09e02812 PDF
09e02812 PDF
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2008/2009
Oleh :
VICKA WIDIA YULIANTI
03 0406 037
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULT AS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M AT E R A U T A R A
2009
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Oleh :
03 0406 037
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
A B+ B C+ C D E
2. Lulus Melengkapi
3. Perbaikan Tanpa
Sidang
4. Perbaikan Dengan
Sidang
5. Tidak Lulus
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan ke khadirat Allah SWT, atas rahmat dan
ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini, sebagai syarat yang diwajibkan setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik. Shalawat dan salam saya panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Proses panjang dan penuh suka dan duka dalam mengerjakan tugas akhir ini tidak
bisa dilalui tanpa dukungan, doa dan semangat dari kedua orang tua saya tercinta, orang-
orang terdekat yang sangat berarti dalam setiap langkah yang saya ambil, atas dukungannya
baik secara moril dan materil; Sajjad Elahi Malik atas setiap doa, cinta dan semangat serta
pengertian yang sangat luar biasa.
Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T sebagai Dosen Pembimbing I atas segala waktu dan
bimbingannya yang sangat berarti, serta kesabarannya dalam membimbing saya.
Bapak Imam Faisal Pane, S.T, M.T sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan yang sangat berarti.
Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA, Ibu Ir. Basaria Talarosha, M.T dan Ibu Amy Marisa S.T
untuk masukan-masukan dan ide-ide selama masa studio akhir dan pada saat sidang
review.
Bapak Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah
mengkoordinir para peserta Tugas Akhir semester ini, serta selaku Ketua Departemen
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik Program Studi
Arsitektur USU.
Kepada Husna Wardah Bachtiar dan Adam Miraza Bachmid atas semua doa, dukungan,
semangat dan pengertian serta arti sebuah persahabatan.
Kepada Irda M. Mariza, S.T atas semua bantuan dan hal-hal di detik-detik akhir tugas
akhir.
Seluruh teman-teman Stambuk 2003 (ANARKOTIG) yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terimakasih atas dukungan moral dan semangat serta kebersamaannya selama
ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
saya menerima dengan tangan terbuka saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Medan, 2 Juli 2009
Vicka Widia Yulianti
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR SKEMA ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Maksud dan Tujuan Perancangan 3
1.3. Permasalahan Perancangan 4
1.4. Lingkup dan Batasan Perancangan 5
1.5. Pendekatan Perancangan 5
1.6. Kerangka Berpikir 7
1.7. Sistematika Penulisan Laporan 8
BAB 2 TINJAUAN UMUM
2.1. Pengertian Stasiun Televisi Lokal
2.1.1. Definisi Local TV Station 9
2.1.2. Sejarah Perkembangan Televisi 10
2.1.2.1. Televisi Elektromekanik 10
2.1.2.2. Televisi Elektronik 11
2.1.3. Sejarah Penyiaran Televisi 12
2.1.4. Hakekat Fungsional Stasiun Televisi 13
2.1.5. Tinjauan Kegiatan 14
2.1.6. Penyiaran Televisi 14
2.1.7. Fasilitas Televisi 16
2.1.8. Siaran 18
2.1.9. Prinsip Dasar Siaran Televisi 19
2.1.10. Sarana dan Prasarana Produksi Informasi Audiovisual 19
2.2. Deskripsi Proyek
2.2.1. Fungsi Bangunan 20
2.2.2. Lokasi 21
2.2.3. Luas Lahan 21
2.2.4. Pemilik 21
2.2.5. Pembiayaan 21
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
2.2.6. Pengelolaan 21
2.2.7. Pemakai/Pengunjung 21
2.2.8. Konsep Siaran 22
2.3. Tinjauan Kelayakan 23
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS
3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi 25
3.2. Kriteria Pemiihan Tapak 26
3.3. Analisa Penentuan Lokasi dan Tapak 27
3.3.1. Analisa Pemilihan Lokasi 29
3.4. Studi Banding Kasus Sejenis 30
BAB 4 ELABORASI TEMA
4.1. Latar Belakang Tema 34
4.1.1. Pengertian Arsitektur High-Tech 34
4.1.2. Sejarah dan Representasi 34
4.1.3. Arsitektur High Tech dan Kota 36
4.1.4. Kesimpulan 36
4.2. Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek 37
4.3. Penerapan Tema Pada Bangunan 37
4.3.1. Penerapan Penggunaan Kaca Pada Bangunan 37
4.3.2. Pengaruh Penggunaan Kaca Pada Bangunan 38
4.3.3. Penerapan Penggunaan Baja Pada Bangunan 40
4.3.4. Penerapan Sistem Keamanan 41
4.3.5. Penerapan Sistem Pencahayaan 43
4.4. Studi Banding Tema Sejenis 44
BAB 5 ANALISA
5.1. Analisa Lokasi 49
5.1.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan 50
5.1.2. Analisa Tata Guna Lahan 52
5.1.3. Peraturan 53
5.1.4. Karakter Lingkungan 53
5.1.5. Analisa Pencapaian 54
5.1.6. Analisa Sirkulasi 55
5.1.7. Analisa View 57
5.1.8. Analisa Orientasi 59
5.1.9. Analisa Tingkat Kebisingan 60
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Gambar Bangunan Channel 4 Headquarter London 30
Gambar 3.2 Struktur yang Menjadi Detail Interior Pada Bangunan 30
Gambar 3.3 Gambar Sketsa Desain dan Gambar Suasana Real 31
Gambar 3.4 Sketsa Metode Proses Pembangunan Bangunan 31
Gambar 3.5 Suasana Pada Ruang Caf 32
Gambar 3.6 Sketsa Metode Pembangunan 32
Gambar 3.7 Sketsa Aksonometri Ruang Studio Live 32
Gambar 4.1 Ilustrasi Penggunaan Kaca 39
Gambar 4.2 Penggunaan Baja Pada BMW Welt Building 40
Gambar 4.3 Jenis Sensor 42
Gambar 4.4 Sirkuit Lampu Otomatis 43
Gambar 4.5 Lloyds Building 44
Gambar 4.6 Fasade Lloyds Building 44
Gambar 4.7 Suasana Loby Lloyds Building 45
Gambar 4.8 Entance Lloyds Building 45
Gambar 4.9 Hongkong Shanghai Bank 45
Gambar 4.10 British Pavilion, Spanyol 47
Gambar 4.11 Tabir Air British Pavilion, Spanyol 47
Gambar 4.12 Interior Bangunan British Pavilion, Spanyol 47
Gambar 4.13 Fasade Bangunan British Pavilion, Spanyol 48
Gambar 5.1 Peta Lokasi Site 49
Gambar 5.2 Peta Lokasi Tapak dan Lingkungan 50
Gambar 5.3 Fungsi di Sekitar Site 50
Gambar 5.4 Batas-batas Site 51
Gambar 5.5 PRSU Dan Kantor Samsung 51
Gambar 5.6 Analisa Tata Guna Lahan 52
Gambar 5.7 Skyline Jl. Gatot Subroto 52
Gambar 5.8 Lingkungan Sekitar 53
Gambar 5.9 Analisa Pencapaian 54
Gambar 5.10 Analisa Sirkulasi Kendaraan 55
Gambar 5.11 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki 56
Gambar 5.12 Analisa View Dari Site 57
Gambar 5.13 Analisa View Ke Site 58
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) Kota Medan 25
Tabel 3.2 Analisa Pemilihan Lokasi 29
Tabel 5.1 Tabel Analisa Pelaku Kegiatan 65
Tabel 5.2 Tabel Program Ruang 80
Tabel 5.3 Tabel Analisa Penggunaan Pondasi 105
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
DAFTAR SKEMA
Skema 1.1 Skema Kerangka Berpikir 7
Skema 2.1 Skema Transmisi Siaran dari Stasiun TV ke Antena Penerima 15
Skema 2.2 Skema Transmisi Siaran yang Diterima Antena Penerima 15
Skema 5.1 Skema Struktur Organisasi 61
Skema 6.1 Skema Distribusi Air Bersih 115
Skema 6.2 Skema Distribusi Air Hujan 115
Skema 6.3 Skema Distribusi Air Kotor 116
Skema 6.4 Skema Pembuangan Sampah 116
Skema 6.5 Skema Distribusi Listrik 116
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah
penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3 30' 3 43'
Lintang Utara dan 98 35' - 98 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan
cenderung miring keutara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan
laut. sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, maka Kota Medan
memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan
jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota
Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik,
yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.
Perkembangan Kota Medan tidak terlepas dari dimensi historis, ekonomi dan
karakteristik Kota Medan itu sendiri, yakni sebagai kota yang mengemban fungsi yang luas
dan besar (METRO), serta sebagai salah satu dari 3 (tiga) kota metropolitan terbesar di
Indonesia. Realitasnya, Kota Medan kini berfungsi:
Sebagai pusat Pemerintahan daerah, baik pemerintah Propinsi Sumatera Utara,
maupun Kota Medan, sebagai tempat kedudukan perwakilan/konsulat Negara-
negara sahabat, serta wilayah kedudukan berbagai perwakilan Perusahaan, Bisnis,
Keuangan di Sumatera Utara.
Sebagai Pusat pelayanan kebutuhan sosial, ekonomi masyarakat Sumatera Utara
seperti: Rumah sakit, Perguruan Tinggi, Stasiun TVRI, RRI, dll, termasuk berbagai
fasilitas yang dikembangkan Swasta, khususnya pusat-pusat Perdagangan.
Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan jasa secara
regional maupun internasional.
Sebagai pintu gerbang regional/Internasional/Kepariwisataan untuk kawasan
indonesia bagian barat.
Dalam rangka mewujudkan sasaran diatas, arah kebijakan yang dilakukan dengan
mewujudkan Citra Good Governance dalam bidang investasi dan lingkungan bisnis, hal
yang ingin dicapai dengan kebijakan ini adalah mewujudkan suatu iklim ekonomi yang
dapat meyakinkan investor untuk menanamkan modalnya tanpa perlu khawatir dengan
permasalahan yang dapat menggangu dan mempengaruhi usahanya ke arah yang negatif.
Pembangunan dimasa mendatang tergantung kepada kemampuan manusia untuk
memanfaatkan sumber daya alam dengan sebaik-baiknya secara harmonis dengan
lingkungan dan dapat dinikmati oleh manusia lain. Hal ini hanya akan dapat terjadi apabila
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
dilakukan peningkatan sumber daya manusia. Membangun sistem informasi dan promosi
investasi yang efektif, dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan promosi bersekala luas
dalam upaya menarik minat investor.
Panca indera manusia menjadi alat penerima informasi. Dari semua informasi,
indera penglihatan dan pendengaran menjadi indera yang dominan. Penyebaran
informasi akan membentuk masyarakat yang lebih cerdas, berwawasan dan dapat turut
membangun lingkungannya. Ketepatan serta situasi dan kondisi bagaimana mereka
mendapatkan informasi juga menjadi sangat penting dalam penyampaian informasi yang
efektif terhadap lingkungan sekitarnya.
Penyaringan informasi perlu dilakukan untuk menjamin bahwa budaya dan pola-
pola pemikiran masyarakat secara umum tetap pada koridor yang diinginkan bangsa dan
masyarakatnya. Untuk itu diperlukan suatu tuntutan untuk membangun infrastruktur
informasi yang mendukung keinginan masyarakat tetapi tidak lari dari koridor yang
diinginkan bangsa dan negara. Pada media cetak dan radio, teknik penyampaian informasi
hanya mengandalkan salah satu indera tersebut sehingga seringkali apa yang dimaksud
oleh pemberi informasi berbeda dengan penerima informasi.
Televisi sebagai salah satu sarana penyampaian informasi yang sangat penting
dari seluruh media penyampaian informasi yang pernah tercipta. Hal ini menjadikannya
salah satu kebutuhan primer masyarakat modern. Berdasarkan pengalaman, media
televisi dapat mengendalikan sejarah dunia, banyak pemikiran-pemikiran manusia yang
tumbuh dari pengaruh apa yang mereka lihat di televisi.
Televisi adalah media komunikasi massa audio visual dan lembaga penyiaran yang
menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum dan
terbuka. Di era globalisasi ini, pemerintah daerah memiliki kesempatan untuk
membangun infrastruktur yang dapat mengangkat informasi-informasi atau wacana-
wacana kedaerahan bagi masyarakatnya. Hal ini dapat memberikan keuntungan bagi
pertumbuhan daerahnya, seperti kebudayaan dan adat istiadat yang diturunkan sejak
ratusan tahun lalu tidak hilang dalam gaya hidup masyarakat`modern dengan teknologi
yang terus berkembang pesat karena dapat disampaikan atau dipopularkan melalui media
pertelevisian ini. Jadi, antara kehidupan yang terus berkembang ke arah highly-
computerized dan kebudayaan yang dimiliki sebagai akar bangsa, dapat bersimbiosis
dengan baik.
Setelah disahkannya undang-undang penyiaran Republik Indonesia tahun 2001
tentang penyiaran, dimana disebutkan bahwa, televisi nasional hanya ada TVRI saja,
sehingga kesempatan untuk mendirikan sebuah bisnis pertelevisian swasta menjadi
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
sangat menjanjikan dan berprospek baik. Dalam undang-undang tersebut, bila selama tiga
tahun tidak muncul televisi lokal di daerah maka televisi nasional tetap dapat melakukan
relay siaran dari pusat (Jakarta). Undang-undang penyiaran kali ini sangat mendukung
kehadiran stasiun-stasiun televisi lokal sehingga kebijaksanaan tersebut akan
memperlancar pertumbuhan televisi lokal dan mengurangi keenjangan teknologi
informasi antara Jakarta dan di daerah-daerah.
Kesempatan sebagai pionir televisi lokal yang profesional menjadi hal yang
menguntungkan, untuk dapat menjadi penguasa pasar pertelevisian daerah dikemudian
hari bila lahir televisi-televisi lokal lainnya. Dengan pertimbangan kebutuhan akan
informasi-informasi bagi masyarakat, kehadiran televisi lokal lokal untuk menjadi media
penyampaian dan pertukaran teknologi, informasi dan budaya daerah yang interaktif,
sangat dinantikan warga kota Medan. Sehingga akan menjadi stasiun televisi kebanggaan
daerah hingga ke masa yang akan datang.
1.2. Maksud dan Tujuan Perancangan
Maksud Perancangan
Mewujudkan suatu arsitektur yang tidak hanya sekedar sebagai sarana, tetapi
juga sebagai aktifitas penyebaran iformasi bagi masyarakat.
Menciptakan masyarakat yang haus informasi dan memberikan wadah
pengembangan diri dan potensi masyarakat.
Mengembangkan dunia komunikasi massa yang terus berkembang sesuai
perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Menciptakan suatu tempta umum yang mampu mewadahi aktifitas seni
audiovisual dan hiburan televisi bagi masyarakat sekitar dan mengantisipasi
perkembangan kawasan di masa depan.
Tujuan Perancangan
Menyediakan fasilitas penyebaran informasi, sebagai tempat penyampaian
aktivitas keagamaan, seni budaya daerah dan potensi daerah lainnya, sebagai
media promosi Kota Medan sebagai kota metropolitan, sebagai media publisitas
bagi tokoh masyarakat/daerah untuk berbicara dan memberi informasi pada
masyarakat, sebagai tempat pengembangan diri dan potensi sumber daya
manusia di Kota Medan.
Menjadikan kawasan sebagai salah satu pusat komunitas masyarakat Kota Medan
khususnya, Sumatera Utara pada umumnya, yang berwawasan informasi
teknologi yang tinggi.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Menciptakan fasilitas yang efisien, tepat guna, dan sadar teknologi. Dan sebagai
tempat pengembangan potensi masyarakat Kota Medan, menjadi masyarakat
yang berteknologi, sesuai perkembangan jaman.
Menciptakan ruang arsitektur yang mendukung optimalisasi kontinuitas antara
ruang luar maupun ruang dalam untuk mendapatkan ruang yang nyaman dan
efisien.
1.3. Permasalahan Perancangan
Adapun permasalahan yang ada adalah untuk mengetahui bagaimana organisasi
ruang yang akan diaplikasikan pada Medan Local TV Station, sehingga dapat mengetahui
Kebutuhan ruang pada Medan Local TV Station ini. Masalah yang timbul juga dijadikan
sebagai bahan perencanaan fasilitas-fasilitas pendukung yang saling berintegrasi, serta
didukung oleh aspek lain seperti sirkulasi, utilitas dan lain-lan. Permasalahan untuk tema
dan kasus ini adalah:
Masalah Arsitektur :
Menerapkan tema pada perencanaan dan perancangan kasus proyek.
Menerapkan bentuk dan tampilan dari bagunan Stasiun Televisi Lokal yang
menarik sehingga menjadikan bangunan tersebut menjadi Landmark naru pada
kawasan.
Kaitan bagunan Stasiun Televisi Lokal dengan konteks kota dan lingkungan
setempat.
Fungsi yang akan diterapkan sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pemanfaatan nilai lokasi yang semaksimal mungkin untuk mendapatkaa nilai
tambah bagi lingkungan sekitar.
Masalah Sirkulasi
Masalah lalu lintas kendaraan yang nantinya akan masuk dan keluar ke lokasi yang
memerlukan penataan yang baik antara pedestrian dengan kendaraan bermotor.
Mengatur sirkulasi manusia dan kendaraan agar tidak terjadi persilangan.
Perihal perencanaan pencapaian dengan mempertimbangkan kemudahan,
kejelasan, keamanan dan kenyamanan.
Masalah pengaturan ruang untuk parkir dan ruang luar.
Masalah Fungsi Bangunan
Menyelaraskan fungsi dari bagunan yang kompleks.
Penyediaan fasilitas yang mampu memenuhi tuntutan dari pengguna bangunan
maupun tujuan perancangan.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
I N P U T P R O S E S O U T P U T
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
BAB 2
TINJAUAN UMUM
2.1 Pengertian Medan Local TV Station
2.1.1 Definisi Medan Local TV Station
Tinjauan terhadap pengertian dari judul proyek yang diambil berdasarkan atas
dasar pustaka dari masing-masing kata sebagai berikut :
1. Medan adalah sebuah nama Ibukota Propinsi Sumatera Utara yang terletak pada
3 30' 3 43' Lintang Utara dan 98 35' - 98 44' Bujur Timur.
2. Local atau yang diartikan dalam bahasa Indonesia yaitu Lokal adalah area
setempat yang berada pada radius yang tidak terlalu jauh dan tidak melewati
batas yang ada.
3. TV, yang juga berarti Televisi terdiri dari kata tele ( bahasa Yunani ) yang berarti
jarak, kata visi (bahasa Latin) yang berarti citra atau gambar. (P. C. S. Sutisno,
Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio, PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, Edisi ke-3, Jakarta, hal. 1)
4. Kata station yang memiliki arti : a location at which radio, television, radar, or
other electric equipment installed. (McGraw Hill, Dictionary of Scientific and
Technical Terms, Edisi ke-5, 1984, New York, hal. 1547)
Sebuah tempat di mana peralatan radio, televisi, radar, atau peralatan listrik
lainnya ditempatkan.
5. Local TV Station adalah penyelenggaraan penyiaran televisi yang didirikan oleh
masyarakat/swasta atas izin pemerintah dalam wilayah penyiaran lokal setempat.
Beberapa definisi Stasiun Televisi:
1. Stasiun televisi adalah suatu wadah penghubung antara penyiar informasi
(komunikator) dengan penerima informasi (komunikan). (J. B. Wahyudi;
Dasar-Dasar Penyiaran; PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, 1994)
2. Stasiun televisi adalah suatu wadah yang memberikan fasilitas melayani
sekelompok masyarakat dalan berhubungan atau berinteraksi, yang
dilengkapi dengan studio, pendukung produksi,. Stasiun transmisi / relay yang
melayani kota dan luar daerah. (Joseph De Chiara & John Hancock Callender,
Time Saver Standards for Building Types; 2nd Edition, McGraw Hill, Singapore,
1995)
Jadi Local TV Station memberi pengertian :
Suatu tempat atau wadah yang menyelenggarakan aktifitas
penyelenggaraan siaran yang dilengkapi oleh produksi siaran, persiapan,
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
b) Patennya tahun 1923 tersebut tidak diakui hingga tahun 1938, dimana
rancangannya tersebut mulai ditanggapi dengan serius.
c) Pengadilan akhirnya menemukan bahwa RCA bersalah dengan
menetapkan paten Philo Taylor Farnsworth, dimana laboratoriumnya
di RCA dikunjungi Zworykin, ketika ia sedang mengerjakan temuannya.
Kontroversi antara Farnsworth dan Zworykin sebagai penemu televisi
modern yang pertama masih hangat diperdebatkan sekarang. Beberapa
debat timbul dari fakta bahwa ketika Farnsworth mempatenkan pertama,
RCA-lah yang pertama memasarkan televisi, dan karyawan RCA yang pertama
menuliskan sejarah televisi. Walaupun Farnsworth akhinya memenangkan
perdebatan akan debat tersebut, ia tidak pernah bisa sepenuhnya menerima
royalti atas temuannya tersebut.
2.1.3 Sejarah Penyiaran Televisi
Penyiaran televisi publik jarak jauh pertama dari Washington, DC ke New
York dilakukan pada tanggal 7 April 1927. Gambar yang ditampilkan ketika itu adalah
Sekretaris Perdagangan Herbert Hoover. Siaran televisi analog pertama adalah WGY,
Schenectady, New York yang dibuka tanggal 11 Mei 1928. Drama Televisi Inggris
pertama "The Man with the Flower in his Mouth", ditransmisikan pada Juli 1930.
Stasiun televisi New York CBS mulai melakukan jadwal siaran tetap 7 hari seminggu
di Amerika tanggal 21 Juli 1931. Siaran pertama dilakukan oleh Mayor James J.
