09e01055 PDF
09e01055 PDF
(HIGH TECH)
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2008/2009
Oleh:
HELMY FUAD
03 0406 058
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
BADMINTON TRAINING CENTRE
(HIGH TECH)
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2008/2009
Oleh:
HELMY FUAD
03 0406 058
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
LEMBAR PENGESAHAN
DISUSUN OLEH :
HELMY FUAD
03 0406 058
Disetujui Oleh
Rekapitulasi Nilai:
Nilai Akhir A B+ B C+ C D E
Puji dan Syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT, atas segala rahmat dan ridha
yang selalu dilimpahkanNya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas
Akhir saya dengan baik. Kemudian salawat serta salam saya haturkan kepada
junjungan besar Nabi Muhammmad SAW karena berkat beliau lah kita berada di alam
terang benderang ini
Saya menyadari masih banyak kekurangan yang saya lakukan dalam penyelesaian
skripsi ini, namun saya tetap bersyukur jika skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang
yang membacanya.
Banyak hal yang dirasakan setelah satu semester melalui proses Tugas Akhir ini, dan
saya tidak melaluinya sendiri, karena ALLAH SWT menyediakan orang-orang yang
mendukung saya untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir saya ini. Karena itu saya
mengucapkan terimakasih saya kepada :
Keluarga besar Almarhum Hasroel Noer beserta kedua abang saya dan ketiga
kakak saya yang telah membesarkan saya dan juga selalu memberikan support
dan dukungan baik materiel maupun spiritual. Juga kepada keponakan-
keponakan saya yang selalu memberikan keceriaan dirumah.
Dan tak luupa pula kepada Syarifah Laila Khasmi yang selalu memberikan
nasehat dan semangat yang menggebu-gebu dan selalu mendoakan anaknya
sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Keluarga besar Wahab Abdul Gani yang sudah bersedia memberikan waktu
dan tempatnya kepada saya sehingga saya dapat berada di tempat seperti ini
Ibu Ir. Sri Gunana, MT sebagai Dosen Pembimbing I atas segala bimbingan,
semangat, dukungan,waktu juga buat setiap masukan dan apresiasi yang
diberikan kepada saya sehingga saya lebih bersemangat dalam mengerjakan
Tugas Akhir saya ini.
Bapak Yulesta Putra, ST, MSc sebagai Dosen Pembimbing II atas segala
dukungan, waktu, saran dan masukan yang sangat berarti buat saya dalam
mengerjakan Tugas Akhir saya ini.
(Helmy Fuad)
NIM. 030406058
Kata Pengantar.............i
Daftar Isi...................ii
Daftar Gambar............iii
BAB. I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...1
1.2. Maksud dan Tujuan....3
1.2.1 Maksud perancangan ................................3
1.2.2 Tujuan perancangan .....................4
1.3. Permasalahan perancangan.................4
1.4 Pendekatan..............................5
1.5. Lingkup Batasan Proyek.....5
1.6 Kerangka berfikir .......................................................................................6
1.7. Sistematika laporan........7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................x
BAB I
Gambar 1.1. Kerangka Berfikir ...............................................................................6
BAB II
Gambar 2.1 Alternatif Lokasi 1.............................................................................18
Gambar 2.2 Alternatif Lokasi 2.............................................................................18
Gambar 2.3 Alternatif Lokasi 3.............................................................................19
Gambar 2.4. Alternatif Lokasi 4.............................................................................19
Gambar 2.5. Lapangan Bulutangkis.......................................................................38
Gambar 2.6. Net.....................................................................................................39
Gambar 2.7. Shuttlecock........................................................................................40
Gambar 2.8. PB DJARUM.....................................................................................44
Gambar 2.9. Pelatihan PB Djarum.........................................................................45
Gambar 2.10. Pendidikan PB Djarum......................................................................46
Gambar 2.11. Lee Badminton Training Centre....48
Gambar 2.12. Interior untuk Indoor Lee Badminton Training Centre.....................49
BAB III
Gambar 3.1. Bangunan dengan finishing kaca transparan.....................................58
Gambar 3.2. Ekspos detail struktur bangunan.......................................................58
Gambar 3.3 Interior Llyoids Building mengekspos jalur sirkulasi......................59
Gambar 3.4. Millenium Dome menggunakan warna oranye cerah pada struktur..59
Gambar 3.5. Penggunaan kabel ringan sebagai struktur........................................59
Gambar 3.6. Penggunaan sistem struktur lama dengan desain baru menampilkan
kesan scientific..................................................................................60
Gambar 3.7. Site Plan Warehouse and Distribution Center for Renault................61
Gambar 3.8. Interior Warehouse and Distribution Center for Renault..................61
Gambar 3.9. Sistem struktur Warehouse and Distribution Center for Renault.....62
Gambar 3.10. Eksterior Warehouse and distribution Center for renault ................62
Gambar 3.11. Great court........................................................................................62
BAB IV
BAB V
Gambar 5.1. Konsep Zoning Ruang Luar...........................................................104
Gambar 5.2. Sirkulasi Pejalan Kaki....................................................................105
Gambar 5.3. Sirkulasi Kendaraan Pemain, Offisial Tim dan Wartawan.............106
Gambar 5.4. Sirkulasi Kendaraan Bermotor........................................................107
Gambar 5.5. Konsep Parkir..................................................................................108
Gambar 5.6. Konsep Zoning Ruang Dalam lt.1.................................................109
Gambar 5.7. Konsep Zoning Ruang Dalam lt.2..................................................110
Gambar 5.8. Konsep Zoning Ruang Dalam lt.3..................................................111
Gambar 5.9. Konsep Massa Bangunan................................................................112
