Hendri, Rendi, Devi, Proposal Program Kreativitas Mahasiswa
Hendri, Rendi, Devi, Proposal Program Kreativitas Mahasiswa
BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
i
PENGESAHAN PKM-KARSACIPTA
( (HENDRI GUNAWAN)
NIP/NIK. NIM. 4142210007
( (
NIP/NIK. NID.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah ...................................................................................1
1.3. Tujuan ........................................................................................................1
1.4. Luaran yang Diharapkan ............................................................................1
1.5. Manfaat ......................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biji Karet ....................................................................................................2
2.2. Teknik Reduksi HCN .................................................................................5
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3.1. Tempat dan Waktu .....................................................................................6
3.2. Alat dan Bahan ...........................................................................................6
3.3. Tahap Pelaksanaan .....................................................................................6
3.3.1. Tahap Persiapan ....................................................................................6
3.3.3. Tahap Pengujian ...................................................................................6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya .........................................................................................7
4.2. Jadwal Kegiatan .........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................8
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari program ini
adalah:
1. Mengetahui kadar zat sianida yang terkandung dalam biji karet yang akan
dijadikan bahan makanan.
2. Mengetahui efektivitas metode perendaman untuk menghilangkan kadar zat
sianida dalam biji karet yang akan dijadikan bahan makanan.
1
1.5. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Mendapatkan kondisi untuk metode penghilangan kadar zat sianida dalam biji
karet.
2. Memanfaatkan potensi biji karet sebagai salah satu bahan alternatif pangan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Luas Tanaman dan Produksi Kelapa Sawit Tanaman Perkebunan Rakyat menurut
Kabupaten, 2014
2
31 34
7. Labuhanbatu 2 785,00 82 123 625,00
845,00 712,00
66 1 74
8. A s a h a n 7 018,00 172 591,00
222,00 592,00 832,00
25 29
9. Simalungun 3 385,00 70 114 100,00
585,00 040,00
10.D a i r i 37 118 16 171 300
11.K a r o 586 795 12 1 393,00 1 900,00
2 11 14
12.Deli Serdang 86 42 762,00
7096,00 784,00 666,00
39 46
13.L a n g k a t 6 300,00 421 146 521,00
570,00 291,00
14.Nias Selatan 670 26 5 701 32
15.Humbang
52 180 25 257 150
Hasundutan
16.Pakpak Bharat 143 1 168,00 83 1 394,00 1 191,00
17.Samosir - - - - -
10 12
18.Serdang Bedagai 1 945,00 35 40 885,00
706,00 686,00
19.Batu Bara 2 258,00 6 272,00 370 8 900,00 24 685,00
20.Padang Lawas 17 27
9 365,00 120 68 421,00
Utara 529,00 014,00
25 32
21.Padang Lawas 7 000,00 80 101 000,00
830,00 910,00
22.Labuhanbatu 40 42
1 762,00 608 142 421,00
Selatan 170,00 540,00
59 64
23.Labuhanbatu Utara 4 632,00 624 192 222,00
660,00 916,00
Salah satu persyaratan suatu bahan dapat digunakan sebagai bahan baku
pakan adalah ketersediaannya yang melimpah, harganya relatif murah, mudah
dicerna oleh ternak, mempunyai kandungan nutrisi yang baik (protein) dan tidak
berkompetisi dengan manusia. Biji karet dapat digunakan sebagai salah satu
kandidat bahan baku pakan ternak. Biji karet atau para (Hevea brasilliensis) di
Indonesia saat ini masih merupakan produk sampingan yang dapat dikategorikan
belum bermanfaat karena baru sebagian kecil yang digunakan sebagai bibit. Setiap
pohon diperkirakan dapat menghasilkan 5.000 butir biji per tahun atau satu hektar
lahan dapat menghasilkan 2.253 sampai 3 juta biji /tahun (ARTCONANG, 1986).
Komposisi kimia daging biji karet adalah bahan kering 92,22%; protein kasar
19,20%; lemak kasar 47,20%; serat kasar 6,00%; abu 3,49%; BETN 24,11%; dan
HCN 573,72 ppm.
3
ARTCONANG, D. 1986. Kemungkinan Pemanfaatan biji karet dalam
Rasum makanan ternak. J. Penelitian Pengembangan Pertanian V(3)Biji karet atau
para (Hevea brasilliensis) di Indonesia saat ini masih merupakan produk
sampingan yang dapat dikategorikan belum bermanfaat karena baru sebagian kecil
yang digunakan sebagai bibit. Setiap pohon diperkirakan dapat menghasilkan
5.000 butir biji per tahun atau satu hektar lahan dapat menghasilkan 2.253 sampai
3 juta biji /tahun (ARTCONANG, 1986). Komposisi kimia daging biji karet
adalah bahan kering 92,22%; protein kasar 19,20%; lemak kasar 47,20%; serat
kasar 6,00%; abu 3,49%; BETN 24,11%; dan HCN 573,72 ppm.
