Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Penyakit Kista
Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang
banyak menyerang wanita. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang
bisa dikatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak.
Kista termasuk jenis tumor yang jinak yang banyak di temui benjolan ini
terbungkus selaput atau semacam jaringan sel sel tumor. Namun benjolan ini
terpisah dengan benjolan normal lainnya dan tidak bisa menyebar ke bagian tubuh
lain. di dalam tumor ini berisikan cairan kental, udara, cairan biasa, nanah atau
pun bahan-bahan lainnya.
Kista ovarium juga dapat menjadi ganas dan berubah menjadi kanker
ovarium.Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium maka
seharusnya dilakukan pendeteksian dini kanker ovarium dengan pemeriksaan
yang lebih lengkap. Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan /
abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Tumor ovarium
merupakan proferasi sel yang abnormal tanpa terkendali dan bisa merupakan
yang benigna dan maligna
Kista mempengaruhi siklus menstruasi perempuan karena sistem hormonal
yang terganggu. Kista kadang kala menyebabkan seseorang perempuan menjadi
mandul.

2.2 Epidemiologi Penyakit Kista


Di Asia Tenggara di mana Indonesia termasuk didalamnya, insiden
kista ovarium mencapai 6,6%, kanker endometrium mencapai 4,8% dari 670.587
kasus kanker pada perempuan, sementara kanker payudara sebanyak 30,9%,
dan serviks 19,8%. Sebagian besar wanita tidak menyadari dirinya menderita
kista. Jika menimbulkan gejala maka keluhan yang paling sering dirasakan adalah
rasa nyeri pada perut bagian bawah dan pinggul. Rasa nyeri ini timbul akibat dari
pecahnya dinding kista, terjadinya perdarahan sekitar umur hamil 16-18 minggu
ini perlu adanya perlindungan hormone progesteron. Berdasarkan survei
pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 11 November 2010 di Rumah
Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, didapatkan bahwa dari bulan Januari 2010
sampai dengan Oktober 2010 penderita kista ovarium pada wanita usia subur
berjumlah 34 orang. Sejauh penelusuran yang telah dilakukan, peneliti belum
menemukan penelitian tentang pengalaman wanita usia subur dengan
kista ovarium. Oleh karena itu penelitian tentang pengalaman wanita usia subur
dengan kista ovarium menarik untuk dilakukan.

2.3 Etiologi Penyakit Kista


Menurut Nugroho (2010: 101), kista ovarium disebabkan oleh gangguan
(pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium. Kista indung
telur timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.
2.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyakit Kista
1). Umur
Seorang perempuan yang didiagnosa menderita kista biasanya berusia
sekitar 20-30 tahun. Biasanya perempuan yang memiliki kista jika dirunut silsilah
keluarganya, ada ibu atau nenek yang mengalami gejala kista serupa.
2). Riwayat Penyakit Kista
Penyakit kista juga dapat dikatakan penyakit degeneratif atau keturunan.
Jika orang tua atau nenek anda pernah menderita penyakit kista atau mioma, maka
dapat dipastikan anda termasuk salah satu keturunan pembawa sifat penyakit
kista.
3). Polusi, udara dan debu
Adanya dioksin dari asap pabrik dan pembakaran gas bermotor dapat
menurunkan daya tahan tubuh manusia yang kemudia akan membantu tumbuhnya
kista.
4). Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen)
Tamoxifen dapat menyebabkan kista ovarium fungsional jinak yang
biasanya menyelesaikan penghentian pengobatan tersebut.
5). Penyebab kista dari factor keturunan
Penyakit kista juga dapat dikatakan penyakit degeneratif atau keturunan.
Jika orang tua atau nenek anda pernah menderita penyakit kista atau mioma, maka
dapat dipastikan anda termasuk salah satu keturunan pembawa sifat penyakit
kista. Namun pembawa sifat bukan berarti penderita penyakit kista, anda dapat
mencegah timbulnya penyakit kista dengan gaya hidup sehat. Hindari makanan-
makanan berlemak tinggi, rajinlah berolah raga serta konsumsilah makanan dan
minuman yang mengandung antioksidan. Karena antioksidan dapat menangkal
radikal bebas dari polusi debu dan udara.
6). Gaya hidup yang tidak sehat
Gaya hidup yang tidak sehat dapat memicu terjadinya penyakit kista
ovarium.Risiko kista ovarium fungsional meningkat dengan merokok ,risiko dari
merokok mungkin meningkat lebih lanjut dengan indeks massa tubuh menurun.Selain
dikarenakan merokok pola makan yang tidak sehat seperti konsumsi tinggi lemak,
rendah serat, konsumsi zat tambahan pada makanan, konsumsi alcohol dapat juga
meningkatka risiko penderita kista ovarium. Pada wanita yang sudah menopause kista
fungsional tidak terbentuk karena menurunnya aktivitas indung telur
7). Gangguan siklus Haid
Gangguan siklus haid yang sangat pendek atau lebih panjang harus
diwaspadai. Menstuasi di usia dini yaitu 11 tahun atau lebih muda merupakan
faktor resiko berkembangnya kista ovarium, wanita dengan siklus haid tidak
teratur juga merupakan faktor resiko kista ovarium.
8). Pemakaian alat kontrasepsi hormonal
Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal juga merupakan
faktor resiko kista ovarium, yaitu pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi
hormonal berupa implant, akan tetapi pada wanita yang menggunakan alat
kontrasepsi hormonal berupa pil cenderung mengurangi resiko untuk terkena kista
ovarium.

