Anda di halaman 1dari 154

BADMINTON TRAINING CENTRE

(HIGH TECH)

LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2008/2009

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh:
HELMY FUAD
03 0406 058

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
BADMINTON TRAINING CENTRE
(HIGH TECH)

LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2008/2009

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh:
HELMY FUAD
03 0406 058

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
LEMBAR PENGESAHAN

BADMINTON TRAINING CENTRE


(HIGH TECH)

DISUSUN OLEH :

HELMY FUAD
03 0406 058

Medan, Maret 2009

Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

IR SRI GUNANA MT. YULESTA PUTRA ST, MT

Koordinator TGA 490

IR. DWI LINDARTO H, MT


(NIP : 132 206 820)

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR
( SHP2A )

Nama : Helmy Fuad


NIM : 03 0406 058
Judul Proyek Akhir : Badminton Training Centre
Tema Proyek Akhir : Expressionist

Rekapitulasi Nilai:
Nilai Akhir A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan:


No Status Waktu Paraf Paraf Koordinator
Pengumpulan Pembimbing Pembimbing TGA 490
Laporan I II
1 LULUS
LANGSUNG
2 LULUS
MELENGKAPI
3 PERBAIKAN
TANPA
SIDANG
4 PERBAIKAN
DENGAN
SIDANG
5 TIDAK LULUS

Medan, Maret 2009


Ketua Departemen Koordinator TGA - 490

IR. DWI LINDARTO H, MT IR. DWI LINDARTO H. MT


(NIP : 132 206 820) (NIP : 132 206 820)
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT, atas segala rahmat dan ridha
yang selalu dilimpahkanNya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas
Akhir saya dengan baik. Kemudian salawat serta salam saya haturkan kepada
junjungan besar Nabi Muhammmad SAW karena berkat beliau lah kita berada di alam
terang benderang ini
Saya menyadari masih banyak kekurangan yang saya lakukan dalam penyelesaian
skripsi ini, namun saya tetap bersyukur jika skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang
yang membacanya.

Banyak hal yang dirasakan setelah satu semester melalui proses Tugas Akhir ini, dan
saya tidak melaluinya sendiri, karena ALLAH SWT menyediakan orang-orang yang
mendukung saya untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir saya ini. Karena itu saya
mengucapkan terimakasih saya kepada :
Keluarga besar Almarhum Hasroel Noer beserta kedua abang saya dan ketiga
kakak saya yang telah membesarkan saya dan juga selalu memberikan support
dan dukungan baik materiel maupun spiritual. Juga kepada keponakan-
keponakan saya yang selalu memberikan keceriaan dirumah.
Dan tak luupa pula kepada Syarifah Laila Khasmi yang selalu memberikan
nasehat dan semangat yang menggebu-gebu dan selalu mendoakan anaknya
sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Keluarga besar Wahab Abdul Gani yang sudah bersedia memberikan waktu
dan tempatnya kepada saya sehingga saya dapat berada di tempat seperti ini
Ibu Ir. Sri Gunana, MT sebagai Dosen Pembimbing I atas segala bimbingan,
semangat, dukungan,waktu juga buat setiap masukan dan apresiasi yang
diberikan kepada saya sehingga saya lebih bersemangat dalam mengerjakan
Tugas Akhir saya ini.
Bapak Yulesta Putra, ST, MSc sebagai Dosen Pembimbing II atas segala
dukungan, waktu, saran dan masukan yang sangat berarti buat saya dalam
mengerjakan Tugas Akhir saya ini.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Ibu Ir. Nurlisa Ginting, MT, Ibu Ir. Dwira N Aulia, MT dan Ibu Lisa
Suryani, ST, MT sebagai Dosen Penguji saya atas segala saran dan masukan
dan dukungan dalam pengerjaan Tugas Akhir saya ini.
Bapak Ir. Dwi Lindarto H, MT sebagai Ketua Jurusan Departemen
Arsitektur dan Koordinator Tugas Akhir.
Para Staff Pengajar dan Pegawai di Departemen Arsitektur Fakultas Teknik
Sahabat-sahabat ajaibku Brell, Novira, Liak, Qiqi, Eka, Zumie, Dilot, Muti,
kak Eno. Terimakasih buat support dan waktu yang telah kalian berikan ketika
aku membutuhkan kalian dan atas traktiran kalian semua hehe.
Harianto Simanjuntak dan Andry P Tondang, yang selalu menemaniku dan
memberikan semangat. Aku bersyukur telah diberikan kesempatan untuk
menjadi sahabat dihati kalian berdua, meskipun dalam segala keterbatasan
yang ada diantara kita.
Teman-teman satu kelompok sidang Tugas Akhir (Adam, Ruth, Rivanti,
Ostovia, Kartika), terimakasih buat kebersamaan, semangat serta suasana
Tugas Akhir yang menyenangkan dalam kelompok kita.
Teman-teman peserta Tugas Akhir angkatan XXVI Semester A
T.A.2008/2009, buat suasana studio Tugas Akhir yang menyenangkan,
menegangkan dlsb semuanya meninggalkan kesan yang tak terlupakan.
Teman-teman anarkotig, buat Panal, Bangun, Yono, Aol, Brajat, Gaga, Togap,
Deek Emm, Maghel, Cimek, Tungken, Adhit, Ompiung, Medot, Nyonyong,
Via kecik, Nopa, Una, Vicka, dan semuanya yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu, terimakasih untuk segala bantuan dan dukungan yang diberikan,
juga buat Surya yang telah membantu dalam pengerjaan maket saya.
Adik-adikku tersayang, buat Deny, Suria. Thanks atas supportnya dan
bantuannya selama Tugas akhir ini dan juga buat Dewi yang selalu siap
mengabari kedatangan buk nana. Thanks for All
Teman-teman alumni Smunlie angkatan 03 juga makasih atas kebersamaan
waktunya diantara kita semua.
Buat teman-teman di KISS FM juga thx atas diizinkannya aku menjadi bagian
pada diri kalian selama beberapa tahun terakhir ini terutama pada bang Anca,
bang Iie, bang Randy. Thx bang.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Buat semua teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Terimakasih untuk semua dukungannya.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi orang yang membacanya
khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur.
Medan, Maret 2009
Penulis,

(Helmy Fuad)
NIM. 030406058

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............i
Daftar Isi...................ii
Daftar Gambar............iii

BAB. I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...1
1.2. Maksud dan Tujuan....3
1.2.1 Maksud perancangan ................................3
1.2.2 Tujuan perancangan .....................4
1.3. Permasalahan perancangan.................4
1.4 Pendekatan..............................5
1.5. Lingkup Batasan Proyek.....5
1.6 Kerangka berfikir .......................................................................................6
1.7. Sistematika laporan........7

BAB. II. DESKRIPSI PROYEK


2.1. Terminologi Judul..................8
2.2. Tinjauan Kasus Proyek..............8
2.2.1. Gedung Bulutangkis..................................... ..8
2.2.2. Sejarah Bulutangkis ....................................... 9
2.2.3. Bulutangkis di Indonesia...............................11
2.3. Tinjauan Kelayakan Proyek.................................................12
2.3.1. Kelayakan Funsional.................................12
2.3.2. Kelayakan proyek......................................13
2.3.3. Kelayakan lokasi.......................................14
2.4. Lokasi...........................................15
2.4.1. Kriteria pemilihan lokasi...........................................................15
2.4.2. Analisa pemilihan lokasi...........................................................18
2.4.3. Analisis penetapan lokasi..........................................................24

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
2.4.4. Deskripsi kondisi lokasi............................................................24
2.4.5. Lokasi proyek terhadap Kota Medan........................................25
2.5. Tinjauan fungsi.........................................................................................25
2.5.1. Deskripsi pelaku dan kegiatan...................................................25
2.5.2. Deskripsi kebutuhan ruang....26
2.5.3 Kebutuhan Ruang......................................................................30
2.5.4. Deskripsi persyaratan lapangan futsal dan tribun.37
2.6. Studi banding proyek sejenis................................................................44
2.6.1 Saitama Super Arena................................................................44
2.6.2 Cez Arena.................................................................................48
2.6.3 Staples Centre...........................................................................50

BAB. III. ELABORASI TEMA


3.1. Arsitektur High Tech ...........................................52
3.1.1 Tinjauan Khusus ....................................52
3.2. Interprestasi tema ....................................................................................60
3.3. Studi banding tema sajenis.......................................................................61
3.3.1. Warehouse and distribution center ..........................................61
3.3.2 The great court of british museum ...........................................62
3.3.3. Commerzbank tower ...............................................................63

BAB.IV. ANALISA PERANCANGAN


4.1. Analisis Fisik / Tapak...........................67
4.1.1. Analisa Lokasi..........................................................................67
4.1.2. Analisa Tata Guna Lahan.........................................................69
4.1.3. Intensitas Pembangunan...........................................................70
4.1.4. Analisa Sirkulasi.......................................................................72
4.1.4.1.Analisa Sirkulasi Kendaraan........................................72
4.1.4.2. Sirkulasi Pejalan Kaki.................................................75
4.1.5. Analisa Pencapaian...................................................................76
4.1.6. Analisa Vegetasi.......................................................................77
4.1.7. Analisa Matahari......................................................................78

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
4.1.8. Analisa Kebisingan dan Polusi Udara......................................80
4.1.9. Analisa Utilitas.........................................................................81
4.1.9.1. Pola-pola Penerangan.......................................81
4.1.9.2. Jalur Utilitas.....................................................82
4.1.10. Analisa View............................................................................83
4.1.10.1. View dari Luar ke Dalam.................................83
4.1.10.2. View dari Dalam ke Luar.................................84
4.2. Analisis Non Fisik / Fungsional...................................86
4.2.1. Pelaku dan Aktifitas.................................................................86
4.2.2. Program Ruang.........................................................................94

BAB. V. KONSEP PERANCANGAN


5.1. Konsep Perancangan Tapak...................................................................104
5.1.1. Zooning dan Tata Ruang Luar................................................104
5.1.2. Konsep Pencapaian dan Sirkulasi...........................................105
5.1.3. Konsep Parkir.........................................................................108
5.2. Konsep Perancangan Bangunan.............................................................109
5.2.1 Zoning Ruang Dalam.............................................................109
5.3. Konsep Massa Bangunan.......................................................................112
5.4. Konsep Perancangan Utilitas..................................................................113

BAB.VI. HASIL PERANCANGAN


6.1. Hasil Perancangan Gambar....................................................................115
6.2. Foto Maket............................................................................................128

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................x

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
DAFTAR GAMBAR

BAB I
Gambar 1.1. Kerangka Berfikir ...............................................................................6

BAB II
Gambar 2.1 Alternatif Lokasi 1.............................................................................18
Gambar 2.2 Alternatif Lokasi 2.............................................................................18
Gambar 2.3 Alternatif Lokasi 3.............................................................................19
Gambar 2.4. Alternatif Lokasi 4.............................................................................19
Gambar 2.5. Lapangan Bulutangkis.......................................................................38
Gambar 2.6. Net.....................................................................................................39
Gambar 2.7. Shuttlecock........................................................................................40
Gambar 2.8. PB DJARUM.....................................................................................44
Gambar 2.9. Pelatihan PB Djarum.........................................................................45
Gambar 2.10. Pendidikan PB Djarum......................................................................46
Gambar 2.11. Lee Badminton Training Centre....48
Gambar 2.12. Interior untuk Indoor Lee Badminton Training Centre.....................49

BAB III
Gambar 3.1. Bangunan dengan finishing kaca transparan.....................................58
Gambar 3.2. Ekspos detail struktur bangunan.......................................................58
Gambar 3.3 Interior Llyoids Building mengekspos jalur sirkulasi......................59
Gambar 3.4. Millenium Dome menggunakan warna oranye cerah pada struktur..59
Gambar 3.5. Penggunaan kabel ringan sebagai struktur........................................59
Gambar 3.6. Penggunaan sistem struktur lama dengan desain baru menampilkan
kesan scientific..................................................................................60
Gambar 3.7. Site Plan Warehouse and Distribution Center for Renault................61
Gambar 3.8. Interior Warehouse and Distribution Center for Renault..................61
Gambar 3.9. Sistem struktur Warehouse and Distribution Center for Renault.....62
Gambar 3.10. Eksterior Warehouse and distribution Center for renault ................62
Gambar 3.11. Great court........................................................................................62

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Gambar 3.12. British museum..................................................................................63
Gambar 3.13. Tampak atas Great court ...................................................................63
Gambar 3.14. Prinsip ekologi pada great court .......................................................63
Gambar 3.15. Commerzbank tower .....................64
Gambar 3.16. Denah Commerzbank tower .....64
Gambar 3.17. Taman pada Commerzbank tower.....................................................64
Gambar 3.18. Sirkulasi udara pada Commerzbank tower ...................64
Gambar 3.19. Interior bangunan...65
Gambar 3.20. Potongan bangunan...65

BAB IV

Gambar 4.1. Key Plan dan Lokasi Proyek............................................................67


Gambar 4.2. Peta Lokasi Proyek............................................................................68
Gambar 4.3. Peta land use......................................................................................69
Gambar 4.4. Peta intensitas pembangunan.............................................................70
Gambar 4.5. Analisa sirkulasi kenderaan...............................................................73
Gambar 4.6. Analisa sirkulasi kenderaan...............................................................73
Gambar 4.7. Analisa sirkulasi pejalan kaki...........................................................75
Gambar 4.8. Analisa Pencapaian............................................................................76
Gambar 4.9. Analisa Vegetasi...............................................................................77
Gambar 4.10. Analisa Matahari...............................................................................78
Gambar 4.11. Analisa Matahari .............................................................................79
Gambar 4.12. Analisa kebisingan dan polusi udara................................................80
Gambar 4.13. Pola Penerangan................................................................................81
Gambar 4.14. Jalur Utilitas......................................................................................82
Gambar 4.15. Analisa View dari Luar ke Dalam.....................................................83
Gambar 4.16. Analisa View dari Dalam ke Luar....................................................85
Gambar 4.17. Skema Aktifitas Pengelola................................................................88
Gambar 4.18. Skema Aktifitas Pengunjung dan Pengelola.....................................88
Gambar 4.19. Skema Aktifitas Servis......................................................................88
Gambar 4.20. Skema Organisasi Ruang Pemain, Ofisial, Wasit.............................89
Gambar 4.21. Skema Organisasi Ruang Pemain......................................................89
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Gambar 4.22. Skema Sirkulasi Masuk Pengunjung................................................90
Gambar 4.23. Skema Organisasi Ruang VIP..........................................................90
Gambar 4.24. Skema Organisasi Ruang Restoran...................................................90
Gambar 4.25. Skema Organisasi Ruang Pertemuan.................................................91
Gambar 4.26. Skema Organisasi Ruang Kebugaran................................................91
Gambar 4.27. Skema Organisasi Ruang Retail........................................................91
Gambar 4.28. Skema Organisasi Ruang Pengelola.................................................92

BAB V
Gambar 5.1. Konsep Zoning Ruang Luar...........................................................104
Gambar 5.2. Sirkulasi Pejalan Kaki....................................................................105
Gambar 5.3. Sirkulasi Kendaraan Pemain, Offisial Tim dan Wartawan.............106
Gambar 5.4. Sirkulasi Kendaraan Bermotor........................................................107
Gambar 5.5. Konsep Parkir..................................................................................108
Gambar 5.6. Konsep Zoning Ruang Dalam lt.1.................................................109
Gambar 5.7. Konsep Zoning Ruang Dalam lt.2..................................................110
Gambar 5.8. Konsep Zoning Ruang Dalam lt.3..................................................111
Gambar 5.9. Konsep Massa Bangunan................................................................112
Gambar 5.10. Skema Perancangan Utilitas............................................................113
Gambar 5.11. Skema Sistem Pengelolaan Limbah................................................113
Gambar 5.12. Skema Sistem Penanggulangan Kebakaran.....................................114
Gambar 5.13. Skema Sistem Pendingin Ruangan.................................................114
Gambar 5.14. Skema Sistem Elektrikal ................................................................114

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan
kepada manusia. Olahraga juga merupakan satu keharusan dari aspek biologis
manusia guna mengembangkan ketahanan yang bersifat menyeluruh, pembentukan
ketrampilan hidup, ketrampilan sosial, ketrampilan berfikir, pembentukan prestasi,
penghayatan nilai-nilai sportifitas, nilai-nilai moral dan estetika.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 olahraga terbagi atas :


- Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang
dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan
untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, ketrampilan, kesehatan, dan
kebugaran jasmani.
- Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan
kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran,
dan kegembiraan.
- Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan
olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui
kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan
teknologi keolahragaan.
- Olahraga amatir adalah olahraga yang dilakukan atas dasar kecintaan atau
kegemaran berolahraga.
- Olahraga profesional adalah olahraga yang dilakukan untuk memperoleh
pendapatan dalam bentuk uang atau bentuk lain yang didasarkan atas
kemahiran berolahraga.
- Olahraga penyandang cacat adalah olahraga yang khusus dilakukan sesuai
dengan kondisi kelainan fisik dan/atau mental seseoarang

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Berbicara mengenai olahraga Berprestasi, cabang olahraga yang dapat membuat
harum nama bangsa Indonesia adalah cabang olahraga Bulutangkis. Di Indonesia,
cabang Olahraga bulutangkis merupakan suatu olahraga rakyat yang sangat digemari
oleh berbagai macam usia. Sampai dengan saat ini, perkembangan olahraga
Bulutangkis sudah menyebar ke seluruh Indonesia. Walaupun pusat kekuatan
Bulutangkis terpusat di Pulau Jawa, akan tetapi ada beberapa atlet yang berasal dari
luar pulau Jawa yang berlatih di Pelatnas cipayung dan membawa harum nama bangsa
Indonesia. Salah satunya adalah atlet yang berasal dari Sumatera utara yang mengikuti
kejuaran dunia yakni Millicent yang memperkuat Indonesia di kelompok umur 16
tahun

Di Medan, perserikatan bulutangkis didirikan dalam rapat pengurus klub pada


tanggal 27 Februari 1951 dengan nama Ikatan Persatuan Olahraga Bulutangkis
(IPOB) yang diketuai M Nurdin Datuk Besar, dengan sekretaris Amirsjam Pulungan
dan Tengku Lutfi. Salah satu keputusan organisasi ini adalah mengadakan kompetisi,
yang secara simbolis ditandai dengan pertandingan eksibisi pada tanggal 11 Maret
1951 di lapangan Balai Prajurit yang diikuti oleh pemain dari 28 perkumpulan
termasuk luar kota Medan seperti Besitang dan Pangkalan Brandan. Pemain-pemain
kenamaan seperti juara tak terkalahkan Impun, Amir Ketjik, dan Tan, Yap juga ikut
serta. IPOB inilah yang mengirimkan pemainnya ke Bandung, dan setelah resmi PBSI
berdiri berubah nama menjadi PBSI Cabang Medan (Sumatra Timur).

Perkembangan bulutangkis di sumatera utara terutama di medan berjalan dengan


baik. Sejak zaman Hindia Belanda perkembangan cabang olahraga bulutangkis cukup
baik di Medan. Pada perayaan PON ke 3 Oei nan nio dan Rosnida nasution/Oei nan
nio mendapatkan medali perak dari cabang tunggal puteri dan ganda puteri. Pada Pon
ke 4 di Makassar Oei Lian Nio dan Oie Lian Nio/rosnida mendapatkan medali emas
di cabang ganda puteri dan tunggal puteri. Pada Pon ke 5 di bandung Rosnida/bangun
Siregar mendapatkan medali perak di cabang ganda campuran.

Pada akhir tahun 1991 kota Medan memiliki Gedung Olahraga Bulutangkis PBSI
yang dibangun diatas tanah seluas 2.327 m2 yang memuat 1500 orang dengan
menelan biaya 1,2 Milyard. Kemudian juga pada tahun 1991 ketua KONI saat itu

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
meresmikan pembukaan Pusdiklat Sepha Smith Medan pada tanggal 5 agustus 1991
yang terdiri dari 18 atlit junior yang berlokasi di GOR Kodam 1 Bukit Barisan di jalan
Gaperta Medan dengan Bapak angkat perusahaan PT.Mandala Sepha Smith. Hasil
terakhir yakni pada PON terakhir di KALTIM atlit sumut berhasil mendapatkan
medali perunggu di tangan Indra Bagas yang mengalahkan Ari yuli dari DKI
JAKARTA. Hal ini dapat memperlihatkan bahwa di Sumatera terdapat salah satu
gudang atlet bulutangkis baru setelah era atlet legendaris bulutangkis Sumatera Utara
yakni Impun nasution, Oei Lian Nio, serta pemerhati bulutangkis setia HM Soedjadi
telah berakhir.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.03 tahun 2005 tentang sistem


keolahragaan nasional disebutkan bahwa pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan
prasarana olahraga. Oleh sebab itu untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi atlet
atlet Bulutangkis yang terdapat di Indonesia pada umumnya dan Medan pada
khususnya diperlukan suatu bangunan yang berfungsi sebagai pusat pelatihan
Bulutangkis baru mengingat kondisi terakhir bangunan yang menjadi Gedung
Olahraga Bulutangkis itu atapnya sudah bocor dan butuh tempat pelatihan yang baru

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


1.2.1 Maksud Perancangan
Maksud dari perancangan Badminton Training Centre ini adalah:
- merancang fasilitas publik yang dapat mewadahi pertunjukan olahraga
bulutangkis dan kegiatan apresiasi.
- Menciptakan fasilitas yang saling mendukung sebagai Badminton Training
Centre, yaitu asrama atlet, fasilitas komersial seperti Minimarket, ritel, dll,
serta fasilitas penunjang.
- Menciptakan suatu gubahan ruang yang tidak hanya mendukung
optimalisasi fungsi-fungsi dalamnya, tetapi menarik juga dari segi estetis,
serta mampu memenuhi persyaratan teknis
- Mampu menghasilkan atlet-atlet bulutangkis berbakat yang akan
membantu Sumatera Utara untuk meraih hasil maksimal pada kejuaraan
yang berhubungan dengan bulutangkis umumnya dan negara khususnya
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
1.2.2 Tujuan Perancangan
- memberikan image baru bagi kota dengan aktivitas kegiatan olahraga
bulutangkis.
- Menjadikan kawasan tersebut sebagai suatu pusat komunitas dan rekreasi
dimana masyarakat penggemar bulutangkis dapat saling bersosialisasi dan
berinteraksi.
- Menciptakan suatu karya bangunan arsitek yang mampu menjawab
tantangan perkembangan dan persaingan dengan negara lain dalam bidang
olahraga umumnya dan bulutangkis khususnya
- Menyediakan tempat tinggal yang nyaman berupa wisma bagi atlet dan
pelatih khususnya yang berasal dari kota Medan dan sekitarnya

1.3 PERMASALAHAN PERANCANGAN


- Bagaimana agar citra bangunan Badminton Training Centre ini bentuk dan
penampilannya dapat menarik minat anak-anak muda untuk masuk ke
dalam bangunan tersebut dan dapat mencerminkan kegiatan di dalamnya.
- Bagaimana memanfaatkan lahan yang ada untuk seluruh bangunan serta
fasilitas-fasilitas yang direncanakan.
- Bagaimana agar keberadaan bangunan tersebut dapat memberikan
sumbangan terhadap urban design.
- Bagaimana mendesain sebuah Badminton Training Centre yang memenuhi
standart Internasional baik dari segi kualitas bangunan dan fasilitasnya dan
menjadi suatu wadah yang dapat memfasilitasi semua kebutuhan
penggunanya
- Bagaimana mendesain Badminton Training Centre yang didalamnya
memiliki sirkulasi udara yang baik namun tidak boleh sampai mengganggu
lajunya shuttelcock karena pertandingan Bulutangkis menuntut kecepatan
angin yang stabil dan rendah
- Bagaimana mendesain Badminton Training Centre yang memiliki sistem
pencahayaan yang baik dari segi warna, terang dan penempatan lampu
tersebut agar tidak mengganggu pemain yang bertanding

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
1.4 PENDEKATAN
Pendekatan yang dilakukan selama proses pengembangan konsep perencanaan
dan perancangan adalah :
Studi pustaka dan studi literature yang berkaitan dengan kasus maupun
judul yang diangkat dalam proyek ini.
Studi banding terhadap proyek-proyek sejenis yang dapat memberikan
poin-poin permasalahan yang harus dipecahkan maupun kelebihan dari
proyek sejenis yang dapat menjadi masukan dalam perancangan.
Studi lapangan mencakup survey dan wawancara dengan instansi yang
terkait sehubungan dengan kasus proyek.
Pendekatan perancangan yang akan dipakai pada Badminton Training
Centre adalah metode pendekatan metafora intangible, yaitu suatu usaha
pendekatan yang diambil dari suatu / beberapa kata yang masih abstrak
untuk diterapkan ke dalam desain bangunan menggunakan bahasa desain.
Dalam kasus ini yang menjadi kata kunci adalah power, endurance dan
speed

1.5 LINGKUP BATASAN PROYEK

Lingkup batasan proyek ini adalah pembahasan yang berkaitan dengan desain
dan perancangan sebuah Pelatihan Bulutangkis yang dapat memfasilitasi berbagai
macam kegiatan olahraga bulutangkis yang sesuai dengan standard nasional maupun
internasional tanpa menutup kemungkinan dilaksanakannya olahraga lain seperti
basket,voli dan olahraga dalam ruangan lainnya

Fasilitas pendukung lain juga dimasukkan kedalam fungsi tambahan dari


pelatihan bulutangkis ini sebagai prospek yang merupakan isu yang berkembang pada
saat ini berupa fasilitas hiburan, asrama atlet dan pelatih serta rekreasi. Penggabungan
berbagai fungsi ini dimaksudkan dapat menjadi alternative hiburan bagi masyarakat
selain sebagai sumber bisnis baru baik bagi manajemen terkait maupun pemerintah
daerah.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
1.6 KERANGKA BERPIKIR

Latar Belakang Judul Latar Belakang Tema

Judul : Badminton Training centre


Tema : Arsitektur High Tech

Maksud dan Tujuan Sasaran

Identifikasi Masalah Lingkup Kajian

Kriteria Pengumpulan Data Studi Lapangan


Perancangan
Studi Pustaka
Peraturan

Wawancara
Standarisasi
F F
E E
E E
D D
B Analisa B
A A
C C
K K
Masalah Potensi Prospek

Pendekatan Desain Konsep Perancangan Pendekatan Desain

Pra-rancangan Alternatif

Desain Akhir
1.7 SISTEMATIKA LAPORAN
Gambar, maket, laporan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan,
pendekatan, lingkup dan batasan, dan sistematika laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Berisi tentang tinjauan tentang Terminologi Judul, Tinjauan kasus
proyek, Tinjauan Kelayakan Proyek, Lokasi, Tinjauan Fungsi
BAB III ELABORASI TEMA
Berisi tentang kajian mengenai pengertian, interprestasi tema,
keterkaitan Tema dengan Judul, studi Banding arsitektur yang
mempunyai tema sejenis
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
Berisi tentang kajian analisis terhadap kondisi tapak dan lingkungan,
analisis fungsional, Analisis Teknologi, Analisis dan penerapan Tema,
dan kesimpulan.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan tema
lingkungan kajian
BAB VI HASIL RANCANGAN
Berisi gambar site plan, ground plan, denah, tampak, potongan,
rencana-rencana, detail, perspektif dan foto maket.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses
perencanaan dan perancangan kasus proyek

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
BAB II
DESKRIPSI PROYEK

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
BAB II
DESKRIPSI PROYEK

2.1. TERMINOLOGI JUDUL

Judul proyek yang direncanakan adalah Badminton Training Centre.


Pengertian kata demi kata dari judul proyek :
Badminton : Permainan yang dimainkan dengan menggunakan raket dan
kok yang dipukul melampaui jaring di tengah lapangan (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan 1990)
Training : Pelatihan.
Centre : Pusat

Badminton Trainning Centre di Medan ini merupakan sebuah sarana untuk


bermain bulutangkis dan untuk membentuk atlet-atlet handal yang nantinya akan
berguna yang dimana pada dekade ini perkembangannya sangat cepat. Menanggapi
hal ini maka sangat dibutuhkan sebuah pelatihan bulutangkis dengan standard
international yang dilengkapi dengan fasilitas lainnya yang telah ada yang bergerak di
bidang pelayanan atau jasa. Gedung ini juga menggunakan standart yang telah diakui
oleh BWF (Batminton World federation)

TINJAUAN KASUS PROYEK


2.2.1 Gedung Bulutangkis

Pada umumnya merupakan sebuah bangunan dengan sekelilingnya terdapat


bangku penonton. Gedung bulutangkis sering juga disebut sebagai gelanggang
olahraga atau arena. Gedung yang telah ada pada saat ini berupa gedung tertutup.
Desain gedung bulutangkis pada masa sekarang tidak hanya dirancang khusus untuk
tempat olahraga saja tetapi sudah memiliki banyak fungsi seperti penambahan fasilitas
lain seperti pusat perbelanjaan, restoran bahkan tempat penginapan seperti beberapa
gedung bulutangkis di China dan Amerika .

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
2.2.2 Sejarah Bulutangkis

Nenek moyang terdininya oalhraga Bulutangkis ini diperkirakan ialah sebuah


permainan Tionghoa, Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alih-
alih, objeknya dimanipulasi dengan kaki. Objek/misi permainan ini adalah untuk
menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan
tangan. Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut
Battledores dan Shuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan
memakai dayung/tongkat (Battledores) dan bersiasat bersama untuk menjaga kok
tetap di udara dan mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk
menjadi nuansa harian di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Pinch
mempublikasikan kartun untuk ini.

Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat Cina, dan
Siam (sekarang Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan
segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka. Olah raga
kompetitif bulutangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada
abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring/net dan memainkannya secara
bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan
tersebut juga dikenali sebagai Poona pada masa itu.

Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini
mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac
Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul "Badminton Battledore - a new
game" ("Battledore Bulutangkis - sebuah permainan baru"). Ini melukiskan permainan
tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estate di
Gloucestershire, Inggris. Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub
Badminton Bath pada 1877. Asosiasi Bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan
kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan
kejuaraan All England Bulutangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia,
terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga
ini, dan di negara-negara Skandinavia

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Badminton pun dengan cepat menyebar ke berbagai penjuru negara itu. Tahun 1930-
an permainan itu makin terkenal dengan kepulangan pelajar-pelajar yang menuntut
ilmu di Inggris. Tahun 1937 mereka sudah mengadakan Kejuaraan Terbuka Malaya
dan tahun itu juga mereka bergabung dengan IBF. Ketika kejuaraan beregu Piala
Thomas pertama kali diselenggarakan tahun 1948 Malayalah yang pertama
merebutnya. Pemain Malaya yang pertama menjadi juara di All England adalah Wong
Peng Soon pada tahun 1950.

Piala Thomas sendiri adalah sumbangan Sir George Thomas pada tahun 1939 setelah
IBF menyepakati adanya sebuah kompetisi beregu putra. Sayangnya Perang Dunia II
menghalangi pelaksanaan kejuaraan itu dan baru bisa berlangsung tahun 1948. Pada
final di Queen's Hall di Preston tiga peserta bertarung: Denmark yang juara zona
Eropa (menundukkan Inggris 8-1), Amerika Serikat yang juara zona Amerika
(mengalahkan Kanada 8-1). Dan Malaya yang langsung ke final mewakili zona
Pasifik mengalahkan AS 6-3 dan bertemu Denmark di final. Malaya menang 8-1.
Mulailah dominasi Asia di cabang olahraga ini. Dalam sejarahnya yang sudah 22 kali
dilangsungkan, tak sekali pun negara di luar Asia yang merebut Piala Thomas.
Indonesia menjadi perebut terbanyak yaitu 13 kali diikuti Malaya/Malaysia lima kali
dan Cina enam kali.

Ini berbeda dengan yang terjadi di kejuaraan beregu putri Piala Uber. Pada kompetisi
untuk berebut piala dari Betty Uber yang mulai dilaksanakan tahun 1956 ini, Amerika
Serikat menjadi juara tiga kali-tiga kali pertama kejuaraan itu. Selebihnya, 16 kali,
negara-negara Asialah yang meraihnya. Cina paling banyak dengan tujuh kali, Jepang
lima kali, dan Indonesia tiga kali.

Dalam percaturan di luar arena perlandingan, badan dunia bulutangkis sempat


terpecah menjadi dua, IBF dan World Badminton Federation (WBF). Ini terjadi pada
saat memuncaknya perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. Dalam
pertarungan organisasi bulutangkis dunia, Blok Timur yang dipelopori Republik
Rakyat Cina (RRC), membentuk WBF sebagai saingan IBF. Indonesia, meski berada
di kawasan Timur lebih condong ke Blok Barat meski tidak memutuskan hubungan

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
dengan Blok Timur. Indonesia bahkan aktif dalam usaha mempersatukan kembali
kedua organisasi itu. Tahun 1981 disepakati WBF melebur menjadi satu dengan IBF.

Persatuan inilah yang memungkinkan bulutangkis maju ketingkat yang lebih tinggi :
Olimpiade. Meski sempat menjadi olahraga eksibisi di olimpiade Muenchen tahun
1972 (Indonesia antara lain diwakili Rudy Hartono), tetapi baru tahun 1992 dijadikan
cabang resmi Olimpiade. Hasilnya: Di Olimpiade Barcelona itu Indonesia
mengantongi dua medali olimpiade. Inilah emas pertama Indonesia di arena akbar
olahraga sejak keikutsertaan di Olimpiade Helsinki tahun 1948.

Arena pertandingan tingkat dunia lain perlu mendapat catatan tersendiri. Kejuaraan
beregu campuran (putra-putri) yang mulai diselenggarakan tahun 1989 memakai nama
Bapak Bulutangkis Indonesia, Sudirman. Ketika pertama kali dipertandingkan di
Jakarta tahun 1989 itu, Indonesialah yang merebutnya. Sesudah itu Cina empat kali
membawanya pulang dan Korea tiga kali.

Untuk kejuaraan perseorangan, kejuaraan dunia IBF menyelenggarakan pertama kali


tahun 1977 dengan tuan rumah Swedia. Pada kejuaraan di Malmoe ini Indonesia
hanya merebut satu gelar yaitu ganda putra. Baru pada tahun 1980 ketika kejuaraan
berlangsung di Jakarta, Indonesia membuat catatan tersendiri: merebut seluruh lima
nomor yang dipertandingkan. Pada kejuaraan dunia tidak resmi All England,
Indonesia juga mencatatkan salah seorang pemainnya sebagai pemegang rekor, Rudy
Hartono merebut gelar delapan kali, dengan tujuh kali berturut-turut pada tahun 1968
sampai 1976. Ia gagal mencetak delapan kali berturut-turut tahun 1975 karena di final
kalah dari SvenPri dari Denmark.

2.2.3 Bulutangkis di Indonesia


Olahraga bulutangkis merupakan satu-satunya olahraga yang dapat
mengharumkan nama bangsa kita di berbagai event terutama di event terbesar
olahraga yakni Olimpiade. Dimulai oleh Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma dengan
medali emas pada olimpiade 1992 di Barcelona dan terakhir pada tahun 2008 di China
oleh ganda putra nomor 1 dunia markis kido dan hendra setiawan. Pada saat-saat
sekarang ini, pemerintah terlalu menuntut banyak terhadap cabang olahraga

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Bulutangkis akan tetapi mereka tidak memberi sumbangsih yang cukup berarti bagi
perkembangan bulutangkis itu sendiri.

Mereka hanya teringat pada masa jaya Bulutangkis kita pada era tahun 1980an
dimana olahraga bulutangkis begitu mendominasi di Indonesia dan banyak lapangan-
lapangan Bulutangkis terdapat di setiap daerah. Masih teringat beberapa bulan yang
lalu Ketua PBSI Sutiyoso mengeluhkan adanya kekurangan dana untuk mengirimkan
pemain pelatnas mengikuti turnamen di luar negeri sehingga hanya nama-nama itu
saja yang dikirim dan tidak salah apabila pada pergelaran Piala Thomas tahun 2008 di
Istora senayan kita kalah melawan Korea dengan skor telak 3-0 karena kita tidak
mempunyai stok pemain yang mencukupi akibat kekurangan dana dan ketidak
pedulian pemerintah

Pada saat-saat sekarang ini sangat susah menemukan para remaja dan anak-
anak untuk bermain bulutangkis. Hal ini diakibatkan berkurangnya lahan untuk
bermain bulutangkis dan pengelolaan klub-klub bulutangkis kebanyakan diserahkan
kepada pihak swasta sehingga pemerintah daerah tidak terlalu peduli dengan hal itu.
Mereka lebih memperhatikan olahraga Sepakbola yang notabene cabang Olahraga
tersebut prestasinya kurang menggembirakan akhir-akhir ini dan tidak membawa
nama harum bangsa Indonesia. MENPORA Adhiaksa Dault sempat mengatakan
bahwa generasi muda di Indonesia sangat bobrok karena mereka hanya mengenal
Mall dan permainan Play Station serta nongkrong di tempat makanan junk food.
Generasi Muda tidak mau banyak bergerak terutama berolahraga sehingga
perkembangan olahraga di Indonesia jauh menurun terutama pada cabang bulutangkis
dimana kita sudah tertinggal jauh dari CHINA dimana pada tahun 1990an CHINA
tidak ada apa-apanya apabila melawan Indonesia

2.3. TINJAUAN KELAYAKAN PROYEK


2.3.1. Kelayakan fungsional

Perkembangan bulutangkis di kota Medan pada saat sekarang ini sudah kembali
marak terjadi. Hal ini terbukti dengan turnamen-turnamen maupun kegiatan
bulutangkis yang dilakukan sangat banyak muncul diberbagai pelosok kota Medan,
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
membuat peminat-peminat bulutangkis menjadi bertambah walaupun butuh usaha
berat untuk mengajak mereka mengikuti olahraga tersebut. Adapun turnamen yang
sering dilakukan ialah: Kejuaraan nasional PBSI, Kejuaraan Bulutangkis antar pelajar
SMP dan SMU se Sumatera Utara, Kejuaraan Bulutangkis perseorangan Daerah
sumatera Utara dan Liga Bulutangkis Indonesia.

Untuk mengakomodasi peminat bulutangkis tersebut, sangat menjanjikan untuk


membuat suatu bidang komersil di bidang olahraga ini. Belum adanya suatu bangunan
yang dapat mengakomodasi kegiatan-kegiatan diatas maka perlu
dirancang/direncanakan suatu bangunan yang nantinya dapat menampung bakat-bakat
masyarakat Sumatera Utara khususnya di bidang olahraga bulutangkis yang nantinya
dapat menciptakan atlet-atlet SUMUT khususnya Medan agar dapat menuai prestasi
di kancah nasional maupun internasional.

Kegiatan ataupun fasilitas yang terdapat pada Badminton Training Centre


tersebut yaitu berupa :
Sebagai wadah atau tempat untuk melaksanakan turnamen-turnamen
bulutangkis di kota Medan, nasional, maupun internasional.
Dapat menjadi tempat yang lebih baik/kondusif bagi klub-klub bulutangkis di
Medan,
Penyediaan fasilitas pendukung dan retail yang berkaitan dengan penjualan
alat olahraga,.
Sebagai tempat pusat pelatihan olahraga bulutangkis bagi atlet-atlet
bulutangkis Sumatera Utara.

Pengelolaan Badminton Training Centre yang akan dirancang melibatkan


kerjasama dengan pihak swasta terutama dalam hal pembinaan atlit, termasuk
pencarian bibit-bibit atlit berbakat untuk dibina menjadi atlit bulutangkis nasional.

2.3.2. Kelayakan proyek


Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia No.03 tahun 2005 tentang
sistem keolahragaan nasional disebutkan bahwa pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
prasarana olahraga. Hal tersebut merupakan dasar dalam perencanaan Badminton
Training Centre yang akan menampung kegiatan olahraga Bulutangkis. Dengan
memanfaatkan momentum tersebut maka perlu pembangunan sarana dan prasarana di
bidang olahraga Bulutangkis yang sangat berarti bagi masyarakat Kota Medan.

Ada beberapa hal yang memperkuat alasan untuk segera dibangun sebuah
Badminton Training centre di kota Medan adalah:
Olahraga Bulutangkis merupakan olahraga prestasi bagi negara Indonesia
sehingga setiap daerah yang menghasilkan atlet bulutangkis untuk pelatnas ke
cipayung harus melalui proses pembinaan dan pengembangan secara
terencana, berjenjang, dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi keolahragaan
Sudah dimulainnya Liga Bulutangkis Nasional yang dilakukan oleh PBSI
secara rutin..
Memajukan serta memasyarakatkan olahraga bulutangkis di Sumatera Utara
dalam rangka menciptakan atlit-atlit profesional yang berprestasi di kancah
nasional maupun internasional.
Semakin sempitnya lahan dan minimnya sarana olahraga di bidang
bulutangkis di perkotaan termasuk kota Medan.

2.3.3. Kelayakan lokasi


Pemilihan lokasi merupakan hal yang sangat penting dalam menempatkan
sebuah Badminton training Centre di Kota Medan. Dikarenakan Bangunan ini harus
dapat memberikan peran yang sangat penting bagi masyarakat Sumatera Utara. Hal
yang dijadikan pemilihan lokasi antara lain :
Berada di daerah yang sesuai dengan peruntukan site dan strategis baik dalam
pencapaian dan prasarana.
Berada di kawasan perumahan, pusat pendidikan, rekreasi ataupun
perkantoran yang dapat menarik konsumen sebanyak mungkin.
Dapat mengakomodasi kegiatan olahraga bulutangkis baik indoor maupun
outdoor,

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Memiliki luas tapak yang dapat dikembangkan kearah vertikal maupun
horizontal.
Dengan adanya fasilitas Badminton Training Centre dikawasan tersebut,
diharapkan dapat mengembangkan aktifitas positif dan mendorong pertumbuhan
kawasan menjadi lebih baik.

2.4. Lokasi
2.4.1. Kriteria pemilihan lokasi
Kota Medan sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat
distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi jasa
kepariwisataan, dan pusat perdagangan regional dan internasional, maka dalam
pelaksanaannya studi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan
menetapkan adanya satuan-satuan Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP),
dimana tujuan dari WPP ini adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap sektor
atau wilayah. WPP Kotamadya Medan dibagi menjadi lima wilayah, yaitu :

Tabel 2.2. Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan

Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan


Wilayah Cakupan Wilayah Pusat Kegiatan
Pembangunan Adm Kecamatan Pengembangan Utama
Kec. Medan Pusat Pelabuhan, Industri,
Belawan, Medan Pengembangan : Terminal,
WPP A Marelan, Medan Belawan Pergudangan, Orientasi
Labuhan Pelabuhan, Perumahan,
Konservasi
Kec. Medan Deli Pusat Perumahan,
WPP B Pengembangan : Perdagangan,
Tanjung Mulia Perkebunan, Rekreasi
Indoor

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Kec. Medan timur, Pusat Perumahan, Industri,
Medan Perjuangan, Pengembangan : Terminal
WPP C Medan Area, Medan Aksara barang/pergudangan,
Denai, Medan Berorientasi ke
Amplas konsumen
Kec. Medan Baru, Pusat Pusat bisnis (CBD),
WPP D Medan Maimoon, Pengembangan : Pusat Pemerintahan,
Medan Polonia, di Inti Kota Perumahan, Hutan
Medan Kota, Medan Kota, Pusat Pendidikan
Johor
Kec. Medan Barat, Pusat Perumahan,
Medan Petisah, Pengembangan : Perkantoran,
Medan Sunggal, Sei Sikambing Konservasi, Rekreasi,
WPP E
Medan Helvetia, Lapangan Golf dan
Medan Tuntungan, Hutan Kota
Medan Selayang

Berikut merupakan kriteria pemilihan lokasi menurut RUTRK Kota Medan


a. Tinjauan terhadap Struktur Kota
b. Berdasarkan pembagian wilayah pembangunan kotamadya Medan menurut
RUTRK tahun 2005, kriteria untuk site adalah berada di WPP D dan E, yaitu
lokasi site berada di kawasan perumahan penduduk,pusat pendidikan dan rekreasi.
c. Pencapaian
Site harus dapat dicapai dengan mudah, baik bagi kendaraan maupun bagi pejalan
kaki. Site juga harus sudah memiliki jaringan jalan dengan kondisi yang baik,
cukup lebar, nyaman, dan dilalui oleh angkutan umum.
d. Area Pelayanan
Berdasarkan RUTRK tentang Konsep Pola Hierarki Fasilitas Pelayanan Kota
adalah antara 2-3 km. Adapun kriteria untuk area pelayanannya yaitu merupakan
lingkungan permukiman dan banyak terdapat kompleks perumahan.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
e. Keadaan Lahan
Ukuran lahan harus mencukupi untuk program fungsional dan ruang
pengembangan masa mendatang. Biasanya dilakukan untuk mengantisipasi
perluasan klub latihan ( > 2 ha). Kondisi sebaiknya lahan kosong dan tidak
berkontur.
f. Jarak ke pusat kota
Fungsi bangunan adalah sebagai tempat pelatihan Bulutangkis maupun tempat
pertandingan Bulutangkis. Dengan keberadaaan bangunan ini maka akan
meningkatkan tingkat kepadatan kenderaan maupun pejalan kaki. Maka dari itu
lokasi di pinggiran kota yang memiliki tingkat kepadatan jalan yang tidak tinggi
cocok sebagai starat pemilihan lokasi.

g. Lingkungan

Berada pada lokasi yang strategis, representatif dan cocok untuk fungsi
pendukung skala kota. Lingkungan yang kondusif seperti keamanan dan
kenyamanan sangat mendukung kegiatan Badminton training Centre yang akan
dirancang. Manfaat yang didapat di lingkungan sekitar apabila Badminton
Training Centre dilokasi ini adalah meningkatkan kualitas lingkungan dan
meningkatkan daya jual tanah di lingkungan sekitar bangunan. Sedangkan efek
yang didapat pada masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut adalah
menghadirkan sarana latihan dan hiburan bagi masyarakat untuk dapat turut
menyaksikan jalannya pertandingan olahraga Bulutangkis dan meningkatkan
minat dan kecintaan masyarakat akan olahraga Bulutangkis

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
2.4.2 Analisa pemilihan lokasi
a. Alternatif lokasi
Lokasi A
Jln Karya Jasa, Kec. Medan Johor

Gambar. Alternative lokasi 1


Sumber : data pribadi
Lokasi B
Jln Gatot Subroto, Kec. Medan Helvetia

. Alternative lokasi 2
Sumber: data pribadi

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Lokasi C
Jln Jamin Ginting (simp. Selayang), Kec. Medan Tuntungan

. Alternative lokasi 3
Sumber: data pribadi

Lokasi D
Jln Ngumban Surbakti, Kec. Medan Selayang

. Alternative lokasi 4
b. Penilaian terhadap alternative lokasi Sumber: data Pribadi

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Table 2.3. Kriteria pemilihan lokasi

No Parameter Perincian unsur nilai Keterangan Keterangan Keterangan

1 Peruntukan Sesuai dengan struktur Pendidikan Perdagangan Perumahan


site kota dan pusat dan komersil
olahraga

2 Keadaan Lokasi Dipinggiran Diperbatasan Di pusat


Lahan kota Medan kota Medan Kota

Kondisi lahan saat ini Lahan kosong Ada beberapa Ada kantor
bangunan pemerintah
pada lahan pada lahan

Luasan lahan Sangat luas Cukup Luas Sempit


(diatas 2 Ha) (2 Ha ) (kurang dari
2 Ha )

Harga lahan /m2 Murah Cukup mahal Sangat


(dibawah 1 ( 1juta) mahal
juta) (diatas 1
juta)

Jarak antar bangunan Jarang Sedang Rapat

Status kepemilikan Hak milik Hak guna Milik


lahan bangunan Negara

Bangunan tinggi Jauh Sedang Dekat

3 Pencapaian Kemudahan sarana Jumlah trayek Jumlah trayek Tidak


angkutan umum ke angkot yang angkot yang dilewati

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
lokasi lewat cukup lewat tidak angkot
banyak banyak

4 Sirkulasi Waktu tempuh dari < 30 menit < 45 menit < 1 jam
pusat kota

Kendaraan Lebar, ada Lebar, tidak Sempit


pulau jalan ada pulau
jalan

Pedestrian Tersedia, Tersedia, Tidak


kondisi baik kondisi buruk tersedia

Masalah kemacetan Tidak pernah Waktu Sering


tertentu

5 Lingkungan/ Keamanan Sangat aman Cukup aman Rawan


prasarana kejahatan

Kedekatan dengan Dekat dengan Dekat dengan Jauh dari


fasilitas umum banyak sedikit fasilitas
fasilitas fasilitas umum
umum umum

Utilitas Tersedia, Tersedia, Belum


kondisi baik kondisi buruk tersedia

Jarak dengan fungsi Jauh Sedang Dekat


sejenis

Penilaian terhadap lokasi

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
No Parameter Perincian unsure nilai Lokasi A Lokasi B Lokasi C Lokasi D

1 Peruntukan Sesuai dengan struktur Pendidik Pendidika Pendidika Pendidika


site kota an dan n dan n dan n dan
pusat pusat pusat pusat
olahrag olahraga olahraga olahraga

2 Keadaan Lokasi Dipinggir Dipinggira Dipinggira Dipinggira


Lahan an n kota n kota
kota kota Medan Medan
Medan Medan

Kondisi lahan saat ini Lahan Ada Ada Lahan


kosong beberapa beberapa kosong
bangunan bangunan
pada lahan pada lahan

Luasan lahan Sangat Cukup Sangat Sangat


luas Luas luas luas
(diatas 2 (2 Ha ) (diatas 2 (diatas 2
Ha) Ha) Ha)

Harga lahan /m2 Cukup Cukup Murah Murah


mahal mahal (dibawah (dibawah
( 1juta) ( 1juta) 1 juta) 1 juta)
Jarak antar bangunan Sedang Sedang Sedang Jarang

Status kepemilikan Hak Hak milik Hak milik Hak milik


lahan milik
Bangunan tinggi Jauh Sedang Jauh Jauh

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
3 Pencapaian Kemudahan sarana Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
angkutan umum ke trayek trayek trayek trayek
lokasi angkot angkot angkot angkot
yang yang yang yang
lewat lewat lewat lewat
cukup cukup cukup tidak
banyak banyak banyak banyak
4 Sirkulasi Waktu tempuh dari < 45 mnt < 30 menit < 45 menit < 45 menit
pusat kota

Kendaraan Lebar, Lebar, Lebar, Lebar,


ada pulau ada pulau ada pulau ada pulau
jalan jalan jalan jalan

Pedestrian Tersedia, Tersedia, Tersedia, Tersedia,


kondisi kondisi kondisi kondisi
buruk baik buruk buruk
Masalah kemacetan Waktu Waktu Tidak Tidak
tertentu tertentu pernah pernah
5 Lingkungan/ Keamanan Sangat Sangat Sangat Sangat
prasarana aman aman aman aman
Kedekatan dengan Dekat Dekat Dekat Dekat
fasilitas umum dengan dengan dengan dengan
banyak banyak banyak banyak
fasilitas fasilitas fasilitas fasilitas
umum umum umum umum

Utilitas Tersedia, Tersedia, Tersedia, Tersedia,


kondisi kondisi kondisi kondisi
baik baik baik baik

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Jarak dengan fungsi Jauh Jauh Jauh Jauh
sejenis

2.4.3. Analisis penetapan lokasi


Dari hasil penilaian terhadap alternative lokasi diperoleh lokasi D atau Kec. Medan
Selayang memenuhi persyaratan yang baik sebagai lokasi peroyek ini. Hal ini
disebabkan karena di Jalan Ngumban Surbakti merupakan lokasi Pendidikan dan
pusat olahraga. Lokasi ini terletak dipinggiran kota Medan, Lokasi ini juga berupa
Lahan kosong yang Sangat luas (diatas 2 Ha). Harga tanah yang terdapat di kawasan
tersebut juga Murah yakni (dibawah 1 juta). Kemudian juga jarak antar bangunannya
juga jarang. Status kepemilikan lahan juga merupakan Hak milik. Pencapaian yang
dilalui angkot juga tidak banyak. Waktu tempuh yang dicapai dari pusat kota < 45
menit. Jalur sirkulasi kendaraan juga lebar, dan terdapat pulau jalan. Masalah
kemacetan yang terjadi di kawasan tersebut juga tidak pernah. Keamanan yang
terdapat di lokasi tersebut juga sangat aman. Kemudian juga dekat dengan banyak
fasilitas umum. Jaringan Utilitas yang tersedia juga dalam kondisi baik

2.4.4. Deskripsi kondisi lokasi


Kasus proyek : Badminton Training Centre
Status proyek : fiktif
Pemilik proyek : Pemerintah kota Medan dan pihak swasta
Batas Administrasi Lahan : Kecamatan Medan Selayang, Medan.
Kawasan :Permukiman, perkantoran, perdagangan,
konservasi, rekreasi, lapangan golf dan hutan kota.
Ketinggian Bangunan :1-4 lantai
Luas lahan : 25.000 m
KDB : 80%
Batas-batas Lahan
Utara : Jl Ngumban Surbakti
Selatan : Jl Flamboyan
Timur : Rumah Penduduk
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Barat : Jl Ngumban Surbakti
Eksisting : Tanah Kosong
Topografi : Relatif datar
Vegetasi : Asri
Utilitas : PLN, PDAM, Saluran Kota.

Pemilihan lahan tersebut memiliki beberapa keuntungan / potensi lahan antara


lain

Keuntungan / potensi lokasi :


Aksesebilitas yang mudah karena site berada di jalan utama pusat kota.
Kelengkapan sarana dan prasarana, daerah jalan Ngumban Surbakti memiliki
sarana dan prasarana berupa lajur jalan yang cukup lebar, sarana air bersih,
listrik, sanitasi, saluran telepon.
Lahan di sekitar site masih kosong dan luas
Tidak jauh dari pusat pendidikan dan perumahan

2.5. Tinjauan fungsi


2.5.1 Deskripsi pelaku dan kegiatan
a. Pelaku kegiatan
Pelaku kegiatan dalam badminton training centre ini terdiri dari:
Pengunjung
Dari kelompok pemgunjung terbagi lagi atas:
- Anak-anak Baik yang bermain, berlatih maupun menonton pertandingan
- Remaja. Baik yang bermain, berlatih sebagai atlit dari klub bulutangkis serta
penonton pertandingan.
- Dewasa. Baik sebagai atlit, pelatih, staf, penyewa dan penonton.
- Orang tua. Baik yang datang menonton pertandingan, berbelanja dan mencari
hiburan.
Pengelola.
b. Kegiatan
Kegiatan utama

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
1. Olahraga
Bermain, berlatih dan bertanding.
2. Rekreatif
Menonton pertandingan dari berbagai kompetisi bulutangkis
3. Edukatif
Tempat berlatih dan belajar mengembangkan kemampuan fisik
Kegiatan pendukung
1. Souvenir dan retail shop
Menjual barang-barang olahraga
2. Restoran dan kafe
Tempat yang menyediakan makanan dan minuman.
3. Ruang pertemuan
tempat diadakan pertemuan antar pejabat di bidang olahraga, undangan dan
wartawan
4. Pusat kebugaran
Menampung kegiatan berolahraga dan kebugaran yang menggunakan alat olah
raga.
5. Museum olahraga
Tempat memamerkan prestasi olahraga Sumut khususnya di bidang
bulutangkis.
6. Klinik kesehatan
Tempat untuk memeriksakan kesehatan bagi setiap atlet yang berlatih di
Badminton Training Centre ini

2.5.2. Deskripsi kebutuhan ruang


Kebutuhan ruang yang ada timbul dari aktivitas yang berlangsung di dalam
bangunan. Dan aktivitas yang dilakukan dikelompokkan berdasarkan fungsi yang
tersedia. Fungsi yang terdapat pada bangunan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu
fasilitas utama dan pendukung. Fasilitas utama melayani fungsi utama yang

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
direncanakan akan diakomodasi oleh manajemen bangunan ini sedangkan fasilitas
pendukungnya melayani fungsi utama dan fungsi lain yang diperhitungkan akan
mampu menyokong keberhasilan fungsi utama.
Badmintoin Training Centre ini memiliki fasilitas sebagai berikut:
a. Lapangan utama
Lapangan yang digunakan berstandard internasional sesuai dengan standard
IBF sebagai induk organisasi futsal ini.
b. Ruang utama
- ruang ganti pemain dengan toilet
- ruang ganti pelatih dan wasit
Ruang ganti untuk pemain, pelatih dan staf harus privat, area terlindungi dan
dapat diakses mudah dengan bus pemain. Terpisah dari penonton, media, dan
orang yang tidak berkepentingan.
- ruang pijat
- ruang kesehatan
Ruang kesehatan diletakkan dekat dengan ruang ganti serta diusahakan dekat
dengan lapangan dan mudah akses keluar stadion.
- ruang pemeriksaan obat terlarang
Posisinya harus dekat dengan ruang ganti pemain dan tidak terjangkau media
dan public.
- ruang pemanasan
- ruang latihan
- tribun penonton biasa
Area penonton harus di bagi dalam beberapa sector dan masing-masing harus
memiliki akses tersendiri.
- tribun penonton vip
Diletakkan di tengah tribun sisis terpanjang dimana ruang ganti pemain
diletakkan, pada posisi di atas area permainan dan terpisah dari tempat duduk
public.
- toilet penonton
- kantor pengelola
- ruang pertemuan

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
- gudang
- ruang panel
- ruang mesin
- ruang pos keamanan
- tiket box
- ruang pers
Untuk ruang media ada sebuah pintu masuk special dengan meja tulis atau
ruang tempat kemasa informasi media dikumpulkan.
- tempat parkir
- studio televise
- ruang komentator
- fasilitas untuk fotografer
- mushola
c. Ruang pendukung
Restoran
Fasilitas ini menyediakan makanan dan minuman yang dapat dibeli penonton
saat pertandingan berlangsung.
Kebutuhan ruang:
- banquet
- bar
- gudang
- km/wc
- kasir
- dapur
- ruang pegawai
- sirkulasi
Ruang pertemuan
Fasilitas ini merupakan tempat pertemuan para pejabat olahraga, temu pers
dan penjamuan.
Kebutuhan ruang;
- ruang pertemuan
- ruang pengelola

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
- ruang peralatan
- ruang tunggu
- ruang sound system
- ruang raoat
- dapur
- janitor
- toilet
Pusat kebugaran
Fasilitas ini disediakan untuk para atlit maupun masyarakat umum.
Kebutuhan ruang:
- ruang penerima
- ruang latihan
- janitor
- kasir
- ruang pegawai
- ruang instruktur
- ruang reparasi
- km/wc
- loker
Ruang pameran
Tempat penyimpanan, memelihara dan memajang berbagai prestasi dan
informasi Bulutangkis
Kebutuhan ruang:
- ruang pameran
- ruang pengelola
- ruang penyimpanan

Souvenir shop dan retail


Menyajikan dan menjual barang yang berhubungan dengan olahraga dan makanan
ringan. Ruang-ruang dalam retail adalah display, kasir, gudang.
D Asrama atlet dan pelatih
Menyediakan tempat tinggal bagi atlet dan peltih yang berlatih dan bermain di

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Badminton Training Centre imi

2.5.3. Kebutuhan ruang


Bangunan utama
Kebutuhan ruang Pemakai Kegiatan Suasana
Tribun vip Penonton Menonton pertandingan Meriah
Santai
Nyaman
Tribun biasa Penonton Menonton pertandingan Gemuruh
Meriah
spontan
Ruang ganti atlit Atlit Istirahat Informal
Ganti pakaian Nyaman
Mandi Privat
Ruang ganti pelatih Pelatih Istirahat Informal
/ ofisial Ofisial Ganti pakaian Nyaman
Mandi Privat
Ruang ganti wasit Wasit Istirahat Informal
Ganti pakaian Nyaman
Mandi Privat
Ruang pemeriksaan Atlit Memeriksa kesehatan Nyaman
kesehatan Wasit Bersih
Ruang pemanasan Atlit Melakukan pemanasan Santai
Ruang pertemuan Atlit Mengatur strategi Tenang
teknis Pelatih Memberi pengarahan Serius
Ruang delegasi Atlit Menerima undangan, tamu Serius
pertandingan Wasit penting Santai
Ruang pijat Atlit Memijat pemain Sopan
Nyaman
Privat
Ruang P3K Atlit Pengobatan untuk penonton Nyaman
Bersih

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Ruang pers dan Wartawan Meliput pertandingan Sibuk
media Serius
Santai
Gudang Alat olahraga Menyimpan peralatan Tertutup
Terlindungi
Ruang keamanan Petugas Menjaga keamanan dan Tenang
keamanan ketertiban Formal
Ruang mesin Mesin Merawat mesin Formal
Teknisi Memberi kontribusi tenaga Sibuk
Ribut
Loket Pegawai Menjual dan membeli tiket Serius
Penonton Santai

Lapangan tambahan

Kebutuhan ruang Pemakai Kegiatan Suasana


Tribun biasa Penonton Menonton pertandingan Gemuruh
Meriah
spontan
Ruang ganti atlit Atlit Istirahat Informal
Ganti pakaian Nyaman
Mandi Privat
Ruang ganti pelatih Pelatih Istirahat Informal
/ ofisial Ofisial Ganti pakaian Nyaman
Mandi Privat
Ruang ganti wasit Wasit Istirahat Informal
Ganti pakaian Nyaman
Mandi Privat

Ruang pendukung
-Restoran

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Jenis ruang Pemakai Kegiatan Suasana
Banquet -Pengunjung Menikmati hidangan, mengantar Santai
-Pelayan hidangan Nyaman
Bar counter -Pelayan bar Memesan snack&minuman, Santai
-Pengunjung menyediakan pesanan, Nyaman
menikmati pesanan Informal
R.Penyimpanan Bahan-bahan Tempat penyimpanan bahan- Tertutup
mentah bahan makanan
Toilet pria -Pengunjung Buang air,membersihkan wc Privat
-Pegawai
-Pengelola
Toilet wanita -Pengunjung Buang air,membersihkan wc Privat
-Pegawai
-Pengelola
Kasir -Kasir Membayar makanan,melayani Informal
pembayaran
-Pengunjung
Dapur -Pelayan Memasak, menyiapkan pesanan, Sibuk
-Pegawai mencuci Bersih

Gudang Alat-alat Menyimpan alat-alat Tertutup


kebersihan
R.Pegawai -Pegawai Istirahat, ganti pakaian Formal

-Pengelola
R.operator acara -Pegawai Persiapan Formal
-Teknisi

-Ruang pertemuan/serbaguna

Jenis ruang Pemakai Kegiatan Suasana

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Ruang -Pengelola Rapat, pertemuan antar klub dan Formal
pertemuan/serbagu -Pegawai organisasi, konfrensi pers, acara Nyaman
na -Manager formal
-Atlit
-Wartawan
-Staff ofisial
Ruang Tunggu -Staff ofisial Menunggu Formal
/lobby -Wartawan Nyaman
-Pengguna
gedung
Ruang pengelola Pegawai Pengelolaan bangunan, Privat
kegiatatan administrasi Tenang
Formal

Ruang peralatan Alat-alat Pemyimpanan alat Tertutup

Ruang rapat -offisial Rapat Formal


-pengelola Tenang
-organisasi
Dapur -Pelayan Menyiapkan makanan Bersih
-Pegawai Informal

Toilet -Pengunjung Buang air, membersihkan wc Privat


-Pegawai Bersih
-Pengelola

-Pusat kebugaran

Jenis ruang Pemakai Kegiatan Suasana


Ruang -Pengunjung Menunggu Formal
penerima/lobby -Atlit Nyaman
-Pegawai

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Ruang latihan -Pengunjung Berlatih Formal
-Atlit Tenang
-Pegawai Nyaman
-Instruktur
-Reseptionis
Ruang ganti -Pengunjung Berganti pakaian, Privat
-Pegawai mandi,menyimoan pakaian di Informal
-Cleaning loker
service
Ruang pengelola Pegawai Mengurus administrasi Privat
pengelola Tenang
Formal

Ruang instruktur Instruktur Istirahat, persiapan, ganti Formal


pakaian Tenang
Nyaman
Ruang reperasi dan Alat-alat Memperbaiki alat-alat fitness Informal
peralatan
Toilet -Pengunjung Buang air, membersihkan wc Privat
-Cleaning Bersih
service
-Pegawai
pengelola

-Ruang pameran/museum prestasi

Jenis ruang Pemakai Kegiatan Suasana


Ruang display -Pengunjung Menyimpan penghargaan dan Santai
-Pegawai piala, informasi tenteng sejarah Informal

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
dan aktivitas olahraga sumut Nyaman

Ruang pengelola Pegawai Mengurus administrasi Privat


pengelola Tenang
Formal

Ruang Peralatan Tempat penyimpanan peralatan Informal


penyimpanan Terutup
Toilet -Pengunjung Buang air, membersihkan wc Privat
-Cleaning Bersih
service
-Pegawai
pengelola

-Retail shop

Jenis ruang Pemakai Kegiatan Suasana


Ruang display Penyewa Berjualan Nyaman
Menarik

-Souvenir shop

Jenis ruang Pemakai Kegiatan Suasana


Ruang display Penyewa Berjualan Nyaman
Menarik
-Ruang pengelola gedung

Jenis ruang Pemakai Kegiatan Kebutuhan


ruang
Ruang kerja -Staff ofisial Bekerja Formal

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
-Pegawai Santai
Ruang manager Manager Manajemen maintenance Privat
bangunan Formal
Ruang Ass Asistan Manajemen maintenance Privat
manager manager bangunan Formal
Ruang Karyawan Pegawai Bekerja Formal
Tenang
Ruang Ganti Pegawai Istirahat, berganti pakaian Privat
Informal
Ruang tunggu -Tamu Menunggu Nyaman
-Pegawai Formal
Ruang Peralatan Tempat penyimpanan peralatan Tertutup
penyimpanan Informal
Toilet -Pengunjung Buang air, membersihkan wc Privat
-Cleaning Bersih
service
-Pegawai
pengelola

-Ruang pelayanan teknis

Jenis ruang Pemakai Kegiatan Suasana


Ruang operator -Teknisi Pemberian informasi Formal
-Pegawai Tenang
Ruang PABX dan -Teknisi Pengoperasian dan reperasi alat Formal
sound system -Operator Privat
Ruang CCTV -Teknisi Pengawasan Formal
-Operator Privat
Pompa dan ground Teknisi Pengoperasian dan reperasi alat Formal
reservoir
Tempat Pengumpulan sampah dan Tertutup

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
pembuangan pemindahan sampah
sampah

2.5.4. Deskripsi persyaratan lapangan bulutangkis


a. PERATURAN BULUTANGKIS

Partai

Ada lima partai yang biasa dimainkan dalam bulutangkis. Mereka adalah:

1. Tunggal putra
2. Tunggal putri
3. Ganda putra
4. Ganda putri
5. Ganda campuran

Sejak 1 Februari 2006, seluruh partai memakai sistem "pemenang dua dari tiga set"
(best of three) yang masing-masing diraih dengan mencapai 21 poin secara rally point.

Memainkan bulutangkis

Tiap pemain atau pasangan mengambil posisi pada kedua sisi jaring di atas
wilayah persegi panjang yang ditandai di lantai sebagaimana diperlihatkan di
diagram.Tujuan permainan adalah untuk memukul sebuah kok menggunakan raket,
melompati jaring ke wilayah di seputar batasan/aras tertanda sebelum pemain atau
pasangan lawan bisa memukulnya balik. Untuk setiap kali ini berhasil dilakukan oleh
regu yang menyervis, pemain atau pasangan penyervis (peladen) mencetak skor satu
poin. Setelah memenangi satu poin, pemain yang sama menyervis kembali, dan terus
menyervis sepanjang mereka terus mencetak poin.

Apabila regu yang tak menyervis memenangkan reli ini, tiada poin dicetak
oleh mereka tetapi ada pergantian penyervis. Dalam permainan ganda, seorang
peladen memulai permainan, dan setelah kalah sebuah reli, servis berpindah ke regu
lawan. Dari waktu itu ke depannya, kedua pemain pada seregu bergantian menyervis

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
(meladen) sebelum servis kembali berpindah kepada lawan mereka. Pemain di sisi
servis tangan kanan selalu memulai servis

Gelanggang badminton

Tiap-tiap pemain menetapkan di antara dua wilayah servis. Ada wilayah servis
untuk tunggal, yakni berlebar 5,18 meter dan panjangnya 13,40 meter. Areal servis
untuk ganda berukuran 6,10 meter pada lebarnya dan 11,88 meter panjangnya.
Wilayah servis dibagi dua belahan. Di tengah-tengah lapangan berdiri jaring/net,
yakni 1,55 meter tingginya. Garis-garis servis pendek berentang 1,98 meter dari
jaring. Kotak servis kiri dan kotak servis kanan dipisahkan oleh garis di tengahnya.

Lapangan
Ukuran lapangan bulutangkis ; (13,40 x 6,10)
meter
Lapangan harus berbentuk persegi panjang dibuat
dengan garis 40 mm
Garis harus mudah dikenali dan berwarna putih
atau kuning
Jarak lapangan yang satu dengan yang lain
minimal 2,5 meter. Jarak dengan TV court
minimal 4 meter.
Jarak lapangan dengan tribun penonton minimal 5
meter
Tinggi minimal atap bangunan yang tengah adalah
15 meter, sedangkan untuk yang tepi minimal 12
meter (diasumsikan memakai atap
lengkung/miring)
Lantai tidak boleh keras untuk mencegah
terjadinya cedera. Bisa menggunakan bahan parket yang dibawahnya memiliki
rongga. Jadi lantai parket tidak langsung menempel pada beton. Bahan lain
yang bisa digunakan adalah karpet yang terbuat dari karet namun elastis.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Net

Tiang net (posts) harus setinggi 1,55 m


terhitung dari permukaan lapoangan dan
harus tetap vertikal sewaktu net ditarik
tegang
Tiang net harus diletakkan di atas garis
samping untuk ganda terlepas apakah
tunggal atau ganda yang akan dimainkan
Net harus terbuat dari tali halus
berwarna gelap memiliki ketebalan yang
sama dengan jaring tidak kurang dari 15
mm dan tidak boleh lebih dari 20 mm
Lebar net harus 760 mm dan panjang 6,10 meter.
Puncak (topi net harus diberi batasan pita putih sleebar 75 mm secara rangkap
diatas tali atau kabel yang berada di dalam pita tersebut. Pita harus bergantung
pada tali atau kabel tersebut
Tali atau kabel tersebut harus direntangkan secara kokoh sama tinggi puncak
tiang
Puncak net dari permukaan lapangan harus
1.524 meter di tengah lapangan dan 1,55
meter di atas garis samping untuk ganda
Tidak boleh ada jarak antara ujung net dan
tiang. Bila diperlukan harus diikat ujungnya
selebar net

Shuttlecock

Kok harus memiliki 16 buah bulu.


Semua bulu harus memiliki panjang yang
sama yaitu antara 62 mm dan 70 mm.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Ujung dari bulu-bulu harus membentuk lingkaran dengan panjang diameter
antara 58 mm dan 68 mm.
Semua bulu harus tergabung menjadi satu kesatuan yang kuat.
Pangkal kok yang berbentuk setengah bola harus memiliki panjang diameter
antara 25 mm dan 28 mm.
Berat kok seluruhnya harus antara 4,47 gram dan 5,50 gram.
Shuttlecock dapat dibuat dari bahan alamiah dan atau sintetis. Dari bahan
apapun juga shuttlecock dibuat, karakteristik terbang secara umum harus mirip
dengan shuttle cock yang dibuat dari bulu angsa dengan gabus (cork base)
yang ditutup selapis kulit tipis

Shuttle cock bukan dari bulu

Merupakan tiruan dari bulu imitasi dari bahan sintesis menggantikan bulu
alamiah. Gabus yang dipakai seperti yang dijelaskan pada peraturan
kelima
Ukuran dan berat seperti pada perturan kedua, ketiga, keempat dan
keenam. Bagaimanapun juga disebabkan oleh perbedaan massa jenis dan
sifat-sifat dari bahan sintetis dibandingkan dnegan bulu, variasi sampai 10
% dapat diterima
Sehubungan dengan tidak adanya variasi pada desain umum, kecepatan
dan terbang dari shuttle, modifikasi dari spesifikasi seperti tersebut diatas
diperkenankan dengan persetujuan Persatuan Bulutangkis yang
bersangkutan untuk hal-hal tersebut ditempat tempat, dimana kondisi
atmosfir dikarenakan oleh ketinggian atau iklim membuat shuttle standart
menjadi tidak cocok dan jika terjadi keadaan memaksa dimana situasi
mengharuskan demi kepentingan bulutangkis itu sendiri

Uji kecepatan Shuttle

Untuk menguji shuttle, pergunakan pukulan bawah secara penuh (full


underhand stroke), yang menyentuh shuttle pada saat berada di atas garis

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
belakang (back boundary line). Shuttle harus dipukul secara melengkung
ke atas dengan arah parallel terhadap garis samping (side line)
Shuttle yang mempunyai kecepatan yang benar akan mendarat tidak
kurang dari 530 mm dan tidak lebih dari 990 mm terhitung dari garis
belakang (back boundary line) lainnya.

Raket

Raket pada masa lalu, sampai tahun 1970-an, masih dikenal raket yang baik
gagang maupun kepala (daunnya) terbuat dari kayu, sekarang umumnya dibuat dari
bahan grafit, meskipun masih ada yang dibuat dari bahan aluminium atau besi ringan.
Bentuknya cuma beraneka macam, tetapi yang nge-trend sampai dengan tahun 2002
adalah yang umumnya dipakai pemain pelatnas. Semakin mahal harganya maka
semakin enteng dan kuat raket itu.

Raket ini memiliki jaring yang dibuat dari senar (string), berupa tali plastik
sintetis. Senar yang baik adalah senar yang bisa dipasang sekencang kencangnya
tetapi tidak mudah putus, agar raket dapat memantulkan kok yang dipukul dengan
kencang atau cepat. Raket ini biasanya dibungkus dalam tas raket yang dapat memuat
sampai kirakira enam buah raket.

Bagian-bagian raket digambarkan pada peraturan-peraturan dibawah ini :

Bagian-bagian rket yang utama disebut pegangan / gagang (handle),


area yang disenari (stringed area), kepala (Head), batang (Shaft), leher
(throat) dan kerangka (frame)
Pegangan / gagang adalah bagian raket yang dipegang pemain
Area yang disenari adalah bagian raket dimana dengannya pemain
memukul shuttle
Kepala membatasi area yang disenari
Batang menghubungkan pegangan / gagang dengan kepala
Leher (bila ada) menghubungkan batang dengn kepala
Kerangka adalah nama yang diberikan untuk kepala, leher, batang dan
pegangan raket secara keseluruhan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Kerangka raket panjang keseluruhannya tidak boleh melebihi 680 mm
dan lebar keseluruhan tidak boleh melebihi 230 mm

Area yang disenari :

Area yang disenari harus datar dan berpola senar yang saling
bersilangan secara terjalin atau terikat di tempat persilangan. Pola
peyenaran harus beragam dan terutama di tengah tidak boleh kurang
kepadatannya daripada area lainnya. Panjnag keseluruhan area yang
disenari tidak boleh melebihi 280 mm dan lebar keseluruhan tidak
boleh melebihi 220 mm. Walaupun begitu, senar boleh melewati area
yang semestinya menjadi leher dengan syarat lebar dari penambahan
area yang disenari tidak melebihi 35 mm dari panjang keseluruhan dari
area yang disenari tidak melebihi 330 mm
Raket harus bebas dari benda-benda yang ditempelkan dan tonjolan-
tonjolan keluar, kecuali yang dipergunakan semata-mata dan secara
khusus untuk membatasi atau melindungi dari kerusakan, atau gerakan
atau untuk menambah berat, atau untuk mengamankan pegangan /
gagang dengan tali ke tangan pemain dimana kesemuanya itu harus
memadai ukuran dan tempatnya. Selain itu, raket juga harus bebas dari
peralatan yang memungkinkan seorang pemain secar potensial
merubah bentuk

Sepatu dan Pakaian

Seperti atlet lain pada umumnya, setiap pemain bulutangkis memiliki


perlengkapan utama dan tambahan ketika tampil di sebuah permainan atau
pertandingan. Baju, celana, sepatu tergolong asesori utama, sedang ikat tangan, ikat
kepala, pengaman lutut bisa disebut tambahan. Sepatu bulutangkis haruslah enteng,
namun menggigit bila dipakai di lapangan agar pemain dapat bergerak, balk maju
maupun mundur tanpa terpeleset. Karet sol yang menggigit dibutuhkan karena
frekuensi gerakan maju dan mundur di bulutangkis berlangsung tinggi, dalam tempo

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
cepat. Sepatu bulutangkis umumnya berwarna putih dengan garis-garis yang
warnanya bervariasi.

