak orang.

Biaya tidak tinggi.

Tidak perlu listrik.

Dapat dibawa kemana-mana.

Dapat mengungkit rasa keindahan.

Mempermudah pemahaman.

Meningkatkan gairah belajar.

b. Kelemahan:
Media ini tidak dapat menstimul i r efek suara dan efek gerak.
Mudah terlipat.

7
2. Media elektronika yaitll suatu media bergerak dan dinamis dapat
dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu
elektronika.
Adapun macam-macam media tersebut adalah :
a. TV
b. Radio .
c. Film .
d. Video film.
e. Kaset.
f. CD.
g. VCO.
h. 011.

Kelebihan dan Kelemahan Media Elektronik


a. Kelebihannya:
Sudah dikenal masyarakat.
Mengikut sertakan semua panca indera.
Lebih mudah dipahami.
Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergcrak .
Bertatap muka.
Penyajian dapat dikendalikan.
Jangkauan relatiflebih besar.
Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang.
dll.
b . Kelemahannya:

Biaya lebih tinggi.

Scdikit rumit.

Perlll listrik .

Perlu alat canggih W1tuk produksinya .

Perlu persiapan matang.

Peralatan selalu berkembang dan berubah.

Perlu kcterampilan penyimpanan.

Perlu tcrampil dalam pengoperas ian .

dU.

8
3. Media luar ruang yaitll media y:lng mC\1)'ampaikan pesannya dilliar
ruang seeara UmlilTI melalui media celak dan clektronika secan.l statis.
a. Papan reklame yaitu poster dalam lIkllran besar yang dapat dilihat
secara llmum di pex:ialanan.
b. Spandllk yaitu suatll pesan dalam bentuk tlliisan dan disertai
gambar yang dibuat diatas seearik kain dengan lIkuran tergantung
kebutuhan dan dipasang disuatu tempat strategi agar dapat dilihat
oleh semua orang.
c. Pamcran.
d. Banner.
c. TV layar lebar. dl!.

Kelebihan dan Kelemahan Media Luar Ruang


a. Kelebihannya:
Sebagai infonnasi umum dan hiburan.
Mengikut sertakan semua panea indera.
Lebih mudah dipahami.
Lebih menarik karena ada suara dan gam bar bergerak.
Bertatap muka.
Penyaj ian dapat dikendalikan.
Jangkauan relatiflebih besar.
Dapat menjadi tempat bertanya lebih detail.
Dapat mcnggllnakan semua pane a indera seeara langsung,dll.
b. Kelemahannya:
Biaya lebih tinggi.
Sedikit rumit.
Ada yang memerlukan Iistrik .
Ada yang memerIukan alat canggih untuk produksinya.
Perlu persiapan matang.
Peralatan selalu berkembang dan berubah.
PerIu keterampilan penyimpanan.
PerIu terampil dalam pengoperasian.
cill.

9
Bagaimana Merancang Mengembangan Media Promosi Kesehatan ?

Media promosi kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan
informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan
sasaran sehingga sasaran tahu, mau dan mampu untuk berubah perilaku sesuai
dengan pesan yang disampaikan . Untuk hal itu diperlukan langkah-langkah
rancangan pengembangan media promosi kesehatan sesuai dengan :

I. MENETAPKAN TUJUAN PROMOSI

Tujuannya adalah suatu pemyataan tentang suatu keadaan di masa datang


yang akan dicapai melalui pelaksanaan kegiatan tertentu.

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan harus:


a. Realistik, artinya bisa dicapai bukan hanya angan-angan.
b. Jelas dan dapat diukur.
c. Apa yang akan diukur?
d. Siapa sasaran yang akan diukur?
e. Seberapa banyak perubahan yang akan diukur?

f 8erapa lama dan dimana pengukuran dilakukan?

Penetapan tujuan adalah sebagai dasar untuk merancang media promosi


kesehatan dan dalam merangsang evaluasi. Jika tujuan yang ditetapkan tidak
jelas dan tidak operasional maka program menjadi tidak fokus dan tidak
efektif.

2. MFNETAPKAN SEGMENTASI SASARAN

Segmentasi sasaran adalah suatu kegiatan mcmilih kelompok sasaran yang


tepat dan dianggap sangat menentukan keberhasilan promosi kesehatan.
Tlljuannya adalah memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya pad a masing
masing segmcn dan memberikan kepllasan pada masi ng-masing scgmcn.
Dapatjuga untuk mencntukan ketcrscdiaan,jumlah danjangkauan produk.
Selain itu juga dapat menghitungjcnis media dan menempatkan media yang
mudah diakses oleh khalayak sasaran.

10
Sebclum 11l~:dia promosi kesehatan dilul1c Ll rJ,Clll hendaknya periL!
menglll1lplil kan data sasman scperLi:
a. Data karaktcristik perilaku khalayak sasaran
h. Data cpidcmiologi.
c. Data demograli.
d. Data geografi.
c . Data psikologi.

3. MENGEMBANGKAN POSISlONING PESAN

Posiliol1il1g adalah suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatl!

produk mereka. perusahaan. individu atau apa saja dalam alarn pikiran mercka

yang dianggap sebagai sasaran atau konsumennya.

Posifioning bukan sesuatu ycmg anda lakukan terhadap produk tetapi sesuatu

yang anda lakukan terhadap otak calon konsllmcn at au khalayak sasaran.

Hal ini bukan strategi produk tetapi strategi komunjkasi. Disini berhubungan

dengan bagaimana calon konsumen menempatkan produk anda didalam

otaknya .

posilioning membentuk citra.

Sesuatu citra bisa kaya makna atau sederhana saja . Sebaiknya citra bisa

bembah-ubah dan dinamis. Citra bisa diterima secara homogen dan sarna.

4. MENENTUKAN STRATEGI POSITIONING

Pada prinsipnya seseorang yang ingin melakukan kegiatanposisioning

memerlukan suatu ketekunan dan kejemihan berfikir dalam memandang

produk dan pasar yang tengah diusahakan.

Langkah-Iangkah yang perlu dilakukan:

a. Identifikasi para pesaing.


Tujuannya adalah melakukan identiftka<;i atas sejumlah pesaing yang ada
d imasyarakat.
b. Persepsi konsumen.

11
Tujuannya adalah memperoleh sejumlah atribut yang dianggap penting
oleh khalayak sasaran.
e. Menentukan posisi pesaing.
Mengetahui posisi yang diduduki oleh pesaing dilihat dari berbagai
sudut pandang.
d. Menganalisis preferensi khalayak sasaran.
Yaitu mengetahui posisi yang dikehendaki oleh khalayak sasaran terhadap
suatu produk tertentu.
e. Menentukan posisi merek produk sendiri .
Penentuan posisi merek yang akan kitajual harus mempertimbangkan
Hal-hal sebagai berikut :
Analisis ekonomi
Komitmen terhadap segmen pasar.
Jangan mengadakan perubahan yang penting.
Pertimbangkan simbol-simbol produk.
f Ikuti perkembangan posisi.
Seeara berkala posisi produk harus ditinjau dan dinilai kembali apakah
masih coeok dengan keadaan.

5. MEMILIH MEDIAPROMOSI KESEHATAN

Pemilihan Media adalah jabaran saluran yang akan digunakan untuk


menyampaikan pesan pada khalayak sasaran
Yang perlu diperhatikan disini adalah:
a. Pemilihan media didasarkan pad a selera khalayak sasaran, bukan pad a
selera pengelola program .
b. Media yang dipilih haru s memberikan dampak ya ng luas.
c. Setiap media akan mempunyai peranan yang berbeda.
Penggunaan beberapa media secara serempak dan terpadu akan
meningkatkan eakupan, frekuensi dan efekti fitas pesan.

12

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

STRATEGI PROMOSJ KESEHATAN

I. LATAR BELAKANG

Pada awal pcrkembangannya kesehatan masyarakat difokuskan kepada


t~\ktor -- f3ktor yang mcnimbulkan resiko kesehatan sepcrti udara, air,
penyakit bersumber makanan serta penyakit lain yang berhubungan
dcngan kcmiskinan dan kondisi kehidupan yang buruk. Selanjutnya
disadari bahwa kondisi kesehatan juga dipengaruhi oleh gaya hidup
masya rakat. Sejak saat itL! pcndidikan kcsehatan menjadi perhatian dan
merupakan bagian dari upaya kesehatan masyarakat. Kegiatannya
difokllskan kepada perilakll berisiko seperti mcrokok, makanan rendah
serat dan kurang gerak. Serta pelayanan kedoktcran pencegahan dan
dctcksi dini penyakit.

Deklarasi Alma Ata pada tahun 1978 menghasilkan strategi utama dalam
pencapaian Kesehatan Bagi Semua (Health For All) melalui Pelayanan
Kesehatan Dasar (Primary Health Care). Salah satu komponen didalam
pclayanan kesehatan dasar itu adalnh pendidikan kesehatan, yang di
Indones ia disebut dengan PenYllluh Kesehatan. Dalam pelaksanaannya
pendidikan/pen)'llluhan kesehatan ternyata kurang mampu mewujudkan
pcrilnku sehat bagi masyarakat, temyata hanya terfokus kepada perubahan
perilakll, kurang memperhatikan upaya perubahan lingkungan (fisik, biologik
dan sosial).

Tahun 1980, mlllai disadari bahwa pendidikan kesehatan saja tidak cukup
berdaya llntllk mengubah perilaku masyarakat. Pendidikan kesehatan harus
disertai dengan upaya peningkatan kesehatan. Kesadaran akan hal ini
menimbulkan munculnya paradigma baru kesehatan masyarakat, yang
mengllbah pendidikan kesehatan me~adi promosi kesehatan.

13
Pada tahun 1986, di Ottawa - Kanada, berlangsung Konferensi Jnternasional
Promosi Kesehatan yang menghasilkan piagam Ottawa (Ollawa Charter)
Piagam ini menjadi acuan bagi penyelenggaraan promosi kesehatan di dunia,
termasuk di Indonesia. Aktivitas utama promosi kesehatan menurut Piagam
Ottawa adalah Advokasi (Advocating), Pemberdayaan (Enah/ing) dan
Mediasi (Mediating).

Selain itu , dirumuskanjuga lima komponcn utama promosi kesehatan ,


yaitu :
I. Mcmbangun kebijakan publik berwawasan kesehatan (Build Healthy
Public Policy). Artinya mengupayakan agar para penentu kebijakan
diberbagai sektor dan tingkatan administrasi mempertimbangkan
dampak kesehatan dari setiap kebijakan yang dibuatnya.

2. Menciptakan lingkungan yang mendukung (Create Supportive


Environment) Artinya menciptakan suasana lingkungan (baik fisik
maupun sosial politik) yang mendukung sehingga masyarakat termotivasi
untuk melakukan upaya yang positifbagi kesehatan .

3. Memperkuat gerakan masyarakat (Strengthen Community Action)


Artinya memberikan dukungan terhadap kegiatan masyarakat agar
lebih berdaya dalam upaya mengendalikan faktor - faktor yang
mempengaruhi kesehatan.

4. Mengembangkan keterampilan individu (Develop!JersonaI5'kii/).


Artinya mengupayakan agar masyarakat mampu mcmbllat keputusan
yang efcktif dalam llpaya kesehatan, melalui pemberian informasi ,
pendidikan dan pelatihan yang memadai . Upaya ini akan Icbih cfcktif
dan efisien bila dilakukan melalui pendekatan tatanan (.~e((ing) . Tatanan
dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitll tatanan berdasarkan interaksi
manusia dan tatanan berdasarkan wilayah. Tatanan yang bcrdasarkan
interaksi manus ia adalah tatanan rumah tangga, tatanan ins(itll s i
pendidikan, tatanan tcmpat kerja, tatanan tcmpa( umllm dan ta(anan
sarana kcschatan. Scdangkan tatanan berdasarkan wi \ayah adalah
tatanan kabupatenlkota, tatanan kcpulauan, dll.

14
5. Reorientasi p~layanan kcsehatan (Reorient Health Service.\). Al1inya
mengllbah oricntasi pelayanan kesehatan agar lebih mengutamakan
lIpaya promotifdan preventiL tanpa mengcsampingkan lIpaya kuratif
dan rehabilitatif.

Bcrdasarkan Piagam Ottawa tcrsebut dirumuskan strategi dasar promosi


kesehatan, yaitu Empowerment (pemberdayaan), Social Support (Bina
Suasana) dan Advocac;v (Advokasi). Pcmberdayaan masyarakat ditujukan
kepada masyarakat (khususnya individu, keillarga atau kelompok) agar
berdaya dalam mengendalikan faktor - faktor yang mempengaruhi kesehatan.
Bina Suasana ditujukan kepada pembentuk opi ni atau pihak-pihak yang
mempengaruhi opini di masyarakat, seperti tokoh masyarakat, organisasi
kemasyarakatan dan organisasi non pemerintah. Sedangkan Advokasi
ditluukan kepada pembuat keputusan dan penentu kebijakan publik serta
pihak-pihak yang berkepentingan (.\takeholder.s) lainnya.

15

II. STRATEGI DASAR PROMOSI KESEHATAN

A. Pengertian Promosi Kesehatan


Menurut WHO, Promosi Kesehatan adalah proses atau upaya
pemberdayaan masyarakat untuk dapat memelihara dan meningkatkan
kesehatannya (the process ofenabling people to control over and improve
their health).

Promosi Kesehatan diartikan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat


agar masyarakat mau dan mampu serta mandiri dalam melindungi
kesehatan diri dan lingkungannya, dengan upaya membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimiliki serta menciptakan iklim untuk
berkembang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.

Dengan demikian dalam Promosi Kesehatan tersebut terkandung beberapa


pengertian operasional sebagai berikut :
a. Promosi Kesehatan merupakan bagian dari upaya kesehatan (Public
Health) secara keseluruhan, yang menekankan pada pemberdayaan
masyarakat, yaitu upaya meningkatkan, memampukan masyarakat untuk
memelmara, meningkatkan dan melindungi kesehatan, yang lebm bersifat
upaya promotif, prevent ifhnpa mengesampingkan upaya kurat if dan
rehabilitat if.

b. Pemberdayaan dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran, kemauan


dan kcmampuan untuk hidup sehat, disertai dengan mengembangkan
iklim yang mendukung, schingga penekanan promosi kesehatan pada
pengembangan perilaku dan lingkungan sehat.

c. Pemberdayaan tersebut merupakan upaya kemitraan berbagai pihak


dan merupakan upaya dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,
sehingga masyarakat aktirsebagai pelaku atau subyck. bukan rasif
menunggu sebagai obyck semata.

16
d. Pemberdayaan dilakukan sesuai dengan kO lldisi dan budaya setempat,
sclUngga Promosi kcschatan diwarnai sllasana lokal.

e. Dalam promosi kesehatan nuansa peningkatan kesehatan menjadi lebih


kental, sua sana kemitraan menjadi lebih nampak, dan keberadaan
masyarakat sebagai subyek menjadi lebih menonjol.

Dengan demikian promosi kesehatan sangat terkait erat dengan aspek


perilaku, yaitu upaya untuk memotivasi, mendorong dan membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimiliki masyarakat agar mampu memelihara
dan meningkatkan kesehatannya,juga aspek lingkungan atau suasana yang
mempengaruhi perkembangan perilaku yang berkaitan dengan aspek sosial
budaya, pendidikan, ekonomi, politik dan pel1ahanan keamanan.

B. Visi dan Misi Promosi Kesehatan

1. Visi Promosi Kesehatan


Memperhatikan keadaan, masalah dan kecenderungan dalam analisis
tersebut diatas,maka ditetapkan Visi Nasional Promosi Kesehatan. Oleh
karena promosi kesehatan merupakan bagian integral dari upaya
mencapai visi Indonesia Sehat 20 I 0, maka Visi Promosi Kesehatan
ditetapkan sebagai "Perilaku Hidup Bersih & Sehat 20 I 0" atau PHBS
2010. Adapun yang dimaksud dengan "Perilaku Hidup Bersih & Sehat
20 I0" adalah keadaan dimana individu - individu dalam Rumah Tangga
(keluarga) masyarakat Indonesia te\ah melaksanakan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS), untuk :
(1). Mencegah timbulnya penyakit dan ma~alah - masalah kesehatan
lain
(2). Menanggulangi penyakit dan masalah - masalah kesehatan lain
(3). Memanfaatkan pelayanan kesehatan,
(4). Mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan
bersumber masyarakat.

17
2. Misi Promosi Kesehatan
Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, maka Misi Nasional Promosi
Kesehatan adalah :
1. Memberdayakan individu, keluarga dan kelompok
kelompok dalam masyarakat, baik melalui pendekatan individu
dan keluarga maupun melalui pengorganisasian dan penggerakan
masyarakat.

2. Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi


terciptanya perilaku Hidup bersih dan sehat masyarakat.

3. Mengadvokasi para pengambil keputusan dan penentu


kebijakan serta pihak - pihak lain yang berkepentingan
(stakeholders) dalam rangka :
Mendorong diberlakukannya kebijakan dan peraturan
perundang - undangan yang berwawasan kesehatan.

Mengintegrasikan promosi kesehatan, khususnya


pemberdayaan masyarakat dalam program - program
kesehatan.

Meningkatkan kemitraan sinergis antara pemerintah pusat dan


pemerintah daerah, serta antara pemerintah dengan masyarakat
(termasuk LSM) dan dunia usaha.

Meningkatkan investasi dalam bidang promosi kesehatan pad a


khususnya dan bidang kesehatan umumnya.

C. Tujuan dan Sasaran Promosi Kesehatan


Sesuai dengan Visi dan Misi, maka tujuan dai-i promosi kesehatan adalah
meningkatnya kemampuan individu, keluarga, keJompok dan masyarakat
untuk hidup sehat dan mengembangkan upaya yang bersumber masyarakat,
serta terciptanya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya
kemampuan tersebut.

