Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Masa remaja merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat

dewasa usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang yang lebih tua

melainkan dalam tingkatan yang sama. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa

remaja sangat pesat,baik fisik maupun psikologis. Pada remaja putrid sudah mulai

terjadinya Mensturasi dan pada laki-laki sudah mulai mampu menghasilkan sperma

(Proverawati dan Misaroh,2009)

Periode menstruasi ini penting dalam hal reproduksi , terjadi setiap bulan dari

remaja sampe menupause. Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada

perempuan. Menstruasi merupakan perdarahan teratur dari uterus sebagai tanda bahwa

alat kandungan telah menunaikan faalnya. pada saat menstruasi remaja kadang

mengalami nyeri, sifat dan tingkat rasa nyeri bervariasi, mulai dari ringan hingga berat.

kondisi tersebut dinamakan disminorhoe, yaitu nyeri hebat dan dapat mengganggu

aktifitas sehari-hari. Disminore atau nyeri haid sendiri dibagi menjadi dua yaitu

disminorhoe primer dan disminorhoe sekunder (kusmiran,2014). Nyeri haid primer

didefinisikan sebagai nyeri kram yang berulang yang terjadi saat menstruasi tanpa ada

kelainan patologik pada pelvis. Nyeri haid sekunder adalah nyeri saat haid yang didasari

oleh adanya kelainan patologik pada pelvis, contohnya endometriosis (Dawoon,2006).

1
Menurut data dari WHO didapatkan kejadian sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita yang

mengalami dismenore dengan 10-15% disminore berat. Di Indonesia angka kejadian

dismenore sebesar 107.673 jiwa (64,25%),yang terdiri dari 59.671 jiwa (54,89%)

mengalami dismenore primer dan 9,496 jiwa (9,36%) mengalami disminore sekunder

(WHO 2010).

Definisi remaja (adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah

periode usia antara 10-19 tahun. Angka kejadian disminore di dunia sangat besar. Rata-

rata lebih dari 50% perempuan disetiap Negara mengalaminya, presentasi kejadian

disminorea di USA sekitar 60%, Swedia 72% dan diperkirakan di Indonesia 55%

perempuan usia produktif tersiksa nyeri selama haid (Lie,2004).

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 09 april sampai 20

april 2017 pada mahasiswa Asrma Abim, hasil wawancara terhadap 25 mahasiswa yang

mengalami menstruasi ada 20(80%)orang yang mengalami disminorea, dan 5 (25%)

orang tidak mengalami disminore. Hal ini menunjukan masih tingginya angka kejadian

disminore. Kemudian hasil wawancara terhadap 20(80%) orang yang mengalami

disminorea, 4(20%) orng menggunakan terapi farmakologi dengan mengkomsumsi obat

nyeri yang di beli di apotik, 5(25%) orang menggunakan non-terapi farmakologi dengan

cara kompres hangat dan memijat pinggang serta mengoles bagian perut dengan minyak

kayu putih yang di rasa nyeri,11(55%) orang tidak menggunakan terapi apapun saat

disminorea karena beranggapan disminorea tidak perlu di atasi karena akan sembuh

dengan sendirinya, tetapi saat disminorea datang meraka berkeinginan mengobatinya

karena merasakan nyaeri dan mengganggu aktifiasnya. sehingga mereka mengatakan

kurang konsentrasi dalam melakukan aktifitasnya.

2
Penyebab terjadinya disminorea belum sepenuhnya di ketahui, namun paling banyak

ditemukan pada siklus ovultorik fase sekresi. Pada pertengahan fase terjadi peningkatan

kadar progesterone dan estrogen (progesterone lebih dominan). kemudian kadar keduanya

mulai menurun perlahan kerena korpus luteum mulai mengalami atresia, kurang lebih 14

hari pasca ovulasi kadar progesterone dan estrogen cukup rendah,mengakibatkan sekresi

gonadotropin meningkat dengan Follicle stimulating Hormone (FSH) lebih dominan dari

Lutenizing Hormone (LH). Meningkatnya LH mengakibatkan terjadinya peningkatan

sekresi prostaglandin(Anwar,2011).

Tingginya sekresi prostalagin pada saat haid memicu timbulnya kontraksi kuat

miometrium dan berkurangnya pasukan darah kejaringan endometrium yang kemudian

mengarah pada nekrosis lapisan endometrium yang berujung pada timbulnya rasa nyeri

pada haid nyeri yang timbul biasanya berupa nyeri perut bagian bawah,mual-muntah,

diare,kelelahan,sakit kepala,dan nyeri punggung.

Disminorea terjadi pada wanita berbagai usia disminorea dapat dikelompokan

menjadi disminore primer (kelainan ginekologis) dan disminore sekunder (gangguan

ginekologis). Disminorea primer disebabkan tingginya kadar. Prostaglandin. Hal ini tidak

berbahaya biasanya rasa nyeri ini hilang pada pertengahan usia 20 an atau setelah

melahirkan, sedangkan disminorea sekunder disebabkan oleh tumor fibroid (tumor jinak)

pada dinding rahim. Penyakit radang panggul,adanya kista pada indung telur

(Haryono,2015). Namun paling sering terjadi biasanya disminorea primer timbul pada

saat remaja yaitu sekitar 2-3 tahun setelah haid pertama dan terjadi pada umur kurang dari

20 tahun (Hockenberry & Wilson,2006).

3
Dampak mikro dalam kasus disminorea yaitu penurunan minat terhadap aktifitas

rutin.Terjadi ketidaknyamanan saat belajar, bekerja ,mudah marah, gangguan mood,

sukar berkonsentrasi, dan perubahan nafsu makan (Prawirohardjo, 2011). Dampak makro

dalam kasus disminorea adalah pada disminorea primer tadak ditemukan kelainan

ginokologi. Sedangkan pada disminorea sekunder berhubungan dengan kelainan

congenital atau kelainan organic di pelvis yang terjadi pada masa remaja. Rasa nyeri yang

timbul disebabkan karena adanya kelainan pelvis, misalnya endometritis,mioma uteri

(tumor jinak kandungan), stenosis servik ,malposisi uterus (judha,2012)

Rasa nyeri atau disminorea pada saat menstruasi tentu saja sangat menyiksa bagi

wanita sakit menusuk nyeri yang hebat disekitar bagian bawah dan bahkan kadang

mengalami kesulitan berjalan sering dialami ketika haid menyerang banyak wanita

terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita sehingga tidak dapat mengerjakan

sesuatu apapun , ada yang pingsan, ada yang merasa mual, ada juga yang benar-benar

muntah, sehingga disminorea memberikan dampak negative bila tidak segera di atasi,

banyak remaja yang mengalami disminorea pada saat menstruasi dan mempunyai lebih

banyak hari libur dan presentasinya kurang begitu baik disekolah dibandingkan dengan

remaja yang tidak terkena disminorea (purnasari,2014)

Beberapa dampak disminorea adalah terganggunya aktifitas akademik maupun

aktifitas sehari-hari yang akhirnya dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup dan

penurunan produktivitas kerja (Sharma dkk,2008). Proverawati dan Misaroh (2009)

menyatakan bahwa masalah disminorea setidaknya mengganggu 50% wanita masa

produksi (25-45 tahun) dan (60-85%) pada usia remaja (11-12 tahun), serta 7% pada usia

4
dewasa (25-45 tahun) mengakibatkan banyak hambatan dalam menjalani kegiatan sehari-

hari.

Faktor resiko yang berhubungan dengan disminorea adalah haid pertama usia sangat

dini, periode haid lama, aliran darah yang hebat, merokok, status gizi, riwayat keluarga

positif terkena penyakit. kegemukan dan mengkonsumsi alchol (Juda,2012). Selain itu

menurut anugroho (2011) kurangnya olaraga dapat memperberat disminorea.

Dalam proses penurunan tingkatan nyeri haid (dismenorea), seorang wanita perlu

memperhatikan hal-hal yang harus dilakukan agar nyeri dapat berkurang, Jika tidak

dilakukan secara teratur, maka tidak akan terjadi penurunan tingkatan nyeri haid ataupun

nyeri tidak akan berkurang secara maksimal, Hal tersebut difokuskan untuk mengurangi

ketidak nyamanan serta nyeri haid. Untuk mengurangi nyeri haid dapat dilakukan dengan

dengan olahraga teratur, teknik relaksasi, pengaturan diet secara teratur. Di Indonesia

ramuan peninggalan nenek moyang untuk mengurangi nyeri haid masih banyak

digunakan. Misalnya untuk mengurangi nyeri haid dengan menggunakan Jus kulit

manggis. Hal ini menunjukan bahwa pemberian jus kulit manggis memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap tingkatan nyeri haid pada wanita. Secara ilmiah jus kulit

manggis memiliki kandungan senyawa xanthone yang mempunyai aktifitas penghambat

pelepasan histamine dan sintesis prostaglandin E2, senyawa Xanthone sebagai mediator

inflamasi serta pengahambat enzim COX-2 yang menyebabkan peradangan nyeri haid.

Keberhasilan resolusi tersebut sangat penting untuk penurunan tingkatan nyeri

haid pada remaja,tetapi selain dari pedoman gaya hidup. salah satunya adalah dengan

cara mengkonsumsi Produk herbal yang biasa digunakan untuk meringankan dismenore

yakni dengan mengkonsumsi Jus Kulit Manggis . Jus Kulit Manggis, dapat meredakan

5
rasa nyeri dan peradangan ( Khamzah, 2016). Tanaman tersebut selain meredakan rasa

nyeri , meringankan kram pada saat menstruasi, dapat juga digunakan untuk mengatasi

penyakit lain, tanaman ini bisa didapat dengan mudah , dan murah , serta proses

pengolahanyapun sangatlah mudah (Herbie, 2015). jika kulit manggis tidak diberikan

maka penderita tidak akan mampu melakukan kegiatan apapun , tersiksa dan nyeri tidak

berkurang. (Azizati, 2008).

Berdasarkan fenomena diatas pentingnya Jus Kulit manggis sebagai tanaman

alternatife untuk manajemen nyeri pada dismenore. Maka peneliti ingin melakukan

penelitian tentang Pengaruh Pemberian Jus Kulit Manggis Terhadap Intesitas Nyeri Haid

(Dismenorea) Pada remaja putri di Asrama Abim Universitas Kadiri Tahun 2017.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan yaitu Pengaruh Pemberian

Jus Kulit Manggis Terhadap Intesitas Nyeri Haid (Dismenore) Pada Remaja putri

Asrama Abim Universitas Kadiri Tahun 2017

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Pengaruh Pemberian Jus Kulit Manggis Terhadap Penurunan

Derajat Nyeri Haid (Dismenorea) Pada Remaja Putri di Asrama Abim

Universitas Kadiri Tahun 2017.

6
1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi Intensitas Nyeri Haid (Dismenorea) Sebelum Diberikan

Minuman Jus kulit manggis Pada Remaja Putri di Asrama Abim Universitas

Kadiri Tahun 2017.

2. Mengidentifikasi Intensitas nyeri haid (dismenorea) setelah diberikan

minuman Jus Kulit Manggis pada Remja Putri di Asrama Abim Universitas

Kadiri Tahun 2017.

3. Menganalisis pengaruh pemberian jus kulit manggis pada Remaja Putri di

Asrma Abim Universitas Kadiri Tahun 2017.

1.3 Manfaat Penelitian

1.3.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana ilmiah dan menambah wawasan

pengetahuan serta pengalaman dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.

1.3.2 Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian Jus Kulit Manggis terhadap

intesitas nyeri haid (dismenorea)

7
2. Bagi institusi Pendidikan

Sebagai pengembang ilmu yang telah ada dan dapat dijadikan bahan kajian

untuk kegiatan penelitian selanjutnya. Serta penelitian ini diharapkan dapat

memberikan tambahan kepustakaan sebagai kajian dalam bidang kesehatan dan

dapat dijadikan penelitan lanjutan yang berkaitan dengan pengaruh pemberian

Jus Kulit Manggis terhadap intesitas nyeri haid (dismenorea).

3. Bagi Responden

Diharapkan dapat bermanfaaat bagi Masyarakat, khususnya wanita yang

mengalami nyeri haid (dismenorea) mendapatkan informasi tentang penurunan

nyeri haid dengan mengkonsumsi jus kulit manggis

4. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan dapat dijadiakn alternatife manajemen nyeri saat haid dengan

mengkonsumsi Jus Kulit Manggis sehingga meningkatkan kualitas hidup

dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai