POLITEKNIKjD3 KESEHATAN
,I
KATAPENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan kemudahan kepada kita sehingga modu'! dan materi Promosi
Kesehatan untuk Politeknik / D3-Kesehatan ini dapat sefesai disusun.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini
disampaikan penghargaan dan terima kasih.
Kritik dan saran untuk perbaikan buku ini sangat diharapkan dari segenap
pembaca. Semoga bermanfaat.
Kata Pengantar
Daftar lsi
Modul & Materi VIII Pengelolaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
ii
STRUKTUR PROGRAM PEMBELAJARAN
D3- KESEHATAN
NO MATERI JumlahJPL(@
45 Menit)
3 Dasar-Dasar Komunikasi 8
Jumlah 29
III
GARIS BESAR POKOK PROGRAM
2. Konsep Perilaku Peserta Peserta mampu 5.1. Batasan , bentuk, CTJ a-P 6
Kesehatan memahami konsep menjelaskan jenis, domain, Curah Flipchartl
perilaku a. Batasan, bentuk , determinan pendapat Wh iteboard
kesehatan jenis, domain , perilaku
Spedol
5.2. Penyebab
determinan
perubahan
perilaku
perilaku
-
NV1VHJ5J)I-G/)lINIIJ110d IG NV1VHJSJ)lISOWOHd
3. Dasar-Dasar Peserta mengetahui Setelah proses belajar 5.1. Pengertian CTJ a;p 6
Komunikasi dasar-dasar tentang dasar-dasar komunikasi tujuan Curah o FlipchartJ
-
4. Manajemen Peserta mampu Peserta mampu a. Analisis situasi, CTJ Ot-P 2
ARRIF menerapkan melakukan/membuat : Tingkat Diskusi Flipchart /
manajemen PSM a. Analisis situasi, perkembangan, 011 whiteboard
ARRIF untuk analisis tingkat analisis kasus dan Spidol
pembinaan perkemba ngan, analisis
peranserta analisis kasus dan sumberdaya
masyarakat di analisis peranserta
wilayahnya sumberdaya peran masyarakat
serta masyarakat di b. Rumusan masalah,
bidang kesehatan tujuan dan
b. Rumusan masalah intervensi terpilih
kete~angkauan dan c. Rencana Usulan
masalah Kegiatan (RUK) dar
perkembangan Rencana
c. Rumusan tujuan Pelaksanaan
kete~angkauan dan Kegiatan (RPK)
tujuan d. Intervensi dan
perkembangan Forum Komunikasi
VJ
d. Rumusan intervensi
terpilih untuk
mencapai tujuan
e. Rencana usulan
kegiatan (RUK)
yang diteruskan
menjadiDUP
peranserta
masyarakat tahun
depan
f. Rencana
pelaksanaan
kegiatan (RPK)
tahun yang
g. bersangkutan
NV1VHJ5J)I-G/)lIN)lJl10d IG NV1VHJ5J)lISOWOHd
WVH90Hd )lO)lOd HVSJ8 51HI9
5. Media Promosl Peserta tahu dan Peserta tahu, 5.1 Pengertian media CTJ a-iP 4
Kesehatan mampu memahami memahami dan dan tujuan/alasan Oiskusi Slide
media di dalam mampu menjelaskan: diperlukan media 011 Spidol
melaksanakan a. Pengertian media promosi Plastlk
promosi dan tujuan/alasan kesehatan transparan
kesehatan diperlukan media 5.2. Penggolongan 011
promosi kesehatan media promosi
b. Penggolongan kesehatan dilihat
media promosi dari aspek
kesehatan dilihat peninjauannya
dari aspek 5.3. Pembagian media
peninjauannya secara garis
c. Pembagian media besar, definisi,
secara garis besar, kelebihan dan
definisi, kelebihan kelemahannya
dan kelemahannya 5.4. Merancang
d. Merancang pengembangan
pengembangan media promosi
+:0.
media promosi kesehatan
kesehatan. dengan proses P
I
6. Proses pembelajaran :
1. Metode cn
: dan curah pendapat
2. Alat bantu : OHPfLCD, Flipchart, whiteboard, spidol
3. Langkah kegiatan :
1
Kegiatan 2 OlrahPendapat(IOmenit)
2
PENGANTAR PROMOSI KESEHATAN
Pendahuluan
Sehat dan kesehatan bukanlah keadaan yang berdiri sendiri, tapi dipengaruhi
dan saling berkaitan dengan faktor-faktor lain. Blum (1974) mengatakan bahwa
derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu : lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan dan keturunan. Dari keempat faktor ini , faktor lingkungan
dan taktor perilaku merupakan faktor yang terbesar pengaruhnya. Agar individu,
kelompok maupun masyarakat dapat mengenali dan menanggulangi masalah
kesehatan dan penyakit yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan perilaku
maka diperlukan pendidikan atau penyuluhan kesehatan masyarakat. Dalam
perkembangan selanjutnya disadari bahwa derajat kesehatan bukan hanya
dipengaruhi oleh keempat faktor itu, tapi dipengaruhi oleh berbagai kondisi atau
prasyarat atau determinan seperti perdamaian, perumahan, pendidikan,
perlindllilgan sosial, pangan, pendapatan dan lain-lain. Hal ini berada diluar sektor
kesehatan, dan agar masyarakat mampu menanggulangi determinan-detenninan,
diperlukan upaya khusus selain pendidikan kesehatan. Upaya khusus ini ialah
promosi kesehatan. Uraian selanjutnya akan menjelaskan tentang definisi sehat,
perkembangan ilmu kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan dasar,
pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan, serta saling keterkaitan diantaranya.
Pcngertian Sehat
3
"A state ofcomplete physical, mental and social wellbeing, and not merely
tlte absence ofdisease or injirmi(v"( WHO, 1981)
Pengertian yang dirumuskan oJeh WHO ini sangatlah luas. Tidak sakit dan tidak
cacat merupakan pengertian yang sudah lama diterima, tetapi keadaan sosial
yang sejahtera, merupakan hal baru dan sangat luas cakupannya.Karena sehat
juga adalah sehat sosial, maka faktor-faktor sosial sangat mempengaruhi derajat
kesehatan individu dan masyarakat. Faktor-faktor sosial disebut juga
determinan-determinan sosial dan sering disebut dengan detenninan kesehatan
saja, secara singkat akan dibicarakan apa yang dimaksud dengan detenninan
detenninan kesehatan.
Determinan Kesehatan
Kini semakin dipahami dan diterima bahwa kesehatan sangat dipengaruhi oleh
detenninan-determinan so sial dan lingkungan, disamping detenninan fisik dan
biologi. Detenninan fisik seperti kebersihan lingkungan, cuaca, iklim, dan lain
lain, sementara detenninan biologi seperti mikroorganisme (virus, bakteri) , parasit
dan lain lain . Sementara itu , detenninan-detenninan sosial yang sangat
mempengaruhi kesehatan antara lain: kemiskinan, pengangguran, kelestarian
lingkungan, diskriminasi dan ketidakberdayaan (La Bonte and Feather, 1996).
Sarjana Marmot (1999) menyebutkan ada sepuluh detenninan sosial yang
mempengaruhi kesehatan yaitu :
l. Kesenjangan sosial
Pada masyarakat kelas sosial ekonomi rendah, biasanya lebih beresiko atau
rentan terhadap penyakit dan umur harapan hidup juga lebih rendah.
2. Stres
Kegagalan dalam menanggulangi stres baik dalam pekerjaan maupun dalam
kchidupan sehari-hari sangat mempengaruhi kesehatan seseorang
3. Kehidupandini
Kesehatan di masa dewasa sangat ditentukan oleh kondisi kesehatan di usia
dini atau awal-awal kehidupan. Pertumbuhan fisik yang lambat dan dukungan
emosional yang kurang baik di awal kehidupan, akan memberikan dampak
pada kesehatan fisik, emosi dan kemampuan intelektual di masa dewasa.
4
4 Pcngucilan sosial
PengLlcilan menghasilkan pcrac:;aan kehilallgan dan tak berharga. MengLmgsi
ketempat lain yang asing, merasa terkucilkan, kehilangan harga diri, sangat
mempengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang.
S. Pckeljaan
Strcs ditempat kerja mcningkatkan resiko terhadap penyakit dan kematian.
Memperhatikan syarat-syarat kesehatan dan keselamatan kerja sangat
membantu dalarn meningkatkan derajat kesehatan pekerja.
6. Pengangguran
Jaminan adanya pekcrjaan meningkatkan derajat kesehatan dan rasa
sejahtera, bukan hanya untuk pekerja tapi juga seluruh keluarganya.
Kcadaan yang sebaliknya terjadi para penganggur.
7. DukLmgan sosial
Persahabatan, hubungan sosial dan kekerabatan yang baik memberikan
dampak kesehatan yang baik dalam keluarga, ditempat kerja dan di
masyarakat.
8. Ketergantungan pada narkoba
Pemakaian narkoba merupakan faktor yang sangat memperburuk kondisi
kesehatan dan kesejahteraan. Alkohol, narkoba dan merokok sangat erat
hubLmgannya dalarn memberikan dampak buruk pada kehidupan sosial dan
ekonomi.
9. Pangan
Cara makan yang sehat dan ketersediaan pangan merupakan hal utama dalarn
kcsehatan dan kesejahteraan seseorang dan masyarakat. Baik kekurangan
gizi mauplm kelebihan gizi sarna-sarna menimbulkan masalah kesehatan dan
penyakit.
10. Transportasi
Transportasi yang sehat berarti mengurangi waktu mengendarai dan
meningkatkan gerak fisik yang sangat baik bagi kebugaran dan kesehatan .
Disarnping itu, mengurangi kendaraan berarti membantu mengurangi polusi.
5
Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Keschatan Dasar
Mel~elang paruh kedua abad 20, mulai te~adi perubahan pola penyakit, terutama
didunia barat. Mulai tCl:jadi pergcsemn dati pcnyakit yang disebabkan o1ch infcksi
6
ke penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup dan penyakit karena lingkungan
yang buruk. Sehubungan dengan itu terjadi pula pergeseran pada IKM, yang
lebih memfokuskan pada pendidikan kesehatan untuk menghindari
perilaku-perilaku beresiko sepe11i merokok, diit rendah serat , serta kedokteran
pencegahan seperti skrining dan deteksi dini penyakit. Pendidikan kesehatan
mendapat perhatian penting tellltama karena semakin disadari akan faktor-faktor
resiko terjadinya sebuah penyakit serta konsekuensi sosial dan ekonomi yang
ditimbulkan, termasuk meningkatnya anggaran untuk pengobatan.
Pada tahun 1980 - 1990, kemudian tampak bahwa pendidikan kesehatan saja
tidak mampu menjawab pelllbahan perilaku. OiperJukan pendckatan-pendekatan
baru untuk melllbah perilaku dan pemanfaatan sumbcrdaya untuk keschatan. IKM
belllbah paradigmanya dan " model IKM baru" mulai dik cmbangkan, yang akan
diuraikan kemudian.
7
Jadi. pclayanan kcschatan dasar I11cmhcrikan pclayanan pr()/i/{}fij.
jlre1'l!l7fif,kl//"(/fi/ ciall reh(/hili{o{i j WIIO Il1cnggaris hav,a hi scrcran g k ~lt
Kcgiatan minimal yan6 harus dilaks~lI1akan dalam pclayanan kcscl1Clt<ln das<lr.
dan hcherapa diantaranya sa ngat hcrkaitan dcngan dctcrminan-dctcrminan
kcschatan yang telah diuraikan didcpan. Kcgiatun-kcgiatan itu ialah :
Pcndidikan kesehatan masya rakat lIntuk mengcna l masalah-masalah
keschatan serta cara-cara untllk menccgah dan menangglliangi
Pcningkatan keterscdiaan pangan dan nutrisi
Pcnycdiaan air hcrsih dan kchutllhan sanitasi dasar
Pclayanan kcschatan ihu dan anak termasllk keillarba bcrcncana
lmlmisasi
Pcnccgahan dan pcnanggulangan pcnyakit cndemik lokal
Pcngohatan yang mcmadai llntllk penyakit-penyakit llmllm dan kecelakaan
Pcnycdiaan obat csensial
Prornosi Kcschatan
Ura ian ten tang sejarah perkembangan kesehatan masyarakat dan pelayanan
kcsehatan dasar, telah mengantarkan kita kepada pemahaman mengapa ada
promosi keschatan dan mengapa perlu promosi kesehatan. Jadi, apa perbedaan
antara pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan ?
!llona Kickbush menguraikan sebagai berikut :
"Prornosi kcschatan lahir (emerged out) dari pcndidikan keschatan.
Banyal( alasan untuk itu dan dua diantaranya ialah : Pcrtarna, para
pcnyuluh/pcndidik kcschatan rnasyarakat rncnjadi lcbih sadar tcntang
pcrlunya scbuah pcndckatan positif dalarn pcndidikan kcschatan - ..... .
Icbih dari sc\(cdar pcncegahan penyakit. Kcdua, rncnjadi serna kin nyata
bahwa pendidikan kcschatan akan lebih bcrdaya jika didukung dcngan
scpcrangkat upaya sepcrti (legal, ellviromelltal dan regulatory)."
8
kesehatan tapi lewat regulasi dan legislasi, melalui upaya mediasi dan advokasi.
Upaya advokasi, mediasi dan pemberdayaan inilah yang merupakan fimgsi utama
promosi kesehatan.
Mediasi dengan pemerintah dan lembaga non pemerintah, dunia industri dan
9
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan telah merubah dan menjadi bagian dari apa yang disebut
sebagai "era baru kesehatan masyarakat". Era ini dipuncaki pada penyelenggaraan
konferensi kesehatan sedunia di Alma Ata, dimana istilah promosi kesehatan
dikukuhkan dan juga untuk pertama kali secara gamblang dinyatakan bahwa
kondisi fundamental dan sumberdaya untuk sehat adaIah: perdamaian, perumahan,
pangan, pendapatan, ekosistem yang stabil , kelestarian sumberdaya, keadilan
sosial, dan kesetaraan. Hal ini disebut juga sebagai prasyarat dasar (basic
prerequisites) untuk kesehatan.
Pada era ini, model kesehatan yang baru yaitu social model a/health, mulai
diterima, meninggalkan medical model. Pada model sosiaL masalah kesehatan
dilihat lebih pada penyebabnya, bukan semata-mata dengan mengobati penyakit
yang merupakan akibat dari masalah kesehatan.
Dengan diterimanya promosi kesehatan sebagai upaya utama kesehatan, pada
tahun 1986 di Ottawa, Canada, dilangsungkan Konferensi Internasional I
Promosi Kesehatan . Konferensi ini menghasilkan Deklarasi Ottawa (Ollawa
Chaeter) yang merumuskan lima pilar utama at au lima strategi utama dan ruang
lingkup promosi kesehatan yaitu :
10
Contoh lingkW1gan yang mendukW1g misalnya : penyediaan daerah khusus
untuk meneteki bayi di tcmpat-tempat umum, penyediaan tempat-tempat
sampah, pengembangan tempat konseling remaja,dan lain-lain.
Deklarasi Ottawa telah menjadi rujukan dan panduan baik dalam pengembangan
kesehatan masyarakat maupun dalam kegiatan promosi kesehatan di berbagai
negara. Salah satu tonggak promosi kesehatan ialah Deklarasi Jakarta, yang
lahir dari Konferensi Intemasional Promosi Kesehatan ke IV
11
Promosi kesehatan memberikan hasil positifyang berbeda dibandingkan
upaya lain dalam meningkatkan kesetaraan bagi masyarakat dalam kesehatan.
Lima prinsi p Deklarasi Ottawa merupakan kunci strategi untuk sukses.
Promosi kesehatan perlu disosialisasikan dan harus menjadi tanggungjawab
lintas sektor.
Pendekatan kelompok, biasanya lebih efisien dan efektif serta lebih luas
jangkauannya. Metodenya bennacam-macam seperti ceramah, seminar, lokakarya
dan konferensi.
12
Promosi kesehatan adalah bagian dari era baru ilmu kesehatan masyarakat
(public health).
Fungsi utama promosi kesehatan adalah advokasi, mediasi dan
pemberdayaan.
Lima pilar Deklarasi Ottawa merupakan inti dari promosi kesehatan.
Promosi kesehatan memerlukan lintas disiplin ilmu dan bekerja lintas sektor.
Referensi:
1. School ofPublic Health and Tropical Medicine James Cook University 2002:
Introduction to Health Education and Health Promotion.
13
II
KONSEP PERILAKU KESEHATAN
KONSEP PERILAKU KESEHATAN
6. Proses pembelajaran :
6.1. Metode : eTJ, dan curah pendapat
6 .2. Alat Bantu : OHP, FlipchartiWhiteboard, spidol
6.3 . Langkahkegiatan:
6.3.1: Perkenalan (1 0 menit)
Fasilitator melakukan perkenalan dan menjelaskan pokok
bahasan.
1
6.3.3 : Ceramah dan Tanya Jawab (60 menit)
Fasilitator bersama-sama dcngan pcserta mcmbahas tentang
jawaban pcserta yang telah dicatat pada Oipchart dan sctiap
pcserta dapat mcngajukan pertanyaan atau tanggapanlklari likasi
tcntang matcri yang dibcrikan oleh fasilitator. Fasilitator
mcmbcrikan jawaban.
II
:,;:Z
men
en m
m"
Z"
m
!t
,.2!
Z~
:,;:
C
2
KONSEP PERILAKU KESEHATAN
A. BATASAN PERILAKU
B. BENTUK PERILAKU
organismc atau seseorang tcrhadap rangsangan atau stimulus dari Illar subick
tcrsebllt.
3
tidak harus memeriksakan diri ke petllgas kesehatan selama 4 kali meskipun
kcnyataannya ibu tersebut tidak melakllkan pcmeriksaan kehan1ilan.
Dari contoh diatas ternyata bahwa ibu tersebut mempunyai sikap yang positif
tcrhadap pemeriksaan kchamilan walallpw1 belLUTI melakllkan pemcriksaan
tcrsehllt.
C. JENIS PERILAKU
4
c. Perilaku yang diharapkan (Exp ecled / Feasihle Behaviour)
Perilakll ini merupakan target dari program promosi kesehatan dan
diharapkan dapat dilaksanakan oleh sasaran.
D. DOMAIN PERILAKU
Menurut para ahli bahwa seseorang terutama yang berusia dewasa yang akan
mengadopsi perilaku bam dimulai pada domain kognitif. Subjek tersebut tahll
terlebih dahulu terhadap stimulus berupa materi atau objek sehingga
menimbulkan pengetahuan baru pada individu tersebut. Pengetahuan baru
ini menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subjek terhadap
pengetahuan baru tersebut. Pengetahuan atau objek baru tersebut disadari
sepenuhnya oleh subjek dan menimbulkan respon dalam bentuk tindakan atau
aksi. Tetapi adajuga respon dari stimulus berupa pengetahuan yang dapat langsung
menimbulkan tindakan tanpa terlebih dahulu mengenai makna dati stimulus yang
diterimanya.
Pengetahuan at au Knowledge
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu seseorang setelah orang tcrs cbut
mclakukan penginderaan terhadap suatu objek tertcntu.
Pengetahuan atau kognitifmerupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Overl behaviour) .
Dari penelitian yang dilakllkan ternyata bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih lestari dibandingkan dengan perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahllan.
5
psikologi sosiaL bahwa sikap itu adalah kesiapan atau kesediaan unluk
bcrlindak dari sescorang. Sikap bukan mcrupakan suatu tindakan alau
aktifitas tetapi merupakan predisposisi suatu tindakan atau aktifitas.
E. DETERMINAN PERILAKU
Perilaku manusia dipengaruhi oleh rcsultansi dan berbagai fakor baik itu internal
mauplUl eksternal (lingkungan). Perilaku rnanusia sebenamya mcmpakan refleksi
dari berbagai gejala kej iwaan seperti pengetabuan, persepsi, sikap, keyakinan,
dll. Tetapi pada kenyataannya sulit diketahui gejala kejiwaan yang mcnenlukan
pcrilaku scseorang. Jika dikaji !cbih dalam maka faktor kcjiwaan dipengarubi
olen bcrbagai faktor sepcrti pengalaman, keyakinan, sarana fisik, sosial budaya
masyarakat dsbnya.
Pcngalaman Pengalaman
Persepsi
Kehendak
Sosial budaya
Motivasi
Niat
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan orang mengubah perilaku mereka
sepel1i:
1. Rangsangan fisik
Rangsangan yang bersumber dari pengetahuan dan alasan - alasan yang
dimiliki oleh individu setelah melihat bukti-bukti nyata.
2. Rangsangan emosional
Rangsangan ini berasal dari rasa takut, cinta atau harapan-harapan yang
dimiliki oleh individu tersebut.
3. Pengaruh kelompoklkeluarga
Rangsangan perorangan dan keluarga yang bersumber dari pengaruh keluarga
atau dari kelompok sebaya (peer group).
4. Stuktur sosial (,'>ocial structure)
Rangsangan ini bersumber dari darnpak faktor-faktor sosial, ckonomi, hukum
dan teknologi terhadap kehidupan sehari -- hari.
s. Cost atau biaya
Cost ekonomi sepel1i biaya. waktu, tenaga dll.
Cost sosial seperti malu. bingung dll.
6. Perilaku yang bersaing
Adalah perilaku yang harus dilaksanakan oleh seseorang pada waktu
bersamaan.
7
G PROSESPERUBAHANPEruLAKU
Untuk merubah perilaku seseorang biasanya memerlukan waktu yang lama dan
melalui kegiatan promosi yang berkali-kali . Hanya sedikit sekali orang bcrubah
perilakunya dengan hanya mendengar satu kali penyuluhan.
Para ahli mengemukakan 5 karakteristik dalam proses perubahan perilaku
individu yaitu :
Pengetahuan
Disetujui
Niat
Praktek
Adopsi
Lima karakteristik diatas bukanlah tahapan yang dilalui seseorang dalam merubah
perilakunya. Beberapa orang mungkin tidak mengalami kelima aspek diatas,
sebal iknya mungkln ada orang yang mengalami kel ima aspck tersebut tetapi tidak
selalu harus berurutan.
Contoh:
Perilaku mengikuti KB dilaksanakan oleh seseorang karena tekanan dari lurah
atau kepala desa atau masyarakat disekelilingnya dan orang tersebut ingin
menyesuaikan diri dengan norma yang ada di sekelilingnya . Setelah
melaksanakan praktek KB untuk beberapa lama maka individu tcrsebut
merasakan manfaatnya sehingga mendorongnya untuk menerima perilaku
tersebut dan artinya memutuskan untuk terus mempraktekkannya.
8
I-Iosland. et al ( 1953) mengatakan bahwa perubahan perilaku pad a hakckatnya
sarna dengan proses belajar. Proses perubahan terse but menggambarkan proses
belajar pad a individu yang terdiri dari :
., Stimulus atau rangsangan yang diberikan kepada organisme dapat diterima
atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti
stimulus itu tidak efektifmempengaruhi perilaku individu yang berarti tidak
dapat dilanjutkan lagi.Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti
ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.
,. Apabila stimulus tclah mendapatkan perhatian dari organisme (diterima) maka
ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan pada proses berikutnya .
., Setelah organisme mengolah stimulus tersebut sehingga tcrjadi kesediaan
untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).
r Akhimya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka
stimulus terse but berubah (perubahan pcrilaku).
Se1anjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila
stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula.
Stimulus yang dapat me1ebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan
harus dapat meyakinkan organisme . Dalam meyakinkan organisme ini faktor
reinforcement memegang peranan penting.
Proses perubahan perilaku berdasarkan teori S-O-R ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
TEORJ S-O-R
STIMULUS ~ Organisme
I
Perhatian
Pengertian
Penerimaan
Reaksi
(Pcrllbahan sikap)
Reaksi
(Perllbahan praktck)
~
Dissonance
Pentingnya stimulus xjumlah cognitive dissonance
~z
men m Pentingnya stimulus x jumlah cognitive consonance
en
m-G
%"V Rumus ini menjelaskan bahwa ketidak seimbangan dalam diri seseorang
!:im
1>
yang akan menyebabkan perubahan perilaku disebabkan karena adanya
zr"'
I> kOgrlltifyang tidak seimbang dan sama-sama pentingnya. Hal ini menimbulkan
~
C konflik pada diri individu tersebut.
Contohnya, seorang ibu rumah tangga yang bekerja di kantor. Disuatu pihak
yang baik.
10
Titik berat dari penyelesaian konflik ini adalah penyesuaian diri secara kognj ti f.
Dengan penyesuaian diri ini maka akan terjadi keseimbangan kembali.
Keberhasilan yang ditujukan dengan tercapainya keseimbangan kembali ini
memmjukkan adanya perubahan sikap, dan akhirnya akan teIjadi perubahan
perilaku.
J. Teori FlUlgsi
Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu
tergantung kepada kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat
mengakibatkan perubahan perilaku seseorang adalah apabila stimulus tersebut
dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut. Menurut Kazt
(1960) perilaku dilatar belakangi oleh kebutuhan individu yang bersangkutan.
Kazl berasumsi bahwa :
Perilaku memiliki fungsi instrumental, artinya dapat berfungsi dan
memberikan pelayanan terhadap kebutuhan. Seseorang dapat bertindak
(berperilaku) positifterhadap objek demi pemenuhan kebutuhannya.
Sebaliknya bila obyek tidak dapat memenuhi kebutuhannya maka ia
akan berperilaku negatif Misalnya, orang mau membuatjamban apabila
jamban terse but benar-henar sudah menjadi kebutuhannya.
Perilaku berfungsi sebagai defonce menchanism atau sebagai pertahanan
diri dalam menghadapi lingkungannya. Artinya, dengan perilakunya,
dengan tindakan-tindakannya, manusia dapat melindungi ancaman
ancaman yang datang dari luar. Misalnya, orang dapat menghindari
penyakit demam berdarah, karena penyakit tersebut merupakan
ancaman bagi dirinya.
Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan pemberi arti.
Dalam perannya dengan tindakan itu seseorang senantiasa menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Dengan tindakan sehari-hari terse but
seseorang telah melakukan keputusan-keputusan sehublUlgan dengan
objek atau stimulus yang dihadapi. Pengambilan keputusan yang
mengakibatkan tindakan-tindakan tersebut dilakukan secara spontan
dan dalam waktu yang cepat, tanpa berfikir lama, ia akan bertindak
mengatasi rasa sakit tersebut dengan membeli obat di warung dan
kemudian meminumnya atau tindakan-tindakan lain.
11
Perilaku bcrfungsi sebagai niJai ekspresifdari diri sescorang dalam
l11enjawab suatu situasi. Nilai ekspresifini berasal dari konsep diri
scseorang dan merupakan pencerminan dari hati sanuhari. Oleh scbab
itu, pcrilaku itu dapat mcrupakan layar dimana segala ungkapan diri
seseorang dapat dilihat. Misalnya orang yang sedang marah, senang,
gusar, dan sebagainya dapat dilihat dari perilaku atau tindakannya .
Kurt Lewin (19 70) berpendapal bahwa perilaku adalah sllatu kcadaan yang
seimbang antara kekuatan-kekuatan pendorong (driving force .~) dan
kekuatan-kekuatan penahan (restrainingjorcev PeriJaku itu dapat berubah
apabiJa terjadi ketidak seimbangan antara kedua kekuatan terscbut di dalam
diri seseorang sehingga ada tiga kemungkinan teljadi perubahan perilaku
pada diri sese orang, yakni :
Kckllatan pcnahan
""'~------.
Pcrilakll baru
12
Kekuatan-kekuatan penahan penunUl . Hal ini teIjadi adanya stimulus-stimulus
yang memperlemah kekuatan penahan tersebut.
Misalnya pad a contoh tersebut di atas. Dengan pemberian pengertian kepada
orang tersebut bahwa anak banyak rezeki ban yak adalah kepereayaan yang
salall, maka kekuatan penahan tersebut melemah dan akan teIjadi pembahan
perilaku pada orang tersebut.
Pendorong
Perilaku semula
Penahan . . ..... menumn
'" ~
' - - - - - - -..
Perilaku baru
Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses: adanya stimulus terhadap
organisme, kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skiner ini disebut
teori "S-O-R" atau Stimulus~Organisme~Respons. Skiner membedakan
adanya dua respons, yakni :
13
menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannyadengan
mengadakan pesta, dan sebagainya.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimuli ini, maka perilaku dapat dibcdakan
menjadi dua, yakni :
14
PERILAKU KESEHATAN
Perilaku kesehatan pada dasamya adalah respon sese orang (organisme) terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
Batasan ini mempunyai dua unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau
perangsangan.
Respon atau reaksi manusia., baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap),
maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus
atau rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni sakit dan penyakit, sistem
15
usaha-usaha pemulihan kesehatan setclah sembuh dari suatu penyakit.
Misalnya, melakukan diet, mematuhi anjuran-anjuran doktcr dalam
rangka pemulihan kesehatannya.
Mengaplikasikan batasan perilaku dari Skiner terse but diatas. maka perilaku
kesehatan adalah : Suatu respon scseorang (orgullisme) terhadap stimull/s atau
16
obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan .
makanan dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, periJaku kesehatan
dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yakni :
Seorang ahli lain (Becker, J979) membuat klasi fi kasi lain tentang perilaku
kesehatan ini, yakni :
17
3. [)cri["ku perZln sakit (the Sick Role Behul'ior)
Adalah tindakan atau aktilitas yang dilakukan okh individu yang sedan!:',
sakit untuk mempcroleh kescmbuhan .
18
Sebagai contoh : seorang ibu tidak ikut ber K13 karena tidak punya niat
terhadap KB tersebut (Behavior Intention) . Atau walaupun berniat
tetapi karena tidak adanya dukungan dari lingkungan sekitarnya baik
masyarakat maupun keluarga (Social Support). Atau bisa juga ibu
tersebut belum mendapat informasi yang benar tentang KB sehingga ia
tidak ikut ber KB (Accessebility of Information) atau walaupun ia
tahu tentang manfaat KB tetapi ia tidak mempunyai kebebasan untuk
menentukan karena harus mengikuti nasi hat suami, orang atau mertua
atau orang yang disegani (Personal Autonomy). Karena kondisi atau
keadaan yang tidak memungkinkan dapat juga menyebabkan ihu
tersebut tidak diperbolehkan mengikuti KB misalnya karena kondisi
kesebatan (Action Situation) .
19
III
DASAR-DASAR KOMUNIKASI
Pokok Bahasan
Dasar-Dasar Komunikasi
1
6. Proses pembelaj aran
a. Metode : cn, C urah pendapat, bcrmain peran, simulasi
b. Alat Bantu : OHP, flipchart/whiteboard, spidol
c. Langkah Kegiatan :
komunikasi.
2
Kcgiatan 6 Curah pcndapat (20 menit)
Pengajar mengajak siswa untuk melakukan curah pendapat
tentang komunikasi massa yang efektif. Semua pendapat
siswa dicatat, dianalisa, dan disimpulkan. Pengajar
menjelaskan tentang komunikas i massa yang cfektif.
3
Kegiatan 10 Ceramah Tanyajawab (20)
Pengajar menjeJaskan tentang prinsip dan dasar komunikasi
dengan contoh-contoh, libatkan siswa agar lebih mudah
memahaminya. Selanjutnya tanyakan kepada beberapa
siswa untuk mengetahui apakah yang sudah disampaikan
dapat dimengerti .
DASAR-DASAR KOMUNIKASI
Latar Bclakang
Dari apa yang dikemukakan diatas, terbukti bahwa kegiatan komW1ikasi yang
dilakukan manusia, seringkali dengan tanpa berpikir, sebenamya merupakan
kegiatan pokok dalam kehidupan bermasyarakat.
5
1. Pengertian komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin "Communicare" atau "Communis"
yang berarti menjadi milik bersama, membicarakan sesuatu dengan
seseorang. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha
agar apa yang kita sarnpaikan kepada orang lain tersebutjuga menjadi miliknya.
Artinya, agar menjadi ide, informasi atau pengalaman orang lain terse but (Menurut
Wilbur Schramm).
Bahasa
Bahasa baik yang bersifat lisan maupun tulisan, dan yang dipaharni oleh pihak
pihak yang berkomunikasi.
Isyarat
Misalnya dengan menggerakkan suatu bagian badan seperti kerlingan mata,
menganggukkan kepala, tersenyum, dan sebagainya.
Tanda
Misalnya dalam peraturan lalu lintas: merah berarti berhenti, hijau berarti boleh
jalan, kuning berarti hati-hati, dan sebagainya.
Gambar
Misalnya peta, grafik, garnbar-garnbar lain.
6
2. Tujuan komunikasi
Dipahaminya penyampaian pikiran dan atau permaan dalam bentuk pendapat
atau infonnasi melalui kata-kata, gerak atau isyarat atau simbol, dari pemberi
pesan kepada penerima pesan.
3. Manfaat/fungsi komunikasi
Manfaat komunikasi dapat dilihat dalam hidup pribadi, hubungan dengan
orang lain, di tempat kerja dan dalam masyarakat.
Hidup Pribadi
Melalui komunikasi kita dapat:
Mengungkapkan perasaan dan gagasan kita - komunikasi dapat menjadi
alat kataris untuk melepaskan beban mental dan psikologis sehingga kita
mendapatkan keseimbangan hid up kembali.
Menjelaskan pikiran, isi pikiran dan perilaku kita sendiri.
Semakin mengenal diri - dengan komunikasi kita mengenal isi hati, pikiran
dan perilaku kita dan mendapat umpan balik dari rekan komunikasi kita
tentang emosi, pikiran, kehendak, cita-cita, dan perilaku kita.
Ditempat kerja
Melalui komunikasi kita dapat:
Menjalin hubungan baik dengan rekan kerja di tempat kerja.