2.4 Jenis dan Klasifikasi Kista


2.4.1 Jenis-jenis Penyakit Kista
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu nonneoplastik
dan neoplastik. Kista nonneoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis
sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus
dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya.
A. Kista ovarium neoplastik jinak
1. Kistoma Ovarii Simpleks
Kistoma ovarii simpleks merupakan kista yang permukaannya rata dan
halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar.Dinding
kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna kuning.Penatalaksanaan
dengan pengangkatan kista dengan reseksi ovarium.
2. Kistadenoma Ovarii Musinosum
Bentuk kista multilokular dan biasanya unilateral, dapat tumbuh menjadi
sangat besar.Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan perubahan
degeneratif sehingga timbul perleketan kista denganomentum, usus-usus, dan
peritoneum parietale.Selain itu, bisa terjadi ileus karena perleketan dan produksi
musin yang terus bertambah akibat pseudomiksoma peritonei. Penatalaksanaan
dengan pengangkatan kista in tito tanpa pungsi terlebih dulu dengan atau tanpa
salpingo-ooforektomi tergantung besarnya kista.
3. Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista ini berasal dari epitel germinativum. Bentuk kista umumnya
unilokular, tapi jika multilokular perlu dicurigai adanya keganasan.Kista ini dapat
membesar, tetapi tidak sebesar kista musinosum. Selain teraba massaintra
abdominal juga dapat timbul asites. Penatalaksanaan umumnya sama dengan
kistadenoma ovarii musinosum.
4. Kista Dermoid
Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal
berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol dari pada mesoderm dan
entoderm.Bentuk cairan kista ini seperti mentega. Kandungannya tidak hanya
berupa cairan tapi juga ada partikel lain seperti rambut, gigi, tulang, atau sisa-sisa
kulit. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal
dan sebagian lagi padat.Dapat menjadi ganas, seperti karsinoma epidermoid. Kista
ini diduga berasal dari sel telur melalui proses parthenogenesis. Gambaran klinis
adalah nyeri mendadak di perut bagian bawah karena torsi tangkai kista
dermoid.Dinding kista dapat ruptur sehingga isi kista keluar di rongga
peritoneum.Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dermoid bersama seluruh
ovarium.
B. Kista non-neoplastik
1. Kista Folikel
Kista ini berasal dari Folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi,
namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang
setelah tumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang
lazim, melainkan membesar menjadi kista. Bisa didapati satu kista atau lebih, dan
besarnya biasanya dengan diameter 1 1,5 cm.
Kista folikel ini bisa menjadi sebesar jeruk nipis. Bagian dalam dinding
kista yang tipis yang terdiri atas beberapa lapisan sel granulosa, akan tetapi karena
tekanan di dalam kista, maka terjadilah atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam kista
berwarna jernih dan sering kali mengandung estrogen.Oleh sebab itu, kista
kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan haid.Kista folikel lambat laun dapat
mengecil dan menghilang spontan, atau bisa terjadi ruptur dan kista pun
menghilang. Umumnya, jika diameter kista tidak lebih dari 5 cm, maka dapat
ditunggu dahulu karena kista folikel biasanya dalam waktu 2 bulan akan
menghilang sendiri.
2. Kista Korpus Luteum

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi
korpus albikans.Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus
luteum persistens), perdarahan yang sering terjadi di dalamnya menyebabkan
terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah
tua.Frekuensi kista korpus luteum lebih jarang dari pada kista folikel.Dinding
kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal
dari sel-sel teka.Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa
amenorea diikuti oleh perdarahan tidak teratur.Adanya kista dapat pula
menyebabkan rasa berat di perut bagian bawah dan perdarahan yang berulang
dalam kista dapat menyebabkan ruptur.Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak
dengan adanya amenorea sering menimbulkan kesulitan dalam diagnosis
diferensial dengan kehamilan ektopik yang terganggu.Jika dilakukan operasi,
gambaran yang khas kista korpus luteum memudahkan pembuatan diagnosis.
Penanganan kista korpus luteum ialah menunggu sampai kista hilang
sendiri. Dalam hal dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu,
kista korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium.
3. Kista Lutein
Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya
kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik.Kista biasanya
bilateral dan bisa menjadi sebesar ukuran tinju.Pada pemeriksaan mikroskopik
terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulosa dapat pula menunjukkan
luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena atresia. Tumbuhnya
kista ini ialah akibat pengaruh hormon koriogonadotropin yang berlebihan, dan
dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan.
4. Kista Inklusi Germinal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari
epitel germinativum pada permukaan ovarium.Kista ini lebih banyak terdapat
pada wanita yang lanjut umurnya, dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm.
Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik
ovarium yang diangkat waktu operasi.Kista terletak di bawah permukaan ovarium,
dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya
cairan jernih dan serus.
5. Kista Endometriosis
Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan
selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan
berkembang menjadi kista.Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat
endometriosis karena berisi darah coklat-kemerahan.Kista ini berhubungan dengan
penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri senggama.Kista ini
berasal dari sel-sel selaput perut yang disebut peritoneum.Penyebabnya bisa karena
infeksi kandungan menahun, misalnya keputihan yang tidak ditangani sehingga
kuman-kumannya masuk kedalam selaput perut melalui saluran indung telur.Infeksi
tersebut melemahkan daya tahan selaput perut, sehingga mudah terserang
penyakit.Gejala kista ini sangat khas karena berkaitan dengan haid. Seperti diketahui,
saat haid tidak semua darah akan tumpah dari rongga rahim ke liang vagina, tapi ada
yang memercik ke rongga perut. Kondisi ini merangsang sel-sel rusak yang ada di
selaput perut mengidap penyakit baru yang dikenal dengan endometriosis.Karena
sifat penyusupannya yang perlahan, endometriosis sering disebut kanker jinak.
6. Kista Stein-Leventhal
Ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali, polikistik, dan
permukaannya licin.Kapsul ovarium menebal. Kelainan ini terkenal dengan nama
sindrom Stein-Leventhal dan kiranya disebabkan oleh gangguan keseimbangan
hormonal. Umumnya pada penderita terhadap gangguan ovulasi, oleh karena
endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasia endometrii sering
ditemukan.

2.4.2 Klasifikasi Penyakit Kista


A. Tipe Kista Normal
Tiper kista yang termasuk dalam kista normal adalah kista fungsional. Kista
tersebut merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan.
Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan
siklus menstruasi yang normal. Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan
pecah pada masa subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi
oleh sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan
hilang saat menstruasi.
Kista fungsional terdiri dari kista folikel dan kista luteum. Keduanya tidak
mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang dengan sendiri dalam
waktu 6-8 minggu.
2. Tipe Kista Abnormal
Jenis kista yang termasuk pada kista abnormal adalah kistadenoma, kista
coklat ( endometrioma), kista dermoid, kista endometriosis, kista hemorrhage,dan
kista Lutein.
Kistadenoma merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung
telur.Biasanya bersifat jinak, tetapi dapat membesar dan dapat menimbulkan
nyeri.Kista Coklat merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya.Kista ini
berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.,Kista Dermoid merupakan
kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku, rambut, gigi dan
lemak.Kista dapat ditemukan di kedua bagian indung telur.Biasanya berukuran kecil
dan tidak menimbulkan gejala.Kista Endometriosis merupakan kista yang terjadi
karena ada bagian endometrium yang berada di luar rahim.Kista ini berkembang
bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium setiap bulan sehingga
menimbulkan nyeri hebat.Kista Hemorrhage merupakan
kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga menimbulkan nyeri di
salah satu sisi perut bagian bawah.
Kista Lutein merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Beberapa
tipe kista lutein antara lainKista Granulosa Lutein merupakan kista yang terjadi di
dalam korpus luteum ovarium yang fungsional. Kista yang timbul pada permulaan
kehamilan ini dapat membesar akibat dari penimbunan darah yang berlebihan saat
menstruasi dan bukan akibat dari tumor. Diameternya yang mencapai 5-6 cm
menyebabkan rasa tidak enak di daerah panggul. Jika pecah, akan terjadi perdarahan
di rongga perut. Pada wanita yang tidak hamil, kista ini menyebabkan menstruasi
terlambat, diikuti perdarahan yang tidak teratur.Kemudian Kista Theca Lutein
merupakan kista yang berisi cairan bening dan berwarna seperti jerami.Timbulnya
kista ini berkaitan dengan tumor ovarium dan terapi hormonal.Dan kista polikistik
ovarium merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan
sel telur secara kontinyu.Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan membesar
karena bertumpuknya kista ini. Untuk kista polikistik ovarium yang menetap
(persisten), operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut agar tidak
menimbulkan gangguan dan rasa sakit.

2.5 Gejala Kista Ovarium dan Tanda-tanda Klinik


Kista ovarium seringkali tanpa gejala, terutama bila ukuran kistanya masih
kecil. Kista yang jinak baru memberikan rasa tidak nyaman apabila kista semakin
membesar, sedangkan pada kista yang ganas kadangkala memberikan keluhan
sebagai hasil infiltrasi atau metastasis kejaringan sekitar.(Sarjadi,1995) Pemastian
penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip
dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di
luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan
setiap gejala atau perubahan ditubuh untuk mengetahui gejala mana yang serius.
Gejala-gejalanya antara lain: perut ,terasa penuh, berat dan kembung,
tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil), siklus menstruasi
tidak teratur dan sering nyeri, nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang
dapat menyebar ke punggung bawah dan paha, nyeri senggama, mual, ingin
muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil, luas permukaan
dinding endometrium menebal,dan pembengkakan tungkai bawah yang tidak
disertai rasa sakit. Kadang-kadang kista dapat memutar pada pangkalnya,
mengalami infark dan robek, sehingga menyebabkan nyeri tekan perut bagian
bawah yang akut sehingga memerlukan penanganan kesehatan segera.

2.6 Komplikasi
Salah satu hal yang paling ditakutkan dari penyakit kista ovarium ini ialah
kista tersebut berubah menjadi ganas dan banyak terjadi komplikasi. Komplikasi
dari kista ovarium yang dapat terjadi ialah :
1. Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit- sedikit hingga berangsur- angsur menyebabkan
kista membesar, pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala- gejala klinik
yang minimal, akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan
terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri diperut.Kista
berpotensi untuk pecah, tidak ada patokan mengenai besarnya kista yang
berpotensi pecah.Pecahnya kist bisa menyebabkan pembuluh darah robek dan
menimbulkan terjadinya pendarahan.
2. Infeksi pada kista
Infeksi pada kista terjadi jika didekat tumor ada sumber kuman patogen.
3. Torsio ( Putaran tangkai )
Torsio atau putaran tangkai trjadi pada tumor bertangkai dengan diameter
5 cm atau lebih, torsi meliputi ovarium, tuba fallopi atau aligamentum roduntum
pada uterus. Jika dipertahankan torsi ini dapat berkembang menjadi infark
peritonitis dan kematian.Torsi biasanya unilateral dan dikaitkan dengan kista,
karsinoma TOA, masa yang tidak melekat atau yang dapat muncul pada wanita
usia reproduksigejalanya meliputi nyeri mendadak dan hebat dikuadrat abdomen
bawah, mual dan muntah dapat terjadi demam leukositosis.
4. Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang
seksama terhadap kemungkinan perubahan kegansannya,adanya asites dalam hal
ini mencurigakan masa kista ovarium berkembang setelah masa menapouse
sehingga bisa kemungkinan untuk berubah menjadi kanker.
5. Robek dinding kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula terjadi akibat trauma,
seperti jatuh atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu melakukan
bersetubuh, jika robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka
perdarahan bebas berlangsung keuterus ke dalam rongga peritoneum dan
menimbulkan rasa nyeri terus- menerus disertatai tanda- tanda akut.

