PENDAHULUAN
Penggunaan pindah panas dalam sebuah industri sangat penting. Dalam sebuah
industri pindah panas dapat berupa pemanasan pada saat pengolahan bahan baku dan
saat pengeringan. Pengaturan untuk melakuakn pindah panas maupun pindah dingin
dalam industri diperlukan untuk menjaga mutu dari bahan itu sendiri.
Kalor itu adalah berupa suatu energi. Dimana berdasarkan hukum kekekalan energi,
energi dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain dan dapat pula berubah
bentuk, dari bentuk energi satu ke energi lain. Sedangkan Perpindahan panas adalah
salah satu dari displin ilmu teknik termal yang mempelajari cara menghasilkan panas,
menggunakan panas, mengubah panas, dan menukarkan panas di antara sistem fisik.
1
Sebagai contoh perbedaan jenis masalah yang diselesaikan dengan
Termodinamika dan Perpindahan kalor. Pada kasus batang besi yang ujungnya
dipanaskan maka ujung yang lainnya akan ikut panas. Termodinamika dapat
memperkirakan temperatur akhir yang setimbang. Namun tidak akan bisa
memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan
setimbang atau berapa temperatur akhir logam setelah waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai kondisi setimbang. Perpindahan kalor dapat memperkirakan
waktu tersebut.
Jadi dapat di ketahui ada tiga macam cara perpindahan panas yaitu:
konduksi,konveksi,dan radiasi.
Adapun rumusan masalah dalam praktikum fenomena dasar mesin ini adalah:
Adapun batasan masalah dalam praktikum fenomena dasar mesin ini adalah:
2
Dalam penulisan laporan Pratikum Fenomena Dasar Mesin
PERPINDAHAN KALOR penulisan sistematika dalam penulisan meliputi :
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab III ini berisi tentang Diagram alir, prosedur praktikum dan alat dan
bahan yang di gunakan pada saat praktikum PERPINDAHAN PANAS.
Bab IV berisi tentang table data praktikum, analisa data, dan jawaban
pertanyaan.
5. BAB V PENUTUP
Bab V berisi kesimpulan dan saran pada saat praktikum fenomena dasar
mesin
6. Daftar Pustaka
3
7. LAMPIRAN
pada bagian lampiran berisi skets yang mendukung dalam pembuatan
laporan.
BAB II
TEORI DASAR
4
Energi panas dapat diperoleh dari berbagai sumber. Beberapa contoh
sumber energi panas adalah matahari, api, listrik, panas bumi, serta gesekan
benda. Panas yang berpindah disebut kalor. Secara alamiah kalor berpindah
dari benda yang memiliki suhu lebih tinggi ke benda yang memiliki suhu yang
lebih rendah. Perpindahan panas dapat melalui beberapa cara yaitu
konduksi, konveksi, dan radiasi. Berikut ini pembahasan tentang perpindahan
panas secara konduksi, konveksi, radiasi
KONDUKSI Adalah proses perpindahan panas jika panas mengalir dari tempat
yang suhunya tinggi ke tempat yang suhunya lebih rendah, dengan media penghantar
panas tetap. Dasar : Hukum Fourier dimana
Atau
Dimana :
Dimana :
5
A = luas permukaan benda (m2)
e = koefisien emisivitas
Perpindahan panas adalah salah satu dari displin ilmu teknik termal yang
mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan panas, mengubah panas, dan
menukarkan panas di antara sistem fisik. Perpindahan panas diklasifikasikan
menjadi konduktivitas termal,konveksi termal, radiasi termal, dan perpindahan
panas melalui perubahan fasa.
Pengertian kalor yaitu bentuk energi yang berpindah dari benda yang
suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika benda
bersentuhan.
Satuan kalor menurut SI atau MKS yaitu joule ( J ) sedang menurut cgs
yaitu erg adapun untuk jenis makanan yaitu kalori.
Tara Kalor Mekanik yaitu penyetaraan satuan energi kalor dengan energi
mekanik
1 kalori = 4,2 joule ; 1 joule = 0,24 kalori
1 kkal (kilokalori) = 1000 kal ( kalori ) = 4200 joule = 4,2 kj (kilojoule)
Kalor dapat menaikkan atau menurunkan suhu.Semakin besar kenaikan
suhu maka kalor yang diterima semakin banyak.Semakin kecil kenaikan suhu
maka kalor yang diterima semakin sedikit. Maka hubungan kalor (Q) berbanding
lurus atau sebanding dengan kenaikan suhu ( T) jika massa (m) dan kalor jenis
zat (c) tetap.
Semakin besar massa zat (m) maka kalor (Q) yang diterimasemakin
banyak. Semakin kecil massa zat (m) maka kalor (Q) yang diterima semakin
sedikit. Maka hubungan kalor (Q)berbanding lurus atau sebanding dengan massa
zat (m) jika kenaikan suhu ( T) dan kalor jenis zat (c) tetap.
Semakin besar kalor jenis zat (c) maka kalor (Q) yang diterimasemakin
banyak. Semakin kecil kalor jenis zat (c) maka kalor (Q) yang diterima semakin
sedikit. Maka hubungan kalor (Q)berbanding lurus atau sebanding dengan kalor
jenis zat (c) jika kenaikan suhu ( T) dan massa zat (m) tetap.
Kalor jenis zat (c) yaitu banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 C.
Persamaan energi kalor yaitu : Q = m c T
Keterangan :
6
Q = banyaknya kalor satuan joule (J)
c = kalor jenis zat satuan J / kg C
m = massa zat satuan kg
T = perubahan suhu satuan C
Perpindahan panas dengan cara Konveksi hanya terjadi pada Zat cair atau
Gas, dan tidak dapat terjadi pada zat padat.
7
Gambar 2.2 perpindahan panas konduksi
2.4 Perpindahan kalor Radiasi
Berbeda dengan perpindahan kalor konduksi dan konveksi dimana perpindahan
energi terjadi melalui media, maka kalor juga bisa dipindahkan melalui ruang
vakum. Mekanisme ini disebut radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik
yang dihasilkan oleh perbedaan temperatur disebut radiasi termal.
dimana:
F = fungsi emisivitas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Data
Literatur
Pembahasan
Kesimpulan
Bahan :
1. Bata tahan api
2. Batang aluminium
9
7. Catat temperatur yang terukur pada blanko percobaan
BAB IV
p 161,78
l 124,66
t 64,26
L1 29,26
L2 24,26
Al 1 310,3
10
Al 2 307,4
Brick 516,1
Diamond 2300
Silver 429
Copper 401
Gold 317
Alumunium 237
Iron 80,2
Mercury(l) 8,54
Glass 1,4
Brick 0,72
Water(l) 0,613
Helium(g) 0,152
Air(g) 0,026
Uretheane 0,026
11
Diketahui : hwater = 25 W/m2.K
Tal =
= 308,85 K
T = 25,1oC + 273 = 298,1 K
Ditanya:
2. Konduksi
Aluminium
12
Bata
3.Resistansi Termal
Aluminium 1
Aluminium 2
13
4.3 Tugas-Tugas
4.3.1 Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan konduktivitas termal?
2. Apa yang anda ketahui tentang resistansi termal?
3. Diketahui, sebuah furnace terbuat dari bata tahan api dengan tebal 0,2 m yang
memiliki konduktivitas termal 1,7 W/m.K. Pengukuran temperatur selama
furnace beroperasi pada kondisi steady menunjukkan temperatur 1450 K dab
1250 K di bagian dalam dan luar permukaan. Hitung laju panas yang terbuang
melalui dinding pada salah satu isi yang berukuran 0,7 m x 1,2 m!
4. Diketahui, dinding komposit yang terdiri dari tiga material. Dua diantaranya
telah diketahui memiliki konduktivitas termal sebesar : kA = 17 W/m.K dan kC
= 45 W/m.K. Dalam kondisi steady, pengukuran temperatur menunjukan
temperatur luar; Ts,o= 22C, temperatur permukaan dalam; Ts,i = 600C, dan
temperatur udara; T = 850C. Koefisien konveksi diketahui sebesar 25
W/m2.K. Jika LA = 0,3 m; LB = 0,2 m; dan LC = 0,18 m; hitung nilai kB!
4.3.2 Jawaban
1. Konduktivitas termal adalah suatu besaran intensif bahan yang menunjukkan
kemampuannya untuk menghantarkan panas.
2. Resistansi termal adalah suatu kondisi dimana panas atau termal tersebut
memiliki nilai tahanan. Resistansi termal dapat dikaitkan dengan konduksi
panas dan konveksi pada permukaan.
3. Diket :
L = 0,2 m
k = 1,7 W/m.K
14
T1 = 1450 K
T2 = 1250 K
A = 0,7 m x 1,2 m = 0,84 m2
Dit :
qx =?
4. Diket :
kA = 17 W/m.K LA = 0,3 m
kC = 45 W/m.K LB = 0,2 m
Ts,o = 22oC LC = 0,18 m
Ts,i = 600oC
= 850oC
h = 25 W/m2K
Dit : kB...?
15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Nilai heat transfer rate pada benda uji
1. Konveksi
2. Konduksi
a. Aluminium 1
b. Aluminium 2
16
2. Nilai Resistansi Termal Pada Benda Uji
1. Aluminium 1
2. Aluminium 2
5.2 Saran
Untuk Penjadwalan praktikum di labortorium Fenomena Dasar Mesin sebaiknya
lebih efektif lagi,dikarenakan sering dalam 1 shift terdapat banyak praktikan yang
praktikum,jadi kurang efektif karena terlalu ramai,dan saat praktikum menjadi
kurang konsentrasi.
17