Gambar 5.10. Skema Perancangan Utilitas............................................................113
Gambar 5.11. Skema Sistem Pengelolaan Limbah................................................113
Gambar 5.12. Skema Sistem Penanggulangan Kebakaran.....................................114
Gambar 5.13. Skema Sistem Pendingin Ruangan.................................................114
Gambar 5.14. Skema Sistem Elektrikal ................................................................114
Pada akhir tahun 1991 kota Medan memiliki Gedung Olahraga Bulutangkis PBSI
yang dibangun diatas tanah seluas 2.327 m2 yang memuat 1500 orang dengan
menelan biaya 1,2 Milyard. Kemudian juga pada tahun 1991 ketua KONI saat itu
Lingkup batasan proyek ini adalah pembahasan yang berkaitan dengan desain
dan perancangan sebuah Pelatihan Bulutangkis yang dapat memfasilitasi berbagai
macam kegiatan olahraga bulutangkis yang sesuai dengan standard nasional maupun
internasional tanpa menutup kemungkinan dilaksanakannya olahraga lain seperti
basket,voli dan olahraga dalam ruangan lainnya
Wawancara
Standarisasi
F F
E E
E E
D D
B Analisa B
A A
C C
K K
Masalah Potensi Prospek
Pra-rancangan Alternatif
Desain Akhir
1.7 SISTEMATIKA LAPORAN
Gambar, maket, laporan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan,
pendekatan, lingkup dan batasan, dan sistematika laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Berisi tentang tinjauan tentang Terminologi Judul, Tinjauan kasus
proyek, Tinjauan Kelayakan Proyek, Lokasi, Tinjauan Fungsi
BAB III ELABORASI TEMA
Berisi tentang kajian mengenai pengertian, interprestasi tema,
keterkaitan Tema dengan Judul, studi Banding arsitektur yang
mempunyai tema sejenis
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
Berisi tentang kajian analisis terhadap kondisi tapak dan lingkungan,
analisis fungsional, Analisis Teknologi, Analisis dan penerapan Tema,
dan kesimpulan.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan tema
lingkungan kajian
BAB VI HASIL RANCANGAN
Berisi gambar site plan, ground plan, denah, tampak, potongan,
rencana-rencana, detail, perspektif dan foto maket.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses
perencanaan dan perancangan kasus proyek
Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat Cina, dan
Siam (sekarang Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan
segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka. Olah raga
kompetitif bulutangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada
abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring/net dan memainkannya secara
bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan
tersebut juga dikenali sebagai Poona pada masa itu.
Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini
mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac
Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul "Badminton Battledore - a new
game" ("Battledore Bulutangkis - sebuah permainan baru"). Ini melukiskan permainan
tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estate di
Gloucestershire, Inggris. Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub
Badminton Bath pada 1877. Asosiasi Bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan
kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan
kejuaraan All England Bulutangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia,
terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga
ini, dan di negara-negara Skandinavia
Piala Thomas sendiri adalah sumbangan Sir George Thomas pada tahun 1939 setelah
IBF menyepakati adanya sebuah kompetisi beregu putra. Sayangnya Perang Dunia II
menghalangi pelaksanaan kejuaraan itu dan baru bisa berlangsung tahun 1948. Pada
final di Queen's Hall di Preston tiga peserta bertarung: Denmark yang juara zona
Eropa (menundukkan Inggris 8-1), Amerika Serikat yang juara zona Amerika
(mengalahkan Kanada 8-1). Dan Malaya yang langsung ke final mewakili zona
Pasifik mengalahkan AS 6-3 dan bertemu Denmark di final. Malaya menang 8-1.
Mulailah dominasi Asia di cabang olahraga ini. Dalam sejarahnya yang sudah 22 kali
dilangsungkan, tak sekali pun negara di luar Asia yang merebut Piala Thomas.
Indonesia menjadi perebut terbanyak yaitu 13 kali diikuti Malaya/Malaysia lima kali
dan Cina enam kali.
Ini berbeda dengan yang terjadi di kejuaraan beregu putri Piala Uber. Pada kompetisi
untuk berebut piala dari Betty Uber yang mulai dilaksanakan tahun 1956 ini, Amerika
Serikat menjadi juara tiga kali-tiga kali pertama kejuaraan itu. Selebihnya, 16 kali,
negara-negara Asialah yang meraihnya. Cina paling banyak dengan tujuh kali, Jepang
lima kali, dan Indonesia tiga kali.
Persatuan inilah yang memungkinkan bulutangkis maju ketingkat yang lebih tinggi :
Olimpiade. Meski sempat menjadi olahraga eksibisi di olimpiade Muenchen tahun
1972 (Indonesia antara lain diwakili Rudy Hartono), tetapi baru tahun 1992 dijadikan
cabang resmi Olimpiade. Hasilnya: Di Olimpiade Barcelona itu Indonesia
mengantongi dua medali olimpiade. Inilah emas pertama Indonesia di arena akbar
olahraga sejak keikutsertaan di Olimpiade Helsinki tahun 1948.
Arena pertandingan tingkat dunia lain perlu mendapat catatan tersendiri. Kejuaraan
beregu campuran (putra-putri) yang mulai diselenggarakan tahun 1989 memakai nama
Bapak Bulutangkis Indonesia, Sudirman. Ketika pertama kali dipertandingkan di
Jakarta tahun 1989 itu, Indonesialah yang merebutnya. Sesudah itu Cina empat kali
membawanya pulang dan Korea tiga kali.
Mereka hanya teringat pada masa jaya Bulutangkis kita pada era tahun 1980an
dimana olahraga bulutangkis begitu mendominasi di Indonesia dan banyak lapangan-
lapangan Bulutangkis terdapat di setiap daerah. Masih teringat beberapa bulan yang
lalu Ketua PBSI Sutiyoso mengeluhkan adanya kekurangan dana untuk mengirimkan
pemain pelatnas mengikuti turnamen di luar negeri sehingga hanya nama-nama itu
saja yang dikirim dan tidak salah apabila pada pergelaran Piala Thomas tahun 2008 di
Istora senayan kita kalah melawan Korea dengan skor telak 3-0 karena kita tidak
mempunyai stok pemain yang mencukupi akibat kekurangan dana dan ketidak
pedulian pemerintah
Pada saat-saat sekarang ini sangat susah menemukan para remaja dan anak-
anak untuk bermain bulutangkis. Hal ini diakibatkan berkurangnya lahan untuk
bermain bulutangkis dan pengelolaan klub-klub bulutangkis kebanyakan diserahkan
kepada pihak swasta sehingga pemerintah daerah tidak terlalu peduli dengan hal itu.
