Anda di halaman 1dari 6

PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI SYARIAH

1. Pengertian Akuntansi Syariah


Berikut beberapa pengertian akuntansi syariah menurut para ahli:
a. Dr. Omar Abdullah Zaid
Menurut beliau, akuntansi syariah ialah suatu aktifitas yang teratur
berkaitan dengan pencatatan transaksi-transaksi, tindakan-tindakan,
keputusan-keputusan yang sesuai dengan syariat dan jumlah-jumlahnya.
Didalamnya tercantum catatan-catatan yang representatif, serta
berkaitan dengan pengukuran dengan hasil-hasil keuangan yang
berimplikasi pada transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, dan keputusan-
keputusan tersebut yang bertujuan untuk membantu pengambilan
keputusan yang tepat.
b. Sofyan S. Harahap
Beliau mendefinisikan Akuntansi Islam atau Akuntansi syariah pada
hakekatnya adalah penggunaan akuntansi dalam menjalankan syariah
Islam.
c. Adnan M. Akhyar
Sedangkan Adnan M. Akhyar mendefinisikan Akuntansi Syariah
sebagai praktek akuntansi yang bertujuan untuk membantu mencapai
keadilan sosial ekonomi (al falah). Selain itu juga untuk mengenal
sepenuhnya akan kewajiban kepada Tuhan, individu, dan masyarakat yang
berhubungan dengan pihak-pihak terkait pada aktivitas ekonomi seperti
akuntan, manajer, auditor, pemilik, pemerintah sebagai sarana bentuk
ibadah.
d. Napier
Berbeda lagi dengan Napier ia menjelaskan bahwa akuntansi
syariah adalah bidang akuntansi yang menekankan kepada dua hal, yaitu
akuntabilitas dan pelaporan. Akuntabilitas tercermin dari tauhid, yaitu
dengan menjalankan segala aktivitas ekonomi sesuai dengan ketentuan
Allah. Sedang pelaporan adalah bentuk pertanggungjawaban kepada Allah
dan manusia.

