Anda di halaman 1dari 157

MEDAN LOCAL TV STATION 2008

MEDAN LOCAL TV STATION


( ARSITEKTUR HIGH TECH )

LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2008/2009

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :
VICKA WIDIA YULIANTI
03 0406 037

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULT AS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M AT E R A U T A R A
2009

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

MEDAN LOCAL TV STATION

( ARSITEKTUR HIGH TECH )

Oleh :

VICKA WIDIA YULIANTI

03 0406 037

Medan, 2 Juli 2009

Disetujui Oleh :

Ir. N. Vinky Rahman, MT Imam Faisal Pane, ST, MT

Pembimbing I Pembimbing II

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

NIP. 132 206 820


Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR


(SHP2A)

Nama : Vicka Widia Yulianti


NIM : 03 0406 037
Judul Proyek Tugas Akhir : Medan Local TV Station
Tema : Arsitektur High Tech
Rekapitulasi Nilai :

A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :


Waktu Paraf Paraf Koordinator
No. Status Pengumpulan Pembimbin Pembimbin TKA-
Laporan gI g II 490
1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi

3. Perbaikan Tanpa
Sidang
4. Perbaikan Dengan
Sidang
5. Tidak Lulus

Medan, 2 Juli 2009

Ketua Departemen Arsitektur, Koordinator TGA-490,

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

NIP: 132 206 820 NIP: 132 206 820


Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan ke khadirat Allah SWT, atas rahmat dan
ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini, sebagai syarat yang diwajibkan setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik. Shalawat dan salam saya panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Proses panjang dan penuh suka dan duka dalam mengerjakan tugas akhir ini tidak
bisa dilalui tanpa dukungan, doa dan semangat dari kedua orang tua saya tercinta, orang-
orang terdekat yang sangat berarti dalam setiap langkah yang saya ambil, atas dukungannya
baik secara moril dan materil; Sajjad Elahi Malik atas setiap doa, cinta dan semangat serta
pengertian yang sangat luar biasa.
Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T sebagai Dosen Pembimbing I atas segala waktu dan
bimbingannya yang sangat berarti, serta kesabarannya dalam membimbing saya.
Bapak Imam Faisal Pane, S.T, M.T sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan yang sangat berarti.
Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA, Ibu Ir. Basaria Talarosha, M.T dan Ibu Amy Marisa S.T
untuk masukan-masukan dan ide-ide selama masa studio akhir dan pada saat sidang
review.
Bapak Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah
mengkoordinir para peserta Tugas Akhir semester ini, serta selaku Ketua Departemen
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik Program Studi
Arsitektur USU.
Kepada Husna Wardah Bachtiar dan Adam Miraza Bachmid atas semua doa, dukungan,
semangat dan pengertian serta arti sebuah persahabatan.
Kepada Irda M. Mariza, S.T atas semua bantuan dan hal-hal di detik-detik akhir tugas
akhir.
Seluruh teman-teman Stambuk 2003 (ANARKOTIG) yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terimakasih atas dukungan moral dan semangat serta kebersamaannya selama
ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
saya menerima dengan tangan terbuka saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Medan, 2 Juli 2009
Vicka Widia Yulianti
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR SKEMA ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Maksud dan Tujuan Perancangan 3
1.3. Permasalahan Perancangan 4
1.4. Lingkup dan Batasan Perancangan 5
1.5. Pendekatan Perancangan 5
1.6. Kerangka Berpikir 7
1.7. Sistematika Penulisan Laporan 8
BAB 2 TINJAUAN UMUM
2.1. Pengertian Stasiun Televisi Lokal
2.1.1. Definisi Local TV Station 9
2.1.2. Sejarah Perkembangan Televisi 10
2.1.2.1. Televisi Elektromekanik 10
2.1.2.2. Televisi Elektronik 11
2.1.3. Sejarah Penyiaran Televisi 12
2.1.4. Hakekat Fungsional Stasiun Televisi 13
2.1.5. Tinjauan Kegiatan 14
2.1.6. Penyiaran Televisi 14
2.1.7. Fasilitas Televisi 16
2.1.8. Siaran 18
2.1.9. Prinsip Dasar Siaran Televisi 19
2.1.10. Sarana dan Prasarana Produksi Informasi Audiovisual 19
2.2. Deskripsi Proyek
2.2.1. Fungsi Bangunan 20
2.2.2. Lokasi 21
2.2.3. Luas Lahan 21
2.2.4. Pemilik 21
2.2.5. Pembiayaan 21
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

2.2.6. Pengelolaan 21
2.2.7. Pemakai/Pengunjung 21
2.2.8. Konsep Siaran 22
2.3. Tinjauan Kelayakan 23
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS
3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi 25
3.2. Kriteria Pemiihan Tapak 26
3.3. Analisa Penentuan Lokasi dan Tapak 27
3.3.1. Analisa Pemilihan Lokasi 29
3.4. Studi Banding Kasus Sejenis 30
BAB 4 ELABORASI TEMA
4.1. Latar Belakang Tema 34
4.1.1. Pengertian Arsitektur High-Tech 34
4.1.2. Sejarah dan Representasi 34
4.1.3. Arsitektur High Tech dan Kota 36
4.1.4. Kesimpulan 36
4.2. Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek 37
4.3. Penerapan Tema Pada Bangunan 37
4.3.1. Penerapan Penggunaan Kaca Pada Bangunan 37
4.3.2. Pengaruh Penggunaan Kaca Pada Bangunan 38
4.3.3. Penerapan Penggunaan Baja Pada Bangunan 40
4.3.4. Penerapan Sistem Keamanan 41
4.3.5. Penerapan Sistem Pencahayaan 43
4.4. Studi Banding Tema Sejenis 44
BAB 5 ANALISA
5.1. Analisa Lokasi 49
5.1.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan 50
5.1.2. Analisa Tata Guna Lahan 52
5.1.3. Peraturan 53
5.1.4. Karakter Lingkungan 53
5.1.5. Analisa Pencapaian 54
5.1.6. Analisa Sirkulasi 55
5.1.7. Analisa View 57
5.1.8. Analisa Orientasi 59
5.1.9. Analisa Tingkat Kebisingan 60
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

5.2. Analisa Pengelompokan Ruang 61


5.3. Analisa Kegiatan 65
5.4. Analisa Program Ruang 80
5.5. Analisa Massa Bangunan 103
5.6. Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Bangunan 103
5.7. Analisa Struktur 104
5.8. Analisa Utilitas 106
BAB 6 KONSEP PERANCANGAN
6.1. Konsep Ruang Luar 109
6.1.1. Perletakkan Massa Bangunan 109
6.1.2. Parkir dan Sirkulasi 110
6.1.3. View dan Orientasi 111
6.2. Konsep Perancangan Ruang Dalam 112
6.3. Konsep Bahan Bangunan 113
6.4. Konsep Sistem Bangunan 113
6.5. Konsep Struktur 114
6.6. Konsep Perancangan Utilitas Bangunan 115
BAB 7 HASIL PERANCANGAN
7.1. Gambar Perancangan 117
7.2. Gambar 3D 137

DAFTAR PUSTAKA 141

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Gambar Bangunan Channel 4 Headquarter London 30
Gambar 3.2 Struktur yang Menjadi Detail Interior Pada Bangunan 30
Gambar 3.3 Gambar Sketsa Desain dan Gambar Suasana Real 31
Gambar 3.4 Sketsa Metode Proses Pembangunan Bangunan 31
Gambar 3.5 Suasana Pada Ruang Caf 32
Gambar 3.6 Sketsa Metode Pembangunan 32
Gambar 3.7 Sketsa Aksonometri Ruang Studio Live 32
Gambar 4.1 Ilustrasi Penggunaan Kaca 39
Gambar 4.2 Penggunaan Baja Pada BMW Welt Building 40
Gambar 4.3 Jenis Sensor 42
Gambar 4.4 Sirkuit Lampu Otomatis 43
Gambar 4.5 Lloyds Building 44
Gambar 4.6 Fasade Lloyds Building 44
Gambar 4.7 Suasana Loby Lloyds Building 45
Gambar 4.8 Entance Lloyds Building 45
Gambar 4.9 Hongkong Shanghai Bank 45
Gambar 4.10 British Pavilion, Spanyol 47
Gambar 4.11 Tabir Air British Pavilion, Spanyol 47
Gambar 4.12 Interior Bangunan British Pavilion, Spanyol 47
Gambar 4.13 Fasade Bangunan British Pavilion, Spanyol 48
Gambar 5.1 Peta Lokasi Site 49
Gambar 5.2 Peta Lokasi Tapak dan Lingkungan 50
Gambar 5.3 Fungsi di Sekitar Site 50
Gambar 5.4 Batas-batas Site 51
Gambar 5.5 PRSU Dan Kantor Samsung 51
Gambar 5.6 Analisa Tata Guna Lahan 52
Gambar 5.7 Skyline Jl. Gatot Subroto 52
Gambar 5.8 Lingkungan Sekitar 53
Gambar 5.9 Analisa Pencapaian 54
Gambar 5.10 Analisa Sirkulasi Kendaraan 55
Gambar 5.11 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki 56
Gambar 5.12 Analisa View Dari Site 57
Gambar 5.13 Analisa View Ke Site 58
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Gambar 5.14 Analisa Orientasi 59


Gambar 5.15 Analisa Kebisingan 60
Gambar 6.1 Konsep Peletakan Massa Bangunan 109
Gambar 6.2 Konsep Parkir dan Sirkulasi 110
Gambar 6.3 Konsep View dan Orientasi 111
Gambar 6.4 Konsep Perancangan Tampak Bangunan 111
Gambar 6.5 Konsep Zoning Ruang Dalam 112
Gambar 6.6 Konsep Bentuk Kolom dan Balok 114
Gambar 6.7 Konsep Bentuk Atap 115
Gambar 7.1 Gambar Perancangan Site Plan 117
Gambar 7.2 Gambar Perancangan Ground Plan 118
Gambar 7.3 Gambar Perancangan Denah Lantai 2 119
Gambar 7.4 Gambar Perancangan Denah Lantai 3 120
Gambar 7.5 Gambar Perancangan Denah Lantai 4 121
Gambar 7.6 Gambar Perancangan Denah Basement 122
Gambar 7.7 Gambar Perancangan Tampak Selatan dan Tampak Timur 123
Gambar 7.8 Gambar Perancangan Tampak Utara dan Tampak Barat 124
Gambar 7.9 Gambar Perancangan Potongan A-A dan Potongan B-B 125
Gambar 7.10 Gambar Perancangan Potongan C-C 126
Gambar 7.11 Gambar Perancangan Rencana Pondasi 127
Gambar 7.12 Gambar Perancangan Detai Pondasi 128
Gambar 7.13 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai Basement 129
Gambar 7.14 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 1 130
Gambar 7.15 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 2 131
Gambar 7.16 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 3 132
Gambar 7.17 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 4 133
Gambar 7.18 Gambar Aksonometri Rencana Plumbing 134
Gambar 7.19 Gambar Aksonometri Rencana Mekanikal Elektrikal 135
Gambar 7.20 Gambar Aksonometri Rencana AC 136
Gambar 7.21 Gambar 3D Tampak Atas 137
Gambar 7.22 Gambar 3D Tampak Arah Selatan dan Arah Timur 137
Gambar 7.23 Gambar 3D Tampak Arah Utara dan Arah Barat 137
Gambar 7.24 Gambar Perspektif 3D Bird View Pada Depan Bangunan 138
Gambar 7.25 Gambar Perspektif 3D Bird View Pada Belakang Bangunan 138
Gambar 7.26 Gambar Perspektif 3D dari Persimpangan Jalan 139
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Gambar 7.27 Gambar Perspektif 3D dari Arah Barat 139


Gambar 7.28 Gambar Perspektif 3D dari Arah Utara Bangunan 140
Gambar 7.29 Gambar Perspektif 3D dari Arah Barat Daya bangunan 140

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) Kota Medan 25
Tabel 3.2 Analisa Pemilihan Lokasi 29
Tabel 5.1 Tabel Analisa Pelaku Kegiatan 65
Tabel 5.2 Tabel Program Ruang 80
Tabel 5.3 Tabel Analisa Penggunaan Pondasi 105

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

DAFTAR SKEMA
Skema 1.1 Skema Kerangka Berpikir 7
Skema 2.1 Skema Transmisi Siaran dari Stasiun TV ke Antena Penerima 15
Skema 2.2 Skema Transmisi Siaran yang Diterima Antena Penerima 15
Skema 5.1 Skema Struktur Organisasi 61
Skema 6.1 Skema Distribusi Air Bersih 115
Skema 6.2 Skema Distribusi Air Hujan 115
Skema 6.3 Skema Distribusi Air Kotor 116
Skema 6.4 Skema Pembuangan Sampah 116
Skema 6.5 Skema Distribusi Listrik 116

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah
penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3 30' 3 43'
Lintang Utara dan 98 35' - 98 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan
cenderung miring keutara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan
laut. sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, maka Kota Medan
memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan
jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota
Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik,
yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.
Perkembangan Kota Medan tidak terlepas dari dimensi historis, ekonomi dan
karakteristik Kota Medan itu sendiri, yakni sebagai kota yang mengemban fungsi yang luas
dan besar (METRO), serta sebagai salah satu dari 3 (tiga) kota metropolitan terbesar di
Indonesia. Realitasnya, Kota Medan kini berfungsi:
Sebagai pusat Pemerintahan daerah, baik pemerintah Propinsi Sumatera Utara,
maupun Kota Medan, sebagai tempat kedudukan perwakilan/konsulat Negara-
negara sahabat, serta wilayah kedudukan berbagai perwakilan Perusahaan, Bisnis,
Keuangan di Sumatera Utara.
Sebagai Pusat pelayanan kebutuhan sosial, ekonomi masyarakat Sumatera Utara
seperti: Rumah sakit, Perguruan Tinggi, Stasiun TVRI, RRI, dll, termasuk berbagai
fasilitas yang dikembangkan Swasta, khususnya pusat-pusat Perdagangan.
Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan jasa secara
regional maupun internasional.
Sebagai pintu gerbang regional/Internasional/Kepariwisataan untuk kawasan
indonesia bagian barat.
Dalam rangka mewujudkan sasaran diatas, arah kebijakan yang dilakukan dengan
mewujudkan Citra Good Governance dalam bidang investasi dan lingkungan bisnis, hal
yang ingin dicapai dengan kebijakan ini adalah mewujudkan suatu iklim ekonomi yang
dapat meyakinkan investor untuk menanamkan modalnya tanpa perlu khawatir dengan
permasalahan yang dapat menggangu dan mempengaruhi usahanya ke arah yang negatif.
Pembangunan dimasa mendatang tergantung kepada kemampuan manusia untuk
memanfaatkan sumber daya alam dengan sebaik-baiknya secara harmonis dengan
lingkungan dan dapat dinikmati oleh manusia lain. Hal ini hanya akan dapat terjadi apabila
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

dilakukan peningkatan sumber daya manusia. Membangun sistem informasi dan promosi
investasi yang efektif, dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan promosi bersekala luas
dalam upaya menarik minat investor.
Panca indera manusia menjadi alat penerima informasi. Dari semua informasi,
indera penglihatan dan pendengaran menjadi indera yang dominan. Penyebaran
informasi akan membentuk masyarakat yang lebih cerdas, berwawasan dan dapat turut
membangun lingkungannya. Ketepatan serta situasi dan kondisi bagaimana mereka
mendapatkan informasi juga menjadi sangat penting dalam penyampaian informasi yang
efektif terhadap lingkungan sekitarnya.
Penyaringan informasi perlu dilakukan untuk menjamin bahwa budaya dan pola-
pola pemikiran masyarakat secara umum tetap pada koridor yang diinginkan bangsa dan
masyarakatnya. Untuk itu diperlukan suatu tuntutan untuk membangun infrastruktur
informasi yang mendukung keinginan masyarakat tetapi tidak lari dari koridor yang
diinginkan bangsa dan negara. Pada media cetak dan radio, teknik penyampaian informasi
hanya mengandalkan salah satu indera tersebut sehingga seringkali apa yang dimaksud
oleh pemberi informasi berbeda dengan penerima informasi.
Televisi sebagai salah satu sarana penyampaian informasi yang sangat penting
dari seluruh media penyampaian informasi yang pernah tercipta. Hal ini menjadikannya
salah satu kebutuhan primer masyarakat modern. Berdasarkan pengalaman, media
televisi dapat mengendalikan sejarah dunia, banyak pemikiran-pemikiran manusia yang
tumbuh dari pengaruh apa yang mereka lihat di televisi.
Televisi adalah media komunikasi massa audio visual dan lembaga penyiaran yang
menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum dan
terbuka. Di era globalisasi ini, pemerintah daerah memiliki kesempatan untuk
membangun infrastruktur yang dapat mengangkat informasi-informasi atau wacana-
wacana kedaerahan bagi masyarakatnya. Hal ini dapat memberikan keuntungan bagi
pertumbuhan daerahnya, seperti kebudayaan dan adat istiadat yang diturunkan sejak
ratusan tahun lalu tidak hilang dalam gaya hidup masyarakat`modern dengan teknologi
yang terus berkembang pesat karena dapat disampaikan atau dipopularkan melalui media
pertelevisian ini. Jadi, antara kehidupan yang terus berkembang ke arah highly-
computerized dan kebudayaan yang dimiliki sebagai akar bangsa, dapat bersimbiosis
dengan baik.
Setelah disahkannya undang-undang penyiaran Republik Indonesia tahun 2001
tentang penyiaran, dimana disebutkan bahwa, televisi nasional hanya ada TVRI saja,
sehingga kesempatan untuk mendirikan sebuah bisnis pertelevisian swasta menjadi
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

sangat menjanjikan dan berprospek baik. Dalam undang-undang tersebut, bila selama tiga
tahun tidak muncul televisi lokal di daerah maka televisi nasional tetap dapat melakukan
relay siaran dari pusat (Jakarta). Undang-undang penyiaran kali ini sangat mendukung
kehadiran stasiun-stasiun televisi lokal sehingga kebijaksanaan tersebut akan
memperlancar pertumbuhan televisi lokal dan mengurangi keenjangan teknologi
informasi antara Jakarta dan di daerah-daerah.
Kesempatan sebagai pionir televisi lokal yang profesional menjadi hal yang
menguntungkan, untuk dapat menjadi penguasa pasar pertelevisian daerah dikemudian
hari bila lahir televisi-televisi lokal lainnya. Dengan pertimbangan kebutuhan akan
informasi-informasi bagi masyarakat, kehadiran televisi lokal lokal untuk menjadi media
penyampaian dan pertukaran teknologi, informasi dan budaya daerah yang interaktif,
sangat dinantikan warga kota Medan. Sehingga akan menjadi stasiun televisi kebanggaan
daerah hingga ke masa yang akan datang.
1.2. Maksud dan Tujuan Perancangan
Maksud Perancangan
Mewujudkan suatu arsitektur yang tidak hanya sekedar sebagai sarana, tetapi
juga sebagai aktifitas penyebaran iformasi bagi masyarakat.
Menciptakan masyarakat yang haus informasi dan memberikan wadah
pengembangan diri dan potensi masyarakat.
Mengembangkan dunia komunikasi massa yang terus berkembang sesuai
perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Menciptakan suatu tempta umum yang mampu mewadahi aktifitas seni
audiovisual dan hiburan televisi bagi masyarakat sekitar dan mengantisipasi
perkembangan kawasan di masa depan.
Tujuan Perancangan
Menyediakan fasilitas penyebaran informasi, sebagai tempat penyampaian
aktivitas keagamaan, seni budaya daerah dan potensi daerah lainnya, sebagai
media promosi Kota Medan sebagai kota metropolitan, sebagai media publisitas
bagi tokoh masyarakat/daerah untuk berbicara dan memberi informasi pada
masyarakat, sebagai tempat pengembangan diri dan potensi sumber daya
manusia di Kota Medan.
Menjadikan kawasan sebagai salah satu pusat komunitas masyarakat Kota Medan
khususnya, Sumatera Utara pada umumnya, yang berwawasan informasi
teknologi yang tinggi.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Menciptakan fasilitas yang efisien, tepat guna, dan sadar teknologi. Dan sebagai
tempat pengembangan potensi masyarakat Kota Medan, menjadi masyarakat
yang berteknologi, sesuai perkembangan jaman.
Menciptakan ruang arsitektur yang mendukung optimalisasi kontinuitas antara
ruang luar maupun ruang dalam untuk mendapatkan ruang yang nyaman dan
efisien.
1.3. Permasalahan Perancangan
Adapun permasalahan yang ada adalah untuk mengetahui bagaimana organisasi
ruang yang akan diaplikasikan pada Medan Local TV Station, sehingga dapat mengetahui
Kebutuhan ruang pada Medan Local TV Station ini. Masalah yang timbul juga dijadikan
sebagai bahan perencanaan fasilitas-fasilitas pendukung yang saling berintegrasi, serta
didukung oleh aspek lain seperti sirkulasi, utilitas dan lain-lan. Permasalahan untuk tema
dan kasus ini adalah:
Masalah Arsitektur :
Menerapkan tema pada perencanaan dan perancangan kasus proyek.
Menerapkan bentuk dan tampilan dari bagunan Stasiun Televisi Lokal yang
menarik sehingga menjadikan bangunan tersebut menjadi Landmark naru pada
kawasan.
Kaitan bagunan Stasiun Televisi Lokal dengan konteks kota dan lingkungan
setempat.
Fungsi yang akan diterapkan sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pemanfaatan nilai lokasi yang semaksimal mungkin untuk mendapatkaa nilai
tambah bagi lingkungan sekitar.
Masalah Sirkulasi
Masalah lalu lintas kendaraan yang nantinya akan masuk dan keluar ke lokasi yang
memerlukan penataan yang baik antara pedestrian dengan kendaraan bermotor.
Mengatur sirkulasi manusia dan kendaraan agar tidak terjadi persilangan.
Perihal perencanaan pencapaian dengan mempertimbangkan kemudahan,
kejelasan, keamanan dan kenyamanan.
Masalah pengaturan ruang untuk parkir dan ruang luar.
Masalah Fungsi Bangunan
Menyelaraskan fungsi dari bagunan yang kompleks.
Penyediaan fasilitas yang mampu memenuhi tuntutan dari pengguna bangunan
maupun tujuan perancangan.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Masalah Perlengkapan Bangunan


Sistem utilitas, mekanikal dan elektrikal yang mengakomodir fungsi-fungsi
didalam bangunan.
Sistem evakuasi apabila terjadi bencana alam, maupun buatan (seperti halnya
kebakaran).
Perencanaan sistem keamanan dalam tapak maupun dalam bangunan.
1.4. Lingkup dan Batasan Perancangan
Adapun lingkup kajian pembangunan Stasiun Televisi Lokal ini meliputi
pengembangan analisa kondisi lahan. Kajian ini diharapkan dapat menyelesaikan
penataan kawasan sehingga dapat melahirkan image baru bagi wajah Kota Medan.
Mengkaji seluruh aspek fisik yang berhubungan dengan pembahasan dan perancangan
tentang bangunan Stasiun Televisi Lokal, menyangkut lingkungan tapak, massa bangunan
dan pembentukan ruang. Serta kajian melingkup pada rencana pengembangan bentuk
fisik Stasiun Televisi Lokal dan fasilitas-fasilitas pendukungnya, penataan lansekap
kawasan serta penyesuaian masalah perkotaan dan lingkungan dengan kaitannya
terhadap batas kawasan, jalur sirkulasi yang menuju lokasi sera akses alternatifnya.
Sebagai batasan dalam pembangunan Stasiun Televisi Lokal ini, hanya akan
dirancang tapak untuk bangunan Stasiun Televisi lokal dan kaitan dengan lingkungan
sekitarnya dalam skala kota. Proyek Stasiun Televisi Lokal ini dibuat pada tahun 2025
dengan mengacu pada visi Medan Menuju 2025 yang dicanangkan oleh Pemko Medan.
Pemilik Proyek adalah pihak swasta sebagai pengelola dan didukung oleh masyarakat,
dengan bentuk kerjasama dengan membuka saham perusahaan kepada publik dan
dengan dibuatnya kantor sewa didalam stasiun televisi yang diperuntukka bagi publik.
Dan batasan terakhir adalah seluruh fungsi di kawasan tapak dihubungkan dengan
monorail dan stasiun-stasiun di beberapa titik serta fasilitas umum lainnya yang telah
disediakan oleh Pemko Medan.
1.5. Pendekatan Perancangan
Pendekatan yang dilakukan dalam perencanaan dan perancangan Stasiun Televisi
Lokal ini adalah melakukan studi pustaka untuk pengembangan lebih lanjut analisa dan
konsep perancangan sebagai pemecahan dari masalah yang ada dan kriteria-kriteria
umum maupun khusus bagi proses perencanaan dan perancangan.
Pendekatan ini mempertajam tentang hal-hal seperti:
Pengertian dan konsep Stasiun Televisi Lokal.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Fungsi dan Manfaat bangunan ini terhadap kawasan, maupun terhadap


Kota Medan.
Studi banding kasus yang berhubungan dengan perencanaan Stasiun
Televisi Lokal lebih lanjut.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

1.6. Kerangka Berpikir


Skema 1.1. Skema Kerangka Berpikir
UMPAN BALIK

I N P U T P R O S E S O U T P U T

LATAR BELAKANG IDENTIFIKASI


PERMASALAHAN TINJAUAN UMUM ANALISA R. LUAR KONSEP RUANG LUAR
Status medan
Pemilihan lokasi Kasus proyek Lokasi
sebagai kota
Pemilihan fasilitas Tema Kondisi dan potensi
metropolitan Zoning
yang sesuai Keterkaitan tema lingkungan
Perkembangan dengan kasus proyek View Pencapaian
teknologi dan Perencanaan sistem Sirkulasi / parker
komunikasi, Status proyek Sirkulasi dan
bidang informasi Lokasi pencapaian Gubahan massa
penyiaran, dan utilitas D
yang semakin Luas lahan Orientasi Karakteristik Tata hijau
serta sistem
maju DAN TUJUAN
MAKSUD mekanikal elektrikal Luas bangunan lingkungan binaan View
E
Mengembangkan yang sesuai
dunia komunikasi Pemilihan sistem TINJAUAN LITERATUR ANALISA BANGUNAN KONSEP RUANG DALAM S
massa yang terus struktur yang sesuai Tinjauan literature Organisasi ruang
berkembang sesuai untuk bangunan mengenai tema dan Pemakai dan aktivitas
Program ruang A
perkembangan Perkiraan jumlah kasus proyek Bentuk massa
bangunan
Zoning
teknologi yang pemakai dengan I
STUDI BANDING Pemilihan sistem Sirkulasi
semakin pesat. luasan bangunan
Studi banding proyek dan struktur Sistem struktur &
Menciptakan Penentuan program N
fasilitas yang efisien, ruang dan organisasi tema sejenis Mekanikal / elektrikal bahan
tepat guna dan ruang Sirkulasi ruang dalam Utilitas
sadar teknologi. Perancangan jalur Mekanikan dan
Serta sebagai sirkulasi yang tepat ANALISA SOSIAL, elektrikal
tempat untuk menghindari EKONOMI & BUDAYA Interior
pengembangan persilangan antara Kepadatan penduduk
potensi masyarakat kendaraan dan Pemakai dan aktivitas
yang berteknologi manusia Tingkat pendapatan &
sesuai Perancangan gubahan ketertarikan
perkembangan massa yang sesuai pengunjung
jaman.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local antar afungsi
TV Station dan High Tech ),
( Arsitektur 2009.
tema
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

1.7. Sistematika Penulisan Laporan


BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi kajian tentang latar belakang kasus proyek, maksud dan tujuan,
permasalahan, pendekatan, lingkup / batasan, kerangka berfikir dan sistematika laporan.
BAB 2 TINJAUAN UMUM
Berisi tinjauan terhadap kasus proyek secara umum berupa penjelasan mengenai
judul proyek, pemilik, sumber, dana, serta tinjauan literature yang berhubungan dengan
proyek.
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS
Tentang kasus proyek secara spesifik, yaitu mengenai lokasi, luas lahan, peraturan
KLB / KDB, luas dan tinggi bangunan, tinjauan sosial, ekonomi dan kelengkapan fasilitas
yang menghasilkan pemahamam untuk dasar konsep perencanaan dan perancangan
seperti program kegiatan dan kebutuhan ruang serta studi banding proyek sejenis.
BAB 4 ELABORASI TEMA
Berisi telaah dan kajian tentang pengertian / elaborasi tema, interpretasi tema dan
studi banding tema sejenis.
BAB 5 ANALISA
Berisi analisis fungsional mencakup organisasi ruang, pemintakatan, program
ruang, persyaratan teknis. Analisis kondisi limgkungan mencakup lokasi, kondisi dan
potensi lahan, peraturan bangunan sekitar, prasarana, karakter lingkungan,
pemandangan, orientasi, lalu lintas, sirkulasi dan lain-lain. Kemudian ditambahakan
dengan kesimpulan.
BAB 6 KONSEP PERANCANGAN
Berisi konsep-kinsep dasar perancangan dan rencana tapak yang mencakup
pemintakatan, tata letak, gubahan masa, pencapaian, hirarki ruang, sirkulasi, parkir,
utilitas, tata hijau serta mengenai bangunan yang direncanakan mencakup bentuk,
fungsi, sirkulasi, struktur dan konstruksi, bahan, desain interior, utilitas, pencegahan
bahaya kebakaran, pentahapan bangunan, penyelesaian ruang luar, lansekap.
BAB 7 HASIL RANCANGAN
Berisi peta situasi, gambar-gambar perancangan dan foto-foto maket.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar kepustakaan yang digunakan sebagai literatur selama perencanaan
dan perancangan kasus proyek.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

BAB 2
TINJAUAN UMUM
2.1 Pengertian Medan Local TV Station
2.1.1 Definisi Medan Local TV Station
Tinjauan terhadap pengertian dari judul proyek yang diambil berdasarkan atas
dasar pustaka dari masing-masing kata sebagai berikut :
1. Medan adalah sebuah nama Ibukota Propinsi Sumatera Utara yang terletak pada
3 30' 3 43' Lintang Utara dan 98 35' - 98 44' Bujur Timur.
2. Local atau yang diartikan dalam bahasa Indonesia yaitu Lokal adalah area
setempat yang berada pada radius yang tidak terlalu jauh dan tidak melewati
batas yang ada.
3. TV, yang juga berarti Televisi terdiri dari kata tele ( bahasa Yunani ) yang berarti
jarak, kata visi (bahasa Latin) yang berarti citra atau gambar. (P. C. S. Sutisno,
Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio, PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, Edisi ke-3, Jakarta, hal. 1)
4. Kata station yang memiliki arti : a location at which radio, television, radar, or
other electric equipment installed. (McGraw Hill, Dictionary of Scientific and
Technical Terms, Edisi ke-5, 1984, New York, hal. 1547)
Sebuah tempat di mana peralatan radio, televisi, radar, atau peralatan listrik
lainnya ditempatkan.
5. Local TV Station adalah penyelenggaraan penyiaran televisi yang didirikan oleh
masyarakat/swasta atas izin pemerintah dalam wilayah penyiaran lokal setempat.
Beberapa definisi Stasiun Televisi:
1. Stasiun televisi adalah suatu wadah penghubung antara penyiar informasi
(komunikator) dengan penerima informasi (komunikan). (J. B. Wahyudi;
Dasar-Dasar Penyiaran; PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, 1994)
2. Stasiun televisi adalah suatu wadah yang memberikan fasilitas melayani
sekelompok masyarakat dalan berhubungan atau berinteraksi, yang
dilengkapi dengan studio, pendukung produksi,. Stasiun transmisi / relay yang
melayani kota dan luar daerah. (Joseph De Chiara & John Hancock Callender,
Time Saver Standards for Building Types; 2nd Edition, McGraw Hill, Singapore,
1995)
Jadi Local TV Station memberi pengertian :
Suatu tempat atau wadah yang menyelenggarakan aktifitas
penyelenggaraan siaran yang dilengkapi oleh produksi siaran, persiapan,
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

administrasi, teknik, dan fasilitas pendukung lainnya, yang kemudian dikirimkan


melalui sistem transmisi dengan pemancar gelombang elektromagnetik dan diterima
melalui antenna dengan jarak yang jauh, yang secara signal diuraikan kembali
berupa siaran audiovisual, gerak, dan sinkron; dimana kepemilikannya dimiliki
sepenuhnya oleh pihak swasta dan cenderung bersifat komersial yang berperan
dalam penyampaian informasi, promosi, dan iklan. Dengan jangkauan siaran pada
area tertentu dimana masih dalam satu lingkup tempat, dan tanpa pemancar
tambahan untuk meneruskan pemancaran gelombang siaran.
2.1.2 Sejarah Perkembangan Televisi
Perkembangan teknologi televisi dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu
teknologi yang bergantung pada prinsip mekanik dan elektronik dan teknologi yang
murni elektronik. Televisi elektronik banyak ditemukan pada televisi modern yang
ada sekarang ini, tetapi takkan mungkin ada tanpa penemuan dan pengembangan
dari televisi mekanik.
2.1.2.1 Televisi Elektromekanik
Paul Gottlieb Nipkow mengajukan dan mempatenkan sistem televisi
elektromekanik yang pertama pada tahun 1884. Rancangan Niskow berupa
piringan yang berputar dikenal sebagai televisi pertama yang menampilkan
gambar bergerak, tetapi masyarakat percaya bahwa ia tidak pernah membuat
prototipenya untuk membuktikan temuannya. (hingga tahun 1907
perkembangan teknologi tabung pengerasan membuat rancangannya
menjadi lebih praktis)
Tahun 19071910, Boris Rosing and muridnya Vladimir Zworykin
mendemonstrasikan sistem televisi yang menggunakan scanner tabung kaca
mekanik dan tabung elektronik Ferdinand Braun (cathode ray tube tabung
sinar katoda) dalam sebuah receiver. Rosing menghilang selama penemuan
Bolshevik tahun 1917, tetapi kemudian Zworykin bekerja di RCA untuk
membuat televisi elektronik murni, rancangan yang akhinya menjadi paten
tantangan bagi rancangan Philo Taylor Farnsworth.
Sistem televisi analog semi mekanik yang pertama didemonstrasikan
pada Februari 1924 di London oleh John Logie Baird dengan menggunakan
gambar Felix The Cat dan pada tanggal 30 Oktober 1925 dengan
menggunakan sebuah gambar bergerak yang dibuat oleh Baird. Sistem Baird
ini diadopsi oleh BBC, yang kemudian dihentikan penggunaannya tahun 1937
karena televisi elektronik murni ditemukan.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

2.1.2.2 Televisi Elektronik


Walaupun penemuan Nipkov, Rosing, Baird, dan yang lain luarbiasa,
sedikit saja teknologi temuan mereka yang digunakan pada televisi modern.
Pada tahun 1934, semua sistem televisi elektromekanik telah ketinggalan.
A.Campbell Swinton menulis surat untuk majalah Nature pada tanggal
18 Juni 1908, yang menjelaskan konsepnya mengenai televisi elektronik yang
menggunakan tabung sinar katoda yang ditemukan oleh Karl Ferdinand
Braun. Ia menggunakan sinar elektron dalam kamera dan receiver, yang dapat
menghasilkan gambar bergerak dan dapat dikendalikan secara elektronis. Ia
menjelaskan hal ini tahun 1911 dan menampilkan diagram sirkuit, tetapi tak
seorangpun termasuk Swinton, yang merealisasikan rancangannya tersebut.
Sistemnya tersebut tak pernah dibuat.
Sistem yang sepenuhnya elektronik didemonstrasikan oleh Philo Taylor
Farnsworth pada musim gugur 1927. Farnsworth pertama membayangkan
sistemnya pada saat is berusia 14 tahun. Ia mendiskusikan idenya tersebut
dengan guru kimianya di SMU, yang menerima alasan idenya tersebut dapat
diwujudkan (Farnsworth kemudian berterimakasih pada gurunya tersebut,
Justin Tolman, yang menjadi titik terang pada temuannya tersebut). Ia
melanjutkan idenya tersebut di Brigham Young Academy (sekarang menjadi
Brigham Young University). Usia 21, ia mendemonstrasikan sistemnya di
laboratorium di San Fransisco. Temuannya membebaskan televisi dari
penggunaan piringan berputar dan bagian mekanik lainnya. Semua televisi
dengan tabung gambar modern dikembangkan dari temuannya tersebut.
Vladimir Zworykin juga disebut-sebut sebagai Bapak Televisi Elektronik
karena ionoskop temuannya tahun 1923 dan kineskop tahun 1929.
Temuannya merupakan salah satu sistem pertama yang mendemonstrasikan
sistem televisi dengan fitur-fitur tabung gambar modern. Hasil kerja
terakhirnya dengan Rosing pada televisi elektromekanik memberinya
petunjuk bagaimana menghasilkan sistem seperti itu, tetapi temuannya
dengan RCA diklaim sebagai temuan asli dan menumbangkan 3 fakta yaitu :
a) Paten Zworykin tahun 1923, dipresentasikan sebagai rancangan yang
kurang lengkap, tidak mampu bekerja sesuai dengan teorinya (hingga
tahun 1933 Zworykin mewujudkan karyanya tersebut).

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

b) Patennya tahun 1923 tersebut tidak diakui hingga tahun 1938, dimana
rancangannya tersebut mulai ditanggapi dengan serius.
c) Pengadilan akhirnya menemukan bahwa RCA bersalah dengan
menetapkan paten Philo Taylor Farnsworth, dimana laboratoriumnya
di RCA dikunjungi Zworykin, ketika ia sedang mengerjakan temuannya.
Kontroversi antara Farnsworth dan Zworykin sebagai penemu televisi
modern yang pertama masih hangat diperdebatkan sekarang. Beberapa
debat timbul dari fakta bahwa ketika Farnsworth mempatenkan pertama,
RCA-lah yang pertama memasarkan televisi, dan karyawan RCA yang pertama
menuliskan sejarah televisi. Walaupun Farnsworth akhinya memenangkan
perdebatan akan debat tersebut, ia tidak pernah bisa sepenuhnya menerima
royalti atas temuannya tersebut.
2.1.3 Sejarah Penyiaran Televisi
Penyiaran televisi publik jarak jauh pertama dari Washington, DC ke New
York dilakukan pada tanggal 7 April 1927. Gambar yang ditampilkan ketika itu adalah
Sekretaris Perdagangan Herbert Hoover. Siaran televisi analog pertama adalah WGY,
Schenectady, New York yang dibuka tanggal 11 Mei 1928. Drama Televisi Inggris
pertama "The Man with the Flower in his Mouth", ditransmisikan pada Juli 1930.
Stasiun televisi New York CBS mulai melakukan jadwal siaran tetap 7 hari seminggu
di Amerika tanggal 21 Juli 1931. Siaran pertama dilakukan oleh Mayor James J.
Walker, Kate Smith, and George Gershwin. Siaran televisi elektronik pertama dimulai
di Los Angeles, CA oleh Don Lee Broadcasting pada tanggal 23 Desember 1931 di
W6XAO yang kemudian berganti nama menjadi KTSL. Mulanya peralatan emekanik
digunakan, tetapi pada Juni 1936 penggunaan siaran elektronik dimulai.
Pada tahun 1932 BBC meluncurkan penyiaran dengan menggunakan 30
sistem saluran Baird hingga 11 September 1935. Pada tanggal 2 November 1936 BBC
mulai melakukan penyiaran dengan mengunakan siaran dual-system, sistem
gabungan antara sistem EMI-Marconi yang beresolusi tinggi (405 garis per gambar)
dan sistem standar Baird yang telah dikembangkan menjadi 240 garis per gambar
dari Alexandra Palace di London. Enam bulan kemudian, perusahaan memutuskan
bahwa gambar elektronik EMI-Marconi menghasilkan gambar yang tajam, dan
manjadikannya sebagai sistem siaran standar mereka.
Siaran BBC ini yang ditandai sebagai siaran televisi publik pertama dengan
ketajaman tinggi di dunia, sejak siaran televisi dipancarkan lebih dulu di Jerman
dengan standar 180 garis per gambar. Pecahnya Perang Dunia II menyebabkan
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

stasiun tersebut ditutup. Transmisi televisi hanya diterima dari Alexandra Palace
tahun 1946.
Transmisi televisi reguler pertama di Kanada dimulai tahun 1952 ketika CBC
mengudara dengan 2 stasiunnya, satu di Montreal, Quebec tanggal 6 September dan
satu lagi di Toronto, Ontario dua hari kemudian.
Siaran televisi antar benua secara live dilakukan di San Fransisco, California
dari Konferensi Perjanjian Damai Jepang tanggal 4 September 1955. Pada tahun
1958, CBC menyelesaikan saluran televisi terpanjang di dunia mulai dari Sydney,
Nova Scotia ke Victoria, British Columbia.
Program merupakan siaran dalam stasiun televisi (kadang disebut saluran).
Pertama, siaran terestrial merupakan satu-satunya cara melakukan siaran. Karena
bandwidth dibatasi, peraturan pemerintah masih normal. Di Amerika, Komisi
Komunikasi Federal ( FCC ) memperbolehkan menyiarkan iklan, tetapi menekankan
komitmen program siaran publik sebagai persyaratan ijin siarannya. Sebaliknya,
Inggris memilih jalan yang berbeda yaitu menentukan biaya lisensi televisi pada tiap
pembelian peralatan televisi, untuk mendanai BBC, yang merupakan siaran pulik
sebagai bagian dari Perjanjian Kerajaan.
Perkembangan penggunaan kabel dan satelit menandakan distribusi pada
tahun 1970, yang menyebabkan pengusaha semakin mengejar target penonton
tertentu, dan membuat bermunculannya saluran televisi khusus, seperti HBO dan
SkyTV. Praktis tiap negara di dunia sekarang telah mengembangkan sekurang-
kurangnya satu saluran televisi. Televisi telah berkembang pesat di seluruh dunia,
memudahkan tiap negara menampilkan aspek budaya dan masyarakatnya kepaga
negara-negara lain.
Pada akhir 1980, 98% dari semua rumahtangga di Amerika telah memiliki
satu set televisi. Rata-rata penduduk Amerika menonton televisi 4 jam sehari.
Dengan perkiraan duapertiga penduduk Amerika memperoleh sebagian besar berita
dari seluruh dunia dari televisi, dan hampir setengahnya memperoleh berita dari
televisi.
2.1.4 Hakekat Fungsional Stasiun Televisi
Hakekat fungsional stasiun televisi adalah memberikan wadah, sarana,
menciptakan keharmonisan komunikasi dalam berbagai jenis, bentuk, situasi dan
proses penyampaian informasi / peristiwa. Proses komunikasi sendiri dapat
berbentuk intrapersonal communication (ide atau gagasan, mengemukakan
pendapat), interpersonal communication (berbicara tatap muka, melalui telepon),
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

atau grup communication (berpidato di depan khalayak). Yang mana kesemua ini
akan disebarluaskan pada khalayak melalui pusat penyiaran, yang kita sebut stasiun
televisi.
2.1.5 Tinjauan Kegiatan
Secara garis besar kegiatan yang dilakukan dalam stasiun TV merupakan
kegiatan proses produksi dimana terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :
1. Praproduksi (perencanaan), meliputi kegiatan praproduksi antara lain
penuangan ide ke dalam outline, pembuatan format / skenario, script,
storyboard, program meeting, pembuatan dekor, dan lain-lain.
2. Produksi (peliputan), seluruh kegiatan liputan (shooting) baik di studio
maupun di lapangan.
3. Pascaproduksi (penyuntingan), semua kegiatan setelah peliputan / shooting
sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan / diputar kembali.
Yang termasuk kegiatan pascaproduksi antara lain : editing (penyuntingan),
manipulating (pengisian suara), subtitle, title, ilustrasi, efek, dan lain-lain.
Tahap pekerjaan setelah selesai shooting adalah harus diadakan checking,
untuk mengetahui apakah perlu dilakukan shooting ulang. Checking berikutnya
dilakukan selesai pekerjaan editing dan manipulating yang lazim disebut review
untuk menentukan apakah perlu ada perbaikan, kemudian dilakukan preview.
2.1.6 Penyiaran Televisi
Istilah penyiaran (broadcast ) berarti mengirimkan ke segala arah.
Penyiaran adalah kegiatan pembuatan dan proses menyiarkan acara siaran
radio dan televisi serta pengelolaan operasional perangkat lunak dan keras, untuk
memungkinkan terselenggaranya siaran radio dan televisi.
Penyiaran adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan pemancarluasan
siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, di laut atau di
antariksa dengan menggunakan spektrum gelombang radio, yang dapat diterima
secara serentak dan bersamaan oleh khalayak dengan pesawat radio dan atau
pesawat televisi.
Organisasi penyiaran didukung oleh tiga unsur utama yaitu : siaran teknik
administrasi. Siaran merupakan satu-satunya output dari organisasi penyiaran.
Siaran radio dan juga televisi mampu mendatangi khalayak tanpa membedakan
status dan usia tiap harinya.
Kegiatan penyiaraan meliputi :
merencanakan dan memproduksi program (mata acara)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

mengadakan / menyiapkan program


menyiapkan pola acara, baik harian, mingguan, bulanan, triwulan,
tengah tahunan, dan seterusnya
menyelenggarakan siaran, baik artistik maupun jurnalistik.
mengadakan kerja sama dengan lembaga penyiaran lainnya
menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
mengadakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
menyelenggarakan pertukatan berita dan program dengan lembaga
penyiaran, baik dalam maupun luar negeri
mengadakan promosi dan menjual program (bagi televisi lokal)

Skema 2.1. Skema transmisi siaran


dari stasiun televisi ke
antena penerima

Skema 2.2. Skema transmisi


siaran yang diterima
antena penerima

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

2.1.7 Fasilitas Televisi


Fasilitas penyiaran telivisi meliputi mulai dari stasiun kecil yang meleyani
suatu komunitas kecil hingga ke fasilitas jaringan yang besar dengan banyak studio
dan fasilitas pendukung yang mahal yang menyediakan acara untuk ratusan kota
dan pasar regional.Karena luassnnya variasi jenis yang dibutuhkan suatu stasiun,
artikel ini dibatasi hanya memebahas pertimbangan untuk perencanaan dasar
ditambah dengan gambaran singkat untuk tiap stasiun yang mungkin
diperlukan.Pembahasan ditekankan hanya pada fasilitas pembuatan program,
sedangkan stasiun tranmisi hanya dibahas sekilas.
Berikut ini adalah fasiltas-fasilitas yang dibutuhkan untuk suatu stasiun besar.
Stasiun yang lebih kecil mungkin membutuhkan fasilitas yang lebih sedikit.
1. Studio
Yaitu segala ruang dimana dilaksanakan proses perekaman dengan kamera.
2. Ruang Kontrol
memiliki peralatan terpisah untuk audio, video dan penataan
memiliki akustik yang baik
dapat diakses dari studio yang berhubungan dengannya.
Direct visual contact ( pandanganlangsung dari dan ke studio ) jika
diperlukan
3. Fasilitas
Tempat peralatan-peralatan Teknik yang mendukung penyiaran
Agar mudah dirawat, sering dikelompokan dalam CTA :
Fasilitas di dalam CTA :
- Ruang/ rak peralatan
- Video tape recording (VTR)
- Teleccinema ( fasilitas pmutaran film )
- Master control ( Untuk pemolesan akhir dan tempat monitoring
siaran on-air )
- Maintenance work shop ( gudang suku cadang peralatan )
- Ruang peralatan telephone
- Film Recording
- Video Catridges

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Program control ( ruang tempat menghubungkan berbagai bahan ( VTR,


teccine, live remote ) menjadi suatu program yang lengkap.
4. Pemberitaan
Fasilitas yang dibutuhkan untuk suatu stasiun TV besar atau jaringan :
newsroom
arsip dan perpustakaan
studio pemberitahuan khusus
grapich arts
5. Fasilitas Pendukung Studio
Hall latihan ( rehearsal hall )
Wardrobe room
Dressing room
make up room
Ruang multi guna
Penyimpanan untuk layer dan barang-barang
Ruang tunggu crew
Penyimpanan kamera, microphone, perlatan ligting
6. Scenery/Latar
Termasuk tempat indonesia, memproduksi, oenyimpanan, dan untuk
yang tidak terpakai lagi
7. Film
Fasilitas untuk memproses film, editing, penimpanan dan kadang-kadang
sebagai laboratorium film komersial.
8. Efek Suara
Hanya di butuhkan untuk stasiun besar.
9. Ruang Produksi Musik
Menyediakan suara backgrond untuk acara studio.
10. Screening Room (viewing room)
Ruang untuk preview suatu film atau acara kepada acara potensial.
11. Fasilitas untuk produksi acara di luar
Fasilitas ini membutuhkan :
garasi atau ruang perkir
ruang kerja untuk perawatan dan penyimpanan suku cadang

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

untuk stasiun yan sering mengadakan siaran off-premises sebuah ruang


kontrol
Sangat dibutuhkan. Karena memungkinkan mengrapulkan siaran remote
tanpa terikat pada satu stasiun tetap.
12. Ruang Echo
Dengan mengunakan kamar echo alami atau dengan menggunakan alat buatan
13. Kantor
Dapat terletak jauh dari studio atau bahkan pada bangunan lain
Ruang eksekutif dan konfrnsi membutuhkan rangkaian
14. Fasilitas Pegawai
Suatu aktifitas yang besar membutuhkan cafetaria , fasilitas P3K yang
lainnya
Dalam merencanakan sirkulasi dan fasilitas toilet, memperhatikan sirkulasi
pengungjung, anak sekolah, dan penonton studio
15. Perawatan Bangunan
Diperlukan untuk perawatan AC, tenaga listrik, dan layanan bangunan lain
yang penting.
16. Pengembangan Site
Yang diperlukan dalam parkir : karyawan, pengunjung studio, tamu bisnis,
masyarakat umum, kendaraan stasiun
Fasilitas loading diluar adalah penting untuk alat-alat scenery dan barang-
barang seperti kamera yang berat, boneka-boneka, dan peralatan
elektronik
Beberapa stasiun memanfaatkan fasilitas luarnya untuk program-program
tentang pertanian atau hewan
2.1.8 Siaran
Siaran berasal dari kata siar. Siar berarti menyebarluaskan informasi melalui
pemancar. Siaran dapat berupa siaran radio (radio), dapat pula dalam bentuk siaran
audio visual dan sinkron, seperti pada televisi siaran.
Siaran sebagai output stasiun penyiaran yang dikelola oleh organisasi
penyiaran, merupakan hasil perpaduan antara kreativitas manusia dan kemampuan
sarana / alat, atau antara petangkat keras dan lunak.
Produksi acara siaran, tidak selalu diselenggarakan di dalam studio, tapi ada
yang diproduksi di luar studio. Untuk produksi dan siaran langsung di luar studio,

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

diperlukan mobil produksi / Outside Broadcasting Van (OB Van) dan seperangkat
kamera elektronik lengkap dengan perekam suaranya. Bahkan sebuah stasiun
penyiaran dapat memiliki studio alam, yaitu studio yang dibuat di alam terbuka,
dilengkapi dengan berbagai tipe rumah, danau, gunung, sungai, perkampungan, dan
sawah buatan. Hal ini untuk keperluan produksi mata acara siaran.
Sebenarnya tugas dari stasiun penyiaran hanyalah memancarkan siarannya
dari pemancar stasiun penyiaran, tetapi wewenang dari pengelola telekomunikasi di
Indonesia adalah P.T. Telkom Indonesia dan Indosat.
2.1.9 Prinsip Dasar Siaran Televisi
Untuk menyelenggarakan siaran televisi, pada perangkat keras (hardware)
diperlukan tiga unsur utama, yaitu :
Studio ( Prasarana dan Sarana Penunjang )
Pemancar ( Transmisi )
Pesawat Televisi ( Penerima )
Ketiga unsur utama ini disebut dengan Trilogi Televisi. Artinya paduan
penggunaan ketiga unsur tersebut akan menghasilkan siaran televisi.
2.1.10 Sarana dan Prasarana Produksi Informasi Audiovisual
Informasi merupakan bahan baku yang harus dicari, dikumpulkan, diseleksi,
dan diproduksi menjadi audiovisual gerak. Untuk mengolah informasi menjadi
informasi audiovisual gerak diperlukan sarana dan prasarana yang harganya relatif
mahal. Sarana dan prasarana untuk proses produksi dan pascaproduksi ini antara
lain sebagai berikut :
1. Prasarana produksi
gedung / ruang dengan penyejuk udara (AC)
studio produksi dan studio rekaman suara (audio recording)
ruangan visual editing / penyuntingan gambar
auditorium lengkap dengan sistem lampu, suara dan kamera elektronik
ruang preview
studio alam
Sistem produksi, ruang editing / manipulating dan ruangan rekaman
suara (audio recording), serta penyimpanan alat-alat elektronik harus dalam
kondisi sejuk, maka setiap saat temperatur ruangan harus selalu dikontrol.
2. Sistem Produksi
kamera elektronik dan film dengan kelengkapannya

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

peralatan lampu (lighting) dan shiny board


peralatan suara (sound system)
alat editing film dan video
alat perekam suara lengkap dengan mixer
time base corrector (TBC) untuk menstabilkan
proyektor untuk film dan fasilitas playback untuk sponsor
character generator untuk title
komputer grafik
pins box untuk superimpossed tulisan / garis
video digital optic (ADO) untuk efek khusus
teleprompter
cromakey
unit mobil produksi / mobile production unit (MPU)
the total dubbing and editing system
slate / klepper
video cassette / tape
tripod kamera
dan lain-lain
2.2 Deskripsi Proyek
2.2.1 Fungsi Bangunan
Bangunan difungsikan untuk mewadahi aktifitas-aktifitas penyiaran dan
pertelevisian serta fasilitas yang menunjang keberadaannya sebagai bangunan publik di
kawasan yang tingkat urbannya tinggi sekali. Adapun fasilitas-fasilitas yang disediakan
adalah :
Fasilitas pertelevisian dan broadcasting
Merupakan fasilitas yang disediakan untuk mewadahi aktifitas penyiaran,
programming, pemberitaan, produksi, teknik produksi, dan periklanan.
Fasilitas penunjang
Merupakan fasilitas yang disediakan untuk mengakomodasi keberadaan
bangunan di kawasan urban sehingga bangunan juga memberi peran penting bagi
kemajuan kawasan tersebut.
Fasilitas kantor sewa

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Fasilitas yang disediakan untuk mengakomodasi kepentingan pihak swasta yang


kegiatannya berhubungan dengan pertelevisian seperti rumah produksi, pusat
pelatihan, dan pusat penjualan peralatan produksi televisi.
Fasilitas pengelola
2.2.2 Lokasi
Lokasi proyek terletak di Jl. Jend.Gatot Subroto dan Jl. Asrama (Outer Ring Road)
2.2.3 Luas Lahan
Luas lahan yang direncanakan sekitar 1,7 hektar dengan pertimbangan kapasitas
pengguna bangunan mencapai sekitar dua ribu orang
2.2.4 Pemilik
Pemilik dari proyek ini adalah pihak swasta.
2.2.5 Pembiayaan
Pembiayaan dari kasus proyek ini adalah pihak swasta dan kemungkinan
kerjasama dengan beberapa sponsor swasta lainnya yang bergerak di bidang
pertelevisian dan periklanan.
2.2.6 Pengelolaan
Pengelolaan bangunan dilaksanakan oleh swasta dengan kemungkinan kerjasama
dengan beberapa sponsor swasta lainnya yang bergerak di bidang pertelevisian dan
periklanan.
2.2.7 Pemakai / Pengunjung
Karakteristik pengunjung
Ditinjau dari segi usia
Pemakai dari bangunan tidak memiliki batasan usia.
Ditinjau dari strata ekonomi
Pemakai dari bangunan secara umum tidak dibatasi dari segi strata
ekonomi , tetapi pemesan dari bangunan berstrata ekonomi menengah ke atas.
Ditinjau dari jangkauan pelayanan
Pemakai dari gedung secara umum tidak dibatasi wilayahnya selama masih
berkaitan dengan kegiatan pertelevisian dan periklanan, tetapi karena bangunan
stasiun televisi ini berada di kawasan publik dimana fungsi publik kota seperti
restoran, swalayan, game station dan fungsi publik lainnya, ikut dimasukkan ke
dalam bangunan maka pemakai bangunan ini ditujukan bagi pengunjung kawasan
bangunan ini berdiri.
Ditinjau dari aktifitas yang terjadi
- Pengelola / pegawai
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Mengatur dan menyelenggarakan segala kegiatan di dalam bangunan baik


yang berhubungan dengan kegiatan pertelevisian dan periklanan, juga dengan
kegiatan publik.
- Pengunjung bisnis
Melakukan transaksi atau pertemuan dengan pengelola untuk membicarakan
hal-hal yang berkaitan dengan kemajuan stasiun televisi khususnya seperti
sponsor, iklan, kontrak kerja,dll.
- Penonton Studio
Menyaksikan secara langsung kegiatan pertelevisian yang dilaksanakan di
studio televisi
- Publik Umum
Sebagai pihak yang mengunjungi fasilitas-fasilitas publik di dalam bangunan
stasiun televisi tetapi tidak berhubungan dengan kegiatan pertelevisian.
- Penyewa / tenant
Sebagai pihak swasta luar yang melakukan aktifitas kerja di stasiun televisi
tetapi berhubungan dengan kegiatan pertelevisian.
2.2.8 Konsep Siaran
Program Berita ( 30% )
Penyajian berita lokal berkerjasama dengan media massa yang telah lama
hadir dan dipercaya oleh masyarakat, baik itu cetak maupun radio. Program ini
terbagi atas dua yaitu berita umum dalam bahasa Indonesia dan berita daerah
dalam bahasa daerah guna memberikan kebanggaan akan bahasa setempat.
Melihat contoh sukses dari media cetak daerah terhadap media cetak nasional
dalam menguasai jumlah pembacanya, hal yang sama akan terjadi juga dalam
penyelenggaraan informasi berita televisi lokal. Karena kekuatan informasi pada
televisi lebih mengena, maka kebijaksanaan pemerintah dan program
pembangunan dearah dapat lebih tersosialisi dan dimunkinkan mendapat
dukungan masyarakat lebih kuat dari sebelumnya.
Program acara berita antara lain :
Berita umum (bahasa Indonesia)
Berita daerah (bahasa daerah)
Berita sekilas
Berita ekonomi dan wirausaha
Liputan khusus, dll

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Program Budaya ( 30% )


Program budaya ini harus dikemas sangat menghibur dengan dukungan
para Rumah Produksi yang kreatif penyajiannya didukung dengan membangun
kesadaran untuk mempertahankan budaya lokal dari serbuan budaya luar yang
begitu besar. Akan diperhatikan pula kepopuleran yang tengah ada di
masyarakat sejangkau siar televisi ini, agar pengolahan acara budaya ini selalu
diminati dan ditunggu pemirsa, terutama kaum muda penerus budaya daerah.
Keberhasilan program acara ini menjadi titik tolak kesuksesan pendirian
televisi ini bagi masyarakat setempat, karena kebanggaan akan budaya lokal
harus diperjuangkan disini, sebagai sarana yang paling efisien menjangkau
jumlah pemirsa, televisi ini akan mempopulerkan karakter setempat. Program
budaya televisi ini juga dapat dijual ke media televisi lain baik dalam maupun
luar negeri, yang akhirnya juga menjadi alat promosi kebudayaan daerah.
Program acara budaya antara lain :
Musik daerah setempat
Theatre drama seni daerah setempat
Sinetron berbahasa daerah setempat, dll
Program Hiburan ( 40% )
Program hiburan akan menyajikan acara yang dibeli dari pusat maupun dari
luar negeri. Program yang akan disajikan akan dipilah sedemikian rupa sehingga
tetap mengemban misi sosial kemasyarakatan yang mendidik dan memberikan
wawasan intelektual.
Program-program hiburan yang diproduksi stasiun televisi ini akan menjadi
bahan bagi televisi lokal lainnya yang menyajian hiburan berbasis budaya
nasional. Begitu juga sebaliknya, dengan kerjasama seperti ini akan
memberikan efisiensi biaya produksi dan tetap mengemban misi persatuan dan
kesatuan Indonesia.
Program acara hiburan :
Sinetron
Musik nasional / internasional / daerah lain
Film, dll
2.3 Tinjauan Kelayakan
Undang-undang penyiaran sangat mendukung kehadiran televisi lokal sehingga
kebijaksanaan tersebut akan memperlancar pertumbuhan televisi lokal dan menghindari

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

kesenjangan teknologi dan informasi antara Jakarta dan di daerah-daerah. Bagaimana


memanfaatkan momentum tersebut menjadi sebuah pembangunan yang berarti bagi
masyarakat Kota Medan.
Kesempatan sebagai pionir televisi lokal yang profesional menjadi tiket penting untuk
menjadi penguasa pasar pertelevisian daerah dikemudian hari bila lahir televisi-televisi lokal
lainnya yang menjangkau daerah yang sama. Oleh karena itu penyertaan pemerintah dan
dukungan investasi masyarakat dalam melahirkan televisi lokal di Medan ini menjadi hal
penting untuk menggapai suksesnya pertelevisian swasta kebanggaan daerah dikemudian
hari.
Salah satu isi tayangan yang dapat dikembangkan adalah informasi Iptek yaitu dengan
memanfaatkan informasi berbagai hasil penelitian dan pengembangan Iptek terutama
teknologi tepat guna yang bisa dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat di Medan dan
daerah sekitarnya. Selain itu juga menyampaikan pengetahuan tradisional dan teknologi lokal
yang telah dikenal masyarakat Medan. Hal ini akan sangat efektif bila pengelola TV dapat
melakukannya secara interaktif, yang membuka ruang bagi partisipasi publik dalam
menyebarkan informasi yang dipilih. Dengan demikian ada saling ketergantungan antara
pengelola TV dengan pemirsanya.
Dengan adanya televisi lokal di kota Medan ini, tentunya juga dapat menampung
sumber daya manusia di Medan yang berlimpah, khususnya yang berkaitan dengan
pelatihan atau kursus audiovisual yang mulai bermunculan di Medan dan paket industri
hiburan televisi yang belakangan booming di televisi lokal Jakarta yang uniknya dikuasai oleh
putra-putri Medan. Paket industri yang dimaksud di sini adalah program reality show seperti
AFI dan Indonesian Model (Indosiar), Indonesian Idol (RCTI), Indonesian Star (MetroTV),
Kontes Dangdut TPI (TPI), dan lain-lain. Fakta ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia
di Medan tidaklah rendah, melainkan karena wadah yang menampung "mutiara-mutiara
terpendam" itu belum dikelola dengan baik dan profesional. Dengan demikian artis-artis lokal
tidak perlu lagi pergi ke Jakarta untuk mengadu nasib menjadi artis nasional karena inilah
saatnya mereka menjadi artis di rumah mereka sendiri.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

BAB 3
TINJAUAN KHUSUS
3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Sebagai sebuah bangunan publik komersil yang mengedepankan profit dan citra stasiun
televisi lokal yang baik, hal pertama yang harus dilakukan ialah memilih lokasi yang
mendukung keberadaan stasiun televisi lokal ini nantinya.. Kriteria pemilihan lokasi untuk
stasiun televisi lokal meliputi faktor-faktor sebagai berikut :
1. Rencana Umum Tata Ruang Kota
Penentuan lokasi harus sesuai dengan kebijakan pemerintah terhadap
peruntukan lahan kota. (Stasiun Televisi lokal adalah suatu bentuk kegiatan
komersil / mengutamakan profit). Berdasarkan RUTRK, wilayah Kotamadya
Daerah Tingkat II Medan ditetapkan menjadi 5 wilayah Pengembangan
Pembangunan (WPP), yaitu :
Tabel 3.1 Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) Kota Medan

W Kecamatan Pusat Peruntukan Wilayah Program


P Pengembangan Kegiatan
P Pembangunan
A Pelabuhan
Jalan baru, jaringan air
M. Belawan Industri
minum, septic tank,
M. Marelan Belawan Permukiman
sarana pendidikan dan
M. Labuhan Rekreasi
permukiman.
Maritim
B Perkantoran
Jalan baru, jaringan air
Perdagangan
minum, pembuangan
M. Deli Tanjung Mulia Rekreasi
sampah, sarana
Indoor
pendidikan.
Permukiman
C M. Timur Permukiman
Sambungan air minum,
M. Perjuangan Perdagangan
septic tank, jalan baru,
M. Tembung Rekreasi
Aksara rumah permanen,
M. Area
sarana pendidikan dan
M. Denai
kesehatan.
M. Amplas
D M. Johor CBD
M. Baru Pusat Pemerintahan
M. Kota Hutan Kota
Perumahan permanen,
M. Maimoon Pusat Pendidikan
Pusat Kota pembuangan sampah,
M. Polonia Perkantoran
sarana pendidikan.
Rekreasi
Indoor
Permukiman

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

E Permukiman
M. Barat
Perkantoran Sambungan air minum,
M. Helvetia
Perdagangan septic tank, jalan baru,
M. Petisah
Sei Sikambing Konservasi rumah permanen,
M. Sunggal
Rekreasi sarana pendidikan dan
M. Selayang
Lapangan Golf kesehatan.
M. Tuntungan
Hutan Kota
Sumber : RUTRK Kota Medan 2005

Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam RUTRK di atas, maka lokasi


yang tepat untuk mendirikan stasiun swasta yang bersifat komersil adalah di
daerah pusat kota yang diorientasikan menjadi pusat CBD.
2. Lingkungan
Berada pada lokasi yang strategis, representatif dan cocok untuk fungsi
berskala kota.
3. Kedekatan dengan Calon Peserta Acara
Lokasi merupakan faktor penentu yang sangat penting dalam gal
perencanaan stasiun televisi yang baik, berkaitan dengan jenis program yang
dibuat, hubungan dengan sumber bakat-bakat baru dan hubungan dengan
masyarakat. Jika wawancara eksklusif atau diskusi panel dibuat, stasiun harus
berdekatan dengan peserta acara tersebut (pelaku bisnis, atlet atau tokoh politik).
Dengan kata lain, stasiun televisi harus dibuat sedekat mungkin dengan daerah
bisnis, olahraga dan pusat pemerintah yang menjadi sumber/objek berita
program yang akan ditayangkan oleh stasiun televisi nantinya.
4. Jarak ke Bandara Polonia
Fungsi salah satu bangunan adalah sebagai transmisi penyiaran,
ketinggian bangunan di Medan saat ini 44 m sebagai akibat adanya bandara
Polonia. Dengan demikian bangunan stasiun televisi ini harus jauh dari bandara
Polonia.

3.2 Kriteria Pemilihan Tapak


Kriteria pemilihan tapak untuk stasiun televisi lokal meliputi faktor-faktor
sebagai berikut:
1. Ukuran Lahan
Ukuran Lahan harus mencukupi untuk program fungsional dan ruang
pengembangan masa mendatang. Biasanya dilakukan untuk mengantisipasi
perluasan studio televisi.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

2. Kontur Tapak
Kontur tapak sebaiknya relatif datar untuk memudahkan loading dock peralatan
dan properti studio televisi yang cenderung merupakan barang berat dan besar.
3. Fungsi Lain di Sekitar Tapak
Jenis fungsi lain yang berada di sekitar tapak dapat mempengaruhi citra stasiun
televisi dan dapat mendukung kegiatan operasionalnya.
4. Pencapaian
Karena stasiun televisi menekankan hubungan publik umum tersebut, maka
stasiun tersebut harus dengan mudah dicapau dengan baik oleh pejalan kaki
maupun dengan transportasi umum.
5. Parkir
Area Parkir (ruang garasi) untuk kendaraan studio (Outside Broadcastinf Van/OB
Van) yang digunakan untuk acara liputan luar sangat perlu diperhatikan. Fasilitas
parkir juga harus dipertimbangkan kemudahan aksesnya bagi pengelola,
pengunjung, artis dan tamu khusus.
6. Pengenalan Entrance
Entrance menuju dan keluar tapak harus semudah mungkin bagi pengunjung,
artis dan tamu khusus.
7. Kebisingan
Walaupun studio televisi dapat didesain khusus untuk mengatasi kebisingan
lingkungan yang sangat mengganggu, keadaan bebas dari kebisingan dan getaran
yang berlebihan merupakan hal yang mutlak. Perencanaan bangunan harus
mempertimbangkan eksistensi bangunan disekitarnya, yang tidak akan
mempengaruhi baik di masa sekarang maupun masa mendatang.
8. Loading Dock
Peralatan dan properti dekorasi studio televisi cenderung merupakan barang
berat dan besar sehingga perlu diperhatikan loading docknya sehingga tidak
mengganggu kegiatan lainnya. Diusahakan adanya jalan alternatif masuk ke tapak.
3.3 Analisa Penentuan Lokasi dan Tapak
Berdasarkan kriteria pemilihan diatas, maka diputuskan untuk memilih tiga
alternatif tapak di kota Medan yang cocok untuk proyek televisi. Alternatif tersebut
akan dianalisa dan kemudian dipilih tapak yang paling sesuai. Lokasi tapak terpilih
adalah:

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Jl. Yose Rizal

Jl. Gatot Subroto

Jl. Maulana Lubis

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

3.3.1 Analisa Pemilihan Lokasi


Table 3.2 tabel analisa pemilihan lokasi
LOKASI USULAN
KRITERIA
Jl. Yose Rizal Jl. Gatot Subroto Outer Ring Road Jl. S. Parman
Luas Lahan 1.5 Ha 1.7 Ha 1 Ha
Terletak Di Pusat Kota Terletak di Daerah Sub-Urban Terletak di Pusat Kota
RUTRK
(5) (4) (5)
Sedang Strategis Cukup Strategis
Lingkungan
(3) (5) (4)
Kedekatan dengan Calon Dekat Dekat Dekat
Peserta (5) (5) (5)
Jauh dari Bandara Polonia Jauh dari Bandara Polonia Jauh dari Bandara Polonia
Jarak Ke Bandara Polonia
(5) (5) (5)
Ruko Lahan Kosong Ruko
Fungsi Eksisting
(3) (5) (3)
Bangunan Komersil, Perumahan Perumahan Penduduk, Bangunan Bangunan Komersil, Perumahan
Fungsi Pendukung Sekitar
Penduduk Komersil, PRSU, Kantor Pemerintah Penduduk
Lokasi
(3) (5) (4)
Berada didaerah Sub-Urban dengan Berada di Pusat Kota dengan
Berada di Pusat Kota dengan kepadatan
kepadatan penduduk relatif sedang kepadatan penduduk cukup tinggi dan
penduduk cukup tinggi dan merupakn
Jangkauan Terhadap dan merupakan wilayah merupakan wilayah pengembangan
wilayah pengembangan bangunan
Struktur Kota pengembangan bangunan komersil CBD, komersil, perdagangan,
komersil dan perdagangan
dan rekreasi perkantoran
(4)
( 4) (4)
Jalan Arteri Primer dan Jalan Lingkar
Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Primer
Tingkatan Jalan Luar Medan
(3) (4)
(5)
NILAI AKHIR 31 38 34
Sumber: penyusun, September 2008

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

3.4 Studi Banding Kasus Sejenis


1. Channel 4 Headquarters
London, 1991-1994
Tipe bangunan : bangunan telekomunikasi
Arsitek : Richard Rogers
Deskripsi bangunan :
Bangunan stasiun televisi yang
berbentuk huruf L ini berdiri di atas tapak yang
alami dan natural. Bangunan terdiri dari kantor (di
4 lantai yang mengakomodasi lebih dari 600 staff)
2 bentuk ruang yang membentuk suatu ruang
terbuka. Entrance dengan baik dirancang, dimana
area penerima diapit, dari satu sisi, tower yang
terdapat lift, boiler, chiller, dan antenna transmisi
di dalamnya, dan dari sisi lain, susunan ruang
rapat yang menyerupai tumpukan televisi.
Konstruksi bangunan yang berani, dimana
bangunan high tech ini telah menjadi gambaran
Gambar 3.1 Gambar Bangunan
tipikal arsitektur Inggris selama lima puluh tahun
Channnel 4 Headquarter London
belakangan ini. Detailnya ditampilkan begitu
akurat, dikombinasikan dengan eksperimen
perkembangan material terbaru yaitu kaca dan baja.
Baja dan kaca digunakan untuk
menyampaikan semua batas teknologi dan
keindahan, melaksanakan dan meneruskan
kembali tradisi besar seperti yang terdapat pada
istana kristal.
Salah satu contoh karya arsitektur yang

Gambar 3.2 Struktur Yang Menjadi penuh dengan inovasi adalah stasiun televisi
Detail Eksterior Pada Bangunan Channel 4 di London yang diranvang oleh Richard
Rogers. Bangunan ini tidak hanya inovatif pada
penggunaan materialnya tetapi pada konsep fungsional dan distribusinya. Pada
karyanya ini, arsitek Inggris ini dengan elegan menggabungkan gaya klasik dengan
teknik pre-fabrikasi yang paling maju, menciptakan bangunan yang sangat terang,
transparan, dan berkilau.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Untuk mendapatkan hal tersebut, Rogers menambahkan perbaikan yang baik


pada efek volumetrik. Berdasarkan analisis yang teliti pada tapak, program fungsional
didasarkan pada penciptaan taman di tengahnya. Konsep dasar yang mendasari
bangunan Channel 4 ini adalah penggunaan dan persepsi ruang yang tercipta tersebut.
Luas kompleks bangunan ini adalah sekitar 18.000 m2, terdiri dari kantor dan bagian

Gambar 3.3 Gambar Sektsa Design Bangunan (Kiri) Dan Gambar Suasana Real Bangunan (Kanan)

teknik, tidak hanya kantor administrasi stasiun televisi dan studio saja, tetapi juga 2
blok berisi ratusan apartemen.
Apartemen tersebut menghadap ke arah Horseferry Road dan Chadwick
Street dan dihubungkan langsung oleh entrance luarbiasa di sudut kedua jalan
tersebut. Shading matahari dari
metal ringan diaplikasikan pada
fasadenya berfungsi sebagai
penghalang bising dan
mengendalikan efisiensi cahaya
dan energi.
Kedua bangunan tersebut
dilapisi dengan aluminium, dan
tampak sebagai bingkai Gambar 3.4 Sketsa Metode Proses
Pembangunan Bangunan
entrancenya, dibentuk oleh lapisan
kaca, orang akan masuk ke dalam
atrium yang tinggi dan nyaman melalui pintu putar. Bangunan tersebut dibangun
dengan penataan klasik mengelilingi taman, menegaskan keberadaan jalan seperti

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

yang tercermin pada rencana penataan urban yang diproposalkan oleh IBA
(Internationale Bauausstellung) untuk Berlin pada tahun 80-an.
Layout yang sederhana tersebut,
dengan baik ditempatkan pada tapak dan
bangunan sekitar sangat kontras dengan
komponen berteknologi tinggi dari bangunan
utama.
Perulangan elemen seperti yang
terdapat pada Lloyds Building, termasuk
tangga dengan segera dikenal walaupun ridak Gambar 3.5 Suasana Pada ruang Caf

digunakan secara vertikal seperti pada


bangunan firma asuransi yang terkenal tersebut.
Bangunan Channel 4 bercahaya dengan efek yang bagus pada malam hari.
Sebelumnya Rogers telah bereksperimen dengan efek yang sama pada sebuah
bangunan kantor. Variasi penggunaan
elemen kaca yang konsisten juga
membantu membentuk kembali
material massa bangunan dan
mengurangi kekontrasannya dengan
bangunan sekitar. Sistem ini dominan
digunakan pada lapisan luar bangunan.

Gambar 3.6 Sketsa Metode Pembangunan


Hal ini dapat dari bentukan dinding
l Pada Bagian Lengkung Bangunan Yang
eMenjadi Main Entrance Dan Pada Pemasangan
n Struktur Bagian Yang Sama

g
kung kaca yang menandai entrance utama
kedua sayap bangunan stasiun televisi
tersebut, memproyeksikan taman hijau di
dalam sehingga dapat dilihat melalui dinding
kaca tersebut.
Area yang dikelilingi oleh fasade ini, Gambar 3.7 Sketsa Aksonometri Ruang

yang memainkan peranan representasi dan Studio Live

distribusi dalam tahap konstruksi, terdiri dari


restran dab fasilitas publik lain yang memberikan bagian luar kota ke dalam bangunan.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Interior bangunan juga memberikan perhatian khusus pada transparansi,


dengan menggunakan lembaran dan dinding kaca untuk mengurangi dampak dari
struktur luar dan membiarkan cahaya matahari masuk. Sementara area ME yang
berteknologi tinggi memainkan peranan penting di dalam rancangan bangunan,
dikelompokkan bersama dalam layout yang klasik tersebut.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

BAB 4
ELABORASI TEMA
5.1 Latar Belakang Tema
Tema yang akan diangkat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan seputar
proses desain Medan Local TV Station ini adalah Arsitektur High Tech.

4.1.1. Pengertian Arsitektur High-Tech

Istilah Arsitektur High Tech pertama kali muncul pada awal tahun 70-an yang
digunakan para arsitek untuk menyatakan teknologi alternative. Sejalan dengan waktu
istilah tersebut semakin umum digunakan, namun arsitek-arsitek High Tech sendiri lebih
memilih untuk menggunakan istilah teknologi tepat guna, sebuah istilah yang ambisius.

Di Amerika Serikat istilah High Tech memang menunjuk kepada pengertian langgam,
sedangkan di Inggris maknanya lebih dalam, dimana High Tech tidak ada hubungannya
dengan High Teknologi, sebagaimana Gotic tidak ada hubungannya dengan Goths ( salah satu
suku bangsa Jerman yang mempunyai wilayah terbentang dari Batic sampai ke Laut Hitam
dan abab ke 3 Masehi menyerang kekaisaran Romawi )

4.1.2. Sejarah dan Representasi

High tech adalah sebuah fenomena abad 20 pada industri bangunan yang
berpengaruh pada dunia arsitektur dan desain. Istilah High Tech adalah sebuah
penemuan pada tahun 1970-an terhadap perancangan bangunan dan objek untuk
rumah dan menjadi popular setelah Joan Kron dan Suzanne Slesin, menulis buku
yang menjadi best selling tahun 1978 berjudul High Tech : The Industrial Style and
Source Book for The Home. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa high tech
adalah istilah arsitektural yang digunakan untuk menerangkan bertambahnya
bangunan dengan pengeksposan struktur dan elemen-elemen lainnya yang terbuat
dari bahan prefabrikasi yang biasa digunakan untuk membangun gudang dan pabrik.
Pada buku ini Suzanne Slesin dan Joan Kron juga mengikutsertakan trend pararel
dalam design interior seperti penggunaan peralatan industri di rumah ke dalam
pengertian high-tech.
Akantetapi, Jauh sebelum tahun 1970, high-tech sudah ada dan diterapakan. Menurut
Colin Davies dalam bukunya yang berjudul High tech architecture pada tahun 1779 dibangun
jembatan di river severn di Coalbrookdale. Jembatan ini merupakan jembatan yang pertama
kali terbuat dari besi dan strukturnya terbuat dari material prefabrikasi. Pada tahun 1848

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

dibangun Decimus Burtons Palm House yaitu sebuah struktur bentang lebar dari besi,baja,
dan beratap kaca. Pada tahun 1889 menara Eiffel dibangun dengan menggunakan material
prefabrikasi dan struktur yang canggih. Struktur bangunan-bangunan tersebut memberikan
pengaruh yang tidak sedikit pada perkembangan arsitektur high-tech sekarang ini. Bangunan-
bangunan tersebut merepresentasikan bentuk alternatif bangunan yang berdasar pada
teknologi industri.
Kemudian pada tahun 1920an yaitu pada zaman arsitektur modern, arsitektur high-
tech juga berkembang misalnya pada tahun 1927 Buckminster Fuller membangun Dymaxion
House, sebuah rumah dengan struktur logam ringan berbentuk heksagonal. Teknologi yang
digunakan pada rumah ini adalah adaptasi dari teknologi yang digunakan untuk membangun
pesawat terbang pada saat itu. Bangunan ini menunjukkan ciri dari arsitektur high-tech
secara keseluruhannya. Karena bangunan rancangannya ini, Colin Davies dalam bukunya
yang berjudul High tech architecture,mengatakan jika ada orang yang pantas disebut
sebagai bapak high-tech maka Buckminster Fuller lah yang pantas.
Pada tahun 1960an, sebuah grup yang dikenal dengan Archigram (Peter Cook, Warren
Chalk, David Greene, Denis Crompton, Ron Herron dan Mike Webb) mulai menmpublikasikan
dan memamerkan proyek teoritis yang secara jelas menjabarkan tentang elemen-elemen
dari arsitektur high-tech pada tahun 1970an dan 1980an.
Walaupun high-tech telah ada sebelum tahun 1970an, Istilah High-tech mulai terkenal
sejak tahun 1970an. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi yang memang sangat maju
pada jaman tersebut yang ditandai dengan adanya pendaratan pertama di bulan oleh Neil
Amstrong pada tahun 1969 sehingga masyarakat pada waktu itu mulai berpikir ke depan dan
menyukai perubahan-perubahan yang didapat dari teknologi.
Bangunan Hightech memiliki sejumlah karakter, diantaranya adalah :

- terbuka
- struktur yang trasparan dan maju.
- menggunakan material dan teknik yang terbaru
- penggunaan warna penting pada bangunan
- terdiri dari lapisan yang banyak
- pengeksposan rangka yang menunjukkan artikulasi dari tiap lantai dan dinding.
Hal yang dapat dipelajari adalah bangunan High Tech pada dasarnya memiliki
keseimbangan antara fungsi dan simbolisme.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

4.1.3 Arsitektur High Tech dan Kota

Tiga bangunan High Tech yang terpenting, yaitu : Center Pampidou, Llyods Building, dan
Hongkong Bank adalah bangunan tengah kota dan arsiteknya telah menyatakan bahwa konteks
perkotaan telah memberikan efek yang besar pada desain mereka. Meskipun demikian adalah
benar untuk mengatakan bahwa kepedulian kota, seperti manipulasi ruang, tidak merupakan
suatu elemen utama dalam filosofi High Tech.

Ada alasan mengapa arsitektur kota bukan merupakan suatu elemen utama dalam filosofi
High Tech; dan ada alasan lain mengapa perkotaan bukan elemen utama filosofi High Tech dan itu
berhubungan erat dengan masa, yaitu :

High Tech melihat ke depan


Arsitektur yang optimistik
Kemampuan untuk mengendalikan lingkungan daripada beradaptasi dengan
lingkungan
High Tech anti urban style tidak seperti kota yang berhubungan erat dengan
tradisi kesinambungan dan sejarah
Bangunan High Tech biasanya memperlihatkan kota secara revolusioner bukan
tradisional.
Jika sebuah kota dibangun itu akan menjadi suatu yang abstrak, penuh dengan
kotak-kotak servis atau mega struktur, fleksibel, dan diubah-ubah.

4.1.4. Kesimpulan

Berdasarkan sejumlah penjabaran diatas dapat di tarik sejumlah kesimpulan, sebagai


berikut :

Bangunan High Tech pada dasarnya memiliki keseimbangan antara fungsi dan
simbolisme
Konsep Arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel yang diekspose
ditunjukkan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibilitas maksimal.
Arsitektur High Tech meletakkan performance yang proporsional antara aspek
arsitektur, struktur, dan mekanikal.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pengertian arsitektur High Tech adalah:

1. Arsitektur yang mempunyai karakteristik material kaca dan baja.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

2. Pada pokoknya mengikuti ekspresi kejujuran suatu keagungan yang ditampilkan melalui
kejelasan material yang digunakan, maupun material yang digunakan diproduksi secara
massal.
3. Biasanya membubuhkan ide-ide tentang produk industri.
4. Digunakan oleh industri-industri lainnya tidak hanya sebagai bangunan namun juga
sebagai sumber imajinasi.
Konsep arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel, zona service dan utilitas yang
diekspose ditujukan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibelitas yang maksimal.

4. 2. Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek

Sebagai wadah penyampaian informasi yang akan terus selalu berkembang sesuai
perkembangan teknologi dan zaman. Selain itu untuk memfasilitasi kekompleksitasan
keperluan sebuah Stasiun Televisi dibutuhkan teknologi yang mampu menunjang keperluan
tersebut.

Medan Local TV Station merupakan pusat kegiatan yang padat aktivitas sehingga
dibutuhkan sistem struktur dengan teknologi yang baik. Selain itu, didalam Stasiun Televisi ini
dibutuhkan juga suasana yang serba modern dan mampu merepresentasikan pengetahuan
itu sendiri.

4.3. Penerapan Tema pada Bangunan

Tema arsitektur hightech yang mengusung penggunaan material kaca dan baja
ternyata memberikan dampak tertentu pada lingkungan maupun bangunan itu sendiri.
Namun sebagai bangunan yang menerapkan arsitektur hightech, terdapat sejumlah hal yang
perlu dipertimbangkan sehingga bangunan dapat memberikan suasana terbaik. Arsitektur
hightech yang biasa diciri-khaskan sebagai bangunan yang banyak menggunakan material
kaca, perlu mempertimbangkan sejumlah hal.

4.3.1. Penerapan penggunaan kaca pada bangunan

Penggunaan kaca pada bangunan perlu mempertimbangkan sejumlah faktor,


diantaranya adalah faktor radiasi matahari. Ada sejumlah jenis kaca yang memberikan
pengaruh panas yang berbeda-beda pada bangunan. Dapat dijelaskan sebagai berikut adalah

Pemakaian kaca transparan tanpa pelindung.


Kaca jenis ini meneruskan kalor radiasi ke dalam bangunan sebesar 76-78 % dari energi panas
yang diterima permukaan kaca. Dengan penggunaan kaca jenis ini namun digandakan
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

penyerapan kalor radiasi bisa berkurang sebesar 20% disbanding dengan penggunaan
kaca polos tanpa pelindung tunggal.

Pemakaian kaca penghisap panas.


Penggunaan kaca jenis ini dapat mengurangi energi kalor sebesar 40-47%.

Penggunaan kaca pemantul panas


Penggunaan kaca jenis ini dapat mengurangi penyerapan kalor sebesar 66%.

Penggunaan sunscreen
Penggunaan sunscreen pada kaca dapat mengurangi penyerapan kalor hingga 42%.

Alat peneduh.
Penggunaan alat peneduh pada bagian luar bangunan terbukti paling efektif. Peneduh ini
dapat mengurangi panas yang diserap hingga 80%.

4.3.2. Pengaruh penggunaan kaca pada bangunan

Penggunaan kaca pada bangunan memberikan sejumlah efek pada lingkungan. Salah
satunya adalah efek silau dari pantulan cahaya matahari. Dampak ini dapat dikurangi dengan
menerapkan sejumlah upaya. Diantaranya adalah :

Sejumlah penelitian tentang pengurangan dampak penggunaan kaca menyebutkan


sejumlah hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi efeknya pada lingkungan,
diantaranya dengan penempatan dinding kaca pada orientasi yang dinding, yaitu dengan
mengurangi penggunaan kaca pada arah datang sinar matahari dan tidak menggunakan
kaca refleksi, namun menggunakan kaca penyerap panas dipadukan dengan penggunaan
kaca double. Langkah lain adalah dengan membangun penghalang. Contohnya adalah
dengan memaksimalkan vegetasi pada arah datang sinar matahari.
Penambahan vegetasi pada area kenaikan panas yaitu pada jarak 7m daria bangunan
kaca. Namun demikian tingkat kenaikan panas sebesar ini hanya terjadi pada ketinggian
1,5 m sehingga penambahan vegetasi dengan ketinggian 1,5 m dapat mengurangi
tingkat kenaikan panas ini.
Vegetasi juga dapat mengurangi efek pantulan bunyi. Tingkat pantulan bunyi pada kasus
ini terhitung cukup kecil.
Sejumlah masalah dialami saat menggunakan material kaca. Untuk mengurangi
dampak yang dihasilkan maka dapat dilakukan sejumlah tindakan, yaitu :

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Manggunakan kaca double.


Penggunaan kaca double yang berjenis kaca penghisap panas.
Penggunaan alat peneduh dalam dapat berupa tirai.
Penggunaan alat peneduh luar berupa sun shading yang mampu menghalangi radiasi
namun tidak menimbulkan dampak rumah kaca.
Menggunakan kaca dari jenis yang mampu meneruskan panas namun sesedikit mungkin
meneruskan kalor ke dalam bangunan.
Mamadukan semua jenis upaya mengurangi penerusan kalor ke dalam bangunan.
Penggunaan kaca berwarna dapat mengurangi efek silau. Mengurangi efek silau juga
dapat dilakukan dengan sun shading. Selain berfungsi sebagai elemen fungsional, sun
shading juga dapat berfungsi sebagai elemen arsitektural.
Efek bising pada dasarnya tidak begitu besar berpengaruh. Penempatan bangunan yang
menajuhi posisi jalan (sumber bunyi) sebenarnya telah mengurangi efek bising. Namun
penggunaan kaca kedap atau double selain berfungsi mengurangi efek panas juga dapat
mengurangi bising.
Penggunaan kaca khusus tahan api dan dapat dibuka pada bagian tertentu dapat
mengurangi bahaya kebakaran. Kaca ini terdiri dari sejumlah jenis, diantaranya adalah
kaca wireglass, laminated glass.
Penggunaan kaca dengan ketebalan yang tepat merupakan salah satu solusi untuk
mengurangi dampak buruk dari air dan udara (kelembaban).

Gambar 4.1 Ilustrasi Penggunaan Kaca

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

4.3.3. Penerapan penggunaan Baja pada bangunan

Penggunaan baja pada bangunan high-tech sebagai elemen struktur yang


mendukung seluruh beban bangunan termasuk pada struktur atap merupakan salah satu
representasi tema pada bangunan. Menampilkan elemen struktural baja secara jujur.

Gambar 4.2 Penggunaan Baja (BMW Welt Building)

Baja Stainless

Baja stainless merupakan baja paduan yang mengandung minimal 10,5% Cr. Sedikit
baja stainless mengandung lebih dari 30% Cr atau kurang dari 50% Fe. Karakteristik khusus
baja stainless adalah pembentukan lapisan film kromium oksida (Cr2O3). Lapisan ini
berkarakter kuat,tidak mudah pecah dan tidak terlihat secara kasat mata. Lapisan kromium
oksida dapat membentuk kembali jika lapisan rusak dengan kehadiran oksigen. Pemilihan
baja stainless didasarkan dengan sifat-sifat materialnya antara lain ketahanan korosi,
fabrikasi, mekanik, dan biaya produk. Penambahan unsur-unsur tertentu kedalam baja
stainless dapat dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keriteria baja yang diinginkan.

Umumnya berdasarkan paduan unsur kimia dan presentasi baja stainless dibagi
menjadi lima katagori[4]. Lima katagori tersebut yaitu :

Baja stainless martensitik.


Baja Stainless austenitik
Baja stainless dupleks
Baja stainless pengerasan endapan

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

4.3.4. Penerapan System Keamanan

Gallery Master Security System

System kerja alat ini cukup mudah diterapkan. System penerima dan pengirim sinyal
pada alat ini bekerja pada rentang jarak 75 sampai 100 meter. Rentang ini memberikan
keuntungan tertentu pada fasilitas terutama dari segi biaya. Sensor yang terpasang pada
perangkat ini tersambung melalui kabel panjang yang merupakan penyuplai tenaga dan
informasi yang diperoleh kembali kealat pemonitor utama, PC. Namun terdapat alat
pelengkap lain berupa alat sensor tanpa kabel. Kotak kontrol perangkat ini biasanya
ditempatkan di ruang petugas keamanan dan/atau ditempatkan di ruang reception
(penerimaan). PC yang digunakan akan dapat digunakan untuk mengakses semua data yang
dihasilkan oleh alat sensor. Selain itu PC ini juga akan menampilkan semua informasi tentang
alat sensor itu sendiri, seperti lemahnya baterai, kerusakan ataupun gangguan pada kekuatan
sinyal.

Keuntungan lain pada sistem ini selain sensor yang memiliki rentang efektifitas
sampai 100 meter adalah, sistem ini dapat diparalelkan hingga mencapai 640 alat sensor. Ini
merupakan rentang yang cukup luas untuk fasilitas. Alat-alat sensor yang dapat digunakan
juga bermacam-macam, mulai dari sensor laser, sensor kebakaran hingga kamera CCTV.

Sistem kontrol juga tidak terbatas pada penggunaan PC saja, tapi juga dapat diakses
melaui modem GSM (melalui handphone) berupa SMS atau e-Mail. Dengan menggunkan
kontrol seperti ini, orang-orang tertentu yang memiliki kewenangan khusus dapat mengakses
bangunan tanpa harus melapor langsung kepada petugas keamanan.

Berikut adalah sejumlah kelebihan system keamanan Gallery Master Security System:

Sensor tanpa kabel dengan rentang sonsor hingga 100 meter.


Baterai yang tahan lama hingga 3 tahun.
Sensor yang tidak dapat disentuh sembarangan karena memiliki Anti-touch
detection sehingga meningkatkan keamanan sensor itu sendiri daripenyusup.
Perangkat yang mengeluarkan bunyi.
Setiap sensor pada alarm akan tampil pada layar PC berikut status sensor
tersebut.
Pengendalian sistem keamanan melalui password berjenjang.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Terdapat sistem peringatan terhadap kerusakan, pemotongan kabel dan


kelemahan sinyal.
Kontrol keamanan yang dapat diakses melaui pager, handphone.
Sensor / Detector

Terdapat sejumlah jenis sensor yang dapat dipasangkan pada perangkat ini.
Diantaranya adalah sensor hentakan, sensor suara , sensor infrared, alarm penyerangan, dan
juga terdapat sensor berat. Sensor-sensor ini memiliki dimensi yang sangat kecil sehingga
dapat sisipkan diantara celah benda koleksi ataupun dibalik bingkai photo, jadi akan sangat
tersembunyi.

Sensor Hentakan Sensor Suara Sensor Inframerah

Sensor Serangan Sensor Berat Sensor Anti-touch

Gambar 4.3 Jenis sensor

Sistem Keamanan Laser

System keamanan dengan menggunakan laser merupakan salah satu sistem keamanan
yang cukup efektif. Sebelum menentukan tingkatan panjang gelombang dan intensitas laser,
alat ini telah disesuaikan sehingga akan mengeluarkan spektrum panjang gelombang yang

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

dapat menciptakan tampilan kerusakan secara temporal, atau juga dapat menunjukkan
tingkat gangguan. Alat ini membutuhkan sejumlah fasilitas pendukung seperti tempat
penempatan alat yang mampu menjamin keselamatan elemen yang terdapat didalamnya.
Selain itu tempat penempatannya harus juga menyediakan sumber tenaga dan juga memiliki
sudut terbaik untuk dapat memancarkan cahaya laser. Selain itu juga harus memiliki
sejumlah koneksi kesistem keamanan lain seperti remote kontrol ataupun sistem keamanan
dengan menggunakan kamera. Dalam mendeteksi penyusup, alat keamanan laser ini akan
bekerja dengan merusak sistem penglihatan penyusup tersebut dengan menciptakan efek-
efek cahaya yang menyilaukan sehingga para petugas keamanan dapat mengambil tindakan
responsif terhadap para penyusup.

4.3.5. Penerapan System Pencahayaan

Pencahayaan Gedung

Penggunaan lampu otomatis pada Medan Local TV Station merupakan salah satu
penerapan tema high-tech pada bangunan. Lampu otomatis yang digunakan adalah lampu
dengan metode aktivasi dengan sensor cahaya. Sirkuit yang diaktifkan dengan sensor cahaya
akan mendeteksi kekurangan cahaya. Sirkuit yang berisi seperangkat alat pendeteksi cahaya
ini akan menciptakan sinyal yang akan disampaikan melalui phototransistor sebagai sensor
cahaya. Dengan perangkat ini intensitas penerangan yang dibutuhkan di dalam bangunan
akan secara otomatis disesuaikan oleh alat kontrol ini.

Gambar 4.4 Sirkuit Lampu Otomatis

Sedangkan sistem pencahayaan objek koleksi dilakukan dengan sistem pencahayaan


spotlight maupun sistem pencahayaan setempat.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

4.4. Studi Banding Tema Sejenis

A. Llyods Building
London, Inggris, 1991 1994.

Tipe Bangunan : Firma Asuransi


Arsitek : Richard Rogers
Deskripsi Bangunan :
Bangunan ini merupakan salah satu karya
Richard Rogers yang terkenal di London dengan
konsep high tech nya.
Bangunan ini selesai di bangun pada
tahun 1986. Letak bangunan adalah di persimpangan
jalan yang terkenal di kota London. Jika kita berjalan
di sebelah jalan ini maka kita dapat langsung melihat
bagian fasad dan atrium yang berkilau akibat lapisan
panel baja.
Aspek perancangan perancangan yang

Gambar 4.5. Lloyds Building sangat penting pada bangunan ini adalah fleksibilitas.
Bangunan di desain dengan ruangan yang terpusat
pada atrium. Semua area servisnya seperti toilet, tangga, pintu masuk, lift dan kolom
ditempatkan di luar bangunan dalam 6 tower vertical.

Gambar 4.6 Fasade Lloyds Building

Bangunan ini terdiri dari 12 lantai disebelah utara dan 6 lantai di sebelah selatan,
sehingga menciptakan lantai yang bertingkat-tingkat. Ke-12 lifnya di susun di luar bangunan,
sedangkan transportasi di dalam bangunan dilakukan dengan escalator pusat yang ada di

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Gambar 4.7 Suasana Lobby

Gambar 4.8 Entrance Lloyds Building

atrium bangunan tersebut. Area servis berdiri bebas di luar massa bangunan. Lift yang
terpusat ini mendukung bangunan utama pada kolom luar yang memberikan ruang bebas
tanpa envelope penutup dan meminimalkan peraturan penggunaannya. Sedangkan pipa
ventilasi vertikal dan horizontal utamanya juga diletakkan di luar dengan alasan yang sama.

B. Hongkong Shanghai Bank

Hongkong, Cina, 1979 1986.

Tipe Bangunan : Bank


Arsitek : Norman Foster
Deskripsi Bangunan:
Pada site dengan luas 5000 m2 dan terletak
pada tempat yang strategis yaitu di pusat statue
square, Central District. Tower ini memiliki ketinggian
178,8 m, yang terdiri dari 77 lantai diatas sebuah plaza
yang terletak dilantai dasar, dan empat lantai yang
terletak di bawah tanah.
Struktur baja yang menyelimuti sisi
bangunan menimbulkan ekspresi dengan memberikan

lapisan aluminium abu-abu dan panel-panel silver Gambar 4.9 Hongkong Shanghai bank
metalik yang di padu dengan tangkapan angin
berlapis aluminium. Bangunan ini menghadirkan atrium dengan ketinggian 52 m, dan di
desain untuk dapat menampung 3.500 orang.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Bangunan ini merupakan bangunan yang paling mahal di bangun, hal ini di
akibatkan semakin mahalnya harga lahan di Hongkong. Bangunan ini telah membuktikan
tingginya tingkat fleksibilitasnya ketika Bank memasang instalasi ruang penjualan baru tahun
1995 dalam waktu kurang dari 6 minggu.
Pedestrian bagi public terletak 12 m di bawah bangunan, hal ini di tujukan untuk
mengantisipasi ruang terbuka yang merupakan suatu hal yang dapat diperhatikan di kota.
Menghubungkan antara public space dengan lingkungan perkotaan. Sepasang askalator
menandakan perubahan yang baik seperti yang di buat pada bangunan Willis Faber & Dumas
Offices, ketika udara di luar baik ruang interior dapat menyesuaikan. (Joidido, Philip. Sir
Norman Foster, 1997).
Pada bangunan ini Foster mengeksplorasi antara fungsi public dan privat.
Peninggian bangunan sebanyak 12 m memberikan public space, kemudian escalator menuju
hall utama bank menciptakan semi public space dengan atrium berlantai 10. mengenai
penyelesaian desain, Foster menekankan pada Sinar matahari yang dimasukkan kedalam
jantung dari hall atrium, kemudian di tangkap oleh atap kaca dari plaza yang selanjutnya
dipantulkan kembali. Pada malam hari keadaan ini menjadi terbalik, dimana cahaya
memancar dari bawah dan plaza tersebut akan terlihat seperti garis-garis kristal atau
permata.
Bangunan ini menunjukkan bahwa Norman Foster mampu menyelesaikan
masalah arsitektur secara baik dengan tetap menghadirkan pengeksposan struktur sebagai
daya tarik dari tampilan bangunan dan juga memasukkan unsure-unsur dari luar bangunan
yang mampu menghidupkan bangunan. Peninggian bangunan dilakukan untuk menghasilkan
suatu public space dibawahnya, desain gondola juga menghadirkan kesatuan bangunan secara
keseluruhan.
C. British Pavilion, Seville, Spanyol.

Konstruksi bangunan : 1992


Arsitek : Nicholas Grimsaw
Desain struktur : Ove Arup
Sistem struktur :Rangka Ruang
Bahan struktur : Baja(profil O)
Struktur lantai : Precast Floor
Selubung bangunan : Kaca sintesis
Deskripsi bangunan :

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Pavilion ini dibangun didalam kompleks Expo Seville-


Spanyol sebagai perwujudan dari sayembara yang diadakan
tahun 1989.

Bangunan ini terdiri dari empat lantai dimana setiap


lantai dihubungkan oleh eskalator dan lift yang diaktifkan oleh
energi listrik dari panel sel solar diatas bangunan. Struktur
utama bangunan ini menggunakan struktur rangka ruang
dengan modul struktur 40 x 7 m. Balok-balok lantai diletakkan
Gambar 4.10 British Pavilion
sejajar setiap jarak 7 m memanjang sampai 40 m terhadap kolom pada sisi lainnya sehingga
pembebanan yang diterima balok merupakan
pembebanan satu arah. Bagian atap didesain untuk
memikul beban struktur panel sel solar dan bagian
selubung bangunan menggunakan kaca sintesis.

Bangunan ini didesain dengan


mempertimbangkan keadaan iklim setempat yaitu 45
C dan mengurangi penggunaan energi yang mengemisi Gambar 4.11 Tabir Air
karbon dioksida. Strategi rancangan yang digunakan
untuk mengantisipasi pemanasan global dalam ruangan adalah dengan menggunakan tabir
air pada dinding sebelah timur dengan tujuan untuk mengurangi radiasi panas matahari yang
masuk kedalam ruangan tanpa menghilangkan potensi penerangan alami siang hari.

Tabir air dijatuhkan pada dinding atas bangunan mengalir


keseluruh dinding dinding kaca sepanjang 70 m ke kolam didasar
bangunan. Penggunaan tabir air ini dapat menurunkan suhu air
dalam ruangan sebesar 10 C dan menambah kelembaban udara
dalam lingkungan sekitar pavilion. Dinding kaca yang digunakan
sebagai selubung bangunan merupakan jenis kaca toughoned
glass dimana sekitar 20 % bahannya terbuat dari komponen

Gambar 4.12 Interior Bangunan


keramik yang berfungsi untuk mengurangi radiasi panas
matahari kedalam bangunan.

Pada sisi barat dinding bangunan dilapisi kontainer berisi air yang berfungsi sebagai
penyerap panas matahari pada sore hari. Panas yang diserap dalam kontainer pada siang hari

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

dipergunakan sebagai pemanas ruangan pada malam hari dan juga untuk memenuhi
kebutuhan air hangat dalam bangunan.

Pada sisi bangunan sebelah utara dan


selatan diberi lembaran kaca semitransparan
melengkung yang diperkuat oleh konstruksi baja.
Selain sebagai elemen estetika bangunan yang
menyerupai layar kapal sebagai simbol kejayaan
Inggris dilaut juga berfungsi untuk mengurangi
emisi panas matahari pada sisi utara-selatan
bangunan dan sekaligus untuk entrance bangunan Gambar 4.13 Fasade Bangunan
kearah tangga darurat dan lift bangunan yang
berada disisi sebelah utara selatan bangunan.

Pada bagian atap bangunan terdapat 1.040 unit panel sel solar yang membentuk
seperti sederetan layar kapal. Panel sel solar ini mampu menghasilkan 46 Kwh daya listrik
yang digunakan untuk sebagian besar keperluan bangunan. Konstruksi sel panel solar ini
diletakkan sedemikian rupa mengikuti modul kolom bangunan yaitu setiap jarak 7 m,
sehingga dapat melindungi atap dari radiasi panas matahari dari arah selatan bangunan. Hasil
yang diperoleh dari penggunaan sel solar ini adalah menurunnya penggunaan energi listrik
sebesar 30 % lebih rendah dibandingkan dengan energi yang seharusnya digunakan oleh
bangunan yang dirancang tanpa mengikuti metode perencanaan bangunan hemat energi.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

BAB 5
ANALISA PERANCANGAN
5.1 Analisa Lokasi
Site terdapat pada persimpangan Jalan Gatot Subroto dan Jalan Asrama , kecamatan Medan
Timur, Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia.

SITE
Jl. Asrama

Jl. Jend. Gatot Subroto

Gambar 5.1. Peta lokasi

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

5.1.1 Analisa kondisi tapak dan lingkungan


Lokasi

Lokasi site berada pada

Jl. Gatot Subroto

Kelurahan Sei Sikambing SITE

Kecamatan Medan Helvetia

Kotamadya Medan

Berdasarkan RUTRK Medan kecamatan


Medan Helvetia yang merupakan bagian Gambar 5.2. Peta lokasi

WPP E memang dialokasikan untuk daerah


pengembangan komersil, pemukiman
perdagangan dan rekreasi. Terdapat Pekan
Raya Sumatera Utara di sekitar site yang
dapat menjadi generator aktifitas di
sekitar site.
Tanggapan:
Posisi site berada pada jalur lingkar luar yang dapat
diakses dengan mudah baik dengan kendaraan
pribadi maupun kendaraan umum. Gambar 5.3. Fungsi di sekitar site

Keluaran:
Ide peletakan Stasiun Televisi Lokal dapat diterapkan pada site di kawasan komersil ini.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Batas-batas bangunan sekitar

Sebelah barat berbatasan


dengan tanah kosong dan
pom bensin Batas utara permukiman
dan tanah kosong

SITE

Batas timur permukiman dan PRSU

Gambar 5.4. Batas-batas site

Tanggapan:

Bangunan di sekitar site memiliki fungsi yang beragam, perumahan, komersil, kantor dan yang
nantinya diharapkan dapat saling mendukung dengan fungsi Medan Cinema Building.
T d j P k R S U d j di k ifi d

Gambar 5.5. PRSU dan Kantor Samsung

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

5.1.2. Analisa Tata Guna Lahan

SITE

Gambar 5.6. Lokasi site

Pada RUTRK, Kecamatan Medan Helvetia merupakan bagian WPP E yang merupakan kawasan
komersil yang mewadahi kegiatan komersil khususnya hiburan dan rekreasi.
Unsur potensial utama site adalah:
1. Terletak di daerah sub urban
2. Berada di jalan lingkar luar
3. Transportasi yang lancar dan baik
4. Luas site 17.000 m
Rata-rata ketinggian bangunan 3-5 lantai kecuali Pekan Raya Sumatera Utara dengan
monumentnya yang menjulang tinggi sebagai landmark
Sky line dari jl. Gatot Subroto

Tanggapan: Gambar 5.7. Skyline jl. Gatot Subroto

Site tersebut merupakan daerah yang Keluaran:


potensial untuk fungsi komersil, aktifitas
perdagangan banyak terjadi di kawasan ini, Bangunan yang akan dirancang memiliki
lalu lintas dari daerah di seluruh penjuru ketinggian berkisar 3-5 lantai agar
kota mudah datang dan pergi ke daerah ini,
selain itu terdapat fungsi penunjang di konteks dengan lingkungan sekitar.
sekitar site yang dapat mendukung potensi
site.
Ketinggian lantai bangunan sekitar berkisar
3-5 lantai

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

5.1.3. Peraturan
Peraturan yang berlaku di daerah site:
Berdasarkan RUTRK Medan, daerah Medan Helvetia merupakan bagian WPP Edan SPK E yang
dialokasikan untuk pusat kegiatan komersil terutama hiburan dan rekreasi.
Bulk (ketebalan bangunan)
KDB ( Koefisien Dasar Bangunan ) 60 %. Tanggapan:
Dengan KDB 60% akan menciptakan
KLB (Koefisien Lantai Bangunan) 4 lantai ruang luar yang dapat digunakan oleh
GSB ( Garis Sempadan Bangunan) = x n + 1 pejalan kaki dan taman.

Jl. Gatot Subroto ( x 18) + 1 = 10m Tanggapan:


Jl. Asrama ( x 18) + 1 = 10m GSB dapat digunakan untuk:
Parkir
Jl. Ampera I ( x 6) + 1 = 4m Akses pejalan kaki dan kendaran

5.1.4. Karakter Lingkungan

Karakteristik di sekitar site sedang dalam pembangunan


menjadi kawasan komersil. Bangunan sekitar sudah
banyak berlanggam modern, dengan massa bangunan
yang tinggi dan besar, sirkulasi ramai hingga malam hari.

Gambar 5.8. Lingkungan Sekitar


Sumber : Observasi

Tanggapan
Keluaran:
Daerah ini ramai baik siang maupun
Pada site dibuat fungsi yang dapat hidup
malam hari, akses ke daerah ini
sampai malam hari bahkan dapat
mudah, baik kendaraan umum
menghidupkan aktifitas daerah sekitar hingga
maupun pribadi.
malam hari.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

5.1.5.. Analisa Pencapaian

Pencapaian dari jl. Asrama


dilalui kendaraan umum dan
pribadi
Tanggapan:
Jalan ini merupakan jalan Pencapaian dari jl.Gatot Subroto,
besar tanpa pembatas jalan dilalui kendaraan pribadi dan umum
dan tidak macet Tanggapan:
Cocok untuk entrance para Akses ke site bagi pengguna
pengunjung yang datang kendaraan umum mudah melalui
dengan kren-daraan pribadi jalan ini, banyak kendaraan umum
Keluaran: yang lewat
Dibuat entrance utama dari Keluaran:
daerah ini Entrance untuk pengunjung yang
berjalan kaki atau kendaraan umum
melalui jalan ini.
Helvetia, Pintu keluar untuk kendaraan
Belawan roda 4 dari daerah ini.

Binjai Pusat Kota

Persimpangan besar
dengan tingkat
Sunggal,
kepadatan yang relatif
Johor,
sedang
Polonia,
Amplas

Gambar 5.9. Analisa Pencapaian

Lalu lintas di sekitar site termasuk lalu lintas yang padat, terkadang macet di simpang lampu
merah pada jam pergi dan pulang kantor. Kemacetan hanya disebabkan oleh ketidak disiplinan
pengguna kendaraan khususnya angkutan umum.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

5.1.6. Analisa Sirkulasi

1. Sirkulasi Kendaraan
Jl. Asrama, lebar jalan 20m, sirkulasi
kendaraan dua arah, dilalui
kendaraan umum dan pribadi, baik

SITE

Jl.Gatot Subroto, lebar jalan 18m.


Sirkulasi dua arah, dilalui
kendaraan umum dan pribadi,

Gambar 5.10. Analisa Sirkulasi kendaraan

Tanggapan:
Sirkulasi kendaraan ramai pada siang dan malam hari, akses dari dan ke bangunan
mudah dengan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. Entrance utama pada jl.
Asrama dan entrance sekunder pada jl. Gatot Subroto.
Keluaran:
Entrance untuk pengunjung yang datang dengan kendaraan umum dibuat mencoak
kedalam agar tidak mengganggu jalur sirkulasi kendaraan di jl. Gatot subroto.
Dibuat pemisahan entrance roda 4, roda 2 dan pejalan kaki agar tidak terjadi
persilangan.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

2. Sirkulasi Pejalan kaki

Sirkulasi pejalan kaki pada jl. Asrama tidak ramai.


Tanggapan:
Jalur sirkulasi pejalan kaki dari dan ke bangunan cocok dari jalan ini, karena
pengunjung yang dating dan pulang dengan kendaraan umum akan menunggu
kendaraan umum yang lewat di jalan ini
Keluaran:
Dibuat jalur sirkulasi pejalan kaki dari bangunan ke tempat pember-hentian
kendaraan umum dengan menggunakan selasar atau penutup dari hujan dan
panas
Dipisahkan dengan entrance kendaraan

SITE

Sirkulasi pejalan kaki pada jl. Gatot Subroto


cukup ramai.Pejalan kaki berasal dari daerah
sekitar, dengan jalur sirkulasi di sepinggir jalan
dengan trotoar.
Tanggapan:
Jalur sirkulasi ke bangunan cocok dari jalan
ini, karena pengguna yang datang dengan
kendaraan umum akan berjalan kaki menuju
bangunan dari daerah ini
Keluaran:
Dibuat jalur sirkulasi pejalan kaki dari tempat
pemberhentian kendaraan umum ke
bangunan dengan menggunakan selasar atau
penutup dari hujan dan panas atau dengan
jalur penyeberangan

Gambar 5.11. Analisa Sirkulasi pejalan kaki

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

5.1.7. Analisa View

1. Dari site:

Ke arah utara:
permukiman, Baik ++

Ke arah barat: pom


bensin dan tanah
kosong, dengn jalan
yang besar dan cukup
ramai dilalui kendaraan.
baik +++

SITE

Ke arah timur, ruko dan PRSU


baik +++

Ke arah selatan: pertokoan


dan tanah kosong, dengan
jalan gatot subroto yang
besar dan ramai .
Baik +++

Gambar 5.12. Analisa View dari site

Tanggapan:

View ke semua arah baik terutama ke arah timur, barat dan selatan, mungkin orientasi

Keluaran:

Bentukan massa bangunan yang berorientasi ke arah, barat dan selatan site

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

2. Ke site:

Dari arah utara,perumahan baik ++


Dari arah barat: tanah
kosong dan pom bensin,
jl. Asrama, merupakan
jalan yang besar dan
ramai dilalui kendaraan.
baik +++

Dari arah
timur:
SITE pertokoan
dan PRSU
Baik ++

Dari arah selatan:


Ruko dan tanah kosong, dilewati jl. Gatot
subroto yang ramai banyak view ke site ,
Baik +++
Gambar 5.13. Analisa View ke site
Tanggapan:

View dari semua arah baik terutama ke arah utara, barat dan selatan, faade bangunan yang
menghadap point +++ diolah dengan maksimal karena view ke dalam bangunan paling banyak
Keluaran:

Faade bangunan diolah dengan maksimal dan memberi kesan yang menarik dan
mengundang pengunjung

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

5.1.8. Analisa Orientasi

SITE

Gambar 5.14. Analisa Orientasi

View ke semua arah dari site baik namun paling baik ke arah utara, barat dan selatan

Tanggapan:
Orientasi bangunan ke semua arah namun lebih diorientasikan ke arah barat dan
selatan dengan membuat entrance ke bangunan

Keluaran:
Faade bangunan pada arah barat dan selatan di olah maksimal sesuai dengan style
bangunan yang menarik
Entrance bangunan dibuat dari arah barat dan selatan site

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

5.1.9. Analisa Tingkat Kebisingan

Permukiman Penduduk

K
O
M
J p
L. L
E
A K
S S
R
A R
M U
A K
O

Taman
(penghijauan)

Persimpangan Jl. Gatot Subroto Sangat Bising

Bising
Tidak terlalu Bising
Gambar 5.15. Analisa Kebisingan

TANGGAPAN :
Pada daerah yang tingkat kebisingaan tinggi ditanam pepohonan agar suara dapat dihambat
oleh tanaman tersebut.
Massa bangunan dibuat agak menjorok kebelakang untuk mengurangi tingkat kebisingan pada
site.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

5.2 Analisa Kegiatan


5.2.1 Struktur Skematik Organisasi

Skema 5.1 Skema Struktur Organisasi

5.2.2 Pengelompokan Ruang


5.2.2.1 Pengelola
Pimpinan :
- Direktur Utama
- Direktur
- Dewan Komisaris
Bag. Keuangan
Bag. Marketing :
- Bag. Penjualan
- Bag. Traffic
- Bag. Service
Bag. Personalia
Bag. Penyiaran
5.2.2.2 Teknik Produksi / Central Technical Area ( CTA )
R. Operator Peralatan Kontrol

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

R. Kameraman
R. VTR
R. Kontrol Program
R. Telecine
R. Transmisi
R. Master Control
R. Sound Lock
R. Maintenance
R. Editing
R. Peralatan Telepon
R. Generator Graphic (CG)
R. Film Recording
R. Video Cartridges
R. Equipment
5.2.2.3 Produksi
Studio Televisi
- Panggung
- R. Rehearsal
- R. Tunggu
- R. Pakaian
- R. Ganti ( individual / grup )
- R. Rias
- Green Room
- R. Serbaguna
- R. Istirahat Artis
- R. Istirahat Karyawan
- R. Penyimpanan akhir untuk dekorasi dan properti
- R. Penyimpanan kamera, microphone, lighting
R. Dekorasi
- R. Fotocopy dan Bluepinting
- R. Perancang
- R. Pengecatan
- Bengkel
- R. Elektrik Panggung
- R. Penyimpanan Dekorasi dan Properti
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

- R. Pembuangan
R. Kru Panggung
R. Penyiar
Laboratorium Film
R. Penyimpanan Film
R. Sound Effect
R. Music Origination
Viewing / Screening Room
Fasilitas Liputan Luar
- Garasi OB. Van
- R. Maintenance OB. Van
Ruang Echo
5.2.2.4 Prasanara
R. ME
R. AHU
R. Chiller
R. Reservoir & Pompa
R. Penampungan Air Bersih
R. Penampungan Air Kotor
R. PABX
R. Mesin Lift
Area Helipad
R. Janitor
Bengkel
R. Teknisi
Gudang Spare-part
R. Bahan Bakar
5.2.2.5 Pemberitaan
Studio Berita
Studio Berita Khusus
R. Perpustakaan & Arsip
R. Graphic Art
R. Editor
R. Kontrol
R. Produser

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

R. Reporter
5.2.2.6 Programming
R. Program Drama
R. Program Musik & Hiburan
R. Pengatur Iklan
R. Jadwal
R. Produser
R. Sutradara
R. Kasting
R. Skenario
R. Program Liputan Khusus
R. Pengawas Arus Lalu Lintas
R. Rapat
R. Arsip
5.2.2.7 Sarana Penunjang
Kafetaria
R. Pengobatan Darurat
Perpustakaan
Kantor Sewa / Retail
Warung Telekomunikasi
Warung Internet
Musholla
R. Serbaguna
R. Istirahat
R. Fotocopy
R. Security
R. Loker
Toilet Umum / KM
R. Istirahat Pegawai
Area Parkir :
- pengelola stasiun
- pengunjung bisnis seperti pelanggan, artis, sponsor
- penonton studio
- publik umum (tur yang dipandu, anak sekolah)
- kendaraan stasiun

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

5.3. Analisa Pelaku Kegiatan

KELOMPOK KARAKTER
RUANG PENGGUNA KEGIATAN SUB RUANG SIFAT
RUANG RUANG

duduk, membaca, bekerja area kerja


menerima tamu ruang tamu
istirahat R. istirahat
Direktur Utama Privat
buang air KM / Toilet
menunggu R. Tunggu
rapat R Rapat
duduk, membaca, bekerja area kerja
Pimpinan
Direktur menerima tamu ruang tamu Privat

Pengelola buang air KM / toilet


duduk, membaca, bekerja area kerja
Dewan Komisaris menerima tamu ruang tamu Privat
buang air KM / Toilet
duduk, membaca, bekerja area kerja
Sekretaris Semi Publik
lobby

Ka. Bid. Keuangan duduk, membaca, bekerja R. Ka. Keuangan Privat


Bagian Keuangan bekerja R. Kerja
Staff
80
Semi Privat
menyimpan berkas R. Arsip

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

duduk, membaca, bekerja R. Ka. Marketing


Ka. Bid. Marketing Privat

Bag. Penjualan mengurus masuknya iklan R. Karyawan Semi Privat


Bagian Marketing mengurus jadwal tayangan R. Traffic
Bag. Traffic Semi Privat
iklan

Bag. Service mengurus durasi iklan R. Service Semi Privat

bekerja R. Kerja
Staff Semi Privat
menyimpan berkas R. Arsip
Pengelola
duduk, membaca, bekerja Area Kerja
Ka. Bid. Personalia menerima tamu R. Tamu Semi Privat
Personalia &
menunggu R. Tunggu
Administrasi
bekerja R. Kerja
Staff Semi Privat
menyimpan berkas R. Arsip
duduk, membaca, bekerja R. Ka. Marketing
Ka. Bid. Penyiaran Privat
Penyiaran
bekerja R. Kerja
Staff Semi Privat
menyimpan berkas R. Arsip
duduk, membaca, bekerja Area Kerja
Ka. Pengawas Teknik Semi Privat
menerima tamu R. Tamu
Teknik Produksi Pimpinan
duduk, membaca, bekerja Area Kerja
R. Koord. Teknik 81
Semi Privat
menerima tamu R. Tamu

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

duduk, membaca, bekerja area kerja


Pimpinan Sekretaris Semi Privat
R. Tunggu

merekam hasil kontrol area kerja


R. VTR Staff Semi Privat
duduk ruang tamu

mengatur letak kamera area kamera


Ruang
Kameraman Semi Privat
Kameramen
menunggu R. Tunggu

duduk, membaca, bekerja area kerja


Ka. Kontrol Program
menunggu R. Tunggu
R. Kontrol
mengontrol program siaran, R. kontrol audio, video,
Program
Teknik Produksi Operator audio, video, lighting, swithing lighting, swithing, penyiar Semi Privat

mengontrol lalu lintas siaran

Operator telecine merekam siaran area telecine Privat


R. Telecine
Pengunjung menonton hasil rekaman siaran area menonton Semi Privat

mengawasi transmisi siaran area kerja


Pengawas Transmisi Semi Privat
R. Tunggu
R. Transmisi
mengirim / menerima sinyal area transmisi
Kru Tansmisi Semi Privat
siaran

mengatur & mengontrol sound area konsol audio


Operator Sound
82
Semi Privat
Master Control
meredam suara r. sound lock

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

mengatur & mengontrol video area konsol video


Operator Video Semi Privat

mengatur & mengontrol lighting area konsol lighting


Operator Lighting Semi Privat

Master Control mengatur pergantian kamera area konsol switching


Switcher Semi Privat

mengatur & mengontrol siaran r. penyiar


Penyiar

merekam siaran area kerja


Staff Semi Privat
duduk r. tunggu
menyimpan spare-part gudang
Teknik Produksi R. Maintenance Teknisi Semi Privat
memperbaiki spare-part area workshop
mengedit hasil rekaman, area editing
menggabungkan 2 gambar
R. Editing Editor Semi Privat
menjadi 1 gambar
menunggu r. tunggu

R. Peralatan mengontrol arus telepon masuk area telepon


Operator telepon Semi Privat
Telepon dan keluar
membuat gambar-gambar area komputer

R. Generator grafik
Designer Grafis Semi Privat
Graphic 83
menunggu area tunggu

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

merekam master siaran area merekam


Operator Rekam Semi Privat
mengatur & mengontrol video area konsol video
R. Film Recording
menonton hasil rekaman r. gelap
Pengunjung Semi Publik
r. menonton

R. Video mengatur penyimpanan media area penyimpanan


Staff Semi Privat
Cartridges rekam seperti kaset, CD.
menyimpan peralatan area penyimpanan
R. Equipment Staff Privat
elektronik

melakukan akting, siaran, panggung


Semi Publik
dialog
melakukan latihan sebelum r. rehearsal
Penampil / Artis Semi Publik
tampil
mengambil dan mengganti r. pakaian / ganti
Privat
pakaian
Produksi Studio mengganti pakaian r. ganti Privat
merias wajah r. rias Semi Publik
melatih artis-artis baru green room Semi Publik
mengadakan pertemuan r. serbaguna Semi Publik
Penonton duduk, menonton acara area menonton Semi Publik

Kru mengatur panggung backstage 84


Semi Privat
istirahat r. istirahat

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Studio Kru menyimpan perlengkapan r. loker


menyimpan peralatan dekorasi area penyimpanan

R. Penyimpanan dan properti yang akan dipakai


Staff Service
Akhir sebelum acara

duduk, membaca, bekerja area kerja

R. Penyimpanan menyimpan peralatan kamera, area penyimpanan


Kamera,
Staff microphone, dan lighting yang Service
Microphone,
Lighting akan dipakai untuk acara
memfotocopy dan blueprinting r. fotocopy
merancang desain panggung r. workshop
mengecat & melukis dekorasi r. pengecatan
memperbaiki dekorasi yang bengkel
rusak
R. Dekorasi Staff Semi Privat
mengatur elektrik panggung r. elektrik
Produksi menyimpan peralatan dekorasi gudang material
dan properti
membuang dekorasi dan r. pembuangan
properti yang tidak dipakai lagi
melakukan proses pasca r. developing Semi Privat
Laboratorium film produksi
85
mengedit hasil rekaman r. editing

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

menyimpan hasil rekaman r. penyimpanan


siaran Semi Privat
Laboratorium film
menunggu r. tunggu
menambah sound effect pada r. sound effect
R. Sound Effect Staff hasil rekaman Semi Privat
menunggu area tunggu
menambah musik latar dalam area musik
R. Music
Staff hasil rekaman siaran Semi Privat
Origination
menyimpan peralatan musik r. peralatan musik

mengontrol peralatan preview area kontrol


Produksi Operator Semi Privat
menunggu r. tunggu
R. Screening /
Preview
menonton presentasi atau hasil area menonton
Pengunjung, sponsor Semi Publik
rekaman

Staff memarkir OB Van garasi Semi Privat

Fasilitas OB. Van memperbaiki OB Van yang r. maintenance


Teknisi Semi Privat
rusak

R. Echo Staff mengatur suara echo r. echo Semi Privat

mengontrol mekanikal elektrikal r. ME


Prasarana R. ME Staff Service
meletakkan genset r. genset 86

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

R. AHU Staff mengontrol penghawaan buatan r. AHU Service

R. Chiller Staff mengatur peralatan AC sentral r. chiller Service

mengatur penyimpanan air r. reservoir


R. Reservoir &
Staff meletakkan peralatan pompa Service
Pompa
air r. pompa

menampung air bersih r. penampungan air bersih


R. Penampungan
Staff Service
Air Bersih

menampung air kotor r. penampungan air kotor


R. Penampungan
Staff Service
Air Kotor
Prasarana

mengatur arus telepon keluar r. PABX


R. PABX Staff Service
masuk

R. Mesin Lift Staff meletakkan mesin lift R. Mesin Lift Service

Helipad Staff mendaratkan helikopter Helipad Private

R. Janitor Staff meletakkan peralatan service R. Janitor Service

memperbaiki peralatan yang Bengkel


Bengkel Staff 87
Service
rusak

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

R. Teknisi Teknisi memarkir OB Van garasi Semi Privat

Gudang Sparepart Staff menyimpan spare-part peralatan Gudang Sparepart Service


Prasarana
R. Bahan Bakar Staff menyimpan bahan bakar r. bahan bakar Service

membaca berita / melakukan r. berita / panggung

dialog

mengambil pakaian r. pakaian


Pembaca Berita
Studio Berita Semi Publik
Bintang Tamu
mengganti pakaian r. ganti

merias wajah r. rias

istirahat r. istirahat

Pemberitaan Penonton duduk, menonton acara area menonton Semi Publik


mengatur panggung backstage
Kru panggung istirahat r. istirahat Semi Privat
menyimpan perlengkapan r. loker
Studio Berita
Khusus mengawasi jalannya siaran
area kerja
berita
menunggu / menerima tamu r. tamu
Pimpinan Privat
rapat r. rapat
buang air KM / toilet
membuat gambar-gambar grafik area komputer 88
R. Generator
Designer Grafis Semi Privat
Graphic menunggu area tunggu

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

mengedit hasil rekaman, area editing


menggabungkan 2 gambar
R. Editing Editor Semi Privat
menjadi 1 gambar
menunggu r. tunggu
duduk, membaca, bekerja area kerja
Ka. Kontrol Program Privat
menunggu r. tunggu
R. Kontrol
Pemberitaan mengontrol program siaran, r. kontrol audio, video,
Program
Operator audio, video, lighting, swithing, lighting, swithing, Semi Privat
mengontrol lalu lintas siaran penyiar
menyusun acara berita area kerja
R. Produser Produser Privat
menunggu r. tunggu
mengumpulkan hasil liputan area kerja
R. Reporter Reporter Semi Privat
menunggu r. tunggu
menitipkan tas r. penitipan
mencari daftar buku / film / arsip r. katalog
Pengunjung melihat buku r. rak Publik
Programmer Perpustakaan membaca / menonton r. baca / tonton
melihat referensi internet r. komputer
mencatat peminjaman buku r. pencatatan
Karyawan 89
Semi Privat
membongkar kemasan r. loading dock

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

menyimpan perlengkapan r. loker

menyusun acara berita area kerja


R. Program Drama Produser Drama Privat
menunggu r. tunggu

R. Program Musik Produser Musik & menyusun acara berita area kerja
Privat
& Hiburan Hiburan menunggu r. tunggu

R. Pengatur Iklan Pengawas Iklan mengatur lalu lintas iklan r. iklan Semi Privat

mengatur jadwal acara siaran area kerja


R. Jadwal Koordinator Jadwal Semi Privat
menunggu r. tunggu

R. Kontrol duduk, membaca, bekerja area kerja


Ka. Kontrol Program Semi Privat
Program menunggu r. tunggu
Programmer Produser memproduksi acara / program area kerja
R. Produser Privat
menunggu r. tunggu
Sutradara merancang jalannya acara area kerja
R. Sutradara Privat
menunggu r. tunggu
Kru Kasting mengkasting bakat-bakat baru area kasting
duduk, menonton r. menonton Semi Publik
Penonton
menunggu r. tunggu
R. Kasting
menulis skenario area kerja
Script-writer Semi Privat
menunggu r. tunggu
90
Koordinaator Liputan menyusun dan mengawasi area kerja Semi Privat

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Khusus program liputan khusus


menunggu r. tunggu
menyusun hasil liputan khusus area kerja
Reporter Semi Privat
menunggu r. tunggu
mengatur kamera yang akan r. kameramen
Kameramen Semi Privat
dipakai untuk liputan
Programmer R. Kasting
mengawasi jalannya acara area kerja
Penagawas Acara Semi Privat
menunggu r. tunggu
Seluruh Karyawan melakukan rapat r. rapat Semi Privat
Karyawan menyimpan arsip r. arsip Semi Privat
makan, minum, duduk, berbicara area makan
minum minuman ringan longue / bar
Pengunjung Publik
mencuci tangan wastafel
buang air KM / Toilet
memasak dapur
menyediakan makanan r. persiapan
Penunjang Kafetaria
menyimpan bahan makanan gudang kering
kering
Karyawan Semi Privat
menyimpan bahan makanan gudang basah
basah
istirahat r. istirahat 91

menyimpan perlengkapan r. loker

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Penunjang Kasir menerima pembayaran area kasir


menitipkan tas r. penitipan
mencari daftar buku / film / arsip r. katalog
tenang,
Pengunjung melihat buku r. rak Publik
bersih, rapi
membaca / menonton r. baca / tonton
Perpustakaan melihat referensi internet r. komputer
mencatat peminjaman buku r. pencatatan
Karyawan Semi Privat
membongkar kemasan r. loading dock
duduk, membaca, bekerja area kerja
Pimpinan Semi Privat
menunggu r. tunggu
memeriksakan penyakit area periksa
Pasien Publik
menunggu r. tunggu
R. Pengobatan
memeriksa pasien area periksa
Darurat Dokter Semi Privat
duduk, membaca, bekerja area kerja
Perawat membantu pekerjaan dokter r. perawat Semi Privat
Kantor Sewa Penyewa duduk, membaca, bekerja area kerja Semi Privat
menelepon area telepon
Warung
Pengunjung menunggu r. tunggu Publik
Telekomunikasi
buang air toilet 92
Kasir menerima pembayaran area kasir Semi Privat

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

melakukan surfing di internet area telepon tenang, rapi,


Warung Internet teratur, Publik
Pengunjung menunggu r. tunggu santai
buang air toilet Publik
Warung Internet
Kasir menerima pembayaran area kasir Publik

melakukan ibadah area ibadah


Pengunjung /
Musholla mengambil air wudhu r. wudhu Publik
Karyawan
buang air toilet
Pengunjung duduk, berbicara area duduk Publik
R. Serbaguna
Karyawan duduk, membaca, bekerja area kerja Semi Privat

Pengunjung /
R. Istirahat istirahat area istirahat Privat
Karyawan

Penunjang memfotocopy dan menjilid area fotocopy


Pengunjung Publik
menunggu r. tunggu
R. Fotocopy
memfotocopy dan menjilid area fotocopy
Karyawan Semi Privat
menerima pembayaran r. kasir
menjaga keamanan r. satpam
R. Security Satpam Semi Privat
buang air toilet
R. Loker Karyawan menyimpan perlengkapan r. loker Privat

buang air kecil urinoir


Pengunjung buang air besar toilet
Toilet Umum Semi Publik
Karyawan 93
mandi kamar mandi

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

mencuci tangan area wastafel

duduk, membaca, menunggu r. tunggu

mencari informasi r. informasi


Pengunjung Publik
menonton video room

buang air toilet / KM

duduk, membaca, bekerja area resepsionis


Resepsionis Semi Privat
mencari data di komputer area komputer

Penunjang Lobby Umum duduk, membaca, bekerja area kerja


Administrasi
menyimpan arsip r. arsip

Pengelola Stasiun memarkir kendaraan roda 2 area parkir roda 2

Pengunjung Bisnis memarkir kendaraan roda 4 area parkir roda 4 Semi Privat

Penonton Studio memarkir bus area parkir bus

Publik Umum memarkir kendaraan stasiun area parkir OB Van

Kendaraan Stasiun seperti bus, OB Van

94

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

KEBUTUHAN LUAS LUAS TOTAL


JENIS FASILITAS NAMA RUANG JUMLAH STANDAR KAPASITAS SUMBER
RUANG ( m2 ) ( m2 )

95
5.4. Analisa Program Ruang

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Lobby 1 0,5 m2 / org 800 org 400 DA

2
R. Informasi 1 3 m / org 3 org 9 AJM
2 2
R. Kerja 1 9m 1 org 9m DA
2
R. Security 1 2 m / org 10 org 20 TSS
FASILITAS S
RLobby
.Direktur Utama R. Tamu 1 1 m2 2/ org 10 org 10 m2
umum Video room 1 0,72 m / org 6 unit 4,32 DA
PENGELOLA
R. Istirahat 1 9 m2 @ 1 org 9 m2 A
TSS
Lavatory 8 6 48

Luas Efektif 481.32


FASILITAS
PENERIMA Sirkulasi 30 % = 30 % x 481.32 m
2
144.39 625,71 m2

R. Kerja 1 5 m2 / org 3 15 DA

R. Arsip 1 9 S
R. Administrasi
Luas Efektif 24

Sirkulasi 30 % = 30 % x 24 m2 7,2 31,2 m2

LUAS FASILITAS PENERIMA 656,91 m2

96

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 20 10 m2 A

2
KM / WC 1 4 4m DA
DA
R. Kerja 3 9 m2 @ 1 org 27 m2
2
R. Tamu 3 Luas efektif
1 m2 / org @ 10 org 42
30mm2 S
FASILITAS
R. Wakil Direktur
PENGELOLA KM / WC 3
Sirkulasi 42 m2
20 % = 20 %4xm
2
m2
12 m
8,6
2
DA
51 6 m2
R. Kerja 3 Luas efektif 9 m2 @ 1 org 69mm22
27 DA

R. Tamu 3
2
1 m / org @ 10 org 30 m
2 S

R. Istirahat 3 9 m2 @ 1 org 27 m2 A

R. Direktur R. Tunggu 3 0,5 m / org


2
20 org 10 m
2 A

KM / WC 3 4 m2 12 m2 DA

Luas efektif 106 m2

2 2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 106 m 21.2 m 127,2 m2

97

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

2 2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 69 m 13,8 m 2
82,8 m
R. Kerja 5 9 m22 @ 1 org 45 m22 DA
R. Ka. Keuangan 1 6m 1 org 6m
R. Tamu 5 1 m2 / org @ 10 org 50 m2 S
DA
FASILITAS R. Staff 4 1,2 m2 @ 1 org 4,8 m2
R. Keuangan 2 2
PENGELOLA R. Istirahat 5 9m
2 @ 1 org 45 m2 A
R. Tunggu 1 0,5 m / org 20 org 10 m A
R. Komisaris
2 2
KM / WC 5 4m 20 m2 DA
R. Tamu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m S
Luas efektif 160 m2

Sirkulasi 20 % = 20 % x 160 m2 32 m2 192 m2


R. Kerja 3 6 m2 @ 1 org 18 m2 DA

R. Tunggu 3 0,5 m2 / org 20 org 10 m2 A

R. Sekretaris Pantry 1 6 m2 6 m2 DA

Luas efektif 34 m2
2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 34 m2 6,8 m2 40,8 m

98

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

2 2
R. Rapat kecil 1 1,5 m / org 6 org 9m DA
2
R. Ka. Personalia 1 Luas efektif
6 m2 1 org 34,8
6 m2 m DA
FASILITAS R. Personalia &
R. Staff Sirkulasi
4 20 % = 201,2
% xm34,8
2 m2 @ 1 org 6.96
4,8 mm
2 2 DA
2
PENGELOLA Administrasi 41 76
R. Ka. Marketing
R. Tunggu 11 0,5 m62 /morg
2
20 1org
org 106mm2
2 DA
A

R. Staff 4 1,2 m
2
@ 1 org 4,8 m
2 DA

R. Penjualan 1 9 m2 1 org 9 m2 S

R. Traffic 1 9 m2 1 org 9 m2 S

R. Service 1 9 m2 1 org 9 m2 S
R. Marketing
R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 20 org 10 m2 A

R. Tamu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 S

R. Rapat kecil 1 1,5 m2 / org 8 org 12 m2 DA

Luas efektif 74,8 m2

Sirkulasi 20 % = 20 % x 74.8 m2 14,96 m2


2
104 72

99

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

2 2
R. Tamu 1 0,5 m / org 10 org 5 m S
2 2
R. Rapat kecil 1 1,5 m / org 6 org 9m 2 DA
S
R. Ka. Teknik 1 6 m2 1 org 6m
2
FASILITAS Luas efektif 2 34,8 m 2 S
R. Tamu 1 0,5 m / org 10 org 5 m
R. Ka Pengawas 2
TEKNIK Sirkulasi 20 % = 20 % x 34,8 m 6,96 m22
R. Asist. Ka 1 6 m2 1 org 6m S
Teknik
PRODUKSI R. Ka. Penyiaran 1 6m 2 2
1 org 6m 22 DA
R. Staff 2 1,2 m @ 1 org 4,8 m DA
R. Staff 4 1,2 m2
2
@ 1 org 4,8 m 2
2 DA
R. Tunggu 1 0,5 m / org 10 org 5m A
R. Tunggu 1 0,5 m / org
2
20 org 10 m
2 A

R. Penyiaran R. Tamu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 S

R. Rapat kecil 1 1,5 m2 / org 6 org 9 m2 DA

Luas efektif 34,8 m2

Sirkulasi 20 % = 20 % x 34,8 m2 6.96 m2 41,76 m


2

2 2
R. Rapat 1 2 m / org 50 100 m DA
R. Rapat Dewan 2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 100 m2 20 m2 120 m

LUAS FASILITAS PENGELOLA 844,4 m2

100

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

2
Luas efektif 26,8m
2 2 2
R. Kameraman R. Kerja 1 20 % = 20 % 6x m
Sirkulasi 26,8m
2 1 org 6 mm
5,36 TSS
FASILITAS 2
2 2 32 16 AS
R. TungguTeknik
R. Koord. 1
1 0,5 6mm /2 org 10 org
1 org 5
6mm
2
TEKNIK
2
R. Staff 4 Luas efektif1,2 m2 @ 1 org 11 m
4,8 m2 DA

R. Koordinator R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 A

Teknik R. Tamu 1
2
0,5 m / org 10 org 5m
2 S
2
Luas efektif 20,8 m

Sirkulasi 20 % = 20 % x 20,8 m2 4,16 m2

Peralatan VTR 1 1,2 m2 8 unit 9,6 m2 TSS

R. Staff 2 1,2 m2 @ 1 org 4,8 m2 DA

R. VTR R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 S


2
Luas efektif 19,4 m

Sirkulasi 30 % = 30 % x 19,4 m2 5,82 m2

101

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

PRODUKSI Sirkulasi 30 % = 30 % x 11 m
2
3,3 m
2
2
14 4 m
2 2
FASILITAS R. Transmisi R. Ka. Kontrol 1 6 m2 1 org 6 m2 DA
R. Ka. Transmisi 1 6m 1 org 6m DA
2 2
R. Tamu 1 0,5 m / org 10 org 5m A

R. Konsol Video 1 4 m2 / unit 1 unit 4 m2 TSS

R. Konsol Audio 1 4 m2 / unit 1 unit 4 m2 TSS


2 2
R. Konsol Lighting 1 4 m / unit 1 unit 4m TSS
R. Kontrol Program
2 2
R. Kontol Switcher 1 4 m / unit 1 unit 4m TSS

R. Sound Lock 2 6 m2 12 m2 TSS

R. Penyiar 1 6 m2 1 org 6 m2 TSS

Luas efektif 45 m2

Sirkulasi 30 % = 30 % x 45 m2 13,5 m2
58 5 m2
R. Proyektor 1 5m
2
5m
2 DA

R. Preview 1 1 m2 100 org 100 m2 DA


R. Telecine
R. Rekam 1 4 m2 / unit 2 unit 8 m2 DA

Luas efektif 113 m2

Sirkulasi 30 % = 30 % x 113 m2 33.9 m2 146,9 m2

102

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

TEKNIK R. Tamu 1 0,5 m / org


2
10 org 5m
2
S
PRODUKSI R. Transmisi 1
2
4 m / unit 4 unit 16
2
m2 TSS
FASILITAS R. Maintenance R. Workshop 1 20 m TSS
2 2
R. Staff 4 1,2 m @ 1 org 4,8 m DA

R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 A

Luas efektif 36,8 m2


2 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 36.8 m 11,04 m
2
2 2
R. Ka. Kontrol 1 9m 1 org 9m DA

R. Tamu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 S

R. Asisten 1 6 m2 1 org 6 m2 DA

R. Konsol Video 1 4 m2 / unit 4 unit 16 m2 TSS

R. Konsol Audio 1 4 m2 / unit 4 unit 16 m2 TSS


R. Master
2 2
R. Konsol Lighting 1 4 m / unit 4 unit 16 m TSS
Control
R. Kontol Switcher 1 4 m2 / unit 4 unit 16 m2 TSS

R. Sound Lock 2 6 m2 12 m2 TSS

R. Penyiar 1 6 m2 1 org 6 m2 TSS

Luas efektif 102 m2

Sirkulasi 30 % = 30 % x 102 m2 30,6 m2


132,6 m2

103

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

Gudang 1 20 m2 TSS
2 2
FASILITAS R. Generator R. Teknisi
R. Operator 4
1 4 1,2
m /morg
2 @4 1org
org 4,8
16 mm2 DA
S
2
Luas efektif 44,8 m

Sirkulasi 30 % = 30 % x 44,8 m2 13,44 m2

R. Editing 1 1 4 m2 / unit 6 unit 24 m2 TSS

R. Editing 2 1 4 m2 / unit 4 unit 16 m2 TSS


2 2
R. Editing 3 1 4 m / unit 3 unit 12 m TSS
R. Editing R. Software 1 6 m2 A

R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 A


2
Luas efektif 63 m

Sirkulasi 30 % = 30 % x 63 m2 18.9 m2
81,9 m2
R. Operator 1 4 m2 / org 4 org 16 m2 TSS

R. Teknisi 2 1,2 m2 @ 1 org 2,4 m2 A


R. Peralatan
R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 A
Telepon
Luas efektif 23,4 m2

Sirkulasi 30 % = 30 % x 23,4 m2 7,02 m2 30,42 m2

104

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

R. Software 1 6 m2 A
2 2
FASILITAS R. Equipment Tunggu
R. Penyimpanan 1 0,5 m / org 10 org 5m
40 m2 A
TSS
2
Luas efektif 27 m
2 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 27 m 8,1 m
2 2
R. Rekam 1 4 m / org 4 org 16 m DA
2 2
R. Konsol Video 1 4 m / unit 2 unit 8m TSS
2
R. Gelap 1 20 m TSS
R. Film Recording
R. Menonton 1 1 m2 30 org 30 m2 TSS

Luas efektif 74 m2

Sirkulasi 30 % = 30 % x 74 m2 22,2 m2 96,2 m2


R. Penyimpanan 1 40 m2 TSS

R. Staff 1 1,2 m2/ org @ 2 org 2,4 m2 A

R. Video Cartridges R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 A

Luas efektif 47,4 m2

Sirkulasi 30 % = 30 % x 47,4 m2 14,22 m2


61 62 m2

105

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

2 2
R. Staff 1 1,2 m / org @ 2 org 2,4 m A
2 2
R. Tunggu 1 0,5 m / org 10 org 5m A
Studio R. Loker 4 2
0,9 m / unit @ 20 unit 72 mm2 2
DA
Luas efektif 47,4

Sirkulasi 30 % = 30 % x 14,22 m2

LUAS FASILITAS TEKNIK PRODUKSI 907,68 m2


2
Studio 1 1 900 m TSS
2
Studio 2 1 500 m TSS
2 2
R. Rehearsal 1 2 m / org 30 60 m DA

R. Pakaian 2 0,9 m2 / unit 20 unit 36 m2 DA

R. Ganti 4 0,9 m2 / unit @ 10 unit 36 m2 DA


FASILITAS
Studio R. Rias 4
2
0,9 m / org @ 10 org 36 m
2
DA
PRODUKSI
Green Room 1 1 m2 50 org 50 m2 TSS

R. Serbaguna 1 1 m2 80 org 80 m2 TSS

R. Istirahat Artis 4 2 m2 / unit @ 4 org 32 m2 DA

R. Istirahat Kru 4 2 m2 / unit @ 4 org 32 m2 DA

R. Kru Panggung 2 1,2 m2/ org @ 8 org 19,2 m2 DA

106

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

KM/WC 4 1 m2 / unit @ 20 org 80 m2 DA


2
FASILITAS R. Dekorasi R. Penyimpanan 1 Luas efektif 1933,2m
60 m
2
TSS
2 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 1933,2m 579,96m
2513 16 m2
2
R. Penyimpanan 1 60m TSS
R. Penyimpanan 2 2
R. Staff 2 1,2 m @ 1 org 2,4 m DA
Akhir
2 2
R. Tunggu 1 0,5 m / org 10 org 5 m A

R. Kamera 1 40m2 TSS

R. Penyimpanan R. Microphone 1 20m2 TSS


Kamera,
R. Lighting 1 60m2 TSS
FASILITAS Microphone,
Lighting Luas efektif 187,4 m2
PRODUKSI
Sirkulasi 30 % = 30 % x 187,4 m2 56,22 m2 243,62 m
2

R. Fotocopy 1 1, 8 m2 / unit 5 unit 9 m2 TSS

R. Workshop 1 20 m2 S
R. Dekorasi R. Pengecatan 1 30 m2 S

Bengkel 1 40 m2 S
R. Elektrik 1 20 m2 S

107

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

R. Pembuangan 1 60 m2 TSS
2 2
R. Staff 4 1,2 m @ 1 org 4,8 m DA
2
Luas efektif 243,8 m

Sirkulasi 30 % = 30 % x 243,8 m2 73,14 m2

R. Developing 1 4 m2 / unit 4 unit 16 m2 TSS

R. Editing 1 4 m2 / unit 4 unit 16 m2 TSS


2
R. Penyimpanan 1 40 m TSS
Laboratorium Film R. Ka. Lab 1 6 m2 1 org 6 m2 DA

R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 A


2
Luas efektif 83 m

Sirkulasi 30 % = 30 % x 83 m2 24,9 m2

R. Editing 1 4 m2 / unit 4 unit 16 m2 TSS

R. Mixing 1 4 m2 / unit 4 unit 16 m2 TSS


R. Sound Effect R. Dubbing 1 4 m2 / unit 4 unit 16 m2 TSS

R. Pimpinan 1 6 m2 1 org 6 m2 DA

R. Penyimpanan 1 40 m2 A

108

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

FASILITAS R. Sound Effect R. Tunggu 1


2
0,5 m / org 10 org 5 m
2
A

109

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

2
Luas efektif 99 m
2 2
Garasi 1
Sirkulasi 20 %mx 99
30 % = 30 / unit
m
2 3 unit 60 mm2
29,7 S
FASILITAS
Fasilitas OB. Van R. Maintenance 1 2 30
2
m2 TSS
PRODUKSI R. Editing 1 4 m / unit 4 unit 16 m TSS
2 2
R. Teknisi 3 1,2 m @ 1 org 3,6 m2 DA
R. Mixing 1 4 m2 / unit 4 unit 16 m TSS

R. Dubbing 1 4 m2 / unit 4 unit 16 m2 TSS


2 2
R. Ka. Lab 1 9m 1 org 9m DA
R. Music Origination
2 2
R. Staff 4 1,2 m @ 1 org 4,8 m DA

R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 A

Luas efektif 66,8 m2

Sirkulasi 30 % = 30 % x 66,8 m2 20,04m2 86,84 m2

R. Staff 4 1,2 m2 @ 1 org 4,8 m2 DA


2 2
R. Proyektor 1 5m 5m DA

R. Duduk 1 1 m2 30 org 30 m2 DA
R. Screening
R. Penyimpanan 1 20 m2 A

Luas efektif 59,8 m2

Sirkulasi 30 % = 30 % x 59,8 m2 17,94 m2 77,74 m2

110

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

2 2
R. Tunggu 1 0,5 m / org 10 org 5 m A
2 2
Bengkel 1 Luas efektif 60 m
188,6 m TSS
FASILITAS
2
Gudang Utama 1 30 % = 30 % x 188,6 m2
Sirkulasi 40 m
56,58m2 TSS
PRASARANA 245 18 m2
2
Luas efektif 781 m
LUAS FASILITAS PRODUKSI 3720,08 m2
2
R. Genset 1 50 m TSS
R. ME 2
R. Bahan Bakar 1 50 m TSS
2
R. Cooling Tower 1 50 m TSS
R. AHU
2
R. Chiller 1 50 m TSS
2
R. Reservoir R. Reservoir 1 50 m TSS
2
R. Panel Listrik 1 50 m TSS
FASILITAS
R. Air Bersih 1 50 m2 TSS
PRASARANA
R. Air Kotor 1 50 m2 TSS
Operator Sentral 1 25 m2 DA
R. PABX
Operator per lantai 4 6 m2 DA
2
R. Mesin Lift 1 15 m DA
Area Helipad 1 225 m2 S
R. Janitor 4 (per lantai) 2,5 m2 10 m2 DA

111

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

2 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 781 m 234,3 m

L U A S F A1S I L I T A S P0,5R A 1015,3 m2


R. Tunggu m2S/Aorg
RANA 10 org 5 m2 A
FASILITAS
Luas efektif 2 2
Studio Berita 1 5027mm TSS
2
Studio Khusus 1 20 m TSS
R. Pakaian 2 0,9 m2 / unit 10 unit 18 m2 DA
R. Ganti 2 0,9 m2 / unit @ 5 org 9 m2 DA
2 2
R. Rias 2 0,9 m / unit @ 5 org 9m DA
R. Istirahat
Studio 2 2 m2 / unit @ 2 org 8 m2 TSS
Pembawa
Berita
R. Istirahat Kru 2 2 m2 / unit @ 3 org 12 m2 TSS
FASILITAS
R. Kru Panggung 5 1,2 m2 @ 1 org 6 m2 TSS
PEMBERITAAN
2 2
R. Loker 2 0,9 m / unit @ 10 unit 18 m TSS
2
Gudang 1 20 m A
2
KM / WC 2 @ 6 org 12 m DA
2
Luas efektif 182 m
2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 182 m 54,6 m2
2
236 6
R. Staff 1 4 m2 / unit 4 unit 16 m2 DA
R. Generator
Graphic R. Software 1 6 m2 A

112

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

PEMBERITAAN Sirkulasi 30 % = 30 % x 27 m
2
8,1 m
2

2 2
R. Editing 1 4 m / unit 4 unit 16 m TSS
R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 A
FASILITAS R. Software 1 1,5 m2 / unit 4 unit 6 m2 S
Luas efektif 24,8 m2
PEMBERITAAN R. Editing R. Tunggu 1
2
0,5 m / org2 10 org 5 m2
2
A
Sirkulasi 30 % = 30 % x 24,8 m 7,44 m 32,24 m2
2
Luas efektif 27 m
Sirkulasi 30 % = 30 % x 27 m2 5,4 m2 32,4 m2
2 2
R. Ka. Kontrol 1 9m 1 org 9m TSS
2 2
R. Konsol Video 1 4 m / unit 4 unit 16 m TSS
2 2
R. Konsol Audio 1 4 m / unit 4 unit 16 m TSS
R. Konsol Lighting 1 4 m2 / unit 4 unit 16 m2 TSS
R. Kontrol R. Kontol Switcher 1 4 m2 / unit 4 unit 16 m2 TSS
R. Sound Lock 2 6 m2 12 m2 TSS
R. Penyiar 1 6 m2 1 org 6 m2 TSS
Luas efektif 91 m2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 91 m2 27,3 m2
118,3 m2
R. Produser 1 9 m2 1 org 9 m2 DA

R. Produser R. Asst. 1 6 m2 1 org 6 m2 DA

R. Staff 4 1,2 m2 @ 1 org 4,8 m2 DA

113

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

2 2
R. Kerja 4 1,2 m @ 1 org 4,8 m DA
FASILITAS R. Program R.
R. Produser
Tamu 13
2
0,5 m9 m/ org
2
101 org 27
5 mm2
2
DA
R. Reporter
Luas efektif 9,8 m2
2 2 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 9,8 m 2,94 m 12,74 m
2 2
R. Penitipan Tas 1 0,3 m / org 20 unit 6m DA
2 2
R. Katalog 1 1,5 m / unit 4 unit 6m DA
2 2
R. Rak 1 1,5 m / unit 40 unit 60 m DA
R. Baca / Tonton 1 2 m2 / org 50 org 100 m2 DA
2 2
Perpustakaan R. Komputer 1 2 m / unit 10 unit 20 m DA
2 2
R. Pencatatan 1 5 m / org 3 org 15 m DA
2
Gudang 1 20 m DA
2
Luas efektif 227 m
2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 227 m 68,1m2 295,1 m2

LUAS FASILITAS PEMBERITAAN 762,48 m2

R. Produser 3 9 m2 1 org 27 m2 DA
FASILITAS
R. Program Drama R. Staff 1 1,2 m2 @ 4 org 4,8 m2 DA
PROGRAMMER
R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 A

114

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

PROGRAMMER Musik & Hiburan R. Staff 1 1,2 m


2
@ 4 org 4,8 m
2
DA
2 2
R. Tunggu 1 0,5 m /2 org 10 org 5 m2 A
FASILITAS R. Program Liputan R. Koordinator 1 9m 1 org 9m DA
R. Kerja 3 9 m2 1 org 27 m2 DA
R. Pengatur Iklan 2 2
R. Tunggu 1 0,5 m / org 10 org 5 m A
2 2
R. Kerja 3 9m 1 org 27 m DA
R. Jadwal 2 2
R. Tunggu 1 0,5 m / org 10 org 5 m A
2 2
R. Kerja 3 9m 1 org 27 m DA
R. Produser
R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 A
2 2
R. Kerja 3 9m 1 org 27 m DA
R. Sutradara 2 2
R. Tunggu 1 0,5 m / org 10 org 5 m A

Area Kasting 1 0,5 m2 / org 5 org 2,5 m2 S


R. Kasting R. Menonton 1 1 m2 30 org 30 m2 DA
R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 A
R. Kerja 3 9 m2 1 org 27 m2 DA
R. Skenario
R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 A
R. Rapat 1 2 m2 / org 50 100 m2 DA
2
R. Arsip 1 9m S

R. Pengawas R. Kerja 1 9 m2 1 org 9 m2 DA


Arus Acara R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 A

115

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

PROGRAMMER Khusus R. Reporter 1 4m


2
4 org 16 m
2
DA
Perpustakaan R. Baca / Tonton
Kameraman 11 2 1,2
mm 22
/ org 100
@ 4 org 200 m2
4,8 m
2
DA
Luas efektif 423,9 m2
2 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 423,9 m 127,17 m

LUAS FASILITAS PROGRAMMER 551,07 m2


2 2
Area makan 1 4 m /meja 80 meja ( 240 org) 320 m DA
2 2
Lounge / bar 1 2m 50 org 100 m S
2 2
R. wastafel 21 1m 4 unit 8m S
2
Dapur 1 20% dr r. makan 64 m DA
R. Persiapan 1 9 m2 S
Gudang kering 1 20 m2 DA
Kafetaria
FASILITAS Gudang basah 1 20 m2 DA
PENUNJANG R. istirahat 2 2 m2 / unit @ 3 org 12 m2 DA
R. loker 2 0,9 m2 / unit @ 10 unit 18 m2 DA
2 2
Area kasir 1 2 m /org 3 org 6m DA
2 2
KM / toilet 1 2 m /org 6 org 12 m
2
R. Penitipan Tas 1 0,3 m / org 40 unit 12 m2 DA
2 2
Perpustakaan R. Katalog 1 1,5 m / unit 6 unit 9m DA
2 2
R. Rak 1 1,5 m / unit 80 unit 120 m DA
116

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

2 2
R. Pencatatan 1 2 m / unit 10 unit 20 m DA
2 2
R. Serbaguna R. Seminar
Gudang 21 1,6 m / org 50 org 160 m2
40 m DA

R. Kepala 1 9 m2 1 org 9 m2 DA
2 2
R. Komputer 1 2 m / unit 30 unit 60 m DA
2 2
R. Periksa 1 2 m / org 3 org 6m DA
R. Pengobatan R. Dokter 1 9m
2
1 org 9m
2
DA
Darurat 2 2
R. Perawat 2 1,2 m @ 1 org 2,4 m DA
R. Tunggu 1 0,5 m2 / org 10 org 5 m2 A
Kantor Sewa R. Display 30 30 m
2
900 m
2
S
2 2
R. Telepon 10 2m @1 kotak 20 m AJM
2 2
Warung R. Tunggu 1 0,5 m / org 40 org 20 m DA
Telekomunikasi Customer Service 1 3 m2 3 org 9 m2 AJM
2
Toilet 2 6 org 12 m TSS
2 2
Area Internet 2 3m 20 120 m S
2 2
R. Kasir 1 3m 2 org 6m S
Warung Internet 2 2
R. Tunggu 1 0,5 m / org 10 org 5 m A
2
Toilet 2 6 org 12 m TSS
R. Sholat 1 0,5 m2 120 org 60 m2 DA

Musholla T. Wudhu 2 2 m2 @10 40 m2 DA


2
Toilet 2 6 org 12 m DA
117

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

2 2
R. Panitia 1 0,8 m / org 15 org 12 m DA
2 2
Pantry 1 6m 6m S
Gudang 1 20 m2 S
2 2
Toilet 2 1 m / org 20 org 40 m DA
2 2
R. Istirahat R. Istirahat 5 2 m / unit @ 2 org 20 m DA
2 2
R. Fotocopy 1 1, 8 m / unit 5 unit 9m S
2 2
R. Fotocopy R. Tunggu 1 0,5 m / org 40 org 20 m S
R. Kasir 1 3 m2 2 org 6 m2 S
2 2
Toilet pria 4 (per lantai) 1 m / org 20 org 80 m DA
Toilet Umum 2 2
Toilet wanita 4 (per lantai) 1 m / org 20 org 80 m DA
2
Luas efektif 2782,4 m

Sirkulasi 30 % = 30 % x 2782,4 m2 834,72 m2

LUAS FASILITAS PENUNJANG 3585,2 m2

LUAS TOTAL BANGUNAN 12043,04 m2

Keterangan:

1. DA : Data Arsitek 4. S : SURVEY


2. TSS : Times Saver Standar 5. A : ASUMSI
3. AJM : AJ Metric
118

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


Parkir
Jumlah parkir yang disediakan :

Pengelola / pegawai ( 300 org )


Asumsi : mobil 30 %, sepeda motor 50 %, lain-lain 20 %

Mobil : 30 % x 300 org = 90 org


Asumsi 1 mobil untuk 1 org = 90 mobil

Sepeda motor : 50 % x 300 org = 150 org


Asumsi 1 sepeda motor untuk 2 org = 75 sepeda motor

Lain-lain : 20 % x 300 org = 60 org

Pengunjung bisnis ( 100 org )


Asumsi : mobil 70 %, sepeda motor 25 %, lain-lain 5 %

Mobil : 70 % x 100 org = 70 org


Asumsi 1 mobil untuk 2 org = 35 mobil

Sepeda motor : 25 % x 100 org = 25 org


Asumsi 1 sepeda motor untuk 2 org = 12 sepeda motor

Lain-lain : 5 % x 100 org = 5 org

Penonton Studio (800 org)


Asumsi : mobil 70 %, sepeda motor 25 %, lain-lain 5 %

Mobil : 70 % x 800 org = 560 org


Asumsi 1 mobil untuk 4 penumpang

= 560 / 4 = 140 mobil

Sepeda motor : 25 % x 800 org = 200 org


Asumsi 1 sepeda motor untuk 2 org = 100 sepeda motor

Lain-lain : 5 % x 800 org = 40 org

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


Publik Umum ( 60 org )
Asumsi : mobil 25 %, bus 70 %, lain-lain 5 %

Mobil : 25 % x 60 org = 15 org


Asumsi 1 mobil untuk 4 penumpang

= 15 / 4 = 4 mobil

Bus 70 % x 60 org = 42 org


Asumsi 1 bus untuk 20 org = 2 bus

Lain-lain : 5 % x 60 org = 3 org

Kendaraan Stasiun (800 org)


OB Van : 3 van
Bus jemputan karyawan : 2 bus
Kendaraan servis : 3 truk
Helikopter : 1 helikopter

Kesimpulan :

Parkir mobil (15 m2 / mobil ) = 269 x 15 m2 = 4035 m2


Parkir sepeda motor ( 2 m2 / motor ) = 200 x 2 m2 = 400 m2
Parkir bus ( 33,7 m2 / bus ) = 4 x 33,7 m2 = 135 m2
Parkir OB Van = 3 x 20 m2 = 60 m2
Parkir truk = 3 x 48 m2 = 144 m2
Helipad = 1 x 225 m2 = 225 m2

Luas parkir keseluruhan = 5000 m2

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


5.5 Analisa Massa Bangunan
1. Massa Bangunan
Massa bangunan cenderung memperhatikan efisiensi sesuai dengan tuntutan
fungsi hangunan itu sendiri. Bentuk massa bangunan perlu dipertimbangkan
terhadap:
Kegiatan dan efisiensi ruang.
Penyesuaian terhadap bentuk tapak.
Penampilan bangunan diusahakan semenarik mungkin sehingga dapat
menarik minat masyarakat untuk datang. Oleh karena itu penampilan bangunan
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Sebagai bangunan komersil dengan fungsi informasi dan hiburan maka
bangunan harus dapat mencerminkan kegiatan didalamnya yang cukup
dinamis.
Bangunan tidak perlu terlalu tinggi/disesuaikan dengan bangunan
disekelilingnya.
Bentuk-bentuk massa bangunan yang dapat dipakai, yaitu:
Bentuk Persegi
Merupakan bentuk yang sangat banyak dipakai dalam massa bangunan
mudah dalam modifikasi dan pengembangan ke dalam bentuk-bentuk
baru yang sangat beragam.
Bentuk Lingkaran dan Lengkung
Memberi kesan lembut, utuh dan lunak. Bentuk ini sangat cocok untuk
kegiatan berkelompok. Diterapkan dalam keadaan utuh, setengah lingkaran
ataupun segmen-segmen yang lebih kecil dan mudah dikombinasikan
dengan bentuk-bentuk lain.
Bentuk Segitiga
Bentuk segitiga mencerminkan kestabilan, tetapi sulit dalam pengaturan
ruang.