Membangun kerja sarna dan sinergi dengan rekan kerja.
7
Memberitahu tentang kerja dan mengarahkan kerja itu sesuai dengan lujuan.
Mengatasi perbedaan pendapat, ketegangan dan konflik.
Dalam masyarakat
Mempersatukan masyarakat.
Mengatasi masalah bersama dalam masyarakat.
Membuat usaha W1tuk kemajuan masyarakat.
Mengusahakan kesejahteraan masyarakat.
Komponen Komunikasi
d. Media/saluran Komunikasi
latah saluran yang dipergunakan W1tuk menyampaikan pesan.
1. Proses komunikasi
Proses komW1ikasi mempakan suatu siklus
Komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan, selanjutnya
komunikan menjadi komunikator, menyampaikan umpan balik kcpada
komunikator yang sekarang menjadi komunikan. Dengan demikian
setemsnya, hingga terjadi kegiatan komunikasi dapat berlangsung.
8
Yang dim aksud dcngan umpan balik ((eedhack) dalam proses komunikasi
ialah apa yangdisampaikan kembali ke kOlmmikatoroleh komunikan. Umpan
balik ini sangat penting dalam proses komunikasi, karena dengan adanya
umpan balik maka komunikator bisa mengetal1ui apakah komunikasi berjalan
seperti diharapkan atau tidak.
a. Kegiatan encoding
lalah kegiatan merumuskan pesan oJeh komunikator sebelum
disampaikan kepada komunikan.
b. Kegiatan decoding
lalah kegiatan menafsirkan pesan oleh komunikan waktu pes an tersebut
diterima.
ENCODING
DECODING
SUMBER ----+
PESAN --.
SALURAN f-----+ PENERIMA
rI Umpanbalik
Agar komunikasi berhasil mencapai tujuan, pesan yang dikirim oleh sumber
haruslah dirumuskan sesuai kemampuan sasaranJpenerima menafsirkannya.
Artinya, agar sasaran bisa menafsirkan pesan terse but seperti yang
dimaksudkan oleh pengirirn pesan, sehingga pesan tidak berubah maknanya.
Misalnya, pesan yang ditujukan untuk kelompok petani yang buta huruf,
haruslah, dirumuskan sedemikian rupa hingga para petani tersebut mampu
menafsirkannya, seperti yang diharapkan oleh pengirim pesan. Untuk ini,
maka pengirim pesan harus mengenal situasi dan kondisi sasaran. Jadi didalam
komunikasi dikatakan bahwa komunikasi akan berhasil, yaitu pesan yang
9
dikirim oleh sumber pesan akan dimengerti oleh sasaran, kalau ada kesamaan
an tara sumber pesan dan sasaran. Kesamaan ini bisa dalam arti kesamaan
pengalarnan, kesamaan pengertian, dan sebagainya.
Selain dari pada itu komunikasi akan lebih berhasil kalau dilaksanakan antara
orang-orang sejenis, rnisalnya di lingkungan para dokter kalau menyangkut
soal kesehatan, di lingkungan para petani kalau menyangkut soal pertanian,
dan lain-lain. Bertolak dari pemikiran inilah, maka di pergunakan kader desa
sebagai perantara atau sebagai jembatan untuk berkomunikasi antara petugas
kesehatan dengan masyarakat desa.
Bentuk Komunikasi
~ Komunikasi langsung
lalah komunikasi tanpa menggunakan suatu media/alat perantara tcknik
yang berupa barang cetak maupun berbentuk alat elektronik . Dalam
kegiatan komunikasi primer, komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan
gerakan yang berarti khusus, dan penggunaan isyarat-isyarat. Misalnya,
kita berbicara langsung kepada seseorang di hadapan kita.
10
tape, piringan hitam dan bllkll mcmungkinkan orang bcrkomllnikasi
dcngan gcncrasi-generasi beri kutnya. (Edl1'(tr(j Sapir).
a . Pengertian
Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran . Oi sini sasaran tidak
bisa atau tidak ada kesempatan untuk memberi umpan balik atau
bertanya. Misalnya :
apa .
A B
Kebaikannya
Komunikasi bisa berlangsung cepat, karena tidak terganggu oleh tanya
jawab yang sering kali berkelanjutan secara bertele-tele, kalau tidak
bijaksana menanganinya.
11
Kejelekannya
Kemungkinan sasaran salah mentafsirkan pesan yang diterima cukup
besar, karena sasaran tidak bisa minta penjelasan.
a. Pengertian
B
A ...- - - - - - B
A~
/
c
Kebaikannya
Mengurangi salah tafsir dan hisa membina keakraban, karena adanya
dialog.
Keje\ekannya
Kalau tidak dikendalikan secara haik, bisa berlarut-larut, hingga makan
waktu banyak.
12
C. Berdasar pada jumlah sasaran, ada empat bentuk komunikasi
yaitu :
~ Komunikasi kelompok
Adalah penyampaian pesan I informasi melalui kelompok, baik yang
sengaja diselenggarakan maupun yang tidak sengaja. Misalnya:
pertemuan tom a, ngobrol di warung.
Komunikasi Massa
13
Charles Wright (J 959) mengidentifikasikan beberapa karakteristik komunikasi
massa sebagai berikut :
,. Komunikasi massa ditujukan kepada sasaran yangjumlahnya bt:sar atau
luas, umumnya terdiri dari berbagai lapisan masyarakat(heterogen) dan tidak
dikenal (anonim).
,. Kegiatannya dilakukan secara cepat dan waktu-waktu tertcntu.
,. Komunikator dilakukan oleh suatu bentuk organisasi.
);> Pesan-pesan disiarkan secara umum (publicy), sering tertentukan waktunya
untuk mencapai sebagian besar sasaran secara serempak (stimulan).
1. Media tercetak atau cetakan, yaitu surat kabar, majalah, buku pamflet,
billboard, dan lain-Iainnya.
2. Media elcktronika, yaitu radio, TV, film, dan sebagainya.
Secara umum, yang dikenal media massa adalah pers, radio, TV, dan film. Syarat
untuk dapat berfungsi sebagai media massa adalah : sifat massal dalam produksinya
sehingga produknya itu mudah didapat oleh banyak orang, dan dengan demikian
harganya relatif begitu murah sehingga diharapkan setiap orang dapat
menikmatinya.
14
apapun yang dapat menghambatnya. Oi sini media massa digambarkan
sebagaijarum raksasa yang menyuntik sa saran yang pasif. Menurut Elihu
Katz : "model ini menurut para peneliti dahulu didasarkan pada anggapan
bahwa :
15
berpengaruh pada sasaran tanpa melalui pemuka pendapat. Bedanya dengan
modeljarum hipodermis adalah:
Model ini mencakup semua model yang dibicarakan terdahulu. Model ini
dikembangkan berdasarkan pengertian bahwa pada kebanyakan komunikasi
terjadi suatu fungsi penyebaran informasi secara estafet kepada sasaran yang
jwnlahnya besar. Artinya, beberapa sasaran mungkin menerima informasi
langsung dari media massa, tetapi beberapa lainnya menerima informasi setelah
informasi terse but melalui beberapa sasaran lainnya.
16
Komunikasi biasanya dilaksanakan dari jarak jauh, tidak berhadap
hadapan.
Selain pesan dalam komunikasi massa harus bertolak dari situasi so sial budaya
dan ekonomi sasaran, pesan juga dikembangkan dengan mempergunakan
bahasa yang mudah dipahami oleh sasaran dan sifatnya umum .
1. Menyebarluaskan informasi
Hal ini sering tidak dirasakan oleh masyarakat. Oi masyarakat di mana orang
sudah terbiasa membaca surat kabar, atau mendengar radio atau melihat
TV, sering tidak menyadari betapa banyaknya mereka telah belajar oleh
media massa tersebut.
2. Memperluas Wawasan
Dengan memperoleh informasi dari media massa maka orang lalu mengetahui
apa yang sedang terjadi di bagian lain daripada dunia ini walaupun orang
tersebut tidak berkunjung ke tempat tersebut. Begitujuga melalui media
massa orang bisa tahu kehidupan masyarakat di tempat lain. Demikianlah
media massa telah memperluas wawasan mereka.
17
5. Dapat mcrubah sikap masyarakal yang tidak bcgitll kual
Kalau sikap yang dimiliki ilu kual dalam dirinya, maka unluk mcrubahnya.
lidak bisa hanya melalui media massa, tetapi harus didukung dengan
komW1ikasi antarpersonal.
18
y Komunikasi nonverbal
Adalah penyampaian informasi tanpa kata, diberikan dengan
menggunakan bahasa isarat atau bahasa tubuh seperti mimik muka ,
gerakan tangan, kontak mata dll.
>- Bimbingan
Adalah menyampaikan informasi yang benar dan menjelaskannya supaya
dipahami, diterima dan diikuti oleh penerima pesan.
>- Edukasi
Adalah menyampaikan informasi yang benar dan menjelaskannya supaya
dipahami, diterima dan diikuti oleh penerima pesan.
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi dengan kenalan, teman. sahabat, atau pacar, satu lawan satu disebut
komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah "interaksi" tatap mllka
antar dua atau beberapa orang. dimana pengirim dapat menyampaikan pesan
.secara langsung. dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara
langsllng pula. Kebanyakan komunikasi interpersonal berbentuk verbal serta
disertai ungkapan-ungkapan non verbal dan dilakukan secara lisan. Cara tertlllis
dilakukan sejauh diperlllkan. misalnya dalam bentuk memo, surat atall catatan.
19
Mampu mcngu bah sikap. kcrercayaan. nilai-nilai. dan pcrilaku orang lain .
Dapat membantu orang lain Lmluk mcngenali dan mel11ecahkan masalah yang
dipahami.
Kelerbukaan
Dalam arti kila harus lcrbuka pada orang-orang yang berinteraksi dengan
kila agar orang lain mcngctahui pendapal. pikiran. dan gagasan kita. Sclain
itujuga ada kcmauan untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain
denganjujurdan tents terang.
Empati
Kecakapan untuk memahami pengertian dan perasaan orang lain tanpa
meninggalkan sudut pandang sendiri ten tang hal yang menjadi bahan
komunikasi.
Tanggap
Dengan sikap tanggap dengan cepat kita akan membaca situasi sosial dimana
kita berada dan tahu apa yang harus dikatakan dan dilakukan, kapan
dikatakan dan dilakukan, serta bagaimana dikatakan dan dilakukan.
Perilaku suportif
Memiliki sifat berfikir terbuka, yaitu ada kemampuan mendengar pendapat
orang yang berbeda dan bersedia menerima pendapat orang lain.
Bersikap yakin
Mempunyai keyakinan diri, dalam arti tidak merasa malu, gugup, atau gelisah
dalam menghadapi orang lain.
Menjaga interal<.si
Mengontrol dan menjaga interaksi agar dapat memuaskan kedua belah pihak,
sehingga tidak seorangpun merasa diabaikan. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara mengatur isi, kelancaran dan arah pembicaraan secara konsisten.
20
Konseling
Pada intinya konseling merupakan usaha dari pihak konselor, yaitu orang
yang membantu untuk menjernihkan masalah orang yang minta bantuan
dengan mendampinginya dalam melihat masalah, memutuskan masalah,
menemukan cara-cara pemecahan yang tepat, dan dalam menemukan cara
yang paling tepat untuk pelaksanaan keputusan itu. Sedangkan orang yang
minta bantuan disebut klien .
Peran konselor adalah mendampingi orang yang minta konsel ing. Dia tidak
mengambil alih atau menggantikan peran orang itu. Maka dia tidak boleh
memerintah atau menyuruh orang untuk berbuat sesuatu betatapun baiknya
menurut penilaiannya. Diajuga tidak boleh mendorong, membujuk mengarahkan
kesuatu cara pemecahan masalah yang menjadi favoritnya . Yang dilaksanakan
adalah agar orang yang minta konseling dapat melihat masalahnya dengan benar,
mernmuskan dengan baik, mencari pemecahan yang mungkin, membantu menilai
cara-cara itu secara obyektif, dan sejauh mana dapat memecahkan masalah.
b. Pclaksanaan
Ada enam langkah dalarn melaksanakan konseling yang biasa disingkat dengan
.. SATUTUJU" yaitu:
21
Tunjukan bah\Ya Anda mcmpcrhatikann ya , bcr scdia
mcnolongnya, dem mau meluangkan \\aktu untuknya.
Tunjukan sikap ramah
Perkenalkan diri dan tugas Anda
Yakinka n dia, bahwa Anda bisa dipercaya, dan menjaga
kerahasiaan
T Tanyakan : Tanyakan, bagaimana keadaannya atau minta klien untuk
mcnyampaikan masalahnya. Dengarkan dcngan pCl1uh
perhatian dan rasa empati .
Tanyakan peluang yang dimilikinya dan hambatan yang
dihadapi.
U Uraikan : Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya atau anda
menganggap perlu diketahuinya agar [cbih memahami
dirinya, keadaan dan dibutuhkannya untuk mcmccahkan
masalah. Dalam menguraikan bisa menggunakan media KIF.
TU Bantu : Bantu klien untuk mencocokan keadaannya dcngan bcrbagai
kemungkinan yang bisa dipilihnya untuk memperbaiki
keadaannya atau mengatasi masalahnya.
J JeJaskan : Beri penjelasan yang lebih lengkap mengenai cara mengatasi
permasalahan yang dihadapi klien dari segi positif dan negatif
serta diskusikan upaya untuk mengatasi hambatan yang
mungkin terjadi. lelaskan berbagai pelayanan yang dapat
dimanfaatkan untuk memecahkan masalah tersebut.
U Ulangi : Ulangi pokok-pokok yang perlu diketahui dan diingatnya.
Yakinkan bahwa anda selalu bersedia mcmbantunya.
22
Komunikasi Efektif
Pesan yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan sasaran atau dirasakan
bermanfaat.
Pesan yang disampaikan dapat dipahami oJeh sasaran.
Waktunya sesuai.
Menggunakan media komunikasi.
Menggunakan metode dan teknik komunikasi yang sesuai .
Mengarah kepada tercapainya tujuan komunikasi.
Terjadi proses timbal balik atau ada umpan balik
Tidak membosankan.
Dilakukan oleh tenaga yang mampu berkomlmikasi dengan baik.
Berdampak kepada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat
Hambatan Komunikasi
1. Keterbatasan Waktu
Sering karena keterbatasan waktu orang tidak berkomunikasi , atau
berkomunikasi secara tergesa-gesa, yang tentunya tidak akan bisa
memenuhi persyaratan-persyaratan komunikasi.
2. Jarak Psikologis
Jarak psikologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status, yaitu status
sosial maupun status dalam pekerjaan. Misalnya, seorang pesuruh akan sui it
berkomunikasi dengan seorang menteri, karena adajarak psikologis, yaitu
pesuruh merasa statusnya terlalu jauh terhadap menteri. Selanj utnya, ada
seorang yang hanya ingin mendengar informasi yang ia senangi saja,
sedangkan informasi lainnya tidak.
23
4. Lingkungan YangTidak Mcndukung
a.Keadaan suhu.
Panas atau dingin akan mengganggu komunikasi .
b.Keadaan ribut.
5. Keadaan Si Komunikator
Keadaan fisik dan perasaan komunikator sangat berpengaruh terhadap
gagalnya komunikasi, misalnya :
Komunikator sedang mempunyai masalah pribadi hingga pikirannya
kacau. Hal ini akan mengakibatkan pesan yang disampaikan Juga
kacau, tidak sistematis hingga membingungkan pendengar/sasaran.
Komunikator sedang sakit,juga mempengaruhi komunikasi. Atau kalau
komunikator mempunyai cacat seperti suara sengau, gagap, dan
sebagainya, akan mengakibatkan pesan yang di sampaikan tidakjelas
tertangkap oleh sasaran.
6. Keadaan Si Penerima
Sarna dengan komunikator, maka keadaan komunikan sangat mempengaruhi
pula komunikasi.
Misal : - Keadaan perasaannya.
- Keadaan fisiknya.
- dan lain-lain.
Prinsip Komunikasi
Prinsip komunikasi secara umum :
I. Tentukan tujuan komunikasi.
2. Pahami isi pesan yang akan disampaikan dalam komunikasi.
3. Samakan persepsi dulu supaya bisa berbicara dalam pengertian yang sarna
mengenai pokok bahasannya.
4. Gunakan aspek komunikasi (verbal, non-vebal, emosional) yang sesuai
dengan tujuan komunikasi dan keadaan atau situasi pemberi dan penerima
pes an. Jangan lupa memperhatikan isi pesannya dan saluran atau media
yang dimanfaatkan.
24
5. Gunakan alat bantu (Iembar lipat, lembar balik , poster, peraga, contoh) bila
diperlukan.
6. Berikan informasi secukupnya, sesuai keadaan dan situasi pemberi dan
penerima pesan. Jangan terlalu singkat atau terlalu banyak sehingga
penerima pesan sukar memahaminya.
Agar proses komunikasi dapat berlangsung dengan baik, ada beberapa dasar
atau prinsip komunikasi :
a. Intention (niat)
b. Attention (minat)
c. Perception (pandangan)
d. Retention (Ie kat)
e. Participation (libat)
a. NIAT (INTENTION)
Prinsip yang pertama ini menyangkut soal :
~ Apa yang disarnpaikan ?
~ Siapa sasarannya ?
~ Apa yang akan dicapainya ?
~ Kapan akan disarnpaikannya ?
Ini merupakan hal dasar, dan penting. Kita harus tahu betul dan menguasai
apa yang akan kita sampaikan kepada orang lain. Hal ini akan menarnbah
kepercayaan diri pada yang menyampaikan pesan alias komunikator.
~ Siapa sasarannya
25
'r Apa yang harus dicapai
Harus dijabarkan secarajelas apa yang ingin dicapai sebagai hasil dari
komunikasi yang akan diadakan, agar nantinya kita bisa menilai apakah
komunikasi yang akan dilaksanakan itu mencapai tujuan atau tidak.
Kalau yang in gin kita dapat dari hasil komunikasi ini adalah sesuatu tindakan
tertentu, maka pertanyaan kita ialah, berapa lama sebelumnya sebaiknya
komunikasi ini dilaksanakan .
a). Kalaujauh-jauh sebelumnya, apakah mereka tidak lupa nantinya hingga
tindakan yang diharapkan tidak terlaksana.
b). Sebaliknya, kalau terlalu dekat, apakah tidak terlalu cepat, hingga mereka
tidak mempunyai cukup waktu atau kesempatan untuk memikirkan dan
melaksanakan kegiatan yang kita harapkan.
Jadi, kapan sebaiknya ?
Pemecahan dalam hal ini tentunya, bahwa komunikasi bisa dilaksanakan lama
sebelumnya, asal diulang-ulang agar tidak lupa.
Jadi jelas, prinsip pertama ini adalah sederhana, namun penting. Bagaimana kita
bisa berkomunikasi dengan baik, kalau niat kita tidak jelas?
26
b. MINAT (ATTENTION)
Apa yang kita komunikasikan haruslah menarik minat atau perhatian orang
yang diajak berkomunikasi, alias sasaran. Kalau tidak, maka apa yang kita
komunikasikan itu tidak akan diperhatikan, hingga jelas tidak akan
berpengaruh apa-apa. Lalu bagaimana caranya menarik minat atau perhatian
seseorang? Untuk ini marilah kita tinjau dan pahami proses bagaimana
seseorang menjadi dasar dan tertarik akan sesuatu di lingkungannya? Kita
memplUlyai pancaindera yang berfimgsi lUltuk melihat, mendengar, mengecap,
merasakan, dan mencium berbagai bau, dengan adanya rangsangan dari
luar. Pancaindera inilah merupakan saluran untuk mengadakan kontak ,
mengenal, dan menyesuaikan diri dengan lingklUlgan kita.
Faktor objektif adalah faktor-faktor yang menyangkut rangsangan yang kita terirna,
yaitu menyangkut :
27
c). Gerakan daripada rangsangan
Sesuatu yang bergerak akan lebih cepat menarik perhatian dari pada yang
dianl .
28
I). Memenuhi kebutuhan kita :
Kebutuhan dalam hal ini bisa :
a). fisiologis
b). psikologis
29
Yang lainnya lagi, hanya bisa mengerti scslIdah yang bcrsangkutan dibcri
kesempatan mencoba . Tetap dapat dikatakan, bahwa sebagian o ran g
a kan mengerti seslldah mencoba mengerjakan sendiri at au sesudah
mengalarni sendiri .
lngatlah ungkapan :
* Jika saya mendengar, saya lupa,
* Jika saya melihat, saya ingat ,
* Jika saya mencoba, saya paham.
Ini dapat dihilangkan dengan makan sayuran daun hijau , yaitu bahan
yang berg izi namun murah, karena bisa ditanam sendiri di pekarangan.
Melihat judulnya, ibu-ibu akan tertarik , dan pasti akan mendengarkan
ceramah ten tang itu , atau pasti akan membaca uraian tersebut, karena
un1umnya semua wanita ingin cantik. Jadi, cantik adalah kebutuhan wanita.
c. PANDANGAN (PERCEPTION)
30
yang kita sampaikan, seperti tafsiran kita. Tetap, sasaran bagaimana pun
juga, akan senantiasa mencoba menafsirkan infOImasi yang diterima memuut
pandangan atau persepsinya sendiri. Jadi, dalam hal ini si komunikator harus
berusaha menyamakan pandangan atau persepsinya sendiri dengan persepsi
sasaran. 1ni dapat dilakukan dengan mempelajari sebaik-baiknya apa latar
belakang sasaran terse but. Misalnya, kalau latar belakang sasaran adalah
petani, maka informasi kesehatan yang akan Anda sampaikan hendaknya
dikaitkan dengan soal-soal pertanian, agar mereka gampang memahaminya,
tidak salah mentafsirkannya.
d LEKAT (RETENTION)
31
hal ini. sckurang-kurangnyajanganlah anda sudah mempunyai nama yang
kurang baik di kalangan sasaran. Ingat, kalau orang sudah scnang pada
Anda, apapun yang Anda katakan tentu diperhatikan.
Menccgahjclding :
Untuk mcnccgah fading ini, maka infonnasi yang disampaikan haruslah
segera dipraktekkan . Ini misalnya bisa dilakukan secara berturut-turut
sebagai berikut :
a). Sampaikan informasi kepada sasaran.
b). Adakan penjajakan (evaluasi) apakah sasaran betul-betul mengerti apa
yang diterimanya. misalnya dengan mengadakan tanya jawab.
c) . Mintalah sa saran mempraktikkannya.
d). Review tentang pelaksanaannya, apakah sudah betu!.
e). Jangan berikan infonnasi baru sebelwn infonnasi yang lama diterapkan
dengan benar.
Mencegah Blocking:
Jika blocking disebabkan karena terlalu padatnya informasi, maka caranya
mencegah, ada beberapa cara :
a). jangan sampaikan terlalu banyak infonnasi dalam suatu waktu
b). beri kesempatan kepada penerima pesan untuk mengendapkan pesan
pesan tadi sebelum pesan-pesan berikutnya disampaikan
c). jangan terlalu ban yak memberi infonnasi yang kurang ada kaitannya
urut-urutannya logis,
singkat
32
Ada pendapat yang mengatakan bahwa informasi yang diberikan pada bagian
permulaan dan bagian akhir dari suatu pesan lebih gampang diingat daripada
yang tersembunyi di tengah-tengah pesan yang disampaikan.
e. LIBAT (PARTICIPATION)
Libat atau partisipasi ini harus selalu diusahakan pada setiap tahap dari proses
komunikasi. Artinya minat bisa dibangkitkan dengan baik dengan melibatkan
sebanyak-banyaknya pancaindera sasaran. Bahkan, kalau bisa, libatkan
sasaran itu sendiri W1tuk berpartisipasi.
Persepsi atau pandangan antara komunikator dan sasaran, diusahakan
agar sama, misalnya dengan cara mengadakan tanya jawab dengan
sasaran. Jadi dengan partisipasi sasaran, lekat alias retensi dicapai dengan
melibatkan sasaran.
33
IV
SERTAMASYARAKAT."ARRIF"
MANAJEMEN PEMBINAAN
PERANSERTAMASYARAKATARRlF
l. Nomor 04
2. Mata Ajaran Manajemen Peranserta "ARRlF"
3. Waktu 2 jam (@ 45 menit)
1
7. Proses Pembelajaran :
a. Metode : Ceramah, Tanyajawab, diskusi, dB
b. Alat Bantu : OHP, slide, flipcart, spidol , dll
c. Langkah-langkah kegiatan
menit).
jawabanltanggapan.
yang disampaikan.
baik.
2
MANA.JEMEN PEMBINAAN PERANSERTA "ARRIF"
Model ini tidak sepenuhnya mengacu pada berbagai teori manajemen pada
umumnya, tetapi lebih menitikberatkan pada apa yang selama ini teIjadi sesuai
dengan siklus manajemen sektoraJ, serta berkaitan dengan fungsi para pembina
peran serta masyarakat di lapangan .
A Analisa
R Rumusan
R Rencana
lntervensi
F Fonun komwUkasi
A Analisis
Dalam tahap ini ada 4 macam analisis, yaitu :
a. Analisis situasi
b. Analisis tingkat pertimbangan
c. Analisis kasus
d. Analisis sumberdaya
3
B. Rlll11usan
Dalam tahap ini ada tiga rwnusan yaitu :
a. Rumusan masalah
b. Rumusan tujuan
c. Rumusan intervensi
R Rencana
Dalam tahap ini ada 2 macam rencana yang dibuat yaitu :
a. Rencana usulan kegiatan
b. Rencana pelaksanaan kegiatan
lntervensi
Pada tahap ini, intervensi kegiatan yang dilakukan amat beragam, sebab
tergantung pada masalah, tujuan yang akan dicapai danjuga kemampuan
para pembina peranserta masyarakat dalam melihat celah, mencari kiat, dan
memilih waktu yang tepat untuk melakukan intervensi . Pada tahap ini
kemampuan dan keuletan para pembina peranserta masyarakat diuj i, apakah
tetap bergairah melanjutkan kiprahnya untuk mengembangkan potensi
masyarakat, atau patah semangat dan mundur secara teratur.
F Forum Komunikasi
Dalam tahap ini ada 2 kegiatan utama, yaitu :
a. Forum untuk melakukan pemantauan
b. Forum untuk melakukan evaluasi
Implementasi tiap tahapan manajemen model ARRIF ini dapat dilihat pada
uraian selanjutnya.
Analisis
a. Analisis Situasi
Analisis situasi pada dasarnya rnenganalisis keadaan yang dicapai saat itu
secara kasar, untuk melihat wilayah/kelompok mana yang sudah memiliki
dan kelompoklwilayah mana yang belum memiliki upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (KBM) . Hasil pengumpulan data di tingkat
Puskesmas, kemudian dilakukan rekapitulasi di tingkat kabupaten, untuk
seterusnya direkapitulasi ditingkat provinsi. Hasil dari analisis situasi ini adalah
2 (dua) kategori unit sasaran, yaitu :
5
Hasil anal isis tingkat perkembangan ini adalah diketahuinya tingkat
perkembangan Posyandu yang bersangkutan. Misalnya : Di Desa
Sukamaju terdapat 100 Posyandu , dengan tingkat perkembangan :
Posyandu pratama 60%, Posyandu madya 20%, Posyandu pumama 15%,
dan Posyandu mandiri 5%.
c. Analisis Kasus
Sebagai contoh anal isis kasus Posyandu. Ada 8 indikator yang digunakan
untuk menentukan tingkat kemandirian Posyandu. Kajian mendalam
terhadap sistem pencatatan dan pelaporan Posyandu yang bersangkutan,
akan dapat diketahui indikator mana yang masih lemah dan mana yang sudah
bagus. Intervensi dilakukan sesuai dengan indikator yang lemah. Misal :
Posyandu tergolong pratama, maka intervensi terbaik adalah latihanlonentasi
kader.
d. Analisis Sumbcrdaya
Analisis peraiatan. dU .
6
Rumusan
a. Rumusan Masalah
Masalah adalah keadaan kesenjangan antara yang diharapkan dengan
kenyataan. Rumusan masalah diperlukan agar dapat ditentukan tujuan yang
akan dicapai. Untuk kegiatan peranserta masyarakat ditetapkan rumusan
masalah mencakup 2 hal, yaitu :
1) Masalah Keterjangkauan
Masalah keterjangkauan adalah kesenjangan antara unit wilayahldesa!
kelompok yang seharusnya dijangkau Posyandu dengan kenyataan yang
ada. Sebagai contoh, bila dalam wilayah puskesmas terdapat sejumlah X
desa yang seharusnya mengembangkan Posyandu, tetapi kenyataannya
baru sejumlah Y desa yang mempunyai Posyandu, maka masalah
keterjangkauannya adalah:
Posyandu Mandiri
b. Rumusan Tujuan
7
1) Rwnusan tujuan untuk meningkatkan keterjangkauan UKBM
Rumusan tujuan merupakan upaya menutup kesenjangan yang
dinyatakan oleh rumusan masalah keterjangkauan, yang disesuaikan
dengan swnberdaya yang dimiliki. Bila swnberdaya terbatas, rumusan
tujuan keteIjangkauan hanya dapat memecahkan sebagian dari masalah
yang ada, namun bila swnberdaya memungkinkan dapat juga dilakukan
upaya pemecahan secara keseluruhan.
Contoh, bila di satu wilayah baru ada 10% Posyandu Mandiri, maka
rumusan tujuannya adalah :
Oengan demikian, rumusan tujuan menjadi konkrit dan bisa diukur sehingga
akan memudahkan sewaktu evaluasi.
c. Rumusan Intervensi
Rencana
9
Pamong desa setempat : RT, RW, kepala desa/lurah.
LSMIOrganisasi kemasyarakatan .
Penyandang dana : dalam negeri dan intemasional.
APBO I,APBO II,APBN.
Oil.
Intervensi
Forum Komunikasi
10
a. Pemantauan
Pemantauan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara antara
lain :
Analisis dari pelaporan yang masuk
Supervisi dan bimbingan teknis
Kajian dari hasil supervisi dan anal isis dari pelaporan tersebut dibahas
dalam forum komunikasi.
b. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pad a awal tahun kalender tingkat desa, kemudian bulan
berikutnya di tingkat puskesmas/kecamatan dan sekitar bulan Mei - April
sampai tingkat kabupaten. Pada saat itu merupakan waktu yang tepat untuk
2 tujuan yaitu :
I. Menyusun rencana usulan kegiatan yang diteruskan kepada pelbagai
sektor yang memungkinkan dapat membantu untuk
menumbuhkembangkan UKBM.
2. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan, yang dilakukan setelah
paket biaya yang diusulkan diperoleh .
Siklus ini berlangsung setiap tahun, sehingga secara teratur kita sebagai
pembina peranserta masyarakat mendapatkan informasi tentangjumlah dan
tingkat perkembangan Posyandu yang dikembangkan.
11
Lampiran: 1
Salah satu ciri dari manajemen model "ARRlF" ini adalah adanya tingkat
perkembangan dari tiap jenis UKBM, yang secara tidak langsung
menunjukkan kualitas dari UKBM yang bersangkutan. BeJum semua UKBM
telah seJesai dirumuskan tingkat perkembangannya. Berikut ini disajikan
uraian tentang tingkat perkembangan masing-masing UKBM dan jenis
intervensinya bagi setiap strata UKBM, misalnya: Posyandu, POD, Polindes,
Poskestren, Dana Sehat.
12
POSYANDU
13
2. Posyandu Madya (Warna Kuning)
Pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali
per-tahun, dengan rata-rata kader tugas lima orang atalllebih. Akan tetapi
clIkuplah program utamanya (KA, KIA, GIZI dan IMUNISASI) masih
rendah, yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian kegiatan posyandu
sudah baik tetapi masih rendah kecukupannya. Untuk ini perlu dilakukan
penggerakan masyarakat secara intensif, serta penambahan program yang
sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
14
4. Posyandu Mandiri (Wama Biru)
Posyandu yang sudah sampai pada tingkat mandiri ini berarti sudah dapat
melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah
bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih
dari 50% KK.
Untuk posyandu tingkat ini, intervensinya adalah pembinaan dana sehat,
yaitu diarahkan agar dana sehat tersebut menggunakan prinsip lKPM.
Catalan:
lumlah indikator utama tersebut di atas tidaklah mutlak. Bagi daerah
yang relatif tertinggal, jumlah indikator utama dapat dikurangi.
Sebaiknya bagi daerah yang maju dan menginginkan indikator yang
lebih banyak, dapat menambah indikator utama sesuai dengan kondisi
daerah.
lenis indikator tiap indikator utama merupakan indikator program terpilih.
Sebagai contoh bila indikator imurusasi lengkap adalah campak, maka
untuk cukupan imunisasi yang digunakan adalah campak. Namun
demikian., tetap diberi keleluasaan lU1tuk memilih atau menambah. Sebagai
contoh, dapat menggunakan KIA bila satu daerah menganggap indikator
Kl belum cukup dapat menggunakan K4 sebagai tambahan indikator.
Nilai batas dari indikator terpilihjuga tid ak kaku. Bagi daerah yang
maju cakupan imunisasinya, nilai batas 50% mungkin terlalu rendah,
sehingga dapat dinaikkan menjadi 70% misalnya.
Batasan yang tidak bisa ditawar adalah posyandu tingkat mandiri, yang
harus ditandai lebih dari 50% KK di wilayah tersebut telah menjadi
anggota Dana Sehat.
15
Polindes atall Pondok Bersalin Desa merupakan salah satu bentuk peranscrta
masyarakat dalarn menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk KB di desa. Polindes hanya dapat
dirintis di desa yang te1ah mempunyai bidan yang tinggal di desa yang
bersangkutan. Scbagai bent uk peranserta masyarakat, Polindes dikelola oleh
pamong setempat, dan dimotori oleh bidan, karena Polindes merupakan
pelayanan profesi kebidanan.
Kader masyarakat yang terkait dengan Polindes adalah dukun bayi. Karena itu
Polindes dimanfaatkan pula sebagai sarana W1tllk meningkatkan kemitraan dengan
dukun bayi dalarn pertolongan persalinan. Kader posyandu dapat pula berperan
dalam Polindes, misalnya dalam melaksanakan penggerakan sasaran dan
penyuluhan. Selain itu, dapatjuga kegiatan posyandu dilaksanakan pada tempat
yang sarna dengan Polindes.
16
Tabel2. Tingkat Perkembangan Polindes
17
Catatan:
Jwnlah indikator utama tersebut di atas tidaklah mutlak. Bagi daerah yang
relatiftcrtinggal,jwnlah indikator utama dapat dikurangi . Sebaiknya bagi
daerah yang maju dan menginginkan indikator yang lcbih banyak. dapat
menambah indikator utama sesuai dengan kondisi daerah.
Demikian pula dengan cuI or(point-nya, bagi daerah yang maju dapat
meningkatkan cakupan, misalnya : cakupan persalinan di Polindes
masuk strata mandiri bila angkanya > 50%.
18
Pos Obat Desa (POD)
Pos obat desa adalah salah satu bentuk peranserta masyarakat berupa upaya
pengobatan sederhana bersumber daya masyarakat. POD merupakan bentuk
operasional pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKM) khususnya
dalam melaksanakan unsur :
Penyediaan obat sederhana
Penanggulangan penyakit ringan setempat
19
Obat-ohatan yang digunakan pada POD adalah obat generik golongan obat
bebas dan hebas terbatas. serta obat khllsus yang disusun oleh pemerintah.
Untuk nama obat, disesllaikan dengan nama yang sesuai dengan peruntukan.
Sebagai contoh adalah : obat panas, obat sakit kepala. obat cacing.
20
Dana Sehat
Dana sehat sudah lama dikembangkan di Indonesia jauh sebelum program JKPM
dicanangkan. Sejak pendekatan PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa) digunakan pada tahun 1974, dana sehat telahmulai marak meski masih
dalam bentuk yang seder han a, misalnya : jimpitan beras, sumbangan keluarga
untuk PMT (pemberian makanan tambahan) balita, arisan jamban keluarga., arisan
rumah sehat, dll.
21
Pcmeliharaan Rawatjalan Rawat jalan Rawat jalan Rawat Rawat jalan dan
kesehatan Puskesmas Puskesmas Puskesmas ja lan dan rawat inap Jan
rawat inap persallnan
dan
persal inan
22
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang memiliki warga belajar
yang disebut santri. Para santri inijumlahnya banyak, sehingga diharapkan para
alumnus pondok pesantren (para santri) terse but tidak saj a mahir di bidang agama,
tetapi merekajuga mahir menjadi inovator di dalam pembangunan kesehatan.
Tingkat Perkembangan
Indikator
Pratama Madya Pumama Mandiri
Jumlah anggota <5 6-10 11-1 5 > IS kah
Pelaksanaan krida 1 kali 2 kali 3 kaJi > 3 kali
Jangkauan kegiatan Inlern pesanlren Antar organisasi Masyarakal
Jangkauan pelayanan promosi 1 2 >2 >2
sid rehabilitatif
Penggalian sumber dana - + + +
Cakupan dana sehat <50% <50% <50% >50%
23
1. Pendahuluan
g. Memperlancar komunikasi,dll.
1
1) Dari aspek bentuk umum pcnggunaannya:
Bahan baeaan: Modul, buku rujukanlbaeaan, folder, leaflet,
majalah, bulletin,dll.
Alat peraga; Poster tunggal, poster seri, flipehart, tranparan ,
slide. Fiim,dll.
1). Media cetak, yai tu suatu media statis dan mengutamakan pesan
pesan visual. Media eetak pada umumnya terdiri dari gambaran
sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna .
Adapun maeam-macamnya adalah : Poster, L:;(lfk '. Brosur,
Majalah, Surat Kabar, Lembar Balik, Sticker,Parnf1et, d!!
2
2). Media elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis dapat
dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat
bantu elektronik.
Adapun macam-macam media tersebut adalah: Televisi, radio, film,
video film, kaset, CO, YCO, dll.
3
b. Kelem J hannya: Biaya lcbih tinggi, sedikit rumit, ada yang
memerlukan listrik, ada yang memcrlukan alat canggih untuk
produksinya, perlu persiapan matang, pcralatan sclalu
berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan,
perlu terampil dalam pengoperasian, dll.
4
demografi atau bahkan politik. Dan melihal program serta
pendukung-pendukung apa saja yang telah tersedia.
Memilih institusi, organisasi atau LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat) yang mampu mendukung program dengan
melihat kemampuan internal dan eksternal dari organisasi
tersebut.
Sasaran komunikasi yang tersedia, untuk menetapkan
media dan sarana yang telah tersedia dan yang telah di
laksanakan.
5
6) Menulis rencana kegiatan: baik bulanan, triwulanan atau
tahunan. Juga tulis indikator-indikator untuk memonitor
keluaranlout put.
7) Perencanaan anggaran: termasuk anggaran personalia,
pencetakan media, pretest, revisi, pelatihan tugas lapangan,
logistik, biaya perjalanan, evaluasi, dan lain-lain.
8) Bagan organisasi atau perencanaan manajemen dengan
pembagian tugas dan tanggungjawab yang terisi .
6
Adanya tes ulang bahan-bah an sebelum diproduksi ulang untuk
meyakinkan daya muat adalah masih efisien dan efektif. Semua
pelaksana pengembangan media di semua tingkatan harus siap
mengikuti keadaan dan memuat perubahan-perubahan sebagai hasil
dari testing
7
l::valuasi mengukur dampak kegialan dari segi sasaran dan lujuan yang
hendak dicapai. Dapat dilihat dari perubahan pengetahuan, sikap, dan
perilaku yang menetap dari sasaran potensial, provide, staf KIE dan
kelompok-kelompok berpengaruh lainnya.
8
Perkiraan sumber yang dapat mendukung di masa yang akan
datang.
Rancangan ulang kegiatan komunikasi secara kontinu.
Daur ulang data hasil penilaian ke dalam yang baru.
VI
KONSEP DASAR PEMASA.RAN SOSIAL
PEMASARAN SOSIALOALAM BIOANG KESEHATAN
I. PEMASARAN SOSIAL
1
Bagan Bauran Pemasaran Sosial
Produk J
1
Harga
H Konswnen ~
~
Tempat
Promosi
A. Konsumen
pandangan, nilai, dan kebutuhan sendiri. Oleh karena itu, penelitian dimulai
sub kelompok yang lebih homogen yang memiliki kesamaan kebutuhan dan
2
Khalayak sasaran tersier : Sasaran penunjang yang turut menentukan
keberhasilan program, seperti para pengambil keputusan, penyandang
dana dan orang-orang yang berpengaruh untuk itu.
B. Produk
Produk tidak selalu berbentuk benda nyata yang dapat dilihat dan diraba
seperti kapsul vitamin A, tablet besi, bahan makanan surnber vitamin A, dan
lainnya. Produk dapat pula berupa pelayanan kesehatan seperti penimbangan
balita, pemeriksaan kehamilan, imunisasi, atau juga dalarn bentuk ide/gagasan
seperti berhenti merokok, kesegaranjasmanijantung sehat, dan lainnya.
Produk inilah yang kemudian dipasarkan, sehingga berlangsung proses
pertukaran dengan kelompok sasaran.
Ide
Sikap
Nilai
Tindakan
Produk sosial Praktik
Perilaku
Produk nyata
C. Harga
Hambatan dan rasa keberatan perlu diketahui dan dicari cara mengatasinya,
sehingga terjadi kemudahan. Penetapan harga tentu tidak dapat terlepas
dari ketiga unsur pemasaran lainnya, karena sebagai suatu kesatuan tiap
unsur saling mempengaruhi, dan turnt menentukan besarnya harga yang harus
dibayar oleh konsumen.
4
D. Tempat
Model saluran distribusi untuk produk sosial yang nyata secara fisik dan
tidak nyata (tangible dan Intangible) dapat dilihat pada bagan berikut :
Tanpa
Saluran
Change I .1
Agent r.- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - . Adop'" 1
I
~EJ
Satu
Change
Sa luran
I
. Agent .r-----------------------~
Pengecer
1
Dua
Saluran
~~
l Distrihutor t-I-------------.j1 Pengecer H Adopter I
Tiga Change
Pengecer Adopter
Saluran Agent
~
Social
Marketer
Inovator Later
Other
Social +
L..._ _ _ _ _ _ _ _
L./
__A_d_o_p_,e_r_~lP'"
Mar~k_e_te_r___________L_a_in_n_Y_a______L_a_"Jnya
6
E. Promosi
Panduan media yang akan digunakan ditentukan atas hasil riset pasar, media
mana yang pal ing disukai dan sering digunakan khalayak sasaran. Paduan
media ditentukan berdasarkan dayajangkau dan frekuensi media tersebut,
manfaat tiap media yang dipilih serta biaya tiap media, sehingga diperoleh
paduan media yang efektif dan efisien.
7
III. LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGEMBANGKAN
KEGIATAN PEMASARAN SOSIAL
1. Riset Formatif
8
manfaatkan, berapa kaJi, kapan, dan hi buran apa serta peristiwa
keagamaan atau budaya apa yang mereka hadiri. Berdasarkan ke semua
itu kita kembangkan strategi kegiatan kita.
2. Penyusunan Strategi
9
Kita akan menggunakan kata-kata dan tokoh yang tertuang dalam
strategi untuk meyakinkan ibu-ibu agar mau melaksanakannya.
Semua pertanyaan yang dipunyai ibu-ibu, seperti yang tergambar
pad a hasil riset formatif berupa sikap negatif dan hambatan yang
mungkin menghalanginya untuk berbuat, hendaknya bisa terjawab .
Kini kita menulis strategi kreatif dan media. Kita menuliskan ini
walaupun kita akan melaksanakan kegiatan kreati f at au
melaksanakan kegiatan media kita sendiri. Arahan tertulis ini penting
walaupun pelaksanaannya dilakukan instansi lain atau biro iklan.
Arahan ini menyimpulkan tujuan dan maksud kegiatan, gambaran
rinci data ekonomi, sosial, dan geografis daerah kegiatan serta daftar
10
kelompok sasaran primer, sekunder, dan tersier dan gan1baran keadaan
mereka.
Bagian kedua dari arahan itu berupa uraian ten tang kelompok sasaran,
dan kegiatan yang ditujukan pada tiap kelompok sasaran, pesan-pesan
yang harus diterima tiap kelompok sasaran, semua keengganan yang
diketahui dan menghambat penerimaan dan bagaimana rasa keberatan
itu diatasi dan tokoh yang dapat diterima kelompok sasaran.
Sangat dirasakan lU1tuk menggW1akan ahli kreatif dan ahli media, apakah
itu orang yang berpengalaman di bidangnya, lembaga konsultan atau
biro iklan untuk membuat bahan-bahan media . Bila media massa
11
digunakan, perencanaan media yang matang disertai pcngalokasian aklu
d an pemanrauan sangat diperlukan. Biasanya m ere ka di bayar
berdasarkan tarif komersial untuk produksi dan penyiarannya .
Kelompok kreatif dan media hams benar-benar mendapat arahan, baik
itu ahli dari luar atau tenaga yang ada di dalarn sendiri .
Perencanaan media yang rinci dan biaya yang diperlukan juga terrnasuk.
Rencana tersebut harus menunjukkan jangkauan yang memadai
terhadap semua kelompok sasaran dengan frekuensi yang memadai dan
biaya yang paling sesuai. Beberapa kemungkinan paduan media bisa
diajukan dalarn pemhicaraan. Biro iklan khususnya merupakan sumber
informasi yang baik untuk perencanaan media. Berdasarkan hasil
penelitian, misalnya, mereka tahu semua stasiun radio dan program yang
ada dan pada waktu ibu-ibu desa paling banyak mendengarkan dan
berapa banyak.
12
juga biaya kegiatan komponen komunikasi yang dilakukan kader dibuat
perkiraannya. Perkiraan yang samajuga dibllat lmtukjalur komunikasi
formal dan informal lain, sehingga bi aya yang diperlukan bisa
dibandingkan, dan bisa diketahui paduan media mana yang efektif dan
eflsien.
8. Memperbaiki Bahan
13
memastikan bahan perbaikan yang telah dibuat dapat diterima kelompok
sasaran.
9. Penyempumaan Program
kontrol.
VI
12. Orientasi dan Pelatihan
~
m Sebelum kegiatan dilaksanakan. kader dilatih, dan semua sektor scrta
i:~
0 kelompok masyarakat yang terlibatjuga dilatih atau diberi orientasi
enZ tentang peran mereka.
!>en
~!;
zo
en!>
oen 14
en!>
-:::a
!>
r
13. Melaksanakan Kegiatan
15
IV. FAKTOR PENENTU DALAM PEMASARAN SOSIAL
1. Manajemen
2. Konsumen
16
3. Kelompok Sasaran
4. Identitas
5. Manfaat
17
6. Biaya
7. Ketersediaan
Sudah tentu tidak satu promosi pun akan berhasil bila produk atau
pelayanan yang dipromosikan tidak bisa diperoleh . Promosi Oral it.
bila Oralitnya tidak mudah diperoleh, sudah tentu merupakan
pemborosan biaya saja . Manajer pemasaran sosial karena itu harus
memastikan bahwa produknya memang bisa diperoleh sebelum
promosi dilancarkan.Karena hal itu merupakan bagian yang
menentukan keberhasilan bagian pemasaran.
8. Saluran Komunikasi
18
pemanfaatan media disusun untuk mencapai kelompok sasaran sebanyak
mungkin dan sesering mungkin dengan biaya yang tersedia Paduan media
yang dipergunakan tergantung pada saluran komunikasi baik secara tidak
langsung melalui media, maupun secara langsung melalui pelaksana di
jajaran kesehatan dan di masyarakat yang bisa diperoleh serta ekonomis
danmantap.
10. Evaluasi
19
dilaksanakan. Pengwnpulan data dilaksanakan di kedua tempat tersebut,
secara kuantitatif.
terJalu kecil untuk dapat gambaran nyata berapa banyak ibu yang
20
VII
Kalau kita berbicara tentang Promosi Kesehatan tentunya tidak lepas juga
terhadap Strategi dan metode yang akan digunakan di dalarn melakukan Promosi
Kesehatan. Untuk itu kita perlu mengetahui denganjelas strategi dan metode
apa yang dikenal di dalam promosi kesehatan, untuk jelasnya kita akan
menguraikan secara jelas strategi dan metode yang sering menjadi isu menarik
bagi pelaksana promosi kesehatan di lapangan.
lsu dirasakan oleh para pelaku promosi kesehatan antara lain adalall bagaimana
para pelaku promosi kesehatan dapat bekerja dengan masyarakat, dan apa
kekuatan dan kelemahannya dalarn melakukan pendekatan dan pengembangan
kepada masyarakat ? Perilaku apa yang mempengaruhj kesehatan dan bagaimana
kita dapat membantu masyarakat untuk berubah perilakunya ? apakah efektif
dalam menggunakan media massa ? bagaimana perspektif masyarakat dapat
menerima kegiatan promosi kesehatan ?
Untuk itulah dari gambaran terse but diatas strategi dan metode promosi
Kesehatan terdiri dari:
a. Kemitraan- bekerja sarna.
b. Bekerja untuk Kesehatan masyarakat.
c. Bekerja dengan masyarakat dan pengembangan masyarakat.
d. Membantu masyarakat untuk mengubah peri Jaku.
e. Menggunakan media massa.
Ada tigajalan untuk mencapai kesehatan lebih baik melalui Kemitraan, yaitu :
I . Pemerintah pusat.
2. Pemerintah daerah.
1
3. Para pengelola kesehatan.
4. Swasta yang terkait kesehatan.
5. Para profesional pemerhati kesehatan.
6. Kelompok Organisasi Masyarakat (NGO,dll).
7. Mass Media.
8. Pendidikan.
Proses ini semua dikenal dengan proses kerja sarna (col/aboration) intersektoral.
Definisi:
Ada banyak macam bentuk yang dikenal atau yang digunakan untuk bekerja
sarna untuk meningkatkan kesehatan masyarakat walaupun sering digunakan
tapi hal tersebut dapat kita bedakan satu sarna lainnya:
Kernitraan adalah kerja sama antara para mitra (pemerintah pusat,
pemerintah daerah dan swasta lokal serta masyarakat umum lainnya). Hal
itu untuk menyarnakan kekuatan yang dipunyai bersarna, saling transparansi
dan saling menguntungkan.
Kesepakatan dan kontrak pelayanan antara para mitra yang membuat
saling bertanggungjawab untuk peningkatan kesehatan.
Multiagency adalah organisasi secara wnwn sarna seperti sektor kesehatan.
sosial dan pendidikan yang mana semuanya memberikan pelayanan kepada
masyarakat luas.
Intersektor rnencakup semua sektor termasuk sektor wnwn, swasta (bisnis
dan komersial) dan kelompok sosial.
Kerja sarna Multidisiplin hal ini berlaku digunakan untuk melakukan kerja
sama dengan perbedaan peraturan at au fungsinya didalam organisasi yang
sarna atau sektor lain.
Perencanaan bersama didalam organisasi atau dengan sektor lain setuju
dengan tujuan yang sarna dan bertemu secara berkala untuk mengembangkan
dan melaksanakan perencanaan bersarna.
2
Kellilumgannya adalah :
a. Hal ini akan membawa organisasi dan kelompok secara bersama yang
secara normal tidak mempunyai aturan atau arah ke promosi kesehatan
akan memfokuskan pada kesehatan secara holistik dan tidak selalu
berorientasi pelayanan pengobatan saja.
b. Dapat mengembangkan pengetahuan organisasi dan dapat mengerti satu
sarna lain, membantu kejelasan peraturan dan mencegah persaingan.
c. Kerjasarna perencanaan dalam pelayanan merupakan dasar gambaran
kebutuhan lokal secara komprehensif. Ini akan membantu menghilangkan
hambatan yang ada.
d. Meyakinkan ketepatan pelayanan pada sasaran berdasarkan kebutuhan
masyarakat.
e. Bekerja dalam kemitraan dapat menggunakan sumber daya yang efektif.
f Dapat meyakinkan bahwa pesan yang diberikan pad a masyarakat sarna,
tidak menimbulkan konflik.
g. Penyebab masalah dapat ditanggulangi secara mendasar, bukan sekedar
gejala saja, dan kesadaran akan penyebab-penyebab yang dapat
menyebabkan penyakit dapat meningkat.
Hambatan-hambatan :
a. Harnbatan dalarn komitmen pada tingkat pengambil keputusan.
b. Perbedaan dalam pandangan atau harapan.
c. Tantangan profesional khususnya apabila ada perbedaan dalam status.
d. Ketidak seimbangan dalam memberikan kontribusi untuk sumberdaya,
dll.
e. Pengeluaran dari mitra yang bam.
Bagaimana Melakukannya:
Hams ada kemampuan secara umum dalam bekerja sarna untuk. memberikan
keberhasilan kemitraan, yaitu : Komunikasi, partisipasi dalam pcrtemuan,
3
mengembangkan konscp kcrja dan waktu serta kerjasama dalam
kelompok kerja.
promosi kesehatan.
Definisi:
Media Promosi Kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan
pesan atau infonnasi yang ingin disampaikan o1eh komunikator, baik itu melalui
media cetak, elektronika (TV, Radio, komputer.dll.) dan media luar ruang,
sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan
dapat berubah perilakunya ke arah positifterhadap kesehatan.
bulletin,dll.
film,dll.
sclebaran,dll .
6
c. Aspek sifat perangkat:
Perangkat keras (hardware) : Projector (Slide. Film. Over H('([d).
Video playet:tape recorder
Perangkat lunak (s oftware) : Slide li/m. Audio Cassete. Video jilm.
./ilm. tramparan,dll.
d. Pembagian secara garis besar, definisi, kelebihan dan kelemahannya :
1. Media cetak, yaitu suatu media statis dan mcngutamakan pesan-pesan
visual. Media eetak pada ummnnya terdiri dari gcffilbaran sejumlah kata.
gam bar atau foto dalam tata warna.
Adapun maeam-maeamnya adalah :
a. Poster.
b. Leaflet.
e. Brosur.
d. Majalah .
e. Surat kabar.
f. Lembar balik.
g. Stiker, pamflet, dll.
Tahanlama.
Mempermudah pemahaman.
b. Kelemahan:
Media ini tidak dapat menstimul i r efek suara dan efek gerak.
Mudah terlipat.
7
2. Media elektronika yaitll suatu media bergerak dan dinamis dapat
dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu
elektronika.
Adapun macam-macam media tersebut adalah :
a. TV
b. Radio .
c. Film .
d. Video film.
e. Kaset.
f. CD.
g. VCO.
h. 011.
Scdikit rumit.
Perlll listrik .
dU.
8
3. Media luar ruang yaitll media y:lng mC\1)'ampaikan pesannya dilliar
ruang seeara UmlilTI melalui media celak dan clektronika secan.l statis.
a. Papan reklame yaitu poster dalam lIkllran besar yang dapat dilihat
secara llmum di pex:ialanan.
b. Spandllk yaitu suatll pesan dalam bentuk tlliisan dan disertai
gambar yang dibuat diatas seearik kain dengan lIkuran tergantung
kebutuhan dan dipasang disuatu tempat strategi agar dapat dilihat
oleh semua orang.
c. Pamcran.
d. Banner.
c. TV layar lebar. dl!.
9
Bagaimana Merancang Mengembangan Media Promosi Kesehatan ?
Media promosi kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan
informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan
sasaran sehingga sasaran tahu, mau dan mampu untuk berubah perilaku sesuai
dengan pesan yang disampaikan . Untuk hal itu diperlukan langkah-langkah
rancangan pengembangan media promosi kesehatan sesuai dengan :
10
Sebclum 11l~:dia promosi kesehatan dilul1c Ll rJ,Clll hendaknya periL!
menglll1lplil kan data sasman scperLi:
a. Data karaktcristik perilaku khalayak sasaran
h. Data cpidcmiologi.
c. Data demograli.
d. Data geografi.
c . Data psikologi.
produk mereka. perusahaan. individu atau apa saja dalam alarn pikiran mercka
Posifioning bukan sesuatu ycmg anda lakukan terhadap produk tetapi sesuatu
Hal ini bukan strategi produk tetapi strategi komunjkasi. Disini berhubungan
otaknya .
Sesuatu citra bisa kaya makna atau sederhana saja . Sebaiknya citra bisa
bembah-ubah dan dinamis. Citra bisa diterima secara homogen dan sarna.
11
Tujuannya adalah memperoleh sejumlah atribut yang dianggap penting
oleh khalayak sasaran.
e. Menentukan posisi pesaing.
Mengetahui posisi yang diduduki oleh pesaing dilihat dari berbagai
sudut pandang.
d. Menganalisis preferensi khalayak sasaran.
Yaitu mengetahui posisi yang dikehendaki oleh khalayak sasaran terhadap
suatu produk tertentu.
e. Menentukan posisi merek produk sendiri .
Penentuan posisi merek yang akan kitajual harus mempertimbangkan
Hal-hal sebagai berikut :
Analisis ekonomi
Komitmen terhadap segmen pasar.
Jangan mengadakan perubahan yang penting.
Pertimbangkan simbol-simbol produk.
f Ikuti perkembangan posisi.
Seeara berkala posisi produk harus ditinjau dan dinilai kembali apakah
masih coeok dengan keadaan.
12
I. LATAR BELAKANG
Deklarasi Alma Ata pada tahun 1978 menghasilkan strategi utama dalam
pencapaian Kesehatan Bagi Semua (Health For All) melalui Pelayanan
Kesehatan Dasar (Primary Health Care). Salah satu komponen didalam
pclayanan kesehatan dasar itu adalnh pendidikan kesehatan, yang di
Indones ia disebut dengan PenYllluh Kesehatan. Dalam pelaksanaannya
pendidikan/pen)'llluhan kesehatan ternyata kurang mampu mewujudkan
pcrilnku sehat bagi masyarakat, temyata hanya terfokus kepada perubahan
perilakll, kurang memperhatikan upaya perubahan lingkungan (fisik, biologik
dan sosial).
Tahun 1980, mlllai disadari bahwa pendidikan kesehatan saja tidak cukup
berdaya llntllk mengubah perilaku masyarakat. Pendidikan kesehatan harus
disertai dengan upaya peningkatan kesehatan. Kesadaran akan hal ini
menimbulkan munculnya paradigma baru kesehatan masyarakat, yang
mengllbah pendidikan kesehatan me~adi promosi kesehatan.
13
Pada tahun 1986, di Ottawa - Kanada, berlangsung Konferensi Jnternasional
Promosi Kesehatan yang menghasilkan piagam Ottawa (Ollawa Charter)
Piagam ini menjadi acuan bagi penyelenggaraan promosi kesehatan di dunia,
termasuk di Indonesia. Aktivitas utama promosi kesehatan menurut Piagam
Ottawa adalah Advokasi (Advocating), Pemberdayaan (Enah/ing) dan
Mediasi (Mediating).
14
5. Reorientasi p~layanan kcsehatan (Reorient Health Service.\). Al1inya
mengllbah oricntasi pelayanan kesehatan agar lebih mengutamakan
lIpaya promotifdan preventiL tanpa mengcsampingkan lIpaya kuratif
dan rehabilitatif.
15
16
d. Pemberdayaan dilakukan sesuai dengan kO lldisi dan budaya setempat,
sclUngga Promosi kcschatan diwarnai sllasana lokal.
17
2. Misi Promosi Kesehatan
Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, maka Misi Nasional Promosi
Kesehatan adalah :
1. Memberdayakan individu, keluarga dan kelompok
kelompok dalam masyarakat, baik melalui pendekatan individu
dan keluarga maupun melalui pengorganisasian dan penggerakan
masyarakat.
18
Scdangkan sasaran atau tujuan khususnya adala h :
1. Individu dan Kcluarga :
Memperoleh informasi kesehatan rnelalui berbagai saluran baik
langsung rnaupun mclalui media massa.
Mempunyai pcngetahuan, kemauan dan kemampuan untuk
memel ihara, meni ngkatkan dan melindwlgi kesehatannya.
Mempraktekan Perilaku Hidup Bcrsih dan Sehat (PHBS) menuju
kcJuarga atau rumah tangga sehat.
Mengupayakan paling sedikit salah scorang menjadi kader
kesehatan bagi keluarganya.
Berperan akti f dalam upaya / kegiatan kesehatan.
kesehatan.
sehat.
masyarakat.
perilaku sehat.
kegiatan kesehatan.
19
5. Lembaga Pemerintah I Politisi I Swasta
PeduJi dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan
20
A. Pengertian
a. Usaha mempengaruhi kebijakan publik / pengambil keputusan dengan
melalui berbagai macam bentuk komunikasi persuasif.
B. Tujuan Advokasi :
a. Mendapatkan duk\.U1gan, baik dalam bentuk kebijakan lisan atau tertulis,
dalam bentuk Surat Keputusan, Surat Edaran, himbauan, pembentukan
kelembagaan, ketersediaan dana, sarana, tenaga.
C. Sasaran Advokasi :
I. Pengambil keputusan tingkat Pusat, seperti : OPR (Kornisi 7), Menteri,
Oirjen Oepartemen terkait, BAPPENAS, Lembaga Donor (WHO,
World Bank UNICEF, ADB), Organisasi Profesi, LSM Nasional &
Intemasional, Partai Politik.
21
J PC11s<ll1lbil kebijakan tingkat Propinsi, scpCrli I)PRl)/ Komisi I:.
BAPPEDA Gllbcrnllr dan Asi s t~n Kcscjahteraan Rakyat. Kcpala
Dinas Kesehatan lingkat L Lembaga Donor, Organisasi Profesi, LSM.
Institllsi Pendidikan, Institllsi Kcschatan. dan Non Kcschatan. Lcmbaga
Swastallndllstri. Partai Politik .
22
Saluran lll1tuk mencapai pengambil keputusan
Apakah mau berbicara dalam mendukung masalah di masyarakat
ataupun melalui media massa ?
23
2. Dcbat
3. Dialog
lIarnpir sarna dengan debat, dialog lcbih tepat digunakan sehagai
teknik advokasi dalam menj angkau kelompok..
4. Negosiasi
Yaitu teknik advokasi yang mcnghasilkan kesepakatan.
S. Petisi / Resolusi
Teknik advokasi dcngan membuat pcrnyataan tcrtulis yang lchih
besar tekanannya apabila merupakan hasil dari musyawarah / rapat,
denganjumlah peserta yang besar (kuantitatif dan kualitatif) dan
diblow-up melalui media massa.
6. Mobilisasi
Yaitu teknik advokasi yang menggunakan kekuatan massa /
orang.
Misal : demo, pawai , parade, unjuk rasa, safari , dll
Kegiatan ini mudah mengundang media massa untuk memblow
upnya.
24
g. Indikator Keberhasilan
Untuk mengukur keberhasilan advokasi dapat dilihat adanya
tanggapan/respon para individu dan publik dalam bentuk :
I . Adanya peraturan, surat keputusan, surat edaran, instruksi, himbauan
dan dukungan sarana, tenaga.
2. Adanya anggaran dari APBD II atau sumber lain yang rutin dan
dinamis untuk pelaksanaan kegiatan.
3. Adanyajadwal koordinasi dan pemantauan pelaksanaan kegiatan.
4 . Kemampuan pengambil keputusan dalam menjelaskan setiap
kegiatan upaya kesehatan .
5. Terbentuk dan fungsinya kelompok kerja.
25
A. Pengcrtian
Yaitu menjalin kemitraan wltuk pcmbentukan opini publik dcngan bcrbagai
kelompok opini yang ada di masyarakat (toma. Toga, LSM. dunia usaha/
swasta, organisasi proresi. pemerintah, dll). sehingga dapat mcnciptak,m opini
publik yang jujur, tcrbuka sesLlai dengan norma, situasi. dan kondi s i
masyarakat.
B. Tujuan
!\danya anjuran dan contoh positirdari pctugas kesehatan atau PCl11uka
masyarakat.
Adanya dukungan lembaga-lembaga masyarakat.
Adanya dukungan media massalpembuat opini umum.
Adanya kesiapan penyelenggara kesehatan dan sektor terkait.
Tersedianya sasaran dan sumberdaya lainnya.
C. Sasaran
a. Tenaga Profesional Kesehatan
b. Institusi Pelayanan Kesehatan
c. Organisasi Massa (pemuda, wanita, agama)
d. Organisasi Profesi Kesehatan
c. Lembaga Swadaya Masyarakat
26
E. Langkah-Langkah Pelaksanaan
27
F~ Indikator Kebcrhasilan
1. Ada peningkatanjumlah kcgiatan danjaringan kemitraan
2. Ada (i.)fl1l11 komunikasi
Go Contoh Kcgiatan
I. Adi.Ulya forum bcrsanla <U1tara Departcmcn KcschatcU1 RI dcngan Forum
Komuni kasi LSM AIDS se-Jabotabck (l"KJ nPA).
2. Adanya bantuan pcngadaan jamban dari Tim penggerak PKK
Kabupaten Tangerang daJam rangka mendukung program PI lBS di
tatanan Rumah Tangga.
3. Adanya peraturan diJarang merokok bagi scluruh gedung pcrkantoran
pemerintah.
4. Pertemuan dengan tokoh-tokoh agama (MU!, PGl. PHD!. WAr ,UBI)
untuk penyuluhan bersanla pentingnya hidup bersih dan sehat bagi umat
pada acara-acara keagamaan (kJlotbah Jumat, Hari Minggu, dan lain
lain).
5. Pertemuan dengan tokoh-tokoh agama Islanl untuk membahas progranl
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan GJB (Gerakan Jumat Bcrsih).
28
I. Pengertian.
Yaitu memberi kemampuan kepada individu/kelompok untuk
memberdayakan sasaran primer dan sekunder agar berperan aktif dalanl
kegiatan kesehatan.
Cara menumbuhkan & mengembangkan norma yang membuat
masyarakat mampu berperilaku sehat.
II. Tujuan
1. Meningkatnya perilaku sehat di masyarakat.
2. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan di
masyarakat.
III. Sasaran
1. Masyarakat secara perorangan, dan kelompok.
2. Masyarakat pengguna.
3. Tokoh masyarakat yang menjadi panutan.
4. Karyawan.
V. I .angkah-Langkah Pclaksanaan
CIerakan masyarakat atau pemberdayaan masyarakat adalah suatu
pcndekatan kcpada sasaran primer lmtuk meningkatkan kemandirian individu,
kelompok, dan masyarakal agar berkembang kcsadaran, kemauan dan
kemampuan dibidang kesehatan keluarganya.
29
Dalam I11claksanakal1 pCl110erdayaan kclllarga ada:) lal1gbh po kok yang
harus dilaksanak2m, yaitll :
1. Pcndckatan Tokoh Masyarakat
J Diagnosis l11asalah kcsehatan olch l11asyarakat
.). l~crul11usan upaya penanggulangan l11asalah kcsehatan olch l11asyarakat
.-1-. Pclaksanaan kegiatan pcnanggulangan masalah kesehatan okh
masyarakat
5. Pcmbinaan dan pcngcmbangan
30
31
32
4. Pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan oleh
masyarakat
Pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan oleh
masyarakat, merupakan rangkaian penerapan kegiatan dari rencana
yang telah disusun. Rangkaian kegiatan ini dapat betjangka waktu
pendek, sedang, dan lama. Namun minimall tahun berjalan hams
diadakan pellilaian. Jellis kegiatan bervariasi mulai dari yang sangat
sederhana sampai yang rumit, semua tergantung pada kesepakatan
yang diambil dalam musyawarah masyarakat.
33
Supervisi
Banyak hasil penilaian mengungkapkan bahwa supervisi petugas
amat menentukan tingkat keberhasiran program . Oleh karena itu,
supervisi seeara berkala perlu dilakukan . Bila mcmungkinkan,
supervisi ke bawah sebaiknya dikembangkan menjadi suatu sistem
penilaian yang utuh.
34
Fonun komwUkasi
Fonun komwUkasi antarpetugas lintas program dan sektor di tingkat
Kabupaten maupun Kecamatan merupakan wahana pemantauan
yang baik. Pada fonun ini dapat dibahas rencana supervisi terpadu,
hasil supervisi dari petugas yang turun ke lapangan, sekaligus dapat
membahas upaya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
ditemui di lapangan. Forum komunikasi inijuga perlu dibentuk
sebagai wadah berkumpulnya pelaksana pembangunan desa dengan
tokoh masyarakat baik formal maupun nonformal. Dalam forum ini
pelaksana pembangunan desa dapat menyampaikan pelaksanaan
rencana kegiatan yang telah disusun, hambatan-hambatan serta
keberhasilan yang telah dicapai. Forum ini sekaligus sebagai wadah
untuk. pemecahan masalah, menyempurnakan rencana yang disusun,
dan lain-lain sehingga pemantauan dan penilaian oleh masyarakat
sendiri berfungsi.
35
VI. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
A. Pernantauan
Pemantauan promosi kesehatan, yaitu suatu upaya yang secara sistematis dan
terus menerus dilakukan untuk melihat apakah kegiatan promosi kesehatan yang
sedang dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan.
o KIA
0 Gizi
0 Kesling
0 Gayahidup
0 JPKM
0 dU.
Media elektronik
o FIlm
o Radio spot, sandiwara radio, obrolan, dan lain-lain.
Media cetak.
o Poster
o Leaflet
o Booklet
36
o Lembarbalik(f1ipchart)
o Kalender
o Sticker, dan lain-lain.
Media tradisional
o Skenario/pesan yang dititi pkan melalui media tradisional.
37
2. Cara Memantau
Pemantauan dapat dilaksanakan dengan :
Menganajisis laporan dan data sekunder yang terkait dengan promosi
kesehatan
Menganalisis Profil Promosi Kesehatan
Pengamatan langsung :
Wawancara
Diskusi kelompok terarah
3. Petugas pemantau
Yang bertanggungjawab dalam promosi kesehatan
Yang melaksanakan promosi kesehatan, baik dati lintas program, lintas
sektor, LSM Swasta. organisasi masyarakat atau organisasi profesi .
B. EvaJuasi
Ada beberapa tipe evaluasi yaitu evaluasi input, proses, hasil dan evaluasi
dampak. Evaluasi input dan proses serupa dengan pemantauan input dan
proses. Yang akan dibahas disini adalah evaluasi hasil, sebab evaluasi darnpak
merupakan evaluasijangka panjang.
Ada beberapa indikator yang dapat dijadikan petunjuk untuk melaksanakan
evaluasi promosi kesehatan, yaitu:
38
39
2. Cara mengevaluasi ?
Pengamatan langsLmg di lapangan
Wawancara
Diskusi Kelompok Terarah
Survei cepat
40
VIII
(PHBS)
Pokok Bahasan
6. Proses Pembelajaran
6.1. Metode Ceramah dan tanyajawab
6.3 . Langkahkegiatan:
Kegiatan 1 Perkenalan (10 menit)
1
Kegiatan 2 Ccramah dcln tanyajawab (60 menit)
Fasilitator menjelaskan materi dan memberikan
kcscmpatan kepada mahasiswa untuk mengajukan
bcberapa pertanyaan, fasilitator mcmberikan
jawabanJtanggapan.
Kegiatan 3 Ceramah dan tanyajawab (60 menit)
Fasilitator menjelaskan tentang matcri yang
disampaikan, memberikan kcsempatan kepada
mahasiswa untuk mengajukan beberapa
pertanyaan, kemudian fasilitator memberikan
jawabanJtanggapan.
Kegiatan 4
Rangkuman materi (10 menit)
Kegiatan 5
Evaluasi (10 menit)
Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan kunci
untuk dijawab oleh mahasiswa . Apabi la
mahasiswa dapat menjawab dengan benar, maka
proses pembelajaran berarti berjalan dengan baik .
BABI
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
Seiring dengan cepatnya perkembangan dalarn era globalisasi, serta adanya transisi
demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat perilaku
dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya
3
cendenmg akaJl scmakin kompleks. Perbaikan pada lingkung.m dan merekayasa
kcpendlldukan at au taktor keturumm, tetapi perlu memperhatikan faktor peri lakll
yang secara teoritis memiliki andi130-35 % terhadap derajat kesehatan. Mengingat
dampak dari perilaku tcrhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan
berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat mcnjadi sehat. Salah
satllnya mclalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Hasilnya sampai tahun 200 1 tenaga kesehatan yang telah terlatih PHBS tingkat
provinsi 100 % (30 provinsi), 76% kabupatenlkota, 71,3 % puskesmas.
Pencapaian klasifikasi III dan IV (1998) 38,89% tatanan rumah tangga, 50%
institusi pendidikan, 33,3% tatanan tempat keIja, 35,3% tatanan tempat umum.
4
B. KERANGKA KONSEP PHBS
Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tPHBS) di tiap tatanan,
diperlukan pengelolaan program PHBS melalui tahap pengkajian ,
perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan
penilaian. Selanjutnya kembali lagi proses semula. Untuk lebih jelasnya
digambarkan dalam bagan berikut ini :
~ngkajIV
Pemantauan
I \------
Perencanaan
Penilaian
Selanjutnya dalam program promosi kesehatan dikenal adanya model pengkaj ian
dan penindaklanjutan antara intervensi (presede proceed model) yang diadaptasi
dari konsep LWGreen. Model ini mengkaji masalah perilaku manusia dan faktor
faktor yang mempengaruhi, serta menindaklanjuti dengan berusaha mengubah,
memelihara atau meningkatkan perilaku tersebut kearah yang Iebih positif. Proses
pengkajian mengikuti arah panah dari kanan ke kiri, sedangkan proses
penindaklanjutan dilakukan dari kiri ke kanan.
5
BABII
PENGELOLAANPROGRAMPHBS
A. TAHAP PENGKAJIAN
7
Bcrapa lama mengerjakannya
SclanjL1lIlya dilakukan stratcgi komunikasi PHBS, yang meliputi antara lain
pesan dan media yang akan dikcmbangkan, mctode apa saja yang
digunakan, pclatihan yang perlu dilaksanakan, dan menginventarisasi scktor
mana saja yang dapat mendukung PHBS untuk kemudian dilakukan
keIjasama dan advokasi kemitraan.
B. TAHAPPERENCANAAN
Penyusllnan rencana kegiatan PHBS guna menentukan tujllan, dan strategi
promosi PHBS.
Adaplln langkah-langkah perencanaan sebagai berikut :
1. Mencntukan tujuan
Berdasarkan kegiatan pengkajian PHBS dapat ditentllkan klasifikasi
PHBS wilayah maupun klasifikasi PHBS tatanan, maka dapat
ditentukan masalah perilaku kesehatan masyarakat di tiap tatan an dan
8
wilayah. Selanjutnya, berdasarkan masalah perilaku kesehatan dan hasil
pengkaj ian swnber daya PKM, ditentukan tujuan yang akan dicapai untuk
mengatasi masalah PHBS yang telah ditentukan atau dipilih.
9
Gerakan masyarakat. kegiatan m~mpersiapkan dan
mcnggcrakkan slimber daya, mulai mempcrsiapkan petu gas,
pengadaan media sarana. Kegiatan ini secara kompreh.:nsif
harus ada dalam pcrcncamuLn namWl Wltuk mcnentukan kegiatan
apa yang lcbih besar daya ungkitnya ditentukan hasil pengka jian.
3. Mcmbuatjadwal kegiatan
Setelah ditentukan intervensi terpilih, dibuatjadwal kegiatan intervensi
seJama satu bulan atau sesuai dengan sumber daya yang ada. ladwal
kegiatan scbaiknya dibahas pada pcrtemuan lintas program! sektor agar
menjadi kesepakatan bersama dan dapat dilaksanakan secara terintef,.JTasi.
10
1. Pemantauan
Untuk mengetahui problTam PHBS telah berjalan dan memberikan hasil
atau dampak seperti yang diharapkan. maka perlu dilakukan
pemantauan. Waktu pemantauan dapat dilakukan secara berkala atau
pada pertemuan bulanan. Topik bahasannya adalah kegiatan yang telah
dan akan dilaksanakan dikaitkan denganjadwal kegiatan yang telah
disepakati bersama. Selanjutnya kendala-kendala yang muncul perlu
dibahas dan dicari solusinya.
Cara pemantauan dapat dilaksanakan dengan melakukan kunjungan
lapangan ke tiap tatatan at au dengan melihat buku kegiatanllaporan
kegiatan intervensi penyuluhan PHBS.
2. Penilaian
Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah dirancang
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian dilaksanakan oleh
pengelola PHBS lintas program dan lintas sektor. Penilaian PHBS meliputi
masukan, proses dan luaran kegiatan. Misalnyajumlah tenaga terlatih
PHBS, media yang telah dikembangkan, frekuensi, dan cakupan
penyuluhan.
Waktu penilaian dapat dilakukan pada setiap tahun dan setiap dua tahun.
Caranya dengan membandingkan data dasar PHBS dibandingkan
dengan data PHBS hasil evaluasi selanjutnya menilai kecenderungan
masing-masing indikator apakah mengalami peningkatan atau penurunan,
mengkaji penyebab masalah dan melakukan pemecahannya, kemudian
merencanakan intervensi berdasarkan data hasil evaluasi PHBS. Hasilnya
yang dicapai pada tahap pemantauan dan penilaian adalah : Pelaksanaan
program PHBS sesuai rencana, adanya pembinaan untuk mencegah
terjadinya penyimpangan, adanya upayajalan keluar apabila terjadi
kemacetanlhambatan, adanya peningkatan program PHBS.
11
INDIKATOR PHBS DALAM SPM
A. PENGERTIAN
C. DEFINISIOPERASIONAL
1. Persentase Rumah Tangga Sehat
1.1.Pengertian:
Catatan khusus:
Apabila dalam rumah tangga tersebllt tidak ada ibll yang pemah
12
1.2.Dcfinisi Operasional :
Pe~ntase Rwnah Tangga Sehat adalah Proporsi Rwnah Tangga yang
memenuhi 10 indikator. yaitu :
13
Tersediaj c. mban Rwnah tangga menggunakan jamban dengan
septik tank atau lubang penampungan
sebagai pembuangan akhir.
Catatan khllsus:
Khusus untuk kondisi rumah tangga yang tidak ada ibu melahirkan
dan balita, DO menjadi Proporsi Rumah Tangga yang memenuhi
8 indikator.
b) PembiJang:
llimiah Rumah Tangga Sehat di satu wilayah pada kurlln
waktu tertentll.
c) Pcnyebut :
lumlah seluruh Rumah Tangga yang di SLlrvei di satu wilayah
pada kurun waktu tertentu.
d) Ukuran konstanta :
Persentase ( % ).
c) Contoh perhitungan :
Jumlah RumahTanggayangdi sllrvei di satu wilayah : 21 0 RT
.Tumlah Rumah Tangga schat dengan 10 indikator ada 200
RT.
14
200
Persentase RT Sehat di wilayah tersebut = - - X 100 % =95 %
210
1.4. Sumber data:
Hasil pengkajian kuantitatifrumah tangga sehat dengan metode sillVei cepat.
Hasil pemetaanrumah tangga sehat secara nasional (melalui Susenas)
kurun 3 tahunan sebagai rujukan.
1.5. Rujukan :
a. Pedoman Promosi Kesehatan Daerah (Sedang disusun oleh
Puspromkes ).
1.6. Target:
1) Target 2005 = 30 %
2) Target 2010 = 65 %.
15
2. Pcrscntase Bayi j ang mcnaapat ASI Eksklusif
2.1. Pengertian
Bayi yang mendapat AS! Eksklusifadalah bayi yang hanya mendapat
ASI lanpa membcrikan makanan dan minuman ,lain sejak lahir sampai
bayi berusia 6 bulan di salu wilayah kerja pad a kurun waktu tertentu,
2.4.Cara PcrhitunganlRumus :
a. Rumus:
Jumlah bayi usia 0-6 bin yang
Mendapat hanya ASI
% cakupan AS I Eksklusif = -------------------------------------------------X 100%
Jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan
b. Pembilang:
lumlah bayi usia 0-6 bIn yang hanya mendapat ASI saja sejak lahir
sampai usia 6 bulan di satu wilayah keIja pada kurun waktu tertentu.
c. Pcnyebut:
.Iumlah seluruh bayi usia 0-6 bin disatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu yang sarna.
d. UkuraniKonstanta :
Persentase ( % ).
e. Contoh Perhitungan:
1umlah bayi usia 0-6 bulan yang mendapat hanya AS} saja di satu
wilayah Kab/Kota tahun 2003 = 5000 orang.
16
Jumlah seluruh bayi usia 0 - 6 bulan di satu wilayah Kab/Kota =
15.000 orang.
33,3 %.
2.6. Rujukan :
1) Buku Strategi Nasional Peningkatan Pemberian ASI Tahun 2002.
2) Kep Menkes No. 450/Menkes/SKJIV12004 tentang Pemberian
ASI secara Eksklusifpada bayi di Indonesia.
3) Pedoman Peningkatan Penggunaan ASI (PP-ASI).
2.7.Target :
Tahun 2005 = 40 %
Tahun 2010 = 80 %
program:
17
4. Pengl!mpulan dataASI Eksklusif.
5. Sosialisasi KIE ASI Eksklusif.
6 . Pembinaan Teknis (Kunjungan lapangan , pencetakanl
pelaporan, evaluasi).
18
b. Pcmbilang:
JwnJah desa gararn beryodiwn baik disatu wilayah keIja pada kurun
waktu tertentu.
c. Penycbut :
Jumlah seluruh desa disatu wilayah kerja pad a kurun waktu yang
sarna.
d. UkuranIKonstanta :
Persentase ( % ).
e. Contoh Perhitungan :
lumlah desa dengan garam beryodium baik di kab/kota X = 755
dcsa pad a tahun 2003.
lumlah seluruh desa di kab/kota X tahun 2003 = 1000 desa. %
desadengan garam beryodium baik = 755/1000 x 100 %= 75,5%.
3.5. Rujukan :
a. Pedoman Promosi Kesehatan Daerah (Sedang disusun Pusat
Promkes).
b. Pedoman pemantauan garam beryodium di tingkat masyarakat,
Depkes RI 2001.
c. Panduan Penegakan Norma Sosial Peningkatan Konsumsi Garam
Beryodium, Tim Penanggulangan GAKYTahun 2002.
3.6. Target:
a. Target tahun 2005 = 65 %
b. Target tahun 2010 = 90 %.
19
3.7. Langkah Kegh ta n :
a. Langkah kcgiatao mendapatkan data :
1. Menghitung Jumlah seluruh desa di satu wiJayah kerjaJ
administrasi.
2 . Menghi tW1g j um lah desa dengan garam beryod ium baik.
3. Menetapkan status desa (beryodi um baik atau tidak)
4. Menghitung JurnJah desa yang beryodiurn baik
5. Menghitung dengan rurnus (contoh perhltungan).
b. l.;angkah kegiatan meningkatkan pelaksanaan program :
I. Pendataan sasaran dcsa (Baseline data).
2. Perencanaan kebutuhan anggaran kegiatan promosilKlE.
3. Pelatihan dan kegiatan promosi KIE garam beryodiurn .
4. Pengadaan media KIE garam beryodium .
5. Monitoring dan evaIuasi.
4.2.Definisi Operasional
Persentase Posyandu Purnama adalah lumlah PosyanduPurnama di
satu wilayah kerja dibanding dengan selumh Posyandu yang ada di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
4.3.Cara Perhitungan/Rumus
a. Rumus :
JUIllIah Posyandu Purnallla
% Posyandll PlIrnallla ~ ---------------------------------------------------- X 100 %
lumlah seillruh posyandll.
20
b. Pembilang :
lwnlah Posyandu Pwnarna di satu wilayah kerja pada kunm
waktu tertentu
c. Penyebut:
lwnlah seluruh Posyandu di satu wilayah kerja ada kunm waktu
tertentu yang sarna.
d. UkuranlKonstanta:
Persentase (%).
e. Contoh Perhitungan :
lwnlah seluruh Posyandu di satu wilayah ke~ja ada = 75 buah.
lwnlah Posyandu Purnarna di satu wilayah kerja ada = 30 buah.
Persentasi Posyandu Purnama = 30175 X 100 % = 40 %.
4.5. Rujukan :
a. Pedoman ARRIF (Manajemen ARRlF).
b. Pedoman revitalisasi Posyandu.
4.6. Target
a. Target 2005 = 25 %
b. Target 2010 = 40 %
21
b. Langkah kcgiatan mcningkatkan pcnyclcnggaraan program :
1. Pengembangan,
2 . Pelayanan,
3 . Pencatatan,
5 . Peiatihan.
22
IX
2010
Pokok Bahasan
4. TI K Mahasiswa memahami :
a. Latar belakang perlunya kernitraan dalam
promosikesehatan
b. Pelaku dan peran rnitra
c. Bentuk dan mekanisme keIja
d. Langkah-Iangkah kernitraan
e. Kiat-kiat kemitraan dan indikator keberhasilan
6. Proses Pembelajaran :
6.1. Metode : Ceramah dan tanya j awab
6.2 . Alat bantu : OHP, slide, spidol, dll.
6.3. Langkah kegiatan :
Kegiatan I : Perkenalan (l0 menit)
Fasilitator melakukan 'perkenalanJpencairan dan
menjelaskan tujuan pembelajaran.
Kegiatan 2 : Ceramah dan tanyajawab (60 menit)
Fasilitator menjelaskan materi dan memberikan
kesempatan kepada para mahasiswa untuk mengajukan
1
beberapa pertanyaan dan fasiJitator memberikan
jawabanltanggapan.
Kegiatan 3 Ceramah dan tanyajawab (60 menit)
Fasilitator menjelaskan materi dan memberikan
kesempatan kepada para mahasiswa untuk
mengajukan beberapa pertanyaan dan fasilitator
memberikan jawabanltanggapan.
IX
~
-m
Z3:
!CI_
0-1
Z::a
Nm:l>
cen:l>
~-Z
0:1>
en 3:
mm 2
:::z::Z
!i~
c
PEDOMAN KEMITRAAN
SDMPROMKES
TUJUAN :
I . Semua mitra memahami konsep-konsep kemitraan menuju IS 2010
2. Mau bermitra untuk mendukung pencapaian IS 2010
JUDUL:
SISTEMATIKA :
I. Pendahuluan
II. Pelaku Kemitraan dan Peran Mitra
III. Kiat-Kiat Bermitra
IV. Bentuk. dan Mekanisme KeIja
V. Langkah-Iangkah Kemitraan
VI. Indikator Keberhasilan Kemitraan
VII. Penutup
3
BABI
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
4
mikro, Paradigma Schat berarti pcmbangunan kesehatan lebih menekankan
pad a upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan lIpaya kuratif
dan rehabilitatif.
Sesllai Parad igma Sehat d itetapkan Visi Indonesia Sellat 20 I 0, yaitu gambaran
masyarakat Indonesia di masa depan pendudllknya hidup dalam lingkungan
sehat. mempunyai perilaku sehat atau budaya sehat, mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Berkaitan dengan Paradigma sehat dan Visi Indonesia sehat 2010, maka
pembangunan kesehatan tidak dapat dilakukan sendiri oleh sektor kesehatan ,
melainkan harus dilakukan secara kemitraan oleh semua sektor dan segenap
potensi masyarakat, termasuk lembaga swadaya masyarakat, organisasi
kemasyarakatan, organisasi profesi, dan kalangan swasta.
5
pembangunan kesehatan. Skala makro, yaitu tercapainya pembudayaan
kemandirian hidup bersih dan sehat sebagai salah satu prasyarat sumber daya
berkualitas yang meletakkan kesehatan di dalam arus tengah pembangunan
nasional.
B. PENGERTIAN
f. Kemitraan adaiah suatll bentuk ikatan bersama antara dua atau iebih
pihak yang bekerjasama untuk mencapai tlljuan dengan cara bcrbagi
kewenangan dan tanggung jawab dalam bidang kesehatan, saling
mempercayai, berbagi pengeioiaan, investasi dan sLlmber daya lIntuk
program kesehatan, memperoleh kellntllngan bersama : _~ri kegiatan yang
diiakllkan.
g. Promosi kesehatan menurut Green dan 01/050n ( 1998) adalah
kombinasi berbagai dukungan menyangkllt pendidikan, organisasi,
kebijakan dan peratllran perundangan lIntuk perllbahan iingkungan dan
peri laku yang menguntungkan kesehatan.
Sedangkan Promosi Kesehatan selama ini mendefinisikan Promosi
Kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya .
C. TUJUAN KEMITRAAN
A. Tujuan Umum :
Meningkatkan percepatan, efektivitas, dan efisiensi upaya kesehatan untuk
mencapai Indonesia Sehat 20 10.
B. Tujuan Khusus :
I. Menyamakan persepsi dan meningkatkan pemahaman tentang kemitraan
untuk mencapai Indonesia Sehat 2010.
2. Memperluas wawasan dalam mengadakan kemitraan.
3. Mengembangkan gagasan pembangunan kesehatan agar efektif dan
efisien.
4. Menggalang sumber daya baik tenaga, dana, dan sarana.
5. Menjalinjaringan kemitraan dibidang pembangunan kesehatan.
BABII
PELAKU KEMITRAAN
A. PELAKU KEMITRAAN
B. PERAN MITRA
8
Fasilitator: memfasilitasi, memberi kemudahan sehingga kegiatan
kemitraan dapat berjalan lancar.
Anggota aktif: berperan sebagai anggota kemitraan yang aktif.
Pcserta kreatif: sebagai peserta kegiatan kemitraan yang kreatif.
Pemasok input teknis : memberi masukan teknis (Program Kesehatan).
Dukungan sumber daya : memberi dukungan sumber daya sesuai
keadaan, masalah, dan potensi yang ada.
BAB III
KIAT- KIAT BERMITRA
A. PRINSIP DASAR
B. LANDASAN KEMITRAAN
C. KUNCI KEBERHASILAN
Dari berbagai pengalaman kemitraan baik secara global dan lokal, maka
diketahui beberapa kunci sukses kemitraan sebagai berikut:
1. Adanya komitmen/kesepakatan bersama
2. Adanya kerjasama yang harmonis
3. Adanya koordinasi yang baik
4. Adanya kepercayaan antarmitra
5. Adanya kejelasan tujuan yang akan dicapai
6. Adanya kejelasan peran dan fungsi dari masing-masing mitra
11
BABIV
BENTUKDAN
MEKANISME KERJA
A. BENTUK KEMITRAAN
12
DUNIA USAHA
PEMERINTAH
f~
~
-.... P
EJ~
p .....
..... .
~
1
P
1 t
~Ir
/
EJ EJ .\
L \ ~Ir
LSM/ORMAS 4
PROFESIONAL
13
Keterangan
..
Sektor
. : Saling bekerjasama
: Sektor-sektor pada pemerintah
P : Program-program dalam sektor
Yangdimaksud :
Aliansi: .... . ..., contoh : ...
Koal isi : .. .. .... . , contoh : .. .... ..
Jejaring : .... .. .. ., contoh : ... .. .. ..
Konsorsium : . . . . ... .. , contoh : . .... .
Koperasi : ........ . , contoh : ..... .. .... ..
14
lntervensi c1apat dilakukan dengan mengkaji kebutuhan peneiitian, pembuatan
menjual kepada pemilik sumber dana (sponsor atau lintas sektor lainnya).
15
Agar kegiatan kemitraan berjalan efektif dan efisien, antar mitra perlu
melakukan koordinasi. Koordinasi dapat dilakukan secara vertikal dan
horizontal. Penataan mekanisme kerja secara vertikal artinya harus tersedia
pengaturan mekanisme kerja yangjelas dan lengkap antara berbagai in stitusi
terkait pada berbagaijcnjangadministrasi mulai dari tingkat pusat, provinsi ,
kabupaten dan kecamatan. Penataan mekanisme kerja secara horizontal, artinya
harus tersedia pengaturan mekanisme kerja yang jelas dan lengkap antara
institusi terkait pada satujenjang administrasi.
16
BABV
LANGKAH-LANGKAH KEMITRAAN
17
BABVI
INDlKATOR KEBERHASILAN
KEMITRAAN
18
BABVII
PENUTUP
19
Contoh - Contoh kemitraan:
8eberapa LSM ini (yang tergabung dalam forum) melakukan kegiatan dalam
penanggulangan masalah merokok. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
1. Advokasi kepada berbagai penentu kebijakan, ten tang:
Pembatasan Iklan Rokok
Kenaikan cukai rokok untuk mengurangi konsumsi rokok
Penurunan Tar dan Nikotin
Pemberlakuan Kawasan Tanpa Rokok di tempat umum dan tempat
kerja.
2. Penggalakan/sosialisasi Kawasan Tanpa Rokok
3. Pengawasan Iklan Rokok bersama dengan YLKI.
20
Dalam menjalankan kegiatan, masing-masing anggota mempunyai persepsi dan
tujuan yang sama dalam menanggulangi masalah merokok, mempunyai peran
yangjelas dan mendapatkan keuntungan sesuai peran dan kontribusinya.
Lintas program terkait, seperti Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Pusat Promosi
21
Masing-masing institusi yang terlibat memplU1yai peran yangjelas sesuai dengan
tugas pokok masing-masing, daJam mencapai tujuan yang sarna yaitu "Garam
Beryodium untuk Semua tahun 2005".
22
yang perlu diatasi. Masing-masing mitra yang terlibat mempunyai peran yang
jelas sehingga dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan peran yang telah
disepakati. Peran pusat ialah menyiapkan modul dan materi pelatihan
sedangkan provinsi mengatur akomodasi, administrasi dan kelancaran proses
pelatihan. Dalam kegiatan seperti ini prinsip-prinsip kemitraan Pedoman
Kemitraan Menuju Indonesia Sehat 20 10 kesetaraan, keterbukaan dan saling
menguntungkan diterapkan, sehingga semua pihak yang bermitra merasa puas
atau dapat dikatakan win-win solus/ion atau iam oke you are oke.
23
X
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI
BIDANG KESEHATAN
MATAAJARAN
KESEHATAN
I Nomor
2 Mata Ajaran Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan
3 Waktu 2 jam (@ 45 menit)
1
e. Pembinaan dan pengembangan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan
7 Proses Pembelajaran
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DI BIDANG KESEHATAN
A. Latar Belakang
3
Untuk mcnccgah hal tersebut, maka dipandang perlu pcrul11usan rambu
rambu generik pemberdayaan masyarakat dan keluarga.
1. Pengertian Pemberdayaan
4
dapat mencakup pada ruang bidang aspek sosial, ekonomi kesehatan,
politik dan budaya.
5
d. Kapasitas organisasi loka!, kaitannya dcngan kcmampu,m hckcrja
sama, mengorganisir warga masyarakat , scrta mCl110hilisas i
sumberdaya untuk memeeahkan masalah- masalah yang mcrcka
hadapi .
c. Syarat tereapainya tujuan pembcrdayaan masyarakat.
6
).> Yang dimaksud dengan kapasitas adalah kemampuan (individu,
kelompok, organisasi dan kelembagaan yang lain) untuk memmjukan
I memerankan fungsinya secara efektif, efisien, dan berkelanjutan.
" Kapasitas bukanlah sesuatu yang pasif, melainkan proses yang
berkelanjutan.
).>- Pengembangan kapasitas sumberdaya manusia merupakan pusat
pengembangan kapasitas .
., Yang dimaksud dcngan kelembagaan, tidak terbatas dalam arti
sempit (kelompok, perkilll1pulan atau organisasi),tetapijuga dalam
arti luas, menyangkut perilaku ,nilai-nilai, dll.
~ Pengakuan kapasitas, mencakup penguatan kapasita<; setiap individu
(warga masyarakat), kapasitas kelembagaan (organisasi dan nilai
nilai perilaku), dan kapasitasjejaring (networking) dengan lembaga
ini dan interaksi dengan sistem yang lebih luas.
7
3. Mcngcmbangkan goto ng royong
Pengembangan potensi masyarakat mel alui iasilitas dan mo ti vasi
diupayakan agar selalu bcrpegang teguh pada prinsip memperkuat dan
mengembangkan budaya "gotong royong", berat sarna dipikul, ringan
sarna dijinjing, yang telah membudaya di kalangan masyarakat. Berbagai
bentuk kegotong royongan ini perlu terus dikembangkan, agar pada era
globalisasi ini tetap dapat terwujud, meskipun harus disesuaikan dengan
perkembangan jarnan.
7. Desentralisasi
Upaya pemberdayaan masyarakat sangat berkaitan dengan kultur budaya
setempat, karena itu segala bentuk pengambilan keputllsan harus
diserahkan ke tingkat operasionai agar tetap sesuai dengan kultur budaya
setempat. Bila kewenangan ada di tingkat atas, keputusan yang diambil
akan kurang "membumi" sehingga yang terjadi justru "memberdayakan"
masyarakat. Dengan kata lain, digunakan pendekatan "taman bunga"
8
(hcragam bllnga tumbllh dalam satll taman, menggam h arkan
kebhinckaan) dan hukan "kchun hllnga" (hanya satu jenis tctapi
dihudidayakan seeara bcsar-besaran).
9
2 . Strategi
a. Meningkatkan kcsadaran masyarakat ten tang kesehatan dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan yang terscdia.
b. Mengembangkan berbagai mekanisme untuk menggali dan
memanfaatkan sumberdaya masyarakat secara optimal.
c. Mengembangkan berbagai bentuk kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang sesuai dengan kultur budaya setempat.
d. Mengembangkan manajemen sumberdaya masyarakat secara
transparan.
3. Pokok-pokok Kegiatan
2) Pendekatan PKMD
Advokasi kepada pimpinan dan tokoh masyarakat
Community diagnosis
Community prescription
Community treatment
Pembinaan dan pengembangan
10
1) Disseminasi iniormasi dan pelatihan
Disscminasi informasi tentang tingkat kemandirian masyarakat
di bidang KIA diperlukan, agar mereka sadar akan masalah
yang dihadapi, kemudian termotivasi untuk mengatasinya.
Metodenya dapat melalui media elektronik, cetak, tradisional
atau KIE interpersonal secara wawan muka. Untuk itu
diperlukan keterampilan para pelaksana di tingkat operasional,
khususnya kader dan tokoh masyarakat. Pelatihan bagi kader
atau orientasi bagi tokoh masyarakat mutlak diperlukan.
11
F. Indikator Keberhasilan
2. Proses:
a. Jenis danjumlah KIE.
b. Jumlah pelatihan dan fasiiitas.
c. Tingkat tumbuh kembang UKBM.
d. Adanya siklus pengambilan keputusan masyarakat.
3. Output-I
a. Jumlah pemimpin, tokoh masyarakat, tokoh agama dan kader yang
diintervensi.
b. Jumlah UKBM (polindes, posyandu, kelompok donor darah,
ambulan desa) dan tingkat perkembangannya.
c. .Tumlah dana sehat yang terorganisasi (JKPM, dana sehat, tabungan
ibu bersalin, tabungan masyarakat, tabungan suami sayang ibu dan
anak,ZIS).
d. Jumlah material masyarakat yang disumbangkan.
c. Jumlah orang yang meningkat pengetahuan.
I: Jumlah orang yang meningkat keterampilannya.
g. Terselenggaranya proses pengambilan keputusan masyarakat.
12
G. Contoh Kcgiatan Pcmbcrdayaan Masyarakat
13
JKPM/dana sehat kccil, namun terbukti bcrpengaruh pada
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Apalagijika JKPM telah
dikelola secara profesional, pengaruhnya akan scmakin nyata bagi
kesehatan masyarakat.
14
3) Bila dalam masyarakat telah bcrkembang berbagai kelompok
masyarakat, intervensi dapat dilakukan dengan mengjsi kegiatan
rutin tiap kelompok tersebut. Misalnya dapat terdiri dari model
pembahasan tentang kebaikan ASI, maka dapat diundang
seorang ibu yang memberikan ASI dan ibu lain yang
memberikan susu bubuk dari desa setcmpat. Wawancara
terhadap 2 orang ibu tersebut akan mengantar pemirsanya
kepada kebaikanASI dan keburukan susu bubuk buatan pabrik.
15
desa terhenti . Ini adalah contoh kegiatan yang tidak termasuk
pemberdayaan masyarakat. kan:na hantllan tersebut tidak
mengembangkan potensi setempat.
b. Block grant sej urnlah dana yang digunakan untuk bantuan persali nan
bagi sejumlah ibu hamil. Kegiatan ini juga tidak termasuk
pemberdayaan masyarakat, karena tidak meningkatkan community
fund, tetapi sekcdar membagi dana terse but kepada yang
memblltuhkan.
16
pemberdayaan masyarakat tersebut. Untuk community organization
(dalam hal polindes dan posyaridu) dan communityfond (dalam hal ini
dana sehat) telah dikembangkan stratifikasinya, seperti yang tercantum
dalam buku "ARRIF Manajemen Pembinaan Peran Serta Masyarakat".
I. Penutup
17
r.'
TIM PENGARAH
TIM PENYUSUN
Editor:
Drg. Widyawati