Mereka lebih memperhatikan olahraga Sepakbola yang notabene cabang Olahraga
tersebut prestasinya kurang menggembirakan akhir-akhir ini dan tidak membawa
nama harum bangsa Indonesia. MENPORA Adhiaksa Dault sempat mengatakan
bahwa generasi muda di Indonesia sangat bobrok karena mereka hanya mengenal
Mall dan permainan Play Station serta nongkrong di tempat makanan junk food.
Generasi Muda tidak mau banyak bergerak terutama berolahraga sehingga
perkembangan olahraga di Indonesia jauh menurun terutama pada cabang bulutangkis
dimana kita sudah tertinggal jauh dari CHINA dimana pada tahun 1990an CHINA
tidak ada apa-apanya apabila melawan Indonesia
Perkembangan bulutangkis di kota Medan pada saat sekarang ini sudah kembali
marak terjadi. Hal ini terbukti dengan turnamen-turnamen maupun kegiatan
bulutangkis yang dilakukan sangat banyak muncul diberbagai pelosok kota Medan,
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
membuat peminat-peminat bulutangkis menjadi bertambah walaupun butuh usaha
berat untuk mengajak mereka mengikuti olahraga tersebut. Adapun turnamen yang
sering dilakukan ialah: Kejuaraan nasional PBSI, Kejuaraan Bulutangkis antar pelajar
SMP dan SMU se Sumatera Utara, Kejuaraan Bulutangkis perseorangan Daerah
sumatera Utara dan Liga Bulutangkis Indonesia.
Ada beberapa hal yang memperkuat alasan untuk segera dibangun sebuah
Badminton Training centre di kota Medan adalah:
Olahraga Bulutangkis merupakan olahraga prestasi bagi negara Indonesia
sehingga setiap daerah yang menghasilkan atlet bulutangkis untuk pelatnas ke
cipayung harus melalui proses pembinaan dan pengembangan secara
terencana, berjenjang, dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi keolahragaan
Sudah dimulainnya Liga Bulutangkis Nasional yang dilakukan oleh PBSI
secara rutin..
Memajukan serta memasyarakatkan olahraga bulutangkis di Sumatera Utara
dalam rangka menciptakan atlit-atlit profesional yang berprestasi di kancah
nasional maupun internasional.
Semakin sempitnya lahan dan minimnya sarana olahraga di bidang
bulutangkis di perkotaan termasuk kota Medan.
2.4. Lokasi
2.4.1. Kriteria pemilihan lokasi
Kota Medan sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat
distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi jasa
kepariwisataan, dan pusat perdagangan regional dan internasional, maka dalam
pelaksanaannya studi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan
menetapkan adanya satuan-satuan Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP),
dimana tujuan dari WPP ini adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap sektor
atau wilayah. WPP Kotamadya Medan dibagi menjadi lima wilayah, yaitu :
g. Lingkungan
Berada pada lokasi yang strategis, representatif dan cocok untuk fungsi
pendukung skala kota. Lingkungan yang kondusif seperti keamanan dan
kenyamanan sangat mendukung kegiatan Badminton training Centre yang akan
dirancang. Manfaat yang didapat di lingkungan sekitar apabila Badminton
Training Centre dilokasi ini adalah meningkatkan kualitas lingkungan dan
meningkatkan daya jual tanah di lingkungan sekitar bangunan. Sedangkan efek
yang didapat pada masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut adalah
menghadirkan sarana latihan dan hiburan bagi masyarakat untuk dapat turut
menyaksikan jalannya pertandingan olahraga Bulutangkis dan meningkatkan
minat dan kecintaan masyarakat akan olahraga Bulutangkis
. Alternative lokasi 2
Sumber: data pribadi
. Alternative lokasi 3
Sumber: data pribadi
Lokasi D
Jln Ngumban Surbakti, Kec. Medan Selayang
. Alternative lokasi 4
b. Penilaian terhadap alternative lokasi Sumber: data Pribadi
Kondisi lahan saat ini Lahan kosong Ada beberapa Ada kantor
bangunan pemerintah
pada lahan pada lahan
4 Sirkulasi Waktu tempuh dari < 30 menit < 45 menit < 1 jam
pusat kota
Lapangan tambahan
Ruang pendukung
-Restoran
-Pengelola
R.operator acara -Pegawai Persiapan Formal
-Teknisi
-Ruang pertemuan/serbaguna
-Pusat kebugaran
-Retail shop
-Souvenir shop
Partai
Ada lima partai yang biasa dimainkan dalam bulutangkis. Mereka adalah:
1. Tunggal putra
2. Tunggal putri
3. Ganda putra
4. Ganda putri
5. Ganda campuran
Sejak 1 Februari 2006, seluruh partai memakai sistem "pemenang dua dari tiga set"
(best of three) yang masing-masing diraih dengan mencapai 21 poin secara rally point.
Memainkan bulutangkis
Tiap pemain atau pasangan mengambil posisi pada kedua sisi jaring di atas
wilayah persegi panjang yang ditandai di lantai sebagaimana diperlihatkan di
diagram.Tujuan permainan adalah untuk memukul sebuah kok menggunakan raket,
melompati jaring ke wilayah di seputar batasan/aras tertanda sebelum pemain atau
pasangan lawan bisa memukulnya balik. Untuk setiap kali ini berhasil dilakukan oleh
regu yang menyervis, pemain atau pasangan penyervis (peladen) mencetak skor satu
poin. Setelah memenangi satu poin, pemain yang sama menyervis kembali, dan terus
menyervis sepanjang mereka terus mencetak poin.
Apabila regu yang tak menyervis memenangkan reli ini, tiada poin dicetak
oleh mereka tetapi ada pergantian penyervis. Dalam permainan ganda, seorang
peladen memulai permainan, dan setelah kalah sebuah reli, servis berpindah ke regu
lawan. Dari waktu itu ke depannya, kedua pemain pada seregu bergantian menyervis
Gelanggang badminton
Tiap-tiap pemain menetapkan di antara dua wilayah servis. Ada wilayah servis
untuk tunggal, yakni berlebar 5,18 meter dan panjangnya 13,40 meter. Areal servis
untuk ganda berukuran 6,10 meter pada lebarnya dan 11,88 meter panjangnya.
Wilayah servis dibagi dua belahan. Di tengah-tengah lapangan berdiri jaring/net,
yakni 1,55 meter tingginya. Garis-garis servis pendek berentang 1,98 meter dari
jaring. Kotak servis kiri dan kotak servis kanan dipisahkan oleh garis di tengahnya.
Lapangan
Ukuran lapangan bulutangkis ; (13,40 x 6,10)
meter
Lapangan harus berbentuk persegi panjang dibuat
dengan garis 40 mm
Garis harus mudah dikenali dan berwarna putih
atau kuning
Jarak lapangan yang satu dengan yang lain
minimal 2,5 meter. Jarak dengan TV court
minimal 4 meter.
Jarak lapangan dengan tribun penonton minimal 5
meter
Tinggi minimal atap bangunan yang tengah adalah
15 meter, sedangkan untuk yang tepi minimal 12
meter (diasumsikan memakai atap
lengkung/miring)
Lantai tidak boleh keras untuk mencegah
terjadinya cedera. Bisa menggunakan bahan parket yang dibawahnya memiliki
rongga. Jadi lantai parket tidak langsung menempel pada beton. Bahan lain
yang bisa digunakan adalah karpet yang terbuat dari karet namun elastis.
Shuttlecock
Merupakan tiruan dari bulu imitasi dari bahan sintesis menggantikan bulu
alamiah. Gabus yang dipakai seperti yang dijelaskan pada peraturan
kelima
Ukuran dan berat seperti pada perturan kedua, ketiga, keempat dan
keenam. Bagaimanapun juga disebabkan oleh perbedaan massa jenis dan
sifat-sifat dari bahan sintetis dibandingkan dnegan bulu, variasi sampai 10
% dapat diterima
Sehubungan dengan tidak adanya variasi pada desain umum, kecepatan
dan terbang dari shuttle, modifikasi dari spesifikasi seperti tersebut diatas
diperkenankan dengan persetujuan Persatuan Bulutangkis yang
bersangkutan untuk hal-hal tersebut ditempat tempat, dimana kondisi
atmosfir dikarenakan oleh ketinggian atau iklim membuat shuttle standart
menjadi tidak cocok dan jika terjadi keadaan memaksa dimana situasi
mengharuskan demi kepentingan bulutangkis itu sendiri
Raket
Raket pada masa lalu, sampai tahun 1970-an, masih dikenal raket yang baik
gagang maupun kepala (daunnya) terbuat dari kayu, sekarang umumnya dibuat dari
bahan grafit, meskipun masih ada yang dibuat dari bahan aluminium atau besi ringan.
Bentuknya cuma beraneka macam, tetapi yang nge-trend sampai dengan tahun 2002
adalah yang umumnya dipakai pemain pelatnas. Semakin mahal harganya maka
semakin enteng dan kuat raket itu.
Raket ini memiliki jaring yang dibuat dari senar (string), berupa tali plastik
sintetis. Senar yang baik adalah senar yang bisa dipasang sekencang kencangnya
tetapi tidak mudah putus, agar raket dapat memantulkan kok yang dipukul dengan
kencang atau cepat. Raket ini biasanya dibungkus dalam tas raket yang dapat memuat
sampai kirakira enam buah raket.
Area yang disenari harus datar dan berpola senar yang saling
bersilangan secara terjalin atau terikat di tempat persilangan. Pola
peyenaran harus beragam dan terutama di tengah tidak boleh kurang
kepadatannya daripada area lainnya. Panjnag keseluruhan area yang
disenari tidak boleh melebihi 280 mm dan lebar keseluruhan tidak
boleh melebihi 220 mm. Walaupun begitu, senar boleh melewati area
yang semestinya menjadi leher dengan syarat lebar dari penambahan
area yang disenari tidak melebihi 35 mm dari panjang keseluruhan dari
area yang disenari tidak melebihi 330 mm
Raket harus bebas dari benda-benda yang ditempelkan dan tonjolan-
tonjolan keluar, kecuali yang dipergunakan semata-mata dan secara
khusus untuk membatasi atau melindungi dari kerusakan, atau gerakan
atau untuk menambah berat, atau untuk mengamankan pegangan /
gagang dengan tali ke tangan pemain dimana kesemuanya itu harus
memadai ukuran dan tempatnya. Selain itu, raket juga harus bebas dari
peralatan yang memungkinkan seorang pemain secar potensial
merubah bentuk
Kaus kaki tidak wajib namun sebaiknya memiliki daya serap keringat yang tinggi dan
agak tebal supaya empuk dan mengurangi kemungkinan terjadinya iritasi kulit akibat
pergesekan kulit dengan sepatu.
Celana pendek atau kaus bulutangkis sebenarnya bebas, tetapi di tingkat internasional
banyak dipakai jenis kaus yang sejuk dan mampu menyerap keringat dengan cepat.
Terkadang pemain menggunakan kaus tangan, pengikat kepala, atau penjaga lutut,
balk untuk keperluan esensial maupun sekedar untuk menambah ramai penampilan.
Peraturan Pertandingan
Angka diperoleh si pelaku servis, sehingga bila dia gagal, servis berpindah, tidak
menggunakan rally point seperti di tenis meja atau bola voli. Bila kok tidak bisa
dikembalikan lawan, dia akan mendapat angka.
Dalam melakukan servis, prinsip yang harus dipegang adalah kepala raket tidak boleh
Iebih tinggi dari pinggang, kok dalam keadaan dipegang, dan kaki tidak bergerak
mendahului gerakan memukul kok. Sedang penerima servis mengalami fault bila
bergerak sebelum lawan melakukan servis.
SEJARAH PB DJARUM
Berawal dari situ, lahirlah atlit muda berbakat, Liem Swie King yang meraih prestasi
demi prestasi secara gemilang, menumbuhkan keinginan Budi Hartono untuk serius
mengembangkan kegiatan komunitas Kudus menjadi organisasi PB Djarum.
MISI
Membantu persatuan Indonesia dan mengharumkan nama bangsa dengan berprestasi
di bidang perbulutangkisan dunia.
VISI
Menjadi klub terbaik Indonesia yang penuh dengan pemain-pemain bulutangkis top
dunia asal Indonesia.
Atlit harus berusaha keras, jika tak ada usaha maka tak ada pula gelar juara yang
datang dengan mudah (dikutip dari CEO PT. Djarum, Budi Hartono).
Ungkapan di atas ada benarnya, lebih lagi bagi mereka para atlit yang ikut tergabung
di pelatihan klub PB Djarum. Maka untuk bergabung di klub PB Djarum menjadi atlit,
sebelumnya para calon atlit diwajibkan mengikuti tahapan seleksi.
Seleksi awal untuk para calon atlit yang akan dibina meliputi
faktor umur, tinggi badan, bakat, kemampuan intelektual,
keseimbangan psikologisnya, kemampuan teknik dasar, serta
sampai sejauh mana dukungan yang diperoleh dari orang tua.
Bila lolos seleksi awal, maka para calon atlit ini sudah bisa
diputuskan untuk mengikuti kegiatan pelatihan di klub PB Djarum. Setelah itu, untuk
setiap tahunnya akan dilakukan seleksi kelanjutan, seperti dalam hal kemampuan
bertanding. Apabila kemampuan bertanding dari atlit bersangkutan tidak pernah
meningkat, maka dengan berat hati PB Djarum akan memulangkannya.
PROFIL PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
PB Djarum sejak dini telah menanamkan visi kepada seluruh atlitnya, agar mereka
tidak mencetak keberhasilan di arena pertandingan saja, tapi juga mencetak
keberhasilan di bangku sekolah.
Lee Badminton Training Centre ini didirikan pertama dari 1995. Bangunan ini pada
awalnya mempunyai luasan 3,500 square. Saat itu bangunan ini hanya mempunyai 2
lapangan bulutangkis. Setelah perkembangan selama 6 tahun yakni tepatnya
November 2001, Bangunan Lee Badminton Training Centre ini mempunyai luasan
8,500 square.Saat ini Lee Badminton Training Centre mempunyai 8 lapangan
bulutangkis yang berstandart Internasional yang berpegang teguh dengan peraturan-
peraturan BWF. Di Lee Badminton Training Centre juga diajarkan mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan bulutangkis.
Ruang fitnes
3. PB Jayaraya,
Sejak didirikan 26 Juli 1976, klub ini memang telah banyak melahirkan sederet
pemain top nasional. Adapun gagasan pendirian salah satu klub bulutangkis tertua di
Jakarta ini, datang dari Ali Sadikin yang kala itu masih menjabat sebagai Gubernur
DKI Jakarta dan Ir Ciputra yang merupakan Ketua Yayasan Jaya Raya. Belum genap
satu tahun berdiri, Jaya Raya telah dapat melahirkan pebulutangkis sekelas Kurnia Hu
dan Maria Fransiska. Kedua pemain asal Jawa Timur tersebut mencuat ke permukaan
setelah ditemukan ayah Rudi Hartono yang kala itu menjabat sebagai pencari bakat
bagi klub Jaya Raya.
Selain karena memiliki pemain yang berbakat, kala itu Jaya Raya masih dilatih
beberapa mantan pemain nasional yang telah banyak mengukir prestasi internasional
seperti Maestro dan legenda Bulutangkis Rudi Hartono, Retno Kustiah dan Utami
Dewi.Seiring berjalannya waktu, Jaya Raya memang tak pernah berhenti mencetak
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
bibit-bibit potensial untuk menjadi juara. Sederet pemain ternama pun pernah
merasakan kerasnya persaingan dan ketatnya kedisiplinan di Jaya Raya. Ternyata pola
pelatihan seperti itu pula yang membuat Kurnia Hu, Edi Kurniawan, Maria Fransisca,
Yanti Kusmiarti, Rosiana Tandean, Lani Tedjo, Tony Gunawan, Bambang Suprianto,
Mia Audina serta Susi Susanti. Dapat merasakan nikmatnya sejumlah gelar juara di
kancah nasional, regional maupun internasional.
Dengan dukungan Ciputra, Jaya Raya praktis tak pernah mengalami krisis keuangan.
Klub kami sama sekali tidak profit oriented. Sebab justru kami yang menanggung
semua biaya untuk pemain binaan kami, mulai dari makan dan uang saku serta
memberikan biaya siswa, tandas Retno.Hal itu yang membuat, Jaya Raya tak pernah
berhenti dalam melahirkan pebulutangkis potensial yang akan disalurkan ke Pelatnas
Cipayung. Wajarlah, jika Jaya Raya mengklaim dirinya sebagai klub yang paling
banyak memasok pemain ke tim pelatnas. Tercatat sekitar 19 orang pebulutangkis
asal Jaya Raya, tahun ini masuk dalam Pelatnas Pratama.Bagi Retno Kustiah, yang
juga salah seorang pendiri Klub Jaya Raya, segudang prestasi memang pernah
dibukukan anak asuhnya.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pengertian Arsitektur High Tech adalah
Sebagai alternatif, pengertian Arsitektur High Tech bisa didapat mendalam dari
apa yang sudah diterapkan pada bangunan-bangunan yang dirancang dalam 20 tahun
terakhir oleh para arsitek yang beraliran High Tech, seperti :
Richard Rogers
Norman Foster
Michael Hopkins
Nicholas Grimshaw
Ada beberapa lagi exposen High Tech, dan tidak semua dari mereka orang
Inggris, namun keempat orang ini adalah pemimpin dari gerakan ini.
Tidak ada suatu konferensi atau pernyataan, namun hampir semua anggotanya
mempunyai latar belakang pendidikan yang sama dan mengenal pribadi satu sama
lain. Mereka telah bekerja di kantor masing-masing dan saling tukar-menukar ide,
kadang bekerja sama, namun kadang juga bersaing.
Struktur yang diekspose dan zona servis yang diekspose adalah dua penampakan
yang membanggakan dari Arsitektur High Tech, meskipun tidak semua Arsitektur
High Tech mengekspose struktur dan servis bangunannya. Hal ini dapat dilihat pada
Namun karya keduanya tetap ditandai sebagai struktur yang kuat dan ekspresif
khususnya struktur baja. Baja adalah satu dari banyak material bangunan yang tahan
tarikan. Memberikan Arsitektur High Tech kesempatan untuk mendramatisasi fungsi
teknologi dari elemen bangunan. Tidak mengejutkan baja tarik dapat memberikan
berbagai macam keuntungan.
Isu tentang ruang telah digantikan tentang teknologi untuk fleksibilitas (dalam
Arsitektur High Tech). Apa yang kita bicarakan kata Arsitektur High Tech bukanlah
soal permukaan sebuah ruang atau hall atau ruang-ruang antara, tapi sebuah zona
servis di luar atau di dalam. Kemungkinan penggunaan dari zona ini adalah
2. Celebration of process
Penekanan terhadap pemahaman mengenai
konstruksinya bagaimana, mengapa, dan apa dari
suatu bangunan, di antaranya hubungan dari
struktur, paku, dan pipa-pipa saluran sehingga
1
Collin Davies, High Tech Architecture
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Dari sisi lain bisa dilihat dengan berkembangnya bulutangkis di seluruh dunia
dan sistem pelatihannya memakai teknologi modern, maka berkembang pula
teknologi sebagai akibat ilmu terapannya, sehingga wadah yang memperkenalkan
sistem pelatihan Bulutangkis itu sendiri dapat menggambarkan fungsinya dalam
bentuk bangunan serta struktur yang dipakainya yaitu konsep arsitektur High Tech.
Arsitektur High Tech sangat tepat diterapkan pada Badminton Training Centre
tersebut, dimana kebutuhan akan sistem mekanikal, sistem elektrikal, proteksi
kebakaran, akustik, dan pengkondisian udara yang efisien, fleksibel, tepat guna, dan
berkelanjutan dapat diwujudkan dengan menerapkannya pada disain bangunan. Hal
ini juga sesuai dengan perkembangan bulutangkis yang terus berkembang akan
semakin memerlukan fasilitas-fasilitas yang fleksibel.
Arsitektur High Tech yang identik dan sarat dengan teknologi terbaru dan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
memakai unsur material baja, logam, dan kaca yang sudah menjadi ciri khasnya,
sangat tepat penggunaannya jika dilihat dari efisiensi waktu dan biaya. Selain itu,
material tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk menjadikan suatu bangunan
menjadi suatu tampilan yang mempunyai nilai dan karakter dan berteknologi tinggi.
British museum adalah bangunan tua dimana pada bangunan ini Norman Foster
menambahkan ruang lagi yang disebut dengan Great Court. Bangunan ini juga
dirancang dengan prinsip ekologis dimana pada bangunan ini terdapat ventilasi dan
Atap yang dilapisi oleh lapisan bening menutupi bangunan yang melengkung ke
bawah hingga lantai dasar di sisi taman, akan memberikan view yang mengagumkan
dari padang rumput dan pepohonan-pepohonan alami.
Penganalisaan dari struktur bangunan yaitu rangka pipa dapat menjadi suatu netting
untuk penglihatan arah ke view utama. Desain Fakultas Hukum akan menjadi
landmark kawasan kampus karena merupakan desain yang paling unik. Perancangan
tapak sangat menguntungkan untuk mendapat view yang paling baik.
Pada konstruksi bangunan yang berupa rangka pipa besi berpilin menjadi struktur
utama dinding dan atap, desain kolom penyangga kantilever dibuat miring sesuai
dengan kantilever yang berundak-undak, pada interior memperlihatkan jalinan rangka
pipa besi pada dinding luar netting arah pandang keluar bangunan, deretan tempat
duduk untuk ruang bersosialisasi diletakkan pada dasar bangunan.
Tanggapan
Posisi site terhadap Kota, Kawasan dan Lingkungan sangat strategis untuk fungsi bangunan
yang akan didirikan di dalamnya yaitu Badminton Training Centre. Lokasi tidak berada di
pusat kota dan bukan jalur sirkulasi padat namun lancar. Lokasi site yang berada pada
persimpangan Jl. Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan membuat pencapaian ke dalam
bangunan lebih mudah.
Rekomendasi
Didalam site akan dibangun Badminton Training centre yang berfungsi sebagai tempat
penyelenggaraan pertandingan dan pelatihan Bulutangkis nasional maupun internasional juga
sebagai tempat untuk memasyarakatkan Bulutangkis
Peruntukan Lahan
Didalam RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Medan) lokasi yang
berada di persimpangan Jl. Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan, Kel.
Sempakata, Kec. Medan Selayang, termasuk dalam WPP E dengan Sei Sikambing
sebagai pusat pengembangan. Peruntukan lahan untuk daerah ini merupakan untuk
kawasan permukiman, perdagangan dan rekreasi, dengan program kegiatan
sambungan air minum, septick tank, jalan baru, rumah permanen, sarana
pendidikan dan kesehatan.