Biji karet memiliki kandungan gizi terutama protein yang berpotensi
dimanfaatkan sebagai bahan baku pangan (Eka et al. 2010). Pemanfaatan biji karet
sebagai bahan pangan belum optimal digunakan. Melimpahnya biji karet di
Kabupaten Bengkulu Utara merupakan salah satu modal untuk meningkatkan
industri pangan kreatif di kabupaten tersebut. Salah satu kendala kurang
optimalnya pemanfaatan biji karet sebagai bahan pangan adalah adanya asam
sianida (HCN) yang terkandung dalam biji karet. Penelitian terkait teknik reduksi
HCN telah dilakukan sebelumnya (Ukpebor et al. 2007; Eka et al. 2010; Salimon
et al. 2012; Rivai dan Herwitarahman 2014).
Tabel 2. Analisis proksimat tepung biji karet dari alam dan budidaya (berat
kering)
Komposisi (%) Biji karet alam Biji karet budidaya
Kadar Air 14,1 7,0 2,6 0,4
Kadar abu kasar 9,7 2,5 2,3 0,2
Kadar protein kasar 10,3 1,7 21,9 1,2
Kadar lemak kasar 6,4 1,1 15,8 1,9
BETN 73,7,4 5,1 65,1 5,2
Sumber: Oyewusi et al. (2007).
Tabel 3. Susunan asam amino tepung biji karet dari alam dan budidaya (g/kg
4
protein)
Asam Amino Biji karet alam Biji karet budidaya
Glutamic acid (Glu) 93.10 112.50
Aspartic acid (Asp) 76.00 80.40
Leucine (Leu) 51.60 71.90
Arginine (Arg) 46.00 51.10
Lysine (Lys) 39.50 49.90
Phenylalanine (Phe) 38.90 49.00
Glycine (Gly) 32.60 40.10
Valine (Val) 31.70 38.30
Isoleucine (Iso) 30.10 35.10
Tyrosine (Try) 29.00 33.80
Serine (Ser) 21.00 30.20
Alanine (Ala) 17.80 23.90
Histidine (His) 20.10 23.50
Threonine (Thr) 20.50 23.30
Proline (Pro) 20.20 18.10
Methionine (Met) 10.70 14.90
Cystine (Cys) 9.90 14.60
Sumber: Oyewusi et al. (2007).
Salah satu persyaratan suatu bahan dapat digunakan sebagai bahan baku
pakan adalah ketersediaannya yang melimpah, harganya relatif murah, mudah
dicerna oleh ternak, mempunyai kandungan nutrisi yang baik (protein) dan tidak
berkompetisi dengan manusia. Biji karet dapat digunakan sebagai salah satu
kandidat bahan baku pakan ternak.
Biji karet atau para (Hevea brasilliensis) di Indonesia saat ini masih
merupakan produk sampingan yang dapat dikategorikan belum bermanfaat karena
baru sebagian kecil yang digunakan sebagai bibit. Setiap pohon diperkirakan
dapat menghasilkan 5.000 butir biji per tahun atau satu hektar lahan dapat
menghasilkan 2.253 sampai 3 juta biji /tahun (ARTCONANG, 1986). Komposisi
kimia daging biji karet adalah bahan kering 92,22%; protein kasar 19,20%; lemak
kasar 47,20%; serat kasar 6,00%; abu 3,49%; BETN 24,11%; dan HCN 573,72
ppm.
5
dua secara vertikal. Biji karet direbus dalam air mendidih ( 1000C) selama 15
menit dilanjutkan dengan perendaman dalam air selama 24 jam dan penggantian
air rendaman setiap 6 jam. Teknik ini dapat mereduksi kadar HCN sehingga aman
untuk dikonsumsi manusia (HCN < 3 mg/kg). Teknik reduksi HCN pada biji karet
dapat juga melalui beberapa metode. Pemanasan merupakan salah satu cara untuk
menurunkan kadar HCN pada biji karet (Salimon et al. 2012). Ukpebor et al.
(2007) melaporkan bahwa dengan adanya tambahan miselium cendawan
Pleurotus tubberagium pada bubur biji karet, terbukti dapat menurunkan kadar
HCN pada makanan tersebut. Selain pada biji karet, Nebiyu dan Getachew (2011)
melakukan penelitian terkait teknik reduksi HCN pada ketela pohon Mannihot
esculenta). Perendaman umbi ketela pohon selama 24 jam terbukti dapat
menurunkan kadar HCN pada umbi tersebut. Berbeda halnya denga Ugwu dan
Oranye (2006) yang membuktikan bahwa kadar HCN menurun pada Treculia
Africana dengan perlakuan perendaman dalam air selama 2 jam.
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
6
diaduk lalu dibiarkan pada suhu ruangan. Kemudian ditambah 100 mL air lalu
disuling. Hasil sulingan dimasukkan ke erlenmeyer 200 mL yang berisi 5 mL
NaOH 5%. Lalu diuling kembali sampai larutan bervolume 150 mL. Lalu tambah
5 mL KI 10% dan dititrasi dengan AgNO3 0,05 N. Hal yang sama dilakuan untuk
biji yang sudah direndam lalu kadar sianidanya dibandingkan.
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
7
DAFTAR PUSTAKA