Kaus kaki tidak wajib namun sebaiknya memiliki daya serap keringat yang tinggi dan
agak tebal supaya empuk dan mengurangi kemungkinan terjadinya iritasi kulit akibat
pergesekan kulit dengan sepatu.

Celana pendek atau kaus bulutangkis sebenarnya bebas, tetapi di tingkat internasional
banyak dipakai jenis kaus yang sejuk dan mampu menyerap keringat dengan cepat.
Terkadang pemain menggunakan kaus tangan, pengikat kepala, atau penjaga lutut,
balk untuk keperluan esensial maupun sekedar untuk menambah ramai penampilan.

Peraturan Pertandingan

Secara sederhana, permainan bulutangkis adalah upaya untuk memasukkan kok ke


bidang permainan lawan, tanpa kok itu tidak bisa dikembalikan. Ada berbagai cara
melakukannya, seperti memasukkan kok ke bidang yang tidak terjaga lawan, atau
memasukkan kok dengan cepat, sehingga tidak sempat dikuasai atau dikejar lawan.

Sebelum pertandingan kedua pemain menjalani undian yang dilakukan wasit,


biasanya dengan tos menggunakan mata uang logam. Pemenang boleh memilih
lapangan dan melakukan servis pertama kali. Untuk ganda, setelah undian hanya satu
orang yang melakukan servis dan begitu gaga! mendapat angka, maka servis pun
berpindah ke lawan.

Angka diperoleh si pelaku servis, sehingga bila dia gagal, servis berpindah, tidak
menggunakan rally point seperti di tenis meja atau bola voli. Bila kok tidak bisa
dikembalikan lawan, dia akan mendapat angka.

Dalam melakukan servis, prinsip yang harus dipegang adalah kepala raket tidak boleh
Iebih tinggi dari pinggang, kok dalam keadaan dipegang, dan kaki tidak bergerak
mendahului gerakan memukul kok. Sedang penerima servis mengalami fault bila
bergerak sebelum lawan melakukan servis.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Bola kok juga menjadi mati bila terpukul dua kali, gagal melewati net, mendarat di
luar garis, raket melewati atas net atau menyentuh net, kaki melewati batas garis
bidang.

Sumber: "PEDOMAN PRAKTIS BERMAIN BULUTANGKIS", Oleh: PB PBSI

2.6. Studi banding proyek sejenis


STUDI BANDING PROYEK SEJENIS

SEJARAH PB DJARUM

Didorong kecintaan Budi Hartono (CEO PT


Djarum) pada bulutangkis serta tingginya
kegemaran karyawan PT Djarum bermain dan
berlatih pada olah raga yang sama. Maka pada tahun
1969 brak (tempat karyawan melinting rokok) di
jalan Bitingan Lama (sekarang jalan Lukmonohadi)
No. 35 - Kudus pada sore hari digunakan sebagai tempat berlatih bulutangkis di
bawah nama komunitas Kudus.

Berawal dari situ, lahirlah atlit muda berbakat, Liem Swie King yang meraih prestasi
demi prestasi secara gemilang, menumbuhkan keinginan Budi Hartono untuk serius
mengembangkan kegiatan komunitas Kudus menjadi organisasi PB Djarum.

MISI
Membantu persatuan Indonesia dan mengharumkan nama bangsa dengan berprestasi
di bidang perbulutangkisan dunia.

VISI
Menjadi klub terbaik Indonesia yang penuh dengan pemain-pemain bulutangkis top
dunia asal Indonesia.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
PROFIL PELATIHAN
PELATIHAN

Atlit harus berusaha keras, jika tak ada usaha maka tak ada pula gelar juara yang
datang dengan mudah (dikutip dari CEO PT. Djarum, Budi Hartono).

Ungkapan di atas ada benarnya, lebih lagi bagi mereka para atlit yang ikut tergabung
di pelatihan klub PB Djarum. Maka untuk bergabung di klub PB Djarum menjadi atlit,
sebelumnya para calon atlit diwajibkan mengikuti tahapan seleksi.

Seleksi awal untuk para calon atlit yang akan dibina meliputi
faktor umur, tinggi badan, bakat, kemampuan intelektual,
keseimbangan psikologisnya, kemampuan teknik dasar, serta
sampai sejauh mana dukungan yang diperoleh dari orang tua.

Bila lolos seleksi awal, maka para calon atlit ini sudah bisa
diputuskan untuk mengikuti kegiatan pelatihan di klub PB Djarum. Setelah itu, untuk
setiap tahunnya akan dilakukan seleksi kelanjutan, seperti dalam hal kemampuan
bertanding. Apabila kemampuan bertanding dari atlit bersangkutan tidak pernah
meningkat, maka dengan berat hati PB Djarum akan memulangkannya.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Hal diatas dilakukan mengingat PB Djarum memberlakukan sistem promosi-
degradasi dalam tahapan pelatihan para calon-calon atlitnya. Sistem demikian dianut
oleh PB Djarum, karena untuk meningkatkan iklim kompetitif di kalangan atlit.
Sehingga dengan kegagalannya, atlit bisa diberi kesempatan untuk memperbaiki diri
ataupun mengembangkan karirnya di bidang lain.

Sedangkan mengenai pemulangan atlit, PB Djarum juga telah menetapkan klausalnya


secara tertulis, sehingga setiap orang tua atlit di PB Djarum juga akan mengetahui hal
tersebut dari awal

PROFIL PENDIDIKAN
PENDIDIKAN

PB Djarum sejak dini telah menanamkan visi kepada seluruh atlitnya, agar mereka
tidak mencetak keberhasilan di arena pertandingan saja, tapi juga mencetak
keberhasilan di bangku sekolah.

Membagi kegiatan antara latihan bulutangkis dengan


sekolah, memang bukan tugas yang mudah bagi para atlit
PB Djarum, terlebih lagi mereka-mereka ini yang
kebanyakan masih duduk di bangku sekolah seperti SD,
SMP, dan SMA. Namun, untuk menyelaraskan dua
kegiatan tersebut, PB Djarum mengambil langkah

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud).
Sehingga, kegiatan antara latihan bulutangkis dengan sekolah yang dijalani oleh para
atlit bisa berjalan baik, dan tidak mengganggu satu sama lain.

Kerjasama yang dilakukan antara PB Djarum dengan


Depdikbud adalah dengan pemberian dispensasi waktu di
sekolah untuk para atlit. Atlit diberikan ijin untuk
memulai waktu belajarnya di sekolah tidak seperti siswa
lain pada umumnya. Mereka juga diberi kemudahan
memperoleh ijin meninggalkan sekolah pada saat mereka
harus mengikuti kejuaraan.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
2. LEE BADMINTON TRAINING CENTRE

Lee Badminton Training Centre ini didirikan pertama dari 1995. Bangunan ini pada
awalnya mempunyai luasan 3,500 square. Saat itu bangunan ini hanya mempunyai 2
lapangan bulutangkis. Setelah perkembangan selama 6 tahun yakni tepatnya
November 2001, Bangunan Lee Badminton Training Centre ini mempunyai luasan
8,500 square.Saat ini Lee Badminton Training Centre mempunyai 8 lapangan
bulutangkis yang berstandart Internasional yang berpegang teguh dengan peraturan-
peraturan BWF. Di Lee Badminton Training Centre juga diajarkan mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan bulutangkis.

Lee Badminton Training Centre mempunyai sistem


pelatihan profesional yang terbaik yang terdapat di
propinsi Ontario Canada. Banyak juara-juara propinsi
dan nasional yang diproduksi oleh Lee Badminton
Trainig Centre ini. Pemain pemain hasil didikan
Lee Badminton Training Centre ini yang
mempresentasikan Canada di dalam turnamen-turnamen bulutangkis internasional
Karena alasan ini, Lee Badminton Training Centre ini dikenal oleh Ontario Asosiasi
bulu tangkis sebagai salah satu pusat pelatihan bulu tangkis terbaik yang terdapat di
Canada

Struktur kepengurusan Lee Badminton Training Centre

Pemilik : Jennifer Lee


Koordinator : .. Cherry Ching Ng
Pelatih : Meiluawati
Charatpong Mungwatana
Ronny Tranggono
Huang Zhi Qiang
Sun Jun
Hin cheng (pelatih Junior)
Dan lain sebagainya

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Fasilitas-fasilitas di Lee Badminton Training Centre

Ruang fitnes

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Perlengkapan Olahraga

3. PB Jayaraya,

Berbicara tentang perkembangan bulutangkis di Indonesia, rasanya sulit dipisahkan


dari Gedung Bulutangkis Rudi Hartono, yang letaknya berseberangan dengan
kawasan Kebun Binatang Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Karena dari
gedung yang merupakan markas klub Jaya Raya itu, kerap kali lahir talenta-talenta
muda berbakat yang selanjutnya akan dimatangkan dalam pelatnas di Cipayung.

Sejak didirikan 26 Juli 1976, klub ini memang telah banyak melahirkan sederet
pemain top nasional. Adapun gagasan pendirian salah satu klub bulutangkis tertua di
Jakarta ini, datang dari Ali Sadikin yang kala itu masih menjabat sebagai Gubernur
DKI Jakarta dan Ir Ciputra yang merupakan Ketua Yayasan Jaya Raya. Belum genap
satu tahun berdiri, Jaya Raya telah dapat melahirkan pebulutangkis sekelas Kurnia Hu
dan Maria Fransiska. Kedua pemain asal Jawa Timur tersebut mencuat ke permukaan
setelah ditemukan ayah Rudi Hartono yang kala itu menjabat sebagai pencari bakat
bagi klub Jaya Raya.

Selain karena memiliki pemain yang berbakat, kala itu Jaya Raya masih dilatih
beberapa mantan pemain nasional yang telah banyak mengukir prestasi internasional
seperti Maestro dan legenda Bulutangkis Rudi Hartono, Retno Kustiah dan Utami
Dewi.Seiring berjalannya waktu, Jaya Raya memang tak pernah berhenti mencetak
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
bibit-bibit potensial untuk menjadi juara. Sederet pemain ternama pun pernah
merasakan kerasnya persaingan dan ketatnya kedisiplinan di Jaya Raya. Ternyata pola
pelatihan seperti itu pula yang membuat Kurnia Hu, Edi Kurniawan, Maria Fransisca,
Yanti Kusmiarti, Rosiana Tandean, Lani Tedjo, Tony Gunawan, Bambang Suprianto,
Mia Audina serta Susi Susanti. Dapat merasakan nikmatnya sejumlah gelar juara di
kancah nasional, regional maupun internasional.

Dengan dukungan Ciputra, Jaya Raya praktis tak pernah mengalami krisis keuangan.
Klub kami sama sekali tidak profit oriented. Sebab justru kami yang menanggung
semua biaya untuk pemain binaan kami, mulai dari makan dan uang saku serta
memberikan biaya siswa, tandas Retno.Hal itu yang membuat, Jaya Raya tak pernah
berhenti dalam melahirkan pebulutangkis potensial yang akan disalurkan ke Pelatnas
Cipayung. Wajarlah, jika Jaya Raya mengklaim dirinya sebagai klub yang paling
banyak memasok pemain ke tim pelatnas. Tercatat sekitar 19 orang pebulutangkis
asal Jaya Raya, tahun ini masuk dalam Pelatnas Pratama.Bagi Retno Kustiah, yang
juga salah seorang pendiri Klub Jaya Raya, segudang prestasi memang pernah
dibukukan anak asuhnya.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
BAB III
ELABORASI TEMA

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
BAB III
ELABORASI TEMA

III. Arsitektur High Tech


III.I Pengertian arsitektur high tech
Istilah Arsitektur High Tech pertama kali muncul pada tahun 70-an yang
digunakan para arsitek untuk menyatakan teknologi alternatif. Sejalan dengan waktu
istilah tersebut semakin lazim digunakan, namun arsitek-arsitek sendiri lebih memilih
untuk menggunakan istilah teknologi tepat guna, sebuah istilah yang ambisius.
Arsitektur High Tech mempunyai makna yang berbeda dari industri High Tech.
Dimana dalam industri bermakna alat elektronik, computer, silicon chip, robot, dan
sejenisnya, sedangkan dalam arsitektur bermakna langgam bangunan.

Di Amerika Serikat, istilah High Tech memang menunjuk kepada pengertian


langgam, sedangkan di Inggris maknanya lebih dalam, dimana High Tech tidak ada
hubungannya dengan High Technology, sebagaimana Gotic tidak ada hubungannya
dengan Goths (salah satu suku bangsa Jerman yang mempunyai wilayah terbentang
dari Batic sampai ke Laut Hitam dan abad ke-3 Masehi menyerang Kekaisaran
Romawi).

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pengertian Arsitektur High Tech adalah

Arsitektur yang mempunyai karakteristik material sintesis seperti kaca, metal,


dan plastik.
Pada pokoknya mengikuti ekspresi kejujuran suatu bangunan (seperti pada
aliran modernisme Mies Van der Rohe).
Biasanya membubuhkan tentang produk industri.
Digunakan oleh industri-industri lainnya tidak hanya sebagai bangunan, tetapi
juga sebagai sumber imajinasi. Meletakkan fleksibilitas penggunaan sebagai
prioritas.

Berbagai elemen bangunan High Tech diantaranya dapat disebutkan seperti :

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Kekuatan struktur baja
Keluwesan permukaan yang menakjubkan
Pipa-pipa penghawaan yang diekspose.
Memperlihatkan ekspresi kekuatan dari fungsi teknologinya
Bentuk dari keseluruhan bangunan yang sering tidak mengekspresikan
kegunaan bangunannya
Modeling ruangan dimana dimaksud sebagai pola atau efek visual tidak
pernah menjadi permasalahan dalam Arsitektur High Tech

Sebagai alternatif, pengertian Arsitektur High Tech bisa didapat mendalam dari
apa yang sudah diterapkan pada bangunan-bangunan yang dirancang dalam 20 tahun
terakhir oleh para arsitek yang beraliran High Tech, seperti :
Richard Rogers
Norman Foster
Michael Hopkins
Nicholas Grimshaw

Ada beberapa lagi exposen High Tech, dan tidak semua dari mereka orang
Inggris, namun keempat orang ini adalah pemimpin dari gerakan ini.
Tidak ada suatu konferensi atau pernyataan, namun hampir semua anggotanya
mempunyai latar belakang pendidikan yang sama dan mengenal pribadi satu sama
lain. Mereka telah bekerja di kantor masing-masing dan saling tukar-menukar ide,
kadang bekerja sama, namun kadang juga bersaing.

Fungsi dan Representasi


Exposen High Tech seperti pionir-pionir modernisme pada tahun 1920-an
percaya bahwa ada sesuatu semangat di abad ini dan arsitektur mempunyai tanggung
jawab moral untuk mengekspresikan semangat itu. Semangat abad ini, menurut
Arsitektur High Tech sejalan dengan kemajuan teknologi.
Arsitektur harus berperan di dalamnya dan menggunakan teknologi itu termasuk
teknologi industri, transportasi, komunikasi, penerbangan, dan perjalanan luar
angkasa. Bahkan ada yang bertanya, haruskah ada bangunan berbeda dari artefak

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
budaya industri. Mengapa kita tetap saja membangun bangunan yang kurang memiliki
ketepatan, kacau, yang tidak praktis seperti batu bata, mortar, beton, dan kayu, disaat
kita bisa membuat bangunan dengan menggunakan komponen bangunan yang penuh
ketepatan, seperti material dan kaca yang dapat dipabrikasi dapat cepat dirakit di
lokasi.
Arsitektur High Tech melihat arsitektur sebagai sebuah cabang teknologi
industri. Tidak ada penerapan artistik dan sosial. Dimana bangunan-bangunan yang
dibuat akan menjadi penentu terhadap penampilan dengan kriteria yang sama seperti
alat-alat kehidupan sehari-hari. Dimana bangunan yang diciptakan haruslah
fungsional dan efisiensi, tidak artistik dan simbolik.
Namun ada hal yang bertolak belakang di sini, arsitektur tidak akan pernah
kelihatan benar-benar murni fungsional, bagaimanapun kerasnya usaha yang
dilakukan. Tipikal bangunan Arsitektur High Tech lebih melambangkan dan
menonjolkan teknologi daripada menggunakan secara sederhana dan dengan cara
yang mungkin lebih efisien.
Mungkin lebih murah dan lebih cepat untuk membangun dinding pembatas yang
berat dari batu bata, namun Arsitektur High Tech akan lebih memilih bingkai baja dan
panel metal yang ringan, karena ini sebuah teknologi yang lebih sesuai dengan
semangat abad ini. Mereka setuju kepada pendapat bahwa bangunan harus selalu
selaras dengan kejuan teknologi dalam hal ini simbolisme dan penonjolan telah
menjadi sesuatu bagian terpenting.
Motif High Tech struktur baja yang diekspose, saluran penghawaan yang
ditonjolkan dan tidak pernah menjadi solusi ekonomis.
Arsitektur High Tech dengan begitu tidaklah dapat murni dikatakan fungsional
dan tidak murni representasional. Ada sebuah artikel tentang Arsitektur High Tech
yang mengatakan bahwa ada sesuatu pembatasan fungsional untuk sebuah rancangan
sebagai salah satu contoh struktur tarik Arena Es di Oxford oleh Nicholas Grimshaws.
Di sini terlihat ketegasan, dimana bangunan kotak menjadi dinamis,
menonjolkan diri sendiri dan sepintas dapat dikenali sebagai karya arsitektur yang
membawa khayalan pada sebuah kapal layar. Sebuah efek yang sama dapat timbul
dari aplikasi sepasang tiang semu sebagai struktur sebagai portal biasa.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Tetapi arsitek High Tech sebenarnya tidak akan pernah untuk berbuat demikian.
Struktur haruslah nyata dan dalam batas-batas fungsional tertentu. Dalam kasus ini
pembatasannya adalah tanah dengan daya dukung rendah.
Dari semua cara yang mungkin untuk memecahkan masalah ini, dipilih struktur
tarik bagaimanapun itu bukanlah pemecahan yang ekonomis namun lebih
melambangkan kekuatan.
Le Corbusier menggambarkan rumah sebagai sebuah mesin untuk ditinggali,
namun dia membangun rumah-rumah dengan teknologi yang primitif sama dan sama
sekali tidak menunjukkan sebagai sebuah mesin.
Bangunan High Tech memang kelihatan seperti sebuah mesin, dimana mesin
adalah :
Lebih dari sekedar metafora
Sebuah sumber teknologi dan imajinasi
Mesin biasanya digunakan untuk produksi massal
Bergerak atau dapat dipindah-pindahkan
Terbuat dari material sintesis, seperti metal, kaca, dan plastik
Karakteristik ini menjadi sebagai sebuah referensi dari Arsitektur High Tech.
Bangunan bisa diproduksi massal atau setidaknya banyak memperlihatkan
perulangan. Bangunan-bangunan itu mungkin tidak bergerak seperti mobil, atau dapat
dipindah-pindahkan seperti televisi, tetapi mereka biasanya dibuat dari komponen-
komponen yang berbeda, dan biasanya muncul dengan mengambang beberapa inci
dari permukaan tanah, mungkin suatu hari nanti bangunan-bangunan itu dapat
dipindah ataupun bergerak. Namun begitu, bangunan tersebut dari teknologi
konstruksi sejauh mana bisa memberikan kesan seperti mesin.
Hal yang dapat dipelajari adalah bangunan High Tech pada dasarnya memiliki
keseimbangan antara fungsi dan simbolisme

Struktur dan Zona Servis Kejayaan Teknologi

Struktur yang diekspose dan zona servis yang diekspose adalah dua penampakan
yang membanggakan dari Arsitektur High Tech, meskipun tidak semua Arsitektur
High Tech mengekspose struktur dan servis bangunannya. Hal ini dapat dilihat pada

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
perbedaan gaya dua arsitek High Tech Inggris terkenal yaitu Norman Foster dan
Richard Rogers :
Rogers sangat suka meletakkan pipa-pipa saluran di seluruh fasade
bangunan, meskipun mengakibatkan setiap orang harus berpisah-pisah, terlindung
dari elemen-elemen, namun memudahkan pemeliharaan. Jadi tetap ada suatu
pembatasan yang fungsional. Di samping itu juga mengambil efek-efek pictureque
dimana permainan bayangan dan cahaya sama pentingnya.
Foster sebaliknya hampir tidak pernah mengekspose saluran-saluran servis
tepat tidak di luar bangunan. Ia lebih memilih untuk menempatkannya pada langit-
langit gantung atau lantai yang ditinggikan.