Sebagai kawasan permukiman, rekreasi dan komersial, lokasi ini sangat potensial
untuk dibangunnya bangunan dengan fungsi sebagai tempat yang mewadahi
kegiatan rekreasi olahraga di tambah fasilitas pendukung yang bergerak di bidang
komersil. Hal ini diperkuat dengan 4 unsur potensial dari lokasi, yaitu:
Terletak dipinggiran kota dengan lahan kosong yang tersedia luas
Berada pada kawasan permukiman, rekreasi dan pendidikan
Transportasi yang lancar dan baik
Luas site yang mendukung 2,5 Ha
Lahan di sekitar site masih luas
Pada kawasan ini, bangunan rata-rata memiliki ketinggian yang cukup rendah,
yaitu antara 2-3 lantai
Tanggapan
Existing site merupakan lahan kosong yang luas sehingga pengolahan bangunan
akan lebih mudah dan dapat diusahakan suasana yang nyaman bagi pejalan kaki
Rekomendasi
Bangunan diletakkan lebih kedalam site dengan tujuan memberikan ruang luar
bagi pejalan kaki.
- Intensitas kepadatan cukup tinggi dimana titik kepadatan terdapat pada daerah
persimpangan perumahan tasbih namun pada waktu tertentu saja.
- jalur sirkulasi dua arah untuk kenderaan umum yang sangat macet akibat
tignkat kepadatan kenderaan yang tinggi
- intensitas kenderaan yang tinggi mengakibatkan macet pada pagi hingga sore.
Hal ini juga diakibatkan ada pajak dan stasiun borneo, sutra dan sinabung jaya.
- Sirkulasi lancar, padat pada persimpangan dengan jl Jamin ginting dan Karya
Jasa
Jl. Flamboyan
Pedestrian bagi
pejalan kaki
Tanggapan
Pada daerah ini
ih diki
Tanggapan
Pada daerah ini masih sedikit pejalan kaki. Ini dikarenakan daerah ini baru dikembangkan.
Diharapkan nantinya daerah ini akan berkembang dengan pesat setelah adanya
pembangunan proyek ini.
Pada jalan Flamboyan tidak terdapat pedestrian sehingga pejalan kaki kurang nyaman untuk
berjalan disekitar site.
Sarana Pencapaian :
Mobil Pribadi
Angkutan Umum
Sepeda Motor
Taxi
Becak Bermotor
Sepeda
Tanggapan
Lalu lintas di sekitar tapak merupakan lalu lintas dengan intensitas kendaraan
relatif sedang.
Jl. Ngumban surbakti merupakan jalur dua arah dengan intensitas kendaraan
sedang
Jl. Flamboyan merupakan jalan dua arah dengan intensitas kendaraan padat-
lancar.
Rekomendasi
Vegetasi berupa pohon yang rindang disepanjang Jl.Ngumban Surbakti tetap
dipertahankan sebagai peneduh untuk jalan dan area pedestrian.
Perlu ditambahkan taman disekitar pinggir jalan terutama di jalan flamboyant yang
jumlah vegetasinya masih kurang.
Pola pedestrian harus lebih dibaguskan.
Tanggapan :
Posisi arah matahari ini sebenarnya tidak
mempengaruhi orientasi dari lapangan
pertandingan. Walaupun sebenarnya pada
bangunan arah matahari mempengaruhi
orientasi bangunan. Hal ini disebabkan karena
bangunan ini adalah bangunan tertutup.
Tanggapan
Pada fasade timur, panas yang diterima berasal dari matahari pagi. Kondisi panas ini
tidak berdampak pada pemakaian AC yang banyak, karena panas yang dihasilkan
tidak menyengat.
Pada fasad barat kondisi site sangat panas karena matahari sore yang sangat
menyengat sehingga berakibat pada besarnya beban AC pada bangunan
Tanggapan
Sumber kebisingan dari arah Jl.
Ngumban Surbakti dan Jl.
Flamboyan. Kebisingan dan polusi
ditimbulkan oleh banyaknya
aktifitas kendaraan yang melalui
jalan ini.
Rekomendasi
Untuk mengurangi kebisingan dari
arah jalan ini, maka perlu dibuat jarak
yang cukup antara jalan dengan
bangunan dan juga menempatkan
vegetasi buffer untuk mengurangi
merambatnya suara bising ke site.
Gambar 4.12. Analisa kebisingan dan polusi udara
Tanggapan
Lampu jalan menggunakan neon, terdapat di kedua ruas Jl. Ngumban S dan di salah satu
ruas Jl. Flamboyan , dipasang pada tiang-tiang baja. Lampu-yang ada disekitar site adalah
jenis lampu jalan standard dengan dua arah lampu tiap tiang. Dipasang dipinggir jalan
dekat dengan parit di sepanjang jalan.
Rekomendasi
Titik-titik lampu yang telah ada dipertahankan dan ditambah pada ruas jalan sebelah kanan
jl Flamboyan, sesuai dengan kebutuhan.
Tanggapan
Jalur utilitas yang ada disekitar site cukup baik dan dapat mencukupi kebutuhan yang ada
didalam bangunan Badminton Training centre ini.
Rekomendasi
Jalur utilitas yang ada dipertahankan untuk mendukung dan memberikan kemudahan
dalam hal pelayanan bangunan. Perbaikan beberapa jalur utilitas yang sudah mengalami
kerusakan.
+++
-
Rekomendasi
Pada sisi +++ dan ++ pengolahan fasade bangunan lebih dipertimbangkan dengan baik
pada sisi + dan pengolahan bangunan tidak terlalu penting dan di buat untuk area
parkir atau area sirkulasi
++
Tanggapan
Pada Persimpangan antara Jl. Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan memiliki view yang
sangat baik keluar bangunan
Pada Jl. Ngumban Surbakti juga memiliki view yang sangat baik ke luar.