2. Prinsip-Prinsip Akuntansi Syariah


Prinsip akuntansi syariah menurut beberapa ahli diantaraya sebagai berikut:
a. Prof. Dr. Omar Abdullah Zaid
Dalam bukunya Akuntansi Syariah: Kerangka Dasar&Sejarah
Keuangan Dalam Masyarakat Islam menyebutkan beberapa prinip
akuntansi syariah diantaranya sebagai berikut:
1) Prinsip Legitimasi Muamalat,
yaitu semua system (Manhaj) kegiatan, sasaran-sasaran
kegiatan dan prinsip pokok yang berdasarkan syariat-syariat
Islam. Jadi semua item dari definisi di atas haruslah berdasarkan
syariat-syariat Islam karena semua sudahlah di atur dalam Al-
Quran. Seperti di firman Alloh SWT : Untuk tiap-tiap umat di
antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang
2) Prinsip Badan Hukum (Syakhshiyyah Itibariyyah),
yaitu adanya pemisahan kegiatan investasi dari pribadi yang
melakukan pendanaan terhadap kegiatan investasi itu. Mislanya
kita melakukan investasi terhadap lembaga, maka antara
kebutuhan pribadi dan lembaga tidak boleh di campur adukkan.
3) Prinsip Kontinyuitas (Istimrariyyah),
yaitu prinsip yang keberadaannya bahwa perusahaan itu
menjalankan kegiatannya sampai waktu yang tidak diketahui, dan
likuidasinya merupakan masalah pengecualian, kecuali terdapat
suatu indikasi yang mengarah kepada kebalikannya.
Jika disimpulkan makna dari prinsip ini adalah, Disini bisa
dilihat dari umur perusahaan, meskipun pemilik perusaan itu
meninggal dunia, maka perusahaan tidaklah harus ikut mati.
Perusahaan harus tetap berjalan meskipun pemiliknya sudah
meninggal dunia. Jadi kontinyuitas disini sangatlah penting untuk
kelangsungan perusahaan.
4) Prinsip Muqabalah atau kecocokan (Mathcing)
yaitu suatu cermin yang memantulkan sebab akibat antara dua
sisi, dari satu segi dan mencerminkan juga hasil atau dari
hubungan tersebut dari segi yang lainnya.[5] Sebab, setiap sesuatu
yang terjadi, pasti karena adanya suatu tindakan yang
mendahuluinya, yang didasari oleh tujuan tertentu. Dan untuk
selanjutnya, kedua kejadian tersebut harus saling dikaitkan guna
mengetahui pengaruh-pengaruh yang di akibatkannya.
b. Muhammad (2002)
Muhammmad (2002:114-115) mencoba merumuskan prinsip-prinsip
akuntansi syariah dengan membagi dua bagian: 1) berdasarkan
pengukuran dan penyingkapan, dan 2) berdasarkan pemegang kuasa dan
pelaksana.
1) Prinsip akuntansi syariah berdasarkan pengukuran dan
penyingkapannya terdiri dari, 1) Zakat: penilaian bagian-bagian
yang dizakati diukur secara tepat, dibayarkan kepada mustahik
sesuai yang dikehendaki oleh Al-Quran (delapan asnaf) atau zakat
dapat pula disalurkan melalui lembaga zakat yang resmi. 2) Bebas
bunga: Entitas harus menghindari adanya bunga dalam
pembebanan-pembebanan dari transaksi yang dilakukan,
menghindari hal ini akan lebih tepat bila entitas berbentuk bagi
hasil atau bentuk lain yang sifatnya tidak memakai instrumen
bunga. 3) Halal: menghindari bentuk bisnis yang berhubungan
dengan hal-hal yang diharamkan oleh syariah, seperti perjudian,
alkohol, prostitusi, atau produk yang haram lainnya. Menghindari
transaksi yang bersifat spekulatif, seperti bai al-gharar;
munabadh dan najash.
2) Prinsip akuntansi syariah berdasarkan pemegang kuasa dan
pelaksana terdiri dari: 1) Ketaqwaan: mengakui bahwa Allah
adalah penguasa tertinggi. Allah melihat setiap gerak yang akan
diperhitungkan pada hari pembalasan. Dapat membedakan yang
benar (al-haq) dan yang salah (al-bathil). Mendapatkan bimbingan
dari Allah dalam pengambilan keputusan. Mencari ridha dan
barakah Allah dalam menjalankan aktivitas. 2) Kebenaran: visi
keberhasilan dan kegagalan yang meluas ke dunia mencapai
maslahah. Menjaga dan memperbaiki hubungan baik dengan Allah
(hablun min Allah) dan menjaga hubungan dengan sesama
manusia (hablun min al-nas). 3) Pertanggungjawaban:
Pertanggung-jawaban tertinggi adalah kepada Allah, berlaku
amanah. Mengakui kerja adalah ibadah yang selalu dikaitkan
dengan norma dan nilai syariah. Merealisasikan fungsi manusia
sebagai khalifah di muka bumi dan bertanggung jawab atas
perbuatannya. Berbuat adil kepada sesama ciptaan Allah, bukan
hanya kepada manusia.
c. Prinsip akuntansi syariah berdasarkan Al-quran Surah Al-Baqarah
ayat 282
Ayat Al-Quran yang menerangkan prinsip Akuntansi yang tedapat
dalam surat Al-Baqarah ayat 282 yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya.dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya
dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana
Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang
yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah
ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi
Berdasarkan ayat yang tersebut maka kita dapat sedikit memahami
prinsip-prinsip akuntansi yang terkandung dalam ayat tersebut, namun untuk
lebih jelasnya dibawah ini sudah diuraikan kandungan yang ada di ayat
tersebut mengenai akuntansi atau pencatatan.
a) Prinsip pertanggung jawaban
Prinsip pertanggungjawaban (accountability) merupakan konsep yang
tidak asing lagi dikalangan masyarakat muslim. Pertanggungjawaban
selalu berkaitan dengan konsep amanah. Bagi kaum muslim, persoalan
amanah merupakan hasil transaksi manusia dengan sang khalik mulai
dari alam kandungan..manusia dibebani oleh Allah untuk menjalankan
fungsi kekhalifahan di muka bumi. Inti kekhalifahan adalah menjalankan
atau menunaikan amanah.
b) Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan, dalam surat Al-Baqarah ayat 282 ini mengandung
prinsip keadilan dalam melakukan transaksi. Prinsip keadilan ini tidak
saja merupakan nilai penting dalam etika kehidupan sosial dan bisnis,
tetapi juga merupakan nilai inheren yang melekat dalam fitrah manusia.
Hal ini berarti bahwa manusia itu pada dasarnya memiliki kapasitas dan
energi untuk berbuat adil dalam setiap aspek kehidupannya.
c) Prinsip Kebenaran
Prinsip kebenaran, prinsip ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan
dengan prinsip keadilan. Sebagai contoh, dalam akuntansi kita kan selalu
dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran laporan. Aktivitas ini
akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada nilai
kebenaran, kebenaran ini kan dapat menciptakan nilai keadilan dalam
mengakui, mengukur dan melaporkan tansaksi-transaksi dalam ekonomi.
3. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan di antaranya ialah :
Akuntansi Syariah adalah akuntansi yang dijalankan berdasarkan syariat
Islam yang seluruh aktivitasnya dilakukan dengan tujuan mencapai falah
(kesejahteraan). Sedangkan prinsip akuntansi syariah di antaranya ialah, prinsip
pertanggungjawaban, prinsip keseimbangan (keadilan), prinsip kebenaran, prinsip
zakat dan halal, serta prinsip legitimasi syariah.

Sumber :
Sri Nurhayati dan Wasilah. 2015. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat.
Slamet Wiyono dan Taufan Maulamin. 2013. Memahami Akuntansi Syariah di
Indonesia (Edisi Revisi). Jakarta:Mitra Wacana Media
Manajemen. 2017. Pengertian akuntansi syariah dan prinsip akuntansi syariah.
http://rocketmanajemen.com/akuntansi-syariah/. (Diakses pada 6 November
2017)
Luthfi, Muhammad. 2008. PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI SYARIAH: Suatu
Alternatif Menjaga Akuntabilitas Laporan Keuangan.
https://luthfi2008.wordpress.com/mata-kuliah-2/akuntansi-syariah/prinsip-
prinsip-akuntansi-syariah-suatu-alternatif-menjaga-akuntabilitas-laporan-
keuangan/. (diakses pada 6 November 2017)

Anda mungkin juga menyukai