Anda di halaman 1dari 5

NASKAH ROLE-PLAY

PENGARUH PEMBERIAN PREMEDIKASI TRAMADOL


TERHADAP DURASI AMBANG NYERI SETELAH
PENCABUTAN

Diperankan Oleh: Kelompok 3

Ratih Nur Ainin sebagai pasien


Siti Aisyah sebagai teman Ratih
Maftukhatun Nimah sebagai teman Ratih
Kartika Arin Andini sebagai perawat
Dina Ayu Mentari sebagai dokter
Atik Nayla Haqqi S. sebagai Budhe
Deni Rifais sebagai Pakdhe
Aullia Niken W. sebagai moderator
Kunita Wuragil sebagai pegawai administrasi rumah sakit
Yohana Esti sebagai narrator

Sepulang dari kampus, Ratih bersama kedua temannya, Aisyah dan Nimah berencana
untuk makan siang bersama. Sepanjang perjalanan menuju tempat makan mereka saling
berbincang-bincang.

Aisyah : Kita mau makan apa ya, teman-teman?


Nimah : Hmm, ayam goreng aja yuk! (bersemangat)
(Ratih hanya diam dan sama sekali tidak memperhatikan percakapan kedua
temannya, wajahnya menunduk, kedua tangannya memegangi pipi kirinya, menahan sakit.)
Aisyah : Oke, ke rumah makan seberang saja ya. Menurut kalian bagaimana?
Nimah : Gimana, Tih? (memperhatikan Ratih yang dari tadi hanya diam) Kamu
kenapa, Tih? Kok diam terus?
Aisyah : Iya, kamu kenapa, Tih?
Ratih : Gigiku sakit, teman-teman. Gigiku berlubang, aku sudah tidak kuat.
(Sambil terus memegangi pipi kirinya)
Nimah : Wah, kamu sudah periksa ke dokter belum?
Ratih : Belum.
Aisyah : Ya sudah kita antar ke dokter sekarang saja yuk! Makan barengnya bisa
ditunda dulu tidak apa-apa. Biar sakit gigimu tidak tambah parah, Tih.
Ratih : Tapi aku takut ke dokter, pasti nanti tambah sakit.
Nimah : Tidak apa-apa, Tih. Jangan takut, kalau tidak segera ditangani nanti bisa
tambah parah.
Ratih : (Berpikir sejenak) Antar aku pulang saja, teman-teman. Nanti biar Pakdhe
dan Budhe yang mengantarku ke dokter.
Aisyah : Oh ya sudah, yuk!
Ketiganya berjalan menuju rumah Pak Dhe Ratih yang tidak jauh dari kampus. Kedua
teman Ratih pun menjelaskan apa yang sedang terjadi pada Ratih dan menganjurkan Ratih
untuk dibawa ke dokter gigi. Akhirnya, Ratih pun diantar Pakdhe dan Budhenya ke rumah
sakit.

Setelah melakukan registrasi, Ratih pun dipersilakan masuk ke ruang Anggrek No. 3
Rumah Sakit Tembalang. Maka, salah seorang Perawat bernama Arin ditugaskan untuk
melakukan pengkajian terhadap Ratih.
Perawat Arin : (Ya Allah, semoga saya dalam melakukan pengkajian dan Perawat Arinan
pada Ratih ini dapat berjalan dengan lancar). Assalamualaikum.
Semua : Waalaikumsalam.
Perawat Arin : Selamat siang, Mbak. Apa benar dengan Mbak Ratih?
Ratih : (Hanya mengangguk)
Pakdhe : Iya suster, ini Ratih, keponakan saya.
Perawat Arin : Ya, baik, sebelumnya perkenalkan, saya Perawat Arin yang akan bertugas di
ruangan ini. Nah, saat ini saya akan melakukan pengkajian terhadap Mbak
Ratih yang bertujuan untuk pengumpulan data-data guna menetapkan
tindakan yang cocok untuk Mbak Ratih. Apakah Mbak ratih bersedia?
Ratih : Tidak lama kan, Suster?
Perawat Arin : Tidak kok, Mbak, sekitar 15 menit, Pakdhe dan Budhe juga bisa membantu
memberikan keterangan, apakah Mbak Ratih keberatan?
Ratih : Tidak, Sus.
Perawat Arin : Baik, bisa kita mulai ya. Bisa Mbak sebutkan tempat, tanggal lahir Mbak
Ratih?
Ratih : Surabaya, 21 April 1996, Sus.
Perawat Arin : Mbak Ratih sekarang tinggal di mana?
Budhe : Ratih tinggal dengan kami, Sus di Jln. Sirojudin RT. 06/09.
Perawat Arin : Apakah Mbak Ratih ini sudah bekerja?
Pakdhe : Kebetulan belum, Sus. Ratih ini masih kuliah.
Perawat Arin : Oh begitu, sekarang apa yang sedang mbak Ratih rasakan?
Budhe : Ayo, Tih! Ceritakan apa yang kamu rasakan supaya susternya tahu.
Ratih : Gigi saya nyeri sus. Kepala saya seperti muter-muter gak karuan, badan
saya juga rasanya panas.
Perawat Arin : Nyerinya itu seperti apa Mbak Ratih?
Ratih : Senut-senut, Sus. Terutama di geraham kanan atas, sepertinya gigi saya
berlubang.
Perawat Arin : Coba saya cek, kondisi giginya ya Mbak, maaf bisa buka mulutnya?
(Perawat mengamati posisi lubang pada gigi klien dengan menggunaka
penlight, dan mendokumentasikan letak lubang pada gigi) Sejak kapan Mbak
Ratih mulai merasakan nyeri ini?
Ratih : Sebanarnya sudah lama, Sus. Tapi kadang hilang kadang nyeri lagi dan ini
sudah sejak tadi pagi sampai sekarang tidak reda-reda malah tambah nyeri,
Sus.
Perawat Arin : Biasanya nyerinya muncul waktu Mbak Ratih melakukan apa?
Ratih : Saat makan makanan yang agak keras, minum dingin, dan kadang waktu
sikat gigi juga nyeri.
Perawat Arin : Kalau saya tekan di sini, apa mbak merasa sakit?
Ratih : Awwww Sakit suster.
Perawat Arin : Kalau saya memberikan skala 0 sampai 10, skala 0 itu untuk tidak nyeri
sama sekali skala 10 untuk nyeri maksimal, nah nyeri Mbak Ratih itu ada di
skala berapa?
Ratih : Tujuh, Sus.
Perawat Arin : Wah berarti sakit sekali ya, bentar ya Mbak, sebentar lagi selesai. Kalau
pusingnya bagaimana, Mbak Ratih? Pasti muncul waktu nyeri gigi juga?
Ratih : (Menganggukkan kepala) Rasanya gliyengan.
Perawat Arin : Pusingnya di sebelah mana?
Ratih : Di sini, Sus. (Memegang kepala bagian frontalis)
Perawat Arin : Baiklah, saya akan ukur suhu tubuh. Tolong angkat ketiak Mbak, ya!
(Perawat Arin memasukan termometer). Coba kita tunggu beberapa menit.
Setelah dilakukan pemeriksaan Suhu dan skala nyeri, Perawat Arin memberitahukan
kepada Ratih dan mencatat hasil pengukurannya. Tidak lama kemudian dokter datang ke
ruang pemeriksaan untuk melihat kondisi Ratih.
Dokter Dina: Selamat siang?
Semua : Siang, Dokter!
Dokter Dina : Bagaimana hasil pemeriksaannya, Perawat Arin?
Perawat Arin : Ini, Dok, suhu tubuh Mbak Ratih mencapai 39oC, sedangkan nyerinya pada
skala tujuh.
Dokter Dina : Oh, Mbak Ratih boleh saya buka mulutnya? Saya akan memeriksa kondisi
gigi Mbak Ratih.
(Ratih kemudian membuka mulut perlahan)
Dokter Dina : (Selesai memeriksa) Sebentar ya Mbak Ratih, saya dan perawat Arin akan
berdiskusi dulu untuk memberikan penanganan yang tepat bagi Mbak Ratih.
Perawat Arin : Kami permisi sebentar ya Mbak Ratih, nanti saya akan kembali 5 menit
lagi Mbak Ratih sekarang bisa ambil napas dalam seperti ini (perawat
memberikan contoh) dan diulang lagi untuk mengurangi rasa nyeri Mbak saat
ini. Assalamualaikum...
Semua : Waalaikumsalam...
(Perawat dan Dokter pun keluar ruangan)
Perawat Arin menjelaskan hasil pengkajiannya kepada Dokter Dina, selanjutnya
Dokter Dina memutuskan untuk mencabut gigi Ratih dengan berbagai pertimbangan karena
lubang gigi yang sudah terlalu parah. Kemudian, Dokter menginstruksikan perawat untuk
memberikan obat analgesik tramadol dengan dosis 400 mg secara oral pada waktu sejam
sebelum dilakukan pencabutan gigi. Perawat Arin pun mempersiapkan alat dan mengecek
jenis, dosis dan tanggal kadaluarsa obat yang masih berada di almari obat dan mengambilnya
lalu kembali menemui Ratih melakukan untuk melakukan tindakan.
Perawat Arin : Assalamualaikum.
Semua : Waalaikumsalam....
Perawat Arin : Maaf Mbak, jika menunggu lama. Saya sudah mendapatkan hasil keputusan
dari dokter. Jadi, nanti gigi Mbak Ratih akan dicabut namun sebelum hal itu
dilakukan, Mbak akan diberi obat analgesik untuk meredakan nyeri sebelum
dan sesudah pencabutan gigi. Nanti, sekitar 1 jam lagi, dokter akan datang
untuk melakukan pencabutan gigi. Sebelumnya, apa Mbak Ratih memiliki
alergi?
Ratih : Tidak ada suster.
Perawat Arin : Baik, sesuai instruksi dokter saya akan memberikan obat analgesik tramadol
jadi, obat ini berfungsi untuk meredakan nyeri sebelum dan sesudah
pencabutan gigi nanti. (Sambil menjelaskan fungsi dan efek samping obat,
perawat mengecek obat yang akan diberikan kepada Ratih) Setelah minum
obat tersebut Mbak mungkin akan merasakan mual, muntah, pusing dan mulu
kering tapi jangan khawatir ya Mbak nanti efek samping tersebut berangsur
akan hilang. (Perawat memasukkan analgesik tramadol ke dalam mulut
pasien setelah sebelumnya memastikan obat, dan dosis yang benar kemudian
memastikan bahwa obat terminum oleh pasien dengan baik)
Narator : Perawat Arin memberikan obat secara oral kepada Ratih dengan
memperhatikan 6 prinsip tepat yaitu tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat
rute pemberian, tepat waktu pemberian dan tepat dalam dokumentasi.
Perawat Arin : Mbak Ratih sabar dulu, nanti saya akan kembali bersama dokter untuk
melakukan pencabutan gigi. Assalamualaikum.
Semua : Waalaikumussalam, terima kasih suster.
Satu jam kemudian, Perawat Arin dan dokter datang untuk melakukan pencabutan
gigi pada Ratih.
Perawat Arin : Selamat sore Mbak Ratih, bagaimana keadaan mbak ratih? Apakah masih
merasakan nyeri yang seperti tadi?
Ratih : Alhamdulillah suster, nyerinya sudah mulai reda, tapi tadi sedikit mual.
Perawat Arin : Alhamdulillah, tidak apa-apa. Baiklah, di sini ada dokter Dina yang akan
mencabut gigi Mbak Ratih. Mbak Ratih rileks ya! (menenangkan pasien)
Narator : Sebelumnya Ratih diberi anastesi lokal secara injeksi oleh Dokter Dina,
kemudian dilakukan pencabutan gigi dan setelah selesai dokter meninggalkan
Ratih)
Perawat Arin : Bagaimana Mbak Ratih rasanya setelah giginya dicabut?
Ratih : Masih sakit sus, tapi alhamdulilah rasa nyerinya sudah sedikit hilang.
Perawat Arin : Alhamdulilah kalau seperti itu mbak, sekarang Mbak Ratih sudah diizinkan
untuk pulang, jaga kesehatan gigi ya Mbak biar giginya tidak berlubang lagi.
Semoga lekas sembuh Mbak Ratih.
Pakdhe, Budhe dan Ratih : Terima kasih ya suster.
Perawat Arin : Sama-sama Bapak, Ibu, Ratih.

Anda mungkin juga menyukai