Namun karya keduanya tetap ditandai sebagai struktur yang kuat dan ekspresif
khususnya struktur baja. Baja adalah satu dari banyak material bangunan yang tahan
tarikan. Memberikan Arsitektur High Tech kesempatan untuk mendramatisasi fungsi
teknologi dari elemen bangunan. Tidak mengejutkan baja tarik dapat memberikan
berbagai macam keuntungan.

Ruang dan Fleksibilitas


Berbagai elemen dari bangunan High Tech diantaranya dapat disebutkan seperti:
Kekuatan struktur baja
Keluwesan permukaan yang menakjubkan
Pipa-pipa penghawaan yang diekspose.
Memperlihatkan ekspresi kekuatan dari fungsi teknologinya
Bentuk dari keseluruhan bangunan yang sering tidak mengekspresikan
kegunaan bangunannya
Modeling ruangan dimana dimaksud sebagai pola atau efek visual tidak
pernah menjadi permasalahan dalam Arsitektur High Tech

Isu tentang ruang telah digantikan tentang teknologi untuk fleksibilitas (dalam
Arsitektur High Tech). Apa yang kita bicarakan kata Arsitektur High Tech bukanlah
soal permukaan sebuah ruang atau hall atau ruang-ruang antara, tapi sebuah zona
servis di luar atau di dalam. Kemungkinan penggunaan dari zona ini adalah

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
memaksimalkan pemanfaatan berbagai jenis fasilitas seperti udara, panas, cahaya,
energi, dan elemen pelengkap, seperti partisi dan sebuah grid biasa.
Hal yang dapat dipelajari :
Konsep Arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel, zona servis, dan utilitas
yang diekspose ditunjukkan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibilitas
maksimal.

Arsitektur High Tech dan Kota


Tiga bangunan High Tech yang terpenting, yaitu : Center Pampidou, Llyods
Building, dan Hongkong Bank adalah bangunan tengah kota dan arsiteknya telah
menyatakan bahwa konteks perkotaan telah memberikan efek yang besar pada desain
mereka. Meskipun demikian adalah benar untuk mengatakan bahwa kepedulian kota,
seperti manipulasi ruang, tidak merupakan suatu elemen utama dalam filosofi High
Tech.
Ada alasan mengapa arsitektur kota bukan merupakan suatu elemen utama
dalam filosofi High Tech; dan ada alasan lain mengapa perkotaan bukan elemen
utama filosofi High Tech dan itu berhubungan erat dengan masa, yaitu :
High Tech melihat ke depan
Arsitektur yang optimistik
Pengaturan sementara daripada ruang permanen
Kemampuan untuk mengendalikan lingkungan daripada beradaptasi dengan
lingkungan
High Tech anti urban style tidak seperti kota yang berhubungan erat dengan
tradisi kesinambungan dan sejarah
Bangunan High Tech biasanya memperlihatkan kota secara revolusioner
bukan tradisional.
Jika sebuah kota dibangun itu akan menjadi suatu yang abstrak, penuh dengan
kotak-kotak servis atau mega struktur, fleksibel, dan diubah-ubah.
Kesimpulan
Bangunan High Tech pada dasarnya memiliki keseimbangan antara fungsi dan
simbolisme
Konsep Arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel, zona service, dan

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
utilitas yang diekspose ditunjukkan agar terjadi ruang dalam yang memiliki
fleksibilitas maksimal.
Arsitektur High Tech meletakkan performance yang proporsional antara aspek
arsitektur, struktur, dan mekanikal.
Salah satu ciri bangunan High Tech adalah mengambang di permukaan tanah.

Dalam tulisan Charles Jenks mengenai arsitektur High-Tech, The Battle of


High Tech Great Buildings with Great Faults, dua bangunan High-Tech yang
sangat penting dalam abad ini adalah Hong Kong Bank (yang merupakan salah satu
karya masterpiece Norman Foster) dan Lloyds Building, London (Richard Rogers).
Karya arsitektur yang besar namun banyak dipertanyakan, hasil yang memuaskan
namun seperti boneka, ruang-ruang yang menakjubkan namun satu kegunaan,
ekspresi struktur yang jujur dan mengagumkan namun sangat mahal. Ia juga
menuliskan beberapa hal dasar mengenai High-Tech Building.
(Farmer, Ben & Hentie Low, 1993)

Menurut Charles Jenks, ada 6 karakteristik Arsitektur High Tech:


Karakteristik Arsitektur High Tech
Karakteristik arsitektur High Tech adalah 1:
1. Inside-out
Bagian interior yang diperlihatkan keluar dengan
penggunaan material penutup yang transparan,
seperti kaca. Fungsi-fungsi yang umumnya
tertutup/ditutupi terkadang ditonjolkan keluar,
Gbr 3.1. Bangunan
seperti fungsi servis dan utilitas. dengan finishing kaca
transparan

2. Celebration of process
Penekanan terhadap pemahaman mengenai
konstruksinya bagaimana, mengapa, dan apa dari
suatu bangunan, di antaranya hubungan dari
struktur, paku, dan pipa-pipa saluran sehingga

1
Collin Davies, High Tech Architecture
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009

Gbr 3.2. Ekspos detail


struktur bangunan
timbul suatu pemahaman dari seorang yang awam ataupun seorang ilmuwan.
Sebagai catatan yang ditulis oleh Charles Jenks mengenai Norman Foster,
yaitu ciri khas dari pekerjaan Norman Foster yang terkesan dapat
mengungkapkan sesuatu yang lebih dari arsitek manapun yaitu dalam
penyelesaian dengan ide-ide cemerlangnya yang mengembangkan suatu
rancangan sesuai dengan zamannya sehingga kegunaan dan tampak bangunan
tersebut merupakan suatu mekanisme yang sempurna.

3. Transparansi, pergerakan dan pelapisan.


Ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu
ditonjolkan tanpa terkecuali. Pelapisan dari pipa-
pipa saluran, tangga dan struktur, serta penekanan
pada escalator dan lift merupakan karakteristik
dari bangunan high tech.
Gbr 3.3. Interior Llyoids
Building mengekspos jalur
sirkulasi

4. Pewarnaan yang cerah


Hal ini ditujukan untuk memberikan perbedaan
yang jelas mengenai jenis struktur dan utilitas,
sehingga memahami penggunaanya secara efektif.
Contohnya adalah pada bangunan Millenium
Dome dimana struktur penopang bangunannya yang
Gbr 3.4. Millenium Dome
berupa space truss baja dicat dengan warna oranye menggunakan warna
oranye cerah pada struktur
cerah seolah untuk menonjolkan struktur tersebut. Sumber: Millenium
Architecture

5. Komponen-komponen penopang yang ringan


Baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric
dari high tech building. Sekelompok kabel-kabel
baja penopang dapat membuat mereka lebih
ekspresif dalam pemikiran mengenai penyaluran
gaya-gaya pada struktur.

Gbr 3.5. Penggunaan kabel ringan


sebagai struktur
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009. Sumber: Sir Norman Foster
USU Repository 2009
6. Optimisme dalam Kultur Scientific di Masa Depan
Bangunan yang dapat mewakili kebudayaan/peradaban
masa depan yang serba scientific, sehingga pada saat itu
tetap bisa dipakai/tidak ketinggalan zaman.

Gbr 3.6. Penggunaan sistem struktur


lama dengan desain baru menampilkan
kesan scientific
Sumber: Sir Norman Foster

III. 2. Interprestasi tema


Badminton Training Centre merupakan pusat pelatihan Bulutangkis yang di
dalamnya terdapat berbagai lapangan bulutangkis yang digunakan untuk pelatihan dan
fasilitas-fasilitas lainnya.. Untuk menciptakan sebuah Badminton Training Centre
dengan beberapa ruangan yang menuntut fleksibelitas ruangannya maka diambillah
tema arsitektur High Tech yang dapat menciptakan fleksibelitas sebuah ruangan
dengan pengunaan sistem struktur bentang lebar.

Dari sisi lain bisa dilihat dengan berkembangnya bulutangkis di seluruh dunia
dan sistem pelatihannya memakai teknologi modern, maka berkembang pula
teknologi sebagai akibat ilmu terapannya, sehingga wadah yang memperkenalkan
sistem pelatihan Bulutangkis itu sendiri dapat menggambarkan fungsinya dalam
bentuk bangunan serta struktur yang dipakainya yaitu konsep arsitektur High Tech.

Arsitektur High Tech sangat tepat diterapkan pada Badminton Training Centre
tersebut, dimana kebutuhan akan sistem mekanikal, sistem elektrikal, proteksi
kebakaran, akustik, dan pengkondisian udara yang efisien, fleksibel, tepat guna, dan
berkelanjutan dapat diwujudkan dengan menerapkannya pada disain bangunan. Hal
ini juga sesuai dengan perkembangan bulutangkis yang terus berkembang akan
semakin memerlukan fasilitas-fasilitas yang fleksibel.

Arsitektur High Tech yang identik dan sarat dengan teknologi terbaru dan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
memakai unsur material baja, logam, dan kaca yang sudah menjadi ciri khasnya,
sangat tepat penggunaannya jika dilihat dari efisiensi waktu dan biaya. Selain itu,
material tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk menjadikan suatu bangunan
menjadi suatu tampilan yang mempunyai nilai dan karakter dan berteknologi tinggi.

III. 3. Studi Banding Tema Sejenis


3.1 Warehouse and Distributon Center for Renault, UK
Warehouse and Distributio Center for Renault adalah bangunan yang berfungsi
sebagai gudang dan distribusi bagi kendaraan Renault di swindon. Bangunan ini
berdiri diatas area seluas 6.5 hectar, dengan menggunakan modul pada bangunan
untuk mengintegrasikan program dan site sehingga dapat diisi/ditambah untuk
pertumbuhan bangunan selanjutnya. Penggunaan modul menyebabkan denah menjadi
pesegi walaupun pada satu sisi tapak tidak persegi, ini disesuaikan dengan konsep
fungsional yang tidak harus terikat dengan bentukan tapak.

Gambar 3.8.. Interior ruang pameran


Gambar 3.7. Site Plan Warehouse and Warehouse and Distributon Center for
Distributon Center for Renault Renault
Bangunan ini menggunakan struktur
rangka baja yang ditopang dengan kabel baja sehingga menimbulkan ekspresi
bangunan yang kokoh. Pewarnaan pada struktur ini menjadi cirri khas bangunan
untuk membedakan struktut, tangga, dan utilitas.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Gambar 3.10. Eksterior Warehouse and
Gambar 3.9. .Sistem Struktur
Distributon Center for Renault
Warehouse and Distributon Center for
Renault

Untuk envelope bangunan menggunakan material kaca dan almunium. Pada


bagian sisi dengan visual kedalam yang maximal menggunakan bahan kaca untuk
menunjukkan fungsi atau kegiatan didalam bangunan. sedangkan pada sisi yang
dominant untuk egiatan servis menggunaan material penutup dari bahan almunium
yang berwarna perak. Sedangkan tangga diletakkan pada bagian luar bangunan. Pada
bagian atap terdapat skylight yang berada dipertemuan kolom dengan balok rangka
atap.

2. THE GREAT COURT OF BRITISH MUSEUM (1997 2004)

British museum adalah bangunan tua dimana pada bangunan ini Norman Foster
menambahkan ruang lagi yang disebut dengan Great Court. Bangunan ini juga
dirancang dengan prinsip ekologis dimana pada bangunan ini terdapat ventilasi dan

pencahayaan alami. (www.architectureweek.com)

GAMBAR 3.11. Tampak samping great court


Sumber : Internet

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
GAMBAR 3.12. British museum GAMBAR 3.13. Tampak atas great court
Sumber : Internet Sumber : Internet

GAMBAR 3.14. Prinsip ekologi pada great court


Sumber : Internet

3. COMMERZBANK TOWER, FRANKFURT, GERMANY (1991 1997)


Bangunan ini merupakan bangunan tertinggi di Eropa dan bangunan tinggi ekologi
pertama. Pada bangunan ini terdapat taman taman yang dapat mengalirkan udara
dan memberikan cahaya ke dalam bangunan.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Bangunan ini berlantai 56, memiliki tinggi 259 meter, menara lampu di bagian atas
bangunan memberikan bangunan ini ketinggian tambahan menjadi 300,1 meter.
(Jodido, Philip. Sir Norman Foster, 1997)

GAMBAR 3.15. Commerzbank tower GAMBAR 3.16. Denah Commerzbank tower


Sumber : Internet Sumber : Internet

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
GAMBAR 3.17. Taman pada
Commerzbank tower GAMBAR 3.18. Sirkulasi udara pada
Sumber : Internet Commerzbank Tower
Sumber : Internet

4. Faculty of Law, University Of Cambridge, Cambrridgeshire, UK

Gambar 3.20. Potongan bangunan


Gambar 3.19. Interior bangunan Sumber : Internet
Sumber : Internet

Berlokasi di Sidqwick Avenue Camous tepat disebelah James Stirling`s 1967


perpustakaan fakultas sejarah. Bangunan rancangan Foster ini paduan rancangan
modern yang mahir dan menghargai lingkungan yang ada. Bangunan ini terdiri dari
perpustakaan hukum, 5 auditorium, ruang seminar, kantor administrasi. Bangunan ini
berupa lekukan kaca. Pada bangunan ini dirancang meminimalkan penggunan energi
listrik dengan hanya pada bagian bawah ruangan kuliah diberi AC. Perhitungan yang
hati-hati terhadap sudut matahari sehingga pada musim panas pun keadaan ruangan
sangat menyenangkan. Bangunan ini menyerupai potongan suatu bentuk denganpintu
masuk dan ruang resepsionis pada sisi yang terpotong tersebut, timbunan buku yang
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
menumpuk dipadukan dengan ruang yang fleksibel dan area-area belajar yang
memasukan cahaya alami

Atap yang dilapisi oleh lapisan bening menutupi bangunan yang melengkung ke
bawah hingga lantai dasar di sisi taman, akan memberikan view yang mengagumkan
dari padang rumput dan pepohonan-pepohonan alami.

Penganalisaan dari struktur bangunan yaitu rangka pipa dapat menjadi suatu netting
untuk penglihatan arah ke view utama. Desain Fakultas Hukum akan menjadi
landmark kawasan kampus karena merupakan desain yang paling unik. Perancangan
tapak sangat menguntungkan untuk mendapat view yang paling baik.

Pada konstruksi bangunan yang berupa rangka pipa besi berpilin menjadi struktur
utama dinding dan atap, desain kolom penyangga kantilever dibuat miring sesuai
dengan kantilever yang berundak-undak, pada interior memperlihatkan jalinan rangka
pipa besi pada dinding luar netting arah pandang keluar bangunan, deretan tempat
duduk untuk ruang bersosialisasi diletakkan pada dasar bangunan.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
BAB IV
ANALISA

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN

4.1. ANALISA FISIK/TAPAK


4.1.1. Analisa Lokasi

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Posisi site terhadap Kota Medan
Site berada di perbatasan kota Medan
yang terletak pada distrik
perumahan, pendidikan dan rekreasi
yang sangat mendukung fungsi dari
Gambar 4.1 Key plan dan lokasi proyek proyek ini.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Posisi site terhadap lingkungan
Di sekitar site terdapat bangunan
dimana fungsi di sekitar lingkungan
berupa area perumahan, pendidikan
dan pertokoan

Gambar 4.2. Peta lokasi proyek

Site berada pada persimpangan Jl.Ngumban Surbakti dengan


Jl. Flamboyan, Kel. Sempakata, Kec. Medan Selayang.

Tanggapan

Posisi site terhadap Kota, Kawasan dan Lingkungan sangat strategis untuk fungsi bangunan
yang akan didirikan di dalamnya yaitu Badminton Training Centre. Lokasi tidak berada di
pusat kota dan bukan jalur sirkulasi padat namun lancar. Lokasi site yang berada pada
persimpangan Jl. Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan membuat pencapaian ke dalam
bangunan lebih mudah.

Rekomendasi
Didalam site akan dibangun Badminton Training centre yang berfungsi sebagai tempat
penyelenggaraan pertandingan dan pelatihan Bulutangkis nasional maupun internasional juga
sebagai tempat untuk memasyarakatkan Bulutangkis

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
4.1.2. Analisa tata guna lahan

Peruntukan Lahan
Didalam RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Medan) lokasi yang
berada di persimpangan Jl. Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan, Kel.
Sempakata, Kec. Medan Selayang, termasuk dalam WPP E dengan Sei Sikambing
sebagai pusat pengembangan. Peruntukan lahan untuk daerah ini merupakan untuk
kawasan permukiman, perdagangan dan rekreasi, dengan program kegiatan
sambungan air minum, septick tank, jalan baru, rumah permanen, sarana
pendidikan dan kesehatan.

Sebagai kawasan permukiman, rekreasi dan komersial, lokasi ini sangat potensial
untuk dibangunnya bangunan dengan fungsi sebagai tempat yang mewadahi
kegiatan rekreasi olahraga di tambah fasilitas pendukung yang bergerak di bidang
komersil. Hal ini diperkuat dengan 4 unsur potensial dari lokasi, yaitu:
Terletak dipinggiran kota dengan lahan kosong yang tersedia luas
Berada pada kawasan permukiman, rekreasi dan pendidikan
Transportasi yang lancar dan baik
Luas site yang mendukung 2,5 Ha
Lahan di sekitar site masih luas
Pada kawasan ini, bangunan rata-rata memiliki ketinggian yang cukup rendah,
yaitu antara 2-3 lantai

Gambar 4.3. Peta land use

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Legenda
Berdasarkan land use pada Kecamatan
Medan Selayang terdapat beberapa fungsi
Site yaitu :
Permukiman
Perkantoran Perkantoran
Perdagangan
Konservasi
Permukiman Rekreasi
Lapangan golf
Hutan kota
Perdagangan

4.1.3. Intensitas pembangunan

GSB (Garis Sempadan Bangunan)


Jl. Ngumban Surbakti
: 11 meter
Jl. Flamboyan
: 5 meter

GSB dapat dipergunakan sebagai :


Parkir
Akses untuk pejalan kaki dan
kendaraan

Gambar 4.4. Peta intensitas pembangunan

Luas site : 2,5 Ha = 25.000 m


KDB (Bulk) di kawasan sekitar = 80 % x L. Lahan
KDB = 80 % x 25.000 m
= 20.000 m

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Rekomendasi:
Pembangunan ini nantinya akan di bangun dengan ketinggian 2-3 lantai dengan
memperhatikan ketinggian bangunan di sekitar site
Dengan KDB 80 %, maka diharapkan akan tercipta ruang luar yang akan digunakan
untuk pejalan kaki agar lebih aman dan nyaman

Tanggapan
Existing site merupakan lahan kosong yang luas sehingga pengolahan bangunan
akan lebih mudah dan dapat diusahakan suasana yang nyaman bagi pejalan kaki

Rekomendasi
Bangunan diletakkan lebih kedalam site dengan tujuan memberikan ruang luar
bagi pejalan kaki.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
4.1.4. Analisa Sirkulasi

4.1.4.1. Analisa Sirkulasi Kenderaan


Penyebab kepadatan tinggi pada beberapa ruas
jalan menuju site disebabkan antara lain:

Terdapat simpang yang


bernama simp. Pemda
dimana kepadatan cukup
tinggi

Simpang pos yang


cukup padat akibat
ada pajak dan
stasiun kenderaan
umum
Dengan adanya bangunan berfungsi
stadion maka jl ngumban surbakti dan jl
flamboyan akan menjadi padat

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Jalan Ngumban Surbakti
Jalan Setia Budi

Gambar 4.5. Analisa sirkulasi kenderaan

Jalan Flamboyan Jalan Jamin Ginting Jalan Karya Jasa

Gambar 4.6. Analisa sirkulasi kenderaan

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Jl. Setia Budi

- jalur sirkulasi untuk kenderaan umum, mobil, roda dua, dll.

- Lebar jalan 13 meter

- Intensitas kepadatan cukup tinggi dimana titik kepadatan terdapat pada daerah
persimpangan perumahan tasbih namun pada waktu tertentu saja.

Jl. Jamin Ginting

- jalur sirkulasi dua arah untuk kenderaan umum yang sangat macet akibat
tignkat kepadatan kenderaan yang tinggi

- lebar jalan 15 meter

- intensitas kenderaan yang tinggi mengakibatkan macet pada pagi hingga sore.
Hal ini juga diakibatkan ada pajak dan stasiun borneo, sutra dan sinabung jaya.

Jl. Ngumban Surbakti

- merupakan jalan lingkar kota medan dengan tingkat kepadatan kenderaan


sedang namun lancar sirkulasi kenderaan.

- Lebar jalan 20 meter

- Sirkulasi lancar, padat pada persimpangan dengan jl Jamin ginting dan Karya
Jasa

Jl. Flamboyan

- jalur sirkulasi dua arah, dilalui semua jenis kenderaan

- lebar jalan 10 meter

- intensitas kenderaan kecil atau sedang

Jl. Karya Jasa

- merupakan jalan lingkar kota medan dengan tingkat kepadatan kenderaan


sedang namun lancar sirkulasi kenderaan.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
- Lebar jalan 20 meter

- Sirkulasi lancar, padat pada persimpangan dengan jl Jamin ginting dan


Ngumban surbakti.

4.1.4.2 Sirkulasi Pejalan kaki

Pedestrian bagi
pejalan kaki

Tanggapan
Pada daerah ini
ih diki

Gambar 4.7. Analisa sirkulasi pejalan kaki

Tanggapan
Pada daerah ini masih sedikit pejalan kaki. Ini dikarenakan daerah ini baru dikembangkan.
Diharapkan nantinya daerah ini akan berkembang dengan pesat setelah adanya
pembangunan proyek ini.
Pada jalan Flamboyan tidak terdapat pedestrian sehingga pejalan kaki kurang nyaman untuk
berjalan disekitar site.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Rekomendasi
Parit yang ada dipinggir jalan ini ditutup untuk dijadikan pedestrian bagi pejalan kaki
yang melewati jalan ini. Baik pada jln ngumban surbakti maupun jl flamboyan nanti
akan dibuat pederstrian yang baik karena kondisi sekarang belum baik.

4.1.5. Analisa Pencapaian

Sarana Pencapaian :
Mobil Pribadi

Angkutan Umum

Sepeda Motor

Taxi

Becak Bermotor

Sepeda

Gambar 4.8. Analisa pencapaian

Tanggapan
Lalu lintas di sekitar tapak merupakan lalu lintas dengan intensitas kendaraan
relatif sedang.
Jl. Ngumban surbakti merupakan jalur dua arah dengan intensitas kendaraan
sedang
Jl. Flamboyan merupakan jalan dua arah dengan intensitas kendaraan padat-
lancar.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Rekomendasi
Jalan utama merupakan Jl. Ngumban surbakti dan memiliki kemudahan dalam hal akses
ke bangunan, hal ini menjadi pertimbangan peletakkan entrance utama di jalan ini.
Untuk menanggapi proses masuk maka entance utama diberi coakan untuk memberi ruang
lebih bagi kendaraan yang masuk serta menghindari kemacetan karena antrian.
Side entrance (Gerbang Keluar) diletakkan pada Jl. Flamboyan untuk memudahkan
sirkulasi dalam site.
Untuk entrance servis akan di buat enterance khusus untuk akses menuju area servis
bangunan.

4.1.6. Analisa Vegetasi

Gambar 4.9. Analisa vegetasi

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Tanggapan
Vegetasi yang ada disekitar site termasuk vegetasi yang baik dimana dapat
memberikan kesejukan pada saat siang hari. Pohon-pohon besar masih berdiri di
sepanjang jalan terutama pada Jl. Ngumban Surbakti. Vegetasi ini dimanfaatkan untuk
peneduh jalan dan pedestrian sehingga suasana menjadi asri dan sejuk.
Terdapat tempat bagi pejalan kaki yang cukup nyaman dan baik

Rekomendasi
Vegetasi berupa pohon yang rindang disepanjang Jl.Ngumban Surbakti tetap
dipertahankan sebagai peneduh untuk jalan dan area pedestrian.
Perlu ditambahkan taman disekitar pinggir jalan terutama di jalan flamboyant yang
jumlah vegetasinya masih kurang.
Pola pedestrian harus lebih dibaguskan.

4.1.7. Analisa Matahari


a. Lapangan pertandingan

Tanggapan :
Posisi arah matahari ini sebenarnya tidak
mempengaruhi orientasi dari lapangan
pertandingan. Walaupun sebenarnya pada
bangunan arah matahari mempengaruhi
orientasi bangunan. Hal ini disebabkan karena
bangunan ini adalah bangunan tertutup.

Gambar 4.10. Analisa matahari

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
b. fasilitas pendukung

Area yang stabil dan normal karena tidak terkena


panas matahari langsung atau tidak terkena panas
matahri sore hari yang menyengat dan tidak sehat

Area yang stabil atau normal.


tidak terlalu panas dan
Area yang cukup panas
menyengat
karena matahari sore yang
panas dan menyengat
Area yang Panas, terkena
Matahari Pagi, namun tidak
menyengat dan sehat.

Area yang stabil dan normal karena


tidak terkena panas matahari langsung
atau tidak terkena panas matahri sore
hari yang menyengat dan tidak sehat

Gambar 4.11. Analisa matahari

Tanggapan
Pada fasade timur, panas yang diterima berasal dari matahari pagi. Kondisi panas ini
tidak berdampak pada pemakaian AC yang banyak, karena panas yang dihasilkan
tidak menyengat.
Pada fasad barat kondisi site sangat panas karena matahari sore yang sangat
menyengat sehingga berakibat pada besarnya beban AC pada bangunan

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Rekomendasi
Pada fasad sebelah timur, bukaan dimaksimalkan untuk memasukkan matahari pagi
yang sehat kedalam bangunan.
Sebelah barat site sangat panas sehingga selain menggunakan AC juga diatasi
dengan minim bukaan dan shading pada fasade
Barier dapat berupa tanaman atau vegetasi juga diletakkan untuk shading matahari

4.1.8. Analisa Kebisingan dan Polusi Udara

Tanggapan
Sumber kebisingan dari arah Jl.
Ngumban Surbakti dan Jl.
Flamboyan. Kebisingan dan polusi
ditimbulkan oleh banyaknya
aktifitas kendaraan yang melalui
jalan ini.

Rekomendasi
Untuk mengurangi kebisingan dari
arah jalan ini, maka perlu dibuat jarak
yang cukup antara jalan dengan
bangunan dan juga menempatkan
vegetasi buffer untuk mengurangi
merambatnya suara bising ke site.
Gambar 4.12. Analisa kebisingan dan polusi udara

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
4.1.9. Analisa Utilitas
4.1.9.1. Pola-pola Penerangan

Gambar 4.13. Pola penerangan

Tanggapan
Lampu jalan menggunakan neon, terdapat di kedua ruas Jl. Ngumban S dan di salah satu
ruas Jl. Flamboyan , dipasang pada tiang-tiang baja. Lampu-yang ada disekitar site adalah
jenis lampu jalan standard dengan dua arah lampu tiap tiang. Dipasang dipinggir jalan
dekat dengan parit di sepanjang jalan.

Rekomendasi
Titik-titik lampu yang telah ada dipertahankan dan ditambah pada ruas jalan sebelah kanan
jl Flamboyan, sesuai dengan kebutuhan.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
4.1.9.2 . Jalur Utilitas

Gambar 4.14. Jalur utilitas

Tanggapan
Jalur utilitas yang ada disekitar site cukup baik dan dapat mencukupi kebutuhan yang ada
didalam bangunan Badminton Training centre ini.

Rekomendasi
Jalur utilitas yang ada dipertahankan untuk mendukung dan memberikan kemudahan
dalam hal pelayanan bangunan. Perbaikan beberapa jalur utilitas yang sudah mengalami
kerusakan.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
4.1.10. Analisa View
4.1.10.1. Analisa View dari Luar ke Dalam

View dari arah ini sangat


baik yang berasal dari jalan
utama.

+++
-

+++ View dari


persimpangan sangat
baik karena merupakan
area yang banyak
++ dilalui oleh kenderaan
dan dapat terlihat
dengan jelas dari arah
ini.

View kearah ini cukup baik


karena menghadap tanah
kosong Gambar 4.15. analisa view luar ke dalam

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Tanggapan
+++ merupakan daerah yang memberikan view sangat baik
++ merupakan daerah yang memberikan view cukup baik
+ merupakan daerah yang memberikan view sedang
- merupakan daerah yang memiliki view kurang baik

Rekomendasi
Pada sisi +++ dan ++ pengolahan fasade bangunan lebih dipertimbangkan dengan baik
pada sisi + dan pengolahan bangunan tidak terlalu penting dan di buat untuk area
parkir atau area sirkulasi

4.1.10.2 View dari Dalam ke Luar

View bangunan kearah ini


sangat baik karena
menghadap jalan utama yang
banyak dilalui kenderaan
bermotor.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
+++

View ke sisi ini


kurang baik karena
langsung berbatasan
dengan rumah
penduduk yang +++
kurang terawat.

++

Pada sisi ini viewnya cukup bagus, pada sisi ini


terdapat rumah makan, tanah kosong dan rumah
penduduk.

Gambar 4.16. analisa view dari dalam ke luar

Tanggapan
Pada Persimpangan antara Jl. Ngumban Surbakti dengan Jl. Flamboyan memiliki view yang
sangat baik keluar bangunan
Pada Jl. Ngumban Surbakti juga memiliki view yang sangat baik ke luar.

Rekomendasi
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Pada sisi yang memiliki view keluar yang sangat baik diolah agar pandangan kearah tersebut
tidak terhalang yaitu pada persimpangan jalan. View yang cukup baik berada pada Jl. Ngumban
Surbakti yang juga akan diolah agar view kearah jln initidak tertutup. Begitu juga dengan
4.2. ANALISA NON FISIK / FUNGSIONAL
4.2.1. Pelaku dan Aktifitas

a) Pelaku kegiatan
Pelaku kegiatan dalam badminton training centre ini terdiri dari:
Pengunjung
Dari kelompok pemgunjung terbagi lagi atas:
- Anak-anak Baik yang bermain, berlatih maupun menonton pertandingan
- Remaja. Baik yang bermain, berlatih sebagai atlit dari klub bulutangkis serta
penonton pertandingan.
- Dewasa. Baik sebagai atlit, pelatih, staf, penyewa dan penonton.
- Orang tua. Baik yang datang menonton pertandingan, berbelanja dan mencari
hiburan.
Pengelola.
b) Kegiatan
Kegiatan utama
1 Olahraga
Bermain, berlatih dan bertanding.
2 Rekreatif
Menonton pertandingan dari berbagai kompetisi bulutangkis
3 Edukatif
Tempat berlatih dan belajar mengembangkan kemampuan fisik
Kegiatan pendukung
4 Souvenir dan retail shop
Menjual barang-barang olahraga
5 Restoran dan kafe
Tempat yang menyediakan makanan dan minuman.
6 Ruang pertemuan
tempat diadakan pertemuan antar pejabat di bidang olahraga, undangan dan
wartawan
7 Pusat kebugaran

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Menampung kegiatan berolahraga dan kebugaran yang menggunakan alat olah
raga.
8 Museum olahraga
Tempat memamerkan prestasi olahraga Sumut khususnya di bidang
bulutangkis.
9 Klinik kesehatan
Tempat untuk memeriksakan kesehatan bagi setiap atlet yang berlatih di
Badminton Training Centre ini

1. Pengelola.
Ruang-ruang yang dibutuhkan :
- R.Kerja
- R.Direktur Umum
- R.Direktur per divisi
- R.Manager per divisi
- R.Ass Manager per divisi
- R.Karyawan
- R.Ganti
- R.Tunggu
- Ruang Penyimpanan
- Toilet
2. Kegiatan Pelayanan Teknis. Ruang-ruang yang diperlukan :
- Ruang Operator
- R.O. PABX dan Sound System
- CCTV
- Pompa dan Ground
- Reservoir
- Tempat Pembuangan Sampah
c. Skema Aktivitas Pemakai
Pengelola dan Karyawan

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Pengelola
Proyek

Kantor Istira
Datang Entrance Pengelola Administrasi hat Pulang

Parkir Kontrol
Pengelola
Gambar 4.17. Skema Aktifitas Pengelola

Pengunjung dan Penonton

Kegiatan
Datang Entrance Bangunan Pulang

Parkir Pengelola
Pengunjung
Gambar 4.18. Skema Aktifitas Pengunjung dan Pengelola

Servis

Servis Parkir Servis Entrance Bangunan

Gambar 4.19. Skema Aktifitas Servis

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
d. Organisasi Ruang
Pemain, Ofisial dan Wasit

PARKIR
R. GANTI
PEMAIN I
PRIVAT
ENTANCE
MEDIS

MIXED R.GANTI
ZONE WASIT

TES DOPING
LAP. PERMAINAN
R. GANTI
PEMAIN II

Gambar 4.20. Skema Organisasi Ruang Pemain, Ofisial, Wasit

Pemain

ENTRANCE

KORIDOR R.GANTI

R. DELEGASI ENTRANCE
MEDIA R.PEMANASAN R.PIJAT/MASSAGE

R. MEDIA
SHOWER

WC/TOILET

Gambar 4.21. Skema Organisasi Ruang Pemain

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Pengunjung

Pemeriksaan Pra TICKET PEMERIKSAAN


pertandingan BOX 2

ENTRANCE

TRIBUN PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN


PENONTON 4 3

Gambar 4.22. Skema Sirkulasi Masuk Pengunjung

Area VIP

PRIVAT RECEPTIONIST AREA VIP


ENTRANCE

STUDIO TV TOILET

Gambar 4.23. Skema Organisasi Ruang VIP

Restoran

BAR
COUNTER
DAPUR
OPERATOR
BANQUET
G.KERING

ENTRANCE PANTRY DAPUR

G.BASAH
R.PEGAWAI KASIR

R.GANTI

Gambar 4.24. Skema Organisasi Ruang Restoran

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
R. Pertemuan

DAPUR R.PERALATAN

LOBBY /
ENTRANCE R.TUNGGU R.PERTEMUAN

R.PENGELOLA TOILET R.RAPAT

Gambar 4.25. Skema Organisasi Ruang Pertemuan

Fitness Center/Pusat Kebugaran

R.GANTI TOILET

LOBBY/ R.LATIHAN R.REPARASI/


ENTRANCE
R.PENERIMA PERALATAN

R.PENGELOLA R.INSTRUKTUR

Retail Shop & Snack corner

KASIR

ENTRANCE

GUDANG

Gambar 4.27.Skema Organisasi Ruang Retai

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Pengelola

R.DIREKTUR

R. MANAGER OPERASIONAL

ASS. MANAGER R.KEPALA DIVISI

R.STAF DIVISI

Gambar 4.28. Skema Organisasi Ruang Pengelola

e. Kapasitas Pengunjung
Analisa Kebutuhan Parkir
Fasilitas parkirbadminton training centre harus menyediakan area khusus untuk
petugas keamanan yaitu polisi dan satpam, pemadam kebakaran, ambulans, dan
perangkat-perangkat darurat lainnya diluar kebutuhan parkir penonton. Area parkir
tersebut harus ditempatkan dekat dan langsung, jalurnya khusus baik masuk dan
keluar dari stadion serta terpisah dari jalur sirkulasi kenderaan maupun penonton.

Perkiraan Kebutuhan Parkir Penonton


Kapasitas Penonton = 5.000 org

Tabel 4.1. kebutuhan parkir


Mobil Pribadi
Asumsi : Jumlah 15%
Standard : 12,5 14 m2 (Data Arsitek)
Jumlah pengguna mobil pribadi = 15% x 5000
= 750 orang
Tiap mobil memuat 4-5 orang,

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
maka diperkirakan jumlah mobil = 750 / 4
= 188 buah
Luas area yang dibutuhkan untuk
parkir mobil adalah = 188 x 14 m2
= 2632 m2
Bus Rombongan
Asumsi : Jumlah 5 %
Standard : 28 m2 (Data Arsitek)
Jumlah pengguna bus rombongan = 5% x 5000
= 250 orang
Tiap bus memuat 30 orang,
maka diperkirakan jumlah bus = 250/30
= 8,3
= 9 buah
Luas area yang dibutuhkan untuk
parkir bus adalah = 9 x 28 m2
= 252 m2
Sepeda Motor
Asumsi : Jumlah 30%
Jumlah pengguna sepeda motor = 30% x 5000
= 1500 orang
Tiap sepeda motor membawa 2 orang,
maka diperkirakan jumlah sepeda motor = 1500/2
= 750 buah
Luas area yang dibutuhkan untuk
parkir sepeda motor = 750 x 2m2
= 1500 m2
Taksi
Asumsi : Jumlah 2 %
Standard : 12,5 -14 m2
Jumlah pengguna sepeda motor = 2% x 5.000
= 100 orang

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Tiap taxi diperkirakan membawa 2-3 orang,
maka jumlah taksi = 100 /3
= 33,3 buah
Luas area yang dibutuhkan untuk
parkir taxi = 33 x 14
= 462 m2
Sisa pengunjung diasumsikan naik kenderaan umum
dan berjalan kaki sebesar 48 % = 48% x 5.000
= 2400 orang
Perkiraan Kebutuhan Parkir Pengelola
Parkir mobil untuk 5 mobil = 75 m2
Parkir sepeda motor untuk 50 buah = 100 m2
Mobil servis untuk 5 mobil = 75 m2
Jumlah luas keseluruhan lahan parkir yang dibutuhkan
(2632+ 252 + 1500 + 462 + 75 + 100 + 75) m2 = 5096 m2

4.2.2. Program Ruang


Kebutuhan ruang, aktivitas pemakai, serta dimensi ruang (berdasarkan studi
banding, pengamatan dan standar ruang)

Bangunan utama
- ruang untuk bangunan utama
Adapun program ruang dari bangunan ini adalah

Kebutuhan ruang Sub Ruang KAP STD SUMBER LUAS TOTAl


Lapangan 10 unit 240 m2/unit DA 2400 5457
Tribun Penonton 500 org 0,54 m2/ org DA 270
VIP
Tribun Penonton 4500 org 0,45 m2/ org DA 2025
Biasa
R. Atlit 2 unit 18 m2/unit A 36
R. Pelatih 2 unit 8,75 m2/unit A 17,5

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
R. P3K 1 unit 10,5 m2/unit A 10,5
R. Offisial 1 unit 45 m2/unit A 45
R. Pers 1 unit 21 m2/unit A 21
Toilet
- Wanita
Closet 22 unit 1,4 m2/unit DA 30,8
Washtafel 16 unit 0,4 m2/unit DA 6,4
- Pria
Closet 18 unit 1,4 m2/unit DA 25,2
Washtafel 10 unit 0,4 m2/unit DA 4
Urinoir 27 unit 0,6 m2/unit DA 16,2

Tribun Penonton @ 300 org 0,45 m2?org DA 270


R. Atlit @ 2 unit 13,5 m2/ unit A 54
R. Pelatih @ 2 unit 16, 2 m2/ unit A 64,8
R. P3K @ 1 unit 19,5 m2/ unit A 39
R. Offisial @ I unit 16,5 m2/ unit A 33
Toilet
- Wanita
Closet @ 13 unit 1,4 m2/unit DA 36,4
Washtafel @ 8 unit 0,4 m2/unit DA 6,4
- Pria
Closet @ 9 unit 1,4 m2/unit DA 25,2
Washtafel @ 6 unit 0,4 m2/unit DA 4,8
Urinoir @ 13 unit 0,6 m2/unit DA 15,6

Asrama
Asrama Putra Kamar Tidur 25 unit 16,2 m2/unit DA 405 450
Toilet 25 unit 1,8 m2/unit DA 45
Asrama Putri
Kamar Tidur 25 unit 16,2 m2/unit DA 405 450
Toilet 25 unit 1,8 m2/unit DA 45

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Ruang Belajar Kelas 2 unit 225 m2/unit DA 450 450
Hall Hall 200 org 0,6 m2/ org DA 120 120
Kantin Area makan 180 org 1,4 m2/org TS 252
Pantry 4 org - DA 54
Dapur - 40 % DA 100,8 426,96
R.makan
R.saji - 20 % Dapur DA 20,16
Toilet Toilet 79,2
- Wanita
Closet 3 lantai (@ 1,4 m2/unit DA 25,2
6 unit)
Washtafel @ 8 unit 0,4 m2/unit DA 9,6
- Pria
Closet @ 6 unit 1,4 m2/unit DA 25,2
Washtafel @ 4 unit 0,4 m2/unit DA 4,8
Urinoir @8 unit 0,6 m2/unit DA 14, 4

Sub total 7433

. Ruang pendukung

-Restoran (2 unit)

Jenis Pemakai Kegiatan Kebutuhan Kapasitas Standard/ Dimensi


ruang ruang sumber
Banquet - Menikmati R.Makan 350 org 1,85m2/ 161,2
Pengunjun hidangan, meja m2
g mengantar
-Pelayan hidangan
Bar -Pelayan Memesan 150 org 0,65m2/ 24,4 m2
counter bar snack&min meja
- uman,

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Pengunjun menyediaka
g n pesanan,
menikmati
pesanan
R.Penyim Bahan- Tempat 10% L 18,56
panan bahan penyimpana m2
mentah n bahan-
bahan
makanan
Kasir -Kasir Membayar 2m2/unit 4 m2
makanan,me
- layani
Pengunjun pembayaran
g
Dapur -Pelayan Memasak, 60% L 111,36
-Pegawai menyiapkan m2
pesanan,
mencuci
Gudang Alat-alat Menyimpan 5% L 5,568
kebersihan alat-alat m2
R.Pegaw -Pegawai Istirahat, 10 org 5- 80 m2
ai ganti 10m2/org
-Pengelola pakaian
R.operato -Pegawai Persiapan 10 org 5m2/org 50 m2
r acara -Teknisi
Luas total 2 restoran 456 m2

-Ruang pertemuan/serbaguna

Jenis Pemakai Kegiatan Kebutuhan Kapasitas Standard/ Dimensi

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
ruang ruang sumber
Ruang -Pengelola Rapat, 200 org 0,65m2/or 130 m2
pertemua -Pegawai pertemuan g
n/serbag -Manager antar klub
una -Atlit dan
-Wartawan organisasi,
-Staff konfrensi
ofisial pers, acara
formal
Ruang -Staff Menunggu 50 org 0,9m2/org 45 m2
Tunggu ofisial
/lobby -Wartawan
-Pengguna
gedung
Ruang Pegawai Pengelolaan 5 org 5m2/org 25 m2
pengelol bangunan,
a kegiatatan
administrasi
Ruang Alat-alat Pemyimpan 10 org 0,18m2/or 18 m2
peralatan an alat g

Ruang -offisial Rapat 40 org 0,65m2/or 26 m2


rapat -pengelola g
-organisasi
Dapur -Pelayan Menyiapkan 5m2/org 5 m2
-Pegawai makanan
Toilet - Buang air, Wastafel 0,9m2/uni 4,6 m2
Pengunjun membersihk t
g an wc Urinoir 0,72m2/un
-Pegawai it
-Pengelola Kakus 1,04m2/un
it

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Luas total ruang serbaguna 254 m2

-Pusat kebugaran

Jenis Pemakai Kegiatan Kebutuhan Kapasitas Standard/ Dimensi


ruang ruang sumber
Ruang - Menunggu 20 org 0,5m2/org 10 m2
penerima/ Pengunjun
lobby g
-Atlit
-Pegawai
Ruang - Berlatih 50 org 3,06m2/or 153 m2
latihan Pengunjun g
g
-Atlit
-Pegawai
-Instruktur
-
Reseptioni
s
Ruang - Berganti Locker pria 30 org @0,53m2 15,9 m2
ganti Pengunjun pakaian,
g mandi,meny Wastafel 0,9m2/uni 1,8 m2
-Pegawai imoan t
-Cleaning pakaian di Shower 10 org 1,26m2/or 12,6 m2
service loker g
Locker wanita 20 org @0,53m2 10,6 m2

Wastafel 0,9m2/uni 1,8 m2


t

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Shower 10 org 1,26m2/or 12,6 m2
g
Ruang Pegawai Mengurus 5 org 5m2/org 25 m2
pengelola pengelola administrasi
Ruang Instruktur Istirahat, 10 org 1,5m2/org 15 m2
instruktur persiapan,
ganti
pakaian
Ruang Alat-alat Memperbai 5 org 5m2/org 25 m2
reperasi ki alat-alat
dan fitness
peralatan
Toilet - Buang air, Westafel (2) 9,2 m2
Pengunjun membersihk Urinoir (2)
g an wc Kakus (2)
-Cleaning
service
-Pegawai
pengelola
Luas total pusat kebugaran 292,5 m2

-Retail shop (23 unit)

Jenis Pemakai Kegiatan Kebutuhan Kapasitas Standard/ Dimensi


ruang ruang sumber
Ruang Penyewa Berjualan @30m2 690 m2
display
Luas total 23unit retail shop 690 m2

-Snack corner (8 unit)

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Jenis Pemakai Kegiatan Kebutuhan Kapasitas Standard/ Dimensi
ruang ruang sumber
Ruang Penyewa Berjualan @50m2 400 m2
display
Luas total 8 unit souvenir shop
400 m2

-Ruang pengelola gedung

Jenis Pemakai Kegiatan Kebutuhan Kapasitas Standard/ Dimensi


ruang ruang sumber
Ruang -Staff Bekerja 20 org 5m2/org 100 m2
kerja ofisial
-Pegawai
Ruang Manager Manajemen 10 org 1,2m2/org 12 m2
manager maintenance
bangunan
Ruang Asistan Manajemen 5 org 1,2m2/org 6 m2
Ass manager maintenance
manager bangunan
Ruang Pegawai Bekerja 10 org 5- 50 m2
Karyawa 10m2/org
n
Ruang Pegawai Istirahat, Locker pria 12 org @0,53m2 63,6 m2
Ganti berganti
pakaian Lavatory 3m2/unit 6 m2

Locker wanita 8 org @0,53m2 42,4 m2

Lavatory 3m2/unit 6 m2

Ruang -Tamu Menunggu 10 org 0,5m2/org 5 m2

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
tunggu -Pegawai
Ruang Peralatan Tempat 9m2 9 m2
penyimpa penyimpana
nan n peralatan
Toilet - Buang air, Wastafel 9,2 m2
Pengunjun membersihk Urinoir
g an wc Kakus
-Cleaning
service
-Pegawai
pengelola
Luas total ruang pengelola gedung 309,2 m2

-Ruang pelayanan teknis

Jenis ruang Pemakai Kegiatan Kebutuhan Kapasitas Standard/ Dimensi


ruang sumber
Ruang -Teknisi Pemberian 12m2 12 m2
operator -Pegawai informasi
Ruang -Teknisi Pengoperasian 20m2 20 m2
PABX dan - dan reperasi
sound Operator alat
system
Ruang -Teknisi Pengawasan 20m2 20 m2
CCTV -
Operator
Pompa dan Teknisi Pengoperasian 20m2 20 m2
ground dan reperasi
reservoir alat
Tempat Pengumpulan 20m2 20 m2
pembuangan sampah dan

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
sampah pemindahan
sampah
Luas total ruang pelayanan teknis 92 m2
Table 4.2. program ruang

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
BAB V
PROGRAM DAN KONSEP
PERANCANGAN

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
BAB V
KONSEP
5.1 Konsep Perancangan Tapak
5.1.1 Zoning dan Tata Ruang Luar

Parkir khusus bus untuk supporter dan pengunjung. Sengaja


ditempatkan dekat pada sisi persimpangan site dan jalur
entrance sendiri untuk memudahkan pengontrolan keamanan.

Penyediaan open space atau plaza yang luas


sebagai tempat public karena bangunan ini sendiri
adalah bangunan yang bersifat bangunan public.
Open space ini juga berghuna sebagai tempat
Pemain, Offisial, dan wartawan diberi bermain bulutangkis bagi masyarakat sekitar
akses khsusus menuju langsung ke
ruang pemain dan arena pertandingan.
Hal ini ditujukan untuk memberikan
rasa nyaman, aman dan jaminan
keselamatan bagi para atlit.

Penempatan parkir
petugas keamanan
yang dekat dengan
parkir pemain untuk
keamanan pemain
tersebut

Zona khusus disediakan bagi


pejalan kaki dan dengan
enterance khusus. Hal ini Entrance untuk kendaraan bermotor
bertujuan untuk kemudahan di khususkan pada Jl. Flamboyan Penempatan Lapangan bulutangkis sebagai
akses bagi pejalan kaki selain focal point pada site yang berada di
untuk mengurangi kontak dengan pembagian jalur berdasarkan
persimpangan jalan.
langsung pejalan kaki dengan jenis kendaraan, roda dua dan roda
kendaraan bermotor. empat.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Gambar 5.1.1 Konsep Ruang luar
5.1.2. Konsep Pencapaian dan Sirkulasi
a. Sirkulasi Pejalan Kaki
1. Pejalan kaki turun dari kenderaan umum dan langsung menuju ke area
plaza bebas kendaraan.
2. Pejalan kaki yang datang dari seberang jalan dapat menggunakan
skybridge untuk menyeberang dan dapat langsung menuju ke lantai dua
bangunan stadion melalui plasa
Setelah pertandingan usai dan saatnya untuk meninggalkan area
pertandingan jalur masuk kembali dapat digunakan untuk jalur keluar orang.
Dengan demikian sirkulasi pejalan kaki/penonton lain tidak membingungkan
pemakai.

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Gambar 5.2 Sirkulasi Pejalan kaki
b. Sirkulasi Kendaraan Pemain, Offisial Tim dan Wartawan
1. Kendaraan (mis: bus pemain) masuk melalui entrance khusus yang
bedekatan langsung dengan parkir polisi untuk memudahkan penjagaan
keamanan.
2. Parkir khusus wartawan dan pengelola.
3. Untuk jalur keluar dapat melalui jalur masuk.

Gbr. 5.3. Sirkulasi Kendaraan Pemain, Offisial Tim dan Wartawan


Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
c. Sirkuasi Kendaraan Bermotor
1. Kendaraan bermotor : Mobil masuk dari sisi jalan Ngumban Surbakti
dan flamboyan sedangkan sepeda motor melalui jalan flamboyan saja.
2. Untuk parkir yang terdapat disamping bangunan dengan sirkulasi dua
arah dan dua sisi parkir, kiri dan kanan.
3. Untuk keluar dari area parkir di sediakan jalur keluar melalui jalan
Ngumban Surbakti dan jalan Flamboyan bagi mobil dan bagi sepeda
motor keluar melalui jl. Flamboyan.
4. Parkir vip berada di dalam bangunan
5. Parkir bagi para penghuni asrama diletakkan di depan bangunan asrama
tersebut.yang masuk melalui jalan flamboyan

Gbr. 5.4. Sirkulasi Kendaraan Bermotor


Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
]

5.1.3. Konsep Parkir

Parkir tersedia di
dalam dan luar
bangunan, masing-
masing memiliki
fungsi tersendiri dan
kedudukan antara
parkir sepeda motor
dan mobil terpisah

Parkir Basemen khusus


Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
kendaraan
roda empat
Gbr. 5.5. konsep parkir
5.2 Konsep Perancangan Bangunan
5.2.1 Zoning Ruang Dalam

Entrance

Entrance
Lapangan Fasilitas
Badminton Penyelenggara
Pertandingan
Ruang
Pertemuan

Ruang pengelola

Entrance

Gambar 5.6 Konsep Zoning Ruang lantai 1 bangunan Badminton Training centre

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Lantai
Mezzanine

Lantai
Mezzanine

Tribun Penonton VIP

Tribun Tribun
Penonton Penonton
Fitnes
Centre
Tribun Penonton VIP

Gambar 5.7 Konsep Zoning Ruang lantai 2 bangunan Badminton Training centre

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Tribun
Penonton

Ruang
Khusus Tribun Penonton
wartawan

Restoran

Tribun
Penonton

Gambar 5.8 Konsep Zoning Ruang lantai 3 bangunan Badminton Training centre

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
5.3 Konsep Massa Bangunan
Konsep bentukan massa sengaja dibuat hampir menyerupai bentukan site
dimana site hampir menyerupai bentuk segitiga. Hal ini bertujuan agar bangunan
dapat sesuai dengan konteks site. Sehingga terdapat pemanfaatan site yang efisien.
Massa bangunan dibuat agak jauh dari jalan agar bangunan ini yang merupakan
bangunan yang cukup monumental dapat dinikmati secara keseluruhan oleh orang
yang berada di jalan. Bangunan juga menyediakan open space yang berupa lapangan
badminton yang digunakan oleh masyarakat umum mengingat bangunan ini adalah
bangunan public.

Gambar 5.9 Konsep Massa

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
5.4 Konsep Perancangan Utilitas
5.4.1. Sistem Penyediaan Air Bersih

PDAM ROOF TANK

LT 4 Hydrant P. Kebakaran Toilet

LT 3 Hydrant P. Kebakaran Toilet

Ground LT 2 Hydrant P. Kebakaran Toilet


Water POMPA
LT 1 Hydrant P. Kebakaran Toilet

Gambar 5.10. Skema Perancangan Utilitas LT B Hydrant P. Kebakaran Toilet

5.4.2. Sistem Pengelolaan Limbah


Sistem Kerja

AIR LIMBAH CLOSED PIPA HORIZONTAL 2 % (1 cm tiap jarak)

PIPA VERTIKAL DI TIAP SHAFT


PROSES

SEPTICTANK

Limbah Organik Manusia


LIMBAH PADAT WASTE PROCESSING PLANT RIOL KOTA

Limbah Cair
LIMBAH CAIR RIOL KOTA

Limbah Restoran
LIMBAH ORGANIK DISPOSAL TPS TPA

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Gambar 5.11. Skema Sistem Pengelolaan Limbah
Sistem Penanggulangan Kebakaran

API HEAD DETECTOR


SPRINKLER
ASAP SMOKE DETECTOR

Gambar 5.12. Skema Sistem Penanggulangan Kebakaran

5.4.3. Sistem Pendingin Ruangan

Gambar 5.13. Skema Sistem Pendingin Ruangan


5.4.4. Sistem Elektrikal
Lantai 4

PLN METERAN
Lantai 3

SENSOR PANEL UTAMA


Lantai 2
GENSET
PANEL DISTRIBUSI
Lantai 1

UNIT BEDAH LISTRIK


Basement
Gambar 5.14. Skema Sistem Elektrikal

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
HASIL PERANCANGAN

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
BAB VI
HASIL PERANCANGAN

Hasil perancangan berupa gambar-gambar dan foto-foto maket :


6.1. Hasil Perancangan Gambar
Site Plan
Ground Plan
Denah Lt. 1 Badminton Training Centre
Denah Lt. 2 Badminton Training Centre
Denah Lt. 3 Badminton Training Centre
Denag Lt 1 Asrama Mahasiswa
Denah Lt 2 Asrama Mahasiswa
Denah Lt 3 Asrama Mahasiswa
Denah Lt 4 Asrama Mahasiswa
Denah Lt. Basement
Denah Mezzanine
Tampak Depan dan Tampak Samping Kanan
Tampak Belakang dan Tampak Samping Kiri
Potongan A-A dan Potongan B-B
Rencana Pembalokan LT. 1
Rencana Pembalokan LT. 2
Rencana Pembalokan LT. 3
Rencana Pondasi
Rencana Atap
Rencana Utilitas

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA

Ching, Francis D.K. 1991. Arsitektur, Bentuk, Ruang dan susunannya.


De Chiara, Joseph de, Crosbie, 2001, Micahel J. Time Saver Standards for
Building Types. New York: Mc. Graw Hill Book Company.
John, Gerain dan Campbell Kit, (1996), Handbook of Sports and
Recreational Building Design, Architectural Press, Sports Council,
Wallington, Surrey.
Neufert, Ernst. 1993. Data Arsitek I. Jakarta: Erlangga.
Neufert, Ernst.1993. Data Arsitek II. Jakarta: Erlangga.
White Edward. T. 1992. Buku Sumber Konsep, Terjemahan Intermata,
Bandung.
Poerbo Hartono, 1995. Utilitas Bangunan, Jakarta: Erlangga.
DEPDIKBUD, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta.
Mega, Indra; 2000. Kamus Bahasa Inggris Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta.
Badan Pusat Statistik Medan (2006) Medan Dalam Angka
Pedoman Praktis Bermain Bulutangkis
www.pbdjarum.com
www.wikipedia.com
www.leebadmintontrainingcentre.com
www.pbjayaraya.com
www.pbpbsi.com

Helmy Fuad : Badminton Training Centre (High Tech), 2009.


USU Repository 2009

Anda mungkin juga menyukai