Anda di halaman 1dari 2

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA KOLESISTITIS

No. Dokumen : SPO-P.........-7.6.1.1


No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : ......
SPO Halaman :1 dari 2

Kolesistitis adalah reaksi inflamasi akut atau kronis dinding kandung empedu. Faktor yang
mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis adalah stasis cairan empedu, infeksi kuman
1. Pengerti
dan iskemia dinding kandung empedu. Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu
an
kandung empedu (90%) yang terletak di duktus sistikus yang menyebabkan stasis cairan
empedu.
2. Tujuan Memberikan panduan tatalaksana pada pasien Kolesistitis.
3. Kebijaka Surat Keputusan Kepala .... Puskesmas ..... Nomor : .... / ............ / .... /.........../ 2016
n Tentang Jenis Pelayanan Yang Ada di Puskesmas .....
4. Referens PERMENKES No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter di Fasilitas
i Pelayanan Primer.
Alat dan Bahan
Tensimeter
Stetoskop
5. Prosedur
Termometer
Timer
Flashlight
6. Langkah Keluhan:
-langkah Kolesistitis akut:
a. Demam
b. Kolik perut di sebelah kanan atas atau epigastrium dan teralihkan ke bawah angulus
scapula dexter, bahu kanan atau yang ke sisi kiri, kadang meniru nyeri angina
pectoris, berlangsung 30-60 menit tanpa peredaan, berbeda dengan spasme yang
cuma berlangsung singkat pada kolik bilier.
c. Serangan muncul setelah konsumsi makanan besar atau makanan berlemak di
malam hari malam.
d. Flatulens dan mual
Kolesistitis kronik :
a. Gangguan pencernaan menahun
b. Serangan berulang namun tidak mencolok.
c. Mual, muntah dan tidak tahan makanan berlemak
d. Nyeri perut yang tidak jelas (samar-samar) disertai dengan sendawa
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
a. Ikterik bila penyebab adanya batu di saluran empedu ekstrahepatik
b. Teraba massa kandung empedu
c. Nyeri tekan disertai tanda-tanda peritonitis lokal, tanda murphy positif.
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
laboratorium.
Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Pasien yang telah terdiagnosis kolesistitis dirujuk ke fasilitas kesehatan sekunder yang
memiliki dokter spesialis penyakit dalam. Penanganan di layanan primer, yaitu:
a. Tirah baring
b. Puasa
c. Pasang infus
d. Pemberian antibiotik:
1. Golongan penisilin: ampisilin injeksi 500mg/6jam dan amoksilin 500mg/8jam
IV, atau
2. Sefalosporin: Cefriaxon 1 gram/ 12 jam, cefotaxime 1 gram/8jam, atau
3. Metronidazol 500mg/8jam
Konseling dan Edukasi
Keluarga diminta untuk ikut mendukung pasien untuk menjalani diet rendah lemak dan
menurunkan berat badan.
Rencana Tindak Lanjut
a. Pada pasien yang pernah mengalami serangan kolesistitis akut dan kandung
empedunya belum diangkat kemudian mengurangi asupan lemak dan menurunkan
berat badannya harus dilihat apakah terjadi kolesistitis akut berulang.
b. Perlu dilihat ada tidak indikasi untuk dilakukan pembedahan.
Kriteria rujukan
Pasien yang telah terdiagnosis kolesistitis dirujuk ke spesialis penyakit dalam, sedangkan
bila terdapat indikasi untuk pembedahan pasien dirujuk pula ke spesialis bedah.
7. Bagan -
Alur
8. Unit a. Poli Umum
Terkait b. Laboratorium

9. Rekaman Historis perubahan

No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai