Anda di halaman 1dari 49

MAKALAH GENERATOR DC

Ditulis pada Mei 6, 2012

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

GENERATOR DC

Disusun oleh

Ahmad Maulana (19410218)

Putera Arief Ramadhan (15410422)

Universitas Gunadarma

Fakultas Teknik Industri

2012

BAB I

I.I Latar Belakang Masalah

Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah

energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah.

Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan

magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:

Energi Mekanis GENERATOR Energi Listrik

Tenaga mekanis : memutar kumparan kawat penghantar dalam medan magnetataupun sebaliknya
memutar magnet diantara kumparan kawat penghantar.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut adalah arus searah (DC) atauarus bolak-balik (AC),
hal ini tergantung dari susunan atau konstruksi dari generator, serta tergantung dari
system pengambilan arusnya

DC Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent dengan 4-kutub
rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan
rumah generator atau casis, serta bagian rotor. Gambar 1 menunjukkan gambar potongan melintang
konstruksi generator DC.

Gambar 1. Konstruksi Generator DC

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan bagian rotor, yaitu
bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang,
bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan
poros rotor. Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang yang
akan memendek dan harus diganti secara periodic / berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran
sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, gunakan amplas
halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang

Generator DC berpenguatan bebas merupakan generator yang mana arus medannya di suplai dari
sumber DC eksternal. Tegangan searah yang dipasangkan pada kumparan medan yang mempunyai
tahanan Rf akan menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan induksi akan
dibangkitkan pada generator.

Pada karakteristik berbeban sebuah generator DC menunjukkan bagaimana hubungan antara tegangan
terminal Vt dan arus medan If ketika generator dibebani. Bila generator dibebani maka akan mengalir
arus beban sebesar IL. Pada generator DC penguatan shunt penurunan tegangan terminal akan semakin
besar bila terus-menerus dibebani, dan arus medan If pada mesin ikut turun. Ini menyebabkan fluks
pada mesin turun sehingga nilai Ea turun yang menyebabkan penurunan tegangan terminal lebih besar.
Sedangkan pada generator DC penguatan bebas Tegangan terminal Vt akan berkurang akibat

efek demagnetisasi dari reaksi jangkar. Pengurangan ini dapat di atasi dengan peningkatan arus medan
yang sesuai. Tegangan terminal Vt akan lebih kecil daripada ggl E yang dibangkitkan, sebesar Ia.Ra,
dimana Ra adalah resistansi rangkaian jangkar. Penurunan tegangan ini dapat dengan suatu segitiga
yang disebut segitiga portier, yang sisinya sebanding Ia. karena Ia konstan maka segitiga ini konstan
dalam batas-batas belum jenuh. Menurunnya tegangan terminal Vt ini akan menyebabkan arus
medan If turun, danEa juga akan mengalami penurunan.

Dengan demikian, perlu dilakukan pengujian generator DC penguatan bebas dengan generator DC shunt
berupa analisa data-data yang diambil dari laboratorium. Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan
karakteristik berbeban dari kedua jenis generator DC tersebut.
I.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan tugas ini adalah untuk mengetahui perbandingan karakeristik
berbeban dari generator DC penguatan bebas dengan generator DC shunt. Manfaat penulisan tugas ini
bagi penulis adalah mendapatkan pengertian dan penjelasan tentang karakteristik generator DC
penguatan bebas dan generator DC shunt untuk keadaan beban yang berubah-ubah. Sedangkan bagi
para pembaca, diharapkan semoga tugas akhir ini dapat menjadi sumbangan dalam memperkaya
pengetahuan dan memberikan kesempatan untuk mempelajarinya lebih lanjut.

Medan magnet pada generator dapat dibangkitkan dengan dua cara yaitu :

dengan magnet permanen

dengan magnet remanen

Generator listrik dengan magnet permanen sering juga disebut magneto dynamo. Karena

banyak kekurangannya, maka sekarang jarang digunakan. Sedangkan generator dengan

magnet remanen menggunakan medan magnet listrik, mempunyai kelebihan-kelebihan

yaitu :

Medan magnet yang dibangkitkan dapat diatur

Pada generator arus searah berlaku hubungan-hubungan sebagai berikut :

Dimana : Ea = GGL yang dibangkitkan pada jangkar generator

= Fluks per kutub

z = Jumlah penghantar total

n = Kecepatan putar

e = Jumlah hubungan parallel

Bila(Konstanta), maka :

Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya, generator arus searah dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

1. Generator berpenguatan bebas


Generator tipe penguat bebas dan terpisah adalah generator yang lilitan medannya dapat dihubungkan
ke sumber dc yang secara listrik tidak tergantung dari mesin. Tegangan searah yang dipasangkan pada
kumparan medan yang mempunyai tahanan Rf akan menghasilkan arus If dan meni mbulkan fluks pada
kedua kutub. Tegangan induksi akan dibangkitkan pada generator

Jika generator dihubungkan dengan beban, dan Ra adalah tahanan dalam generator, maka hubungan
yang dapat dinyatakan adalah:

Besaran yang mempengaruhi kerja dari generator :

Tegangan jepit (V)

Arus eksitasi (penguatan)

Arus jangkar (Ia)

Kecepatan putar (n)

2. Generator berpenguatan sendiri

a. Generator searah seri

b. Generator Shunt

Pada generator shunt, untuk mendapatkan penguatan sendiri diperlukan :

Adanya sisa magnetik pada sistem penguat

Hubungan dari rangkaian medan pada jangkar harus sedemikian, hingga arah medan yang terjadi,
memperkuat medan yang sudah ada. Mesin shunt akan gagal membangkitkan tegangannya kalau:

Sisa magnetik tidak ada. Misal: Pada mesin-mesin baru. Sehingga cara memberikan sisa magnetic adalah
pada generator shunt dirubah menjadi generator berpenguatan bebas atau pada generator dipasang
pada sumber arus searah, dan dijalankan sebagai motor shunt dengan polaritas sikat-sikat dan
perputrannominal

Hubungan medan terbalik, Karena generator diputar oleh arah yang salah dan dijalankan, sehingga arus
medan tidak memperbesar nilai fluksi. Untuk memperbaikinya denganhubungan-hubungan perlu diubah
dan diberi kembali sisa magnetik, seperti carauntuk memberikan sisa magnetik

Tahanan rangkaian penguat terlalu besar. Hal ini terjadi misalnya pada hubungan terbuka dalam
rangkaian medan, hingga Rf tidak berhingga atau tahanan kontak sikat terlalu besar atau komutator
kotor

C. Generator Kompon

Generator kompon merupakan gabungan dari generator shunt dan generator seri, yang dilengkapi
dengan kumparan shunt dan seri dengan sifat yangdimiliki merupakan gabungan dari keduanya.
Generator kompon bisadihubungkan sebagai kompon pendek atau dalam kompon panjang.
Perbedaandari kedua hubungan ini hampir tidak ada, karena tahanan kumparan seri kecil, sehingga
tegangan drop pada kumparan ini ditinjau daritegangan terminal kecil sekali dan terpengaruh.

I.3 Batasan Masalah

Untuk membatasi materi yang akan dibicarakan pada tugas ini, maka penulis perlu membuat
batasan cakupan masalah yang akan dibahas. Hal ini diperbuat supaya isi dan pembahasan dari tugas
akhir ini menjadi lebih terarah dan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Adapun batasan masalah
pada penulisan tugas akhir ini adalah :

Jenis generator yang digunakan dalam percobaan ini adalah generator DC penguatan bebas dan
generator DC shunt.

Tidak membahas motor arus searah ( DC ).

Beban yang digunakan hanya berupa beban resistif.

Tidak membahas karakteristik beban nol dan karakteristik luar dari generator DC.

Spesifikasi generator DC yang digunakan untuk percobaan adalah generator DC pada Laboratorium
Konversi Energi Listrik FT USU

Energi Listrik FT USU

Untuk memberi tenaga pada suatu beban kadang-kadang diperlukan kerja pararel dari

dua atau lebih generator. Pada penggunaan beberapa buah mesin perlu dihindari

terjadinya beban lebih pada salah satu mesin. Kerja pararel generator juga diperlukan

untuk meningkatkan efisiensi yang besar pada perusahaan listrik umum yang senantiasa

memerlukan tegangan yang konstan. Untuk hal-hal yang khusus sering dynamo

dikerrjakan pararel dengan aki, sehingga secara teratur dapat mengisi aki tesebut.

BAB II

II.1 Membuat Blog Diagram Secara Keseluruhan

Generator Penguat Terpisah

Pada generator penguat terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi) tidak terhubung menjadi satu
dengan rotor. Terdapat dua jenis generator penguat terpisah, yaitu:

1. Penguat elektromagnetik
2. Magnet permanent / magnet tetap

Gambar 1.1 Generator Penguat Terpisah.

Generator shunt

Gambar 1.2 Diagram Rangkaian Generator Shunt

Generator Kompon

Gambar 1.3 Diagram Rangkaian Generator Kompon

Catu daya Adaptor adalah perangkat elektronika yang berfungsi menurunkan dan mengubah tegangan
AC (Alternating Current) menjadi tegangan DC (Dirrect Current) yang dapat di gunakan sebagai sumber
tenaga peralatan elektronika. Sebuah catu daya adaptor yang baik memiliki bagian-bagian seperti pada
blok diagram berikut ini :

catu daya

Gambar 1.4 Diagram blog catu daya

II.2 Ceritakan Masing-Masing Komponen Setiap Blog

Catu daya

Keterangan :

1. Stepdown (Penurun Tegangan)

Bagian ini berfungsi menurunkan tegangan AC 110/220V menjadi tegangan AC yang lebih rendah yang
diperlukan( 5V, 9V,12V, dll).Bagian ini terdiri dari sebuah transformer (trafo)

2. Rectifier (Penyearah)

Bagian ini merupakan bagian penyearah arus dari arus AC (bolak-balik) menjadi arus DC (searah).Bagian
ini terdiri dari sebuah dioda silikon , germanium ,selenium atau Cuprox.

3. Filter (Penyaring)

Bagian ini berfungsi untuk menyaring arus DC yang masih berdenyut sehingga menjadi rata. Komponen
yang digunakan yaitu gabungan dari kapasitor elektrolit dengan resistor atau induktor.

4. Stabilizer(Penstabil)

Bagian ini berfungsi menstabilkan tegangan DC agar tidak terpengaruh oleh tegangan beban.Komponen
ini berupa Dioda Zener atau IC yang didalamnya berisi rangkaian penstabil.

5. Regulator(Pengatur)
Bagian ini mengatur kestabilan arus yang mengalir ke rangkaian elektronika.Komponen yang di gunakan
merupakan gabungan dari transistor, resistor dan kapasitor. Ada juga yang di paket berupa sebuah IC
seperti regulator LM7805. Pada gambar 2.9 regulator bekerja dengan cara mengendalikan arus basis
pada transistor melalui dioda zener 5V tipe 1N4736 dan resistor 680 ohm sehingga penguatan tegangan
pada output transistor mengalami penurunan sesuai dengan pengaturan tegangan kemudi pada arus
basis yaitu sebesar 5V. Pada gambar ilustrasi transistor NPN berikut ini, junction base-emiter diberi bias
positif sedangkan base-colector mendapat bias negatif (reverse bias).

(KF.Ibrahim , Prinsip Dasar Elektronika , 1993, hal : 23)

III.3 Cara Kerja Masing-Masing Setiap Blok

Generator Penguat Terpisah

Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur melalui pengaturan tegangan
eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan secara elektronik atau magnetik. Generator ini bekerja
dengan catu daya DC dari luar yang dimasukkan melalui belitan F1-F2.

Penguat dengan magnet permanen menghasilkan tegangan output generator yang konstan dari
terminal rotor A1-A2. Karakteristik tegangan V relatif konstan dan tegangan akan menurun sedikit ketika
arus beban I dinaikkan mendekati harga nominalnya

Generator Shunt

Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor (A1-A2).

Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada medan magnet stator. Rotor
berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan memperkuat medan magnet
stator, sampai dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-
E2 diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang
dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya. Diagram
rangkaian generator shunt dapat dilihat pada Gambar 1.2

Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa megnetisasi tidak akan ada, atau jika
belitan eksitasi salah sambung atau jika arah putaran terbalik, atau rotor terhubungsingkat, maka tidak
akan ada tegangan atau energi listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut.

Generator Kompon
Generator kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti kutub utama yangsama.Satu penguat
eksitasi merupakan penguat shunt, dan lainnya merupakan penguat seri. Diagram rangkaian generator
kompon ditunjukkan pada Gambar 12. Pengatur medan magnet (D1-D2) terletak di depan belitan shunt.

III.4 Penampilan Rangkaian Skematik

Generator Penguat Terpisah

karakteristik generator penguat terpisah saat eksitasi penuh (Ie 100%) dan saat

eksitasi setengah penuh (Ie 50%). Ie adalah arus eksitasi, I adalah arus

beban.Tegangan output generator akan sedikit turun jika arus beban semakin

besar.

Kerugian tegangan akibat reaksi jangkar.

Perurunan tegangan akibat resistansi jangkar dan reaksi jangkar, selanjutnya

mengakibatkan turunnya pasokan arus penguat ke medan magnet, sehingga

tegangan induksi menjadi kecil.

Generator Shunt

Generator shunt mempunyai karakteristik seperti ditunjukkan pada Gambar 11. Tegangan output akan
turun lebih banyak untuk kenaikan arus beban yang sama, dibandingkan dengan tegangan output pada
generator penguat terpisah. Sebagai sumber tegangan, karakteristik dari generator penguat terpisah
dan generator shunt tentu kurang baik, karena seharusnya sebuah generator mempunyai tegangan
output yang konstan, namun hal ini dapat diperbaiki pada generator kompon.

Generator Kompon

menunjukkan karakteristik generator kompon. Tegangan output generator terlihat konstan dengan
pertambahan arus beban, baik pada arus eksitasi penuh maupun eksitasi 50%. Hal ini disebabkan oleh
adanya penguatan lilitan seri, yang cenderung naik tegangannya jika

arus beban bertambah besar. Jadi ini merupakan kompensasi dari generator shunt, yang

cenderung tegangannya akan turun jika arus bebannya naik.


III.5 Fakta Penggunaan Implementasi Di Lapangan

Bab ini menjelaskan tentang hasil implementasi desain kontroler primemover ANFIS real-time skala
laboratorium untuk simulasi kendali sistem satu mesin

Beberapa penelitian pengaturan kecepatan putaran motor arus searah (DC) yang telah dilakukan antara
lain oleh Resmana, dan kawan-kawan (1999) yang mengimplementasikan fuzzy
logic pada microkontroller untuk kendali putaran alat pembuat gerabah, Dwi Asta yang
menerapkan fuzzy adaptif dengan penalaan fungsi keanggotaan pada pengendali kecepatan motor DC
berbasis mikrokontroler 89C52, dan Josephat pramudijanto, dan kawan-kawan (2001) dengan
mengimplementasikan ANFIS pada pengaturan motor servo MS 150 DC. Pada Penelitan ini motor DC
befungsi sebagai primemover generator sinkron dan kontrolernya digunakan metode ANFIS untuk
mengatur kecepatan putaran agar tetap stabil sesuai dengan perubahan yang terjadi pada beban. Untuk
menstabilkan putaran primemover pada putaran tertentu maka digunakan frekuensi sebagai acuan.
Alasan pemilihan ANFIS sebagai kontroler yaitu karena kontroler ini dapat beradaptasi jika terjadi
perubahan input sistem secara tiba-tiba [4]. Penelitan ini tidak hanya mendesain dan mensimulasikan
kontroler putaran primemover dengan menggunakan software, namun juga akan mengimplementasikan
ke dalam bentuk real (prototype). Keunggulan yang dimiliki penelitian ini yaitu tidak hanya melihat
tingkat keandalan melalui simulasi (software), namun juga akan membuktikan dalam bentuk percobaan
secara langsung, sehingga akan terlihat perbedaan kecepatan respon pada simulasi dan kecepatan
respon pada saat dihubungkan pada plant yang digunakan

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19982/4/Chapter%20I.pdf

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-9455-2207201015-BABI.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/195912311985031-
JAJA_KUSTIJA/modul_sistem_engineering.pdf

http://crayonpedia.org/bse/split/kelas12_smk_teknik_listrik_industri_siswoyo/Bab_12.pdf
http://jurnal.sttn-batan.ac.id/wp-content/uploads/2008/06/19-jumari-hal-201-211.pdf

http://storage.jakstik.ac.id/students/paper/penulisan%20ilmiah/20402272/BAB%20II.pdf

http://elreg-03.blogspot.com/2009_12_01_archive.html

http://elektronika-elektronika.blogspot.com/2007/06/single-side-band-generator-bagian-i.html

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=contoh+makalah+generator+dc+pdf&source=web&cd=88&v
ed=0CEcQFjAHOFA&url=http%3A%2F%2Flinkpendidikan.com%2Ffiles%2Fview.php%3Ffile%3Dmodul-
materi%2Felektro%2Fteknik_dasar_generator.pdf&ei=jW-
dT461NtHIrQfPr5F9&usg=AFQjCNEwddKV1ell8BPncdrFiC8hlCqJFQ

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19982/4/Chapter%20I.pdf

http://www.search-document.com/pdf/1/1/contoh-makalah-generator-dc.html

http://www.energyefficiencyasia.org/docs/ee_modules/indo/Chapter%20-
%20Electric%20motors%20(Bahasa%20Indonesia).pdf

http://staff.ui.ac.id/internal/040603019/material/DCMotorPaperandQA.pdf

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Generator DC merupakan mesin DC yang digunakan untuk

mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Prinsip Kerja

Generator DC itu sendiri di hasilkan pembangkit listrik melalui

induksi dengan 2 cara yaitu dengan menggunakan cincin-seret

yang menghasilkan tegangan induksi bolak-balik dan dengan

menggunakan komutator yang menghasilkan tegangan DC. Rugi

rugi yang ada pada generator DC antara lain rugi tembaga, rugi

besi, dan rugi mekanik. Rugi-rugi ini sangat penting untuk diketahui

dan diperlukan untuk menghitungbesarnya effisiensi dari generator.


Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik.
Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah. Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari
rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:
1. Generator penguat terpisah
2. Generator shunt
3. Generator kompon

1. Konstruksi Generator DC

Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan
digital, proteksi terhadap beban lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian
rotor. Gambar 1 menunjukkan gambar potongan melintang konstruksi generator DC.

Gambar 1. Konstruksi Generator DC

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC
yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan
bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.

Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang yang akan memendek dan harus
diganti secara periodic / berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk
arang yang mengisi celah-celah komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.

2. Prinsip kerja Generator DC

Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:

dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.


dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.

Proses pembangkitan tegangan tegangan induksi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Gambar 2. Pembangkitan Tegangan Induksi.

Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan medan magnet oleh lilitan kawat pada
rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan induksi. Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti
Gambar 2 (a) dan (c). Pada posisi ini terjadi perpotongan medan magnet secara maksimum oleh penghantar. Sedangkan
posisi jangkar pada Gambar 2.(b), akan menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini karena tidak adanya perpotongan
medan magnet dengan penghantar pada jangkar atau rotor. Daerah medan ini disebut daerah netral.

Gambar 3. Tegangan Rotor yang dihasilkan melalui cincin-seret dan komutator.

Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin (disebut juga dengan cincin seret), seperti
ditunjukkan Gambar 3.(1), maka dihasilkan listrik AC (arus bolak-balik) berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor
dihubungkan dengan komutator satu cincin Gambar 3.(2) dengan dua belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan dua
gelombang positip.

Rotor dari generator DC akan menghasilkan tegangan induksi bolak-balik. Sebuah komutator berfungsi sebagai penyearah
tegangan AC.

Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC, sebanding dengan banyaknya putaran dan besarnya arus
eksitasi (arus penguat medan).

3. Jangkar Generator DC

Jangkar adalah tempat lilitan pada rotor yang berbentuk silinder beralur. Belitan tersebut merupakan tempat terbentuknya
tegangan induksi. Pada umumnya jangkar terbuat dari bahan yang kuat mempunyai sifat feromagnetik dengan permiabilitas
yang cukup besar.
Permiabilitas yang besar diperlukan agar lilitan jangkar terletak pada derah yang induksi magnetnya besar, sehingga
tegangan induksi yang ditimbulkan juga besar. Belitan jangkar terdiri dari beberapa kumparan yang dipasang di dalam alur
jangkar. Tiap-tiap kumparan terdiri dari lilitan kawat atau lilitan batang.
Gambar 4. Jangkar Generator DC.

4. Reaksi Jangkar

Fluks magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari sebuah generator saat tanpa beban disebut Fluks Medan
Utama (Gambar 5). Fluks ini memotong lilitan jangkar sehingga timbul tegangan induksi.

Gambar 5. Medan Eksitasi Generator DC

Bila generator dibebani maka pada penghantar jangkar timbul arus jangkar. Arus jangkar ini menyebabkan timbulnya fluks
pada penghantar jangkar tersebut dan biasa disebut FIuks Medan Jangkar (Gambar 6).
Gambar 6. Medan Jangkar dari Generator DC (a) dan Reaksi Jangkar (b).

Munculnya medan jangkar akan memperlemah medan utama yang terletak disebelah kiri kutub utara, dan akan
memperkuat medan utama yang terletak di sebelah kanan kutub utara. Pengaruh adanya interaksi antara medan utama dan
medan jangkar ini disebut reaksi jangkar. Reaksi jangkar ini mengakibatkan medan utama tidak tegak lurus pada garis
netral n, tetapi bergeser sebesar sudut . Dengan kata lain, garis netral akan bergeser. Pergeseran garis netral akan
melemahkan tegangan nominal generator.
Untuk mengembalikan garis netral ke posisi awal, dipasangkan medan magnet bantu (interpole atau kutub bantu), seperti
ditunjukkan pada Gambar 7.(a).

Gambar 7. Generator dengan Kutub Bantu (a) dan Generator Kutub Utama, Kutub Bantu, Belitan Kompensasi (b).

Lilitan magnet bantu berupa kutub magnet yang ukuran fisiknya lebih kecil dari kutub utama. Dengan bergesernya garis
netral, maka sikat yang diletakkan pada permukaan komutator dan tepat terletak pada garis netral n juga akan bergeser.
Jika sikat dipertahankan pada posisi semula (garis netral), maka akan timbul percikan bunga api, dan ini sangat berpotensi
menimbulkan kebakaran atau bahaya lainnya. Oleh karena itu, sikat juga harus digeser sesuai dengan pergeseran garis
netral. Bila sikat tidak digeser maka komutasi akan jelek, sebab sikat terhubung dengan penghantar yang mengandung
tegangan. Reaksi jangkar ini dapat juga diatasi dengan kompensasi yang dipasangkan pada kaki kutub utama baik pada
lilitan kutub utara maupun kutub selatan, seperti ditunjukkan pada gambar 7 (a) dan (b), generator dengan komutator dan
lilitan kompensasinya.

Kini dalam rangkaian generator DC memiliki tiga lilitan magnet, yaitu:


lilitan magnet utama
lilitan magnet bantu (interpole)
lilitan magnet kompensasi

5. Jenis-Jenis Generator DC

Seperti telah disebutkan diawal, bahwa generator DC berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya
terhadap jangkar (anker) dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Generator penguat terpisah
2. Generator shunt
3. Generator kompon

Generator Penguat Terpisah

Pada generator penguat terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi) tidak terhubung menjadi satu dengan rotor. Terdapat
dua jenis generator penguat terpisah, yaitu:
1. Penguat elektromagnetik (Gambar 8.a)
2. Magnet permanent / magnet tetap (Gambar 8.b)
Gambar 8. Generator Penguat Terpisah.

Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur melalui pengaturan tegangan eksitasi. Pengaturan
dapat dilakukan secara elektronik atau magnetik. Generator ini bekerja dengan catu daya DC dari luar yang dimasukkan
melalui belitan F1-F2.

Penguat dengan magnet permanen menghasilkan tegangan output generator yang konstan dari terminal rotor A1-A2.
Karakteristik tegangan V relatif konstan dan tegangan akan menurun sedikit ketika arus beban I dinaikkan mendekati harga
nominalnya.

Karakteristik Generator Penguat Terpisah

Gambar 9. Karakteristik Generator Penguat Terpisah


Gambar 9 menunjukkan:
a. karakteristik generator penguat terpisah saat eksitasi penuh (Ie 100%) dan saat eksitasi setengah penuh (Ie 50%). Ie
adalah arus eksitasi, I adalah arus beban.Tegangan output generator akan sedikit turun jika arus beban semakin besar.
b. Kerugian tegangan akibat reaksi jangkar.
c. Perurunan tegangan akibat resistansi jangkar dan reaksi jangkar, selanjutnya mengakibatkan turunnya pasokan arus
penguat ke medan magnet, sehingga tegangan induksi menjadi kecil.

Generator Shunt

Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor (A1-A2). Tegangan awal generator diperoleh
dari magnet sisa yang terdapat pada medan magnet
stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan memperkuat medan magnet
stator, sampai dicapai tegangan nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh
tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang dihasilkan, dan tegangan terminal
meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya. Diagram rangkaian generator shunt dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Diagram Rangkaian Generator Shunt

Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa megnetisasi tidak akan ada, atau jika belitan eksitasi salah
sambung atau jika arah putaran terbalik, atau rotor terhubung-singkat, maka tidak akan ada tegangan atau energi listrik
yang dihasilkan oleh generator tersebut.

Karakteristik Generator Shunt


Gambar 11. Karakteristik Generator Shunt.

Generator shunt mempunyai karakteristik seperti ditunjukkan pada Gambar 11. Tegangan output akan turun lebih banyak
untuk kenaikan arus beban yang sama, dibandingkan dengan tegangan output pada generator penguat terpisah.

