Hukum Investasi
Hukum Investasi
NPM : 14.311.009
Program Studi : Ilmu Hukum
3. Transfer of Technology
Adalah proses memindahkan kemampuan, pengetahuan, teknologi, metode manufaktur, sampel hasil
manufaktur, dan fasilitas, antara pemerintah, universitas, dan institusi lainnya yang menjamin bahwa
perkembangan ilmu dan teknologi dapat diakses oleh banyak pengguna. Hal ini penting demi
pengembangan lebih lanjut dan penggunaannya menjadi produk, proses, aplikasi, material,
dan produk jasa baru. Transfer teknologi sangat erat kaitannya dengan transfer pengetahuan.
2. Mendorong PMA
Faktor ini ada pada Negara yang sangan aktif dalam mencari modal asing , peraturan PMA cenderung
untuk menekan kena fungsi mendorong PMA.
3. Mengontrol PMA
Sedangkan faktor ini ada pada Negara-negara yang sudah cukup PMA nya , peraturan PMA
cenderung untuk menekankan pada fungsi mengontrol , namun banyak juga Negara yang peraturan
PMA nya berfungsi mengontrol dan mendorong PMA secara seimbang.
Masalah-Masalah yang Diatur
2. Joint Venture
Peraturan investasi di banyak negara mendorong atau bahkan mengharuskan perusahaan PMA berupa
joint venture dengan investor lokal swasta atau pemerintah. Secara hukum, joint venture itu bisa
berbadan hukum atau bukan badan hukum. Joint Indonesia harus berbentuk badan hukum karena
harus berbentuk Perseroan (P.T.).
3. Bentuk-bentuk Insentif
Insentif dalam PMA terbagi dalam dua kategori. Pertama, insentif yang memberikan tambahan
keuntungan kepada investor. Kedua, insentif yang dapat mengurangi risiko investasi.
Insentif Yang menambah keuntungan investor :
Pembebasan/keringanan pajak
Subsidi langsung - Grants
Proteksi pasar untuk investor (dengan quata atau tarif bea masuk yg tinggi bagi
competing products).
4. Bentuk / cara control
Pengundangan kedua peraturan tersebut menunjukkan tindakan yang cukup berani dan Pemerintah
dan hal-hal yang diatur di dalamnya merupakan terobosan yang cukup besar terhadap hal-hal yang
telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, peserta asing dapat memiliki saham 100% di semua sektor
yang terkait dengan kepentingan umurn dengan syarat-syarat yang lebih ringan, kewajiban divestasi
yang diperlonggar, batas minimum investasi ditiadakan dan lain sebagainya. Namun, ternyata
Pemerintah Indonesia tetap melakukan control terhadap modal asing. Hal ini wajar karena walaupun
modal asing jelas dapat memberikan keuntungan ekonorni, namun dapat pula mendatangkan dampak
negatif, dan semakin bebasnya iklim investasi di suatu negara, terutama negara berkembang, dapat
memungkinkan semakin kompleksnya persoalan-persoalan yang hams dihadapi dalam kaitannya
dengan masalah kepentingan nasional negara tersebut. Diperbolehkannya pemilikan 100% oleh
investor asing dengan syarat-syarat yang lebih ringan, diperpanjangnya jangka waktu investasi dapat
berarti berkurangnya porsi nasional begitu pula dihilangkannya syarat jumlah minirnurn investasi
akan memperbesar risiko nasional.
Berikut ini dikemukakan beberapa contoh usaha untuk mengontrol penanaman modal asing yang
selama ini dilakukan di Indonesia:
Bila permohonan rencana penanaman modal asing Anda diterima, BKPM akan mengeluarkan izin
prinsip (IP), yang menjadi dasar bagi Anda untuk mengimplementasikan permohonan rencana PMA
Anda.
Lamanya proses pengurusan Izin prinsip ini bisa mulai dari 4 - 7 hari.
Tahap Kedua : Tahap Konstruksi
Pada tahap ini, Anda merealisasikan rencana yang sudah dicantumkan di izin prinsip. Misalnya, bila
perusahaan PMA belum ada, Anda mendirikan PT. PMA sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan pemerintah. Anda melengkapi seluruh dokumen, fasilitas, sarana dan pra-sarana untuk
merealisasikan rencana PMA.
Ini termasuk sewa atau bangun kantor, pembuatan PT PMA, urus surat keterangan domisili usaha,
pengesahan PT PMA, NPWP, izin gangguan (bila diperlukan), UKL/UPL atau AMDAL, API-P, API-
U, dan lain-lain. Data-data ini kemudian Anda gunakan untuk mengurus izin usaha tetap (IUT)
Pada tahap ini Anda bisa juga mengajukan permohonan pembebasan pajak atas mesin-mesin yang
diperlukan untuk menghasilkan produk dari PT PMA Anda. Tidak semua jenis bisnis bisa
mendapatkan fasilitas ini. Anda bisa berkonsultasi dengan konsultan PMA tentang jenis bisnis yang
bisa mendapatkan fasilitas ini.
Semua dokumen yang terkait dengan konstruksi dilakukan pada tahap kedua.
Bila dokumen pada tahap kedua sudah siap dan usaha Anda siap atau 85 persen siap untuk beroperasi,
Anda mengajukan permohonan untuk mengurus izin usaha tetap (IUT). Semua dokumen (copy) yang
disiapkan pada tahap kedua Anda serahkan ke BKPM.
Bila semua dokumen sudah dinyatakan ok, BKPM akan menerbitkan izin usaha tetap (IUT). Lamanya
proses pengurusan Izin Usaha tetap ini bisa mulai dari 7 - 10 hari.