18
Scdangkan sasaran atau tujuan khususnya adala h :
1. Individu dan Kcluarga :
Memperoleh informasi kesehatan rnelalui berbagai saluran baik
langsung rnaupun mclalui media massa.
Mempunyai pcngetahuan, kemauan dan kemampuan untuk
memel ihara, meni ngkatkan dan melindwlgi kesehatannya.
Mempraktekan Perilaku Hidup Bcrsih dan Sehat (PHBS) menuju
kcJuarga atau rumah tangga sehat.
Mengupayakan paling sedikit salah scorang menjadi kader
kesehatan bagi keluarganya.
Berperan akti f dalam upaya / kegiatan kesehatan.

2. Tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja


dan tempat umum
Masing - masing tatanan mengembangkan kader - kader

kesehatan.

Mewujudkan tatanan yang sehat, menuju !erwujudnya kawasan

sehat.

3. Organisasi Kemasyarakatan / Organisasi Profesi / LSM dan


media massa
Menggalang potensi untuk mengembangkan perilaku sehat

masyarakat.

Bergotong - royong untuk mewuj udkan lingkungan sehat.

Menciptakan suasana kondusif untuk mendukung perubahan

perilaku sehat.

4. Program / petugas kesehatan


Melakukan integrasi promosi kesehatan dalam program dan

kegiatan kesehatan.

Mendukung tumbuhnya perilaku hidup bersih dan sehat di

masyarakat, khususnya melalui pemberdayaan individu, keluarga,

dan atau kelompok yang menjadi klicnnya.

Meningkatkan mutu pemberdayaan masyarakat dan pelayanan

kesehatan yang memberikan kepuasan pad a masyarakat.

19
5. Lembaga Pemerintah I Politisi I Swasta
PeduJi dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan

lingkungan dan perilaku sehat.

Membuat kebijakan dan peraturan perundang - undangan dengan

memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan.

D. Strategi Dasar Promosi Kesehatan


Ada 3 (tiga) strategi dasar promosi kesehatan, yaitu Advokasi, Bina
Suasana dan Gerakan Masyarakat, secara garis besar diuraikan
sebagai berikut :
a. Advokasi, yaitu pendekatan kepada para pengambil keputusan,
sekutu atau ternan, kelompok yang menolak ( lawan ) untuk
mendorong suatu perubahan dalam kebijakan, program dan
peraturan, dan secara aktifmendukung suatu masalah / isu serta
mencoba mendapatkan dukungan dari pihak lain .

b. Bina Suasana, yaitu upaya untuk menciptakan suasana kondusif


untuk memmjang pembangunan kesehatan , sehingga masyarakat
terdorong melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.

c. Gerakan Masyarakat, yaitu upaya memandirikan masyarakat


agar secara proaktifmempraktekan hidup bersih dan sehat secara
mandiri.

20

III. STRATEGI ADVOKASI KESEHATAN

A. Pengertian
a. Usaha mempengaruhi kebijakan publik / pengambil keputusan dengan
melalui berbagai macam bentuk komunikasi persuasif.

b. Berbicara, dengan memberikan perhatian terhadap suatu masalah


atau isu penting dan mengarahkan pembuat keputusan untuk
membuat solusi.

c. Suatu upaya agar pembuat keputusan secara aktifmendukung suatu


masalah / isu dan mencoba untuk mendapatkan dukungan dari pihak
lain.

B. Tujuan Advokasi :
a. Mendapatkan duk\.U1gan, baik dalam bentuk kebijakan lisan atau tertulis,
dalam bentuk Surat Keputusan, Surat Edaran, himbauan, pembentukan
kelembagaan, ketersediaan dana, sarana, tenaga.

b. Mendorong para pengambil keputusan untuk suatu perubahan dalam


kebijakan, program atau peraturan.

c . Mendorong para pengambil keputusan \.U1tuk aktifmendukung kegiatan


/ tindakan dalam pemecahan masalah dan mencoba untuk mendapatkan
duk\.U1gan dari pihak lain /rnitra.

C. Sasaran Advokasi :
I. Pengambil keputusan tingkat Pusat, seperti : OPR (Kornisi 7), Menteri,
Oirjen Oepartemen terkait, BAPPENAS, Lembaga Donor (WHO,
World Bank UNICEF, ADB), Organisasi Profesi, LSM Nasional &
Intemasional, Partai Politik.

21
J PC11s<ll1lbil kebijakan tingkat Propinsi, scpCrli I)PRl)/ Komisi I:.
BAPPEDA Gllbcrnllr dan Asi s t~n Kcscjahteraan Rakyat. Kcpala
Dinas Kesehatan lingkat L Lembaga Donor, Organisasi Profesi, LSM.
Institllsi Pendidikan, Institllsi Kcschatan. dan Non Kcschatan. Lcmbaga
Swastallndllstri. Partai Politik .

3. Pcngambil kcbijakan tingkat Kabllpatcn/ Kota, scpcrti : DPRD


Kabupatcn I Kota, Komisi E, Bappeda. Bupati I Walikota dan Bagian
Kescjahteraan Rakyat. Kcpala Dinas Kesehatan , Lembaga Donor.
Organisasi Protesi, LSM, [nstitllsi Pendidikan I Kcsehatan dan Non
Kcschatan. Lembaga Swasla l Industri.Partai Politik.

D. Pcndckatan Kunci Advokasi :


Melibatkan para Pemimpin
Membangun Kemitraan
Mobilisasi Komunitas kelompok
Mcmbangun kapasitas
Bekerjasama dengan mass media

E. Langkah - Langkah Advokasi


a. Analisis masalah dan perumusan " posisi " (positioning)
Situasi saat ini
Faktor - faktor yang berkaitan
Kebijakan sekarang dan masa laIu
Upaya yang tclah dilakukan
Kcberhasilan dan kcgagaIan masa lalu
Pengalanlan ditempat lain

b. Analisis stakeholder terhadap pcngambil keputusan, sekutu dan


ternan, kelompok yang menolak (Iaw~n) :
Pengcnalan sasaran (kebiasaannya. hobinya, kelemahannya.
pendidikannya,jenis kelamin dan karakterislik lain)
Bagaimana sikapnya tcrhadap progranl, mendukung masalahlisu ')
(jika tidak, mengapa ?)
Pengetahllan tentang masalah kesehatanlisu 'J

22
Saluran lll1tuk mencapai pengambil keputusan
Apakah mau berbicara dalam mendukung masalah di masyarakat
ataupun melalui media massa ?

c. Membuat Pesan Advokasi


Pernyataan singkat, padat dan bersifat membujuk
Penyajian data dan argument yang tepat lll1tuk meyakinkan pejabat
Berhubungan dengan tujuan dan menyimpulkan apa yang ingin
dicapai
Bertujuan untuk menciptakan aksi yang ingin dilakukan oleh
pendengar pesan

Kunci membuat pesan Advokasi :


Apa masalahnya ?
Seberapa besar isu / seberapa serius masalah terse but ?
Apa dampak negativ dari rna salah tersebut terhadap sekelompok
orang tertentu ?
Apa yang dapat dilakukan Stakeholder untuk memecahkan masalah
tersebut?

d Melaksanakan Kegiatan Advokasi


Menyampaikan bahan Advokasi
U sahakan singkat, to the point, jelas
Prinsip " low profile high pressure "
Glll1akan AVA
Beri kesempatan diskusi dan tanyajawab
Catat semua komentar dan pertanyaan
Beri respon yang sesuai dan senantiasa mengacu pada tema dan
tujuan Advokasi.

e. Bcntuk Kegiatan Advokasi


1. Lobi Politik
Yaitu bentuk aksi untuk mempengaruhi pejabat publik kelas atas,
terutama para legislator yang memiliki peran untuk menggoalkan
program.

23
2. Dcbat

Yaitu pemhahasan masalah / isu melalui pcndekatan pro dan kontra.

3. Dialog
lIarnpir sarna dengan debat, dialog lcbih tepat digunakan sehagai
teknik advokasi dalam menj angkau kelompok..

4. Negosiasi
Yaitu teknik advokasi yang mcnghasilkan kesepakatan.

S. Petisi / Resolusi
Teknik advokasi dcngan membuat pcrnyataan tcrtulis yang lchih
besar tekanannya apabila merupakan hasil dari musyawarah / rapat,
denganjumlah peserta yang besar (kuantitatif dan kualitatif) dan
diblow-up melalui media massa.

6. Mobilisasi
Yaitu teknik advokasi yang menggunakan kekuatan massa /
orang.
Misal : demo, pawai , parade, unjuk rasa, safari , dll
Kegiatan ini mudah mengundang media massa untuk memblow
upnya.

7. Penggunaan Media Massa


Yaitu teknik advokasi dengan menggunakan media massa elektronik
(TV, radio, internet dan media cetak, koran, majalah, tabloid, dll).

f. Monitoring dan Evaluasi


Apa ada perubahan kebijakan , program pada peri ode
berikutnya,termasuk perubahan rencana program dan alokasi
anggaran.
Apa ada SUrdt Keputusan, Surat Edaran, SUrdt Himbauan, dukungan
dana, sarana dan tenaga.

24
g. Indikator Keberhasilan
Untuk mengukur keberhasilan advokasi dapat dilihat adanya
tanggapan/respon para individu dan publik dalam bentuk :
I . Adanya peraturan, surat keputusan, surat edaran, instruksi, himbauan
dan dukungan sarana, tenaga.
2. Adanya anggaran dari APBD II atau sumber lain yang rutin dan
dinamis untuk pelaksanaan kegiatan.
3. Adanyajadwal koordinasi dan pemantauan pelaksanaan kegiatan.
4 . Kemampuan pengambil keputusan dalam menjelaskan setiap
kegiatan upaya kesehatan .
5. Terbentuk dan fungsinya kelompok kerja.

Contoh hasilAdvokasi Kesehatan

TINGKAT HASIL ADVOKASI

Kabupaten Adanya kebijakan kawasan bebas rokok di berbagai


tatanan.
Adanya peraturan daerah tentang pembuangan air
limbah yang memenuhi syarat untuk pemsahaan.
Adanya peraturan daerah yang melarang garam
tidak beryodium beredar dipasaran.
Adanya kebijakan agar seluruh calon pengantcn
minum pil tambah darah.

Kecamalan Kebijakan gerakan Jumat bersih .


Kebijakan kawasan bebas rokok di berbagai
tatanan.

Desa Dukungan gcrakan Jumat bcrsih.


Dukungan untuk distribusi garam beryodium .

25

tv. STRATEGI BINA SUASANA

A. Pengcrtian
Yaitu menjalin kemitraan wltuk pcmbentukan opini publik dcngan bcrbagai
kelompok opini yang ada di masyarakat (toma. Toga, LSM. dunia usaha/
swasta, organisasi proresi. pemerintah, dll). sehingga dapat mcnciptak,m opini
publik yang jujur, tcrbuka sesLlai dengan norma, situasi. dan kondi s i
masyarakat.

B. Tujuan
!\danya anjuran dan contoh positirdari pctugas kesehatan atau PCl11uka
masyarakat.
Adanya dukungan lembaga-lembaga masyarakat.
Adanya dukungan media massalpembuat opini umum.
Adanya kesiapan penyelenggara kesehatan dan sektor terkait.
Tersedianya sasaran dan sumberdaya lainnya.

C. Sasaran
a. Tenaga Profesional Kesehatan
b. Institusi Pelayanan Kesehatan
c. Organisasi Massa (pemuda, wanita, agama)
d. Organisasi Profesi Kesehatan
c. Lembaga Swadaya Masyarakat

f Para pemuka dan orang-orang bcrpengaruh di masyarakat

g. Kelompok Media Massa


h. Kelompok Pengusaha yang terkait kesehatan
I. Kelompok Peduli Kesehatan

26

D. Cara Melakukan Bina Suasana


Mengadakan Pelatihan
Mengadakan Lokakarya / Semiloka
Mengadakan Saresehan
Mengadakan Penyuluhan
Mengadakan Studi banding ke daerah lain yang berhasil dalam
membina peran serta masyarakat

E. Langkah-Langkah Pelaksanaan

No. Langkah Kcgiatan Hasil yang


\angkah c.Jiharap\,an

I. Identifikasi mitra Pertemuan rutin Lingkup & cara kerja


kerja baik lintas Spesitikasi kerja
program, sektor, Kemampuan yang
LSM, dunia usaha dimiJiki mitra kerja

2. Pengelompokan Pertemuan rutin Kesepakatan kerjasama


mitra kerja Plan oj Action

3. Pembagian tugas Pertellluan Koordinasi terpaclu


dan fllngsi serta Pelatihan lIntuk setiap kegiatan
jadwal kegiatan Lokakarya/semiloka Kegiatan yang tidak
atall masing-masing Kampanye tumpang tindih
mitra kerja Penyebarluasan Pcrluasan cakupan
inforlllasi melallii
media cetak. radio.
film

.oj Pelllalltauan dan SlIpcrvisi Kcgiatan bcrjal '"l


Fvai llasi Mcmpelaja ri laporan scslIai tuju<ln yang. ingill
kcgiatall llicapai
Masukan-masukan
untuk mempcrbaiki
percncanaan

27

F~ Indikator Kebcrhasilan
1. Ada peningkatanjumlah kcgiatan danjaringan kemitraan
2. Ada (i.)fl1l11 komunikasi

:1. Ada dokumcntasi kegiatan

4. Ada kesepakatan lisan dan tcrtulis


5. Ada opini publik

Go Contoh Kcgiatan
I. Adi.Ulya forum bcrsanla <U1tara Departcmcn KcschatcU1 RI dcngan Forum
Komuni kasi LSM AIDS se-Jabotabck (l"KJ nPA).
2. Adanya bantuan pcngadaan jamban dari Tim penggerak PKK
Kabupaten Tangerang daJam rangka mendukung program PI lBS di
tatanan Rumah Tangga.
3. Adanya peraturan diJarang merokok bagi scluruh gedung pcrkantoran
pemerintah.
4. Pertemuan dengan tokoh-tokoh agama (MU!, PGl. PHD!. WAr ,UBI)
untuk penyuluhan bersanla pentingnya hidup bersih dan sehat bagi umat
pada acara-acara keagamaan (kJlotbah Jumat, Hari Minggu, dan lain
lain).
5. Pertemuan dengan tokoh-tokoh agama Islanl untuk membahas progranl
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan GJB (Gerakan Jumat Bcrsih).

28

v. STRATEGI GERAKAN MASYARAKAT

I. Pengertian.
Yaitu memberi kemampuan kepada individu/kelompok untuk
memberdayakan sasaran primer dan sekunder agar berperan aktif dalanl
kegiatan kesehatan.
Cara menumbuhkan & mengembangkan norma yang membuat
masyarakat mampu berperilaku sehat.

II. Tujuan
1. Meningkatnya perilaku sehat di masyarakat.
2. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan di
masyarakat.

III. Sasaran
1. Masyarakat secara perorangan, dan kelompok.
2. Masyarakat pengguna.
3. Tokoh masyarakat yang menjadi panutan.
4. Karyawan.

IV Pendekatan Gerakan Kesehatan Masyarakat


Pendckatan gerakan masyarakat melalui :
1. KIE (Komunikasi, Infonnasi, dan Edukasi).
2. Pengembangan institusi masyarakat.
3. Pcnghargaan (insentif dan desinsentif).
4 . Pcndekatan ekonomi produktif.

V. I .angkah-Langkah Pclaksanaan
CIerakan masyarakat atau pemberdayaan masyarakat adalah suatu
pcndekatan kcpada sasaran primer lmtuk meningkatkan kemandirian individu,
kelompok, dan masyarakal agar berkembang kcsadaran, kemauan dan
kemampuan dibidang kesehatan keluarganya.

29
Dalam I11claksanakal1 pCl110erdayaan kclllarga ada:) lal1gbh po kok yang
harus dilaksanak2m, yaitll :
1. Pcndckatan Tokoh Masyarakat
J Diagnosis l11asalah kcsehatan olch l11asyarakat
.). l~crul11usan upaya penanggulangan l11asalah kcsehatan olch l11asyarakat
.-1-. Pclaksanaan kegiatan pcnanggulangan masalah kesehatan okh
masyarakat
5. Pcmbinaan dan pcngcmbangan

Apabila diuraikan scbagai berikut:


I. Pcndckatan Tokoh Masyarakat
Pcndckatan tokoh masyarakat l11erupakan tahap pcrtama yang harus
dilakukan sebelum implementasi program di wilayah terscoul. Tokoh
masyarakat mcrupakan panutan masyarakat setempat. Scmua yang telah
disctujui tokoh masyarakat akan berjalan lancar. Sebaliknya bila para
tokoh masyarakat tidak merestui kegiatan tersebutjalannya program
akan tcrsendat-scndat. Pendekatan kepada mercka dapat dilakukan
melalui hubungan antar manusia yang baik dan bersahabal.

Forum untuk mendekati tokoh masyarakat ini antara lain me lalui


kunjungan rumah, pertemuan perorangan, pembicaraan informal
diberbagai kesempatan dan pertcmuan dalam kelompok kecil.

Setclah para tokoh masyarakat didekati secara interpersonal, perlu


d iadakan pembahasan bersama, diantara para tokoh masyarakat terscbut
antma lain mclalui pcrtemuan khusus, misalnya sarasehan dcngan tokoh
masyarakat untuk membahas program yang akan dilaksanakan di
wilayahnya. Dapatjuga mcnggllnakan forum komunikasi yang sudah
ada seperti "sclapanan desa, rembug desa" dan lain-lain, namun topik
pcmbicaraan adalah program yang kita maksud.