Sebagai sumber tegangan, karakteristik dari generator penguat terpisah dan generator shunt tentu kurang baik, karena
seharusnya sebuah generator mempunyai tegangan output yang konstan, namun hal ini dapat diperbaiki pada generator
kompon.

Generator Kompon

Generator kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti kutub utama yang sama. Satu penguat eksitasi merupakan
penguat shunt, dan lainnya merupakan penguat seri. Diagram rangkaian generator kompon ditunjukkan pada Gambar 12.
Pengatur medan magnet (D1-D2) terletak di depan belitan shunt.
Gambar 12. Diagram Rangkaian Generator Kompon

Karakteristik Generator Kompon

Gambar 13. Karakteristik Generator Kompon

Gambar 13 menunjukkan karakteristik generator kompon. Tegangan output generator terlihat konstan dengan pertambahan
arus beban, baik pada arus eksitasi penuh maupun eksitasi 50%. Hal ini disebabkan oleh adanya penguatan lilitan seri,
yang cenderung naik tegangannya jika arus beban bertambah besar. Jadi ini merupakan kompensasi dari generator shunt,
yang cenderung tegangannya akan turun jika arus bebannya naik.

Contoh Makalah Generator DC


Penguat Sendiri
Pada pembahasan kali ini akan mengulas tentanh contoh makalah kelistrikan dari per sub bagian, dibawah ini beberapa bagian
dari makalah yaitu :

Intisari
Bagian besar dan bagian terpenting dari suatu sistem tenaga listrik adalah sebuah pembangkit tenaga listrik. Pembangkit
tenaga listrik tersebut dapat berupa generator yang digerakkan dengan tenaga gas, tenaga air, tenaga diesel dan lain sebagainya.
Apabila suatu sistem pembangkit terjadi gangguan maka seluruh sistem tenaga listrik akan terhenti pengoperasiannya, pada
kesempatan kali ini akan membahas contoh makalah kelistrikan tentang generator dc penguat sendiri.

Pendahuluan
Generator merupakan sebuah perangkat alat listrik dinamis yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Prinsip kerja
generator berdasarkan Hukum Faraday tentang induksi elektro magnetic yaitu bila suatu konduktor digerakan dalam medan
magnet, maka akan membangkitkan GGL. Generator
dibedakan menjadi dua, yaitu generator arus searah (DC)
dan generator arus bolak-balik (AC). Baik generator AC dan generator DC memutar kumparan di
dalam medan magnet yang tetap. Generator AC sering disebut alternator arus listrik yang dihasilkan
berupa arus bolak-balik yang pada contoh makalah kelistrikan ini tidak dibahas secara mendetail hanya
untuk materi pembuka sebagai pengantar ke materi pokok.

Ciri generator AC menggunakan cincin ganda sedangkan Generator arus DC yaitu arus yang dihasilkan
berupa arus searah. Ciri generator DC menggunakan cincin belah (komutator). Jadi generator AC dapat
diubah menjadi generator DC dengan cara mengganti cincin ganda dengan sebuah komutator.

Dengan kata lain, apabila suatu konduktor memotong garis-garis fluksi magnetik yang berubah-ubah,
maka GGL akan dibangkitkan dalam konduktor itu. Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan
magnet permanen dengan 4 kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter eksitasi, penyearah,
bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor. Generator DC terdiri dari dua bagian, yaitu bagian mesin DC yang
diam (stator) , dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar.

Bagian stator terdiri dari Rangka motor, Belitan stator, Sikat arang, Bearing, Terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari
Komutator, Belitan rotor, Kipas rotor, Rotor, Poros rotor.

Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang yang akan memendek dan harus diganti
secara periodik / berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel serbuk arang yang mengisi
celah celah komutator , bisa menggunakan amplas halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.

Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap
jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:
Generator Penguat Terpisah

Generator tipe penguat bebas atau terpisah adalah generator yang lilitan medannya
dapat dihubungkan ke sumber dc yang secara listrikdan tidak tergantung
dari mesin tersebut. Tegangan yang dipasangkan pada kumparan medan yang
mempunyai tahanan fluksi (Rf) akan menghasilkan arus fluksi (If) dan
menimbulkan fluks pada kedua kutub maka tegangan induksi akan dibangkitkan
pada generator tersebut.

Generator Seri

Pada generator seri dimana lilitan penguat magnitnya disambung seri dengan lilitan
jangkar Jumlah lilitan penguat magnitnya lebih sedikit, namun luas penampangnya
besar. Hal ini bertujuan agar hambatan lilitan penguatnya (Rs) kecil.

Kumparan penguat magnitnya dihubung seri dengan kumparan jangkarnya,


sehingga kumparan medannya mendapat penguatantetapi apabila terdapat arus
bebannya, itu sebabnya generator seri selalu terkopel dengan bebannya,
dengan demikian maka tegangan terminal akan muncul di tiap-tiap kutubnya.

Generator Shunt
Generator shunt memiliki lilitan penguat magnitnya yang disambung parallel
dengan lilitan jangkar. Jumlah lilitan penguat magnit banyak, namun luas
penampang kawatnya kecil. Hal ini bertujuan agar hambatan lilitan penguatnya
(Rsh) besar.

Pada generator shunt tegangan awal generator akan diperoleh dari magnet sisa
yang terdapat pada medan magnet stator. Rotor berputar dalam medan magnet
yang lemah dan dihasilkan tegangan yang akan memperkuat medan magnet stator
sehingga mencampai tegangan nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang
melewati belitan shunt diatur oleh tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt
maka makin besar medan penguat shunt yang dihasilkan dan tegangan terminal
meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya

Generator Kompon

Generator kompon merupakan gabungan dari generator shunt dan generator seri,
yang dilengkapi dengan kumparan shunt dan seri dengan sifat yang dimiliki
merupakan gabungan dari keduanya.Generator kompon bisa dihubungkan sebagai
kompon pendek atau dalam kompon panjang. Perbedaan dari kedua hubungan ini
hampir tidak ada karena tahanan kumparan seri kecil, sehingga penurunantegangan
pada kumparan ini ditinjau dari tegangan terminal yangkecil sekali serta
terpengaruh.

Biasanya kumparan seri dihubungkan sedemikian rupa, sehingga kumparan seri ini
membantu kumparan shunt yakni MMF-nya searah. Bila generator ini
dihubungkan seperti itu, maka dikatakan generator itu mempunyai kumparan
kompon bantu. Mesin yang mempunyai kumparan seri melawan medan shunt
disebut kompon lawan dan ini biasanya digunakan untuk motor atau generator-
generator khusus seperti untuk mesin las.

Dalam hubungan kompon bantu yang mempunyai peranan utama ialah kumparan
shunt dan kumparan seri dirancang untukmemberikan kompensasi MMF akibat
reaksi jangkar dan juga tegangan drop di jangkar pada range beban tertentu. Ini
mengakibatkan tegangan generator akan diatur secara otomatis pasa satu range
beban tertentu.

Besar gaya gerak listrik pada generator dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain yaitu kecepatan putaran, jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluks,
banyaknya fluks magnet yang dihasilkan oleh medan magnet, dan banyaknya
jumlah kutub. Dengan memperbanyak atau menambah komponen yang telah
disebutkan maka generator tersebut akan bertambah besar pula gaya gerak listrik.
Karena gaya gerak listrik mempengaruhi kuat lemahnya daya yang dibangkitkan.

Generator dc penguat sendiri tipe seri


Konstruksi Generator DC Seri

Contoh makalah ini akan membahas lebih spesifik tentang generator seri yaitu
sesifikasi generator DC dalam masing-masing jenis eksitasinya maupun tipenya
tidak mempunyai bentuk fisik yang jauh berbeda, namun yang membedakan ialah
rangkaian kelistrikannya, generator DC ini dibuat

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam,
dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari:
rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan
bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.

Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat
arang yang akan memendek dan harus diganti secara periodik / berkala. Komutator
harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang
yang mengisi celah-celah komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan
noda bekas sikat arang.

Apabila ditinjau dari rangkaian kelistrikannya Generator DC seri pada lilitan


penguat magnitnya disambung seri dengan lilitan jangkar dan jumlah dari lilitan
penguat magnitnya lebih sedikit, namun luas penampangnya besar hal ini
bertujuan agar hambatan lilitan penguatnya (Rs) kecil.

Dimana Rf sebagai lilitan penguat magnit, dan Ra sebagai tahanan jangkarnya


(berupa lilitan jangkar) dan hubungan diantara kedua komponen tersebut
tersambung seri.
Cara Kerja Generator DC Seri

Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara
antara lain yaitu dengan menggunakan cicin seret yang akan menghasilkan
tegangan induksi bolak-balik serta dengan menggunakan komutator sehingga
menghasilkan tegangan DC.

Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan
medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan
induksi, tetapi pada generator seri kumparan penguat magnitnya dihubung seri
dengan kumparan jangkarnya, sehingga kumparan medannya mendapat
penguatan tetapi namun hal itu terjadi apabila terdapat arus bebannya, itu sebabnya
generator seri selalu terkopel dengan bebannya, dengan demikian maka tegangan
terminal akan muncul di tiap-tiap kutubnya.

Teganan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti Gambar 2.4 (a) dan (c) pada posisi ini terjadi perpotongan
medan magnet secara maksimum oleh penghantar. Sedangkan posisi jangkar pada Gambar 3.2.(b), akan menghasilkan tegangan
induksi nol. Hal ini karena tidak adanya perpotongan medan magnet dengan penghantar pada jangkar atau rotor. Daerah medan
ini disebut daerah netral.

Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin (disebut
juga dengan cincin seret) maka dihasilkan listrik AC (arus bolak-balik) berbentuk
sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan dengan komutator satu cincin
dengan dua belahan atau komutator, maka dihasilkan listrik DC dengan dua
gelombang positip.
Rotor dari generator DC akan menghasilkan suatu tegangn induksi yaitu, tegangan
induksi bolak-balik. Komutator sendiri berfungsi sebagai penyearah tegangan
AC. Besar tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC sebanding dengan
banyaknya putaran dan besarnya suatu arus eksitasi (penguat medan).

Teori yang mendasari terbentuknya GGL induksi pada generator ialah Percobaan
Faraday. Percobaan Faraday membuktikan bahwa pada sebuah kumparan akan
dibangkitkan GGL Induksi apabila jumlah garis gaya yang diliputi oleh kumparan
berubah-ubah.Terdapat 3 pokok yang terkait mengenai GGL Induksi, yaitu :

1. Adanya flux magnet yang dihasilkan oleh kutub-kutub magnet.

2. Adanya kawat penghantar yang merupakan tempat terbentuknya EMF.

3. Adanya perubahan flux magnet yang melewati kawat penghantar listrik.

Prinsip kerja generator DC menurut hukum Faraday :

e = - N df/ dt

Dimana : N = Jumlah Lilitan


= Fluksi Magnet

e = Tegangan Imbas, GGL

Dengan kata lain, apabila suatu konduktor memotong garis-garis fluksi magnetik yang berubah-ubah, maka GGL akan
dibangkitkan dalam konduktor itu.

GGL dapat dibangkitkan oleh generator seri dengan beberapa syarat, yaitu :
Mempunyai konduktor (hantaran kawat)

Mempunyai medan magnet


Terdapat gerak atau putaran dari konduktor dalam medan, atau terdapat fluksi yang berubah memtong konduktor tersebut.

Terhubung langsung ke bebannya sehingga akan timbul arus beban yang mengakibatkan terjadi penguatan pada kumparan
magnitnya.

Karakteristik Generator DC Seri

Generator seri ini memiliki kumparan medan penguat eksitasi yang dihubung secara
seri dengan lilitan jangkarnya maka dari hal tersebut generator ini memiliki
beberapa karakteristik yang kadang tidak di miliki pada generator jenis lainnya
adapun beberapa karakteristik yang dimiliki oleh generator seri yaitu terletak pada
rangkaian kelistrikannya. Spesifikasi kawat yang dipakai untuk kumparan penguat
eksitasi medan magnit lebihsedikit dibandingkan lilitan jangkarnya namun luas
penampangnya besar hal ini bertujuan agar hambatan lilitan penguatnya (Rf/Rs)
kecil.
Dari rangkaian kelistrikan pada Gambar 2.6 maka dapat diperoleh rumus secara matematis :

Vt = Ia . Ra

Ea = Ia (Ra + Rf) + Vf

Dengan keterangan sebagai berikut :

Ea = Tegangan yang dibangkitkan generator

Vt = Tegangan pada terminal output beban

Vf = Tegangan Pada kumparan seri

Ra = Tahanan Jangkar

Rf = Tahanan kumparan seri

Ia = Arus Jangkar
Setelah memperoleh rumusan diatas maka dapat dianalisa bahwa generator seri akan membangkitkan
tegangan apabila generator tersebut terhubung langsung dengan suatu beban. Sehingga beban akan
teraliri arus atau munculnya arus jangkar (Ia) oleh karena itu maka generator tersebut akan
membangkitkan GGL Induksi.

Dari analisa sebelumnya GGL Induksi generator seri akan timbul apabila adanya aliran arus jangkar ke
suatu beban, dari hal itu serta diperoleh rumusan secara matematis diatas di ketahui bahwa apabila arus
beban naikmaka tegangan yang dibangkitkan oleh generator seri nilainya ikut
bertambah pula.

Generator seri mempunyai karakteristik luar sama persis dengan generator penguat
terpisah pada saat terjadi beban nol atau tanpa beban, namun apabila generator seri
tersebut tidak terhubung langsung dengan beban mengakibatkan tidak timbulnya
GGL Induksi yang dibangkitkan.

Oleh karena itu generator seri mempunyai kelemahan yaitu tegangan output yang
dihasilkan oleh generator tidak stabil nilainya (karena beban yang disuplai oleh
generator akan berubah-ubah nilainya setiap saat tergantung pada penggunaanya)
sehingga menyebabkan fluks magnet yang dihasilkan tidak stabil pula nilainya.
Akan tetapi generator seri mempunyai daya output yang paling besar dari pada
jenis generator lainnya.

Kesimpulan (Penutup)

Generator merupakan seperangkat alat listrik yang mengubah


energimekanis menjadi listrik listrik. Pada Generator DC, fluksi medan dihasilkan
oleh rangkaian medan yang terdapat pada generator itu sendiri. Sehingga arus
kemagnitannya dipengaruhi oleh nilai-nilai tegangan dan arus yang terdapat pada
generator. Namun pada genertor seri harus dihubungkan langsung ke bebannya
dengan hal tersebut maka GGL Induksi generator akan dapat dibangkitkan.
Pada Generator DC tipe seri ini memiliki beberapa karakteristik antara lain tegangan output yang
dihasilkan oleh generator tidak stabil nilainya sehingga menyebabkan fluks magnet yang dihasilkan tidak
stabil pula, arus beban naik maka tegangan yang dibangkitkan oleh generator seri nilainya juga
bertambah pula, daya output yang dihasilkan oleh generator seri mempunyai nilai paling besar diantara
jenis generator lainnya.

berikut contoh makalah kelistrikan tentang generator dc yang sedikit menambah referensi bagi anda,
semoga bermanfaat dan terimakasih.

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

Posted on 7:13 AM by Hananto Tria in Contoh Makalah Generator DC,Contoh Makalah


Kelistrikan, Contoh Makalah Teknik Elektronika | No comments

Older PostHome

0 comments:

Post a Comment
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Search

Recent Posts

Categories
Contoh makalah
Contoh Makalah Generator DC
Contoh Makalah Kelistrikan
Contoh makalah motor listrik
Contoh Makalah Teknik Elektronika

Popular Posts

Contoh Makalah Motor Listrik DC


Kali ini kita akan mengulas tentang Contoh Makalah Motor Listrik DC, K arya tulis ini bertujuan
untuk mengetahui teori-teori

Generator DC
MAKALAH

GENERATOR DC

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nyapenulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul Generator DC ini membahas
mengenai Generator DC.

Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.Oleh karena
itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan
makalah ini.

Penulis sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu dikarenakan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulissangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita.

Akhir kata, penulis memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan.

Bengkulu, 22 Juli 2013

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah energi mekanis
menjadi energi listrik. Secara umum generator DC tidak berbeda dengan motor DC kecuali pada arah
aliran daya. Berdasarkan cara memberikan fluks pada kumparan medannya, generator arus searah DC
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:generator berpenguatan bebas dan generator berpenguatan
sendiri.

Dalam kehidupan kita sehari hari Generator DC dapat berfungsi sebagai salah satu pembangkit
arus searah di bengkel bengkel atau pabrik, sebagai pengisi accu pada perusahaan pengisi accu,
sebagai pengisi accu mobil, bahkan dipusat pusat tenaga listrik berfungsi sebagai penguat maknit
(exiciter ) pada generator utama.

Generator DC terdiri dua bagian,yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan bagian rotor,
yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang,
bearing danterminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan
poros rotor.

Mengingat pentingnya penggunaan generator arus searah DC dalam kehidupan seharihari maka
dalam makalah ini penulis mencoba untuk menggambarkan mengenai dasar-dasar yang berhubungan
mengenai generator arus searah DC

1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah yang dimaksud dengan Generator DC?

b. Bagaimana konstruksi Generator DC ?

c. Apa saja komponen-komponen dari Generator DC

d. Apa prinsip dan cara kerja dari Generator DC ?

e. Apa yang dimaksud dengan reaksi jangkar ?


f. Bagaimana cara pengukuran pendemagnetan ?

g. Apa jenis-jenis dari Generator DC?

h. Bagaimana pembangkitan tegangan induksi pada generator berpenguatan sendiri ?

i. Bagaimana kerja paralel generator arus searah ?

j. Bagaimana hubungan paralel generator ?

k. Apa aplikasi dari penggunaan Generator DC?

l. Apa kelebihan dan kekurangan generator DC ?

1.3 Batasan Masalah

a. Jenis generator yang dibahas adalah generator dc

b. Tidak membahas motor arus searah ( AC )

c. Memaparkan prinsip kerja dari generator DC.

d. Memaparkan komponen-komponen dalam generator DC.

1.4 Tujuan

a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan generator.

b. Untuk mengetahui konstruksi Generator DC.

c. Untuk mengetahui prinsip kerja generator.

d. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis generator arus searah.

e. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan reaksi jangkar.

BAB II

PEMBAHASAN

Generator merupakan salah satu aspek pendukung dalam sistem tenaga dan merupakan salah satu
aspek penting di dalam pengkonversian energi elektromekanik; yaitu konversi energi dari bentuk
mekanik ke listrik dan dari bentuk listrik ke mekanik. Generator dapat digolongkan ke dalam sistem
pembangkit dimana sistem ini berperan untuk mengubah bentuk energi mekanik menjadi energi listrik.
Suatu mesin listrik (baik generator ataupun motor) akan berfungsi bila memiliki, yaitu:

a. Kumparan medan, untuk menghasilkan medan magnet.

b. Kumparan jangkar, untuk mengimbaskan ggl pada konduktor konduktor yang terletak pada alur alur
jangkar.

c. Celah udara, yang memungkinkan berputarnya jangkar dalam medan magnet.

Pada mesin arus searah, kumparan medan yang berbentuk kutub sepatu merupakan stator (bagian
yang tidak berputar), dan kumparan jangkar merupakan rotor (bagian yang berputar). Bila kumparan
jangkar berputar dalam medan magnet akan dibangkitkan tegangan (ggl) yang berubah ubah arah
setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak balik.

e = Emax sin t
Untuk memperoleh tegangan searah diperlukan alat penyearah yang disebut komutator dan sikat.

2.1 Pengertian Generator DC

Generator adalah mesin listrik yang mengubah daya mekanis menjadi daya listrik. Mesin listrik
dapat berupa generator dan motor dan berdasarkan arah arusnya mesin listrik terbagi atas mesin listrik
arus searah dan mesin listrik arus bolak-balik.

Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah energi mekanis
menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah. Generator DC dibedakan
menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap
jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:

1. Generator penguat terpisah

2. Generator shunt

3. Generator kompon

2.2 Konstruksi Generator DC


Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanen dengan 4-kutub
rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan
rumah generator atau casis, serta bagian rotor.

Gambar 1. Konstruksi Generator DC

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan bagian rotor,
yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang,
bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan
poros rotor.

Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang yang akan
memendek dan harus diganti secara periodik / berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran sisa
sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, Gunakan amplas
halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.

2.3 Komponen-komponen Penyusun Generator DC

a. Piringan tutup

Piringan tutup pada ujung-ujung rumah sebagai dudukan bantalan-bantalan sebagai tempat
berputarnya armatur. Bantalan yang terpasang pada plat penutup untuk menahan beban torsi dari
sabuk penggerak. Tutup bagian belakang mempunyai lubang pelumasan untuk memasukan oli
pelumas.Sikat arang dipasang pada tutup bagian belakang.

b. Pul kumparan medan / sepatu-sepatu kutub

Pul kumparan medan yang biasa disebut sepatu-sepatu kutub dikonstruksi dari besituang. Pada
bagian dalam dibentuk cekung untuk menyesuaikan bentuk kontur bulat dari armatur dan mengurangi
haambatan magnetik dari jarak udara. Ujung-ujungnya diperpanjang sebagai dudukan kumparan medan.
Kutub-kutub magnet dipasangkan dengan baut pada rumah generator.

d. Kumparan medan

Kumparan medan digulung dengan kawat yang berukuran kecil; dengan tahanan relatif besar.
Kumparan medan digulung dengan bentuk yang sesuai, diisolasi dan dibentuk yang sesuai dengan
kontur rumah dan digulung pada kutub-kutub magnet.

e. Armatur/Anker

Armatur/Anker dinamo dikonstruksi dari plat-plat yang disusun berlapis-lapis yang disatukan dalam
satu poros dan mempunyai alur-alur sebagai tempat kumparan. Kumparan dapat digulung langsung
pada alur-alur membentuk gulungan/kumparan armatur/anker.

f. Komutator
Komutator terdiri dari segmen-segmen dari tembaga, dibentuk irisan memanjang searah dengan
poros, masing-masing diisolasi satu dengan yang lainnya dan dengan poros diisolasi oleh mika atau
phenolic resin. Komutator dipres pada poros anker. Kumparan anker dihubungkan ke komutator untuk
membentuk hubungan/rangkaian kontinyu. Komutator berfungsi untuk menyearahkan arus induksi
bolak-balik dalam kumparan anker menjadi arus searah untuk digunakan ke beban kelistrikan
kendaraan.

g. Rumah sikat dan arang sikat

Sikat arang digunakan untuk menghubungkan hubungan antara armatur/anker dengan rangkaian
luar. Sikat arang dapat bergesek dengan baik dengan komutator dengan bantuan pegas dan rumah sikat.
Hubungan antara sikat-sikat arang dan rangkaian luar adalah dengan kabel tembaga fleksibel.

h. Kipas pendingin

Kipas pendingin terletak di bagian depan dan menyatu dengan puli penggerak mengalirkan udara
pendingin ke dalam generator.

2.4 Prinsip kerja Generator DC

Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:

a. Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.

b. Dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.


Gambar 2. Pembangkitan Tegangan Induksi.

Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan medan magnet oleh
lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan induksi. Tegangan induksi terbesar terjadi
saat rotor menempati posisi seperti Gambar 2 (a) dan (c). Pada posisi ini terjadi perpotongan medan
magnet secara maksimum oleh penghantar. Sedangkan posisi jangkar pada Gambar 2.(b), akan
menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini karena tidak adanya perpotongan medan magnet dengan
penghantar pada jangkar atau rotor. Daerah medan ini disebut daerah netral.
Gambar 3. Tegangan Rotor yang dihasilkan melalui cincin-seret dan komutator.

Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin (disebut juga dengan cincin
seret), seperti ditunjukkan Gambar 3.(1), maka dihasilkan listrik AC (arus bolak-balik) berbentuk
sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan dengan komutator satu cincin. Gambar 3.(2) dengan
dua belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan dua gelombang positif.

2.5 Jangkar Generator DC

Jangkar adalah tempat lilitan pada rotor yang berbentuk silinder beralur. Belitan tersebut
merupakan tempat terbentuknya tegangan induksi. Pada umumnya jangkar terbuat dari bahan yang
kuat mempunyai sifat feromagnetik dengan permiabilitas yang cukup besar.

Permiabilitas yang besar diperlukan agar lilitan jangkar terletak pada derah yang induksi magnetnya
besar, sehingga tegangan induksi yang ditimbulkan juga besar. Belitan jangkar terdiri dari beberapa
kumparan yang dipasang di dalam alur jangkar. Tiap-tiap kumparan terdiri dari lilitan kawat atau lilitan
batang.
Gambar 4. Jangkar Generator DC.

2.6 Reaksi Jangkar

Fluks yang menembus konduktor jangkar pada keadaan generator tak berbeban merupakan fluks
utama. Jika generator dibebani, timbullah arus jangkar. Adanya arus jangkar ini menyebabkan timbulnya
fluks pada konduktor tersebut. Dengan menganggap tidak ada arus medan yang mengalir dalam
kumparan medan, fluks ini seperti digambarkan pada gambar di bawah ini.