Walker, Kate Smith, and George Gershwin. Siaran televisi elektronik pertama dimulai
di Los Angeles, CA oleh Don Lee Broadcasting pada tanggal 23 Desember 1931 di
W6XAO yang kemudian berganti nama menjadi KTSL. Mulanya peralatan emekanik
digunakan, tetapi pada Juni 1936 penggunaan siaran elektronik dimulai.
Pada tahun 1932 BBC meluncurkan penyiaran dengan menggunakan 30
sistem saluran Baird hingga 11 September 1935. Pada tanggal 2 November 1936 BBC
mulai melakukan penyiaran dengan mengunakan siaran dual-system, sistem
gabungan antara sistem EMI-Marconi yang beresolusi tinggi (405 garis per gambar)
dan sistem standar Baird yang telah dikembangkan menjadi 240 garis per gambar
dari Alexandra Palace di London. Enam bulan kemudian, perusahaan memutuskan
bahwa gambar elektronik EMI-Marconi menghasilkan gambar yang tajam, dan
manjadikannya sebagai sistem siaran standar mereka.
Siaran BBC ini yang ditandai sebagai siaran televisi publik pertama dengan
ketajaman tinggi di dunia, sejak siaran televisi dipancarkan lebih dulu di Jerman
dengan standar 180 garis per gambar. Pecahnya Perang Dunia II menyebabkan
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
stasiun tersebut ditutup. Transmisi televisi hanya diterima dari Alexandra Palace
tahun 1946.
Transmisi televisi reguler pertama di Kanada dimulai tahun 1952 ketika CBC
mengudara dengan 2 stasiunnya, satu di Montreal, Quebec tanggal 6 September dan
satu lagi di Toronto, Ontario dua hari kemudian.
Siaran televisi antar benua secara live dilakukan di San Fransisco, California
dari Konferensi Perjanjian Damai Jepang tanggal 4 September 1955. Pada tahun
1958, CBC menyelesaikan saluran televisi terpanjang di dunia mulai dari Sydney,
Nova Scotia ke Victoria, British Columbia.
Program merupakan siaran dalam stasiun televisi (kadang disebut saluran).
Pertama, siaran terestrial merupakan satu-satunya cara melakukan siaran. Karena
bandwidth dibatasi, peraturan pemerintah masih normal. Di Amerika, Komisi
Komunikasi Federal ( FCC ) memperbolehkan menyiarkan iklan, tetapi menekankan
komitmen program siaran publik sebagai persyaratan ijin siarannya. Sebaliknya,
Inggris memilih jalan yang berbeda yaitu menentukan biaya lisensi televisi pada tiap
pembelian peralatan televisi, untuk mendanai BBC, yang merupakan siaran pulik
sebagai bagian dari Perjanjian Kerajaan.
Perkembangan penggunaan kabel dan satelit menandakan distribusi pada
tahun 1970, yang menyebabkan pengusaha semakin mengejar target penonton
tertentu, dan membuat bermunculannya saluran televisi khusus, seperti HBO dan
SkyTV. Praktis tiap negara di dunia sekarang telah mengembangkan sekurang-
kurangnya satu saluran televisi. Televisi telah berkembang pesat di seluruh dunia,
memudahkan tiap negara menampilkan aspek budaya dan masyarakatnya kepaga
negara-negara lain.
Pada akhir 1980, 98% dari semua rumahtangga di Amerika telah memiliki
satu set televisi. Rata-rata penduduk Amerika menonton televisi 4 jam sehari.
Dengan perkiraan duapertiga penduduk Amerika memperoleh sebagian besar berita
dari seluruh dunia dari televisi, dan hampir setengahnya memperoleh berita dari
televisi.
2.1.4 Hakekat Fungsional Stasiun Televisi
Hakekat fungsional stasiun televisi adalah memberikan wadah, sarana,
menciptakan keharmonisan komunikasi dalam berbagai jenis, bentuk, situasi dan
proses penyampaian informasi / peristiwa. Proses komunikasi sendiri dapat
berbentuk intrapersonal communication (ide atau gagasan, mengemukakan
pendapat), interpersonal communication (berbicara tatap muka, melalui telepon),
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
atau grup communication (berpidato di depan khalayak). Yang mana kesemua ini
akan disebarluaskan pada khalayak melalui pusat penyiaran, yang kita sebut stasiun
televisi.
2.1.5 Tinjauan Kegiatan
Secara garis besar kegiatan yang dilakukan dalam stasiun TV merupakan
kegiatan proses produksi dimana terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :
1. Praproduksi (perencanaan), meliputi kegiatan praproduksi antara lain
penuangan ide ke dalam outline, pembuatan format / skenario, script,
storyboard, program meeting, pembuatan dekor, dan lain-lain.
2. Produksi (peliputan), seluruh kegiatan liputan (shooting) baik di studio
maupun di lapangan.
3. Pascaproduksi (penyuntingan), semua kegiatan setelah peliputan / shooting
sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan / diputar kembali.
Yang termasuk kegiatan pascaproduksi antara lain : editing (penyuntingan),
manipulating (pengisian suara), subtitle, title, ilustrasi, efek, dan lain-lain.
Tahap pekerjaan setelah selesai shooting adalah harus diadakan checking,
untuk mengetahui apakah perlu dilakukan shooting ulang. Checking berikutnya
dilakukan selesai pekerjaan editing dan manipulating yang lazim disebut review
untuk menentukan apakah perlu ada perbaikan, kemudian dilakukan preview.
2.1.6 Penyiaran Televisi
Istilah penyiaran (broadcast ) berarti mengirimkan ke segala arah.
Penyiaran adalah kegiatan pembuatan dan proses menyiarkan acara siaran
radio dan televisi serta pengelolaan operasional perangkat lunak dan keras, untuk
memungkinkan terselenggaranya siaran radio dan televisi.
Penyiaran adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan pemancarluasan
siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, di laut atau di
antariksa dengan menggunakan spektrum gelombang radio, yang dapat diterima
secara serentak dan bersamaan oleh khalayak dengan pesawat radio dan atau
pesawat televisi.
Organisasi penyiaran didukung oleh tiga unsur utama yaitu : siaran teknik
administrasi. Siaran merupakan satu-satunya output dari organisasi penyiaran.
Siaran radio dan juga televisi mampu mendatangi khalayak tanpa membedakan
status dan usia tiap harinya.
Kegiatan penyiaraan meliputi :
merencanakan dan memproduksi program (mata acara)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
diperlukan mobil produksi / Outside Broadcasting Van (OB Van) dan seperangkat
kamera elektronik lengkap dengan perekam suaranya. Bahkan sebuah stasiun
penyiaran dapat memiliki studio alam, yaitu studio yang dibuat di alam terbuka,
dilengkapi dengan berbagai tipe rumah, danau, gunung, sungai, perkampungan, dan
sawah buatan. Hal ini untuk keperluan produksi mata acara siaran.
Sebenarnya tugas dari stasiun penyiaran hanyalah memancarkan siarannya
dari pemancar stasiun penyiaran, tetapi wewenang dari pengelola telekomunikasi di
Indonesia adalah P.T. Telkom Indonesia dan Indosat.
2.1.9 Prinsip Dasar Siaran Televisi
Untuk menyelenggarakan siaran televisi, pada perangkat keras (hardware)
diperlukan tiga unsur utama, yaitu :
Studio ( Prasarana dan Sarana Penunjang )
Pemancar ( Transmisi )
Pesawat Televisi ( Penerima )
Ketiga unsur utama ini disebut dengan Trilogi Televisi. Artinya paduan
penggunaan ketiga unsur tersebut akan menghasilkan siaran televisi.
2.1.10 Sarana dan Prasarana Produksi Informasi Audiovisual
Informasi merupakan bahan baku yang harus dicari, dikumpulkan, diseleksi,
dan diproduksi menjadi audiovisual gerak. Untuk mengolah informasi menjadi
informasi audiovisual gerak diperlukan sarana dan prasarana yang harganya relatif
mahal. Sarana dan prasarana untuk proses produksi dan pascaproduksi ini antara
lain sebagai berikut :
1. Prasarana produksi
gedung / ruang dengan penyejuk udara (AC)
studio produksi dan studio rekaman suara (audio recording)
ruangan visual editing / penyuntingan gambar
auditorium lengkap dengan sistem lampu, suara dan kamera elektronik
ruang preview
studio alam
Sistem produksi, ruang editing / manipulating dan ruangan rekaman
suara (audio recording), serta penyimpanan alat-alat elektronik harus dalam
kondisi sejuk, maka setiap saat temperatur ruangan harus selalu dikontrol.
2. Sistem Produksi
kamera elektronik dan film dengan kelengkapannya
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
BAB 3
TINJAUAN KHUSUS
3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Sebagai sebuah bangunan publik komersil yang mengedepankan profit dan citra stasiun
televisi lokal yang baik, hal pertama yang harus dilakukan ialah memilih lokasi yang
mendukung keberadaan stasiun televisi lokal ini nantinya.. Kriteria pemilihan lokasi untuk
stasiun televisi lokal meliputi faktor-faktor sebagai berikut :
1. Rencana Umum Tata Ruang Kota
Penentuan lokasi harus sesuai dengan kebijakan pemerintah terhadap
peruntukan lahan kota. (Stasiun Televisi lokal adalah suatu bentuk kegiatan
komersil / mengutamakan profit). Berdasarkan RUTRK, wilayah Kotamadya
Daerah Tingkat II Medan ditetapkan menjadi 5 wilayah Pengembangan
Pembangunan (WPP), yaitu :
Tabel 3.1 Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) Kota Medan
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
E Permukiman
M. Barat
Perkantoran Sambungan air minum,
M. Helvetia
Perdagangan septic tank, jalan baru,
M. Petisah
Sei Sikambing Konservasi rumah permanen,
M. Sunggal
Rekreasi sarana pendidikan dan
M. Selayang
Lapangan Golf kesehatan.
M. Tuntungan
Hutan Kota
Sumber : RUTRK Kota Medan 2005
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
2. Kontur Tapak
Kontur tapak sebaiknya relatif datar untuk memudahkan loading dock peralatan
dan properti studio televisi yang cenderung merupakan barang berat dan besar.
3. Fungsi Lain di Sekitar Tapak
Jenis fungsi lain yang berada di sekitar tapak dapat mempengaruhi citra stasiun
televisi dan dapat mendukung kegiatan operasionalnya.
4. Pencapaian
Karena stasiun televisi menekankan hubungan publik umum tersebut, maka
stasiun tersebut harus dengan mudah dicapau dengan baik oleh pejalan kaki
maupun dengan transportasi umum.
5. Parkir
Area Parkir (ruang garasi) untuk kendaraan studio (Outside Broadcastinf Van/OB
Van) yang digunakan untuk acara liputan luar sangat perlu diperhatikan. Fasilitas
parkir juga harus dipertimbangkan kemudahan aksesnya bagi pengelola,
pengunjung, artis dan tamu khusus.
6. Pengenalan Entrance
Entrance menuju dan keluar tapak harus semudah mungkin bagi pengunjung,
artis dan tamu khusus.
7. Kebisingan
Walaupun studio televisi dapat didesain khusus untuk mengatasi kebisingan
lingkungan yang sangat mengganggu, keadaan bebas dari kebisingan dan getaran
yang berlebihan merupakan hal yang mutlak. Perencanaan bangunan harus
mempertimbangkan eksistensi bangunan disekitarnya, yang tidak akan
mempengaruhi baik di masa sekarang maupun masa mendatang.
8. Loading Dock
Peralatan dan properti dekorasi studio televisi cenderung merupakan barang
berat dan besar sehingga perlu diperhatikan loading docknya sehingga tidak
mengganggu kegiatan lainnya. Diusahakan adanya jalan alternatif masuk ke tapak.
3.3 Analisa Penentuan Lokasi dan Tapak
Berdasarkan kriteria pemilihan diatas, maka diputuskan untuk memilih tiga
alternatif tapak di kota Medan yang cocok untuk proyek televisi. Alternatif tersebut
akan dianalisa dan kemudian dipilih tapak yang paling sesuai. Lokasi tapak terpilih
adalah:
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Gambar 3.2 Struktur Yang Menjadi penuh dengan inovasi adalah stasiun televisi
Detail Eksterior Pada Bangunan Channel 4 di London yang diranvang oleh Richard
Rogers. Bangunan ini tidak hanya inovatif pada
penggunaan materialnya tetapi pada konsep fungsional dan distribusinya. Pada
karyanya ini, arsitek Inggris ini dengan elegan menggabungkan gaya klasik dengan
teknik pre-fabrikasi yang paling maju, menciptakan bangunan yang sangat terang,
transparan, dan berkilau.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Gambar 3.3 Gambar Sektsa Design Bangunan (Kiri) Dan Gambar Suasana Real Bangunan (Kanan)
teknik, tidak hanya kantor administrasi stasiun televisi dan studio saja, tetapi juga 2
blok berisi ratusan apartemen.
Apartemen tersebut menghadap ke arah Horseferry Road dan Chadwick
Street dan dihubungkan langsung oleh entrance luarbiasa di sudut kedua jalan
tersebut. Shading matahari dari
metal ringan diaplikasikan pada
fasadenya berfungsi sebagai
penghalang bising dan
mengendalikan efisiensi cahaya
dan energi.
Kedua bangunan tersebut
dilapisi dengan aluminium, dan
tampak sebagai bingkai Gambar 3.4 Sketsa Metode Proses
Pembangunan Bangunan
entrancenya, dibentuk oleh lapisan
kaca, orang akan masuk ke dalam
atrium yang tinggi dan nyaman melalui pintu putar. Bangunan tersebut dibangun
dengan penataan klasik mengelilingi taman, menegaskan keberadaan jalan seperti
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
yang tercermin pada rencana penataan urban yang diproposalkan oleh IBA
(Internationale Bauausstellung) untuk Berlin pada tahun 80-an.
Layout yang sederhana tersebut,
dengan baik ditempatkan pada tapak dan
bangunan sekitar sangat kontras dengan
komponen berteknologi tinggi dari bangunan
utama.
Perulangan elemen seperti yang
terdapat pada Lloyds Building, termasuk
tangga dengan segera dikenal walaupun ridak Gambar 3.5 Suasana Pada ruang Caf
g
kung kaca yang menandai entrance utama
kedua sayap bangunan stasiun televisi
tersebut, memproyeksikan taman hijau di
dalam sehingga dapat dilihat melalui dinding
kaca tersebut.
Area yang dikelilingi oleh fasade ini, Gambar 3.7 Sketsa Aksonometri Ruang
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
BAB 4
ELABORASI TEMA
5.1 Latar Belakang Tema
Tema yang akan diangkat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan seputar
proses desain Medan Local TV Station ini adalah Arsitektur High Tech.
Istilah Arsitektur High Tech pertama kali muncul pada awal tahun 70-an yang
digunakan para arsitek untuk menyatakan teknologi alternative. Sejalan dengan waktu
istilah tersebut semakin umum digunakan, namun arsitek-arsitek High Tech sendiri lebih
memilih untuk menggunakan istilah teknologi tepat guna, sebuah istilah yang ambisius.
Di Amerika Serikat istilah High Tech memang menunjuk kepada pengertian langgam,
sedangkan di Inggris maknanya lebih dalam, dimana High Tech tidak ada hubungannya
dengan High Teknologi, sebagaimana Gotic tidak ada hubungannya dengan Goths ( salah satu
suku bangsa Jerman yang mempunyai wilayah terbentang dari Batic sampai ke Laut Hitam
dan abab ke 3 Masehi menyerang kekaisaran Romawi )
High tech adalah sebuah fenomena abad 20 pada industri bangunan yang
berpengaruh pada dunia arsitektur dan desain. Istilah High Tech adalah sebuah
penemuan pada tahun 1970-an terhadap perancangan bangunan dan objek untuk
rumah dan menjadi popular setelah Joan Kron dan Suzanne Slesin, menulis buku
yang menjadi best selling tahun 1978 berjudul High Tech : The Industrial Style and
Source Book for The Home. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa high tech
adalah istilah arsitektural yang digunakan untuk menerangkan bertambahnya
bangunan dengan pengeksposan struktur dan elemen-elemen lainnya yang terbuat
dari bahan prefabrikasi yang biasa digunakan untuk membangun gudang dan pabrik.
Pada buku ini Suzanne Slesin dan Joan Kron juga mengikutsertakan trend pararel
dalam design interior seperti penggunaan peralatan industri di rumah ke dalam
pengertian high-tech.
Akantetapi, Jauh sebelum tahun 1970, high-tech sudah ada dan diterapakan. Menurut
Colin Davies dalam bukunya yang berjudul High tech architecture pada tahun 1779 dibangun
jembatan di river severn di Coalbrookdale. Jembatan ini merupakan jembatan yang pertama
kali terbuat dari besi dan strukturnya terbuat dari material prefabrikasi. Pada tahun 1848
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
dibangun Decimus Burtons Palm House yaitu sebuah struktur bentang lebar dari besi,baja,
dan beratap kaca. Pada tahun 1889 menara Eiffel dibangun dengan menggunakan material
prefabrikasi dan struktur yang canggih. Struktur bangunan-bangunan tersebut memberikan
pengaruh yang tidak sedikit pada perkembangan arsitektur high-tech sekarang ini. Bangunan-
bangunan tersebut merepresentasikan bentuk alternatif bangunan yang berdasar pada
teknologi industri.
Kemudian pada tahun 1920an yaitu pada zaman arsitektur modern, arsitektur high-
tech juga berkembang misalnya pada tahun 1927 Buckminster Fuller membangun Dymaxion
House, sebuah rumah dengan struktur logam ringan berbentuk heksagonal. Teknologi yang
digunakan pada rumah ini adalah adaptasi dari teknologi yang digunakan untuk membangun
pesawat terbang pada saat itu. Bangunan ini menunjukkan ciri dari arsitektur high-tech
secara keseluruhannya. Karena bangunan rancangannya ini, Colin Davies dalam bukunya
yang berjudul High tech architecture,mengatakan jika ada orang yang pantas disebut
sebagai bapak high-tech maka Buckminster Fuller lah yang pantas.
Pada tahun 1960an, sebuah grup yang dikenal dengan Archigram (Peter Cook, Warren
Chalk, David Greene, Denis Crompton, Ron Herron dan Mike Webb) mulai menmpublikasikan
dan memamerkan proyek teoritis yang secara jelas menjabarkan tentang elemen-elemen
dari arsitektur high-tech pada tahun 1970an dan 1980an.
Walaupun high-tech telah ada sebelum tahun 1970an, Istilah High-tech mulai terkenal
sejak tahun 1970an. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi yang memang sangat maju
pada jaman tersebut yang ditandai dengan adanya pendaratan pertama di bulan oleh Neil
Amstrong pada tahun 1969 sehingga masyarakat pada waktu itu mulai berpikir ke depan dan
menyukai perubahan-perubahan yang didapat dari teknologi.
Bangunan Hightech memiliki sejumlah karakter, diantaranya adalah :
- terbuka
- struktur yang trasparan dan maju.
- menggunakan material dan teknik yang terbaru
- penggunaan warna penting pada bangunan
- terdiri dari lapisan yang banyak
- pengeksposan rangka yang menunjukkan artikulasi dari tiap lantai dan dinding.
Hal yang dapat dipelajari adalah bangunan High Tech pada dasarnya memiliki
keseimbangan antara fungsi dan simbolisme.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Tiga bangunan High Tech yang terpenting, yaitu : Center Pampidou, Llyods Building, dan
Hongkong Bank adalah bangunan tengah kota dan arsiteknya telah menyatakan bahwa konteks
perkotaan telah memberikan efek yang besar pada desain mereka. Meskipun demikian adalah
benar untuk mengatakan bahwa kepedulian kota, seperti manipulasi ruang, tidak merupakan
suatu elemen utama dalam filosofi High Tech.
Ada alasan mengapa arsitektur kota bukan merupakan suatu elemen utama dalam filosofi
High Tech; dan ada alasan lain mengapa perkotaan bukan elemen utama filosofi High Tech dan itu
berhubungan erat dengan masa, yaitu :
4.1.4. Kesimpulan
Bangunan High Tech pada dasarnya memiliki keseimbangan antara fungsi dan
simbolisme
Konsep Arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel yang diekspose
ditunjukkan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibilitas maksimal.
Arsitektur High Tech meletakkan performance yang proporsional antara aspek
arsitektur, struktur, dan mekanikal.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pengertian arsitektur High Tech adalah:
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
2. Pada pokoknya mengikuti ekspresi kejujuran suatu keagungan yang ditampilkan melalui
kejelasan material yang digunakan, maupun material yang digunakan diproduksi secara
massal.
3. Biasanya membubuhkan ide-ide tentang produk industri.
4. Digunakan oleh industri-industri lainnya tidak hanya sebagai bangunan namun juga
sebagai sumber imajinasi.
Konsep arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel, zona service dan utilitas yang
diekspose ditujukan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibelitas yang maksimal.
Sebagai wadah penyampaian informasi yang akan terus selalu berkembang sesuai
perkembangan teknologi dan zaman. Selain itu untuk memfasilitasi kekompleksitasan
keperluan sebuah Stasiun Televisi dibutuhkan teknologi yang mampu menunjang keperluan
tersebut.
Medan Local TV Station merupakan pusat kegiatan yang padat aktivitas sehingga
dibutuhkan sistem struktur dengan teknologi yang baik. Selain itu, didalam Stasiun Televisi ini
dibutuhkan juga suasana yang serba modern dan mampu merepresentasikan pengetahuan
itu sendiri.
Tema arsitektur hightech yang mengusung penggunaan material kaca dan baja
ternyata memberikan dampak tertentu pada lingkungan maupun bangunan itu sendiri.
Namun sebagai bangunan yang menerapkan arsitektur hightech, terdapat sejumlah hal yang
perlu dipertimbangkan sehingga bangunan dapat memberikan suasana terbaik. Arsitektur
hightech yang biasa diciri-khaskan sebagai bangunan yang banyak menggunakan material
kaca, perlu mempertimbangkan sejumlah hal.
penyerapan kalor radiasi bisa berkurang sebesar 20% disbanding dengan penggunaan
kaca polos tanpa pelindung tunggal.
Penggunaan sunscreen
Penggunaan sunscreen pada kaca dapat mengurangi penyerapan kalor hingga 42%.
Alat peneduh.
Penggunaan alat peneduh pada bagian luar bangunan terbukti paling efektif. Peneduh ini
dapat mengurangi panas yang diserap hingga 80%.
Penggunaan kaca pada bangunan memberikan sejumlah efek pada lingkungan. Salah
satunya adalah efek silau dari pantulan cahaya matahari. Dampak ini dapat dikurangi dengan
menerapkan sejumlah upaya. Diantaranya adalah :
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Baja Stainless
Baja stainless merupakan baja paduan yang mengandung minimal 10,5% Cr. Sedikit
baja stainless mengandung lebih dari 30% Cr atau kurang dari 50% Fe. Karakteristik khusus
baja stainless adalah pembentukan lapisan film kromium oksida (Cr2O3). Lapisan ini
berkarakter kuat,tidak mudah pecah dan tidak terlihat secara kasat mata. Lapisan kromium
oksida dapat membentuk kembali jika lapisan rusak dengan kehadiran oksigen. Pemilihan
baja stainless didasarkan dengan sifat-sifat materialnya antara lain ketahanan korosi,
fabrikasi, mekanik, dan biaya produk. Penambahan unsur-unsur tertentu kedalam baja
stainless dapat dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keriteria baja yang diinginkan.
Umumnya berdasarkan paduan unsur kimia dan presentasi baja stainless dibagi
menjadi lima katagori[4]. Lima katagori tersebut yaitu :
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
System kerja alat ini cukup mudah diterapkan. System penerima dan pengirim sinyal
pada alat ini bekerja pada rentang jarak 75 sampai 100 meter. Rentang ini memberikan
keuntungan tertentu pada fasilitas terutama dari segi biaya. Sensor yang terpasang pada
perangkat ini tersambung melalui kabel panjang yang merupakan penyuplai tenaga dan
informasi yang diperoleh kembali kealat pemonitor utama, PC. Namun terdapat alat
pelengkap lain berupa alat sensor tanpa kabel. Kotak kontrol perangkat ini biasanya
ditempatkan di ruang petugas keamanan dan/atau ditempatkan di ruang reception
(penerimaan). PC yang digunakan akan dapat digunakan untuk mengakses semua data yang
dihasilkan oleh alat sensor. Selain itu PC ini juga akan menampilkan semua informasi tentang
alat sensor itu sendiri, seperti lemahnya baterai, kerusakan ataupun gangguan pada kekuatan
sinyal.
Keuntungan lain pada sistem ini selain sensor yang memiliki rentang efektifitas
sampai 100 meter adalah, sistem ini dapat diparalelkan hingga mencapai 640 alat sensor. Ini
merupakan rentang yang cukup luas untuk fasilitas. Alat-alat sensor yang dapat digunakan
juga bermacam-macam, mulai dari sensor laser, sensor kebakaran hingga kamera CCTV.
Sistem kontrol juga tidak terbatas pada penggunaan PC saja, tapi juga dapat diakses
melaui modem GSM (melalui handphone) berupa SMS atau e-Mail. Dengan menggunkan
kontrol seperti ini, orang-orang tertentu yang memiliki kewenangan khusus dapat mengakses
bangunan tanpa harus melapor langsung kepada petugas keamanan.
Berikut adalah sejumlah kelebihan system keamanan Gallery Master Security System:
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Terdapat sejumlah jenis sensor yang dapat dipasangkan pada perangkat ini.
Diantaranya adalah sensor hentakan, sensor suara , sensor infrared, alarm penyerangan, dan
juga terdapat sensor berat. Sensor-sensor ini memiliki dimensi yang sangat kecil sehingga
dapat sisipkan diantara celah benda koleksi ataupun dibalik bingkai photo, jadi akan sangat
tersembunyi.
System keamanan dengan menggunakan laser merupakan salah satu sistem keamanan
yang cukup efektif. Sebelum menentukan tingkatan panjang gelombang dan intensitas laser,
alat ini telah disesuaikan sehingga akan mengeluarkan spektrum panjang gelombang yang
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
dapat menciptakan tampilan kerusakan secara temporal, atau juga dapat menunjukkan
tingkat gangguan. Alat ini membutuhkan sejumlah fasilitas pendukung seperti tempat
penempatan alat yang mampu menjamin keselamatan elemen yang terdapat didalamnya.
Selain itu tempat penempatannya harus juga menyediakan sumber tenaga dan juga memiliki
sudut terbaik untuk dapat memancarkan cahaya laser. Selain itu juga harus memiliki
sejumlah koneksi kesistem keamanan lain seperti remote kontrol ataupun sistem keamanan
dengan menggunakan kamera. Dalam mendeteksi penyusup, alat keamanan laser ini akan
bekerja dengan merusak sistem penglihatan penyusup tersebut dengan menciptakan efek-
efek cahaya yang menyilaukan sehingga para petugas keamanan dapat mengambil tindakan
responsif terhadap para penyusup.
Pencahayaan Gedung
Penggunaan lampu otomatis pada Medan Local TV Station merupakan salah satu
penerapan tema high-tech pada bangunan. Lampu otomatis yang digunakan adalah lampu
dengan metode aktivasi dengan sensor cahaya. Sirkuit yang diaktifkan dengan sensor cahaya
akan mendeteksi kekurangan cahaya. Sirkuit yang berisi seperangkat alat pendeteksi cahaya
ini akan menciptakan sinyal yang akan disampaikan melalui phototransistor sebagai sensor
cahaya. Dengan perangkat ini intensitas penerangan yang dibutuhkan di dalam bangunan
akan secara otomatis disesuaikan oleh alat kontrol ini.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
A. Llyods Building
London, Inggris, 1991 1994.
Gambar 4.5. Lloyds Building sangat penting pada bangunan ini adalah fleksibilitas.
Bangunan di desain dengan ruangan yang terpusat
pada atrium. Semua area servisnya seperti toilet, tangga, pintu masuk, lift dan kolom
ditempatkan di luar bangunan dalam 6 tower vertical.
Bangunan ini terdiri dari 12 lantai disebelah utara dan 6 lantai di sebelah selatan,
sehingga menciptakan lantai yang bertingkat-tingkat. Ke-12 lifnya di susun di luar bangunan,
sedangkan transportasi di dalam bangunan dilakukan dengan escalator pusat yang ada di
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
atrium bangunan tersebut. Area servis berdiri bebas di luar massa bangunan. Lift yang
terpusat ini mendukung bangunan utama pada kolom luar yang memberikan ruang bebas
tanpa envelope penutup dan meminimalkan peraturan penggunaannya. Sedangkan pipa
ventilasi vertikal dan horizontal utamanya juga diletakkan di luar dengan alasan yang sama.
lapisan aluminium abu-abu dan panel-panel silver Gambar 4.9 Hongkong Shanghai bank
metalik yang di padu dengan tangkapan angin
berlapis aluminium. Bangunan ini menghadirkan atrium dengan ketinggian 52 m, dan di
desain untuk dapat menampung 3.500 orang.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Bangunan ini merupakan bangunan yang paling mahal di bangun, hal ini di
akibatkan semakin mahalnya harga lahan di Hongkong. Bangunan ini telah membuktikan
tingginya tingkat fleksibilitasnya ketika Bank memasang instalasi ruang penjualan baru tahun
1995 dalam waktu kurang dari 6 minggu.
Pedestrian bagi public terletak 12 m di bawah bangunan, hal ini di tujukan untuk
mengantisipasi ruang terbuka yang merupakan suatu hal yang dapat diperhatikan di kota.
Menghubungkan antara public space dengan lingkungan perkotaan. Sepasang askalator
menandakan perubahan yang baik seperti yang di buat pada bangunan Willis Faber & Dumas
Offices, ketika udara di luar baik ruang interior dapat menyesuaikan. (Joidido, Philip. Sir
Norman Foster, 1997).
Pada bangunan ini Foster mengeksplorasi antara fungsi public dan privat.
Peninggian bangunan sebanyak 12 m memberikan public space, kemudian escalator menuju
hall utama bank menciptakan semi public space dengan atrium berlantai 10. mengenai
penyelesaian desain, Foster menekankan pada Sinar matahari yang dimasukkan kedalam
jantung dari hall atrium, kemudian di tangkap oleh atap kaca dari plaza yang selanjutnya
dipantulkan kembali. Pada malam hari keadaan ini menjadi terbalik, dimana cahaya
memancar dari bawah dan plaza tersebut akan terlihat seperti garis-garis kristal atau
permata.
Bangunan ini menunjukkan bahwa Norman Foster mampu menyelesaikan
masalah arsitektur secara baik dengan tetap menghadirkan pengeksposan struktur sebagai
daya tarik dari tampilan bangunan dan juga memasukkan unsure-unsur dari luar bangunan
yang mampu menghidupkan bangunan. Peninggian bangunan dilakukan untuk menghasilkan
suatu public space dibawahnya, desain gondola juga menghadirkan kesatuan bangunan secara
keseluruhan.
C. British Pavilion, Seville, Spanyol.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Pada sisi barat dinding bangunan dilapisi kontainer berisi air yang berfungsi sebagai
penyerap panas matahari pada sore hari. Panas yang diserap dalam kontainer pada siang hari
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
dipergunakan sebagai pemanas ruangan pada malam hari dan juga untuk memenuhi
kebutuhan air hangat dalam bangunan.
Pada bagian atap bangunan terdapat 1.040 unit panel sel solar yang membentuk
seperti sederetan layar kapal. Panel sel solar ini mampu menghasilkan 46 Kwh daya listrik
yang digunakan untuk sebagian besar keperluan bangunan. Konstruksi sel panel solar ini
diletakkan sedemikian rupa mengikuti modul kolom bangunan yaitu setiap jarak 7 m,
sehingga dapat melindungi atap dari radiasi panas matahari dari arah selatan bangunan. Hasil
yang diperoleh dari penggunaan sel solar ini adalah menurunnya penggunaan energi listrik
sebesar 30 % lebih rendah dibandingkan dengan energi yang seharusnya digunakan oleh
bangunan yang dirancang tanpa mengikuti metode perencanaan bangunan hemat energi.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
BAB 5
ANALISA PERANCANGAN
5.1 Analisa Lokasi
Site terdapat pada persimpangan Jalan Gatot Subroto dan Jalan Asrama , kecamatan Medan
Timur, Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia.
SITE
Jl. Asrama
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Kotamadya Medan
Keluaran:
Ide peletakan Stasiun Televisi Lokal dapat diterapkan pada site di kawasan komersil ini.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
SITE
Tanggapan:
Bangunan di sekitar site memiliki fungsi yang beragam, perumahan, komersil, kantor dan yang
nantinya diharapkan dapat saling mendukung dengan fungsi Medan Cinema Building.
T d j P k R S U d j di k ifi d
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
SITE
Pada RUTRK, Kecamatan Medan Helvetia merupakan bagian WPP E yang merupakan kawasan
komersil yang mewadahi kegiatan komersil khususnya hiburan dan rekreasi.
Unsur potensial utama site adalah:
1. Terletak di daerah sub urban
2. Berada di jalan lingkar luar
3. Transportasi yang lancar dan baik
4. Luas site 17.000 m
Rata-rata ketinggian bangunan 3-5 lantai kecuali Pekan Raya Sumatera Utara dengan
monumentnya yang menjulang tinggi sebagai landmark
Sky line dari jl. Gatot Subroto
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
5.1.3. Peraturan
Peraturan yang berlaku di daerah site:
Berdasarkan RUTRK Medan, daerah Medan Helvetia merupakan bagian WPP Edan SPK E yang
dialokasikan untuk pusat kegiatan komersil terutama hiburan dan rekreasi.
Bulk (ketebalan bangunan)
KDB ( Koefisien Dasar Bangunan ) 60 %. Tanggapan:
Dengan KDB 60% akan menciptakan
KLB (Koefisien Lantai Bangunan) 4 lantai ruang luar yang dapat digunakan oleh
GSB ( Garis Sempadan Bangunan) = x n + 1 pejalan kaki dan taman.
Tanggapan
Keluaran:
Daerah ini ramai baik siang maupun
Pada site dibuat fungsi yang dapat hidup
malam hari, akses ke daerah ini
sampai malam hari bahkan dapat
mudah, baik kendaraan umum
menghidupkan aktifitas daerah sekitar hingga
maupun pribadi.
malam hari.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Persimpangan besar
dengan tingkat
Sunggal,
kepadatan yang relatif
Johor,
sedang
Polonia,
Amplas
Lalu lintas di sekitar site termasuk lalu lintas yang padat, terkadang macet di simpang lampu
merah pada jam pergi dan pulang kantor. Kemacetan hanya disebabkan oleh ketidak disiplinan
pengguna kendaraan khususnya angkutan umum.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
1. Sirkulasi Kendaraan
Jl. Asrama, lebar jalan 20m, sirkulasi
kendaraan dua arah, dilalui
kendaraan umum dan pribadi, baik
SITE
Tanggapan:
Sirkulasi kendaraan ramai pada siang dan malam hari, akses dari dan ke bangunan
mudah dengan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. Entrance utama pada jl.
Asrama dan entrance sekunder pada jl. Gatot Subroto.
Keluaran:
Entrance untuk pengunjung yang datang dengan kendaraan umum dibuat mencoak
kedalam agar tidak mengganggu jalur sirkulasi kendaraan di jl. Gatot subroto.
Dibuat pemisahan entrance roda 4, roda 2 dan pejalan kaki agar tidak terjadi
persilangan.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
SITE
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
1. Dari site:
Ke arah utara:
permukiman, Baik ++
SITE
Tanggapan:
View ke semua arah baik terutama ke arah timur, barat dan selatan, mungkin orientasi
Keluaran:
Bentukan massa bangunan yang berorientasi ke arah, barat dan selatan site
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
2. Ke site:
Dari arah
timur:
SITE pertokoan
dan PRSU
Baik ++
View dari semua arah baik terutama ke arah utara, barat dan selatan, faade bangunan yang
menghadap point +++ diolah dengan maksimal karena view ke dalam bangunan paling banyak
Keluaran:
Faade bangunan diolah dengan maksimal dan memberi kesan yang menarik dan
mengundang pengunjung
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
SITE
View ke semua arah dari site baik namun paling baik ke arah utara, barat dan selatan
Tanggapan:
Orientasi bangunan ke semua arah namun lebih diorientasikan ke arah barat dan
selatan dengan membuat entrance ke bangunan
Keluaran:
Faade bangunan pada arah barat dan selatan di olah maksimal sesuai dengan style
bangunan yang menarik
Entrance bangunan dibuat dari arah barat dan selatan site
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Permukiman Penduduk
K
O
M
J p
L. L
E
A K
S S
R
A R
M U
A K
O
Taman
(penghijauan)
Bising
Tidak terlalu Bising
Gambar 5.15. Analisa Kebisingan
TANGGAPAN :
Pada daerah yang tingkat kebisingaan tinggi ditanam pepohonan agar suara dapat dihambat
oleh tanaman tersebut.
Massa bangunan dibuat agak menjorok kebelakang untuk mengurangi tingkat kebisingan pada
site.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
R. Kameraman
R. VTR
R. Kontrol Program
R. Telecine
R. Transmisi
R. Master Control
R. Sound Lock
R. Maintenance
R. Editing
R. Peralatan Telepon
R. Generator Graphic (CG)
R. Film Recording
R. Video Cartridges
R. Equipment
5.2.2.3 Produksi
Studio Televisi
- Panggung
- R. Rehearsal
- R. Tunggu
- R. Pakaian
- R. Ganti ( individual / grup )
- R. Rias
- Green Room
- R. Serbaguna
- R. Istirahat Artis
- R. Istirahat Karyawan
- R. Penyimpanan akhir untuk dekorasi dan properti
- R. Penyimpanan kamera, microphone, lighting
R. Dekorasi
- R. Fotocopy dan Bluepinting
- R. Perancang
- R. Pengecatan
- Bengkel
- R. Elektrik Panggung
- R. Penyimpanan Dekorasi dan Properti
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
- R. Pembuangan
R. Kru Panggung
R. Penyiar
Laboratorium Film
R. Penyimpanan Film
R. Sound Effect
R. Music Origination
Viewing / Screening Room
Fasilitas Liputan Luar
- Garasi OB. Van
- R. Maintenance OB. Van
Ruang Echo
5.2.2.4 Prasanara
R. ME
R. AHU
R. Chiller
R. Reservoir & Pompa
R. Penampungan Air Bersih
R. Penampungan Air Kotor
R. PABX
R. Mesin Lift
Area Helipad
R. Janitor
Bengkel
R. Teknisi
Gudang Spare-part
R. Bahan Bakar
5.2.2.5 Pemberitaan
Studio Berita
Studio Berita Khusus
R. Perpustakaan & Arsip
R. Graphic Art
R. Editor
R. Kontrol
R. Produser
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
R. Reporter
5.2.2.6 Programming
R. Program Drama
R. Program Musik & Hiburan
R. Pengatur Iklan
R. Jadwal
R. Produser
R. Sutradara
R. Kasting
R. Skenario
R. Program Liputan Khusus
R. Pengawas Arus Lalu Lintas
R. Rapat
R. Arsip
5.2.2.7 Sarana Penunjang
Kafetaria
R. Pengobatan Darurat
Perpustakaan
Kantor Sewa / Retail
Warung Telekomunikasi
Warung Internet
Musholla
R. Serbaguna
R. Istirahat
R. Fotocopy
R. Security
R. Loker
Toilet Umum / KM
R. Istirahat Pegawai
Area Parkir :
- pengelola stasiun
- pengunjung bisnis seperti pelanggan, artis, sponsor
- penonton studio
- publik umum (tur yang dipandu, anak sekolah)
- kendaraan stasiun
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008
KELOMPOK KARAKTER
RUANG PENGGUNA KEGIATAN SUB RUANG SIFAT
RUANG RUANG
bekerja R. Kerja
Staff Semi Privat
menyimpan berkas R. Arsip
Pengelola
duduk, membaca, bekerja Area Kerja
Ka. Bid. Personalia menerima tamu R. Tamu Semi Privat
Personalia &
menunggu R. Tunggu
Administrasi
bekerja R. Kerja
Staff Semi Privat
menyimpan berkas R. Arsip
duduk, membaca, bekerja R. Ka. Marketing
Ka. Bid. Penyiaran Privat
Penyiaran
bekerja R. Kerja
Staff Semi Privat
menyimpan berkas R. Arsip
duduk, membaca, bekerja Area Kerja
Ka. Pengawas Teknik Semi Privat
menerima tamu R. Tamu
Teknik Produksi Pimpinan
duduk, membaca, bekerja Area Kerja
R. Koord. Teknik 81
Semi Privat
menerima tamu R. Tamu
R. Generator grafik
Designer Grafis Semi Privat
Graphic 83
menunggu area tunggu
dialog
istirahat r. istirahat
R. Program Musik Produser Musik & menyusun acara berita area kerja
Privat
& Hiburan Hiburan menunggu r. tunggu
R. Pengatur Iklan Pengawas Iklan mengatur lalu lintas iklan r. iklan Semi Privat
Pengunjung /
R. Istirahat istirahat area istirahat Privat
Karyawan
Pengunjung Bisnis memarkir kendaraan roda 4 area parkir roda 4 Semi Privat
94
95
5.4. Analisa Program Ruang
2
R. Informasi 1 3 m / org 3 org 9 AJM
2 2
R. Kerja 1 9m 1 org 9m DA
2
R. Security 1 2 m / org 10 org 20 TSS
FASILITAS S
RLobby
.Direktur Utama R. Tamu 1 1 m2 2/ org 10 org 10 m2
umum Video room 1 0,72 m / org 6 unit 4,32 DA
PENGELOLA
R. Istirahat 1 9 m2 @ 1 org 9 m2 A
TSS
Lavatory 8 6 48
R. Kerja 1 5 m2 / org 3 15 DA
R. Arsip 1 9 S
R. Administrasi
Luas Efektif 24
96
2
KM / WC 1 4 4m DA
DA
R. Kerja 3 9 m2 @ 1 org 27 m2
2
R. Tamu 3 Luas efektif
1 m2 / org @ 10 org 42
30mm2 S
FASILITAS
R. Wakil Direktur
PENGELOLA KM / WC 3
Sirkulasi 42 m2
20 % = 20 %4xm
2
m2
12 m
8,6
2
DA
51 6 m2
R. Kerja 3 Luas efektif 9 m2 @ 1 org 69mm22
27 DA
R. Tamu 3
2
1 m / org @ 10 org 30 m
2 S
R. Istirahat 3 9 m2 @ 1 org 27 m2 A
KM / WC 3 4 m2 12 m2 DA
2 2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 106 m 21.2 m 127,2 m2
97
2 2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 69 m 13,8 m 2
82,8 m
R. Kerja 5 9 m22 @ 1 org 45 m22 DA
R. Ka. Keuangan 1 6m 1 org 6m
R. Tamu 5 1 m2 / org @ 10 org 50 m2 S
DA
FASILITAS R. Staff 4 1,2 m2 @ 1 org 4,8 m2
R. Keuangan 2 2
PENGELOLA R. Istirahat 5 9m
2 @ 1 org 45 m2 A
R. Tunggu 1 0,5 m / org 20 org 10 m A
R. Komisaris
2 2
KM / WC 5 4m 20 m2 DA
R. Tamu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m S
Luas efektif 160 m2
R. Sekretaris Pantry 1 6 m2 6 m2 DA
Luas efektif 34 m2
2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 34 m2 6,8 m2 40,8 m
98
2 2
R. Rapat kecil 1 1,5 m / org 6 org 9m DA
2
R. Ka. Personalia 1 Luas efektif
6 m2 1 org 34,8
6 m2 m DA
FASILITAS R. Personalia &
R. Staff Sirkulasi
4 20 % = 201,2
% xm34,8
2 m2 @ 1 org 6.96
4,8 mm
2 2 DA
2
PENGELOLA Administrasi 41 76
R. Ka. Marketing
R. Tunggu 11 0,5 m62 /morg
2
20 1org
org 106mm2
2 DA
A
R. Staff 4 1,2 m
2
@ 1 org 4,8 m
2 DA
R. Penjualan 1 9 m2 1 org 9 m2 S
R. Traffic 1 9 m2 1 org 9 m2 S
R. Service 1 9 m2 1 org 9 m2 S
R. Marketing
R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 20 org 10 m2 A
99
2 2
R. Tamu 1 0,5 m / org 10 org 5 m S
2 2
R. Rapat kecil 1 1,5 m / org 6 org 9m 2 DA
S
R. Ka. Teknik 1 6 m2 1 org 6m
2
FASILITAS Luas efektif 2 34,8 m 2 S
R. Tamu 1 0,5 m / org 10 org 5 m
R. Ka Pengawas 2
TEKNIK Sirkulasi 20 % = 20 % x 34,8 m 6,96 m22
R. Asist. Ka 1 6 m2 1 org 6m S
Teknik
PRODUKSI R. Ka. Penyiaran 1 6m 2 2
1 org 6m 22 DA
R. Staff 2 1,2 m @ 1 org 4,8 m DA
R. Staff 4 1,2 m2
2
@ 1 org 4,8 m 2
2 DA
R. Tunggu 1 0,5 m / org 10 org 5m A
R. Tunggu 1 0,5 m / org
2
20 org 10 m
2 A
2 2
R. Rapat 1 2 m / org 50 100 m DA
R. Rapat Dewan 2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 100 m2 20 m2 120 m
100
2
Luas efektif 26,8m
2 2 2
R. Kameraman R. Kerja 1 20 % = 20 % 6x m
Sirkulasi 26,8m
2 1 org 6 mm
5,36 TSS
FASILITAS 2
2 2 32 16 AS
R. TungguTeknik
R. Koord. 1
1 0,5 6mm /2 org 10 org
1 org 5
6mm
2
TEKNIK
2
R. Staff 4 Luas efektif1,2 m2 @ 1 org 11 m
4,8 m2 DA
Teknik R. Tamu 1
2
0,5 m / org 10 org 5m
2 S
2
Luas efektif 20,8 m
101
PRODUKSI Sirkulasi 30 % = 30 % x 11 m
2
3,3 m
2
2
14 4 m
2 2
FASILITAS R. Transmisi R. Ka. Kontrol 1 6 m2 1 org 6 m2 DA
R. Ka. Transmisi 1 6m 1 org 6m DA
2 2
R. Tamu 1 0,5 m / org 10 org 5m A
Luas efektif 45 m2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 45 m2 13,5 m2
58 5 m2
R. Proyektor 1 5m
2
5m
2 DA
102
R. Asisten 1 6 m2 1 org 6 m2 DA
103
Gudang 1 20 m2 TSS
2 2
FASILITAS R. Generator R. Teknisi
R. Operator 4
1 4 1,2
m /morg
2 @4 1org
org 4,8
16 mm2 DA
S
2
Luas efektif 44,8 m
Sirkulasi 30 % = 30 % x 63 m2 18.9 m2
81,9 m2
R. Operator 1 4 m2 / org 4 org 16 m2 TSS
104
R. Software 1 6 m2 A
2 2
FASILITAS R. Equipment Tunggu
R. Penyimpanan 1 0,5 m / org 10 org 5m
40 m2 A
TSS
2
Luas efektif 27 m
2 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 27 m 8,1 m
2 2
R. Rekam 1 4 m / org 4 org 16 m DA
2 2
R. Konsol Video 1 4 m / unit 2 unit 8m TSS
2
R. Gelap 1 20 m TSS
R. Film Recording
R. Menonton 1 1 m2 30 org 30 m2 TSS
Luas efektif 74 m2
105
2 2
R. Staff 1 1,2 m / org @ 2 org 2,4 m A
2 2
R. Tunggu 1 0,5 m / org 10 org 5m A
Studio R. Loker 4 2
0,9 m / unit @ 20 unit 72 mm2 2
DA
Luas efektif 47,4
Sirkulasi 30 % = 30 % x 14,22 m2
106
R. Workshop 1 20 m2 S
R. Dekorasi R. Pengecatan 1 30 m2 S
Bengkel 1 40 m2 S
R. Elektrik 1 20 m2 S
107
R. Pembuangan 1 60 m2 TSS
2 2
R. Staff 4 1,2 m @ 1 org 4,8 m DA
2
Luas efektif 243,8 m
Sirkulasi 30 % = 30 % x 83 m2 24,9 m2
R. Pimpinan 1 6 m2 1 org 6 m2 DA
R. Penyimpanan 1 40 m2 A
108
109
2
Luas efektif 99 m
2 2
Garasi 1
Sirkulasi 20 %mx 99
30 % = 30 / unit
m
2 3 unit 60 mm2
29,7 S
FASILITAS
Fasilitas OB. Van R. Maintenance 1 2 30
2
m2 TSS
PRODUKSI R. Editing 1 4 m / unit 4 unit 16 m TSS
2 2
R. Teknisi 3 1,2 m @ 1 org 3,6 m2 DA
R. Mixing 1 4 m2 / unit 4 unit 16 m TSS
R. Duduk 1 1 m2 30 org 30 m2 DA
R. Screening
R. Penyimpanan 1 20 m2 A
110
2 2
R. Tunggu 1 0,5 m / org 10 org 5 m A
2 2
Bengkel 1 Luas efektif 60 m
188,6 m TSS
FASILITAS
2
Gudang Utama 1 30 % = 30 % x 188,6 m2
Sirkulasi 40 m
56,58m2 TSS
PRASARANA 245 18 m2
2
Luas efektif 781 m
LUAS FASILITAS PRODUKSI 3720,08 m2
2
R. Genset 1 50 m TSS
R. ME 2
R. Bahan Bakar 1 50 m TSS
2
R. Cooling Tower 1 50 m TSS
R. AHU
2
R. Chiller 1 50 m TSS
2
R. Reservoir R. Reservoir 1 50 m TSS
2
R. Panel Listrik 1 50 m TSS
FASILITAS
R. Air Bersih 1 50 m2 TSS
PRASARANA
R. Air Kotor 1 50 m2 TSS
Operator Sentral 1 25 m2 DA
R. PABX
Operator per lantai 4 6 m2 DA
2
R. Mesin Lift 1 15 m DA
Area Helipad 1 225 m2 S
R. Janitor 4 (per lantai) 2,5 m2 10 m2 DA
111
2 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 781 m 234,3 m
112
PEMBERITAAN Sirkulasi 30 % = 30 % x 27 m
2
8,1 m
2
2 2
R. Editing 1 4 m / unit 4 unit 16 m TSS
R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 A
FASILITAS R. Software 1 1,5 m2 / unit 4 unit 6 m2 S
Luas efektif 24,8 m2
PEMBERITAAN R. Editing R. Tunggu 1
2
0,5 m / org2 10 org 5 m2
2
A
Sirkulasi 30 % = 30 % x 24,8 m 7,44 m 32,24 m2
2
Luas efektif 27 m
Sirkulasi 30 % = 30 % x 27 m2 5,4 m2 32,4 m2
2 2
R. Ka. Kontrol 1 9m 1 org 9m TSS
2 2
R. Konsol Video 1 4 m / unit 4 unit 16 m TSS
2 2
R. Konsol Audio 1 4 m / unit 4 unit 16 m TSS
R. Konsol Lighting 1 4 m2 / unit 4 unit 16 m2 TSS
R. Kontrol R. Kontol Switcher 1 4 m2 / unit 4 unit 16 m2 TSS
R. Sound Lock 2 6 m2 12 m2 TSS
R. Penyiar 1 6 m2 1 org 6 m2 TSS
Luas efektif 91 m2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 91 m2 27,3 m2
118,3 m2
R. Produser 1 9 m2 1 org 9 m2 DA
113
2 2
R. Kerja 4 1,2 m @ 1 org 4,8 m DA
FASILITAS R. Program R.
R. Produser
Tamu 13
2
0,5 m9 m/ org
2
101 org 27
5 mm2
2
DA
R. Reporter
Luas efektif 9,8 m2
2 2 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 9,8 m 2,94 m 12,74 m
2 2
R. Penitipan Tas 1 0,3 m / org 20 unit 6m DA
2 2
R. Katalog 1 1,5 m / unit 4 unit 6m DA
2 2
R. Rak 1 1,5 m / unit 40 unit 60 m DA
R. Baca / Tonton 1 2 m2 / org 50 org 100 m2 DA
2 2
Perpustakaan R. Komputer 1 2 m / unit 10 unit 20 m DA
2 2
R. Pencatatan 1 5 m / org 3 org 15 m DA
2
Gudang 1 20 m DA
2
Luas efektif 227 m
2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 227 m 68,1m2 295,1 m2
R. Produser 3 9 m2 1 org 27 m2 DA
FASILITAS
R. Program Drama R. Staff 1 1,2 m2 @ 4 org 4,8 m2 DA
PROGRAMMER
R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 A
114
115
2 2
R. Pencatatan 1 2 m / unit 10 unit 20 m DA
2 2
R. Serbaguna R. Seminar
Gudang 21 1,6 m / org 50 org 160 m2
40 m DA
R. Kepala 1 9 m2 1 org 9 m2 DA
2 2
R. Komputer 1 2 m / unit 30 unit 60 m DA
2 2
R. Periksa 1 2 m / org 3 org 6m DA
R. Pengobatan R. Dokter 1 9m
2
1 org 9m
2
DA
Darurat 2 2
R. Perawat 2 1,2 m @ 1 org 2,4 m DA
R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 A
Kantor Sewa R. Display 30 30 m
2
900 m
2
S
2 2
R. Telepon 10 2m @1 kotak 20 m AJM
2 2
Warung R. Tunggu 1 0,5 m / org 40 org 20 m DA
Telekomunikasi Customer Service 1 3 m2 3 org 9 m2 AJM
2
Toilet 2 6 org 12 m TSS
2 2
Area Internet 2 3m 20 120 m S
2 2
R. Kasir 1 3m 2 org 6m S
Warung Internet 2 2
R. Tunggu 1 0,5 m / org 10 org 5 m A
2
Toilet 2 6 org 12 m TSS
R. Sholat 1 0,5 m2 120 org 60 m2 DA
2 2
R. Panitia 1 0,8 m / org 15 org 12 m DA
2 2
Pantry 1 6m 6m S
Gudang 1 20 m2 S
2 2
Toilet 2 1 m / org 20 org 40 m DA
2 2
R. Istirahat R. Istirahat 5 2 m / unit @ 2 org 20 m DA
2 2
R. Fotocopy 1 1, 8 m / unit 5 unit 9m S
2 2
R. Fotocopy R. Tunggu 1 0,5 m / org 40 org 20 m S
R. Kasir 1 3 m2 2 org 6 m2 S
2 2
Toilet pria 4 (per lantai) 1 m / org 20 org 80 m DA
Toilet Umum 2 2
Toilet wanita 4 (per lantai) 1 m / org 20 org 80 m DA
2
Luas efektif 2782,4 m
Keterangan:
= 15 / 4 = 4 mobil
Kesimpulan :
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah aau 2-3 meter
di bawah permukaan tanah, maka pondasinya yaitu pondasi telapak (spread
foundation)
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter di
bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang atau pondasi tiang
apung (floating pile foundation) untuk memperbaiki kondisi tanah.
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 meter di
bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang pancang (pile driven
foundation) bila tidak terjadi penurunan.
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 meter di
bawah permukaan tanah, maka dipakai tiang baja atau tiang yang dicor
ditempat.
Kondisi beban
Sifat dinamis bangunan
Kegunaan dan kepentingan bangunan
Pondasi tiang bor 10m-40m Beton bertulang cor Besar lubang seluas
ditempat penampang
dasar
Berdasarkan tabel analisa diatas, maka pada bangunan ini menggunakan pondasi
Sumuran karena sesuai dengan kondisi tanahnya dan juga karena beban lantai yang tidak
terlalu banyak.
b. Struktur Bangunan
Struktur pada bangunan Medan Local TV Station ini menggunakan pertimbangan:
Mudah pelaksanaan
Tahan gempa
Ekonomis
Bukaan dan pembagiam ruang yang lebih bebas karena dinding bukan sebagai
struktur hanya pengisi.
c. Struktur Atap
Struktur atap yang dipilih pada bangunan Medan Local TV Station menggunakan
perpaduan struktur rangka batang (Truss Frame) dengan atap dak beton, hal ini karena
pertimbangan:
Pemenuhan kebutuhan akan air bersih direncanakan berasal dari PDAM dan sumur
bor untuk kebutuhan cadangan seperti kebakaran dan sebagainya.
1. Up Feed Riser System. Air dari PDAM atau sumur bor masuk reservoir, yang
kemudian dipompakan ke atas, disebarkan keseluruh ruangan. Sistem ini
menggunakan energi listrik dengan bantuan pompa air listrik.
2. Down Feed Riser System. Air dari PDAM atau sumur bor dipompakan ke atas,
baru kemudian dialirkan turun keseluruh ruangan. Sistem ini memanfaatkan
grafitasi, hemat dalam penggunaan energi listrik dan membutuhkan ruangan
khusus untuk tangki pada lantai-lantai atas.
Air kotor padat, berasal dari WC dan disalurkan langsung ke septic tank.
Air kotor cair, merupakan air yang berasal dari air cuci, air hujan, dapur, dan
wastafel dan langsung disalurkan ke riol kota
KONSEP PERANCANGAN
Massa bangunan diletakkan di bagian tengah site, namun tetap memberikan ruang pada
bagian depan dan belakang. Bagian depan pinggir jalan didesain sebagai parkir sebagai
pemanfaatan akan GSB, dan pada sudut depan, didesain taman yang sebagai penanda
bangunan. plaza yang merupakan bagian tak terpisah dari massa bangunan. Dan diarea
belakang terdapat helipad yang juga dapat berfungsi sebagai stage untuk acara-acara
outdoor. Desain ini dibuat saat ada acara outdoor, bising jalan tidak mengganggu acara dan
penyiaran ruang luar.
Keterangan:
Parkir
Parkir kendaraan terletak pada bagian selatan dan barat site, yaitu pada area depan sebagai
pemanfaatan dari area GSB pada site. Pada bagian timur site, didesain parkir untuk OB-Van
stand by dan BUS.
Sirkulasi
Dengan 1 pintu masuk kedalam site, diharapkan memudahkan untuk mengakses bangunan.
Entrance utama dibuat berdasarkan fungsi. Untuk Karyawan stasiun TV, Penonton/pengisi
Acara, dan bagi mereka yang hanya ingin dating untuk mengisi waktu luang di caf, ataupun
berbelanja di retail yang ada, maupun yang datang untuk menggunakan fasilitas yang ada.
Gambar 6.4 Konsep Perancangan Bangunan (ki-ka: Tampak Timur, Tampak Utara, Tampak Selatan,
Tampak Barat)
Orientasi bangunan dibuat mengarah ke arah sudut bangunan ( simpang Jl. Jend. Gatot
Subroto dan Jl. Asrama) karena jalan ini merupakan jalan-jalan utama, yang berbatasan
langsung dengan site, serta sebagai center view pada persimpangan. Pada sisi barat dan
Aktifitas utama di dalam bangunan adalah produksi dan penyiaran program-program televisi
yang disiarkan didaerah kota medan dan sekitarnya. Dan ada pengunjung yang datang untuk
menonton suatu acara secara langsung ataupun recording. Sirkulasi dibuat sesuai pada fungsi
yang membedakan.
Keterangan:
Zoning Ruang Dalam
Bahan bangunan yang digunakan adalah bahan-bahan terbaru dengan teknologi terbaru
pula. Berikut adalah sejumlah deskribsi tentang bahan bangunan yang digunakan.
Struktur
Bahan struktur yang digunakan adalah bahan baja. Baik untuk kolom dan balok. Baja yang
digunakan adalah baja yang khusus yang memiliki ketahan terhadap beban tarik dan beban
tekan yang tinggi. Selain itu baja tersebut juga harus memiliki ketahanan tinggi terhadap korosi
dan panas.
Dinding
Bahan dinding yang digunakan adalah Striricon yaitu material dinding pra cetak yang memiliki
kekuatan lebih dibanding dengan material dinding konvensional. Selain faktor kekuatan
material ini juga memiliki sejumlah keunggulan lain yaitu ketebalan yang dapat disesuaikan
dengan permintaan, tahan api, memiliki daya serap suara yang sangat baik, biaya yang murah,
ringan, kuat dan tahan lama ,tahan air dan cukup mudah dalam pemasangan. Dan dapat
mengeksploitasi selubung bangunan.
Kaca
Kaca yang digunakan adalah kaca laminasi. Dengan menggunakan kaca jenis ini, faktor cuaca
yang cukup berpengaruh pada bangunan dapat diminimalisir hingga 60 %. Material ini juga
dapat digunakan sebagai material struktur. Pada konfigurasi tertentu, material ini dapat
dijadikan kolom yang mampu menahan beban hingga enam ton. Dengan kemampuan ini,
penggunaan kaca dapat divariasikan pada bangunan.
Konsep sistem otomatis dalam bangunan diterapkan untuk menguatkan kesan high-tech
didalam bangunan, yaitu dengan menggunakan sensor-sensor dalam penguncian ruang-ruang
dengan tingkat privasi, serta menggunakan CCTV dan saluran komunikasi yang terjaring dengan
baik. Dant sistem otomatis ini diatur di satu ruang tertentu yang juga dekat dengan ruang
security. Otomatisasi juga dapat digunakan untuk sistem proteksi keamanan gedung. Baik
untuk pengunjung ataupun para pekerja Medan Local TV Station serta para artis dan
pendukung acara-acara TV.
Sistem pencegah kebakaran yang digunakan adalah penggunaan sejumlah detektor yang akan
memicu halon sebagai bahan pemadam api. Penggunaan halon ditujukan untuk meminimalkan
kerugian yang akan timbul jika terjadi error atau kesalahan pada sistem alarm dan deteksi.
Dengan menggunakan halon, perangkat-perangkat siaran dan alat-alat perekaman yang ada di
dalam bangunan tidak terancam kerusakan jika dibandingkan dengan menggunakan air.
Kolom
Pelat lantai
Balok
AIR BAK
KOTOR KONTROL
EQUALIZING
TANK
AERATION
TANK
SLUDGE MOBIL
SEPTICTANK
TANK PENYEDOT
Sampah
GENSET
Skema 6.5 Skema Distribusi Listrik
BAB 7
GAMBAR PERANCANGAN
7.1 Gambar Perancangan
7.1.1 Site Plan
117
Gambar 7.1 Gambar Perancangan Site Plan
118
119
Gambar 7.3 Gambar Perancangan Denah Lantai 2
120
Gambar 7.4 Gambar Perancangan Denah Lantai 3
121
122
Gambar 7.6 Gambar Perancangan Denah Basement
123
Gambar 7.7 Gambar Perancangan Tampak Selatan dan Tampak Timur
124
125
126
127
128
129
Gambar 7.13 Gambar Rencana Pembalokan Lantai
Basement
130
131
132
Gambar 7.16 Gambar Rencana Pembalokan Lantai 3
133
Gambar 7.17 Gambar Rencana Pembalokan Lantai 4
134
Gambar 7.18 Gambar Aksonometri Rencana Plumbing
135
Gambar 7.19 Gambar Aksonometri Rencana Mekanikal
Elektrikal
136
1. Ching, Francis, D.K., 1991, Arsitektur, Bentuk Ruang dan Susunannya, Penerbit Erlangga,
Bandung.
2. De Chiara, Joseph dan Callender John, 1980, Time Saver Standart of Building Types, Mc Graw
Hill Book Company, New York.
3. Egan, David M., 1988, Architectural Accuistic, Mc Graw Hill Book Company Ltd, New York.
4. Engel, Heinrich, 1971, Structure System, Van Nostrand Reinhold Company, New York.
5. Leslie, L. Dolle, 1993, Akustik Lingkungan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
6. Lord, Peter dan Duncan Templeton, 2001, Detail Akustik Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
7. Mediastika, Christina E, Ph.D, 2005, Akustika Bangunan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
8. Moore, Fuller, Understanding Structures, Mc Graw Hill Book Company, New York
9. Neufret, Ernst dan Sjansu Amril, 1995, Data Arsitek Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
10. Neufret, Ernst, 1995, Data Arsitek Jilid 1 Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.
11. Poerbo, Hartono, Ir, M.Arch, 1992, Utilitas Bangunan, Penerbit Djambatan, Jakarta.
12. Prasetio, Len, Dra, Msc, 1985, Akustik Lingkungan, Erlangga, Surabaya.
13. Suptandar, J. Pamudji, 1999, Disain Interior, Penerbit Djambatan, Jakarta.
14. Suptandar, J. Pamudji, 2004, Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, Penerbit
Djambatan, Jakarta.
15. Snyder, James C., Pengantar Arsitektur, Penerbit Erlangga, Jakarta.
16. Tanggoro, Dwi, 1999, Utilitas Bangunan, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
17. Tood, Kim W, 1997, Tapak, Ruang dan Struktur, Intermata, Bandung.
18. Walker, Theodore D, 2002, Rancangan Tapak & Pembuatan Detil Konstruksi Edisi Ketiga,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
19. http://www.pemkomedan.go.id
20. http://www.google.com
21. http://www. greatbuildings.com
22. http://www.wikipedia.com