2. Diagnosis masalah kesehatan oleh masyarakat


Diagnosis masalah keschatan oleh masyarakat mcrupakan kcgiatan untuk
mcngcnali kcadaan dan masalah mcreka scndiri, serla polcnsi yang
mcreka miliki untuk l11engatasi masalah terscbut. Caranya dcngan

30

melakukan survei mawas diri (SMD). Dengan SMD masyarakat diajak


lll1tuk mengenali pennasalahan kesehatan yang mereka hadapi sehingga
memperoleh gambaran masalah kesehatan menurut apa yang dirasakan
dan disepakati keluarga serta dapat mengenali potensi yang ada di
sekeliling mereka . Pengenalan masalah kesehatan dapat dilakukan
dengan berbagai eara misalnya :
Mengajak wakil keluarga lll1tuk melihat langslll1g eara hidup bersih
dan sehat yang dilakukan oleh keluarga di desa yang lebih maju
dari desa mereka.
Mengadakan klll1jungan rumah.
Melalui foto atau gambar-gambar.
Mengglll1akan alat bantu pemantauan keadaan keluarga.

Macam data yang dikumpulkan


Data yang dikumpulkan adalah data umum, data khusus dan data
perilaku.
Data umum yaitu data tentang potensi desa (merupakan data
sekunder, dapat diperoleh dari data statistik desa).
Data khusus yaitu data tentang identitas keluarga, keadaan
kesehatan (misalnya diare, batuk pilek, malaria, Th. Paru, dan lain
lain).
Data perilaku, sehublll1gan masalah kesehatan yang ada misalnya
ten tang diare . Maka data perilaku yang dimaksud adalah
pengetahuan masyarakat tentang diare, penyebabnya, cara
peneegahannya dan kebiasaan masyarakat yang berhllbungan
dengan diare dan lain-lain. Atas dasar hal tersebut di atas, petugas
membantu membllat diagnosis masalah kesehatarmya, membantu
mencarikan eara yang tepat agar mempermudah mereka mengenali
dan menggali potensi yang mereka miliki .

3. Rumusan upaya penanggulangan oleh masyarakat


11asil SMD setelah direkapitulasi dibawa ke forum Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD). Dalam MMD ini diundang para pemimpin
baik formal maupun informal. para tokoh masyarakat dan anggota

31

masyarakat. Dalam pertCl11illU1 ini disampa.ik~m tcmuan dcuj slu"Yci m<Jwc\s


diri untuk dibahas bersama upaya mengatasinya.

Langkah-Iangkah pcmbahasan pada musyawarah masyarakat


dcsa adalah sebagai berikul :
C1. Dipaparkan tcmuan serangkaian masalah keschatan dan sedcrctan
potensilsumber daya setcmpat yang mungkjn bisa digunakan untuk
memmg.!,,'1llanginya.
b. Memandll peserta musyawarah untuk menggali lcnaga. dana.
material atau perrlikjran inovatiflilinnya.
c. Alas dasar prioritas masalah yang telah di suslln dan potensi
masyarakat yang tergali. dibuat rencana kegiatan penanggulangan
masalah. Icngkap dengan jadwal kegiatannya.
Perumusan upaya penanggulangan masalah kesehatan oleh masyarakat
atas dasar musyawarah inj merupakan kekuatan pol itis yang tangguh
untuk menggali dan meningkatkan peran scrta masyarakal, serta
menjamin kelestarian program. Peran petugas dalam musyawarah
masyarakat ini adalah memandujalannya musyawarah agar berjalan
lancar dan mencapai tujuan .

Ada beberapa patokan yang dapat digunakan untuk menentukan skala


prioritas masalah, antara Jilin:
Kegawatannya besarlkecilnyailibatmasalah bagi masyarakat
Mendesaknya berkaitan dengan waktu. Kalau tidak segera
ditanggulangi akan mcnimbulkan akibat yang
senus
Penyebarannya : Semakin banyak penduduk atau semakin luas
wilayah yang terkena, menjadi semakin
penting.
Sumberdaya Katanya dengan kemampuan yang mereka
yang dimiliki milikj untuk mengatasi masalah terscbutdana.
sarana. tenaga, dan teknologinya.

32
4. Pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan oleh
masyarakat
Pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan oleh
masyarakat, merupakan rangkaian penerapan kegiatan dari rencana
yang telah disusun. Rangkaian kegiatan ini dapat betjangka waktu
pendek, sedang, dan lama. Namun minimall tahun berjalan hams
diadakan pellilaian. Jellis kegiatan bervariasi mulai dari yang sangat
sederhana sampai yang rumit, semua tergantung pada kesepakatan
yang diambil dalam musyawarah masyarakat.

Pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan oleh


masyarakat dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
a. Tahap persiapan (P 1)
Mempersiapkan tenaga pelaksana / kader pembangun desa
yang sudah dipilih sebelumnya, selanjutnya memberikan
keterampilan melalui pelatihan, orientasi, lokakarya, dan lain
lain. Pelatihan yang diselenggarakan harus praktis,
mengutamakan latihan keterampilan. Metode yang digunakan
dalam pelatihan antara lain, demonstrasi , bermain peranl
permainan simulasi, diskusi kelompok . Lamanya pelatihan
tergantung dari jenis kegiatan yang akan di laksanakan. Selain
pelatihan atau orientasi dapat melalui cara-cara sebagai
berikut :
Oiskusi kelompok terarah (OKT), bertujuan untuk
mengetahui pengetahuan, kemauan, keterampilan keluargal
masyarakat dalam mengenali dan mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi.
Kunjungan rurnah (memberikan infonnasi yang lebih rinci).
Penyuluhan massa, menciptakan kesadaran dan
membentuk opilli yang mendukung.

b. Tahap Pcnggerakan Pclaksanaan (P2)


Sesudah tenaga pelaksana dilatih , diharapkan mampu
melaksanakan kegiatan yang telah disusun, sehingga secara
bertahap dapat mengatasi masalah kesehatan yang mereka

33

hadapi , seka li glls, mcmbuktikan apakah "rcncana" yang


di susun sudah tepat. Nan1w1 dcmikian, pClugas perlll memantall
bila ternyata ada kckeliruan bisa segera diperbaiki. Peran
pctugas ada lah memherikan bimbingan tekni s seeara leratlll"
dan bcrkesinambungan.

c. Tahap menilai kcgiatan yang sudah dilaksanakan


Pcnilaian merupakan suatu hal yang penting dalam proses
pcrubahan. Masyarakat harus dapat melihat sam pa i dimana
reneana kegiatan yang telah mereka susun sudah tcrlaksana.
Apakah ada hal-hal yang perlu penyempumaan atal! perbaikcm.
Pada tahap ini diharapkan masyarakat mel akukan peni laian
yang mereka susun. Peni laian di lakukan sceara sederhana dan
praktis.

5. Pembinaan dan pcngcmbangan


Langkah terakhir adalah pembinaan dan pengembangan program. Sctiap
pelaksanaan program harus di bina agar mantap jalannya. Setelah mantap
harus dikembangkan, agar tidak jenuh dan makin maju tingkat
peneapaJannya.

Pemantapan dan pembinaan juga bermaksud memantapkan dan


membina pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi para tenaga
pembangunan desa, masyarakat, dan keluarga sendiri di bidang
kesehatan .
Pembinaan dan pengcmbangan dapat dilakukan dengan bcrbagai eara
antara lain :

Supervisi
Banyak hasil penilaian mengungkapkan bahwa supervisi petugas
amat menentukan tingkat keberhasiran program . Oleh karena itu,
supervisi seeara berkala perlu dilakukan . Bila mcmungkinkan,
supervisi ke bawah sebaiknya dikembangkan menjadi suatu sistem
penilaian yang utuh.

34
Fonun komwUkasi
Fonun komwUkasi antarpetugas lintas program dan sektor di tingkat
Kabupaten maupun Kecamatan merupakan wahana pemantauan
yang baik. Pada fonun ini dapat dibahas rencana supervisi terpadu,
hasil supervisi dari petugas yang turun ke lapangan, sekaligus dapat
membahas upaya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
ditemui di lapangan. Forum komunikasi inijuga perlu dibentuk
sebagai wadah berkumpulnya pelaksana pembangunan desa dengan
tokoh masyarakat baik formal maupun nonformal. Dalam forum ini
pelaksana pembangunan desa dapat menyampaikan pelaksanaan
rencana kegiatan yang telah disusun, hambatan-hambatan serta
keberhasilan yang telah dicapai. Forum ini sekaligus sebagai wadah
untuk. pemecahan masalah, menyempurnakan rencana yang disusun,
dan lain-lain sehingga pemantauan dan penilaian oleh masyarakat
sendiri berfungsi.

Menunjukkan film-film pembangunan kesehatan untuk memotivasi


pelaksana pembangunan desa dan masyarakat.

Kunjungan tamu dari luar


Kegiatan ini dapat merangsang masyarakat untuk membenahi
desanya karena akan kedatangan tamu, namun harus dijaga jangan
sampai terlalu sering. bisa membosankan dan mengganggu kegiatan
masyarakat.

Wisata karya ke tempat lain yang lebih maju


Kegiatan ini dapat memperluas wawasan, dan memotivasi
masyarakat UI1tuk lebih maju.
Pcrlombaan-perlombaan desa sehat sccara teratur

Penerbitan majalah dinding buatan.scndiri yang memuat antma


lain:
Kegiatan-kegiatan di desa bersangkutan

Cara pencegahan penyakit yang sedang berjangkit, misalnya

muntaber, at au demam berdarah.

Pengalaman pelaksana pembangunan desa.

35
VI. PEMANTAUAN DAN EVALUASI

A. Pernantauan
Pemantauan promosi kesehatan, yaitu suatu upaya yang secara sistematis dan
terus menerus dilakukan untuk melihat apakah kegiatan promosi kesehatan yang
sedang dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan.

1. Yang perlu dipantau


Pemantauan mencakup :
a. Pesan/informasi yang disampaikan
b. Bahan-bahan promosi
c. Masukan-masukan promosi
d. Hasil promosi.

Apabila diuraikan sebagai berikut:

a). Pesan/informasi yang disampaikan :

o KIA

0 Gizi

0 Kesling

0 Gayahidup

0 JPKM

0 dU.

b). Bahan-bahan promosi

Media elektronik

o FIlm
o Radio spot, sandiwara radio, obrolan, dan lain-lain.

Media cetak.
o Poster
o Leaflet
o Booklet

36
o Lembarbalik(f1ipchart)
o Kalender
o Sticker, dan lain-lain.

Media tradisional
o Skenario/pesan yang dititi pkan melalui media tradisional.

Media luar ruang


o Baliha
o Umbul-umblll
o Spanduk

c). Masukan Promosi


o Jumlah tenaga yang telah mengikuti pelatihan
o Jumlah pertemuan
Tatap muka
Kunj lmgan rumah
Diskusi kelompok Terapan
Penyuluhan massa.
o Jumlah media cetak yang telah didistribusikan
o Jwnlah pemutaran film
o Jumlah program radio yang telah dihasilkan
.Iumlah siaran radio spot
.Iumlah siaran sandiwara radio

d). HasH promosi


o Hasil promosi dapat dilihat dari aspek :
Adanya kemitraan dengan badan llsaha. lintas scktOL dengan
melihat program kc~jasamaJsurat kcputusun kcrjasama.
Adanya peningkatan pcngetahllan, kcmallCln. dan kcmall1puan
sasaran tentang kcsehatan.

37

2. Cara Memantau
Pemantauan dapat dilaksanakan dengan :
Menganajisis laporan dan data sekunder yang terkait dengan promosi
kesehatan
Menganalisis Profil Promosi Kesehatan
Pengamatan langsung :
Wawancara
Diskusi kelompok terarah

3. Petugas pemantau
Yang bertanggungjawab dalam promosi kesehatan
Yang melaksanakan promosi kesehatan, baik dati lintas program, lintas
sektor, LSM Swasta. organisasi masyarakat atau organisasi profesi .

4. Waktu mengadakan pemantauan


Selarna berjalannya promosi kesehatan (bulanan, tribulan, tahunan)
Setiap saat bila diperJukan

B. EvaJuasi
Ada beberapa tipe evaluasi yaitu evaluasi input, proses, hasil dan evaluasi
dampak. Evaluasi input dan proses serupa dengan pemantauan input dan
proses. Yang akan dibahas disini adalah evaluasi hasil, sebab evaluasi darnpak
merupakan evaluasijangka panjang.
Ada beberapa indikator yang dapat dijadikan petunjuk untuk melaksanakan
evaluasi promosi kesehatan, yaitu:

38

l. Indikator KW- SPM ( Kewenangan Wajib - Standar


output (hasil) Pelayanan Minimal) :
a. % tatanan rumah tangga sehat I desa
- Memiliki akses terhadap air bersih
- Memiliki akses terhadap jamban
- Memiliki persediaan garam beryodium
- Bebas jentik nyamuk.
b. % Bayi yang mendapatASI Eksklusif
c. % Desa dengan garam beryodium
d.% Posyandu Purnama

PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat )


I. Rumah tangga sehat ditambah
2. Lantai rumah bukan tanah
3. Kepadatan rumah
4. Kepesertaan JPKM
5. Pertol persalinan oleh tenaga kesehatan
6.Tidak merokok
7. Makan tinggi serat (sayuran dan buah-buahaan)
8. Melakukan aktifitas fi sik

2. Indikator Jumlah forumljaringan kemitraan promosi


proses kesehatan
Jumlah peraturanlkebijaksanaan yang
berwawasan kesehatan
" Jumlah gerakan masyarakat dibidang
kesehatan.
...
-'- Indikator Persentase tenaga,profesional per
Input kabupaten/kota
(masukan) Frekuensi promosi kesehatan melalui
media massa
Jumlah kegiatan pclatihanlorientasi.

39

Evalllasi hasillllltuk menilai apakah promosi kesehatan telah membcrikan pcngaruh


terhadap perllbahan pengetahuan , sikap , kemampuan seperti yang tcl ah
dinImuskan dalanl tujuan
I . Apakah yang dicvaluasi ?
Apa yang berllbah sebagai hasil promosi kesehatan?
Apakah pell.lbahan telah sesllai dcngan tujuan yang telah ditentukan ?
Mengapa bembah ?
Kelompok mana yang terj adi perubahan ?
Kelompok mana yang tidak terj adi perubahan ?
Apakah yang menyebabkan perbedaan itu ?

2. Cara mengevaluasi ?
Pengamatan langsLmg di lapangan
Wawancara
Diskusi Kelompok Terarah
Survei cepat

3. Siapa yang mengevaluasi ?


Staf sendiri
Pihak luar
Perguruan Tinggi
Program lain
Relawan
LSM

4. Kapan mengadakan evaluasi ?


Sesudah intervensi
Sebelum dan sesudah intervensi

40

VIII

PENGELOlAAN PERILAKU IllDUP BERSm DAN SEHAT

(PHBS)

Pokok Bahasan

Pengelolaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

1. Mata ajaran Pengelolaan PHBS


2. Waktu 2jam (@ 45 menit)
3. TIU Mahasiswa memahami konsep dasar, manajemen
PHBS serta indikator Perilaku Hidup bersih dan
Sehat (PHBS) dalam SPM.

4. TIK Mahasiswa man1PU menjelaskan tentang:


a. Latar belakang PHBS dan konsep dasar
PHBS
b. Manajemen PHBS meliputi tahap
pengkajian, perencanaan, penggerakan
pelaksanaan serta pemantauan dan penilaian
c. Indikator PHBS dalam SPM meliputi
pengertian, definisi operasional, cara
penghitungan rumus, target serta srnnber data

5. Sub Pokok Bahasan


5.1 Latar belakang dan kerangka konsep PHBS
5.2. Tahap pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan serta
pemantauan dan penilaian PHBS
5.3. Pengertian, definisi operasional cara penghitungan rumus, target serta
sumber data indikator PHBS dalam SPM

6. Proses Pembelajaran
6.1. Metode Ceramah dan tanyajawab

6.2 . Alat bantu OHP, slide, spidol, dll

6.3 . Langkahkegiatan:
Kegiatan 1 Perkenalan (10 menit)

Fasilitator melakukan perkenalanlpencairan dan

menjelaskan tujuan pembelajaran ..

1
Kegiatan 2 Ccramah dcln tanyajawab (60 menit)
Fasilitator menjelaskan materi dan memberikan
kcscmpatan kepada mahasiswa untuk mengajukan
bcberapa pertanyaan, fasilitator mcmberikan
jawabanJtanggapan.
Kegiatan 3 Ceramah dan tanyajawab (60 menit)
Fasilitator menjelaskan tentang matcri yang
disampaikan, memberikan kcsempatan kepada
mahasiswa untuk mengajukan beberapa
pertanyaan, kemudian fasilitator memberikan
jawabanJtanggapan.
Kegiatan 4
Rangkuman materi (10 menit)
Kegiatan 5
Evaluasi (10 menit)
Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci
untuk dijawab oleh mahasiswa . Apabi la
mahasiswa dapat menjawab dengan benar, maka
proses pembelajaran berarti berjalan dengan baik .

BABI

PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG

Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 20 I 0, dimana


ada 3 pilar yang perIu mendapatkan perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat,
perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan merata. Untuk
perilaku sehat bentuk konkritnya, yaitu perilaku proaktif memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, meIindungi diri
dari ancarnan penyakit serta berpartisipasi aktifdalarn upaya kesehatan.

Dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan mlSI


pembangunan yang menggerakkan pembangunan nasional berwawasan
kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat,
memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata
dan terjangkau . Serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu
keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

Untuk melaksanakan misi pembangunan kesehatan diperlukan promosi kesehatan.


Hal ini disebabkan promosi kesehatan berorientasi pad a proses pemberdayaan
masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, melalui peningkatan,
pemeliharaan, dan perlindungan kesehatannya. Hal ini sesuai dengan yang
ditekankan dalam paradigma sehat dan salah satupilar utama Indonesia Sehat
2010 .

Seiring dengan cepatnya perkembangan dalarn era globalisasi, serta adanya transisi
demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat perilaku
dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

3
cendenmg akaJl scmakin kompleks. Perbaikan pada lingkung.m dan merekayasa
kcpendlldukan at au taktor keturumm, tetapi perlu memperhatikan faktor peri lakll
yang secara teoritis memiliki andi130-35 % terhadap derajat kesehatan. Mengingat
dampak dari perilaku tcrhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan
berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat mcnjadi sehat. Salah
satllnya mclalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk mencapai keberhasilan pclaksanaan


program PHBS, mlliai dari pelatihan petugas pengelolaan PHBS tingkat
provinsi, kabupaten/kota sampai dengan Puskesmas, memproduksi dan
menyebarkan buku Panduan Manajemen Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
tingkat provinsi, kabllpaten, dan Puskesmas, memproduksi dan menyebarkan
buku Pedoman Pembinaan Program PHBS di tatanan rumah tangga, tatanan
tempat umum, tatanan sarana kesehatan, serta membuat buku saku PHBS
untuk petugas puskesmas.

Hasilnya sampai tahun 200 1 tenaga kesehatan yang telah terlatih PHBS tingkat
provinsi 100 % (30 provinsi), 76% kabupatenlkota, 71,3 % puskesmas.
Pencapaian klasifikasi III dan IV (1998) 38,89% tatanan rumah tangga, 50%
institusi pendidikan, 33,3% tatanan tempat keIja, 35,3% tatanan tempat umum.

Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program PHBS adalah kemitraanl


dukungan lintas programllintas sektor rendah, kemampuarJ teknis petugas rendah,
mutasi petugas terlatih, alokasi dana terbatas, perubahan struktur organisasi.
Indikator PHBS skala nasionaI, indikator PHBS tatanan, pemetaan tatanan sehat,
pemetaan PHBS individu masih belum disepakati.

Altematifpemecahan adalah melalui kegiatan advokasi kebijakan, koordinasi


dan keterpaduan manajemen, peningkatan kemampuan teknis pelaksanaan
PI-lBS, menetapkan indikator PHBS individu skala nasional dan pembobotan,
menetapkan indikator PHBS tatanan, melakukan'asistensi, pemetaan tatanan
sehat serta PHBS individu.

4
B. KERANGKA KONSEP PHBS

Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tPHBS) di tiap tatanan,
diperlukan pengelolaan program PHBS melalui tahap pengkajian ,
perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan
penilaian. Selanjutnya kembali lagi proses semula. Untuk lebih jelasnya
digambarkan dalam bagan berikut ini :

~ngkajIV
Pemantauan
I \------
Perencanaan
Penilaian

Selanjutnya dalam program promosi kesehatan dikenal adanya model pengkaj ian
dan penindaklanjutan antara intervensi (presede proceed model) yang diadaptasi
dari konsep LWGreen. Model ini mengkaji masalah perilaku manusia dan faktor
faktor yang mempengaruhi, serta menindaklanjuti dengan berusaha mengubah,
memelihara atau meningkatkan perilaku tersebut kearah yang Iebih positif. Proses
pengkajian mengikuti arah panah dari kanan ke kiri, sedangkan proses
penindaklanjutan dilakukan dari kiri ke kanan.

5
BABII

PENGELOLAANPROGRAMPHBS

A. TAHAP PENGKAJIAN

Tujuan pengkajian adalah untuk mempelajari, menganalisa dan merumuskan


masalah perilaku yang berkaitan dengan PHBS. Kegiatan pengkajian meliputi
pengkajian PHBS secara kuantitatif, pengkajian PHBS secara kualitatifdan
pengkaj ian sumber daya (dana, sarana, dan tenaga).

1. Pengkajian masalah PHBS secara kuantitatif

Langkah-Iangkah kegiatan sebagai berikut :


a. Pengumpulan data
Kegiatan ini meliputi data perilaku dan bukan perilaku yang berkaitan
dengan 5 program yaitu KIA, GIZI, Kesehatan lingkungan, Gaya hid up,
dan JPKM dan data lailU1ya sesuai dengan kebutuhan daerah. Data
terse but dapat diperoleh dari Puskesmas, Rumah sakit, dan sarana
pelayanan kesehatan lainnya. Data yang diperoleh dianalisis secara
deskriptifsebagai infonnasi pendukung untuk memperkuat pennasalahan
PHBS yang ditemukan di lapangan. Selanjutnya dibuat kesimpulan hasil
anal isis data sekunder tersebut.

Hasil yang diharapkan pada tahap pengkajian ini adalah:


Teridentifikasinya masalah perilaku kesehatan di wilayah tertentu.
Dikembangkanya pemetaan PHBS p,ertatanan.
Teridentifikasinya masalah lain yang berkaitan (masalah
kesehatan, faktor penyebab perilaku, masalah pelaksanaan dan
sumber daya penyuluhan, masalah kebijakan, administrasi,
organ I sasl.
Dan lain-Jain.

b. Cara pengambilan sample PHBS tatanan rumah tangga


Dalam melaksanakan pengumpulan data perilaku sehat di tatanan rumah
tangga secara keseluruhan terlalu berat untuk dilaksanakan, hal ini
disebabkan karena keterbatasan dana, waktu, dan slmlber daya yang ada.
Untuk mengatasi hal tcrsebut per\u diambil sampel yang dapat mcwakili
populasi .

c. Analisis dan pemetaan J>HBS


Berdasarkan hasil pendataan, data tersebut diolah dan dianalisis dcngan
cara manual atau dengan mengunakan program EPI INFO. Selanjutnya
dapat dibuatkan pemetaan nilai IPKS (Indeks Potensi Kcluarga Schat)
dan nilai PHBS schat I, sehat II. sehat III, dan schat IV Bcrdasarkan hasil
pemetaan, diharapkan semua masalah PHBS dapat diintervensi dengan
tepat dan tcrarah.

Pemetaan ini berguna sebagai potret Wltuk mengetahui pennasalahan yang


ada di masyarakat dan memotivasi pengelola program Wltuk meningkatkan
k1asiftkasi PHBS. Diharapkan masyarakat yang bersangkutan, lintas scktor.
LSM peduli kesehatan, Swasta khususnya Pemda KabupatenlKota dan
TP PKK mempunyai komitmen untuk mendukung PHBS. Berdasarkan
kajian perilaku dan pemetaan wilayah, makadihasilkan pemetaan PHBS ,
ditentukan prioritas perilaku kesehatan dan ditentukan altematifintervensi
promosi kesehatan.

d. Menentukan prioritas masalah


Berdasarkan rWl1usan masalah yang ada kemudian dilakukan anal isis yang
akan menjadi dasar pembuatan rencana intervensi . Caranya dengan
memberikanjawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :
Dari masalah yang ada mana yang dapat dipecahkan dengan mudah ~
Mengapa terjadi demikian ?
Bagaimana penanggulangannya ?
Apa rencana tindakan ?
Berapa sumber dana yang tersedia ?
Bagaimanajadwal kegiatan pelaksanaan?
Siapa yang mengerjakan ?

7
Bcrapa lama mengerjakannya
SclanjL1lIlya dilakukan stratcgi komunikasi PHBS, yang meliputi antara lain
pesan dan media yang akan dikcmbangkan, mctode apa saja yang
digunakan, pclatihan yang perlu dilaksanakan, dan menginventarisasi scktor
mana saja yang dapat mendukung PHBS untuk kemudian dilakukan
keIjasama dan advokasi kemitraan.

2. Pcngkajian PHBS secara kualitatif


Setdah ditentukan prioritas masalah perilaku, selanjutnya dilakukan pcngkaj ian
kualitatif Tujuannya lmtuk mcmperoieh infom1asi yang lebih mendalan1 tentang
kcbiasaan, kepercayaan, sikap . nonna, budaya perilaku masyarakat yang
tidak terungkap dalam kajian kuantitatifPHBS.
Adapun mctode lIntlik melakllkan pengkajian PHBS secara kllalitatif,
yaitll :
a. Diskllsi Kelompok Terarah (DKT)
b. Wawancara Pcrorangan Mendalam (WPM)

3. Pengkajian sumber daya (dana, tenaga, dan sarana)


Pengkajian surnber daya dilakllkan untuk mendukung pelaksanaan program
PHBS, bentuk kegiatan :
a. Kaj ian tenaga pelaksana PHBS, secara kuantitatif (jumlah) dan peJatihan
yang pemah diikllti oleh petllgas lintas program mall pun lintas sektor.
b. Penjajakan dana yang tersedia di lintas program dan lintas sektoral.
c. Penjajakanjenis media dan sarana yang diblltllhkan.

B. TAHAPPERENCANAAN
Penyusllnan rencana kegiatan PHBS guna menentukan tujllan, dan strategi
promosi PHBS.
Adaplln langkah-langkah perencanaan sebagai berikut :
1. Mencntukan tujuan
Berdasarkan kegiatan pengkajian PHBS dapat ditentllkan klasifikasi
PHBS wilayah maupun klasifikasi PHBS tatanan, maka dapat
ditentukan masalah perilaku kesehatan masyarakat di tiap tatan an dan

8
wilayah. Selanjutnya, berdasarkan masalah perilaku kesehatan dan hasil
pengkaj ian swnber daya PKM, ditentukan tujuan yang akan dicapai untuk
mengatasi masalah PHBS yang telah ditentukan atau dipilih.

Contoh hasil pengkajian PHBS secara kuantitatif ditemukan masalah


merokok pada tatanan rumah tangga, maka ditentukan tujuannya :
a. Tujuan Umwn : Menurunnya prosentase keluarga yang tidak merokok
selama satu tahun.
b. Tujuan khusus : Menurunnya prosentase tatanan rumah tangga yang
merokok dari 40 % menjadi 20 %.

2. Menentukan jenis kegiatan intervensi


Setelah ditentukan tujuan, selanjutnya ditentukan jenis kegiatan
intervensi yang akan dilakukan. Caranya dengan mengembangkan
berbagai altematif. Kemudian dipilih intervensi mana yang bisa
dilaksanakan, dikaitkan dengan sumber daya yang ada.
Penentuan kegiatan intervensi terpilih didasarkan pada :
Prioritas masalah PHBS, sesuai dengan urutan masalah PHBS.
Wilayah garapan, yaitu mengutamakan wilayah yang mempunyai
PHBS hasil kajian rendah.
Penentuan tatanan yang akan diintervensi, yaitu menentukan
tatanan yang akan digarap, baik secara menyeluruh atau sebatas
pada tatanan tertentu, kemudian secara bertahap dikembangkan
ke tatanan lain.
Penentuan satu jenis sa saran untuk tiap tatanan, yaitu
mengembangkan PHBS pada tiap tatanan, tetapi hanya satujenis
sasaran untuk tiap tatanan. Misalnya. satu unit tatanan sekolah.
satu unit pasar untuk tatanan di tempat umum, satu unit industri
rumah tangga untuk tat an an tempat kerja.
Rwnusan rencanakegiatan intervensi terpilih pada intinya menlpakan
operasional strategi PHBS yaitu :
Advokasi, Kegiatan pendekatan pada tokoh/pimpinan wilayah.
Bina Suasana, kegiatan mempersiapkan kerjasama lint as
program, lintas sektor. organisasi kemasyarakatan, LSM. dunia
us aha, swasta, dll.

9
Gerakan masyarakat. kegiatan m~mpersiapkan dan
mcnggcrakkan slimber daya, mulai mempcrsiapkan petu gas,
pengadaan media sarana. Kegiatan ini secara kompreh.:nsif
harus ada dalam pcrcncamuLn namWl Wltuk mcnentukan kegiatan
apa yang lcbih besar daya ungkitnya ditentukan hasil pengka jian.

Scrangkaian altcrnatif lain dapat dikembangkan berdasarkan hasil


pcngkaj ian PHBS adalah :
Rencana intervensi penyuluhan massa dan kelompok.
Pcnyuluhan kelompok dilakukan untuk mengatasi masalah P HRS
yang lokal sifatnya.
Rancangan intcrvensi penyuluhan terpadu lintas program/scktor
Rcncana intcrvensi media dan pesan penyuluhan.

3. Mcmbuatjadwal kegiatan
Setelah ditentukan intervensi terpilih, dibuatjadwal kegiatan intervensi
seJama satu bulan atau sesuai dengan sumber daya yang ada. ladwal
kegiatan scbaiknya dibahas pada pcrtemuan lintas program! sektor agar
menjadi kesepakatan bersama dan dapat dilaksanakan secara terintef,.JTasi.

C. Tahap Penggerak Pelaksana


Penggerak pelaksanaan adalah upaya yang dilakukan sesuai dengan rencana
yang telah dibuat, atau kegiatan yang telah dibuat merupakan implemcntasi
dari intervensi yang terpilih.
Dalam melaksanakan kegiatan sebaiknya memanfaatkan sistem kerja yang
sudah ada di wilayah kerja dan masing-masing pelaksanaan hcndaknya :
Bertanggungjawab scsuai POA (plan ofaction) yang telah disepakati.
Tetap mengadakan koordinasi dengan menyesuaikan sistem pembinaan
linlas program dan lintas sektor yang sudah ada.
Melaksanakan strategi advokasi, bina suasana, dan gerakan masyarakat,
sehingga tercipta suasana yang kondusifdalam melaksanakan intervensi
Pl-IBS.

10

Tahap Pcmanlauan dan Pcnilaian

1. Pemantauan
Untuk mengetahui problTam PHBS telah berjalan dan memberikan hasil
atau dampak seperti yang diharapkan. maka perlu dilakukan
pemantauan. Waktu pemantauan dapat dilakukan secara berkala atau
pada pertemuan bulanan. Topik bahasannya adalah kegiatan yang telah
dan akan dilaksanakan dikaitkan denganjadwal kegiatan yang telah
disepakati bersama. Selanjutnya kendala-kendala yang muncul perlu
dibahas dan dicari solusinya.
Cara pemantauan dapat dilaksanakan dengan melakukan kunjungan
lapangan ke tiap tatatan at au dengan melihat buku kegiatanllaporan
kegiatan intervensi penyuluhan PHBS.

2. Penilaian
Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah dirancang
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian dilaksanakan oleh
pengelola PHBS lintas program dan lintas sektor. Penilaian PHBS meliputi
masukan, proses dan luaran kegiatan. Misalnyajumlah tenaga terlatih
PHBS, media yang telah dikembangkan, frekuensi, dan cakupan
penyuluhan.

Waktu penilaian dapat dilakukan pada setiap tahun dan setiap dua tahun.
Caranya dengan membandingkan data dasar PHBS dibandingkan
dengan data PHBS hasil evaluasi selanjutnya menilai kecenderungan
masing-masing indikator apakah mengalami peningkatan atau penurunan,
mengkaji penyebab masalah dan melakukan pemecahannya, kemudian
merencanakan intervensi berdasarkan data hasil evaluasi PHBS. Hasilnya
yang dicapai pada tahap pemantauan dan penilaian adalah : Pelaksanaan
program PHBS sesuai rencana, adanya pembinaan untuk mencegah
terjadinya penyimpangan, adanya upayajalan keluar apabila terjadi
kemacetanlhambatan, adanya peningkatan program PHBS.

11
INDIKATOR PHBS DALAM SPM

A. PENGERTIAN

Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan merupakan standar


dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan
Kewenangan Wajib (K W) Daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar
kepada masyarakat.

B. INDlKATOR PHBS DALAM SPM


Rumah tangga sehat 65 %
Bayi yang mendapat ASI eksklusif 80 %
Desa dengan garam beryodium baik 90%
Posyandu purnama 40%

C. DEFINISIOPERASIONAL
1. Persentase Rumah Tangga Sehat

1.1.Pengertian:

RlUl1ah Tangga Sehat adalah RlUl1ah Tangga yang memenuhi


10 indikator sebagai berikut :
a. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
b. Balita diberi ASI eksklusif
c. Mempunyaijaminan pemeliharaan kesehatan
d . Tidak merokok
e. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
f Makan sayur & buah setiap hari
g. Tersedia air bersih
h. Tersedianyajamban
I. Kesesuaian luas lantai denganjumlah penghuni

J. Lantai rumah bukan dari tanah

Catatan khusus:

Apabila dalam rumah tangga tersebllt tidak ada ibll yang pemah

melahirkan dan tidak ada balita, maka pengertian rumah tangga

sehat adalah rumah tangga yang memenllhi 8 indikator.

12
1.2.Dcfinisi Operasional :
Pe~ntase Rwnah Tangga Sehat adalah Proporsi Rwnah Tangga yang
memenuhi 10 indikator. yaitu :

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan: Adalah tindakan yang


dilakukan bidanlnakes lainnya dalam proses lahirnyajanin dari
kandungan ke dunia luar dimulai dari tanda-tanda lahirnya bayi,
pemotongan tali pusat. dan keluarnya plascnta.

Asi eksklusif Proporsi bayi usia 0-6 bulan yang hanya


mendapatASI saja sejak lahir.

JPK Penduduk semua umur yang tercakup


berbagai jenis pembiayaan praupaya seperti
Askes, jamsostek, asuransi perusahaan,
dana sehat, kartu sehat, dll.

Tidak merokok Penduduk wnur 10 tahun ke atas yang tidak


merokok selama 1 bulan terakhir

Aktivitas fisik Penduduk 10 tahun ke atas dalam serninggu


terakhir melakukan aktivitas fisik sedang atau
berat minimal 30 menit setiap hari .

Makan buah dan sayur setiap hari: Penduduk 10 tahun ke atas


yang mengkonswnsi minimal 2 porsi sayuran
dan 2 porsi buahan dalam serninggu terakhir.

Tersedia air bersih : Rumah tangga memiliki akses terhadap air


bersih adalah rumah tangga yang memakai
sehari-hari kebutuhan air minum yang
meliputi air dalam kemasan, led eng, pompa,
sumur terlindung, serta mata air terlindung
yang berjarak minimall 0 meter dari tempat
penampungan kotoran atau limbah.

13
Tersediaj c. mban Rwnah tangga menggunakan jamban dengan
septik tank atau lubang penampungan
sebagai pembuangan akhir.

Kepadatan Luas lantai rumah yang ditempati dan


digunakan untuk keperluan sehari-hari dibagi
denganjumlah penghuni rumah (2,5 m2/rang)

Lantai bukan tanah : Bagian bawah Idasar/alas suatu ruangan


terbuat dari semen, papan,ubin.