2.7 Pencegahan Kista Ovarium


Belum ada tindakan khusus agar terhindar dari penyakit kista ovarium.
Akan tetapi pencegahan ditujukan untuk menurunkan angka insidensi kista
Ovarium dan secara tidak langsung akan mengurangi angka kematian akibat kista
Ovarium.
2.7.1. Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kista ovarium dilakukan pada orang sehat yang
sudah memiliki faktor risiko untuk terkena kista ovarium.Pencegahan primer
dapat dilakukan melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan berbagai
faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat seperti tidak merokok,
menkonsumsi makanan yang kaya serat dan mengandung zat anti oksidan yang
tinggi, serta hindari zat kimia tambahan yang berbahaya pada makanan.
2.7.2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan
mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kista ovarium melalui
diagnosa , pemeriksaan dini dan bekala kemudian pengobatan yang tepat.
(Budiarto, 2002)
Kista ovarium jinak tumbuh secara tersembunyi dan sering tidak dapat
dideteksi selama beberapa tahun.Tidak menyebabkan nyeri, tetapi jika membesar
dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan jarang menimbulkan gangguan
menstruasi.Pemeriksaan abdomen dan vagina secara periodik akan dapat
mendeteksi kista ini. Kista tanpa nyeri atau massa padat di cul-de-sac, atau di
tempat ovarium, atau meluas ke abdomen, yang dengan palpasi bersifat kistik
sampai padat, memberi tanda kista ovarium. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan
skening ultrason abdomen atau transvagina, yang dapat membedakannya dari
kehamilan, kegemukan, pseudosiesis, kandung kemih penuh atau degenerasi
kistik dari mioma.(Llewellyn,2001)
Prawirohardjo (2002), menyatakan bahwa apabila pada pemeriksaan
ditemukan kista di rongga perut bagian bawah dan atau di rongga panggul, maka
setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah
dapat digerakkan atau tidak), maka perlu ditentukan jenis kista tersebut.Pada kista
ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari kista.Jika kista
ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan kista itu
konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya kehamilan atau kandung kemih
penuh, sehingga pada anamnesis perlu lebih cermat dan disertai pemeriksaan
tambahan. Apabila sudah ditentukan bahwa kista yang ditemukan ialah kista
ovarium, maka perlu diketahui apakah kista itu bersifat neoplastik atau
nonneoplastik.(Prawirohardjo, 2002)
Kista nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis
menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan
kista-kista akibat peradangan tidak dapat digerakkan karena perleketan.Kista
nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu waktu
biasanya menghilang sendiri.Jika kista ovarium itu bersifat neoplastik, maka
pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang
ditemukan dapat membantu dalam pembuatan diagnosis
diferensial.(Prawirohardjo, 2002)
Penegakan diagnose dapat dibantu dengan pemeriksaan lanjutan yang
berupa :(Prawirohardjo, 2002)
(1) Laparaskopi yaitu pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah
sebuah kista berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat
kista,
(2) Ultrasonografi yaitu dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas
kista, apakah kista berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah
kista kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut
yang bebas dan yang tidak.
(3) Foto Rontgen yaitu pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya
hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya
gigi dalam kista
(4) Parasentesis yaitu pungsi asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu
diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei
dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.
Sumber :
http://ferrystoner.blogspot.co.id/2013/03/penyakit-kista.html
repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/48681/Chapter%20II.pdf?...4...

Anda mungkin juga menyukai