Rekomendasi
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Pada sisi yang memiliki view keluar yang sangat baik diolah agar pandangan kearah tersebut
tidak terhalang yaitu pada persimpangan jalan. View yang cukup baik berada pada Jl. Ngumban
Surbakti yang juga akan diolah agar view kearah jln initidak tertutup. Begitu juga dengan
4.2. ANALISA NON FISIK / FUNGSIONAL
4.2.1. Pelaku dan Aktifitas
a) Pelaku kegiatan
Pelaku kegiatan dalam badminton training centre ini terdiri dari:
Pengunjung
Dari kelompok pemgunjung terbagi lagi atas:
- Anak-anak Baik yang bermain, berlatih maupun menonton pertandingan
- Remaja. Baik yang bermain, berlatih sebagai atlit dari klub bulutangkis serta
penonton pertandingan.
- Dewasa. Baik sebagai atlit, pelatih, staf, penyewa dan penonton.
- Orang tua. Baik yang datang menonton pertandingan, berbelanja dan mencari
hiburan.
Pengelola.
b) Kegiatan
Kegiatan utama
1 Olahraga
Bermain, berlatih dan bertanding.
2 Rekreatif
Menonton pertandingan dari berbagai kompetisi bulutangkis
3 Edukatif
Tempat berlatih dan belajar mengembangkan kemampuan fisik
Kegiatan pendukung
4 Souvenir dan retail shop
Menjual barang-barang olahraga
5 Restoran dan kafe
Tempat yang menyediakan makanan dan minuman.
6 Ruang pertemuan
tempat diadakan pertemuan antar pejabat di bidang olahraga, undangan dan
wartawan
7 Pusat kebugaran
1. Pengelola.
Ruang-ruang yang dibutuhkan :
- R.Kerja
- R.Direktur Umum
- R.Direktur per divisi
- R.Manager per divisi
- R.Ass Manager per divisi
- R.Karyawan
- R.Ganti
- R.Tunggu
- Ruang Penyimpanan
- Toilet
2. Kegiatan Pelayanan Teknis. Ruang-ruang yang diperlukan :
- Ruang Operator
- R.O. PABX dan Sound System
- CCTV
- Pompa dan Ground
- Reservoir
- Tempat Pembuangan Sampah
c. Skema Aktivitas Pemakai
Pengelola dan Karyawan
Kantor Istira
Datang Entrance Pengelola Administrasi hat Pulang
Parkir Kontrol
Pengelola
Gambar 4.17. Skema Aktifitas Pengelola
Kegiatan
Datang Entrance Bangunan Pulang
Parkir Pengelola
Pengunjung
Gambar 4.18. Skema Aktifitas Pengunjung dan Pengelola
Servis
PARKIR
R. GANTI
PEMAIN I
PRIVAT
ENTANCE
MEDIS
MIXED R.GANTI
ZONE WASIT
TES DOPING
LAP. PERMAINAN
R. GANTI
PEMAIN II
Pemain
ENTRANCE
KORIDOR R.GANTI
R. DELEGASI ENTRANCE
MEDIA R.PEMANASAN R.PIJAT/MASSAGE
R. MEDIA
SHOWER
WC/TOILET
ENTRANCE
Area VIP
STUDIO TV TOILET
Restoran
BAR
COUNTER
DAPUR
OPERATOR
BANQUET
G.KERING
G.BASAH
R.PEGAWAI KASIR
R.GANTI
DAPUR R.PERALATAN
LOBBY /
ENTRANCE R.TUNGGU R.PERTEMUAN
R.GANTI TOILET
R.PENGELOLA R.INSTRUKTUR
KASIR
ENTRANCE
GUDANG
R.DIREKTUR
R. MANAGER OPERASIONAL
R.STAF DIVISI
e. Kapasitas Pengunjung
Analisa Kebutuhan Parkir
Fasilitas parkirbadminton training centre harus menyediakan area khusus untuk
petugas keamanan yaitu polisi dan satpam, pemadam kebakaran, ambulans, dan
perangkat-perangkat darurat lainnya diluar kebutuhan parkir penonton. Area parkir
tersebut harus ditempatkan dekat dan langsung, jalurnya khusus baik masuk dan
keluar dari stadion serta terpisah dari jalur sirkulasi kenderaan maupun penonton.
Bangunan utama
- ruang untuk bangunan utama
Adapun program ruang dari bangunan ini adalah
Asrama
Asrama Putra Kamar Tidur 25 unit 16,2 m2/unit DA 405 450
Toilet 25 unit 1,8 m2/unit DA 45
Asrama Putri
Kamar Tidur 25 unit 16,2 m2/unit DA 405 450
Toilet 25 unit 1,8 m2/unit DA 45
. Ruang pendukung
-Restoran (2 unit)
-Ruang pertemuan/serbaguna
-Pusat kebugaran
Lavatory 3m2/unit 6 m2
Penempatan parkir
petugas keamanan
yang dekat dengan
parkir pemain untuk
keamanan pemain
tersebut
Parkir tersedia di
dalam dan luar
bangunan, masing-
masing memiliki
fungsi tersendiri dan
kedudukan antara
parkir sepeda motor
dan mobil terpisah
Entrance
Entrance
Lapangan Fasilitas
Badminton Penyelenggara
Pertandingan
Ruang
Pertemuan
Ruang pengelola
Entrance
Gambar 5.6 Konsep Zoning Ruang lantai 1 bangunan Badminton Training centre
Lantai
Mezzanine
Tribun Tribun
Penonton Penonton
Fitnes
Centre
Tribun Penonton VIP
Gambar 5.7 Konsep Zoning Ruang lantai 2 bangunan Badminton Training centre
Ruang
Khusus Tribun Penonton
wartawan
Restoran
Tribun
Penonton
Gambar 5.8 Konsep Zoning Ruang lantai 3 bangunan Badminton Training centre
SEPTICTANK
Limbah Cair
LIMBAH CAIR RIOL KOTA
Limbah Restoran
LIMBAH ORGANIK DISPOSAL TPS TPA
PLN METERAN
Lantai 3