Catatan khllsus:
Khusus untuk kondisi rumah tangga yang tidak ada ibu melahirkan
dan balita, DO menjadi Proporsi Rumah Tangga yang memenuhi
8 indikator.

1.3. Cara perhitunganIRumus :


a) Rumus:
lumlah Rumah Tangga Sehat
0/ 0 RT Sehat =' ---------------------------------------------------------- X 100 "'0.
lumlah Rumah Tangga yang di survei

b) PembiJang:
llimiah Rumah Tangga Sehat di satu wilayah pada kurlln
waktu tertentll.
c) Pcnyebut :
lumlah seluruh Rumah Tangga yang di SLlrvei di satu wilayah
pada kurun waktu tertentu.
d) Ukuran konstanta :
Persentase ( % ).
c) Contoh perhitungan :
Jumlah RumahTanggayangdi sllrvei di satu wilayah : 21 0 RT
.Tumlah Rumah Tangga schat dengan 10 indikator ada 200
RT.

14
200
Persentase RT Sehat di wilayah tersebut = - - X 100 % =95 %
210
1.4. Sumber data:
Hasil pengkajian kuantitatifrumah tangga sehat dengan metode sillVei cepat.
Hasil pemetaanrumah tangga sehat secara nasional (melalui Susenas)
kurun 3 tahunan sebagai rujukan.

1.5. Rujukan :
a. Pedoman Promosi Kesehatan Daerah (Sedang disusun oleh

Puspromkes ).

b. Pedoman Manajemen PHBS Kab/Kota Sehat.


c. Pedoman Manajemen PHBSIPKM Puskesmas.

1.6. Target:
1) Target 2005 = 30 %

2) Target 2010 = 65 %.

1.7. Langkah Kegiatan :


1.7.1. Langkah Kegiatan mendapat data.
1. Menentukanjumlah Rumah Tanggadi satu wilayah yangdisurvei
(210 RT)
2. Mengunjlll1gi rumah tangga lll1tuk melakukan observasi dengan
Cheklisll kuesioner.
3. Menetapkan status rumah tangga.
4. Menghitung rumah tangga sehat.
5. Menghitung dengan rumus (contoh perhi tungan).

1. 7.2. Langkah kegiatan penyelenggaraan program.


1. Pengkaj ian PHBS (Masalah, pengumpulan data, pengolahan.
analisa)
2. Perencanaan kegiatan PHBS
3. Penggerakan-pelaksanaan Intervensi
4 . Penilaian dan pengembangan PHBS .

15
2. Pcrscntase Bayi j ang mcnaapat ASI Eksklusif
2.1. Pengertian
Bayi yang mendapat AS! Eksklusifadalah bayi yang hanya mendapat
ASI lanpa membcrikan makanan dan minuman ,lain sejak lahir sampai
bayi berusia 6 bulan di salu wilayah kerja pad a kurun waktu tertentu,

2.2. Dcfinisi Operasional :


Persentase Bayi yang mendapat AS} Eksklusifadalah proporsi bayi
usia 0-6 bulan yang hanya mendapat AS} saja sejak lahir sampai
mcncapai usia 6 bulan terhadap seluruh bayi(0-6 bulan) di satu wilayah
kelja pada kurun waktu tertentu.

2.4.Cara PcrhitunganlRumus :
a. Rumus:
Jumlah bayi usia 0-6 bin yang
Mendapat hanya ASI
% cakupan AS I Eksklusif = -------------------------------------------------X 100%
Jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan

b. Pembilang:
lumlah bayi usia 0-6 bIn yang hanya mendapat ASI saja sejak lahir
sampai usia 6 bulan di satu wilayah keIja pada kurun waktu tertentu.

c. Pcnyebut:
.Iumlah seluruh bayi usia 0-6 bin disatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu yang sarna.

d. UkuraniKonstanta :

Persentase ( % ).

e. Contoh Perhitungan:
1umlah bayi usia 0-6 bulan yang mendapat hanya AS} saja di satu
wilayah Kab/Kota tahun 2003 = 5000 orang.

16
Jumlah seluruh bayi usia 0 - 6 bulan di satu wilayah Kab/Kota =
15.000 orang.

Persentase cakupanASI Eksklusif= 5000115.000 x 100 % =

33,3 %.

2.5. Sumber Data:


Register kohort bayi atau R 1 Gizi.
Pencatatan kegiatan Puskesmas.

2.6. Rujukan :
1) Buku Strategi Nasional Peningkatan Pemberian ASI Tahun 2002.
2) Kep Menkes No. 450/Menkes/SKJIV12004 tentang Pemberian
ASI secara Eksklusifpada bayi di Indonesia.
3) Pedoman Peningkatan Penggunaan ASI (PP-ASI).

4) Booklet ASI Eksklusif.

2.7.Target :
Tahun 2005 = 40 %
Tahun 2010 = 80 %

2.8. Langkah Kegiatan :


a. Langkah kegiatan untuk mendapatkan data:
1. Menghitung Jwnlah Seluruh bayi usia 0-6 bulan di satu
wilayah kerjaladministrasi.
2. Menghitungjumlah bayi usia 0-6 bulan yang hanya diberi
ASI saja dari catatan puskesmas.
3. Menghitlmg dengan rumus (contoh perhitungan).

b. Langkah kegiatan meningkatkan penyelenggaraan

program:

1. Pelatihan PP-ASI bagi tokoh agama, pengajar di Poltekes


(perawat. bidan, gizi), tenaga kesehatan (bidan, perawat, gizi).
2. Penyusunan materi KIE ASI Eksklusif.
3. Pengadaan materi KIE ASI Eksklusif.

17
4. Pengl!mpulan dataASI Eksklusif.
5. Sosialisasi KIE ASI Eksklusif.
6 . Pembinaan Teknis (Kunjungan lapangan , pencetakanl
pelaporan, evaluasi).

3. Persentase Desa Dengan Garam Beryodium Baik


3.1. Pengertian
Desa adaJah kesatuan masyarakat hukwn yang memiliki kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam
sistem Pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten (UU
No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan DaerahiOtonomi Daerah .
Garam beryodium baik adaJah garam yang mempunyai kandungan
yodium dengan kadar yang cukup (> 30 ppm kalium yodat) .
Desa dengan Garam Beryodium baik adalah desa dengan yang
90% rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium yang
memenuhi syarat (30 ppm).
Wilayah kerja adalah desalkelurahan yang ada di wilayah Kabupatenl
Kota.
Kurun waktu tertentu ada desalkelurahan yang ada di data selama 1
tahun.

3.2. Definisi Operasional


Persentase Desa dengan Garam Beryodiwn baik adalah proporsi desa
dengan garam beryodiwn baik terhadap seluruh Desa di satu wiiayah
kerja pada kurun waktu tertentu.

3.3. Cara PerhitunganlRumus


a. Rumus:
lumlah desa garam beryodium
baik disatu \\'i layah kerja pada
kurun Waktu tertentll.
% Desa dengan garam =-- ---------------------------------------- --------- XI 00%
Bery'odium baik lumlah seluruh desa disatll
wilayah Ker.ia pada kurlln
waktu yang sarna

18
b. Pcmbilang:
JwnJah desa gararn beryodiwn baik disatu wilayah keIja pada kurun
waktu tertentu.

c. Penycbut :
Jumlah seluruh desa disatu wilayah kerja pad a kurun waktu yang
sarna.

d. UkuranIKonstanta :
Persentase ( % ).

e. Contoh Perhitungan :
lumlah desa dengan garam beryodium baik di kab/kota X = 755
dcsa pad a tahun 2003.
lumlah seluruh desa di kab/kota X tahun 2003 = 1000 desa. %
desadengan garam beryodium baik = 755/1000 x 100 %= 75,5%.

3.4. Sumber data:


1) Laporan pemantauan garam beryodium di masyarakat.
2) Hasil pencatatan petugas lapangan Puskesmas (sanitasilbidan di
desa, kader).

3.5. Rujukan :
a. Pedoman Promosi Kesehatan Daerah (Sedang disusun Pusat
Promkes).
b. Pedoman pemantauan garam beryodium di tingkat masyarakat,
Depkes RI 2001.
c. Panduan Penegakan Norma Sosial Peningkatan Konsumsi Garam
Beryodium, Tim Penanggulangan GAKYTahun 2002.

3.6. Target:
a. Target tahun 2005 = 65 %
b. Target tahun 2010 = 90 %.

19
3.7. Langkah Kegh ta n :
a. Langkah kcgiatao mendapatkan data :
1. Menghitung Jumlah seluruh desa di satu wiJayah kerjaJ
administrasi.
2 . Menghi tW1g j um lah desa dengan garam beryod ium baik.
3. Menetapkan status desa (beryodi um baik atau tidak)
4. Menghitung JurnJah desa yang beryodiurn baik
5. Menghitung dengan rurnus (contoh perhltungan).
b. l.;angkah kegiatan meningkatkan pelaksanaan program :
I. Pendataan sasaran dcsa (Baseline data).
2. Perencanaan kebutuhan anggaran kegiatan promosilKlE.
3. Pelatihan dan kegiatan promosi KIE garam beryodiurn .
4. Pengadaan media KIE garam beryodium .
5. Monitoring dan evaIuasi.

4. Persentase Posyandu Purnama


4.1. Pengertian
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang melaksanakan kegiatan
dengan frekuensi kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, rata-ratajumlah
kader yang bertugas 5 orang atau lebih, cakupan program utama (KIA
KB,Gizi, ImW1isasi lebih dari 50 % dan sudah ada 1 atau lebih program
tambahan, dan cakupan dana sehat < 50 %).

4.2.Definisi Operasional
Persentase Posyandu Purnama adalah lumlah PosyanduPurnama di
satu wilayah kerja dibanding dengan selumh Posyandu yang ada di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

4.3.Cara Perhitungan/Rumus
a. Rumus :
JUIllIah Posyandu Purnallla
% Posyandll PlIrnallla ~ ---------------------------------------------------- X 100 %
lumlah seillruh posyandll.

20
b. Pembilang :
lwnlah Posyandu Pwnarna di satu wilayah kerja pada kunm
waktu tertentu

c. Penyebut:
lwnlah seluruh Posyandu di satu wilayah kerja ada kunm waktu
tertentu yang sarna.

d. UkuranlKonstanta:
Persentase (%).

e. Contoh Perhitungan :
lwnlah seluruh Posyandu di satu wilayah ke~ja ada = 75 buah.
lwnlah Posyandu Purnarna di satu wilayah kerja ada = 30 buah.
Persentasi Posyandu Purnama = 30175 X 100 % = 40 %.

4.4. Sumber Data:


a. Hasil pencatatan kegiatan Puskesrnas.
b. Laporan profil PSMlUKBM, Simpus.

4.5. Rujukan :
a. Pedoman ARRIF (Manajemen ARRlF).
b. Pedoman revitalisasi Posyandu.

4.6. Target
a. Target 2005 = 25 %
b. Target 2010 = 40 %

4.7. Langkah Kegiatan :


a. Langkah kegiatan mendapatkan data
1. Menghitung Jumlah semua Posyandu di satu wi Iayah kerja
administra'\i.
2. Menghitung Jumlah posyandu Pumama dari laporan kegiatan
posyandu.
3. Menghitung dengan rumus (contoh perhitungan).

21
b. Langkah kcgiatan mcningkatkan pcnyclcnggaraan program :
1. Pengembangan,

2 . Pelayanan,

3 . Pencatatan,

4 . Monitoring clan cvaluasi,

5 . Peiatihan.

22

IX

KEMITRAAN MENUJU INDONESIA SEHAT

2010

Pokok Bahasan

Kemitraan dalam Promosi Kesehatan

I. MataAjaran Kemitraan dalam Promosi Kesehatan


2. Waktu 2jam (@45 menit)
3. TI U Peserta memahami dan menyadari pentingnya
kemitraan dalam promosi kesehatan

4. TI K Mahasiswa memahami :
a. Latar belakang perlunya kernitraan dalam
promosikesehatan
b. Pelaku dan peran rnitra
c. Bentuk dan mekanisme keIja
d. Langkah-Iangkah kernitraan
e. Kiat-kiat kemitraan dan indikator keberhasilan

5. Sub Pokok Bahasan :


5.1 . Latar belakang, pengertian, dan tujuan kemitraan
5.2. Pelaku dan peran mitra
5.3. Bentuk dan mekanisme kerja
5.4. Langkah-langkah dan kiat berrnitra
5.5. Indikator keberhasilan kemitraan

6. Proses Pembelajaran :
6.1. Metode : Ceramah dan tanya j awab
6.2 . Alat bantu : OHP, slide, spidol, dll.
6.3. Langkah kegiatan :
Kegiatan I : Perkenalan (l0 menit)
Fasilitator melakukan 'perkenalanJpencairan dan
menjelaskan tujuan pembelajaran.
Kegiatan 2 : Ceramah dan tanyajawab (60 menit)
Fasilitator menjelaskan materi dan memberikan
kesempatan kepada para mahasiswa untuk mengajukan

1
beberapa pertanyaan dan fasiJitator memberikan
jawabanltanggapan.
Kegiatan 3 Ceramah dan tanyajawab (60 menit)
Fasilitator menjelaskan materi dan memberikan
kesempatan kepada para mahasiswa untuk
mengajukan beberapa pertanyaan dan fasilitator
memberikan jawabanltanggapan.

Kegiatan 4 Rangkuman materi (10 menit)

Kegiatan 5 Evaluasi (10 menit)


Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci
untuk dijawab oleh mahasiswa. Apabila mahasiswa
dapat menjawab dengan benar, maka proses
pembelajaran berarti berjalan dengan baik.

IX
~
-m
Z3:
!CI_

0-1

Z::a
Nm:l>
cen:l>
~-Z
0:1>
en 3:
mm 2
:::z::Z
!i~
c
PEDOMAN KEMITRAAN

SASARAN: MITRA PROMKES

SDMPROMKES

TUJUAN :
I . Semua mitra memahami konsep-konsep kemitraan menuju IS 2010
2. Mau bermitra untuk mendukung pencapaian IS 2010

JUDUL:

1. Pedoman Kemitraan Menuju Indonesia Sehat 2010


2. Pedoman Kemitraan dalam Promosi Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 20] 0

SISTEMATIKA :

I. Pendahuluan
II. Pelaku Kemitraan dan Peran Mitra
III. Kiat-Kiat Bermitra
IV. Bentuk. dan Mekanisme KeIja
V. Langkah-Iangkah Kemitraan
VI. Indikator Keberhasilan Kemitraan
VII. Penutup

3
BABI

PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG

Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat d ipisahkan dari


pembangunan nasional, hal ini disebabkan kesehatan menyentuh hampir semua
aspek kehidupan dan merupakan salah satu hak dasar manllsia, serta
merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri. Cara mensyukuri karunia
Tuhan terse but adalah dengan menjaga, melindungi dan meningkatkan
kualitasnya. Selain itu juga kesehatan merupakan investasi dan merupakan
kewajiban azasi yang perlu dillpayakan dan diperjuangkan oleh semua pihak.

Pembangunan nasional dipengaruhi oleh aspek kependudukan, keadaan dan


pertumbuhan ekonomi masyarakat termasuk tingkat pendidikan serta
perkembangan lingkungan baik fisik, biologis, maupun sosial budaya
Illasyarakat, sehingga keseluruhannya akan berdampak pada pembangunan
kesehatan . Hal ini dapat dilihat dari indikator angka kematian bayi, angka
kematian ibu menurun, serta meningkatnya angka harapan hidllP dan status
gizi masyarakat. Bila indikator kesehatan tersebut dibandingkan dengan ncgara
Asia Tenggara lainnya terutama indikator angka kematian ibu, maka Indonesia
masihjauh tertinggal.

Memasuki Abad 21 Indonesia telah melakukan reformasi terhadap


pembangunan bidang kesehatan dengan dicanangkannya Pembangunan yang
berwawasan kesehatan d ilandasi dengan Paradigma Seha!. Parad igma Sehat
adalah cara pandang, pola pikir atall model pembangllnan kesehatan yang
bersifat holistik, melihat masalah kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor
yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan,
pemeliharaan, dan perlindungan kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang
sakit atau pemulihan kesehatan.

Sccara makro. Paradigllla sehat berarti pembangunan semlla scktor harus


melllperhatikan dampaknya di bidang kesehatan, paling tidak hams Illcmbcrikan
kontribusi positifbagi pengcl11bangan perilakll danlingkllngan kesehatan. Sccara

4
mikro, Paradigma Schat berarti pcmbangunan kesehatan lebih menekankan
pad a upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan lIpaya kuratif
dan rehabilitatif.

Sesllai Parad igma Sehat d itetapkan Visi Indonesia Sellat 20 I 0, yaitu gambaran
masyarakat Indonesia di masa depan pendudllknya hidup dalam lingkungan
sehat. mempunyai perilaku sehat atau budaya sehat, mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.

Berkaitan dengan Paradigma sehat dan Visi Indonesia sehat 2010, maka
pembangunan kesehatan tidak dapat dilakukan sendiri oleh sektor kesehatan ,
melainkan harus dilakukan secara kemitraan oleh semua sektor dan segenap
potensi masyarakat, termasuk lembaga swadaya masyarakat, organisasi
kemasyarakatan, organisasi profesi, dan kalangan swasta.

Pentingnya kernitraan ini rnulai digencarkan oleh WHO pada konferensi


Intemasional Prornosi Kesehatan yang keernpat di Jakarta pada tahun 1997.
yang rnenetapkan tern a " The New Players for The New Era ". Sehubungan
dengan itu perJu digalang kornitmen atau kesepakatan yang tinggi, keIjasama
yang baik, saling koordinasi serta peran aktif dari antarmitra. Hubungan
kernitraan terse but akan lebih efektif dan efisien apabila juga didasari dengan
kesetaraan, keterbukaan atau rasa saling percaya serta saling rnemberikan
rnanfaat.

Sebagai dasar hukum melaksanakan kemitraan di bidang kesehatan tercantum


dalam Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, dimana untuk
mendorong keterlibatan berbagai potensi masyarakat dalam pembangunan
kesehatan landasan hukumnya dapat dilihat pada pasal 5 (setiap orang wajib
ikut serta ... ..), pasal8 (pemerintah mendorong peran serta masyarakat ...... ),
pasa I 65 (pembiayaan kesehatan oleh masyarakat. ..... ), pasal 66 (pemerintah
mendorong JPKM ... ... ), pasal 71 dan 72 (kesempatan masyarakat berperan,
dorongan pemerintah dan peran masyarakat da la'm penentuan kebijakan ... .. . )

Terselenggaranya kemitraan yang harmon is diharapkan dapat memberikan


dampak dalam skala mikro maupun skala makro. Skala mikro, yaitu adanya
interaksi dinamis dan aktif dari yang bermitra untuk saling memperkuat datam

5
pembangunan kesehatan. Skala makro, yaitu tercapainya pembudayaan
kemandirian hidup bersih dan sehat sebagai salah satu prasyarat sumber daya
berkualitas yang meletakkan kesehatan di dalam arus tengah pembangunan
nasional.

Agar dalam melaksanakan kemitraan tersebut mempunyai kesamaan


pemahaman dan harmonisasi dalam gerak dan langkah maka perlu disusun
suatu pedoman kemitraan yang dapat digunakan sebagai acuan oleh semua
pihak yang bermitra dalam mencapai Indonesia Sehat 20 10.

B. PENGERTIAN

Dalam membangun kemitraan perlu disimak bebcrapa pengertian kemitraan


sebagai berikut:
a. Kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interrelasi
minimal antardua pihak, dimana kedua belah pihak merupakan " mitra"
atau "partner ".
b. Kemitraan adalah penggabungan dari beberapa unsur untuk mencapai
sesuatu sasaran/tujuan yang tidak dapat sepenuhnya dicapai secara cfckti f
dan efisien hanya oleh salah satu unsur saja.
c. Kemitraan adalah hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih.
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan
(memberikan manfaat) .
d. Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor,
kelompok, masyarakat, lernbaga pernerintah atau nonpemerintah lIntuk
bekerjasama mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan.
prinsip dan peran rnasing-masing.
e. Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelornpok atall
organisasi untuk bekerja sallla mencapai tujuan, mengarnbil dan
melaksanakan serta mernbagi tugas, men~Hlggung bersama baik yang
bcrllpa resiko maupun kellntungan, meninjau 1Iiang hubllngan masing
rnasing secara teratur dan mernperbaiki kernbali kesepakatan bila
diperlukan .

f. Kemitraan adaiah suatll bentuk ikatan bersama antara dua atau iebih
pihak yang bekerjasama untuk mencapai tlljuan dengan cara bcrbagi
kewenangan dan tanggung jawab dalam bidang kesehatan, saling
mempercayai, berbagi pengeioiaan, investasi dan sLlmber daya lIntuk
program kesehatan, memperoleh kellntllngan bersama : _~ri kegiatan yang
diiakllkan.
g. Promosi kesehatan menurut Green dan 01/050n ( 1998) adalah
kombinasi berbagai dukungan menyangkllt pendidikan, organisasi,
kebijakan dan peratllran perundangan lIntuk perllbahan iingkungan dan
peri laku yang menguntungkan kesehatan.
Sedangkan Promosi Kesehatan selama ini mendefinisikan Promosi
Kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya .

C. TUJUAN KEMITRAAN

A. Tujuan Umum :
Meningkatkan percepatan, efektivitas, dan efisiensi upaya kesehatan untuk
mencapai Indonesia Sehat 20 10.

B. Tujuan Khusus :
I. Menyamakan persepsi dan meningkatkan pemahaman tentang kemitraan
untuk mencapai Indonesia Sehat 2010.
2. Memperluas wawasan dalam mengadakan kemitraan.
3. Mengembangkan gagasan pembangunan kesehatan agar efektif dan
efisien.
4. Menggalang sumber daya baik tenaga, dana, dan sarana.
5. Menjalinjaringan kemitraan dibidang pembangunan kesehatan.

BABII

PELAKU KEMITRAAN

DAN PERAN MITRA

A. PELAKU KEMITRAAN

Pelaku kemitraan adalah semua pihak, semua komponen masyarakat dan


unsur pemerintah, lembaga perwakilan rakyat, Perguruan Tinggi, media
massa, penyandang dana,dll, khususnya kalangan swasta. Berikut ini
beberapa contoh pelaku kemitraan :
I. Sektor Kesehatan (Lintas Program)
Seperti : Program Kesehatan Keluarga, Gizi, Imunisasi, Oiare, KIA,
JPKM, Kesehatan Lingkungan, P2M, dan lain-lain.
2 . Sektor di luar Kesehatan dan Legislatif
Seperti : OPRO, Oep . Oalam negeri, Oepdiknas, Oep. Pertanian,
Lingkungan Hidup, Agama, BKKBN, Tenaga Kerja, dan lain-lain.
3. Organisasi Profesi

Seperti: 101, 181, PPNI , IAKMI , HAKLI , POGI

4. Organisasi Sosial Masyarakat/LSM/Organisasi Wanita, Organisasi


Pemuda, Organisasi Keagamaan, Institusi Pendidikan, dan la in-lain.
5. Media massa
6. Swasta

B. PERAN MITRA

Beberapa altematifperan yang dapat dilakukan sesuai keadaan, masalah


dan potensi para mitra. Adapun peran mitra sebagai berikut :
Initiator: memprakarsai kemitraan dalam rangka sosialisasi dan
operasionalisasi Indonesia Sehat.
Motor I dinan1isator : sebagai penggerak kemitraan, melalui pertemuan.
kegiatan bersama, dll .

8
Fasilitator: memfasilitasi, memberi kemudahan sehingga kegiatan
kemitraan dapat berjalan lancar.
Anggota aktif: berperan sebagai anggota kemitraan yang aktif.
Pcserta kreatif: sebagai peserta kegiatan kemitraan yang kreatif.
Pemasok input teknis : memberi masukan teknis (Program Kesehatan).
Dukungan sumber daya : memberi dukungan sumber daya sesuai
keadaan, masalah, dan potensi yang ada.

Beberapa contoh peran para mitra dapat dikemukakan berikut ini :


I. Sektor Kesel1atan (Lintas Program)
Peran : sebagai penggerak, perumus standar/pedoman
2. Sektor Oi luar kesehatan
Peran : sebagai pengembang kebijakan lingkungan dan perilaku sellat
3. Organisasi Profesi
Peran : memberi masukan, pengembangan, dukungan sumber daya, dan
peran aktif
4. Organisasi Sosial Masyarakat/LSM
Peran: memberi masukan, pengembangan , dukungan sumber daya, peran
aktif
5. Med ia massa
Peran : memberi masukan, penyebarluasan informasi
6. Swasta
Peran : memberi dukungan sumber daya dalam bentuk sarana, dana, dan
tenaga

BAB III
KIAT- KIAT BERMITRA

Kemitraan dalam upaya kesehatan (partnership for health) adalah kebersa ma an


dari sejumlah pelaku untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu meningka tkan
kesehatan masyarakat yan g didasark an atas kesepakatan tentang peranan dan
prinsip masing - masing pihak .
Agar kemitraan dapat berjalan dengan baik, perlu memperhatikan prinsip dasar,
landasan dan kunci keberhasilan .

A. PRINSIP DASAR

1. Kesetaraan: artinya setiap mitra dalam melaksanakan pembangunan


kesehatan haws diberi kepercayaan penuh , dihargai, dihormati, dan
diberikan pengakuan dalam hal kemampuan dan nilai-nilai yang dimiliki.

2. Keterbukaan: artinya setiap mitra dalam melaksanakan pembangunan


kesehatan yakin dan percaya setiap perjanjian akan dilakukan dengan
terbuka, j ujur, tidak sa ling merahasiakan sesuatu .

3. Saling menguntungkan : artinya setiap mitra dalam melaksanakan


pembangunan kesehatan akan mendapatkan keuntungan dan manfaat
bersama dari kem itraan tersebllt.

B. LANDASAN KEMITRAAN

IX Dalam bennitra perJu diperhatikan beberapa landasan kemitraan sebagai


:;:II;: berikut:
-m 1. Saling memahami kedudukan, tugas, fllngsi, dan struktur masing-masing
Z!:
eJ_ 2. Saling memahallli kemall1pllan (capacity)
o-t 3. Saling ll1enghllbungi (linkage)
Nii~ 4. Saling ll1endekati (prox imity)
5. Saling bersedia lllell1bantu dan dibantll (opel/c.I.I)
oen5>
.... -z
oJ>
en!:
mm 10
::EZ
!if
c
6. Saling mendorong dan mendukung (support)
7. Saling menghargai (reward)

C. KUNCI KEBERHASILAN

Dari berbagai pengalaman kemitraan baik secara global dan lokal, maka
diketahui beberapa kunci sukses kemitraan sebagai berikut:
1. Adanya komitmen/kesepakatan bersama
2. Adanya kerjasama yang harmonis
3. Adanya koordinasi yang baik
4. Adanya kepercayaan antarmitra
5. Adanya kejelasan tujuan yang akan dicapai
6. Adanya kejelasan peran dan fungsi dari masing-masing mitra

11
BABIV

BENTUKDAN

MEKANISME KERJA

A. BENTUK KEMITRAAN

Kegiatan yang diselenggarakan melalui kemitraan antar program , sektor,


organisasi profesi, organisasi sosial masyarakatJlembaga swadaya masyarakat.
media massa dan swasta tidak akan dapat terselenggara dengan baik, apabila
tidak ada forum komunikasi yangjelas.

Forum komunikasi yang dikembangkan sebaiknya sudah dapat menampung


aspirasi serta kebutuhan semua anggota . Bila belum, perlu dilakukan
penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi serta kebutuhan para mitra. Wadah
koordinasi tersebut, bisa dalam bentuk aliansi, koalisi,jejaring, konsorsium ,
koperasi dan sponsorship.

12
DUNIA USAHA

PEMERINTAH

f~
~

-.... P

EJ~
p .....
..... .
~
1
P

1 t
~Ir
/
EJ EJ .\
L \ ~Ir

LSM/ORMAS 4
PROFESIONAL

13
Keterangan
..
Sektor
. : Saling bekerjasama
: Sektor-sektor pada pemerintah
P : Program-program dalam sektor

Yangdimaksud :
Aliansi: .... . ..., contoh : ...
Koal isi : .. .. .... . , contoh : .. .... ..
Jejaring : .... .. .. ., contoh : ... .. .. ..
Konsorsium : . . . . ... .. , contoh : . .... .
Koperasi : ........ . , contoh : ..... .. .... ..

Sponsorship : ........ . , contoh : .. .... .... .

Pengembangan kemitraan kesehatan dapat dilakukan melalui :

a) Pemanfaatan forum komunikasi yang sudah ada


Sebelum diterima sebagai mitra, sebaiknya dimulai dengan mengikuti forum
forum yang diselenggarakan oleh calon mitra. Tujuannya adalah di samping
untuk memperkenalkan diri,juga untuk menentukan langkah apa yang akan
dilakukan untuk beraliansi. Apabila kehadiran kita sudah merupakan bagian
dari mitra kita, selanjutnya dapat ditindak lanjuti dengan mengadakan forum
berikutnya yang dilaksanakan secara bersama-sama, antara lain melalui
saresehan, seminar, workshop, lokakarya.
Dalam pertemuan terse but dapat disusun perencanaan , pelaksanaan,
monitoring, dan evaluasi sekaligus memperhitungkan rencana pembiayaan
yang diperlukan danjadwal kegiatan yang rasional serta operasional dengan
sumber daya yangjelas.

b) Memanfaatkan kegiatan mitra yang sudah berjalan


Upaya kegiatan kemitraan kesehatan diawali dengan yang sudah berjalan,
kita memberikan dukunganldorongan dalam rimgka akselerasi dan eskalasi
kegiatan mitra. Pendekatan dapat dilakukan melalui studi melihat kegiatan
kegiatan kesehatan yang dilakukan, terutama yang berkaitan dengan
pembudayaan kemandirian perilaku sehat.

14
lntervensi c1apat dilakukan dengan mengkaji kebutuhan peneiitian, pembuatan

pedoman dan modul, pengadaan pelatihan, dll.

Mengkaj ilmengiventarisasi gerakan masyarakat yang didukung oleh mitra,

selanjutnya dikembangkan pada semua tingkatan administrasi melalui cara

menjual kepada pemilik sumber dana (sponsor atau lintas sektor lainnya).

Pendekatan dapat dilakukan melalui

);.> Kajian keberhasilan gerakan masyarakat

,. Menyamakan persepsi melalui pertemuan (seminar, workshop, dll.)

". Membantu membuat proposal

c) Memanfaatkan tatanan budaya setempat


Kemitraan dapat dilakukan pada tempat dimana masyarakat membuat
keputusan-keputusan yang diberlakukan secara sah oleh pemda setempat
seperti banjar di Bali, iorong di Sumbar, marga di Sumut.

d) Membentuk forum komunikasi kemitraan yang baru


Membentuk forum komunikasi baru bukan satu-satunya pilihan karena
dengan membentuk forum komunikasi baru tidak adajaminan masalah
tersebut akan dapat dipecahkan. Hal ini disebabkan oleh karena terbatasnya
SDM yang tersedia, sehingga pembentukan forum komunikasi baru hanya
akan memberikan beban kerja tam bah an kepada petugas yang sarna yang
pada umumnya sudah terlibat dalam bcrbagai kegiatan forum komunikasi
Jainnya.

Apabila forum komunikasi kemitraan yang dibutuhkan belum ada, maka


dapat dibentuk forum komunikasi kemitraan yang banI. Akan tetapi
konsekuensinya harus dibuat mekanisme ke~ja yang mengatur tatalaksana
kerja antara insti tusi terkait pada berbagai jenjang admi nistrasi sesuai dengan
ruang lingkup dan tugas dari forum komunikasi terse but.

15

13. MEKANJSME KERJA

Mekanisme kerja akan mengatur hubungan dan tatalaksana kerja antara


berbagai mitra terkait. Mekanisme kerja yang dikembangkan sangat tergantung
kepada oentuk kemitraan yang dipilih.

Agar kegiatan kemitraan berjalan efektif dan efisien, antar mitra perlu
melakukan koordinasi. Koordinasi dapat dilakukan secara vertikal dan
horizontal. Penataan mekanisme kerja secara vertikal artinya harus tersedia
pengaturan mekanisme kerja yangjelas dan lengkap antara berbagai in stitusi
terkait pada berbagaijcnjangadministrasi mulai dari tingkat pusat, provinsi ,
kabupaten dan kecamatan. Penataan mekanisme kerja secara horizontal, artinya
harus tersedia pengaturan mekanisme kerja yang jelas dan lengkap antara
institusi terkait pada satujenjang administrasi.

16

BABV

LANGKAH-LANGKAH KEMITRAAN

Untuk mengembangkan kemitraan dalam promosi kesehatan dapat dilakukan


beberapa langkah kegiatan sebagai berikut :
I. Penjajakan , meneakup identifikasi, pengenalan ealon mitra dengan segala
potensi yang dimiliki.
2. Penyamaan persepsi, agar diperoleh pandangan yang sama dalam penanganan
masalah yang dihadapi bersama, maka para mitra perlu bertemu untuk saling
memahami kedudukan, tugas, dan fungsi serta peran masing-masing seeara
terbuka dan kekeluargaan.
3. Pengaturan peran, peran masing-masing mitra dalam penanggulangan suatu
masalah sangatlah penting. Apa peran sektor kesehatan , peran sektor lain,
dan peran swasta sangatlah penting untuk dipahami dan disepakati bersama .
Lebih baik pengaturan peran ini tertulis seearajelas dan merupakan dokumen
yang resm!.
4. Komunikasi intensif, untuk menjalin dan mengetahui perkembangan kemitraan
dalam melaksanakan promosi kesehatan maka perlu dilakukan komunikasi
antarmitra seeara teratur dan terjadwal. Dimana dapat langsung diselesaikan
permasa lahan yang d ihadapi d i lapangan .
5. Melakukan kegiatan yang disepakati haruslah dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan reneana kerja tertulis yang telah disepakati bersama .
6. Pemantauan dan penilaian Kegiatan inijuga harlls disepakati sejak awal yang
meneakllp eara pemantallan dan penilaian terhadap kemitraan dalam
pelaksanaan promosi kesehatan yang telah disepakati. i\pabila dipandang perlll
dari hasil pemantauan dan penilaian ini dapat dipergllnakan lIntllk
pcnyelllpurnaan kesepakatan yang telah dibuat.

17
BABVI

INDlKATOR KEBERHASILAN

KEMITRAAN

Indikator keberhasilan kemitraan adalah ukuran kuantitatif dan kllalitatif yang


menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujllan kemitraan yang
telah ditetapkan, dengan memperhitungkan :

1. Indikator masukan (input)


Tolok ukur keberhasilan input dapat diukur dari jumlah mitra yang menjadi
anggota
2. Indikator proses
Tolok lIkur keberhasilan proses dapatdiukur dari indikator kontribusi mitra,
frekuensi pertemuan,jumlah kegiatan dan keberlangsungan.
3. Indikator output
Tolok ukur keberhasilan output dapat diukur dari jumlah prod uk, percepatan
upaya, efektivitas, dan efesiensi

18
BABVII

PENUTUP

Upaya promosi kesehatan mutlak memerlukan kemitraan multi sektoral. Kemitraan


dapat terjalin dengan baik apabila antarmitra mempunyai komitmen yang tinggi,
bekerja sama, saling berkoordinas i, berperan aktif, menyepakati peran masing
masing mitra atas dasar kesetaraan , keterbukaan , dan saling membcri manfaat.

Mudah-mudahan dengan adanya pedoman ini, pelaksanaan kemitraan dalam


promosi kesehatan akan memberikan kontribusi bermakna mcnuju percepatan
Indonesia Sehat 20 10.

19
Contoh - Contoh kemitraan:

1. Kemitraan Da)am Penanggu)angan Masa)ah Merokok

Masalah merokok sangat komplek karena melibatkan berbagai masalah seperti


masalah kesehatan, tenaga kerja, pertanian, dan ekonomi. Pemerintah sendiri
menghadapi dilema Di lain pihak pemerintah membutuhkan dana dari cukai rokok,
sementara itu hasil penelitian memmjukkan bahwa rokok terbukti menyebabkan
penyakit.

Menyadari masalah tersebut, beberapa LSM antirokok melakukan kerjasama


kemitraan. LSM ini bergabung dengan membentuk Forum Komunikasi
Penanggulangan Masalah Merokok. Mereka adalah :

Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3)


Yayasan Jantung Indonesia
Yayasan Kanker Indonesia
Yayasan Asma
Perhimpunan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI)
Perhimptulan Dokter Pam Indonesia (PDPI)
Yayasan Stroke
Komnas Penanggulangan Masalah Merokok (Komnas PMM)

8eberapa LSM ini (yang tergabung dalam forum) melakukan kegiatan dalam
penanggulangan masalah merokok. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
1. Advokasi kepada berbagai penentu kebijakan, ten tang:
Pembatasan Iklan Rokok
Kenaikan cukai rokok untuk mengurangi konsumsi rokok
Penurunan Tar dan Nikotin
Pemberlakuan Kawasan Tanpa Rokok di tempat umum dan tempat
kerja.
2. Penggalakan/sosialisasi Kawasan Tanpa Rokok
3. Pengawasan Iklan Rokok bersama dengan YLKI.

20
Dalam menjalankan kegiatan, masing-masing anggota mempunyai persepsi dan
tujuan yang sama dalam menanggulangi masalah merokok, mempunyai peran
yangjelas dan mendapatkan keuntungan sesuai peran dan kontribusinya.

2. Memasyarakatkan Olahraga/aktivitas fisik untuk meningkatkan


Kesehatan Jantung

Olahragalaktivitas fisik merupakan salah satu faktor untuk mencegahi penyakit


jantung koroner selain menghindari rokok dan alkohol. Menyadari pentingnya
hal tersebut, Yayasan Jantung Indonesia berupaya memasyarakatkan olahraga
melalui pembentukan Klub Jantung Sehat. Kegiatan yang dilakukan adalah Senam
Jantung / Senam Kesegaran Jasmani secara rutin.
Pembentukan Klub Jantung Sehat dilaksanakan dengan menjalin kerjasama
kemitraan dengan jajaran kelurahan di seluruh Indonesia. Untuk keperluan
tersebut Yayasan Jantung Indonesia memberikan bantuan pelatihan instruktur
senamjantung. Sementara masyarakat menyediakan sarana baik tempat maupun
alat-alat.

Keuntungan yang diperoleh dari kerjasama kemitraan ini adalah :


Yayasan Jantung Indonesia mendapatkan keuntungan karena bisa mengajak
masyarakat dalam meningkatkan perilaku hidup sehat.
Masyarakat mendapatkan keuntungan karena menjadi lebih sehat.

3. Kemitraan dalam penanggulangan masalah GAKY

Upaya penanggulangan masalah GangguanAkibat Kekurangan Yodium (GAKY)

dilaksanakan secara kemitraan dengan berbagai lintas program, lintas sektor,

pergWl.lan tinggi. dan pemerintah setempat.

Lintas program terkait, seperti Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Pusat Promosi

Kesehatan, Badan Litbap..gkes. Lirlas sektor terkait, seperti Deparindak. Oep

Dagri, Badan Porn. Perguruan Tinggi seperti Universitas Indonesia, Undip.

Pemerintah setempat seperti Gubemur, Bupati, Walikota setempat.

21
Masing-masing institusi yang terlibat memplU1yai peran yangjelas sesuai dengan
tugas pokok masing-masing, daJam mencapai tujuan yang sarna yaitu "Garam
Beryodium untuk Semua tahun 2005".

Adapun peran Oepkes dalam kegiatan pemetaan daerah OAKY endemik


berat, sedang, ringan, meningkatkan konsumsi garam beryodium di rumah
tangga, meningkatkan cakupan kapsul minyak beryodium di daerah endemik
berat.

Oeperindag mempunyai peran pengawasan produksi dan distribusi garam.


Badan POM memplU1yai peran daJam pengawasan mutu dan distribusi garam.
Perguruan Tmggi memplU1yai peran daJam penelirian tentang garam beryodium,
publikasi ilmiah.

Pemerintah setempat berperan dalam pengembangan kebijakan lokal secara


rutin masing-masing institusi yang tergabung dalam tim penanggulangan
OAKY pusat dan daerah melakukan pertemuan koordinasi dan melaporkan
hasil kegiatan masing-masing. Oisarnping itu dibicarakanjuga kegiatan yang
dilakukan secara bersarna-sarna. Oengan kemitraan yang memegang prinsip
kesetaraan, keterbukaan dan kemanfaatan bersama diharapkan "Oaram
beryodium untuk semua pada tahun 2005" dapat terwujud.

4. Kemitraan secara vertikal

Pelatihan Teknis Promosi Kesehatan Regional Sumatera

Pelatihan yang dilakukan secara regional dimaksudkan untuk efisiensi dana


dan waktu pelatihan regional melibatkan petugas pusat, provinsi dan
kabupaten yang ada di wilayah Sumatera. Petugas pusat sebagai panitia
pengarah dan nara sumber serta penyedia dana, sedangkan petugas Provinsi
sebagai panitia penyelenggara dan nara sumber. Tujuan pelatihan ditentukan
bersama secarajelas sehingga semua institusi yang terkait berperan sesuai
dengan tugas dan fimgsinya lU1tuk mencapai tujuan terse but. Selama pelatihan
beriangslU1g ada pertemuan koordinasi lU1tuk membicarakan masalah-masalah

22
yang perlu diatasi. Masing-masing mitra yang terlibat mempunyai peran yang
jelas sehingga dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan peran yang telah
disepakati. Peran pusat ialah menyiapkan modul dan materi pelatihan
sedangkan provinsi mengatur akomodasi, administrasi dan kelancaran proses
pelatihan. Dalam kegiatan seperti ini prinsip-prinsip kemitraan Pedoman
Kemitraan Menuju Indonesia Sehat 20 10 kesetaraan, keterbukaan dan saling
menguntungkan diterapkan, sehingga semua pihak yang bermitra merasa puas
atau dapat dikatakan win-win solus/ion atau iam oke you are oke.

23

X
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI

BIDANG KESEHATAN

MATAAJARAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DJ BJDANG

KESEHATAN

I Nomor
2 Mata Ajaran Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan
3 Waktu 2 jam (@ 45 menit)

4 TIU Peserta memahami pemberdayaan masyarakat di


bidang kesehatan

5 TIK Peserta mampu menjelaskan:


a. Batasan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan.
b. Konsep dasar Pemberdayaan masyarakat.
c. Prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan.
d. Ciri-ciri pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan.
e. Tujuan, strategi dan pokok-pokok kegiatan
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
f Indikator keberhasilan pemberdayaan masyarakat
di bidang kesehatan.
g. Pembinaan dan pengembangan pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan.
h. Contoh-contoh kegiatan pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan.

6 Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan:


a. Prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
b. Ciri-ciri pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
c. Tujuan, strategi dan pokok-pokok kegiatan pemberdayaan masyarakat
di bidang kesehatan
d. Indikator keberhasilan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

1
e. Pembinaan dan pengembangan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan

f Contoh-contoh kegiatan pemberdayaan masyarakat

7 Proses Pembelajaran

a . Metode Ceramah, tanyajawab, diskusi, dJl


b. Alat bantu OHP, slide, flipcart, spidol, dJl
c. Langkah-Iangkah kegiatan

Kegiatan 1 Perkenalan (5 men it)

Uraian Fasilitator Fasilitator melakukan perkenalan.

Kegiatan 2 Menjelaskan tujuan pemberian materi


pelajaran (5 menit)
Uraian Fasilitator Fasilitator menjelaskan hal-hal yang
ingin dicapai dalam proses
pembelajaran.

Kegiatan 3 Ceramah dan tanyajawab (60 menit)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

DI BIDANG KESEHATAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional


yang diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hid up
sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. Guna mewujudkan hal tersebut, berbagai upaya telah banyak
dilakukan, salah satunya adalah melalui pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya fasilitasi agar masyarakat


mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya
pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi, kondisi
dan kebutuhan setempat.

Pcngalaman daerah dalam mcngcmbangkan terobosan pcmberdayaan


masyarakat di bidang kesehatan, pada dasarnya telah memperkaya rekayasa
teknologi pembangunan masyarakat di bidang kesehatan . Intcrvensi yang
dilakukan di setiap daerah, masing-masing memiliki kekhasan tersendiri, yang
diwamai oleh nilai budaya, adat istiadat dan sistem organisasi kemasyarakatan
dan lain-lain yang dapat membedakan dengan daerah lainnya. scbagai lIpaya
mcnuju terwujlldnya kemandirian masyarakat.

Untuk dapat memandirikan m asyarakat di bidang kcsehatan, perlll


dillpayakan berbagai upaya kegiatan pcmberdayaan masyarakat dan
keluarga yang perlu discslIaikan dengan sitlta<;i dan kondisi setcmpat. Kcgiatan
pemberdayaan masyarakat tersebut sangat bcrvariasi. sehingga
kad ang-kadang membingungkan dan sering tcrlepas dari tujuan scmula.

3
Untuk mcnccgah hal tersebut, maka dipandang perlu pcrul11usan rambu
rambu generik pemberdayaan masyarakat dan keluarga.

B. Konsep Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan

Menurut definisinya, pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya


peningkatan kemampuan masyarakat (miskin) untuk berpartisipasi,
bernegoisasi, mempengaruhi dan mengendalikan kel e mbagaan
masyarakatnya secara beltanggungjawab demi perhaikan kehjdupw1l1ya
pemberdayaan, dapatjuga diartikan sebagai upaya untuk memhcrikan
daya (empowerment) atau kekuatan (strength) kepada masyarakat.

Keberdayaan masyarakat, adalah unsur-unsur yang memungkinkan


masyarakat mampu bertahan (survive) dan (dalam pengertian yang
dinarrus) mampu mengembangkandiri untuk mencapai tujuan-~juannya.
Karena itu, memberdayakan masyarakat merupakan upaya untuk (terus
menerus) meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat "bawah"
yang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan
keterbelakangarl. Dengan kata lain, memberdayakan masyarakat adalah
meillngkatkan kemampuan dan meningkatkan kemandirian masyarakat.

Empowerment atau pemberdayaan secara singkat dapat diartikan


sebagai upaya untuk memberikan kesempatan dan kemampuan kepada
kelompok miskin untuk bersuara (voice) . Serta kemampuan dan hak
untuk memilih (choice). Karena itu pemberdayaan dapat diartikan
sebagai proses terencana guna meningkatkan skala /upgarade ulilitas
dari obyek yang diberdayakan. Dasar pemi~iran suatu obyek atau target
group perlu diberdayakan karena obyek tersebut mempunyai
keterbatasan, ketidakberdayaan, keterbclakangan dan kebodohan dari
berbagai aspek . Oleh karenanya guna mengupayakan kesertaan kita
untuk mengurangi kesenjangan diperlukan upaya merevilisasi untuk
mengoptimalkan utilitas melalui penambahan illiai. Penambahan nilai iill

4
dapat mencakup pada ruang bidang aspek sosial, ekonomi kesehatan,
politik dan budaya.

Dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan merupakan proses yang di


lakukan oleh masyarakat (dengan atau tanpa campur tangan "Pihak luar")
untuk memperbaikikondisi lingkungan maupun tidak berpengaruh dalam
kesehatan mereka.

2. Aspek Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat sebagaimana telah tersirat dalam definisi yang


diberikan, ditinjau dari lingkup dan obyek pemberdayaan mencakup
beberapa aspek, yaitu :
a. Peningkatan kepemilikan aset (swnberdaya fisik dan fmansial) serta
kemampuan (secara individudan kelompok) untuk memanfaatkan
aset terse but demi perbaikan kehidupan mereka.
b. Hubungan antar individu dan kelompoknya, kaitannya dengan
kepemilikan aset dan kemampuan memanfaatkannya.
c. Pemberdayaan dan reformasi kelembagaan.
d. Pengembanganjejaringdan kemitraan- keIja, baik di tingkat lokal,
regional, maupun global.

3. Unsur- UnsurPemberdayaan Masyarakat

U pay a pemberdayaan masyarakat perlu mempcrhatikan scdikilnya 4


(empat) unsur pokok. yaitu:
a. Aksesibilitas informasi, karena infomlasi merupakan kekuasaan bani
kaitannya dengan : peluang.layanan. penegakan hukum, efektivilas
negoisasi dan akuntabilitas.
b. Keterlibatan atau partisipasi, yang meny~gkut siapa yang dilibatkan
dan bagaimana mereka terlibat dalam keseluruhan proses
pembangunan.
c. AkuntabiiJitas. kaitannya dengan pertanggungjawaban publik alas
segala kegiatan yang dilakukan dcngan mengatas-namakan rakyat.

5
d. Kapasitas organisasi loka!, kaitannya dcngan kcmampu,m hckcrja
sama, mengorganisir warga masyarakat , scrta mCl110hilisas i
sumberdaya untuk memeeahkan masalah- masalah yang mcrcka
hadapi .
c. Syarat tereapainya tujuan pembcrdayaan masyarakat.

Untuk mcneapai tujuan -tujuan pcmbcrdayaan masyarakat terdapat


tigajalur kegiatan yang harus diJaksanakan, yaitu :
1. Mcneiptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potcl1si
masyarakat untuk berkembang. Titik tolaknya adalah pcngcnalan
bahwa setiap manllsia dan masyarakat mcmi liki potcnsi (daya) yang
dapatdikcn1bangkan.
') Pemberdayaan adalah lIpaya untuk mcmbangun daya itu dengan
mendorong, memberikan motivasi dan membangkitkan kesadaran
akan potensi yang dimilikinya, serta berupaya untuk
mengem bangkannya.
3. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat
(empowering) .

Dalam rangka ini, diperlukan langkah-langkah lebih positifdan nyata,


penyediaan berbagai masukan (input) , serta pembukaan akses kepada
berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi miskin dalam
berdaya memanfaatkan peluang.

Mcmberdayakan mengandung pula arti melindungi, sehingga dalam


proses pemberdayaan harus di cegah yang lemah agar tidak bertambah
lemah.

4. Pengembangan Kapasitas dalam Pcmberdayaan Masyarakat

Penguatan kapasitas adalah proses peningkatan kemampuan individu,


kelompok, organisasi dan kelembagaan yang lain untuk memahami dan
melaksanakan pembangunan dalam arti luas seeara berkelanjutan.
Dalam pengertian tersebut, terkandung pemahaman bahwa:

6
).> Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan (individu,
kelompok, organisasi dan kelembagaan yang lain) untuk memmjukan
I memerankan fungsinya secara efektif, efisien, dan berkelanjutan.
" Kapasitas bukanlah sesuatu yang pasif, melainkan proses yang
berkelanjutan.
).>- Pengembangan kapasitas sumberdaya manusia merupakan pusat
pengembangan kapasitas .
., Yang dimaksud dcngan kelembagaan, tidak terbatas dalam arti
sempit (kelompok, perkilll1pulan atau organisasi),tetapijuga dalam
arti luas, menyangkut perilaku ,nilai-nilai, dll.
~ Pengakuan kapasitas, mencakup penguatan kapasita<; setiap individu
(warga masyarakat), kapasitas kelembagaan (organisasi dan nilai
nilai perilaku), dan kapasitasjejaring (networking) dengan lembaga
ini dan interaksi dengan sistem yang lebih luas.

C. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat

Beberapa prinsip pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Menumbuh-kembangkan potcnsi masyarakat


Artinya, segala potensi masyarakat ditumbuhkan dan dikembangkan
seoptimal mungkin untuk mengatasi masalah kesehatan, dan memelihara
serta meningkatkan status kesehatan masyarakat/keluarga. Bila ada
bantuan dari luar, sifatnya hanya stimulus untuk mcnwnbuhkan potensi
masyarakat dan kcluarga.

2. Kontribusi masyarakat dalam pembangunan 'kcschatan


Pemberdayaan masyarakat. berprinsip meningkatkan kontribusi
masyarakat dalam pembangunan kesehatan, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif. Secara kuantitatifberarti inakin banyak kcluarga yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan, menerima penyuluhan kesehatan.
ds!. Secara kualitatiC berarti keluarga/anggota masyarakat bukan hanya
memanraatkan pclayanan keschatan, tetapi juga bcrkiprah melakukan
penYlllllhan, ikut I11cnjadi pescrta .TPKM. dst.

7
3. Mcngcmbangkan goto ng royong
Pengembangan potensi masyarakat mel alui iasilitas dan mo ti vasi
diupayakan agar selalu bcrpegang teguh pada prinsip memperkuat dan
mengembangkan budaya "gotong royong", berat sarna dipikul, ringan
sarna dijinjing, yang telah membudaya di kalangan masyarakat. Berbagai
bentuk kegotong royongan ini perlu terus dikembangkan, agar pada era
globalisasi ini tetap dapat terwujud, meskipun harus disesuaikan dengan
perkembangan jarnan.

4. Bekerja bersama masyarakat


Prinsip lain yang harus dipegang teguh adalah "bekerja untuk dan
bersarna masyarakat", karena dengan kebersarnlliill inilah terjadi proses
fasilitasi, motivasi, alih pengetahuan dan alih ketrampilan dari petugas
kepada kader khususnya, dan masyarakat pada umumnya.

5. KIE berbasis masyarakat


Model K1E yang dikembangkan selain "konventional" harus digunakan
pula prinsip " KlE berbasis masyarakat". Prinsipnya adalah sebanyak
mungkin menggunakan dan memanfaatkan potensi lokal. Bila mungkin
gunakan penyuluh lokal, contoh-contoh perilaku dari masyarakat
setempat, contoh bahan makanan yang ada setempat, dll.