Perhatikan pada konduktor yang terletak pada daerah ac, ternyata fluks yang ditimbulkan arus
jangkar dengan fluks utamanya saling memperkecil, sehingga fluks yang terjadi disini menjadi berkurang.
Perhatikanlah kemudian konduktor pada daerah bd, ternyata fluks yang ditimbulkan oleh arus jangkar
dengan fluks utamanya saling memperkuat, sehingga fluks yang terjadi di sini bertambah. Fluks total
saat generator dalam keadaan berbeban adalah penjumlahan vector kedua fluks. Pengaruh adanya
interaksi ini disebut reaksi jangkar. Interaksi kedua fluks tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
Karena operasi suatu generator arus searah selalu pada daerah jenuh, pengurangan suatu fluks
pada konduktor dibandingkan dengan pertambahan fluks pada konduktor lain lebih besar. Hal tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut: Misalnya fluks sebesar Ox adalah fluks yang dihasilkan tanpa
dipengaruhi oleh reaksi jangkar. Misalkan pula dengan adanya pengaruh reaksi jangkar pertambahan
dan pengurangan kuat medan magnet (ggm) yang terjadi pada konduktor jangkar ac dan bd masing-
masing sebesar B ampere-turn. Dengan demikian seperti terlihat pada gambar di bawah ini,
pertambahan fluks pada konduktor bd hanyalah sebesar xy, sedangkan berkurangnya fluks pada
konduktor jangkar ac sebesar xz, dimana harga xz lebih besar daripada xy. Oleh karena itu, fluks
keseluruhan yang dihasilkan oleh konduktor jangkar akibat adanya reaktansi jangkar akan selalu
berkurang harganya. Berkurangnya fluks ini dinamakan pendemagnetan.

Akibat-akibat buruk dari adanya Reaksi Jangkar, yaitu:

a. Terjadi distorsi medan

b. Terjadi loncatan bunga api karena bertambah besarnya tegangan

c. Pada tiap perubahan beban daerah netral magnetik bergeser

d. Terjadi demagnetisasi.
Cara-cara untuk membatasi reaksi jangkar, yaitu:

a. Kutub Antara ( Kutub Komutasi)

Bentuknya : Lebih kecil dari kutub-kutub utama

Tujuan : Menempatkan daerah netral magnetic pada tempatnya, sehingga tidak dipengaruhi
keadaan beban dan menentang efek induksi sendiri.

b. Kumparan Kompensasi

Bentuknya : Konsentrasi, ditempatkan pada kutub-kutub utama.

Tujuan : Untuk mencegah distorsi (perubahan bentuk) medan karena reaksi jangkar.

2.7 Pengukuran Pendemagnetan

Pendemagnetan terjadi akibat adanya reaksi jangkar menyebabkan turunnya fluks. Sedangkan fluks
merupakan fungsi arus medan. Dan reaksi jangkar timbul akibat adanya arus yang mengalir dalam
konduktor jangkar. Jadi, besarnya pendemagnetan bergantung pada besarnya arus jangkar dan
pengaruhnya terlihat pada arus medannya. Penentuan pendemagnetan dapat dilakukan dengan
membuat grafik If sebagai fungsi Ia pada tegangan hasil pengukuran atau perhitungan.

Grafik yang didapatkan dari perhitungan merupakan grafik dengan pengaruh pendemagnetan
diabaikan. Untuk mendapatkannya, harga Ia dihitung harga Ea. Dari harga Ea yang didapat ini dan
dengan menggunakan kurva pendemagnetan didapatkan harga If. Perhitungan dilakukan untuk
beberapa harga Ia. Dari Ia dan If yang berpasangan ini dihasilkan suatu grafik seperti terlihat pada
gambar di bawah ini yang bertuliskan tanda hit.

Grafik yang didapatkan dari pengukuran grafik dengan pengaruh pendemagnetan diikutsertakan.
Caranya adalah dengan memasangkan amperemeter pada kumparan medan dan kumparan jangkarnya.
Dengan membaca kedua amperemeter ini diperoleh suatu grafik seperti terlihat pada gambar di atas
yang bertuliskan tanda test.

Harga arus If dihasilkan dari pengukuran lebih besar daripada yang didapatkan dengan perhitungan
untuk Ia yang sama. Selisih antara kedua grafik di atas menunjukkan besarnya pemagnetan = Fa (dalam
ampere). Untuk menyatakan ggm-nya, tinggal mengalikannya dengan jumlah belitan jangkar. Harga
efektif arus medan didefinisikan sebagai If Fa. Kemudian jika pendemagnetan dan tahanan jangkar
diabaikan didapat grafik yang merupakan garis mendatar (garisputus-putus).

2.8 Jenis-Jenis Generator DC


Gambar 8. Jenis-Jenis Generator DC

a. Generator Berpenguatan Bebas

Generator tipe penguat bebas dan terpisahadalah generator yang lilitan medannya dapat
dihubungkan ke sumber dc yang secara listrik tidak tergantung darimesin. Tegangan searah yang
dipasangkan pada kumparan medan yang mempunyai tahanan Rf akan menghasilkan arus If dan
menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan induksi akan dibangkitkan pada generator.

Jika generator dihubungkan dengan beban, dan Ra adalah tahanan dalam generator, maka hubungan
yang dapat dinyatakan adalah:
Besaran yang mempengaruhi kerja dari generator :

Tegangan jepit (V)

Arus eksitasi (penguatan)

Arus jangkar (Ia)

Kecepatan putar (n).

a) Generator Penguatan Sendiri

Generator penguatan sendiri adalah arus listrik yang dialirkan melalui kumparan penguat medan Rf
yang diambil dari output generator tersebut. Biasanya generator ini dibuat sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan penguatan sendiri. Sebelum dapat bekerja dengan penguatan sendiri, biasanya
kutub-kutub magnet harus diberi penguat untuk mendapatkan remenensi magnet (magnet sisa) dari
suatu sumber lain. Sisa magnet kecil ini membangkitkan tegangan pada jangkar yang selanjutnya
dikembalikan lagi ke dalam belitan medan untuk memperkuat medan magnetnya, sehingga dengan
demikian tegangan yang dibangkitkan dalam jangar akan lebih besar. Demikian seterusnya hingga
didapat tegangan yang cukup.

Ditinjau dari cara-cara menghubungkan lilitan-lilitan medan dengan jangkar dan rangkaian luar atau
jala-jala generator, penguatan sendiri ini dibagi menjadi:

1) Generator Shunt

Ciri utama generator shunt adalah kumparan penguat medan dipasang parallel terhadap kumparan
jangkar. Untuk generator shunt berlaku hubungan:

Pada generator shunt, untuk mendapatkan penguatan sendiri diperlukan:


a. Adanya sisa magnetik pada sistem penguat.

b. Hubungan dari rangkaian medan pada jangkar harus sedemikian, hingga arah medan yang terjadi,
memperkuat medan yang sudah ada.

Mesin shunt akan gagal membangkitkan tegangannya apabila:

a. Sisa magnetik tidak ada

Misal: pada mesin-mesin baru. Sehingga cara memberikan sisa magnetik adalah pada generator
shunt diubah menjadi generator berpenguatan bebas atau pada generator dipasang pada sumber arus
searah, dan dijalankan sebagai motor shunt dengan polaritas sikat-sikat dan perputaran nominal.

b. Hubungan medan terbalik

Karena generator diputar oleh arah yang salah dan dijalankan, sehingga arus medan tidak
memperbesar nilai fluksi. Untuk memperbaikinya dengan hubungan-hubungan perlu diubah dan diberi
kembali sisa magnetik, seperti cara untuk memberikan sisa magnetik.

c. Tahanan rangkaian penguat terlalu besar

Hal ini terjadi misalnya pada hubungan terbuka dalam rangkaian medan, hingga Rf tidak berhingga
atau tahanan kontak sikat terlalu besar atau komutator kotor.

2) Generator Seri

Pada generator ini kumparan medan diseri dengan kumparan jangkarnya, sehingga medannya
mendapat penguatan jika arus bebannya ada, itu sebabnya generator seri selalau terkopel dengan
bebannya, kalau tidak demikian maka tegangan terminal tidak akan muncul. Untuk generator seri
berlaku hubungan:

Vt = IaRa
Ea = Ia (Ra + Rf) + Vf

Kelemahan generator seri adalah tegangan output (terminal) tidak stabil, karena arus beban IL
berubah-ubah sesuai dengan beban yang dipikul. Hal ini menyebabkan fluks magnet yang dihasilkan
oleh kumparan medan seri tidak stabil. Keuntungan generator seri adalah daya output menjadi besar.

2) Generator Kompon

Generator kompon merupakan gabungan dari generator shunt dan generator seri, yang dilengkapi
dengan kumparan shunt dan seri dengan sifat yang dimiliki merupakan gabungan dari keduanya.
Generator kompon bisa dihubungkan sebagai kompon pendek atau dalam kompon panjang. Perbedaan
dari kedua hubungan ini hampir tidak ada, karena tahanan kumparan seri kecil, sehingga tegangan drop
pada kumparan ini ditinjau dari tegangan terminal kecil sekali dan terpengaruh. Biasanya kumparan seri
dihubungkan sedemikian rupa, sehingga kumparan seri ini membantu kumparan shunt, yakni MMF-nya
searah. Bila generator ini dihubungkan seperti itu, maka dikatakan generator itu mempunyai kumparan
kompon bantu. Mesin yang mempunyai kumparan seri melawan medan shunt disebut kompon lawan
dan ini biasanya digunakan untuk motor atau generator-generator khusus seperti untuk mesin las.
Dalam hubungan kompon bantu yang mempunyai peranan utama ialah kumparan shunt dan kumparan
seri dirancang untuk kompensasi MMF akibat reaksi jangkar dan juga tegangan drop di jangkar pada
range beban tertentu. Ini mengakibatkan tegangan generator akan diatur secara otomatis pasa satu
range beban tertentu.