5.6 Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Bangunan


Pencapaian dan sirkulasi bangunan dibuat untuk memudahkan dan tidak menimbulkan
crossing antara kendaraan dan manusia. Sirkulasi didalam bangunan di buat berdasarkan
fungsi ruang-ruang.
Dan mengacu pada bentuk-bentuk sirkulasi yang ada, yaitu:

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


Pola cluster, dimana sirkulasi didasarkan pada zona-zona menurut fungsi dan jenis
kegiatannya.
5.7 Analisa Struktur
a. Pondasi
Pemilihan pondasi yang sesuai untuk Medan Local TV Station ini mempertimbangkan
beberapa hal, yaitu:

1. Keadaan tanah pondasi

Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah aau 2-3 meter
di bawah permukaan tanah, maka pondasinya yaitu pondasi telapak (spread
foundation)
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter di
bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang atau pondasi tiang
apung (floating pile foundation) untuk memperbaiki kondisi tanah.
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 meter di
bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang pancang (pile driven
foundation) bila tidak terjadi penurunan.
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 meter di
bawah permukaan tanah, maka dipakai tiang baja atau tiang yang dicor
ditempat.

2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya yang mana harus memperhatikan:

Kondisi beban
Sifat dinamis bangunan
Kegunaan dan kepentingan bangunan

3. Batasan-batasan dari bangunan di sekelilingnya.


Ditinjau dari segi pelaksanaan khususnya bila ada di dalam kota, ada beberapa keadaan
dimana diusahakan dengan cara apapun untukmemasukkan kondisi lingkungan ke dalam
pertimbangan.

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


Tabel 5.3. Analisa Penggunaan Pondasi

Jenis pondasi dalam Tanah keras Bahan Keterangan

Pondasi tiang 10m-40m Beton bertulang/baja Lapisan permukaaan


pancang komposit tanah atas
labil/lunak

Pondasi tiang >15m Beton bertulang cor Tanah mudah dibor


strauss ditempat

Pondasi tiang 10m-40m Beton bertulang cor Lubang dibuat


Franky ditempat dengan alat
penumbuk

Pondasi tiang bor 10m-40m Beton bertulang cor Besar lubang seluas
ditempat penampang
dasar

Pondasi sumuran <4m Batu pecah/beton Sumur seluas


pondasi
setempat

Pondasi terapung +/-15m Beton bertulang Berfungsi sebagai


dinding
basement

Berdasarkan tabel analisa diatas, maka pada bangunan ini menggunakan pondasi
Sumuran karena sesuai dengan kondisi tanahnya dan juga karena beban lantai yang tidak
terlalu banyak.

b. Struktur Bangunan
Struktur pada bangunan Medan Local TV Station ini menggunakan pertimbangan:

Dapat memenuhi kebutuhan fungsi bangunan pada ruang pamer dan


bengkel.
Keuntungan struktur yang ekonomis, tahan gempa dan mudah dalam
pelaksanaannya.

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


Berdasarkan kriteria diatas maka pada bangunan ini akan memadukan sistem struktur
Rigid Frame dengan bentangan lebar dipadukan dengan konstruksi baja tulangan.
Keuntungan struktur rigid frame:

Mudah pelaksanaan
Tahan gempa
Ekonomis
Bukaan dan pembagiam ruang yang lebih bebas karena dinding bukan sebagai
struktur hanya pengisi.
c. Struktur Atap
Struktur atap yang dipilih pada bangunan Medan Local TV Station menggunakan
perpaduan struktur rangka batang (Truss Frame) dengan atap dak beton, hal ini karena
pertimbangan:

Pelaksanaannya relatif praktis


Nilai estetis yang cukup tinggi
Bentangan yang lebih lebar

5.8 Analisa Utilitas


a. Sistem Pencahayaan
Pencahayaan alami. Dengan pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan
alami pada ruang-ruang yang memungkinkan diberi bukaan jendela; ruang
perkantoran, ruang lobby, cafe/restaurant, dan fasilitas penunjang lainnya.
Pencahayaan buatan. Untuk ruang-ruang yang tertutup, dan juga pada ruang-
ruang tertentu yang bertujuan untuk menimbulkan suasana ruangan seperti
lampu sorot (spot light) pada ruangan konser, daerah lobby dan ruang-ruang
lainnya.
b. Sistem Pengkondisian Udara
Pengkondisian alami. Berupa pemanfaatan udara luar yang masuk ke dalam
bangunan dengan cara aliran silang (Cross Ventilation). Pengudaraan alami dapat
dipakai untuk ruang utilitas serta ruang-ruang lain yang memungkinkan mendapat
penghawaan alami.
Pengudaraan buatan. Sistem pengudaraan buatan digunakan untuk ruang-ruang
tertutup, yang menuntut kondisi udara yang stabil dan faktor kenyamanan.

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


Penggunaan AC pada ruang konser, ruang lobby, restoran/ caf, dengan sistem AC
Central.
c. Listrik
Sumber daya listrik utama bangunan berasal dari PLN melalui jaringan listrik kota.
Sebagai cadangan disediakan genset yang bekerja secara otomatis bila listrik padam.
Perletakkan genset dipertimbangkan terhadap kebisingan yang ditimbulkan dan
dihindari dari penglihatan langsung.

d. Sistem Sanitasi dan Pemipaan


Terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:

1. Sistem Air Bersih

Pemenuhan kebutuhan akan air bersih direncanakan berasal dari PDAM dan sumur
bor untuk kebutuhan cadangan seperti kebakaran dan sebagainya.

Jenis pendistribusian air bersih:

1. Up Feed Riser System. Air dari PDAM atau sumur bor masuk reservoir, yang
kemudian dipompakan ke atas, disebarkan keseluruh ruangan. Sistem ini
menggunakan energi listrik dengan bantuan pompa air listrik.

2. Down Feed Riser System. Air dari PDAM atau sumur bor dipompakan ke atas,
baru kemudian dialirkan turun keseluruh ruangan. Sistem ini memanfaatkan
grafitasi, hemat dalam penggunaan energi listrik dan membutuhkan ruangan
khusus untuk tangki pada lantai-lantai atas.

Berdasarkan kriteria-kriteria diatas, maka yang akan digunakan pada bangunan


Stasiun Televisi Medan adalah Up Feed Riser System.

2. Sistem Air Kotor

Saluran air kotor terdiri dari:

Air kotor padat, berasal dari WC dan disalurkan langsung ke septic tank.
Air kotor cair, merupakan air yang berasal dari air cuci, air hujan, dapur, dan
wastafel dan langsung disalurkan ke riol kota

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


Kotoran lain berupa:

Sampah umum, akan ditampung di dalam bak penampungan sementara


sebelum diangkut oleh dinas sampah kota.
Faktor penting yang harus diperhatikan pada system sanitasi ini adalah:

Menghindari pencemaran lingkungan


Tidak merusak suasana dan penampilan bangunan
Kemudahan pengangkutan sampah ke penampungan akhir.

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


BAB 6

KONSEP PERANCANGAN

6.1. Konsep Ruang Luar

6.1.1. Perletakan Massa Bangunan

Area Plaza yang juga


berfungsi sebagai
Helipad dan Stage
acara Outdoor

Area GSB yang


dimanfaatkan untuk
sirkulasi dan area Area GSB

parkir luar yang


dimanfaatk
an untuk
sirkulasi
dan area
parkir luar

Gambar 6.1 Konsep Perletakan Massa Bangunan

Massa bangunan diletakkan di bagian tengah site, namun tetap memberikan ruang pada
bagian depan dan belakang. Bagian depan pinggir jalan didesain sebagai parkir sebagai
pemanfaatan akan GSB, dan pada sudut depan, didesain taman yang sebagai penanda
bangunan. plaza yang merupakan bagian tak terpisah dari massa bangunan. Dan diarea
belakang terdapat helipad yang juga dapat berfungsi sebagai stage untuk acara-acara
outdoor. Desain ini dibuat saat ada acara outdoor, bising jalan tidak mengganggu acara dan
penyiaran ruang luar.

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


6.1.2. Parkir dan Sirkulasi

Keterangan:

Parkir Kendaraan Roda 4

Parkir Kendaraan Roda 2

Parkir Kendaraan BUS dan


OB Van

Pintu Masuk Site

Pintu Keluar Site

Pintu Masuk Basement

Pintu Keluar Basement

Gambar 6.2 Konsep Parkir dan Sirkulasi

Parkir

Parkir kendaraan terletak pada bagian selatan dan barat site, yaitu pada area depan sebagai
pemanfaatan dari area GSB pada site. Pada bagian timur site, didesain parkir untuk OB-Van
stand by dan BUS.

Sirkulasi

Dengan 1 pintu masuk kedalam site, diharapkan memudahkan untuk mengakses bangunan.
Entrance utama dibuat berdasarkan fungsi. Untuk Karyawan stasiun TV, Penonton/pengisi
Acara, dan bagi mereka yang hanya ingin dating untuk mengisi waktu luang di caf, ataupun
berbelanja di retail yang ada, maupun yang datang untuk menggunakan fasilitas yang ada.

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


6.1.3. View dan Orientasi Untuk Arah Utara dan
Timur, juga cukup baik
untuk view, tapi tidak
terlalu menguntungkan
untuk Orientasi karena
berbatasan dengan
lingkungan/site lain.
Untuk itu pada area ini
diolah untuk hal-hal yang
berkaitan dengan servis,
Arah Selatan dan Barat
dan juga pengolahan
Sangat abik untuk
outdoor untuk menjadi
pandangan dan Orientasi
nilai tambah pada
Bangunan selain
bangunan dan
dimanfaatkan untuk main
pemanfaatan lahan yang
entrance di bagian sudut,
optimal
juga diberikan side
entrance pada dua sisi ini,
selain itu juga dalam
bangunan di tempatkan
ruang-ruang yang
memiliki aktivitas tinggi,
bukan untuk area servis

Gambar 6.3 Konsep View dan Orientasi

Gambar 6.4 Konsep Perancangan Bangunan (ki-ka: Tampak Timur, Tampak Utara, Tampak Selatan,
Tampak Barat)

Orientasi bangunan dibuat mengarah ke arah sudut bangunan ( simpang Jl. Jend. Gatot
Subroto dan Jl. Asrama) karena jalan ini merupakan jalan-jalan utama, yang berbatasan
langsung dengan site, serta sebagai center view pada persimpangan. Pada sisi barat dan

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


selatan bangunan di desain side entrance untuk berfungsi sebagai pintu masuk samping ke
bangunan.

6.2. Konsep Perancangan Ruang Dalam

Aktifitas utama di dalam bangunan adalah produksi dan penyiaran program-program televisi
yang disiarkan didaerah kota medan dan sekitarnya. Dan ada pengunjung yang datang untuk
menonton suatu acara secara langsung ataupun recording. Sirkulasi dibuat sesuai pada fungsi
yang membedakan.

Keterangan:
Zoning Ruang Dalam

Zona Publik : Area Retail,


Area Caf, Area Lobby,
Area Penunjang Fungsi
Bangunan

Zona Semi Publik : Area


Studio Rekaman, Area
Studio Live

Zona Semi Privat : Area


Kantor Pengelola,
Programmer, Area
Redaksi Berita, Area
Produksi dan teknik
Produksi, Hanya untuk
yan berkepentingan dan
tamu undangan Khusus

Zona Privat : Area Kantor


Security, Kantor Building
Control System, Kantor
Building Automatic
System

Zona Servis: Area


Sirkulasi, Ruang-Ruang
Area Servis, Ruang
Musholla

Gambar 6.5 Konsep Zoning Ruang Dalam

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


6.3 Konsep Bahan Bangunan

Bahan bangunan yang digunakan adalah bahan-bahan terbaru dengan teknologi terbaru
pula. Berikut adalah sejumlah deskribsi tentang bahan bangunan yang digunakan.

Struktur

Bahan struktur yang digunakan adalah bahan baja. Baik untuk kolom dan balok. Baja yang
digunakan adalah baja yang khusus yang memiliki ketahan terhadap beban tarik dan beban
tekan yang tinggi. Selain itu baja tersebut juga harus memiliki ketahanan tinggi terhadap korosi
dan panas.

Dinding

Bahan dinding yang digunakan adalah Striricon yaitu material dinding pra cetak yang memiliki
kekuatan lebih dibanding dengan material dinding konvensional. Selain faktor kekuatan
material ini juga memiliki sejumlah keunggulan lain yaitu ketebalan yang dapat disesuaikan
dengan permintaan, tahan api, memiliki daya serap suara yang sangat baik, biaya yang murah,
ringan, kuat dan tahan lama ,tahan air dan cukup mudah dalam pemasangan. Dan dapat
mengeksploitasi selubung bangunan.

Kaca

Kaca yang digunakan adalah kaca laminasi. Dengan menggunakan kaca jenis ini, faktor cuaca
yang cukup berpengaruh pada bangunan dapat diminimalisir hingga 60 %. Material ini juga
dapat digunakan sebagai material struktur. Pada konfigurasi tertentu, material ini dapat
dijadikan kolom yang mampu menahan beban hingga enam ton. Dengan kemampuan ini,
penggunaan kaca dapat divariasikan pada bangunan.

6.4 Konsep Sistem Bangunan

Building Automatic System

Konsep sistem otomatis dalam bangunan diterapkan untuk menguatkan kesan high-tech
didalam bangunan, yaitu dengan menggunakan sensor-sensor dalam penguncian ruang-ruang
dengan tingkat privasi, serta menggunakan CCTV dan saluran komunikasi yang terjaring dengan
baik. Dant sistem otomatis ini diatur di satu ruang tertentu yang juga dekat dengan ruang
security. Otomatisasi juga dapat digunakan untuk sistem proteksi keamanan gedung. Baik
untuk pengunjung ataupun para pekerja Medan Local TV Station serta para artis dan
pendukung acara-acara TV.

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


Fire System

Sistem pencegah kebakaran yang digunakan adalah penggunaan sejumlah detektor yang akan
memicu halon sebagai bahan pemadam api. Penggunaan halon ditujukan untuk meminimalkan
kerugian yang akan timbul jika terjadi error atau kesalahan pada sistem alarm dan deteksi.
Dengan menggunakan halon, perangkat-perangkat siaran dan alat-alat perekaman yang ada di
dalam bangunan tidak terancam kerusakan jika dibandingkan dengan menggunakan air.

6.5. KONSEP STRUKTUR


6.5.1. Pondasi
Untuk bangunan Stasiun Televisi Lokal yang direncanakan, akan digunakan tiga jenis
pondasi, antara lain :

Pondasi retaining wall


Pondasi tiang pancang
Pondasi telapak/setempat
Retaining wall dipakai sebagai dinding penahan pada lantai basement yang
menggunakan pile cap. Pondasi tiang pancang digunakan pada hampir seluruh tiang
bangunan. Sedangkan pondasi setempat diletakkan pada sisi timur dan barat
bangunan pada bagian koridor.

6.5.2. Kolom dan Balok


Pada gedung ini digunakan beton bertulang sebagai material kolom dan balok.
Pemilihan material ini berdasarkan pertimbangan beban yang akan Berikut detail
kolom dan balok :

Kolom

Pelat lantai

Balok

Gambar 6.6 Konsep bentuk kolom dan balok

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


6.5.3. Atap
Medan Local TV Station merupakan
gedung dengan karakteristik bangunan
bentang lebar. Untuk itu jenis rangka atap
yang digunakan pun yang sesuai dengan
karakteristiknya. Rangka atap truss dipilih
karena lebih efisien dalam jumlah kuda-
kuda yang dibutuhkan untuk menyangga
atap. Untuk penutup atapnya digunakan
jenis zinc calume. Dan untuk kubah pada
Gambar 6.7 Konsep bentuk atap
studio live digunakan atap grid shell
dengan single desain agar tidak terlalu besar bebannya tetapi kuat dan lebih efisien.

6.6. Konsep Perancangan Utilitas Bangunan


6.6.1. Air Bersih
Sumber air bersih :
- PDAM
- Air Tanah Permukaan
Dengan menggunakan Pompa untuk pendistribusian air secara vertical
Keterangan :
PDAM M
M : Meteran
P B DW : Deep Well
P : Pompa
DW
B : Bangunan
Skema 6.1 Skema Distribusi Air Bersih

6.6.2. Air Hujan

AIR HUJAN DISERAP POHON-POHON PADA SITE

BAK KONTROL SUMUR PERESAPAN


PARIT

Skema 6.2 Skema Distribusi Air Hujan

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


6.6.3. Air Hujan

AIR BAK
KOTOR KONTROL

EQUALIZING
TANK

AERATION
TANK

SLUDGE MOBIL
SEPTICTANK
TANK PENYEDOT

Skema 6.3 Skema Distribusi Air Kotor

6.6.4. Sistem Pembuangan Sampah

Sampah

Tempat Bak Truk Sampah Pembuangan


Sampah Penampung Akhir

Skema 6.4 Skema Pembuangan Sampah

6.6.5. Sistem Instalasi Listrik

PLN TIAP ZONA


TRAFO MDP SDP
LISTRIK

GENSET
Skema 6.5 Skema Distribusi Listrik

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

BAB 7
GAMBAR PERANCANGAN
7.1 Gambar Perancangan
7.1.1 Site Plan

117
Gambar 7.1 Gambar Perancangan Site Plan

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

7.1.2 Ground Plan

118

Gambar 7.2 Gambar Perancangan Ground Plan

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

7.1.3 Denah Lantai 2

119
Gambar 7.3 Gambar Perancangan Denah Lantai 2

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

7.1.4 Denah Lantai 3

120
Gambar 7.4 Gambar Perancangan Denah Lantai 3

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

7.1.5 Denah Lantai 4

121

Gambar 7.5 Gambar Perancangan Denah Lantai 4

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

7.1.6 Denah Lantai Basement

122
Gambar 7.6 Gambar Perancangan Denah Basement

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

7.1.7 Tampak Selatan dan Tampak Timur

123
Gambar 7.7 Gambar Perancangan Tampak Selatan dan Tampak Timur

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

7.1.8 Tampak Utara dan Tampak Barat

124

Gambar 7.8 Gambar Perancangan Tampak Utara dan Tampak Barat

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

7.1.9 Potongan A-A dan Potongan B-B

125

Gambar 7.9 Gambar Perancagan Ptotongan A-A dan Potongan B-B


VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

7.1.10 Potongan C-C

126

Gambar 7.10 Gambar Perancangan Potongan C-C


VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

7.1.11 Rencana Pondasi

127

Gambar 7.11 Gambar Perancangan Rencana Pondasi

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

7.1.12 Detail Pondasi

128

Gambar 7.12 Gambar Perancangan Detai Pondasi


VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
MEDAN LOCAL TV STATION 2008

7.1.13 Rencana Pembalokan Lantai Basement

129
Gambar 7.13 Gambar Rencana Pembalokan Lantai
Basement

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

7.1.14 Rencana Pembalokan Lantai 1

130

Gambar 7.14 Gambar Rencana Pembalokan Lantai 1

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

7.1.15 Rencana Pembalokan Lantai 2

131

Gambar 7.15 Gambar Rencana Pembalokan Lantai 2

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

7.1.16 Rencana Pembalokan Lantai 3

132
Gambar 7.16 Gambar Rencana Pembalokan Lantai 3

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

7.1.17 Rencana Pembalokan Lantai 4

133
Gambar 7.17 Gambar Rencana Pembalokan Lantai 4

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

7.1.18 Aksonometri Rencana Plumbing

134
Gambar 7.18 Gambar Aksonometri Rencana Plumbing

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

7.1.19 Aksonometri Rencana Mekanikal Elektrikal

135
Gambar 7.19 Gambar Aksonometri Rencana Mekanikal
Elektrikal

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


MEDAN LOCAL TV STATION 2008

7.1.20 Aksonometri Rencana Instlasi AC

Gambar 7.20 Gambar Aksonometri Rencana Air Conditioning

136

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


7.2 Gambar 3D

7.2.1 Site Plan dan Tampak

Gambar 7.21 Gambar 3D Tampak Atas

Gambar 7.22 Gambar 3D Tampak Arah Selatan dan Arah Timur

Gambar 7.23 Gambar 3D Tampak Arah Utara dan Arah Barat

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


7.2.2 Gambar Perspektif

7.2.2.1 Perspektif Mata Burung

Gambar 7.24 Perspektif 3D Bird View Pada Depan Bangunan

Gambar 7.25 Perspektif 3D Bird View Pada Belakang


Bangunan

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


7.2.2.2 Perspektif Mata Manusia

Gambar 7.26 Perspektif 3D dari Persimpangan Jalan

Gambar 7.27 Perspektif 3D dari Arah Barat

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


Gambar 7.28 Perspektif 3D dari Arah Utara Bangunan

Gambar 7.29 Perspektif 3D dari Arah Barat Daya Bangunan

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


DAFTAR PUSTAKA

1. Ching, Francis, D.K., 1991, Arsitektur, Bentuk Ruang dan Susunannya, Penerbit Erlangga,
Bandung.
2. De Chiara, Joseph dan Callender John, 1980, Time Saver Standart of Building Types, Mc Graw
Hill Book Company, New York.
3. Egan, David M., 1988, Architectural Accuistic, Mc Graw Hill Book Company Ltd, New York.
4. Engel, Heinrich, 1971, Structure System, Van Nostrand Reinhold Company, New York.
5. Leslie, L. Dolle, 1993, Akustik Lingkungan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
6. Lord, Peter dan Duncan Templeton, 2001, Detail Akustik Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
7. Mediastika, Christina E, Ph.D, 2005, Akustika Bangunan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
8. Moore, Fuller, Understanding Structures, Mc Graw Hill Book Company, New York
9. Neufret, Ernst dan Sjansu Amril, 1995, Data Arsitek Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
10. Neufret, Ernst, 1995, Data Arsitek Jilid 1 Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.
11. Poerbo, Hartono, Ir, M.Arch, 1992, Utilitas Bangunan, Penerbit Djambatan, Jakarta.
12. Prasetio, Len, Dra, Msc, 1985, Akustik Lingkungan, Erlangga, Surabaya.
13. Suptandar, J. Pamudji, 1999, Disain Interior, Penerbit Djambatan, Jakarta.
14. Suptandar, J. Pamudji, 2004, Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, Penerbit
Djambatan, Jakarta.
15. Snyder, James C., Pengantar Arsitektur, Penerbit Erlangga, Jakarta.
16. Tanggoro, Dwi, 1999, Utilitas Bangunan, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
17. Tood, Kim W, 1997, Tapak, Ruang dan Struktur, Intermata, Bandung.
18. Walker, Theodore D, 2002, Rancangan Tapak & Pembuatan Detil Konstruksi Edisi Ketiga,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
19. http://www.pemkomedan.go.id
20. http://www.google.com
21. http://www. greatbuildings.com
22. http://www.wikipedia.com

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037


VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

Anda mungkin juga menyukai