6. Kemitraan dengan LSM dan ormas lain


Kemitraan antara pemerintah, LSM (Iembaga swadaya masyarakat),
ormas (organisasi masyarakat) dan berbagai kelompok organisasi
masyarakat lainnya akan memudahkan kerjasama di lapangan, sehingga
potensi bisa dimanfaatkan secara optimal.

7. Desentralisasi
Upaya pemberdayaan masyarakat sangat berkaitan dengan kultur budaya
setempat, karena itu segala bentuk pengambilan keputllsan harus
diserahkan ke tingkat operasionai agar tetap sesuai dengan kultur budaya
setempat. Bila kewenangan ada di tingkat atas, keputusan yang diambil
akan kurang "membumi" sehingga yang terjadi justru "memberdayakan"
masyarakat. Dengan kata lain, digunakan pendekatan "taman bunga"

8
(hcragam bllnga tumbllh dalam satll taman, menggam h arkan
kebhinckaan) dan hukan "kchun hllnga" (hanya satu jenis tctapi
dihudidayakan seeara bcsar-besaran).

D. Ciri Pcmbcrdayaan Masyarakat

Sebuah kcgiatan dikategorikan kc dalam pcmbcrdayaan masyarakat bila


kegiatan terse but bcrsifat fasilitatifnon instruktifdan dapat mempcrkliaL
meningkatkan atau mengembangka n potensi masyarakat setempat gllna
meneapai tujuan yang diharapkan. Potensi masyarakat setempat tersebut
dapat berupa:
I. Community Leaders (para pemimpin masyarakat baikformal mauplln
informal, tokoh masyarakat, kader, dsb)
2. Community Organization (organisasi/lembagalkelompok masyarakat)
3. Community Fund (dana masyarakat)
4. Community Material (sarana masyarakat)
5. Community Knowledge (pengetahuan masyarakat)
6. Communiti technology (teknologi masyarakat, teknologi tepat guna
termasuk eara berinteraksi masyarakat setempat secara kultural.)
7. Community Decision Making (pengambilan keputusan oleh masyarakat
melalui proses menemukan masalah, mereneanakan, dan melakukan
pemeeahannya. )

E. Tujuan, Strategi dan Pokok-pokok Kegiatan

I. Tujuan Umum: Meningkatkan kemandirian masyarakat dan keluarga


dalam bidang kesehatan sehingga masyarakat dapat
berkontribusi dalan1 meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.

Khusus a. Meningkatnya pengetahllan dan kemampuan


masyarakat dalam bidang kesehatan
b. Tcreiptanya kelembagaan upaya masyarakat
dalam bidang kcsehatan
e. Meningkatnya pemanfaatan pelayanan kesehatan

9
2 . Strategi
a. Meningkatkan kcsadaran masyarakat ten tang kesehatan dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan yang terscdia.
b. Mengembangkan berbagai mekanisme untuk menggali dan
memanfaatkan sumberdaya masyarakat secara optimal.
c. Mengembangkan berbagai bentuk kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang sesuai dengan kultur budaya setempat.
d. Mengembangkan manajemen sumberdaya masyarakat secara
transparan.

3. Pokok-pokok Kegiatan

a. Pendekatan kegiatan di tingkat operasional


Pemberdayaan masyarakat/kduarga di tingkat operasional dapat
dilakukan dengan berbagai pendekatan. Beberapa contoh yang
dapat dilakukan adalah:
I) Metode 3 A (3 T):
Assesmenl atau telaah
Analysis atau tinjauan
Action atau tindakan

2) Pendekatan PKMD
Advokasi kepada pimpinan dan tokoh masyarakat
Community diagnosis
Community prescription
Community treatment
Pembinaan dan pengembangan

b. Kegiatan di tingkat pcrcncanaan kahupaten/kota

Kcgiatan operasional eli tingkat lapangan memerlukan fasilitasi. Untuk


dapat melakukan f~lsilitasi agar proses pemberdayaan masyarakat
di tingkatoperasional dapat heIjalan. dikemhangkan pokok-pokok
kegiatan sebagai berikut:

10
1) Disseminasi iniormasi dan pelatihan
Disscminasi informasi tentang tingkat kemandirian masyarakat
di bidang KIA diperlukan, agar mereka sadar akan masalah
yang dihadapi, kemudian termotivasi untuk mengatasinya.
Metodenya dapat melalui media elektronik, cetak, tradisional
atau KIE interpersonal secara wawan muka. Untuk itu
diperlukan keterampilan para pelaksana di tingkat operasional,
khususnya kader dan tokoh masyarakat. Pelatihan bagi kader
atau orientasi bagi tokoh masyarakat mutlak diperlukan.

2) Fasilitasi dan kemitraan


Untuk memperlancar proses pemberdayaan masyarakat di
tingkat operasional, diperlukan serangkaian kegiatan fasilitasi,
baik yang dilakukan oleh petugas kesehatan, lintas sektoral
atau LSM dan tokoh masyarakat setempat. Kemitraan antara
mereka memegang peranan penting dalam fasilitasi ini.

3) Proses pengambilan keputusan


Dasar pemberdayaan masyarakat adalah proses pengambilan
keputusan oleh masyarakat itu sendiri. Jadi fasilitasi harus secara
sadar diarahkan kepada proses pengambilan keputusan oleh
masyarakat sendiri yang melembaga dan lestari. Bila hal ini sudah
berjalan, maka hanya bantuan teknis yang diperlukan.

4) Optimalisasi potensi setempat


Kelestarian pemberdayaan masyarakat memerlukan
sumberdaya, baik tenaga, dana maupun sarana. Oleh karena
itu dalam proses pengambilan keputusan terus dikembangkan
kiat untuk mengoptimalkan potensi setempat baik tenaga,
sarana, material dan dana masyarakat, termasuk pula
pengetahuan dan keterampilan mereka.

11

F. Indikator Keberhasilan

Untuk mengukur keberhasilan pemberdayaan masyarakat di bidang


kesehatan, dapat digunakan indikatoryang mengikuti alur kesisteman sebagai
berikut:
I. Input:
a. Sumberdaya manusia (pemimpin, tokoh masyarakat, tokoh agama,
kader) yang berpartisipasi.
b. Jumlah dana yang digunakan.
c. Barang, alat, obat dan material lain yang digunakan.

2. Proses:
a. Jenis danjumlah KIE.
b. Jumlah pelatihan dan fasiiitas.
c. Tingkat tumbuh kembang UKBM.
d. Adanya siklus pengambilan keputusan masyarakat.

3. Output-I
a. Jumlah pemimpin, tokoh masyarakat, tokoh agama dan kader yang
diintervensi.
b. Jumlah UKBM (polindes, posyandu, kelompok donor darah,
ambulan desa) dan tingkat perkembangannya.
c. .Tumlah dana sehat yang terorganisasi (JKPM, dana sehat, tabungan
ibu bersalin, tabungan masyarakat, tabungan suami sayang ibu dan
anak,ZIS).
d. Jumlah material masyarakat yang disumbangkan.
c. Jumlah orang yang meningkat pengetahuan.
I: Jumlah orang yang meningkat keterampilannya.
g. Terselenggaranya proses pengambilan keputusan masyarakat.

4. Output-2 (contoh: KIA)


a. Cakupan K 1, K2, persalinan nakes dan kunjungan neonatal
masyarakat.
b. Cakupan KB.
c. Cakupan Fe, vit A pada ibu dan DIS serta N/S pada balita.
d. Cakupan imunisasi dan pemberantasan penyakit menular.

12
G. Contoh Kcgiatan Pcmbcrdayaan Masyarakat

I . Contoh kegiatan pemberdayaan masyarakat


Untuk memberikan gambaran kcgiatan pemherdayaan masyarakat,
dapat disampaikan bebcrapa contoh scbagai berikut:

a. Advoka<;i kepada pimpinan masyarakat, sarasehan antal' pcmimpin


masyarakat (baik formal maupun informal) dan pclatihan tokoh
masyarakat adalah contoh pembcrdayaan masyarakat yang
mengoptimalkan komponen community leaders. Pencanangan
pentingnya Posyandu llntuk kcsehatan ibu dan anak oleh Presiden
pada Hari Keschatan Nasional tahun 1986, mcrllpakan contoh
keberhasilan advokasi. Setelah pencanangan itu,jumlah Posyandu
tahun berikutnya meningkat hampir 3 kali lipat, dari 67.986 menjadi
185.650 Posyandu.

b. Menumbuhkembangkan upaya kesehatan bersumberdaya


masyarakat (UKBM), scperti: Polindes (pondok bersalin desa),
Posyandu (pos pelayanan terpadu), bank donor darah dan ambulan
desa, adalah contoh pemberdayaan masyarakat yang
mengoptimalkan komponen community organization. Di
Kabupaten Malang rnisalnya, mereka berhasil menggalang partisipasi
masyarakat, sehingga Ilebih dari 75% desa telah membangun polindes
yang memungkinkan bidan di dcsa melaksanakan tugas profesinya.
Keadaan ini kemudian berdampak pada peningkatan cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang meningkat
menjadi lebih dari 70%. Menumbuhkembangkan dasa wisma oleh
tim penggerak PKK di suatu wilayahjuga merupakan contoh lain
dari comunity organization.

c. JPKM Uaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat), dana sehat,


tabulin (tabungan ibu bersalin), tabumas (tabungan masyarakat),
Tassia (tabungan suami sayang ibu dan anak) adalah beberapa
contoh pemberdayaan masyarakat yang mengoptimalkan
communityfund. Banyak contoh membuktikan bahwa me ski premi

13
JKPM/dana sehat kccil, namun terbukti bcrpengaruh pada
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Apalagijika JKPM telah
dikelola secara profesional, pengaruhnya akan scmakin nyata bagi
kesehatan masyarakat.

d. Gotong-royong mencari batu dan pasir untuk membangun sumur


dan jamban kel uarga adalah contoh pemberdayaan masyarakat yang
meningkatkan pemanfaatan componen community material. Oi
pulau Lcmbeh Sulawesi Utara misalnya mercka mampll memelihara
tradisi "Mapalus" rumah sehat sehingga mendapatkan WHOAward.

e . Segala bent uk KIE merupakan contoh pemberdayaan masyarakat


yang meningkatka.n komponen community knowledge. Oalam hal
ini kegiatan KIE akan !cbih bcmuansa "pemberdayaan masyarakat"
bila dilakukan dengan pendekatan community based health
education, dengan contoh sebagai berikut:

I) Lomba membuat pesan kesehatan di desa setempat dengan


penyediaan hadiah bagi pemenang. Hasilnya tidak
dikwnpulkan,tetapi langsung dipasang di sepanjangjalan desa
terse but. Oengan demikian akan teIjadi berbagai bentuk pesan
kesehatan yang mcnggunakan bahasa setempat, bahan sctempat
dan kemampllan seni penduduk setempat.

2) Pelajaran menggambar dengan pesan keschatan untuk anak


SO. Paket bantllan dapat berupa hadiah bagi anak yang baik
gambamya dan pembelian bahan (kcrtas gambar, pensil wama.
dsb). Tiap anak diminta menggambar pcsan kesehatan.
kemudian ditandatangani orang tua kcmudian ditcmpcJ di sckitar
rurnah. Oengan demikiall, setidaknya sctiap anak tclah mcnyuluh
kcpada keluarganya masing-masing. Bagi anak didik yang
gamharnya bagu s, diberi hadiah d an hasil lukisannya
dipampangkan di tempat-tempat umulll. Masyarakat
mcndapatkan KrL anaknya bangga dan terjadi interaksi anlar
penduduk setempat, karena gam bar ilu dikc~iakan oleh anak
di desa itu sendiri.

14
3) Bila dalam masyarakat telah bcrkembang berbagai kelompok
masyarakat, intervensi dapat dilakukan dengan mengjsi kegiatan
rutin tiap kelompok tersebut. Misalnya dapat terdiri dari model
pembahasan tentang kebaikan ASI, maka dapat diundang
seorang ibu yang memberikan ASI dan ibu lain yang
memberikan susu bubuk dari desa setcmpat. Wawancara
terhadap 2 orang ibu tersebut akan mengantar pemirsanya
kepada kebaikanASI dan keburukan susu bubuk buatan pabrik.

f Penyederhanaan deteksi dini penderita ISPA dari tanda-tanda


teknis medis ke tanda-tanda yang mudah diukur oleh masyarakat
(dalam hal ini frekwensi napas). adalah salah satu contoh
mengoptimalkan community technology. Bila scorang bayi sakit
batuk pilek dan napasnya cepat (>50 kali per menie untuk bayi
usia 2 - 12 bulan), anak tersebut mendcrita pnemonia dan harus
dirujuk ke petugas kesehatan. Artinya, kini telah tersedia "teknologi
tepat guna"untuk mendeteksi penderita ISPA, sehingga setiap orang
bisa melakukannya.

g. Model-model perencanaan yang partisipatif scperti P3MD yang


dikembangkan Di~en PMD, PRA (Partisipatmy Rural Appraisal),
PLI (Partisipatory Learning initiative) yangdikembangkan LSM,
atau pendekatan edukatiflPKMD yang dikembangkan oleh sektor
kesehatan , merupakan pemberdayaan masyarakat yang
mengoptimalkan komponen commuity decision making.

2. Contoh kegiatan bukan pcmbcrdayaan masyarakat

Beberapa contoh yang tergolong bukan pemberdayaan masyarakat,


antara lain:

a. Block grant sejlU11lah dana yang dimanfaatkan untuk mcningkatkan


ambulan desa, dengan mcngontrak kendaraan sclama setahun. agar
pemil iknya bcrtanggungjawab tcrhadap transportasi kasus yang
perlu dirujuk dari desa kc rumah sakit kabupaten . Sctelah seJcsai
setahun, kontrak habis dan pada tahun berikutnya kegiatan ambulan

15
desa terhenti . Ini adalah contoh kegiatan yang tidak termasuk
pemberdayaan masyarakat. kan:na hantllan tersebut tidak
mengembangkan potensi setempat.

b. Block grant sej urnlah dana yang digunakan untuk bantuan persali nan
bagi sejumlah ibu hamil. Kegiatan ini juga tidak termasuk
pemberdayaan masyarakat, karena tidak meningkatkan community
fund, tetapi sekcdar membagi dana terse but kepada yang
memblltuhkan.

c. Bantuan teknis perencanaan dengan cara memhuatkan menu


perencanaan yang sudahjadi , bukanlah kegiatan pemberdayaan
masyarakat, karena bantuan teknis yang baku cenderung menutup
kreatifitas masyarakat dalam mengatasi masalah.

d . Memberikan bantuan jamban kepada penduduk bukanlah kegiatan


pemberdayaan masyarakat, karena segala bentuk bantuan 100%
biasanya menimbulkan ketergantuangan dan mematikan kontribusi
masyarakat.

Sejurniah kegiatar1 pemherdayaan tersebut harus terkait dengan tujuan,


yaitu berkaitan dengan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Dengan demikian, kegiatan pemberdayaan tersebut harus bennuara pada
perhaikan dan peningkatan kesehatan masyarakat.

H. Pembinaan dan Pengembangan

Pemberdayaan masyarakat merupakan proses yang panjang dan


berkelajutan. Untuk memelihara dan meningkatkan laju pemberdayaan
masyarakat serta menjaga agar tetap terarah ke tujuan semula, diperlukan
pembinaan dan pengembangan yang terus-menerus. Beberapa hentuk upaya
pembinaan pengembangan an tara lain:

I. Mengembangkan alat format evaluasi diri, seberapa jauh kegiatan


pemberdayaan masyarakat mampu memandtrikan mcrcka. Salah satu
bentuknya berupa "pentahapan" dalam tingkat perkembangan upaya

16
pemberdayaan masyarakat tersebut. Untuk community organization
(dalam hal polindes dan posyaridu) dan communityfond (dalam hal ini
dana sehat) telah dikembangkan stratifikasinya, seperti yang tercantum
dalam buku "ARRIF Manajemen Pembinaan Peran Serta Masyarakat".

2. Studi banding ke daerah yang lebih maju, biasanya akan memacu


seman gat dan motivasi mereka untuk berbuat lebih baik lagi bagi
masyarakatnya.

3. Menelaah "kisahsukses" antar daerah. Kegiatan ini bisa menjadi ajang


tukar menukar pengalaman antar daerah.

4. Fasilitasi dan bimbingan teknis dari tingkat administrasi di atasnya.

I. Penutup

Pedoman umum ini merupakan rambu-rambu generik yang perlu dilengkapi,


dimodifikasi dan disempumakan sesuai dengan situasi dan kondisi daerah.
Kami berharap agar tiap provinsi bahkan kabupaten/kota, instansi
kemasyarakat yang menaruh minat di bidang kesehatan, dapat
mengembangkan panduan yang lebih spesifik bagi daerahnya masing-masing.
Atas upaya tersebut diucapkan terima kasih.

File: Pemb. Masyarakat-DJ/ Mul

17

r.'
TIM PENGARAH

- Drs. Dachroni, MPH


- DR. Bambang Hartono, SKM, M. M.Sc, MM
- Ismoyowati, SKM, M.Kes

TIM PENYUSUN

1. Dra. Hafni Rochmah, SKM,MPH


2. Dr. Arie Walukow Martinius
3. Dwiati Sekamingsih, SKM, M.kes
4. Riesparia Magi Awang, SKM, M.kes
5. MulyanahAbduihag, SKM, M.kes
6. Resty Kiantini, SKM, M.kes
7. Dra. Ruflina Rauf, SKM, M.Si
8. Tanty Herawati, SKM, M.kes
9. Dra. Zuraida, SKM, MPH
10. Dra. Dyah Erti Mustikawati, MPH
11 . Ir. Anis Abdul Muis, M.kes
12. Theresia Irawati, SKM, M.kes

Editor:

Dewi Sibuea, SKM

Drg. Widyawati

Anda mungkin juga menyukai