(a) Kompon panjang

Ia = If1 = IL + If2

Ea = Vt + Ia(Ra+ Rf1) + <Vsi

(b) Kompon pendek

Ia = If1 + If2 = IL + If2


Ea = Vt + ILRf1+ IaRa + <Vsi

2.9 Pembangkitan Tegangan Induksi Pada Generator Berpenguatan Sendiri

Di sini akan diterangkan pembangkitan tegangan induksi generator shunt dalam keadaan tanpa
beban. Pada saat mesin dihidupkan (S tutup), timbul suatu fluks residu yang memang sudah terdapat
pada kutub. Dengan memutarkan rotor, akan dibangkitkan tegangan induksi yang kecil pada sikat.
Akibat adanya tegangan induksi ini mengalirlah arus pada kumparan medan. Arus ini akan menimbulkan
fluks yang memperkuat fluks yang telah ada sebelumnya. Proses terus berlangsung hingga dicapai
tegangan yang stabil. Jika tahanan medan diperbesar, tegangan induksi yang dibangkitkan menjadi lebih
kecil. Berarti semakin besar tahanan kumparan medan, semakin buruk generator tersebut.

2.10 Kerja Paralel Generator Arus Searah

Untuk memberi tenaga pada suatu beban kadang-kadang diperlukan kerja paralel dari dua atau
lebih generator. Pada penggunaan beberapa buah mesin perlu dihindari terjadinya beban lebih pada
salah satu mesin. Kerja paralel generator juga diperlukan untuk meningkatkan efisiensi yang besar pada
perusahaan listrik umum yang senantiasa memerlukan tegangan yang konstan. Untuk hal-hal yang
khusus sering dinamo dikerjakan paralel dengan aki, sehingga secara teratur dapat mengisi aki tersebut.

Tujuan kerja paralel dari generator adalah ;

a. Untuk membantu mengatasi beban untuk menjaga jangan sampai mesin dibebani lebih.
b. Jika satu mesin dihentikan akan diperbaiki karena ada kerusakan, maka harus ada mesin
lain yang meneruskan pekerjaan. Jadi untuk menjamin kontinuitas dari penyediaan tenaga
listrik.
2.11 Hubungan Paralel Generator

Pembagian beban antara generator-generator yang dihubungkan paralel tergantung pada


tegangan sumber masing-masing generator. Jika suatu saat arus jaringnya (I1 - I2) sangat kecil, tegangan
terminalnya akan hampir sama dengan tegangan sumbernya. Situasi ini menimbulkan keadaan yang
sangat labil. Kalau tegangan sumber salah satu generator berubah sedikit, ada kemungkinan generator
yang tegangan sumbernya lebih rendah akan bekerja sebagai motor. Mesin shunt sebagai motor
maupun generator memiliki arah putar yang sama. Supaya generator ini tidak bekerja sebagai motor,
biasanya digunakan saklar dengan otomat arus balik. Otomat ini memiliki sebuah kumparan tegangan
dan sebuah kumparan arus. Medan kedua kumparan ini saling berlawanan. Kalau kumparan-
kumparannya dipilih secara tepat, otomatnya bisa berfungsi sebagai pengaman arus maksimum maupun
pengaman arus balik. Menambahkan sebuah generator pada jaringan harus dilakukan sebagai berikut:

a. Generator yang akan ditambahkan dijalankan hingga mencapai kecepatan putar


nominalnya.
b. Tahanan pengatur medannya diatur sedemikian hingga tegangan generatornya menjadi
sedikit lebih tinggi daripada tegangan jaring. Tegangannya dapat diperiksa dengan
menggunakan saklar pilih voltmeter.
c. Generator tadi kemudian dihubungkan dengan jaringan. Karena tegangannya sedikit
lebih tinggi daripada tegangan jaring, generator ini tidak akan bekerja sebagai motor.
d. Selanjutnya tahanan pengatur medannya diatur sedemikian hingga generator tersebut
memikul sebagian dari beban jaring. Besar beban generator ini dapat dilihat dari penunjukan
amperemeternya.

2.12 Aplikasi Penggunaan Generator DC

Dalam kehidupan kita sehari hari Generator DC dapat berfungsi sebagai salah satu pembangkit
arus searah di bengkel bengkel atau pabrik, sebagai pengisi accu pada perusahaan pengisi accu,
sebagai pengisi accu mobil, bahkan dipusat pusat tenaga listrik berfungsi sebagai penguat maknit
(exiciter ) pada generator utama.

2.13 Kelebihan dan Kekurangan Generator DC

Kekurangan:

a. Konstruksinya rumit Setiap segmen dihubungkan oleh kawat atau kabel, karena jumlah
segmen pada komutator jumlahnya sangat banyak maka kawat atau kabel yang dibutuhkan juga
banyak sehingga ini menjadi salah satu kekurangan dari komutator . Karena konstruksinya yang
rumit dan membutuhkan kawat atau kabel yang banyak, generator DC menjadi mahal harganya.
b. Selain itu, akibat komutator mempunyai segmen-segmen yang banyak dengan jarak
yang relatif dekat, ketika komutator berputar dengan kecepatan yang tingi akan menghasilkan
suara yang bising.
c. Dan akibat jarak yang dekat antar tiap segmen, kapasitas tegangannya juga rendah (max
5MW) karena dikhawatirkan akan terjadi peloncatan bunga api listrik.
d. Kelemahan berikutnya pada komutator adalah komutator yang sedang berputar harus
dihubungkan dengan brush (yang terdiri dari material Carbon) guna untuk menyalurkan arus DC
ke rotor generator. Hal ini mengakibatkan maintenance yang dilakukan harus lebih sering,
karena brush akan mengalami "Aus" yang mengakibatkan adanya serpihan-serpihan karbon
pada komutator.
Keunggulan:
a. mempunyai Torsi awal yang besar, sehingga banyak digunakan sebagai starter motor.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Generator adalah mesin listrik yang mengubah daya mekanis menjadi daya listrik. Mesin listrik
dapat berupa generator dan motor. Berdasarkan arah arusnya, generator terbagi atas generator arus
searah dan generator arus bolak-balik.

Prinsip kerja dari generator arus searah berdasarkan hukum Induksi Farraday adalah jika sepotong
kawat terletak di antara kutub-kutub magnet, kemudian kawat tersebut digerakkan, maka di ujung
kawat ini timbul gaya gerak listrik (GGL) karena induksi.

Generator arus searah terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Generator DC tanpa penguat medan.

2. Generator DC dengan penguat medan.


Dalam kehidupan kita sehari hari Generator DC dapat berfungsi sebagai salah satu pembangkit
arus searah di bengkel bengkel atau pabrik, sebagai pengisi accu pada perusahaan pengisi accu,
sebagai pengisi accu mobil, bahkan di pusat pusat tenaga listrik berfungsi sebagai penguat maknit
(exiciter ) pada generator utama.

3.2Saran
Untuk memperoleh arus searah dari tegangan bolak balik, meskipun tujuan utamanya adalah
pembangkitan tegangan searah, tampak bahwa tegangan kecepatan yang dibangkitkan pada kumparan
jangkar merupakan tegangan bolak-balik. Bentuk gelombang yang berubah-ubah tersebut karenanya
harus disearahkan. Untuk mendapatkan arus searah dari arus bolak balik, sebaiknya kita menggunakan
alat-alat berikut :

a. Saklar

b. Komutator

c. Dioda

DAFTAR PUSTAKA

http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/08/prinsip-dan-manfaat-generator-listrik.html
http://sumberkita.com/generator/#more-1973

http://www.sisilain.net/2011/07/jenis-jenis-generator-fungsi-generator.html

http://www.scribd.com/doc/52743269/Jenis-generator-induksi

http://www.scribd.com/doc/33689894/Generator

http://books.google.co.id/books?id=8MloI7tNXGoC&pg=PA22&dq=jenis-
jenis+generator&hl=id&sa=X&ei=EOObT7SbIsKtrAfWuax-&ved=0CC8Q6AEwAA#v=onepage&q=jenis-
jenis%20generator&f=true

http://books.google.co.id/books?id=6BWqzho9GiEC&pg=PA142&dq=jenis-
jenis+generator&hl=id&sa=X&ei=EOObT7SbIsKtrAfWuax-&ved=0CEcQ6AEwBQ#v=onepage&q=jenis-
jenis%20generator&f=false

Anda mungkin juga menyukai